Anda di halaman 1dari 7

TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATOR

(Albar R. Adnani, Endro Yulianto,ST,MT ,Hj. Andjar Pudji,ST, MT ,)


Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya.
Abstrak :
Stimulator yang ada di kalangan maupun yang telah digunakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia masih
merupakan stimulator yang manual, yang menggunakan setting pulsa width maupun pulsa rate dengan manual,
adapun yang menggunakan teknologi microprosesor masih jarang ada penggunaannya di rumah sakit di
Indonesia, dengan kondisi demikian maka penggunaan TENS masih jarang digunakan oleh pengguna
masyarakat umum melainkan dengan bantuan fisioteraphist, dengan kondisi demikian dirancanglah alat TENS
yang dapat digunakan bagi pengguna dengan bantuan prosedur.
Secara umum alat ini menggunakan IC mikrokontroler AT89s51 sebagai pengatur utama, MC34063
sebagai step up converter, IR2153 sebagai penghasil pulsa.
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan di atas di dapat simpulkan bahwa nilai kesalahan alat
Transcutaneous electrical nerve stimulator memiliki nilai kesalahan sebesar 1.76% dan nilai ketidakpastian
sebesar 0.052 untuk pengukuran 10V, nilai kesalahan sebesar 1.38% dan nilai ketidakpastian sebesar 0.145
untuk pengukuran 20V, nilai kesalahan sebesar 1.51% dan nilai ketidakpastian sebesar 0.132 untuk pengukuran
30V, nilai kesalahan sebesar 0.55% dan nilai ketidakpastian sebesar 0.166 untuk pengukuran 40V, nilai
kesalahan sebesar 0.2% dan nilai ketidakpastian sebesar 0.454 untuk pengukuran 50V, nilai kesalahan sebesar
0.13% dan nilai ketidakpastian sebesar 0.373 untuk pengukuran 60V, nilai kesalahan sebesar 0.54% dan nilai
ketidakpastian sebesar 0.818 untuk pengukuran 70V, nilai kesalahan sebesar 0.12% dan nilai ketidakpastian
sebesar 0.041 untuk pengukuran 80V.

1. PENDAHULUAN. pengetahuan saja penderita maupun pengguna


dapat melakukan sendiri tanpa bantuan seorang
1.1. Latar Belakang fisiotherapist sesuai prosedur operasional yang
Dengan perkembangan teknologi yang ditetapkan.
semakin meningkat dalam segala aspek Oleh karena itu penulis merancang alat “
kehidupan, mulai dari bidang pendidikan hingga Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator “.
bidang kesehatan. Namun hal itu, tidak akan
dapat terwujud tanpa adanya kemajuan ilmu 1.2. Batasan Masalah
pengetahuan seperti sekarang ini. Sebagai 1.2.1 Pada perancangan modul ini penulis
seorang yang menekuni bidang kesehatan, membuat alat stimulator yang bekerja
diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pada sumber nyeri.
masyarakat sesuai dengan keahliannya secara 1.2.2 Pada pemilihan mode hanya terdapat 2
cepat, efektif dan efisien dengan tanpa pilihan mode.
mengesampingkan resiko yang ditimbulkan. 1.2.3 Pada durasi waktu dapat di set hingga
Pada umumnya seorang yang merasakan 60 menit.
nyeri disebabkan bila impuls / rangsangan nyeri 1.2.4 Pada pemilihan pulsa rate maupun pulsa
dari sumber nyeri berhasil dihantarkan oleh serabut width dibuat dengan kelipatan 20,
saraf ke pusat nyeri di sistem saraf pusat (otak) dimulai dari 20 hingga 260.
melalui gerbang nyeri (pain gate). Gerbang nyeri 1.2.5 Pada pemilihan level dibuat dengan
dapat ditutup dengan cara mengaktifkan serabut saraf kelipatan 10, dimulai dari 10 hingga
Aβ melalui rangsangan raba, tekanan, sentuhan, atau 80 .
getaran (rangsangan TENS) pada sumber nyeri, 1.3. Rumusan Masalah
sehingga impuls nyeri tidak diteruskan ke medula 1.3.1 Dapatkah alat TENS meredakan nyeri
spinalis dan juga ke otak dan akhirnya seseorang pada sumber nyeri?
tidak merasakan sensasi nyeri.
Kenyataannya yang ada pada sebagian besar 1.4. Tujuan
rumah sakit yang ada di Indonesia Penggunaan 1.4.1 Tujuan Umum
TENS dilakukan melalui pengiriman arus listrik Merancang alat Transcutaneous Electrical
melalui elektroda yang ditempelkan di kulit pada Nerve Stimulator(TENS).
tempat yang terasa sakit. Dengan aliran listrik 1.4.2 Tujuan Khusus
tersebut, pasien akan merasakan kesemutan di sekitar 1.4.2.1 Membuat rangkaian Mikrokontroller
otot dan kulit yang ditempelkan di samping hal itu AT89s51.
masih memerlukan banyak biaya, bentuk alatnya 1.4.2.2 Membuat rangkaian adjustable
yang relatif besar tidak dapat memungkinkan Level.
penderita untuk melakukan terapi sendiri 1.4.2.3 Membuat rangkaian adjustable Pulse
melainkan harus di bantu oleh seorang Width.
fisiotherapist. Dengan kondisi demikian, 1.4.2.4 Membuat rangkaian adjustable Pulse
kemudian muncul gagasan bahwa bagaimana Rate.
alat yang sedemikan kompleks dapat dirubah 1.4.2.5 Membuat rangkaian durasi waktu.
menjadi lebih sederhana agar dengan sedikit
1.4.2.6 Membuat rangkaian pemilihan 2.2 Pulse Rate
mode. Pulse rate merupakan bentuk energi dalam
elektrik yang di hasilkan oleh suatu pembangkit
1.5. Manfaat pulsa dalam suatu hitungan waktu. Disini disebut
1.5.1 Manfaat Teoritis sebagai frekuensi yang dihasilkan. Pulsa yang
Meningkatkan wawasan atau pengetahuan dihasilkan dapat bervasiasi serta dapat berubah mulai
di bidang teknik elektromedik, khususnya dari 1 atau 2 pulsa per detik (pps) sampai 200 atau
alat stimulator. 250 pps atau lebih. Pulsa per detik ini biasa di
1.5.2 Manfaat Praktis definisikan sebagai Hertz (Hz).
Rancangan ini berguna untuk 2.3 Pulse Width
mempermudah pengguna dalam melakukan Pulse width adalah durasi atau jangka waktu
fisioterapi dimanapun dan kapanpun sesuai dari tiap lebar pulsa yang dihasilkan. Lebar pulsa
prosedur yang ditetapkan. dapat bervariasi antara 40 sampai 250 mikro seconds
(uS),
2. TELAAH PUSTAKA 2.4 Level
Level merupakan besarnya output yang di
Alat stimulator yang penulis inovasi dari hasilkan oleh suatu alat dalam satuan Volt. Besarnya
alat yang sudah ada maka semoga alat yang output dapat di atur sesuai keperluan pengguna.
penulis inovasi dapat tercipta dan dapat 2.5 Pad
mempermudah petugas maupun penderita nyeri Pad merupakan media yang digunakan
dalam melakukan terapi, karena selama ini sebagai medium perantara antara mesin TENS dan
penderita nyeri mungkin merasakan sakit dalam pasien. Pad terdiri dari 2 elektroda yang disebut
berbagai hal yang tidak mungkin penderita sebagai anoda dan katoda. Arus mengalir dari kutub
menunggu untuk melakukan pemerikasaan pada anoda menuju katoda sehingga sering kali output
rumah sakit maupun klinik seperti Orthopedy, yang dihasilkan lebih kuat pada kutub anoda
Rheumatology, Pediatry, Dentistry maupun yang daripada kutub katoda.
lainnya. 2.6 Mode
2.1 Penderita nyeri Mode merupakan bentuk pulsa yang
Nyeri merupakan rasa atau sensasi yang dihasilkan untuk efek tertentu. Dalam kenyataannya
paling sering dirasakan oleh setiap orang di banyak di rumah sakit yang masih menggunakan alat
manapun. Definisi nyeri adalah pengalaman konvensional dengan 2 mode, namun sejalan dengan
sensorik (fisik) dan emosional (psikologis) yang perkembangan teknologi pada alat yang lebih
tidak menyenangkan yang disertai oleh modern dapat menghasilkan lebih dari 2 mode.
kerusakan jaringan secara potensial dan aktual Mode yang dibuat dalam alat TENS ini adalah :
(The International Association for the Study Continuos Mode ( C mode ) :
ofPain). René Descartes sudah mengemukakan merupakan bentuk pulsa yang di hasilkan seperti
teori mengenai nyeri (specificity theory) sejak segitiga siku-siku dan terasa lebih menusuk. Pada
abad ke-17, tetapi teori tersebut belum mode ini tusukan yang dihasilkan secara terus
menggambarkan nyeri secara lengkap. Pada menerus ( tidak ada jeda ) selama waktu yang di set
perkembangan selanjutnya teori nyeri lebih pada waktu akan digunakan.
disempurnakan oleh Melzack & Wall melalui
teorinya yang disebut gate control theory, pada
tahun 1965. Teori ini memberikan gambaran
yang lebih lengkap mengenai definisi dan
mekanisme nyeri. Sejalan dengan perkembangan
ilmu kedokteran, gate control theory
disempurnakan dengan teori neuromodulasi dan Gambar 1 : bentuk gelombang Continuos Mode
neuroanatomi. Gate control theory inilah yang
saat ini manjadi dasar teknologi terapi TENS Intermittent Mode ( I mode ) :
(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator) merupakan bentuk pulsa yang di hasilkan seperti
Proses terjadinya nyeri melibatkan beberapa organ segitiga siku-siku dan terasa lebih menusuk. Pada
pada sistem saraf manusia, seperti: alat yang masih konvensional dapat dihasilkan 2 – 3
1. Organ perifer sebagai sumber nyeri. tusukan per detik. Pada mode ini terdapat jeda waktu
2. Serabut saraf sebagai lintasan penghantar alat berhenti sebelum memulai periode yang kedua.
impuls atau rangsangan nyeri.
3. Medulla spinalis sebagai organ perantara
antara organ perifer dan otak.
4. Sistem saraf pusat (batang otak, talamus, dan
korteks) sebagai pusat sensorik.
Gambar 2 : bentuk gelombang Intermittent Mode gunakan. Selanjutnya lakukan beberapa setting
untuk : durasi stimulasi, besar level, pulse width
2.7 IC AT89s51 dan pulse rate. Setelah semua di atur sesuai
Penggunaan IC AT89s51 memiliki beberapa kebutuhan maka rangkaian mikrokontroler akan
keuntungan dan keunggulan, antara laian tingkat mengaktifkan rangkaian pulse generator.
kendala yang tinggi, komponen harware eksternal Dengan demikian stimulasi dapat dilakukan.
yang lebih sedikit, kemudahan dalam pemograman.
Dan hemat dari segi biaya.IC AT89s51 memiliki 3.2.Diagram Alir
program internal yang mudah untuk dihapus dan
diprogram kembali secara berulang – ulang. Pada
pesawat ini IC AT89s51 berfungsi sebagai sentral begin
control dari segala aktivitas pesawat.
Inisialisasi LCD

