Anda di halaman 1dari 14

.

Tema

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pokok pikiran berarti dasar cerita (yang dipercakapkan,
dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan sebagainya). Sedangkan secara etimologis, kata
“tema” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti sesuatu yang telah diuraikan. Melihat
kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tema ini bersifat umum dan luas karena tema
masih berupa dasar cerita yang perlu diuraikan lagi. Tema yang bersifat luas ini dapat dipersempit
dengan adanya topik.

2. Topik

Menurut KBBI arti kata topik adalah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan
sebagainya; bahan diskusi. Topik berasal dari bahasa Yunani, yaitu topoi yang artinya inti utama dari
seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Dari kedua
definisi di atas, kita dapat melihat adanya persamaan arti dari topik yaitu pokok pembicaraan atau
secara bebas dapat juga kita artikan sebagai permasalahan yang dibahas atau diuraikan. Cakupan topik
lebih terbatas dibandingkan tema, namun tidak juga terlalu sempit seperti judul.

3. Judul

Menurut KBBI judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat
menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu. Selain itu judul juga berarti kepala
karangan (cerita, drama, dan sebagainya) atau disebut juga tajuk. Dari pengertian KBBI tersebut, dapat
dikatakan bahwa judul merupakan cerminan mengenai suatu permasalahan yang diangkat dalam
sebuah tulisan secara cepat. Letaknya berada paling awal sebuah karangan sehingga disebut sebagai
kepala karangan. Ciri khas yang membedakan judul dengan tema dan topik adalah fungsinya sebagai
penarik minat pembaca. Judul yang baik akan menarik pembaca dan dapat menimbulkan keingintahuan
pembaca tentang isi atau permasalahan yang dibahas. Judul memiliki cakupan yang lebih sempit dan
spesifik. Di dalam judul juga menyiratkan suatu tema dan topik.

Untuk memahami lebih lanjut mengenai tema, topik, dan judul, dapat melihat contoh sebagai berikut
Tema : Kebersihan Lingkungan (cakupan lebih luas dari topik)

Topik : Kebersihan Sekolah (cakupan lebih luas dari judul)

Judul : Membudayakan “Tertib Piket“ untuk Kebersihan Sekolah (cakupan sempit)

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dari sebuah tema dapat diperinci menjadi beberapa topik,
sedangkan dari sebuah topik dapat diperinci menjadi beberapa judul. Contohnya, dari tema Kebersihan
Lingkungan, dapat diperinci lagi menjadi Kebersihan Rumah selain Kebersihan Sekolah. Topik Kebersihan
Sekolah juga dapat dibuat judul lain seperti “Menumbuhkan Kesadaran Warga Sekolah untuk Hidup
Bersih”. Semoga bermanfaat.
Alur Maju: Tahapan peristiwa dalam alur ini diawali dengan pengenalan cerita, awal perselisihan,
menuju konflik, konflik memuncak, dan diakhiri dengan penyelesaian konflik.

Alur Mundur: Tahapan peristiwa dimulai dari konflik dan di akhir cerita diungkapkan latar belakang
terjadinya konflik.

Alur Campuran: Alur jenis ini merupakan gabungan antara alur maju dengan alur mundur. Satu saat
cerita berjalan maju namun pada saat yang lain cerita berjalan mundur. Alur jenis ini memang tidak
mudah untuk dipahami karena tahapan peristiwa dalam cerita melompat-lompat. Cerita jenis ini
membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami jalan ceritanya.
Nilai moral: Nilai yang terkandung dalam tata cara dan perilaku seseorang dalam masyarakat luas

Nilai sosial: Nilai yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan orang di sekitarnya dalam
lingkungan masyarakat

Nilai budaya: Nilai yang terwujud dari hasil gagasan, kreasi, dan inovasi suatu masyarakat dengan
berbagai ragam norma dan adat yang dimiliki
membuang sampah tepat pada tempatnya.

Membungkukkan badan ketika melewati orang yang lebih tua.

Mengucapkan terima kasih ketika mendapat pemberian dari seseorang.

Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

Menyantuni anak yatim dan piatu di panti asuhan.

Memberikan pemberlajaran untuk anak-anak jalanan.

Menunaikan ibadah tepat pada waktunya.

Menghargai pendapat orang lain saat rapat sedang berlangsung.

Mencium tangan orang tua saat hendak keluar rumah.

Memberikan tempat duduk saat di kendaraan umum untuk orang tua maupun ibu hamil yang tidak
mendapat tempat duduk. embuang sampah tepat pada tempatnya.

Membungkukkan badan ketika melewati orang yang lebih tua.

Mengucapkan terima kasih ketika mendapat pemberian dari seseorang.

Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

Menyantuni anak yatim dan piatu di panti asuhan.

Memberikan pemberlajaran untuk anak-anak jalanan.

Menunaikan ibadah tepat pada waktunya.

Menghargai pendapat orang lain saat rapat sedang berlangsung.

Mencium tangan orang tua saat hendak keluar rumah.

Memberikan tempat duduk saat di kendaraan umum untuk orang tua maupun ibu hamil yang tidak
mendapat tempat duduk.
ontoh Tindakan Nilai Sosial

Berikut inilah beberapa kasus nyata dalam nilai sosial di dalam masyarakat, antara lain tindakan seperti;

Para relawan yang berangkat untuk membantu korban bencana alam, seperti sekarang ini yang terjadi di
Lombok, juga masyarakat di seluruh Indonesia yang menyalurkan tangannya untuk saudara di Lombok

Masyarakat di Negara Jepang sangat menghargai budaya malu, sehingga ketika berbuat salah, mereka
rela mengakhiri hidupnya daripada hidup menanggung malu.

Saat menggunakan transportasi umum, ada lansia atau ibu hamil yang tidak dapat kursi untuk duduk,
dengan ikhlas kita memberikan mereka kursi kita untuk mereka duduk.

Orangtua berpakaian rapi serta sopan saat hendak datang di sekolah atau menghadiri acara resmi di
sekolah.

Berdoa sebelum makan atau sebelum memulai suatu kegiatan sebagai cerminan masyarakat yang
beragama dalam menerapkan nilai atau ajaran dalam agama.

Menghormati seseorang yang lebih tua dan menghargai teman sebaya atau yang lebih muda

Sebagai anak, kita harus mematuhi nasihat orangtua, karena itu demi kebaikan kita.

Menjunjung hak asasi manusia, karena pada dasarnya manusia memiliki hak yang sama dalam
kehidupan.

Contoh Nilai Budaya di Masyarakat

elalu Mengatakan “Permisi”

Di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jawa, orang berusaha untukmemiliki sikap yang baik.
Mereka selalu mengatakan “permisi” dengan membungkukkan badan ketika berjalan di depan orang
lain. Sikap itu adalah ciri nilai budaya di Jawa.

Seorang Gadis Dilarang Makan Di Depan Pintu


Ada juga banyak mitos dari Jawa kuno. Itu bisa menjadi bagian dari nilai budaya, karena diterapkan
hingga sekarang. Ada mitos bahwa perempuan tidak boleh makan di depan pintu. Beberapa orang
mengatakan, gadis-gadis itu akan jauh dari jodoh mereka (makan di depan pintu menghalangi datangnya
jodoh), tetapi beberapa orang juga mengatakan bahwa itu adalah sikap tidak sopan, itulah sebabnya
mitos itu masih terjadi dan dipercaya oleh masyarakat.

Grebekkan Maulud

Jawa Tengah termasuk salah satu wilayah di Indonesia dengan nilai budaya yang begitu banyak, karena
daerahnya terdiri dari banyak kerajaan. Ada ritual “Grebekkan” dalam kalender Maulud Nabi
Muhammad SAW. Upacara budaya itu untuk merayakan ulang tahun Nabi Muhammad SAW. Upacara ini
bisa kita temukan di daerah Yogyakarta dan Solo.

Sedekah Bumi

Ada nilai budaya yang dinamakan “Sedekah Bumi”, konsepnya sama dengan “Grebekan” tetapi
“Sedekah Bumi” adalah upacara untuk merayakan hasil panen yang didapat masyarakat dari sawah. Itu
sebagai bentuk rasa syukur terhadap Bumi yang memberi kita kehidupan.

Dalam upacara ini, penduduk akan duduk bersama di suatu tempat dan kemudian membagikan yang
mereka miliki seperti nasi, buah, sayuran dan banyak lauk. Acara “Sedekah Bumi” masih banyak
dilaksanakan di desa-desa yang ada di Indonesia.

Tradisi Bayi Baru Lahir

Orang Indonesia yang memiliki bayi yang baru lahir, sang ayah akan mengumandangkan “adzan” di
telinga bayi. Sebenarnya ini adalah budaya muslim yang sudah menjadi nilai budaya Indonesia. “Adzan”
sebagai doa untuk memanggil orang-orang muslim agar datang ke masjid.

Menjadi Ramah

Orang Indonesia dikenal ramah. Mereka selalu mengatakan halo jika bertemu orang lain. Anda bisa
bertanya pada turis di beberapa tempat wisata, dan mereka akan mengatakan bahwa orang Indonesia
ramah. Mereka selalu menyapa dan tersenyum ketika bertemu orang baru. Nilai budaya itu
menggambarkan bahwa orang Indonesia suka memiliki teman baru dan melakukan sesuatu bersama.
Mengucap Salam

Orang Indonesia selalu mengatakan salam ketika mereka masuk atau keluar dari ruangan. Salam, seperti
Assalamualaikum (untuk orang muslim), atau permisi. Anda akan mendengar kalimat itu ketika orang
Indonesia masuk dan keluar dari sebuah ruangan, karena itulah nilai budaya Indonesia.

Merayakan Idul Fitri

Salah satu nilai budaya Indonesia terjadi di Idul Fitri. Itu adalah momen terbesar bagi umat Muslim.
Orang Indonesia merayakan Idul Fitri dengan pergi atau saling berkunjung ke rumah tetangga. Dari pintu
ke pintu, mereka akan berjabat tangan satu sama lain dengan makan bersama beberapa makanan
khusus yang dimasak di Idul Fitri.

Saling Toleransi

Toleransi adalah nilai budaya Indonesia, karena Indonesia adalah negara multikultural. Meskipun
mereka berasal dari agama yang berbeda, mereka akan saling membantu ketika mereka memiliki
aktivitas. Misalnya, dalam Idul Fitri, orang-orang Kristen membantu umat Islam untuk membersihkan
masjid. Mereka membersihkan masjid bersama tanpa perbedaan.

Selalu Makan Nasi

Beras adalah bagian dari nilai budaya Indonesia. Orang Indonesia selalu sarapan, makan siang, dan
makan malam dengan nasi dan lauk varian.

Sama halnya dengan budaya Eropa yang mengonsumsi roti. Banyak orang Indonesia merasa bahwa
mereka tidak dapat makan tanpa nasi, meskipun mereka sudah banyak makan-makanan lainnya. Bahkan
ada ungkapan “belum makan” jika yang dimaksud adalah belum makan nasi.

Nah, demikianlah tadi artikel yang memberikan ulasan secara lengkap terkait dengan pengertian nilai
budaya menurut para ahli, fungsi, ciri, dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta pengetahuan. Trimakasih,
Syair. Syair berasal dari Arab. ...

Pantun. Pantun dikenal luas oleh masyarakat. ...

3. Seloka. Seloka adalah jenis puisi Melayu. ...

4. Gurindam. Puisi lama jenis gurindam berisi tentang suatu nasihat, dengan aturan setiap bait terdiri
dari 2 baris dan bersajak a-a. ...

Karmina. ...

6. Mantra. ...

7. Talibun.

Macam Bentuk Prosa

Prosa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu prosa lama dan prosa baru. Berikut ini dijelaskan

bentuk, ciri dan contoh dari prosa :

Prosa Lama

Prosa lama yaitu sebuah bentuk karya sastra yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Prosa
lama dapat berupa berbentuk tulisan karena pada waktu itu belum ditemukan alat untuk menulis.
Namun, saat ini kita sudah dapat menemukan karya sastra prosa lama dalam bentuk tulisan. Pada
awalnya, prosa lama diceritakan dari mulut ke mulut. Dalam prosa lama, tulisan memiliki karakteristik
seperti cerita istana sentris, sifatnya menghibur golongan masayarakat, tidak menggunakan struktur
kalimat, dan bersifat kedaerahan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk prosa lama, yaitu:

Hikayat
Hikayat merupakan sebuah tulisan fiktif dan tidak masuk dengan akal yang menceritakan tentang
kehidupan para dewi, dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Contohnya adalah Hikayat Hang Jebat, Hikayat
Raja Bijak, dan lain sebagainya.

Sejarah

Sejarah merupakan sebuah tulisan yang menceritakan tentang bagaimana peristiwa-peristiwa tertentu.
Ada dua jenis sejarah, diantaranya sejarah sastra lama dan baru. Contoh tulisan berbentuk sejarah
adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612 dan lainnya.

Kisah

Kisah adalah sebuah tulisan-tulisan pendek. Kisah menceritakan tentang sebuah cerita perjalanan,
pengalaman atau petualangan orang-orang jaman dulu. Salah satu contoh kisah adalah Kisah Raja
Abdullah menuju Kota Mekkah dan lainnya.

Baca Juga : √ Apa itu Magang : Pengertian, Tujuan, Manfaat

Dongeng

Dongeng banyak bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Dongeng sendiri
terdapat beberapa bentuknya, seperti:

– Myth (Mitos) bercerita tentang hal-hal diluar akal seperti gaib, contohnya seperti Ratu Pantai Selatan,
Dongeng

tentang Batu Menangis, Dongeng asal-usul kuntilanak, dan lain-lain.

Legenda

bercerita tentang sebuah sejarah atau asal-muasal terjadinya sesuatu, contohnya seperti

Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Pulau Jawa dan lainnya.


Prosa Baru

Prosa baru adalah bentuk karya sastra yang banyak telah dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Bentuk
prosa ini muncul karena prosa lama yang dianggap tidak moderen dan sudah ketinggalan jaman. Bentuk-
bentuk prosa baru antara lain:

Roman

Roman adalah sebuah tulisan yang mengisahkan hidup seseorang dari lahir hingga meninggal secara
menyeluruh, contohnya Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana.

Novel

Novel adalah cerita yang panjang tentang kehidupan, sifatnya bias fiktif atau no-fiktif,

contohnya seperti Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Wiro Sableng 212, dan lain-lain.

Cerpen

Cerpen adalah adalah sebuah cerita pendek yang menceritakan sebagian kecil dari kisah pelaku
utamanya. Konflik yang mengubah sikap pemeran utama, dan inilah yang membedakan cerpen dan
novel. Contoh cerpen yaitu Robohnya Surau Kami karya A. Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya
Ananta, dan lain sebagainya.

Riwayat

Riwayat adalah sebuah cerita tentang kisah hidup orang atau biasanya tokoh terkenal atau yang
menginspirasi. Ada dua jenis riwayat, yaitu biografi atau ditulis oleh orang lain dan otobiografi atau
ditulis sendiri oleh tokoh tersebut.

Kritik

Kritik adalah sebuah bentuk tulisan yang sifatnya memberi alasan atau menilai/menghakimi karya atau
hasil kerja seseorang.
Resensi

Resensi adalah sebuah tulisan yang merangkum atau mengulas sesuatu karya, baik buku, seni, musik,
film, atau karya lainnya. Resensi dapat memberikan sudut pandang tentang baik dan buruknya karya
tersebut. Dengan kata lain, resensi dapat memberikan gambaran untuk mempertimbangkan apakah kita
dapat menikmati karya tersebut atau tidak.

Esai

Esai adalah sebuah tulisan yang berisi sudut pandang atau opini pribadi tentang suatu hal yang menjadi
topic atau isu dalam suatu tulisan

Puisi baru

Balada. Balada merupakan sebuah puisi yang berisi kisah atau cerita tertentu. ...

Hymne. ...

Ode. ...

Epigram. ...

Romansa. ...

Elegi. ...

Satire.

. Jenis-jenis sudut pandang yang terdapat dalam cerita

Sudut pandang umumnya dibagi kedalam 4 jenis, diantaranya sebagai berikut ini:

1. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama


Yang pertama yaitu sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, sudut pandang ini umumnya
menggunakan kata ganti seperti Aku ataupun Saya pada tokoh utama cerita. Dalam sudut pandang ini
penulis atau pembuat cerita seolah-olah terlibat dalam ceritanya dan dia sendiri sebagai tokoh utama
dalam cerita.

Apakah itu sudut pandang dalam cerita?

Contohnya: Pagi hari aku bangun dari tidur panjang yang telah melelapakanku, aku bergegas pergi ke
kamar mandi untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu aku membereskan tempat tidur
dan sarapan pagi terlebih dahulu, lalu setelah selesai sarapan barulah aku berangkat ke sekolah dan
berpamaitan kepada orang tua…

Baca juga: Pengertian cerpen dan strukturnya dilengkapi unsur-unsurnya.

2. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan

Yang kedua yaitu orang pertama sebagai pelaku sampingan, maksudnya dalam sudut pandang ini
seolah-olah si tokoh utama yang bercerita, akan tetapi posisinya dalam cerita bukanlah sebagai tokoh
utama.

Contohnya: Aku bangga melihat Agus teman baik ku, dia sangat cerdas dalam berbagai mata pelajaran di
sekolah. Terkadang aku merasa iri padanya, karena dia lebih pintar dari pada aku, akan tetapi dia selalu
membantuku jika aku dalam kesulitan dan dia selalu menemaniku saat bermain…

3. Sudut pandang orang ketiga serba tahu


Yang ketiga yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu, pada sudut pandang ini umumnya
menggunakan kata ganti seperti ia, dia atau nama dari pelaku yang ada dalam cerita yang dibuat oleh
penulis.

Contohnya: sudah satu bulan ini aku sering melihat dia menunggu bus di bangku pinggir jalan itu, tapi
belum satu kalipun dia terlihat menunggu bus bersama temannya. Apa mungkin dia tidak memiliki
teman baik? Ataukah dia seorang penyendiri?…

Baca juga artikel lainnya: Pengertian novel dan unsur-unsurnya.

4. Sudut pandang orang ketiga pengamat

Dalam sudut pandang ini maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita menggambarkan apa
yang dilihat, didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita, akan tetapi hal
tersebut sangat terbatas hanya pada seorang tokoh saja. Tokoh yang ada dalam cerita mungkin cukup
banyak tetapi mereka tidak diberikan kesempatan yang lebih untuk menunjukan sosok yang sebenarnya,
jadi hanya tokoh utama saja yang menunjukan sosok yang sebenarnya.

Contohnya: Datang seorang siswa baru berpakaian keren kedalam kelas. Wajahnya yang tampan
membuat semua siswi di kelas tersebut terdiam. Tiba-tiba siswa baru tersebut tersenyum dan membuat
semua siswi di kelas menjerit histeris, karena tidak menyangka senyum siswa baru itu sangat
mempesona…

Mungkin hanya itulah pembahasan tentang pengertian sudut pandang dalam cerita, semoga artikel ini
dapat memberikan banyak manfaat dan tentunya bisa menambah wawasan kamu, serta mohon
dimaafkan jika memang ada kesalahan ataupun kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai