1
DAFTAR PENYAKIT SISTEM INTEGUMEN
Tingkat
No Daftar Penyakit Kulit
Kemampuan
Infeksi Virus
1 Veruka vulgaris 4A
2 Kondiloma akuminata 3A
3 Moluskum kontagiosum 4A
4 Herpes zoster tanpa komplikasi 4A
5 Morbili tanpa komplikasi 4A
6 Varisela tanpa komplikasi 4A
7 Herpes simpleks tanpa komplikasi 4A
Infeksi Bakteri
8 Impetigo 4A
9 Impetigo ulseratif (ektima) 4A
10 Folikulitis superfisialis 4A
11 Furunkel, karbunkel 4A
12 Eritrasma 4A
13 Erisipelas 4A
14 Skrofuloderma 4A
15 Lepra 4A
16 Reaksi lepra 3A
17 Sifilis stadium 1 dan 2 4A
Infeksi Jamur
18 Tinea kapitis 4A
19 Tinea barbe 4A
20 Tinea fasialis 4A
21 Tinea korporis 4A
22 Tinea manus 4A
23 Tinea unguium 4A
24 Tinea kruris 4A
25 Tinea pedis 4A
26 Ptiriasis versikolor 4A
27 Kandidosis mukokutan ringan 4A
Gigitan Serangga dan Infeksi Parasit
28 Cutaneus larva migran 4A
29 Filariasis 4A
30 Pedikulosis kapitis 4A
31 Pedikulosis pubis 4A
91
32 Skabies 4A
33 Reaksi gigitan serangga 4A
Dermatitis Eksim
34 Dermatititis kontak iritan 4A
35 Dermatitis kontak alergika 3A
36 Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) 4A
37 Dermatitis numularis 4A
38 Liken simpleks kronis/neurodermatitis 3A
39 Napkin eczema 4A
Lesi Eritro-Squamosa
40 Psoriasis vulgaris 3A
41 Dermatitis seboroik 4A
42 Ptiriasis rosea 4A
Kelainan Kelenjar Sebasea Dan Ekrin
43 Akne vulgaris ringan 4A
44 Akne vulgaris sedang-berat 3A
45 Hidradenitis supuratif 4A
46 Dermatitis perioral 4A
47 Miliaria 4A
Penyakit Vesikobulosa
48 Toxic epidermal necrolysis 3B
49 Sindrom stevens-johnson 3B
50 Urtikaria akut 4A
51 Urtikaria kronis 3A
52 Angioedema 3B
Penyakit Autoimun
53 Lupus eritematosis kulit 2
Gangguan Keratinisasi
54 Ichtyosis vulgaris 3A
Reaksi Obat
Exanthematous drug eruption, fixed drug
55 4A
eruption
Kelainan Pigmentasi
56 Vitiligo 3A
57 Melasma 3A
58 Albino 2
59 Hiperpigmentasi pascainflamasi 3A
60 Hipopigentasi pascainflamasi 3A
92
Neoplasma
61 Keratosis seboroik 2
62 Kista epitel 3A
Tumor Epitel Premaligna dan Maligna
Squamous cell carcinoma (karsinoma sel
63 2
skuamosa)
64 Basal cell carcinoma (karsinoma sel basal) 2
Tumor Dermis
65 Xanthoma 2
66 Hemangioma 2
Tumor Sel Melanosit
67 Lentigo 2
68 Nevus pigmentosus 2
69 Melanoma maligna 1
Rambut
70 Alopesia areata 2
71 Alopesia androgenik 2
72 Telogen efiluvium 2
73 Psoriasis vulgaris 2
Trauma
74 Vulnus laseratum punctum 4A
75 Vulnus perforatum penetratum 3B
76 Luka bakar derajat 1 dan 2 4A
77 Luka bakar derajat 3 dan 4 3B
78 Luka akibat bahan kimia 3B
79 Luka akibat sengatan listrik 3B
93
BERCAK DENGAN PENONJOLAN PADA KULIT
Dermatitis Kontak,
Ya Fotokontak, Atopik, Seboroik,
Bercak Tebal Ya Bercak Tidak Ya
Gatal Erupsi Obat, Tinea Glabrosa,
pada Kulit Hilang
Kandidiasis, Neurodermatitis
Tidak
Ya
Kusta
Anestesi (Morbus Hansen)
Tidak
Tidak Erisipelas, Selulitis, Karbunkel,
Ya Pioderma Sekunder, Reaksi
Nyeri Lepra, Erupsi Obat
94
BERCAK TANPA PENEBALAN
Bercak Warna Ya Ya
Ya
Tanpa Merah Anestesi Morbus Hansen
Penebalan (eritema)
Bercak
Tanpa
Tidak
Penebalan Dermatitis Atopik, Seboroik,
Gatal + Ya Dermatitis Kontak, Tinea
Sisik Glabrosa, Kandidiasis, Ptiriasis
Rosea Gilbert (PRG)
Tidak
Tidak
Ya
Erisipelas, Selulitis, Erupsi
Nyeri
Obat, Dermatitis Venenata
Putih Ya Ya
Anestesi Morbus Hansen
(Hipopigmentasi)
Coklat Ya
(Hiperpigmentas) Tinea Versicolor
i)
95
VESIKEL
Gelembung Kecil
<1cm Berisi Cairan
(Vesikel)
Dasar Ya Monomorf
Isi Ya Ya Sekitarnya Ya 1 Ya Ya Herpes
Bergerombol Makula
Jernih / Dasarnya Bergerombol pada Bibir Simpleks
Eritem
Genital
Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak
Unilateral
Beberapa Ya Ya Herpes
Polimorf
Gerombol Zooster
Dermato
Rujuk
Daerah Terbuka Ya
Krusta Kuning Impetigo
96
Isi Ya Ya
Bergerombol
Jernih
Tidak
Riwayat Pakai oBat
Sekitar / Dasar Ya Sistemik (Asetobal
Tidak Tersebar Ya Ya Ya Erupsi
Dasarnya Makula Fenitoin Yodium)
Satu2 Obat
Merah Eritem Merah Hampir
Seluruh Tubuh >1/3
Tidak
Rujuk RS
Dishidrosis
Rujuk RS
Dermatomal
Hemorargis Ya Bergerombol Ya rasa nyeri Ya
H. Zoster
polimorf
Tidak
