PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014). Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menyebabkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) apabila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala
dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala
penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sa kit kepala/rasa berat di
tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan
kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Sampai saat ini, hipertensi masih adalah tantangan besar di Indonesia.
kenapa tidak? hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan
dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data
Riskesdas 2013 (Kemenkes.RI, 2014). Faktor resiko Hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat
diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak
jenuh, penggunaan minyak goreng jelantah, kebiasaan konsumsi minum-
minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan
estrogen (obat kb). Penyakit ini dapat terjadi pada penduduk yang berusia
diatas 20 tahun, penderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta
jiwa di amerika serikat.
Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-
obatan yang efektif banyak tersedia. Definisi Banyak pasien hipertensi
dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang
peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar
hipertensi dapat dikendalikan.
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus
meningkat dan kian hari semakin mengkawatirkan, diperkirakan pada tahun
2025 2 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia akan menderita hipertensi
(Depkes RI, 2006). Berdasarkan data dari AHA (American Heart Asosiation)
tahun 2011, di Amerika dari 59% penderita hipertensi hanya 34% yang
terkendali, disebutkan bahwa 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi
(Heidenreich PA, et al, 2011). Dan berdasarkan NHANES (National Health
and Nutrition Examination Survey) tahun 2010, dari 66,9 juta penderita
hipertensi di USA, 46,5% hipertensi terkendali dan 53,5% hipertensi tidak
terkendali (NHANES, 2010). Di Indonesia hipertensi merupakan penyebab
kematian ketiga untuk semua umur setelah stroke (15,4%) dan tuberculosis
(7,5%), dengan jumlah mencapai 6,8% (Riskesdas, 2007). Banyaknya
penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang
memiliki tekanan darah terkendali sedangkan 50% penderita memiliki
tekanan darah tidak terkendali (Bustan, 2007). Data Riskesdas tahun 2013
melaporkan prevalensi hipertensi penduduk umur 18 tahun ke atas sebesar
25,8%. Dari 15 juta penderita hipertensi, 50% hipertensinya belum terkendali
(Riskesdas, 2013).
Sebagai perawat yang akan memberikan asuhan keperawatan dalam
edukasi atau promosi kesehatan dengan klien hipertensi dalam keluarga. Pada
banyak kasus tersebut pasien dengan hipertensi pada usia produktif yang
masih memiliki keluarga. salah satunya pada keluarga Tn.N. pada kasus ini
diberikan edukasi kesehatan dengan metode penyuluhan langsung,
pendekatan pada perorangan, metode di lakukan dengan kombinasi. Media
yang diberikan pada edukasi ini yaitu video.
Topik/judul edukasi kesehatan : Yuks hidup sehat dan bahagia dengan bebas
hipertensi
Sasaran edukasi kesehatan : Pasien dan keluarga yang ada dimana? (focus
individu dan keluarga, individu seperti pasien di rumah sakit, atau keluarga di
rumah
Apa persiapannya
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI
C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Klasifikasi hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi
D. MEDIA PENYULUHAN
1. Materi Pengajaran
2. Laptop
3. Proyektor
F. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN RESPON PESERTA
1 5 Menit A. Kegiatan pra belajar
Mempersiapkan materi,
media dan tempat.
Memberi salam.
Memperkenalkan diri.
Kontrak waktu.
2 5 Menit B. Pembukaan
Menjelaskan tujuan.
Menjelaskan pokok 5 menit
bahasan.
3 10 Menit C. Kegiatan Inti
Penyuluh menjelaskan
materi hipertensi lewat
pemutaran video tentang
diet hipertensi
Pendengar menyimak
pemutaran video tentang
hipertensi .
Pendengar menyampaikan
pertanyaan seputar tanda
dan gejala hipertensi
Penyuluh menyampaikan
jawaban.
4 5 menit D. Penutup
1. Memberikan posttest.
2. Meyimpulkan materi.
3. Ucapan salam.
G. EVALUASI
Metoda evaluasi nya apa,
Bagaiaman cara evaluasi?
Observasi, Tanya jhawab, quis, post .dlll
1. Prosedur : post test
2. Jenis tes : lisan
3. Butir pertanyaan :
a) Bagaimana pengertian hipertensi
b) Apa saja penyebab hipertensi
c) Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
d) Apa saja komplikasi hipertensi
Lampiran
MATERI
HIPERTENSI
a. PENGERTIAN
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi normal, yaitu systole
lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg.
b. PENYEBAB HIPERTENSI
Penyebab Hipertensi antara lain :
1. Stres,
2. Usia,
3. Diet
4. Merokok,
5. Obesitas (kegemukan),
6. Alkohol,
7. Faktor keturunan,
8. Faktor lingkungan (gaduh/bising)
c. KLASIFIKASI
Hipertensi
e. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Kerusakan gagal ginjal
4. Kerusakan jaringan otot
5. kebutaan
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.google.com/book-6342P_hipertensi_pada _lansia-ed2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
C. MATERI PENYULUHAN
Materi tentang pola hidup sehat yang berkaitan dengan aktifitas fisik
(terlampir)
1. Pengertian aktivitas fisik
2. Siapa saja yang diharapkan melakukan aktivitas fisik
3. Jenis-jenis aktivitas fisik
4. Durasi aktivitas fisik yang perlu dilakukan per hari
5. Tips-tips dalam melakukan aktivitas fisik
6. Cara melakukan aktivitas yang benar
7. Keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Simulasi
F. KEGIATAN PENYULUHAN
G. EVALUASI
Menggunakan evaluasi lisan dengan menanyakan kembali tentang pola
hidup sehat yang berkaitan dengan aktifitas.
Kriteria evaluasi:
1. Apa itu aktivitas fisik?
2. Siapa saja yang diharapkan dapat melakukan aktivitas fisik?
3. Apa saja jenis-jenis aktivitas fisik
4. Berapa lama aktivitas fisik yang perlu dilakukan per hari?
5. Apa saja tips-tips dalam melakukan aktivitas fisik?
6. Bagaimana cara melakukan aktivitas yang benar?
7. Apa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur?
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
C. Materi Penyuluhan
1. Tujuan diet hipertensi.
2. Prinsip diet hipertensi.
3. Makanan yang harus dihindari untuk penderita hipertensi.
4. Macam-macam diet rendah garam.
G. Evaluasi
1. Prosedur : post test
2. Jenis tes : lisan
3. Butir pertanyaan :
a) Makanan apa saja yang perlu dikurangi untuk penderita
hipertensi?
b) Berapa banyak garam yang di pakai untuk penderita
hipertensi?
Lampiran
A. Pengertian
Hipertensi atau penyakit darah tinggi yaitu suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg.
Menurut WHO (Word Health Organization), batas tekanan darah yang dianggap
normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari
140/90 mmHg dinyataka hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas
18 tahun) (Adib, 2009).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC - VII 2003
TDS
Kategori (mmHg) TDD (mmHg)
B. Penyebab
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik.Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik
2. Obesitas.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arteriosklerosis.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, sistem renin angiotensin, efek
dari eksresi natrium, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal atau vaskuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral, gangguan endokrin. Hipertensi
Sekunder merupakan hipertensi yang penyebab dapat ditentukan
(10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme)
dan penyakit kelaian pembuluh darah.
C. Gejala Hipertensi
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2. Sakit kepala.
3. Pusing / migrain.
4. Rasa berat ditengkuk.
5. Sukar tidur.
6. Mata berkunang-kunang.
7. Lemah dan Lelah.
8. Muka pucat
D. Diet Hipertensi
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) merupakan sebuah studi
yang melihat dampak pola diet yeng berbeda terhadap penurunan tekanan
darah. Para peneliti, seperti dikutip situs webmd menemukan, mereka yang
menerapkan diet DASH mengalami penurunan tekanan darah hanya dalam
waktu beberapa minggu.
Diet DASH yang merekomendasikan penggunaan sodium hanya 1.500
miligram (sekitar 2/3 sendok teh garam meja) sehari, juga mempunyai efek
positif dalam menurunkan tekanan darah.Selain itu, perempuan yang
mengikuti diet ini selama beberapa tahun juga mengalami penurunan risiko
mengalami penyakit jantung arteri koroner dan stroke.
Adib., M., (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Dianloka Dianloka Pustaka Populer: Yogyakarta.
https://www.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf diakses tanggal 14
Februari 2020.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/page/21/klasifikasi-hipertensi diakses tanggal 14 Februari
2020.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
G. EVALUASI
Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 2 soal
H. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
pada organ tubuh.
b. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok
dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi
mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh
aliran darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga
dihubungkan dengan degrasi muscular yang berhubungan dengan
usia tua yaitu penyakit mata yang tak tersembuhkan yang
disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang disebut
Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat
penglihatan di dalam mata dan mengontrol kemampuan membaca,
mengendarai mobil, mengenal wajah dan warna dan melihat objek
secara detail.
c. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena
rusaknya protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit,
terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok
menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
d. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada
dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke
dalam telinga bagian dalam . perokok dapat kehilangan
pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau
lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau
suara yang keras. Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian
tengah yang dapt megarah kepada kompliksi yang lebih jauh
disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali lebih
besar dari pada orang yang tidak merokok.
e. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang
kadang-kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan kematian akibat
penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita
Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang
meninggalkan bercak merah pada kulit 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan non perokok
f. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning
dan terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5
kali lipat.
g. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu
pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan
melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy
untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk
lubang ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke
dalam paru-paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan
muncus sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan
kesulitan bernafas.
h. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan
batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang
menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
j. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak
terdapat pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah
terikat pada darah dari pada oksigen sehingga kemampuan darah
untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya
tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah
patah atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok
jiga menjadi lebih rentan terhadap masalah tulang punggung.
Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang
punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang
merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung setelah
terjadi trauma.
k. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor
resiko terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang
berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap
tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian
tembakau di Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000
orang setiap tahun. Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih
cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
l. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan
lambung untu menetralkan asam lambung setelah makan sehingga
sisa asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung
yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
m. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan
kuku yang meninggalkan warna coklat kekuningan.
n. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan
berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi.
Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran
bayi dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan
hamil atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok.
Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian
karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi
abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin
dalam asap rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden
Infant Death) juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau.
Tambahan pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen yang
menyebabkan terjadinya menopause dini.
o. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan
pada DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi
menemukan bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko
menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga
memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada
perokok.
p. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki,
yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan
tanpa perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya jaringan
tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
M. KEGIATAN PENYULUHAN
Respon
rR Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
1. 5 Pembukaan Menyampaikan salam Menjawab salam
menit a. Salam pembuka pembuka, maksud dan Memperhatikan
b. Perkenalan tujuan serta kontrak waktu dan terlihat
c. Menyampaikan pelaksanaan kegiatan antusias mengikuti
tujuan kepada peserta penyuluhan penyuluhan
d. Kontrak waktu dengan bahasa yang sopan
dan jelas serta penggunaan
kata yang efisien.
Menanyakan beberapa
pertanyaan seputar opini
peserta mengenai topik
penyuluhan.
2. 15 Kegiatan Inti Menyampaikan materi Menyimak dan
menit a. Penyampaian materi dengan jelas dan tepat memperhatikan
4 jenis dukungan sesuai dengan metode penyuluhan
yang harus yang dipilih dengan baik dan
diberikan kepada Menyampaikan materi antusias.
keluarga. tidak berbelit-belit serta
efisien sehingga mencegah
kekurangan waktu
Memanfaatkan semua
media yang tersedia untuk
menyampaikan materi
dengan baik.
3. 10 Penutup Melalukan dialog Peserta penyuluhan
menit Sesi tanya jawab interaktif dengan peserta dengan antusias
Melakukan evaluasi penyuluhan. bertanya dan
Menyimpulkan Menanyakan beberapa berdialog tentang
materi yang pertanyaan singkat kepada materi penyuluhan.
didiskusikan pasien tentang materi Bersama penyaji
Mengakhiri kegiatan penyuluhan untuk menyimpulkan
dengan salam mengetahui feed back. materi.
Contoh pertanyaan: Mengerti dan
1. Apa itu hipertensi? mempunyai
2. Apa itu dukungan pengetahuan baru
keluarga? tentang materi
3. Sebutkan 2 jenis penyuluhan
dukungan keluarga ditandai dengan
yang diberikan pada hampir keseluruhan
pasien hipertensi! peserta dapat
Menyampaikan menjawab studi
kesimpulan dengan kasus.
singkat dan jelas. Menjawab salam.
Memberi reward kepada
peserta yang aktif dan
dapat menjawab
pertanyaan dengan baik.
Menyampaikan salam
penutup dan ucapan
terimakasih dengan
sopan dan jelas.
N. Evaluasi
1. Evaluasi struktur : peserta diharapkan duduk berhadap dengan
fasilitator
2. Evaluasi proses : peserta dapat berperan aktif selama kegiatan dan mampu
menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan fasilitator
3. Evaluasi hasil : peserta mampu menjelaskan pentingnya dukungan
keluarga dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan
Lampiran Materi
A. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu membuat
sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung akan
keluarga yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang
juga merasa dicintai dan bisa berbagi beban, mengekspresikan perasaan secara
1. Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami
kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang
dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu.
Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka,
perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang
pada aspek-aspek yang positif (Griffin, Joan M. et. al., 2014). Bentuk dukungan
meliputi :
2. Dukungan Instrumental
material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi
individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan
praktis dan tujuan nyata (Pehlivan, Seda. et. al., 2012). Contoh bentuk
dukungannya adalah:
3. Dukungan Informasional
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk
melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya
penghimpun informasi dan pemberi informasi (Pehlivan, Seda. et. al. 2012).
Bentuk dukunganya:
sakit
2. Mengingatkan untuk minum obat secara teratur dan mengingatkan untuk
atau tindakan.
4. Menjelaskan hal-hal yang tidak dimengerti oleh keluarganya yang sakit
tentang penyakitnya
4. Dukungan Emosional
sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan
individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam
menerimanya merasa berharga (Pehlivan, Seda. et. al. 2012). Pada dukungan
4. Senantiasa menghargainya
yang terbaik
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Joan M. et. al. 2014. Effectiveness of Family and Caregiver Interventions
on Patient Outcomes in Adults with Cancer: A Systematic Review. JGIM.
Pehlivan, Seda. et. al. 2012. Relationship between hopelessness, loneliness, and
perceived social support from family in Turkish patients with cancer.
Support Care Cancer.
Susilawati, Dwi. 2013. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif Di Rsup Dr Sardjito Yogyakarta.
Jurnal Keperawatan ISSN 2086 - 3071.
BAB IV
EVALUASI
WILLS, J. (2014). Fundamentals of Health Promotion for Nurses (pp. 1–345). pp.
1–345.