Anda di halaman 1dari 14

KASUS 4 : Budaya 1

Dosen Pengampu:
Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep

Disusun oleh :
Suci Meliyani 1810711008
Anjani Dara Narulita 1810711010
Ega Rakha Alvita Deli 1810711012
Fatimah Az-Zahra 1810711016
Afifah Afriana 1810711017
Nur Fitria Firliani Pardi 1810711035
Rizcha Aristiara 1810711049
Zihan Evrianti Susanto 1810711096
Dina krismayanti 1810711103

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
S1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan karunianya
kepada kita semua sehingga makalah yang telah dibuat oleh penulis selesai.
Makalah yang berjudul Kasus 4 : Budaya 1 ini ditulis guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan. Didalamnya, penulis akan membahas
Kasus 4 : Budaya 1.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis makalah menyampaikan rasa hormat
dan ucapan dan terimakasih kepada semua pihak yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca.

Jakarta, 12 November 2019

Penyusun
Kasus 4 : Budaya 1
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun berasal dari Suku Karo. Saat ini klien dirawat di
ruang perawatan bedah dengan diagnosa fraktur sejak 4 hari lalu setelah mengalami
kecelakaan karena klien jatuh dari pohon yang dikeramatkan di desanya, kemudian menurut
kepercayaan orang sekitar klien terjatuh akibat didorong oleh penunggu pohon keramat
tersebut. Saat dibawa kerumah sakit keadaan klien sudah parah. Ibu klien mengatakan
bahwa setelah terjadi kecelakaan anaknya langsung dibawa ke sangkal putung lalu klien
dipijat menggunakan batang sereh yang dibakar dengan bacaan doa-doa. Setelah
pengkajian, perawat mendapatkan data keluhan nyeri sedang, berat badan klien menurun,
dan kurang nafsu makan. Selain itu, keluarga klien lebih percaya kepada sangkal putung
untuk mengobati sakit anaknya karena dianggap lebih cepat penyembuhannya dan
sudah terbukti dari dulu untuk mengobati patah tulang. Ibu klien mengatakan klien
dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan telur sehingga klien juga
tampak lemah dan lesu. Ketika diberikan pendidikan kesehatan, ibu klien masih terlihat
kebingungan dan belum menandatangani persetujuan untuk pembedahan klien. Saat ini
klien dijaga oleh ibunya. Keluarga klien menggunakan jeruk purut yang ditumbuk
untuk diusapkan dan diurutkan ke sekujur tubuh klien, mereka percaya buah jeruk purut
dapat mengeluarkan benda-benda dan roh jahat yang bersemayam dalam tubuh klien.
Klien dan keluarga percaya bahwa sakit yang didapat dan tidak bisa sembuh
merupakan hukuman para dewa. Keluarga klien juga membaca mantra tiap pagi kepada
klien dan meletakkan beberapa sesajen di dekat tempat tidur klien seperti kemenyam,
minyak ikan, mayang pinang, beras kuning, kelapa tua, kelapa muda, banyu gula, serta
piduduk (beras, gula merah, telur ayam, dan kelapa). Mereka percaya sesajen ini disukai
oleh dewa kemudian mempercepat penyembuhan penyakit. Setelah dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital maka didapatkan hasil TD : 90/50 mmHg, N:72x/menit, P :
20 x/menit, dan Suhu: 38’5°C. Observasi perawat terhadap penampilan klien
berwarna kulit: sawo matang (turgor kulit baik), Rambut: ikal, Struktur tubuh: kurus, dan
Bentuk wajah: bulat.
1. Apa saja peran perawat sesuai implikasi kasus diatas?
2. Jelaskan aplikasi konsep teori yang telah dijelaskan di QBL 1 terhadap kasus diatas!
3. Jelaskan pengkajian keperawatan berdasarkan teori Sunrise Leiniger! Apa faktor
yangpenting diperhatikan perawat terkait kasusdiatas?
4. Lakukan analisa data (buat tambahan data jika diperlukan) dan tegakkan minimal 2
diagnosa terkait kasus diatas!
5. Tuliskan intervensi dari diagnosa utama yang telah ditegakkan!
PEMBAHASAN

1. Apa saja peran sesuai implikasi kasus diatas ?


1. Sebagai Pemberi Perawatan

Perawat sebagai pemberi perawatan secara langsung yaitu peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga dan
kelompok dengan menggunakan energi dan waktu seminimal mungkin. Perawat ini
langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien, merencanakan, mengimplementasi dan
mengevaluasi asuhan keperawatan. Dari Kasus : perawat melakukan pengkajian kepada
pasien dan mendapatkan hasil keluhaan nyeri sedang, berat badan klien menurun, dan
kurang nafsu makan.

