Dosen Pengampu:
Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep
Disusun oleh :
Suci Meliyani 1810711008
Anjani Dara Narulita 1810711010
Ega Rakha Alvita Deli 1810711012
Fatimah Az-Zahra 1810711016
Afifah Afriana 1810711017
Nur Fitria Firliani Pardi 1810711035
Rizcha Aristiara 1810711049
Zihan Evrianti Susanto 1810711096
Dina krismayanti 1810711103
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan karunianya
kepada kita semua sehingga makalah yang telah dibuat oleh penulis selesai.
Makalah yang berjudul Kasus 4 : Budaya 1 ini ditulis guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan. Didalamnya, penulis akan membahas
Kasus 4 : Budaya 1.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis makalah menyampaikan rasa hormat
dan ucapan dan terimakasih kepada semua pihak yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan
dan dorongan kepada penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca.
Penyusun
Kasus 4 : Budaya 1
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun berasal dari Suku Karo. Saat ini klien dirawat di
ruang perawatan bedah dengan diagnosa fraktur sejak 4 hari lalu setelah mengalami
kecelakaan karena klien jatuh dari pohon yang dikeramatkan di desanya, kemudian menurut
kepercayaan orang sekitar klien terjatuh akibat didorong oleh penunggu pohon keramat
tersebut. Saat dibawa kerumah sakit keadaan klien sudah parah. Ibu klien mengatakan
bahwa setelah terjadi kecelakaan anaknya langsung dibawa ke sangkal putung lalu klien
dipijat menggunakan batang sereh yang dibakar dengan bacaan doa-doa. Setelah
pengkajian, perawat mendapatkan data keluhan nyeri sedang, berat badan klien menurun,
dan kurang nafsu makan. Selain itu, keluarga klien lebih percaya kepada sangkal putung
untuk mengobati sakit anaknya karena dianggap lebih cepat penyembuhannya dan
sudah terbukti dari dulu untuk mengobati patah tulang. Ibu klien mengatakan klien
dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan telur sehingga klien juga
tampak lemah dan lesu. Ketika diberikan pendidikan kesehatan, ibu klien masih terlihat
kebingungan dan belum menandatangani persetujuan untuk pembedahan klien. Saat ini
klien dijaga oleh ibunya. Keluarga klien menggunakan jeruk purut yang ditumbuk
untuk diusapkan dan diurutkan ke sekujur tubuh klien, mereka percaya buah jeruk purut
dapat mengeluarkan benda-benda dan roh jahat yang bersemayam dalam tubuh klien.
Klien dan keluarga percaya bahwa sakit yang didapat dan tidak bisa sembuh
merupakan hukuman para dewa. Keluarga klien juga membaca mantra tiap pagi kepada
klien dan meletakkan beberapa sesajen di dekat tempat tidur klien seperti kemenyam,
minyak ikan, mayang pinang, beras kuning, kelapa tua, kelapa muda, banyu gula, serta
piduduk (beras, gula merah, telur ayam, dan kelapa). Mereka percaya sesajen ini disukai
oleh dewa kemudian mempercepat penyembuhan penyakit. Setelah dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital maka didapatkan hasil TD : 90/50 mmHg, N:72x/menit, P :
20 x/menit, dan Suhu: 38’5°C. Observasi perawat terhadap penampilan klien
berwarna kulit: sawo matang (turgor kulit baik), Rambut: ikal, Struktur tubuh: kurus, dan
Bentuk wajah: bulat.
1. Apa saja peran perawat sesuai implikasi kasus diatas?
2. Jelaskan aplikasi konsep teori yang telah dijelaskan di QBL 1 terhadap kasus diatas!
3. Jelaskan pengkajian keperawatan berdasarkan teori Sunrise Leiniger! Apa faktor
yangpenting diperhatikan perawat terkait kasusdiatas?
4. Lakukan analisa data (buat tambahan data jika diperlukan) dan tegakkan minimal 2
diagnosa terkait kasus diatas!
