Lapkas HAM Previa
Lapkas HAM Previa
Pembimbing:
Penyusun:
MEDAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYa sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Plasenta previa totalis”.
Penulis sangat menyadari laporan kasus ini pasti tidak luput dari
kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan dalam penulisan laporan kasus selanjutnya. Semoga
laporan kasus ini bermanfaat. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................1
1.3. Manfaat........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
2.1. Anatomi.......................................................................................3
2.2. Klasifikasi....................................................................................5
2.5. Patofisiologi.................................................................................8
2.6. Diagnosis.....................................................................................9
2.8. Penatalaksanaan...........................................................................10
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk menguraikan teori-
teori tentang Plasenta previa , terutama mengenai Plasenta previa totalis mulai dari
definisi sampai prognosisnya. Penyusunan penulisan laporan kasus ini sekaligus
untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
1.3. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan
pemahaman penulis serta pembaca khususnya peserta P3D untuk lebih memahami
dan mengenal Plasenta previa.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2. Etiologi Plasenta previa
8
uteri internum. Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan
yang luas seperti pada eritroblastosis, diabetes mellitus, atau kehamilan multipel.2
2.4 Insiden
2.5 Klasifikasi
9
1. previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium
uteri internum Plasenta. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan secara
normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan biasanya
janin tetap tidak dilahirkan secara normal.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan
lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan tetap besar.
4. Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga
dangerous placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri
internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal. Risiko
perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin bisa dilahirkan secara normal
asal tetap berhati-hati.
10
Klasifikasi plasenta previa menurut Browne adalah5:
2.6 Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan
mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah rahim,
tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta
11
terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh
menjadi bagian
dari uteri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka
plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat
pelepasan pada desidua pada tapak plasenta. Demikian pula pada waktu serviks
mendatar (effacement) dan membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang
terlepas. Pada tempat laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi
maternal yaitu dari ruang intervillus dari plasenta. Oleh karena fenomena
pembentukan segmen bawah rahim itu perdarahan pada plasenta previa betapa
pun pasti kan terjadi (unavoidable bleeding). Perdarahan di tempat itu relative
dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak
mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya minimal,
dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan
sempurna.7
Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi
mengenai sinus yang besar dari plasenta dimana perdarahan akan berlangsung
lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu
akan berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang
kejadian perdarahan. Demikian perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain
(causeless). Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (pain-less).7
12
melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. Dengan demikian sangat
jarang terjadi koagulopati pada plasenta previa8.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang
tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta
melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta dan
inkreta bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus buli-buli dan ke rectum bersama plasenta previa. Plasenta akreta dan
inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah sesar.
Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya
elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan
kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa, misalnya dalam kala
tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retensio plasenta) atau
setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan
baik.8
2.7 Diagnosis
a. Gejala Klinis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau
pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa sebab (causeless), tanpa
nyeri (painless), dan berulang (recurrent)9.
b. Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah dan bagian
terbawah janin belum turun, biasanya kepala masih floating.
c. Pemeriksaan inspekulo7
13
Tujuannya adalah untuk mengetahui asal perdarahan, apakah
perdarahanberasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan cervix
dan vagina.9
2.8 Komplikasi
Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium dan merupakan porte d’entrée yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien
biasanya anemis karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah. Bahaya
plasenta previa adalah9 :
14
menorobos ke dalam miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi
sebab dari kejadian plasenta inkreta bahkan plasenta perkreta.7
Paling ringan adalah plasenta akreta yang perlekatannya lebih kuat tetapi
vilinya masih belum masuk ke dalam miometrium. Walaupun tidak seluruh
permukaan maternal plasenta mengalami akreta atau inkreta akan tetapi
dengan demikian terjadi retensio plasenta dan pada bagian plasenta yang
sudah terlepas timbullah perdarahan dalam kala tiga. Komplikasi ini lebih
sering terjadi pada uterus yang yang pernah seksio sesaria. Dilaporkan
plasenta akreta terjadi sampai 10%-35% pada pasien yang pernah seksio
sesaria satu kali dan naik menjadi 60%-65% bila telah seksio sesaria tiga
kali10.
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai dengan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu
harus sangat berhati-hati pada semua tindakan manual ditempat ini misalnya pada
waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun
waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta. Apabila oleh
salah satu sebab terjadi perdarahan banyak yang tidak terkendali dengan cara-cara
yang lebih sederhana seperti penjahitan segmen bawah rahim, ligasi a.uterina,
ligasi a.ovarika, pemasangan tampon atau ligasi a.hipogastrika maka pada
keadaan yang sangat gawat seperti ini jalan8
15
5. Kehamilan prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan karena
tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum
aterm. Pada kehamilan < 37 minggu dapat dilakukan amniosintesis untuk
mengetahui kematangan paru-paru janin dan pemberian kortikosteroid untuk
mempercepat pematangan paru janin sebagai upaya antisipasi.
6. Solusio plasenta
7. Kematian maternal akibat perdarahan
8. Disseminated intravascular coagulation (DIC)
9. Infeksi sepsis.
2.9.1 Usia
2.9.2 Paritas
tumbuh menutupi bagian segmen bawah rahim dan atau sebagian ostium uteri
internum.11
Faktor lain yang dapat menyebabkan plasenta previa yakni riwayat seksio
sesarea pada persalinan sebelumnya. Persalinan secara seksio sesarea
16
meningkatkan kejadian plasenta previa tiga kali lebih besar dibandingkan dengan
persalinan pervaginam dikarenakan karena cacatnya endometrium dimana bekas
luka operasi12.
3.0. Penatalaksanaan
17
i. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
iii. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
2) Terapi aktif
aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang
i. Seksio sesarea
18
BAB 3
STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Umur : 28 tahun
Suku : Batak
Pendidikan : SMA
ANAMNESA PENYAKIT
ANAMNESA PENYAKIT
Ny. LM , 28 tahun, G1P0A0, Batak, Kristen Protestan, SMA, ibu rumah tangga,
menikah dengan Tn. D,28 tahun, Batak, Kristen Protestan ,SMA, Wiraswasta,
19
datang ke RS Haji Adam Malik Medan Sumatera Utara pada tanggal 05 Februari
2020 pukul 11.00 dengan:
RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Volume : ± 3 doek/hari
Nyeri : ada
HPHT : -/05/2019
TTP : -/02/2020
ANC : 1x ke SpOG
RIWAYAT PERNIKAHAN
Pasien menikah 1 kali pada usia 23 tahun dengan suami berusia 23 tahun
20
RIWAYAT PERSALINAN
1. Perempuan ,Aterem,SC,RS,GR,Sehat.
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN
Status Presens:
Status Generalisata :
21
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
pupil isokor, kanan = kiri
Ekstremitas: LLA: 23,5 cm, akral hangat, CRT< 2 detik, clubbing finger (-),
oedem pretibial(-/-)
Status Lokalisata:
Status Ginekologi:
Inspekulo : tidak dijumpai perdarahan dari OUE, F/A (-), darah (-)
lividae (+)
VT :-
Sarung Tangan :-
LABORATORIUM (13/02/2020)
22
Hematokrit % 12 38-44
Trombosit /µL 240.000 150.000-440.000
Natrium mmol/L 132 135-155
Kalium mmol/L 2,97 3,5-5,0
Klorida mmol/L 99 96-106
KGD ad random mg/dL 98 <100
HbsAg Non reaktif Non reaktif
HIV Non reaktif Non reaktif
DIAGNOSA KERJA
RENCANA TATALAKSANA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
- IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Dexamethason 15 mg/IV
RENCANA TINDAKAN
23
BAB 4
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Follow up
05/02/2020 S : Lemas
O : - Status Presens
Sens : CM
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
- Status Lokalisata
Abdomen : membesar asimetris
TFU : 2 jari di bawah PX
Teregang : Ballotement (+)
Terganggu : Kiri
Terbawah : Kepala
HIS :-
DJJ : 147x/I reguler
A : Plasenta previa totalis + KDR ( 38-39) + SG + PK + AH
P :
• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj. Dexamethason 15 mg/IV
R/ :
- Monitoring VS, HIS dan pendarahan P/V, UOP
24
Tanggal Follow up
07/02/2020 S : Nyeri luka operasi
O : - Status Presens
Sens : CM
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
- Status Lokalisata
Abdomen : soepel, peristaltik (+)
TFU : 2 jari di bawah pusat
A : Post SC a/I Plasenta previa totalis susp. Aretra a/I kista
ovarium kanan + NH2
P :
• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj. Ranitidine 10mg/12 jam
R/ :
- Monitoring VS
Tanggal Follow up
08/02/2020 S : Nyeri luka operasi
25
O : - Status Presens
Sens : CM
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
- Status Lokalisata
Abdomen : soepel, peristaltik (+) N
TFU : 2 jari di bawah pusat
A : Post SC a/i Plasenta previa totalis susp. Aretra a/I kista
ovarium kanan + NH3
P :
• As. Mefenamat 3x500mg
• Cefazoline 2x500mg
• B. Comp 2x1
R/ :
- Off Infus
BAB 5
DISKUSI
TEORI KASUS
26
Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim
(SBR) sehingga menutupi seluruh atau
Pasien Ny.L, 28 tahun, G2P1A0,
sebagian dari ostium uteri internum (OUI)
datang ke RSUP Haji Adam Malik
pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
pada tanggal 5 Februari 2020 pukul
Plasenta previa adalah komplikasi obstetri
11.00 dengan keluhan perdarahan
yang terjadi pada trimester kedua dan
pervaginam.
ketiga kehamilan. Hal itu dapat
Riwayat Menstruasi
menyebabkan kematian yang serius baik
bagi janin dan ibu. Ini adalah salah satu Menarche : 13 tahun
27
dan berulang (recurrent).
f. Palpasi abdomen Status Ginekologi:
Inspekulo : tidak
Janin sering belum cukup bulan, dijumpai perdarahan dari OUE,
jadi fundus uteri masih rendah dan F/A (-), darah (-)
bagian terbawah janin belum lividae (+)
turun, biasanya kepala masih VT : Serviks
floating. tertutup, uterus tidak teraba,
adnexa kanan dan kiri tidak
g. Pemeriksaan inspekulo teraba massa, parametrium lemas,
kavum Douglas tidak menonjol.
Tujuannya adalah untuk Sarung Tangan : Darah (+),
mengetahui asal perdarahan, F/A (-)
apakah perdarahanberasal dari
ostium uteri eksternum atau dari
kelainan cervix dan vagina.
28
perdarahan banyak. Pemeriksaan
harus dilakukan di meja operasi.
Perabaan forniks. Mulai dari
forniks posterior, apa ada teraba
tahanan lunak (bantalan) antara
bagian terdepan janin dan jari kita.
Pemeriksaan melalui kanalis
servikalis. Jari di masukkan hati-
hati kedalam OUI untuk meraba
adanya jaringan plasenta
terapi ekspektatif:
berhenti.
29
(kadar hemoglobin dalam batas
normal).
3) Terapi aktif
30
BAB 6
KESIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32
33