1. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Pasal 78 ayat (14) ) Tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), apabila
dilakukan oleh dan atau atas nama badan hukum atau badan usaha, tuntutan dan
sanksi pidananya dijatuhkan terhadap pengurusnya, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama
- 116 ayat (1) : Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau
atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: a. badan
usaha; dan/atau b. orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana
tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana
tersebut.
- 117 : Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 ayat (1) huruf b, ancaman pidana
yang dijatuhkan berupa pidana penjara dan denda diperberat dengan sepertiga.
3. UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
5. UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi seperti diubah
dengan UU No. 20 Tahun 2001 diatur dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3
- Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
- Pasal 6
(1) Dalam hal tindak pidana Pencucian Uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
Pasal 4, dan Pasal 5 dilakukan oleh Korporasi, pidana dijatuhkan terhadap Korporasi
dan/atau Personil Pengendali Korporasi.
(2) Pidana dijatuhkan terhadap Korporasi apabila tindak pidana Pencucian Uang:
c. dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaku atau pemberi perintah; dan
Pasal 7
(1) Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap Korporasi adalah pidana denda paling
banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap Korporasi
juga dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa: a. pengumuman putusan hakim;
- Pasal 12 Perma mengatur bentuk surat dakwaan yang sebagian merujuk Pasal 143
ayat (2) KUHAP dengan penyesuaian isi surat dakwaan memuat: nama Korporasi,
tempat, tanggal pendirian dan/atau nomor anggaran dasar/akta
pendirian/peraturan/dokumen/perjanjian serta perubahan terakhir, tempat kedudukan,
kebangsaan korporasi, jenis korporasi, bentuk kegiatan/usaha dan identitas pengurus
Page 2
yang mewakili. Selain itu, memuat uraian secara cermat, jelas, lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana
itu dilakukan.
“KPK belum pernah, memang putusan yang menghukum korporasi ini sangat sedikit,
kalaupun ada mungkin karena keberanian dan wawasan luas aparat penegak
hukumnya.”
8. UU Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 15 Tahun
2002 tetang Tindak Pidana Pencucian Uang
9. UU 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi Korporasi BUMN yang memegang Jasa
Konstruksi PT Indra Karya dll
10. PP 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah BUMD sebagai Subjek Hk
11. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bank sebagai Subjek Hk
Korporasi
12. Undang-Undang Drt Nomor 7 Tahun 1955 Tentang Tindak Pidana Ekonomi
- “Jika suatu tindak pidana ekonomi dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum,
suatu perseroan, suatu perikatan orang atau yayasan, maka tuntutan pidana dilakukan
dan hukuman pidana serta tindakan tata tertib dijatuhkan baik terhadap badan hukum
perseroan, perserikatan atau yayasan itu, baik terhadap mereka yang memberi perintah
melakukan tindak pidana ekonomi itu atau yang bertindak sebagai pemimpin dalam
perbuatan atau kelalaian itu maupun terhadap kedua-duanya”
Page 3
15. UU Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang
- Pasal 13
(1) Tindak pidana perdagangan orang dianggap dilakukan oleh korporasi apabila
tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang yang bertindak untuk dan/atau
atas nama korporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik berdasarkan hubungan
kerja maupun hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik
sendiri maupun bersama-sama.
(2) Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh suatu korporasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka penyidikan, penuntutan, dan
pemidanaan dilakukan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya.
- Pasal 15
(1) Dalam hal tindak pidana perdagangan orang dilakukan oleh suatu korporasi, selain
pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan
terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari
pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan
Pasal 6.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat
dijatuhkan pidana tambahan berupa:
Pasal 201
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal
191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200
dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya,
pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal
190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199,
dan Pasal 200.
Page 4
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi
pidana tambahan berupa:
Pasal 130
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112,
Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal
120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal
129 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana
denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal-Pasal tersebut.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi
pidana tambahan berupa:
18. UU Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme pasal 8 mengatur dalam hal pendanaan terorisme yang dilakukan oleh
korporasi serta sanksi pidananya.
19. UU Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat
Pasal 1 angka 5
Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha
dalam bidang ekonomi.
Pasal 28
(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
Page 5
Pasal 1 angka 3
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi.
- Pasal 1 angka 38
Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum.
- Pasal 148
(1) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 sampai Pasal 145
dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan pidana denda terhadap
pengurusnya, pidana dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda
dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda terhadap perseorangan.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dikenai
pidana tambahan berupa:
25. UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara
Page 6
Hal tersebut tertuang pada Pasal 4 ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13
Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana Oleh Korporasi.
31. UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang pasar Modal Perusahaan atau Korporasi
Pasal 107
Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan Pihak lain atau
menyesatkan menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah,
mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari Pihak yang
memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan Perusahaan
Publik diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pasal 108
Ancaman pidana penjara atau pidana kurungan dan denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 103, Pasal 104, Pasal 105, Pasal 106, dan Pasal 107 berlaku pula bagi
Pihak yang, baik langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi Pihak lain untuk
melakukan pelanggaran Pasal-Pasal dimaksud
Page 7
Dalam pasal 1 ke-23, Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama,
asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi
Page 8
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan Daerah dan Retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pasal 526
(1) Setiap orang, kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah
yang memberikan dana Kampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 333 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah)
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
"tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan,
halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubung dengan
tempat kerja tersebut;
"pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas langsung sesuatu tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri;
"pengusaha" ialah :
a. orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri
dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja;
b. orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan
sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan
tempat kerja;
c. orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada (a) dan (b), jikalau yang mewakili berkedudukan
di luar Indonesia."direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Mneteri
Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-undang ini.
Pasal 15
Page 9
Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut dengan
peraturan perundangan.
Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-
lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu
rupiah).
Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
Dalam UU ini disebutkan konteks “Badan Hukum” bahwa dapat berupa perseorangan
maupun badan hukum
Pasal 2.
Undang-Undang ini berlaku terhadap:
a. semua Ciptaan dan produk Hak Terkait warga negara, penduduk, dan badan hukum
Indonesia;
b. semua Ciptaan dan produk Hak Terkait bukan warga negara Indonesia, bukan
penduduk Indonesia, dan bukan badan hukum Indonesia yang untuk pertama kali
dilakukan Pengumuman di Indonesia;
c. semua Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dan pengguna Ciptaan dan/atau produk
Hak Terkait bukan warga negara Indonesia, bukan penduduk Indonesia, dan bukan
badan hukum Indonesia dengan ketentuan:
1. negaranya mempunyai perjanjian bilateral dengan negara Republik Indonesia
mengenai pelindungan Hak Cipta dan Hak Terkait; atau
2. negaranya dan negara Republik Indonesia merupakan pihak atau peserta
dalam perjanjian multilateral yang sama mengenai pelindungan Hak Cipta dan
Hak Terkait
Page 10
Dalam prakteknya Perusahaan atau Korporasi kerap melakukan “Property Crime” atau
Perbuatan yang mengancam keselamatan harta benda atau kekayaan pribadi
seseorang atau negara.
“Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik berbadan hukum
maupun tidak berbadan hukum.”
Page 11