Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA SKIZOFRENIA

1. Definisi
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,
pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian. Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua
kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif (Sadock, 2010).
2. Epidemiologi
Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di
berbagai daerah. Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir
sama di seluruh dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi dewasa dan
biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa dewasa. Pada laki-laki
biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada
perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Insiden skizofrenia lebih tinggi
pada laki-laki daripada perempuan dan lebih besar di daerah urban dibandingkan
daerah rural (Sadock, 2010).
3. Etiologi
 Faktor Genetik
Faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah
dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia
terutama anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri ialah
0,9 - 1,8%; bagi saudara kandung 7 – 15%; bagi anak dengan salah satu
orangtua yang menderita skizofrenia 7 – 16%; bila kedua orangtua menderita
skizofrenia 40 – 68%; bagi kembar dua telur (heterozigot) 2 -15%; bagi
kembar satu telur (monozigot) 61 – 86%. Skizofrenia melibatkan lebih dari
satu gen, sebuah fenomena yang disebut quantitative trait loci. Skizofrenia
yang paling sering kita lihat mungkin disebabkan oleh beberapa gen yang
berlokasi di tempat-tempat yang berbeda di seluruh kromosom. Ini juga
mengklarifikasikan mengapa ada gradasi tingkat keparahan pada orang-orang
yang mengalami gangguan ini (dari ringan sampai berat) dan mengapa risiko
untuk mengalami skizofrenia semakin tinggi dengan semakin banyaknya
jumlah anggota keluarga yang memiliki penyakit ini (Durand & Barlow,
2007).
 Faktor Biokimia
Skizofrenia mungkin berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak yang
disebut neurotransmitter, yaitu kimiawi otak yang memungkinkan neuron-
neuron berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli mengatakan bahwa
skizofrenia berasal dari aktivitas neurotransmitter dopamine yang berlebihan
di bagian-bagian tertentu otak atau dikarenakan sensitivitas yang abnormal
terhadap dopamine. Banyak ahli yang berpendapat bahwa aktivitas dopamine
yang berlebihan saja tidak cukup untuk skizofrenia. Beberapa neurotransmitter
lain seperti serotonin dan norepinephrine tampaknya juga memainkan peranan
(Durand & Barlow, 2007).
 Faktor Psikologis dan Sosial
Faktor psikososial meliputi adanya kerawanan herediter yang semakin lama
semakin kuat, adanya trauma yang bersifat kejiwaan, adanya hubungan orang
tua-anak yang patogenik, serta interaksi yang patogenik dalam keluarga.
Banyak penelitian yang mempelajari bagaimana interaksi dalam keluarga
mempengaruhi penderita skizofrenia. Sebagai contoh, istilah schizophregenic
mother kadang-kadang digunakan untuk mendeskripsikan tentang ibu yang
memiliki sifat dingin, dominan, dan penolak, yang diperkirakan menjadi
penyebab skizofrenia pada anak-anaknya (Durand & Barlow, 2007).

4. Patofisiologi
Teori tentang sebab-sebab skizofrenia adalah sebagai berikut:
a. Teori somotogenesis, yaitu pendekatan yang berusaha memahami kemunculan
skizofrenia sebagai akibat dari berbagai proses biologis dalam tubuh, kelainan
badaniah. Antara lain :
1. Keturunan
Faktor keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia. Telah dibuktikan
dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan
terutama anak-anak kembar satu telur. Tetapi pengaruh keturunan tidak
sesederhana itu, ada sangkaan bahwa potensi untuk terkena skizofrenia adalah
turunan. Potensi ini mungkin kuat, mungkin juga lemah, tetapi selanjutnya
tergantung pada lingkungan individu apakah akan terjadi skizofrenia atau
tidak (Maramis, 2009).
2. Endokrin
Dahulu dianggap skizofrenia mungkin disebabkan oleh suatu gangguan
endokrin. Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya
skizofrenia pada waktu kehamilan dan klimakterium. Tetapi hal ini tidak
terbukti (Maramis, 2009).
3. Metabolisme
Ada yang menyangka skizofrenia disebabkan oleh suatu gangguan
metabolisme, karena penderita akan tampak pucat dan tidak sehat. Nafsu
makan berkurang dan berat badan menurun (Maramis, 2009).
4. Susunan saraf pusat
Penyebab skizofrenia ke arah kelainan susunan saraf pusat, yaitu pada
diensefalon atau kortek otak. Tetapi kelainan patologis yang ditemukan itu
mungkin disebabkan oleh perubahan-perubahan postmortem.(Maramis, 2009).

b. Teori Psikogenik, yaitu skizofrenia sebagai suatu gangguan fungsional dan


penyebab utama ialah konflik, stres psikologik dan hubungan antar-manusia yang
mengecewakan.
1. Teori Adolf Meyer
Skizofrenia tidak disebabkan oleh suatu penyakit badaniah, kata Meyer
(1906), sebab sampai sekarang para ilmuwan tidak dapat menemukan kelainan
patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada susunan saraf. Sebaliknya
Meyer mengakui bahwa penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya
skizofrenia (Maramis, 2009).
2. Teori Sigmund Freud
Bila kita memakai formula Freud, maka pada skizofrenia terdapat :
a. Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun
somatik.
b. Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan terjadi suatu
regresi ke fase narsisme.
c. Kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi
psikoanalitik tidak mungkin (Maramis, 2009).
3. Teori Eugen Bleuler (1857-1938)
Tahun 1911 Bleuler menganjurkan supaya lebih baik dipakai istilah
“skizofrenia”, karena nama ini dengan tepat sekali menonjolkan gejala utama
penyakit ini, yaitu jiwa terpecah-pecah, adanya keretakan atau disharmoni
antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan (schizoc = pecah-pecah
bercabang, phren = jiwa) (Maramis, 2009).
5. Gejala-gejala Skizofrenia
a. Gejala Positif Skizofrenia :
- Delusi atau Waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional.
Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu
tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.
- Halusinansi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan.
Misalnya penderita mendengar bisikan -bisikan di telinganya padahal
tidak ada sumber dari bisikan itu.
- Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya.
Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.
- Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara
dengan semangat dan gembira berlebihan.
- Merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan
sejenisnya.
- Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman
terhadap dirinya.
- Menyimpan rasa permusuhan (Hawari & Dadang, 2007).
b. Gejala negatif skizofrenia :
- Alam perasaan “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan ini
dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
- Menarik diri atau mengasingkan diri tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain, suka melamun.
- Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam.
- Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
- Sulit dalam berfikir abstrak.
- Tidak ada/kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif dan
serba malas (Hawari & Dadang, 2007).
6. Tipe-tipe Skizofrenia
- F20.0 Skizofrenia paranoid
- F20. 1 Skizofrenia hebefrenik
- F20.2 Skizofrenia katatonik
- F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
- F20.4 Depresi pasca-skizofrenia
- F20.5 Skizofrenia residual
- F20.6 Skizofrenia simpleks
- F20.8 Skizofrenia lainnya
- F20.9 Skizofrenia YTT

7. Prognosis
Sekitar 22% pasien yang mendapatkan terapi farmakologi maupun psikoterapi
yang adekuat mengalami episode tunggal dan tanpa gejala sisa. Sekitar 35%
mengalami episode rekuren tanpa gejala sisa, 8% mengalami episode rekuren
dengan kerusakan non pprogresif yang signifikan, serta sekitar 35%
mengalami episode rekuren dengan kerusakan signifikan yang progresif.
Prognosis yang baik biasanya dikaitkan dengan beberapa hal, diantaranya:
- Perempuan
- Onset pada usia dewasa atau lebih tua
- Menikah
- Menetap pada negara maju
- Kepribadian premorbid yang baik
- Tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya
- Riwayat pendidikan dan pekerjaan yang baik
- Onset akut, gejala afektif, dan patuh pada pengobatan

DAFTAR PUSTAKA

1. Barlow, H. D. & Durand, M.V. (2007).Psikologi abnormal. Jakarta: PenerbitPustaka


belajar
2. Sadock, BJ., Sadock, V.A. dan Kaplan & Sadock’s., 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Ed 2. Jakarta
3. Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga.
4. Hawari, Dadang., 2007. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai