Anda di halaman 1dari 3

Undang-Undang Yang Mengatur Pancasila

dan Fenomna Sosial-nya

Disusun Oleh:
Arvel Danny Devara 1913511080
Ayatori Ramanahari 1913511081
Nixie Fadilla Bassamah 1913511094
Gabriella Sylvani 1913511082
Emilian Ivarlyano Potje 1913511088
Jefri Marani 1913511093
I Gede Putu Agus Suarvedanta 1913511086
I Putu Genta Mahapermana Wiratmo 1913511091

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Undang-Undang yang Mengatur Pancasila
dan Fenomena Sosial-nya

A. Ketentuan Tentang Undang-Undang Yang Mengatur


Pendidikan Pancasia adalah sebagai berikut
 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menetapkan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa.
 Keputusan Menteri PendidikandanKebudayaan no. 30 tahun 1990,
menetapkan status pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan
tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk setiap program studi dan bersifat
nasional.
 PP no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi menyatakan bahwa
Pancasila wajib diajarkan di perguruan tinggi.
 Keputusan Dirjen Dikti No. 265/Dikti/Kep/2000 tentang
penyempurnaan Kurikukum Inti Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Pendidikan Pancasila pada PT di Indonesia.
 Kep Mendiknas no. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi,
 Nomor 45/U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah
menetapkan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi
 SK Dirjen Dikti no. 38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
di Perguruan Tinggi.
B. Fenomena Sosial yang Menunjukkan Urgensi Penyelenggaraan
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

Penyelenggaraan mata kuliah pedidikan Pancasila di perguruan tinggi


sangatlah penting untuk membentuk karakter bangsa, agar tidak terjadi
pelanggaran pelanggaran di masyarakat seperti beberapa contoh berikut:
 Bukti pelanggaran dari sila pertama Pancasila
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah yang
melibatkan kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini dibagi menjadi
tiga bagian . Kerusuhan Poso I (25 - 29 Desember 1998), Poso II ( 17-21
April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15 Juni 2000)
 Bukti dari pelanggaran sila kedua Pancasila
Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan pengunduran diri
Presiden Soeharto yang menewaskan empat mahasiswa Universitas
Trisakti.
 Bukti pelanggaran sila ketiga Pancasila
Gerakan Aceh Merdeka yang pertama kali di deklarasi pada 4 Desember
1976. Gerakan ini mengusung nasionalisme Aceh secara jelas.
Nasionalisme yang dibangun sebagai pembeda dengan nasionalisme
Indonesia yang sebelumnya telah ada.
 Bukti pelanggaran sila keempat pancasila
Maraknya kasus korupsi di Indonesia, dan adanya penyalahgunaan
kekuasaan beberapa pemimpin daerah.
 Bukti pelanggaran sila kelima pancasila
Ketimpangan dalam pendidikan, banyaknya anak usia sekolah harus putus
sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan banyak yang menjadi
anak jalanan.

Kesimpulan
Pendidikan pancasila dikatakan berhasil apabila para peserta didiknya cerdas dan
besikap penuh tanggung jawab dengan perilaku yang selalu bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, selalu merasa memiliki kemanusiaan yang adil dan
beradab, selalu mendukung persatuan masyarakat dan bangsa, selalu mendukung
kerakyatan dan mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan
perorangan atau golongan, selalu mendukung upaya untuk mewujudkan rasa
keadilan social bagi seluruh warga Negara Republik Indonesia. Melalui
pendidikan pancasila warga Negara Indonesia diharapkan mampu memahami,
menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten berdasarkan cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai