Anda di halaman 1dari 13

HIPERTIROIDISME PADA ANAK

KEPERAWATAN ANAK II
Dosen Pengampu : Suci Fitri Rahayu, Ns., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 3


Anggi Adhela 1714201110068
Dewi Chintiya 1714201110069
Dina Okhtiarini 1714201110070
Erma Apriani 1714201110071
Hesty Noor Oktaviani 1714201110075
Nadia Khairunnida 1714201110080
Nadya Nailil Ghina 1714201110081
Norah Mathul Qoni’ah 1714201110084
Widia Rusmayanti 1714201110091
Yuni 1714201110093
Rusmiati 1714201110094

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarokatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sekali
yang kita ingat, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Hipertiroidisme pada anak”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Anak 2 yang diampu oleh Ibu Suci Fitri Rahayu, Ns., M.Kep
selaku dosen di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu ibu Suci Fitri Rahayu, Ns., M.Kep yang telah memberikan dukungan, kasih,
dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih
baik lagi.
Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan, makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kepentingan proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.
Wassalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh
Banjarmasin, 08 Desember 2019

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar…………………………………………………………………… i
Daaftar Isi………………………………………………………………………… ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Tujuan……………………………………………………………………. 2
C. Manfaat………………………………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipertiroidisme………………………………………………. 3
B. Etiologi Hipertiroidisme…………………………………………………. 3
C. Tanda dan Gejala Hipertiroidisme……………………………………….. 4
D. Pathway Hipertiroidisme………………………………………………… 5
E. Penatalaksanaan Medis Hipertiroidisme………………………………… 6
F. Diagnisa Keperawatan Hipertiroidisme…………………………………. 7
G. Intervensi Keperawatan Hipertiroidisme………………………………… 7
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 9
B. Saran…………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar hormon
tiroid di dalam darah yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Penyebab
terbanyak yang dapat menimbulkan keadaan hipertiroid adalah penyakit Graves,
yaitu sekitar 60-90 persen dari seluruh kasus hipertiroid di dunia. 90 persen dari
seluruh kasus hipertiroid di dunia. Di Indonesia, kejadian hipertiroid berkisar 44%-
48% dari seluruh kelainan kelenjar tiroid yang ditemui dan telah diperkirakan
terdapat 12 juta kasus hipertiroid pada tahun 1990. Pasien dengan peningkatan kadar
hormon tiroid (hipertiroid) yang tidak diobati akan berisiko menurunnya kualitas
hidup, atrial fibrilation dan osteoporosis. Oleh karena itu diperlukan terapi untuk
mengontrol kadar hormon tiroid pada batasan normal dan meminimalkan gejala dari
hipertiroid. Terapi yang diberikan adalah pemberian obat antitiroid, iodin radioaktif
dan tiroidektomi (pengangkatan kelenjar tiroid) yang disesuaikan dengan jenis dan
tingkat keparahan hipertiroid, usia pasien serta pilihan pasien. Dari ketiga pilihan
terapi tersebut, terapi dengan obat antitiroid merupakan salah satu terapi yang banyak
digunakan.
Perempuan lebih sering dibandingkan lelaki dan riwayat keluarga dengan
penyakit autoimun meningkatkan risiko PG sebesar 60%. Penyakit ini dapat
bersamaan dengan penyakit autoimun lainnya, misal dengan diabetes melitus tipe-1.
Remisi dan kekambuhan yang tinggi merupakan masalah PG bergantung dari usia
pasien, derajat tirotoksikosis saat diagnosis, respons terapi awal, dan kadar TRAb
(Thyrotropin receptor antibodies). Hipertiroid neonatal terjadi saat prenatal dan
muncul pada beberapa hari atau beberapa minggu setelah lahir dari ibu penderita
penyakit graves selama hamil, biasanya bersifat transien. Insidensnya 1-2% dari ibu
penderita penyakit graves atau 1 dari 4.000-50.000 kelahiran. Lebih sering
ditemukan pada lelaki dari pada perempuan. Angka kematiannya 25% yang biasanya
disebabkan oleh gagal jantung. Hipertiroid neonatal terjadi karena transfer TRSAb
(TSH receptor-stimulating antibodies) dari ibu ke bayi melalui plasenta. Krisis tiroid,
suatu keadaan hipermetabolik yang mengancam nyawa, dipicu oleh pelepasan

1
2

hormon tiroid yang berlebihan pada penderita hipertiroid. Krisis tiroid hampir selalu
fatal jika tidak ditangani segera, diagnosis cepat dan terapi yang agresif sangat
diperlukan untuk mengatasi kegawatannya (Angka kematiannya 10-20%).
B. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Hipertiroidisme.
2. Mengetahui Etiologi Hipertiroidisme.
3. Mengetahui Tanda gejala Hipertiroidisme.
4. Pathway Hipertiroidisme.
5. Penatalaksanaan Medis Hipertiroidisme.
6. Diagnosa Keperawatan Hipertiroidisme.
7. Intervensi Keperawatan Hipertiroidisme.
C. Manfaat
Dengan Mempelajari hipertiroidisme pada anak kita jadi tau bagaimana cara
penanganan yang tepat jika ada kasus dengan hipertiroidisme, Kita mengetahui apa
itu hipertiroidisme, penyebab hingga terjadinya hipertiroidisme, tanda-tanda anak
dengan hipertiroidisme serta diagnosa lanjutan, dan juga dapat memudahkan kita
dalam memperbanyak pengetahuan hipertiroidisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipertriodisme
Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon
tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif (Huda, 2015).
Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar hormon
tiroid di dalam darah yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif (Dian,
2018).
Hipertiroid adalah tingginya kadar hormon tiroid yang disebabkan oleh
peningkatan sintesis hormon tiroid dalam kelenjar tiroid (hipertiroidisme) dan juga
dapat terjadi tanpa adanya hipertiroidisme, misalnya, pada pasien dengan kebocoran
hormon tiroid dari kelenjar tiroid (tiroiditis) atau pada pasien dengan kelebihan
asupan hormon tiroid (Deswita, 2019).
B. Etiologi Hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai dengan
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan
TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hypertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan hypertiroidisme yaitu
1. Konsumsi yodium berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hypertiroidisme, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya pasien memang sudah ada kelainan kelenjar
tiroid.
2. Tiroiditis (radang kelenjar tiroid) Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak. Kata toxic berarti hypertiroid, sedangkan nodule atau biji padat tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

3
4

3. Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)


Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hypertiroid, 2-3 bulan
kemudian keluar gejala hipotiroid.
4. Minum obat hormon tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa labolatorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid,
adapula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan
hingga timbul efek samping.
C. Tanda dan Gejala Hipertiroidisme
Beberapa tanda gejala yang ditemukan pada anak dengan hipertiroid adalah :
1. Goiter. Goiter adalah suatu pembengkakan pada leher karena pembesaran
kelenjar tiroid.
2. Berat badan tidak bertambah meskipun sudah banyak minum susu. Pada keadaan
yang berat dapat terjadi penurunan berat badan yang progresif.
3. Eksoftalmus. Eksoftalmus adalah kondisi yang mana salah satu atau kedua bola
mata menonjol keluar.
4. Peningkatan suhu tubuh.
5. Iritabel, gelisah, terus menangis, tidak bisa tenang.
6. Kulit menjadi kuning.
7. Takipnea.
8. Hiper-refleksia. Hiper-refleksia adalah reaksi sistem saraf yang berlebihan ketika
menerima rangsangan.
9. Tekanan nadi melebar.
10. Takikardi (denyut jantung >160x/menit), palpitasi, aritmia, pembesaran ventrikel
jantung, gagal jantung, dan hipertensi sistolik.
5

D. Pathway Hipertiroidisme

Konsumsi iodium tinggi ( kerja tiroid meningkat)

Adenoma ( Hiperfungsi kelenjar tiroid)

Tiroiditis ( Gangguan fungsi kelenjar )

Hipersekresi Hormon

Triodotironin ( T3 ) Tiroksin ( T4 )

Peningkatan Pertahankan laju


metabolisme metabolisme

Hipermetabolisme

Respirasi Kardiovaskuler Peningkatan suhu tubuh

Takipnea (napas -Takikardi & aritmia Hipertermi


pendek,cepat)
-TD & Nadi meningkat

Ketidakefektifan pola -Angina


napas -Gagal jantung

Penurunan Curah
Jantung
6

E. Penatalaksanaan Medis Hipertiroidisme


1. Terapi medikamentosa
a) Obat antitiroid diberikan sebagai terapi pilihan utama pada anak
1) Methimazole (MMI): dosis 0,2 – 0,5 mg/kg hari dalam jangka waktu 1-2
tahun
2) Titrasi dosis dengan pedoman fungsi tiroid
3) Sebelum pemberian obat anti-tiroid, periksa darah tepi lengkap, fungsi hepar
(bilirubin, transaminase dan alkali fosfatase).
4) Hentikan obat jika anak mengalami demam, atralgia, luka-luka di mulut,
faringitis atau malaise, dan dilakukan pengukuran hitung lekosit.
b) Apabila tidak mengalami remisi dalam 2 tahun lakukan dievaluasi terhadap
kepatuhan pengobatan, efek samping obat, dan dievaluasi kembali pengobatan
yang diberikan. Dapat dipertimbangkan untuk dilakukan tiroidektomi.
c) Jika dalam keadaan tidak tersedia MMI, maka bisa diberikan propiltiourasil
(PTU) dengan dosis awal 5-7mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis dengan pengawasan
ketat terutama terkait dengan fungsi hati.
d) PTU harus dihentikan jika kadar transaminase meningkat 2-3 kali lipat di atas
kadar normal dan gagal membaik dalam 1 minggu setelah diulang tes tersebut.
2. Terapi simtomatik
a) Beta adrenergic blocker (misal propranolol, atenolol, metoprolol)
direkomendasikan untuk anak dengan hipertiroid yang denyut jantungnya >
100x/menit.
b) Beta adrenergic blocker bisa dihentikan ketika kadar hormon tiroid sudah
mencapai normal.
c) Dosis propanolol: 0.5 – 2 mg/kg/hari.
3. Terapi pembedahan
a) Jika pembedahan dipilih sebagai terapi untuk anak maka dilakukan near-total
tiroidektomi
b) Pembedahan harus dilakukan oleh ahli bedah tiroid yang berpengalaman.
c) Setelah terapi pembedahan anak memerlukan terapi sulih atau pengganti
hormon tiroid seumur hidup.
7

4. Radioterapi
a) Radioterapi dilakukan dengan tujuan menjadikan penderita hipotiroid. Dosis
radioterapi sesuai dengan protokol yang berlaku pada masing-masing pemberi
pelayanan radioterapi.
F. Diagnosa Keperawatan Hipertiroidisme
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol
G. Intervensi Keperawatan Hipertiroidisme
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TD, nadi, suhu,
nafas keperawatan 1 x 24 jam di dan RR
harapkan : 2. Buka jalan nafas
1. Klien 3. Posisikan pasien
mendemonstrasikan semifowler
batuk efektif dan suara 4. Identifikasi pasien
nafas yang bersih, tidak perlunya pemasangan alat
ada sianosis jalan nafas buatan
2. Menunjukan jalan 5. Auskultasi suara nafas,
nafas yang paten, tidak catat adanya suara
ada suara nafas tambahan
abnormal
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang normal
2 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV ( TD, nadi,
berhubungan dengan keperawatan 1 x 24 jam suhu , RR ) sesering
peningkatan laju diharapakan : mungkin
metabolisme 1. Suhu tubuh klien dalam 2. Monitor warna kulit
rentang normal 3. Monitor penurunan
2. Nadi dan RR dalam tingkat kesadaran
8

rentang normal 4. Monitor intake dan output


3. Tidak ada perubuhan 5. Lakukan tapid sponge
warna kulit dan tidak 6. Kolaborasi pemberian
ada pusing cairan intravena
3 Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TD, nadi,suhu,
jantung berhubungan keperawatan 1 x 24 jam dan RR
dengan hipertiroid diharapakan : 2. Evaluasi adanya nyeri
tidak terkontrol 1. Tanda vital dalam daad (intensitas,
rentang normal lokasi,durasi)
(Tekanan darah,nadi, 3. Catat adanya disritmia
suhu, respirasi) jantung
2. Dapat mentoleransi 4. Catat adanya tanda dan
aktivitas, tidak ada gejala penurunan cardiac
kelelahan output
3. Tidak ada edema paru, 5. Monitor status
perifer, dan tidak ada kardiovaskuler
asites 6. Monitor adanya
4. Tidak ada penurunan dyspnea,takipneu
kesadaran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar hormon
tiroid di dalam darah yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif, yang
disebabkan karena disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau hipotalamus. Peningkatan
TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai dengan penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya, Konsumsi yodium
berlebihan, radang kelenjar tiroid, minum obat hormone tiroid berlebiha, sehingga
jika seseorang terkena hipertiroidisme akan mengalami goiter, suhu badan
meningkat, berat badan tidak bertambah, takypneu, takikardi dan lain-lain, biasanya
akan dilakukan pengobtan dengan terapi medikamentosa, terapi simtomatik,
pembedahan dan radioterapi.
B. Saran
Agar dapat mengatasi klien yang mengalami gangguan hipertiroidisme pada
anak, maka kita perlu mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang penyebab,
tanda gejala dan semua yang terjadi dalam diri seseorang yang berhubungan dengan
gangguan tersebut. Sehingga kita sebagai perawat dapat menentukan dan
merencanakan tindakan keperawatan apa yang akan kita lakukan.
Diharapkan melalui makalah ini, kita juga dapat mengetahui pengenalan dini
akan dimanifestasi klinis yang timbul akibat perubahan histopatologis berdasarkan
atas etiopatogenesis yang terjadi dapat lebih diperhatikan dalam menegakkan
diagnosis dini dari suatu hipertiroidisme yang tidak hanya berdampak bagi
penatalaksanaan tetapi juga pada penurunan morbiditas maupun mortalitasnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Deswita Fiana, Ratna Dewi PS. 2019. Penyakit Tiroid Pada Kehamilan : Diagnosis dan
Manajemen. Jurnal Medula. Volume 1 Nomor 1. Web :
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/2370/pdf
( diakses tanggal 08 Desember 2019 jam : 17 54 )
Juwita Dian Ayu, Suharti, dan Risa Hestia. 2018. Evaluasi Penggunaan Obat Antitiroid
pada Pasien Hipertiroid di RSUP Dr. M. Djamil padang, Indonesia. Jurnal sains
Farmasi dan Klinis. Volume 5 nomor 1. ISSN : 2407-7062 Web :
http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id/index.php/jsfk/article/view/220/133 ( diakses
tanggal 08 Desember 2019 jam : 17 56 )
Nurarif Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction
Yati Niken Prita, Agustini Utari dan Bambang Tridjaja. 2017. Diagnosis dan Tata
Laksana Hipertiroid. Ikatan dokter anak Indonesia web :
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Panduan-Praktik-
Klinis-Diagnosis-dan-Tatalaksana-Hipertiroid.pdf ( diakses tanggal 08
Desember 2019 jam : 17 57 )

10

Anda mungkin juga menyukai