Ya
Tersebar Rujuk RS
97
Pustula
Pustula
Terutama Di Daerah
Tersebar Ya Dasar Kulit Ya Terbuka, Mudah Pecah Ya Impetigo
Satu2 Normal Menimbulkan Erosi & Kontagiosa
Krusta Kuning Madu
Tidak
Tidak
Dasar Ya Warna Ya Ada Peny Ya Pioderma
Warna Merah Kulit Lain yg Sekunder
Merah Hanya Mendahului
Tidak
Sekitar (Skabies,
Pustula Varisela)
Tidak
Tidak Komedo
Pada Ya Papula Ya Tinea
Wajah Eritem Lesi Glabrosa
Polimorf
Tidak
Tidak
Rujuk RS
Di Dengan
Ekstremitas Ya Besar Ya
Folikulitis
(Daerah Pustula Di
Tembus
Berambut)
Rambut
Tidak
Di Daerah Sebagian
Lipatan Ya Lesi Satelit Ya
Di Tepi Plak Kandidiasis
Ketiak
Merah
Inguinal
Cerah,
Tidak Maseratif
Terutama
Ya Gatal Ya
Badan & Leher Miliaria
Papula
Ada Riwayat Pustulosis
Eritem
Panas Badan
Tidak
Rujuk RS
Riwayat Obat
Apakah Warna Ya Seluruh Ya Ya Erupsi
Sistemik (Iodida,
Merah Pd Kulit Tubuh Obat
Fenitoin,
Seluruh Tubuh (>1/3
Simetris) Fenobarbital,
98 Etambutol, KB
Oral, Steroid)
Apa Ada Riwayat Peny.Kulit
Lain yg Mendahului Pioderma
Bergerombol Ya Dasar Plak Ya (D.Atopi, H.Zoster, Ya
Sekunder
Eritem H.Simpleks, Jamur,
Dishidrosis
Tidak
Tidak
99
BULA
Bula
Gelembung Besar Isi
Cairan >1cm
Tidak Rujuk RS
Tidak
Tidak Rujuk RS
Tidak
Riwayat Kontak Ya Dermatitis
Dengan Obat /
Kontak
Bahan Topikal
Api / Trauma Ya
Kombutio
Panas
Tidak
Ya
Hemorages Rujuk RS
100
PAPUL DAN NODUL
Bintil Padat
(Papil & Nodul)
Ada
Terutama Di Keluarga
Susunannya Sakit Serupa
Berwarna Ya Ya Ya Sela2 Jari Ya Ya
Gatal Tersebar Gatal Skabies
Merah Satu-satu Tangan,
Perut, Ketiak Terutama
Malam Hari
Tidak
Riwayat Obat
Terutama
Tidak Tidak Tidak Sistemik
Pada Dada Ya Ya
Etambutol, Erupsi
dan Steroid, Obat
Punggung Fenitoin, Pil,
Hormonal
Tidak
Tidak
Rujuk RS
Pada Daerah
Terbuka & Pada
Permukaan Ada Ya Gigitan
Lubang Kecil Bekas Serangga
Gigitan
Tidak
Permukaan
Melekuk & Berisi
Masa Putih Keras, Ya Moluskum
Teruama Pada Kontagiosum
Anak2
Tidak
Rujuk RS
Ada Riwayat
Kontak Dengan Ya Dermatitis
Bergerombol
Obat / Bahan Kontak
Topikal
Tidak
Tersusun
Ya Tinea
Bulat Seperti
Sirsinata
Cincin
Tidak
101
Rujuk RS
Berwarna Ya Ya
Gatal
Merah
Tidak
Ya Ada Beberapa Ya
Bergerombol Karbunkel
Mata
Tidak
Terdapat Di
Ya Hidradenitis
Daerah Ketiak,
Supurativa
Lipat Paha
Tidak
Rujuk RS
Ya Ya MH
Ada Anestesi BTA Positif Multibasiler
Tidak Tidak
Ya Ya MH
Rujuk RS BTA Negatif
Pausibasiler
102
Berwarna Ya
Merah
Tidak
Bila Dikerok /
Warna Kulit Ya Permukaannya Ya Diiris Tampak Ya Veruka
Normal Kasar Titik2 Hitam Vulgaris
Bintik2 Darah
Tidak
Tidak
Rujuk RS
Rujuk RS
Permukaannya
Permukaannya Ya Melekuk Berisi Masa Ya Moluskum
Halus Keputihan Terutama Kontagiosum
pada Anak2
Tidak
Pemeriksaan Ya MH
BTA Positif Multibasiler
Tidak
Rujuk RS
103
PLAKAT YANG GATAL
Bercak Tebal yang
Menetap Pada Kulit
(Plak) Gatal
Tidak Tidak
Tidak Tidak Tidak
Sisik,
Berminyak
Pada Kepala, Ya Dermatitis
Wajah, Dada, Seboroik
Punggung
Tidak
Rujuk RS
Ada Riwayat Ya
Pemakaian Erupsi Obat
Obat Sistemik
Tidak
Tidak Tidak
Rujuk RS
Ada
Terletak Di Lipat Riwayat
Siku, Lipat Lutut, Ya Kontak Dg Ya Dermatitis
Punggung Tangan Obat / Kontak
/ Punggung Bahan
Topikal
Tidak
Rujuk RS
104
Bercak Tebal yang
Menetap Pada Kulit
(Plak) Gatal
Tidak
Ada Terletak Di
Tidak Tidak Batasnya Riwayat
Ya Ya Daerah Ya
Tidak Pemakaian Dermatitis
Tegas Terpaan
Obat / Matahari
Bahan
Tidak
Topikal
Tidak
Dermatitis
Rujuk RS
Kontak
Tidak
Ada Riwayat
Terletak Di
Kontak Dg Obat Ya Ya Dermatitis
Daerah Terpaan
/ Bahan Kimia Fotokontak
Matahari
Topikal
Tidak Tidak
Rujuk RS Dermatitis
Kontak
Terletak Di
Lipatan Siku,
Kumat2an Dan
Warna Ya Lipatan Lutut, Ya
Ada Riwayat Ya Dermatitis
Kecoklatan Punggung,
Asma / Alergi Atopik
Tangan /
Punggung Kaki,
Simetris Tidak
Tidak
Tidak
Rujuk RS
105
PLAKAT YANG TIDAK GATAL
Plakat yang
Tidak Gatal
Ya Ya MH
Ada Anestesi BTA >1
Multibasiler
Tidak Tidak
BTA = 0 Lihat
Apa Ada Ya MH
Pembesaran Multibasiler
Saraf
Tidak
Riwayat
Ya Erupsi Obat
Pemakaian
Menetap
Obat Sistemik
Tidak
Ada Riwaya
Apakah Ada
Ya Luka Peny. Ya Pioderma
Nanah Di
Kulit Sekunder
Tengahnya ?
Sebelumnya
Tidak Tidak
Apakah Ada
Pustula Ya
Folikulitis
Ditembus
Tidak
Furunkel
Karbunkel
Apakah Ada
Ya Reaksi
Riwayat
Lepra
Lepra
Tidak
Rujuk RS
106
MAKULA
Bercak Tanpa
Penebalan
(Makula)
Warna Kulit Ya Ya Ya MH
Ada Anestesi BTA >1
Normal Multibasiler
Tidak
Tidak
Ya MH
BTA = 0
Pausibasiler
Tidak
Tidak Tidak
Lesi
Ya Tinea
Berbentuk
Glabrosa
Sirsiner
Tidak
Sisik Ya Dermatitis
Berminyak Seboroik
Tidak
Rujuk RS
Simetris,
Ya Stigma Atopi Ya Dermatitis
Basah Atopi
(+)
Tidak
Rujuk RS
107
KELUHAN DISCHARGE URETRA/NYERI SAAT KENCING
Tidak Tidak
Tampak discharge uretra? Tampak ulkus Suluh penderita.
Sediakan dan anjurkan
Ya Ya pemakainan kondom.
Tawarkan konseling dan tes STS
Obati sbg uretritis gonore, Penatalaksaan dan HIV bila fasilitas tersedia.
bersamaan dg uretritis non seperti ulkus Anjurkan utk kembali sesudah 7
gonore (klamidiosis). hari gejala menetap.
Suluh penderita.
Sediakan dan anjurkan
pemakainan kondom.
Tawarkan konseling dan tes STS
dan HIV bila fasilitas tersedia.
Obati mitra seksual sbg uretritis
gonore dan non gonore.
Anjurkan utk kembali bila
sesudah 7 hari gejala menetap.
Ya
Tidak Resiko (+) bisa memiliki satu
Perbaikan dalam 7 hari Rujuk
atau lebih faktor resiko dibawah
ini:
Mitra seksual >1 dalam 1 bulan
pengobatan terakhir.
Berhubungan seksual dg penjaja
seks 1 bulan terakhir.
Mengalami 1/> episode IMS
dalam 1 bulan trakhir.
Perilaku istri/mitra seksual
beresiko tinggi.
108
GONORE
a. Diagnosis banding
Infeksi saluran kemih, Faringitis, Uretritis herpes simpleks, Arthritis inflamasi dan
septik, Konjungtivitis, endokarditis, meningitis dan uretritis non gonokokal
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis sediaan langsung duh tubuh dengan pewarnaan gram
untuk menemukan kuman gonokokus gram negarif, intra atau ekstraseluler.Pada pria
sediaan diambil dari daerah fossa navikularis, dan wanita dari uretra, muara kelenjar
bartolin, serviks dan rektum.
Pemeriksaan lain bila diperlukan: kultur, tes oksidasi dan fermentasi, tes
betalaktamase, tes thomson dengan sediaan urin
c. Terapi dan edukasi
1. Memberitahu pasien untuk tidak melakukan kontak seksual hingga dinyatakan
sembuh dan menjaga kebersihan genital.
2. Pemberian farmakologi dengan antibiotik: Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis
tunggal, atau Ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal, atau Kanamisin 2 gram Intra
Muskular (I.M) dosis tunggal, atau Spektinomisin 2 gram I.M dosis
tunggal.Tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan kontraindikasi pada
kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak dan dewasa muda.
109
KELUHAN DISCHARGE VAGINA
Tidak
Spekulum : ada dicharge serviks suluh penderita (KIE), sediakan
atau vagina? dan anjurkan pemakainan
kondom, anjurkan tes HIV dan
STS bila tersedia
Ya
Tidak
Spekulum : ada dicharge serviks Obati sbg vaginitis bakterial dan
atau vagina? kadidiasis.
Suluh penderita KIE.
Ya Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom.
Obati sbg servisitis gonore, Anjurkan konseling dan tes TST
klamidiosis dan trikomoniasis. dan HIV bila fasilitas tersedia.
Suluh penderita (KIE).
Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom.
Hilangnya keluhan pada hari 3?
Obati pasangan sbg gonore dan
klamidiosis.
Tidak
Anjurkan konseling dan tes STS Ya
dan HIV bisa fasilitas tersedia.
Hilangnya keluhan pada hari 7?
Ya Rujuk
Ya Tidak
Rujuk
Pengobatan selesai
110
VAGINITIS
a. Diagnosis banding
Vaginosis bakterialis, Vaginosis trikomonas, Vulvovaginitis kandida
b. Pemeriksaan penunjang
c. Farmakologis:
a. Tatalaksana vaginosis bakterialis
- Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari
- Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari
- Krim klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7 hari
b. Tatalaksana vaginosis trikomonas
- Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal)
- Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati
- Tatalaksana vulvovaginitis kandida
- Flukonazol 150 mg peroral (dosis tunggal)
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien, dan (pasangan seks) suami, mengenai faktor
risiko dan penyebab dari penyakit vaginitis ini sehingga pasien dan suami dapat
menghindari faktor risikonya. Dan jika seorang wanita terkena penyakit ini maka
diinformasikan pula pentingnya pasangan seks (suami) untuk dilakukan
jugapemeriksaan dan terapi guna pengobatan secara keseluruhan antara suami-istri dan
mencegah terjadinya kondisi yang berulang
111
Penderita dg
keluhan luka/ulkus
pada genital
Suluh penderita.
Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom.
Anamnesis : Konseling dan tes TST dan HIV
tanyakan faktor bila fasilitas tersedia.
keluhan
Tidak
Tampak adanya :
1. Lesi/luka multiple, dangkal, Tidak Ulkus mutiple, Tidak Ulkus keras, biasanya Tidak Ulkus dg tanda Tidak Ulkus traumatik atau
berkelompok nyeri, atau nyeri, lunak, dasar tunggal, dasar bersih, campuran kotak- dermatologik
2. Vesikel kecil berkelompok kotor tepi rata kotak
3. Riwayat seksual
Ya Ya Ya Ya
Ya
a a a a
a
Obati sbg herpes Obati sbg Obati sbg sifilis Obati sbg sifilis Beri pengobatan
genital chancroid dan chancroid yg sesuai/dirujuk
Suluh penderita.
Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom.
Obati mitra seksual sesuai
penyakit penderita.
Tidak
Obati sbg sifilis Obati sbg sifilis
Ya
a
112sifilis
Obati sbg
SIFILIS
Stadium I
Stadium II
a. Diagnosis banding
Stadium 1: Herpes simpleks, Ulkus piogenik, Skabies, Balanitis, Limfogranuloma
venereum, Karsinoma sel skuamosa, Penyakit Behcet, Ulkus mole
Stadium II: Erupsi alergi obat, Morbili, Pitiriasis rosea, Psoriasis, Dermatitis seboroik,
Kondiloma akuminata, Alopesia aerata
Stadium III: Tuberkulosis, Frambusia, Mikosis profunda
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan T. pallidum pada sediaan serum dari
lesi kulit.Pemeriksaan dilakukan tiga hari berturut-turut jika pemeriksaan I dan II
negatif. Setelah diambil serum dari lesi, lesi dikompres dengan larutan garam
fisiologis.
Pemeriksaan lain yang dapat dirujuk, yaitu:
1. Tes Serologik Sifilis (TSS), antara lain VDRL (Venereal Disease Research
Laboratories), TPHA (Treponemal pallidum Haemoglutination Assay), dan tes
imunofluoresens (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption Test – FTA-Abs)
2. Histopatologi dan imunologi.
c. Terapi dan edukasi
Sifilis dini (sifilis stadium I-II dan sifilis laten dini tidak lebih dari 2 tahun).
- Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit satu kali suntika intra muskuler (i.m),atau
- Penisilin G Prokain dalam aqua 600.000 Ui.m.selama 10 hari.
- Pemberian 10hari pada sifilis primer seronegatif sedangkan pada seropositif dan sifilis
sekunder diberikan selama 14 ahri. Penderita Sifilis sekunder sebaiknya diopname
selama 1-2 hari sebab kemungkinan terjadi reaksi Jarish-Herxheimer.
- Pengobatan Sifilis dini dan yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan:
- Tetrasiklin HCL,4x500 mg/hari selama 4 minggu
113
- Eritromisin 4x500 mg oral selama 4 minggu
- Doksisklin 100 mg 2 kali sehari selama 4 minggu
Edukasi
o lakukan hubungan sex yg sehat dan aman
o minimal menggunakan kondom, walau tak banyak membantu
o beritahu bahwa kemungkinan pasangan sex anda bisa tertular
o jika sifilis dini cepat diobati maka 95% akan sembuh, kelainan kulit sembuh kurang
lebih dlm 14 hari
o bisa terjadi kekambuhan, terutama setelah setahun setelah terapi
HERPES GENITAL
a. Diagnosis banding
Ulkus durum, ulkus mole
b. Pemeriksaan penunjang
- TES TZANKdiwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright akan telrihat SEL
RAKSASA BERINTI BANYAK
- Histopatologi
- isolasi virus
- PCR
- EIA
- Peningkatan titer antibodi anti-HSV pada serum pd episode pertama infeksi
c. Terapi dan edukasi
- Untuk Lesi Inisial atau Episode Pertama
Pengobatan dibagi 3 bagian:
Pengobatan profilaksis, berupa edukasi, psikoterapi dan proteksi individual.
nonspesifik, yaitu pengobatan yang bersifat simtomatis
Pengobatan spesifik antivirus berupa asiklovir, valasiklovir dan famasiklovir.
Obat antivirus belum dapat mengeradikasi virus namun dapat: mengurangi viral
shedding, memperpendek masa sakit, memperpendek rekurensi.
Pengobatan simtomatis dan antivirus berupa asiklovir 5 x 200 mg/hari /oral selama
7—10 hari atau 3 x 400 mg. Jika ada komplikasi berat dapat diberikan asiklovir
intravena 3x5 mg/kgBB/hari selama 7—10 hari. Pemberian terapi topikal hanya sedikit
keuntungan klinis
114
- Lesi Rekurens
Jika lesi ringan: simtomatis
Jika lesi berat :
Asiklovir 5 X 200 mg/hari per oral selama 5 hari atau
Asiklovir 2 x 400 mg/hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg/hari atau
Famsiklovir 2 X 125-250 mg /hari.
Edukasi
o bisa menular ke pasangan seks
o berhubungan seks yg sehat dan aman
o jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan simana ada gejala/ditemukan herpes
oral
o tidak melakukan hubungan seksual saat timbulnya gejala
o kondom cuma melindungi 10%
o hati-hati untuk wanita hamil, karena bisa menularkan ke janin
ULKUS MOLE
a. Diagnosis Banding
Herpes genitalis, Sifilis stadium I
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sediaan apus
Biakan kuman
Teknik imunofluoresens
Biopsi
c. Terapi dan Edukasi
- Sistemik
o Sulfonamida dosis pertama 2-4 gram dilanjutkan dengan 1 gram tiap 4 jam
o Streptomisin disuntikkan tiap hari 1 gram selama 7-14 hari
o Penisilin
o Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
o Kanamisin
o Kloramfenikol
o Eritromisin
o Kuinolon
115
DERMATITIS KONTAK ALERGI DAN IRITAN
Riwayat kontak dg bahan iritan
Topikal : Topikal :
Kortikosteroid sesuai Lesi basah: kompres terbuka.
derajat inflamasi, emolien Lesi kering: kortikosteroid
(petrolatum based), potensi sesuai derajat
inhibitor kalsineurin, Identifikasi dan inflamasi.
fototerapi eliminasi bahan Emolien.
(psoralen+UVA/UVB) iritan dan Sistemik:
Sistemik : proteksi Kortikosteroid setara
Antihistamin, prednisone 20 mg/hari 3 hari.
azothioprime, Antihistamin.
cycosporine Bila ada infeksi sekunder beri
antibiotik
116
1. DERMATITIS KONTAK IRITAN
117
Uji Tempel yang dilakukan di punggung dengan menggunakan alergen atau bahan
yang menyebabkan alergi.
c. Terapi dan edukasi
Farmakologi :
- Kortikosteroid : Prednison 30 mg/ hr
- Antihistamin untuk meringankan gatal
Non farmakologi :
- Pengidentifikasian dan pengeliminasian faktor-faktor pencetus
- Daerah yang terkenan dibersihkan secara teratur dengan air sabun yang lembut.
Lepuhan tidak boleh pecah, perban kering dapat mencegah terjadinya infeksi
118
DERMATITIS ATOPIK, DERMATITIS SEBOROIK, dan DERMATITIS NUMULARIS
Gatal-gatal, kumat-kumatan
Anamnesis:
Lokasi UKK, faktor pencetus
munculnyaUKK, faktor
predisposisi
Pemeriksaan:
Px fisik utk menggambarkan
UKK
Penatalaksanaan:
Umum: cegah garukan, jaga hidrasi kulit, penggunaan krim pelembab, pantau
penggunaan kortikosteroid jangka panjang
D. atopik: kortikosteroid topikal, antihistamin, fototerapi (utk yg rekalsitran).
D. seboroik: campuran antimikotik dan steroid topikal potensi ringan-sedang
D. numularis: kortikosteroid sedang-kuat, bila akut dan eksudatif dikompres NaCl 0,9%
119
3. DERMATITIS ATOPIK
Dermatitis Atopik merupakan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang
umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A.,
rhinitis alergik, asma bronkial).
a. Diagnosis banding
Dermatitis seboroik, Dermatitis numularis, Skabies, Psoriasis
b. Terapi dan edukasi
TOPIKAL
Hidarasi kulit krim hidrofilik urea 10% sebagai pelembab untuk mencegah kulit
kering dan retak.
Kortikosteroid topical hidrokortison salep 1%-2,5%.
Preparat Ter likuor karbonis detergen 5-10% sebagai anti pruritus.
SISTEMIK
Kortikosteroid
Antihistamin dengan dosis 10 mg-75 mg secara oral malam hari pada dewasa.
Antiinfeksi jika curiga ada infeksi S.aureus (Eritromisin, klaritomisin) curiga terinfeksi
virus herpes asiklovir per oral 400 mg 3x1 selama 10 hari.
Edukasi
Jangan digaruk,
Menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi local.
120
4. DERMATITIS NUMULARIS
Dermatitis Numularis : Dermatitis berbentuk mata uang (coin) atau agak lonjong, berbatas
tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah.
1. Diagnosis Banding
Dermatitis kontak, Dermatitis atopic, Neurodermatitis sirkumskripta, Dermatomikosis
2. Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Histopatologi : Pada lesi ditemukan spongiosis , vesikel intrepidermal,
sebukan sel radang limfosit makrofag di sekitar pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan
akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis. Dermis bagian atas fibrosis.
3. Terapi dan Edukasi
a. Kulit kering diberikan plembab/ emolien
b. Antiinflamasi topikal : preparat ter, glukokortikoid, primekrolimus
c. Jika lesi eksudatif , sebaiknya dikompres dengan larutan permanganas kalikus 1 :
10.000
d. Jika ditemukan Infeksi bilateral, diberikan antibiotik sistemik
e. Pruritus diobati dengan antihistamin golongan HI : hidroksisilin HCL
1. DERMATITIS SEBOROIK
Dermatitis seboroik adalah segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi
dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik.
a. Diagnosis banding
Psoriasis
b. Terapi dan edukasi
Pengobatan sistemik : kortikosteroid (dosis prednison 20-30 mg sehari)
121
Pengobatan topikal :
Ter : likuor karbonas detergens 2-5% atau krim pragmatar
Resorsin: 1-3%
Sulfur praesipitatum : 4-20% dapat digabung dengan asam salisilat 3-6%
kortikosteroid (krim hidrokortison) 2,5%
krim ketokonazol
(obat-obat tersebut sebaiknya dipakai dalam krim)
122
NEURODERMATITIS/LIKEN SIMPLEKS KRONIKUS
Antihistamin sedatif/nonsedatif
steroid topikal potensi sesuai
derajat inflamasi
Sembuh
Kambuh/kumat-
kumatan
123
LIKEN SIMPLEKS KRONIK
Liken simpleks kronik atau yang sering disebut juga dengan neurodermatitis sirkumkripta
adalah kelainan kulit berupa peradangan kronis, sangat gatal berbentuk sirkumskrip dengan tanda
berupa kulit tebal dan menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat garukan dan gosokan yang
berulang-ulang. Penyebab kelainan ini belum diketahui. Prevalensi tertinggi penyakit ini pada
orangyang berusia 30-50 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
Diagnosis Banding
Dermatitis atopik, Dermatitis kontak, Liken planus, Dermatitis numularis
Penatalaksanaan
1. Pasien disarankan agar tidak terus menerus menggaruk lesi saat gatal, serta mungkin perlu
dilakukan konsultasi dengan psikiatri.
2. Prinsip pengobatan yaitu mengupayakan agar penderita tidak terus menggaruk karena gatal,
dengan pemberian:
a. Antipruritus: antihistamin dengan efek sedatif, seperti hidroksisin 10-50 mg setiap 4
jam, difenhidramin 25-50 mg setiap 4-6 jam (maksimal 300 mg/hari), atau klorfeniramin
maleat (CTM) 4 mg setiap 4-6 jam (maksimal 24 mg/hari).
b. Glukokortikoid topikal, antara lain: betametason dipropionat salep/krim 0,05% 1-3 kali
sehari, metilprednisolon aseponat salep/krim 0,1% 1-2 kali sehari, atau mometason
furoat salep/krim 0,1% 1 kali sehari. Glukokortikoid dapat dikombinasi dengan tar untuk efek
antiinflamasi.
Konseling dan Edukasi
1. Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien dan penanganannya.
2. Menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi dengan psikiatri dan mencari kemungkinan
penyakit lain yang mendasari penyakit ini.
124
ERUPSI KULIT KARENA ALERGI OBAT
Ringan: Berat:
Urtikaria dg/tanpa Pustular eksantema
angioedema, erupsi generalisata akut (PEGA),
eksantematosa, dermatitis eritroderma, sindrom
medikamentosa, purpura, steven johnson, nekrolis
eksantema fikstum (fixed epidermal toksik (NET)
drug eruption), eritema atau sindrom Lyell
nodusum, eritema
multifome
Sesuai PPM masing-masing
Topikal:
Ikuti prinsip dermatoterapi, pada
purpura dan eritema nodusum tidak
perlu.
Sistemik:
Atasi keadaan umum terutama kondisi
vital.
Ringan: prednisone 30 mg/hari
Antihistamin: merupakan lini pertama
pada urtikaliar dan pruritus, atau EOA
yg disertai rasa gatal. Dpt digunakan
antihistamin sedatif/nonsedatif.
125
1. EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION
Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi alergi ringan pada kulit
yang terjadi akibat pemberian obat yang sifatnya sistemik. Obat yang dimaksud adalah zat
yang dipakai untuk menegakkan diagnosis, profilaksis, dan terapi. Bentuk reaksi alergi
merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV (alergi selular tipe lambat) menurut Coomb
and Gell. Nama lainnya adalah erupsi makulopapular atau morbiliformis.
a. Diagnosis banding : morbili
b. Terapi dan edukasi
Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:
1. Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali
pemberian per hari selama 1 minggu.
2. Antihistamin sistemik:
a. Setirizin2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan, atau
b. Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan
3. Topikal: Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% - 1%)
Konseling dan Edukasi
1. Prinsipnya adalah eliminasi obat penyebab erupsi.
2. Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di dompetnya
tentang alergi obat yang dideritanya.
3. Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa sembuh dengan adanya
hiperpigmentasi pada lokasi lesi.
126
Hasil pemeriksaan laboratorium tidak khas, dapat dilakukan pemeriksaan darah perifer lengkap,
yang menunjukkan hasil leukositosis yang menunjukkan adanya infeksi atau eosinofilia
kemungkinan adanya faktor alergi.
Penatalaksanaan
1. Bila keadaan umum penderita cukup baik dan lesi tidak menyeluruh dapat diberikan
metilprednisolon 30-40 mg/hari.
2. Mengatur keseimbangan cairan/elektrolit dan nutrisi.
Setelah dilakukan penegakan diagnosis perlu segera dilakukan penentuan tingkat keparahan
dan prognosis dengan menggunakan sistem skoring SCORTEN.Pasien dengan skoring SCORTEN
3 atau lebih sebaiknya segera ditangani di unit perawatan intensif.
127
VARISELA, HERPES ZOSTER, HERPES SIMPLEKS
Plenting-plenting
berisi air
Px : pf DV dan PX
Tzanck
Penatalaksanaan
Umum: perbaiki kondisi umum, kompres,
analgetik
Khusus: antiviral sistemik
128
1. HERPES ZOOSTER
Herpes zoster adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varisela-zoster yang
menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah
infeksi sekunder.
Patogenesis
Virus berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Kelainan kulit
yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persarafan ganglion tersebut.
Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranialis
sehingga memberikan gejala gangguan motorik.
a. Diagnosis Banding
Herpes Simpleks
b. Pemeriksaan Penunjang
Tes Tzanck dengan cara membuat sediaan apus diwarnai giemsa akan didapatkan “sel
datia berinti banyak”
c. Terapi dan edukasi
Simptomatik analgetik, kalau ada infeksi sekunder ditambahkan antibiotik
- antiviral
Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis maksimal
800 mg), selama 7 hari, atau
Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam
pertama setelah timbul lesi.
- antiinflamasi
- analgetik
2. VARICELLA/CACAR AIR
Infeksi akut yang disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe 1 atau tipe 2, yang
ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan
eritematosa pada daerah mukokutan. Penularan melalui kontak langsung dengan agen
penyebab. Infeksi primer oleh Virus Herpes Simpleks (HSV) tipe 1 biasanya dimulai
pada usia anak-anak, sedangkan HSV tipe 2 biasanya terjadi pada dekade II atau III, dan
berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual.
a. Diagnosis banding
Impetigo vesikobulosa, Ulkus genitalis pada penyakit menular seksual.
b. Pemeriksaan penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
c. Terapi dan edukasi
- Terapi diberikan dengan antiviral, antara lain:
130
o Asiklovir, dosis 5 x 200 mg/hari selama 5 hari, atau
o Valasiklovir, dosis 2 x 500 mg/hari selama 7-10 hari.
- Pada herpes genitalis: edukasi tentang pentingnya abstinensia pasien harus tidak
melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau ada gejala prodromal.
- Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi. Aspirin dihindari oleh karena
dapat menyebabkan Reye’s syndrome.
Edukasi untuk herpes genitalis ditujukan terutama terhadap pasien dan pasangannya,
yaitu berupa:
- Informasi perjalanan alami penyakit ini, termasuk informasi bahwa penyakit ini
menimbulkan rekurensi.
- Tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau gejala prodromal.
- Pasien sebaiknya memberi informasi kepada pasangannya bahwa ia memiliki
infeksi HSV.
- Transmisi seksual dapat terjadi pada masa asimtomatik.
- Kondom yang menutupi daerah yang terinfeksi, dapat menurunkan risiko
transmisi dan sebaiknya digunakan dengan konsisten.
131
Bintik sewarna kulit,
permukaan halus, isi
masa putih
Anamnesis:
Lokasi (kepala, kelopak mata,
genital), bertambah
banyak/besar
Px : pf DV
Moluskum
contagiosum
Penatalaksanaan
Kuret, krioterapi,
KOH
Perhatikan rekurensi
132
4. MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Moluskum kontagiosum adalah penyakit disebabkan oleh virus poks, klinis berupa papul-
papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa yang mengandung badan
moluskum kontagiosum.
a. Diagnosis Banding
Komedo , Miliaria, Karsinoma sel basal nodular
b. Pemeriksaan Penunjang
Histopatologi pada daerah epidermis ditemukan badan moluskum yg mengandung
partikel virus
c. Terapi dan Edukasi
Pengobatan dengan mengeluarkan massa didalam papulnya, dapat dipakai alat
ekstraktor komedo, jarum suntik, kuret, cara lain dapat digunakan elektrokauterisasi,
bedah beku
bisa terapi pasangan seksualnya karena bisa menular
133
IMPETIGO DAN EKTIMA
P
Pasien (terutama anak-anak)
dengan gambaran klinis suspek
impetigo atau ektima
Diagnosa apakah
gambaran klinis sesuai Diagnosis
dengan impetigo dan Banding
ektima
Ya Sembuh Tidak
Edukasi pasien Kultur dan Resistensi
Apabila pasien gagal diterapi
dengan obat pilihan I
Terapi berdasarkan :
- Hasil kultur dan
resistensi
- Mupirosin di sekitar
nares untuk karier
134
- Impetigo krustosa adalah pioderma superfisialis yang disebabkan oleh Sterptococcus B
hemolyticus.
- Impetigo bulosa adalah pioderma superfisialis yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus.
- Ektima adalah Ulkus superfisial dengan krusta di atasnya disebabkan infeksi oleh
Streptococcus B hemolyticus.
Pembeda Impetigo Bulosa Impetigo Krustosa Ektima
Gambar
UKK Eritem, bula dan bula Eritem dan vesikel yang Tampak sebagai krusta
hipopion. Terkadang cepat memecah sehingga tebal berwarna kuning,
waktu penderita datang jika penderita datang biasanya berlokasi di
berobat, vesikel/bula telah berobat yang terlihat tungkai bawah. Jika
memecah sehingga yang adalah krusta tebal krusta diangkat ternyata
tampak hanya koleret dan berwarna kuning seperti lekat dan tampak ulkus
dasar eritematosa. madu. Jika dilepaskan yang dangkal.
tampak seperti erosi.
DD Dermatofitosis (tidak Ektima (terletak pada Impetigo krustosa (terjadi
terdapat lepuh) lokasi yang sering terkena pada anak, lokasi di
trauma) muka dan dasarnya erosi)
135
jika karena banyak penisilin dan
keringat, ventilasi sefalosporin)
diperbaiki.
Edukasi - perbaiki hygiene - perbaiki hygiene -
- perbaiki daya tahan - perbaiki daya tahan
tubuh tubuh
136
FOLIKULITIS DAN FURUNKEL
Kasus
Bintil bernanah yang terasa nyeri
Anamnesa
Riwayat trauma dan gesekan (trauma
pisau cukur atau garukan)
Pemeriksaan Fisik
Folikulitis Furunkel
137
- Folikulitis adalah radang folikel rambut terbatas di dalam epidermis.
- Furunkel adalah radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih dari satu maka disebut
furunkulosis.
Pembeda Folikulitis Furunkel
Gambar
UKK Papul atau pustul yang eritematosa dan Nodus eritematosa berbentuk
di tengahnya terdapat rambut, biasanya kerucut, di tengahnya terdapat
multiple pustul. Kemudian melunak menjadi
abses berisi pus dan jaringan
nekrotik, lalu pecah membentuk
fistel. Lokasi : tempat yang banyak
friksi (aksila dan bokong)
DD Tine barbe (lokasinya di -
mandibula/submandibula, unilateral,
KOH +)
Px. Penunjang - -
Terapi Antibiotik sistemik/topikal. Cari faktor Jika sedikit cukup dengan antibiotik
predisposisi. topikal. Jika banyak digabung
- Topikal : eritromisin 1% atau dengan antibiotik sistemik. Kalau
mupirosin 2% (3x sehari) berulang-ulang mendapat
- Sistemik : furunkulosis atau karbunkel, cari
Kloksasiklin 3x250 mg per hari faktor predisposisi, misalnya
sebelum makan diabetes melitus.
Sefadroksil dari generasi I dosis - Topikal : eritromisin 1% atau
untuk orang dewasa 2x500 mg mupirosin 2% (3x sehari)
atau 2x1000 mg - Sistemik :
Eritromisin 4x500 mg sehari per Kloksasiklin 3x250 mg per
os (bila alergi penisilin dan hari sebelum makan
sefalosporin) Sefadroksil dari generasi I
dosis untuk orang dewasa
2x500 mg atau 2x1000 mg
Eritromisin 4x500 mg sehari
per os (bila alergi penisilin
dan sefalosporin)
Edukasi - -
138
VERUKA.
Kasus
Kutil, cuplak
Anamnesa
Lokasi bertambah
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik DV
Penatalaksanaan
Eksisi, elektrofulgurasi
139
Veruka vulgaris merupakan hiperplasi epidermis disebabkan oleh human papilloma virus.
Nama lainnya ialah kutil dan common wart. Penularan melalui kontak langsung dengan agen
penyebab. Veruka ini sering dijumpai pada anak-anak dan remaja
Diagnosis Banding
Kalus, Komedo, Liken planus, Kondiloma akuminatum, Karsinoma sel skuamosa
Pemeriksaan Penunjang
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi melalui biposi
kulit.
Terapi dan Edukasi
Macam terapi topikal:
- bahan kaustik dengan larutan AgNO3 25%, asam trikloroasetat 50% atau asam
salisilat 20% -40%.
- bedah beku
- bedah skapel
- bedah listrik
- bedah laser
Edukasi :
- Pasien harus menjaga kebersihan kulit.
- Penyakit ini seringkali residif walaupun diberi pengobatan yang adekuat.
140
ERISIPELAS DAN SELULITIS
Kasus
Kulit merah, bengkak, panas,
demam, malaise
Anamnesa
Perjalanan penyakit, lokasi, nyeri
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik DV
Erisipelas Selulitis
Penatalaksanaan
Umum : Jaga kebersihan
Khusus : Antibiotik topikal / sistemik
Indikasi perawatan bila gejala sistemik berat
dan keadaan umum jelek
141
Eritema berbatas tegas, tepi
meninggi dengan tanda-tanda
radang akut
Erisipelas dalah Penyakit infeksi akut, biasanya disebabkan oleh Streptococcus, gejala
utamanya adalah eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas disertai gejala konstitusi.
a. Diagnosis banding
Selulitis (terdapat infiltrat di subkutan)
b. Terapi dan edukasi
Istirahat, tungkai bawah dan kaki yang di serang ditinggikan (elevasi), tingginya sedikit
lebih tinggi daripada letak jantung. Pengobatan sistemik adalah antibiotik, topikal
diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik. Jika terdapat edema diberikan
diuretika.
Pengobatan sistemik :
1. Analgetik antipiretik
2. Antibiotik :
a. Penisilin 0,6 – 1,5 mega unit 5-10 hari
b. Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari
142
INFEKSI ZOONOSIS
Kasus
Plenting-plenting, gatal-gatal pada malam hari
Anamnesa
Lokasi, faktor predisposisi
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik DV
Vesikel, papul
Papul eritem, Papul eritem di Papul eritem
di jari-jari,
melingkar kepala gatal
genital
143
- Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya.
- Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan peradangan berbentuk linear
atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Nematoda hidup pada hospes, ovum
terdapat kotoran binatang dan karena kelembaban berubah menjadi larva yang mampu
mengadakan penetrasi ke kulit. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan
sepanjang dermo-epidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.
- Pedikulosis adalah infeksi kulit / rambut pada manusia oleh Pediculs (parasite obligat
yang harus menghisap darah manusia untuk bertahan hidup)
- Reaksi gigitan serangga (insect bite reaction) adalah reaksi hipersensitivitas atau
alergi pada kulit akibat gigitan (bukan terhadap sengatan/stings) dan kontak dengan
serangga. Gigitan hewan serangga, misalnya oleh nyamuk, lalat, bugs, dan kutu,
yang dapat menimbulkan reaksi peradangan yang bersifat lokal sampai sistemik.
Pembeda Scabies Creeping Eruption Pedikulosis Insect Bite
Gambar
UKK Lesi kulit berupa Lesi berbentuk linear Kutu atau telur Urtika dan papul
terowongan atau berkelok-kelok, berwarna abu2 dan timbul secara
(kanalikuli) berwarna berwarna kemerahan berkilat, karena simultan di tempat
putih atau abu-abu Dapat dilakukan garukan maka dapat gigitan, dikelilingi
dengan panjang rata- pemeriksaan untuk terjadi erosi, zona eritematosa.
rata 1 cm. Ujung menemukan bentuk ekskoriasi, dan Di bagian tengah
terowongan terdapat yang khas yakni lesi infeksi sekunder tampak titik
papul, vesikel, dan berbentuk linear atau (pus, krusta), bila (punctum) bekas
bila terjadi infeksi berkelok-kelok, infeksi sekunder tusukan/gigitan,
sekunder, maka akan menimbul dengan berat, rambut akan kadang hemoragik,
terbentuk pustul, diameter 2-3 mm, bergumpal atau menjadi krusta
ekskoriasi, dan berwarna kemerahan. disebabkan oleh kehitaman.
sebagainya.Pada anak- banyaknya pus dan Bekas garukan karena
anak, lesi lebih sering krusta dan dapat gatal.
berupa vesikel disertai disertai pembesaran
infeksi sekunder KGB regional.
akibat
garukansehingga lesi
menjadi bernanah.
DD Pioderma, Impetigo, Skabies, Tinea kapitis, -
Dermatitis, Dermatofitosis (bila Impetigo krustosa
Pedikulosis korporis bentuk polisiklik) (pioderma),
Dermatitis seboroik
Px. Pemeriksaan - - -
Penunjang mikroskopis dari
kerokan kulit untuk
144
menemukan tungau.
Terapi Terapi tidak dapat Diberikan tiabendazol Pengobatan - Prinsip
dilakukan secara dengan dosis 50 bertujuan untuk penanganan kasus
individual melainkan mg/kgbb/hari sehari 2 memusnahkan ini adalah dengan
harus serentak dan kali, diberikan semua kutu dan mengatasi respon
menyeluruh pada bertuturt-turut selama 2 telur serta peradangan baik
seluruh kelompok hari, dosis maksimum mengobati infeksi yang bersifat
orang yang ada di 3 gram sehari, jika sekunder. lokal maupun
sekitar penderita belum sembuh dapat- Pengobatan topikal sistemik. Reaksi
skabies. diulangi setelah merupakan terapi peradangan lokal
Terapi diberikan beberapa hari. terbaik, yaitu dapat dikurangi
dengan salah satu obat Mungkin akan timbul dengan pedikulosid dengan sesegera
topikal (skabisid) di efek samping mual, dengan salah satu mungkin mencuci
bawah ini: pusing, muntah pengobatan di daerah gigitan
a. Salep 2-4 Dapat diterapi dengan bawah ini: dengan air dan
dioleskan di seluruh cryotherapy o Malathion 0,5% sabun, serta
tubuh, selama 3 hari (menggunakan CO2 atau 1% dalam kompres es.
berturut-turut, dipakai snow (dry ice)) dengan bentuk losio - Atasi keadaan
setiap habis mandi. penekanan selama 45” atau spray, akut terutama
b. Krim permetrin sampai 1’ dibiarkan 1 pada angioedema
5%di seluruh tubuh. Penggunaan N2 liquid malam. karena dapat
Setelah 10 jam, Cara beku dengan o Permetrin 1% terjadi obstruksi
krim permetrin menyemprotkan dalam bentuk saluran napas.
dibersihkan dengan kloretil sepanjang lesi cream rinse, Penanganan pasien
sabun. dibiarkan selama dapat dilakukan di
Terapi skabies ini 2 jam Unit Gawat
tidak dianjurkan pada o Gameksan 1%, Darurat. Bila
anak < 2 tahun dibiarkan selama disertai obstruksi
12 jam. saluran napas
- Pedikulosid diindikasikan
sebaiknya tidak pemberian
digunakan pada epinefrin sub
anak usia kurang kutan. Dilanjutkan
dari 2 tahun. dengan pemberian
kortikosteroid
prednison 60-80
mg/hari selama 3
hari, dosis
diturunkan 5-10
mg/hari.
Dalam kondisi
stabil, terapi yang
dapat diberikan
yaitu:
Sistemik
- Antihistamin
sedatif:
klorfeniramin
maleat 3 x 4 mg
per hari selama
145
7 hari atau
setirizin 1 x 10
mg per hari
selama 7 hari.
- Antihistamin
non sedatif:
loratadin 1 x 10
mg per hari
selama 7 hari.
Topikal
- Kortikosteroid
topikal potensi
sedang-kuat:
misalnya krim
mometason
furoat
- 0,1% atau krim
betametason
valerat 0,5%
diberikan
selama 2 kali
sehari selama 7
hari.
Edukasi Melakukan perbaikan - Sebaiknya rambut -
higiene diri dan pasien dipotong
lingkungan, dengan: sependek mungkin,
a. Tidak kemudian disisir
menggunakan dengan
peralatan pribadi menggunakan sisir
secara bersama-sama serit, menjaga
dan alas tidur diganti kebersihan kulit
bila ternyata pernah kepala dan
digunakan oleh menghindari kontak
penderita skabies. erat dengan kepala
b. Menghindari penderita.
kontak langsung
dengan penderita
skabies.
146
DERMATOFITOSIS
Diagnosis
Diagnosis
Pemeriksaan klinis, mikroskopis,
banding lainnya
kultur (untuk tinea unguium),
memastikan tinea
Non-Medikamentosa :
- Edukasi pasien
Medikamentosa :
- Topikal
- Sistemik (mempertimbangkan luas dan
berat, rekuren, reklasitran, lokasi)
147
TINEA GALBROSA
Pemberian antimikotik
topikal, antimikotik sistemik
148
PTIRIASIS VERSIKOLOR
Non-Medikamentosa :
- Edukasi pasien
Medikamentosa :
- Topikal
- Sistemik
- (mempertimbangkan luas
dan berat, rekuren,
reklasitran, lokasi)
149
LEPRA
Tanda utama
(cardinal sign) lepra
PB MB Positif Negatif
150
Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang
bersifat intraselular obligat. Penularan kemungkinan terjadi melalui saluran pernapasan atas
dan kontak kulit pasien lebih dari 1 bulan terus menerus. Masa inkubasi rata-rata 2,5
tahun, namun dapat juga bertahun-tahun.
• Diagnosis :
- Px bakterioskopik : kerokan jaringan kulit
- Px histopatologik : Sel Datia Langerhans
- Px serologik : anti phenolic glycolipid-1 (PGL-1)
• Terapi :
- DDS (Diamino Difenil Sulfon)
- Rifampisin
- Klofazimin (Lamprene) 50 mg/hari, 100 mg/2 hari, 3 x 100 mg/minggu
- Protionamid 5-10 mg/kgBB/hari
BTA (-), Tes lepromin (+) BTA (+), Tes lepromin (-)
UKK : makula saja, makula dibatasi infiltrat UKK : makula, infiltrat difus, papul, nodul
Awal : sel datia langerhans, anastesi jelas Awal : anhidrosis (-), anastesi tidak jelas
151