DISUSUN OLEH :
Aprilya Yugasanty M. Faesal Priyono
(PO.62.20.1.18.043) (PO.62.20.1.18.062)
Ayu Fitriana M. Sigit Ariyoyudanto
(PO.62.20.1.18.044) (PO.62.20.1.18.063)
Boby Qunita Putri
(PO.62.20.1.18.046) (PO.62.20.1.18.069)
Feny Lora Situmorang Satriana
(PO.62.20.1.18.051) (PO.62.20.1.18.072)
Fitri Handayani Yudis Tira Hasanah
(PO.62.20.1.18.052) (PO.62.20.1.18.080)
Indah Tri Wahyanti Yusvita Intarini
(PO.62.20.1.18.056) (PO.62.20.1.18.081)
Lasminda Nora
(PO.62.20.1.18.059)
Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan, sebelum perkembangan
tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut "Peniru
Besar" karena sering dikira penyakit lainnya. Bila tidak terawat, sifilis dapat
menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis
yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena
sifilis atau menemukan pasangan seks yang mungkin terkena sifilis dianjurkan
untuk segera menemui dokter secepat mungkin. Gejala sifilis tergantung dari
stadium/fasenya. Gejala akan timbul setelah 1-13 minggu setelah terinfeksi,
dengan rata-rata 3-4 minggu setelah infeksi. Gejalanya:
1. Stadium 1: luka yang tidak nyeri pada tempat yang terinfeksi. Luka tersebut
sering kali tidak menimbulkan gejala sehinga dihiraukan dan akan membaik
dalam waktu 3-12 minggu. Setelah itu, penderita akan tampak sehat secara
keseluruhan.
2. Stadium 2: Muncul ruam-ruam kulit dalam
waktu 6-12 minggu setelah infeksi. Meskipun
tidak diobati, ruam akan hilang dalam beberapa
minggu dan akan muncul kembali ruam yang
baru beberapa minggu kemudian. Pada stadium
ini, penderita akan mengalami gejala malaise,
mual, tidak nafsu makan, dan lain-lain.
3. Stadium 3: fase laten. Penderita memasuki fase tanpa gejala selama beberapa
tahun atau berpuluh-puluh tahun
4. Stadium 4: Sifilis ini sudah tidak menular tetapi gejalanya sangat bervariasi
tergantung organ yang terkena.
C. Pencegahan
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak
tertular penyakit sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tidak berganti-ganti pasangan.
2. Berhubungan seksual yang aman: selektif memilih pasangan dan
pempratikkan ‘protective sex’.
3. Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi
darah yang sudah terinfeksi.
4. Menggunakan kondom atau pengaman, terutama mereka yang berisiko
tinggi terkena seperti pekerja seks komersil.
5. Hindari menato tubuh Anda.
6. Menjaga kebersihan organ intim.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Remaja sebagai agen perubahan diharapkan bisa menjadi penerus bangsa
yang bermartabat.
2. Pendidikan seksual sangat penting bagi remaja, agar mereka mengetahui
bahaya- bahaya yang akan terjadi karena seks bebas.
3. Orang tua berperan penting dalam mengontrol pertumbuhan remaja,
untuk itu diharapkan orang tua lebih memperhatikan pola perkembangan
pada diri putra-putrinya yang sudah memasuki masa remaja.
Daftar Pustaka
Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi ke-2. Jakarta:
EGC.
Tim Media KIE, dan SeBAYA-PKBI JATIM.2009. Gaul dan Sehat Kenali Diri
dan Situasimu. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
https://www.liputan6.com/global/read/3984691/who-lebih-dari-sejuta-orang-
terinfeksi-penyakit-menular-seksual-setiap-harinya
https://www.academia.edu/38070767/SIFILIS