Anda di halaman 1dari 9

IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp.

91-99 91
ISSN: 2355 – 2158
Cite this as:
Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market Kpri, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99.

IMPROVING THE ACCESSIBLE FACILITIES


FOR DISABILITY AT MINI MARKET KPRI,
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1*
Sugiono, 2Rio Prasetyo Lukodono, 3Tanwirul Azhari
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Abstract Regulation of the Minister of Public Works No. 30 of 2006 on Technical Guidance of Facility and
Accessibility on Building and Environment, explains that arrangement of lay-out facility in building must
support enough space and circulation for persons with disability and / elderly, including MINI MARKET.
MINI MARKET is a shopping place that belongs to the public then it is required to follow the regulation. But
in fact, it has not been able to provide adequate access, both from the aspect of facility layout and shelf size.
The purpose of this study is to provide proposed layout and proposal size shopping shelves in accordance
with the needs of difable consumer in MINI MARKET. The research design used is quantitative with
descriptive approach. The result that can be used as a recommendation to design facility which is accessible
for difable is change of layout design from shelf contained in KPRI, ramp design, and device used by difables
to call help to the operator.

Keywords: perencanaan Layout, difable, minimarket shelves, accessibility.

1. Pendahuluan Pemerintah Indonesia dalam melayani


dan mengatasi masalah difabel masih jauh dari
This template, modified in MS Word kata memuaskan, meski hal ini sudah diatur
2010 and Manusia diciptakan serta tumbuh dan dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 1998
berkembang karena dua faktor yaitu hereditas tentang Difabel. Pasal 5 misalnya menyebutkan
dan lingkungan. Kedua faktor inilah yang bahwa setiap difabel mempunyai hak dan
kemudian mempengaruhi kualitas individu, kesempatan yang sama dalam segala aspek
apakah kemudian tumbuh dan berkembang kehidupan dan penghidupan. Dalam Peraturan
secara sehat dan normal atau justru sebaliknya Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006
bermasalah dan sakit, baik secara fisik, psikis, juga menjamin akan harusnya setiap bangunan
dan sosial. Dalam kasus tertentu misalnya, mempunyai akses bagi semua kalangan,
sebagian individu tumbuh dan berkembang termasuk lansia dan kaum difabel. Selain itu
dengan kekurangan, seperti tidak dapat berjalan berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum
dengan normal, tidak mampu berdiri, sehingga nomor 30 tahun 2006 bahwa setiap anak
membutuhkan bantuan kursi roda untuk dapat bangsa harus mendapatkan hak dan kesempatan
bergerak. Di sisi yang lain, juga ada individu- yang sama di segala aspek kehidupannya,
individu yang dilahirkan sempurna, tetapi termasuk hak pendidikan dan pelayanan publik.
karena peristiwa tertentu seperti bencana alam Keterbatasan yang didapatkan oleh difabel
dan kecelakaan menyebabkan ia memiliki tersebut memiliki berbagai macam dampak
kekurangan fisik ataupun mental. seperti adanya kebutuhan biaya tambahan untuk
mempermudah mereka dalam mendapatkan
Kekurangan tersebut menyebabkan seseorang akses (Reichard, dkk, 2011). terhadap akses
memiliki keterbatasan dalam menjalani yang tersebut berakibat kepada biaya tambahan
kehidupan baik secara pribadi dan sosial. yang harus dikeluarkan oleh para difabel untuk
mengeluarkan biaya tambahan dalam Selain itu
* Corresponding author: Sugiono dengan berdasarkan kepada hambatan-
Sugiono_ub@ub.ac.id
Published online at http://IJDS.ub.ac.id/2018
hambatan yang didapatkan oleh penyandang
Copyright © 2018PSLD UB Publishing. All Rights Reserved cacat dibutuhkan adanya pengembangan

Received, Apr 12th, 2018 Published, May 23th, 2018


IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

kebijakan di antara lembaga-lembaga yang kewajiban menyediakan fasilitas-fasilitas


memfasilitasi akses dari individu tersebut penunjang kaum disabilitas. Faktanya, di
dengan cara meminimalkan hambatan dalam Indonesia masih banyak fasilitas umum tanpa
bentuk transportasi, keuangan, kebijakan dan akses yang memadai untuk penyandang
pendidikan, yang lebih dapat dimodifikasi disabilitas, sehingga mereka merasa bahwa
daripada dukungan negatif (Bodde & Seo, membeli barang di minimarket adalah hal yang
2009). tidak dapat dilakukan. Mereka berharap bahwa
peran pemerintah untuk mendukung
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan kemandirian mereka dapat berlangsung seperti
Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang di negara-negara lain seperti Inggris atau
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Amerika.
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan,
dijelaskan bahwa perletakan atau penataan lay- Adanya Peraturan menteri PU No. 30
out barang-barang perabot bangunan dan Tahun 2006 dan MINI MARKET di atas, maka
furniture harus menyisakan atau memberikan semua orang berhak mendapatkan kesempatan
ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi yang sama dalam menggunakan fasilitas umum,
penyandang disabilitas dan/lansia, termasuk termasuk kaum difabel. Sehingga, setiap
dalam kondisi darurat. Setiap bagunan yang bangunan yang layak harus memenuhi
bersifat fasilitas umum atau berlaku bagi orang kebutuhan standar aksesibilitas. Standar yang
banyak, seperti bangunan pertemuan, pusat dimaksud bukan hanya untuk akses masuk,
perbelanjaan, dan sebagainya harus disediakan melainkan semua dimensi bangunan harus
fasilitas dan elemen bangunan yang dapat dapat diatur sebaik mungkin agar semua
digunakan untuk memberikan informasi, arah, masyarakat dari semua golongan dapat
penanda atau penunuk, termasuk di dalamnya melakukan kegiatan berbelanja secara nyaman
perangkat multimedia informasi dan dan aman.
komunikasi bagi penyandang disabilitas. Selain
itu dalam Bab III Ketentuan Penutup Permen MINI MARKET telah memfasilitasi
PU No. 30 Tahun 2006, dijelaskan unuk tipe- terhadap kebutuhan akses pada penyandang
tipe bangunan tertentu, diwajibkan pula untuk difabel, tetapi fasiltas-fasilitas tersebut ternyata
memenuhi persyaratan teknis tambahan. Untuk tidak sepenuhnya sesuai dengan kaidah-kaidah
jenis bangunan toko dan perdagangan ergonomi yang telah ada, seperti:
barang/jasa, diwajibkan memenuhi ketentuan
minimum yaitu seluruh area perdagangan harus 1. Kurang sesuainya akses masuk bagi
aksesibel. difabel
Dapat dilihat bahwa akses masuk baik dari
Universitas Brawijaya telah sisi utara maupun sisi barat gedung hanya
mengalokasikan penerimaan mahasiswa khusus diberikan akses landai atau biasa disebut
untuk penyandang disabilitas sebanyak pada ram yang difungsikan untuk kereta belanja
tahun 2012 jumlah mahasiswa yang diterima saja,secara antropometri akses masuk
sebanyak 15 orang, dan pada tahun 2013 menuju MINI MARKET tidak ramah
bertambah sebanyak 25 orang, 2014 sejumlah untuk kaum difabel, sebab pada ram yang
20, serta tahun 2015 sebanyak 14 orang, dan saat ini tersedia mempunyai sudut
pada tahun 2016 sebanyak 15 orang mahasiswa kemiringan sebesar 340 dan mempunyai
baru melalui Seleksi Program Khusus panjang landasan 153 cm. Ketidak
Penyandang Disabilitas (SPKPD). Dengan sesuaian tersebut dapat kita lihat pada
bertambahnya mahasiswa diabel setiap gambar 1.
tahunnya di lingkungan Universitas Brawijaya,
maka kebutuhan akan aksesibilitas penyandang Kondisi akses masuk seperti pada gambar
disabilitas khususnya mengenai kebutuhan 1 cukup menyulitkan bagi penyandang
berbelanja di KPRI UB perlu mendapatkan disabiltas, khususnya pengguna kursi roda,
perhatian khusus dari pihak pengelola KPRI membuat pengguna kursi roda kesulitan
UB dan pihak kampus Universitas Brawijaya. dalam memasuki MINI MARKET.

KPRI UB sebagai salah satu tempat


perbelanjaan termasuk yang mempunyai
Cite this as:
Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market KPRI, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

maka diperlukan adanya sebuah penelitian yang


bertujuan untuk mendesain ulang akses masuk
bagi difable dan kebutuhan dari aisle pada tata
letak rak pada MINI MARKET.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah metode
Gambar 1. Akses yang rusak dan terlalu curam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
pada gerbang barat gedung KPRI merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan
kejadian yang terjadi pada saat sekarang
2. Kondisi aisle dan peletakan barang pada (Sudjarwo dan Basrowi, 2009).
rak kurang memperhatikan kebutuhan bagi Tahap pengumpulan data yang dilakukan
difable meliputi obse
Sudah menjadi kewajaran jika pada semua rvasi, wawancara, dan dokumentasi
minimarket terdapat banyak rak tempat produk gedung. Selain itu pada tahap pengumpulan
dijual dan untuk memberikan jalur agar dapat data dibutuhkan data-data sebagai berikut:
diakses kaum difabel, maka diberikan jarak a. Data Primer
antar rak yang biasa disebut Aisle. Aisle Data primer diperoleh melalui observasi
sendiri merupakan sebuah jalur diantara kabin dan wawancara kepada pihak-pihak yang
atau rak yang berada di supermarket maupun berkepentingan di yang berkepentingan pada
bangunan laina. Ukuran aisle pada MINI bagian penggunaan gedung sebagain sarana
MARKET hanya sepanjang 90 cm. Gambar 2 jual-beli. Data primer yang diambil adalah
merupakan aisle pada MINI MARKET. eksisting layout dan eksisting rak pada gedung
MINI MARKET .
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari arsip-arsip
dan literatur yang berhubungan dengan desain
layout dan rak pada MINI MARKET yang
berupa data historis anthropometri dari
pengguna kursi roda.

2.1. Prinsip Ergonomi untuk Rak


Gambar 2. Aisle yang sempit didalam gedung Menurut Swasty (2010), sebelum
MINI MARKET membuat rak barang minimarket perlu
diketahui terlebih dahulu ukuran ideal rak
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan barang serta ukuran barang yang akan
Umum Nomor 30/PRT/M/2006 memang tidak disimpan. Ada berbagai kemungkinan jenis
diberikan sebuah persyaratan tentang dimensi barang yang dapat disimpan dalam rak, antara
aisle yang harus diberikan mengingat memang lain barang kebutuhan sehari-hari, makanan,
tidak semua aisle digunakan oleh semua produk rumah tangga dan sebagainya. Perlu
difabel, namun pada kasus di minimarket yang dipertimbangkan ukuran tiap-tiap jenis barang
seharusnya difungsikan untuk semua khalayak agar dapat diketahui seberapa besar dan
termasuk difabel, maka sewajarnya aisle yang banyaknya rak yang diperlukan.
diberikan haruslah dapat memfasilitasi terhadap Selain ukuran barang yang akan
pemakai kursi roda. Standar luas area yang disimpan, hal lain yang perlu diperhatikan
berlaku bagi kursi roda minimal 170-175 cm dalam perancangan rak penyimpanan/display
dengan jarak antara rak dengan dinding lebih minimarket adalah sisi ergonomis rak buku
dari minimal 170-175 cm, agar memudahkan tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan
perputaran kursi roda menuju rak yang ketinggian rak yang ideal agar mudah dalam
diinginkan oleh penyandang disabilitas. menjangkau isi rak. Barang-barang kebutuhan
Berdasarkan kondisi permasalahan tersebut pokok sehari-hari yang sering digunakan atau
Cite this as:
Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market KPRI, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

sering dibeli konsumen sebaiknya ditempatkan 1) Antropometrik struktural (antropometrik


dalam rak dengan ketinggian yang mudah statik) yang mencakup pengukuran bagian-
dijangkau. Perencanaan yang cermat pada rak bagian tubuh dan anggota badan pada
minimarket dapat membuatnya lebih fungsional posisi standar atau statik.
dan proporsional. Rak minimarket yang 2) Antropometrik fungsional (antropometrik
diperoleh dapat dimanfaatkan secara optimal dinamik), yaitu pengukuran yang diambil
sesuai fungsinya. Selain itu, proporsi bentuk pada manusia pada saat posisi beraktivitas
dari hasil rancangan pun lebih pas dengan atau selama pergerakan yang dibutuhkan
ukuran barang yang dijual dan ukuran ruang oleh suatu jenis pekerjaan.
interior secara keseluruhan. Penerapan data antropometri dapat
dilakukan jika tersedia nilai rata-rata (x-) dan
2.2. Antropometri standar deviasi (SD) dari suatu distribusi
Istilah anthropometry berasal dari kata normal. Sedangkan persentil adalah uatu nilai
“anthropos (man)” yang berarti manusia dan yang menyatakan bahwa persentase tertentu
“metron (measure)” yang berarti ukuran dari sekelompok orang yang ukurannya sama
(Bridger, 2003). Secara definitif antropometri atau lebih rendah dari nilai tersebut (setelah
dapat dinyatakan sebagai satu studi yang perhitungan persentil). Misalnya 95th persentil
berkaitan dengan pengukuran dimensi manusia. akan menunjukkan 95% populasi akan berada
Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, pada atau berada di bawah ukuran tersebut;
ukuran (tinggi, lebar, berat) yang berbeda satu sedangkan 5th persentil akan menunjukkan 5%
dengan yang lainnya. Antropometri secara luas populasi akan berada pada atau di bawah
akan digunakan sebagai pertimbangan- ukuran itu (Wignjosoebroto, 2003).
pertimbangan ergonomis dalam proses
perancangan produk maupun sistem kerja akan 3. Hasil dan Pembahasan
memerlukan interaksi manusia.
Data yang dikumpulkan pada penelitian
Antropometri adalah ukuran anatomi ini meliputi data eksisting berupa layout gedung
manusia pada waktu melakukan aktivitas dan rak pada MINI MARKET.
berikut kebutuhan ruang sirkulasi dan 3.1 Eksisting Layout Gedung
perlengkapan yang menyertai aktivitas tersebut. Dalam hal ini, peneliti melakukan
Misalnya ukuran manusia sedang berjalan, pengamatan langsung kepada objek yang
menulis, bekerja dan sebagainya. Dalam hal ini diteliti, yaitu desain Rak minimarket di MINI
ukuran anatomi yang dipakai adalah ukuran MARKET Malang. Adapun beberapa jenis
manusia setempat yang direncanakan akan pekerjaan yang dilakukan penulis dalam tahap
melakukan aktivitas tersebut, misalnya manusia observasi langsung adalah dengan melakukan
Asia, manusia Eropa dan sebagainya. pengamatan langsung dan pengukuran terhadap
(Panero&Zelnik, 2003). luas bangunan, pengukuran terhadap penataan
interior rak minimarket, perhitungan terhadap
Dengan menggunakan analisis lay-out rak yang aksesibel bagi penyandang
antropometrik diharapkan manusia akan merasa difabel. Berdasarkan hasil observasi di lokasi
nyaman dalam melakukan aktivitasnya. penelitian, diperoleh gambaran layout gedung
Dinyatakan oleh Panero dan Zelnik (2003) MINI MARKET sebagai berikut:
bahwa antropometrik berdasarkan dimensi
tubuh manusia yang mempengaruhi
perancangan ruang terdiri atas dua jenis yaitu:

Cite this as:


Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market KPRI, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

