Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan,dan gawat darurat. Pelayanan keperawatan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit dan merupakan komponen
yang menentukan kualitas baik buruknya pelayanan suatu rumah sakit.
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan di rumah sakit ditentukan oleh 3
komponen utama yaitu: jenis pelayanan keperawatan yang diberikan, sumber daya
manusia perawat sebagai pemberi pelayanan dan manajemen sebagai tata kelola
pemberi pelayanan. Jenis pelayanan keperawatan di rumah sakit terdiri dari
pelayanan keperawatan umum atau dasar serta pelayanan spesialis atau lanjut.
Untuk penyelenggaraannya diperlukan standar pelayanan, pendekatan proses
keperawatan serta indikator mutu pelayanan sebagai tolak ukur keberhasilannya.
Sumber daya manusia perawat di rumah sakit merupakan jenis tenaga
kesehatan terbesar (jumlahnya antara 50 – 60%), memiliki jam kerja 24 jam melalui
penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien
melalui hubungan profesional pasien – perawat (nurse – client relationship). Perawat
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya. Oleh sebab itu diperlukan
perawat yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang serta memilki etika
profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan dengan baik, berkualitas
dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Pertumbuhan profesi keperawatan di rumah sakit belum optimal, peran
perawat sebagai anggota disiplin keperawatan dalam bentuk komitmen terhadap
pertumbuhan profesi melalui sosialisasi profesional, keinginan belajar terus menerus
dan pengembangan diri belum menjadi perhatian utama bagi individual perawat dan
rumah sakit. Akibatnya kekuatan professional (professional power) belum mampu
mengungkit pelayanan kesehatan rumah sakit.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi perawat dapat terjadi dan
terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian
yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat
dengan aturan dan tata norma profesi sehingga dapat menjamin bahwa sistem
pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan yang diterima oleh pasien, diberikan
oleh perawat dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar
(scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan. Wadah
tersebut adalah Komite Keperawatan.
Komite Keperawatan adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga
ahli atau profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan
rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Komite keperawatan merupakan perwakilan kelompok profesi perawat,
bertugas membantu direksi rumah sakit dalam melakukan kredensial, pembinaan
disiplin dan etika profesi keperawatan serta pengembangan professional
berkelanjutan (continuing professional development/CPD) termasuk didalamnya
menentukan standar asuhan keperawatan.
Saat ini sebagian besar rumah sakit merasakan perlu adanya komite
keperawatan, sehingga dibentuklah komite dengan peraturan masing-masing dan
mekanisme pelaksanaan yang bervariasi. Pemahaman tentang komite keperawatan
juga berbeda-beda, peran, fungsi dan tugas komite terkadang duplikasi dengan
direktur atau bidang keperawatan. Akhirnya komite keperawatan yang ada belum
mampu mengikatkan profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan dan
asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarganya.
Keberadaan komite keperawatan yang telah terbentuk pada beberapa
rumah sakit dan bervariasinya pemahaman terhadap peran dan fungsi komite
keperawatan di rumah sakit, maka perlu diatur dalam pedoman penyelenggaraan
komite keperawatan di rumah sakit sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja
pengelolaan profesi perawat yang akan sangat mempengaruhi penyelenggaraan tata
kelola klinis (clinical governance) yang baik untuk melindungi pasien.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Sebagai pedoman bagi RSUD Indarasari Rengat dalam membentuk dan
menyelenggarakan komite keperawatan guna meningkatkan professionalisme
perawat.
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang
penyelenggaraan komite keperawatan di RSUD Indrasari Rengat.
b. Terselenggaranya komite keperawatan yangmemiliki makna signifikan
terhadap tata kelola klinis (clinical governance) yang baik dalam pelayanan
kesehatan di RSUD Indrasari Rengat.
c. Terbangunnya iklim professionalisme keperawatan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Indrasari Rengat.
C. SASARAN
Sasaran Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan di RSUD Indrasari Rengat
adalah :
1. Direktur RSUD Indrasari Rengat
2. Kabid Keperawatan di RSUD Indrasari Rengat
3. Perawat di RSUD Indrasari Rengat

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Penyelenggaraan Komite Keperawatan di RSUD Indrasari
Rengat adalah professionalisme keperawatan di rumah sakit, komite keperawatan,
sub-sub komite keperawatan, pembinaan dan pengawasan.
E. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum penyelenggaraan Komite Keperawatan di RSUD Indrasari adalah:
1. Peraturan Menteri Kesehatan nomer 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan
2. Surat Keputusan Direktur Utama tentang Komite Keperawatan di RSUD Indasari
Rengat

F. DAFTAR ISTILAH :
1. Kredensial (Credential): adalah dokumen pendidikan, pelatihan, pengalaman
pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan dokumen professional lainnya yang dimiliki oleh
perawat.
2. Proses kredensial (Credentialing): adalah Proses mereview, memverifikasi dan
mengevaluasi dokumen – dokumen. Proses kredensial menjamin perawat untuk
menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (clinical
privilege) untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit
3. Re-Kredensial (Re-Credentialing): proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit
terhadap tenaga perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
(clinical privilege)) dirumah sakit tersebut untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode
tertentu.
4. Kewenangan Klinis (clinical privilege): kewenangan klinis untuk melakukan
asuhan keperawatan tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah
sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan Kepala Rumah Sakit.
5. Surat Penugasan (Clinical Appointment): surat yang diterbitkan oleh Kepala
Rumah Sakit kepada seorang perawat atau bidan untuk melakukan tindakan
medis dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya.
6. Kelompok Staf Fungsional (Peer-group): sekelompok orang dengan reputasi
tinggi yang memiliki kesamaan profesi, Ners dengan spesialisasi dan kumpulan
ners seminat yang memiliki kesamaan kompetensi dalam melakukan asuhan
keperawatan tertentu.
7. Tenaga Perawat : adalah perawat dan atau Ners serta Ners spesialis.
8. Ners : adalah sarjana keperawatan yang telah menyelesaikan pendidikan profesi
9. Tenaga Bidan: adalah bidan yang bekerja di rumah sakit
10. Pengembangan Pendidikan Berkelanjutan: adalah pendidikan keperawatan
non formal melalui pelatihan-pelatihan bersertifikat, kursus, dan pengembangan
kompetensi profesi.
11. Etika Keperawatan: adalah suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib
bertingkah laku. Merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun
perawat dalam praktek sehari hari.
12. Disiplin Keperawatan : merupakan suatu tataran keilmuan maupun profesi
sebagai bagian dari disiplin kesehatan yang dapat memberikan andil pada upaya
penanganan masalah kesehatan
13. Standar Profesi : sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan
keparawatan yang diberikan oleh perawat
14. Sertifikasi : standarisasi secara profesional bagi mereka yang kompeten di
bidang pekerjaan masing masing yang dikelola oleh organisasi profesi masing
masing
15. Jenjang Karier : merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesi
bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi.
BAB II
KONSEP KOMITE KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN
Komite dalam sebuah rumah sakit merupakan wadah non struktural yang
terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan
strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan kesehatan.
Komite keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan
pemeliharaan profesi keperawatan sehingga pelayanan – asuhan keperawatan
kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standard dan baik (etis) sesuai
kode etik profesi serta hanya diberikan oleh tenaga keperawatan yang kompeten
dengan kewenangan yang jelas.
Komite keperawatan merupakan bagian dari organisasi rumah sakit
bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat dan
ide-ide dari tenaga keperawatanyang juga berfungsi sebagai wahana bagi tenaga
keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang
terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.
Komite keperawatanbertugas membantu direksi rumah sakit dalam
melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta
pengembangan professional berkelanjutan (continuing professional
development/CPD) termasuk didalamnya menentukan standar asuhan keperawatan.

B. TUJUAN
Komite keperawatan rumah sakit mempunyai tujuan:
1. Tujuan Umum
Komite Keperawatan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan
pasien di Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan asuhan keperawatan dengan
menerapkan asuhan keperawatan berbasis bukti.
b. Memberi masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan dengan
profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.
c. Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan penerapan disiplin – etik
profesi Keperawatan dan etik profesi Bidan.
d. Meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan melalui pembinaan dan
pengawasan terhadap kompetensi Perawat dan Bidan untuk meyakinkan
bahwa pelayanan keperawatan hanya diberikan oleh Perawat dan Bidan yang
kompeten dan etis sesuai kewenangannya.
C. PERAN
Peran komite keperawatan dalam fungsi rumah sakit sebagai berikut:
1. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan dan
kebidanan melalui kegiatan yang terorganisir
2. Mempertahankan pelayanan keperawatan berkualitas dan aman bagi pasien.
3. Menjamin tersedianya perawatyang kompeten, etis sesuai kewenangannya.
4. Menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan disiplin, etik dan moral
perawat.
5. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan.
6. Menjamin diterapkannya standar praktik, asuhan dan prosedur keperawatan.
7. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah sakit.
8. Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai ide-ide baru.
9. Mengkomunikasikan, negosiasi dan merekomendasikan kebutuhan
pengembangan karir tenaga keperawatan.

D. FUNGSI KOMITE KEPERAWATAN


1. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit;
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.

E. TUGAS KOMITE KEPERAWATAN


1. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih
2. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial
3. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan
4. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis
5. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yanditetapkan
6. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit
7. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
8. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga keperawatan
9. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan; dan
10. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
11. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
12. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
13. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;
14. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis; dan
15. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan
F. KEWENANGAN KOMITE KEPERAWATAN
1. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis;
2. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis;
3. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu;
4. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis;
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan;
6. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan; dan
7. Memberikan rekomendasi pendampingan dan
8. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

G. HUBUNGAN DENGAN PIMPINAN RUMAH SAKIT


Komite keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang
secara struktur fungsional berada langsung dibawah direktur/direktur utama, dan
bertanggungjawab kepada pimpinan rumah sakit. Komite Keperawatan dibentuk
melalui mekanisme yang disepakati, dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Komite keperawatan bertugas menyusun standar, melakukan pembinaan
asuhan dan etika profesi keperawatan dan kebidanan, serta bertanggungjawab
memberikan laporan tahunan dan berkala termasuk laporan insidentil jika diperlukan.
Pimpinan rumah sakit berkewajiban menetapkan kebijakan dan menyediakan segala
sumber daya agar komite keperawatan dapat menjalankan fungsi dan tugas dengan
baik sesuai ketentuan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan dapat
dibantu oleh panitia adhocyang ditetapkan oleh Kepala/Direktur Rumah Sakit
berdasarkan usulan ketua Komite Keperawatan. Panitia adhoc berasal dari tenaga
keperawatan yang tergolong sebagai Mitra Bestari. Tenaga keperawatan yang
tergolong sebagai Mitra Bestari dapat berasal dari Rumah Sakit lain, organisasi
profesi perawat, organisasi profesi bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan
dan institusi pendidikan kebidanan.
BAB III
SUB-SUB KOMITE KEPERAWATAN

A. SUB KOMITE KREDENSIAL


Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan
merekomendasikan kepada Direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan
Klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan
Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan
oleh direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan atau asuhan kebidanan dalam lingkungan RSUD Indrasari Rengat
untuk suatu periode tertentu.
1.  Tujuan
a.  Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan;
b.  Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi
dan Kewenangan Klinis yang jelas;
c.  Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di
semua level pelayanan.
2.  Tugas
Tugas sub komite kredensial adalah:
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
b. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan
terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih
disusun oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer
group) dari berbagai unsur organisasi profesi keperawatan dan kebidanan,
kolegium keperawatan, unsur pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan
c.  Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari Bidang
Keperawatanmeliputi:
- Ijazah;
- Surat Tanda Registrasi (STR);
- Sertifikat kompetensi;
- Logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
- Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau
orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru;
- Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
d.  Merekomendasikan tahapan proses Kredensial:
- Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
- Ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
-   Sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi;
-   Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
e.  Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
f.   Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
g.  Sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke kepala/direktur Rumah Sakit.
3.  Kewenangan
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical
appointment).
4.  Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut :
a.  Mempersiapkan Kewenangan Klinis yang mencakup kompetensi sesuai area
praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit;
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud;
c.  Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati;
d.  Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari direktur Rumah Sakit;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan
Klinis dari direktur Rumah Sakit dengan cara:
- Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
- Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
-  Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode: porto folio, asesmen kompetensi;
- Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
f.  Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.
B. SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika profesi
dalampraktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik
dalam kehidupan profesi.
Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dalam
memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien. Prinsip “caring”
merupakan inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran
terhadap stándar pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan kebidanan hampir
selalu dimulai dari pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan merugikan pasien
dan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik
antara lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan
Klinis, menghadapi pasien gawat-kritis dengan kompetensi yang rendah serta
pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada bisnis.
Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan kemampuan yang dipelajari
pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang penting dipelajari
dan diimplementasikan dalam praktik.
Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika
profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi
sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan yang diberikan benar-benar
menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
1.  Tujuan
Sub komite etik dan disiplin profesi bertujuan:
a.  Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
b.  Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan
yang tidak profesional.
c.  Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
2.   Tugas
a.  Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b.  Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
c.  Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan;
d.  Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan
Klinis(clinical appointment);
e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
3.  Kewenangan
Sub komite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan
usul rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu,
memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis
(delineation of clinical privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.
4.  Mekanisme kerja
a.  Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
- Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di
dalam rumah sakit.
- Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi.
B. Membuat keputusan.
- Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan dengan
melibatkan panitia Adhoc.
c.  Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
- Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan
dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
- Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur melalui Ketua Komite
Keperawatan;
- Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur Rumah Sakit.
d.  Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi:
- Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan
praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari
- Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan metode
serta evaluasi.
- Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, “coaching”,
simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
e. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.

C. SUB KOMITE MUTU PROFESI


Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan
kebidanan, maka tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki
kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu
ditingkatkan melalui program pengembangan profesional berkelanjutan yang disusun
secara sistematis, terarah dan terpola/terstruktur.
Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus
menerus sesuai perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dna
teknologi, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian
terbaru.
Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu profesi tenaga
keperawatan di Rumah Sakit masih rendah, disebabkan karena beberapa hal antara
lain: kemauan belajar rendah, belum terbiasa melatih berpikir kritis dan reflektif,
beban kerja berat sehingga tidak memiliki waktu, fasilitas-sarana terbatas, belum
berkembangnya sistem pendidikan berkelanjutan bagi tenaga keperawatan.
Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu profesi
tenaga keperawatan antara lain audit, diskusi, refleksi diskusi kasus, studi kasus,
seminar/simposium serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah
sakit.
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan
mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam
pelayanan keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat
kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan
keperawatan dan kebidanan.
1.   Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan
pasien sesuai kewenangannya.
2.   Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga keperawatan;
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
3.    Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan
kebidanan berkelanjutan serta pendampingan
4.    Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang
profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang
karir;
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data sub komite
Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar perencanaan CPD;
c.  Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang;
d.  Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan;
e.  Melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara:
- pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
- penetapan standar dan kriteria;
- penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
- membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
- melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
- menerapkan perbaikan;
- rencana reaudit.
f.   Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite Keperawatan.
BAB IV
MODEL KEPEMIMPINAN KOMITE KEPERAWATAN

A. Shared Governance / Pengaturan Bersama

1. Pengertian : model pengorganisasian yang memberi staf wewenang dan


otonomi untuk membuat keputusan dan mengkontrol implementasi dan keluaran
dari keputusan tersebut.
2. Fokus Model : mendorong perawat berpartisispasi dalam pembuatan keputusan
pada tiap tingkatan organisasi, baik atas permintaannya sendiri ataupun sebagai
bagian dari kriteria pekerjaan
3. Prinsip Dasar : karyawan akan lebih berkomitmen tehadap tujuan organisasi bila
mereka memberi masukan dalam membuat perencanaan dan pengambilan
keputusan.
4. Bentuk : Komite dan kelompok kerja

B. Kepemimpinan Bersama Yang Terkendali / Controlled Share Governance (CSG)


CSG didalam divisi keperawatan memungkinkan perawat untuk memiliki kontrol
dan tanggung gugat untuk asuhan pasien langsung, untuk praktek professional, dan
untuk isu-isu governance (pengaturan) yang melibatkan keperawatan. Melalui
struktur komite keperawatan, keperawatan juga dapat memantau dan mengevaluasi
asuhan pasien, praktek professional dan pengaturan keperawatan tanpa merampas
fungsi kerja manajemen dan sistem.
Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan di rumah sakit saat ini,
pimpinan keperawatan ( Direktur Keperawatan/Kabid Keperawatan/Kasie) dibebani
tanggung jawab untuk memfasilitasi, menguraikan dan menyusun standar asuhan
secara tertulis, termasuk praktek dan tata kelola untuk memantau dan mengevaluasi
standar tersebut secara terus menerus untuk memperbaiki asuhan keperawatan.
Tanggung jawab tersebut dapat terlaksana secara optimal melalui komite
keperawatan.

C. PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

Komite keperawatan paling sedikit terdiri dari Ketua, Wakil Ketua (jika ada),
Sekretaris dan anggota. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh
sub komite yang terdiri dari sub komite kredensial, mutu profesi dan disiplin profesi.
Ketua komite ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit. Wakil Ketua (jika ada),
Sekretaris, anggota serta sub komite diusulkan oleh Ketua Komite dan ditetapkan
oleh pimpinan rumah sakit.
Adapun persyaratan pendidikan dan pengalaman yang harus dipenuhi antara :
Ketua : Minimal S1 Keperawatan /Ners dengan pengalaman klinik lebih dari 5 tahun
Sekretaris: S1 keperawatan/ners perwakilan dari perawat klinik dari masing masing
unit
Sub Sub komite: minimal S1 Keperawatan / Ners dengan pengalaman klinik 3
tahun, terdiri dari sub Komite Kredensial, Sub Komite Mutu Profesi, Sub Komite
Disiplin Profesi.
Struktur dan kedudukan komite keperawatan dalam organisasi rumah sakit
dapat diadaptasi sesuai kelas rumah sakit, seperti gambaran berikut.

Gambar 2. Struktur dan Kedudukan Komite keperawatan

Direktur

KOMITE KOMITE KOMITE KEPALA BIDANG


TENAGA KEPERAWATAN
MEDIS KEP
LAIN

SEKRETARIS

SUB-KOMITE SUB-KOMITE SUB-KOMITE


KREDENSIAL MUTU PROFESI DISIPLIN DAN ETIK
PROFESI
.

Pengorganisasian staf keperawatan di rumah sakit dikelompokkan dalam kelompok


fungsional keperawatan berdasarkan disiplin/spesialisasi, peminatan sesuai
kebutuhan rumah sakit.
D. FUNGSI KOMITE KEPERAWATAN

a. Menjamin tersedianya standar norma-norma: standar praktek/


etik/asuhan/prosedur keperawatan sesuai lingkup asuhan dan pelayanan serta
aspek penting asuhan area keperawatan
b. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional tenaga
keperawatan, merumuskan norma-norma: harapan dan pedoman perilaku serta
menyediakan alat ukur pantau kinerja tenaga keperawatan
c. Menjamin kompetensi tenaga keperawatan dengan melaksanakan asesmen,
mempertahankan dan mengembangkan kompetensinya.
d. Menjaga dan memantau pelaksanaan peningkatan mutu dan evaluasi asuhan
keperawatan dan kebidanan.
e. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana
rumah sakit
f. Mengkomunikasikan informasi hasil telaah mutu keperawatan kepada semua
pihak yang terkait.
g. Merekomendasikan usulan penyelesaian masalah kepada pimpinan rumah sakit
h. Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
i. Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset dan praktek.
E. GARIS BESAR TUGAS KOMITE KEPERAWATAN

a. Menyusun Standar Asuhan Keperawatan di rumah sakit.


b. Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan.
c. Menyusun model Praktek Keperawatan Profesional.
d. Memantau dan membina perilaku etik dan professional tenaga keperawatan.
e. Meningkatkan profesionalisme keperawatan melalui peningkatan pengetahuan
dan keterampilan seiring kemajuan IPTEK yang terintegrasi dengan perilaku
yang baik.
f. Bekerjasama dengan Direktur/bidang keperawatan dalam merencanakan
program untuk mengatur kewenangan profesi tenaga keperawatan dalam
melakukan asuhan keperawatan sejalan dengan rencana strategis rumah sakit.
g. Memberi rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi
tenaga keperawatan yang akan melakukan tindakan asuhan keperawatan.
h. Melaporkan kegiatan Komite Keperawatan secara berkala (setahun sekali)
kepada pimpinan rumah sakit.
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
A. Pengertian
Pembinaan dan pengawasan komite keperawatan di Rumah Sakit adalah suatu
proses penilaian, umpan balik serta perbaikan seluruh kegiatan komite keperawatan
di Rumah Sakit secara komprehensif dan berkesinambungan. Pembinaan dan
pengawasan dilakukan secara internal dan eksternal. Pembinaan dan pengawasan
internal dilakukan oleh unsur-unsur didalam Rumah Sakit. Pembinaan dan
pengawasan eksternal dilakukan oleh unsur luar Rumah Sakit seperti akreditasi atau
ISO, JCI dan lain lain yang disepakati.
B. Lingkup Pembinaan
1. Pembinaan dan Pengawasan Internal
Pembinaan dan pengawasan internal dilakukan secara berjenjang, mulai pada
tingkat perawat profesional, peer group keperawatan sejenis, komite keperawatan
itu sendiri.
a. Perawat Profesional :
 Lingkup pembinaan dan pengawasan minimal mencakup:
1) Pelaksanaan asuhan keperawatan dan dokumentasinya (mengikuti
Instrument A pada Instrumen Evaluasi Penerapan Standar asuhan
Keperawatan di RS)
2) Penerapankode etikprofesi keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan. (mengikuti Instrument B pada Instrumen Evaluasi
Penerapan Standar asuhan Keperawatan di RS)
3) Kepatuhan menerapkan standar/SPO
(mengikuti Instrument C pada Instrumen Evaluasi Penerapan Standar
asuhan Keperawatan di RS)
4) Kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
(mengikuti Instrument terlampir )
5) Pembinaan terhadap tenaga perawat yang melakukan pelanggaran
kode etik keperawatan
6) Melakukan usulan pengembangan tenaga keperawatan dalam bentuk
pendidikan berkelanjutan, pendidikan klinik dan temu ilmiah bekerja
sama dengan kepala bidang keperawatan
 Langkah-Langkah Pembinaan Dan Pengawasan:
1) Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawasan
2) Merumuskan lingkup sasaran pembinaan dan pengawasan
3) Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan melalui kegiatan komunikasi,
informasi, supervisi dan edukasi dengan metode :
 Supervisi klinik
 Observasi lapangan
 Pendampingan/ coaching
 bedside teaching
 Diskusi kasus
 Penghargaan dan sanksi
 Rapat/ pertemuan
5) Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan
6) Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan dan
evaluasi
7) Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pembinaan dan
pengawasan
 Pelaksana :
1) Ketua Peer Group
2) Kelompok keperawatan sejenis
b. Peer group keperawatan
 Lingkup pembinaan dan pengawasan minimal mencakup :
1) Kendali mutu pelayanan keperawatan di unit ruang rawat dan
laporannya
2) Kompetensi personal sebagai penanggung jawab peer group
3) Ketua peer group dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
profesi.
4) Manajemen informasi terhadap para profesi keperawatan
5) Profil dan performa kompetensi dan kinerja profesi.
6) Manajemen mutu dan audit mutu asuhan keperawatan
 Langkah pembinaan dan pengawasan :
1) Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawasan
2) Merumuskan lingkup dan sasaran pembinaan dan pengawasan
3) Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan dengan metode :
 Rapat koordinasi
 Observasi lapangan
 Penghargaan dan sanksi
 Pendampingan/ coaching
 Delegasi koordinasi
 Supervisi lapangan
5) Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan
6) Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan
dan evaluasi
7) Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pembinaan dan
pengawasan.
 Pelaksana :
1) Ketua Komite dan anggota
2) Ketua Sub – Sub Komite dan anggota
c. Komite Keperawatan
 Lingkup pembinaan dan pengawasan, minimal mencakup :
1) Dokumen Rencana Strategi Komite Keperawatan dalam mendukung
misi rumah sakit.
2) Dokumen manajemen mutu dalam pengendalian profesi keperawatan
dan pelayanan keperawatan.
3) Mekanisme pengendalian resiko dalam meningkatkan kinerja
pelayanan keperawatan dan performa rumah sakit.
4) Manajemen pembinaan profesi.
5) Dokumen – dokumen standar prosedur operasional.
6) Evaluasi implementasi asuhan keperawatan berdasarkan standar
keperawatan
7) Sistem dan implementasi audit mutu pelayanan keperawatan
8) Implementasi fungsi-fungsi manajemen : planning, staffing,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan.
 Langkah/Strategi :
1) Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawasan
2) Merumuskan lingkup dan sasaran pembinaan dan pengawasan
3) Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan.
5) Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan
6) Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan dan
evaluasi
7) Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pembinaan dan
pengawasan.
8) Merekomendasikan hasil pembinaan dan pengawasan kepada
manajemen rumah sakit.
 Pelaksana : Satuan Pengawas Internal
2. Pembinaan Dan Pengawasan Eksternal
Pembinaan dan pengawasan eksternal dilakukan secara terintegrasi dengan
pelayanan lainnya dalam bentuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Bentuk pembinaan dan pengawasan eksternal antara lain :
1. Akreditasi Rumah Sakit, untuk pelayanan keperawatan baik pada tingkat
nasional maupun international
2. JCI (Joint Commission International Acreditation ), ISO 9000 dan ISO 9001:
2008
3. Dilakukan oleh Badan Pengawas Rumah Sakit, sesuai dengan Undang-
undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 57 sampai dengan 60.
4. Pembinaan tehnis oleh kementrian kesehatan, Dinas kesehatan provinsi dan
kabupaten kota, mencakup penerapan kebijakan, norma, standar, pedoman
dan kriteria (NSPK)

Anda mungkin juga menyukai

  • RPP N 3
    RPP N 3
    Dokumen6 halaman
    RPP N 3
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Tugas I
    Tugas I
    Dokumen4 halaman
    Tugas I
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ii
    Tugas Ii
    Dokumen3 halaman
    Tugas Ii
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2 Tpki Nurman
    Tugas 2 Tpki Nurman
    Dokumen3 halaman
    Tugas 2 Tpki Nurman
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen19 halaman
    MAKALAH
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen19 halaman
    MAKALAH
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Kolom Data
    Kolom Data
    Dokumen1 halaman
    Kolom Data
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Tugas I
    Tugas I
    Dokumen4 halaman
    Tugas I
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tutorial 1
    Tugas Tutorial 1
    Dokumen2 halaman
    Tugas Tutorial 1
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Referensi PMKP
    Daftar Referensi PMKP
    Dokumen1 halaman
    Daftar Referensi PMKP
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • RPP N 3
    RPP N 3
    Dokumen6 halaman
    RPP N 3
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • RPP N 1
    RPP N 1
    Dokumen5 halaman
    RPP N 1
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • RPP N 2
    RPP N 2
    Dokumen4 halaman
    RPP N 2
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • CP TB
    CP TB
    Dokumen4 halaman
    CP TB
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Referensi PMKP
    Daftar Referensi PMKP
    Dokumen1 halaman
    Daftar Referensi PMKP
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Protap
    Protap
    Dokumen56 halaman
    Protap
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Milih Indikator
    Milih Indikator
    Dokumen6 halaman
    Milih Indikator
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Surat Delegasi
    Surat Delegasi
    Dokumen4 halaman
    Surat Delegasi
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Format Bon Atk
    Format Bon Atk
    Dokumen4 halaman
    Format Bon Atk
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Pengolahan Limbah
    Pengolahan Limbah
    Dokumen2 halaman
    Pengolahan Limbah
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Referensi PMKP
    Daftar Referensi PMKP
    Dokumen1 halaman
    Daftar Referensi PMKP
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • SK Keselamatan Pasien
    SK Keselamatan Pasien
    Dokumen2 halaman
    SK Keselamatan Pasien
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan Kebutuhan Ruangan Paru Syaraf
    Surat Permohonan Kebutuhan Ruangan Paru Syaraf
    Dokumen6 halaman
    Surat Permohonan Kebutuhan Ruangan Paru Syaraf
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Rekap Ikp KTD 2018
    Rekap Ikp KTD 2018
    Dokumen1 halaman
    Rekap Ikp KTD 2018
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Area Klinis
    Daftar Area Klinis
    Dokumen1 halaman
    Daftar Area Klinis
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Denah PMKP
    Denah PMKP
    Dokumen1 halaman
    Denah PMKP
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Kolom Data
    Kolom Data
    Dokumen1 halaman
    Kolom Data
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • Formulir Cakupan Tuty
    Formulir Cakupan Tuty
    Dokumen3 halaman
    Formulir Cakupan Tuty
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat
  • PROGRES PMKP New
    PROGRES PMKP New
    Dokumen9 halaman
    PROGRES PMKP New
    Mitra Elita
    Belum ada peringkat