Anda di halaman 1dari 21

Kegawatdaruratan Lingkungan

Mikha Iriantika
Yulian Loupatty
Gawat Darurat

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien


yang membutuhkan tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009). Gawat
darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya
mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak
orang memerlukan penanganan/pertolongan
segera dalam arti pertolongan secara cermat,
tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan
pertolongan semacam itu meka korban akan mati
atau cacat/ kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup. (Saanin, 2012).
Kegawatdaruratan Lingkungan

Keadaan emergency yang dapat


disebabkan karena intervensi alam
dan lingkungan sehingga dapat
menimbulkan kondisi berupa
hipotermi, hipoglikemi, barotrauma,
gigitan dan sengatan dan keracunan.

Contoh Kegawatdaruratan Lingkungan :


Hipotermi
Headstroke
Tersambar Petir
Barotrauma
Gigitan dan sengatan
Keracunan
Hipotermia
Hipotermi adalah suhu tubuh inti
dibawah 35Oc. Suhu tubuh
dibawah 32,2 Oc akan berakibat
pada terganggunya fungsi
fisiologis yang sangat signifikan.
Kematian menjadi konsekuensi
paling buruk ketika suhu tubuh
turun sampai dibawah 25,6 Oc.

Hilangnya panas tubuh dapat


terjadi akibat 4 mekanisme yang
berbeda : konveksi, konduksi,
radiasi, dan evaporasi
Potensi perubahan Patologis dalam berbagai system tubuh
Sistem Tubuh Potensi Perubahan Patologis

System saraf Penurunan tingkat kesadaran meningkat seiring turunnya suhu


pusat Respon pupil yang lemah

Penurunanan metabolism di otak berakibat pada kesulitan menilai situasi dan terjadinya diosrientasi

Kemungkinan kehilangan pada suhu 32OC dan 30 OC.

System Diawali oleh peningkatan tekanan darah, detak jantung dan curah jantung, terjado bardikardi

kardiovaskuler Atrial fibrilasi umumnya terjadi dan secara spontan teratasi oleh proses reworming

Interval QT memanjang

Asistol sering terjadi pada temperature ≤ 18 OC

Kematian umumnya terjadi pada asistol

Disritmia refraktur terhadap diefibilias, pengobatan, dan pacu jantung sampai jantung dihangatkan pada suhu < 28 OC

Osborn atau gelombong J (defeksi tambahan pada QRS-ST junction) bisa terjadi

System Depresi refleks batuk, bronkodilasi dan bronkhorhea berakibta pada pneumonia aspirasi

pernapasan Menurunnya pergerakan silia

Meningkatnya kekentalan dan sekresi

Edema pulomnal non-kardiogenik

System ginjal “Cold Diuresis” disebabkan oleh fase kontruksi perifer yang berakibat pada sentral hipovolemia

Keluarnya urine dalam jumlah besar dan dengan berat jenis urine yang rendah.

Hipoperfusi renal

Myoglobinuria

Acute tubular neckrotic


Potensi perubahan Patologis dalam berbagai system tubuh
Sistem Tubuh Potensi Perubahan Patologis
System Hemokonsentrasi dihasilkan dari dieresis, perpindahan cairan, dan penurunan inti cairan
peredaran Hemokonsentrasi, temperature rendah dan lambatnya aliran darah menyebabkan meningkatknya fiskositas darah
darah
Koagulopati dan DIC dapat muncul

Pengambilan trombosit atau platet di hepar dan limpa


System Peristaltic pada system pencernaan melambat pada suhu < 34 OC
pencernaan
Terjadi paralisis ileus pada suhu inti yang turun sampai 28 OC

Fungsi hepar melambat karena pendinginan

Insulin tidka efektif pada suhu inti < 30 OC

Hal paling umum ditemukan pada otopsi akibat hipotermia adalah nekrosis pankraes
Rewarming
Proses penghangatan (Rewarming)

Proses penghangatan kembali


Reworming Pasif Reworming aktif Reworming
atau Rewarming.
atau Spontan eksternal atau aktif
permukaan internal atau Proses penghangatan kembali
Inti dapat dikalsifikasikan dalam 3
katergori : pasif atau spontan,
aktif eksternal atau surface
Prinsip dasar Meminimalkan Bantuan pemberian Suhu inti
hilangnya panas pans secara dihangatkan
rewarming dan aktif internal
tubuh eksternal diberikan secara aktif atau core rewarming.
pada pasien melalui
proses
konveksi
Penanganan Pindahkan korban dari sumber dingin Menghangatkan selimut Dipanaskan, diuap dengan gas (suhu diatas 44 OC)