LCD display

Pilih mode

Set Pulse Width

Gambar 3 Rangkaian IC AT89s51


Set Pulse Rate
3. KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Blok Diagram Set Level
Dalam perencanaan pembuatan alat
meliputi blok diagram yang akan dirancang, dan
persiapan alat-alat, serta bahan-bahan yang Set Durasi
diperlukan.
Adapun diagram blok sebagai berikut:
End
Power Supply Switch Mode
Langkah pertama alat di on-kan maka kita
mulai proses start. Kemudian inisialisasi display
pada LCD. Selanjutnya pengguna memilih
Setting
Durasi Microcontroller
Pulse generator Pro
mode, kemudian memilih mode. Apabila mode
AT89S51
be sudah di pilih maka akan memilih pulse width,
Setting pulse rate dan level. Setelah semua dipilih
Level
kemudian pengguna akan mensetting durasi
Pasien yang akan digunakan. Setelah di set maka alat
Setting Pulse Width
siap digunakan.

Setting Pulse Rate

Gambar 3.1. Blok Diagram TENS. 4. METODOLOGI PENELITIHAN

Dengan melihat blok diagram secara 4.1. Metode Penelitian


keseluruhan maka bisa diketahui cara kerja alat Dalam rencana pembuatan modul ini
sebagai berikut : terlebih dahulu penulis mengadakan persiapan-
Untuk menjalankan pesawat ini terlebih persiapan yaitu mengadakan survey di Rumah
dahulu diberikan supply keseluruh rangkaian Sakit tempat penulis PKL maupun di klinik-
sehingga saat ditekan tombol ON maka alat akan klinik tempat rehabilitasi medik. Kemudian
bekerja dengan mengaktifkan rangkaian penulis mencari literatur untuk mendapatkan
mikrokontroler. Pertama pada tampilan akan rumusan atau referensi yang berhubungan
mimilih mode penanganan yang akan di dengan alat yang akan penulis inovasi.
Mempelajari teori-teori yang berhubungan
4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7
180
4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7
200
dengan masalah yang akan dibahas, membuat 220 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7

blok diagram dengan rancangan secermat 240 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7

4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0
mungkin, membuat diagram alir sebagai urutan 260

cara kerja alat, menyiapkan semua bahan yang


dibutuhkan dalam pembuatan modul, dan juga 5.3 Tabel Hasil Pengukuran Tegangan Rangkaian
membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu Pemilihan Level
pembuatan modul.
Pulse Test Poin IC 74LS138 pada pin :
Width
4.2 Jenis Penelitian Volt 15 14 13 12 11 10 9 7
Jenis penelitian yang penulis gunakan 10 0 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3
20 4,3 0 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3
adalah experimental murni yaitu inovasi 30 4,3 4,3 0 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3
Portable Transcutaneous Electrical Nerve 40 4,3 4,3 4,3 0 4,3 4,3 4,3 4,3
Stimulator(TENS). 50 4,3 4,3 4,3 4,3 0 4,3 4,3 4,3
60 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 0 4,3 4,3
70 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 0 4,3
4.3 Variabel Penelitian 80 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 0
4.3.1 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas yaitu badan 5.4 Tabel Hasil Pengukuran Tegangan Rangkaian
manusia. step up converter

4.3.2 Variabel Tergantung Volt Test Poin pin drain MTP6n60


Sebagai variabel tergantung yaitu : Volt X1 X2 X3 X4 X5
rangkaian adjustable Level 10 10 10,3 10,1 10,2 10,3
adjustable Pulse Width, adjustable 20 19,6 20,4 21,2 20,2 20
Pulse Rate, durasi waktu. 30 30,3 31,2 30 30,4 30,6
40 39,9 40,2 40,6 39,8 40,6
4.3.3 Variabel Terkendali 50 49,7 50,8 51,2 48,2 50,2
Sebagai variabel terkendali yaitu, Pulse 60 60,2 60,8 61,4 59,2 58,8
70 71,8 68,8 70,4 71,6 69,2
generator.
80 80,7 80,3 79,8 80 80,2

5. HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN

5.1 Tabel Hasil Pengukuran Tegangan


Rangkaian.

Test Poin Level Volt


Ic IR2153(pin1) 10 9,8
Ic IR2153(pin1) 20 9,8
Ic IR2153(pin1) 30 9,7
Ic IR2153(pin1) 40 9,6
a.
Ic IR2153(pin1) 50 9,6
Ic IR2153(pin1) 60 9,5
Ic IR2153(pin1) 70 9,4
Ic IR2153(pin1) 80 9,4

5.2 Tabel Hasil Pengukuran Tegangan Rangkaian


Pemilihan Pulse Width

Pulse Test Poin IC 74HC154 pada pin :


Width
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14
uS
0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
20
4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
40
4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
60
4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
80
4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
100
4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
120
140 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 b.
4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7 0 4,7 4,7 4,7 4,7 4,7
160
Gambar 5.1 (a) Continuos Mode, (b) Intermittent Mode

6. PEMBAHASAN.
J2

Gambar 6.2. Rangkaian Pemilihan Mode.


s a k la r

D 2 1n581 9 R 2 0 ,2 2 / 5 W
1
2
3

EF25 D 3
J1 2 3
D 1
2 R 3 R 4 C 3 C 4
1N 4 936

Rangkaian ini merupakan rangkaian


1 LED C 1 U 3 180 15 0k 4 70 nf /10 0v 4 70 nf /10 0v
1 0 0 u f /1 6 v 1 4
B a te ra i 1 8
2 SC D C 7 T1 J3
R 1 3 SE IS 6
2 ,2 k 4 TC Vcc 5 1
Gnd C II 2

pemilihan mode. Dimana hanya terdapat 2

1
le v e l
C 2 M C 34063 A
2 ,2 n f D 4 2 R 17
10 0k
1N 914
J12

pemilihan yaitu C mode yang berarti


1 U 1
2

3
J8
C O N 2 1 3
D 5 C 5 V+ V- 1
3 9 V /1 W 4 ,7 u f /6 3 V 2 2
R LM 3 34/TO 9 2 1
R 5 27

Continuos mode dan I mode yang berarti


J9
1
2
D 6
J10 1
1

Ittermittent mode. Cara kerjanya adalah pada


C 9 J6 D 9 C 8 1N 4 936
1 0 u F /1 6 V 1 0V /1W 10u F /16V
m ode
G N D

U 4

2
1
2
3

Q 2
R 8 12 1 8 M TP 6N 6 0
Vcc Vb

kondisi C-NC maka mode yang di set adalah


R 9 2 7 1
1K 3 R T H O 6
U 6 7555 D 7 R 7 4 C T Vs 5
1N 9 14 68k C om LO C 10

3
1 8 10 0nF
2 A E 7 IR 2 1 5 5
J5 J4
3 C C 6 J7
C C 1 1

C mode, sedangkan ketika P3.4 diberi logika


4 5

2
R 11 A E 2 2 Q 3 1
10 0K M TP 6N 6 0 R 12 C 11 2
p u l s e w id t h p u ls e r a t e
1 15 0 47 0 nF /10 0V
to e le c tro d e s
C 6
R 10 D 8 C 7 330nF
3

47 0K 1N 9 14 10uF

low maka kondisi akan berubah C-NO


sehingga mode berganti dengan I mode.
Gambar 6.1. Rangkaian Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulator 6.3 Gambar Rangkaian Pemilihan Pulsa.
Saat Supply tegangan masuk rangkaian di R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10 R 11 R 12 R 13 R 14 R 15 R 16

3
POT PO T PO T POT POT PO T POT PO T PO T POT POT PO T PO T POT PO T PO T

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

tandai dengan nyala pada led, sehingga J1

1
Q1 Q2 Q 3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q 9 Q 10 Q 11 Q12 Q 13 Q14 Q15 Q 16

1
B F 49 3 BF 493 BF 493 B F 49 3 B F 49 3 BF 493 B F 493 BF 4 93 B F 4 93 BF 493 B F 4 93 BF 493 BF 493 B F 49 3 BF 493 BF 493
2

1
rangakaian Step up Converter mendapat
p u ls e r a t e 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3
R 17

tegangan. Sebelumnya tegangan di searahkan


1k R 18
U 1 1k R 19
1 1k R 20
0 2 1k R 21
1 3 1k R 22
2 4 1k R 23
3 5 1k R 24

lewat diode 1N5819 dan melakukan pengisian


J2 4 6 1k R 25
23 5 7 1k R 26
4 22 A 6 8 1k R 27
3 21 B 7 9 1k R 28
2 20 C 8 10 1k R 29
1 D 9 11 1k R 30
10 13 1k R 31

pada kapasitor C1. Karena rangakaian ini


to m ic ro 11 14 1k R 32
12 15 1k
18 13 16
19 G1 14 17
G2 15
74LS 15 4

merupakan penaik tegangan maka sebagai


VC C

R 33
10 k

pengaman trafo resistor pada pin 6 & 7 IC


MC34063 diberi nilai 0,22 ohm dengan
kapasitas 5 watt. Hal ini dilakukan agar trafo Gambar 6.3. Rangkaian Pemilihan Pulsa.
tidak cepat panas karena proses penaik Rangkaian ini merupakan rangkaian
tegangan. Kemudian IC mC34063 membuat pemilihan pulse rate maupun pulse width,
proses osilasi lewat kapasitor C2, pada primer hanya perbedaannya adalah pada resistor yang
trafo terdapat tegangan sebesar 11,1 V mengaturnya. Cara kerja rangkaian ini adalah
sedangkan pada sekunder trafo terdapat apabila input pada IC 74HC154 mendapat
tegangan maksimal 110V. Melalui pin no.5 logika maka output akan mengeluarkan logika
tegangan diatur pada maksimal 80V. Dan pada high kecuali pada satu pin yang mengeluarkan
konektor J3 akan terdapat pemilihan tegangan logika low. Logika low ini pun bergantian
yang bervariasi dengan range mulai dari 10V terhadap input yang masuk pada IC ini.
hingga 80V. Tegangan hasil output dari
sekunder trafo terjadi pengisian dan 6.4 Rangkaian Pemilihan Level.
pengosongan melalui kapasitor C3 dan C4.
3

3
J2 R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8
1 2 P O T2 PO T2 PO T2 PO T2 P O T2 PO T2 P O T2 PO T
2

Tegangan masuk pada pin Drain mosfet le v e l Q1


BF 493
Q2
BF 493
Q 3
BF 493
Q4
BF 493
Q 5
BF 493
Q 6
BF 493
Q 7
BF 493
Q 8
BF 493
1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

2 2 2 2 2 2 2 2

MTP6n60. Lewat ic IR 2153 sebagai driver


3

mosfet mengendalikan keluaran output dari


R 10
1k R 11
J 1 t o m ic ro U 1 1k R 12
1 1 5 1k R 13
1 2 A Y 0 1 4 1k R 14
2 B Y 1

mosfet. Output berupa arus di transmisikan ke


3 1 3 1k R 15
3 C Y 2 1 2 1k R 16
VC C Y 3 1 1 1k R 17
6 Y 4 1 0 1k
4 G 1 Y 5 9
G 2A Y 6

tubuh yang bermasalah sebagai proses


5 7
G 2B Y 7
74LS 138

VC C

stimulasi. Konektor J4 terhubung dengan R 9


10k

rangkaian pemilihan pulse rate sedangkan


konektor J5 terhubung dengan rangkaian
pemilihan pulse width. Ic NE555 difungsikan Gambar 6.4. Rangkaian Pemilihan Level.
sebagai ittermittent mode. Cara kerjanya Rangkaian ini merupakan rangkaian
adalah melalui pengisian dan pembuangan pemilihan level. Cara kerja rangkaian ini
muatan pada kapasitor C7, saat proses adalah apabila input pada IC 74LS138
pengisian maupun pembuangan itulah sebagai mendapat logika maka output akan
penyulut ic IR2153 dalam memberikan output mengeluarkan logika high kecuali pada satu
arus yang disertai dengan jeda. pin yang mengeluarkan logika low. Logika
low ini pun bergantian terhadap input yang
6.1 Gambar Rangkaian Pemilihan Mode. masuk pada IC ini.
J6

J2
1
2
3
m ode2
7. PENUTUP
1
2
K1
4 3
3 m ode

7.1. Kesimpulan
5
8
VC C 6
7
1

+ C 4
1 0 uD F 2
2

R ELAY D PD T Setelah melakukan proses pembuatan dan J6 J6

study literature perencanaan, percobaan,


1N 4002
1 1
2 2
3 3
J2 J2
m ode2 m ode2
1 1
2 2
K1 K1
J3 R 2 4 3 4 3
3

2 Q 1 3 m ode 3 m ode
1 BD B 01A 5
5
1k 8 8
P 3 .4 VC C 6 VC C 6
1

7 7
1 1
2 2
+ C 4 + C 4
1 0 uD F 2 R E LA Y D PD T 1 0 uD F2 R ELAY D PD T

1N 4002 1N 4002

J3 R 2 J3 R 2
3

2 Q 1 2 Q 1
1 BD B01A 1 B D B 01A
1k 1k
P 2 .7 P 2 .7
1

1
pengujian alat dan pendataan, penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Alat ini hanya dikhususkan bagi
penderita nyeri pada bagian tertentu.
2. Setiap pulse width maupun pulse rate
tertentu dikhususkan untuk penanganan
pada keadaan tertentu.
3. Sensasi yang ditimbulkan oleh alat
dapat diatur sesuai dengan tingkat
kenyamanan pengguna.

7.2. Saran
Pada pembuatan tugas akhir selanjutnya
penulis menyarankan agar range pulse width
pulse rate, dan level lebih diperkecil, juga perlu
inovasi untuk penambahan mode.

DAFTAR PUSTAKA

Clarke John.2002.Trancutaneous Electrical


Nerve Stimulation, Silicon Chip.

Tri Wiyanto, Ssi.2004.Buku Panduan Teori


dan Praktikum Mikrokontroller, MCS-
51, Politeknik Kesehatan Surabaya,
Jurusan Teknik
Elektromedik.Surabaya.

www.datasheet4u.com
www.electromedicalsolutions.com
BIODATA PENULIS

Nama: Albar R. Adnani


NIM : P27 838 008 005
TTL : Tulungagung, 10 Aug 1990
Alamat : Jl. Kedinding tengah Gg.
VIII a,b,c no.1
Pendidikan: SMAN 1 Boyolangu,
Tulungagung

Anda mungkin juga menyukai