Anda di halaman 1dari 6

BAB III

3.1 Formulasi
3.1.1 Formulasi Standar ( FORNAS HAL 100)
Tiap tablet mengandung :
Dextromethorfan HBr 15 mg
Zat tambahan yang cocok q.s

3.1.2 Formulasi Rancangan


Tiap tablet mengandung :
Dextromethorfan HBr 15 mg
Manitol 10-90 %
Mg Stearat 1%
CMC-Na 2%
Laktosa q.s
3.2 Alasan Pemilihan Bahan
Bahan Alasan Pemilihan Bahan
Dextromethorfan HBr Sebagai ( zat aktif ) yang berfungsi mengobati batuk langsung
pada pusat batuk
Manitol
Mg Stearat Sebagai ( Lubrikan ) yang berfungsi dapat meningkatkan aliran
bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah melekatnya beban
pada punch dan die serat membuat tablet menjadi bagus dan
berkilat
CMC-Na Sebagai ( Pengikat ) yang berfungsi mengikat bubuk dan
menyebabkan terbentuknya granul
Laktosa Sebagai ( Pemanis )

3.3 Perhitungan Bahan


a. Fase dalam
Dextromethorfan HBr 15 mg
10
Manitol = ×15=1,5 g
100
2
CMC-Na = x 15=0,3 g
100
Laktosa = 500 mg – (0,015+1,5+0,3)
= 500 mg – 1,815
=498,185 mg

b. Fase luar
10
Mg Stearat = ×15=0,15 g
100
c. Penimbangan bahan
Dextromethorfan HBr = 15 mg x 10 tab =150 g
Manitol = 1,5 x 10 tab = 15 g
Mg Stearat = 0,15 x 10 tab = 1,5 g
CMC-Na = 0,3 x 10 tab = 3 g
Air CMC-Na = 10 x 3 = 30 ml
Laktosa = 498,185 x 10 tab = 49,8185 mg
3.4 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mortir dan Stamper Dextromethorfan HBr
Batang pengaduk Manitol
Beaker glass Mg Stearat
Gelas ukur CMC-Na
Centong Laktosa
Loyang
Oven
Thermometer
Corong
Jangka sorong
Alat pencetak

3.5 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang Dextromerthropan 150 g, masukkan kedalam mortir
3. Ditimbang Manitol 15 g masukkan kedalam mortir, gerus ad homogen. sisihkan
4. Ditimbang CMC-Na 3 g masukkan kedalam mortir, tambahkan air panas 30 ml gerus
ad membentuk mucilage
5. Masukkan Laktosa dan DMP kedalam mucilago, untuk membentuk granulsi basah
6. Dilakukan pengayakan dengan ayakan 6-12 mess untuk membentuk granul
7. Setelah granul terbentuk, dilakukan dilakukan pengeringan granul dengan oven pada
suhu 50-60% selama 1-2 jam yang bertujuan untuk mengurangi kelembaban granul
tapi tetap mempertahankan kadar air, sehingga CMC-Na yang telah mengembang
menjadi mucilago dapat menyusut dan meningkat partikel bahan obat dengan
maksimal.
8. Setelah kering granul diayak dengan ayakan 14-20 mess
9. Ditimbang granul kering yang diperoleh
10. Ditimbang Mg. Stearat 1,5 g
11. Dilakukan pencampuran Mg. Stearat dan dengan granul kering
12. Setelah homogen dilakukan pengempaan dengan single punch
13. Tablet yang dihasilkan dikemas dengan wadah yang sesuai
3.6 Evaluasi Sediaan
a. Homogenitas
Dapat dilihat dari pencampuran bahan yang homogeny dan merata.
b. Waktu alir
1. Ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam
corong dengan ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup.
2. Kemudian buka penutup corong bagian bawah bersamaan dengan dimulainya
stopwatch.
3. Catat waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut
dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika
waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 18 detik untuk 100
gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar
dari 100 gram/detik.
4. Setelah granul berhenti mengalir, ukur ketinggian dan diameter dari aliran
granul yang terbentuk untuk mengukur sudut diam pada granuk tersebut.

c. Sudut diam
Metode Sudut diam (pengukuran sudut diam)

1. Timbang bahan 100 gram, masukkan secara perlahan-lahan lewat


lubang bagian atas, sementara bagian bawah ditutup.
2. Buka penutupnya dan biarkan bahan keluar.
3. Ukur tinggi dan diameter kerucut yang terbentuk.
4. Hitung sudut diam bahan yang dievaluasi.
5. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali, hitung berapa puratanya.
Sudut diam dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang terbentuk
(h cm) di atas alas dengan diameter tertentu (d cm). Besar sudut diam dapat
dihitung sebagai berikut

            tan α = h/D (jari-jari kerucut)


Keterangan:    α = sudut diam
                        h = tinggi kerucut tumpukan serbuk
                        D = diameter tumpukan serbuk
d. Kompresibilitas
Memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat,
kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume.Selanjutnya
dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683)
Kompresibilitas =  x 100 %
Vo = Volume awal granul
Vi = Volume granul setelah diketukkan

Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)

% Kompressibilitas Daya Alir


5-15 Baik sekali

12-16 Baik

18-21 Sedang- dapat lewat

23-35 buruk

33-38 sangat buruk

>40 sangat buruk sekali

1.1.1 Evaluasi Tablet


a. Keseragaman bobot

1.    Diambil sebanyak 20 tablet

2.    Kemudian ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata – ratanya.

3.    Selanjutnya dihitung persentase tablet dengan syarat tidak boleh lebih dari
dua tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% bobot rata – ratanya dan
tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% bobot rata –
ratanya.

b. Keseragaman ukuran
1.    Diambil 10 tablet secara acak, lalu diukur tebalnya satu per satu dengan
menggunakan jangka sorong.

2.    Kemudian hitung rata – ratanya, kecuali dinyatakan lain garis tengah
tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.

c. Waktu hancur
Prosedur kerja uji waktu hancur (Indonesia, 1976:6)
1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu
masukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air
bersuhu 370 ± 20C sebagai media kecuali dinyatakan lain dalam monografi.
2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat
d. Kerapuhan
Prosedur kerja uji kerapuhan :
1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil
2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo
3. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit
dengan kecepatan 25 rpm
4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil
5. Ditimbang bobot tablet = Wf
6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus :
W 0−Wf
F= x 100%
W0

Ket :
F = indeks kerapuhan
Wo= bobot awal
Wf= bobot akhir
e. Kekerasan

1.    Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet yang diambil secara acak

2.     Pengujian dilakukan dengan cara, sebuah tablet diletakkan di antara ruang
penjepit. Kemudian di jepit dengan memutar alat penekan, sehingga tablet
kokoh ditempatnya dan petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran
padasebuah sekrup.

3.    Tablet akan pecah dan dibaca penunjuk skala pada alat yang disebut
Hardness Tester.

Anda mungkin juga menyukai