Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR II

PENGENDALIAN INFEKSI

Oleh :

Zilfa Azima Putri


NIM : 193310807

Dosen Pembimbing :
Ns. Yessi Fadriyanti. M. Kes

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian Infeksi” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Keperawatan Dasar II. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Padang, 25 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1. Latar belakang....................................................................................................................4

2. Rumusan Masalah..............................................................................................................4

3. Tujuan Makalah.................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

1. Konsep Pengendalian Infeksi Dasar.................................................................................5

a. Mikroorganisme................................................................................................................5

b. Rantai Infeksi....................................................................................................................6

c. Sterilisasi...........................................................................................................................8

2. Self Protection...................................................................................................................10

BAB III..........................................................................................................................................11

PENUTUP.....................................................................................................................................11

A. Kesimpulan........................................................................................................................11

B. Saran..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari
komunitas atau berasal dari lingkungan rumah sakit. Tindakan medis yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang bertujuan untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila
dilakukan tidak sesuai prosedur maka berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik
bagi pasien yang lain atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Mencegah atau
membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan memerlukan penerapan
prosedur dan protokol yang disebut sebagai "pengendalian".

Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah untuk membantu


mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, dengan
penilaian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi oleh National Infection Control
Policies. Tujuan utamanya adalah untuk mendukung promosi kualitas pelayanan
kesehatan yang aman bagi pasien, petugas kesehatan, dan orang lain dalam perawatan
kesehatan dan lingkungan dengan cara yang hemat biaya (WHO, 2014).

Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi atau teknisi
yang memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu melindungi klien dan
pekerja keperawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan keperawatan
beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme
infeksius, meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme dan prosedur invasif dalam fasilitas perawatan akut atau
ambulatory, klien dapat terpajan pada mikroorganisme baru atau berbeda,yang beberapa
dari mikroorganisme tersebut daaapat saja resisten terhadap banyak antibiotik. Dengan
cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat dapat
menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan konsep pengendalian infeksi dasar?
b. Apa yang dimaksud dengan self protection?

3. Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui apa itu konsep pengendalian infeksi dasar.
b. Untuk mengetahui apa itu self protection.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Pengendalian Infeksi Dasar


Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakit akan timbul jika
patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal. (Potter & perry
2005) .
Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan
tubuh,terutama yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi
metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi.

a. Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikrooganisme disebut juga
organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun
ber sel banyak (multiseluler).

Cara penularan mikroorganisme :


 Kontak Tubuh
Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung,
maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung memalui sentuhan dengan
kuli, sedangkan secara tidak langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi.
 Makanan dan Minuman
Terjadinya penyebaran melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminas,
seperti pada penyakit tifus abdominalis, infeksi cacing, dan lain-lain.
 Serangga
Contoh proses penyebaran kuman melalui serangga adalah penyebaran penyakit
malaria oleh plasmodium pada nyamuk anophles dan beberapa penyakit saluran
pencernaan yang dapat ditular melalui alat.
 Udara
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyakit sistem
pernapasan.

Tipe Mikroorganisme penyebab infeksi :


 Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat
menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya, bakteri
bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda
mati lainnya
 Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel
hidup untuk diproduksi.
 Fungi
Fungi terdiri dari ragi dan jamur
 Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah
protozoa, cacing dan arthropoda.

b. Rantai Infeksi
Rantai infeksi proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antar berbagai
faktor yang mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan,
portal of entry dan host/ pejamu yang rentan.

 Agen Infeksi
Microorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri, virus,
jamur dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa merupakan flora transient
maupun resident. Organisme transient normalnya ada dan jumlahnya stabil,
organisme ini bisa hidup dan berbiak di kulit. Organisme transien melekat pada
kulit saat seseorang kontak dengan obyek atau orang lain dalam aktivitas normal.
Organisme ini siap ditularkan, kecuali dihilangkan dengan cuci tangan. Organisme
residen tidak dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan
deterjen biasa kecuali bila gosokan dilakukan dengan seksama. Mikroorganisme
dapat menyebabkan infeksi tergantung pada: jumlah microorganisme, virulensi
(kemampuan menyebabkan penyakit), kemampuan untuk masuk dan bertahan
hidup dalam host serta kerentanan dari host/penjamu.
 Reservoar (Sumber Mikroorganisme)
Adalah tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik berkembang
biak atau tidak. Yang bisa berperan sebagai reservoir adalah manusia, binatang,
makanan, air, serangga dan benda lain. Kebanyakan reservoir adalah tubuh
manusia, misalnya di kulit, mukosa, cairan maupun drainase. Adanya
microorganisme patogen dalam tubuh tidak selalu menyebabkan penyakit pada
hostnya. Sehingga reservoir yang di dalamnya terdapat mikroorganisme patogen
bisa menyebabkan orang lain menjadi sakit (carier). Kuman akan hidup dan
berkembang biak dalam reservoar jika karakteristik reservoarnya cocok dengan
kuman. Karakteristik tersebut yaitu oksigen, air, suhu, pH, dan pencahayaan
 Portal Of Exit (Jalan Keluar)
Mikroorganisme yang hidup di dalam reservoir harus menemukan jalan keluar
(portal of exit untuk masuk ke dalam host dan menyebabkan infeksi. Sebelum
menimbulkan infeksi, mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu dari
reservoarnya. Jika reservoarnya manusia, kuman dapat keluar melalui saluran
pernapasan, pencernaan, perkemihan, genitalia, kulit dan membrane mukosa yang
rusak serta darah.
 Cara Penularan (Transmission)
Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan berbagai cara
seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau
darahnya;kontak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas luka penderita;
peralatan yang terkontaminasi; makanan yang diolah tidak tepat; melalui vektor
nyamuk atau lalat.
 Portal Masuk (Port de Entry)
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh. Kulit
merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius. Rusaknya
kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba dapat masuk ke
dalam tubuh melalui rute atau jalan yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor
yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke
dalam tubuh.
 Daya Tahan Hospes (Manusia)
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen infeksius.
Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen.
Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah
yang besar, infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatan dan
jumlah mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerentanan
tubuh terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional), status
nutrisi, terapi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta.

c. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau pengahncuran semua bentuk kehidupan
mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Strelisisasi
juga dapat dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau apatogen
beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merembus,
menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia. Sterilisasai adalah tahap awal yang penting
dari proses pengujian mikrobiologi. Ada 5 metode umum sterilisasi yaitu :
 Sterilisasi Uap
Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air dalam tekanan
sebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan
dirusak pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila tidak ada kelembapan.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi
dan koagulasi beberapa protein esensial dari organism tersebut.
 Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven pensteril
karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap
air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang
lebih panjang. Sterilisasi panas kering biasanya ditetapkan pada temperature 160-1700C
dengan waktu 1-2 jam.
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang tidak dapat
ditembus atau tidak tahan dengan uap air.Senyawa-senyawa tersebut meliputi minyak
lemak, gliserin (berbagai jenis minyak), dan serbuk yang tidak stabil dengan uap
air.Metode ini juga efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.
Karena suhunya sterilisasi yang tinggi sterilisasi panas kering tidak dapat
digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh:alat ukur) dan
penutup karet atau plastik.
 Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah
rusak jika terkena panas atu mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi
dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum)
yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak
akan tersaring dengan metode ini.
 Sterilisasi gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori
dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang
terkristal akan dibunuh. Sterilisasi gas biasanya digunakan untuk bahan yang tidak bisa
difiltrasi, tidak tahan panas dan tidak tahan radiasi atau cahaya.
 Sterilisasi dengan radiasi
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk mensterilkan
jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan yang dikeringkan
secara liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan
tidak mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk
membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan
pada suhu -40o Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan
biologi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, di antaranya:

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah, tanggal pelaksanaan steril.
c. Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
e. Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan sterilisasi ulang.

2. Self Protection
Perlengkapan perlindungan diri yang dipakai oleh petugas yang harus menutupi
bagian-bagian tubuh, mulai dari kepala hingga telapak kaki. Perlengkapan ini tidak harus
digunakan secara bersamaan, tergantung tingkat resiko saat melakukan tindakan.
Ada 3 hal yang harus diketahui agar tidak transfer mikroba ke pasien :
a.Dalam kondisi sehat, bebas dari penyakit menular
b. Membiasakan diri mencuci tangan/ tindakan hygine lainnya.
c. Memakai APD dengan tepat
Alat pelindung diri terdiri dari :
a.Sarung tangan : Mencegah penularan melalui kulit.
b. Masker : Harus cukup lebar menutup hidung, mulut, dan rahang.
c. Respirator : Masker tugas untuk melindungi sistem pernapasan.
d. Pelindung mata : Melindungi mata dari kemungkinan percikan darah.
e. Skort/ celemek
f. Gaun Bedah
g. Jas bedah (operasi)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakit akan timbul jika
patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal. (Potter & perry 2005)

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikrooganusme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun ber sel banyak
(multiseluler).

Rantai Infeksi :
1.Reservoir
2. Portal Masuk
3. Inang (Host)
4. Portal keluar
5. Jalan Penyebaran

Proses sterilisasi :
1.Sterilisasi secara kering
2. Sterilisasi secara basah
3. Sterilisasi penambahan zat tertentu
4. Sterilisasi dengan gas
5. Sterilisasi dengan penyinaran
6. Sterilisasi dengan penyaring bakteri.
Ada 3 hal yang harus diketahui agar tidak transfer mikroba ke pasien :

a.Dalam kondisi sehat, bebas dari penyakit menular


b. Membiasakan diri mencuci tangan/ tindakan hygine lainnya.
c. Memakai APD dengan tepat

B. Saran
Setelah seorang perawat mendapatkan ilmu mengenai pengendalian infeksi ini,
Sebaiknya sebagai seorang perawat dapat mengetahui bagaimana cara mencegah infeksi
agar tidak terjadi penularan, dan perawat diharapkan juga dapat menanggulangi penyakit
infeksi tersebut dengan intensif.
DAFTAR PUSTAKA

Hamidah, dkk. 2017. Keterampilan Praktik Klinik Kebidanan 1. Jakarta : FK UMJ

Wahyudin, dkk. 2018. Konsep Dasar Keterampilan Kebidanan. Malang : Wineka Media

Potter and Perry. 2005. Fundamental of Nursing.

Anda mungkin juga menyukai