Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN CASE STUDY

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan
Kesehatan Kerja dalam KeperawatanYang Diampu Oleh Ibu Made Sumarwati, MN

Disusun oleh :

1. Ovi Yulianti (I1B018069)


2. Ji’is (I1B018085)
3. Syifa Azka Maulida (I1B018092)
4. Yustika Meliana (I1B018097)
5. Nur Hidayah (I1B018099)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum. Peningkatan derajat kesehatan bukan hanya ditujukan kepada
masyarakat tetapi juga untuk tenaga kesehatan yang berperan sebagai pemberi
pelayanan kesehatan sehingga rumah sakit berkewajiban menyehatkan para tenaga
kerjanya. Upaya tersebut dilaksanakan secara integrasi dan menyeluruh untuk
mengurangi risiko terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Hal ini sesuai
dengan Permenkes RI nomor 66 tahun 2016 yang mengatakan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja rumah sakit adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit.
Berdasarkan data dari WHO tahun 2010 menyatakan bahwa 59 juta petugas
kesehatan telah terpapar dengan berbagai macam bahaya setiap harinya. Terpaparnya
tenaga kesehatan dengan berbagai potensi yang berbahaya dapat menimbulkan penyakit
infeksi akibat kecelakaan kerja. Pada tahun 2010 dilaporkan bahwa injeksi yang tidak
aman menimbulkan kejadian infeksi HIV 33.800 kasus, hepatitis B 1,7 juta kasus dan
hepatitis C 315.000 kasus, sedangkan seseorang yang tertusuk jarum suntik memiliki
risiko infeksi 30% HBV, 1,8% HCV dan 0,3% HIV.
Upaya pencegahan infeksi nosokomial yaitu dengan penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD). Penggunaan APD bertujuan untuk melindungi diri sendiri yang dalam hal
ini merupakan petugas kesehatan dan juga untuk melindungi pasien dari invasi mikroba
patogen. APD ini digunakan sesuai indikasinya dari tiaptiap jenis APD (Kemenkes RI,
2017). Setiap ruang di rumah sakit sudah dilengkapi dengan Standar Prosedur
Operasional (SOP) terkait penggunaan APD.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi alat pelindung diri?
2. Apa saja jenis – jenis alat pelindung diri?
3. Bagaimana peraturan perundang-undangan pemerintah yang mengatur tentang
penggunaan alat pelindung diri?
4. Apa saja kegunaan alat pelindung diri?
C. Tujuan
1. Memahami definisi alat pelindung diri.
2. Memahami jenis-jenis alat pelindung diri.
3. Memahami peraturan perundang-undangan pemerintah yang mengatur penggunaan
alat pelindung diri.
4. Memahami kegunaan alat pelindung diri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri (APD) menurut Priarti Megawanti (2017), adalah seperangkat
alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian
tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Per.08/MEN/VII/2010). Sedangkan menurut Harwanti (2009), Alat Pelindung Diri
(APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk
melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan
potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Sedangkan menurut Laranova, Afriandi & Pratiwi (2018), alat pelindung diri
merupakan suatu alat yang memiliki kemampuan untuk melindungi seseorang dengan
menutupi/menghambat sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya seperti fisik,
kimia, biologik, ergonomik dan psikososial di tempat kerja sehingga mengurangi risiko
kecelakaan akibat kerja dan menncegah terjadinya infeksi dan penyakit akibat paparan
berbagai macam bahaya.
B. Jenis – jenis Alat Pelindung Diri dan Kegunaannya
Alat pelindung diri yang ada di Rumah Sakit antara lain (Harwanti 2009) :
a. Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala yang disediakan di Rumah Sakit Dr. Sardjito adalah
tutup kepala. Tutup Kepala ini untuk melindungi/mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala petugas terhadap
alatalat/daerah steril dan percikan bahan-bahan dari pasien. Selain tutup kepala,
pihak rumah sakit juga menyediakan safety helmet, tetapi alat pelindung ini
jumlahnya terbatas, karena hanya digunakan pada petugas keamanan rumah sakit.
b. Alat Pelindung Pernapasan
Alat pelindung pernafasan yang disediakan di Rumah Sakit adalah masker,
yang disediakan dan diberikan untuk semua tenaga kerja serta wajib dipakai pada
saat kontak langsung dengan pasien. Peralatan ini dipakai sesuai dengan faktor
bahaya yang terpapar di udara.
c. Alat Pelindung Tangan
Sarung tangan yang telah disediakan oleh rumah sakit ada berbagai jenis yaitu:
1. Sarung tangan bersih
Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang didisinfeksi tingkat
tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput lender
misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka terbuka. Sarung
tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila tidak ada sarung
tangan steril.
2. Sarung tangan steril
Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus
digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung tangan steril baru
dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi.
3. Catton Glove atau sarung tangan katun
Jenis sarung tangan ini, banyak digunakan oleh petugas kebersihan dan
petugas pengumpul sampah rumah sakit.
4. Rubber Glove atau sarung tangan karet
Digunakan pada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan bahaya-
bahaya listrik, untuk sarung tangan yang terbuat dari karet alami pada
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia.
d. Baju Pelindung

Baju pelindung yang disediakan Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta adalah:

1. Pakaian kerja
Pakaian kerja atau baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuh, antara lain dari cairan tubuh, cairan bahan kimia, cairan
terkontaminasi. Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat
isolasi seperti bahan dari katun dapat juga dari plastik.
2. Apron
Apron pelindung yang ada di rumah sakit jumlahnya hanya terbatas,
digunakan pada instalasi radiologi. Apron ini digunakan oleh pekerja untuk
melindungi terhadap sinar pengion.
e. Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki yang tersedia di Rumah Sakit adalah sepatu steril yang
digunakan oleh petugas yang bekerja di ruang bedah, laboratorium, ICU, ruang
isolasi, dan ruang otopsi, juga tersedia safety boots (karet) untuk melindungi kaki
dan bagian lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, kontak
dengan arus listrik.
f. Alat Pelindung Mata
Penyediaan alat pelindung mata seperti kacamata keselamatan ini sifatnya
pinjaman dari bagian PK3 dan inventaris bagian unit kerja tertentu. Alat pelindung
mata digunakan untuk melindungi mata dari resiko paparan gas, uap, debu, atau
udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat rangsangan.
g. Alat Pelindung Telinga
Di beberapa Rumah Sakit tersedia 2 (dua) jenis alat pelindung telinga yaitu
ear muff dan ear plug. Jenis alat pelindung telinga ini jumlahnya terbatas dan
jarang digunakan kecuali di unit kerja yang terdapat intensitas kebisingannya
seperti dibagian binatu, dapur, dan gedung genset-boiler.
h. Alat Pelindung Lainnya
Alat pelindung yang lain yang ada conthnya di Rumah Sakit Dr. Sardjito
misalnya safety belt, tali pengaman. Jumlah alat pelindung ini hanya terbatas dan
jarang digunakan. Alat ini digunakan pada waktu bekerja di ketinggian.
C. Syarat Alat Pelindung Diri
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh APD agar dalam
pemakaiannya dapat memberikan perlindungan yang maksimal. Menurut ILO (1989)
dari beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh semua jenis peralatan pelindung,
maka hanya dua yang terpenting yaitu:
1. Apapun sifat dan bahayanya, peralatan atau pakaian harus memberikan cukup
perlindungan terhadap bahaya tersebut.
2. Peralatan atau pakaian harus ringan dipakainya dan awet dan membuat rasa kurang
nyaman sekecil mungkin, tetapi memungkinkan mobilitas, penglihatan dan
sebagainya yang maksimum.
D. Peraturan Perundang – undangan Alat Pelindung Diri
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja menyebutkan
bahwa ditetapkan syarat keselamatan kerja adalah memberikan perlindungan para
pekerja. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja atau buruh ditempat kerja.
Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
standar yang berlaku (Permenakertrans RI No. 8 tahun 2010).
Kewajiban dalam penggunaan APD di tempat kerja yang mempunyai resiko
terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah diatur didalam Undang-
undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal-pasal yang mengatur
tentang penggunaan APD antara lain (Gultom 2018) :
a) Pasal 3 ayat 1 sub f, menyebutkan bahwa ”Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberikan alat-alat pelindung
diri pada pekerja”.
b) Pasal 9 ayat 1 sub c, menyebutkan bahwa ”Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang, alat–alat pelindung diri bagi
tenaga kerja yang bersangkutan”.
c) Pasal 12 sub b, menyebutkan bahwa ”Dengan peraturan perundangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk, memakai alat-alat pelindung diri yang
diwajibkan”.
d) Pasal 14 sub c, menyebutkan bahwa ”Pengurus diwajibkan menyediakan secara
cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan
oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan
adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. APD yang sering dijumpai di RS antara lain berupa sarung tangan,
masker, google (kacamata pelindung), face shield (pelindung wajah), dan juga jubah.
APD digunakan sesuai indikasinya dari tiap-tiap jenis APD.
B. Saran
Tenaga kesehatan dalam instasi rumah sakit diharapkan dapat mematuhi SOP
dalam rumah sakit khususnya dalam penggunaan APD. Pihak rumah sakit juga
diharapkan dapat melakukan sosialisasi kepada seluruh tenaga kesehatan untuk
melindungi diri dari infeksi agen patogen.
DAFTAR PUSTAKA

Gultom, R. 2018, Analisis Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) dalam Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( K3 ) Proyek Kontruksi di PT . Eka Paksi Sejati . Studi Kasus : Proyek
Kontruksi untuk Pemboran Sumur EksploirasiTitanum ( TTN-001 ) Daerah Aceh
Tamiang, vol. 3, no. 1.
Harwanti, N. 2009, ‘Perlindungan Bagi Tenaga Kerja Di Instalasi’, PEMAKAIAN ALAT
PELINDUNG DIRI DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI TENAGA
KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA, p. 47.
Nurmalia, D., Ulliya, S., Neny, L. & Hartanty, A.A. 2019, Gambaran Penggunaan Alat
Pelindung Diri oleh Perawat di Ruang Perawatan Rumah Sakit, vol. 2, no. 1, pp. 45–53.
Priarti Megawanti 2017, ‘Hubungan budaya organisasi dan kepuasan kerja’, Formatif, vol. 1,
no. 48, pp. 26–38.

Anda mungkin juga menyukai