3. Pokok Bahasan
4. Subpokok Bahasan
5. Waktu
a. Booklet
b. Flipchart
7. Model Pembelajaran
8. Persiapan
10. Evaluasi
a. Prosedur Evaluasi
Peserta penyuluhan menjawab pertanyaan
1) Apa penyebab Ca Kelenjar Getah Bening?
2) Apa saja cara pencegahan Ca Kelenjar Getah Bening?
3) Apa saja efek kemoterap?
4) Bagaimanakah penatalaksanaan Kemoterapi di rumah?
b. Kriteri Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Penyelenggaraan penatalaksanaan promosi kesehatan tentang penyakit
Ca kelenjar getah bening di ruang ……………. RS Baladhika Husada
b) Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum
pelaksanaan.
c) Tersedia lingkungan yang nyaman.
2) Evaluasi Proses
a) Penyuluh dapat menfasilitasi dan meningkatkan pengetahuan peserta terkait
penyakit Ca kelenjar getah bening.
b) Peserta dapat mengikuti pendidikan kesehatan
c) Peserta antusias terhadap kegiatan yang dilakukan.
d) Peserta berpartisipasi dalam kegiatan dengan mengajukan dan menjawab
pertanyaan dengan benar.
e) Proses pendidikan kesehatan Ca kelenjar getahbening.
3) Evaluasi Hasil
a) Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b) Peserta dapat merasakan manfaat pendidikan kesehatan Ca kelenjar getah
bening.
c) Kegiatan pendidikan kesehatan Ca kelenjar getah bening sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai
d) Kehadiran peserta dihitung dengan Adequancy of performance kegiatan
Kriteria:
i < 50% = peserta tidak mencukupi dan kegiatan dinyatakan tidak
sukses dari segi peserta
ii 50-75% = peserta kurang mencukupi dan kegiatan dinyatakan kurang
sukses dari segi peserta
iii >75% = peserta mencukupi dan kegiatan dinyatakan sukses dari segi
peserta
MATERI
CA KELENJAR GETAH BENING
1. Definisi
Pada tubuh manusia terdapat jaringan limfatik yang terdiri dari kelenjar getah bening
dan saluran getah bening. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem
pertahanan tubuh. Ketika tumor ganas menyerang kelenjar getah bening maka akan
menyebabkan terjadinya Ca yang disebut dengan Limfoma (Hospital Authority,
2018). Limfoma merupakan sekumpulan keganasan primer pada kelenjar getah
bening dari jaringan limfoid (KPKN, 2015). Limfoma atau Ca kelenjar Getah Bening
ini ialah tipe Ca yang menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah
bening (Herbalof, 2019).
Limfoma dikelasifikasikan menjadi Limfoma Hodgkin (LH) dan Limfoma non Hodgkin
(LNH). LNH adalah sekumpulan besar keganasan primer kelenjar getah bening,
yang dapat berasal dari limfosit B, T dan terkadang sel NK (KPKN, 2015).
Sedangkan menurut (Kemenkes RI, 2015) LNH merupakan penyakit yang terjadi
karena adanya mutasi DNA pada sel B dan Sel T pada sistem limfatik. LNH
merupakan tumor ganas yang berbentuk padat dan berasal dari jaringan
limforetikular perifer. LH merupakan penyakit yang terjadi karena adanya mutasi sel
B pada sistem limfatik dengan hasil deteksi adanya sel Abnormal Rees-Stenberg
dalam sel Ca.
2. Penyebab
Faktor risiko penyebab berkembangnya limfoma adalah perubahn genetik, infeksi,
radiasi, bahan kimia, dan penyakit pada sistem kekebalan tubuh (Hospital Authority,
2018). Menurut (Kemenkes RI, 2015), beberapa faktor yang meningkatkan risiko
seseorang terkena limfoma adalah:
a. Pernah terpapar virus EBV,
Virus EBV menyebabkan demam kelenjar dan berisiko mengalami LH.
b. Fakto Usia
LH umumnya terjadi pada usia 15-30 tahun dan diatas 55 tahun, sedangkan
LNH akan meingkat seiring bertambahnya usia.
c. Faktor genetik
Orang akan lebih berisiko apabila memiliki anggota keluarga dengan sakit yang
sama
d. Paparan bahan kimia berbahaya seperti herbisidan dan pestisida
e. Sistem imun yang lemah misal seperi mengidap HIV dan menggunakan obat
imunosupresan
Berdasarkan klasifikasi, LH disebabkan karena bebrapa faktor penyebab
diantaranya infeksi virus, faktor keluarga dan dan keadaan imunosupresi (Maya &
Rasmawati, 2017).
4. Pencegahan
Secara umum, Limfoma disebabkan oleh infeksi dan juga penyakit tertentu. Kondisi
tersebut biasanya dipicu oleh pola hidup tidak sehat. Karena itu menerapkan pola
hidup sehat adalah metode paling efektif untuk mencegah terjadinya Limfoma.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk cara mencegah limfoma (Integra,
2018):
a. Perhatikan asupan nutrisi.
b. Rutin berolah raga
c. Cukupi Kebutuhan cairan
d. Jangan merokok dan mengkonsumsi alkohol
e. Istirahat yang cukup.
Salah satu cara pencegahannya adalah dengan mengkonsumsi beberapa makanan,
sayuran dan buah (Integra, 2018):
a. Sayuran dan Buah
Sayuran dan buah mengandung banyak antioksidan. Sebagai contoh, buah dan
sayuran mengandung antioksidan adalah jeruk, apel, pisang, semangka,
blueberry, bayam, wortel, brokoli dan sayuran hijau.
b. Kacang-kacangan
Kacang kedelai merupakan jenis kacang-kacangan yang sangat
direkomendasikan untuk dikonsumsi sebagai makanan pencegah Ca karenazat
isoflavon , zat yang terkandung di dalam kacang kedelai berguna untuk
mencegah Ca. Zat isoflavon ini mampu untuk menghambat perkembangan sel
Ca payudara dengan cara merangsang peningkatan hormon estrogen di dalam
tubuhIkan
Lemak sehat seperti yang ditemukan pada ikan, contohnya pada ikan gabus
sangat bermanfaat bagi penderita limfoma. Lemak sehat seperti yang di
temukan pada ikan, contohnya pada ikan gabus dapat digunakan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan banyak mengandung protein.
c. Vitamin D
Mengkonsumsi vitamin D juga dapat membantu menjaga kesehatan kelenjar
getah bening anda. Vitamin D muncul untuk mengurangi risiko folikel limfoma
non-Hodgkin. Sebagai contoh makanan yang mengandung Vitamin D adalah
susu, keju dan minyak ikan kod.
d. Vitamin A
Vitamin A pun memiliki peranan penting untuk mendukung kelenjar getah
bening. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam “Journal of Immunology”
pada Februari 2011 vitamin A dapat mengeringkan cairan getah bening disekitar
usus kecil anda. Makanan yang mengandung vitamin A adalah labu, ubi jalar
dan kangkung. Makanan yang memiliki banyak kandungan dari bahan pestisida
sebab juga dapat menimbulkan penyakit Ca.
5. Prognosis
a. LNH
Angka kesintasan 5-tahun keseluruhan menurut SEER berdasarkan data yang
diambil dari 2006 - 2012 untuk LNH adalah 70,7%
b. LH
Stadium penyakit, umur penderita, tipe penyakit secara histopatologik dan
lainnya. Masa bebas penyakit LH setelah 5 tahun terapi yaitu 85% pada stadium I
sampai II, 70% pada stadium IIIA dan 50% pada stadium IIIB dan IV
6. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk limfoma terdiri dari kemoterapi, imunoterapi, dan radioterapi
(Hospital Authority, 2018).
a. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan Ca dengan zat atau obat (sitostatika) yang
berguna untukmembunuh sel Ca. Kemoterapi bertujuan untuk menghambat
proliferasi dan menghancurkan sel Ca melalui berbagai macam mekanismeaksi.
Kemoterapi ini dilakukan untuk proses penyembuhan, kontrol, dan paliatif (R
Nindya & Surarso, 2016).
1) Penyembuhan: kemoterapi untuk menyembuhkan Ca, namun jarang tercapai
karena membutuhkan waktu lama
2) Kontrol: kemoterapi untuk mengontrol Ca. Kemoterapi yang diberikan
memperkecil ukuran sel tumor dan atau menghambat proliferasi dan
metastasis sel Ca.
3) Paliatif: Pemberian kemoterapi untuk mengurangi gejala klinis yang
ditimbulkan oleh Ca. Kemoterapi ini bukan untuk mengobati penyakit Ca itu
sendiri, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
b. Radioterapi
Melibatkan penggunaan radiasi berenergi tinggi yang dihasilkan oleh mesin sinar
X untuk membunuh sel-sel Ca pada daerah yang terdampak
c. Imunoterapi: melibatkan penggunaan sel atau antibodi sistem kekebalan tubuh
untuk mengobati Ca.