5. Tuliskan intervensi dari diagnosa utama yang telah ditegakkan!
PEMBAHASAN
Perawat sebagai pemberi perawatan secara langsung yaitu peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga dan
kelompok dengan menggunakan energi dan waktu seminimal mungkin. Perawat ini
langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien, merencanakan, mengimplementasi dan
mengevaluasi asuhan keperawatan. Dari Kasus : perawat melakukan pengkajian kepada
pasien dan mendapatkan hasil keluhaan nyeri sedang, berat badan klien menurun, dan
kurang nafsu makan.
2. Sebagai Pendidik
3. Sebagai Konsultan
Perawat sebagai konsultan yaitu peran perawat yang bertugas sebagai tempat
konsultasi pasien dalam pemberian informasi, dukungan atau memberi ajaran tentang
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. Dalam mengambil keputusan mengenai
pengobatan yang akan dipilih dan dijalani, klien memerlukan informasi dan berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan. Pendapat untuk kasus :perawat menjelaskan tentang apa yang
dinyakinin ibu klien dan apa yang terbaik untuk sang anak agar bisa cepat sembuh.
4. Sebagai Advokat
Peran perawat sebagai advokat yaitu tindakan perawat dalam mencapai suatu
untuk kepentingan masyarakat atau bertindak untuk mencegah kesalahan yang tidak
diinginkan ketika pasien sedang menjalankan pengobatan. Peran perawat advokat ini
dapat kita temukan saat pasien bingung dan berusaha memutuskan tindakan yang terbaik
bagi kesehatannya, untuk itu perawat dibutuhkan memberikan informasi lengkap bagi
pasien dan berusaha menolak bila tindakan itu membahayakan kondisi pasien dan
melanggar hak-hak pasien. Pendapat untuk kasus : perawat berusaha menyakinkan ibu
klien untuk melakukan pembedahan kepada anaknya sesuai tindakan medis yang ada.
2. Jelaskan aplikasi konsep teori yang dijelaskan di QBL 1 terhadap kasus diatas?
Aplikasi konsep teori dalam kasus diatas mengenal Konsep dalam Transcultural
Nursing. Pada kasus diatas seorang anak dirawat diruang perawatan karena mengalami
fraktur sejak 4 hari yang lalu setelah mengalami kecelakaan jatuh dari pohon yang
dikeramatkan di desanya. Menurut kepercayaan orang sekitar klien terjatuh akibat
didorong oleh penunggu pohon keramat tersebut. Saat dibawa ke Rumah sakit keadaan
klien sudah parah, ibu klien mengatakan bahwa setelah terjadi kecelakaan anaknya
langsung dibawa ke sangkal putung lalu klien dipijat menggunakan batang sereh yang
dibakar dengan bacaan doa-doa. selain itu keluarga juga lebih mempercayakan
pengobatan ke sangkal putung untuk mengobati anaknya karena sudah terbukti dari dulu
untuk mengobati patah tulang.
1. Budaya
Budaya adalah suatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, keyakinan,
seni, moral, hukum, kebiasaan dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan
manusia sebagai anggota komunitas setempat.
Menurut konsep budaya Laininger(1978-1984) karakteristik budaya dapat
digambarkan sebagai berikut
1. Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya
yang sama persis.
2. Budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut
diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan.
3. Budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusia sendiri tanpa disadari.
Pembahasan:
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa didesa tersebut masih mempercayai
hal ghaib seperti yang dialami klien, warga mempercayai bahwa ia terjatuh akibat
didorong oleh penunggu pohon yang dikeramatkan didesa tersebut.
2. Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.
Pembahasan:
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ibu klien lebih mempercayakan anaknya
untuk diobati disangkal putung yang sudah terbukti menyembuhkan patah tulang
ketimbang memeriksanya ke rumah sakit.
Pembahasan:
Perbedaan asuhan keperawatan pada kasus diatas sangat berbeda, klien lebih banyak
menggunakan proses penyembuhan tradisional. Ketika pertama kali klien mengalami
kecelakaan ia langsung dibawa ke sangkal putung dan dipijat menggunakan batang
daun sereh yang dibakar dengan bacaan doa-doa. selain itu klien dilarang untuk
memakan makanan seperti ikan, daging dan telur sehingga klien tampak lesu serta
keluarga klien menggunakan jeruk purut yang ditumbuk untuk diusapkan dan diurut
ke sekujur tubuh klien karena mereka percaya buah jeruk purut dapat mengeluarkan
benda-benda dan roh jahat ditubuh klien.
