Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ariff Fathin Fadhlullah

NIM : 6411418080
Kelas : 3B

KUIS EKONOMI KESEHATAN

1. GDP (Gross Domestic Product) adalah jumlah produk yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi didalam batas wilayah suatu negara yang berupa barang
dan jasa dalam jangka waktu satu tahun, termasuk didalamnya hasil
produksi dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing atau suatu perusahaan
yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan tersebut. Nama lain dari
GDP adalah PDB (Produk Domestic Bruto). Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP/PDB adalah
bruto atau kotor.
2. Rumus GDP (Gross Domestic Product)
Pendekatan pendapatan nasional yang sering banyak digunakan untuk
menghitung PDB atau GDP adalah pendekatan pengeluaran dengan
rumus sebagai berikut :
GDP = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor –
Impor)
GDP = C + I + G + (X – M)
Keterangan :

konsumsi = pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga

investasi = sektor usaha

pengeluaran pemerintah = pemerintah

ekspor impor = sektor luar negeri


3. Menurut saya nilai kurs mata uang pada saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan 100
tahun yang lalu, dimana pada zaman sekarang sudah menggunakan teknologi canggih,
SDA yang dimanfaatkan sebaik mungkin yang membuat zaman sekarang jauh lebih
tinggi tingkat ekonominya dibanging zaman 100 tahun lalu

4.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019 berada di level 5,05% secara
tahunan (year-on-year/YoY). Hal ini diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari
Senin (5/8/2019).

Angka pertumbuhan tersebut jauh melambat dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya (kuartal II-2018) yang sebesar 5,27% YoY. Ini juga merupakan laju
pertumbuhan ekonomi yang paling kecil sejak kuartal II-2017.
Berdasarkan data dari BPS, sudah sejak kuartal II-2018, perekonomian RI berada dalam
tren perlambatan.
Akan tetapi pertumbuhan ekonomi kali ini mendapat hambatan dari komponen
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB). Pasalnya, pertumbuhan PMTB di
kuartal II-2019 hanya sebesar 5,01% YoY, atau jauh lebih lambat dibanding pada kuartal
II-2018 yang mencapai 5,85% YoY. Perlambatannya sebesar 0,84 persentase poin.

Bahkan, hanya bangunan saja yang tercatat mengalami kenaikan pertumbuhan, dari
5,02% YoY (kuartal II-2018) menjadi 5,46% YoY (kuartal II-2019). Hal itu terjadi
karena maraknya proyek pembangunan infrastruktur di beberapa daerah. Sisanya
melambat atau terkontraksi.
Kontraksi paling dalam terjadi pada barang modal jenis Peralatan Lainnya, yaitu sebesar
0,65% YoY. Padahal pada kuartal II-2018, komponen ini masih bisa tumbuh hingga
7,21%.
Sementara itu barang modal jenis kendaraan juga terkontraksi sebesar 0,04% YoY,
berbalik arah dari kuartal II-2018 yang mana mampu tumbuh hingga 8,01%.
Penurunan pertumbuhan barang modal jenis kendaraan juga dipengaruhi oleh angka
penjualan kendaraan yang lesu sepanjang kuartal II-2019. Penjualan mobil terkontraksi
lebih dari 10% YoY pada periode tersebut.
Perlu diketahui bahwa komponen PMTB erat kaitannya degan investasi dan ekspansi
usaha.

5. Investasi di bidang kesehatan indikator yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan


negara. Segi kesehatan di konsepkan pada keadaan dimana seseorang nasional suatu
memiliki kondisi mental, fisik dan sosial yang baik dan yang dapat digunakan untuk
menghasilkan nilai ekonomi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa investasi di bidang
kesehatan akan langsung berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nasional dalam
jangka waktu pendek. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya kualitas
kesehatan masyarakat, masyarakat akan menjadi lebih produktif dan dapat menghasilkan
pendapatan yang lebih tinggi pula. Hal ini khususnya terjadi di negara-negara
berkembang dimana tenaga kerja menjadi modal utama perusahaan untuk beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai