Anda di halaman 1dari 26

KONSEP COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING (CMHN)

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA II


Dosen Pengampu : M.Syafwani, SKp., M. Kep., Sp.J

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Hesty Noor Oktaviani 1714201110075
Dewi Chintiya 1714201110069
Rezky Adhayani 1714201110049
Rina Herlina 1714201110051
Rizqi Firdaus 1714201110053
Sahri Ramadhan 1714201110055
Salsa Noor Sabrina 1714201110057
Siti Fatimah 1714201110059
Tiara 1714201110062
Adi Fitriani 1714201110065
Erma Apriani 1714201110071
Faridah 1714201110073
Melinda 1714201110077
Nadya Nailil Ghina 1711420110081

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarokatuh


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sekali
yang kita ingat, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Konsep Community Mental Health Nursing (CMHN) Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II yang diampu oleh Bapak
M.Syafwani, SKp., M. Kep., Sp.J selaku dosen di Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen Bapak
M.Syafwani, SKp., M. Kep., Sp.J yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih
baik lagi.
Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan, makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
kepentingan proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.
Wassalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh

Banjarmasin, 15 Desember 2019


Penyusun kelompok 5

i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar…………………………………………………………………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
C. Tujuan………………………………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian CMHN…………………………………………………….. 3
B. Peran Dan Fungsi CMHN…………………………………………….. 3
C. Tujuan CMHN………………………………………………………… 5
D. Program CMHN………………………………………………………. 5
E. Jenis-Jenis CMHN……………………………………………………. 6
F. Kegiatan CMHN……………………………………………………… 7
G. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program CMHN……………….. 8
H. Lokasi CMHN………………………………………………………… 8
I. Pengorganisasian CMHN…………………………………………….. 8
J. Rehabilitasi CMHN…………………………………………………… 10
K. Piramida CMHN……………………………………………………… 10
L. Pelayanan Komunitas CMHN………………………………………… 12
M. Asuhan Keperawatan CMHN………………………………………… 14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 18
B. Saran………………………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas sudah diimplementasikan di beberapa
negara (Asia Australia Mental Health, 2008). Indonesia merupakan salah satu negara
yang sudah mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa komunitas yang dikenal
dengan Community Mental Health Nursing (CMHN). CMHN sudah dijalankan pada
tahun 2005 setelah terjadinya bencana tsunami dan gempa bumi di Aceh dan Nias
(Winahayu dkk dalam Prasetyawan, Viora, Maramis, & Keliat, 2014). Tingkatan
CMHN terdiri dari Basic Course CMHN (BC-CMHN), Intermediate Course CMHN
(IC CMHN) dan Advance Course CMHN (AC CMHN)
CMHN (BC CMHN) sudah diterapkan di DKI Jakarta sejak tahun 2009, karena
DKI Jakarta mempunyai prevalensi gangguan jiwa tertinggi yaitu 2,03%.Jakarta
Selatan dan Barat merupakan wilayah yang sudah melaksanakan CMHN (BC
CMHN). Prevalensi gangguan jiwa di Jakarta Selatan 3,36% dan Jakarta Barat
0,03% (Winahayu dkk dalam Depkes, 2014). BC CMHN merupakan serangkaian
kegiatan pembelajaran untuk perawat komunitas agar memiliki kompetensi untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa yang ada di
masyarakat (Winahayu dkk dalam Keliat, Akemat, Daulima, & Nurhaeni, 2014).
CMHN yang dilaksanakan di Jakarta Selatan dan Barat adalah BC CMHN yang
dimodifikasi dengan IC CMHN. Kegiatan BC CMHN meliputi penggunaan konsep
dasar keperawatan kesehatan jiwa komunitas, pelaksanaan asuhan keperawatan,
pelaksanaan pencatatan pelaporan dan monitoring evaluasi. Kegiatan IC CMHN
yang diterapkan adalah pemberdayaan kader kesehatan jiwa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian CMHN ?
2. Apa saja Fungsi CMHN ?
3. Apa Tujuan adanya CMHN ?
4. Apa saja Program CMHN ?
5. Apa Saja Jenis-Jenis CMHN ?
6. Bagaimana Kegiatan yang dilakukan CMHN ?

1
2

7. Bagaimana Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program CMHN ?


8. Dimanakah Lokasi dilakukannya CMHN ?
9. Bagaimana Pengorganisasian CMHN ?
10. Bagaimana Rehabilitasi pasien CMHN ?
11. Bagaimana Piramida CMHN ?
12. Bagaimana Pelayaanan Komunitas CMHN ?
13. Bagaimana Asuhan Keperawatan CMHN ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa itu Pengertian CMHN.
2. Mengetahui Apa saja Fungsi CMHN.
3. Mengetahui Apa Tujuan adanya CMHN.
4. Mengetahui Apa saja Program CMHN.
5. Mengetahui jenis-jenis CMHN.
6. Mengetahui Bagaimana Kegiatan yang dilakukan CMHN.
7. Mengetahui Bagaimana Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program CMHN.
8. Mengetahui Dimanakah Lokasi dilakukannya CMHN.
9. Mengetahui Bagaimana Pengorganisasian CMHN.
10. Mengetahui agaimana Rehabilitasi pasien CMHN.
11. Mengetahui Bagaimana Piramida CMHN.
12. Mengetahui Bagaimana Pelayaanaan komunitas CMHN
13. Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan CMHN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian CMHN
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas /CMHN adalah pelayanan keperawatan
yang komprehensif, holistik dan paripurna berfokus pada masyarakat yang sehat
jiwa, rentan terhadap stres dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan
kekambuhan. Perawat bekerja sama dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lain
dalam melakukan tindakan. Kegiatan CMHN ini merupakan suatu pendekatan
asuhan keperawatan jiwa masyarakat yang dapat di lakukan oleh perawat melalui
pelatihan khusus untuk kesehatan jiwa yang ditempatkan di setiap pelayanan
kesehatan dasar atau puskesmas, bertugas membantu masyarakat menyelesaikan
masalah - masalah kesehatan jiwa akibat dampak tsunami, konflik dan masalah sosial
lainnya. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat khususnya
klien dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya serta
meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah. Tindakan yang dilakukan oleh
perawat CMHN adalah memberikan asuhan keperawatan pada klien sehat, resiko dan
gangguan jiwa. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat merupakan sumber daya
yang memiliki potensi untuk dilibatkan dalam pelayanan terhadap klien gangguan
jiwa, psikososial maupun klien sehat jiwa. Kegiatan ini dinyatakan sukses dalam
mengatasi masalah kesehatan jiwa masyarakat di Aceh maupun di Kepulauan Nias,
oleh sebab itu program ini diikuti oleh berbagai daerah di Indonesia (Junardi dkk
dalam Keliat, Daulima & Farida, 2017).
B. Fungsi CMHN
Adapun tugas dan fungsi dari perawat/petugas CMHN meliputi :
1. Perencanaan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan
Jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka pendek, menengah dan
panjang. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang
disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan

3
4

berlaku 1 sampai 5 tahun sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat 1 jam


sampai dengan satu tahun.
Kegiatan perencanaan yang akan digunakan dipelayanan keperawatan
kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan.
Untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang
meliputi rencana kegiatan tahunan dan bulanan. Perencanaan di pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan oleh perawat supervisor, perawat CMHN di puskesmas dan kader
kesehatan jiwa.
Rencana jangka pendek yang diterapkan pada pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa komunitas terdiri dari rencana bulanan dan tahunan.
a) Rencana bulanan perawat CMHN
Rencana bulanan adalah kegiatan yang akan dilaksanankan oleh perawat
CMHN dan kader dalam waktu satu bulan. Rencana bulanan perawat meliputi
dua aspek, yaitu:
1) Kegiatan manajerial : Contoh kegiatan : supervisi kader, rapat/pertemuan
2) Kegiatan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga, yang terdiri dari :
- Pendidikan kesehatan bagi kelompok masyarakat yang sehat, kelompok
yang berisiko masalah psikososial dan kelompok keluarga pasien
gangguan jiwa Asuhan keperawatan masalah psikososial
- Asuhan keperawatan risiko masalah psikososial
- Asuhan keperawatan gangguan jiwa
- Kegiatan terapi aktifitas kelompok dan rehabilitasi untuk kelompok
pasien yang mengalami gangguan jiwa
b) Rencana tahunan perawat CMHN
Setiap akhir tahun perawat melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu
tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan
rencana tahun berikutna. Rencana kegiatan tahunan mencakup :
5

1) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja pelayanan


keperawatan kesehatan jiwa komunitas berupa kegiatan yang dilaksanakan
dan hasil evaluasi (wilayah kerja puskesmas dan Desa Siaga Sehat Jiwa).
2) Penyegaran terkait dengan materi pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan
untuk memantapkan hal-hal yang masih rendah.
3) Pengembangan SDM (perawat CMHN dan kader kesehatan jiwa) dalam
bentuk rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal dan informal.
C. Tujuan CMHN
Tujuan dari CMHN yaitu memberikan pelayanan, konsultasi dan edukasi atau
memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip kesehatan jiwa kepada para agen
komunitas lainnya. Tujuan lainnya adalah menurunkan resiko terjadinya gangguan
jiwa dan meningkatkan penerimaan komunitas terhadap praktek-praktek kesehatan
jiwa melalui edukasi (Stuart dalam Sutini, 2017).
D. Program CMHN
1. Desa Siaga Sehat Jiwa
Desa siaga sehat jiwa (DSSJ) yaitu desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa
secara mandiri (Anny dkk, 2016). Desa siaga sehat jiwa merupakan salah satu
program CMHN. Desa siaga sehat jiwa dibentuk dengan tujuan dilakukannya
pendidikan kesehatan jiwa untuk masyarakat sehat, pendidikan kesehatan jiwa
untuk resiko masalah psikososial, resiko jiwa untuk mengalami gangguan jiwa,
terapi aktivitas dan rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri, serta asuhan
keperawatan bagi keluarga pasien gangguan jiwa (Puskesmas Dlingo II, 2016).
2. Pendidikan dan Dukungan Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang penting dalam perawatan pasien gangguan
jiwa dan jika pengetahuan keluarga tentang cara penanganan terhadap pasien
gangguan jiwa baik, keluarga dapat mencegah terjadinya kekambuan pada pasien
(Risnawati, dkk dalam Agustin, 2017). Program ini menggunakan pendekatan
edukasi dan praktik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang
perjalanan penyakit anggota keluarga, mengurangi tingkat kekambuhan, dan
6

meningkatkan fungsi klien dan keluarga. Tujuan itu dicapai melalui pendidikan
keluarga tentang penyakit, mengajarkan keluarga teknik mengatasi perilaku
simptomatis, dan mendorong kekuatan keluarga. Secara umum, program
komperhensif untuk bekerja dengan keluarga harus meliputi hal berikut ini:
- Komponen edukasi yang memberikan informasi tentang gangguan jiwa dan
sistem pelayanan kesehatan jiwa.
- Komponen ketrampilan yang menawarkan pelatihan komunikasi, resolusi
konflik, penyelesaian masalah, sikap asertif, manajemen perilaku dan
manajemen setres.
- Komponen emosional yang memberikan kesempatan untuk katarsis, berbagi
dan memobilisasi sumber.
- Komponen proses keluarga yang memfokuskan pada strategi keluarga dengan
gangguan jiwa dalam keluarga.
- Komponen sosial yang meningkatkan penggunaan jejaring formal dan non
formal (Stuart dalam Agustin, 2017).
E. Jenis-Jenis CMHN
Terdapat beberapa jenis CMHN (community mental health nursing) diantaranya :
1. BC-CMHN (Basic Course)
Serangkaian kegiatan pembelajaran untuk perawat komunitas agar memiliki
kompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan
jiwa yang ada di masyarakat. Kegiatan BC-CMHN berupa pemberian
pengetahuan dan praktik langsung bagi perawat dalam mengatasi atau
menanggulangi masalah kesehatan mental atau jiwa. Kegiatan CMHN ini
menggunakan media berupa modul - modul yang bertujuan untuk memudahkan
perawat dalam melakukan penanganan masalah kesehatan jiwa, Kegiatan
:perawat diberikan pelatihan cara memberikan asuhan keperawatan (7 Dx
Keperawatan) pada klien dan keluarga pasien gangguan jiwa dirumah. (Keliat
dalam Agustin, 2017).
2. IC-CMHN (Intermediate Course)
IC-CMHN merupakan kegiatan yang meliputi pengembangan manajemen
keperawatan kesehatan jiwa komunitas di desa siaga sehat jiwa, pemberdayaan
7

kader kesehatan jiwa, melakukan kerja sama lintas program dan melakukan
asuhan keperawatan pada masyarakat sehat jiwa, masalah psikososial, dan
gangguan jiwa. IC-CMHN menerapkan prinsip community development dan
community empowerment. Prinsip ini memperdayakan potensi yang ada di
masyarakat melalui Desa Siaga Sehat Jiwa, Kegiatan : Membentuk
desa siaga sehat jiwa, Merekrut dan melatih kader keswa untuk skreening ggn
jiwa di masyarakat, masalah psikososial dan sehat jiwa.Melatih perawat keswa
mengintervensi klien dengan masalah psikososial dan mengembangkan
rehabilitasi pasien gangguan jiwa. (Keliat et al dalam Junardi, dkk, 2017).
3. AC-CMHN (Advance Course)
Pengembangan program CMHN yang telah mengikutsertakan keluarga,
kelompok, masyarakat luas, serta kerjasama dengan lintas sekotral. Kerjasama
lintas sektor seperti komunitas peduli ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
Komunitas peduli ODGJ ikut membantu dalam pelaksanaan program CMHN
yang sedang berlangsung misalnya mereka menyiapkan tempat untuk pasien
gangguan jiwa melakukan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) kegiatan :
Manajemen keperawatan kesehatan jiwa, Kerjasama Lintas sektoral
F. Kegiatan CMHN
1. Kegiatan Kader Kesehatan Jiwa
Kegiatan yang dilakukan kader kesehatan jiwa adalah sebagai berikut :
a. Mendeteksi keluarga sehat, keluarga yang berisiko mengalami gangguan jiwa,
dan keluarga yang menderita gangguan jiwa.
b. Supervisi pasien gangguan jiwa melalui kunjungan rumah. Kasus pasien
gangguan jiwa akan dipantau perkembangannya oleh kader kesehatan jiwa
adalah: perilaku kekerasan, halusinasi, isolasi sosial, harga diri rendah, dan
defisit perawatan diri. Pasien dan keluarga yang akan dipantau oleh kader
kesehatan jiwa (KKJ) adalah pasien dan keluarga yang mandiri. Pengertian
mandiri adalah jika pasien mampu melakukan semua kegiatan yang telah
dilatih sesuai dengan jadwal kegiatan harian secara mandiri selama dua minggu
berturut-turut. KKJ akan melakukan serah terima dengan perawat CMHN, dan
8

KKJ akan memantau perkembangan pasien dengan menggunakan buku


supervisi pasien (buku terlampir).
c. Menggerakkan keluarga sehat, keluarga berisiko, dan keluarga yang
mengalami gangguan jiwa untuk mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa.
d. Menggerakkan pasien yang mengalami gangguan jiwa untuk melakukan TAK
dan rehabilitasi.
e. Melakukan perujukkan kasus kepada perawat CMHN (Keliat dalam Agustin,
2019).
G. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program
Dalam hal lintas sektor, program CMHN dilakukan dengan bekerjasama antar
satu puskesmas dengan puskesmas lainnya. Sedangkan kerjasama lintas program
dilakukan dengan cara penemuan kasus baru dengan bekerjasama dengan tenaga
kesehatan yang lain (Anny dkk, 2016).
H. Lokasi CMHN
Tempat yang dapat diadakan CMHN adalah tempat yang terkena dampak bencana
atau konflik.
I. Pengorganisasian CMHN
1. Pendekatan :
a. Perencanaan sosial (social planning)
Keputusan program pemenuhan dan penyelesaian masalah didasarkan atas
fakta- fakta yang didapatkan di lapangan dan fokusnya pada penyelesaian
tugas. Pendekatan ini diperlukan pada kondisi yang memerlukan penyelesaian
masalah dengan segera. Hal ini telah dilakukan pada awal terjadi tsunami dan
gempa bumi.
b. Aksi sosial (social action)
Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah pada satu area
tertentu dilakukan oleh sekelompok ahli dari tempat lain. Hal ini dilakukan jika
pada tempat kejadian belum dapat diidentifikasi sumber daya yang digunakan.
Hal ini juga telah dilakukan dan berlangsung sampai saat ini.
c. Pengembangan masyarakat (Comunity development)
9

Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah ditekankan pada


peran serta masyarakat, pemberdayaan masyarakat atau peningkatan
kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan saling memberi
bantuan dalam mengidentifikasi masalah atau kebutuhan serta penyelesaian
masalah.
d. Penerapan
a) Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta sumber daya yang ada di
masyarakat. Cara memeperoleh data dapat dilakukan melalui :
- Informasi dari masyarakat tentang anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa
- Informasi dari perawat komunitas
- Menentukan sendiri dengan melakukan pengkajian langsung baik
perorangan, keluarga maupun kelompok
- Melalui pertemuan-pertemuan formal dan informal Mengelompokkan
data yang dikumpulkan dengan cara :
b) Mengelompokkan data yang dikumpulkan dengan cara
- Jika ditemukan anggota masyarakat yang masih sehat maka diperlukan
program pencegahan dan peningkatan kes-wa agar tidak terjadi masalah
psikososial dan gangguan jiwa.
- Jika ditemukan masyarakat yang mengalami masalah psikososial maka
diperlukan program untuk intervensi pemulihan segera
- Jika ditemukan kasus gangguan jiwa maka diperlukan intervensi
pemulihan segera dan rehabilitasi
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan terhadap kasus.
Perawat kesehatan jiwa komunitas membuat jadual dalam melakukan
tindakan terhadap kasus dengan menggunakan modul asuhan keperawatan,
meliputi :
- Jadwal aktivitas harian sesuai dengan program kerja harian
- Jadwal kunjungan terhadap kasus-kasus yang ditangani sesuai dengan
program pemulihan
d) Melakukan evaluasi tindak lanjut
10

- Mencatat kemajuan perkembangan pasien dan kemampuan keluarga


merawat pasien
- Jika kondisi kasus berkembang kearah yang lebih baik, maka diteruskan
rencana asuhan yang telah ditetapkan sampai pasien mandiri
- Jika ditemukan tanda dan gejala yang memerlukan pengobatan, maka
perawat kesehatan jiwa komunitas dapat memberikan obat sesuai dengan
standar pendelegasian program pengobatan serta memonitor pengobatan
- Jika dengan perawatan dan pengobatan pasien tidak mengalami
perubahan (kondisi bertambah berat), maka pasien dirujuk ke puskesmas
- Jika setelah dirujuk pasien tidak mengalami perubahan, maka
dikonsultasikan dengan tim kesehatan jiwa tingkat kabupaten
- Jika kondisi pasien tetap tidak mengalami perubahan, maka dirujuk ke
rumah sakit umum atau rumah sakit jiwa dengan rekomendasi tim
kesehatan jiwa tingkat kabupaten
J. Rehabilitasi CMHN
Rehabilitasi pasien laki-laki dengan cara diberi keterampilan untuk membuat telur
asin, membuat batu bata, ternak dan berdagang. Sedangkan perempuan diberi
keterampilan menyulam, menjahit dan memasak.
K. Piramida CMHN
1. Perawatan Mandiri Individu dan Keluarga
Masyarakat baik individu maupun keluarga diharapkan dapat secara mandiri
memelihara kesehatan jiwanya. Pada tingkat ini sangat penting pemberdayaan
keluarga dengan melibatkan mereka dalam memelihara kesehatan anggota
keluarganya. Perawat dan petugas kesehatan lain dapat mengelompokkan
masyarakat dalam :
a. Masyarakat sehat jiwa
b. Masyarakat yang mempunyai masalah psikososial
c. Masyarakat yang mengalami gangguan jiwa
2. Pelayanan Formal dan Informal Diluar Sektor Kesehatan
11

Tokoh masyarakat, kelompok formal dan informal diluar tatanan pelayanan


kesehatan merupakan target pelayanan kesehatan jiwa. Kelompok dimaksud
adalah :
a. TOMA : agama, wanita, keuchik, kepala dusun, kepala lorong
b. Pengobatan tradisional : orang pintar
c. Guru
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa Melalui Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Semua pemberi pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat yaitu praktik
pribadi dokter/ bidan/ psikolog, dan semua sarana pelayanan kesehatan
merupakan mitra kerja tim kesehatan jiwa. Untuk itu mereka memerlukan
penyegaran & penambahan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan jiwa agar
dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa komunitas bersamaan dengan
pelayanan kesehatan yang dilakukan. Dan juga mereka dapat merujuk pasien
dengan masalah kesehatan jiwa kepada perawat kesehatan jiwa komunitas
(community mental health nurses)
b. Pelatihan yang perlu diberikan adalah konseling, deteksi dini dan pengobatan
segera, keperawatan jiwa dasar. Penanggung jawab pelayanan ini adalah
penanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa komunitas di tingkat Puskesmas.
4. Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat
a. Tim kesehatan jiwa terdiri dari psikiater, psikolog klinik & perawat jiwa/
dalam kondisi tertentu dapat dokter umum plus, perawat plus & psikolog plus.
Tim berkedudukan ditingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Tim
bertanggung jawab terhadap program pelayanan kesehatan jiwa di daerah
pelayanan kesehatan Kabupaten/ Kota
b. Tim akan bergerak secara periodik ke tiap-tiap Puskesmas untuk memberi
konsultasi, supervisi, monitoring dan evaluasi. Pada saat tim mengunjungi
Puskesmas, maka penanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa komunitas di
Puskesmas akan
c. Mengkonsultasikan kasus-kasus yang tidak berhasil. Misalnya : kasus
gangguan jiwa yang tidak ada perubahan. Hasil konsultasi dapat berupa
program terapi/ rekomendasi untuk merujuk ke RS (RSU/RSJ)
12

d. Melaporkan hasil dan kemajuan pelayanan yang telah dilakukan


5. Unit pelayanan kesehatan jiwa di RSU
a. Rumah sakit umum daerah pd tingkat Kabupaten / Kota diharapkan
menyediakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi pasien gangguan jiwa
dengan jumlah tempat tidur terbatas sesuai kemampuan. Sistem rujukan dari
Puskesmas/ tim Kes wa masyarakat Kabupaten / Kota ke RSU dan sebaliknya
harus jelas.
b. Pada saat ini belum semua memiliki rawat jalan / inap kesehatan jiwa di RSU.
6. Rumah sakit jiwa
Rumah sakit jiwa merupakan pelayanan spesialistik kesehatan jiwa yang
difokuskan pada pasien gangguan jiwa yang tidak berhasil dirawat di keluarga /
Puskesmas/ RSU. Sistem rujukan dari RSU dan rujukan kembali ke masyarakat
yaitu Puskesmas harus jelas agar kontinuitas pelayanan di keluarga dapat berjalan.
Pasien yang telah selesai dirawat di RSJ dirujuk kembali ke Puskesmas.
Penanggung jawab pelayanan kes wa masyarakat di Puskesmas bertanggung
jawab terhadap lanjutan asuhan di keluarga.
L. Pelayanan Kesehatan Jiwa CMHN
Pelayanan kesehatan jiwa komunitas merupakan pelayanan yang bersifat
komprehensif, holistic, dan paripurna.
1. Pelayanan keperawatan komprehensif
Pelayanan ini lebih difokuskan kepada upaya pencegahan primer pada
anggota masyarakat yang sehat jiwa, pencegahan sekunder pada anggota yang
mengalami masalah kesehatan jiwa (risiko gangguan jiwa) dan pencegahan tersier
pada klien yang mengalami gangguan jiwa dengan proses pemulihan.
d. Upaya pencegahan primer
Upaya pencegahan primer pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di
masyarakat difokuskan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya
gangguan jiwa. Tujuan upaya pelayanan primer adalah mencegah terjadinya
gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa
(Departement of Health dalam Zaini, 2019). Prioritas pelayanan primer
diberikan kepada anggota masyarakat yang belum mengalami risiko kesehatan
13

jiwa mulai dari usia anak sampai dengan lanjut usia. Kegiatan keperawatan
pada pelayanan primer di masyarakat adalah memberikan pendidikan
kesehatan, melakukan stimulasi perkembangan, program sosialisasi kesehatan
jiwa serta manajemen stress.
e. Upaya pencegahan sekunder
Upaya pencegahan sekunder pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di
masyarakat difokuskan pada kegiatan deteksi dini dan penanganan segera
masalah risiko kesehatan jiwa dan gangguan jiwa (Keliat dalam Zaini, 2019).
Prioritas pelayanan sekunder diberikan kepada anggota masyaraat yang
berisiko atau menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan jiwa dan gangguan
jiwa. Kegiatan keperawatan pada pelayanan sekunder di masyarakat
diantaranya menemukan masalah kesehatan jiwa sedini mungkin serta
penjaringan masalah kesehatan jiwa.
f. Upaya pencegahan tersier
Upaya pencegahan tersier pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di
masyarakat difokuskan pada kegiatan peningkatan fungsi dan sosialisasi serta
pencegahan terhadap kekambuhan pada klien gangguan jiwa. Tujuan dari
upaya pencegahan tersier adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan
akibat gangguan jiwa (Dirjen Med & WHO dalam Zaini, 2019). Prioritas
pelayanan tersier diberikan kepada anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Kegiatan keperawatan pada pelayanan
tersier adalah pencegahan tersier melalui program dukungan sosial dari
masyarakat, program rehabilitasi untuk memberdayakan klien dan keluarga,
program sosialisasi serta program pencegahan terhadap stigma.
2. Pelayanan keperawatan holistic
Pelayanan keperawatan holistic adalah pelayanan menyeluruh pada semua aspek
kehidupan manusia yaitu aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual (Keliat
dalam Agustin, 2017) :
a. Aspek (bio-fisik) dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik seperti kehilangan
organ tubuh yang dialami anggota masyarakat akibat bencana yang
memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap kondisi
14

fisiknya. Demikian pula dengan penyakit fisik lain baik yang akut, kronis
maupun terminal yang memberi dampak pada kesehatan jiwa.
b. Aspek psikologis dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis yang dialami
masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih
berat yang memerlukan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan
situasi tersebut.
c. Aspek sosial dikaitkan dengan kehilangan suami/istri/anak, keluarga dekat,
kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, dan harta benda yang memerlukan
pelayanan dari berbagai sektor terkait agar mereka mampu mempertahankan
kehidupan sosial yang memuaskan.
d. Aspek kultural dikaitkan dengan budaya tolong menolong dan kekeluargaan
yang dapat digunakan sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi
berbagai permasalahan yang ditemukan.
e. Aspek spiritual dikaitakn dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat yang dapat
diberdayakan sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik
dan masalah kesehatan yang terjadi
M. Asuhan Keperawatan CMHN
1. Pengkajian
Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit
berdasarkan keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang
mendukung adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan
menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan
mencakup keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan
pengkajian status mental (format dilampirkan pada modul pencatatan dan
pelaporan). Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara
dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta
melalui pemeriksaan.
2. Diagnosis
Keperawatan Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil
pengkajian, baik masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa)
maupun yang berisiko mengalami gangguan jiwa. Jika perawat menemukan
15

anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, maka perawat harus


berhati-hati dalam penyampaiannya kepada pasien dan keluarga agar tidak
menyebutkan gangguan jiwa karena hal tersebut merupakan stigma dalam
masyarakat. Adapun diagnosis keperawatan yang diidentifikasi penting untuk
pascabencana adalah sebagai berikut.
a. Masalah kesehatan jiwa pada anak/remaja.
1) Depresi
2) Perilaku kekerasan
b. Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasa.
1) Harga diri rendah
2) Perilaku kekerasan
3) Risiko bunuh diri
4) Isolasi sosial
5) Gangguan persepsi sensori: halusinasi
6) Gangguan proses pikir: waham
7) Defisit perawatan diri
8) Masalah kesehatan jiwa pada lansia.
9) Demensia
3. Perencanaan
Keperawatan Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan
keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu:
a. penggunaan berbagai teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan
dengan pasien;
b. pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan jiwa dan gangguan
jiwa
c. perawatan mandiri (aktivitas kehidupan sehari-hari) meliputi kebersihan diri
(misal, mandi, kebersihan rambut, gigi, perineum), makan dan minum, buang
air besar dan buang air kecil
d. terapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan dan
terapi keluarga;
e. tindakan kolaborasi (pemberian obat-obatan dan monitor efek samping).
16

Dalam menyusun rencana tindakan harus dipertimbangkan bahwa untuk mengatasi


satu diagnosis keperawatan diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai
kemampuan yang diharapkan baik untuk pasien maupun keluarga. Rencana
tindakan keperawatan ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas.
a. Pada tingkat individu difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam kegiatan
sehari- hari dan keterampilan koping adaptif dalam mengatasi masalah.
b. Pada tingkat keluarga difokuskan pada pemberdayaan keluarga dalam merawat
pasien dan menyosialisasikan pasien dengan lingkungan.
c. Pada tingkat kelompok difokuskan pada kegiatan kelompok dalam rangka
sosialisasi agar pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan
d. Pada tingkat komunitas difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, serta menggerakkan sumber-sumber
yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga.
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat.
Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
saat ini. Perawat bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain
dalam melakukan tindakan. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan
keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan
keterampilan koping dalam menyelesaikan masalah. Perawat bekerja dengan
pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi
pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan.
5. Evaluasi asuhan Keperawatan
Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan pasien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah.
a) Evaluasi pasien
1) Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya.
2) Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya secara bertahap.
3) Melakukan cara-cara meyelesaikan masalah yang dialami.
b) Evaluasi keluarga
1) Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri.
17

2) Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa.


3) Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa atau kekambuhan.
4) Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera
5) Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti
tetangga, teman dekat, pelayanan kesehatan terdekat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Comunity Mental Health Nursing (CMHN) adalah suatu upaya untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa dengan tujuan pasien yang tidak tertangani di
masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Pelayanan kesehatan jiwa
tersebut berupa pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan paripurna,
berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentang terhadap stres dan dalam tahap
pemulihan serta pencegahan kekambuhan, Tujuan dari CMHN yaitu memberikan
pelayanan, konsultasi dan edukasi atau memberikan informasi mengenai prinsip-
prinsip kesehatan jiwa kepada para agen komunitas lainnya, Kegiatan program
CMHN merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari proses rekruitmen
perawat CMHN yang akan mengikuti pelatihan, pertemuan persiapan yang
melibatkan beberapa sector yang terkait seperti Dinas Kesehatan dan pemerintah
daerah setempat dalam rangka memperoleh dukungan pelaksanan CMHN, kegiatan
Pelatihan Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat (Basic Course of
Community Mental Health Nursing (BC-CMHN) berupa pemberian pengetahuan
dan keterampilan bagi perawat Puskesmas, sehingga memiliki kompetensi
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa.
B. Saran
Diharapkan saran dan kritik dari pembaca disini sangat membantu kami dalam
evaluasi pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat memeperbaiki makalah yang
telah kami buat, kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah
pengetahuan khususnya di bidang keperawatan. Dan kami sarankan untuk pembaca
ketika membaca ini juga harus mencari referensi makalah di lain untuk menambah
pengetahuan lagi dan kalau kalau dalam pembuatan kami terjadi beberapa salah kata,
terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Imelda Sulfia. 2017. Analisis Faktor Keberhasilan Program CMHN
(Community Mental Health Nursing) Terhadap Kesehatan Pasien Jiwa Di
Puskesmas Bantur. Tesis Universitas Muhammadiyah Malang. Web :
http://eprints.umm.ac.id/ (diakses pada tanggal 15 Desember 2019 jam : 17.10)
Anny Rosiana M, dkk. 2016. Ipteks Bagi Masyarakat (IBM) Kelompok Kader
Kesehatan Jiwa Di Desa Pasuruhan Kidul Kabupaten Kudus Dalam Upaya
Pemberdayaan Kader Kesehatan Jiwa Untuk Meningkatkan Kemandirian
Dengan Metode “One Volunter One Patient”. Publikasi Ilmiah. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/
( diakses pada tanggal 15 Desember 2019. Jam : 17.20)
Junardi, Budi Anna Keliat, dan Novy Helena Chatarina Daulima. 2017. Analisis Faktor
– Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan
Community Mental Health Nursing Di Aceh. Idea Nursing Journal Vol. VIII No.
1. ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 – 2445.
Web : file:///C:/Users/KIKI/Downloads/8697-20481-1-PB.pdf. (diakses tanggal
15 Desember 2019 jam : 23.10)
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN Basic.
Jakarta: EGC
Puskesmas Dlingo II - Bantul. 2016. Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ). Web :
https://puskesmas.bantulkab.go.id/ (diakses pada tanggal 15 Desember 2019 jam
17:17)
Titin, Sutini dan Nur Oktavia Hidayati. 2017. Gambaran Deteksi Dini Kesehatan Jiwa
Di Desa Ranjeng Dan Cilopang Kabupaten Sumedang. Jurnal Keperawatan BSI.
Vol. 5, No. 1, ISSN: 2338-7246.
Web : https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk ( diakses pada tanggal 15
Desember 2019. Jam : 17:15)
Winahayu Neng Esti, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani. 2014. Faktor
Sustainability Yang Berhubungan Dengan Implementasi Community Mental
Health Nursing (CMHN). Jurnal Ners Vol. 9 No. 2. Web :

19
https://e

18
20

journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/2682/1946 ( diakses tanggal 15


Desember 2019 jam : 23.05)
Yusuf, Rizky, Hanik. 2015. Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta : Selamba Medika
Zaini, Mad. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial Di Pelayanan Klinis
dan Komunitas. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
21
22

Anda mungkin juga menyukai