Anda di halaman 1dari 5

4.

Takut pada risiko (Risk Avoider)

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang


diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya mengindari
risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan
tindakan seperti ini disebut dengan safety player.
 Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about
high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada
risiko yang lebih besar pula. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi
pula risiko.Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka
semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.

Risiko suatu aset dapat dianalisis dengan dua cara:

1. stand alone-risk adalah risiko investor yang akan dihadapi jika seorang investor
hanya mengadakan satu aset. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aset
diadakan di portofolio, tetapi perlu dipahami stand-alone risk berguna untuk
memahami risiko dalam konteks portofolio. Misalnya, dapat dipastikan bahwa
beberapa investor akan bersedia untuk membeli saham perusahaan minyak jika
pengembalian yang diharapkan lebih besar.
2. aset berisiko (risky assets) jarang menghasilkan tingkat pengembalian yang
diharapkan para investor, aset berisiko mendapatkan lebih baik atau kurang dari yang
awalnya diharapkan. Memang, jika aset selalu menghasilkan pengembalian yang
diharapkan para investor, maka tidak akan berisiko. Risiko investasi berkaitan dengan
probabilitas yang berproduktif rendah atau pengembalian yang negatif, sangat besar
mempunyai peluang pengembalian yang rendah atau negatif, yang berisiko investasi.
Nah, jadi hubungan risk aversion dengan expected return, yaitu : Semakin besar probabilitas
berarti pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan dan semakin
besar stand-alone risk yang terkait dengan aset. The average investors adalah orang yang
menolak risiko, yang berarti bahwa investor tersebut harus dikompensasi utuk melakukan
aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang berisiko lebih tinggi memiliki return yang
dibutuhkan daripada aset yang kurang berisiko. Aset yang berisiko terdiri dari (1) diversiable
risk, yang mana risiko dapat dihilangkan melalui diversifikasi, kemudian (2) market risk,
yang mana risiko tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
3. Expected rate of return, required rate of return,dan rate of return historis ketika
diaplikasikan pada saham biasa

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam
hal pembagian deviden, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
mengalami likuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal di masyarakat. Saham jenis
ini mempunyai nilai nominal yang ditentukan nilainya oleh emiten. Harga saham ini
sering disebut dengan nilai pari (par value).

 Untuk mengestimasi expected return, investor harus memperhitungkan setiap


kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, atau yang lebih dikenal dengan
probabilitas kejadian.Probability suatu kejadian diartikan sebagai harapan dimana
kejadian tersebut bisa terjadi.

 Required rate of return, untuk menghitung tingkat pengembalian yang dibutuhkan adalah
dengan menggunakan model penetapan harga aset modal (capital asset pricing
model atau CAPM), yang biasanya digunakan oleh investor untuk saham yang tidak
membayar dividen.

 Required rate of return  menggunakan metode CAPM , Ketika menghitung CAPM,


investor melihat keseluruhan pengembalian pasar, tingkat pengembalian bebas risiko,
dan volatilitas saham. Dalam investasi saham, salah satu cara untuk
menghitung required rate of return  adalah dengan menggunakan metode capital
asset pricing model (CAPM). Caranya, kurangi tingkat pengembalian bebas
risiko (risk free rate) dari tingkat pengembalian pasar (market return). Ambil hasilnya
dan kalikan dengan beta saham. Tambahkan hasilnya ke tingkat pengembalian bebas
risiko saat ini untuk menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan.

 Rate of return historis, mbal hasil investasi historis (historical return) adalah tingkat
pengembalian dari investasi yang dihitung berdasarkan data historis harga instrument
tersebut dimasa yang telah lalu. Menghitung imbal hasil yang telah lalu atau historis
sangat penting dan yang dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja
saham  di masa yang akan datang atau penentuan imbal hasil ekpektasi (expected
return). Imbal hasil dalam investasi saham terdiri dari 2 komponen yaitu capital gain
dan deviden yang dihitung semua dalam perhitungan ini.
1. Stand alone risk dan Risk in a portfolio context, dan bagaiamana cara menghitungnya
serta apakah itu relevan bagi investor

stand alone-risk adalah risiko investor yang akan dihadapi jika seorang investor hanya
mengadakan satu aset. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aset diadakan di
portofolio, tetapi perlu dipahami stand-alone risk berguna untuk memahami risiko dalam
konteks portofolio. Tidak ada investasi yang harus dilakukan kecuali tingkat pengembalian
yang diharapkan cukup tinggi untuk mengkompensasi para investor untuk risiko yang
diperoleh dari investasi. Misalnya, dapat dipastikan bahwa beberapa investor akan bersedia
untuk membeli saham perusahaan minyak jika pengembalian yang diharapkan lebih besar.

cara mengukur risiko tunggal (Stand Alone Risk) :

Salah satu cara untuk menghitung return dari suatu investasi adalah in dollar terms:

dollar return = amount received – amount invested

Tapi ada 2 masalah dalam dollar terms:

1)Besarnya perubahan investasi.

2)Waktu sampai kita mendapatkan return(timing).

Risiko Dalam Konteks Portofolio, Menurut sudut pandang investor, adanya fakta bahwa
suatu saham tertentu akan naik atau turun bukanlah hal yang sangat penting; yang penting
adalah tingkat pengembalian dari portofolionya, dan  portofolio tersebut. Kumpulan dari
portofolio yang layak mewakili semua portofolio yan dapat dihasilkan dari kumpulan aset
yang diberikan. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menawarkan banyak
pengembalian dari sejumlah risiko yang diberikan atau paling tidak risiko dari sejumlah
pengembalian. Portofolio yang optimal untuk investor adalah portofolio yang dianggap yang
memiliki kemungkinan tertinggi pada kurva indeferen yang bersinggungan dengan kumpulan
portofolio yang efisien.

Logikanya, risiko dan tingkat pengembalian dari masing-masing sekuritas harus


dianalisis dari segi bagaimana sekuritas tersebut mempengaruhi  dan tingkat pengembalian
portofolio di mana sekuritas dimiliki.
Pengembalian portofolio
Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan (expected return on a portfolio),
kp sederhananya adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari
masing-masing aktiva di dalam portofolio, dengan bobotnya adalah pecahan dari total
portofolio yang diinvestasikan di setiap aktiva:
Kp = w1k1 + w2k2 + ........ + wnkn
=
Ket : ki = tingkat pengembalian yang di harapkan dari masing-masing saham
        wi = bobot
         n = jumlah saham

Portofolio
Ekspektasi tingkat pengembalian dari suatu portofolio sebenarnya hanyalah rata-rata
tertimbang dari ekspektasi tingkat pengambalian individual aktiva di dalam portofolio. Akan
tetapi, tidak seperti pengambalian, tingkat  dari suatu portofolio, p , biasanya bukanlah
merupakan rata-rata tertimbang dari deviasi standar masing-masing aktiva di dalam
portofolio; risiko portofolio akan lebih kecil dari rata-rata tertimbang  aktiva-aktivanya.
Bahkan kenyataannya, secara teori dimungkinkan untuk menggabungkan saham-saham yang
secara individual cukup be jika dilihat dari deviasi standarnya dan membuat sebuah
portofolio yang sepenuhnya tanpa , dengan p=0
Diversifikasikan versus  Pasar.
Diversifiable risk disebabkan oleh peristiwa-pristiwa acak seperti tuntutan hukum,
pemogokan, program pemasaran yang berhasil dan gagal, memenangkan atau kalah dalam
kontrak besar dan peristiwa-peristiwa lainnya yang khusus bagi suatu perusahaan tertentu.
Karena bersifat acak pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu portofolio dapat dihilangkan
dengan melakukan diversifikasi. Peristiwa merugikan yang terjadi pada satu perusahaan akan
dihilangkan oleh peristiwa menguntungkan di perusahaan lain.
2. Dapatkah seorang investor mengeliminasi market risk dari portofolio saham
biasa

 unsiystematic risk adalah risiko yang mempengaruhi hanya satu asset atau sebagian
kecilasset. Risiko portofolio pada umumnya menurunkan banyak saham
karena eliminas i n o n s y s t e m a t i c r i s i k o . R i s i k o i n i u n i k ,
b e r h u b u n g a n d e n g a n p a r t i c u l a r c o m p a n y . Bagaimanapun, jumlah
reduksi risiko bergantung pada derajat korelasi saham-saham. Setidaknya
saham domestic dan khususnya banyak saham domestic positif meskipun
kurangdari 1. Penambahan lebih banyak lagi saham akan mengurangi risiko
tetapi tidak peduli berapa banyak bagian saham yang terkorelasi ditambahkan
ke dalam portofolio, tidak dapat mengeliminasi semua risiko.
 Investor dapat menciptakan diversifikasi portofolio dan mengeliminasi
bagian dari totalrisiko, diversifiable atau nonmarket. Seiring dengan
bertambahnya sekuritas, nonsystematicrisk menjadi kecil dan semakin kecil dan
total risiko untuk portofolio risk dapat dikurangitidak lebih kecil dari total risiko
dari pasar portofolio

Anda mungkin juga menyukai