Gambar 3. Eksisting Layout Gedung KPRI UB

Pada Gambar 3 luas lantai 1 KPRI UB kesulitan dalam memasuki KPRI UB secara
berdimensi 18 meter x 24,4 meter. Fokus mandiri
penelitian ditekankan pada akses pelanggan
KPRI UB dengan keterbatasan khusus, yaitu 3.2 Eksisting Rak KPRI Universitas
pelanggan yang menggunakan kursi roda. Pada Brawijaya
sketsa layout KPRI UB di atas, dapat dilihat Penelitian ini difokuskan pada akses rak
akses jalan ke beberapa rak minimarket yaitu minimarket yang terangkau bagi pelanggan
jarak antar rak yang berdampingan berjarak 90 difabel. Berikut ditampilan rak minimarket di
cm. Sedangkan jarak rak terjauh dengan tembok KPRI UB pada Gambar 4. Ukuran dimensi rak
sebesar 165 cm. minimarket yang dapat mewakili rak didalam
Berdasarkan hasil observasi, akses masuk KPRI UB berukuran tinggi 170 cm yang terdiri
ke KPRI UB Malang bagi pengguna kursi roda dari 5 tingkat rak dengan masing-masing
sangat sulit. Hal ini didasarkan pada kondisi tingkat berukuran tinggi sekitar 34 cm.
ramp yang tersedia di akses pintu masuk KPRI
UB yang sudah cukup rusak dan tidak sesuai
standar yang ditntukan oleh pemerintah.
Gambaran kondisi ramp di KPRI UB dapat
dilihat pada Gambar 1.
Permasalahan yang dihadapi oleh
pengguna kursi roda ketika menaiki ramp di
KPRI UB adalah kondisi ramp yang terlalu
curam sehingga untuk naik memerlukan tenaga
yang besar serta bantuan dari orang lain, ketika
pengguna kursi roda akan turun terlalu curam,
kondisi material yang sudah mulai rusak Gambar 4. Eksisting Layout Gedung KPRI UB
permukaannya, serta tidak adanya pegangan Jumlah rak minimarket display barang
rambatan di pinggiran ramp. Dengan kondisi sejumlah 21 buah rak, 3 rak untuk pakaian, 2
ramp yang terlalu curam dan material yang meja display barang, 1 rak tempat ATK dan 3
sudah tidak memenuhi persyaratan pemerintah, buah lemari es. Dengan tinggi rak yang terdapat
membuat konsumen difabel akan mengalami di KPRI UB yang mencapai 170 cm, dengan
Cite this as:
Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market KPRI, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

