i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar…………………………………………………………………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
C. Tujuan………………………………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian CMHN…………………………………………………….. 3
B. Peran Dan Fungsi CMHN…………………………………………….. 3
C. Tujuan CMHN………………………………………………………… 5
D. Program CMHN………………………………………………………. 5
E. Jenis-Jenis CMHN……………………………………………………. 6
F. Kegiatan CMHN……………………………………………………… 7
G. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program CMHN……………….. 8
H. Lokasi CMHN………………………………………………………… 8
I. Pengorganisasian CMHN…………………………………………….. 8
J. Rehabilitasi CMHN…………………………………………………… 10
K. Piramida CMHN……………………………………………………… 10
L. Pelayanan Komunitas CMHN………………………………………… 12
M. Asuhan Keperawatan CMHN………………………………………… 14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 18
B. Saran………………………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas sudah diimplementasikan di beberapa
negara (Asia Australia Mental Health, 2008). Indonesia merupakan salah satu negara
yang sudah mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa komunitas yang dikenal
dengan Community Mental Health Nursing (CMHN). CMHN sudah dijalankan pada
tahun 2005 setelah terjadinya bencana tsunami dan gempa bumi di Aceh dan Nias
(Winahayu dkk dalam Prasetyawan, Viora, Maramis, & Keliat, 2014). Tingkatan
CMHN terdiri dari Basic Course CMHN (BC-CMHN), Intermediate Course CMHN
(IC CMHN) dan Advance Course CMHN (AC CMHN)
CMHN (BC CMHN) sudah diterapkan di DKI Jakarta sejak tahun 2009, karena
DKI Jakarta mempunyai prevalensi gangguan jiwa tertinggi yaitu 2,03%.Jakarta
Selatan dan Barat merupakan wilayah yang sudah melaksanakan CMHN (BC
CMHN). Prevalensi gangguan jiwa di Jakarta Selatan 3,36% dan Jakarta Barat
0,03% (Winahayu dkk dalam Depkes, 2014). BC CMHN merupakan serangkaian
kegiatan pembelajaran untuk perawat komunitas agar memiliki kompetensi untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa yang ada di
masyarakat (Winahayu dkk dalam Keliat, Akemat, Daulima, & Nurhaeni, 2014).
CMHN yang dilaksanakan di Jakarta Selatan dan Barat adalah BC CMHN yang
dimodifikasi dengan IC CMHN. Kegiatan BC CMHN meliputi penggunaan konsep
dasar keperawatan kesehatan jiwa komunitas, pelaksanaan asuhan keperawatan,
pelaksanaan pencatatan pelaporan dan monitoring evaluasi. Kegiatan IC CMHN
yang diterapkan adalah pemberdayaan kader kesehatan jiwa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian CMHN ?
2. Apa saja Fungsi CMHN ?
3. Apa Tujuan adanya CMHN ?
4. Apa saja Program CMHN ?
5. Apa Saja Jenis-Jenis CMHN ?
6. Bagaimana Kegiatan yang dilakukan CMHN ?
1
2
3
4
meningkatkan fungsi klien dan keluarga. Tujuan itu dicapai melalui pendidikan
keluarga tentang penyakit, mengajarkan keluarga teknik mengatasi perilaku
simptomatis, dan mendorong kekuatan keluarga. Secara umum, program
komperhensif untuk bekerja dengan keluarga harus meliputi hal berikut ini:
- Komponen edukasi yang memberikan informasi tentang gangguan jiwa dan
sistem pelayanan kesehatan jiwa.
- Komponen ketrampilan yang menawarkan pelatihan komunikasi, resolusi
konflik, penyelesaian masalah, sikap asertif, manajemen perilaku dan
manajemen setres.
- Komponen emosional yang memberikan kesempatan untuk katarsis, berbagi
dan memobilisasi sumber.
- Komponen proses keluarga yang memfokuskan pada strategi keluarga dengan
gangguan jiwa dalam keluarga.
- Komponen sosial yang meningkatkan penggunaan jejaring formal dan non
formal (Stuart dalam Agustin, 2017).
E. Jenis-Jenis CMHN
Terdapat beberapa jenis CMHN (community mental health nursing) diantaranya :
1. BC-CMHN (Basic Course)
Serangkaian kegiatan pembelajaran untuk perawat komunitas agar memiliki
kompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan
jiwa yang ada di masyarakat. Kegiatan BC-CMHN berupa pemberian
pengetahuan dan praktik langsung bagi perawat dalam mengatasi atau
menanggulangi masalah kesehatan mental atau jiwa. Kegiatan CMHN ini
menggunakan media berupa modul - modul yang bertujuan untuk memudahkan
perawat dalam melakukan penanganan masalah kesehatan jiwa, Kegiatan
:perawat diberikan pelatihan cara memberikan asuhan keperawatan (7 Dx
Keperawatan) pada klien dan keluarga pasien gangguan jiwa dirumah. (Keliat
dalam Agustin, 2017).
2. IC-CMHN (Intermediate Course)
IC-CMHN merupakan kegiatan yang meliputi pengembangan manajemen
keperawatan kesehatan jiwa komunitas di desa siaga sehat jiwa, pemberdayaan
7
kader kesehatan jiwa, melakukan kerja sama lintas program dan melakukan
asuhan keperawatan pada masyarakat sehat jiwa, masalah psikososial, dan
gangguan jiwa. IC-CMHN menerapkan prinsip community development dan
community empowerment. Prinsip ini memperdayakan potensi yang ada di
masyarakat melalui Desa Siaga Sehat Jiwa, Kegiatan : Membentuk
desa siaga sehat jiwa, Merekrut dan melatih kader keswa untuk skreening ggn
jiwa di masyarakat, masalah psikososial dan sehat jiwa.Melatih perawat keswa
mengintervensi klien dengan masalah psikososial dan mengembangkan
rehabilitasi pasien gangguan jiwa. (Keliat et al dalam Junardi, dkk, 2017).
3. AC-CMHN (Advance Course)
Pengembangan program CMHN yang telah mengikutsertakan keluarga,
kelompok, masyarakat luas, serta kerjasama dengan lintas sekotral. Kerjasama
lintas sektor seperti komunitas peduli ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
Komunitas peduli ODGJ ikut membantu dalam pelaksanaan program CMHN
yang sedang berlangsung misalnya mereka menyiapkan tempat untuk pasien
gangguan jiwa melakukan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) kegiatan :
Manajemen keperawatan kesehatan jiwa, Kerjasama Lintas sektoral
F. Kegiatan CMHN
1. Kegiatan Kader Kesehatan Jiwa
Kegiatan yang dilakukan kader kesehatan jiwa adalah sebagai berikut :
a. Mendeteksi keluarga sehat, keluarga yang berisiko mengalami gangguan jiwa,
dan keluarga yang menderita gangguan jiwa.
b. Supervisi pasien gangguan jiwa melalui kunjungan rumah. Kasus pasien
gangguan jiwa akan dipantau perkembangannya oleh kader kesehatan jiwa
adalah: perilaku kekerasan, halusinasi, isolasi sosial, harga diri rendah, dan
defisit perawatan diri. Pasien dan keluarga yang akan dipantau oleh kader
kesehatan jiwa (KKJ) adalah pasien dan keluarga yang mandiri. Pengertian
mandiri adalah jika pasien mampu melakukan semua kegiatan yang telah
dilatih sesuai dengan jadwal kegiatan harian secara mandiri selama dua minggu
berturut-turut. KKJ akan melakukan serah terima dengan perawat CMHN, dan
8
jiwa mulai dari usia anak sampai dengan lanjut usia. Kegiatan keperawatan
pada pelayanan primer di masyarakat adalah memberikan pendidikan
kesehatan, melakukan stimulasi perkembangan, program sosialisasi kesehatan
jiwa serta manajemen stress.
e. Upaya pencegahan sekunder
Upaya pencegahan sekunder pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di
masyarakat difokuskan pada kegiatan deteksi dini dan penanganan segera
masalah risiko kesehatan jiwa dan gangguan jiwa (Keliat dalam Zaini, 2019).
Prioritas pelayanan sekunder diberikan kepada anggota masyaraat yang
berisiko atau menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan jiwa dan gangguan
jiwa. Kegiatan keperawatan pada pelayanan sekunder di masyarakat
diantaranya menemukan masalah kesehatan jiwa sedini mungkin serta
penjaringan masalah kesehatan jiwa.
f. Upaya pencegahan tersier
Upaya pencegahan tersier pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di
masyarakat difokuskan pada kegiatan peningkatan fungsi dan sosialisasi serta
pencegahan terhadap kekambuhan pada klien gangguan jiwa. Tujuan dari
upaya pencegahan tersier adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan
akibat gangguan jiwa (Dirjen Med & WHO dalam Zaini, 2019). Prioritas
pelayanan tersier diberikan kepada anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Kegiatan keperawatan pada pelayanan
tersier adalah pencegahan tersier melalui program dukungan sosial dari
masyarakat, program rehabilitasi untuk memberdayakan klien dan keluarga,
program sosialisasi serta program pencegahan terhadap stigma.
