Anda di halaman 1dari 81

1

PENGARUH KESEHATAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN


KECELAKAAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
BAGIAN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI SOLO

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Jurusan Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta
Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh :

ANA AFRICHAH KUSUMASTUTI


NIM. 30.02.1.5.004

Program Studi
MANAJEMEN SYARI’AH

JURUSAN EKONOMI ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SURAKARTA
2007
2

PENGARUH KESEHATAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN


KECELAKAAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
BAGIAN PRODUKSI PT. TIGA SERANGKAI SOLO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Disusun oleh :

ANA AFRICHAH KUSUMASTUTI


NIM. 30.02.1.5.004

Surakarta, Juli 2007

Disetujui dan Disahkan

Oleh :

Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Azis Slamet Wiyono, MM


NIP. 131 611 007
3

PENGARUH KESEHATAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN


KECELAKAAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PT. TIGA SERANGKAI SOLO

Disusun Oleh :
ANA AFRICHAH KUSUMASTUTI
NIM. 30.02.1.5.004

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ekonomi


Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta,
Pada hari Rabu, tanggal 18 Juli 2007.
Dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Islam.

Surakarta, Juli 2007


Mengetahui
Ketua sidang Sekretaris Sidang

M. Rahmawan Arifin, M.Si Fauzi Muharrom, MAg


NIP. 150 318 645 NIP. 150 369 024

Penguji I Penguji II

Fitri Wulandari, SE, Msi Marita Kusumawardani, SE


NIP. 150 291 030 NIP.150 314 657
Ketua Jurusan Ekonomi Islam
STAIN Surakarta

M. Rahmawan Arifin, M.Si


NIP. 150 318 645
4

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tulisan sederhana


ini untuk :
Bapak dan Ibu, atas segala
pengorbanan, doa dan cinta yang
tulus.
Adikku Ria dan Burhan, yang
selalu mendukungku.
Seseorang yang telah memberi
semangat dalam hidupku.
5

MOTTO

Kalau di dalam hati tertanam keimanan dan keislaman

bukan berarti harus menjadikan diri merasa teristimewa

tapi selalu berada dalam jalan kebenaran dan kesabaran

Kalau di dalam jiwa terilhami Kalam Ilahi

mestinya bukan dengan menyendiri

tapi semangat untuk berbagi

Bukan hanya dengan ketinggian hati

Bukan dengan mengagungkan kekuasaan

Tapi jabat erat dengan sepenuh iman

Berharap kebahagiaan dan kebersamaan hakiki

Bersama, berdampingan dalam hidayah kasih Rabbani

(Spiritual Building)
6

ABSTRACT

This research aim to to analyses the health in work, safety in work and
accident in work influence to productivity. This obyek research is employees in
PT. Tiga Serangkai by sampel counted 70 employees with ramdom sampling
method.
Analysis used is by instrument test with Validity and Reliability test. From
the instrument test result that all of the item is valid and reliable. Multiple linear
regression, t test and F test used to test the hypothesis
From result of the F test that health variable, safety and accident work
collectively/together is have an effect on to productivity significance for 5% level.
It is proved by the result of analysis as follow: F count 7,640 > F table 2,76.
Based on the result t test, there is influence significantly. It is proved by
the result of analysis as follow: t count > t table. For healthy t count 2,219 > t table
1,980. For safety t count 2,769 > t table 1,980. For accident t count 2,163 > t table 1,980.
The test of determinate coefficient (r2) is 0,258, it means that 25,8% of employee
change.

Keyword: health, safety, accident and productivity.


7

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "PENGARUH KESEHATAN KERJA, KESELAMATAN KERJA DAN
KECELAKAAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PT. TIGA SERANGKAI SOLO”. Skripsi ini di susun untuk menyelesaikan Studi
Jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen Syari’ah di jurusan Ekonomi
Islam STAIN Surakarta.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini dengan setulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Usman Abu Bakar, MA, selaku Ketua STAIN Surakarta.
2. Bapak M. Rahmawan Arifin, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam.
3. Bp. Drs. Azis Slamet Wiyono,MM, selaku Pembimbing yang telah memberi
arahan, masukan, dan bimbingan terhadap penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Surakarta.
5. PT. Tiga Serangkai Solo yang telah memberikan ijin penelitian dan
meluangkan waktu bagi penulis dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu, terima kasih atas do’a dan kasih sayang yang engkau
berikan.
7. Adikku Ria dan Burhan yang telah memberi semangat dan doa dalam
mengerjakan skripsi.
8. Nuur Siddiq yang telah meluangkan waktu untuk mengantarku bimbingan.
9. Ibu Fitri Wulandari, SE, Msi dan ibu Marita Kusumawardani, SE atas saran,
kritik serta bimbingannya sehingga pembuatan skripsi ini sesuai dengan yang
diharapkan.
10. DR. H. Moch. Djafar, SpM dan keluarga yang sudah memberikan side job
serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi.
11. Mbak Yamti yang telah memberi semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
12. Mas Aan dan Ekson terima kasih atas olah datanya.
8

13. Harisa, Aril, Anis dan Mbak Sri yang telah memberikan bantuan dan motivasi.
14. Teman-teman KKN kelompok 13 (Fatimah, Nufus, Purwi, Munir, Nia, Mayaris
dan Suratmi).
15. Teman-teman Manajemen Syari’ah angkatan 2002.
16. Semua pihak yang terkait dengan penyusunan skripsi ini.

Demikianlah, besar harapan dari penulis semoga skripsi ini bermanfaat


bagi pembaca dan bagi yang membutuhkan. Amin…..
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Juli 2007


Penulis
9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSYAH ............................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
ABSTRAKSI ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Batasan Masalah ..................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
G. Jadwal Penelitian ..................................................................... 8
H. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................. 10
1. Manajemen Personalia ...................................................... 10
2. Kesehatan kerja karyawan ................................................. 12
3. Keselamatan Kerja Karyawan ............................................ 15
4. Kecelakaan Kerja karyawan ............................................... 19
5. Produktifitas Kerja Karyawan ............................................. 23
B. Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja, Kecelakaan Kerja dan
produktifitas kerja dalam Perpektif Islam ................................. 27
C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 30
D. Kerangka Berfikir ..................................................................... 31
E. Hipotesis ................................................................................. 32
10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Wilayah Penelitian ................................................. 33
B. Metode Penelitian .................................................................... 33
C. Instrumen Penelitian................................................................. 34
D. Variabel-variabel ...................................................................... 35
E. Definisi Operasional Variabel ................................................... 36
F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data .................... 36
G. Data dan Sumber Data ............................................................ 37
H. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 37
I. Uji Instrumen ............................................................................ 38
J. Teknik Analisis Data ................................................................ 39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Obyek Penelitian ............................................................ 44
1. Sejarah Berdirinya PT. Tiga Serangkai Solo ....................... 44
2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi PT Tiga Serangkai Solo .... 46
3. Struktur Organisasi PT. Tiga Serangkai Solo ..................... 47
4. Kegiatan produksi .............................................................. 50
5. Hasil Produksi .................................................................... 52

B. Pengumpulan Data Penelitian dan Responden ........................ 52


1. Data Penelitian .................................................................. 52
C. Pengujian Dan Hasil Analisis Data ........................................... 53
1. Uji Instrumen ...................................................................... 53
a. Uji Validitas ................................................................... 53
b. Uji Reliabilitas .............................................................. 54
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 55
a. Uji Normalitas Data ....................................................... 55
b. Uji multikolinearitas ....................................................... 56
c. Uji Heteroskedastisitas.................................................. 57
3. Analisis Regresi Linier Berganda......................................... 58
4. Uji Statistik ........................................................................... 59
a. Uji t ................................................................................. 59
b. Uji F ................................................................................. 61
c. Koefisien Determinasi ...................................................... 61
D. Pembuktian Hipotesis ................................................................. 62
11

E. Jawaban Atas Pertanyaan dalam Perumusan Masalah............... 63


BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 64
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 64
C. Saran-saran ............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Data Distribusi Kuesioner .................................................... 53


Tabel 4.4 : Uji Validitas Instrumen .......................................................... 54
Tabel 4.5 : Uji Reliabilitas Instrumen ...................................................... 55
Tabel 3.1 : Tabel Descriptive Statistic ...................................................... 55
Tabel 4.8 : Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 56
Tabel 4.9 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................ 57
Tabel 4.6 : Hasil Analisis Regresi Berganda ........................................... 58
Tabel 4.10 : Hasil Uji t .............................................................................. 60
Tabel 4.11 : Hasil Uji F ............................................................................. 61
13

DAFTAR GAMBAR / BAGAN

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berfikir ........................................................ 31


Gambar 4.1 : Bagan Organisasi PT. Tiga Serangkai ................................... 48
14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Skor Hasil Kuesioner
Lampiran 3 : Skor Hasil Kuesioner
Lampiran 4 : Skor Hasil Kuesioner
Lampiran 5 : Data Hasil Penelitian
Lampiran 6 : Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 7 : Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 8 : Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 9 : Uji Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 10 : Uji Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 11 : Uji Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 12 : Uji Normalitas
Lampiran 14 : Uji Multikolinieritas
Lampiran 15 : Uji Heteroskedestisitas
Lampiran 16 : Uji Hipotesis (Analisis Regresi Berganda)
Lampiran 17 : Tabel Nilai F
Lampiran 18 : Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t
Lampiran 19 : Tabel Values of rproduct moment
Lampiran 20 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 21 : Curriculum Vitae
15

CURRICULUM VITAE

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : Ana Africhah Kusumastuti
2. Kelahiran : Klaten, 15 Februari 1984
3. Alamat : Purbayan, Baki, Sukoharjo
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Belum Nikah
6. Agama : Islam
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Pekerjaan : Mahasiswa

Pendidikan
1. SDN 10 Dilli, Timor-timur, Lulus Tahun, 1996
2. SLTP Al-Islam 1 Surakarta Lulus Tahun, 1999
3. MAN 2 Surakarta Lulus Tahun, 2002
4. Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi STAIN Surakarta.

Pernah Mengikuti Kegiatan


1. Kursus Rias Pengantin
2. Kursus Komputer di Alfa Bank
3. Kursus Bahasa Inggris

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya serta
menurut keadaan yang sebenarnya.
16

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawannya.

Keehatan yang diperhatikan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Kesehatan ini menyangkut kesehatan pisik maupun mental. Kesehatan para

karyawan bisa terganggu karena penyakit, stress (ketegangan) maupun

kecelakaan. Kadang-kadang juga program kesehatan ini disalurkam dengan

program keselamatan kerja (Heidjrachman dan Husnan, 2002 : 261).

Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi

dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi

dan produktivitas atas dasar: dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi,

kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat

ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan

pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan

efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi

(Suma’mur : 4).

Disamping memperhatikan masalah keselamatan kerja, maka tak kalah

pentingnya mengetahui apa itu kecelakaan kerja. Kecelakaan adalah

kejadian tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di

belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam

bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminil

di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh

karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan

1
17

dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat (Suma’mur, 1985:

5).

Penyakit akibat kerja dapat menurunkan derajat kesehatan dan

kesejahteraan tenaga kerja. Faktor utama dari teknologi yang menjadi

penyebab penyakit akibat kerja adalah bahan kimia, radiasi dan sebagainya.

Untuk itu setiap perusahaan sejak dini harus mempunyai kebijaksanaan aktif

di bidang pencegahan kecelakaan kerja dan manajemen harus merumuskan

dan melaksanakan kebijaksanaan tersebut bersama dengan wakil-wakil

pekerja (Barthos, 1999: 144).

Penyakit akibat kerja bila tidak ditangani secara sungguh-sungguh

dan terpadu, dapat menjadi bumerang bagi pekerja dan perusahaan di

tempat mana mereka bekerja. Bagi tenaga kerja, penyakit akibat kerja dapat

menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan pendapatan yang

diterimanya. Sedangkan bagi perusahaan berakibat menurunnya jumlah

produksi serta memberikan citra yang kurang baik terhadap kualitas dan

kapasitas perusahaan. Pekerja bukanlah suatu robot. Untuk itu

mempertimbangkan ekonomi secara murni mungkin tidak baik perlu

”memanusiakan pekerjaan” atau membuat suasana kerja lebih manusiawi.

Pekerja yang kesejahteraannya buruk, tidak hanya menyebabkan rasa kecil

hati tetapi produktivitas mereka akan menurun. Lebih lanjut mereka tidak

menaruh minat, apabila dalam melakukan pekerjaan dan loyalitas mereka

terhadap perusahaan akan berkurang pula (Barthos, 1999: 150).

Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan

kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap

karyawan. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian


18

dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,

landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan

pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja baik di darat,

di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.

Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat

dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja (Suma’mur, 1993: 1).

Kecelakaan kerja dapat terjadi terhadap setiap orang kapan saja dan

dimana saja. Pengusaha atau manajemen yang berpikiran maju serta ahli di

bidangnya tentu meyakini akan pentingnya pencegahan kecelakaan pekerja

karena ini merupakan unsur penting untuk berhasilnya produksi. Keyakinan

tersebut merupakan manifestasi timbulnya semboyan ”safety first”.

Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap resiko kerja seperti cacat,

penyakit kulit dan meninggal dunia (Barthos, 1999: 144).

Dengan melihat permasalahan keselamatan kerja melalui pendekatan

sistem, maka dapat diterima bahwa yang menjadi penyebab kecelakaan

adalah karena adanya kelemahan dan ketidakserasian pada sifat

preventif/pencegahan, maka fungsi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan sangat diperlukan

untuk mencapai tujuan pencegahan dalam proses produksi (Soeprihanto,

2000: 48).

Usaha mencegah dan mengatasi kecelakaan pada dasarnya tidak

dapat dipisahkan dari usaha memelihara kesehatan para karyawan, karena

usaha-usaha tersebut saling terkait. Kondisi kesehatan fisik/mental seorang

karyawan dapat berakibat pada terjadinya kecelakaan, walaupun si karyawan

tersebut sudah menggunakan alat pelindung. Sebaliknya lingkungan fisik


19

yang jelek tidak hanya berakibat pada keselamatan karyawan, tetapi tanpa

disadari mempengaruhi fisik/mentalnya (Soeprihanto, 2000: 49).

PT. Tiga Serangkai yang beralamat di Jln. Dr. Supomo no. 23 Solo

merupakan sebuah perusahaan percetakan buku yang cukup besar dan

terkenal di Indonesia. Besarnya perusahaan tersebut, membuat perusahaan

perlu memikirkan cara-cara untuk memenuhi kesejahteraan karyawan yang

tentunya banyak jumlahnya. Sebagai perusahaan besar, manajemen

berusaha memberikan perhatian pada karyawan berkaitan dengan

kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja karyawan. Namun terkadang

ada hal-hal yang kurang diperhitungkan oleh perusahaan.

Berkaitan dengan masalah kesehatan, walau sudah ada dokter yang

ditugaskan setiap harinya, namun dokter tersebut hanyalah dokter umum.

Dokter yang ditugaskan di perusahaan tersebut juga hanya berjaga pada

siang hari, dan pada malam hari tidak ada dokter yang ditugaskan. Apabila

ada karyawan yang sakit pada saat bekerja di malam hari, maka karywan

tersebut harus memeriksakan diri di pusat kesehatan yang ada diluar

lingkungan perusahaan. Hal ini sangat merepotkan apabila karyawan

tersebut sakitnya sudah cukup parah dan harus segera mendapatkan

perawatan. Pada saat pertama kali karyawan diterima bekerja di perusahaan

tersebut, juga tidak dilakukan tes kesehatan terlebih dahulu. Pemeriksaan

kesehatan pada saat karyawan diterima bekerja baru dilakukan dalam

beberapa tahun terakhir, setelah manajemen perusahaan diperbaharui.

Berkaitan dengan masalah keselamatan, pada saat bekerja karyawan

hanya diberi perlengkapan kerja berupa masker dan sarung tangan. Tidak

ada seragam/baju yang khusus digunakan pada saat bekerja. Sehingga


20

keamanan karyawan dalam bekerja agar pakaian yang mereka gunakan tidak

mengganggu aktivitas dalam bekerja, harus karyawan itu sendiri yang

berhati-hati. Pada saat bekerja disiang hari, penerangan/lampu hanya

dinyalakan di sekitar lokasi mesin. Barulah pada malam hari, semua lampu

yang ada diruangan tersebut dinyalakan semua. Dengan keadaan ruangan

kerja yang besar dan hanya ada satu pintu untuk keluar masuk ruangan,

kondisi seperti ini sedikit mengganggu pencahayaan bagi karyawan yang

bekerja di siang hari. Selain mengganggu pencahayaan, kondisi seperti ini

juga mengganggu sirkulasi udara di ruangan tersebut.

Berkaitan dengan masalah kecelakaan kerja, perusahaan

memberikan mesin-mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi

barang. Mesin-mesin produksi tersebut, walaupun masih dapat digunakan

untuk berproduksi, namun ada mesin yang sudah hampir 20 tahun tidak

diganti. Jika penggunaannya tidak diteliti dengan lebih seksama, maka bisa

saja pada saat banyaknya pesanan barang justru mesin tersebut rusak. Hal

ini dapat menghambat produksi barang. Perhitungan biaya yang digunakan

untuk membeli mesin produksi juga kurang diperhitungkan dengan cermat. Ini

dibuktikan ada mesin yang baru 6 tahun digunakan, tapi sudah tidak dapat

digunakan lagi. Mesin-mesin yang digunakan untuk berproduksi juga tidak

dilengkapi dengan pagar pengaman, sehingga agar tidak terjadi kecelakaan

dalam bekerja maka karyawan itu sendiri yang harus berhati-hati.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul ”Pengaruh Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan

Kecelakaan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan bagian Produksi

PT. Tiga Serangkai Solo.


21

Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada apa yang telah diuraikan dalam latar belakang

masalah di atas dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

Perlu adanya perhatian dari PT. Tiga Serangkai dalam memperhatikan

keselamatan kerja karyawan sehingga angka kecelakaan dapat ditekan

sekecil-kecilnya.

Kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja yang merupakan bagian dari

perlindungan kerja perlu diperhatikan oleh perusahaan agar tenaga

kerja/karyawan dapat bekerja dengan lebih baik sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ditetapkan agar dalam

penelitian nanti terfokus pada pokok permasalahan yang ada beserta

pembahasannya, sehingga diharapkan penelitian yang dilakukan tidak

menyimpang pada tujuan yang telah ditetapkan. Penelitian ini dibatasi pada

masalah “Pentingnya Pengaruh Kesehatan, Keselamatan dan Kecelakaan

Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan bagian Produksi PT. Tiga

Serangkai Solo.”

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

"Adakah pengaruh yang signifikan antara kesehatan, keselamatan dan

kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian Produksi

pada PT. Tiga Serangkai Solo?"


22

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh yang signifikan

antara kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan bagian Produksi PT. Tiga Serangkai Solo.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

yang bermanfaat bagi perusahaan kaitannya dengan usaha

memperbaiki kesejahteraan karyawan dari segi kesehatan,

keselamatan dan kecelakaan kerja.

b. Pimpinan perusahaan dapat memberikan penilaian

terhadap produktivitas kerja bagi karyawan setelah kesehatan,

keselamatan dan kecelakaan kerja mereka diperhatikan.

2. Bagi akademisi

a. Memberikan referensi bagi peneliti berikutnya terhadap

masalah yang sama.

b. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

sampai seberapa jauh teori-teori yang sudah ditetapkan pada kasus di

lapangan sehinggga hal-hal yang masih dirasa kurang dapat

diperbaiki.
8

Jadwal Penelitian

Dalam rangka menyelesaikan penelitian ini, penulis menyusun jadwal penelitian sebagai berikut:

BULAN november Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No
KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal
2 Konsultasi ke DPS
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
5 Pengumpulan data
sekunder
6 Wawancara
7 Processing data
8 Penulisan skripsi
9 Konsultasi ke
perusahaan
10 Pendaftaran
munaqosyah
11 Munaqosyah
12 Revisi Skripsi
Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut;

BAB I Pendahuluan

Mengarah tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, sistematika penulisan skripsi dan jadwal penelitian.

BAB II Tinjauan pustaka

Menguraikan teori-teori tentang pengertian manajemen personalia,

pengertian kesehatan kerja, pengertian keselamatan kerja,

pengertian kecelakaan kerja, pengertian produktivitas kerja, serta

kesehatan, keselamatan, kecelakaan kerja dan produktivitas kerja

karyawan dalam perspektif syariah. Tinjauan peneltian yang

relevan. Kerangka berfikir. Hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian

Ini berisi tentang cara-cara dalam penyusunan metodologi penelitian

antara lain mengenai sumber data, metode pengumpulan data,

teknik pengambilan sampel, dan metode analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Analisa Data

Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, data-data yang

diperoleh dan analisa pembahasannya.

BAB V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan dari serangkaian pembahasan

dan daftar pustaka serta lampiran.


‌‫ب‬

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

Manajemen Personalia

a. Pengertian Manajemen Personalia

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur masukan

(input) yang bersama dengan unsur lainnya seperti bahan, model, mesin

dan teknologi diubah melalui proses manajemen menjadi keluaran

(output) berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan

organisasi atau perusahaan (Tulus, 1992: 2). Manajemen itu sendiri terdiri

dari enam unsur (6M) yaitu : men, money, methode, materials, machines

dan market. Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang

ilmu manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia atau

disingkat MSDM yang merupakan terjemahan dari man power

management. Manajemen yang mengatur unsur manusia ini ada yang

menyebutnya manajemen kepegawaian atau manajemen personalia

(personnel management) (Hasibuan, 2006: 9).

Ada beberapa definisi mengenai manajemen personalia

diantaranya Edwin B. Flippo sebagai berikut :

Manajemen Personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian
karyawan dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan,
individu, karyawan dan masyarakat (Hasibuan, 2006: 11).

‌‫ب‬
10
‌‫ج‬

Dale Foyer mendefinisikan manajemen personalia adalah :

Manajemen Personalia adalah penyedia kepemimpinan dan


pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau hubungan kerja
mereka (Hasibuan, 2006: 11).

Andrew F. Sikula mendefinisikan manajemen personalia adalah :

Administrasi Kepegawaian adalah penempatan orang-orang ke dalam

suatu perusahaan (Hasibuan, 2006: 11).

John B. Miner dan Mary Green Miner mendefinisikan:

Manajemen Personalia didefinisikan sebagai suatu proses


pengembangan, menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, metode-metode dan programprogram yang
berhubungan dengan individu karyawan dalam organisasi
(Hasibuan, 2006: 11).

b. Fungsi Operatif Manajemen Personalia

Terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia

(Mangkunegara, 2001: 2) yaitu :

Pengadaan tenaga kerja terdiri dari :

a. Perencanaan sumber daya manusia

b. Analisis jabatan

c. Penarikan pegawai

d. Penempatan kerja

e. Orientasi kerja

Pengembangan tenaga kerja mencakup :

a. Pendidikan dan pelatihan (training and development)

b. Pengembangan (karier)

c. Penilaian prestasi kerja

‌‫ج‬
‌‫د‬

Pemberian balas jasa mencakup :

a. Balas jasa langsung berupa upah/gaji dan insentif

b. Balas jasa tak langsung berupa keuntungan (benefit) dan

pelayanan/kesejahteraan (services)

Integrasi mencakup :

a. Kebutuhan karyawan

b. Kepuasan kerja

c. Disiplin kerja

d. Partisipasi kerja

Pemeliharaan tenaga kerja mencakup :

a. Komunikasi kerja

b. Kesehatan dan keselamatan kerja

c. Pengendalian konflik kerja

d. Konseling kerja

Pemeliharaan tenaga kerja mencakup :

a. Pemberhentian karyawan

Kesehatan Kerja Karyawan

Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas

dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja. Risiko kesehatan merupakan fakta-fakta dalam

lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,

lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik

(Mangkunegara, 2001: 261).

‌‫د‬
‌

Program kesehatan fisik yang dibuat oeh perusahaan sebaiknya

terdiri dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen (Ranupandojo,

2002: 263) berikut ini :

c. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama

kali diterima bekerja.

d. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci (key

personal) secara periodik.

e. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua

karyawan secara periodik.

f. Tersedianya peralatan dan staff media yang cukup.

g. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif

masalah ketegangan.

Pemeriksaan sistematis dan periodik mental perlu juga dilakukan

(Ranupandojo, 2002: 265) yaitu dengan cara :

a. Tersedianya psychiatrist untuk konsultasi.

b. Kerjasama dengan psychiatrist diluar perusahaan atau yang ada

di lembaga-lembaga konsultan.

c. Mendidik para karyawan perusahaan tentang arti pentingnya

kesehatan mental.

d. Mengembangkan dan memelihara program-program human

relation yang baik.

Dalam rangka melindungi karyawan terhadap / dari gangguan

kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta untuk

meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik

para karyawan, maka pemerintah mengeluarkan peraturan tentang

‌
‌‫و‬

kesehatan kerja yaitu Nomor PER 03 / MEN / 1982 (Soeprihanto, 2000:

49).

Dalam peraturan menteri ini (pasal 1) yang dimaksud dengan

pelayanan kesehatan kerja adalah suatu usaha kesehatan yang

dilaksanakan dengan tujuan (Soeprihanto, 2000: 49) (oleh perusahaan):

a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam

penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama dalam

penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja

b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan

kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.

c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental

(rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja

d. Memberikan pengobatan dan perawatan serta

rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit

Sedangkan dalam pasal 2 disebutkan bahwa tugas pokok pelayanan

kesehatan kerja (Soeprihanto, 2000: 50) meliputi :

a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

b. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.

c. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap

tenaga kerja.

d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitari.

e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga

kerja.

f. Pertolongan pertama pada kecelakaan.

‌‫و‬
‌‫ز‬

g. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas

P3K.

h. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat

kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta

penyelenggaraan makanan di tempat kerja.

i. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat

kerja.

j. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai

kelainan tertentu dan kesehatannya.

k. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja

kepada pengurus.

Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan

kerja, adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja adalah

(Mangkunegara, 2000: 162) sebagai berikut :

a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara,

penggunaan warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang

dan menyejukkan, dan mencegah kebisingan.

b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap

timbulnya penyakit.

c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian

lingkungan kerja.

Keselamatan Kerja Karyawan

Keselamatan kerja ialah keselamatan yang berhubungan dengan

peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan

‌‫ز‬
‌‫ح‬

pekerjaan (Soedjono, 1985: 1). Mengingat teknologi sekarang sudah lebih

maju, maka keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat

penting, mengingat risiko bahayanya dalam penerapan teknologi.

Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja, setiap

tenaga kerja dan juga masyarakat pada umumnya.

Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja karyawannya

karena tujuan program keselamatan kerja diantaranya (Suma’mur, 1993:

1) adalah sebagai berikut :

a. Melindungi keselamatan kerja atas hak keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan

produksi serta produktifitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

Keselamatan kerja yang menjadi tanggung jawab bersama, perlu

diperhatikan dengan lebih baik agar pekerja/karyawan merasa nyaman

dalam bekerja, kenyamanan dalam bekerja, membuat karyawan merasa

diperhatikan dengan begitu mereka akan lebih memiliki tanggung jawab

terhadap pekerjaannya.

Dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja ada

usaha-usaha yang perlu dilakukan (Mangkunegara, 2001: 162) yaitu :

a. Mencegah dan mengurangi kebakaran dan peledakan.

b. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang

bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang

berbahaya.

‌‫ح‬
‌‫ط‬

c. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan

warna ruangan kerja, penerangan yang cukupterang dan

menyejukkan dan mencegah kebisingan.

d. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya

penyakit.

e. Memelihara kebersihan dan ketertiban serta keserasian

lingkungan kerja.

f. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

pegawai.

Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan

dan gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001: 162)

diantaranya :

a. Keadaan tempat lingkungan kerja

1. Penyusunan dan penyimpanan barangt-barang yang

berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidajk pada

tempatnya.

b. Pengaturan udara

1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang

kerja yang kotor, berdebu dan berbau tidak enak).

2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

c. Pengaturan penerangan

1. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak

tepat.

‌‫ط‬
‌‫ي‬

2. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

d. Pemakaian peralatan kerja

1. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau

rusak.

2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan

yang baik.

e. Kondisi fisik dan mental pegawai

1. Kerusakan alat indra, stamina yang rapuh.

2. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian yang rapuh,

cara berfikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja

rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat dan kurang

pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas

kerja yang membawa resiko berbahaya.

Ada beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia

dalam menjamin keselamatan kerja karyawan diantaranya UU.no.1 tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja pada dasarnya merupakan ketentuan

pokok di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-Undang ini

menegaskan ruang lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Barthos,

1999: 138) sebagai berikut :

a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja berlaku di setiap

tempat kerja yang mencakup tiga unsur pokok (tenaga kerja, bahaya

kerja, dan usaha bersifat ekonomi maupun sosial).

b. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan dengan

perlindungan;

1. Tenaga kerja

‌‫ي‬
‌‫ك‬

2. Alat, bahan, pesawat, mesin dan sebagainya.

3. Lingkungan.

4. Proses produksi.

5. Sifat pekerjaan.

6. Cara kerja.

c. Persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan sejak tahap

perencanaan, pembuatan, pemakaian barang ataupun produk teknis

dan seterusnya.

d. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tangggung jawab

semua pihak, khususnya yang terkait dengan proses

penyelengggaraan suatau usaha.

Upaya perlindungan tenaga kerja maupun pembinaan keselamatan

dan kesehatan kerja mendapat perhatian penting di Indonesia. Oleh

karena itu upaya-upaya yuridis formal telah dilakukan, namun dalam

menghadapi tantangan masa depan upaya yuridis formal tersebut perlu

memperoleh dukungan manajemen dan teknologi untuk melindungi dan

mencapai kesejahteraan pekerja. Apabila upaya-upaya tersebut berhasil

maka akan menimbulkan dampak yang lebih luas antara lain peningkatan

produktifitas, rasa bebas dari takut untuk menghadapi teknologi canggih

dan meningkatkan motivasi kerja serta rasa jati diri yang tinggi (Barthos,

1999: 139).

4. Kecelakaan Kerja Karyawan

Disamping memperhatikan masalah keselamatan kerja, maka tak

kalah pentingnya mengetahui apa itu kecelakaan kerja. Kecelakaan

‌‫ك‬
‌‫ل‬

adalah kejadian tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh

karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-

lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau

tindakan kriminil di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak

diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material

ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling

berat (Suma’mur, 1985: 5).

Definisi kecelakaan kerja adalah :

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakan yang berhubungan


dengan pekerjaan pada suatu perusahaan. Ini berarti bahwa
terjadinya sutu kecelakaan disebabkan oleh pekerjaan atau pada
waktu melaksanakan pekerjaan (Soedjono, 1985 : 3).

Sedangkan bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan

pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut

disebut potensial, jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan

kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai

bahaya nyata (Suma’mur, 1985: 5).

Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian (Suma’mur, 1985: 5) yaitu :

a. Kerusakan.

b. Kekacauan organisasi.

c. Keluhan dan kesedihan.

d. Kelainan dan cacat.

e. Kematian.

Kecelakaan ada sebabnya. Cara penggolongan sebab-sebab

kecelakaan di berbagai negara tidak sama. Namun ada kesamaan umum,

‌‫ل‬
‌‫م‬

yaitu bahwa kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab

(Suma’mur, 1985: 9) yaitu :

1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan

(=unsafe human acts).

2. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (=unsafe condition).

Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah (Suma’mur, 1985:

13) dengan :

b. Peraturan perundang-undangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang

diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya,

perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan,

pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha

dan buruh, latihan, supervise medis, P3K, dan pemeriksaan

kesehatan.

c. Standardisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah

resmi, atau tidak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi

syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan industri tertentu,

praktek-praktek keselamatan dan hygiene umum, atau alat-alat

perlindungan diri.

d. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-

ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.

e. Penelitian bersifat teknis, yang meliputi sifat dan cirri-ciri bahan-bahan

yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian

alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan ledakan gas

dan debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling

‌‫م‬
‌‫ن‬

tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat

lainnya.

f. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek

fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan

keadaan-keadaan fisik yang menyebabkan kecelakaan.

g. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan

yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

h. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan

yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa

dan apa sebabnya.

i. Pendidikan dan latihan, yang menyangkut pendidikan keselamatan

dalam kurikulum tehnik, sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-

kursus pertukangan.

j. Latihan-latihan, yaitu praktek bagi tenaga kerja khususnya tenaga

kerja yang baru dalam keselamatan kerja.

k. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan dan

pendekatan lain untuk menimbuljkan sikap untuk selamat.

l. Asuransi, yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan

kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar

oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.

m. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan

ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. pada

perusahaanlah, kecelakaan-kecelakaan yang terjadi, sedangkan pola-

pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat tergantung kepada

‌‫ن‬
‌‫س‬

tingkat kesadaran atau keselamatan kerja oleh semua pihak yang

bersangkutan.

Salah satu cara untuk meringankan pihak pengusaha dalam

kewajibannya untuk memberikan tunjangan kecelakaan bagi para

buruhnya yang mendapat kecelakaan kerja dan demikian pula untuk

memberikan jaminan bagi para buruhnya di hari tua, ialah dengan adanya

kebijaksanaan pengusaha itu sendiri untuk mengikuti program-program

ASTEK (Asuransi Sosial Tenaga Kerja). Mengikuti program ASTEK

sesungguhnya bukan hanya sekedar kebijaksanaan, melainkan suatu

kewajiban bagi pengusaha, kalau kita perhatikan bunyi pasal 3,4 PP No.

3 Tahun 1997, yaitu Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang

Asuransi Sosial Tenaga Kerja tersebut (Sunindhia dan Widyanti, 1987:

91).

5. Produktifitas Kerja Karyawan

Produktivitas adalah merupakan suatu perbandingan dari hasil

kegiatan yang senyatanya dengan hasil kegiatan yang seharusnya.

Apabila produktivitas ini akan dinyatakan dengan angka, maka nilai

produktivitas ini akan berkisar dari 0,00 sampai dengan 1,00 atau bila

dinyatakan dalam suatu persentase maka akan mempunyai nilai antara

0% sampai dengan 100% (Ahyari, 2002: 9).

Produktivitas merupakan ukuran seberapa baik sistem operasi

berfungsi. Pentingnya produktivitas bagi kesejahteraan ekonomi sebagai

satu bangsa dan bagi kelangsungan hidup setiap orang.

Ada beberapa pengertian produktivitas diantaranya

‌‫س‬
‌‫ع‬

Produktivitas menurut JL. Wetik (1979: 159) adalah

Perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan


dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi
belangsung.

M. Sinungan (1981: 75) mengemukakan

Produktivitas kerja pada dasarnya mencakup sikap dan mental


yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik
dari hari ini.

Ibnu Sukoco dan Basu Swatha (1997: 281) mengemukakan

Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan antara


hasil (jumlah uang / jasa yang diproduksi) dengan sumber (modal,
tenaga kerja, tanah dll) yang dipakai untuk memperoleh hasil
tersebut.

L. Greenberg dalam sinungan (1997: 12) mendefinisikan

produktivitas adalah

Produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran


pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode
tersebut.

Dalam doktrin pada konferensi Oslo, 1984 tercantum definisi umum

produktivitas semesta (Sinungan, 1997: 17) yaitu

Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang


bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk
lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil
yang makin sedikit.

Beberapa definisi mengenai produktivitas tersebut, dapat

disimpulkan bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara jumlah

yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang digunakan selama

produksi berlangsung yang mencakup sikap dan mental bahwa hari ini harus

lebih baik dari hari kemarin.

‌‫ع‬
‌‫ف‬

Kerja produktif memerlukan ketrampilan kerja yang sesuai dengan

isi kerja sehingga menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk

memperbaiki cara kerja atau minimal mempertahankan cara kerja yang

sudah baik. Kerja produktif memerlukan prasyarat lain sebagai faktor

pendukung yaitu : kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai

dengan isi kerja, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi

kerja yang manusiawi dan hubungan kerja yang harmonis (Sinungan, 1997:

3).

Salah satu usaha yang konkrit untuk mendorong peningkatan

produktivitas tenaga manusia adalah peningkatan pendidikan dan

ketrampilan agar mampu mengemban tugas dan pekerjaan dengan sebaik

mungkin (Sinungan, 1997: 3).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas (Bambang

Tri, 1996: 283) diantaranya :

a. Manusia

Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas, tingkat

keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap,

minat, struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin.

b. Modal

Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi dan bahan baku.

c. Faktor metode (proses)

Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku

penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi,

pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang memakai alternatif.

‌‫ف‬
‌‫ص‬

d. Faktor produksi

Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran,

spesialisasi produksi.

e. Faktor lingkungan organisasi

Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijaksanaan personalia, system

manajemen, gaya kepemimpinan, kondisi kerja, ukuran perusahaan, iklim

kerja dan system insentif.

f. Faktor lingkungan Negara

Meliputi struktur sosial politik, struktur industri, pengesahan, tujuan,

pengembangan jangka panjang dll.

g. Faktor lingkungan internasional

Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan

internasional, kebijaksanaan migrasi tenaga kerja.

h. Umpan balik

Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan

kualitas produksi berapa banyak uang yang harus dibayarkan untuk

masukan-masukan utamanya (tenaga kerja dan modal) dimana

masyarakat menawarkan pada perusahaan.

Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan

dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar

dan jam-jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang

harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah

‌‫ص‬
‌‫ق‬

jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan,

cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya (Sinungan, 1997: 25).

Di antara kepentingan produksi, dan keselamatan kadang-kadang

terdapat pertentangan. Dalam keadaan seperti itu, pengusaha atau buruh

mengorbankan persyaratan keselamatan dan mengambil resiko terjadinya

kecelakaan untuk peningkatan produktivitas. Sebagai contoh-contoh adalah

dikurangnya perawatan mesin dan peralatan kerja oleh pengusaha, agar

hilangnya waktu produksi dapat dicegah; peniadaan pagar-pagar pengaman

atau tidak dipakainya alat-alat perlindungan diri yang dirasakan memberi

hambatan. Pada beberapa keadaan, alasannya cukup kuat. Adapun keadaan

lainnya hanyalah pencerminan keengganan kelompok-kelompok tertentu

terhadap tinadakan keselamatan. Pada keadaan disebut belakangan,

ancaman hukuman kurang bermanfaat dan sebaiknya usaha diadakan untuk

mengubah sikap terhadap keselamatan misalnya dengan mengundang

partisipasi buruh dalam memilih alat-alat proteksi diri yang sesuai (Suma’mur,

1985: 49).

6. Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja, Kecelakaan Kerja dan


Produktivitas Kerja Dalam Perspektif Islam

Jurnalis Udin dalam Pratiknya (1986: 162) membawakan

rangkuman lain yang berkaitan dengan kesehatan yaitu bahwa orang

yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling takwa. Salah satu

kepatuhan kepada segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Pengertian ini yang kita namakan diridhoi oleh Allah dan inilah hidup

sehat menurut islam. Berdasarkan hal tersebut diatas mempunyai

dampak yang sangat fundamental kalau kita setuju dengan pengertian

‌‫ق‬
‌‫ر‬

hidup sehat menurut islam yaitu hidup yang diridhoi-Nya. Hidup yang

sehat juga akan membuat kita sebagai manusia yang beriman tidak akan

menyia-nyiakan waktu dengan percuma. Waktu yang ada tentunya akan

dipergunakan dengan sebaik-baiknya agar dapat memberi manfaat bagi

kelangsungan hidupnya, sesuai dengan sabda nabi yang diriwayatkan

oleh imam bukhari (Bahreisj, 1988: 60) yang berbunyi

 ‫غ ا  ا و  ا س  ا


 آ   ن
 ن‬

Artinya : ”dua macam kenikmatan yang kebanyakan manusia dapat tertipu oleh
keduanya, yaitu kesehatan dan waktu kosong atau terluang (libur)'.

Kesehatan tidak saja berkaitan dengan kesehatan fisik, namun

juga berkaitan dengan kesehatan batin. Kesehatan batin itulah yang

mempengaruhi kualitas manusia dalam bekerja. Manusia kalau

mengatakan dirinya seorang muslim, dia tidak sholat maka dinamakan dia

sakit. Manusia yang mengatakan dirinya muslim tapi tidak puasa maka

dia sakit. Konsekuensi inilah yang diterima daripada pengertian hidup

sehat adalah hidup yang diridhoi oleh Allah (Pratiknya dan Salam, 1986:

162).

Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan

kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk

memenuhi kebutuhan manusia, dan bukannya untuk memproduksi

barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi

barang tersebut dianggap tidak produktif. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an

yang tidak memperbolehkan produksi barang-barang mewah yang

berlebihan dalam keadaan apapun (Rahman, 1995: 193).

‌‫ر‬
‌‫ش‬

Sifat loba manusia menjadikan keluh kesah, tidak sabar dan

gelisah dalam perjuangan mendapatkan kekayaan dan dengan begitu

memacu manusia untuk melakukan berbagai aktivitas produktif. Manusia

akan semakin giat memuaskan kehendaknya yang terus bertambah,

sehingga akibatnya manusia cenderung melakukan kerusakan di bidang

produksi. Sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah dalam surat Al

Ma’arij ayat 19 berikut ini :

  
  ִ֠

Artinya : "sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir".
(depag, 1989: 974)

Sifat-sifat dasar manusia dijelaskan dengan cara lain dalam surat

Ali-Imron ayat 14 berikut ini :

 " $%& '(


%)*+ִ,-.& /0%1
%2
%3& 45%$67&+8
9:%;<3=7&+8
<:=;$=?☺7& /0%1
AִB֠2 %CD%E7&+8
F7GִH7&+8 %C1I
?☺7&
AJִLMN+8 %OP:ִ=7&+8 Q
/R%&*=S ?TM1 <U+Gִ=7&
+GLVW& X Y2+8 Z\ִW3%
]0^
( A_`ִ☺7& 
Artinya : "dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada apa-apa
yang diinginkan, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah
kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik
(surga) (Depag, 1989: 77).

Setiap benda yang diciptakan oleh Allah pasti ada manfaatnya

bagi manusia. Diatas samudra, kapal berlayar membawa manusia dan

harta benda mereka ke suatu negeri yang jauh. Di kedalamnnya, manusia

‌‫ش‬
‌‫ت‬

mampu mengambil makanan dan minuman penting untuk memenuhi

kebutuhan. Matahari dan bulan ditundukkan untuk membantu manusia.

Keduanya menjaga dunia dengan sinar dan hawa dingin. Keduanya

merupakan kebutuhan pokok kehidupan. Setiap yang kecil, besar, yang

terdeteksi, dan masih tersembunyi di dunia ini ditundukkan untuk

membantu manusia. Manusia memanfaatkan kegunaannya sesuai

dengan kemampuan mereka untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya, sesuai dengan firman Allah QS. Ibrahim ayat 32-34 :

yang artinya : ”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi, menurunkan air
hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai
buah-buahan menjadi rizki bagimu; dan Dia telah menundukkan bahtera untukmu
supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) sungai-sungai. Dan Dia (telah) menundukkan pula bagimu
matahari dan bulan yang terus beredar dalam orbitnya, dan telah menundukkan
bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu)
dari segala apa yang kamu mohonkan pada-Nya. Dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya. Sesumgguhnya manusia
itu sangat dhalim dan mengingkari (nikmat Allah).”

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian Wahyu Ratna Sulistyarini tahun 2006 dengan judul

Pengaruh Program Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan pada CV. Sahabat di Klaten meghasilkan ada

pengaruh secara bersama antara kesehatan dan keselamatan kerja terhadap

produktivitas karyawan dilihat dari nilai F hitung > F tabel yaitu 7,485 > 4,17

dan secara individu t hitung > t tabel yaitu 2,102 > 2,048 untuk program

kesehatan kerja dan 2,494 > 2,048 untuk keselamatan kerja.

Penelitian Santi Dwi Setyawan tahun 2002 dengan judul Analisis

Pengaruh Kebijakan Program Keselamatan Kerja terhadap Produktivitas dan

Keseringan Kecelakaan Kerja pada PT. Air Mancur Karanganyar

menghasilkan:dari hasil analisis data terhadap produktivitas karyawan (Y1)

‌‫ت‬
‌‫ث‬

ada pengaruh secara individu pada pengujian variabel biaya pencegahan

kecelakaan kerja (X1) dimana t hitung > t tabel yaitu 5,032 > 1,833,

sedangkan untuk pengujian variabel biaya latihan dan pengarahan (X2)

diperoleh t hitung > t tabel yaitu 6,297 > 1,833. Untuk mengetahui pengaruh

secara bersama-sama digunakan uji F dimana F hitung > F tabel yaitu 46,847

> 4,26. Dari hasil analisis data terhadap tingkat keseringan kecelakaan kerja

(Y2) diperoleh hasil ada pengaruh secara individu pada pengujian variabel

biaya pencegahan kecelakaan kerja (X1) diperoleh t hitung < -t tabel yaitu -

2,508 < -1,833 dan untuk pengujian variabel biaya latihan dan pengarahan

(X2) diperoleh t hitung < -t tabel yaitu -3,755 < -1,833. Untuk mengetahui

pengaruh secara bersama-sama digunakan uji F dimana F hitung > F tabel

yaitu 14,520 > 4,26.

C. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1
SKEMA KERANGKA BERFIKIR

jaminan kesehatan
kerja

produktivitas kerja
jaminan keselamatan karyawan
kerja

jaminan kecelakaan
kerja

Variabel independen-nya adalah kesehatan, keselamatan dan

kecelakaan kerja, sedangkan variabel dependen-nya adalah produktivitas

kerja. Kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja merupakan faktor

intern yang mempengaruhi produktivitas kerja. Kemajuan teknologi dan

‌‫ث‬
‌‫خ‬

informasi di era modern ini, menuntut karyawan untuk mempersiapkan diri

baik dari segi pendidikan maupun ketrampilan dan juga alat pelindung

kerja agar dapat bekerja dengan aman. Keamanan dalam bekerja akan

membuat karyawan merasa nyaman dan betah dalam bekerja. Hal ini

dapat menimbulkan semangat karyawan dalam bekerja sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

D. Hipotesis

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan

seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori

sementara, yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran)

(Arikunto, 2002 :64). Kerlinger dalam Suhardi Sigit(1992) mengatakan bahwa

suatu hipotesis adalah suatau pernyataan pendugaan, suatu proposisi

sementara mengenai hubungan antara dua atau lebih fenomena atau

variabel (Supardi, 2005:69). Hipotesa yang dikemukakan dalam penelitian ini

adalah :

H 1 : Ada pengaruh signifikan antara kesehatan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan PT. Tiga Serangkai Solo.

H 2 : Ada pengaruh signifikan antara keselamatan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan PT. Tiga Serangkai Solo.

H 3 : Ada pengaruh signifikan antara kecelakaan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan PT. Tiga Serangkai Solo.

‌‫خ‬
‌‫ذ‬

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Wilayah Penelitian

1. Waktu

Waktu yang direncanakan di mulai dari penyusunan usulan

penelitian sampai terlaksananya laporan penelitian ini yakni pada bulan

Maret 2007 sampai April 2007.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di PT. Tiga Serangkai yang beralamat di

Jln. Dr. Supomo no. 23 Solo 57141 Telp. (0271) 714344, Faks (0271)

713607. Pertimbangan yang mendorong penulis untuk melakukan

penelitian di lokasi tersebut adalah:

PT. Tiga Serangkai Solo merupakan perusahaan percetakan buku yang

cukup besar di Indonesia dengan jumlah karyawan mayoritas

beragama Islam.

PT. Tiga Serangkai Solo bersedia dijadikan tempat penelitian dan juga

bersedia untuk memberikan data secara lengkap yang diperlukan

dalam penelitian ini.

‌‫ذ‬
‌‫ض‬

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk penyajian hasil

penelitian dalam bentuk angka-angka atau statistik. Metide kuantitatif

digunakan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui pengaruh Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kecelakaan

Kerja terhadap Produktifitas Kerja Karyawan bagian Produksi PT. Tiga

Serangkai Solo.
33
C. Instrumen Penelitian

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan alat ukur

berupa kuesioner. Data yang diperoleh berupa jawaban dari karyawan

terhadap pertanyaan atau butir-butir yang diajukan. Butir-butir yang baik

adalah (supranto, 2001: 80) sebagai berikut :

1. Butir-butir harus relevan atau terkait dengan apa yang diukur.

2. Butir-butir harus ringkas.

3. Butir-butir tidak membingungkan.

4. Butir-butir yang bagus harus memuat suatu pikiran.

Setelah menentukan pertanyaan atau butir-butir, langkah selanjutnya

adalah pembentukan skala akan memilih satu format jawaban untuk skala

likert karena menurut J. Supranto dalam Lissita dan Green, skala likert

tercermin dalam keragaman skor (variability of score) sebagai akibat

penggunaan berkisar antara 1 sampai dengan 5, dari segi pandangan

statistik, skala dengan lima tingkatan (dari 1 sampai dengan 5) lebih tinggi

keandalannya dari skala 2 tingkatan yaitu ya atau tidak. selain itu tipe

‌‫ض‬
‌‫غ‬

pengukuran likert sangat populer dengan sejumlah keuntungan (Nasution,

2003: 63) antara lain:

1. Mempunyai banyak kemudahan. Menyusun sejumlah pertanyaan

mengenai sifat atau sikap tertentu relatif mudah. Menentukan skor juga

mudah karena tiap jawaban diberi nilai berupa angka yang mudah

dijumlahkan.

2. Skala tipe likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia

berdasarkan intensitas sikap tertentu.

3. Selain itu skala tipe likert ini sangat luwes atau fleksibel, lebih fleksibel

daripada teknik pengukuran lainnya.

Kategori dari penilaian skala likert adalah :

Sangat Tidak Setuju (STS)

Tidak Setuju (TS)

Netral (N)

Setuju (S)

Sangat Setuju (SS)

Daftar pertanyaan terdiri dari

1. 5 pertanyaan tentang program kesehatan kerja karyawan.

2. 5 pertanyaan tentang program keselamatan kerja karyawan.

3. 5 pertanyaan tentang program kecelakaan kerja karyawan.

Untuk variabel produktivitas kerja hanya menggunakan satu buah

pertanyaan tentang jumlah eksemplar buku yang dapat dihasilkan karyawan

dalam satu hari.

‌‫غ‬
‌‫ظ‬

D. Variabel-Variabel

1. Variabel bebas (Independent)

Variabel bebas (independent) adalah variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

terdiri dari kesehatan kerja, keselamatan kerja dan kecelakaan kerja.

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat (dependent) adalah jenis variabel yang dijelaskan

atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawan.

E. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel-variabel penelitian yang ada dapat dirumuskan

definisi operasional variabelnya sebagai berikut :

1. Kesehatan kerja, meliputi kesehatan fisik dan kesehatan mental.

2. keselamatan kerja, berhubungan dengan peralatan, tempat kerja dan

lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan.

3. kecelakaan kerja, meliputi usaha-usaha dalam mencegah kecelakaan

saat bekerja serta perlindungan terhadap alat produksi.

4. Produktivitas kerja, dilihat berdasarkan jumlah output karyawan dalam

satu hari x jumlah hari masuk karyawan dalam satu bulan.

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah serta

dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti (Supardi, 2005: 101).

Keseluruhan subyek yang diteliti menyangkut kumpulan orang, benda dan

data pengamatan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian populasi,

‌‫ظ‬
‌‫أ‌أ‬

dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel yang berjumlah 70 orang

karyawan.

G. Data dan Sumber Data

1. Data Primer : Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli. Sumber data ini diperoleh dengan

menyebar kuesioner kepada karyawan PT. Tiga Serangkai Solo untuk

mendapatkan data tentang kesehatan kerja, keselamatan kerja,

kecelakaan kerja dan produktivitas kerja. Sumber data diperoleh dari

kuesioner yang disebar pada karyawan.

2. Data Sekunder : Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Sumber data diperoleh dari informasi yang

diberikan perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan,

organisasi perusahaan, keadaan manajemen perusahaan dan data lain

yang berkaitan dengan penelitian.

H. Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan

mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut

b. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data

mengenai hal-hal yang berhubungan berupa catatan dan dokumen-

dokumen langsung dari sumbernya. Metode ini digunakan untuk

‌‫أ‌أ‬
‌‫ب‌ب‬

memperoleh data penunjang dari perusahaan untuk memperoleh data

penunjang perusahaan untuk membantu proses penelitian.

c. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data atau informasi dari berbagai buku

literature maupun referensi lain yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

I. Uji Instrumen

1. Uji validitas

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan kuesioner sehingga

benar-benar dapat di ukur apa yang ingin diukur, dengan kriteria uji jika r

(korelasi), dengan (df = n – k) dimana n = besar sampel, k = konstruk =

variabel, maka item tersebut valid. Besarnya r tiap butir pertanyaan dapat

dilihat dari komputer program SPSS pada kolom corrected items total

correlation atau lebih singkatnya (rule of tumb) 0,3 jika korelasi sudah

lebih dari 0,3 maka pertanyaan tersebut valid (Setiadji, 2006; 89).

2. Uji realibilitas

Uji realibilitas adalah suatu analisis yang menunjukkan ketepatan

suatu alat ukur, artinya sejauh mana pengukuran itu bisa memberikan

hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali(Singarimbun

dan Effendi, 1989:140). Dengan kriteria uji jika Cronbach Alpha > 0,6

maka reliabilitas bisa diterima.

J. Tehnik Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

‌‫ب‌ب‬
‌‫ج‌ج‬

Analisis Regresi Berganda mengandung makna bahwa dalam

suatu persamaan regresi terdapat satu variable dan lebih dari satu

variable (Algifari, 2000:62) dengan rumus :

Y = a + b1 x 1 + b2 x 2 + b3 x 3 + e

y = produktivitas kerja
a = konstanta
b = koefisien
x1 = kesehatan kerja
x2 = keselamatan kerja
x3 = kecelakaan kerja
l = standart error
2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini digunakan untuk menguji variabel

pengganggu l dari suatu regresi yang disyaratkan berdistribusi

normal (Singgih, 2002: 27). Pengujian ini menggunakan rumus Jarque

Berra (JB test) yaitu :

 S 2 (K − 3)2 
JB = n  − 
6 24 

Dimana :

S : Skewness (kemencengan)

K : Kurtosis (keruncingan)

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

‌‫ج‌ج‬
‌‫د‌د‬

multikolinieritas (Santoso, 2000:203). Penyimpangan multikolinearitas

artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model memiliki

hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (Algifari, 1997:

84).

Perhitungan untuk menguji multikolinearitas ini menggunakan

program SPSS dengan menggunakan rumus Variance Inflation Factor

(VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai

Tolerance (T) lebih dari 0 dan kurang atau sama dengan 1, berarti

tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih

dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0 dan lebih dari 1,

berarti terjadi multikolinearitas.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas. Kebalikannya jika residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heteroskedastisitas.

Perhitungan untuk menguji heteroskedastisitas ini menggunakan

komputer program SPSS dengan kriteria (Setiadji, 2004: 31) jika R2

N lebih besar dari 9,2 maka standar error mengalami

heteroskedastisitas, sebaliknya jika nilai R2 N lebih kecil dari 9,2 maka

standar error tidak mengalami heteroskedastisitas.

3. Uji Signifikansi Statistik

a. Uji F

‌‫د‌د‬
‌‌

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Langkah-

langkahnya adalah (Djarwanto dan Subagyo, 1993: 268) sebagai

berikut :

1). Menentukan hipotesa nihil dan hipotesa alternatif.

Ho : µ 1= µ 2=….= µ k secara bersama-sama kesehatan kerja,

keselamatan kerja dan kecelakaan kerja tidak berpengaruh

terhadap produktivitas kerja karyawan.

H1 : µ 1= µ 2≠….≠ µ k secara bersama-sama kesehatan kerja,

keselamatan kerja dan kecelakaan kerja berpengaruh terhadap

produktivitas kerja karyawan.

2). Kriteria pengujian


Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Fσ: k-1: k (n-1)

Ho diterima apabila F < Fσ: k-1: k (n-1)

Ho ditolak apabila F > Fσ: k-1: k (n-1)

3). Variance between means


F=
Variance within group
4). Kesimpulan

Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftable dapat diketahui

hubungan kesehatan kerja, keselamatan kerja dan kecelakaan

kerja dengan produktivitas kerja karyawan.

b. Uji t

‌‌
‌‫و‌و‬

Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor kesehatan,

keselamatan dan kecelakaan kerja karyawan terhadap produktivitas

kerja karyawan secara individual. Langkah-langkah dalam pengujian

uji t adalah (Djarwanto dan Subagyo, 1993: 191) sebagai berikut:

1. Perumusan hipotesis

H0 = µ = µ (tidak ada pengaruh antara kesehatan kerja,

keselamatan kerja dan kecelakaan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan)

H1 = µ ≠ µ (ada pengaruh antara kesehatan kerja,

keselamatan kerja dan kecelakaan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan)

2. Kriteria pengujian:

H0 diterima bila:

− t (α ; n −1 ) ≤ t ≤ t(α 2;n −1)


2

H1 ditolak bila:

t > t (α ; n −1 ) atau t < −t(α 2;n −1)


2

daerah daerah
tolak daerah
tolak
diterima

− t(α ; n −1 ) t (α ; n −1 )
2 2
3. Perhitungan

x −π0
t=
S n

Keterangan :

‌‫و‌و‬
‌‫ز‌ز‬

S = Standar deviasi


x = Rata-rata sampel

π0 = Mean

4. Kesimpulan

Pembuatan kesimpulan Ho diterima atau ditolak.

4. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi berguna untuk mengetahui seberapa

jauh variabel x (bebas) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap

variabel y (terikat) (Maryati, 2001: 187).

Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai

variable dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang

dihasilkan (Algifari, 2000:45) yang dihitung dengan rumus :

b1 ∑ x1 y + b2 ∑ x2 y + bn ∑ xn y
R2 =
∑y 2

Perhitungan ini menggunakan komputer program SPSS dengan

kriteria (Setiadji, 2004: 20) apabila R2 semakin besar atau mendekati 1,

maka model semakin tepat. Untuk data survey yang berarti bersifat cross

section data yang diperoleh dari banyak responden pada waktu yang

sama, maka nilai R2 = 0,2 atau 0,3 sudah cukup baik.

‌‫ز‌ز‬
‌‫ح‌ح‬

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Profil Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PT. TIGA SERANGKAI SOLO

Sejarah berdirinya PT. Tiga serangkai diawali pada waktu itu

Bapak Abdullah Marzuki sebagai pendiri sekaligus pemilik dan menjadi

guru sekolah dasar yang berijazah SGB Negeri 1 Surakarta tahun 1955.

Pada waktu tersebut beliau ditugaskan mengajar di daerah

Wuryantono Wonogiri. Karena himpitan kesulitan hidup sebagai pegawai

kecil pada masa itu, memaksa beliau berupaya keluar dari kesulitan

dengan membuka usaha sampingan menjual buku-buku pelajaran untuk

memenuhi kekurangan sarana pendidikan yang ada.

Kemudian dalam perkembangannya dengan melihat semakin

nyata keberhasilan usahanya, maka Bapak Abdullah Marzuki membeli

mesin stensil untuk menerbitkan sendiri baik soal-soal latihan maupun

buku-bukunya.

‌‫ح‌ح‬
‌‫ط‌ط‬

Adapun buku-buku yang telah diterbitkan sendiri tersebut antara

lain : HPU (Himpunan pengetahuan umum)

HPA (Himpunan Pengetahuan Alam)

HPB (Himpunan Pertanyaan Ilmu Bumi)

SPB (Sari Panca Buana)

LPA (Latihan Pengetahuan Alam)

LPU (Latihan Pengetahuan Umum)

PB (Pandai Berhitung)

Nama Tiga serangkai lahir dari nama toko “TIGA” yaitu usaha

pertama dari pemilik penerbit Tiga Serangkai dalam merintis usahanya.

Untuk mengembangkan44usahanya PT. Tiga Serangkai yang

semula di Wonogiri dipindah ke Solo pada tahun 1968. tahun demi tahun

Tiga Serangkai semakin besar dan pemakaian mesin-mesin cetak kuno

diganti dengan yang canggih. Tahun 1970 dimulai pemakaian mesin

offset KORD pertama kali. Pada tahun 1972 didirikan gedung baru untuk

memperlancar produksi, kemudian tahun 1980 Tiga serangkai dilengkapi

mesin-mesin modern. Tahun 1989 mesin reparasi scanner mulai

dipergunakan dan pada tahun 1990 mesin WEB 4 warna mulai

dipergunakan untuk melengkapi peralatan-peralatan canggih PT. Tiga

Serangkai.

Setelah bapak Abdullah Marzuki meninggal dunia, pimpinan

perusahaan beralih pada istri beliau yaitu Ibu Hajjah Siti Aminah. Dibawah

pimpinan pada tanggal 24 Februari 1992 perusahaan Tiga Serangkai

menjadi perusahaan perseroan dengan nama PT. TIGA SERANGKAI.

‌‫ط‌ط‬
‌‫ي‌ي‬

Direkturnya dipegang oleh putri beliau sendiri yaitu Ibu Eny Rahma

Zaenah, SE.

Adapun dasar hukum berdirinya PT. TIGA SERANGKAI adalah

sebagai berikut:

1. Akta pendirian No. 17 oleh Notaris R. Sugondo

Notodisuryo tanggal 12 April 1977.

2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) No.

25/11.121/PB/XI/1986, tanggal 25 November 1986.

3. Tanda Daftar perusahaan dari Departemen Perdagangan

untuk PT. Tiga Serangkai dengan Nomor Pendaftaran 11/16/02085,

tanggal 17 Desember 1986.

4. Ijin HO No. 503/591/1/III/88, tanggal 20 November 1989.

5. Ijin perindustrian berdasarkan SK Menteri Perindustrian

No. 464/DJAI/IUT-DV/NON.PMA-PMDN/IX/87, tanggal 7 September

1987.

2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi PT Tiga Serangkai Solo

Kedudukan, tugas dan fungsi PT. Tiga Serangkai Solo dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Kedudukan PT. Tiga Serangkai

PT. Tiga Serangkai merupakan suatu Badan Usaha yang

berkedudukan di jalan Dr. Supomo No. 23 Solo 57141.

b. Tugas PT. Tiga Serangkai

Tugas pokok PT. Tiga Serangkai adalah ikut membantu pemerintah

dalam menunjang pembangunan, khususnya meningkatkan

kecerdasan bangsa dengan menyediakan buku-buku pendidikan dan

‌‫ي‌ي‬
‌‫ك‌ك‬

meningkatkan kesejahteraan umum dengan terciptanya lapangan

kerja, sekaligus mencari keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan.

c. Fungsi PT. Tiga Serangkai

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka PT. Tiga

Serangkai berfungsi menyediakan buku-buku pendidikan bagi

masyarakat melalui pencarian bahan (pengarang), produksi,

penerbitan sampai pemasarannya (hingga buku tersebut sampai di

tangan konsumen).

3. Struktur Organisasi PT. Tiga Serangkai Solo

Di dalam menjalankan usaha agar efektif dan efisien maka setiap

perusahaan membutuhkan indivdu-individu untuk menjalankan organisasi

tersebut. Individu-individu tersebut perlu diorganisir, dikoordinasikan agar

tercapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. Dengan demikian akan

memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan, yaitu:

1. Karyawan dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung

jawab, dan kepada siapa seorang atasan harus memberikan tugas.

2. Akan terjadi hubungan yang baik antara bagian yang satui dengan

yang lainnya.

3. Menghindari kekosongan kerja karena dengan adanya struktur

organisasi karyawan mengetahui dengan jelas tugas dan tanggung

jawabnya.

Adapun struktur organisasi di PT. Tiga Serangkai adalah tampak

dalam gambar sebagai berikut:

‌‫ك‌ك‬
‌‫ل‌ل‬

Dewan
Komisaris

Direktur utama

Direktur
Wakil direktur

Staff Khusus
Asisten Direksi

Bidang umum
Bidang Produksi
Bidang Pemas
Sekretaris Direksi Bidang Litbang
dan Humas Bidang Pengawas
dan
Kendali Usaha
Bidang Keuangan

Kep. Divisi Kep. Divisi Kep. Divisi


Administrasi Penerbitan Percetaan

Sekret. Sekret. Sekret.

Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. ‌‫ل‌ل‬


Kabag. Kabag. Kabag. Kabag.
Person Akunt. Umum Pemas. Pemas. Promosi dan Percetaan Grafika
UPEM Pusat Hub. P&K
‌‫م‌م‬

Gambar 4.1
Bagan Organisasi PT. Tiga Serangkai

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian

dalam struktur organisasi tersebut diatas antara lain:

1) Direktur

Setiap naskah yang akan diterbitkan harus mendapat persetujuan dari

pimpinan, dan pimpinan inilah yang akan mengambil keputusan

apakah naskah tersebut diterima atau ditolak. Hal ini berdasarkan

atas pertimbangan sebagai berikut :

a) Segi sisi

Pimpinan sangat mempertimbangkan apakah naskah itu penting

untuk diterbitkan atau tidak.

b) Segi pemasaran

Pimpinan mempertimbangkan apakah naskah yang akan

diterbitkan itu benar-benar dibutuhkan atau tidak. Dalam hal ini

pimpinan meminta pertimbangan dari bagian pemasaran.

c) Segi pembiayaan

Besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk menerbitkan suatu

naskah juga menjadi pertimbangan dari pimpinan. Hal ini

‌‫م‌م‬
‌‫ن‌ن‬

dimaksudkan agar dapat dijual dengan harga yang dapat

dijangkau masyarakat.

2) Dibantu oleh

a) Wakil direktur

Mempunyai tugas membantu dan mewakili direktur

b) Staff khusus

Yang memberikan pendapat dan sebagai tempat konsultasi

c) Asisten direksi

Yang membawahi bidang umum, produksi, pemasaran, litbang,

pengawasan dan pengendalian usaha

d) Sekretaris direksi dan humas

Menangani masalah rumah tangga perusahaan dan hubungan

masyarakat

3) Yang membawahi

a. Kepala divisi administrasi, dibantu sekretaris membawahi:

1. Kabag. Personalia

2. Kabag. Akuntansi

3. Kabag. Umum

b. Kepala divisi penerbitan, dibantu oleh sekretaris membawahi :

1. Kabag. Pemasaran UPEM

2. Kabag. Pemasaran Pusat

3. Kabag. Promosi dan Hubungan P&K

c. Kepala divisi percetakan dibantu sekretaris mambawahi :

1. Kabag. Pengelolaan dan Percetakan

‌‫ن‌ن‬
‌‫س‌س‬

2. Kabag. Grafika

4. Kegiatan produksi

a. Peralatan yang digunakan :

1) Mesin setting : mesin tulis elektronik untuk menulis naskah.

2) Kamera foto printing : untuk memfoto naskah yang sudah jadi dan

sudah disusun.

3) Plate marker : alat membuat plate, plate yang dibuat menurut

ukuran buku yang diminta.

4) Mesin cetak : mesin yang digunakan untuk mencetak naskah yang

sudah jadi, sudah difoto dan sudah diplate.

5) Mesin penjilidan.

6) Mesin potong.

b. Bahan baku dan bahan penolong

Bahan baku yang digunakan adalah :

1) Kertas

2) Tinta

Bahan penolong, yang digunakan adalah :

1) Eceng : digunakan untuk menimbulkan tulisan atau gambara pada

plate.

2) Plate : alat yang dimasukkan kedalam mesin cetak yang nantinya

akan menimbulkan tulisan atau gambar pada kertas. Plate terbuat

dari alumunium.

‌‫س‌س‬
‌‫ع‌ع‬

3) Com : bahan penghapus film jika ada yang cacat atau sebagai

penghapus garis-garis pada film, karena hasil penyusunan yang

terpotong.

c. Proses produksi

Adapun urutan proses produksinya sebagai berikut :

1) Naskah diterima dari penulis, selanjutnya bagian editor

meneliti naskah baik bahasa maupun penulisannya.

2) Naskah yang telah memenuhi syarat dan yang telah

ditentukan dilakukan setting pada departemen produksi. Hasilnya

disusun letak halaman, tulisan gambar, pergantian bab.

3) Naskah yang telah disusun lalu difoto / di film, untuk

mengetahui apabila ada yang rusak.

4) Film yang telah diteliti dan hasilnya bagus kemudian dibuat

plate.

5) Plate yang sudah jadi lalu diserahkan ke bagian percetakan.

6) Setelah dicetak kemudian dijilid.

7) Buku-buku yang telah dijilid kemudian dipotong sesuai

ukurannya selanjutnya di pak, dimasukkan ke gudang barang jadi

dan siap dikirim / dijual.

5. Hasil Produksi

Hasil produksi dari PT. Tiga Serangkai umumnya berupa buku-

buku pendidikan yang secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai

berikut

a) Buku pendidikan Taman Kanak-kanak

‌‫ع‌ع‬
‌‫ف‌ف‬

b) Buku pendidikan Sekolah Dasar

c) Buku pendidikan Sekolah Lanjutan pertama

d) Buku pendidikan SMU dan SMK

e) Buku pendidikan Perguruan Tinggi

B. Pengumpulan Data Penelitian Dan Responden

Data Penelitian

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner,

observasi dan studi pustaka. Data yang digunakan adalah data primer dan

data sekunder pengumpulan data primer dilakukan dengan cara memberikan

kuesioner pada karyawan PT. TIGA SERANGKAI. Kuesioner diberikan guna

memperoleh jawaban langsung mengenai produktivitas kerja karyawan serta

tentang kondisi kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja. Sebanyak 70

kuesioner disebarkan pada PT. TIGA SERANGKAI Solo. Dari 70 kuesioner

yang disebar, semua dapat kembali.

Table 4.1
Data Distribusi Kuesioner

NO Keterangan Jumlah

1 Jumlah sampel awal 70

2 Kuesioner yang tidak kembali 0

3 Kuesioner yang tidak lengkap 0

Kuesioner yang dapat digunakan 70

Sumber : data responden

C. Pengujian dan Hasil Analisis Data

1. Uji Instrumen

‌‫ف‌ف‬
‌‫ص‌ص‬

a. Uji Validitas

Perhitungan uji validitas instrumen menggunakan analisis korelasi

pearson dengan bantuan komputer program SPSS. Keputusan

mengenai butir item yang dinyatakan valid dengan membandingkan

nilai r hitung dengan nilai r tabel, jika r hitung > r tabel maka butir item

dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas dapat dilihat seperti pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4. 4
Uji Validitas Instrumen

r tabel α =
Butir nomor r hitung Keterangan
0,05
Sehat -1 0,2740 0,235 Valid
Sehat -2 0,3128 0,235 Valid
Sehat -3 0,4202 0,235 Valid
Sehat -4 0,4698 0,235 Valid
Sehat -5 0,4528 0,235 Valid
selamat-1 0,4066 0,235 Valid
selamat -2 0,4796 0,235 Valid
selamat -3 0,4301 0,235 Valid
selamat -4 0,5830 0,235 Valid
selamat -5 0,5660 0,235 Valid
celaka-1 0,3676 0,235 Valid
celaka -2 0,4134 0,235 Valid
celaka -3 0,4825 0,235 Valid
celaka -4 0,4369 0,235 Valid
celaka -5 0,4825 0,235 Valid

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil uji validitas instrument dari table 4.3 diatas, ketiga

variabel yaitu Kesehatan, Keselamatan, dan Kecelakaan kerja bahwa

‌‫ص‌ص‬
‌‫ق‌ق‬

dari seluruh butir semuanya valid, karena nilai r hitung (korelasi) lebih

besar dari r tabel.

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas dan diperoleh butir pernyataan yang

valid, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan

rumus Cronbach Alpha. Keputusan untuk

mengetahui bahwa instrument adalah reliable jika nilai r Alpha > 0,6.

Dari analisis dengan program SPSS diperoleh uji reliabilitas seperti

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. 5
Uji Reliabiltas Instrumen

Variabel r Alpha Keterangan


Kesehatan kerja 0,6283 Reliabel
Keselamatan kerja 0,7310 Reliabel
Kecelakaan kerja 0,6817 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil uji reliabilitas instrument menunjukkan bahwa ketiga

variabel yaitu Kesehatan, Keselamatan, dan Kecelakaan kerja adalah

reliabel karena nilai r Alpha > 0,6.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki

sebaran yang normal. Untuk mengetahui normalitas data dalam penelitian

ini digunakan uji Jarqu Bera dengan rumus:

‌‫ق‌ق‬
‌‫ر‌ر‬

N−K  2
 S + 4 (K − 3) 
1
JB =
6  

Tabel 3.1
Descriptive Statistik
Skewnees Kurtosis
Statistik Staistik Std. Erorr Statistik Std. Erorr
Unstandardized
Residual 70 -0,896 0,287 0,919 0,566
Valid N 70
Sumber : Data olah SPSS

Dari tabel di atas dapat dihitung dengan rumus Jarqu Bera yaitu

sebagai berikut:

N−K  2
 S + 4 ( K − 3) 
1
JB =
6  
11 (-0,896 + ¼ (0,919-3)2)

11 (-0.896 + 1,083)

11 (0,187)

2,057

Perlu diketahui bahwa dari hasil hitung JB kemudian dibandingkan

dengan tabel Chi Square (x2) dengan derajat bebas 2 dan level keyakinan

95% = 7.37 dan untuk keyakinan 99 persen = 9.21.

Singkatnya jika JB lebih besar dari 9.21 maka data yang diuji tidak

normal. Sebaliknya jika JB hitung < 9.21 data tersebut normal.

Dari penghitungan normalitas diatas diketahui bahwa hasil hitung

JB = 2,057.apa bila di bandingkan dengan table chi square dengan level

keyakinan 99%maka JB hitung < 9,21, maka data yang ada adalah

normal.

‌‫ر‌ر‬
‌‫ش‌ش‬

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat besarnya

tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Dari hasil

perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 8
Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan


Kesehatan kerja 0,878 1,139 Tidak ada masalah multikolinearitas
Keselamatan kerja 0,869 1,013 Tidak ada masalah multikolinearitas
Kecelakaan kerja 0,987 1,150 Tidak ada masalah multikolinearitas

Sumber: data diolah

Dari hasil perhitungan tabel 4.6 uji multikolinearitas menunjukkan

bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari

0.1 (10%), artinya tidak ada korelasi antar variabel bebas yang

nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa

semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10 (<10). Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas dalam model

regresi yang digunakan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi kesamaan variabel (homoskedastisitas) dari

residual satu ke pengamatan yang lain. Jika asumsi ini tidak dipenuhi,

maka terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Heteroskesdatisitas

dengan metode LM, jika R2 N lebih besar dari 9,2 maka standar error

mengalami heteroskedastisitas, sebaliknya jika nilai R2 N lebih kecil

‌‫ش‌ش‬
‌‫ت‌ت‬

dari 9,2 maka standar error tidak mengalami hetroskesdatisitas. Hasil

dari analisis dengan SPSS diperoleh hasil :

Tabel 4. 9
Hasil Heteroskedastisitas
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
1 .176 .031 .017 7445859.33136

a Predictors: (Constant), PRED_KUA


b Dependent Variable: RES_KUA
Sumber : data diolah.

Dari tabel 4.7 diatas nilai R square sebesar 0,031 dan jumlah datanya

70, maka N x R square = 2,17 < 9,21. Jadi dapat disimpulkan tidak

ada masalah heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Berganda mengandung makna bahwa dalam suatu

persamaan regresi terdapat satu variable dan lebih dari satu variable

(Algifari, 2000: 62) dengan rumus :

Y = a + b1 x 1 + b2 x 2 + b3 x 3 + e

y = produktivitas kerja
a = konstanta
b = koefisien
x1 = kesehatan kerja
x2 = keselamatan kerja
x3 = kecelakaan kerja
e = standart error
Perhitungan analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS. Sedangkan hasil analisis dapat dilhat seperti pada tabel dibawah

ini :

‌‫ت‌ت‬
‌‫ث‌ث‬

Tabel 4. 6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Independen Koefisien Regresi t hitung Sig.


Konstanta -15872,5 -3,878 0,000
Kesehatan kerja 328,571 2,219 0,03
Keselamatan kerja 324,704 2,769 0,007
Kecelakaan kerja 283,573 2,163 0,034
R2 0,258
F hitung 7,640 0,000
Sumber : Out put program SPSS

Dari hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi

Y = -15872,5 + 328,571X1 + 324,704X2 + 283,573X3

Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Jika variabel independen dianggap konstan (nol) maka produktivitas

kerja karyawan adalah sebesar -15872,5. Hal ini berarti jiaka tidak

ada kesehatan, keselamatan dan kecelakaan kerja maka porduktivitas

karyawan justru negatif.

b. b1= 328,571 artinya, jika variabel lain tetap maka setiap peningkatan

kesehatan kerja sebesar satu satuan, produktivitas kerja akan

meningkat sebesar 328,571 satuan.

c. b2= 324,704 artinya, jika variabel lain tetap maka setiap peningkatan

keselamatan kerja sebesar satu satuan, produktivitas kerja akan

meningkat sebesar 324,704 satuan.

‌‫ث‌ث‬
‌‫خ‌خ‬

d. b3=283,573 artinya, jika variabel lain tetap maka setiap peningkatan

kecelakaan kerja sebesar satu satuan, produktivitas kerja akan

meningkat sebesar 283,573 satuan.

4. Uji Statistik

a. Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari

masing – masing variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Hasil uji t disajikan dalam tebel dibawah ini :

Tabel 4.10
Hasil Uji t

Variabel Koefisien t hitung t tabel Sig.


Independen Regresi
Konstanta -15872,5 -3,878 1,980 0,000
Kesehatan kerja 328,571 2,219 1,980 0,03
Keselamatan kerja 324,704 2,769 1,980 0,007
Kecelakaan kerja 283,573 2,163 1,980 0,034

Sumber : data diolah

Dengan menggunakan program SPSS dihasilkan masing–masing

variabel bebas sebagai berikut :

Nilai t hitung untuk X1 (kesehatan kerja) > t tabel dengan α= 5%

dan derajat bebas (df) n-1 sehingga didapat nilai t tabel 1,980

(2,219>1,980) maka konsekuensinya adalah Ho ditolak, yang artinya

kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja.

‌‫خ‌خ‬
‌‫ذ‌ذ‬

Nilai t hitung untuk X2 (keselamatan kerja) > t tabel dengan α=

5% dan derajat bebas (df) n-1 sehingga didapat nilai t tabel 1,980

(2,769>1,980) maka konsekuensinya adalah Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya variabel keselamatan kerja secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

Nilai t hitung untuk X3 (kecelakaan kerja) > t tabel dengan α= 5%

dan derajat bebas (df) n-1 sehingga didapat nilai t tabel 1,980 (2,163

> 1,980), maka konsekuensinya adalah Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya variabel kecelakaan kerja secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada taraf 5%.

b. Uji F

Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel independent

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen,

hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11
Hasil Uji F
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.09E+08 3 36295550.78 7.640 .000a
Residual 3.14E+08 66 4750635.679
Total 4.22E+08 69
a. Predictors: (Constant), SELAMAT, CELAKA, SEHAT
b. Dependent Variable: PRODKER

sumber : data diolah

‌‫ذ‌ذ‬
‌‫ض‌ض‬

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh F

hitung sebesar 7,640, karena nilai F hitung > F tabel (7,640 > 2,76).

Konsekuensinya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian variable independent dalam hal ini kesehatan kerja,

keselamatan kerja dan kecelakaan kerja secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

c. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh kemampuan variabel – variabel independent

(kesehatan kerja, keselamatan kerja dan kecelakaan kerja) secara

bersama – sama dalam menjelaskan variabel dependen

(produktivitas kerja). Dari hasil analisis dengan menggunakan

program SPSS diketahui bahwa besarnya nilai R2 (koefisien

determinasi) 0,258 atau 26,8% berarti variable independent dapat

menjelaskan varibel dependen sebesar 26,8%,sedangkan sisanya

sebesar 73,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi.

D. Pembuktian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data diatas, diketahui bahwa kesehatan kerja,

keselamatan kerja dan kecelakaan kerja berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t

hitung untuk X1 (kesehatan kerja) > t tabel dengan α= 5% dan derajat bebas

(df) n-1 sehingga didapat nilai t tabel 1,980 (2,219>1,980) maka

konsekuensinya adalah Ho ditolak, yang artinya kesehatan kerja

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja.

‌‫ض‌ض‬
‌‫غ‌غ‬

Nilai t hitung untuk X2 (keselamatan kerja) > t tabel dengan α= 5% dan

derajat bebas (df) n-1 sehingga didapat nilai t tabel 1,980 (2,769> 1,980)

maka konsekuensinya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel

keselamatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan.

Nilai t hitung untuk X3 (kecelakaan kerja) > t tabel dengan α= 5% dan

derajat bebas (df) n-1 sehingga didapat nilai t tabel 1,980 (2,163 > 1,980),

maka konsekuensinya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel

kecelakaan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan pada taraf 5%.

Diketahui pula bahwa kesehatan kerja, keselamatan kerja dan

kecelakaan kerja berbengaruh secara bersama-sama terhadap produktivitas

kerja. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 7,640 yang lebih besar

dari F tabel yaitu 2,56 sehingga konsekuensinya Ho ditolak dan Ha diterima.

E. Jawaban Atas Pertanyaan dalam Perumusan Masalah

Penelitian ini menemukan bahwa kesehatan kerja dan keselamatan kerja

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan masing-masing

pada taraf 5% dan 1%. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Setyawan (2003) yang menyatakan kesehatan kerja dan kecelakaan

kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Temuan

ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini (2006). Hasil

ini dapat menjadi suatu pedoman atau acuan bagi perusahaan dalam rangka

untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Kesehatan kerja dan

kecelakaan kerja mempunyai pengaruh terhadap karyawan karena resiko

kesehatan dan kecelakaan kerja merupakan fakta yang sering dihadapi

‌‫غ‌غ‬
‌‫ظ‌ظ‬

karyawan. Jadi pengaruh- pengaruh dari stress, emosi, gangguan fisik dapat

berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan (Mangkunegara, 2001).

Penelitian ini menemukan bahwa Kecelakaan kerja berpengaruh

signifikan terhadap produktivitas karyawan pada taraf 5%. Menurut Soedjono

(1985) menyatakan bahwa kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang

berhubungan dengan pekerjaan pada suatu perusahaan. Ini berarti terjadinya

kecelakaan disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan

pekerjaan. Namun hal tersebut dapat diminimalisir jika perusahaan mampu

memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan ditempat kerja.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel independen yaitu kesehatan

kerja,keselamatan kerja dan kecelakaan kerja berpengaruh secara

bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini dapat diihat

Dari F hitung sebesar 7,640 lebih besar dari F tabel sebesar 2,76.

2. Variabel kesehatan kerja, keselamatan kerja dan

kecelakaan kerja berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja

pada taraf signifikansi 5%.

3. Koefisien determinasi (R square) sebesar 0,258

yang artinya variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen

‌‫ظ‌ظ‬
‌‫أ‌أ‌أ‬

sebesar 25,8%, sedangkan sisanya sebesar 74,2% dijelaskan oleh

variabel lain diluar model.

4. Nilai R2 kecil yang hanya sebesar 25,8 % dapat

diterima dengan melihat nilai F hitung > dari F tabel (7,640>2,76).

keputusan untuk menerima model sebagai baik atau tepat harus dilihat

bersama antara besarnya nilai F dan R2.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Hanya pada satu perusahaan yaitu di PT. Tiga Serangkai

2. Variabel yang digunakan hanya 3 item, sedangkan banyak faktor

yang mempengaruhi produktivitas kerja.

3. Hasil analisis data menunjukkan adanya nilai konstanta yang

negatif. Hal ini menyebabkan bahwa jika tidak ada variabel kesehatan,
64
keselamatan dan kecelakaan maka variabel produktifitas kerja justru

negatif.

C. SARAN

1. Untuk penelitian yang akan datang dapat melakukan penelitian lebih dari

satu perusahaan.

2. Diharapkan peneliti selanjutnya menambahkan variabel lain yang dapat

menjelaskan produktivitas kerja karyawan.

3. Melihat hasil penelitian ini maka diharapkan perusahaan dapat lebih

memperhatikan masalah kesehatan, keselamatan dan kecelakan kerja.

Hal ini di sebabkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

‌‫أ‌أ‌أ‬
‌‫ب‌ب‌ب‬

variabel kesehatan, keselamatan, dan kecelakaan kerja, berpengaruh

signifikan terhadap produktifitas kerja karyawan.

‌‫ب‌ب‌ب‬

Anda mungkin juga menyukai