Makalah Promosi Kesehatan Teori Model
Makalah Promosi Kesehatan Teori Model
PEMBAHASAN
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang
mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur kebidanan
yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja.
Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep
mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia.
1. Pengertian
Teori Health Belief Model merupakan salah satu teori yang digunakan untuk
memahami dan mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi untuk
perubahan perilaku dan juga menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku
manusia. Teori ini dapat digunakan untuk meramalkan atau memodifikasi perilaku
kesehatan karena kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan,
penanganan, dan dapat dikaitkan dengan perkembangan penyakit kronis yang tergantung
secara langsung pada hasil dari keyakinan atau penilaian kesehatan (Kirscht, 1988 dalam
Salhat, 2009; Machfoedz, 2006 as cited in Ummuzahro, 2015).
Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan
oleh kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia
untuk menghindari terjadinya suatu penyakit (Putri, 2016).
Rosenstock dan lebih jauh oleh Baker selama 1970-1980an mengembangkan teori
health belief model untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga respon
untuk perawatan pada pasien yang sakit akut dan kronis. Namun akhir akhir ini teori
health belief modeldi kembangkan untuk memprediksi berbagai perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan. Health belief model adalah model kognitif yang
menjelaskan dan memperediksi perilaku sehat dengan fokus pada sikap dan perilaku pada
individu (Widyautama, 2016).
Health Belief Model memiliki empat konstruksi utama yaitu persepsi kerentanan
yang dirasakan (perceived susceptibility), keseriusan yang dirasakan (perceived
seriousness), manfaat yang didapatkan (perceived benefits), dan hambatan yang dihadapi
(perceived barriers) (Jones & Bartlett, 2010 as cited in Ummuzahroh, 2015).
Sementara itu perubahan perilaku yang lakukan oleh dividu dipengaruhi oleh
modifying factors antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, motivasi, kepribadian, sosial
ekonomi, dan tingkat pendidikan (Jones & Bartlett, 2010 as cited in Ummuzahroh, 2015).
e. Cuest to action
Tambahan dari empat kepercayaan heaalth belief model adalah cues of action atau
pemicu. Pemicu timbulnya perilaku adalah kejadian, orang, atau barang yang dapat
mendorong seseorang merubah perilakunya.Cues to action bisa juga di katakan sebagai
hal yang mempercepat tindakan atau membuat seseorang merasa butuh mengambil
tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan perilaku sehat. Cues to action
juga berarti dukungan atau dorongan dari lingkungan terhadap individu yang melakukan
perilaku sehat.
f. Self-efficacy
Self-efficacy adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri unuk melakukan
sesuatu Seseorang umumnya tidak mencoba melakukan sesuatu yang baru kecuali mereka
berpikir mereka mampu melakukannya. Jika seseorang percaya sebuah perilaku baru itu
berguna (perceived benefit), tetapi tidak berfikir dia mampu melakukannya (perceived
barrier), kemungkinan besar bahwa perilaku itu tidak akan dilakukan.
g. Faktor lainnya (modifying factors)
Selain 6 faktor pembentuk di atas (5 pembentuk utama) ada juga yang di sebut
modifying factors yang dapat di bagi kedalam 3 variable yaitu :
a.Variabel demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, sosial
dan ekonomi
b.Variabel psikologis yang terdiri dari kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial
c.Variabel struktural yang terdiri dari pengetahuan dan pengalaman tentang masalah
HBM menjelaskan perubahan dan pemeliharaan perilaku kesehatan sebagai petunjuk cara
kerja dari perilaku kesehatan yang meliputi persepsi individu, faktor-faktor yang
berpengaruh dan kemungkinan untuk bertindak.
Agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Contoh :
“ Seorang wanita telah mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa
masih potensial untuk hamil sampai beberapa tahun mendatang. Melihat kesehatan
dan status ekonomi tetangganya menjadi rusak karena terlalu banyak anak dan
Mendengar bahwa teknik kontrasepsi tertentu menunjukkan efektivitas sebesar 95 %
aman dan tidak mahal maka dianjurkan oleh petugas kesehatannya agar mulai
memakai kontrasepsi ”
Kelemahan :
Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan
serta sikap-sikap lain seseorang, yang juga mempengaruhi perilaku
Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti
perilaku dan bukan mendahuluinya
1. Pengertian
Transtheoretical Model (TTM) adalah salah satu teori tentang perubahan perilaku
yang telah dikembangan oleh W. F. Prochaska yang merupakan seorang psikoterapis.
Teori ini fokus pada pengaruh sosial dan biologis. Konstruk utama dari model ini
adalah proses perubahan, hasil perimbangan keputusan dan juga skala rangsanagan
dimana model ini melibatkan pengambilan keputusan, emosi, dan kepercayaan diri.
2. Sejarah
3. Komponen
Transtheoretical Model (TTM) terdiri dari empat komponen yaitu stage of change,
processes of change, decisional balance dan self-efficacy.
1. Stage of Change
Transtheoretical Model (TTM) berbicara mengenai perubahan terjadi secara bertahap,
terdapat lima tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan perilaku yang
sempurna, yaitu:
a. Pre-contemplation
Tahap awal dimana individu belum siap menghadapi perubahan. Mereka masih
belum menyadari kebutuhan untuk berubah. Pada tahap ini individu belum memilki
niatan untuk berubah dalam waktu dekat. Tahapan ini diperlukan stategi bagi individu
untuk belajar lebih banyak mengenai perilaku hidup sehat, memikirkan pro mengenai
perubahan perilaku.
b. Contemplation
Individu yang berada dalam tahap ini sudah mulai berpikir untuk berubah dalam
waktu dekat. Strategi yang diperlukan pada tahap ini adalah individu membayangkan
dampak positif atau manfaat ketika mereka sudah melakukan perubahan perilaku,
individu juga belajar mengurangi kontra terhadap perubahan perilaku.
c. Preparation
Individu telah siap melakukan perubahan dalam jarak dekat. Mereka sudah
mengambil langkah-langkah untuk berubah. Dalam tahap ini dibutuhkan dukungan
dari orang-orang terdekat mereka, individu juga dapat mengatakan kepada orang lain
mengenai rencana perubahan perilakunya dan berpikir tentang hal-hal positif yang
akan dia dapatkan.
d. Action
Individu telah melakukan perilaku sehat dalam waktu dekat. Individu telah membuat
komitmen untuk berubah. Strategi yang diperlukan adalah mengganti kegiatan yang
berkaitan dengan perilaku sehat dengan hal-hal positif, menghargai diri sendiri dan
menghindari situasi dan orang lain yang berpotensi untuk membawa mereka kembali
ke perilaku sebelumnya.
e. Maintenance
Individu telah memelihara perilaku sehat dalam jangka panjang. Di tahap ini individu
telah sadar pentingnya perilaku sehat.
2. Processes of change
Terdapat sepuluh proses perubahan yang mempengaruhi disetiap tahapannya, yaitu
3. Decisional Balance
Merupakan sebuah konstruk yang membangun cerminan individu relative menimbang
pro dan kontra dari suatu peribahan. Terdapat 4 kategori pro yaitu keuntungan diri
sendiri dan orang lain, dan persetujuan/penerimaan dirinya dan orang lain. serta 4
kategori kontra yaitu biaya yang dikeluarkan diri sendiri dan orang lain, dan
penolakan diri sendiri dan orang lain (Janis & Manss, 1985).
4. Self-efficacy
Yaitu membangun keyakinan individu untuk dapat mengatasi resiko tanpa kembali ke
perilaku tidak sehat. Diadaptasi dari teori Bandura tentang Self-Efficacy. Situational
Templation Measure merupakan suatu dorongan untuk terlibat perilaku tertentu pada
suatu kondisi beresiko tinggi. Self-Efficacy Measure merupakan suatu kepercayaan
untuk tidak terlibat dalam hal tertentu. (Velicer, Prochaska, Fava, & Norman, 1998).
Kelebihan :
The Transtheoretical model (TTM) berhasil mengintegrasikan beberapa teori
terdahulunya tentang modifikasi perilaku dengan lebih lengkap dan kompleks. pola
yang digunakan berbentuk pola umum, sehingga teori ini sangat fleksibel untuk
diterapkan di segala perubahan perilaku. Otomatis, teori ini dapat digunakan oleh
berbagai kalangan dan dapat digunakan untuk perubahan perilaku apapun. The
Transtheoretical model(TTM) melakukan perubahan perilaku secara bertahap
sehingga individu yang berkaitan tidak langsung berubah secara drastis. Hal ini
berdampak lebih baik agar perilaku sebelumnya ketika re-lapsing dapat
diminimalkan.
Kekurangan :
Sedangkan kekurangan dari The Transtheoretical model(TTM) adalah teori ini
berasumsi bahwa individu akan dapat memodifikasi perilakunya dalam jangka waktu
kurang lebih 6 (enam) bulan. Namun, belum ada pembuktian empiris yang
menjelaskan bahwa rentang waktu selama 6 (enam) bulan tersebut adalah waktu yang
cukup untuk pengubahan suatu perilaku. Selain itu, teori ini juga tidak menjelaskan
pengaruh dari faktor lain yang sebenarnya turut andil dalam perubahan perilaku
seseorang.
5. Aplikasi Penerapan