Anda di halaman 1dari 27

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH/MADRASAH


POLA 300 JAM

KOMPETENSI KEPRIBADIAN ( Tugas Mandiri )

Instruktur:
Prof. Dr. SINGGIH TRI SULISTYO, M. Hum.

Disusun oleh:
HENI PURWANTI S, S.S
MAN 1 BREBES

KERJASAMA
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
(UNDIP)

dengan
HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENGUJI SELURUH
INDONESIA (HIPPSI)
2017
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia 
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Persembahan:

Makalah ini di persembahkan buat penyemangat hidupku suamiku tercinta, Iwan


Setyono, teriam kaasih buat hari-hari indahnya,
Dan juga buat malaikat—malaikat kecilku, Amira dan my baby Fattan, tetaplah
menjadi sholeh dan sholehah, capailah asa dan cita mu setinggi langit, doa kami
mama papa menyertai kalian.
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha

Kuasa yang telah melimpahkan rahmat Nya sehingga tugas makalah ini dapat

diselesaikan.

. Sebagai manusia biasa penulis sadar atas kekurangan kekurangan dalam

hal pengetahuan dan wawasan yang penulis miliki, serta keterbatasan-keterbatasan

akan faktor yang lain. Oleh karena itu dengan bantuan dari berbagai pihak,

khususnya pada seluruh dosen, tim pengajar dan instruktur dalam pendidikan dan

pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah/Madrasah Pola 300 jam yang

diselenggarakan oleh kerjasama Universitas Diponegro ( UNDIP ) dengan

Himpunan Pendidik dan Penguji Seluruh Indonesia ( HIPPSI ) Semarang maka

makalah ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan yang penuh rahmat ini penulis sampaikan rasa terima

kasih yang mendalam kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Dr. Rediyanto M.Noor, M. Hum


2. Ketua Himpunan Pendidik dan Penguji Seluruh Indonesia ( HIPPSI), Dra.
Dwi Harti, M.Pd.
3. Seluruh Dosem, tim pengajar dan Instruktur Penddikan dan Pelatihan
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah /Madrasah Pola 300 Jam Universitas
Diponegoro Semarang
4. Panitia Pendidikan dan Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah/Madrasah Pola 300 Jam.
5. Kepala MA Negeri I Brebes yang telah membantu dan memberi
kepercayaan kepada penulis sehingga dapat mengikuti pelatihan ini.
6. Guru beserta Staf MAN I Brebes yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas ini.
Saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya bertujuan untuk

menyempurnakan penulisan tugas akhir ini , penulis menerima dengan rasa

senang hati dan lapang dada, dengan harapan semoga dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Penulis,

HENI PURWANTI S, S.S.S


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalaha


Di Indonesia, profesi pustakawan masih sering dilihat sebelah mata
oleh sebagian masyarakat kita, bahkan oleh kalangan terpelajar sekalipun.
Masyarakat belum banyak memerlukan jasa layanan perpustakaan yang
ditawarkan pustakawan.Bahkan ada yang belum mengetahui eksistensi
profesi pustakawan.
Seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
perpustakaan sekolah seharusnya memiliki kompetensi pengelolaan
perpustakaan sekolah/madrasah. Dengan memiliki kompetensi tersebut,
sang guru diharapkan dapat memberdayakan perpustakaannya dalam
rangka membantu sekolah mencapai tujuannya. Untuk memberdayakan
perpustakaan sekolah, guru yang bertugas sebagai kepala perpustakaan
tersebut harus menguasai bidang keguruan dan pendidikan sekaligus juga
bidang ilmu perpustakaan.Tugas tambahan yang memiliki ekuivalensi jam
mengajar di sekolah menurut dapodik adalah Kepala Sekolah (18 jam),
Wakil Kepala Sekolah (12 jam), Kepala Laboratorium (12 jam) dan
Kepala Perpustakaan (12 Jam). Kualifikasi dan Kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang Kepala Perpustakaan, dengan maksud agar dalam
pemberian tugas tambahan tidak hanya sekedar untuk kepentingan
penerbiatan SK Tunjangan, tetapi juga harus sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun
2008 Tanggal 11 Juni 2008 Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah, Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan
jenjang yang mempunyai jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah
lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam rombongan belajar
(rombel), serta memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi
perpustakaan dapat mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah.
Kepala seorang kepala perpustakaan bisa merupakan seorang pendidik
(guru), dapat juga seorang tenaga kependidikan.
1. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui Jalur Pendidik
Kepala perpustakaan sekolah/madrasah harus memenuhi syarat:

a. Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1);

b. Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan


sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;

c. Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun


2. Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang melalui Jalur Tenaga
Kependidikan harus memenuhi salah satu syarat berikut:

a. Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi


pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun; atau

b. Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi


dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah
dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal
4 tahun di perpustakaan sekolah/madrasah

Agar perpustakaan sekolah dapat diberdayakan, dari sisi seorang kepala


perpustakaan sekolah/madrasah seharusnya mempunyai 6 kompetensi, yang
terdiri dari (1) kompetensi manajerial,, (2) kompetensi pengelolaan informasi, (3)
kompetensi kependidikan, (4) kompetensi kepribadian, (5) kompetensi sosial, dan
(6) kompetensi pengembangan profesi. Dilihat dari enam kompetensi tersebut
jelaslah sebagai kepala perpustakaan sekolah/madrasah memerlukan pelatihan
khusus agar dapat berkompeten di bidang ilmu perpustakaan selain di bidang
keguruan yang telah dimilikinya.
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan perilaku/sikap/attitude
yang harus dimiliki seorang pustakawan agar kinerja mereka mencapai standar
yang ditetapkan oleh perpustakaan atau lembaga induknya
Salah satu kompetensi yang harsu di miliki oleh kepala perpustakaan
adalah Kompetensi Kepribadain.kompetensi kepribadian merupakan sejumlah
kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala
karakteristik yang mendukung pelaksanaan tugas.
Faktor yang terpenting dari seorang kepala perpustakaan adalah
kepribadiannya. Karena dengan kepribadian itu seorang kepala
perpustakaanmemiliki integritas dan etos kerja yang tinggi sehingga dapat
pengelola manajeial perpustakaan menjadi lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari apa yang telah diutarakan diatas, dapat ditarik pokok-pokok
permasalahan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa yang di maksud dengan Kompetensi dan Profesionalisme ?
2. Kompetensi apa saja yang harus di miiki oleh seorang kepala perpustakaan
?
3. Bagaimana cara menngkatkan Kompetensi diri yang di miliki oleh kepala
perpustakan ?
4. Apa hambatan dan kendala yang di alami oleh kepala perpustkaan sekolah
?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dan solusi yang ai alami oleh
kepala perpustkaan ?

C.    Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Menjelaskan apa yang di maksud dengan Kompetensi dan
profesionalisme.
2. Menjelaskan kompetensi apa saja yang harus di miiki oleh seorang
kepala perpustakaan
3. Menjelaskan bagaimana cara menngkatkan Kompetensi diri yang di
miliki oleh kepala perpustakan
4. Menjelaskan hambatan dan kendala yang di alami oleh kepala
perpustkaan sekolah ?
5. Menjelaskan solusi untuk mengatasi hambatan dan solusi yang ai
alami oleh kepala perpustkaan.
D.    Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak/pembaca, antara lain dijelaskan sebagai berikut.
1.      Bagi pustakawan diharapkan penulisan makalah ini dapat
memberikan gambaran tentang bagaimana kmpetensi yang harus di milki
oleh seorang kepala perpustakaan .
2.      Bagi Instansi Sekolah; Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
referensi dalam rangka pengembangan dan pengelolaan perpustakaan
sekolah.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan makalah ini di bagi menjadi tiga bab yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan lengkap mengenai apa yang di maksud
dengan Kompetensi ,menjelaskan mengenai kompetensi apa saja yang harus
di miiki oleh seorang kepala perpustakaan , menjelaskan bagaimana cara
menngkatkan kompetensi diri yang diharus miliki oleh seorang kepala
perpustakaan serta menjelaskan hambatan dan kendala dan solusi untuk
mngatasi hambatan dan kendala yang di alami oleh kepala perpustkaan
sekolah
BAB III PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dari seluruh pembahasan yang meliputi Simpulan
dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME


Kompetensi pustakawan sangat penting dan harus dimiliki oleh
seorang kepala perpustakaan dan pustakawan. Pustakawan dikatakan
kompeten apabila  mereka dapat melaksanakan pekerjaannya, mempunyai
keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan pekerjaan yang dilakukan
secara efektif dan efisien dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka
mencapai tujuan pekerjaan secara maksimal, yaitu dengan memberikan
pelayanan dan kepuasan sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Kompetensi merupakan kebulatan penguasan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang
diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program
pendidikan.
Kompetensi juga di artikan Seperangkat tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
pekerjaan tertentu. (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002.
Profesionalisme pustakawan mempunyai arti pelaksanaan kegiatan
perpustakaan yang didasarkan pada keahlian dan rasa tanggungjawab sebagai
pengelola perpustakaan.Keahlian menjadi faktor penentu dalam
menghasilkan hasil kerja serta memecahkan masalah yang mungkin muncul.
Sedangkan tanggungjawab merupakan proses kerja pustakawan yang tidak
semata-mata bersifat rutinitas, tetapi senantiasa dibarengi dengan upaya
kegiatan yang bermutu melalu prosedur kerja yang benar. Ciri-ciri
profesionalisme seorang pustakawan dapat dilihat berdasarkan karakteristik-
karakteristik sebagai berikut;
1.      memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan keahlian yang
mumpuni dalam bidangnya
2.      memiliki tingkat kemandirian yang tinggi
3.      memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dan bekerja sama
4.      senantiasa berorientasi pada jasa dan menjunjung tinggi kode etik
pustakawan
5.      senantiasa melihat ke depan atau berorientasi pada masa depan .

Profesionalisme dalam setiap pekerjaan kepala perpustakaan dan


pustakawan saat ini mutlak dibutuhkan , dengan memiliki cara kerja
pelayanan dengan berprinsip pada people based service (berbasis pengguna)
dan service excellence (layanan prima) yang hasilnya diharapkan dapat
memenuhi kepuasan penggunanya. Dampak positifnya adalah peran
pustakawan semakin diapresiasi oleh banyak kalangan dan citra lembaganya
(perpustakaan) akan menjadi naik..Pustakawan sebagai profesi semesti nya
memiliki keinginan tinggi meningkatkan produktivitas dan kinerjanya untuk
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.Keinginan yang tidak terlepas
dari kebutuhan dan harapan individu dimana dia bekerja. Oleh sebab itu
perilaku kompetisi dan profesionalisme ini menjadi salah satu cara untuk
mencapai keinginan tersebut.
Istilah kompetensi dan professional adalah dua modal yang harus
dimiliki oleh setiap orang dalam menjalankan aktivitas profesisnya, baik itu
pegawai negeri, pegawai swasta maupun para wira usahawan.Kompetensi
berkaitan dengan bakat dan kemampuan seseorang dalam suatu profesi
(pekerjaan) yang memiliki sifat interpersonal (alamiah).Misalnya ketika
seseorang berkompeten di bidang perpustakaan, tentunya dia sudah memiliki
bakat di dalam ilmu tersebut, misalnya membuat katalog, nomor klasifikasi,
konsultan pustakawan, atau analis subjek.Pembelajaran dan pelatihan
hanyalah ilmu untuk memperdalam kompetensi tersebut. Sedangkan
profesionalisme lebih bersifat Institutional (bawaan), artinya bahwa
professional itu ada ketika seseorang  itu memiliki keahlian untuk menguasai
dan memahami bidang profesi yang sesuai dengan visi dan misi dari
lembaganya. Tidak mungkin orang bekerja di lembaga Perpustakaan,
keahliannya dalam bidang Pertanian. Meskipun orang itu ingin belajar Ilmu
Perpustakaan sangat susah untuk memahami dan mengembangkannya.
Karena profesionalisme adalah satu rangkaian profesi yang keahliannya
disesuaikan dengan tujuan dan visi kegiatan dari lembaga tersebut.
Bagi kepala perpustakaan dan pustakawan, semangat kompetensi
dan profesionalisme adalah kebutuhan dasar yang harus dikuasai. Karena
keduanya, adalah roda penggerak aktif dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya dalam bidang kepustakawanaan yang objek dari kegiatannya
meliputi sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang tujuannya
dilayankan langsung ke pengguna (masyarakat). Bagaimana Kepala
perpustakaan dan Pustakawan bisa melayani kebutuhan masyarakat yang
begitu sangat kompleks dan beragam, kalau tidak memiliki kompetensi dan
profesionalisme yang tinggi dalam menyediakan sumber informasi, dan apa
mungkin masyarakat dapat terlayani dengan baik. Saat ini, para pustakawan
di Perpustakaan Nasional sedang bekerja keras untuk membuat standar
kompetensi ini, mengingat Perpustakaan Nasional sebagai pembina untuk
semua pustakawan dan perpustakaan di Indonesia. Selain standar pustakawan,
harus ada standar koleksi, sarana dan prasarana, pelayanan, penyelenggaraan
dan pengelolaan.

B. KOMPETENSI KEPALA PERPUSTAKAAN


Perpustakaan merupakan salah satu penunjang dalam
meningkatkan sumber belajar yang sekaligus sebagai wadah dari berbagai
disipilin ilmu pengetahuan yang juga menunjang atau sebagai sarana
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya dibidang pendidikan. 
Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga
tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku
maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara
sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
sumber informasi oleh setiap pemakainya.Jadi, perpustakaan adalah suatu
unit kerja dari suatu lembaga yang berisi koleksi buku sebagai penunjang
dalam meningkatkan sumber belajar yang diatur untuk dibaca, dipelajari,
dan dijadikan bahan rujukan.
Pada garis besarnya fungsi perpustakaan di sekolah dapat dikategirikan
menjadi :
a.       Fungsi Edukatif (fungsi kedudukan)
Yang dimaksud dengan fungsi edukatif ialah bahwa perpustakaan harus
mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan dan
ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan daya
fikir yang rasianal dan kritis serta mampu membimbing dan membina
para siswa dalam cara menggunakan bahan pustaka dengan baik inilah
nilai kependidikan dari perpustakaan sekolah.
b.      Fungsi Informati
Maksudnya ialah bahwa perpustakaan harus mampu menyediakan bahan-
bahan dan sumber informasi yang beraneka ragam, bermutu dan up to
date yang disusun secara teratur dan pemakaian jasa perpustakaan dalam
mencari informasi yang diperlikan.
c.       Fungsi Administratif
Maksudnya ialah bahwa perpustakaan harus disertai dengan kegiatan
pencatatan, penyelesaian, pemrosesan bahan-bahan pustaka serta
menyelenggarakan sirkulasi praktis, efisien dan efektif.

d.      Fungsi Rekreasi
Artinya bahwa perpustakaan sekolah disampingmenyediakan buku-buku ilmu
pengetahuan, juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif atau
hiburan, yang bermutu yang dapat digunakan para pembaca untuk mengisi
waktu-waktu senggang baik untuk buku-buku cerita, cergam, majalah hiburan
dan lain-lain.
3.   Tujuan Perpustakan Sekolah
            Secara umum, bahwa tujuan diselenggarakannya perpustakaan
sekolah sebagai satu perangkat kelengkapan pendidikan dengan kelengkapan-
kelengkapan yang lainnya, ada guna meningkatkan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebanggsaan dan cinta
tanah air, agar dapat membutuhkan manusia-manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya dan bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsanya, berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945.
            Dengan mengacu kepada rumusan tujuan umum yang pada intinya
adalah tujuan pendidikan nasional (GBHN) 1999 – 2004, maka secara khusus
perpustakaan sekolah diselenggarakan dengan tujuan untuk :
a.    Mengembangkan minat, kemampuan, kebiasaan membaca khususnya
serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor-sektor kehidupan.
b.   Mengembangkan kemampuanmencari dan mengilah serta memanfaatkan
informasi.
c.    Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara tepat dan berhasil guna.
d.   Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
e.    Memupuk minat dan bakat.
f.    Menumbuhkan aspresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g.   Menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat sekolah.
h.   Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif.
i.     Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab, serta usaha sendiri.
            Dengan peran, fungsi dan tujuan perpustakaan sebagaimana telah
dijelaskan di atas, maka jelas bahwa pada akhirnya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah diarahkan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Untuk mewujudkan perpustakaan yang ideal, ada beberapa aspek
yang harus dikelola dengan sungguh sungguh, yang meliputi Sumber Daya
Manusia dalam pengelolaan perpustakan.Pengelolaan perpustakaan sangat
bergantung pada pengelolanya.Oleh sebab itu setiap perpustakaan haruslah
dikelola oleh tenaga pengelola perpustakaan yang berkompeten. Perpustakaan
sekolah dalam hal ini akan dikelola oleh guru yang akan mendapat tugas
tambahan sebagai kepala perpustakaan sekolah harus benar benar fokus pada
kegiatan perpustakaan.
Agar perpustakaan sekolah dapat diberdayakan, dari sisi seorang kepala
perpustakaan sekolah/madrasah seharusnya mempunyai 6 kompetensi, yang
terdiri dari (1) kompetensi manajerial,, (2) kompetensi pengelolaan informasi, (3)
kompetensi kependidikan, (4) kompetensi kepribadian, (5) kompetensi sosial, dan
(6) kompetensi pengembangan profesi. Dilihat dari enam kompetensi tersebut
jelaslah sebagai kepala perpustakaan sekolah/madrasah memerlukan pelatihan
khusus agar dapat berkompeten di bidang ilmu perpustakaan selain di bidang
keguruan yang telah dimilikinya
Komptensi adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan, dan pengetahuan yang
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tesebut. Kompetensi yang
dibutuhkan oleh pustakawan dapat dibagi menjadi :
 Ketrampilan kepustakawanan tradisional, yang meliputi katalogisasi,
pengadaan, referensi dan keterampilan penelusuran informasi.
  Nilai tambah ketrampilan, seperti ketrampilan penelitian dan ketrampilan
dalam mensintesis dan mengemas informasi untuk mendukung pekerjaan
pemustaka dan untuk pengambilan keputusan.
 Kemampuan dan penguasaan teknologi informasi.
 Ketrampilan berkomunikasi, manajemen, kepemimpinan, pengajaran dan
pelatihan, dan kerjasama tim, serta kemampuan untuk berempati dengan
pemustaka dan memahami informasi yang diperlukan oleh pemustaka.
 Kemampuan bersikap, memiliki nilai dan sifat-sifat pribadi yang
berorientasi kepada pemustaka dan berorientasi pada pelayanan,
fleksibilitas dan kemauan untuk menangani tugas, kemampuan beradaptasi
dan mampu menangani perubahan, kemauan untuk belajar terus menerus,
serta memiliki sikap kewirausahaan.
 Memiliki bidang pengetahuan (pengetahuan subyek) yang khusus sesuai
dengan kebutuhan pemustaka.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pustakawan pada umumnya  dan juga
pustakawan pada perpustakaan sekolah harus memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dan tugas-tugas perpustakaan yang harus
dilakukan di perpustakaan  sehari-hari.
Untuk mengukur seorang pustakawan memiliki kompetensi atau tidak, dan
seberapa tingkat kompetensinya dibutuhkan adanya standar dalam
pengukurannya.Namun demikian standar kompetensi pustakawan di Indonesia
samapi dengan saat ini belum ada penetapan.
Kompetensi inti merupakan kompetensi dasar keahlian yang harus dimiliki
oleh setiap pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas yang ada di perpustakaan.
Kompetensi inti mencakup unit-unit kompetensi yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas-tugas inti dan wajib dikuasai oleh pustakawan, yaitu (1)
Melakukan seleksi bahan perpustakaan, (2) Melakukan pengadaan bahan
perpustakaan, (3) Melakukan Pengatalogan Deskriptif, (4) Melakukan
pengatalogan subyek, (5) Melakukan perawatan koleksi perpustakaan, (6)
Melakukan layanan Sirkulasi, (7) Melakukan layanan referensi, (8) Melakukan
Penelusuran Informasi Sederhana, (9) Melakukan Promosi Perpustakaan, (10)
Melakukan kegiatan literasi informasi, (11) Memanfaatkan jaringan internet
layanan perpustakaan.
Selanjutnya adalah kompetensi khusus, yaitu kompetensi tingkat lanjut
yang bersifat spesifik, yang meliputi (1) Melakukan kajian perpustakaan, (2)
Membuat karya tulis ilmiah, (3) Membuat literature skunder, (4) Melakukan
Pelestarian koleksi perpustakaan, (5) Melakukan penelusuran informasi kompleks,
(6) Merancang tata ruang dan perabot perpustakaan.
Adapun di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25
Tahun 2008 tersebut, terdapat kompetensi untuk Kepala Perpustakaan
Sekolah/Madrasah, dan Kompetensi untuk Tenaga Perpustakaan Sekolah/
Madrasah.

1.      Kompetensi Kepala Perpustakaan Sekolah/Madarasah


DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
1.    Kompetensi Manajerial (1)    Memimpin tenaga perpustakaan sekolah/
madrasah.
(2)    Merencanakan  program perpustakaan
sekolah/ madrasah
(3)    Melaksanakan program perpustakaan
sekolah/ madrasah
(4)    Memantau pelaksanaan  program
perpustakaan sekolah/ madrasah
(5)    Mengevaluasi program program
perpustakaan sekolah/ madrasah

2.    Kompetensi Pengelolaan
(1)  Mengembangkan koleksi perpustakaan
Informasi sekolah/ madrasah.
(2)    Mengorganisasi Informasi
(3)    Memberikan jasa dan sumber informasi
(4)    Menerapkan teknologi informasi dan
komuni-kasi.
3.    Kompetensi Kependidikan(1)    Memiliki wawasan kependidikan.
(2)    Mengembangkan keterampilan
memanfaatkan informasi
(3)    Mempromosikan perpustakaan
(4)    Memberikan bimb ingan literasi
informasi.
4.    Kompetensi Kepribadian (1)    Memiliki integritas yang tinggi.
(2)    Memiliki etos kerja yang tinggi.

5.    Kompetensi Sosial (1)     Membangun hubungan sosial.


(2)     Membangun komunikasi.
6.    Kompetensi (1)    Mengembangkan ilmu.
Pengembangan Profesi (2)    Menghayati etika profesi.
(3)    Menunjukkan kebiasaan membaca
2.    Kompetensi Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madarasah
DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
1.    Kompetensi Manajerial (1)    Melaksanakan kebijakan.
(2)    Melakukan perawatan koleksi.
(3)    Melakukan pengelolaan anggaran dan
keuangan.

2.    Kompetensi Pengelolaan
(1)    Mengembangkan koleksi perpustakaan
Informasi sekolah/ madrasah.
(2)    Melakuakan pengorganisasian informasi.
(3)    Memberikan jasa dan sumber informasi
(4)    Menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi.
3.    Kompetensi Kependidikan(1)    Memiliki wawasan kependidikan
(2)    Mengembangkan keterampilan
memanfaatkan informasi.
(3)    Melakukan promosi perpustakaan.
(4)    Memberikan Bimbingan literasi
informasi
4.    Kompetensi Kepribadian (1)    Memiliki integritas yang tinggi.
(2)    Memiliki etos kerja yang tinggi.

5.    Kompetensi Sosial (1)    Membangun hubungan sosial.


(2)    Membangun komunikasi.

6.    Kompetensi (1)     Mengembangkan ilmu.


Pengembangan Profesi (2)     Menghayati etika profesi.
(3)     Menunjukkan kebiasaan membaca.

  
Pada akhirnya kompetensi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan
pemustaka. Tuntutan pemustaka akan kebutuhan informasi dari waktu ke waktu
semakin meningkat, tidak terkecuali pemustaka pada perpustakaan sekolah, hal
tersebut adalah merupakan tantangan bagi perpustakaan pada masa sekarang dan
masa mendatang. Kemudian dalam rangka meningkatkan minat baca, maka
perpustakaan sekolah harus memberikan layanan yang optimal dengan
meningkatkan sistem layanan yang ada agar kebutuhan informasi pemustakanya
dapat dipenuhi dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
Untuk mendukung perpustakaan yang handal dan yang dapat mendukung
terciptanya budaya baca di sekolah, maka dibutuhkan pustakawan yang memiliki
kompetensi baik kompetensi professional maupun kompetensi personal. Hal
tersebut akan dapat terwujud jika  penerapan standar kompetensi diberlakukan di
perpustakaan sekolah.

Selain itu kepala perpustkaan juga harus memiliki kompetensi profesional yang
seharusnya dimiliki oleh pustakawan meliputi :
1. memiliki pengetahuan keahlian tentang isi sumber-sumber informasi,
termasuk kemampuan untuk mengevaluasi dan menyaring sumber-sumber
tersebut secara kritis.
2. memiliki pengetahuan tentang subjek khusus yang sesuai dengan kegiatan
organisasi pelanggannya.
3. mengembangkan dan mengelola layanan informasi dengan baik,
accessable (dapat diakses dengan mudah) dan cost-effective (efektif dalam
pembiayaan) yang sejalan dengan aturan strategis organisasi.
4. menyediakan bimbingan dan bantuan terhadap pengguna layanan
informasi dan perpustakaan.
5. memperkirakan jenis dan kebutuhan informasi, nilai jual layanan
informasi dan produk-produk yang sesuai kebutuhan yang diketahui.
6. Mengetahui dan mampu menggunakan teknologi informasi untuk
pengadaan, pengorganisasian, dan penyebaran informasi.
7. mengetahui dan mampu menggunakan pendekatan bisnis dan manjemen
untuk mengkomunikasikan perlunya layanan informasi kepada manajemen
senior.
8. mengembangkan produk-produk informasi khusus untuk digunakan di
dalam atau di luar lembaga atau oleh pelanggan secara individu.
9. mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan menyelenggarakan
penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah-masalah manajemen
informasi.
10. secara berkelanjutan memperbaiki layanan informasi untuk merespon
perubahan kebutuhan.
11. menjadi anggota tim manajemen senior secara efektif dan menjadi
konsultan organisasi di bidang informasi.Sebelas butir di atas tidak semuanya
harus dimiliki oleh seorang pustakawan Kemampuan, yang harus dimiliki
seorang pustakawan mesti disesuaikan dengan tingkatan atau levelnya

Sedangkan kompetensi personal/individu bagi pustakawan meliputi :


A. memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik.
B. mampu mencari peluang dan melihat kesempatan baru baik di
dalam maupun di luar perpustakaan.
C. berpandangan luas.
D. mampu mencari partner kerja.
E. mampu menciptakan lingkungan kerja yang dihargai dan
dipercaya.
F. memiliki ketrampilan bagaimana berkomunikasi yang efektif.
G. dapat bekerjasama secara baik dalam suatu tim kerja.
H. memiliki sifat kepemimpinan.
I. mampu merencanakan, memprioritaskan dan memusatkan pada
suatu yang kritis.
J. memiliki komitmen untuk selalu belajar dan merencanakan
pengembangan kariernya.
K. mampu mengenali nilai dari kerjasama secara profesional dan
solidaritas.
L. memiliki sifat positif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.
Untuk kompetensi personal/individu, semua butir-butir kompetensi tersebut di
atas seharusnya wajib dimiliki oleh pustakawan.
Manfaat standar kompetensi bagi kepala perpustakaan dan
pustaawan dapat berperan sebagai alat pembinaan dan alat meningkatkan
kualitas layanan kepada masyarakat pengguna jasa khusus memustaka untuk
mendapatkan sumber informasi dan pengetahuan melalui perpustakaan.
.C. HAMBATAN DAN KENDALA
Pada umumnya Perpustakaan Sekolah di Indonesia masih mengalami
berbagai hambatan. Hambatan tersebut berasal dari dua aspek yaitu (1) aspek
struktural dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang memperoleh
perhatian dari pihak manajemen sekolah dan (2) aspek teknis artinya keberadaan
perpustakaan sekolah belum ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat
dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti tenaga, dana serta sarana dan
prasarana.
. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah, yakni
1. Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang
keberadaan perpustakaan sekolah
Terbatasnya ruang perpustakaan di samping letaknya yang
kurangstrategis.Banyak perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit,
dengantanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan.Kesadaran dari pihak
sekolahsebagai penyelenggara sangatlah kurang.Perpustakaan hanyalah
untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja.Pengunjung tidak merasa
nyamanmembaca buku di perpustakaan, sehingga perpustakaan dipandang sebagai
tempatyang kurang bermanfaat.Dengan melihat keadaan di atas sepertinya pihak
sekolahkurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan.Keberadaan
perpustakaanhanyalah untuk pelengkap saja.
2. Kepedulian pihak manajemen sekolah terhadap pengembangan perpustakaan
masih rendah keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi
maupunkualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan
bervariasisangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak
akan semakinsenang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat
tumbuh dengan subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang
baik dan dapat membantuanak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya.
Mengingatkemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berp
engaruh dalam belajar.Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak
akan banyak
memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun, untuk meng
adakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang sang
at besar,mengingatharga bahan pustaka biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan
pustakatersebut bermutu.
Namun, dari pihak sekolah sendiri sering kurang berusaha untuk menambah
koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama adalah mahalnya
harga bahan pustaka. Padahal, anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap ta
hunnya selalu ada, namun jumlah bahan pustaka tidak pernah bertambah.
3. Terbatasnya sumber daya manusia yang mampu mengelola perpustakaan
sekolah serta mempunyai visi pengembangan yang baik Terbatasnya jumlah
petugas perpustakaan
(pustakawan)Banyak  perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau h
anya tugas sambilan.Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus
perpustakaan saja,sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan
dan perpustakaandianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di
perpustakaan
adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunj
ungmaupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu
kesabaranyang tinggi
4. Minat baca siswa yang masih belum menggembirakan kurangnya promosi
penggunaan perpustakaan menyebabkantidak banyak siswa yang mau
memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan
perpustakaan, begitu juga dengan
bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung 
ke perpustakaan

5.Belum adanya jam perpustakaan sekolah yang terintegrasi dengan kurikulum.


