Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang (Kemenkes.RI, 2014). Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menyebabkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) apabila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala
dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala
penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sa kit kepala/rasa berat di
tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan
kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Sampai saat ini, hipertensi masih adalah tantangan besar di Indonesia.
kenapa tidak? hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan
dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data
Riskesdas 2013 (Kemenkes.RI, 2014). Faktor resiko Hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat
diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak
jenuh, penggunaan minyak goreng jelantah, kebiasaan konsumsi minum-
minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan
estrogen (obat kb). Penyakit ini dapat terjadi pada penduduk yang berusia
diatas 20 tahun, penderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta
jiwa di amerika serikat.
Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-
obatan yang efektif banyak tersedia. Definisi Banyak pasien hipertensi
dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang
peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar
hipertensi dapat dikendalikan.
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus
meningkat dan kian hari semakin mengkawatirkan, diperkirakan pada tahun
2025 2 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia akan menderita hipertensi
(Depkes RI, 2006). Berdasarkan data dari AHA (American Heart Asosiation)
tahun 2011, di Amerika dari 59% penderita hipertensi hanya 34% yang
terkendali, disebutkan bahwa 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi
(Heidenreich PA, et al, 2011). Dan berdasarkan NHANES (National Health
and Nutrition Examination Survey) tahun 2010, dari 66,9 juta penderita
hipertensi di USA, 46,5% hipertensi terkendali dan 53,5% hipertensi tidak
terkendali (NHANES, 2010). Di Indonesia hipertensi merupakan penyebab
kematian ketiga untuk semua umur setelah stroke (15,4%) dan tuberculosis
(7,5%), dengan jumlah mencapai 6,8% (Riskesdas, 2007). Banyaknya
penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang
memiliki tekanan darah terkendali sedangkan 50% penderita memiliki
tekanan darah tidak terkendali (Bustan, 2007). Data Riskesdas tahun 2013
melaporkan prevalensi hipertensi penduduk umur 18 tahun ke atas sebesar
25,8%. Dari 15 juta penderita hipertensi, 50% hipertensinya belum terkendali
(Riskesdas, 2013).
Sebagai perawat yang akan memberikan asuhan keperawatan dalam
edukasi atau promosi kesehatan dengan klien hipertensi dalam keluarga. Pada
banyak kasus tersebut pasien dengan hipertensi pada usia produktif yang
masih memiliki keluarga. salah satunya pada keluarga Tn.N. pada kasus ini
diberikan edukasi kesehatan dengan metode penyuluhan langsung,
pendekatan pada perorangan, metode di lakukan dengan kombinasi. Media
yang diberikan pada edukasi ini yaitu video.

Budaya penghambat kesehatanya


Gaya belajar…
B. Perumusan Masalah Edukasi Kesehatan
Setelah mendapatkan hasil dari kuesioner yang diberikan kepada
keluarga Tn.N ditemukan bahwa tingkat pengetahuan tentang hipertensi,
diet hipertensi, bahaya merokok, aktivitas fisik pada pasien hipertensi dan
komunikasi dalam keluarga.
BAB II
PERENCANAAN EDUKASI KESEHATAN

Topik/judul edukasi kesehatan : Yuks hidup sehat dan bahagia dengan bebas

hipertensi

Sasaran edukasi kesehatan : Pasien dan keluarga yang ada dimana? (focus
individu dan keluarga, individu seperti pasien di rumah sakit, atau keluarga di
rumah

Tujuan edukasi kesehatan;


- Tujuan umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari- hari.lihat
di buku panduan bagaia,man cara membuat kalaimat tujuan umum,
atau goal. Bukuedukasi; setelah di;lakukan edukasi dengancara apa
psien /kelg dapat menyusun atu komngkonsumsi makan sehat untuk
hipertensi
- Tujuan khusus :
Setelah pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan selama 5 x
pertemuan, keluarga mampu :
1. Menjelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya
sendiri dengan benar.
2. Menyebutkan 4 penyebab hipertensi dengan baik
3. Menyebutkan 5 tanda dan gejala hipertensi dengan baik
4. Menyebutkan contoh makanan (5) yang dianjurkan untuk penderita
Hipertensi
5. Menyebutkan 4 penatalaksanaan hipertensi dengan baik cara
mengatasi dan mencegah hipertensi
6. Keluarga dan pasien dapat mengurangi konsumsi rokok atau
menghentikan aktifitas merokok
7. Mampu melakukan aktifitas fisik ringan pada klien hipertensi
8. Mampu mendukung dan melakukan komunikasi pada klien
hipertensi di dalam keluarganya
9. Raha perilaku dapat meredemontrasi menu sehat rendah kolesterol

Strategi Edukasi kesehatan : KIM (komuikasi informasi edukasi), Konseling

Apa metoda itu? Je;lskan

Mengapa menggunkan metoda itu

Apa keuntungannya jabarkan

Apa persiapannya

Bagiamana melakukan metoda itu


Media edukasi kesehatan : kelompok memilih video sebagai media dalam proses
penyuluhan tersebut, dikarenakan klien dan keluarga memiliki pendidikan tinggi
yang lebih mudah menerima informasi melalui media gambar optic.

Mengapa memakai media itu, apa keuntungannya

Seperti apa medianya

BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Ceritakan bagaiaman rencana implementasi, termasuk cara mengunadang
m, lay out dsb….Buat satpel
Pokok Bahasan : Hipertensi
Sub Pokok Bahasan : Klien mengetahui tentang hipertensi.
Sasaran : Keluarga Tn. N
Tempat : Di rumah Tn. N
Waktu : 1x20 menit

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan selama 20 menit tentang
hipertensi kepada keluarga Tn. N, diharapkan mampu memahami tanda dan
gejala hipertensi

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x 20menit, Tn. N dan keluarga
mampu dapat:
 Menjelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri
dengan benar.
 Menyebutkan 4 penyebab hipertensi dengan baik
 Menyebutkan 5 tanda dan gejala hipertensi dengan baik
 Menyebutkan contoh makanan (5) yang dianjurkan untuk penderita
Hipertensi
 Menyebutkan 4 penatalaksanaan hipertensi dengan baik Cara
mengatasi dan mencegah hipertensi

C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Klasifikasi hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi

D. MEDIA PENYULUHAN
1. Materi Pengajaran
2. Laptop
3. Proyektor

E. METODE DAN ALAT PENYULUHAN


Ceramah dan diskusi / tanya jawab tentang hipertensi

F. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN RESPON PESERTA
1 5 Menit A. Kegiatan pra belajar
 Mempersiapkan materi,
media dan tempat.
 Memberi salam.
 Memperkenalkan diri.
 Kontrak waktu.
2 5 Menit B. Pembukaan
 Menjelaskan tujuan.
 Menjelaskan pokok 5 menit
bahasan.
3 10 Menit C. Kegiatan Inti
 Penyuluh menjelaskan
materi hipertensi lewat
pemutaran video tentang
diet hipertensi
 Pendengar menyimak
pemutaran video tentang
hipertensi .
 Pendengar menyampaikan
pertanyaan seputar tanda
dan gejala hipertensi
 Penyuluh menyampaikan
jawaban.
4 5 menit D. Penutup
1. Memberikan posttest.
2. Meyimpulkan materi.
3. Ucapan salam.
G. EVALUASI
Metoda evaluasi nya apa,
Bagaiaman cara evaluasi?
Observasi, Tanya jhawab, quis, post .dlll
1. Prosedur : post test
2. Jenis tes : lisan
3. Butir pertanyaan :
a) Bagaimana pengertian hipertensi
b) Apa saja penyebab hipertensi
c) Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
d) Apa saja komplikasi hipertensi

Lampiran

MATERI
HIPERTENSI

a. PENGERTIAN
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi normal, yaitu systole
lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg.

b. PENYEBAB HIPERTENSI
Penyebab Hipertensi antara lain :
1. Stres,
2. Usia,
3. Diet
4. Merokok,
5. Obesitas (kegemukan),
6. Alkohol,
7. Faktor keturunan,
8. Faktor lingkungan (gaduh/bising)

c. KLASIFIKASI

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK


mmHg mmHg
Optimal < 120 < 80

Normal <130 < 85

High Normal 130 – 139 85 – 89

Hipertensi

Derajat 1 140 – 159 90 – 99

Derajat 2 160 – 179 100 – 109

Derajat 3 > 180 > 110

d. TANDA DAN GEJALA


1. Gelisah,
2. kepala pusing
3. Jantung berdebar – debar
4. Tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg
5. Gangguan penglihatan
6. Nafsu makan menurun
7. Sulit konsentrasi
8. Mual muntah
9. Mudah tersinggung

e. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Kerusakan gagal ginjal
4. Kerusakan jaringan otot
5. kebutaan

f. CARA MENGATASI DAN PENCEGAHANNYA


Cara mengatasi dan mencegah Hipertensi adalah :
1. Makan – makanan yang bergizi
2. Menghindari makanan yang berlemak dan mengurangi asin
3. Menghindari makanan dengan bahan pengawet
4. Menjaga berat badan agar tetap stabil
5. Menghindari minum – minuman keras
6. Menghindari merokok
7. Istirahat yang cukup
8. Belajar untuk tenang, menikmati hidup dan selalu bersukur serta
perbanyak surga
9. Peran keluarga dan individu sangat ditekankan dalam rangka
mengatasi hidup orang dengan hipertensi dan mencegah hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraini. 2012. Keperawatan Kardiovaskular edisi 2.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Bustan MN. 2012. Pengantar Kardiologi, Jakarta : Rineka Cipta

Http://www.google.com/book-6342P_hipertensi_pada _lansia-ed2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok bahasan : Aktivitas Fisik Dengan Pasien Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. N
Tempat : Di rumah Tn. N
Waktu : 1x20 menit
Tempat : Di rumah Tn. N

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Tujuan instruksional secara umum yaitu klien mengetahui dan memahami
pola hidup sehat yang berkaitan dengan aktifitas fisik, serta berminat untuk
melakukan latihan aktivitas fisik yang telah diajarkan

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan proses edukasi klien mampu:
1. Menjelaskan pengertian aktivitas fisik
2. Menyebutkan siapa saja yang diharapkan melakukan aktivitas fisik
3. Menyebutkan jenis-jenis aktivitas fisik
4. Menjelaskan durasi aktivitas fisik yang perlu dilakukan per hari
5. Menyebutkan tips-tips dalam melakukan aktivitas fisik
6. Menjelaskan cara melakukan aktivitas yang benar
7. Menyebutkan keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur

C. MATERI PENYULUHAN
Materi tentang pola hidup sehat yang berkaitan dengan aktifitas fisik
(terlampir)
1. Pengertian aktivitas fisik
2. Siapa saja yang diharapkan melakukan aktivitas fisik
3. Jenis-jenis aktivitas fisik
4. Durasi aktivitas fisik yang perlu dilakukan per hari
5. Tips-tips dalam melakukan aktivitas fisik
6. Cara melakukan aktivitas yang benar
7. Keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Simulasi

E. MEDIA dan ALAT


Video

F. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN RESPON PESERTA


1 5 menit A. Kegiatan pra belajar
 Mempersiapkan materi,
media dan tempat.
 Memberi salam.
 Memperkenalkan diri.
 Kontrak waktu.
2 5 menit B. Pembukaan
 Menjelaskan tujuan.
 Menjelaskan pokok
bahasan.
3 10 menit C. Kegiatan Inti
 Penyuluh menjelaskan
materi hipertensi lewat
pemutaran video tentang
aktifitas fisik pada klien
hipertensi
 Pendengar menyimak
pemutaran video tentang
aktifitas fisik pada klien
hipertensi .
 Pendengar menyampaikan
pertanyaan seputar aktifitas
fisik yang dapat di lakukan
pada klien hipertensi
 Penyuluh menyampaikan
jawaban.
4 5 menit D. Penutup
1. Memberikan posttest.
2. Meyimpulkan materi.
3. Ucapan salam.

G. EVALUASI
Menggunakan evaluasi lisan dengan menanyakan kembali tentang pola
hidup sehat yang berkaitan dengan aktifitas.
Kriteria evaluasi:
1. Apa itu aktivitas fisik?
2. Siapa saja yang diharapkan dapat melakukan aktivitas fisik?
3. Apa saja jenis-jenis aktivitas fisik
4. Berapa lama aktivitas fisik yang perlu dilakukan per hari?
5. Apa saja tips-tips dalam melakukan aktivitas fisik?
6. Bagaimana cara melakukan aktivitas yang benar?
7. Apa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur?
Lampiran

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang


menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari.

B. Siapa saja yang diharapkan melakukan aktivitas fisik?


Yang diharapkan melakukan aktivitas fisik adalah seluruh anggota keluarga.

C. Jenis-jenis aktivitas fisik Dapat berupa:


Kegiatan sehari-hari, yaitu berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci
pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik–turun tangga, membawa
belanjaan
Olah raga, yaitu push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
bermain tennis, yoga, fitness, angkat beban berat

D. Durasi aktivitas fisik yang perlu dilakukan per hari


Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya
Tips-tips dalam melakukan aktivitas fisik
1. Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kaki nyaman
dan sehat, apalagi untuk berjalan ke kantor atau naik tangga
2. Renang: lakukan gerakan secepat mungkin dengan napas yang dalam
3. Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi
yang kaku, juga melenturkan otot serta melancarkan peredaran darah

Cara melakukan aktivitas yang benar

1. Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum


terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan
ditingkatkan secara bertahap
2. Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
3. Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan
4. Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai
sedang
5. Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin
paling sedikit 30 menit setiap hari

Keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur

1. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker,


hipertensi atau tekanan darah tinggi, kencing manis atau diabetes
melitus, dll
2. Berat badan terkendali
3. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
4. Bentuk tubuh menjadi bagus
5. Lebih percaya diri
6. Lebih bertenaga dan bugar
7. Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Diet untuk hipertensi
Sub Pokok Bahasan : Diet rendah garam dan makan yang harus dihindari.
Sasaran : Keluarga Tn. N
Tempat : Di rumah Tn. N
Waktu : 20 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilaksanakan penyuluhan kesehatan selama 20 menit tentang diet
rendah garam kepada keluarga Tn. N, diharapkan mampu memahami dan
menerapkan serta mematuhi makanan yang baik dan tidak untuk Tn. N
yang menderita hipertensi secara mandiri di rumah serta dapat
memanfaatkan bahan yang ada di sekitar.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan keluarga dan
pasien dapat:
1. Menyebutkan makanan yang harus di hindari untuk penderita
hipertensi
2. Mengetahui macam-macam diet hipertensi.

C. Materi Penyuluhan
1. Tujuan diet hipertensi.
2. Prinsip diet hipertensi.
3. Makanan yang harus dihindari untuk penderita hipertensi.
4. Macam-macam diet rendah garam.

D. Metode : pemutaran video


E. Media dan Alat : Media : pemutaran video.

F. Kegiatan belajar mengajar

NO WAKTU KEGIATAN RESPON PESERTA


5 menit A. Kegiatan pra belajar
 Mempersiapkan materi,
media dan tempat.
 Memberi salam.
 Memperkenalkan diri.
 Kontrak waktu.
5 menit B. Pembukaan
 Menjelaskan tujuan.
 Menjelaskan pokok
bahasan.
10 menit C. Kegiatan Inti
 Penyuluh menjelaskan
materi hipertensi lewat
pemutaran video tentang
diet hipertensi
 Pendengar menyimak
pemutaran video tentang
hipertensi .
 Pendengar menyampaikan
pertanyaan seputar diet
hipertensi
 Penyuluh menyampaikan
jawaban.
5 menit D. Penutup
1. Memberikan posttest.
2. Meyimpulkan materi.
3. Ucapan salam.

G. Evaluasi
1. Prosedur : post test
2. Jenis tes : lisan
3. Butir pertanyaan :
a) Makanan apa saja yang perlu dikurangi untuk penderita
hipertensi?
b) Berapa banyak garam yang di pakai untuk penderita
hipertensi?
Lampiran

A. Pengertian
Hipertensi atau penyakit darah tinggi yaitu suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg.
Menurut WHO (Word Health Organization), batas tekanan darah yang dianggap
normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari
140/90 mmHg dinyataka hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas
18 tahun) (Adib, 2009).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC - VII 2003
TDS
Kategori (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Pra-hipertensi 120 - 139 Atau 80 – 89

Hipertensi tingkat 1 140 - 159 Atau 90 – 99

Hipertensi tingkat 2 > 160 Atau > 100

Hipertensi Sistolik Terisolasi > 140 dan < 90


Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation,and Treatment or High Pressure VII/JNC - VII, 2003

B. Penyebab
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik.Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik
2. Obesitas.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arteriosklerosis.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, sistem renin angiotensin, efek
dari eksresi natrium, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal atau vaskuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral, gangguan endokrin. Hipertensi
Sekunder merupakan hipertensi yang penyebab dapat ditentukan
(10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme)
dan penyakit kelaian pembuluh darah.

C. Gejala Hipertensi
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2. Sakit kepala.
3. Pusing / migrain.
4. Rasa berat ditengkuk.
5. Sukar tidur.
6. Mata berkunang-kunang.
7. Lemah dan Lelah.
8. Muka pucat

D. Diet Hipertensi
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) merupakan sebuah studi
yang melihat dampak pola diet yeng berbeda terhadap penurunan tekanan
darah. Para peneliti, seperti dikutip situs webmd menemukan, mereka yang
menerapkan diet DASH mengalami penurunan tekanan darah hanya dalam
waktu beberapa minggu.
Diet DASH yang merekomendasikan penggunaan sodium hanya 1.500
miligram (sekitar 2/3 sendok teh garam meja) sehari, juga mempunyai efek
positif dalam menurunkan tekanan darah.Selain itu, perempuan yang
mengikuti diet ini selama beberapa tahun juga mengalami penurunan risiko
mengalami penyakit jantung arteri koroner dan stroke.

E. Tujuan penatalaksanaan diet


1. Membantu menurukan tekanan darah
2. Mempertahnkan tekann darah menuju normal
3. Menurunkan faktor resiko lain (berat badan berlebih, tinggi kadar
lemak kolesterol dan asam urat)
4. Mencegah timbulnya penyakit degenerative lain (jantung, ginjal,
diabetes melitus).

F. Prinsip diet pada penderita hipertensi


1. Makan beraneka macam dan gizi seimbang
2. Jenis dan komposisi makan di sesuaikan dengan penderita
3. Jumlah garam di batasi sesuai dengan kesehatan penderita dan makanan
daftar diet
4. Mengkonsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh /hari atau
lain dapat menggunakan garam lain di luar natrium.

G. Makanan yang harus di hindari dan dibatasi.


Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
menurut kemenkes meliputi
1. Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers,
keripikdan makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning
telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

H. Macam- macam diet Rendah Garam


1. Diet rendah garam : Diberikan untuk pasien dengan hipertensi berat,
edema, asites. Dalam pengolahan makanan tidak ditambahkan garam
dapur
2. Diet rendah garam II: Diberikan untuk pasien dengan edema, asites dan
hipertensi yang tidak terlalu berat. Dalam pengolahan makanan boleh
menggunakan ½ sdt garam (2 g)
3. Diet rendah garam III: Diberikan untuk pasien dengan edema, asites
dan hipertensi ringan. Dalam pengolaha makanan boleh menggunakan 1
sdt garam (4 g).
Daftar Pustaka

Adib., M., (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Dianloka Dianloka Pustaka Populer: Yogyakarta.
https://www.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf diakses tanggal 14
Februari 2020.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/page/21/klasifikasi-hipertensi diakses tanggal 14 Februari
2020.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Klien mengetahui tentang hipertensi.
Sasaran : Keluarga Tn. N
Tempat : Di rumah Tn. N
Waktu : 1x20 menit

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Tn. N
dapat mengerti tentang bahaya kebiasaan merokok.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan Tn. N
akan dapat menjelaskan tentang:
1. Pengertian merokok
2. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
3. Bahaya merokok
4. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
5. Alasan menghindari merokok
6. Cara mencegah merokok
7. Kiat-kiat berhenti merokok
8. Pengaruh rokok terhadap lingkungan

C. MATERI
Terlampir

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

E. MEDIA DAN ALAT


1. Video
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan :
Memberi salam Menjawab salam
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
Menyebutkan materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
2. 11 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi :
Pengertian merokok
Zat-zat yang terkandung dalam rokok
Bahaya merokok
Cara mengurangi efek jelek dari
rokok
Alasan menghindarii merokok
Cara mencegah merokok
Kiat-kiat berhenti merokok
pengaruh rokok terhadap lingkungan

3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan


-Menyimpulkan inti penyuluhan mendengarkan
-Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
-membiri kesempastan kepada
responden untuk bertanya
-memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab pertantanyaan yang
dilontarkan
4. 2 menit Penutup Menjawab salam
-menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
-menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yanga telah
dibarikan kepada peserta
-Mengucapkan salam

G. EVALUASI
Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 2 soal

H. LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
pada organ tubuh.

2. Zat-zat yang terkandung dalam rokok


Nikotin. Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya
hormone adrenalin dan horman non adrenalin, yaitu hormon yang
mengakibatkan naiknya frekuensi denyut jantung dengan sendirinya
akan menaikkan kebutuhan energi.

3. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok


a. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih
rentan terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok,
sariawan mulut ,dll.

b. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok
dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi
mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh
aliran darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga
dihubungkan dengan degrasi muscular yang berhubungan dengan
usia tua yaitu penyakit mata yang tak tersembuhkan yang
disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina yang disebut
Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat
penglihatan di dalam mata dan mengontrol kemampuan membaca,
mengendarai mobil, mengenal wajah dan warna dan melihat objek
secara detail.

c. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena
rusaknya protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit,
terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok
menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.

d. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada
dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke
dalam telinga bagian dalam . perokok dapat kehilangan
pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau
lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau
suara yang keras. Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian
tengah yang dapt megarah kepada kompliksi yang lebih jauh
disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali lebih
besar dari pada orang yang tidak merokok.

e. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang
kadang-kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan kematian akibat
penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita
Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang
meninggalkan bercak merah pada kulit 2 kali lebih besar
dibandingkan dengan non perokok
f. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning
dan terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5
kali lipat.

g. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu
pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan
melepaskan CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy
untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk
lubang ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke
dalam paru-paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan
muncus sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan
kesulitan bernafas.
h. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan
batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang
menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.

i. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung


Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit
jantung. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok
mengandung lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan
timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih
besar dariyang tidak merokok.

j. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak
terdapat pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah
terikat pada darah dari pada oksigen sehingga kemampuan darah
untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya
tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah
patah atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok
jiga menjadi lebih rentan terhadap masalah tulang punggung.
Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang
punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang
merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung setelah
terjadi trauma.

k. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor
resiko terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang
berkembang penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap
tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian
tembakau di Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000
orang setiap tahun. Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih
cepat, menaikkkan tekanan darah dan meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya
menyebabkan serangan jantung dan stroke.

l. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan
lambung untu menetralkan asam lambung setelah makan sehingga
sisa asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung
yang diderita para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.

m. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan
kuku yang meninggalkan warna coklat kekuningan.

n. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan
berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi.
Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran
bayi dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan
hamil atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok.
Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian
karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi
abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin
dalam asap rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden
Infant Death) juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau.
Tambahan pula, rokok dapat menurunkan kadar estrogen yang
menyebabkan terjadinya menopause dini.

o. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan
pada DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi
menemukan bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko
menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga
memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada
perokok.

p. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki,
yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan
tanpa perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya jaringan
tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Dukungan Keluarga pada klien dengan hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. N
Tempat : Di rumah Tn. N
Waktu : 1x20 menit

H. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga peserta penyuluhan

diharapkan mampu mengetahui dukungan bagi keluarga dengan pasien

hipertensi yang dijelaskan seperti dukungan penilaian, dukungan

instrumental, dukungan informasional dan dukungan emosional.

I. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan mengenai dukungan keluarga pada

pasien hipertensi selama 1x20 menit, peserta penyuluhan diharapkan

mampu menyebutkan minimal dua jenis dukungan yang dapat diberikan.


- Dukungan keluarga pada pasien hipertensi
- Keluarga pasien menyimak dan memperhatikan kegiatan penyuluhan
dengan seksama
- Keluarga pasien mendengarkan dengan seksama penjelasan pemateri
dan penyuluh
- Keluarga pasien mendiskusikan hal-hal yang belum dimengerti tentang
materi penyuluhan
- Keluarga mampu menjelaskan kembali materi penyuluhan
J. MATERI
(Terlampir)
K. METODE
 Bedside teaching

L. MEDIA DAN ALAT


 Materi SAP
 Leaflet

M. KEGIATAN PENYULUHAN

Respon
rR Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
1. 5 Pembukaan  Menyampaikan salam  Menjawab salam
menit a. Salam pembuka pembuka, maksud dan  Memperhatikan
b. Perkenalan tujuan serta kontrak waktu dan terlihat
c. Menyampaikan pelaksanaan kegiatan antusias mengikuti
tujuan kepada peserta penyuluhan penyuluhan
d. Kontrak waktu dengan bahasa yang sopan
dan jelas serta penggunaan
kata yang efisien.
 Menanyakan beberapa
pertanyaan seputar opini
peserta mengenai topik
penyuluhan.
2. 15 Kegiatan Inti  Menyampaikan materi  Menyimak dan
menit a. Penyampaian materi dengan jelas dan tepat memperhatikan
 4 jenis dukungan sesuai dengan metode penyuluhan
yang harus yang dipilih dengan baik dan
diberikan kepada  Menyampaikan materi antusias.
keluarga. tidak berbelit-belit serta
efisien sehingga mencegah
kekurangan waktu
 Memanfaatkan semua
media yang tersedia untuk
menyampaikan materi
dengan baik.
3. 10 Penutup  Melalukan dialog  Peserta penyuluhan
menit  Sesi tanya jawab interaktif dengan peserta dengan antusias
 Melakukan evaluasi penyuluhan. bertanya dan
 Menyimpulkan  Menanyakan beberapa berdialog tentang
materi yang pertanyaan singkat kepada materi penyuluhan.
didiskusikan pasien tentang materi  Bersama penyaji
 Mengakhiri kegiatan penyuluhan untuk menyimpulkan
dengan salam mengetahui feed back. materi.
Contoh pertanyaan:  Mengerti dan
1. Apa itu hipertensi? mempunyai
2. Apa itu dukungan pengetahuan baru
keluarga? tentang materi
3. Sebutkan 2 jenis penyuluhan
dukungan keluarga ditandai dengan
yang diberikan pada hampir keseluruhan
pasien hipertensi! peserta dapat
 Menyampaikan menjawab studi
kesimpulan dengan kasus.
singkat dan jelas.  Menjawab salam.
 Memberi reward kepada
peserta yang aktif dan
dapat menjawab
pertanyaan dengan baik.
 Menyampaikan salam
penutup dan ucapan
terimakasih dengan
sopan dan jelas.

N. Evaluasi
1. Evaluasi struktur : peserta diharapkan duduk berhadap dengan
fasilitator
2. Evaluasi proses : peserta dapat berperan aktif selama kegiatan dan mampu
menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan fasilitator
3. Evaluasi hasil : peserta mampu menjelaskan pentingnya dukungan
keluarga dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan
Lampiran Materi
A. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota

keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu membuat

penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tenteram.dukungan ini

merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang

sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung akan

selalu siap memberi pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan

keluarga yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang

lainnya dalam rangka menjalankan fungsifungsi yang terdapat dalam sebuah

keluarga. Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga adalah secara

moral atau material. Adanya dukungan keluarga akan berdampak pada

peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam menghadapi proses

pengobatan penyakitnya (Pradjatmo 2000; Gakidau et al. 2008 dalam Susilawati,

2013). Dengan adanya dukungan keluarga mempermudah penderita dalam

melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan–persoalan yang dihadapinya

juga merasa dicintai dan bisa berbagi beban, mengekspresikan perasaan secara

terbuka dapat membantu dalam menghadapi permasalahan yang sedang terjadi.

Jenis dukungan keluarga memiliki beberapa fungsi yaitu dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumen dan dukungan emosional.

B. Bentuk Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010), yaitu:

1. Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami

kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang

dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan

dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu.

Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka,

terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain,

penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan

perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang

mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping

individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus

pada aspek-aspek yang positif (Griffin, Joan M. et. al., 2014). Bentuk dukungan

meliputi :

1. Memberi kesempatan bertemu dengan orang yang mengalami penyakit

yang sama untuk mendapatkan nasihat dan saran


2. Memberikan dukungan terhadap keluargnya yang sakit
3. Memberikan pujian kepada keluarganya yang sakit jika melakukan

pengobatan secara rutin dan berusaha untuk sembuh


4. Memberikan kebutuhan yang diperlukan oleh keluarganya yg sakit

2. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,

bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support

material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu

memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti

saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-

hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat


sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah.

Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi

individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan

praktis dan tujuan nyata (Pehlivan, Seda. et. al., 2012). Contoh bentuk

dukungannya adalah:

1. Mendampingi saat pengobatan atau menjalani perawatan


2. Membatu perawatan keluarganya yang sakit saat di rumah sakit

dan saat di rumah


3. Mengurus keperluan administrasi untuk pengobatan dan perawatan
4. Memenuhi kebutuhan pengobatan yang belum terpenuhi.

3. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan

nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh

seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang

dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk

melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya

dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan

menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai

penghimpun informasi dan pemberi informasi (Pehlivan, Seda. et. al. 2012).

Bentuk dukunganya:

1. Mencari informasi tentang pengobatan dan pemeriksaan keluarganya yang

sakit
2. Mengingatkan untuk minum obat secara teratur dan mengingatkan untuk

kontrol secara rutin


3. Memberikan pandangan ketikan mengambil suatu keputusan pengobatan

atau tindakan.
4. Menjelaskan hal-hal yang tidak dimengerti oleh keluarganya yang sakit

tentang penyakitnya

4. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional,

sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan

seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan

individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam

bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang

menerimanya merasa berharga (Pehlivan, Seda. et. al. 2012). Pada dukungan

emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.

1. Memberikan solusi untuk menghadapi masalah yg terjadi

2. Senantiasa sabar dalam merawatnya

3. Selalu mencintai dan menyayanginya

4. Senantiasa menghargainya

5. Menjadi tempat mencurahkan pikiran keluarganya yang sakit

6. Memberikan kesempatan keluarganya untuk mengambil keputusan

yang terbaik
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. dan Marilyn. (2010). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.


Jakarta : EGC.

Griffin, Joan M. et. al. 2014. Effectiveness of Family and Caregiver Interventions
on Patient Outcomes in Adults with Cancer: A Systematic Review. JGIM.

Lubis, N. dan Hasimin, M. (2009). Dampak Intervensi kelompok kognitif


behavioral therapy dan kelompok dukungan sosial dan sikap menghargai
diri sendiri pada kalangan penderita kanker payudara.Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara

Pehlivan, Seda. et. al. 2012. Relationship between hopelessness, loneliness, and
perceived social support from family in Turkish patients with cancer.
Support Care Cancer.
Susilawati, Dwi. 2013. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif Di Rsup Dr Sardjito Yogyakarta.
Jurnal Keperawatan ISSN 2086 - 3071.

Utami, Dewi., Andriyani, Annisa., dan Fatmawati, Siti. 2013. Hubungan


Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi pada
Pasien Kanker Serviks di RSUD Dr. Moewardi. Gaster Vol. 10 No. 1.

BAB IV
EVALUASI

Secara harfiah evaluasi berasal dari kata to evaluate (Inggeris), yang


diberi awalan (prefix) e- dan akhiran (suffix) –tion. Evaluasi berarti menilai atau
memberi nilai. Memang dalam evaluasi terlibat kegiatan memberi penilaian
(judgment).

Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen,


termasuk manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi,
(Pender, Murdaugh, & Parsons, 2015) tidak lain karena orang ingin mengetahui
apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai dengan rencana, apakah semua
masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dan apakah kegiatan yang
dilakukan memberi hasil dan dampak yang seperti yang diharapkan. Sebagai suatu
proses manajemen digambarkan sebagai suatu siklus, yang meliputi Perencanaan
(P) Implementasi (I)  Evaluasi (E). Sebuah perncanaan diikuti implementasi
dan akan dievaluasi, dan seterusnya mulai dengan perencanaan baru lagi.(WILLS,
2014)

1. Precede Proceed Model (1992)


Precede Proceed Model (PPM) adalah model perencanaan
yang berasal dari Johns Hopkins University dan dirancang sebagai
cara untuk mengajarkan siswa tentang promosi kesehatan. Model ini
juga dibuat untuk perencanaan, intervensi, dan kerangka evaluasi.
PPM didasarkan pada asumsi bahwa intervensi akan efektif jika
mereka (1) berasal dari masyarakat, (2) direncanakan secara
menyeluruh, (3) didasarkan pada data, (4) termasuk intervensi
masyarakat melihat sebagai layak, (5 ) meliputi beberapa strategi yang
disusun menjadi sebuah program kohesif, dan (6) mengandalkan
umpan balik dan kemajuan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, (Hipertensi), 1–7.


https://doi.org/10.1177/109019817400200403

Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2015). Health promotion in


nursing practice (Seventh, Vol. 7). New Jersey: Pearson.

WILLS, J. (2014). Fundamentals of Health Promotion for Nurses (pp. 1–345). pp.
1–345.

Anda mungkin juga menyukai