2. Sebagai Pendidik

Peran perawat di komunitas sebagai pendidik yaitu untuk memberikan informasi


berupa pengajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar. Dari Kasus : ketika
diberikan pendidikan kesehatan, ibu klien masih terlihat bingung dan belum
menandatangani surat persetujuan untuk pembedahan klien.

3. Sebagai Konsultan

Perawat sebagai konsultan yaitu peran perawat yang bertugas sebagai tempat
konsultasi pasien dalam pemberian informasi, dukungan atau memberi ajaran tentang
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. Dalam mengambil keputusan mengenai
pengobatan yang akan dipilih dan dijalani, klien memerlukan informasi dan berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan. Pendapat untuk kasus :perawat menjelaskan tentang apa yang
dinyakinin ibu klien dan apa yang terbaik untuk sang anak agar bisa cepat sembuh.

4. Sebagai Advokat

Peran perawat sebagai advokat yaitu tindakan perawat dalam mencapai suatu
untuk kepentingan masyarakat atau bertindak untuk mencegah kesalahan yang tidak
diinginkan ketika pasien sedang menjalankan pengobatan. Peran perawat advokat ini
dapat kita temukan saat pasien bingung dan berusaha memutuskan tindakan yang terbaik
bagi kesehatannya, untuk itu perawat dibutuhkan memberikan informasi lengkap bagi
pasien dan berusaha menolak bila tindakan itu membahayakan kondisi pasien dan
melanggar hak-hak pasien. Pendapat untuk kasus : perawat berusaha menyakinkan ibu
klien untuk melakukan pembedahan kepada anaknya sesuai tindakan medis yang ada.

2. Jelaskan aplikasi konsep teori yang dijelaskan di QBL 1 terhadap kasus diatas?
Aplikasi konsep teori dalam kasus diatas mengenal Konsep dalam Transcultural
Nursing. Pada kasus diatas seorang anak dirawat diruang perawatan karena mengalami
fraktur sejak 4 hari yang lalu setelah mengalami kecelakaan jatuh dari pohon yang
dikeramatkan di desanya. Menurut kepercayaan orang sekitar klien terjatuh akibat
didorong oleh penunggu pohon keramat tersebut. Saat dibawa ke Rumah sakit keadaan
klien sudah parah, ibu klien mengatakan bahwa setelah terjadi kecelakaan anaknya
langsung dibawa ke sangkal putung lalu klien dipijat menggunakan batang sereh yang
dibakar dengan bacaan doa-doa. selain itu keluarga juga lebih mempercayakan
pengobatan ke sangkal putung untuk mengobati anaknya karena sudah terbukti dari dulu
untuk mengobati patah tulang.
1. Budaya
Budaya adalah suatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, keyakinan,
seni, moral, hukum, kebiasaan dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan
manusia sebagai anggota komunitas setempat.
Menurut konsep budaya Laininger(1978-1984) karakteristik budaya dapat
digambarkan sebagai berikut

1. Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya
yang sama persis.

2. Budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut
diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan.

3. Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusia sendiri tanpa disadari.

Pembahasan:
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa didesa tersebut masih mempercayai
hal ghaib seperti yang dialami klien, warga mempercayai bahwa ia terjatuh akibat
didorong oleh penunggu pohon yang dikeramatkan didesa tersebut.

2. Nilai budaya

Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.

Pembahasan:

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ibu klien lebih mempercayakan anaknya
untuk diobati disangkal putung yang sudah terbukti menyembuhkan patah tulang
ketimbang memeriksanya ke rumah sakit.

3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan


Merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu
pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan
tindakan termasuk kepekaan terhadap,lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Laininger 1985).

Pembahasan:

Perbedaan asuhan keperawatan pada kasus diatas sangat berbeda, klien lebih banyak
menggunakan proses penyembuhan tradisional. Ketika pertama kali klien mengalami
kecelakaan ia langsung dibawa ke sangkal putung dan dipijat menggunakan batang
daun sereh yang dibakar dengan bacaan doa-doa. selain itu klien dilarang untuk
memakan makanan seperti ikan, daging dan telur sehingga klien tampak lesu serta
keluarga klien menggunakan jeruk purut yang ditumbuk untuk diusapkan dan diurut
ke sekujur tubuh klien karena mereka percaya buah jeruk purut dapat mengeluarkan
benda-benda dan roh jahat ditubuh klien.

Sedangkan asuhan keperawatan perawat melakukan pengkajian mendapatkan data


keluhan nyeri sedang, berat badan klien menurun, dan klien tidak nafsu makan. Selain
itu perawat memberikan pendidikan kesehatan , namun ibu klien terlihat kebingungan
dan belum menandatangi persetujuan untuk pembedahan klien.

4. Etnosentris

Persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya yang
terbaik diantara budaya-budaya Yang dimiliki orang lain.

Pembahasan:

Dikasus tersebut keluarga dan masyarakat sekitar percaya bahwa klien terjatuh karena
didorong oleh penunggu pohon yang dikeramatkan, serta keluarga lebih
mempercayakan pengobatan ke sangkal putung ketimbang ke rumah sakit. Selain itu
juga keluarga membaca mantra tiap hari kepada klien dan meletakan beberapa sesajen
di dekat tempat tidur klien seperti kemenyan, minyak ikan, mayang pinang, beras
kuning, kelapa tua, kelapa muda, banyu gula, serta pariduduk seperti beras, gula
merah, telur ayam dan kelapa. Mereka percaya bahwa sesajen ini disukai para dewa
kemudian mempercepat penyembuhan penyakit.

5. Care / Caring

Fenomena yang berhubungan dengan tindakan bimbingan, bantuan, dan dukungan


perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi
kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia.
Pembahasan:

Perawat melakukan care dengan melakukan pengkajian dan memberikan pendidikan


kesehatan. Pendidikan kesehatan diberikan agar keluarga mengerti mengenai sakit
yang dialami pasien, serta pihak rumah sakit juga menganjurkan pasien untuk
melakukan pembedahan untuk mempercepat penyembuhan.

3. Jelaskan pengkajian keperawatan berdasarkan teori Sunrise Leininger! Apafaktor


yang penting diperhatikan perawat terkait kasus diatas?
1. FaktorBudaya
Keluarga klien lebih percaya kepada sangkal putung untuk mengobati sakit
anaknya karena dianggap lebih cepat penyembuhannya dan sudah terbukti untuk
mengobati patah tulang. Ibu klien juga mengatakan klien dilarang mengkonsumsi
makanan seperti ikan,daging, dan telur sehingga klien juga tampak lemah & lesu.

2. Faktor Teknologi

Ketika diberikan penkes,ibu klien masih terlihat kebingungan dan belum


menandatangani persetujuan untuk pembedahan klien. Keluarga klien lebih
memilih untuk menggunakan jeruk purut yang ditumbuk untuk diusapkan dan
diurutkan ke sekujur tubuh klien,mereka percaya bahwa buah jeruk purut dapat
mengeluarkan benda-benda dan roh jahat yang bersemayam dalam tubuh klien.

3. Faktor Agama dan Falsafah Hidup

Klien dan keluarga percaya bahwa sakit yang didapat dan tidak bisa
sembuh merupakan hukuman dari para dewa. Keluarga klien juga membacakan
mantra setiap pagi kepada klien dan meletakkan beberapa sesajen didekat tempat
tidur klien seperti kemenyan ,minyak ikan,mayang pinang,beras kuning ,kelapa
tua ,kelapa muda . mereka percaya bahwa sesajen ini disukai oleh dewa dan dapat
mempercepat penyembuhan penyakit klien.

4. Faktor Nilai Budaya dan Gaya Hidup

Gaya hidup klien yang melanggar peraturan itu membuat klien


mendapatkan imbas dari sikapnya itu. Konon katanya pohon yang dinaiki klien itu
pohon yang dikeramatkan didesanya itu,kemudian menurut kepercayaan orang-
orang sekitar klien terjatuh akibat didorong oleh penunggu pohon keramat
tersebut.

5. Faktor Ekonomi
Klien tampak berasal dari keluarga yang berkecukupan dikarenakan waktu
klien mengalami kecelekaan,keluarga langsung membawa klien ke Rumah Sakit.
Dalam kasus klien sudah dirawat diruang perawatan bedah sejak 4 hari yang lalu.

6. Faktor Kebijakan & Peraturan yang Berlaku

“Keluarga klien lebih percaya kepada sangkal putung untuk mengobati


sakit anakanya karena dianggap lebih cepat menyembuhkan & sudah terbukti dari
dulu untuk mengobati patah tulang.” Sangkal putung adalah semacam teknik
pengobnatan patah tulang yang dipercaya sakti yang akan memberikan hasil yang
lebih cepat, Namun diyakini hal tersebut karena pijatan ,ramuan , serta doa-doa
yang dipanjatkan oleh tabib selama masa penyembuhan.

7. Faktor Pendidikan

Terlihat pendidikan klien & keluarganya rendah dikarenakan saat petugas


kesehatan memberikan pendidikan kesehatan klien & keluarga tampak
kebingungan & belum menandatangani persetujuan untuk pembedahan klien serta
ibu klien masih menggunakan jeruk dan juga sesajen untuk mengeluarkan roh-roh
jahat. Apabila klien dan keluarga memiliki pendidikan yang cukup tinggi,maka
klien tidak dibawa ke Sangkal Putung untuk diurut terlebih dahulu tetapi langsung
dibawa ke dokter spesialis orthopedic untuk diperiksa dan ditindak lanjuti terlebih
dahulu sehingga penyakit fraktur yang dialami klien tidak terlalu parah.

4. Lakukan analisa data (buat tambahan data jika diperlukan) dan tegakkan minimal
2 diagnosa terkait kasus diatas?
 Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Pasien mengeluh nyeri sedang 1. Fraktur 4 hari yang lalu
2. Pasien mengatakan kurang nafu 2. Berat badan klien menurun
makan 3. TD : 90/50 mmHg,
3. Ibu klien mengatakan klien 4. N:72x/menit,
dilarang mengkonsumsi makanan 5. P : 20 x/menit, dan
seperti ikan, daging, dan telur 6. Suhu: 38’5°C.
4. Klien dan keluarga mempercayai 7. struktur tubuh klien tampak kurus
hal-hal gaib 8. Klien tampak lemah
5. keluarga klien lebih percaya 9. Klien tampak lesu
kepada sangkal putung untuk 10. Ibu klien tampak bingung saat
mengobati sakit anaknya diberikan pendidikan kesehatan
6. keluarga klien percaya buah jeruk 11. Ibu klien belum menandatangani
purut dapat mengeluarkan benda- persetujuan untuk pembehadan
benda dan roh jahat yang
bersemayam dalam tubuh klien
7. Keluarga klien percaya sesajen ini
disukai oleh dewa kemudian
mempercepat penyembuhan
penyakit

 Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS: Nyeri akut (Domain Fraktur
 Pasien mengeluh nyeri sedang 12, Kelas 1, Kode
DO : 000132, Hal.445)
 Fraktur 4 hari yang lalu
 TD : 90/50 mmHg,
 N:72x/menit,
 P : 20 x/menit, dan
 Suhu: 38’5°C.
DT:

2. DS : Ketidak seimbangan Tidak nafsu makan
 Pasien mengatakan kurang nutrisi : kurang dari
nafu makan kebutuhan tubuh
 Ibu klien mengatakan klien (Domain 2, Kelas 1,
dilarang mengkonsumsi Kode 00002, Hal.
makanan seperti ikan, daging, 153)
dan telur
DO :
 Berat badan klien menurun
 TD : 90/50 mmHg,
 N:72x/menit,
 P : 20 x/menit, dan
 Suhu: 38’5°C.
 struktur tubuh klien tampak
kurus
 Klien tampak lemah
 Klien tampak lesu
DT :
 BB awal : 35 kg
 BB sekarang : 30kg
3. DS : Defisiensi Kurang informasi
 Ibu klien mengatakan klien Pengetahuan
dilarang mengkonsumsi (Domain 5, Kelas 4,
makanan seperti ikan, daging, 00126, Hal. 257)
dan telur
 Klien dan keluarga
mempercayai hal-hal gaib
DO:
 Ibu klien tampak bingung saat
diberikan pendidikan
kesehatan
 Ibu klien belum
menandatangani persetujuan
untuk pembehadan
4. DS: Ketidak Patuhan Nilai-nilai tidak
1. Ibu klien mengatakan klien (Domain 1. Kelas 2, sesuai dengan
dilarang mengkonsumsi makanan 00079, Hal 165) rencana
seperti ikan, daging, dan telur
2. Klien dan keluarga mempercayai
 DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf &


( P&E) Ditemukan Teratasi Nama jelas
1. Nyeri akut berhubungan 13 November
dengan fraktur ditandai 2019
dengan ekspresi wajah
nyeri.
2. Ketidak seimbangan nutrisi 13 November
kurang dari kebutuhan 2019
tubuh berhubungan dengan
asupan gizi yang kurang
ditandai dengan berat badan
yang turun, lemah, lesu dan
tidak nafsu makan.
3. Defisien pengetahuan 13 November
berhubungan dengan 2019
kurangnya informasi dan
sumber pengetahuan.
Ketidak Patuhan 13 November
berhubungan dengan nilai- 2019
nilai tidak sesuai dengan
rencana

1. Tuliskan intervensi dan diagnosa utama yang telah ditegakkan!

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Dx Keperawatan NOC NIC
.
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan perawatan 1 x Nyeri Akut {Bagian Enam, Hal.
{Domain 12, 24 jam, masalah Nyeri akut 559}
Kelas 1, Kode berhubungan dengan fraktur Intervensi yang dapat dilakukan:
Diagnosis ditandai dengan ekspresi wajah Pemberian Analgesik {Bagian
00132, Hal. 445} nyeri dapat teratasi dengan Tiga, Kode 221, Hal. 247}
kriteria hasil: 1. Tentukan lokasi,
Tingkat Nyeri {Bagian Tiga, karakteristik, kualitas, dan
Kode 2102, Hal. 577} keparahan nyeri sebelum
1. Nyeri yang dilaporkan mengobati pasien
dipertahankan pada 3 2. Cek perintah pengobatan
(deviasi sedang dari meliputi, obat, dosis, dan
kisaran normal) frekuensi, obat analgesic
ditingkatkan 5 (tidak ada yang diresepkan
deviasi dari kisaran 3. Cek adanya riwayat alergi
normal) obat
2. Kehilangan nafsu makan 4. Tentukan pilihan obat
dipertahankan pada 3 analgesic (narkotik, non-
(deviasi edang dari narkotik, atau NSAID),
kisaran normal) berdasarkan tipe dan
ditingkatkan ke 5 (tidak keparahan nyeri
ada deviasi dari kisaran 5. Berikan kebutuhan
normal) kenyamanan dan aktivitas
3. Tekanan darah lain yang dapat membantu
dipertahankan pada 2 relaksasi untuk
(deviasi yang cukup berat memfasilitasi penurunan
dari kisaran normal) nyeri
ditingkatkan ke 5 (tidak 6. Ajarkan tentang
ada deviasi dari kisaran penggunaan analgesic,
normal) strategi untuk menurunkan
efek samping, dan harapan
Nafsu Makan {Bagian Tiga, terkain dengan keterlibatan
Kode 1014, Hal. 319} dalam keputusan
1. Hasrat / keinginan untuk pengurangan nyeri
makan dipertahankan
pada 3 (deviasi cukup Manajemen Nyeri {Bagian Tiga,
terganggu dari kisaran Kode 1400, Hal. 198}
normal) ditingkatkan ke 5 1. Lakukan pengkajian nyeri
(tidak terganggu dari komprehensif yang
kisaran normal) meliputi lokasi,
2. Intake nutrisi karakteristik, onsit/durasi,
dipertahankan pada 3 frekuensi,
(deviasi cukup terganggu kualitas/intensitas,
dari kisaran normal) beratnya nyeri dan factor
ditingkatkan ke 5 (tidak pencetus
terganggu dari kisaran 2. Ajarkan peenggunaan
normal) teknik non-farmakologi
3. Ajarkan metode
Tanda-tanda Vital {Bagian farmakologi
Tiga, Kodee 0802, Hal.563}
1. Suhu tubuh dipertahankan Monitor TTV {Bagian Tiga,
pada 3 (deviasi sedang Kode 6680, Hal. 237}
dari kisaran normal) 1. Monitor tekanan darah,
ditingkatkan ke 5 (tidak nadi, suhu, dan status
ada deviasi dari kisaran pernafasan dengan tepat
normal) 2. Monitor tekanan darah
2. Tekanan darah sistolik setelah pasien minum obat
dipertahankan pada 4 jika memungkinkan
(deviasi ringan dari 3. Identifikasi penyebab
kisaran normal) penurunan perubahan
ditingkatkan ke 5 (tidak tanda-tanda vital
ada deviasi dari kisaran
normal)
3. Tekanan darah diastolic
dipertahankan pada 4
(deviasi ringan dari
kisaran normal)
ditingkatkan ke 5 (tidak
ada deviasi dari kisaran
normal)
DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan Menghadapi Era Globalisasi. Universitas Kristen Indonesia Maluku. 2015


https://www.academia.edu/20319416/KEPERAWATAN_MENGHADAPI_ERA_GLO
ALISASI
Ringkasan Materi Keragaman Budaya dan Perspektif Transkultural dalam Keperawatan.
Universitas Indonesia.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf

Anda mungkin juga menyukai