04-Pedoman Penataan Kepala Sekolah Revisi RedTop.2382019 PDF
04-Pedoman Penataan Kepala Sekolah Revisi RedTop.2382019 PDF
Tenaga kependidikan, yang terdiri dari pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga
laboratorium sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, dan tenaga administrasi
sekolah, merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena
itu tenaga kependidikan harus terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas di
setiap satuan pendidikan di Indonesia.
A. Latar Belakang
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Ujung tombak untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional adalah guru dan tenaga kependidikan.
Sebagai tenaga kependidikan, kepala sekolah bertugas mewujudkan tujuan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Pasal 54 ayat 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menjelaskan bahwa beban
kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas
manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan
tenaga kependidikan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
menjelaskan bahwa pengembangan karier kepala sekolah merupakan tanggung
jawab Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) melalui manajemen pengembangan
karier dalam rangka penyesuaian kebutuhan organisasi, kompetensi dan pola
karier PNS.
Manajemen karier PNS meliputi pengembangan karier, pengembangan
kompetensi, pola karier, mutasi, dan promosi yang harus dilakukan dengan
prinsip merit system. Merit system merupakan kebijakan dan manajemen ASN
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
tanpa membedakan faktor politik, ras, agama, asal-usul, jenis kelamin, kondisi
kecacatan, dan kebutuhan instansi pemerintah.
Pemenuhan kebutuhan kepala sekolah untuk saat ini dan periode tertentu ke
depan memerlukan perencanaan yang sangat baik dengan mempertimbangkan
berbagai aspek. Perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan tidak hanya
berkaitan dengan kuantitas, tetapi juga terkait dengan kualitas kepala sekolah
yang dibutuhkan. Hasil analisis kebutuhan dan beban kerja memegang peranan
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga
Kependidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pedoman penataan kepala sekolah mencakup: (1) Substansi
penataan kepala sekolah meliputi: pengertian, tujuan, rasional, prinsip,
manfaat,dan ruang lingkup penataan; (2) Mekanisme penataan kepala sekolah
meliputi: prosedur penataan dan pelaksanaan penataan meliputi: rekrutmen,
pengangkatan, penempatan, karir, promosi, penataan dan pemberhentian; (3)
Organisasi pelaksana penataan kepala sekolah meliputi: wewenang
Kemendikbud, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota; (4) Penjaminan mutu penataan kepala sekolah meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, dan pendampingan.
A. Pengertian
1. Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan
mengelola TK/TKLB atau bentuk lain yang sederajat, SD/SDLB atau
bentuk lain yang sederajat, SMP/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat,
SMA/SMK/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, atau Sekolah
Indonesia di Luar Negeri (SILN).
2. Formasi kepala sekolah adalah jumlah dan susunan jabatan dan/atau
pangkat kepala sekolah yang diperlukan dalam suatu lembaga/instansi
untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
3. Penataan PNS berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 37 tahun 2011
tentang Pedoman Penataan Pegawai Negeri Sipil adalah suatu proses
yang sistematis dan berkelanjutan untuk memperoleh kuantitas, kualitas,
komposisi dan distribusi/sebarannya pegawai yang tepat sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
4. Penataan kepala sekolah merupakan proses rekrutmen, pengangkatan,
penempatan, karir, promosi, pemindahan, dan pemberhentian kepala
sekolah atas dasar kepentingan dinas atau atas dasar permohonan sendiri.
B. Tujuan
Penataan kepala sekolah bertujuan sebagai berikut.
1. Pola karier kepala sekolah tertata dengan baik sehingga menjadi motivasi
bagi para sekolah untuk bekerja lebih baik lagi.
2. Pengangkatan sesuai dengan regulasi yang ada sehingga didapatkan
kepala sekolah yang memiliki kompetensi.
3. Penugasan dan pemindahan kepala sekolah sesuai dengan mekanisme
yang telah ditentukan oleh pemerintah.
4. Penugasan dan pemindahan kepala sekolah dapat dikendalikan oleh
Pemerintah dalam hal ini oleh Kemendikbud.
5. Kepala sekolah yang memiliki kompetensi dan kinerja baik dapat
dipromosikan menjadi pengawas sekolah atau dinaikkan pangkat dan
jabatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
D. Prinsip
E. Manfaat
Penataan kepala sekolah bermanfaat bagi:
a. Pemerintah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat melakukan pengendalian,
pendampingan, dan rekomendasi penataan kepala sekolah lintas daerah
provinsi pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan khusus.
b. Pemerintah Daerah
1) Pemerintah provinsi melalui dinas pendidikan memperoleh
pemenuhan kebutuhan kepala sekolah yang kompeten sesuai dengan
kriteria dan persyaratan pada jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan khusus;
2) Pemerintah kabupaten/kota melalui dinas pendidikan kabupaten/
kota memperoleh pemenuhan kebutuhan kepala sekolah yang
kompeten sesuai dengan kriteria dan persyaratan pada jenjang
pendidikan dasar.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penataan kepala sekolah meliputi: rekrutmen, pengangkatan,
penempatan, karir, promosi, pemindahan, dan pemberhentian kepala sekolah.
A. Alur Penataan
Lulus Diklat
CKS
Calon KS
Calon KS yang
Sudah Memiliki
STTPP
B. Pelaksanaan
1. Rekrutmen/Penyiapan
pengumuman Pengumuman
kebutuhan kepada guru
guru
membuat surat memberikan
lamaran rekomendasi
melengkapi
persyaratan dan
rekomendasi
menerima membuat
usulan
pendistribusian
nstrumen instrumen
instrumen AKPK
kepada dengan
calon peserta
seleksi
administrasi
1) Pengumuman BCKS
Pengumuman formasi Kepala Sekolah dilakukan oleh Dinas
Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, atau penyelenggara satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pengumuman
formasi Kepala Sekolah sekurangnya berisi tentang jumlah formasi,
syarat-syarat administratif dan syarat tambahan, batas waktu
pengumpulan persyaratan; dan prosedur pendaftaran.
2) Identifikasi BCKS
Identifikasi bagi BCKS dilakukan dengan memperhatikan
persyaratan yang telah ditentukan
3) Penyiapan berkas BCKS
Berkas usulan BCKS disiapkan oleh Guru yang mendaftar sebagai
BCKS sesuai dengan ketentuan.
b. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi dilakukan melalui penilaian kelengkapan
administrasi/dokumen guru sebagai BCKS, sebagai bukti bahwa BCKS
bersangkutan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Seleksi administrasi dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/
Kabupaten/Kota bagi guru yang berasal dari sekolah negeri, sedangkan
untuk guru dari sekolah swasta dilakukan oleh penyelenggara
pendidikan yang didirikan oleh masyarakat dan hasilnya Ed dilaporkan
kepada Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota
d. Pelaksanaan Diklat
Diklat CKS dikemas dalam tiga tahap dengan model "ln-Service
Learning 1 (In-1) —On-the-Job Learning (OJL) — In-Service Learning 2
(In-2). In-1 adalah pembelajaran melalui kegiatan tatap muka. On-the-
Job Learning adalah pembelajaran di lapangan dalam situasi pekerjaan
yang nyata. Sedangkan In-2 adalah kegiatan tatap muka untuk
mempresentasikan dan merefleksikan hasil OJL. Model ini dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara aspek
pengetahuan dan pengalaman empirik sesuai dengan karakteristik
peserta diklat sebagai pembelajaran orang dewasa.
Kegiatan In-1 berupa tatap muka antara peserta diklat dengan
pengajar. Kegiatan ini diselenggarakan dalam durasi minimal 70 (tujuh
puluh) jam pelajaran @ 45 menit. Materi diklat mencakup materi
Telaah
Laporan Ke
Hasil AKPK
Disdik/Yayasan/
Individu
Kemenag
On The Job
Penyusunan
Learning
Strategi
Pembelajaran dan
RTL
In Service
Learning-2
2. Pengangkatan
Sesuai dengan Bab IV Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah, pengangkatan kepala sekolah dilaksanakan bagi calon kepala
sekolah yang telah memiliki Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
Calon Kepala Sekolah. Selanjutnya pada ayat (2) diatur bahwa proses
pengangkatan calon kepala sekolah menjadi kepala sekolah dilaksanakan
oleh pejabat pembina kepegawaian atau pimpinan penyelenggara
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan
kewenangannya setelah mendapat rekomendasi dari Tim Pertimbangan
Pengangkatan (TPP) Kepala Sekolah.
Pedoman Penataan Kepala Sekolah 21
Rekomendasi dari TPP diterbitkan setelah proses pertimbangan
pengangkatan kepala sekolah dilaksanakan. Proses pertimbangan
pengangkatan kepala sekolah harus dilaksanakan dengan baik dan benar.
Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dan yayasan harus mengikuti
beberapa langkah berikut.
a. Pembentukan Tim Pertimbangan Pengangkatan (TPP)
Sesuai dengan Bab IV pasal 10, ayat (3) dan (4) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah, pembentukan TPP bagi:
1) sekolah negeri ditetapkan oleh pejabat pembina kepegawaian.
2) sekolah swasta ditetapkan oleh pimpinan yayasan.
b. Keanggotaan Tim Pertimbangan Pengangkatan (TPP)
TPP bagi sekolah negeri terdiri atas unsur:
1) Sekretariat daerah sebagai ketua merangkap anggota
2) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sebagai sekretaris
3) Dewan pendidikan sebagai anggota.
4) Pengawas sekolah sebagai anggota
5) TPP bagi sekolah swasta yaitu majelis pertimbangan yayasan
c. Tugas Tim Pertimbangan Pengangkatan (TPP)
TPP bagi sekolah negeri melakukan koordinasi dan menyiapkan segala
sesuatu sesuai dengan petunjuk teknis. Koordinasi tersebut untuk
melakukan persiapan, melaksanakan pertimbangan pengangkatan
bagi calon kepala sekolah yang sudah memiliki STTPP calon kepala
sekolah dan memberikan rekomendasi.
Tugas TPP sebagai berikut.
1) Menyiapkan instrumen pertimbangan pengangkatan kepala
sekolah sejumlah anggota TPP.
2) Menyelenggarakan rapat persiapan.
3) Mengidentifikasi calon kepala sekolah yang memiliki STTPP calon
kepala sekolah atau guru yang pernah menjadi kepala sekolah dan
memiliki STTPP penguatan.
4) Mengidentifikasi satuan pendidikan yang dituju.
5) Menyiapkan dan mengedarkan surat pemberitahuan kepada para
calon kepala sekolah yang akan diikutsertakan dalam
pertimbangan pengangkatan. Para calon kepela sekolah harus
menyerahkan berkas-berkas yang dibutuhkan meliputi: (1) foto
kopi STTPP calon kepala sekolah, (2) Daftar Riwayat Hidup (DRH);
PERSIAPAN PELAKSANAAN
PERTIMBANGAN PENGANGKATAN
KS OLEH TPP
DITERIMA
Hasil penilaian kinerja paling rendah “baik”dapat dilanjutkan penugasannya sebagai kepala sekolah
Kemendikbud
Melakukan
BKN Pemetaan/ Kemedagri
Pemerataan dan
Pemindahan KS
Gubernur /Dinas
Pendidikan
Provinsi/Kab/Kota
Gubernur
Dinas Pendidikan
Provinsi Melakukan
BKD Prov
Pemetaan/Pemerataan
Pemindahan
SMA/SMK/SLB
Bupati/
Walikota
TK/SD/SMP
Hasil Seleksi
Khusus
Mulai
Mulai Mulai
Tidak Layak
Menganalisis Data
Usulan
Seleksi Menampilkan usulan Pemindahan KS
Pemindahan KS
Khusus
Layak Pengendalian
Menginput usulan
Pemindahan KS Membuat SK
Pemindahan KS
Penyerahan SK
Pemindahan KS
Diterbitkannya
Laporan hasil SKTP
Selesai
Menampilkan Laporan
Pemindahan KS
c. Alasan Pemindahan
d. Syarat Pemindahan
2) Masa kerja di sekolah asal tidak boleh kurang dari 2 (dua) tahun.
3) Masa kerja di sekolah asal tidak boleh lebih dari 8 tahun; dan
4) Penilaian kinerja.
7. Pemberhentian
a. mengundurkan diri
j. meninggal dunia;dan/atau
C. Tindak Lanjut
a) Rekrutmen
b) Pengangkatan
d) Pemberhentian
mengundurkan diri
meninggal dunia.
5. Pemerintah Kabupaten/Kota
Peta Mutu
Perencanaan
Kebutuhan
Kepala Sekolah
Perencanaan
Pendampingan Penataan
Kepala Sekolah
Pelaksanaan
Pemantauan
Penataan Kepala
dan Evaluasi Sekolah
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
1. Pemantauan
a. Ruang Lingkup
c. Tenaga Pemantau
2. Evaluasi
a. Ruang Lingkup
4) Pengumpulan data
b. Sasaran Evaluasi
c. Mekanisme Evaluasi
d. Pendanaan Evaluasi
e. Ketentuan Lain
D. Pendampingan
PENUTUP
Pedoman ini diharapkan menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan dalam
menata kepala sekolah di Indonesia. Akhirnya, semoga pedoman ini dapat menjadi
solusi untuk menyelesaikan permasalahan penataan kepala sekolah di Indonesia.