Hidup Bersih Sehat (PHBS), saat ini telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena
masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di Negara
masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan (Depkes, 2007). Perilaku hygiene
seperti mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang tepat
sebagai cara yang efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular
seperti penyakit diare dan ispa. Namun pada kenyataannya, penerapan perilaku
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang dianggap cukup sederhana tetapi
tidak selalu mudah dilakukan, terutama pada keluarga yang belum terbiasa. Salah
satu studi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan praktik cuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih pada lima waktu tertentu, yaitu sebelum makan,
setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki pantat anak,
dan sebelum menyiapkan makanan bisa mengurangi prevalensi diare sampai 40%.
tangan yang dilakukan Depkes dan instansi lainnya pada tahun 2006, walaupun
sabun telah masuk ke hamper seluruh rumah tangga dan sekolah di Indonesia,
mencuci tangan pasaca buang air besar, 9% yang melakukan CTPS (cuci tangan
pakaisabun) setelah buang air besar bayi, 14% CTPS (cuci tangan pakai sabun)
menyiapakan makanan.
Dampak yang terjadi tidak mencuci tangan dengan sabun adalah penyebaran penyakit menular seperti
diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk mencegah
penularan influenza. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis, karena pada usia tersebut
seorang anak rentang terhadap masalah kesehatan. Selain rentang terhadap masalah kesehatan, anak
usi sekolah juga berada pada kondisi yang sangat peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing,
diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan berperilakuhidup bersih
sehat. Pada umunya, anak-anak seusia ini juga memiliki sifat selalu ingin menyampaikan apa yang
diterima dan diketahuinya dari orang lain (Nadia, 2012).
Kasus batuk meningkat dari tahun ke tahun. Penyebab tersering virus. Terjadinya batuk dipengaruhi daya
tahan tubuh, etika batuk dan kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Penularan melalui udara dari droplet
penderita saat batuk atau bersin. Perlu memberi pemahaman pada masyarakat untuk meminimalisir
penularan terutama pada anak-anak. Pada akhirnya mempercepat prose penyembuhan.