2. Pelayanan keperawatan holistic
Pelayanan keperawatan holistic adalah pelayanan menyeluruh pada semua aspek
kehidupan manusia yaitu aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual (Keliat
dalam Agustin, 2017) :
a. Aspek (bio-fisik) dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik seperti kehilangan
organ tubuh yang dialami anggota masyarakat akibat bencana yang
memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap kondisi
14
fisiknya. Demikian pula dengan penyakit fisik lain baik yang akut, kronis
maupun terminal yang memberi dampak pada kesehatan jiwa.
b. Aspek psikologis dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis yang dialami
masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih
berat yang memerlukan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan
situasi tersebut.
c. Aspek sosial dikaitkan dengan kehilangan suami/istri/anak, keluarga dekat,
kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, dan harta benda yang memerlukan
pelayanan dari berbagai sektor terkait agar mereka mampu mempertahankan
kehidupan sosial yang memuaskan.
d. Aspek kultural dikaitkan dengan budaya tolong menolong dan kekeluargaan
yang dapat digunakan sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang ditemukan.
e. Aspek spiritual dikaitakn dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat yang dapat
diberdayakan sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik
dan masalah kesehatan yang terjadi
M. Asuhan Keperawatan CMHN
1. Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit
berdasarkan keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang
mendukung adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan
menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan
mencakup keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan
pengkajian status mental (format dilampirkan pada modul pencatatan dan
pelaporan). Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara
dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta
melalui pemeriksaan.
2. Diagnosis
Keperawatan Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil
pengkajian, baik masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa)
maupun yang berisiko mengalami gangguan jiwa. Jika perawat menemukan
15
18
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Imelda Sulfia. 2017. Analisis Faktor Keberhasilan Program CMHN
(Community Mental Health Nursing) Terhadap Kesehatan Pasien Jiwa Di
Puskesmas Bantur. Tesis Universitas Muhammadiyah Malang. Web :
http://eprints.umm.ac.id/ (diakses pada tanggal 15 Desember 2019 jam : 17.10)
Anny Rosiana M, dkk. 2016. Ipteks Bagi Masyarakat (IBM) Kelompok Kader
Kesehatan Jiwa Di Desa Pasuruhan Kidul Kabupaten Kudus Dalam Upaya
Pemberdayaan Kader Kesehatan Jiwa Untuk Meningkatkan Kemandirian
Dengan Metode “One Volunter One Patient”. Publikasi Ilmiah. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/
( diakses pada tanggal 15 Desember 2019. Jam : 17.20)
Junardi, Budi Anna Keliat, dan Novy Helena Chatarina Daulima. 2017. Analisis Faktor
– Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
Community Mental Health Nursing Di Aceh. Idea Nursing Journal Vol. VIII No.
1. ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445.
Web : file:///C:/Users/KIKI/Downloads/8697-20481-1-PB.pdf. (diakses tanggal
15 Desember 2019 jam : 23.10)
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN Basic.
Jakarta: EGC
Puskesmas Dlingo II - Bantul. 2016. Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ). Web :
https://puskesmas.bantulkab.go.id/ (diakses pada tanggal 15 Desember 2019 jam
17:17)
Titin, Sutini dan Nur Oktavia Hidayati. 2017. Gambaran Deteksi Dini Kesehatan Jiwa
Di Desa Ranjeng Dan Cilopang Kabupaten Sumedang. Jurnal Keperawatan BSI.
Vol. 5, No. 1, ISSN: 2338-7246.
Web : https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk ( diakses pada tanggal 15
Desember 2019. Jam : 17:15)
Winahayu Neng Esti, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani. 2014. Faktor
Sustainability Yang Berhubungan Dengan Implementasi Community Mental
Health Nursing (CMHN). Jurnal Ners Vol. 9 No. 2. Web :
19
https://e
18
20