Tugas Makalah Kelompok KLKK
Tugas Makalah Kelompok KLKK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-
rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C. Meningkatnya suhu rata-
rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah
kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon,
perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara)
serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan.
Perubahan iklim akibat adanya pemanasan global (global warming) sudah
menjadi pengetahuan umum sedangkan pemanasan global diisukan sebagai akibat
dari bertambahnya gas rumah kaca. Pemanasan global secara umum diartikan
sebagai peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan oleh
peningkatan jumlah gas rumah kaca yang terdapat di atmosfer bumi. Gas rumah
kaca yang utama ada di bumi adalah karbon dioksida, metana, dan nitrat oksida.
Gas karbondioksida adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca dibandingkan
gas lainya. Sumber gas CO2 adalah dari pembakaran bahan bakar, pernafasan
makhluk hidup, tumpukan sampah, letusan gunung berapi, kebakaran hutan,
kebakaran lahan gambut, pabrik dan lain-lain. Sektor industri merupakan salah
satu penyumbang emisi gas CO2.
Secara global tercatat sekitar 5,3 miliar ton karbon dihasilkan setiap
tahunnya yang bersumber dari deforestasi dan transportasi. Deforestasi merupakan
perubahan penggunaan lahan hutan yang pada dasarnya ditandai dengan
penebangan dan perubahan fungsi hutan menjadi lahan alternatif, seperti menjadi
lahan pertanian, pemukiman dan industri. Hal ini dianggap sebagai salah satu
penyebab emisi karena deforestasi berakibat kepada penurunan kemampuan hutan
dalam menyerap karbon dioksida dan juga dapat melepaskan karbon dioksida ke
atmosfer, sehingga menyebabkan meningkatnya suhu bumi dan berpengaruh
langsung terhadap perubahan iklim. 213 Penyebab lain dari peningkatan
konsentrasi karbon dioksida di atmosfer yaitu pembuangan gas karbon dioksida
dari kendaraan bermotor. Di dunia setidaknya tercatat 600 juta mobil, 400 juta
motor dan ratusan ribu pesawat yang menyumbang aktif dalam peningkatan emisi
karbon dunia. Hal ini akan mengakibatkan konsentrasi gas rumah kaca semakin
meningkat dan berdampak pada kenaikan suhu bumi.
Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang
dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut
disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan
chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya
dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan
serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri,
sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian.
Chlorofluorocarbon CFC merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca
menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol
Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas
polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk
menjadi “atap” sekarang berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun,
jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah dan itu
berarti mempercepat pemanasan global. Sepanjang seratus tahun ini konsumsi
energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh
negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil.
Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (energi) di
atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global
melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud adalah dengan
meningkatnya temperatur bumi yang kemudian disebut dengan pemansan global.
Pemanasan global akan berdampak dengan adanya perubahan iklim global,
perubahan iklim seperti yang sedang terjadi pada saat ini berdampak negatif bagi
kehidupan makhluk di muka bumi. Dampaknya antara lain sebagai berikut: 1)
Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati, 2) Meningkatnya cuaca ekstrem
yang saat ini tengah dirasakan negara-negara tropis, misalnya kota-kota di
Indonesia yang dulu terkenal sejuk dan dingin makin hari makin panas, 3)
Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir, 4)
Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air
laut, 4) Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun karena
kekeringan yang berkepanjangan, 5) Kenaikan permukaan air laut yang
menyebabkan banjir, 6) Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya
pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh
dunia, 7) Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan, 8) Meningkatnya wabah
penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru karena bertambahnya
populasi serangga (nyamuk). Hal-hal di atas merupakan dampak perubahan iklim
yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan global yang sangat merugikan bagi
kehidupan makhluk bumi.
Sumber emisi gas rumah kaca dari sektor pembakaran bahan bakar fosil
secara rinci antara lain: 36% dari sektor industri energi, seperti pembangkit listrik
atau kilang minyak, 27% dari sektor transportasi, 21% dari sektor industri, 15%
dari sektir rumah tangga dan jasa dan 1% bersumber dari sektor-sektor lainnya.
Menurut data yang dirilis oleh World Resource Institute (WRI) yang
bermarkas di Washington DC, Emisi Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh
negara-negara di dunia ini adalah sebanyak 47,59 miliar ton emisi CO2 (MtCO 2e)
per tahun. Dari jumlah tersebut, Negara yang berkonstribusi terbesar dalam
menghasilkan Emisi Karbon di Dunia adalah China (Tiongkok) dengan 10,68
miliar ton emisi CO2 per tahun. Disusul dengan Amerika Serikat yang menempati
urutan kedua sebagai penghasil emisi Karbondioksida terbesar di Dunia yaitu
sebesar 5,82 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan ketiga ditempati oleh 28
Negara yang bergabung dalam Uni Eropa dengan jumlah Emisi Karbondioksida
yang dihasilkan sebesar 4,12 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan keempat
ditempati Negara India dengan jumlah Emisi Karbondioksida yang dihasilkan
sebesar 2,88 miliar ton emisi CO2 per tahun. Urutan kelima ditempati Negara
Rusia dengan jumlah Emisi Karbondioksida yang dihasilkan sebesar 2,25 miliar
ton emisi CO2 per tahun. Indonesia juga berada dalam daftar tersebut, yaitu
menduduki urutan ke-6 dengan emisi karbondioksida yang dihasilkan sebesar 1,98
miliar ton emisi CO2 per tahun serta Negara lainnya Brasil sebesar 1,82 miliar ton
emisi CO2 per tahun, Jepang sebesar 1,20 miliar ton emisi CO2 per tahun, Kanada
sebesar 856 miliar ton emisi CO2 per tahun, dan Jerman sebesar 810 miliar ton
emisi CO2 per tahun (World Resource Institute, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap peningkatan resiko kejadian
penyakit pada manusia
2. Bagaimana perkiraan beban penyakit global disebabkan dari emisi gas
rumah kaca dalam sektor perawatan kesehatan?
3. Bagaimana dinamika insiden deman berdarah yang berkaitan dengan suhu,
kelembapan dan kepadatan populasi Aedes aegypti kaitannya dengan
perubahan iklim?
4. Bagaimana estimasi besarnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang
terbentuk akibat dari pembakaran sampah secara terbuka?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap peningkatan resiko
kejadian penyakit pada manusia.
2. Untuk mengetahui perkiraan beban penyakit global disebabkan dari emisi
gas rumah kaca dalam sektor perawatan kesehatan.
3. Untuk mengetahui dinamika insiden deman berdarah yang berkaitan dengan
suhu, kelembapan dan kepadatan populasi Aedes aegypti kaitannya dengan
perubahan iklim
4. Untuk mengetahui estimasi besarnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang
terbentuk akibat dari pembakaran sampah secara terbuka.
BAB II
PEMBAHASAN
5 Mega Septriani
(K012181110)
2. Kesimpulan Tabel
Adapun kesimpulan tabel hasil rekapitulasi jurnal penelitian tentang
emisi karbon dioksida (CO2) yaitu:
a. Meta-analisa dari data-data melalui penelitian ini menunjukkan dampak
Perubahan Iklim terhadap Penyakit Infeksi pada manusia terutama
melalui vector. Beberapa penyakit Water-borne dan Food-borne bersifat
sensitive terhadap perubahan iklim, namun publikasi tentang mereka
relative sangat sedikit. Penyakit-penyakit infeksi pernafasan sangat cepat
menyebar, dibutuhkan penelitian yang urgen bagaimana dampak
perubahan iklim terhadap penyakit-penyakit tersebut. Ditemukan adanya
kekosongan riset tentang dampak perubahan iklim terhadap infeksi yang
tidak melalui vector, termasuk penyakit-penyakit infeksi pernafasan.
Keterlambatan dalam adaptasi kita atau mengatasi perubahan iklim akan
penyebabkan lemahnya persiapan masyarakat secara local maupun global
dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
b. Hasil proteksi emisi GHG tahunan yang terkait dengan perawatan
kesehatan di Amerika Serikat akan menyebabkan 123.000 hingga
381.000 tahun hidup yang disesuaikan dengan kecacatan di masa depan
kerusakan kesehatan, dengan gizi buruk menjadi kategori kerusakan
terbesar, hal ini dapat terjadi perubahan iklim global, sehingga emisi
GRK akan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat karena
peningkatan prevalensi cuaca ekstrim, banjir, penyakit yang ditularkan
vektor, dan efek lainnya.
c. Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap men landing rate dimana suhu
dan kelembapan mempengaruhi nyamuk Aedes aegypti hinggap pada
manusia. Penanggulangan dapat dilakukan dengan peringatan dini
melalui suhu dan kelembapan lingkungan serta menjaga kebersihan diri
dan lingkungan untuk memutus perkembangan vector Aedesa egypti.
d.
e. Pengelolaan sampah dengan cara dibakar secara terbuka sebesar 41,41 %
dari total sampah yang dihasilkan akan memberikan kontribusi emisi
sebesar 1357,53 Gg CO2e di Jawa Tengah.
C. Solusi
1. Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan
penghijauan di lahan-lahan kritis. Tumbuhan hijau memiliki peran dalam
proses fotosintesis, dalam proses ini tumbuhan memerlukan karbondioksida
dan menghasilkan oksigen. Akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat
dikurangi.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna
mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu
bara). Emisi gas karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan
oleh pembakaran bahan bakar fosil. Kita mengenal bahwa paling banyak
mesin-mesin kendaraan dan industri digerakkan oleh mesin yang
menggunakan bahan bakar ini. Karena itu diupayakan sumber energi lain
yang aman dari emisi gas-gas ini, misalnya; menggunakan energi matahari,
air, angin, dan bioenergy. Di daerah tropis yang kaya akan energi matahari
diharapkan muncul teknologi yang mampu menggunakan energi ini,
misalnya dengan mobil tenaga surya, listrik tenaga surya. Sekarang ini
sedang dikembangkan bioenergy, antara lain biji tanaman jarak (Jathropa.
sp) yang menghasilkan minyak.
3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk
menyalakan kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang
mengandung karbon. Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas
menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan, misalnya dari sampah
organik.
4. Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman
dan penerapan atas prinsip-prinsip pemeliharaan lingkungan sekitar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Pemanasan Global terjadi dikarenakan banyaknya masyarakat yang belum
paham akan bahaya pemanasan global
2. Jika masyarakat belum memiliki rasa kesadaran yang tinggi akan bahaya
pemanasan global, bumi akan dalam kondisi gawat yang mungkin akan
mengalami kehancuran.
3. Dampak pemanasan global sangat berbahaya bagi kehidupan sekarang dan
akan semakin parah pada generasi berikutnya apabila tidak ada perubahan
diri masyarakatnya.
4. Mengurangi bahaya pemanasan global seperti menanam kembali pohon di
hutan-hutan (reboisasi).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arief Azhari Ilyas: Matthew J. Eckelman and Jodi D. Sherman, 2018. Estimated
Global Disease Burden From US Health Care Sector Greenhouse Gas
Emissions. hal. 108, No. S2
Jemmy: Attapon Cheepsattayakorn and Ruangrong Cheepsattayakorn, 2018.
Climate Changes and Human Infectious Disease. Jurnal EC Microbiology.
hal 299-311.
Mega Septriani:
Moh. Afandy: Setyo Prabowo, 2017. Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca yang
Dihasilkan dari Pembakaran Sampah di Jawa Tengah. Jurnal Proceeding
Biology Education Conference Vol. 14 (1): hal 187-194.
Paramita Kurnia Wiguna: M M Sintorini, 2018. The Correlation Between
Temperature and Humidity With the Population Density of Aedes Aegypti as
Dengue Fever’s Vector. Earth and Environmental Science. hal. 106