Resume Sken 1 Blok 16
Resume Sken 1 Blok 16
SKENARIO 1
Oleh :
Tutor I
1. Eling Nurdianti 162010101001
2. Arista Nur Aini 162010101003
3. Iin Fatimatus Zahrox 162010101007
4. Niken Larasati 162010101037
5. Nurul Indah Saffanah 162010101046
6. Prasidha Putra H. 162010101049
7. Titis Putri Wulandari 162010101050
8. Astuti Setya Wardani 162010101054
9. Chivalery Adita A. 162010101064
10. Ledy Maryana 162010101068
11. Anang Dwi Atmoko 162010101077
12. Mudji Rahayu 162010101094
13. Rizky Trisepta M. 162010101108
14. Nanda Rizky Y. 162010101117
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
1. ANATOMI MUSKULOSKELETAL
1.1 Anatomi Ekstremitas Atas
Anatomi ekstremitas atas dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Gelang Bahu
2. Brachium (Lengan Atas)
3. Antebrachium (Lengan Bawah)
4. Digiti Manus (Tangan)
Berikut akan dijelaskan terkait skeleton, muskulo, vaskularisasi, dan inervasi dari 4 bagian
ekstremitas atas tersebut.
1. GELANG BAHU
Gelang bahu terdiri atas os clavicula dan os scapula yang bersendi satu sama
lain pada articulatio acromioclavicularis.
CLAVICULA
Clavicula merupakan tulang panjang yang terletak horizontal di daerah pangkal leher.
Tulang ini berbentuk seperti huruf S dengan lengkung besar menghadap ke depan dan
lengkung kecil menghadap ke belakang. Tulang ini bersendi dengan sternum dan
kartilago costalis 1 di sebelah medial, dan dengan acromion dari skapula di sebelah
lateral.
Pada gambar (a) berikut ini, os clavicula dextra jika dilihat dari kranial dapat
ditemukan bagian-bagian sebagai berikut:
- Extremitas sternalis
- Tuberculum conoideus
- Extremitas
acromialis
SCAPULA
Pada gambar (B) diatas, os scapula dextra jika dilihat dari anterior dapat
ditemukan bagian-bagian sebagai berikut:
- Acromion
- Processus coracoideus
- Incisura scapula
- Margo superior
- Margo medialis
- Margo lateralis
- Angulus superior et inferior
- Fossa subscapularis
- Cavitas glenoidalis
- Tuberculum infraglenoidalis
Sedangkan pada gambar (A) di atas, os scapula dextra jika dilihat dari
posterior dapat ditemukan bagian-bagian sebagai berikut:
- Fossa supraspinata
- Fossa infraspinata
- Angulus superior
- Angulus inferior
- Margo medialis
- Margo lateralis
- Margo superior
- Spina scapularis
- Processus coracoideus
- Acromion
- Angulus acromion
Tidak hanya skeleton penyusun gelang bahu (shoulder grindles), gelang bahu
juga disusun oleh otot-otot yang menyebabkan munculnya suatu gerakan pada
ekstremitas atas. Berikut merupakan muskulus-muskulus yang menyusun gelang
bahu, jika dilihat dari posisi dorsal:
- M. trapezius
- M. deltoideus
- M. levator scapula
- M. rhomboideus major
- M. rhomboideus minor
Vaskularisasi pada gelang bahu berasal dari arteri subclavia, dimana arteri
subclavia dextra dan sinistra memiliki sumber yang berbeda.Arteri subclavia dextra
berasal dari truncus brachiocephalicus, sedangkan pada arteri subclavia sinistra
berasal dari arcus aorta.Arteri subclavia ini pun memiliki percabangan-
percabangannya. Kemudian, arteri subclavia akan diteruskan menjadi arteri axillaris
dengan percabangannya. Urutan percabangan arteri axillaris, diantaranya:
- A.thoracica superior
- A.thoracoacromialis;
R.acromialis
R.clavicularis
R.deltoideus
R.pectoralis
- A.thoracica lateralis
- A.subscapularis;
A.thoracodorsalis
A.circumflexa scapulae
- A.circumflexa anterior humeri
- A.circumflexa posterior humeri
-
Pada gambar (A) diatas, os humerus dextra jika dilihat dari ventral dapat
ditemukan bagian-bagian sebagai berikut:
- Caput humeri
- Collum anatomicum
- Collum chirurgicum
- Tuberculum minus
- Tuberculum majus
- Sulcus intertubercularis
- Fossa radialis
- Fossa coronoidea
- Epicondylus medialis et lateralis
- Condylus humeri;
Capitulum humeri
Trochlea humeri
- Corpus humeri;
Facies anteromedialis
Facies anterolateralis
Pada gambar (B) diatas, os humerus dextra jika dilihat dari dorsal dapat
ditemukan bagian-bagian sebagai berikut:
- Corpus humeri; facies posterior
- Sulcus nervus radialis
- Fossa olecrani
- Margo medialis
- Margo lateralis
- Crista supracondylaris medialis et lateralis
- Sulcus nervus ulnaris
- Capitulum humeri
Muskulus yang terdapat pada lengan atas (brachium) seperti pada gambar di
atas, diantaranya:
- M.deltoideus; diinervasi oleh n. axillaris
- M.triceps brachii; diinervasi oleh n.radialis
- M.biceps brachii; diinervasi oleh n.musculocutaneous
- M.brachialis; diinervasi oleh n.musculocutaneous
- M.brachioradialis; diinervasi oleh n.radialis
- M.coracobrachialis; diinervasi oleh n.musculocutaneous
Vaskularisasi pada brachium (lengan atas) berasal dari arteri brachialis,
dimana arteri ini merupakan kelanjutan dari arteri axillaris. Perjalanan arteri axillaris
berawal pada tepi kaudal M.teres mayor dan berakhir di dalam fossa cubiti tepat di
depan leher ulna. Di bawah aponeurosis M.bicipitalis brachii, arteria brachialis
terpecah menjadi arteria radialis dan arteria ulnaris.Arteria brachialis yang terletak
superfisial dan teraba sepanjang seluruh lintasannya, terletak anterior terhadap
M.triceps dan M.brachialis. Sewaktu arteria brachialis melintas ke arah inferolateral,
ia mengikuti N.medianus yang menyilang arteria brachialis anterior.
Muskulus-
muskulus yang
terdapat pada lengan
bawah (antebrachium)
diantaranya
adalah sebagai berikut:
- M.pronator teres; diinervasi oleh N.medianus, C6.
- M.flexor carpi radialis; diinervasi oleh N.medianus, C6-8.
- M.flexor carpi ulnaris; diinervasi oleh N.ulna C8-Th1.
- M.palmar longus; diinervasi oleh N.medianus, C8-Th1.
Distal
- Os trapezium
- Os trapezoid
- Os capitale
- Os herniate
Bagian Metacarpal [Telapak Tangan]:
- Jari ke-1
Os metacarpi 1
- Jari ke-2 s.d. ke-5
Basis metacarpi
Corpus metacarpi
Caput metacarpi
Bagian Digiti Manus [Phalang]:
- Jari ke-1
Phalang proximalis 1
Phalang distalis 1
- Jari ke-2 s.d. ke-5
Phalang proximalis
Phalang medialis
Phalang distalis
Basis phalang
Corpus phalang
Caput phalang
Tuberositas phalang distalis
DAFTAR PUSTAKA
Schunke, Michael. 2013. Prometheus Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan Sistem
Gerak. Edisi Ketiga. Chicago: Elsevier Saunders. Jakarta: EGC.
2. FEMUR
Femur adalah yang terkuat dari tulang panjang dalam tubuh dan merupakan
tulang hanya di daerah paha.Bagian paling adalah berbentuk seperti kepala baik-bulat
yang duduk di acetabulum tulang pinggul untuk membentuk sendi panggul.Sebuah
leher kurus menghubungkan kepala dengan poros tulang dan sering situs fraktur pada
orang tua.
Bagian bawah dari femur sedikit diratakan dan menyebar keluar dan
merupakan bagian dari sendi lutut. Poros tebal femur terletak pada inti dari paha,
benar-benar dikelilingi oleh otot-otot yang kuat seperti paha depan dan paha belakang.
Tutup lutut, bagian yang menonjol dari depan lutut, sebenarnya dibentuk oleh
tulang terpisah yang disebut patela. Ini adalah os sesamoid karena terletak di dalam
tendon dari otot quadriceps femoris, otot kuat di bagian depan paha.Bila ekstremitas
bawah ini diluruskan, patela bisa dirasakan dan bahkan digenggam dengan jari dan
pindah dari sisi ke sisi.
6. METATARSALIA
Os metatarsalia mempunyai 5 buah tulang metatarsal I, II, III, IV, dan V.
Bentuk kelima tulang ini hampir sama yaitu bulat panjang. Bagian proksimal dari
masing-masing tulang agak lebar disebut basis ossis matatarsale.
Bagian tengah ramping memanjang dan lurus sedangkan bagian distalnya
mempunyai bongkok kepala (kaput ossis matatarsale).Metatarsal I agak besar
daripada yang lain, sedangkan metatarsal V bagian lateral basisnya lebih menonjol ke
proksimal disebut tuberositas ossis metatarsal V.
7. FALANG PEDIS
Os falang pedis merupakan tulang-tulang pendek.Falang I terdiri atas 2 ruas
yang lebih besar daripada yang lainnya. Fallang II, III, IV, dan V mempunyai 3 ruas
lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan falang I. Pada ibu jari terdapat dua buah
tulang kecil berbentuk bundar yang disebut tulang baji (os sesamoid).
Pada kaki terdapat 4 buah lengkungan :
- Lengkungan medial: dari belakang ke depan kalkaneus.
- Lengkungan lateralis: dibentuk oleh kalkaneus kuboidea dengan dua tulang
metatarsalia.
- Lengkungan longitudinal: lengkung melintang metatarsal dibentuk oleh tulang
tarsal.
- Lengkungan tranversal anterior: dibentuk oleh kepala tulang metatarsal pertama
dan kelima.
1.2.2 Otot
OTOT-OTOT VENTRAL PANGKAL PAHA
1. M.Iliacus
2. M.psoas major
3. M.psoas minor
OTOT-OTOT VENTRAL PAHA
1. M.quadriceps femoris
2. M.sartorius
3. M.tensor fasciae latae
OTOT-OTOT MEDIAL PAHA ATAS
1. M.gracilis
2. M.pectineus
3. M.adductor brevis
4. M.adductor longus
5. M.adduktor magnus
6. M.obturatorius eksternus
OTOT-OTOT DORSAL PINGGUL
1. M.gluteus maximus
2. M.gluteus medius
3. M.gluteus minimus
4. M.piriformis
5. M.obturatorius internus
6. M.gemellus superior
7. M.gemellus inferior
8. M.quadratus femoris
OTOT-OTOT DORSAL PAHa
1. M.biceps femoris
2. M.semitendinosus
3. M.semimembranosus
OTOT-OTOT VENTRAL BETIS
1. M.tibialis anterior
2. M.extensor hallucis longus
3. M.extensor digitorum longus
4. M.fibularis (peroneus) tertius
OTOT-OTOT LATERAL BETIS
1. M.fibularis (peroneus) longus
2. M.fibularis (peroneus) brevis
OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN PERMUKAAN
1. M.triceps surae
OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN DALAM
1. M.popliteus
2. M.tibialis posterior
3. M.flexor digitorum longus
4. M.flexor hallucis longus
OTOT-OTOT KAKI DORSAL
1. M.ekstensor digitorum brevis
2. M.ekstensor hallucis brevis
OTOT-OTOT MEDIAL TELAPAK KAKI
1. M.abduktor hallucis
2. M.flexor hallucis brevis
3. M.adduktor halluces
OTOT-OTOT BAGIAN TENGAH TELAPAK KAKI
1. M.flexor digitorum brevis
2. M.quadratus plantae
3. Mm.lumbricales pedis I-IV
2. FISIOLOGI
2.1 Sumber Energi Otot
Terdapat 3 jenis sumber energi untuk kontraksi otot rangka 1) Fosfokreatin
yang mengandung banyak ATP dan dapat langsung digunakan oleh otot tetapi cepat
habis (sekitar 5-8 detik) 2) proses glikolisis dari glikogen membentuk asam piruvat
dan asam laktat. Reaksi ini tidak memerlukan oksigen dan pembentukan energi 2,5
kali lebih cepat dari mekanisme fosforilasi oksidatif. 3) Fosforilasi oksidatif
merupakan kombinasi antara oksigen dengan produk glikolisis tetapi membutuhkan
waktu yang lama untuk menghasilkan energi. Umumnya 95% sumber energi otot
didapatkan dari sumber ini.
Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal
aktivitas kontraktil.Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan oleh
sistem ini adalah penghantaran tersebut terjadi dalam waktu sangat singkat karena
hanya membutuhkan satu enzimatik yang berperan dalam pemindahan energi
ini.Secara keseluruhan, jumlah ATP dari sistem kreatin fosfat dapat menyediakan
daya otot maksimal delapan hingga sepuluh detik, hampir cukup untuk lari sejauh 100
meter.
Sistem energi selanjutnya yang dominan dalam olah raga aerobik adalah
sistem aerob.Sistem ini berlangsung di dalam mitokondria otot jika tersedia cukup
O2. Oksigen dibutuhkan untuk menunjang rantai transport elektron mitokondria, yang
secara efisien memanen energi yang diambil dari penguraian molekul-molekul nutrien
dan menggunakannya untuk mengasilkan ATP. Jalur ini dijalankan oleh glukosa atau
asam lemak, bergantung pada intensitas dan durasi aktivitas.Meskipun menghasilkan
banyak molekul ATP yaitu 36 untuk setiap molekul glukosa yang diproses, sistem ini
relatif lambat karena banyaknya tahap yang harus dilalui.Otot memiliki mioglobin
untuk mengikt oksigen agar dapat memenuhi kebutuhan metabolisme otot.
Otot menggunakan glukosa dan glikogen sebagai sumber energi dengan cara
metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob digunakan untuk proses pembentukan
energi dengan waktu cepat. Pada metabolisme anaerob, glukosa akan memasuki
proses glikolisis dan menghasilkan 2 ATP dan asam piruvat. Asam piruvat bila dalam
metabolisme anaerob akan diubah menjadi laktat. timbunan asam laktat menyebabkan
terjadinya kerusakan otot secara reversibel serta menyebabkan terjadinya kelelahan
pada otot.
Selama istirahat, otot berusaha mengembalikan mengembalikan jumlah ATP,
kreatin fosfat, serta mengurangi laktat dengan laktat diubah menjadi asam piruvat
kemudian masuk dalam metabolisme aerob dan menghasilkan energi sehingga otot
kembali pulih dan siap melaukan aktivitas.
Karakteristik Slow oxidative fiber Fast oxidative fiber Fast glycolitic fiber
Sumber energy Fosforilasi oksidatif Fosforilasi oksidatif Glikolisis
Mitokondria Banyak Banyak Sedikit
Kapiler darah Banyak (otot merah) Banyak (otot merah) Sedikit (otot putih)
Kandungan Banyak Banyak Intermed Sedikit
myoglobin
Aktifitas enzim Sedikit Intermediet Banyak
glikolitik
Kandungan glikogen Sedikit Intermediet Banyak
Etiologi
- Keabnormalan patellofemoral joint
- Kelainan genetik seperti down syndrome dan hereditary multiple exostoses
Patofisiologi
Ditandai dengan kekenduran pada ligamen kolateral medial, sedni lutut yang
merupakan salah satu manifetasi ligamen pada seluruh sendi badan. Biasanya bayi
yang baru lahir tidak dapat mengalami genu valgum atu torsi femoral interna jika
terjadi kelainan sejak janin akibat perubahan genetik, kelainan metabolik, atau
trauma.Genu valgum muncul ketika kebiasaan duduk anak salah yaitu duduk dengan
posisi lutut didepan, femur masuk kedalam, dan kaki kebelakang menghadap keluar.
Gejala
- Postur tubuh tidak normal, kaki seperti huruf X
- Nyeri pada sendi lutut
- Pembatas aktivitas gerak lutut
Diagnosis
1. Anamnesis
Didapatkan gejala yang sesuai serta terdapat riwayat keluarga seperti sindrom
marfan, osteogenesis imperfecta, dan rakitis.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada permeriksaan awal dilakukan penilaian penilaian tinggi badan anak,
kemudian dilakukan pengecekan sesuai dengan kurva tinggi badan sesuai
umur.Biasanya didapatit i n g g i b a d a n a n a k d i b a w a h p e r s e n t i l n o r m a l
d a r i t i n g g i b a d a n a n a k t e r h a d a p u m u r y a n g seharusnya.
Selanjutnya dilakukan evaluasi ektremitas bawah pada anak.Pada awal
pemeriksaan untuk dapat mengevaluasi secara keseluruhan ekstremitas
bawah anak, maka pakaian yang menghalangi pemeriksaan ekstremitas
harus dilepas. Dinilai pola berdiri anak, apakah ada posisi abnormal dari
kesegarisan ekstremitas bawah anak, dinilai ada atau tidaknya keabnormalan cara
jalan anak.
Untuk penentuan kelainan pada anak dapat dilakukan dengan dua cara, yang
pertama adalahdengan mengukur sudut femoral-tibia, yaitu sudut yang dibentuk
antara paha dan kaki bagian bagian bawah; atau dapat dinilai dengan menghitung
jarak antar tulang, yaitu jarak interkondilar (pada genu varum): jarak yang ada
diantara kondilus medial femur dari kedua l u t u t a t a u d e n g a n m e n g u k u r
jarak intermaleolar (pada genu valgum), yaitu jarak
a n t a r a malleolus medial pada pada pergelangan kaki.Pada pemeriksaan
jarak interkondilar untuk menentukan adanya genu varum, pasien dalam posisi
berdiri dengan kedua pergelangan kakisaling bersentuhan, sedangkan untuk
pemeriksaan jarak intermalleolar, anak diminta berdiridengan lulut yang
dirapatkan dan saling bersentuhan.
Pemeriksaan ini dilakukan, karena harusnya pada saat anak berdiri dalam
posisi kedua kaki saling merapat, seharusnya baik lututdan pergelangan kaki
(kondilus dan maleolar) akan saling bertemu. Pada anak usia 10 sampaidengan 16
tahun, jarak interkondilar normal kurang dari 4 cm pada anak perempuan
dankurang dari 5 cm pada anak laki-laki, sedangkan untuk jarak
intermelleolus normal adalah kurang dari 8 cm untuk anak perempuan dan kurang
dari 4 cm untuk anak laki-laki
3. Pemeriksaan radiologi
Dilakukan untuk anak dengan tinggi dengan persentil dibawah 2. Didapatkan
aksis mekanika abnormal (normalnya distal femoral angle 840 dan medial proximal
tibia angle 870)
Tatalaksana
- Konservatif
Penggunaan stocking, latihan dan program penurunan berat badan untuk
mengurangi obesitas dan memperbaiki gerakan lutut pada anak-anak, atau kawat gigi
dan orthoses kaki untuk osteoarthritis yang menyakitkan yang terkait dengan lutut
kancing pada orang dewasa.
- Opertif
Osteotomi dan hemiephiphysiodosis
Sumber :
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson.1998. Patofisiologi Konsep Klinis
ProsesPenyakit.Edisi4.Jakarta : EGC.Helmi, Noor Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Pemeriksaanpenunjang
Padapemeriksaanradiologiditemukangambaranpadasisi lateral yang
menunjukkanMeary ankle, yang mengindikasikanberatnyasuatudeformitas flatfoot.
Adanyalengkungan yang terlokalisirantara navicular dan cuneiform pertama,
memilikiimplikasi yang signifikanuntukterapi.
Tatalaksana
Adapuntatalaksanadari flat foot inidibagimenjadi 2 yakni :
a. Terapikonservatif
Sepatu ortopedik, termasukdenganberbagaimacammodifikasitumit,
cetakanlengkungantumit, danortosislainnya, sertapenyokonglengkungan medial,
secaratradisionaltelahdikenalsebagai salah satumetodeterapi; walaupuntidakadabukti
yang menunjukkanbahwamodifikasitersebutefektif.
Meskipunbeberapapenelitianberpendapatbahwametodeterapiinidapatmengembalikanle
ngkungan longitudinal padakeadaan normal danmengurangitekanan yang
bersifatpatologikpada area kaki yang menopangbebantubuh,
namunpenelitiandenganmetodecontrolgagaluntukmenunjukkanpengaruhterapimodifik
asiiniterhadapperkembanganataupunpengembaliandarilengkung longitudinal.
b. Terapipembedahan
Adapunindikasiterapipembedahanpadapasiendengan flatfoot
adalahsebagaiberikut.
- Adanyagejala-gejala yang
tidakdapatditelusuridantidakresponsiveterhadappenggunaansepatudanortotikmodif
ikasi.
- Ketidakmampuandaripenderitadalammemodifikasisuatuaktivitas yang
menimbulkannyeri.
- Pasiendengankalustalonavikulardanperegangandarilengkungan medial yang
membatasiaktivitassehari-hariakibat rasa nyeri yang ditimbulkannya.
Adapunberbagaitindakanprosedurpembedahan yang
dapatdilakukanuntukterapipada flatfoot, adalahsebagaiberikut.
1. Arthroereisis
2. Heel Cord Lengthening
3. Subtalar Fusion
4. Lateral Column Lengthening
5. Imbrication of Talonaviculocuneiform Complex
Pemeriksaan Penunjang
USG: digunakan untuk usia< 6 bulan karena penulangan belum sempurna (tulang
masih dalam bentuk tulang rawan), sehingga bila diperiksa dengan rontgen
hasilnya akan radiolucent.
Rontgen: dilakukan untuk usia> 6 bulan. Digunakan untuk mendiagnosis dislokasi
dan selanjutnya untuk pemantauan pengobatan
Terapi
Cara melakukan penatalaksanaan pada kasus ini dilakukan berdasarkan usia,
semakin muda usia anak maka semakin mudah tata laksananya.
>5 tahun
Operasi penggantian sendi (dilakukan dengan memasang protesis). Tidak
dilakukan lagi perbaikan karena dislokasi sudah terlalu lama dan posisinya sudah
jauh dari seharusnya. Bila dilakukan penarikan secara paksa ligamen dan otot,
kemungkinan dapat mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan saraf (tidak
dapat ditarik).
Definisi
Berlebihannya kurva lumbal pada tulang belakang/bisa dikatakan
melengkungnya kurva punggung bawah kedalam yang melebihi batas
normalnya.Lordosis dikaitkan dengan bentuk tulang belakang seseorang bila kurva
menjadi besar dan menekan bagian tulang belakang nyeri.
Epidemiologi
- Setiap orang bisa terkena lordosis
- Lordosis kongenital sering pada anak perempuan.
- Lordosis pada dewasa karena sikap tubuh yg buruk, obesitas, kehamilan dll.
Etiologi dan Patofisiologi
Pada lordosis kongenital, etiologinya adalah mutasi gen pada gen FgFr3 yang
berperan pada growth plate. Sehingga ketika adanya gangguan pada gen tersebut,
akan menekan kartilago yang ada pada lumbal 1-5. Akibatnya terjadi :
- Lower crossed syndrome.
- Tidak seimbang antara kekuatan otot dgpanjangnya otot (lemahnya otot
hamstringdan tegang otot fleksor punggung).
- Tegangnya otot punggung bawah.
- Lemak visceral berlebih.
- Kehamilan.
- Sikap tubuh yang buruk.
Manifestasi Klinik
Dibawah ini otot-otot yang selalu menegang :
- Trunk extensors (erector spinae and quadratus lumborum).
- Hip flexors, yang paling utama adalah ototiliopsoas.Otot-otot yang menegang
diatas memerlukan penguluran atau stretching.
Dibawah ini kelompok otot yang lemah dan selalu tertarik:
- Otot-otot perut (rectus abdominus, internal oblique and external oblique).
- Hip extensors (hamstrings and gluteus maximus). Otot-otot diatas memerlukan
penguatan atau strength.
Pemeriksaan Fisik
- Penonjolan bokong.
- Gejala lain bervariasi sesuai dengangangguan lain yang menyertainya.
- Distrofi muskuler, gangguan perkembanganpaha, dan gangguan neuromuskuler.
- Nyeri pinggang menjalar ke tungkai.
- Perubahan pola BAB & BAK.
Pemeriksaan Penunjang
- Radiologi Nampak jarak antara spina dan sternum ( hiperlordrosis lumbal dan
penurunan kapasitas paru)
- Sinar X, pemeriksaan ini digunakan untukmengukur dan menilai kebengkokan, serta
sudutnya.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI).
- Computed tomography Scan (CT-Scan).
- Pemeriksaan darah.
Tatalaksana
- Memperkuat otot-otot perut dan hamstring, peregangan otot psoas.
- Back hyper-extensions di Roman chair atau bola karet akan memperkuat otot punggung.
- Anti-inflamasi dapat digunakan sebagai penghilang rasa sakit jangka pendek.
- Bracing: mengontrol progresi kurva pada remaja.
- Mengurangi berat badan pada penderita obesitas.
- Pembedahan
Sumber :Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi 2 Zairin Noor