Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA AUD

“MATERI BELAJAR MATEMATIKA UNTUK AUD”

Dosen Pengampu : Dra. Dorlince Simatupang, M. Pd. / Santa Murni A. Simatupang, M.Pd

DISUSUN OLEH

CINDY FEBRI AULIA : 1181113006


KERIN HERTIN : 1181113002
LIJAR JAKIAH RAMBE : 1183313005
NANI ANGGINI LUBIS : 1181113001
SITI NURHAYATUN : 1185013002

PROGRAM STUDI S1 PG – PAUD


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang kami
buat ini berjudul “Materi Balajar Matematika Untuk AUD ”. Makalah yang kami buat berisi
materi tentang apa saja Materi Belajar Matematika yang diterapkan untuk AUD.
Dalam proses pembuatan tugas ini kami mendapat hambatan dan kesulitan untuk itu
kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd/Santa
Murni Situmorang, S.E M,Pd selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Matematika Untuk Anak
Usia Dini, yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam pembuatan tugas ini. Dan tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu kami
selama proses pengerjaan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan tugas
selanjutnya menjadi lebih baik lagi . Akhir kata semoga tugas yang kami buat ini bermanfaat
bagi setiap pembacanya dan dapat dijadikan referensi apabila membuat tugas yang serupa.

Medan, 07 Maret 2020

Penyusun

2
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1. Bagaimana Pembelajaran bilangan, pengukran dan pola pada anak usia dini ?........4
C. Tujuan Dan Manfaat..........................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
A.    KESIMPULAN...................................................................................................................8
B.     SARAN...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran matematika untuk anak usia dini sangat berguna bagi perkembangan
kecerdasan logika matematika pada anak. Menurut hasil penelitian Dr. Howard Gardner,
seorang profesor pendidikan dari Harvard University (Adiningsih, 2008: 5), mengungkapkan
bahwa kecerdasan logika matematika merupakan salah satu dari delapan jenis potensi
kecerdasan yang dimiliki anak. Anak usia dini dapat dikelompokan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok prasekolah (0-3 tahun). Kelompok kedua adalah
kelompok anak yang sudah mampu mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (3-6 tahun).

Menurut Lestari KW (Konsep Matematika untuk Anak Usia Dini: 2011), berdasarkan
pengelompokan anak usia dini di atas, terdapat beberapa konsep matematika yang harus
diajarkan kepada anak usia dini. Untuk kelompok anak usia 0-3 tahun perlu dilakukan
pengenalan konsep-konsep matematika. Sedangkan untuk kelompok anak usia 3-6 tahun
dilakukan pengembangan konsep matematika kepada anak.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pembelajaran bilangan, pengukran dan pola pada anak usia dini ?

C. Tujuan Dan Manfaat

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah yaitu “Matematika AUD” dan memberikan manfaat sebagai wawasan baru kepada
pembaca tentang prinsip dan tujuan perencanaan pembelajaran secara umum dan pada
anak usia dini.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pembelajaran Bilangan Pada Anak Usia Dini

Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak-anak usia
tiga, empat dan lima tahun ialah pengembangan kepekaan pada bilangan (A.Wasik,
2008). Menurut Hartnett & Gelman, peka pada bilangan berarti lebih dari sekedar
menghitung. Kepekaan kepada bilangan itu mencakup pengembangan rasa kuantitas
dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu (A.Wasik, 2008). Ketika kepekaan
terhadap bilangan berkembang maka anak-anak akan mulai mengerti bahwa konsep
dari kata “satu” berarti mewakili konsep dari satu benda tunggal, dan kata “dua” berarti
mewakili kuantitas dari dua benda, dan seterusnya. Selain itu anak-anak juga mulai
memahami bahwa “lebih banyak dari satu” berarti dihubungkan dengan bilangan-
bilangan sesudah satu yaitu dua, tiga, dan seterusnya. Dengan demikian anak-anak
mulai mengenal penafsiran kasar dari kuantitas.

Menurut Shamsudin (2002), bilangan merupakan jumlah atau kuantitas


suatu himpunan benda tertentu. Bilangan adalah bagian dari pengalaman anak-anak
sehari-hari. Mereka menetapkan nilai bilangan pada benda yang mereka hitung.
Seperti, menghitung jumlah manik-manik yang diperlukan untuk membuat kalung,
dan menghitung jumlah anak tangga yang mereka naiki setiap hari. Sedangkan
yang dimaksud dengan konsep bilangan merupakan dasar matematika yang terdiri
dari menghitung bilangan, hubungan satu ke satu menghitung jumlah,
membandingkan serta mengenal simbol yang dihubungkan dengan jumlah
benda (Busthomi, 2012).

Dengan kata lain, anak-anak dikatakan telah memahami konsep bilangan saat
mereka telah mampu menghitung jumlah benda dan menuliskannya dengan simbol serta
mampu menentukan jumlah benda “lebih sedikit”, “sama” dan “lebih banyak”. Sejalan
dengan itu Susanto menyatakan bahwa pemahaman konsep bilangan padaanak usia 4-5
tahun yakni: (a) Membilang, (b) menyebut urutan bilangan 1-20, (c) membilang atau
mengenal konsep bilangan dengan benda-benda, (d) menghubungkan /memasangkan

5
lambang bilangan dengan benda-benda hingga 10, (e) membedakan dan membuat dua
benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih
sedikit(Susanto, 2011). Langkah pertama pemahaman konsep bilangan yaitu
membilang yang merupakan kegiatan menghitung dengan memperkenalkan angka-
angka, lalu mengajarkan anak-anak mengurutkan bilangan 1(satu) sampai 20. Agar
anak-anak memahami konsep bilangan sebaiknya pembelajaran dilakukan dengan
benda-benda kongkret yang dihubungkan dengan lambang atau simbol, sehingga
mereka mampu memahami konsep lebih banyak dan lebih sedikit. Ketika anak-anak
sudah mampu memahami konsep lebih banyak dan lebih sedikit maka kepekaan
bilangan mereka sudah berkembang. Saat kepekaan bilangan sudah berkembang maka
mereka akan lebih menyukai berhitung.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas, pengetahuan matematika pada anak usia
dini terutama pengetahuan tentang pemahaman konsep bilangan sangat penting dan
harus disiapkan sebaik mungkin sehingga akan memberikan kontribusi bagi kesuksesan
siswa di masa yang akan datang. Pemahaman konsep bilangan dapat dilakukan melalui
pengamatan dan pengalaman langsung dengan menghitung benda-benda kongkrit,
menyebutkan bilangan, mengurutkan bilangan, dan menuliskan angka atau simbol
serta menentukan jumlah yang lebih banyak dan lebih sedikit.

2.  Pembelajaran Pengukuran Pada Anak Usia Dini

Pengukuran adalah keterampilan proses dasar yang diperlukan untuk


mengumpulkan data. Pengukuran tidak hanya mengacu pada menggunakab ukuran
standar. Anak –anak dapat mengukur makanan hamster oleh sendok, memotong seutas
tali tanaman kacang mereka, membandingkan ukuran benih atau batu, atau menggunakan
gelas atau mengumpulkan salju dan mengamati jumlah air yang dihasilkan saat sakju
mencair. Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-pengalaman langsung
untuk mengukur, menimbang, dan membandingkan ukuran benda-benda, mereka belajar
konsep pengukuran. Melalui pengalaman ini anak mengembangkan sebuah dasar kuat
dalam konsep-konsep pengukuran.

6
Pengukuran
- Membandingkan dan mengukur dapat digunakan untuk menjelaskan “Berapa besar?
Manakah yang lebih panjang?”
- Mengukur dapat dilakukan dengan menggunakan benda

3. Pembelajaran Konsep Pola Pada Anak Usia Dini

Mengenal pola merupakan bagian dari matematika. Pembelajaran konsep pola


merupakan salah satu pondasi dalam memahami ilmu matematika. Anak dapat membuat
berbagai macam benda, seperti kalung dari manik-manik atau menggambarnya menggunakan
pola. Berbagai benda memiliki gambar berpola, seperti garis-garis pada kaos, buku, baju, dan
karpet. Ajak anak mengenali polanya dan menirukan dengan cara menggambarnya di kertas.
Ajak anak membuat kalung dengan untaian manik-manik, dengan pola tertentu, misalnya 1
merah- dua biru- tiga hijau- satu kuning dst. Ajak anak meneruskan membuat kalung dengan
pola tersebut.

Pembelajaran Pola pada Anak Usia Dini

a) Pola Bilangan

Pola bilangan merupakan urutan bilangan dengan jarak dan urutan yang konstan. Pla bilangan
juga dapat disebut dengan pengulangan dari pola sebelumnya. Misalnya guru menyajikan urutan
bilangan 1,2,3 maka anak harus mengulangi pola tersebut dengan sama persis beberapa kali.
Selain itu guru juga dapat mengajarkan berbagai macam bilangan misalnya bilangan ganjil,
bilangan genap, bilangan bulat, dan lain-lain.

b) Pola Bentuk

Setelah anak mengenal bentuk dari suatu benda, guru dapat meminta anak untuk menurutkan
bentuk benda sesuai dengan urutan sebelumnya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
mengurutkan bentuk matahari, bulan, bintang, dan awan. Selain itu juga dapat mengurutkan
bentuk mtematika misalnya persegi, segitiga, lingkaran, trapesium, dan lain-lain. Anak dapat
memulainya dari benda mana saja, dan diulang sesuai dengan pola yang telah ditentukan anak
sebelumnya.

7
c) Pola Warna

Untuk mengenalkan pola warna pada anak, guru dapat menggunakan tiga atu empat
macam warna terlebih dahulu supaya anak tidak kebingungan untuk membuat pola
berikutnya. Anak dapat disajikan dengan warna yang mencolok dalam bentuk yang sama
setiap warnanya. Agar pembelajarannya menarik guru dapat mengenalkan warna dengan
berbagai macam bentuk.

d) Pola Fungsi

Setiap benda mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sekalipun sama macamnya.


Sebagai contoh bentuk dari mobil balap beda dengan mobil transportasi yang sehari-hari
dapat di jumpai oleh anak-anak. hal itu berkaitan dengan fungsi dari masing-masing mobil.
Mobil balap harus memiliki keaeodinamisan yang tinggi dibanding dengan mobil box atau
mobil transportasi biasa, maka mobil balap harus lebih tipis dan ramping disbanding jenis
mobil lainnya.

e) Pola Logika
Sebelum menjelaskan pola logika guru harus mengawali dengan menjelaskan selisih
(beda jarak) pada anak. Setelah itu anak dikenalkan dengan pola logika, yaitu pola bilangan
dengan selisih tertentu, misalnya: 10,20,30,40,50 (mempunyai selisih sepuluh).

f) Menjiplak Pola
Menjiplak pola dapat dilakukan dengan menggunakan pewarna, sisir,dan sikat gigi.

g) Pola di lingkungan
Banyak dijumpai di sekitar anak dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : lampu merah –
kuning – hijau, bunga-bunga, pola bergaris, dsb.

h) Pola di alam
Musim (kemarau dan penghujan), siang dan malam, daur hidup binatang dan manusia,
sayuran dan buah-buahan merupakan pola yang ada di alam yang perlu dikenali anak.

8
BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa matematika dapat dipahami sebagai suatu pembelajaran


tentang pola dan hubungan. Segala sesuatu yang ada di alam ini tidak terlepas dari pola-pola dan
hubungan yang merupakan konsep matematika.
Matematika merupakan cara berpikir. Orang yang memahami matematika akan terus
terlatih untuk berpikir analisis. Jika anak mendapatkan pembelajaran matematika, diharapkan
kemampuan berpikir analisis dimana dewasa akan tajam dan terasah.

B.     SARAN

Rajinlah membaca banyak buku, dikarenakan buku adalah sumber ilmu. Setiap karya
manusia pasti memiliki banyak kekurangan dan tidak ada yang sempurna seutuhnya. Oleh karena
itu kita tidak boleh hanya berpaku pada satu buku saja. Carilah buku lain sebagai pegangan
tambahan, serta buku yang mengenai tentang pembelajaran Matematika Untuk AUD.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca tulisan kami ini agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maisarah. 2018. Matematika & Sains Anak Usia DIni. Medan: Akasha Sakti

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/10172/6597

http:sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modulPertemuan_5AH0121125.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai