Anda di halaman 1dari 3

1.

Isu Utama : 3 PNS Kemenkeu diperiksa KPK terkait kasus dugaan


suap pengurusan dana insentif daerah (DID) Kab. Bali

Mantan Bupati Tabanan dua periode yakni Ni Putu Eka Wiryastuti menjadi
tersangka/aktor utama kasus suap terkait pengurusan Dana Insentif
Daerah (DID) Kabupaten Tabanan, Bali yang berinisiatif mengajukan
permohonan DID dari pemerintah pusat.
Saksi yang di periksa : 3 PNS Kemenkeu dan 1 Direktur Pusaka Negara
1. Yudi Sapto Paranowo selaku Kasubdit DAK Fisik II
2. Eko Nur Subagyo selaku Kepala Seksi pada Subdit Data Keuangan
Daerah
3. Anton Widowanto selaku Staf pada Kasi Alokasi Hibah, Dana Darurat,
dan DID
4. Prasetiyo selaku Direktur Eksekutif Pusat Kajian Keuangan Negara
(Pusaka Negara)
Peran dari keempat saksi tersebut diduga mendapat suap terkait
pengurusan Dana Insentif Daerah (DID) Kabupaten Tabanan, Bali
yang menyiapkan seluruh kelengkapan administrasi permohonan
pengajuan dana DID

2. Analisis terhadap :
a. Bentuk - bentuk dan pelanggaran yang dilakukan oleh setiap aktor 
Aktor yang terlibat dalam kasus suap terkait pengurusan Dana
Insentif Daerah (DID) Kabupaten Tabanan, Bali melanggar nilai - nilai
dasar ASN berAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yang paling utama melanggar nilai-
nilai dasar yakni Akuntabel yang mana tidak menggunakan kekayaan
dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien
serta menyalahgunakan kewenangan jabatan dengan melakukan suap
DID yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Penerapan tindakan Aparatur Sipil Negara (ASN) menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 2014 terhadap Tindak Pidana Korupsi dalam
menjalankan tugasnya sebagai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan
pelayanan publik serta tugas pemerintahan dan tugas pembangunan
tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan tindakan pelayanan
atas barang dan jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan
pegawai ASN secara kompehensif. Tugas pemerintahan dilaksanakan
dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi
pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan.
Tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa
serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial yang diarahkan
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat.
Sehingga dengan adanya tindakan suap terkait Dana Insentif Daerah
(DID) para ASN yang terlibat dalam kasus tersebut tidak menerapkan
peran dan fungsi ASN dalam tindak pidana korupsi untuk mewujudkan
smart governance.

b. Dampak jika nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan kedudukan dan


peran PNS tidak dilaksanakan
Nilai-nilai dasar PNS :
- Berorientasi Pelayanan : jika nilai berorientasi pelayanan tidak
dilaksanakan dengan baik maka ASN tidak dapat memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
- Akuntabel : jika nilai akuntabel tidak dilaksanakan dengan baik maka
ASN tidak dapat melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab.
- Kompeten : jika nilai kompeten tidak dilaksanakan dengan baik maka
ASN tidak dapat melaksanakan tugas sesuai fungsinya.
- Harmonis : jika nilai harmonis tidak dilaksanakan dengan baik maka
ASN tidak dapat saling peduli dan menghargai perubahan.
- Loyal : jika nilai loyal tidak dilaksanakan dengan baik maka ASN tidak
dapat berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara.
- Adaptif : jika nilai adaptif tidak dilaksanakan dengan baik maka ASN
tidak dapat memberikan inovasi, dan tidak antusias dalam
menggerakkan atau menghadapi perubahan.
- Kolaboratif : jika nilai kolaboratif tidak dilaksanakan dengan baik maka
ASN tidak dapat bekerjasama dengan baik dalam melaksanakan
tugas.

Pengetahuan kedudukan dan peran PNS tidak dilaksanakan :


- Penyalahgunaan wewenang dan jabatan
- Tidak dapat melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi
- Menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
- Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dapat terjadi.

3. Gagasan-gagasan alternatif pemecah masalah kasus tersebut :


a. Memegang teguh nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dan peran PNS
sesuai peraturan perundang-undangan.
b. Meningkatkan kejujuran, tanggung jawab dan berintegritas tinggi.
c. Memegang teguh ajaran agama yang dianut, yang mana melarang
untuk mengambil sesuatu, apapun bentuknya, yang bukan haknya.
d. Membuat deklarasi Anti Korupsi dengan seluruh ASN dilingkungan
pemerintahan.
e. Niat dan Komitmen Anti Korupsi Aparatur Sipil Negara
f. Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan aparatur sipil
Negara dalam bentuk penyuluhan atau diskusi umum terhadap nilai-
nilai pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
4. Konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecah masalah :
a. Memegang teguh nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dan peran PNS
Sesuai peraturan perundang-undangan memiliki konsekuensi yaitu
setiap ASN harus memahami dan benar-benar
melaksanakan/mengimplementasikan setiap nilai-nilai dasar PNS dan
Kedudukan dan peran PNS Sesuai peraturan perundang-undangan
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi PNS.
b. Meningkatkan kejujuran, tanggung jawab dan berintegritas tinggi
memiliki konsekuensi setiap ASN harus konsisten dan meningkatkan
diri dengan nilai kejujuran, tanggung jawab serta integritas dalam
setiap pekerjaan.
c. Memegang teguh ajaran agama yang dianut, yang mana melarang
untuk mengambil sesuatu, apapun bentuknya, yang bukan haknya
memiliki konsekuensi bagi setiap ASN harus menjiwai dengan benar
larangan dalam agama masing masing mengenai tidak bolehnya
melakukan tindakan korupsi atau sejenisnya. Dan takut akan dosa-
dosa yang ditimbulkannya.

Anda mungkin juga menyukai