Sediakan insulasi Bair Hugger Hangatkan cairan iv (suhu diatas 37 OC)

Memaksimalkan produksi panas alami atau basah Perendaman dalam air hangat Lakukan lavage peritoneal dengan menggunakan
dialisat yang dihangatkan (suhu diatas 45 OC)
Mengganti pakaian basah
Irigasi perut, usus besar, kandung kemih, kauti
Mengeringkan kulit pasien
pleura (asupan terbatas)
Menutupi korban dengan selimut kering dan hangat
Sirkulasi ekstra corporal melalui bypaiss jantung,
Melindungi korban dari angin infuser cairan secara cepat contoh level dua atau
Membiarkan pasien terpapar cahaya (suhu hemodialisis
lingkungan sekitar > 21 OC)

Menutupi kepala pasien

Keuntungan Mudah dilakukan Cepat dan non infasif Cara paling cepat dalam proses reworming

Murah

Pergantian cairan berlangsung secara perlahan


Kerugian Pasien harus mampu menghasilkan panas secara Resiko kematian cukup besar (akibat Bersifat infasif
termogenesis after shock dan after drop)
Membutuhkan keahlian khusus
Manusia bersifat poikilothermic pada suhu < 30 C O
Non fisiologis, meningkatkan
Mahal
kebutuhan perifer sebelum jantung
Tubuh tidak lagi menggigil pada suhu 32 C O

dihangatkan (rewormed)

Bisa memperlambat tubuh menggigil

Bisa menyebabkan luka bakar


Beberapa prinsip tambahan yang perlu dipertimbangkan
ketika melakukan proses reworming pada pasien dengan
hipotermia berat adalah :

a. Ventricular fibrilasi tidak akan berespon terhadap intervensi advanced


cardiac life support konvensional kecuali pasien dihangatkan kembali. Batas
defibrilasi adalah 3 kali shocked (bersamaan dengan pemberian obat secara
iv) sampai suhu tubuh inti mencapai 28 OC
b. Resusitasi cairan. Proses pengahangatan kembali mengakibatkan vasolidasi
perifer dan dapat terjadi hipotensi akibta dari hipovolemia relative
c. Core reworming. Pada pasien penderita hipotermi berat snagatlah penting
utnuk mencegah terjadinya shock akibat proses penghangatan (reworming
shcok). Reworming shock terjaid ketika perifer dihangatkan lebih cepat
daripada inti. Hali ini menyebabkan terkumpulnya asam laktat dalam
ekstremitas ynag dingin dan secara cepat menjalar ke jantung dan akan
menyebabkan fibrilasi.
d. Berikan pengobatan secara bijak. Pasien hipotermi yang mempunyai system
metabolism yang buruk dalam mencerna obat dan mungkin mendapatkan
bolus obat yang besar pada saat dilakukan proses pengahangatan kembali.
Heatstroke
Heat stroke adalah cedera paling
parah dari cedera panas. Terdapat
dua bentuk heatstroke, yakni
Exertional Heat stroke (EHS)
umumnya terjadi pada orang muda
yang terlibat dalam aktivitas fisik
berat untuk jangka waktu lama dalam
lingkungan panas, dan Non Exertional
Heat stroke (NEHS) yang lebih sering
mempengaruhi orang tua, orang yang
sakit kronis dan orang yang sangat
muda (Halman et al, 2009).
Penyebab
Heat stroke secara umum diakibatkan oleh dua hal, yaitu:
1. peningkatan produksi panas,
2. penurunan kehilangan panas.

Faktor Resiko di Luar Lingkungan :


1. Dehidrasi
2. Riwayat sakit
3. Meningkatnya Indeks Massa Tubuh (tebal atau tipisnya
daerah permukaan lapisan lemak)
4. Wet-Bulb Globe Temperature (WBGT) pada hari dan
malam sebelumnya
5. Perlengkapan yang berlebihan atau pakaian berwarna
gelap
Tanda dan Gejala
Tanda- tanda Heat stroke (Devine et al, 2010; Peterson et al, 2002) meliputi :
– Suhu dubur di atas 40.5°C
– Hipotensi, tachycardia, tachypnea
– Perubahan status mental (irritability, ataxia, confusion, disorientasi, syncope, hysteria,
dan koma)
– Berkurangnya kemampuan untuk menurunkan suhu tubuh(berhenti bekeringat, kulit
menjadi panas)
– Tanda-tanda yang mengancam jiwa: disseminated intravascular coagulant (DIC),
termasuk epistaxis, pendarahan dari saluran intra vena ,luka memar, dan edema paru,
tanda dari Acute Renal Failure (ARF), termasuk edema periperal.
Gejala
Gejala yang biasa dijumpai pada heat stroke (Devine et al, 2010; Peterson et al, 2002):
• Kelelahan
• Pusing,
• Mual,
• Muntah.
Penanganan
Langkah pertama setelah langkah ABC yaitu Pasien harus
didinginkan dengan cepat. Metode yang paling efisien
adalah untuk mendorong kehilangan panas menguapkan
oleh pasien dengan penyemprotan air pada 15 ° C dan
mengipasi dengan udara hangat.
Prognosis
Prognosis buruk bila suhu tubuh 42,2°C atau lebih, koma
berlangsung lebih dari 2 jam, shock, hiperkalemia, dan
AST lebih dari 1000 unit/L selama 24 jam pertama. Tingkat
kematian adalah sekitar 10% pada pasien yang didiagnosis
dengan benar dan segera diobati. Kematian dalam
beberapa hari pertama biasanya karena kerusakan otak;
Kematian datang mungkin dari pendarahan atau mungkin
karena jantung, ginjal, atau kegagalan hati.
Syok Elektrik dan Sambaran Halilintar

Sambaran Halilintar adalah reaksi fisiologis


atau cedera yang disebebkan oleh
terjadinya kontak antara bagian tubuh
manusia dengan tegangan listrik yang
mampu mengakibatkan arus listrik melalui
tubuh manusia. Hal ini biasanya terjadi
pada kontak manusia dengan sumber
listrik yang menyebabkan arus listrik
melalui kulit, rambut, dan otot. Arus listrik
ini sifatnya mengalir dari potensial tinggi
ke potensial rendah.
Etiologi
Petir dapat mengakibatkan ganguan kardioversi kosmik,
menghasilkan aritmia atrium dan ventrikel, cedera
miokard, dan respon vasomotor. Arus searah petir
mendepolarisasi seluruh miokardium sekaligus,
menyebabkan kontraksi sistolik tunggal diikuti dengan
periode variabel detak jantung (cardiac arrest primer).
Aktivitas jantung dapat kembali secara spontan, pertama
pada tingkat bradikardia dan kemudian perlahan-lahan
meningkat dengan cepat. Rhythme dapat memburuk dari
apnea akibat kelumpuhan pusat pernapasan di medula.
Hipoksia yang terlalu lama menyebabkan serangan
jantung sekunder dengan fibrilasi ventrikel.
Tipe Mekanisme Sambaran Petir
Tipe dari mekanisme sambaran petir yang menyerang
manusia :
Serangan langsung ( sekitar 3-5% dari cedera)
Percikan dari objek lain yang tersambar petir ( sekitar 30% dari
cedera)
Kontak tegangan karena menyentuh objek yang tersambar
( sekitar 1-2% dari cedera)
Efek penyebaran energi sambaran petir melalui permukaan
bumi (tanah) , dimana jarak antara korban dengan sumber
petirnya jauh ( sekitar 40-50% dari cedera)
Energi petir dari langit yang tidak berhasil terhubung dengan
energy petir yang berasal dari permukaan bumi untuk
melengkapi sebuah saluran petir ( sekitar 20-25% dari cedera)
Trauma tumpul jika seseorang terlempar dan barotrauma bila
korban berada cukup dekat dari petir
Tanda dan Gejala yang berkaitan dengan Cedera akibat Syok Elektrik dan Sambaran Petir
Jantung Neurologis Ginjal Integumen & Lainnya Jantung
Musculoskeletal
Perubahan pada Perubahan level Gagal ginjal akut Luka bakar (Jaringan Berhentinya detak Perubahan pada
system konduksi kesadaran (pusing, luar sampai dalam): jantung (penyebab system konduksi
amnesia, kehilangan perhatikan ujung- kematian utama
kesadaran) ujung lukanya setelah serangan)
Cardiac Pupil terfiksasi dan Myoglobin-uria Luka bakar pada Apenea Cardiac
Dysrhythmias berdilatasi : bersifat kulit yang terlihat Dysrhythmias
(termasuk sementara seperti laba-laba (termasuk
ventricular fibrilasi, (perhatikan ujung ventricular fibrilasi,
asistol) lukanya di asistol)
permukaan kulit)
Pelepasan cardiac Gangguan pada Cedera yang Kehilangan Pelepasan cardiac
biomarkers system saraf otonom mengakibatkan pendengaran biomarkers
(hipertensi, trauma sementara,
vasovagal syncope, kemungkinan robek
complex regional membrane timpani
pain syndrome )
Perubahan ECG Gangguan kognitif Perubahan ECG Gangguan kognitif Perubahan ECG Gangguan kognitif
(gelombang T (gelombang T (gelombang T
inverted dalam inverted dalam inverted dalam
cedera baru, ST cedera baru, ST cedera baru, ST
segmen elevasi, segmen elevasi, segmen elevasi,
prolonged QT prolonged QT prolonged QT
interval) interval) interval)

Ketidknormalan Neuropati perifer Ketidknormalan Neuropati perifer Ketidknormalan Neuropati perifer


bergerak;hipokinesia jangka panjang bergerak;hipokinesia jangka panjang bergerak;hipokinesia jangka panjang

Kedinginan, Keraunoparalysis Kedinginan, Keraunoparalysis Kedinginan, Keraunoparalysis


pulseless extremities (kejang otot : pulseless extremities (kejang otot : pulseless extremities (kejang otot :
(terindikasi lumpuh sementara) (terindikasi lumpuh sementara) (terindikasi lumpuh sementara)
ketidakstabilan ketidakstabilan ketidakstabilan
vasomotor) vasomotor) vasomotor)
Resusitasi
• Pasien yang tersambar petir kemungkinan besar akan mati jika mereka mengalami henti jantung atau
napas segera dan tidak dirawat dengan cepat.Korban dengan gangguan pernapasan mungkin hanya
membutuhkan ventilasiuntuk menghindari henti jantung hipoksia sekunder. Pelebaran pupil atau non-
reaktif tidak boleh digunakan sebagai tanda prognostik, terutama pada pasien yangmenderita sambaran
petir. Mulai BLS dan ALS standar tanpa penundaan:
– Manajemen jalan napas mungkin sulit jika ada luka bakar listrik di sekitarwajah dan leher. Intubasi
trakea dini diperlukan dalam kasus ini, karenaedema jaringan lunak yang luas dapat menyebabkan
obstruksi jalan napas.Trauma kepala dan tulang belakang dapat terjadi setelah tersengat
listrik.Imobilisasi tulang belakang sampai evaluasi dapat dilakukan.
– Kelumpuhan otot, terutama setelah tegangan tinggi, dapat bertahan selamabeberapa jam; dukungan
ventilasi diperlukan selama periode ini.
– VF adalah aritmia awal yang paling umum setelah sengatan listrik ACbertegangan tinggi; tatalaksana
dengan defibrilasi segera. Asistol lebih umum terjadi setelah sengatan listrik DC; gunakan protokol
standar untuk aritmia inidan lainnya.
– Lepaskan pakaian dan sepatu yang terbakar untuk mencegah cedera termallebih lanjut.
– Terapi cairan yang adekuat diperlukan jika ada kerusakan jaringan yangsignifikan. Pertahankan hasil
urin output yang baik untuk meningkatkanekskresi mioglobin, kalium, dan produk-produk lain dari
kerusakan jaringan.
– Pertimbangkan intervensi bedah dini pada pasien dengan cedera termal yang parah.
– Pertahankan imobilisasi tulang belakang jika ada kemungkinan trauma kepalaatau leher.
– Lakukan survei sekunder menyeluruh untuk menyingkirkan kemungkinancedera traumatis yang
disebabkan oleh kontraksi otot tetanik.
– Sengatan listrik dapat menyebabkan cedera jaringan lunak yang dalam danparah dengan luka kulit
yang relatif kecil, karena arus cenderung mengikutiikatan neurovaskular; perhatikan baik-baik gejala
sindrom kompartemen,yang akan membutuhkan fasciotomi.
– Meskipun jarang, pertimbangkan cedera visceral abdomen yang disebabkanlangsung oleh sengatan
listrik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai