Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL DISKUSI (SMALL GROUP DISCUSSION)

KELOMPOK C
“Mencegah Pasien Jatuh dan Kesalahan dalam Pemberian Obat ”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan
Kerja dalam Keperawatan
Dosen Pengampu : Asep Iskandar.,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom

Oleh :
Melyana Rahmawati (I1B018022)
Luqman Hakim (I1B018023)
Rofi Ali Nurgi (I1B018028)
Putri Regina (I1B018031)
Nita Yulinda (I1B018035)
Relin Meilinda (I1B018047)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien atau patient safety merupakan sistem pelayanan rumah sakit
yang memberikan asuhan pasien secara lebih aman. Keselamatan pasien adalah salah
satu prosedur untuk mencegah terjadinya cidera lanjut, yaitu dengan menetapkan standar
pelayanan terkait pembuatan sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya (Nugraheni
dkk, 2017). Tercermin pada laporan Institute of Medicine (IOM) di Amerika daerah Utah
dan Colorado ditemukan kejadian tidak diinginkan sebesar 2,9% dimana 6,6% meninggal
dunia, sedangkan di New York sebesar 3,7% angka kejadian tidak diinginkan dengan
angka kematian 13,6%.(5) Angka kematian akibat kejadian yang tidak diharapkan di
bagian rawat inap di seluruh Amerika berkisar 44.000-98.000 per tahunnya (Sanjaya dkk,
2017).
Kejadian pasien jatuh merupakan masalah serius di rumah sakit terutama pasien
rawat
inap karena kejadian pasien jatuh merupakan salah satu indikator keselamatan pasien dan
indikator mutu rumah sakit (Dewi & Noprianty, 2018). Selain itu, kejadian kesalahan
pemberian obat juga merupakan salah satu ukuran pencapaian keselamatan pasien
(Suratmi, 2016). Kesalahan medikasi atau pemberian obat tidak hanya menyebabkan
cedera dan kematian namun juga meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh
Rumah Sakit (Indracahyani, 2010). Tingginya insiden keselamatan pasien akibat pasien
jatuh dan kesalahan kesalahan pemberian obat perlu mendapat perhatian tenaga
kesehatan yang terlibat termasuk perawat yang memiliki peran dalam pencegahan pasien
jatuh dan pemberian medikasi dengan tepat.

B. Tujuan
1. Mengetahui cara mencegah pasien jatuh.
2. Mengetahui cara mencegah kesalahan pemberian obat.

C. HASIL DISKUSI
1. Pasien Jatuh
1.1. Definisi
Jatuh adalah kejadian yang tidak disadarai dimana seseorang terjatuh
dari posisi tinggi ke rendah dari ketidak seimbangan atau kekuatan yang
berlebihan.
1.2. Resiko jatuh
Resiko jatuh adalah kurangnya keseimbangan dari seseorang yang
jatuh dan selanjutnya perbedaan ketinggian pada saat perjalanan, ketidak
mampuan tubuh dalam menopang badan dengan atau tanpa cedera.
1.3. Penyebab jatuh
1. Faktor sumber daya manusia (SDM), karena pasien yang ada diruangan
itu tidak sebanding dengan jumlah perawat, sehingga hal ini dapat menjadi
salah satu penyebab menjadi resiko.
2. Beban kerja terlalu berat, banyak keinginan pasien namun jumlah perawat
sedikit
3. Di Rumah sakit, pelaksanaan pencegahan jatuh belum sesuai SOP juga
menjadi faktor penyebab pasien jatuh.
4. Keluarga pasien menganggap jatuh adalah hal yang wajar dan biasa
5. Faktor lingkungan yaitu lantai yang licin
6. Sarana prasarana yaitu bed side rel yang tidak terpasang, tempat tidur
yang tinggi, dan tidak ada bel pasien.
1.4. Pencegahan
1. Menerapkan dan menentukan kebijakan tentang pasien jatuh di rumah
sakit dan yang bertanggung jawab adalah tim K3.
2. Peningkatan pengetahuan dari perawat, karena ada hubungan antara
pengetahuan yang tinggi pada pasien jatuh dan hal iin dapat meningkatkan
atau menjalankann perawatan yang baik.
3. Melakukan pengkajian yang lebih mendalam agar dapat mengetahui
faktor apa saja yang dapat menebabkan resiko jatuh.
4. Dari antisipasi dari faktor pasien dan klien, terutama pada keluarga.
Perawat mengajarkan untuk tidak meninggalkan pasien sendiri, dan harus
mengamankan pasien.
5. Peningkatan sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan Rumah Sakit.
2. Kesalahan Pemberian Obat
2.1 Definisi
Kesalahan pemberian obat adalah suatu kesalahan dalam proses
pengobatan yang masih berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi
kesehatan, pasien atau konsumen, dan seharusnya dapat dicegah.
2.2 Faktor yang berhubungan
1. Karakteristik dari klien (usia dan jenis kelamin), kesalahan penafsiran dari
farmasi, kurang pengamatan dari perawat, lingkungan seperti peraturan
hub, antar perawat dan lain-lain.
2. Kondisi laten akibat porses organisasi contoh keterbatansan tenaga
perawat.
3. Kondisi penyebab kesalahan dari faktor lingkungan.
4. Kegagalan aktif karna salah pengenalan dan semua hal tentang obat.
2.3 Upaya pencegahan
1. Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat - obatan yang aman
sehingga perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah
pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak
lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan.
2. Obat diberi label dan disimpan diruangan khusus dan lakukan
monitoring serta adanya komunikasi yang baik antar perawat
3. Memasang gelang identifikasi agar tidak tertukar obatnya dari perawat
dan melakukan timbang trima dengan SBAR dengan mengatakan ke
perawat lain saat pergantian shift tentang apa saja yang telah dilakukan
dan yang akan dilakukan
4. Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal.
Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu
vial dosis tunggal. Interprestasi yang salah terhadap program obat dapat
mengakibatkan pemberian dosis tinggi yang berlebihan.
5. Waspada obat-obatan bernama sama. Banyak nama obat yang terdengar
sama (misalnya digoxin dan digitoxin).
6. Kenali klien yang memiliki nama sama juga minta klien, menyebutkan
nama lengkapnya, cermati nama yang tertera pada tanda pengenalan.
D. KESIMPULAN
Dari diskusi yang telah dilakukan kelompok kami, maka dapat disimpulkan bahwa
perawat memiliki peran dalam mengurangi risiko pasien jatuh dan kesalahan pemberian
obat. Untuk pencegahan pasien jatuh, diterapkannya dan ditentukan kebijakan tentang
pasien jatuh di Rumah Sakit, peningkatan pengetahuan dari perawat, melakukan
pengkajian yang lebih mendalam, selain itu juga dari antisipasi dari faktor pasien dan
klien. Untuk pemberian obat, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah
pemberian obat, lalu obat diberi label dan disimpan diruangan khusus dan lakukan
monitoring serta adanya komunikasi yang baik antar perawat, memasang gelang
identifikasi agar tidak tertukar obatnya dari perawat dan melakukan timbang trima
dengan SBAR dengan mengatakan ke perawat lain saat pergantian shift tentang apa saja
yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan, waspada obat-obatan bernama sama, dan
kenali klien yang memiliki nama sama.

E. DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, V. S. (2017). Faktor Perawat Terhadap Kejadian Medication Administration
Error di Instalasi Rawat Inap. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 5(1), 52–
61.
Dewi, T., & Noprianty, R. (2018). Phenomenologi Study: Risk Factors Related to Fall
Incidence in Hospitalized Pediatric Patient with Theory Faye G. Abdellah.
NurseLine Journal, 3(2), 81. https://doi.org/10.19184/nlj.v3i2.8249
Ekawati dkk. (2017). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Pencegahan Jatuh pada
Pasien Resiko Jatuh oleh Perawat di Ruang Nusa Indah RSUD Tugurejo
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(02):121-130.
Indracahyani, Agustin. (2010). Keselamatan Pemberian Medikasi. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 13(2), 105–111. https://doi.org/10.7454/jki.v13i2.239
Sanjaya, P. D., Rosa, E. M., & Ulfa, M. (2017). Evaluasi Penerapan Pencegahan Pasien
Berisiko Jatuh di Rumah Sakit. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 11(2), 105–112.
Suratmi. (2016). Hubungan Lingkungan Kerja dengan Upaya Pencegahan Kesalahan
Pemberian Obat di Ruang Teratai RSUD DR. Soegiri Lamongan, 08(01).
Widjasena, N. B. and Kurniawan, B. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pencegahan Jatuh Pada Pasien Risiko Jatuh Oleh Perawat Di Ruang Nusa Indah
Rsud Tugurejo Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro,
5(2), pp. 121–129.
X

Anda mungkin juga menyukai