Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus
berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Menurut
data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus
HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012
mencapai 2,3 juta kasus, dimana sebanyak 1,6 juta penderita meninggal
karena AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan 210.000
penderita berusia di bawah 15 tahun (WHO, 2012).
AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum
ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini
merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan
manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga
dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi
mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak,
elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya
seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu
mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita
lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui
dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang
berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah
suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.
Berdasarkan data Ditjen P2PL (Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan), statistik kasus HIV/AIDS yang dilaporkan dari
tahun 2011-2012 mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2011 kasus
baru HIV sebesar 21.031 kasus, kemudian meningkat menjadi 21.511
kasus pada tahun 2012. Begitu juga dengan AIDS dari tahun 2011
sebanyak 37.201 kasus, meningkat menjadi 42.887 kasus pada tahun 2012.
Proporsi faktor risiko penderita HIV/AIDS melalui hubungan

1
heteroseksual merupakan cara penularan dengan persentase tertinggi
sebesar 77,75%, diikuti oleh penasun atau injecting drug user (IDU)
sebesar 9,16% dan dari ibu ke anak sebesar 3,76% (Kemenkes RI, 2012).
Kemenkes juga mencatat, sampai Juni 2018 dilaporkan ada
301.959 kasus dari estimasi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tahun 2018
sebanyak 640.443 jiwa. Dari data ini, ditemukan fakta bahwa DKI Jakarta
adalah provinsi dengan pasien HIV+ paling banyak, dengan angka kasus
55.099.
Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami
sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai
generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh
karena itu kami membahasnya dalam makalah ini dan mengangkat judul
“HIV/AIDS Dan Cara Penanggulangannya”.

B. Rumusan Masalah
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain
itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik
maupun dari segi mental. Maka dari itu harus dilakukan upaya pencegahan
melalui penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk
memberikan pengetahuan kepada masyarakat itu sendiri.

C. Tujuan KIE
Ada pun tujuan penyuluhan KIE yang dilakukan pada dewasa untuk
meningkatkan pengetahuan, mencegah, meningkatkan, dan
mempertahankan hidup sehat.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Virus HIV

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat


menyebabkan AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang
memasukan materi genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan
cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi
DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk
pro virus dan kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang
sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat
berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak
dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit
maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat
meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.

3
1. Penyakit AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak
atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk
hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom
AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS
disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh
yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak
dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS.
Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa
tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada
obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari
Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
2. Bahaya Aids
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan
penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan
tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena
sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus
AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan
mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya
akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan
bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang
lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan
penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit
atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T
manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah
suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus
mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam
deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1

4
dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi
penyebab utama AIDS di seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap
aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus
memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1,Vpu, yang membantu
pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx
meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan
duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan
transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam serum dari
para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985,
menyebabkan penyakit klinis tampaknya kurang patogenik
dibandingkan dengan HIV-.

B. Etiologi hiv
HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang
biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan,
penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang,
penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal
serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu
pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV
atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman
pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif
terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung
meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap
HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan
gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat
menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan
menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita
AIDS :

5
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologi
5. Dimensia/HIV ensefalopati
a. Gejala minor :
1) Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2) Dermatitis generalisata yang gatal
3) Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4) Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
b. HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok
rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu:
1) Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti
pasangan tanpa menggunakan kondom
2) Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik
secara bersama-sama
3) Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4) Bayi yang ibunya positif HIV

C. Tanda dan Gejala


Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak
memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami
demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat
mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang
yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan
perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena
serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian
adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang
merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.

6
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan.
Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri
dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia).
Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga
sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda
dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan,
serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga
wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%
dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy
didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga
karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem
pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan
lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan.
Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan
kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak
kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system
persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan
kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang,
selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit).
Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau
carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang
menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah
mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit

7
kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau
psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya
yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS
wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic
dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan
mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
a. Cara Penularan
Cara penularan HIV  ada tiga :
1) Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal
dengan seorang pengidap. Ini adalah cara yang paling umum
terjadi,. Lebih mudah terjadi penularan bila terdapat lesi
penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan
seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid,
dan trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar
disbanding seks vaginal dan resiko juga lebih besar pada yang
reseptive dari pada yang insertive.
2) Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
a) Transfusi darah yang tercemar HIV
b) Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum
suntik dan sempritnya pada para pencandu narkotik suntik.
c) Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas
kesehatan.
3) Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya,
baik selam hamil, saat melahirkan ataupun setelah melahirkan.
Infeksi HIV kadang-kadang ditularkan ke bayi melalui air susu
ibu (ASI). Saat ini belum diketahui dengan pasti frekuensi
kejadian seperti ini atau mengapa hanya terjadi pada beberapa

8
bayi tertentu tetapi tidak pada bayi yang lain. Di ASI terdapat
lebih banyak virus HIV pada ibu-ibu yang baru saja terkena
infeksi dan ibu-ibu yang telah memperlihatkan tanda-tanda
penyakit AIDS.
Setelah 6 bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar,
bahaya diare dan infeksi menjadi lebih baik. ASI dapat diganti
dengan susu lain dan memberikan makanan tambahan. Dengan
cara ini bayi akan mendapat manfaat ASI dengan resiko lebih
kecil untuk terkena HIV.

D. Cara Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS

1. Cara pencegahan:
a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya
berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak
berhubungan dengan orang lain.
b. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan
hubungan seksual.

9
c. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,
hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS
pada janinnya.
d. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
e. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik)
harus dijamin sterilisasinya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam


usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan
penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat
tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui
seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-
poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan
diberbagai media massa baik media cetak maupun media
elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat,
agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga
berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.

E. Penanganan HIV/AIDS
1. Penanganan Umum
a. Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk
memperlambat tingkat replikasi virus. Berbagai macam obat
diresepkan untuk mencapai tujuan ini dan berbagai macam
kombinasi obat-obatan terus diteliti. Untuk menemukan obat
penyembuhannya.
b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping,
namun demikian ternyata mereka benar-benar mampu
memperlambat laju perkembangan HIV didalam tubuh.

10
c. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung pada zat-zat
khusus yang dapat menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan
dosis tinggi dan obat-obatan anti virus seringkali diberikan secara
rutin untuk mencegah infeksi agar tidak menjalar dan menjadi
semakin parah
2. Penanganan Khusus
a. Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian
Dilakukan atas permintaan pasien dimana setelah proses konseling
risiko PMS dan hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan
memandang perlu pemeriksaan tersebut.
b. Upayakan ketersediaan uji serologic
Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang
berkiatan dengan kehamilan da risiko yang dihadapi
c. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan
konseling untuk upaya preventif (penggunaan kondom)
d. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi
infeksioportunistik.
e. Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrsi
virus (30.000-50.000) kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara
dratis
f. Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang
dihadapi (pervaginanm atau perabdominam, perhatikan prinsip
pencegahan infeksi).

11
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN PENYULUHAN (RPP)

A. Nama Kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan pemberian
edukasi secara langsung terhadap sasaran dengan nama kegiatan
“penyuluhan hiv-aids”

B. Tema Kegiatan
“penyuluhan hiv-aids”

C. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari : kamis
Tanggal : 19 september 2019
Waktu : 07.30 WIB s/d Selesai.
Tempat : Klinik Dakota

D. Tujuan
1. Tujuan Umum

Pada akhir penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan


mampu memahami tentang pengertian hiv-aids HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.
HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan
cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian
menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian
melakukan replikasi.

12
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan
diharapkan mampu :
a) Menjelaskan apa pengertian tentan hiv-aids
b) Menjelaskan penyebab dari hiv-aids
c) Menjelaskan apa saja gejala yang terjadi oleh penderita hiv-aids
d) Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dan penanganan dari hiv-
aids.

E. Sasaran Penyuluhan
Sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah anggota lakespra
saryanto dan pasien di klinik Dakota.

F. Materi Penyuluhan
1. Menjelaskan apa pengertian tentan hiv-aids
2. Menjelaskan penyebab dari hiv-aids
3. Menjelaskan apa saja gejala yang terjadi oleh penderita hiv-aids
4. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dan penanganan dari hiv-
aids.

G. Struktur Penyuluhan
1. Alat
Beberapa alat yang digunakan dalam melaksanakan penyuluhan, antara
lain :
a) Slide power point
b) Proyektor
c) Kabel Rol
d) Terminal Listrik
e) Ruangan yang memadai, yakni yang cukup luas yang nyaman serta
memiliki penerangan yang cukup dan tempat duduk kondisi baik,
jumlah kursi sesuai jumlah peserta

13
f) Lembar Daftar hadir

2. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Fotokopi Leaflet hiv-aids
4. Peserta
5. Peserta penyuluhan sebanyak 26 peserta

H. Proses Penyuluhan
Proses penyuluhan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
A. Kegiatan 1 : Perkenalan (5 menit)
Fasilitator melakukan perkenalan.
B. Kegiatan 2 : Penjelasan tujuan pemberian materi pelajaran (5menit)
Fasilitator menjelaskan hal-hal yang ingin dicapai dalam proses
penyuluhan.
C. Kegiatan 3 : Ceramah dan Tanya jawab (60 menit)
Fasilitator melakukan :
a. Penyampaian materi inti penyuluhan.
b. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk mengajukan
pertanyaan.
c. Fasilitator dan fasilitator memberikan jawaban/tanggapan.
D. Kegiatan 4 : Rangkuman (10 menit)
Fasilitator merangkum dan menyimpulkan materi yang disampaikan
dari awal sampai akhir.
E. Kegiatan 5 : Evaluasi (10 menit)
Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaaan untuk dijawab sasaran.

Bila beberapa pertanyaan yang diajukan tersebut dapat dijawab


dengan benar, berarti proses pembelajaran berjalan dengan baik.

14
I. Sasaran Panitia
Pembimbing : Ns. Muhammad Idris S.Kep, MKKK
Ketua Pelaksana : Mona Dianni Layungsari
Sekretaris : Rae Netta Juniarti
Bendahara : Elin Nur indah Sari
Sie Acara : Welmince Boimau
Sie Humas : Neng Lilis Lusiani
Sie konsumsi dan perlengkapan : Ani Priyogo

15
BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan
1. Waktu
Waktu pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan kesepakatan
peserta yang hadir cukup banyak dan yang menggikuti sangat antusias.
2. Sasaran
Peserta yang datang sesuai yang telah di rencanakanyakni ada 26
peserta yang hadir di klinik Dakota.
3. Struktur
a) Alat
Beberapa alat atau media yang digunakan dalam melaksanakan
penyuluhan antara lain : Slides Power Point, Laptop, Proyektor,
ruangan yang memadai, penyinaran yang cukup dan lembar daftar
hadir sudah tersedia dengan lengkap dan beroperasi dengan baik.
b) Peserta
Peserta penyuluhan sebanyak 26 peserta di klinik Dakota Jakarta
selatan Dimana jumlah ini sesuai dengan ekspektasi yakni 26
peserta.
B. Pembahasan
1. Proses Pelaksanaan
Kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan
kesepakatan dengan pihak klinik dan peserta Pertanyaan yang diajukan
peserta dapat dijawab baik oleh penyaji. Kegiatan yang dilakukan
berdasarkan rundown acara kegiatan penyuluhan yakni :
a) Pembukaan yang dilakukan dengan membaca basmalah dan dibuka
oleh moderator acara. Sebelum menyampaikan materi, penyuluh
memberikan daftar hadir kepadapeserta serta menanyakan tentang
pengetahuannya terhadap penyuluhan hiv-aids agar lebih mudah
sejauh mana peserta memahami materi yang akan disampaikan.

16
Setelah selesai, penyuluh mengembalikan acara kepada moderator,
pembagian snack dilakukan pada sesi ini.
b) Mengevaluasi hasil penyuluhan sangat penting dilakukan untuk
mengetahui apakah peserta dapat menerima materi penyuluhan
dengan baik atau tidak. Moderator dan penanggung jawab
memberikan pertanyaan kepada peserta.
3. Penyampaian Materi
Penggunaan bahasa komunikatif dan aplikatif dalam penyampaian
penyuluhan kesehatan, sehingga membantu peserta lebih mudah untuk
memahami apa yang telah disampaikan oleh penyuluh.
4. Feedback
Peserta diberikan untuk mengevaluasi apakah peserta menyimak
penyuluhan dengan baik.
5. Anggaran Dana
a. Sumber Dana
Dana yang terkumpul sesuai dengan yang diharapkan.
Sumber dana yang dihasilkan merupakan anggaran dari anggota
kelompok penyuluh hiv-aids sebesar Rp. 410.000,- (empat ratus
sepuluh ribu rupiah).

Laporan Realisasi Anggaran

Jenis Rincian Jumlah Harga Total


Pengeluaran Satuan
Perlengkapan Foto copy 30 Rp. 333,33,- Rp. 10.000,-
leaflet lembar
papper Bag 30 pcs Rp. 1,733.- Rp. 52.000,-
Konsumsi roti 30 pcs Rp. 4.000,- Rp. 120.000,-
Timtam roti 23 pcs Rp. 3.900,- Rp. 89,700,-
kering
The botol sosro 30 botol Rp 2.500 Rp 75.000;-
Tango wafer 7 buah Rp 4.600.- Rp 32.200,-
Selai olay kue 30 buah Rp 1.000,- Rp 30.000,-
kering
Total Rp. 408.900,-

17
Sumber biaya untuk penyelenggaraan kegiatan ini direncanakan
diperoleh dari :

a. Dana dari setiap anggota kelompok


b. Alokasi Dana
Pengalokasian dana sesuai yang direncanakan
c. Evaluasi
1) Alat
Alat atau media penyuluhan yang tersedia dengan lengkap
dengan tata pencahayaan sedikit redup, peserta dapat melihat
jelas proyeksi slide.
2) Peserta
peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan
dari awal sampai akhir. Pertanyaan yang diajukan penyuluh
dapat dijawab dengan baik oleh peserta.
3) Proses
Selama proses berjalannya acara penyuluhan tidak terjadi
kendala yang berarti dapat sangat menghalangi berlangsungnya
kegiatan penyuluhan, pada proses tanya jawab, peserta dapat
menjawab dengan baikdan memberikan hasil yang diharapkan.
4) Anggaran Dana
Rencana yang dianggarkan telah diperkirakan secara kasar
dan dihitung dengan perhitungan kasar, namun demikian
anggaran swadaya yang dibebankan kepada tim dirasa tidak
terlalu membebani tim penyelenggara penyuluhan.
Pengalokasian dana yang sangat efisien membuat rencana
anggaran tidak terjadinya defisit sehingga anggaran swadaya
tidak perlu lagi untuk diupayakan.
d. Rencana Tindak Lanjut

18
Setelah dilaksanakan kegiatan penyuluhan, selanjutnya akan
dilakukan :
1. Pembuatan laporan kegiatan
2. Pendokumentasian kegiatan
e. Penyelenggara Kegiatan
Adapun penyelenggara pengabdian masyarakat ini :
1. Ani priyogo 2720270039
2. Elin nur indah sari 2720170042
3. Neng lilis lusiyani 2720180044
4. Mona dianni layungsari 2720170062
5. Rae netta juniarti 2720170002
6. Welmince boimau 2720170028
f. Susunan Acara

Waktu Agenda Tim


07:30 Sambutan Tim Kesehatan Neng lilis lusiyani

07:45 Penyampaian Materi Monadiani


07:45 Dokumentasi Ani priyogo
Rae netta juniarti
07:50 Pembagian snack Elin nur indah sari

08:00 Pertanyaan tanya-jawab peserta Welmince boimau


Pembagian bingkisan ke peserta
08:30 Penutup dan Motivator Neng lilis lusiana

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

19
1. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta
tentang penyuluhan hiv-aids.
2. Diketahui nilai kadar pengetahuan tentang penyuluhanhiv-aids sebelum
penyuluhan diberikan.
3. Materi penyuluhan dapat diberikan dengan baik.
4. Diketahui nilai keberhasilan penyuluhan melalui hasil tanya jawab
pasca penyuluhan.
B. Saran
Diharapkan agar peserta dapat membagi pengetahuan kepada temannya
dengan harapan penyuluhan akan berdampak kepada lebih dari jumlah
peserta yang hadir pada saat penyuluhan dilakukan.

20

Anda mungkin juga menyukai