Anda di halaman 1dari 2

LALA SI GADIS KECIL

Akhir akhir ini saya semakin prihatin dengan negara saya lebih tepatnya pada kota yang saya
huni Sidoarjo, saya telah banyak menemukan dan melihat Eksploitasi pada anak yang
dilakukan oleh orang tua nya sendiri. Banyak sekali orang yang mencari keuntungan dengan
melakukan hal itu. Memperkerjakan anak di jalanan, untuk mencari nafkah. Kejadian
tersebut sering saya temukan di alun-alun kota sidoarjo pada saat saya menggelar lapak
baca dengan teman-teman organisasi. Pernyataan ini keluar dari mulut gadis berusia 12
tahun bernama Lala. Saya prihatin di umurnya yang masih belia, dia harus mendapati fakta
bahwa dirinya tak bisa hidup layak seperti anak-anak sepantarannya. Lala terpaksa bekerja
keras berjualan es teh dan beberapa makanan ringan di alun-alun sidoarjo.
Dunia Lala tak mengenal buku, sekolah, senda gurau bersama kawan-kawannya sehabis
pelajaran usai, maupun cita-cita untuk jadi perawat. Baginya, beban kerja yang begitu brutal
dan seharusnya tidak dia jalani adalah kenyataan yang setiap harinya berdiri di depan
mata.Lala hanyalah salah satu dari sekian banyak anak di sekolahnya, yang terpaksa
mengubur dalam-dalam cita-cita masa kecil demi berjualan es teh. Orang tua yang
seharusnya bertanggung jawab penuh, bahkan menjadi pelaku utamanya menjadikan anak
boneka untuk memperoleh keuntungan, wajah polos mereka dijadikan alat untuk membuat
orang lain kasihan. Sangat miris memang, banyak alasan orang tua melakukan hal tersebut,
salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sekarang memang sulit karena
kemiskina. Dan lagi-lagi anak yang menjadi korbannya, karena keterbatasan orang tua.

Lalu, siapakah pihak yang pihak paling berperan penting dalam hal ini? Kita tidak bisa
menyalahkan orang tua Lala dari satu sisi saja, mungkin memang ia mempunyai alasan
sehingga berbuat hal seperti itu. Padahal seharusnya orang tua yang melindungi anaknya
dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Akar dari semua ini adalah kemiskinan yang terjadi di
negeri ini, banyak sekali orang yang terlibat didalamnya. Selain peran orang tua yang sangat
penting. Peran pemerintah pun tidak kalah pentingnya. Untuk menghindari adanya
eksploitasi yang dilakukan orang tua terhadap anak, pemerintah harus memberikan
sosialisasi yang gencar kepada masyarakat bahwa eksploitasi terhadap anak bukanlah
tindakan yang dibenarkan. Bahkan sudah jelas disebutkan dalam undang-undang No 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang berbunyi

“Hak anak adalah bagian dari hak manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara”
Saya beranggapan pemerintah harus membuat program khususnya pendidikan nonformal
bagi anak-anak jalanan. Pendidikan nonformal ini tidak seperti pendidikan sekolah pada
umumnya. Mereka ditergetkan untuk menggali potensi dalam diri mereka seperti kesenian
misalnya, seni tari, seni lukis, seni musik.dll. Agar mereka dapat bertahan hidup dan tidak
kembali turun kejalan. Serta pemerintahan harus lebih memaksimalkan program yang sudah
ada agar berhasil, karena banyak sekali anak jalanan atau anak-anak terlantar yang ingin
mendapatkan pendidikan yang layak. Sebagai orang tua juga jangan sampai mengekspoitasi
anak, karena mereka mempunyai mimpi-mimpi yang ingin mereka wujudkan jangan sampai
mimpi serta kebahagiaan masa kecil mereka terenggut. Maka dari itu mari kita bersama-
sama mewujudkan apa yang menjadi hak anak sehingga mereka terhindar dari perlakuan-
perlakuan yang tidak sepantasnya mereka terima di usianya yang masih membutuhkan
perlindungan dan kasih sayang

Anda mungkin juga menyukai