KEPERAWATAN JIWA II
Dosen Pengampu :
Meti Agustini Ns., M. Kep
Di susun oleh :
Kelompok 1
Dewi Chintiya 1714201110069
Dina Okhtiarini 1714201110070
Erma Apriani 1714201110071
Hesty Noor Oktaviani 1714201110075
Nadia Khairunnida 1714201110080
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sekali yang kita
ingat, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Gangguan Sistem Pencernaan dengan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa dan
Contoh Jurnal”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Jiwa II yang diampu oleh Ibu Meti Agustini, Ns., M. Kep selaku dosen di Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu ibu
Meti Agustini, Ns., M.Kep yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan, makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kepentingan proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar…………………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………... 2
C. Tujuan……………………………………………………………………. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri……………………………………….. 3
B. Etiologi Defisit Perawatan Diri………………………………………….. 3
C. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri……………………………………….. 5
D. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri………………………………… 5
E. Batasan Karakteristik Defisit Perawatan Diri……………………………. 6
F. Dampak Masalah Defisit Perawatan Diri………………………………… 8
G. Pengkajian Defisit Perawatan Diri……………………………………….. 9
H. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………... 9
I. Rencana Asuhan Keperawatan…………………………………………... 10
J. Management Kasus Defisit Perawatan Diri……………………………… 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 18
B. Saran…………………………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan gangguan jiwa di Indonesia masih diperlukan perhatian khusus.
Dari data Riskesdas 2013, tercatat sebanyak 6% penduduk mengalami gangguan
jiwa. Penderita gangguan jiwa di Sumatra Barat masih tinggi, yaitu sebanyak 4,5%.
Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru
yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
penderita. Masalah kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa tidak boleh
dianggap remeh. Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna untuk mempertahankan kehidupannya.
Kurangnya perawatan diri atau yang sering disebut dengan defisit perawatan diri
merupakan gangguan kemampuan untuk melakukan perawatan terhadap dirinya
sendiri. Klien dinyatakan mengalami defisit perawatan diri jika tidak dapat
melakukan kegiatan perawatan diri seperti perawatan diri, berhias secara mandiri,
makan secara mandiri dan toileting.
Kurangnya perawatan diri pada penderita gangguan jiwa disebabkan oleh
kelemahan fisik dan kurangnya kesadaran penderita akan pentingnya melakukan
perawatan diri. Kurang perawatan diri dapat dilihat dari segi fisik, psikologis dan
sosial. Secara fisik dapat dilihat dari ketidakmampuan penderita untuk melakukan
kegiatan perawatan diri secara mandiri. Secara psikologi, penderita tidak melakukan
kegiatan perawatan diri disebabkan oleh kurangnya minat dan kesadaran penderita
akan pentingnya kegiatan perawatan diri, sedangkan segi sosial dapat dilihat dari
penderita yang tidak suka untuk berinteraksi dengan orang lain, menarik diri serta
malas untuk melakukan kegiatan perawatan diri. Penderita akan terlihat kotor, badan
bau, malas dan kurangnya inisiatif untuk melakukan kegiatan perawatan diri
Tindakan keperawatan yang tepat yang sudah dikembangkan dalam mengatasi
defisit perawatan diri ini terdiri dari tindakan keperawatan individu dan kelompok.
Tindakan keperawatan individu yang diberikan yaitu klien diajarkan dan dilatih
untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri, yang meliputi mandi,
berhias, makan dan minum dengan benar serta toileting (BAK dan BAB secara
1
2
3
4
benar
- Jelaskan cara menyiapkan
makanan
- jelaskan cara merapikan peralatan
makan setelah makan
- Praktik makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik.
- Latih kegiatan makan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien.
SP 4
- Evaluasi kemampuan pasien yang
lalu (SP 1, 2, dan 3)
- Latih cara BAB dan BAK yang baik
- Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB/BAK
Keluarga mampu merawat Setelah dlakukan SP 1
anggota keluarga yang pertemuan, keluarga - Identifikasi masalah keuarga dalam
mengalami masalah mampu meneruskan merawat pasien dengan masalah
kurang perawatan diri melatih pasien dan kebersihan diri, berdandan, makan,
mendukug agar BAB/ BAK.
kemampuan pasien dalam - Jelaskan deficit perawatan diri
perawatan dirinya
- Jelaskan cara merawat kebersihan
meningkat.
diri, berdandan, makan, BAB/BAK
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga/
jadwal keluarga untuk merawat
pasien.
12
SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat langsung ke
pasien, kebersihan diri, dan
berdandan.
- RTL Keluarga/ jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP 3
- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat langsung ke
pasien cara makan
- RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi kemampuan pasien
- Rencana tindak lanjut keluarga
- Follow Up
J. Management Kasus Defisite Perawatan Diri
Kasus
Tn A usia 28 tahun di rawat di RSJ Sambang Lihum dengan diagnosa medis
Skizofrenia residual. Sebelum masuk rumah sakit klien sering marah marah tanpa
sebab dan berbicara sendiri. Sehingga keluarga membawa klien kembali di rawat di
RS. Kadang klien menolah minum obat yang diberikan oleh ibunya. kontrol teratur
karena dibujuk oleh ibunya dan pamannya, menurut keluarga klien sangat takut
terhadap pamannya sehingga selalu menurut apabila diajak berobat. Selama ini klien
sering kali tidak mau mandi, sehingga badannya bau, kotor, kulitnya berdaki dan
rambutnya gimbal. Klien lebih banyak diam dikamar dan tidak mau bergaul dengan
keluarga apalagi dengan orang yang baru dikenalnya. Pada saat ini klien sudah
dirawat di ruang tenang pun masih suka menolak apabila dimandikan dan melakukan
13
perawatan diri dengan mengatakan kalau badan saya bersih tidak bau, klien tidak ada
keinginan untuk melakukan perawatan diri.
1. Analisa Data
1. Ds : - Keluarga klien mengatakan Selama ini klien sering Defisit Perawatan Diri
kali tidak mau mandi, sehingga badannya bau, kotor,
kulitnya berdaki dan rambutnya gimbal
2. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit perawatan diri
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa PERENCANAAN
SP 2
Evaluasi sp 1
1. Jelaskan penting nya
berdandan
2. Latih cara berdandan
3. untuk pasien laki-laki
- berpakaian
- menyisir rambut
- Bercukur
4. untuk pasien perempuan
- berpakaian
- menyisir rambut
- berhias
5. masukan kedalam jadwal
harian pasien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan Sp 1 dan
Sp 2
2. jelaskan cara dan alat
makan yang benar
3. jelaskan cara mempersiap
kan makan
4. jelaskan cara merapih kan
peralatan makan setelah
makan
5. praktek makan sesuai
15
SP 4
1. evaluasi kemampuan
keluarga
2. evaluasi kemampuan
pasien
3. RTL keluarga
- follow up
- rujukan
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Iskandar & Damaiyanti Mukhrifah. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
REFIKA ADITAMA.
Keliat Budi Anna. 2013. Buku Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok Edisi 2.
Jakarta: EGC.
19