Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sering mendengar dari televisi atau radio berita mengenai bencana yang terjadi
di berbagai wilayah Indonesia atau luar negeri. Berita tentang bencana selalu terkait
dengan musibah atau hal yang menyedihkan. Sekarang mari kita mencoba memahami
pengertian dari bencana. Pengertian bencana dapat ditemukan dari berbagai sumber,
sebagai berikut. Definisi bencana menurut UN-ISDR tahun 2004 menyebutkan bahwa
bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat,
sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi,
ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang
bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.
Menurut Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam WHO –
ICN (2009) bencana adalah sebuah peristiwa, bencana yang tiba-tiba serius
mengganggu fungsi dari suatu komunitas atau masyarakat dan menyebabkan manusia,
material, dan kerugian ekonomi atau lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat
untuk mengatasinya dengan menggunakan sumber dayanya sendiri. Meskipun sering
disebabkan oleh alam, bencana dapat pula berasal dari manusia.

Adapun definisi bencana menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 24


tahun 2007 tentang penanggulangan bencana yang mengatakan bahwa bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Dari ketiga
definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa bencana adalah suatu keadaan yang tiba-tiba
mengancam kehidupan masyarakat karena faktor alam dan/atau non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan yang
melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasinya sendiri.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu bencana ?

1.2.2 Apa saja macam-macam bencana ?

1.2.3 Apa saja jenis kegiatan atau upaya untuk Penanggulangan Pasca Bencana ?

1.2.4 Jenis kegiatan apa saja yang waspada bencana ?

1.2.5 Bagaimana Proses terjadinya Tsunami Tohoku di Jepang pada tahun 2011?

1.2.6 Apa saja dampak dari Tsunami Tohoku di Jepang pada tahun 2011 ?

1.2.7 Apa saja tindakan pemerintah terhadap Tsunami Tohoku di Jepang pada tahun
2011 ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui apa itu bencana ?

1.3.2 Untuk mengetahui apa saja macam-macam bencana ?

1.3.3 Untuk mengetahui apa saja jenis kegiatan atau upaya untuk Penanggulangan
Pasca Bencana ?

1.3.4 Untuk mengetahui jenis kegiatan apa saja yang waspada bencana ?

1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana Proses terjadinya Tsunami Tohoku di Jepang pada
tahun 2011?

1.3.6 Untuk mengetahui apa saja dampak dari Tsunami Tohoku di Jepang pada tahun
2011 ?

1.3.7 Untuk mengetahui apa saja tindakan pemerintah terhadap Tsunami Tohoku di
Jepang pada tahun 2011 ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bencana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang
menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Menurut
Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam
(Purwadarminta, 2006) Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman
bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Bencana alam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan,
kerugian materi, maupun korban manusia (Kamadhis UGM, 2007). Bencana Alam ialah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan dan tanah longsor.
Daerah rawan bencana yaitu Suatu daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap
suatu bencana akibat kondisi geografis, geologis, dan demografis serta akibat ulah
manusia. Sedangkaan rawan bencana merupakan kondisi atau karakteristik geologis,
biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang Pedoman Teknis xvi
Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana mengurangi kemampuan mencegah,
meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak
buruk bahaya tertentu.
2.2 Pengertian Tsunami
Tsunami ( 津 波 , "ombak besar di pelabuhan") adalah gelombang air besar yang
diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk
gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–
900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60
cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati
pantai. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air
raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah
naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30
meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau
beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang
besar.
Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang
terjadi di zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih.
Penyebab lainnya adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar
seperti meteor ke dalam air. Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di
kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan Palung Sumatra di Samudra Hindia.
Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan dini tsunami yang mengamati
gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data perubahan air laut yang
terjadi setelahnya. Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang dapat memberi
peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi. Risiko kerusakan juga dapat
dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat bangunan dengan ruang
luas, serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada
masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya
mengungsi dan menyiapkan rencana darurat dari jauh-jauh hari.

2.3 Macam-macam Bencana

Menurut UU No. 24 tahun 2007 bencana dapat digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu bencana alam, bencana non-alam dan bencana sosial.

1. Bencana Alam Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor.
2. Bencana non-Alam Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana non-alam termasuk
terorisme biologi dan biokimia, tumpahan bahan kimia, radiasi nuklir,
kebakaran, ledakan, kecelakaan transportasi, konflik bersenjata, dan tindakan
perang. Sebagai contoh gambar 3 adalah gambaran bencana karena kegagalan
teknologi di Jepang, yaitu ledakan reaktor nuklir.
3. Bencana Sosial Bencana karena peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas. Misalnya konflik sosial antar suku dan agama di Poso.

2.3 Jenis Kegiatan atau Upaya Penanggulangan Pasca Bencana

1. Penanggulangan Bencana adalah Serangkaian upaya yang meliputi penetapan


kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
2. Penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana adalah Serangkaian kegiatan
bidang kesehatan untuk mencegah, menjinakkan (mitigasi) ancaman/bahaya
yang berdampak pada aspek kesehatan masyarakat, mensiapsiagakan sumber
daya kesehatan, menanggapi kedaruratan kesehatan, dan memulihkan
(rehabilitasi), serta membangun kembali (rekonstruksi) infrastruktur kesehatan
yang rusak akibat bencana secara lintas‐program dan lintassektor.
3. Rehabilitasi adalah Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara Pedoman
Teknis xxiv Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
4. Rekonstruksi adalah Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban,
dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

2.4 Jenis-jenis kegiatan waspada bencana


1. Kegiatan Pencegahan Bencana adalah Serangkaian kegiatan yang dilakukan
sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
2. Pencegahan adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
bencana dan/atau bila memungkinkan meniadakan sebagian atau seluruh
bencana yang mungkin terjadi.
3. Mitigasi adalah Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi bencana.
4. Kesiapsiagaan adalah Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna.
5. Penilaian risiko adalah Suatu evaluasi terhadap semua unsure yang
berhubungan dengan pengenalan bahaya serta dampaknya terhadap
lingkungan tertentu.

2.5 Tsunami Tohoku Jepang 2011

Gempa Bumi dan tsunami Tōhoku 2011 (東北地方太平洋沖地震 Tōhoku Chihō


Taiheiyō-oki Jishin, secara harfiah "Gempa Bumi lepas pantai Samudra Pasifik wilayah
Tōhoku") adalah sebuah gempa Bumi dorongan kuat berkekuatan 9,0 yang
mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 10 meter (33 ft). Gempa ini berkekuatan
7 berdasarkan skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di utara Prefektur
Miyagi, Jepang. Laporan awal menyatakan kekuatan sebesar 7,9, sementara peringatan
tsunami JMA menyebutkan 8,4, dan akhirnya 9,0. Fokus gempa Bumi dilaporkan
berada di lepas pantai Semenanjung Oshika, pantai timur Tōhoku pada 11 Maret 2011,
pukul 05:46 UTC (14:46 waktu setempat) pada kedalaman
24,4 kilometer (15,2 mil). Laporan Japanese National Police Agency (JNPA)
menyatakan bahwa 15.269 tewas dan 8.526 lainnya hilang di enam prefektur, meski
dikhawatirkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi. Kekuatan 9,0 menjadikan gempa
ini sebagai gempa terbesar yang mengguncang Jepang sepanjang sejarah dan satu
dari empat gempa terbesar di dunia sejak pencatatan gempa modern dimulai. Gempa ini
dianggap sebagai yang terbesar yang mengguncang Jepang dalam 1.200 tahun terakhir.
2.5.1 Gempa Bumi
Gempa utama didahului oleh serangkaian gempa awal dengan kekuatan
7,2 MW pada 9 Maret yang terletak 40 kilometer (25 mi) dari zona gempa 11 Maret, dan
diikuti oleh tiga gempa lainnya pada hari yang sama di atas 6 MW. Satu menit sebelum
gempa, Peringatan Awal Gempa Bumi yang terhubung dengan sekitar
1.000 seismometer di Jepang mengirimkan peringatan di televisi mengenai gempa
selanjutnya kepada jutaan orang. Hal ini diduga telah menyelamatkan banyak jiwa.
Gempa terjadi di sebelah barat Samudera Pasifik, 130 kilometer (81 mi) di
timur Sendai, Honshu, Jepang. Episenternya terletak 373 kilometer (232 mi) dari
Tokyo, menurut United States Geological Survey (USGS). Beberapa gempa susulan
dilaporkan setelah gempa awal sebesar M8,9 pukul 14:46 waktu setempat. Gempa
susulan sebesar 7,0 terjadi pukul 15:06 waktu setempat, M7,4 pukul 15:15 waktu
setempat dan M7,2 pukul 15:26 waktu setempat. Lebih dari seratus gempa susulan
berkekuatan 4,5 atau lebih besar terjadi sejak gempa pertama.
Awalnya dilaporkan berkekuatan 7,9 oleh USGS, magnitudo gempa langsung
dinaikkan hingga 8,8 dan 8,9 , dan akhirnya 9,0 atau 9,1. Gempa ini terjadi di Palung
Jepang, tempat subduksi Lempeng Pasifik di bawah Lempeng Amerika Utara. Gempa
sebesar ini biasanya memiliki retakan sepanjang 480 kilometer (300 mi) dan
memerlukan jalur patahan yang relatif lurus. Karena pinggiran lempeng dan zona
subduksi di kawasan ini tidak terlalu lurus, gempa di daerah ini dapat mencapai 8
hingga 8,5, dan magnitudo gempa ini mengejutkan bagi sejumlah seismolog. Kawasan
hiposenter gempa ini memanjang dari lepas pantai Prefektur
Iwate hingga Ibaraki. Badan Meteorologi Jepang mengatakan bahwa gempa ini
mungkin meretakkan zona patahan dari Iwate hingga Ibaraki dengan panjang 400
kilometer (250 mi) dan lebar 200 kilometer (120 mi). Diduga bahwa gempa ini
memiliki mekanisme yang sama seperti gempa besar lain tahun 869 yang juga
mengakibatkan tsunami besar. Gempa ini menempati tingkat maksimum 7 pada skala
intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di Kurihara, Prefektur Miyagi. Tiga
prefektur lain—Fukushima, Ibaraki dan Tochigi—mencatat tingkat 6 atas pada skala
JMA. Stasiun seismik di Iwate, Gunma, Saitama dan Prefektur Chiba mencatat tingkat
6 bawah di kawasan itu dan tingkat 5 atas di Tokyo.
Seorang pejabat lokal di kota Kurihara, Prefektur Miyagi yang paling parah
kerusakannya melalui wawancara telepon oleh Agence France-Presse (AFP)
mengatakan:Kami mengalami guncangan hebat untuk sementara sehingga kami perlu
berpegangan pada sesuatu agar tidak jatuh. Kami tidak dapat langsung keluar dari
gedung karena guncangannya berlanjut... Para pejabat kota sekarang berada di luar dan
mengumpulkan informasi tentang kerusakan. Sebuah gempa berkekuatan 6,7 menurut
JMA terjad pukul 18:59 UTC< 11 Maret (03:59, 12 Maret waktu lokal). Hiposenternya
terletak di Prefektur Niigata pada kedalaman 10 kilometer (6,2 mil). Gempa ini tercatat
pada tingkat 6 atas menurut skala intensitas JMA di Prefektur Nagano dan 6 bawah di
Niigata.

2.5.2 Tsunami
Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami untuk pantai Pasifik Jepang dan
sedikitnya 20 negara, termasuk seluruh pantai Pasifik Amerika dari Alaska ke Chili
Peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh Jepang adalah yang paling serius dalam skala
peringatannya dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 10 meter
(33 ft). Menurut kantor berita Kyodo, gelombang tinggi terlihat di Bandar Udara
Sendai pukul 3:55 sore JST yang berada dekat pesisir prefektur Miyagi dengan
gelombang yang mampu memindahkan kendaraan dan membanjiri banyak bangunan
ketika masuk ke daratan. Kantor berita Kyodo melaporkan tsunami setinggi empat
meter (13 ft) menerjang Prefektur Iwate di Jepang. Gelombang setinggi 0,5-meter
(20 in) menerjang pantai utara Jepang. Laporan menyebutkan bahwa dinding air lebih
tinggi dari sejumlah pulau di Pasifik dan bahaya tsunami memunculkan peringatan
untuk hampir seluruh daerah di Samudra Pasifik. Dalam pernyataan kepada pers,
seorang pejabat Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengatakan: “ Gempa sebesar ini
memiliki potensi untuk menciptakan tsunami yang dapat menghantam pesisir dekat
episenter dalam hitungan menit dan pesisir yang lebih jauh dalam hitungan jam.
United States West Coast and Alaska Tsunami Warning Center mengeluarkan
peringatan tsunami untuk wilayah pesisir California dan Oregon dari Point Conception,
California hingga perbatasan Oregon-Washington. Penduduk di Seaside dan Astoria,
Oregon diberitahu melalui panggilan mundur 911 dan sirene pada jam-jam pagi untuk
mengevakuasi wilayah rendah; sekolah negeri ditutup pada hari itu. Ketika tsunami
menghantam Guam, dua kapal selam AS ditarik dari penjangkarannya dan segera
ditarik dengan bantuan kabel. Tsunami setinggi 2 meter menghantam sebagian Hawaii
dengan gelombang mencapai 30 meter ke daratan di sisi selatan Big Island, namun tidak
ada kerusakan yang dilaporkan.
2.5.3 Pemicu
Tsunami dapat dipicu oleh gangguan pada dasar laut yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air. Dalam proses kembalinya air yang terganggu ini
menuju ekuilibrium atau keadaan tenang, suatu gelombang dapat terbentuk dan
menyebar meninggalkan pusat gangguan, sehingga menyebabkan tsunami. Peristiwa-
peristiwa yang dapat menyebabkan perpindahan air seperti ini meliputi gempa
bumi bawah laut, longsor yang terjadi di dasar laut, jatuhnya benda ke dalam air seperti
letusan gunung, meteor, atau ledakan senjata.
Pemicu paling umum adalah gempa bumi yang mengakibatkan sekitar 80%–90%
dari seluruh tsunami. Gempa yang paling berpotensi menimbulkan tsunami adalah
gempa yang terjadi pada zona penunjaman (daerah pertemuan dua lempeng yang
membenamkan salah satu lempeng tersebut) yang dangkal. Namun, tidak semua gempa
seperti ini menyebabkan tsunami. Biasanya, hanya gempa berkekuatan di atas 7,0 skala
magnitudo momen yang memiliki potensi ini. Semakin kuat suatu gempa, semakin
besar pula peluang tsunami yang disebabkan oleh gempa tersebut. Selain paling umum,
tsunami seperti ini adalah satu-satunya yang dapat bertahan jauh (termasuk
menyeberangi samudra) sehingga membahayakan daerah yang lebih luas. Tsunami
Samudra Hindia 2004 merupakan contoh tsunami seperti ini, dipicu oleh gempa
bermagnitudo 9,1 dan merupakan tsunami paling mematikan dalam sejarah
Dua lempeng itu adalah lempeng Pasifik dan lempeng Amerika Utara. Akibat dari
bertemunya dua lempeng itu menciptakan zona subduksi, dengan lempeng Amerika
Utara berada di atas tepi lempeng pasifik. Akibat dari lempeng pasifik yang turun ke
dalam perut Bumi menciptakan palung Jepang. "Hasil dari pengeboran yang dilakukan
pada tahun 2012 lalu menunjukkan tergelincirnya dua lempeng tektonik itu disebabkan
oleh tipisnya permukaan lempeng tersebut. Tebalnya kurang dari lima meter,"
Rawan tidaknya suatu daerah terhadap tsunami ditentukan oleh ada tidaknya
pemicu-pemicu di atas, terutama gempa bumi berkekuatan besar di lautan, yang
merupakan penyebab tsunami paling umum. Hampir 80% dari tsunami di bumi terjadi
di kawasan yang disebut Lingkaran Api Pasifik, zona penunjaman di sekitar Samudra
Pasifik yang mengalami banyak gempa bumi besar. Lingkaran api (Inggris: ring of fire)
ini mencakup (searah jarum jam) Selandia Baru, Papua Nugini, Indonesia, pantai timur
Asia (terutama Filipina dan Jepang) sampai ke utara, lalu pantai barat Amerika Utara
dan Selatan. Selain itu, kawasan Palung Sumatra yang berada di Samudra Hindia lepas
pantai barat dan selatan pulau Sumatra dan Jawa, Indonesia, juga merupakan zona
penunjaman yang rentan tsunami. Di luar dua kawasan ini, tsunami cukup jarang
terjadi. Tercatat tsunami pernah terjadi di Pantai
Makran (selatan Iran dan Pakistan), Laut Tengah, serta pantai barat Portugal.
2.5.4 Dampak
1. Dampak Ekonomi
Kerugian ekonomi Jepang akibat gempa dan tsunami yang menelan ribuan
korban diprediksi mencapai US$ 171 miliar atau sekitar Rp 1.500 triliun lebih.
Bencana alam terburuk Jepang sejak perang dunia II itu juga telah
meluluhlantakkan pasar saham. Adalah bank investasi Credit Suisse yang
memperkirakan kerugian gempa dan tsunami Jepang tidak akan kurang dari US$
171 miliar. Sementara Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda menilai saat
ini terlalu dini membuat penilaian jumlah kerugian.
Gempa dan tsunami juga telah menyebabkan sejumlah pabrikan beken
Jepang menutup fasilitas produksinya seperti Sony Corp, Toyota Motor Co dan
Panasonic. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) juga harus ditutup
sementara, termasuk di Fukushima Daiichi yang dimiliki Tokyo Electric Power
Co (TEPCO) karena 3 reaktor terancam overheat. Akibatnya, jutaan penduduk
Jepang tidak teraliri listrik. Aktivitas perekonomian di sejumlah wilayah padat
industri yang kena dampak gempa itu harus dihentikan, termasuk fasilitas
pelabuhan-pelabuhan. Pemerintah Jepang kini masih terus menghitung berapa
kerugian dan dana yang dibutuhkan untuk membangun lagi kawasan-kawasan
yang terkena dampak gempa.
Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) telah melipatgandakan skema
pembelian aset hingga 10 triliun yen (US$ 122 miliar) dan menahan suku bunga
di kisaran 0-0,1% setelah sebelumnya menyatakan memompakan likuiditas ke
sistem perbankan hingga 15 triliun yen. Ekonom memperkirakan tiga bencana
berturut-turut yakni gempa, tsunami dan kebocoran nuklir akan menghancurkan
perekonomian Jepang yang kini sedang berjuang setelah terhempas akibat krisis
dan tingginya utang. Beberapa bahkan mengatakan kemungkinan terjadi resesi.
"Pasokan listrik adalah faktor penting. Jika produksi listrik rusak dengan cara
yang berkesinambungan, maka akan memberikan dampak yang tahan lama pada
erekonomian," ujar kepala ekonom global Societe Generale, Michala
Marcussen.
Tiga bencana itu juga telah menghempaskan bursa saham Jepang. Pada
perdagangan Senin, indeks Nikkei ditutup merosot 633,94 poin (6,18%) ke level
9.620,49. Indeks Topix merosot 68,55 poin (7,49%) ke level 846,96. Ini adalah
kejatuhan terbesar di bursa Jepang sejak Oktober 2008.  Saham operator PLTN,
Tokyo Electric Power Co ambles hingga 23,57% akibat rusaknya fasilitas nuklir
di Fukushima. Demikian pula saham-saham produsen otomotif seperti Toyota
anjlik 7,92%, Honda anjlok 6,49%, dan Nissan merosot 9,52%.
- Infrastruktur
Dampak dari gempa meliputi kebakaran di sebuah bangunan di Pelabuhan
Tokyo dengan sebagian wilayah pelabuhan banjir, temrasuk pencairan tanah di
lapangan parkir Tokyo Disneyland. Layanan kereta peluru Shinkansen dihentikan di
dalam dan luar Tokyo meski tidak terjadi kecelakaan; Bandar Udara Internasional
Narita dan Bandar Udara Haneda menghentikan operasi setelah gempa, dengan
sebagian besar penerbangan dialihkan ke bandara lain sampai pemberitahuan
selanjutnya. Berbagai jasa kereta api di seluruh Jepang dibatalkan, termasuk JR
East yang menghentikan semua layanan pada hari itu.
Menurut Tohoku Electric, sekitar 4,4 juta rumah di timur laut Jepang mengalami
pemadaman listrik. Sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir dan konvensional
dimatikan setelah gempa. Sebuah kilang minyak milik Cosmo Oil
Company terbakar akibat gempa di Ichihara, Prefektur Chiba di timur Tokyo.
Jaringan transportasi Jepang juga terkena dampaknya. Banyak bagian jalan ekspres
Tohoku yang melayani wilayah utara Jepang rusak. Sebagian besar layanan kereta
dihentikan di Tokyo dengan 20.000 orang terjebak di stasiun-stasiun besar di
seluruh Tokyo. Beberapa jam setelah gempa, beberapa layanan kereta dilanjutkan.
Menurut pejabat Chunghwa Telecom, gempa telah mengakibatkan "sejumlah
kerusakan" terhadap kabel bawah laut dekat Kita di pantai timur Jepang, namun
transmisi data tidak terganggu.
Kebakaran dilaporkan terjadi di seluruh kota Kesennuma, Jepang.
- Pembangkit listrik tenaga nuklir
PLTN Onagawa, Fukushima I, Fukushima II dan Tōkai secara otomatis
padam setelah gempa. PLTN Higashidōri yang juga terletak di pantai timur laut
telah dipadamkan untuk pengecekan rutin. Instalasi pemrosesan nuklir
Rokkasho dioperasikan melalui generator diesel darurat. Secara terpisah, sebuah
kebakaran terjadi di pembangkit Onagawa. Kebakaran ini terjadi di bangunan yang
berisi turbin dan berada terpisah dari reaktor pembangkit listrik.
- Fukushima
Menurut Associated Press Jepang telah mengumumkan keadaan darurat setelah
kegagalan sistem pendingin di PLTN Fukushima I. Pejabat mengatakan tidak ada
kebocoran radiasi atau bahan radioaktif. Satu fasilitas di Fukushima mengalami
kesalahan mekanis pada sistem pendingin reaktor setelah dipadamkan dan suplai
tenaga darurat gagal, namun tidak ada kebocoran radiasi. Lewat tengah malam
waktu setempat, dilaporkan bahwa The Tokyo Electric Power
Company mempertimbangkan untuk mengeluarkan gas superpanas dari reaktor ke
atmosfer yang dapat mengakibatkan keluarnya radioaktif. Inti reaktor masih panas
sehingga pendinginan masih diperlukan. Seorang pejabat Japanese Nuclear and
Industrial Safety Agency melaporkan bahwa karena ketiadaan listrik, sistem
pendingin darurat saat ini dioperasikan dengan baterai yang bertahan selama
delapan jam. Enam baterai lain telah diamankan dan pemerintah dapat
menggunakan helikopter militer untuk menerbangkannya. Keadaan darurat telah
diumumkan sebagai tindakan pencegahan. Lebih dari 2.000 penduduk yang
menetap pada radius 3-kilometer (1,9 mi) dari pembangkit listrik nuklir dievakuasi,
sementara penduduk yang menetap di zona 3 hingga 10 kilometer (1,9 hingga
6,2 mi) diminta untuk mengungsi. Pejabat Jepang telah mengumumkan keinginan
mereka untuk mengeluarkan gas "sedikit radioaktif" untuk menyeimbangkan
tekanan di dalam reaktor.
Akibat dari kecelakaan ini timbul dampak berupa ancaman terhadap keamanan
lingkungan di mana reaktor unit empat Chernobyl yang rusak mengakibatkan
pelepasan radioaktif yang mempengaruhi penurunan kualitas lingkungan. Pelepasan
radioaktif tersebut mampu mencemari udara, air, dan tanah. Lingkungan tersebut
meliputi lingkungan perkotaan di mana tempat tinggal warga, lingkungan pertanian
di mana warga mendapatkan sumber pangan, lingkungan hutan, dan perairan
(IAEA, 2006: 27). Dampak yang lainnya yaitu ancaman terhadap keamanan
ekonomi seperti pada sektor pertanian (agriculture). Wilayah Chernobyl memiliki
daerah pertanian yang luas, namun hasil pertaniannya tidak dapat diperjualbelikan
karena terkontaminasi radioaktif. Demikian pula dengan hasil produksi kayu yang
berada di hutan. Selain itu, kecelakaan ini juga mengakibatkan penurunan jumlah
investasi dan meningkatnya jumlah penganguran (Greenfact, tanpa tahun).
Sayangnya, kejadian serupa terulang kembali pada tahun 2011 di Jepang. Salah satu
pembangkit tenaga nuklir terbesar di Jepang, Fukushima Daichii mengalami
kecelakaan sehingga mengakibatkan kebocoran pada reaktor nuklirnya yang
menimbulkan berbagai dampak negatif terutama pada keamanan manusia di Jepang.
Dampak terhadap keamanan manusia terutama dapat dilihat dari sudut pandang dua
kategori yaitu keamanan lingkungan dan keamanan ekonomi.
- Pasar keuangan
Indeks Nikkei Jepang mengalami penurunan 5% setelah perdagangan ditutup. Pasar
saham lain di seluruh dunia juga terkena dampaknya; DAX Jerman jatuh 1,2%
hingga 6.978 poin dalam hitungan menit. Bursa Efek Mumbai atau BSE
SENSEX (India) juga jatuh 0,84% Harga minyak juga jatuh sebagai akibat dari
gempa di Jepang dan kerusuhan di Libya dan demonstrasi di Saudi Arabia, dengan
nilai minyak mentah AS turun hingga $99,01 dari $100,08 per barel pada siang hari
dan minyak mentah Brent turun $2,62% dari $112,81 per barel. Di Hong Kong,
Menteri Keuangan John Tsang memperingatkan investor untuk "mengambil
perhatian lebih" karena gempa memiliki dampak jangka pendek terhadap pasar
saham setempat.
2. Dampak Kesehatan
Lebih dari 17.440 orang masih terdaftar sebagai hilang dan 2.775 orang lain
luka-luka. Sekitar 250.000 orang kehilangan tempat tinggal mereka, kekurangan
makanan, air minum dan tempat penampungan setelah diguncang gempa
berkekuatan 9 pada skala Richter itu dan kemudian diterjang tsunami. Paling
tidak 18.000 rumah hancur dan 130.000 rumah rusak berat akibat gempa bumi
dan tsunami.
Tokyo Broadcasting System (TBS) dan Japanese National Police
Agency telah mengkonfirmasi 15.269 tewas, 5.363 luka dan 8.526 hilang di
enam prefektur. Pada pukul 09:30 11 Maret UTC, Google Person Finder, yang
sebelumnya digunakan pada gempa Bumi Haiti, Chili, dan Christchurch,
mengumpulkan informasi mengenai korban selamat dan lokasi mereka saat ini.
Dikonfirmasi bahwa dua kereta penumpang dengan jumlah penumpang yang
tidak diketahui menghilang di daerah pantai selama bencana tsunami. Selain itu,
sebuah kapal yang mengangkut 100 orang terbawa oleh tsunami. Keadaan kapal
saat ini belum diketahui.
Di Jepang, hal ini juga pernah terjadi tsunami pada 11 Maret 2011 lalu.
Akibatnya, WHO mencatat beberapa laporan kesehatan para korban selamat.
Dalam artikel berjudul “Impact of the Great East Japan Earthquake and tsunami
on health, medical care and public health systems in Iwate Prefecture, Japan,
2011. Pada bencana tersebut, WHO menerima beberapa laporan kesehatan
seperti hipertensi karena mereka tak bisa mengonsumsi obat, dan tingkat stres
yang meningkat akibat bencana. Selain itu juga ada permasalahan deep vein
thrombosis (DVT) karena kurang cairan dan kurang olahraga. Masalah
pernapasan juga menjadi akibat dari bencana tsunami yang disebabkan oleh
debu dan influenza. Selain itu, WHO juga mencatat adanya keluhan penyakit
infeksi seperti influenza dan infeksi gastroenteritis.
Efek Tsunami pada Kesehatan, David Batty dan David Callaghan pernah
membeberkan penyakit-penyakit yang mengancam korban tsunami melalui
artikel berjudul “Tsunami health hazards” di The Guardian, yakni kolera, diare,
malaria, infeksi dada, demam berdarah dengue, typhoid, hepatitis A, infeksi
vagina, dan penyakit anak-anak. Kolera merupakan infeksi usus yang
disebabkan oleh bakteri, dan disebarkan oleh air dan makanan yang
terkontaminasi. Biasanya, wabah tersebut disebabkan oleh pasokan air yang
tercemar. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling mengancam kesehatan
korban tsunami, sebab kolera bisa menyebabkan diare dan muntah parah. Satu
dari 10 pasien kolera berpotensi menderita dehidrasi, dan rentan terjadi pada
anak-anak dan orangtua. Selain kolera, penyakit yang umum menyerang korban
tsunami adalah diare. 
2.5.5 Tanggapan

- Tanggapan pemerintah
Perdana Menteri Naoto Kan mengatakan pemerintah telah
memobilisasi Pasukan Bela Diri Jepang di berbagai zona bencana gempa. Ia
meminta masyarakat Jepang untuk tenang dan mengecek media massa untuk
informasi terbaru. Ia juga melaporkan sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir
secara otomatis padam untuk mencegah kerusakan dan kebocoran radiasi. PM Kan
juga mendirikan kantor darurat di kantornya untuk mengkoordinasikan respon
pemerintah. Bank sentral telah berjanji melakukan yang terbaik untuk menjamin
kestabilan pasar keuangan.

- Tanggapan internasional
Jepang menerima pesan dukacita dan tawaran bantuan dari berbagai pemimpin
dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, tim SAR dari 45 negara telah
ditawarakan kepada Jepang. Jepang secara spesifik meminta tim dari Australia,
Selandia Baru, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Amerika Serikat memindahkan
armada angkatan lautnya lebih dekat ke Kepulauan Jepang untuk keperluan
menyediakan bantuan. Jerman mengirimkan spesialis SAR dari Technisches
Hilfswerk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
3.2 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Diapermata%20Singgih.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/785-2244-1-PB.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami

ttps://tirto.id/bahaya-kesehatan-yang-mengancam-korban-tsunami-c3Jx

https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_dan_tsunami_T%C5%8Dhoku_2011

Anda mungkin juga menyukai