Anda di halaman 1dari 9

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020

PUTRI BANGSA YANG “LENYAP” DALAM KEBIJAKAN


PERLINDUNGAN ANAK DI INDONESIA

Consultacy Report

Public Policy Making For Good Governance

Oleh :

Dandi Amar Rizky B/172020100113

Mahasiswa Progam Studi Administrasi Publik

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Email : Dandiamar2511@gmail.com


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020

Executive Summary
Yang melatar belakangi pekerja anak di bawah umur yang terjadi pada banyaknya
di daerah-daerah di Indonesia disebabkan oleh ketidaktahuan orang tua betapa pentingnya
pendidikan yang pada akhirnya anak terjerumus ke dalam lingkungan yang memaksa anak
untuk bekerja di usia dini, bukan hanya ketidaktahuan tapi juga kebodohan, kultur sosial
budaya, juga kemiskinan yang menyebabkan mereka harus bekerja. Kesempatan-kesempatan
mereka yang seharusnya bermain, belajar tapi terbelenggu oleh keadaan yang memaksa anak
harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna membantu kebutuhan hidup
mereka sehari-hari. Eksploitasi ekonomi terhadap anak merupakan suatu bentuk kekerasan
terhadap anak. Anak kerap kali diposisikan dalam keadaan tersubordinat sehingga anak perlu
mendapatkan suatu perlindungan. Perlindungan Anak Menurut UU No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusian, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

Pendahuluan
makanan, pendidikan, lingkungan, dan
Anak adalah penerus cita-cita
pembentukan kepribadian anak supaya
perjuangan bangsa yang memiliki peran
dapat diterima di dalam masyarakat. Akan
strategis, dan mempunyai ciri dan sifat
tetapi kondisi masyarakat terutama yang
khusus yang diharapkan dapat menjamin
berada di garis kemiskinan yang terjadi
kelangsungan eksistensi bangsa dan negara
saat adalah eksploitasi terhadap anak, yang
di masa depan. Anak perlu mendapat
disebabkan oleh faktor tekanan ekonomi
kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh
atau untuk memenuhi kebutuhan hidup.
dan berkembang secara optimal, baik
Akibat dari faktor tekanan ekonomi, tidak
secara fisik, mental, maupun sosial, dan
sedikit orang tua yang terpaksa
mempunyai akhlak yang mulia (Herlina,
memperkerjakan anak-anaknya pada
2003:4) Seorang anak sudah seharusnya
waktu yang seharusnya duduk di bangku
menjadi tanggungjawab orang tuanya.
sekolah dan menikmati masa kecilnya
Tanggungjawab orangtua meliputi jaminan
dengan bermain. Realitas yang ada
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020

menunjukkan banyak anak miskin yang


berusia sekolah justru dipaksa untuk
bekerja.

Mempekerjakan anak sepertinya Pasal 20, yang berbunyi: Negara,


adalah hal yang tidak dapat dihindari di Pemerintah, Pemerintah Daerah,
daerah maupun negara manapun, baik itu Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau
negara berkembang maupun negara-negara Wali berkewajiban dan bertanggung jawab
yang sudah maju. Penggunaan kata terhadap penyelenggaraan perlindungan
Eksploitasi sering digunakan dalam anak. Pencegahan dan perlindungan
berbagai bidang, baik politik, sosial, terhadap anak dari tindak kejahatan
lingkungan, dan lain-lain. eksploitasi harus dilakukan oleh semua
Singkatnya, pengertian eksploitasi pihak, tidak hanya aparat penegak hukum,
cenderung bersifat negatif karena melainkan juga orang-orang terdekat yang
menimbulkan kerugian bagi orang lain. berinteraksi secara langsung dengan anak.
Disini penyelenggaraan perlindungan
terhadap anak merupakan kewajiban dari Berikut ini adalah tabel data kekerasan
semua pihak, hal tersebut ditegaskan terhadap anak di Jawa Timur dan data
dalam ketentuan Undang-Undang jenis kekerasan pada tahun 2018/2019.
Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 Terlihat bahwa Sidoarjo berada di posisi
tentang Perubahan UndangUndang Nomor urut nomor ke-3 yang mana masih
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengalami banyak kasus terkait kekerasan
pada anak.

Sumber : LPA JATIM 2019


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020

Deskripsi Masalah

Pada dasarnya negara memiliki terjadnya kegiatan eksploitasi terhadap


keinginan untuk memutuskan suatu anak larna pengaruh lingkungan psikologi
kebijakan publik pemerintahan yang baik sosial dan budaya terhadap tumbuh
yang tertuang pada Good Governanc. kembang anak-anak
Yang artinya tata kelola pemerintahan
3. Pendidikan, orang dengan pendidikan
yang baik. Sehubungan dengan
yang terbatas, memiliki lebih sedikit
permasalahan eksploitasi pada anak di
keahlian/skill dan kesempatan kerja dan
bawah umur di Kabupaten Sidoarjo,
mereka lebih mudah di eksploitasi karena
Pemerintah melakukan langkah – langkah
mereka bermigrasi mencari pekerjaan yang
untuk mewujudkan Good Governance
tidak membutuhkan keahlian. Kurangnya
dengan mengimplementasikan kebijakan
pengetahuan mengenai bahaya eksploitasi
mengenai eksploitasi pada anak di bawah
anak dan tidak mengetahui cara-cara yang
umur, eksploitasi pada anak di bawah
dipakai untuk menipu atau menjebak
umur tidak hanya terjadi begitu saja, pasti
mereka dalam pekerjaan yang sewenang-
ada faktor yang melatarbelakangi
wenang atau bisa dikatakan perbudakan
terjadinya eksploitasi tersebut tersebut.
Dalam masyarakat faktor-faktor penyebab 4. DLL
terjadinya eksploitasi pada anak di bawah
Sehingga Pemerintah khususnya
umur karena adanya
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memiliki
1. Masalah keuangan, Hal ini merupakan strategi yang digunakan untuk menangani
hal yang sangat sensitive dalam rumah masalah eksploitasi pada anak di bawah
tangga. Uang sering kali menjadi faktor umur. Salah satunya adalah dengan
pemicu. Harga bahan pokok yang semakin menggandeng lembaga yang terbentuk dari
mahal, tingkat kebutuhan yang tinggi serta kumpulan LSM peduli terhadap anak yaitu
pengeluaran yang bertambah menuntut P2TP2A. Pemerintah beserta P2TP2A
anak terjun untuk mencukupi kebutuhan bekerja sama dalam menangani masalah
dasarnya. kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dalam menjalankan tugasnya untuk
2. Lingkungan, keadaan di lingkungan
menangani masalah eksploitasi pada anak
sekitar juga merupakan faktor pendorong
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020
di bawah umur yang terjadi, P2TP2A terlibat baik pemerintah maupun lembaga
memiliki strategi utama yaitu melakukan perlindungan dalam usaha untuk mencapai

MOU atau Memorandum Of


Understanding dengan berbagai pihak dan
tujuan tersebut memiliki kendala atau
aparat penegak hukum Pemerintah
hambatan.
Kabupaten Sidoarjo khususnya dengan
kepolisian dan Rumah Sakit Umum Anak di bawah umur memiliki hak
Sidoarjo (RSUD). Selain itu strategi yang yang sama dengan orang-orang dewasa
dilakukan adalah pendampingan klien dan tidak diperbolehkan adanya
mulai dari A sampai Z, yaitu pada saat diskriminasi dalam bentuk apapun
klien membuat pengaduan sampai dengan terhadap anak. Tuntutan inilah yang pada
proses penyidikan serta penahanan pelaku akhirnya membuat pemerintah wajib
eksploitasi anak. Hambatan yang dialami melindungi warga negaranya tanpa adanya
pemerintah dalam menangani masalah diskriminasi. Pemerintah bertanggung
eksploitasi pada anak di bawah umur jawab untuk melindungi warga negaranya
terbagi dalam dua kategori yang saling dari korban kekerasan. Hal tersebut
berkesinambungan, yaitu yang pertama tercermin dalam Undang-Undang No. 39
disebabkan oleh kultur masyarakat yang Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
berkembang, yaitu budaya seperti Dan pada Undang-Undang No. 23 Tahun
pernikahan dini dan hutang karena faktor 2002 Tentang Perlindungan Anak.
ini sangat penunjang terjadinya praktik Didalam Undang-undang juga sudah diatur
eksploitasi. Dari hal tersebut kemudian apa saja yang menjadi bentuk eksploitasi
muncul penyebab yang kedua yaitu anak beserta sanksi yang dikenakan
struktur aparat penegak hukum yang dalam kepada seseorang apabila melakukan
hal ini adalah pihak kepolisian. Aparat eksploitasi khususnya terhadap anggota
penegak hukum sulit mendapatkan keluarganya. Dalam pelaksanaannya di
keterangan dari korban karena adanya Kabupaten Sidoarjo sudah ada lembaga
faktor budaya tersebut. Karena eksploitas yang menangani masalah ksploitasi pada
itu diproduksi dan direproduksi oleh kultur anak di bawah umur. Lembaga tersebut
yang berkembang di masyarakat. Tetapi bernama Pusat Perlindungan Perempuan
dalam pelaksanaanya pihak-pihak yang dan Anak (P3A) yang kemudian berganti
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020
nama menjadi Pusat Pelayanan Terpadu
Perlindungan Perempuan dan Anak
(P2TP2A). Lembaga ini bertugas untuk Alternative Kebijakan Terbaik Sebagai Solusi
menangani masalah kekerasan terhadap
perempuan dan anak termasuk masalah anak di bawah umur, salah satunya adalah
bekerja sama dengan pihak kepolisian dan
pengadilan untuk menyelesaikan kasus ini
menurut hukum yang sudah ditetapkan.
eksploitasi pada anak di bawah umur. UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Hukum
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bersama Perlindungan Anak.
P2TP2A memiliki langkah - langkah
dalam menangani korban eksploitasi pada

perlindungan anak, seperti dalam Undang-


Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan anak sangatlah perlu
terutama peranan orang tua yang sangat
penting. Peran pemerintah pun tidak kalah
pentingnya. Untuk menghindari adanya
eksploitasi yang dilakukan orang tua
terhadap anak, pemerintah harus
Perubahan Undang-Undang Perlindungan
memberikan sosialisasi yang gencar
Anak.
kepada masyarakat bahwa eksploitasi
terhadap anak bukanlah tindakan yang Kedua, Nomor 23 Tahun 2002,
dibenarkan. Bahkan sudah jelas disebutkan khususnya Pasal 1 Butir (2) yang
dalam undang-undang No 23 Tahun 2002 berbunyi: “Perlindungan anak adalah
tentang perlindungan anak yang berbunyi segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-hak nya agar
“Hak anak adalah bagian dari hak manusia
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
yang wajib dijamin, dilindungi, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
harkat dan martabat kemanusiaan, serta
masyarakat, pemerintah, dan negara”
mendapat perlindungan dari kekerasan dan
Pertama, peraturan perundang- diskriminasi. Wujud perlindungan anak
undangan telah mengatur mengenai harus dilakukan oleh lingkup lingkungan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020
terkecil, yakni dalam hal ini pihak 22. Memberikan dukungan sarana dan
keluarga hingga lingkup terluas yakni prasarana dalam penyelenggaraan
dalam hal ini adalah negara. perlindungan anak.

Ketiga, Kewajiban dan tanggung


jawab negara dan pemerintah dalam usaha
Rekomendasi
perlindungan anak telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 23. Menjamin perlindungan, pemeliharaan
tentang Perubahan Undang-Undang dan kesejahteraan anak dengan
memerhatikan hak dan kewajiban orang
tua, wali atau orang lain yang secara
Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 umum bertanggung jawab terhadap anak
Pasal, 21, 22, 23, dan 24 yakni: dan mengawasi penyelenggaraan
perlindungan anak.
21. Menghormati dan menjamin hak asasi
setiap anak tanpa membedakan suku, 24. Menjamin anak untuk mempergunakan
agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, haknya dalam menyampaikan pendapat
budaya dan bahasa, status hukum anak, sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan
urutan kelahiran anak dan kondisi fisik anak.
dan/atau mental.

menjadi salah satu ukuran sekaligus


bentuk eksploitasi yang nyata terhadap
kelemahan anak kemudian dikembangkan
anak sebab hal ini berpengarh secara
sedemikian rupa oleh orang tua untuk
signifikan terhadap partisipasi anak dalam
menambah nilai ekonomis anak,eksploitasi
pendidikannya. Saya beranggapan
ekonomi terhadap anak juga berkaitan erat
dengan dilakukannya aktivitas ekonomi
yang dapat menghambat perkembangan
pemerintah harus membuat program
anak,upah yang tidak layak atau bahkan
khususnya pendidikan nonformal bagi
tidak dibayar serta tidak terpenuhinya
anak-anak jalanan. Pendidikan nonformal
kebutuhan daar anak. Disamping itu
ini tidak seperti pendidikan sekolah pada
sebagian anak di jalanan terpaksa bekerja
umumnya. Mereka ditergetkan untuk
pada malam hari setelah beraktivitas di
menggali potensi dalam diri mereka seperti
pagi hari, panjangnya waktu aktivitas anak
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020
kesenian misalnya, seni tari, seni lukis, serta kebahagiaan masa kecil mereka
seni musik.dll. Agar mereka dapat terenggut. Maka dari itu mari kita
bertahan hidup dan tidak kembali turun bersama-sama mewujudkan apa yang
kejalan. Serta pemerintahan harus lebih
memaksimalkan program yang sudah ada
agar berhasil, karena banyak sekali anak menjadi hak anak sehingga mereka
jalanan atau anak-anak terlantar yang ingin terhindar dari perlakuan-perlakuan yang
mendapatkan pendidikan yang layak. tidak sepantasnya mereka terima di
usianya yang masih membutuhkan
perlindungan dan kasih sayang

Sebagai orang tua juga jangan sampai


mengekspoitasi anak, karena mereka
mempunyai mimpi-mimpi yang ingin
mereka wujudkan jangan sampai mimpi

Volume 3.Surabaya:Gadjah Mada


Daftar Pustaka
University Press
BUKU :
Mertokusumo, Sudikno,2003. Mengenal
Hayat.2018.Kebijakan Publik Volume 1. Hukum. Yogyakarta:Liberty
Malang: Intrans Publishing
JURNAL :
Riyadh, Ahmad.2014.Sistem Hukum
Irene Istiningsih Hadiprayitno, 2010,
Indonesia Volume 1.Surabaya:Umsida
Defensive Enforcement: Human Rights in
Press Indonesia‖, Human Rights Review, Vol.
11, hlm. 373–399
Riyadh, Ahmad.2015.Hukum Administrasi
Negara Volume
1.Surabaya:Umsida Press

Hadjon, Philipus m.1994.Pengantar


Hukum Administrasi Negara
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo POLICY BRIEF

No. 1/PB/2020
Nizarwati Intan. 2012. Bentuk Penanganan
Kekerasan Perempuan oleh Pemerintah
dan Relasinya dengan P2TP2A Di
Sumber Lain
Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Politik Muda.
Vol 2(1): 84-95.
PERATURAN DAERAH PROVINSI
INTERNET : JAWA TIMUR No 16 Tahun 2012
Tentang penyelenggaraan perlindungan
https://seputarilmu.com/2019/10/good-
governance.html perempuan dan anak korban kekerasan

https://nasional.kompas.com/read/2018
UU No. 23 Tahun 2002 Tentang
/11/29/23122931/ini-kendala-
Perlindungan Anak
penanganan-masalah-pemberdayaan-
perempuan-dan-perlindungan-anak?
page=all

https://www.kemenpppa.go.id/index.ph
p/page/read/30/413/perkuat-
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
koordinasi-untuk-peningkatan-
Ketenagakerjaan
pemberdayaan-perempuan-dan-
perlindungan-anak
UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia

UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Hukum


Perlindungan Anak

Anda mungkin juga menyukai