DISUSUN OLEH :
OLEH :
Bengkulu, 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas nikmat ilmu dan limpahan Rahmat
berbagai pihak sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu pada
2. Mika Oktarina, SST, M.Kes, selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan STIKES
Tri Mandiri Sakti Bengkulu dan sekaligus sebagai pebimbing I yang telah
penuh keikhlasan dan kesabaran di sela – sela kesibukan beliau yang padat
3. Ruri Maiseptya Sari, SST, M.Kes, selaku dosen pebimbing II yang telah
yang telah diberikan menjadi amal ibadah, dan mendapatkan balasan yang berlipat
ii
ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata penulis berharap semoga proposal
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skor Apgar..................................................................................... 12
Tabel 2. Definisi Operasional...................................................................... 29
v
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Kerangka Konsep.......................................................................... 28
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data WHO tahun 2019, secara global 2,5 juta anak meninggal
pada bulan pertama kehidupannya pada tahun 2018. Ada sekitar 7000
kematian bayi baru lahir setiap hari dengan sekitar sepertiga meninggal pada
hari kelahiran dan hampir tiga perempat meninggal dalam minggu pertama
berkualitas saat lahir atau perawatan terampil dan perawatan segera setelah
terkait intrapartum (asfiksia lahir atau kurang bernafas saat lahir), infeksi dan
2017 angka kematian neonatal (AKN) 15 per 1.000 kelahiran hidup dan angka
kematian bayi (AKB) 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan angka
kematian balita (AKBA) 32 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tingkat kematian
1
2
kelimanya.
pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu BBL
yang meninggal. Penyebab kematian BBL di Indonesia adalah bayi berat lahir
rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus neonatorrum, infeksi lain
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
pengembangan paru. Bayi dengan riwayat gawat jani sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya
dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
2016)
3
pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu tali pusat bayi dan kondisi
partus lama, demam selama persalinan, infeksi berat, kehamilan postmatur dan
penyakit ibu. Faktor tali pusat meliputi lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat dan prolapsus tali pusat. Sedangkan faktor bayi meliputi bayi
hubungan bermakna antara paritas dan berat bayi lahir dengan kejadian
2017 kasus kematian neonatal di tahun 2015 adalah 578 turun menjadi 556 di
tahun 2016, dan di tahun 2017 sebesar 540 kematian neonatal. Dari data
tersebut terlihat bahwa jumlah kasus kematian neonatal dari tahun ke tahun
mengalami penurunan.
kematian bayi pada tahun 2016 yaitu 6,10 per 1.000 kelahiran hidup, pada
tahun 2017 terjadi penurunan angka kematian bayi yaitu 4,1 per 1.000
4
kelahiran hidup. Pada tahun 2018 angka kematian bayi menunjuk kinerja
RSUD Siti Aisyah merupakan salah satu rumah sakit yang dijadikan
data asfiksia neonatorum pada tahun 2017 sebanyak 97 kasus, pada tahun
2018 sebanyak 99 kasus dan pada tahun 2019 sebanyak 103 kasus. Dalam
penelitian ini akan difokuskan pada faktor bayi dan faktor persalinan karena
faktor ibu yaitu ketuban pecah dini, partus lama, dan jenis persalinan (Dewi,
2010).
Berdasarkan dari uraian hal - hal diatas maka peneliti tertarik untuk
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Lubuklinggau.
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asfiksia Neonatorum
1. Definisi
neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan
Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
segera bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat
7
8
2. Patofisiologi Asfiksia
baik sebelum maupun sesudah persalinan. Berikut ini adalah cara bayi
a. Sebelum Lahir
difusi melalui plasenta yang berasal dari ibu ke darah janin. Saat dalam
Paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk
tetapi alveoli di paru janin masih terisi oleh cairan, bukan udara.
Pembuluh arteri yang ada di dalam paru janin dalam keadaan konstriksi
dari jantung kanan tidak dapat melalui paru karena konstriksi pembuluh
aorta.
9
b. Setelah Lahir
bergantung ppada paru sebagai sumber utama oksigen, karena itu dalam
beberapa saat cairan paru harus diserap dari alveoli, setelah itu paru
seluruh tubuh.
pertama dan tarikan nafas yang dalam akan mendorong cairan dari jalan
relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat oksigen masuk adekuat dalam
menjadi kemerahan.
(Indrayani, 2016)
3. Etiologi
asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat bayi
a. Faktor ibu
7) Penyakit ibu
c. Faktor bayi
Asfiksia dapat terjadi tanpa didahului dengan tanda dan gejala gawat
3) Kelainan kongenital
(Indrayani, 2016)
gangguan aliran pada tali pusat seperti: lilitan tali pusat, simpul tali
pusat, tekanan pada tali pusat, ketuban telah pecah, kehamilan lewat
c. Kejang
d. Penurunan kesadaran
5. Penilaian Segera
Aspek Skor
pengamatan
0 1 2
bayi baru lahir
Appeareance/ Seluruh tubuh Warna kulit tubuh Warna kulit seluruh
warna kulit bayi berwarna normal, tetapi tangan tubuh normal
kebiruan dan kaki berwarna
kebiruan
Pulse/ nadi Denyut jantung Denyut jantung < 100 Denyut jantung > 100
tidak ada kali per menit kali per menit
Grimace / respons Tidak ada respons Wajah meringis saat Meringis, menarik,
reflex terhadap stimulasi distimulasi batuk atau bersin saat
stimulasi
Activity / tonus Lemah, tidak ada Lengan dan kaki Bergerak aktif dan
otot gerakan dalam posisi fleksi spontan
dengan sedikit
gerakan
Respiratory / Tidak bernafas, Menangis lemah, Menangis kuat,
pernapasa pernapasan lambat terdengar seperti pernapasan baik dan
dan tidak teratur merintih teratur
13
Hasil nilai APGAR skor dinailai setiap variabel diniali dengan angka
baby)
6. Diagnosis
a. Denyut jantung janin : Frekuensi normal ialah antara 120 dan 160
100 permneit di luar his dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu
PH. Apabila PH itu turun sampai 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda
bahaya.
7. Penatalaksanaan
a. Tindakan Umum
b. Tindakan Khusus /
udara yang telah diperkaya dengan O2. Bila pernafasan spontan tidak
maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung, buka tutup
20x/menit.
c. Langkah-langkah
menjawab 3 pertanyaan:
panjang, letakkan bayi diatas perut ibu dan bila pendek, letakkan
pengembangan dada
dan dipotong
c) Lakukan resusitasi
a) Jaga kehangatan
Letakkan bayi diatas kain yang ada di perut ibu atau dekat
perineum
17
c) Isap lendir
lender di hidung
saat memasukkan)
dan teratur
selanjutnya
resusitasi.
sejumlah udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang memadai untuk
membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.
4) Lakukan penilaian
bertahap
20
akan membaik
diventilasi
21
Neonatorum
1. Prematuritas
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
Berasarkan kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi
3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari
dari 259 hari dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan.
2007)
Etiologi
a. Faktor Maternal
b. Faktor Fetal
a. Kehamilan
23
- Malformasi Uterus
- Kehamilan ganda
- KPD
- Pre eklamsia
- Kelainan Rh
b. Penyakit
- Diabetes Maternal
- Hipertensi Kronik
- UTI
c. Sosial Ekonomi
- Malnutrisi
- Kehamilan remaja
Patofisiologi
secara jelas. Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi
pada ibu yang memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan
merupakan pencetus kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg
gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi
2008)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina
Etiologi
25
yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini
Patofisiologi
berikut:
- Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
3. Partus Lama
Etiologi
4. Jenis Persalinan
yang telah cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Machmudah,
2010)
tanpa komplikasi.
normal secara spontan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena terdapat
C. Kerangka Konsep
prematuritas, ketuban pecah dini, partus lama dan jenis persalinan sedangkan
prematuritas
29
D. Definisi Operasional
E. Hipotesis
Ha2 : Ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia
H02 : Tidak ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian
H03 : Tidak ada hubungan antara partus lama dengan kejadian asfiksia
H04 :Tidak ada hubungan antara jenis persalinan dengan kejadian asfiksia
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
(prematuritas, ketuban pecah dini, partus lama, dan jenis persalinan) dan
2011).
1. Populasi Penelitian
Adapun yang menjadi populasi dalam peneliatian ini adalah seluruh bayi
2. Sampel Penelitian
teliti. Adapun cara pengambilan sampel pada penelitian ini secara teknik
total sampling, yaitu seluruh anggota populasi yang berjumlah 103 bayi.
dikumpulkan oleh pihak lain dan data yang sudah ada. Instrument penelitian
dini, partus lama, jenis persalinan serta tingkat asfiksia dengan melihat catatan
rekam medik.
1. Pengolahan Data
a. Editing
diperoleh.
b. Coding
c. Tabulating
d. Entry Data
e. Cleaning data
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Indrayani & Djami, M. E. U (2016). Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta : CV Trans Info Media
Maringga, E.G. & Sari, N.I.Y (2017). Hubungan Usia Gestasi dan Kejadian
Asfiksia Neonatorum di RSUD Kabupaten Kediri.
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/midwiferia/article/download/1576/1141.
Diakses tanggal 30 Desember 2019
Utami, R.B (2015). Risiko Terjadinya Asfiksia Neonatorum pada Ibu dengan
Ketuban Pecah Dini. http://ejournal.poltekkes-
pontianak.ac.id/index.php/JVK/article/view/4. Diakses tanggal 28 Desember
2019
Vina, E (2019). Hubungan Paritas dan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir.
https://journal.unta.ac.id/index.php/jmstki/article/view/4054. Diakses
tanggal 28 Desember 2019
Materi Paraf
No Tanggal Keterangan
(BAB) Pembimbing
Bengkulu, 2020
Pembimbing II