4. Etnosentris
Persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya yang
terbaik diantara budaya-budaya Yang dimiliki orang lain.
Pembahasan:
Dikasus tersebut keluarga dan masyarakat sekitar percaya bahwa klien terjatuh karena
didorong oleh penunggu pohon yang dikeramatkan, serta keluarga lebih
mempercayakan pengobatan ke sangkal putung ketimbang ke rumah sakit. Selain itu
juga keluarga membaca mantra tiap hari kepada klien dan meletakan beberapa sesajen
di dekat tempat tidur klien seperti kemenyan, minyak ikan, mayang pinang, beras
kuning, kelapa tua, kelapa muda, banyu gula, serta pariduduk seperti beras, gula
merah, telur ayam dan kelapa. Mereka percaya bahwa sesajen ini disukai para dewa
kemudian mempercepat penyembuhan penyakit.
5. Care / Caring
2. Faktor Teknologi
Klien dan keluarga percaya bahwa sakit yang didapat dan tidak bisa
sembuh merupakan hukuman dari para dewa. Keluarga klien juga membacakan
mantra setiap pagi kepada klien dan meletakkan beberapa sesajen didekat tempat
tidur klien seperti kemenyan ,minyak ikan,mayang pinang,beras kuning ,kelapa
tua ,kelapa muda . mereka percaya bahwa sesajen ini disukai oleh dewa dan dapat
mempercepat penyembuhan penyakit klien.
5. Faktor Ekonomi
Klien tampak berasal dari keluarga yang berkecukupan dikarenakan waktu
klien mengalami kecelekaan,keluarga langsung membawa klien ke Rumah Sakit.
Dalam kasus klien sudah dirawat diruang perawatan bedah sejak 4 hari yang lalu.
7. Faktor Pendidikan
4. Lakukan analisa data (buat tambahan data jika diperlukan) dan tegakkan minimal
2 diagnosa terkait kasus diatas?
Data Fokus
Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS: Nyeri akut (Domain Fraktur
Pasien mengeluh nyeri sedang 12, Kelas 1, Kode
DO : 000132, Hal.445)
Fraktur 4 hari yang lalu
TD : 90/50 mmHg,
N:72x/menit,
P : 20 x/menit, dan
Suhu: 38’5°C.
DT:
2. DS : Ketidak seimbangan Tidak nafsu makan
Pasien mengatakan kurang nutrisi : kurang dari
nafu makan kebutuhan tubuh
Ibu klien mengatakan klien (Domain 2, Kelas 1,
dilarang mengkonsumsi Kode 00002, Hal.
makanan seperti ikan, daging, 153)
dan telur
DO :
Berat badan klien menurun
TD : 90/50 mmHg,
N:72x/menit,
P : 20 x/menit, dan
Suhu: 38’5°C.
struktur tubuh klien tampak
kurus
Klien tampak lemah
Klien tampak lesu
DT :
BB awal : 35 kg
BB sekarang : 30kg
3. DS : Defisiensi Kurang informasi
Ibu klien mengatakan klien Pengetahuan
dilarang mengkonsumsi (Domain 5, Kelas 4,
makanan seperti ikan, daging, 00126, Hal. 257)
dan telur
Klien dan keluarga
mempercayai hal-hal gaib
DO:
Ibu klien tampak bingung saat
diberikan pendidikan
kesehatan
Ibu klien belum
menandatangani persetujuan
untuk pembehadan
4. DS: Ketidak Patuhan Nilai-nilai tidak
1. Ibu klien mengatakan klien (Domain 1. Kelas 2, sesuai dengan
dilarang mengkonsumsi makanan 00079, Hal 165) rencana
seperti ikan, daging, dan telur
2. Klien dan keluarga mempercayai
DIAGNOSA KEPERAWATAN