tiga tujuan utama untuk menerapkan teknologi pascapanen buah-buahan dan sayuran, yaitu:
1. Menjaga mutu (kenampakan, tekstur, cita rasa, dan nilai nutrisi)
2. Melindungi keamanan pangannya,
3. Mengurangi susut dari saat panen sampai komoditi tersebut dikonsumsi.
2. Upaya
1. Meminimalisir sentuhan terhadap komoditas tomat
Produk pascapanen hortikultura sangat mudah mengalami kerusakan-kerusakan fisik akibat berbagai
penanganan yang dilakukan. Kerusakan fisik ini terjadi karena secara fisikmorfologis, produk
hortikultura segar mengandung air tinggi (85-98%) sehingga bentura, gesekan, dan tekanan sekecil
apapun dapat menyebabkan kerusakan yang dapat langsung dilihat secara kasat mata maupun yang
tidak terlihat pada saat aktifitas fisik tersebut terjadi. Kerusakan fisik tersebut dapat menyebabkan
bertumbuhnya mikroorganisme pembusuk. Cara untuk mencegah kerusakan fisik tersebut salah
satunya adalah dengan meminimalisir sentuhan pada komoditas yang telah dipanen.
4. Stres
Tanaman tomat dalam kondisi stres air memungkinkan penurunan produktivitas. Stres dengan
kelembaban media tanam 40% dan 60% berturut-turut menurunkan produktivitas sebesar 48.18%
dan 23.48% jika dibandingkan dengan kontrol pada kelembaban media 80%.
5. Respirasi
Tomat merupakan buah klimakterik yaitu buah yang akan melangsungkan proses kematangan
meskipun telah dipanen dan diikuti dengan proses kerusakan karena buah tetap melangsungkan
proses respirasi dan metabolisme. Proses respirasi pada buah akan mengakibatkan buah cepat
matang dan mengurangi umur simpan. Namun ada beberapa hal yang membuat umur simpan buah
semakin pendek yaitu karena adanya kerusakan mekanis.
Suhu yang tinggi bersifat merusak bahan dan suhu rendah sangat menghambat metabolisme. Pada
suhu antara 0-35º C laju respirasi dari buah-buahan dan sayuran meningkat 2-2,5 kali untuk setiap
kenaikan 10º C.
Pada umumnya laju respirasi secara normal bertambah dengan bertambahnya naiknya suhu. Tomat
dapat disimpan dengan baik selama beberapa minggu, tetapi suhu penyimpanan yang
direkomendasikan berbeda pada fase kematangan buah.
Selama proses penyimpananbuah tomat menunjukkan ada peningkatan dan penurunan laju
respirasinya. Pada saat memasuki fase pra-klimakterik buah-buahan golongan klimakterik
mengalami laju respirasi yang rendah, kemudian mengalami peningkatan drastis sampai mencapai
respirasi maksimum atau puncak klimakterik yang diikuti dengan penurunan laju respirasi yang
ditandai sebagai fase senescence. Tinggi-rendahnya suhu dan kelembaban lingkungan
penyimpanandapat mempengaruhi sifat permeabilitas dari kemasan.
7. Transpirasi
Munculnya keriput pada kulit tomat diduga karena terjadinya proses transpirasi yang menyebabkan
kehilangan air tinggi. Kehilangan air yang cukup tinggi menyebabkan terjadinya pengkerutan sel
buah dan berdampak pada pengkerutan kulit buah, sehingga akan mempengaruhi penampakan
buah. Adanya sel yang mengkeriput merupakan akibat dari proses transpirasi yang cukup tinggi.
Pada tomat dengan tingkat kematangan awal (0-10% kulit merah) terjadi peningkatan nilai kesukaan
panelis terhadap warna. Hal ini diduga karena selama penyimpanan terjadi proses pematangan yang
menyebabkan perubahan warna sehingga panelis cenderung suka.