keterbatasan jangkauan pengguna kursi roda Dengan jarak antar rak yang lebarnya
yang maksimal hanya bisa menjangkau tinggi hanya sekitar 90 cm, konsumen difabel
sekitar 158 cm, maka untuk mengambil barang pengguna kursi roda tidak bisa melakukan
yang ada di rak bagian paling atas, pengguna putaran balik jika mereka menginginkan
kursi roda akan mengalami kesulitan kembali ke arah sebelumnya, dikarenakan
ukuran minimal lebar antar rak yang disarankan
3.3 Kebutuhan Pokok Difabel Ketika tersedia di minimarket sehingga konsumen
Berbelanja pengguna kursi roda bisa melakukan putar balik
Kebutuhan orang yang normal dengan adalah sebesar 160 cm. Dengan jarak antar rak
orang dengan keterbatasan fisik dalam yang hanya sebesar 90 cm, pengguna kursi roda
berbelanja tidak berbeda jauh. Kebanyakan dari tidak bisa putar balik secara mandiri
orang penyandang disabilitas ketika berbelanja Demikian halnya jika terdapat papasan
barang yang dibeli adalah kebutuhan sehari- antar konsumen pengguna kursi roda, dengan
hari, seperti bahan makanan pokok, kebutuhan ukuran lebar jarak antar rak yang hanya 90 cm,
barang pribadi, peralatan mandi, makanan jika terjadi papasan kursi roda, salah satu
ringan, minuman dan sebagainya. Yang pengguna kursi roda tidak bisa lewat karena
membedakan antara penyandang disabilitas ruang yang ada tidak mencukupi untuk
dengan mayoritas orang normal adalah menampung dua kursi roda berpapasan. Dengan
keterbatasdan mereka dalam mengakses barang- ukuran dimensi kursi roda standar yang
barang yang akan mereka beli. berukuran sekitar 63,5 cm, diperlukan space
Untuk itu diperlukan pengaturan layout ruang minimal sebesar 170 cm (2x ukuran lebar
lokasi perbelanjaan agar konsumen penyandang kursi roda) atau lebih, sehingga jika mengacu
disabilitas dapat berbelanja secara nyaman dan pada ukuran radius perputaran kursi roda
dapat menjangkau akses barang-barang ditambah dengan kemungkinan adanya papasan
keburuhan pokok. Sebagai salah satu upaya antar pembeli pengguna kursi roda, diperlukan
untuk mewujudkan hal tersebut, pihak minimal jarak antar rak sebesar 170-175 cm.
pengelola toko, supermarket ataupun Sehingga dsimpulan, akses menuju rak
minimarket harus berupaya dapat menyediakan minimarket di KPRI UB bagi pembeli yang
fasilitas-fasilitas yang aksesibel bagi para menggunakan kursi roda tidak aksesible. Untuk
konsumen penyandang disabilitas, seperti mengatasi hal tersebut, diusulkan untuk
menyediakan tempat parker khusus, ramp yang memperlebar jarak antar rak dengan minimal
sesuai standar pemerintah, rak yang terjangkau, jarak sebesar 170cm.
toilet khusus, menyediakan tombol bantuan Dengan keterbatasan luas lokasi KPRI UB, hal
yang terjangkau supaya jika konsumen tersebut dapat diatasi dengan mengurangi julah
penyandang difabel bisa meminta bantuan rak yang terdapat di lantai 1, sehingga ruang
kepada pramuniaga jika mereka mengalami yang tersedia menjadi lebih lebar dan
kesulitan dalam menjangkau barang yang ingin menambah jarak antar rak menjadi minimal 170
mereka beli. cm. Sedangkan barang-barang dari rak yang
3.4 Analisa dan Pembahasan Layout dihilangkan, dapat dipindahkan ke rak yang
Gedung MINI MARKET paling atas atau dipindahkan di floor display
Berdasarkan penyajian data dimensi KPRI UB. Dengan adanya pengurangan rak
ukuran kursi roda dan radius perputaran kursi pihak MINI MARKET dapat menanggulangi
roda dan setelah dibandingkan dengan ukuran nya dengan cara mengurangi display yang
jalan dan akses ke rak minimarket di KPRI UB, berada di rak dan membuat frekuensi
didapatkan bahwa terdapat fasilitas-fasilitas penambahan barang pada display menjadi
penunjang dan kondisi rak minimarket di KPRI semakin tinggi.
UB Malang yang tidak ergonomi. Ini terlihat Selanjutnya, ketika konsumen yang
adanya kesulitan bagi konsumen difabel untuk menggunakan kursi roda ketika menginginkan
mengakses rak dan menjangkau barang yang mengambil barang secara mandiri di rak juga
ada di rak secara mandiri. Berdasarkan hasil akan mengalami kesulitan jika barang yang
observasi dan pengamatan data antropometri mereka inginkan berada di rak bagian paling
pengguna kursi roda, berikut diusulkan layout atas. Ukuran tinggi rak yang mencapai 160 cm,
minimarket KPRI UB yang aksesibel dan dengan 4 bagian yang masing-masing
nyaman bagi pengguna kursi roda. berukuran tinggi 40 cm, pembeli yang
Cite this as:
Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market KPRI, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

Gambar 5. Usulan Desain Layout Gedung KPRI UB

menggunakan kursi roda hanya dapat pembeli pengguna kursi roda dapat mengambil
mengambil barang yang paling tingi terletak di barang yang mereka inginkan jika barang
rak tingkat ke 4 saja. Rak tingkat ke empat tersebut letaknya di bagian rak yang paling
mempunyai ukuran tinggi 150-160 cm. tinggi.
Dikarenakan karena jika mengacu pada data
antropometrik pengguna kursi roda kondisi 3.5 Analisa dan Pembahasan Rak MINI
tinggi jangkauan maksimal yang bisa diraih MARKET
oleh pemakai kursi roda adalah sekitar 158,1 Berdasarkan hasil observasi, dapat
cm untuk pria dan 144,1 cm untuk wanita. Pada digambarkan sketsa dimensi rak mini market
penelitian ini digunakan standar minimal untuk yang terdapat di KPRI UB. Sketsa rak
pengguna kursi roda wanita, karena dengan minimarket di KPRI UB dapat dilihat pada
asumsi jika pengguna kursi roda wanita dapat Gambar 7. berikut ini:
menjangkau ukuran tinggi tertentu, pengguna
kursi roda pria juga dapat menjangkaunya.
Berdasarkan hasil perhitungan
Persentil ke-5 akan menunjukkan 5%
populasi akan berada pada atau dibawah
ukuran 157,93 cm, sehingga maksimal
jangkauan yang bisa diraih oleh mayoritas
pengguna kursi roda adalah sekitar 158 cm
saja.
Diperlukan jarak minimal antar rak
sebesar 170 cm untuk mempermudah akses
pembeli pengguna kursi roda agar bisa secara Gambar 6. Sketsa Rak Minimarket KPRI UB
mandiri mengakses rak-rak minimarket yang
mereka perlukan.Selain itu yang perlu Dari Gambar 6 dapat dilihat ukuran rak
diperhatikan dan disesuaikan adalah tinggi rak minimarket yang terdapat di KPRI UB. Ukuran
yang bisa dicapai oleh pengguna kursi roda. rak minimarket dengan dimensi ukuran tinggi
Sebaiknya, tinggi maksimal rak bagian tertinggi 160 cm, dan lebar bervariasi mengikuti panjang
adalah sebesar 145-150 cm untuk memudahkan ruangan yang tersedia. Rak tersebut terdiri dari

Received, Apr 12th, 2018 Published, May 23th, 2018


IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

empat tingkat bagian yang masing-masing 4. Kesimpulan


bagian berukuran tinggi sekitar 40 cm
Kesimpulan dari penelitian terdapat
3.6 Rekomendasi Fasilitas beberapa poin yaitu sebagai berikut.
Kemiringan suatu ramp di dalam 1. Usulan layout gedung dan ukuran yang
bangunan tidak boleh melebihi 7°, dengan sesuai dengan kebutuhan kosumen
perbandingan antara tinggi dan kelandaian 1:8. difabel di MINI MARKET, adalah.
Perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk a. Jarak antar rak yang lebarnya
awalan atau akhiran ramp (curb ramps/landing) hanya sekitar 90 cm, konsumen
Sedangkan kemiringan suatu ramp yang ada di difabel pengguna kursi roda tidak
luar bangunan maksimum 6°, dengan bisa melakukan putaran balik jika
perbandingan antara tinggi dan kelandaian 1:10. mereka menginginkan kembali ke
a. Kemiringan suatu ramp di dalam arah sebelumnya, dikarenakan
bangunan tidak boleh melebihi 7°, ukuran minimal lebar antar rak
perhitungan kemiringan tersebut tidak yang disarankan tersedia di
termasuk awalan atau akhiran ramp (curb minimarket sehingga konsumen
ramps/landing) Sedangkan kemiringan suatu pengguna kursi roda bisa
ramp yang ada di luar bangunan maksimum melakukan putar balik adalah
6°. sebesar 160 cm.
b. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan b. Dengan ukuran dimensi kursi roda
kemiringan 7°) tidak boleh lebih dari 900 cm. standar yang berukuran sekitar
Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih 63,5 cm, diperlukan space ruang
rendah dapat lebih panjang. minimal sebesar 170 cm (2x
c. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm ukuran lebar kursi roda) atau lebih,
tanpa tepi pengaman, dan 120 cm dengan tepi sehingga jika mengacu pada
pengaman. Untuk ramp yang juga digunakan ukuran radius perputaran kursi
sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan roda ditambah dengan
angkutan barang harus dipertimbangkan kemungkinan adanya papasan
secara seksama lebarnya, sedemikian antar pembeli pengguna kursi roda,
sehingga bisa dipakai untuk kedua fungsi diperlukan minimal jarak antar rak
tersebut, atau dilakukan pemisahan ramp sebesar 170-175 cm.
dengan fungsi sendiri-sendiri. c. Dengan keterbatasan luas
d. Muka datar (bordes) pada awalan atau lokasi KPRI UB, hal tersebut dapat
akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar diatasi dengan mengurangi julah
sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya rak yang terdapat di lantai 1,
untuk memutar kursi roda dengan ukuran sehingga ruang yang tersedia
minimum 160 cm. menjadi lebih lebar dan menambah
e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu jarak antar rak menjadi minimal
ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak 170 cm. Sedangkan barang-barang
licin baik diwaktu hujan. dari rak yang dihilangkan, dapat
f. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 dipindahkan ke rak yang paling
cm, dirancang untok menghalangi roda kursi atas atau dipindahkan di floor
roda agal tidak terperosok atau keluar dari display KPRI UB.
jalur ramp. Apabila berbatasan langsung 2. Usulan design ramp minimarket MINI
dengan lalu-lintas jalan umum atau MARKET yang sesuai dengan kebutuhan
persimpangan harus dibuat sedemikian rupa konsumen difabel adalah diperlukan
agar tidak mengganggu jalan umum. perbaikan terhadap design ramp dengan
g. Ramp harus diterangi dengan pencahayean kemiringan suatu ramp di dalam
yang cukup sehingga membantu penggunaan bangunan tidak boleh melebihi 7°,
ramp saat malam hari. Pencahayaan dengan perbandingan antara tinggi dan
disediakan pada bagian-bagian ramp yang kelandaian 1:8. Perhitungan kemiringan
memiliki ketinggian terhadap muka tanah tersebut tidak termasuk awalan atau
sekitarnya dan bagian- bagian yang akhiran ramp (curb ramps/landing).
membahayakan. Sedangkan kemiringan suatu ramp yang
ada di luar bangunan maksimum 6°,
98
Cite this as:
Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market KPRI, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, Month 2018, pp. 91-99
ISSN: 2355 – 2158

dengan perbandingan antara tinggi dan Panero, J. dan Zelnik, M. (2003). Dimensi
kelandaian 1:10. Manusia dan Tata Ruang Interior. Jakarta:
3. Perlunya alat pemanggil sebagai Erlangga.
kebutuhan peralatan bantuan tambahan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30
MINI MARKET yang sesuai dengan
Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas
kebutuhan konsumen difabel, yang
dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
berfungsi memanggil pramuniaga yang
Lingkungan.
sedang bertugas untuk dapat membantu
konsumen pengguna kursi roda. Peralatan Reichard, A., Stolzle, H., Fox, M.H., (2011),
tersebut dapat berupa tombol peringatan Health disparities among adults with physical
yang dipasang di setiap sudut tempat rak disabilities or cognitive limitations compared to
minimarket yang mempunyai ukuran individuals with no disabilities in the United
cukup tinggi. Alat tersebut dapat berupa States, Disability and Health JournalVolume 4,
tombol yang fungsinya sebagai Issue 2, April 2011, Pages 59-67
pemanggil kepada orang lain jika mereka Sudjarwo dan Basrowi. (2009). Manajemen
memerlukan bantuan. Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Maju
DAFTAR PUSTAKA Swasty, Wirania. (2010). Merancang Rak
Kreatif. Jakarta: Air Design Studio.
Bridger, R.S. (2003). Introduction to Undang-undang No.43 Tahun 1998 tentang
Ergonomics. London : Taylor & Francis. Penyandang Difabel atau Difabel.
Bodde, A.E., Seo, D.-C., (2009), A review of Wignjosoebroto, Sritomo, (2003), Ergonomi
social and environmental barriers to physical Studi Gerak dan Waktu, Cetakan Ketiga, Guna
activity for adults with intellectual Widya, Jakarta.
disabilities(Review), Disability and Health
JournalVolume 2, Issue 2, April 2009, Pages
57-66

99
Cite this as:
Sugiono, Lukodono, Rio Prasetyo, Azhari, Tanwirul. Improving The Accessible Facilities For Disability At Mini
Market KPRI, Brawijaya University.Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): PP 91 - 99

Anda mungkin juga menyukai