7. Efek Kemoterapi
Beberapa efek kemoterapi adalah hilangnya nafsu makan rasa mual, sariawan,
rambut rontok, diare, dan infeksi yang terkait dengan rendahnya jumlah sel darah
putih (Hospital Authority, 2018). Efek samping kemoterapi menyebabkan gangguan
pada beberapa fungsi tubuh, seperti (R Nindya & Surarso, 2016):
1. Kelelahan
2. Rambut rontok
3. Memar dan pendarahan mudah
4. Infeksi
5. Anemia (jumlah sel darah merah rendah)
6. Mual dan muntah
7. Sembelit/ diare
8. Perubahan nafsu makan
9. Masalah mulut, lidah, dan tenggorokan seperti luka dan rasa sakit saat
menelan
10. Masalah saraf dan otot seperti mati rasa, kesemutan, dan nyeri
11. Perubahan kulit dan kuku seperti kulit kering dan perubahan warna
12. Perubahan urin dan kandung kemih serta masalah ginjal
13. Perubahan berat badan
14. Penurunan fokus dan konsentrasi
5. Anemia
Kemoterapi menurunkan jumlah sel darah merah yang membawa oksigen ke
seluruh tubuh yang menyebabkan anemia. Gejala anemia antara lain
kelelahan/kekurangan energi, sesak nafas, dan kulit pucat. Cara mencegah
anemia dengan :
a. Makan tinggi zat besi, seperti kacang-kacangan, daging/hati, gandum, sereal
dan sayuran hijau
6. Memar dan berdarah
Kemoterapi mengurangi jumlah trombosit dalam darah. Jumlah tromobosit yang
rendah akan menyebabkan kulit mudah memar, mimisan parah dan gusi
berdarah.
7. Mulut sakit dan teriritasi (mucositis)
Efek dari kemoterapi adalah Mulut sakit dan teriritasi (mucositis) dengan gejala :
a. Mulut terasa pegal seolah makan yang sangat panas
b. Sariawan
c. Ketidaknyamanan saat makan, minum atau berbicara
d. Mulut kering dan bau mulut
e. Indra perasa berkurang
Cara mengatasi mulut sakit dan teriritasi (mucositis) antara lain :
a. Menghindari makanan pedas/asin
b. Mucositis biasanya hilang beberapa minggu setelah selesai kemoterapi
8. Masalah tidur (insomnia)
Efek dari kemoterapi mengalami kesulitan tidur atau terbangun di malam hari dan
tidak dapat tidur kembali (insomnia). Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas tidur :
a. Mengatur waktuteratur untuk bangun dan tidur
b. Bersantai sebelum tidur
c. Gunakan tirai tebal, mengatur pencahayaan dan kebisingan
d. Hindari kafein, alkohol, makanan berat atau olahraga beberapa jam sebelum
tidur
e. Hindari menggunakan HP, melihat TV atau komputer sebelum tidur
9. Masalah seks dan kesuburan
Masalah seks dan kesuburan merupakan efek dari kemoterapi. Ini bisa kembali
setelah perawatn selesai. Selama kemoterapi, harus menghindari kehamilan
karena obat-obatan kemoterapi dapat membahayakan janin. Hal yang bisa
dilakukan dengan menggunakan kontrasepsi kondom.
Peran Keluarga
1. Keluarga sebagai motivator yang memberikan motivasi yang dibutuhakan penderita
untuk memberikan semangat dan dukungan dalam pengobatan
2. Keluarga sebagai edukator wajib memberikan pendidikan kesehatan kepada
penderita dalam menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
3. Keluarga sebagai fasilitator menyediakan dan memberikan sarana yang dibutuhkan
keluarga yang sakit dalam memenuhi kebutuhan untuk mencapai keberhasilan
pengobatan
4. Keluarga memfasilitasi untuk pasien bergabung dengan kelompok pendukung yang
sama-sama menderita Ca
DAFTAR PUSTAKA
Andayana, I.P.G.N.I dan Rasmawati, N.L.M. 2017. Limfoma Hodgkin. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
Herbalof. 2019. Ca Kelenjar Getah Bening.
https://www.academia.edu/19488422/Ca_Kelenjar_Getah_Bening. [Diakses pada
20 September 2019].
Hospital Authority. 2018. Limfoma. www21.ha.org.hk › Cancer-Lymphoma-Indonesian.
[Diakses pada 19 September 2019].
Integra. 2018. Mengenal lebih dekat Ca Limfoma. https://www.integra.co.id/wp-
content/uploads/2018/09/Newsletter_September_2018.pdf. [Diakses pada 19
September 2019].
Kemenkes RI. 2015. InfoDATIN. Data dan Kondisi Penyakit Limfoma di Indonesia. Pusat
Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Kemenkes RI. 2015. Perawatan Pasien di Rumah Setelah
Kemoterapi.http://www.yankes.kemkes.go.id/read-perawatan-pasien-di-rumah-
setelah-kemoterapi-6382.html. [diakses pada 20 September 2019].
KPKN, 2015, Panduan Nasional Penanganan Ca: Limfoma Non-Hodgkin. Versi 1. Komite
nasiaonal Penanggulangan Ca.XR Nindya, S dan Surarso, B. 2016. Terapi Mual
Muntah Pasca Kemoterapi. Jurnal THT - KL. Vol 9(2): 74-83.
https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/treatment-
types/chemotherapy/chemotherapy-side-effects.html
https://www.nhs.uk/conditions/chemotherapy/side-effects/