Belum diaturnya atau sulitnya diatur dalam kurikulum tentang jam khusus bagi
siswa untuk berbagai kegiatan pemanfaatkan dan atau kegiatan
di perpustakaan sekolah. Tidak adanya jam khusus penggunaan perpustakaanyang
terintegrasi dengan kurikulum sehingga fungsi perpustakaan sekolahseakan-akan
hanya sebagai bursa peminjaman buku bagi siswanya pada  jam istirahat
sekolah. Siswa tidak pernah punya waktu untuk berlama-lamadi perpustakaan
sekolah karena memang tidak ada alokasi waktu secara khusus untuk
kegiatan itu.

Di samping itu perpustakaan juga memiliki gambatan dan kendala yang berkaitan
dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
 
1. Perencanaan
 Kebanyakan perpustakaan tidak mempunyai perencanaan tentangkegiatan
guna mendukung program penelitian dan pengkajian yang sedangdilakukan oleh
unit kerja setempat.Hal ini sangat penting karenakeberadaan perpustakaan adalah
untuk mendukung kinerja di unit kerja.Hal ini juga disebabkan oleh anggapan
bahwa perpustakaan
kurang berperan di dalam kegiatan di unit kerja. Permasalahan lainnya adalahkura
ng koordinasi antara perpustakaan dengan pejabat setempat dalam
hal pengambilan kebijakan. 
2. pengorganisasian 
  Namun kenyataan perpustakaan masih banyak yang belum memiliki
struktur organisasi. Sehingga akan terjadi suatu ketidak jelasan posisi dari masing-
masing komponen yang ada di perustakaan, sertatangung jawab yang diemban.
3. pengarahan
Perpustakaan hanya diberikan panduan untuk mengikuti aturan
dari pusat, tanpa dilakukan pengawasan tentang sejauh mana pekerjaan perpustaka
an itu dikerjakan sesuai panduan dari pusat. Banyaknya permasalahan perpustakaa
n yangberkisar seputar fungsi manajemen yangkurang berjalan, ini menunjukkan
bahwa pengawasan itu jarang dilakukan.
.4. pengendalian
  Dukungan dan image pimpinan terhadap perpustakaan tergolongmasih
rendah.
Hal ini bisa diakibatkan dua hal yaitu pertama
dari perpustakaan itu sendiri yang kurang aktif dalam memberikan dukungandala
m kinerja institusi atau juga yang kedua pimpinan dan karyawantersebut benar-
benar kurang memberikan dukungan atau mempunya.

C. SOLUSI UNTUK MENGATASI HAMBATAN

Dari hambatan dan kendala yang di alami oleh kepala perpustakaan maka
dapat di ambil solusi untuk mngatasi permasalahan tersebut yaitu :
1. Perpustakaan sekolah dapat mengajukan proposal untuk mendapatkan
dana Untuk mengembangkan sarasan dan prasana perpustakaan serta
menyelenggarakan berbagai kegaitan perpustakaan menjadi lebih baik.
2. Perpustakaan dapat meminta dukungan dari komite sekolah untuk
mendukung pengembangan perpustakaan. Dukungan ini diwujudkan
dalam bentuk untuk materi atau dukungan moral kepada kepala sekolah
agar lebih memperhatikan pengembangan perpustakaan.
3. Perpustakaan perlu lebih mempertimbangkan pemanfaatkan teknologi
informasi di perpustakaan seperti pengembangan otomasi perpustakaan,
pengembangan perpustakaan digital dan membuka layanan internet.
Dengan pemanfaatan teknologi informasi memungkinkan perpustakaan
menjadi lembaga penyedia informasi yang sesuai dengan harapan akan
lebih memotivasi pemustaka untuk datang ke perpustakaan.
4. Menambah koleksi dan buku-buku perpustakaan baik fiksi maupun non
fiksi untuk meningkatkan minat baca kepada pengguna sehingga
termotivasi untuk daang ke perpustakaan.
5. Meningkatkan sumber daya manusia sebagai pengelolaan perpustakaan
melalui kegiatan seminar, diklat maupun pendidikan yang bersifat formal
maupun non formal.
Solusi yang berkaitan dengan peencanaa, pengorganisasian, pengawasan
dan pengendalian dapat di lakukan melalui :
a. perencanaan
Bagaimanapun juga perencanaan perpustakaan harus dibuat.
Karena perencanaan dapat diartikan sebagai menentukan sasaran yang
ingin dicapai,tindakan yang harus dilakukan, bentuk organisasi yang
sesuai untuk mencapainya, dan personil yang harus melaksanakan kegiatan
tersebut.Dengan kata lain perencanaan tersebut menyangkut pengambilan
keputusanyang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan
melakukannya, dansiapa yang akan melakukan. Oleh karena itu fungsi
perencanaan inimerupakan dasar dalam melakukan fungsi-fungsi
manajemen yang lain.
b. Pengorganisasian
Fungsi manajemen ini penting dilakukan karena pengawasan merupakan
suatu usaha yang sistematis untuk menetapkan standar
prestasi pada sasaran perencanaan, merancang sistem, umpan balik inform
asi,membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih
dahulu ditetapkan, menentukan apakah ada penyimpangan-penyimpangan
didalam pelaksanaan pekerjaan, menentukan sejauh mana
penyimpangantersebut dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan
agar  penggunaan semua sumberdaya dapat dimanfaatkan secara efesien d
anefektif.
c. Pengawasan
Fungsi manajemen ini penting dilakukan karena pengawasanmerupakan
suatu usaha yang sistematis untuk menetapkan standar
prestasi pada sasaran perencanaan, merancang sistem, umpan balik inform
asi,membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih
dahuluditetapkan, menentukan apakah ada penyimpangan
d. Pengendalian
Salah satu tugas seorang pemimpin adalah memberikan dukungan
danmotivasi kepada bawahan agar bawahan terpacu di dalam
mengerjakantugas-tugasnya dalam proses pencapaian tujuan.
Di perpustakaan
peran pemimpin sangat menentukan sebab dialah yang mempengaruhi baw
ahannya untuk bergerak atau bekerja. Dan juga pemimpin adalah seorang
yang menggunakan wewenang dan kempemimpinannya, dalam
mengarahkan bawahan ataupun organisasi.Selanjutnya, pemimpin
diartikan sebagai seorang pemimpin yangmempengaruhi perilaku
bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerjasecara produktif untuk
mencapai tujuan.Adabeberapa hal yangmempengaruhi karakter pemimpin,
diantaranya fisik, intelegensia dankepribadian. Seorang pemimpin harus
lebih menonjol dibandingkan denganyang dipimpin.Jadi seorang
pemimpin hendaknya mempunyai fisik yang lebih kuat,sangat percaya
diri, terbuka, mudah menyesuaikan diri, antusias,mempunyai dorongan
untuk berprestasi dan mampu bekerja sama denganorang lain. Setelah
pemimpin memberikan motivasi kepada perpustakaan,langkah selanjutnya
perpustakaan harus memberikan sumbangsih terhadapkegiatan yang
sedang dilakukan di unit kerja masing-masing.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Tenaga perpustakaan bukan lagi tenaga yang hanya mengurusi buku-
bukuatau koleksi perpustakaan semata, melainkan perannya telah menjadi partner
gurusebagai fasilitator proses pembelajaran siswa.
Untuk itulah dibutuhkan kompetensi tenaga perpustakaan sekolah
terutama sebagai Kepala Perpustakaan harus memiliki kompetensi sesuai dengan
tuntutan pekerjaannya. Karena itu kompetensi bagi pustakawanadalah standar
minimal kemampuan dan keahlian yang harus dipenuhi dalammelakukan semua
kegiatan kepustakawanan dan berorientasi pada hasil yangmemuaskan bagi
lembaga dan juga bagi warga sekolah yang dilayaninya.
Seharus nya semua pihak ikut berperan aktif terutama pemerintah dan
pihak sekolah untuk memajukan dunia perpustakaan, sehingga usaha yang
maksimal dapat mengatasi kendala dan hambatan yang terwujudkan dalam
bentuk pengembangan perpustakaan, khususnya di sekolah sekolah namun juga
di masyarakat luas dalam bentuk perpustakaan untuk umum yang menunjang
pendidikan seumur hidup sebagai sarana sumber informasi dan pengetahuan.
B. SARAN
Hal yang paling mendasar yang harus selalu
diperhatikan adalah
pengelola  p e r p u s t a k a a n   i t u   s e n d i r i .   P e n g e l o l a   p e r p u s t a k a a
n sebagai kepala perpustakaan
s e k o l a h   d i t u n t u t   u n t u k   d a p a t memberikan pelayanan yang dap
at memuaskan keinginan pengguna perpustakaan.Bentuk pelayanan
yang dapat diberikan berupa keramahan, tanggap, serta cepat dalam
me l a y a n i   s e t i a p k e b u t u h a n p e n g g u n a .  
Para pengguna perpustakaan cenderung menyukai perpustakaan y
ang memberikan kemudahan pelayanan kepada anggotanya. 
Kemudahan yang diharapkan meliputi pendaftaran anggota,
peminjaman buku, dan kemudahan untuk menemukan bukuyang
diinginkan. Perpustakaan yang masih menggunakan cara lama
(tanpa katalogkomputer) cenderung ditinggalkan karena akan
mempersulit penggunanya. Meskipun perpustakaan adalah media
untuk memperoleh informasi selain internet, tetapi
tetapsaja memberi peluang hadirnya teknologi yang diharapkan
akan bisa mempermudahtransaksi.Penyediaan buku-buku perpustakaan
secara berkala memang harus dilakukan.Jenis buku yang
disediakan pun harus bervariasi. Perpustakaan yang
tidak memiliki jenis buku yang bervariasi pada akhirnya akan
ditinggalkan oleh anggotanya.
Hal iniyang kemudian menjadi penyebab keberadaan
perpustakaan menjadi tersingkir olehadanya pemenuhan ilmu
pengetahuan dan informasi yang lebih canggih.Semua ini dapat
terwujud`apabila perpusrakaan memiliki kepala perpustakaan dan
pustakawan yang berkompetensi.

Anda mungkin juga menyukai