Anda di halaman 1dari 485

http://inzomnia.wapka.

mobi

The Expected One


A Novel
KATHLEEN McGOWAN

Edit & Convert: inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Prolog

Gaul Selatan Tahun 72

Tidak banyak waktu yang tersisa.


Perempuan tua itu menarik kerudung lusuh ke pundaknya. Tahun ini
musim gugur akan datang lebih cepat di pegunungan merah. Ini ia
rasakan hingga ke sumsum tulang. Perlahan dan hati-hati
diregangkannya jari jemarinya, berharap sendi yang rematik itu
melemas. Tangannya tak boleh membuatnya kecewa sekarang. Tidak
ketika begitu banyak yang ia pertaruhkan. Ia harus menyelesaikan
tulisan itu malam ini. Sebentar lagi Tamar akan datang membawa toples-
toples, dan semua harus siap.
Ia mengizinkan dirinya menghela napas panjang nan berat.
Aku sudah lelah sejak lama. Teramat, sangat lama. Ia tahu, pekerjaan
yang tengah ia lakoni adalah tugas terakhirnya di dunia. Kenangan yang
ia ingat-ingat selama beberapa hari terakhir telah menguras seluruh
sisa hidup tubuh keriputnya. Tulang belulang tuanya sarat dengan
kesedihan yang tak terbilang dan kepenatan yang dirasakan mereka
yang ditinggal mati oleh orang-orang yang mereka cintai. Tuhan banyak
memberinya cobaan, cobaan yang pedih.
Hanya Tamar, anak perempuan semata wayangnya dan anak terakhirnya
yang hidup, yang tersisa bersamanya. Tamar adalah rahmatnya; sepercik
cahaya di antara saat tergelap ketika ingatan yang lebih menakutkan
dibandingkan mimpi buruk enggan dijinakkan. Sekarang putrinya adalah
satu di antara dua yang selamat dari Masa Besar. Meski ia hanya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

seorang bocah kecil ketika mereka semua melakoni peran masing-masing


dalam sejarah kehidupan. Namun, tahu bahwa ada seseorang yang masih
hidup, yang ingat dan mengerti; tetaplah melegakan.
Yang lainnya telah pergi. Kebanyakan mati, menjadi martir lantaran
manusia dan cara yang terlalu brutal untuk bisa ditanggung. Beberapa
lagi barangkali masih hidup, tercerai-berai di berbagai penjuru bumi. Ia
takkan pernah tahu. Bertahuntahun telah berlalu semenjak ia
mendengar kabar dari yang lain. Namun ia tetap mendoakan mereka. Ia
berdoa sejak terbit matahari hingga terbenamnya pada masa-masa kala
ingatannya sangat tajam. Dengan segenap hati dan jiwa, ia berharap
mereka menemukan kedamaian dan tidak membebaninya siksaan beribu-
ribu malam tanpa mampu memejamkan mata.
Ya, Tamarlah satu-satunya tempat ia berlindung di tahun tahun terakhir
ini. Anak perempuan itu masih terlalu muda untuk mengingat detail-
detail mengerikan di Masa Kegelapan. Tapi ia cukup dewasa untuk
mengingat keindahan dan keanggunan orang-orang yang dipilih Tuhan
untuk menjalani jalan suciNya. Mempersembahkan
hidup untuk mengenang orang-orang terpilih menjadikan perjalanan
Tamar murni dengan pengabdian dan kasih. Pengabdian anak perempuan
itu yang semata-mata demi menenteramkan ibunya di hari-hari
belakangan ini sungguh luar biasa.
Tinggal satu persoalan berat yang mesti kulakukan: meninggalkan putri
tercintaku. Bahkan kini, saat kematian datang menghampiri, aku masih
tidak sanggup.
Meskipun begitu...
Perempuan itu mengintip dari gua yang telah menjadi rumahnya selama
hampir empat dasawarsa. Langit cerah saat ia mengangkat wajah
keriputnya. Dinikmatinya keindahan bintang gemintang. Takkan pernah
ia berhenti mengagumi ciptaan Tuhan. Di sana, di atas bintang-bintang
itu, jiwa-jiwa yang sangat dicintainya telah menanti. Ia bisa merasakan
mereka sekarang, lebih dekat dari sebelumnya.
Ia bisa merasakannya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau akan terlaksana," bisiknya pada langit malam. Perlahan, dengan


mantap, perempuan tua itu membalikkan badan untuk kembali masuk.
Sembari menghela napas panjang, ia mengamati kertas kasar itu.
Matanya menyipit dalam remang dan buramnya cahaya lampu minyak.
Diangkatnya pena, kemudian ia kembali menulis dengan hati-hati.

...Tahun demi tahun berlalu. Menuliskan Yudas Iskariot ternyata tidak


lebih mudah dibandingkan dulu. saat masa-masa gelap. Bukan karena aku
menilai buruk dirinya, tapi justru karena aku tidak bripandangan begitu.
Aku akan menceritakan kisah tentang Yudas dan berharap bisa
melakukannya dengan adil. Ia seorang lelaki yang sangat teguh
memegang prinsipnya. Mereka yang mengikuti kami harus tahu
ini: ia tidak mengkhianati mereka-atau kami-demi sekantong perak.
Sesungguhnya Yudas adalah yang paling setia di antara yang dua belas.
Begitu banyak alasan bagiku untuk bersedih selama tahun-tahun
belakangan. Namun hanya Satu yang lebih kutangisi dibandingkan Yudas.
Banyak orang yang ingin agar aku menuliskan Yudas secara keji Agar aku
mengutuknya sebagai seorang penipu, sebagai seorang pengkhianat,
sebagai seorang yang buta akan kebenaran. Namun aku tidak sanggup,
karena Jika itu kulakukan maka goresanku di atas kertas hanyalah
kebohongan belaka. Cukup sudah tulisan dusta tentang searah kami.
Tuhan telah menunjukkannya padaku. Aku tidak akan menulis lebih
banyak lagi.
Karena apalah tujuanku, jika bukan untuk menceritakan segala
kebenaran tentang segala yang terjadi saat itu?
INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA.
KITAB PARA MURID

Satu
Marseille September 1997

Marseille adalah tempat yang indah untuk mati dan sudah seperti itu
selama berabad-abad. Pelabuhan kapalnya yang legendaris memiliki

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

reputasi sebagai sarang bajak laut, penyelundup, dan pembunuh. Itulah


status yang telah disandang kota tersebut sejak bangsa Roma
merebutnya dari tangan Yunani di era sebelum Kristus.
Pada akhir abad 20, usaha pemutihan yang dilakukan pemerintah Prancis
akhirnya membuahkan hasil. Marseille menjadi tempat yang aman untuk
menikmati bouillabaisse(1) tanpa harus takut dirampok. Tapi, tetap saja
kejahatan bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi penduduk lokal.
Kekacauan telah terpatri dalam sejarah dan genetika mereka.
Para nelayan tak sedikit pun berkedip saat jaring mereka menangkap
sesuatu yang tidak pantas untuk ditambahkan ke dalam sup ikan
setempat.

1 Semacam kari yang setidaknya terbuat dari dua jenis ikan, biasanya
lima atau enam., ditambah bawang dan sayuran,
Roger-Bernard Gelis bukanlah penduduk asli Marseil-le. Ia lahir dan
besar di kaki bukit Pyrenees, dalam suatu komunitas yang berbangga
bisa bertahan sebagai bukti sejarah. Abad 20 belum merusak
kebudayaannya yang mengagungkan kekuatan cinta dan perdamaian
melebihi segala urusan duniawi. Namun, ia tetap lelaki paruh baya yang
tidak sepenuhnya mengabaikan urusan duniawi. Bagaimanapun juga,
dialah pemimpin kaumnya. Dan meski komunitasnya sama-sama bernaung
dalam suatu kedamaian spiritual, tak urung mereka memiliki musuh.
Roger-Bernard gemar berkata bahwa cahaya terindah mengundang
kegelapan terkelam.
Ia lelaki bertubuh raksasa. Sosoknya membuat orang orang yang belum
mengenalnya merasa terancam. Mereka yang belum mengenal
kelembutan jiwa Roger-Bernard barangkali akan keliru karena
menyangka lelaki ini patut ditakuti. Namun belakangan terbukti bahwa
orang-orang yang menyerangnya bukanlah orang-orang yang tidak
mengenalnya.
Seharusnya ia tahu peristiwa itu akan terjadi. Seharusnya ia sudah
mengira bahwa ia tak akan bisa memiliki sesuatu yang tak ternilai
harganya dengan begitu bebas. Bukankah hampir sejuta nenek

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

moyangnya mati demi harta karun yang sama? Tapi tembakan itu datang
dari belakang, memecahkan kepalanya, bahkan sebelum ia tahu
musuhnya sudah dekat.
Bukti forensik dari peluru terbukti tak ada gunanya bagi polisi, karena
para pembunuh tidak menuntaskan perbuatan kotornya dengan
sederhana. Kejahatan ini pasti dilakukan oleh beberapa orang. Karena
melihat ukuran dan berat tubuh korban, dibutuhkan tenaga sangat
besar untuk dapat menuntaskan tindakan
selanjutnya.
Untungnya Roger-Bernard sudah mati sebelum ritual dimulai. Jika tidak,
ia akan mendengar caci maki para pembunuhnya selama mereka
melaksanakan tugas yang mengerikan. Terutama sang pemimpin, terlihat
sangat bersemangat dengan kejadian berikutnya. Ia melafazkan mantra
kuno berisi kebencian sambil bekerja.
"Neca eos omnes. Neca eos omnes."
Memenggal kepala manusia dari posisi tubuhnya semula adalah
pekerjaan yang sangat kotor dan sulit. Diperlukan kekuatan, kegigihan,
dan alat yang sangat tajam. Para pembunuh Roger-Bernard Gelis
memiliki semua ini, dan mereka menggunakannya dengan sangat efisien.

Jasad itu sudah lama berada di laut, dihempas gelombang dan


digerogoti penghuni-penghuni laut yang lapar. Para penyidik putus asa
melihat kondisi mayat yang sedemikian rusak sehingga mereka tidak
mengetahui ada bagian dari salah satu tangan mayat yang hilang. Otopsi,
yang kemudian dikesampingkan pihak birokrasi dan barangkali juga yang
lain hanya mencatat bahwa jari telunjuk sebelah kanan terputus.

Yerusalem September 1997

Kota Tua di Yerusalem yang kuno dan ramai saat itu penuh dengan
bermacam aktivitas Jumat siang. Sejarah terasa kental di udara yang
tipis dan suci sementara para pemeluk agama bergegas menuju rumah-
rumah ibadah

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sebagai persiapan Hari Sabat. Umat Kristen menelusuri Via Dolorosa,


Jalan Penderitaan, seurutan jalan berliku dan berkerikil yang menandai
jalur penyaliban. Di sinilah Yesus Kristus yang terluka dan berdarah
mengemban beban berat, berjalan menuju sebuah takdir mulia di puncak
bukit Golgotha.
Di sore musim gugur ini, Maureen Paschal, seorang penulis dari Amerika,
tampak tidak berbeda di antara para peziarah yang datang dari jauh
dan berbagai pelosok bumi. Angin kuat bulan September memadukan
aroma daging kambing panggang dengan harumnya minyak-minyak
eksotis yang berembus dari pasar kuno. Maureen melintasi sensasi yang
terlampau kental khas Israel, sambil mengempit buku panduan yang ia
beli dari sebuah organisasi Kristiani di Internet. Buku itu melukiskan
arah Jalan Salib, lengkap dengan peta dan petunjuk empat belas Posisi
dijalan Kristus.
"Nona, Anda mau rosari? Kayunya dari Gunung Zaitun."
"Nona, Anda mau pemandu wisata? Anda tak akan tersesat. Saya akan
tunjukkan semuanya."
Seperti kebanyakan perempuan Barat lain, ia dipaksa menolak perhatian
para pedagang jalanan Yerusalem yang tidak diharapkan. Sebagian di
antara mereka sangat gigih menjajakan barang atau jasa. Sebagian
lainnya sekadar merasa tertarik pada perempuan mungil berambut
merah panjang dan berkulit pucat, sebuah kombinasi eksotis di belahan
dunia yang tengah ia pijak. Maureen menampik para pengejarnya dengan
ucapan "Tidak, terima kasih" yang sopan tapi tegas. Kemudian ia
memutus kontak mata dengan penjaja itu dan berjalan menjauh. Sepupu
lelakinya, Peter, seorang pakar kajian Timur Tengah, telah
membekalinya pengetahuan tentang kebudayaan Kota Tua itu. Maureen
sangat teliti, bahkan terhadap detail-detail terkecil pekerjaannya, dan
ia telah mempelajari perkembangan kebudayaan Yerusalem dengan
seksama. Sejauh ini, pengetahuan itu sangat bermanfaat. Dan Maureen
bisa meminimalkan gangguan-gangguan sementara ia fokus ke risetnya,
menulis berbagai keterangan dan hasil observasi di buku tulisnya yang
bersampul kain tebal.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Saking terharu, air matanya menitik saat menyaksikan kemegahan dan


keindahan Kapel Fransiscan Pencambukan yang berumur 800 tahun. Di
sanalah Yesus menjalani hukuman cambuk. Reaksi emosional ini sangat
tidak terduga karena Maureen datang ke Yerusalem bukan sebagai
seorang peziarah. Ia datang sebagai seorang pengamat investigatif,
sebagai seorang penulis yang mencari latar belakang sejarah yang
akurat untuk pekerjaannya. Meskipun Maureen berusaha mendapat
pemahaman yang lebih mendalam tentang kejadian-kejadian seputar
Jumat Agung, ia melakukan riset ini lebih dengan akalnya ketimbang
dengan hatinya.
Ia mengunjungi Biara Suster Sion, sebelum melanjutkan ke Kapel
Hukuman di sebelahnya. Di kapel yang bersejarah itulah Yesus
menerima salib setelah hukuman penyaliban diputuskan oleh Pontius
Pilatus. Sekali lagi, tanpa ia sangka-sangka, tenggorokannya terasa
tercekat seiring perasaan sedih yang sangat saat ia berjalan melewati
gedung itu. Patung-patung berukuran seperti aslinya menggambarkan
kejadian-kejadian di pagi yang mengerikan, 2000 tahun lalu. Maureen
berdiri, terkesima, melihat adegan dalam gambar yang begitu gamblang
dan menyentuh peri kemanusiaan: seorang murid lelaki
berusaha melindungi Maria, ibunda Yesus, agar ia tidak menyaksikan
pemandangan anaknya sedang mengemban salibNya. Air mata
menggenang di balik mata Maureen ketika berdiri di hadapan gambar
itu. Seumur hidup, itulah kali pertama terpikir olehnya bahwa figur-
figur bersejarah ini adalah manusia yang nyata, semua itu adalah
penderitaan riil manusia akibat peristiwa yang pedihnya nyaris tak
terbayangkan.
Merasa tiba-tiba pusing, Maureen menyeimbangkan diri dengan
menopangkan sebelah tangannya ke dinding batu kuno yang dingin. Ia
berhenti sejenak untuk mengembalikan konsentrasinya sebelum
melanjutkan catatan tentang barangbarang seni dan patung.
Ia melanjutkan perjalanan, tetapi jalan-jalan yang seperti labirin di
Kota Tua itu ternyata mengelabui. Meskipun di tangannya ada sebuah
peta yang sangat jelas. Bangunanbangunan penting di sana umumnya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sudah tua, rusak termakan cuaca, dan mudah luput dari penglihatan
orang yang belum mengenal wilayah ini. Maureen mengumpat pelan saat
sadar bahwa ia tersesat lagi. Ia bernaung di depan pintu sebuah toko,
berusaha menghindari sinar matahari langsung. Panas yang menyengat,
meski dengan semilir angin, mengisyaratkan bahwa musim ini
berlangsung lebih lama. Sambil berlindung di balik buku panduan, ia
melihat ke sekeliling, mencoba menentukan arah tujuannya.
"Posisi Salib Kedelapan. Pasti di sekitar sini," gumamnya dalam hati.
Lokasi ini sangat menarik bagi Maureen yang tengah meneliti sejarah
yang bertalian dengan perempuan. Setelah merujuk buku panduan, ia
kembali membaca sebuah paragraf tentang Posisi Kedelapan dari Injil.
"Banyak orang mengikutinya, termasuk perempuan perempuan yang
berduka dan menangisinya. Yesus berkata, 'Jangan tangisi aku, anak-
anak perempuan Yerusalem, menangislah untuk dirimu sendiri dan untuk
anak-anakmu.'"
Maureen dikejutkan oleh sebuah ketukan keras pada jendela di
belakangnya. Ia menengok, mengira akan melihat sang empunya
memelototkan mata dengan marah karena ia menghalangi jalan masuk ke
tokonya. Tapi yang ia lihat adalah wajah yang menatapnya dengan ceria.
Seorang lelaki Palestina berusia paruh baya yang berpakaian rapi,
membuka pintu toko barang antik itu, mengajaknya masuk. Ia berbicara
dalam bahasa Inggris yang baik, meski beraksen.
"Mari, silakan masuk. Selamat datang, saya Mah-moud. Apakah Anda
tersesat?"
Maureen mengibaskan buku panduannya dengan loyo. "Saya sedang
mencari Posisi Kedelapan. Peta menunjukkan..."
Mahmoud mengesampingkan buku itu sambil tertawa. "Ya, ya. Posisi
Kedelapan. Yesus Bertemu Perempuan perempuan Suci Yerusalem.
Letaknya di sebelah sini, di sekitar sudut itu," tunjuknya. "Tandanya
adalah sebuah salib di bagian atas dinding batu, tapi Anda harus melihat
dengan teliti."
Mahmoud memerhatikan Maureen dengan seksama beberapa saat
sebelum melanjutkan. "Sama seperti semua yang lainnya di Yerusalem.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Anda harus teliti melihat agar Anda menemukan tempat yang Anda
cari."
Maureen mengamati gerak-gerik lelaki itu. Ia puas karena Maureen
memahami petunjuk-petunjuk yang ia berikan. Sambil tersenyum,
Mauren berterima kasih dan
berbalik akan pergi. Namun langkahnya terhenti karena sesuatu di rak
yang berdiri di dekatnya menarik perhatiannya. Toko milik Mahmoud
termasuk yang berkelas di Yerusalem. Berbagai barang antik yang
dijamin keasliannya, dijual di sana. Di antaranya lampu minyak dari
zaman Kristus dan uang logam berlambang Pontius Pilatus. Suatu kilauan
warna indah yang menembus jendela menarik perhatian Maureen.
"Itu perhiasan yang terbuat dari pecahan kaca Romawi," jelas Mahmoud
sementara Maureen mendekati rak yang memajang perhiasan perak dan
emas berhiaskan batu permata.
"Cantik sekali," jawab Maureen sambil mengangkat sebuah kalung perak.
Aneka warna menembus keluar toko saat ia menghadapkan perhiasan itu
ke cahaya, menyinari imajinasinya sebagai seorang penulis. "Kira-kira,
ada kisah apa di balik kaca ini?"
"Siapa yang tahu, benda apa ia dulunya?" Mahmud mengangkat bahu.
"Botol parfum? Toples bumbu? Pot bunga mawar atau lili?"
"Kalau dipikir-pikir, sungguh mengagumkan bahwa dua ribu tahun yang
lalu ini adalah benda sehari-hari yang terdapat di rumah seseorang.
Mengagumkan."
Setelah mengamati toko dan isinya dengan lebih cermat, Maureen
takjub dengan kualitas dan keindahan benda-benda yang dipajang. Ia
mengulurkan tangan untuk menyentuh sebuah lampu minyak keramik.
"Benarkah benda ini berumur dua ribu tahun?"
"Tentu saja. Sebagian barang dagangan saya bahkan lebih tua lagi."
Maureen menggelengkan kepala. "Bukankah barang antik seperti ini
seharusnya berada di museum?"
Mahmoud tertawa, suaranya keras dan berat. "Sayangku, seluruh
Yerusalem adalah museum. Anda tidak pernah bisa menggali halaman
rumah tanpa menemukan sesuatu yang antik. Kebanyakan benda yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

benar-benar berharga menjadi bagian koleksi penting. Tapi tidak


semuanya."
Maureen menghampiri sebuah lemari kaca yang penuh dengan perhiasan
tembaga kuno yang ditempa dan dioksidasi. Ia berhenti. Perhatiannya
tertuju pada sebuah cincin yang menyangga sebuah lempengan seukuran
koin kecil. Mengikuti arah pandangannya, Mahmoud mengambil cincin itu
dari lemari, menyodorkannya ke Maureen. Seberkas cahaya matahari
dari jendela depan menerpa cincin itu, menyinari dasarnya yang bundar
dan memamerkan suatu pola berupa patrian sembilan titik mengelilingi
sebuah lingkaran di tengah.
"Pilihan yang sangat menarik," kata Mahmoud. Sifat gemar bercandanya
langsung berubah. Sekarang ia tegang dan serius, mengamati Maureen
dengan seksama sementara gadis itu bertanya tentang cincin itu.
"Berapa umurnya?"
"Sulit dipastikan. Sumber ahli saya mengatakan bahwa benda ini berasal
dari zaman Bizantium, barangkali abad 6 atau 7, tapi barangkali lebih
tua lagi."
Maureen mengamati pola lingkaran-lingkaran itu lebih dekat.
"Pola ini sepertinya...tidak asing. Rasanya saya pernah melihatnya
sebelum ini. Tahukah Anda, simbol apakah ini?"
Ketegangan Mahmoud berkurang. "Saya tidak dapat mengatakan dengan
pasti apa tujuan kreasi seorang seniman pada seribu lima ratus tahun
lalu. Tapi seseorang
pernah bercerita bahwa itu adalah cincin seorang kosmolog."
"Seorang kosrnolog?"
"Seorang yang mengerti hubungan bumi dengan kosmos. Karena
sebagaimana di atas, begitu juga di bawah. Dan harus saya akui, saat
pertama kali melihat, cincin itu mengingatkan saya pada planet-planet
yang menari-nari mengelilingi matahari."
Maureen menghitung titik-titik itu dengar suara keras. "Tujuh, delapan,
sembilan. Tapi di masa itu, tidak mungkin orang sudah tahu bahwa ada
sembilan planet, atau bahwa matahari pusat tata surya. Mustahil,
bukan?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kita tidak bisa berasumsi bahwa kita tahu apa yang dimengerti oleh
orang-orang zaman dulu." Mahmoud mengangkat bahu. "Coba saja."
Mencium trik penjualan tengah dilancarkan, Maureen mengembalikan
cincin itu ke tangan Mahmoud. "Oh, tidak, terima kasih. Cincin itu
memang indah sekali, tapi tadi saya hanya ingin tahu. Dan saya sudah
bertekad tak akan berbelanja hari ini."
"Tidak apa-apa," kata Mahmoud, besikeras tidak mau mengambil kembali
cincin itu dari Maureen. "Karena cincin ini memang tidak dijual."
"Tidak dijual?"
"Tidak. Sudah banyak orang yang menawar. Tapi saya tidak mau
menjualnya. Jadi Anda bebas mencobanya. Sekadar iseng saja."
Barangkali karena nada bicaranya yang berkelakar, Maureen tidak
merasa terbebani. Atau mungkin juga karena ia terpikat pola kuno di
cincin yang masih misterius. Yang jelas, sesuatu membuat Maureen mau
memasangkan cincin tembaga itu ke jari manis kanannya.
Ternyata pas sekali.
Mahmoud mengangguk, kembali serius, berbisik ke dirinya sendiri,
"Seolah cincin itu memang diciptakan untukmu."
Maureen mengangkat cincin itu ke cahaya, mengamatinya di tangannya.
"Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari perhiasan ini."
"Karena memang seharusnya kau memilikinya."
Maureen mengangkat kepalanya dengan perasaan curiga, kembali
mencium trik penjualan. Mahmoud boleh jadi lebih elegan dibandingkan
pedagang jalanan. Namun ia tetap seorang pedagang. "Saya pikir tadi
Anda mengatakan cincin ini tidak dijual."
Maureen hendak melepas cincin itu. Perbuatannya itu sangat ditentang
oleh sang pemilik toko, ia mengangkat tangannya, tanda protes.
"Jangan. Saya mohon."
"Oke, oke. Sekarang kita tawar menawar, bukan? Berapa harganya?"
Mahmoud terlihat sangat tersinggung sebelum menjawab, "Anda salah
paham. Cincin itu dipercayakan pada saya, sampai saya menemukan
tangan yang pantas untuk mengenakannya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tangan yang menjadi tujuan benda ini diciptakan. Sekarang saya


menyaksikan sendiri bahwa tangan itu adalah tangan Anda. Saya tidak
bisa menjualnya kepada Anda karena perhiasan itu memang milik Anda."
Maureen menunduk melihat ke cincin, lalu mendongak kembali ke
Mahmoud, bingung. "Saya tidak mengerti."
Mahmoud tersenyum bijak, dan bergerak menuju pintu depan toko.
"Tidak, sekarang Anda tidak mengerti. Tapi satu hari nanti Anda akan
mengerti. Sekarang,
simpan saja cincin itu. Sebagai hadiah." "Saya tidak bisa ..."
"Anda bisa dan Anda akan menerimanya. Anda harus menerima. Kalau
tidak, berarti saya telah gagal. Anda tentu tidak menginginkannya."
Maureen menggelengkan kepala dengan bingung sambil berjalan
mengikuti Mahrnoud ke pintu depan. Kemudian ia berhenti. "Saya benar-
benar tidak tahu harus berkata apa, atau bagaimana harus berterima
kasih kepada Anda."
"Tidak perlu, tidak perlu. Tapi sekarang Anda harus pergi. Misteri-
misteri Yerusalem menunggu Anda."
Mahmoud membukakan pintu dan Maureen melangkah keluar. Ia
berterima kasih lagi.
"Selamat berpisah, Magdalena," bisik Mahmoud saat Maureen berjalan
keluar. Maureen berhenti, segera berbalik kepadanya.
"Maaf?"
Mahmoud tersenyum bijak dan misterius. "Saya bilang selamat berpisah,
yang mulia." Dan ia melambaikan tangan ke Maureen yang balas melambai
sambil sekali lagi melangkah keluar, berjalan di bawah teriknya matahari
Timur Tengah.

Maureen kembali ke Via Dolorosa. Di sana ia menemukan Posisi


Kedelapan, seperti yang ditunjukkan Mahmoud. Tapi ia gelisah dan tidak
bisa berkonsentrasi karena merasa aneh setelah pertemuannya dengan
sang pemilik toko. Saat kembali meneruskan perjalanan, rasa pusing
yang sebelumnya melanda, datang lagi. Kali ini lebih kuat,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sampai-sampai ia limbung. Ini hari pertamanya di Yerusalem, tentu ia


tengah mengalami jet lag. Penerbangan dari Los Angeles sangat lama
dan melelahkan, ia tidak cukup tidur semalam sebelumnya. Entah karena
kombinasi panas, kelelahan, dan kelaparan, ataukah sesuatu yang lain
yang tak dapat dijelaskan, namun kejadian berikutnya sungguh di luar
dugaan.
Setelah menemukan sebuah batu besar, Maureen duduk untuk
beristirahat. Namun ia kembali dihantam serangan pusing seiring kilatan
cahaya menyilaukan yang berpijar dari matahari yang tak kenal lelah,
yang mengantarkan pikirannya ke suatu tempat.
Tiba-tiba ia berada di tengah sebuah kerusuhan. Sekelilingnya kacau
balau. Orang-orang menjerit dan dorong mendorong, kericuhan di segala
penjuru. Namun Maureen masih cukup memiliki kecerdasan modernnya
untuk menyadari bahwa badan-badan yang berlalu lalang itu memakai
pakaian kasar yang dijahit sendiri. Alas kaki mereka adalah sandal yang
sangat sederhana. Maureen melihatnya ketika salah seorang di antara
mereka menginjak kakinya dengan keras. Kebanyakan adalah lelaki,
berjanggut dan kotor. Teriknya matahari sore menimpa tubuh mereka,
bercampur dengan keringat dan debu di wajahwajah yang marah dan
tersiksa di sekitarnya. Ia sedang berada di pinggir sebuah jalan sempit
ketika suatu gerombolan di depan mulai saling mendorong dengan kuat.
Lalu terciptalah sebuah jalur kosong, dan sebuah kelompok kecil
perlahan bergerak mengikuti jalan. Kerusuhan itu tampaknya mengikuti
kelompok ini. Ketika kerumunan itu bergerak mendekat, Maureen
melihat perempuan itu untuk pertama kalinya.
Sebuah wujud sendiri dan tenang di tengah keru-
suhan. Ia adalah satu di antara sedikit perempuan dalam keramaian itu.
Namun bukan itu yang membuatnya berbeda. Akan tetapi pembawaan
dirinya, suatu sifat keagungan yang menandakan bahwa ia adalah
seorang ratu, meskipun tangan dan kakinya penuh debu. Ia tampak
sedikit lusuh, seuntai rambut tebal warna merah kecokelatan terselip di
bawah selubung merah yang menutupi paruh bawah wajahnya. Secara
naluriah Maureen tahu bahwa ia harus menghampiri perempuan ini.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bahwa ia perlu berhubungan dengannya, menyentuhnya, berbicara


dengannya. Tapi arak-arakan itu menghalanginya, dan ia berjalan dengan
gerak lambat dalam mimpinya yang pekat.
Sambil terus berusaha bergerak menuju perempuan itu, Maureen
terpesona oleh keelokan wajah yang tak mampu ia gapai. Perawakan
perempuan itu sungguh anggun, dengan bagian-bagian wajah yang cantik
lagi menawan. Tapi matanyalah yang merasuk perasaan Maureen, lama
setelah visi itu usai. Mata perempuan itu besar dan terang dengan air
mata yang tak terhapus, memantulkan warna antara cokelat kekuningan
dan hijau keabu-abuan. Sungguh suatu warna cokelat kehijauan luar
biasa yang menggambarkan kebijakan tak berbatas dan kesedihan tak
terhingga dalam satu campuran yang mengiris hati. Tatapan mata
perempuan itu yang menyentuh jiwa beradu dengan tatapan Maureen,
untuk sesaat dan selamanya. Tersirat dari tatapan itu sebuah
pernyataan keputusasaan.
Kau harus menolongku.
Maureen tahu bahwa pernyataan itu ditujukan kepadanya. Ia terkesima,
kelu, ketika matanya bertemu dengan mata perempuan itu. Momen itu
terpecah ketika
tiba-tiba tatapan perempuan itu beralih ke seorang anak perempuan
yang menarik kuat tangannya.
Anak itu mendongak dengan mata besarnya yang hijau keabuan, serupa
dengan mata ibunya. Dibela-kangnya berdiri seorang anak lelaki, lebih
besar dan dengan warna mata yang lebih gelap dibandingkan anak
perempuan itu. Namun jelas, ia putra perempuan itu. Saat itu juga
Maureen tahu bahwa ia adalah satu-satunya orang yang dapat menolong
ratu yang asing dan menderita ini beserta anak-anaknya. Perasaan
sangat bingung, dan kesedihan, merasuki hatinya ketika ia menyadari hal
ini.
Kemudian kerusuhan kembali bergolak, menenggelamkan Maureen dalam
lautan keringat dan kesedihan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen mengerjapkan matanya dengan keras, dirapat-kannya kelopak


matanya kuat-kuat selama beberapa detik. Lalu ia menggeleng-
gelengkan kepalanya dengan cepat untuk menjernihkan penglihatannya.
Sejenak ia tidak yakin sedang berada di mana. Melihat sekilas ke celana
jeans, tas punggung dari bahan mikrofiber, dan sepatu jalan Nikenya
membuatnya yakin bahwa ia berada di abad dua puluh. Kesibukan Kota
Lama di sekelilingnya berlanjut. Namun sekarang orang-orang terlihat
berpakaian model kontemporer dan suara-suara yang terdengar pun
berbeda. Radio Yordan mengumandangkan lagu pop Amerika dari sebuah
toko di seberang jalan bukankah itu "Losing My Religion"nya R.E.M.?
Seorang anak muda Palestina mengikuti ketukan irama lagu itu dengan
menggendang di atas meja. Ia tersenyum pada Maureen
sambil terus menggendang.
Beranjak dari bangku batu, Maureen berusaha mengenyahkan visinya.
Kalau pun itu sebuah visi. Ia tidak yakin, apa yang baru saja ia alami,
tapi juga tidak bisa membiarkan dirinya terlarut di dalamnya. Waktunya
di Yerusalem terbatas dan ada 2000 tahun pemandangan yang harus ia
lihat. Sembari mengerahkan kedisiplinan penulisnya dan pengalaman
seumur hidupnya dalam memendam emosi, Maureen menyimpan visi itu
sebagai "riset untuk analisis selanjutnya" dan mendorong dirinya sendiri
untuk terus berjalan.
Akhirnya, secara tidak sengaja Maureen tergabung dengan sekumpulan
pelancong Inggris saat mereka berbelok di tikungan. Rombongan itu
dipimpin seorang pemandu yang mengenakan kerah pendeta Anglikan. Ia
mengumumkan kepada kelompok peziarah itu bahwa mereka sedang
mendekati lokasi suci umat Kristiani, Basilika Makam Suci.
Dari risetnya Maureen tahu bahwa Posisi-posisi Salib selebihnya berada
di dalam gedung yang diagungkan itu. Dengan luas beberapa blok,
basilika itu mencakup tempat penyaliban dan telah seperti itu sejak
Permaisuri Helena bersumpah melindungi tanah suci ini di abad ke-4.
Berkat usaha-usahanya itu, Helena, yang juga ibunda Kaisar Romawi
Konstantin, kemudian ditahbiskan sebagai orang suci.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Perlahan dan ragu-ragu, Maureen menghampiri pintu masuk yang sangat


besar. Ketika berdiri di ambang pintu, ia sadar bahwa sudah bertahun-
tahun ia tidak menginjakkan kaki ke gereja. Betapapun, ia tidak berpikir
untuk mengubah status itu sekarang. Dengan tegas ia mengingatkan
dirinya sendiri bahwa riset yang
membawanya ke Israel bersifat akademis, bukan spiritual. Selama ia
tetap fokus dengan pandangan itu, ia mampu melakukannya. Ia mampu
melangkah melewati pintu itu.
Terlepas dari keengganannya, Maureen tidak bisa memungkiri bahwa
ada sesuatu yang sungguh magnetis dan membangkitkan decak kagum
dalam tempat ibadah yang luar biasa besar ini. Saat melewati pintu
besar itu, ia mendengar sang pendeta Inggris berkata:
"Di antara dinding-dinding ini, Anda akan melihat tempat Juru Selamat
kita melakukan pengorbanan terbesar. Tempat jubahNya dicampakkan,
tempat Ia dipaku ke salib. Anda akan memasuki Posisi suci tempat raga-
Nya dikebumikan. Saudarasaudaraku dalam Kristus, sekali Anda
memasuki tempat ini, hidup Anda tak akan sama."

Aroma dupa yang khas dan menyengat berembus menerpa Maureen


begitu ia masuk. Peziarah dari segala jenis Kristiani memenuhi tempat
ini dan memenuhi area luas di dalam basilika. Maureen melewati
sekelompok pendeta Kupti yang tengah berdiskusi dengan suara pelan
dan sopan. Dan ia melihat seorang rohaniwan Yunani Ortodoks
menyalakan sebuah lilin di salah satu kapel kecil. Paduan suara pria
menyanyi dalam dialek Timur yang eksotis bagi telinga orang Barat.
Himne itu bersumber dari suatu tempat tersembunyi di dalam gereja.
Maureen sedang menikmati bermacam pemandangan dan suara di tempat
ini, merasa agak linglung dengan begitu banyaknya kesan yang menerpa.
Ia tidak melihat lelaki kurus kecil hadir di sebelahnya sampai lelaki itu
menepuk pundaknya, membuatnya terkejut.
"Maaf, Nona. Maaf, Nona Mo-ree." Lelaki itu berbicara dalam bahasa
Inggris. Tapi tidak seperti Mahmoud, si pemilik toko yang penuh teka-
teki, aksen lelaki ini sangat kentara. Keahliannya berbahasa Inggris

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

paling banter sebatas dasar. Karena itulah pada awalnya Maureen tidak
mengerti bahwa lelaki itu sedang memanggil namanya. Ia mengulangi lagi.
"Mo-ree. Nama Anda. Mo-ree, benar?"
Maureen bingung, mencoba memastikan bahwa lelaki kecil aneh ini
benar-benar memanggil namanya dan, kalau begitu, bagaimana ia bisa
tahu. Keberadaan Maureen di Yerusalem belum lagi dua puluh empat
jam. Dan tidak ada orang selain petugas resepsionis Hotel King David
yang tahu namanya. Tapi lelaki ini tidak sabar, ia bertanya kembali.
"Mo-ree. Anda Mo-ree. Penulis. Anda menulis, benar? Moree?"
Mengangguk perlahan, Maureen menjawab. "Ya. Namaku Maureen. Tapi
bagaimana Anda bisa tahu?"
Mengabaikan pertanyaan Maureen, lelaki itu menggamit tangannya dan
menariknya untuk melintasi lantai gereja. "Tidak ada waktu, tidak ada
waktu. Mari. Kami sudah lama menunggu. Mari, mari."
Untuk seorang lelaki bertubuh kecil ia lebih pendek dibandingkan
Maureen, yang memang sudah termasuk mungil gerakannya sangat cepat.
Kaki-kaki pendek membawanya melesat melintasi bagian tengah basilika,
melewati antrean tempat para peziarah menunggu giliran diberi izin
masuk ke Posisi Kristus. Ia tetap melesat dan mendadak berhenti saat
mereka sampai di sebuah altar kecil, dekat bagian belakang gedung.
Daerah itu didomi-
nasi sebuah patung seorang perempuan seukuran asli yang menjulurkan
tangannya ke seorang lelaki dalam posisi memohon.
"Kapel Maria Magdalena. Magdalena. Anda datang untuknya, benar?
Benar?"
Maureen mengangguk dengan hati-hati, matanya menatap ke patung itu
kemudian ke plakat di bawahnya yang bertuliskan:

DI TEMPAT INI, MARIA MAGDALENA ADALAH ORANG PERTAMA


YANG MENYAKSIKAN KEBANGKITAN RAJA

Ia membaca keras-keras tulisan pada plakat lain di bawah patung itu:


"Perempuan, mengapa kau menangis? Siapa yang kau cari?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen tidak punya banyak waktu untuk mencerna pertanyaan itu


karena lelaki kecil yang aneh itu menariknya kembali untuk menuju sudut
gelap lain di basilika itu, dengan langkah-langkah cepatnya yang aneh
untuk lelaki seperti dia. "Ayo, ayo."
Mereka mengitari sebuah sudut dan berhenti di depan lukisan besar dan
tua, potret seorang perempuan. Waktu, dupa, dan sisa lilin yang
berminyak yang berusia ratusan tahun telah merusak barang seni itu,
sehingga Maureen mesti mendekati potret gelap itu, menyipitkan mata.
Lelaki kecil itu bercerita dengan suara yang sangat serius.
"Lukisan sangat tua. Yunani. Kau mengerti? Yunani. Paling penting bagi
Maria. Dia membutuhkanmu untuk
menceritakan kisahnya. Itu sebabnya kau datang ke sini, Moree. Kami
telah lama menunggumu, ia telah menunggu. Untukmu. Benar?"
Maureen mencermati lukisan itu, sebuah potret gelap, kuno,
menggambarkan seorang perempuan yang mengenakan jubah merah. Ia
menengok ke lelaki kecil itu, merasa sangat penasaran, ke mana arah
semua pembicaraan ini. Tapi lelaki itu telah pergi ia menghilang secepat
ia datang.
"Tunggu!" Teriakan Maureen yang nyaring menggema dalam ruang gereja
besar itu, tapi tetap tak terjawab. Ia kembali memerhatikan lukisan itu.
Saat Maureen menyorongkan tubuhnya agar lebih dekat ke potret itu, ia
melihat bahwa perempuan dalam lukisan itu mengenakan sebuah cincin di
tangan kanannya: sebuah lempeng tembaga berbentuk bulat, dengan pola
sembilan lingkaran mengelilingi bulatan di tengah.
Maureen mengangkat tangan kanannya, tangan dengan cincin baru, untuk
membandingkannya dengan lukisan itu.
Kedua cincin itu sama persis.
... Banyak yang akan dikatakan dan ditulis pada waktu yang akan datang
tentang Simon, sang Nelayan. Tentang mengapa ia dipanggil dengan
nama Petrus. sang batu. oleh Easa dan oleh diriku sendiri sementara
orang-orang memanggilnya Cephas. panggilan dalam bahasa mereka
sendiri. Dan seandainya sejarah itu adil. ia akan bercerita tentang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

betapa Simon mencintai Easa dengan kekuatan dan kesetiaan yang tak
tertandingi.
Dan banyak sudah cerita, atau kabar yang sampai kepadaku, tentang
hubunganku sendiri dengan Simon-Petrus. Ada yang
menjuluki kami pesaing, musuh Mereka ingin percaya bahwa Petrus
membenciku dan kami bersaing di setiap kesempatan untuk menperoleh
perliatian Easa Ada pula yang menjuluki Petrus sebagai seorang
pembenci perempuan-tapi tuduhan ini tidak pantas ditujukan kepada
seorang pun pengikut Easa. Harap diketahui bahwa tidak ada satu pun
pengikut Easa yang pernah mengecilkan seorang perempuan atau
meremehkan nilainya dalam rencana Tuhan. Siapa pun lelaki yang
melakukannya dan mengaku Easa sebagai gurunya adalah pembohong.
Tuduhan-tuduhan terhadap Petrus tidaklah benar. Mereka yang
menyaksikan pencelaan Petrus terhadapku tidak tahu sejarah kami atau
dari mana amarahnya berasal. Tapi aku mengerti dan tidak akan pernah
menghakiminya. Melebihi segala yang lain. inilah yang diajarkan Easa
kepadaku-dan aku berharap ia ajarkan pula kepada yang lain. Jangan
menghakimi.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

Dua

Los Angeles Oktober 2004

"Mari mulai dari awal: Marie Antoinette tidak pernah berkata, 'Biarkan
mereka makan kue,'Lucrezia Borgia tidak pernah meracuni siapa pun,
dan Mary, Ratu Skotlandia, bukan seorang pelacur berjiwa pembunuh.
Meluruskan kesalahan-kesalahan ini adalah langkah pertama kita untuk
mengembalikan wanitawanita itu ke tempat yang pantas dan terhormat
dalam sejarah tempat yang telah diambil alih oleh bergenerasi-generasi
sejarawan dengan agenda politik tertentu."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen berhenti sejenak saat desas-desus tanda persetujuan pecah di


antara para pelajar dewasa. Ber bicara ke sejumlah mahasiswa baru
sama seperti malam pembukaan di teater. Kesuksesan pertunjukan
pertama menentukan efek keseluruhan proyek.
"Selama beberapa minggu ke depan, kita akan menganalisis kehidupan
beberapa perempuan paling terkenal, baik dalam sejarah maupun
legenda. Perempuan-perempuan dengan kisah yang meninggalkan jejak
permanen dalam evolusi kehidupan dan pemikiran modern. Perempuan-
perempuan yang telah sangat disalahartikan
dan diwakilkan secara buruk oleh mereka yang telah mem bentuk
sejarah dunia Barat dengan menuliskan opiniopini mereka di kertas."
Ia sedang berapi-api dan enggan berhenti karena pertanyaan yang
begitu dini diajukan. Namun seorang mahasiswa lelaki dari baris depan
telah melambaikan tangan sejak awal ia berbicara. Kelihatannya lelaki
itu seperti akan melompat keluar dari kulitnya. Tapi selain itu, tidak ada
yang istimewa dari penampilannya. Kawan atau lawan? Penggemar atau
fundamentalis? Itu selalu menjadi pertanyaan. Maureen memanggilnya,
tahu bahwa lelaki itu akan terus mengganggu sampai ia meladeninya.
"Apakah Anda menganggap penjelasan tadi sebagai pandangan feminis
terhadap sejarah?"
Hanya itu saja? Maureen merasa sedikit lega dan ia menjawab
pertanyaan yang rutin diajukan itu. "Saya menganggapnya sebuah
pandangan jujur terhadap sejarah. Saya tidak memiliki tujuan apa pun
selain memperoleh kebenaran."
Namun ia belum lagi lolos dari perangkap.
"Bagi saya, kesannya seperti serangan terhadap kaum lelaki."
"Sama sekali tidak. Saya suka laki-laki. Saya pikir setiap perempuan
harus memiliki seorang laki-laki." Maureen berhenti sejenak untuk
membiarkan para mahasiswi tertawa.
"Saya bercanda. Tujuan saya tak lain untuk mengembalikan persoalan ke
posisi seimbang lewat cara pandang modern terhadap sejarah. Apakah
Anda menjalani hidup dengan cara yang sama seperti orang orang yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

hidup seribu enam ratus tahun lalu? Tidak. Jadi mengapa cara hidup kita
di abad 21 ini mesti diatur
oleh hukum, kepercayaan, dan pemaknaan sejarah yang diputuskan pada
Era Kegelapan? Ini tidak masuk akal."
Mahasiswa itu menjawab. "Justru itu sebabnya saya berada di sini.
Untuk mencari tahu yang sebenarnya terjadi."
"Bagus. Kalau begitu saya mendukung Anda untuk berada di sini. Saya
hanya meminta Anda untuk tetap berpikiran terbuka. Bahkan saya ingin
kalian semua menghentikan apa pun yang sedang kalian lakukan, angkat
tangan kanan kalian, dan lafazkan sumpah berikut."
Kelompok mahasiswa malam itu berbisik-bisik lagi dan melihat ke
sekeliling ruangan, sambil tersenyum dan saling mengangkat bahu, untuk
memastikan apakah dosen mereka serius. Sang dosen, seorang penulis
terlaris dan jurnalis terhormat, berdiri di depan mereka dengan tangan
kanan diangkat dan ekspresi wajah menunggu.
"Ayo," katanya besikeras. "Tangan di atas, dan ikuti ucapan saya."
Seluruh isi kelas mengikuti, mereka mengangkat tangan dan menunggu
aba-aba.
"Saya setulusnya berjanji, sebagai seorang pelajar sejarah sejati..."
Maureen berhenti sejenak sementara para pelajar mengikuti dengan
patuh, "untuk mengingat sepanjang waktu bahwa semua kata-kata yang
tertulis di kertas adalah tulisan manusia."
Ia berhenti sekali lagi sementara para mahasiswa mengulangi ucapannya
dengan patuh. "Dan, karena semua manusia dikuasai oleh emosi,
pendapat, dan ikatan politik serta agama, maka seluruh sejarah terdiri
dari pendapat sebagaimana juga fakta dan umumnya telah direkayasa
agar sejalan dengan ambisi pribadi atau tujuan tersembunyi sang
penulis.
"Saya setulusnya berjanji untuk tetap berpikiran terbuka setiap saya
berada di ruangan ini. Inilah semboyan kami: Sejarah bukan sesuatu
yang telah terjadi. Sejarah adalah sesuatu yang dituliskan."
Ia mengangkat sebuah buku bersampul tebal dari podium di depannya
dan menunjukkannya kepada kelas.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah kalian sudah memiliki buku ini?" Anggukan kepala dan gumaman
mengiakan menyertai pertanyaan itu. Buku di tangan Maureen adalah
buku kontroversial ciptaannya sendiri. Judulnya Her Story: A Defense
of History's Most Hated Heroins (Kisahnya: Sebuah Pembelaan
terhadap Perempuan Pahlawan yang Paling Dibenci Sepanjang Sejarah).
Inilah alasan mengapa ia mengisi penuh kelas-kelas malam dan ruangan-
ruangan kuliah setiap kali ia memutuskan untuk mengajar.
"Malam ini, kita akan mulai dengan sebuah diskusi mengenai perempuan
dalam Perjanjian Lama, leluhur leluhur perempuan dalam tradisi
Kristiani dan Yahudi. Minggu depan kita akan berpindah ke Perjanjian
Baru. Kebanyakan sesi tersebut akan kita gunakan untuk membahas
seorang perempuan Maria Magdalena. Kita akan menganalisis berbagai
sumber dan materi mengenai kehidupannya, baik sebagai seorang
perempuan maupun sebagai seorang murid Kristus. Bacalah bab-bab
yang bersangkutan dengan topik ini sebagai persiapan diskusi minggu
depan.
"Kita juga akan kedatangan seorang tamu khusus, Dr. Peter Healy.
Barangkali sebagian di antara kalian yang mengikuti program tambahan
kuliah humaniora sudah mengenalnya. Bagi kalian yang belum mendapat
kesempatan mengikuti kuliah dari doktor yang baik ini, ia juga dikenal
sebagai Bapa Healy, seorang cendekiawan
Yesuit dan pakar studi Alkitab kaliber internasional."
Pelajar yang gigih di baris depan tadi mengangkat tangan lagi, tanpa
menunggu Maureen mempersilakan untuk bertanya, "Bukankah Anda
memiliki hubungan keluarga dengan Doktor Healy?"
Maureen mengangguk. "Doktor Healy adalah sepupu saya. "Ia akan
menyampaikan perspektif Gereja tentang hubungan Maria Magdalena
dengan Kristus dan mengungkapkan bagaimana perkembangan pandangan
seputar isu ini selama dua ribu tahun," lanjut Maureen dengan perasaan
gelisah karena ingin segera kembali ke mata kuliahnya agar selesai tepat
waktu. "Akan menjadi malam yang menarik, jadi jangan sampai tidak
datang.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tapi malam ini, kita akan memulai dengan salah seorang di antara
sekian banyak ibu yang menjadi leluhur kita. Ketika pertama kita
bertemu Bathsheba, ia sedang 'menyucikan dirinya dari kenistaan...'"

Maureen bergegas keluar dari ruang kuliah sembari memohon maaf dan
berjanji bahwa minggu depan ia akan meluangkan waktu setelah kelas
usai. Biasanya ia menambahkan waktu sekitar setengah jam untuk
berbincang-bincang dengan sejumlah mahasiswa yang pasti tetap tinggal
dalam ruangan setelah sesi kuliah berakhir. Ia sangat menyukai saat
kebersamaan dengan murid-murid seperti ini. Malah mungkin lebih suka
dibandingkan saat ia menyampaikan kuliah itu sendiri. Karena mereka
yang tetap tinggal usai sesi, tentulah para peminat mata kuliahnya. Para
mahasiswa seperti inilah yang membuatnya terus mengajar. Ia tentunya
tidak
membutuhkan bayaran kecil yang diperoleh dengan mengajar di sekolah
malam. Maureen mengajar karena menyukai hubungan dan stimulasi yang
diperoleh ketika ia berbagi teori-teori yang diketahuinya dengan orang
lain yang antusias dan berpikiran terbuka.
Ketukan hak sepatu di jalan menciptakan irama. Maureen mempercepat
langkahnya, melewati jalan-jalan berpagar pohon di kampus utara. Ia
sangat berharap Peter belum pergi. Maureen menyesali gaya
berpakaiannya, seandainya saja ia mengenakan sepatu yang lebih cocok
untuk berlari agar sampai di kantor Peter sebelum ia pergi. Seperti
biasanya, Maureen berpakaian sangat rapi. Sama seperti terhadap
berbagai aspek kehidupannya, ia sangat berhati-hati memilih busana.
Baju resmi berpotongan sempurna karya seorang perancang itu sangat
pas di badannya yang mungil. Dan warna pepohonan yang ia kenakan
semakin menonjolkan matanya yang hijau. Sepasang sepatu tinggi
Manolo Blahnik menambah sedikit gaya pada pakaiannya yang jika tidak
terkesan konservatif, selain menambah tinggi untuk badannya yang
hanya setinggi satu setengah meter. Namun sepatu Manolo inilah yang
menjadi sumber frustrasinya. Terpikir olehnya untuk melempar saja
sepatu itu ke seberang lapangan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tolong jangan pergi. Tolong tetap di sana. Ia berbicara pada Peter


dalam hati sembari bergegas. Uniknya mereka selalu tersambung,
bahkan saat masih kanak-kanak. Dan sekarang, Maureen berharap entah
bagaimana Peter bisa merasakan betapa ia perlu berbicara dengan nya.
Maureen sudah mencoba menghubungi Peter sebelumnya melalui cara-
cara yang lebih lazim, tapi tidak berhasil. Peter benci telepon genggam
dan tidak mau
memilikinya meskipun Maureen telah membujuknya berkali kali selama
bertahun-tahun. Dan Peter lebih sering menolak mengangkat telepon di
kantornya jika ia sedang asyik bekerja.
Maureen mencabut hak sepatu yang menjengkelkan itu dan
memasukkannya ke dalam tas kulit sambil berlari melintasi jarak
terakhir untuk sampai ke tujuan. Sambil menahan napas ketika
membelok, Maureen mendongak ke jendela di lantai dua dan menghitung
dari kiri. Ia menghela napas lega ketika melihat cahaya di jendela
keempat. Peter belum pergi.
Perlahan Maureen menaiki tangga, mengambil waktu untuk bernapas. Di
ujung gang, ia berbelok ke kiri kemudian berhenti sebentar sesampainya
di depan pintu keempat dari kanan. Peter masih ada, serius melihat
dokumen yang sudah menguning dengan kaca pembesar. Ia merasakan
ketimbang melihat Maureen di ambang pintu, dan ketika ia mendongak,
paras ramahnya menyunggingkan senyum mengajak masuk.
"Maureen! Kejutan yang indah. Aku tidak berpikir a-kan bertemu
denganmu malam ini."
"Hai, Pete," balasnya sama hangat sambil memutari meja untuk
memeluknya sekilas. "Aku sangat senang kau ada di sini. Tadinya aku
takut kau sudah pergi, padahal aku sangat perlu bertemu denganmu."
Bapa Peter Healy menaikkan sebelah alisnya dan berpikir beberapa
waktu sebelum membalas. "Kautahu, biasanya aku sudah pergi sejak
berjam-jam lalu. Entah mengapa, aku merasa harus bekerja lembur
malam ini."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bapa Healy mengangkat bahu atas komentarnya sendiri dan


menyunggingkan seulas senyum penuh arti. Maureen membalas ekspresi
itu. Ia pun tak pernah bisa
menjelaskan keterkaitannya dengan sang sepupu secara logis. Tapi sejak
tiba di Irlandia saat ia masih kecil, mereka telah akrab seperti
sepasang anak kembar, mampu berkomunikasi tanpa kata-kata.
Maureen merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah tas plastik biru,
yang biasa dipakai toko-toko barang impor di seluruh dunia. Di dalamnya
ada sebuah kotak kecil, yang kemudian diberikannya pada sang pendeta.
"Ahh. Label Emas Lyon. Pilihan yang bagus. Perutku masih tidak bisa
mencerna teh Amerika."
Maureen mengernyit dan bergidik untuk menunjukkan bahwa ia pun
tidak suka. "Air sampah."
"Sepertinya tekonya penuh, aku akan memanaskannya dan kita bisa
menikmati secangkir teh sebentar lagi." Maureen tersenyum sambil
mengamati Peter bangkit dari bangku kulit usang yang didapatnya dari
universitas dengan penuh perjuangan. Ketika menerima posisi di jurusan
humaniora, Dr. Peter Healy yang terkenal mendapat sebuah kantor
berjendela dengan perabot modern, berikut meja dan kursi praktis yang
baru. Peter benci kepraktisan kalau itu berhubungan dengan
perabotannya, tapi ia lebih benci lagi yang serba modern. Menggunakan
pesona Gaelic-nya sebagai kekuatan tak terkalahkan, ia berhasil
membuat para pegawai yang biasanya bandel menjadi luar biasa aktif.
Bapa Healy bak pinang dibelah dua dengan aktor Irlandia, Gabriel Byrne.
Mereka berdua sama-sama tidak pernah gagal memotivasi perempuan,
baik yang berkerah rohaniwan maupun tidak. Para pegawai itu mencari di
ruang-ruang bawah tanah dan menyisir ruang-ruang kelas tak terpakai
sampai mereka menemukan perabot yang dicarinya: sebuah kursi kulit
berpunggung tinggi yang telah usang dan sangat
nyaman, dan sebuah meja kayu tua yang setidaknya kelihatan antik.
Perlengkapan-perlengkapan modern yang menjadi pilihannya adalah:
kulkas kecil di pojok belakang meja, sebuah teko listrik kecil untuk
merebus air, dan telepon yang lebih sering tidak diacuhkan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen sudah lebih santai sekarang. Ia mengawasi Peter yang asyik


membuat teh ala Irlandia dengan perasaan aman karena kehadiran sang
sepupu.
Peter berjalan kembali ke mejanya dan membungkuk ke kulkas yang
terletak persis di belakangnya. Ia mengeluarkan tempat susu dan
meletakkannya di sebelah kotak merah muda dan putih berisi gula di
atas kulkas. "Harusnya ada sendok di sini tunggu ini dia."
Teko listriknya memuncratkan air sekarang, tanda isi di dalamnya sudah
mendidih.
"Biar aku yang mengerjakan," Maureen menawarkan
diri.
Ia berdiri dan mengambil kotak teh dari meja Peter, membuka bungkus
plastik dengan ujung kuku jempolnya. Dikeluarkannya dua kantong
berbentuk bulat dan dijatuhkannya ke dalam cangkircangkir yang
berbeda warna dan bernoda teh. Menurut Maureen, pandangan umum
mengenai orang Irlandia dan alkohol terlalu dibesar-besarkan.
Sesungguhnya, orang Irlandia kecanduan minuman ini.
Maureen menyelesaikan proses itu dengan mahir dan memberikan
sepupunya secangkir teh panas kemudian duduk di kursi di seberang
mejanya. Dengan cangkirnya sendiri di tangan, Maureen menghirup
perlahan beberapa saat, merasakan mata biru Peter yang ramah
menatap dirinya. Sekarang, setelah ia terburu-buru menemui lelaki ini,
ia tidak yakin harus mulai dari mana. Pendeta itulah yang akhirnya
memecahkan kebisuan.
"Jadi, dia datang lagi?" tanyanya lembut. Maureen menghela nafas lega.
Pada saat-saat kala ia merasa benar-benar berada di ujung batas
kewarasan, Peter hadir untuknya. Ia sepupu, pendeta, sekaligus teman.
"Ya," balasnya, singkat, tidak seperti biasanya. "Ia datang lagi."

Peter membolak-balikkan tubuh dengan gelisah di tempat tidur, tak bisa


memejamkan mata. Percakapan dengan Maureen telah membuatnya
risau, lebih dibandingkan yang ia perlihatkan pada sepupunya. Ia
mengkhawatirkan Maureen. Baik sebagai kerabat terdekat maupun

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sebagai penasihat spiritualnya. Ia tahu, mimpimimpi gadis itu akan


muncul kembali dengan kekuatan yang lebih kuat. Ia telah menanti
waktu kemunculannya, berjaga-jaga hingga waktunya tiba.
Kali pertama kembali dari Tanah Suci, Maureen telah diganggu dengan
mimpi-mimpi mengenai perempuan agung berselubung merah yang
menderita, perempuan yang ia lihat di Yerusalem. Mimpinya selalu sama:
ia tenggelam dalam kekacauan di Via Dolorosa. Terkadang, suatu mimpi
sedikit berbeda dari mimpi lain atau berisi informasi tambahan, tapi
selalu menggambarkan penderitaan yang mendalam. Kehadiran mimpi
yang begitu jelas inilah yang mengganggu Peter, penjabaran Maureen
begitu otentik. Hal semacam ini di luar jangkauan, sesuatu yang
dibangkitkan oleh Tanah Suci itu sendiri. Sebuah perasaan yang pernah
dialami Peter sendiri ketika sedang belajar di Yerusalem. Perasaan
seolah sedang berada sangat dekat
dengan para leluhur dengan orang-orang suci.
Sepulangnya dari Tanah Suci, Maureen banyak menghabiskan waktu
untuk bertelepon jarak jauh dengan Peter, yang ketika itu sedang
mengajar di Irlandia. Sepupunya yang dipercaya dan mandiri itu mulai
mempertanyakan kewarasannya sendiri. Selain itu, frekuensi dan
kekuatan mimpi-mimpi itu mulai membuat Peter khawatir. Ia meminta
dipindahkan ke Loyola. Tahu bahwa permohonan itu akan langsung
dikabulkan, ia segera berangkat menuju Los Angeles agar lebih dekat
dengan sepupunya.
Empat tahun kemudian, ia bertarung dengan pikirannya sendiri dan
dengan kata hatinya, tidak yakin bagaimanakah cara terbaik untuk
menolong Maureen saat ini. Ia ingin mempertemukan Maureen dengan
atasannya di Gereja, namun ia tahu gadis itu tidak akan setuju. Peter
adalah penghubung terakhir dengan masa lalunya sebagai penganut
Katolik. Maureen memercayainya hanya karena ia adalah saudara dan
karena ia satu-satunya orang dalam hidupnya yang tak pernah
mengecewakannya.
Peter bangkit untuk duduk, merasa tak akan bisa tidur malam ini dan
berusaha mengenyahkan pikiran bahwa ada sekotak Marlboro di laci

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

meja tempat lampu duduk diletakkan. Ia telah mencoba menghilangkan


kebiasaan buruk ini. Bahkan inilah salah satu alasan mengapa ia memilih
tinggal sendirian di sebuah apartemen, bukan di perumahan Yesuit. Tapi
beban itu terlalu berat, dan ia menyerah terhadap dosa yang satu ini.
Setelah menyalakan sebatang rokok, ia menghirup napas dalam dalam
dan memikirkan persoalan yang sedang dihadapi Maureen.
Memang, selalu ada sesuatu yang istimewa jika menyangkut sepupu
Amerikanya yang mungil dan pemberani ini. Saat pertama tiba di
Irlandia dengan ibunya, Maureen adalah bocah tujuh tahun yang penakut
dan penyendiri dengan logat bicara penduduk wilayah rawa. Peter yang
delapan tahun lebih tua, melindungi Maureen. Ia mengenalkan gadis kecil
itu ke anak-anak di kampungnya dan tak segan-segan meninju siapa pun
yang berani mengolok-olok sang pendatang baru beraksen lucu, hingga
mata mereka lebam.
Tapi Maureen tidak membutuhkan waktu lama untuk berbaur ke dalam
lingkungan barunya. Dengan cepat ia melupakan trauma masa lalunya di
Louisiana sementara kabut Irlandia menyelimutinya dengan penerimaan.
Ia menemukan perlindungan di pedesaan. Peter dan saudara-saudara
perempuannya membawa Maureen menelusuri jalan-jalan panjang,
menunjukkan kepadanya keindahan sungai dan lubang di rawa-rawa.
Mereka melewati hari-hari musim panas dengan memetik buah
blackberry yang tumbuh liar di perkebunan keluarga dan bermain sepak
bola sampai matahari terbenam. Akhirnya, anak-anak setempat
menerimanya seiring perasaannya yang kian nyaman dengan lingkungan
baru itu sehingga kepribadian sejatiya muncul.
Peter kerap bertanya-tanya tentang arti kata "karisma" yang sering
digunakan dalam konteks supranatural oleh gereja di masa lalu. Karisma:
sebuah karunia atau kekuatan yang diberikan oleh surga. Barangkali hal
ini berlaku pada Maureen dengan cara yang lebih gamblang dan lebih
nyata dibandingkan segala yang diimpikan. Peter menyimpan jurnal berisi
percakapanpercakapannya dengan Maureen. Kegiatan ini ia lakukan sejak
komunikasi lewat telepon jarak jauh yang pertama, dan ia mencatat pula
makna mimpi-mimpi itu berdasarkan pemahamannya. Dan ia berdoa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

setiap hari agar mendapat petunjuk apakah Maureen adalah orang yang
dipilih Tuhan untuk melakukan sebuah tugas yang berhubungan dengan
masa penderitaan, yang semakin diyakininya adalah peristiwa yang
disaksikan Maureen dalam mimpi-mimpinya. Ia jelas sangat memerlukan
bimbingan maksimal dari Sang Pencipta. Dan Gereja.

Chateau Pommes Bleues Wilayah Languedoc, Prancis Oktober 2004

"Marie de Negre akan memilih waktu yang tepat bagi Dia Yang
Dinantikan. Perempuan yang terlahir dari domba Paschal ketika panjang
siang dan malam tiada berbeda. Perempuan yang adalah anak
kebangkitan. Perempuan yang menyandang Sangre-el akan diberikan
kunci untuk mengungkapkan Hari Gelap Tengkorak. Perempuan itu akan
menjadi sang Gembala baru dan menunjukkan Jalan kepada kita."
Lord Berenger Sinclair menapaki lantai mengilap di perpustakaannya.
Api dari tungku batu yang sangat besar memancarkan nyala keemasan
pada koleksi turun-temurun berupa buku dan dokumen yang tak ternilai
harganya. Sebuah umbul-umbul usang tergantung dalam sebuah lemari
kaca yang memanjang seukuran perapian raksasa di seberangnya.
Terlihat kain yang dulunya putih, namun kini menguning, bergambar
fieur-de-lis warna emas yang sudah pudar. Nama Jhesus-Maria
tersulam di kain kasar itu, tapi hanya dapat
dilihat oleh sedikit orang saja yang diberi kesempatan mendekati
barang antik ini.
Sinclaire mengulang nubuat itu dengan keras berkali-kali dengan aksen
Skotlandianya sehingga huruf-huruf "r" dalam kalimat terdengar jelas.
Berenger hapal isi nubuat itu kata perkata. Ia telah mempelajarinya
saat duduk di pangkuan kakeknya ketika masih kecil. Ketika itu ia tidak
mengerti artinya. Sekadar kalimat-kalimat yang ia hapal saat bermain
dengan sang kakek ketika ia menghabiskan musim panasnya di sini, di
tanah luas milik keluarganya, di Prancis.
Ia berhenti sejenak di depan sebuah gambar silsilah keturunan. Sebuah
pohon silsilah generasi-generasi selama ratusan tahun yang menutupi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dinding luas mulai dari lantai hingga langit-langit. Sebuah gambar sangat
besar yang menampilkan sejarah keturunan Berenger yang flamboyan.
Keturunan keluarga Sinclair termasuk yang tertua di Eropa. Awalnya
dipanggil Saint Clair, keluarga ini diusir dari Amerika lalu mengungsi ke
Skotlandia pada abad ke-13. Sejak itulah nama keluarga itu berubah
menjadi seperti sekarang. Para leluhur Berenger termasuk yang paling
masyhur dalam sejarah Inggris. Di antaranya James Pertama dari
Inggris dan ibundanya yang terkenal, Mary, Ratu Skotlandia.
Keluarga Sinclair yang berpengaruh dan pandai berhasil melewati perang
saudara dan gejolak politik di Skotlandia. Mereka menduduki posisi
penting di kedua sisi kerajaan sepanjang sejarah negara yang penuh
gejolak itu. Sebagai pemimpin industri di abad ke-20, kakek Berenger
berhasil membangun salah satu kekayaan terbesar di Eropa, yakni
sebuah perusahaan minyak Laut
Utara. Sedangkan Alistair Sinclair, biliuner dan petinggi Inggris yang
memiliki kedudukan di House of Lords, memiliki segala yang didambakan
seorang manusia. Namun ia tetap gelisah dan tak pernah puas, yang ia
cari adalah sesuatu yang tak dapat dibeli dengan kekayaan.
Kakek Alistair menjadi terobsesi dengan Prancis. Ia membeli sebuah
chateau(1) di luar desa Arques, di daerah barat daya. Sebuah wilayah
berbatu dan misterius yang dikenal dengan Languedoc. Rumah barunya
ia namai Chateau des Pommes Bleues Puri Apel Biru. Alasannya hanya
diketahui oleh segelintir orang terdahulu.
Languedoc adalah wilayah pegunungan yang terkesan mistis. Legenda
lokal tentang harta karun dan prajurit-prajurit misterius di wilayah ini
telah berumur ratusan, bahkan ribuan tahun. Alistair Sinclair menjadi
semakin terobsesi dengan legenda Languedoc. Lelaki ini membeli tanah
di daerah tersebut seluas yang bisa ia dapatkan dan ia cari seiring kian
kuatnya hasrat akan harta karun yang ia percaya terpendam di daerah
itu. Namun, koleksi yang ia cari tidak ada hubungannya dengan emas
atau kekayaan. Harta semacam itu telah dimilikinya dalam jumlah
berlimpah. Yang ia cari adalah sesuatu yang lebih berharga baginya, bagi
keluarganya, dan bagi dunia. Semakin usianya bertambah, semakin

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sedikit waktu yang ia lewatkan di Skotlandia. Ia merasa berbahagia


hanya ketika berada di sini, di pegunungan merah Languedoc yang masih
perawan. Alistair mengharuskan cucu lelakinya menemani dirinya selama
musimmusim panas. Dan pada akhirnya, ia menurunkan kecintaannya pada
daerah legendaris itu bahkan juga

1 Semacam puri yang banyak terdapat di daerah penghasil Anggur di


Prancis,

obsesinya kepada Berenger muda.


Sekarang, di umur empat puluhan, Berenger Sinclair sekali lagi
menghentikan langkahnya kala mengelilingi perpustakaan besar itu. Kali
ini di hadapan lukisan kakeknya. Melihat bentuk wajah yang keras dan
tegas, rambut hitam keriting, dan sorot mata tajam itu, ia seolah
sedang bercermin.
"Kau terlihat sangat mirip dengannya, Monsieur. Setiap hari, kau
semakin mirip dengannya, dalam banyak hal." Sinclair membalik untuk
menjawab pelayan lelakinya yang bertubuh sangat besar, Roland. Untuk
seorang yang berbadan bongsor, Roland luar biasa gesit dan sering
muncul tiba-tiba.
"Apakah itu hal yang baik?" tanya Berenger hambar.
"Tentu. Monsieur Alistair adalah seorang lelaki yang baik, dicintai oleh
penduduk desa. Oleh ayahku, dan aku sendiri."
Sinclair mengangguk sambil tersenyum kecil. Tentu Roland akan berkata
seperti itu. Raksasa Prancis itu adalah putra Languedoc. Ayahnya
sendiri berasal dari sebuah keluarga lokal yang berakar sangat dalam di
tanah legendaris ini, selain telah menjadi orang kepercayaan Alistair di
purinya. Roland dibesarkan di lingkungan puri itu dan memahami
keluarga Sinclair serta obsesi mereka yang aneh. Ketika ayahnya
meninggal secara mendadak, Roland mengambil alih posisi ayahnya
sebagai penjaga Chateau des Pommes Bleues. Ia adalah salah satu dari
sedikit orang di dunia yang dipercaya oleh Berenger Sinclair.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kalau kau tak berkeberatan dengan perkataanku, kami Jean Claude dan
aku sedang bekerja di ruang seberang dan mendengarmu. Kami
mendengarmu mengucapkan isi
nubuatz(2) itu." Ia melihat ke Sinclair dengan bingung. "Apakah ada
masalah?"
Sinclair menyeberangi ruangan menuju sebuah meja kayu jati yang
menutupi dinding di belakangnya. "Tidak, Roland. Tidak ada masalah.
Malah, kupikir pada akhirnya keadaan akan menjadi sangat, sangat baik."
Ia mengambil sebuah buku berkulit tebal yang terletak di atas meja dan
menunjukkan sampul buku itu ke pelayannya. Sebuah sampul buku
modern, non-fiksi, berjudul: HerStory, subjudul: A Defense of
History's Most Hated Heroines.
Roland melihat buku itu, bingung. "Aku tidak mengerti."
"Bukan, bukan. Balik bukunya. Lihat ini. Lihat dia."
Roland membalik buku itu untuk melihat potret sang penulis di sampul
belakang dengan teks Penulis Maureen Paschal.
Penulis buku itu seorang perempuan menarik, berambut merah, usia tiga
puluhan. Ia berpose untuk foto itu dengan menyandarkan tangan di kursi
yang ada di depannya. Sinclair menggerakkan tangannya di atas sampul
itu, berhenti tepat di tangan sang penulis. Kecil, tapi jelas, di jari manis
kanan, adalah cincin tembaga antik dari Yerusalem, dengan gambar
planet.
Roland mendongak dari buku dengan terkejut. "Sacre bleu."
"Betul," balas Sinclair. "Atau mungkin lebih tepat lagi, Sacre rouge."
Kedua lelaki itu diganggu oleh kedatangan seseorang di pintu masuk.
Jean-Claude de ia Motte, seorang elit dan

2 Ramalan/prediksi ilmiah

anggota terpercaya di lingkaran dalam Pommes Bleues, melihat ke


temantemannya penuh tanda tanya. "Ada apa?"
Sinclair memberi tanda kepada Jean-Claude untuk masuk. "Belum ada.
Tapi bagaimana pendapatmu tentang ini?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Roland menyerahkan buku itu ke Jean-Claude dan menunjukkan cicin di


tangan sang penulis di sampul belakang.
Jean-Claude mengambil kacamata baca dari kantongnya dan mengamati
gambar itu beberapa saat sebelum bertanya dalam bisikan,
"L'attendue? Dia Yang Dinantikan?"
Sinclair tertawa. "Ya, teman-teman. Setelah bertahun tahun, akhirnya
kita menemukan sang Gembala."

... Aku Telah mengenal Petrus sejak awal aku bisa mengingat, karena
ayahnya dan ayahku berteman, dan karena dia sangat dekat dengan
kakak lelakiku. Letak rumah Tuhan di Capemaeum sangat dekat dengan
rumah ayah Simon-Petrus dan kami sering mengunjunginya ketika kecil.
Aku ingat, kami bermain di tepi pantai di sana. Aku jauh lebih muda dari
lelaki-lelaki itu dan sering bermain sendiri tapi aku masih bisa
mengingat suara tawa mereka saat mereka bergulat satu sama lain
Petrus selalu lebih serius dibandingkan anak lelaki yang lain. Saudara
lelakinya. Andreas, lebih ceria. Meski begitu, mereka sama-sama
memiliki selera humor saat masih muda. Keceriaan Petrus dan Andreas
lenyap setelah Easa pergi. Dan mereka tidak bisa terlalu bersabar
kepada siapa pun di antara kami yang terus meratapi musibah itu
sementara kami harus berjuang mempertahankan hidup.
Petrus sangat mirip kakak lelakiku karena ia sangat serius dengan
tanggung jawabnya terhadap keluarga. Dan setelah beranjak dewasa, ia
memindahkan rasa tanggungjawab itu pada pengajaranJalanNya Ia
memiliki keteguhan dan kebulatan tekad yang tak tertandingi oleh siapa
pun kecuali para guru itu sendiri.
Itulah sebabnya ia sangat dipercaya. Tapi bagaimanapun. Easalah yang
mendidiknya. Petrus bertarung melawan kebiasaannya sendiri lebih
keras dibandingkan yang diketahui banyak orang. Aku percaya, ia telah
berkorban lebih banyak dibandingkan yang lain. demi mengikuti
JalanNya. Karena ajaran ini menuntut banyak dari dirinya. menuntut
banyak perubahan batin. Banyak orang yang akan keliru menilainya,
bahkan ada sebagian yang akan membencinya. Tapi aku tidak.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Aku mencintai Petrus dan percaya padanya. Bahkan dengan putra


sulungku.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

Tiga

McLean, Virginia Maret 2005

McLean, Virginia, adalah tempat yang menyenangkan, percampuran unik


antara dunia politik dan gaya hidup pinggiran kota. Keluar dari Beltway,
tidak jauh dari markas CIA, berdiri Tysons Corner, salah satu pusat
perbelanjaan terbesar dan termewah di Amerika. McLean tidak dikenal
sebagai sebuah pusat permukiman spiritual. Setidaknya bagi kebanyakan
orang.
Maureen Paschal sama sekali tidak memikirkan masalah masalah sakral
saat ia mengendarai mobil Ford Taurus sewaannya memasuki jalan
panjang hotel Ritz-Carlton di McLean. Jadwal besok pagi sangat padat:
bangun pagi-pagi untuk sarapan sekaligus bertemu dengan Perkumpulan
Wanita Penulis Wilayah Timur, selanjutnya kemunculan di sebuah toko
besar di Tysons Corner dan memberikan tanda tangan untuk para
pembeli buku di sana.
Setelah itu, sebagian besar waktu Sabtu siang dan sore menjadi
miliknya sendiri. Bagus. Ia akan pergi melihat-lihat, seperti yang biasa
ia lakukan saat berada di sebuah kota baru.
Tak peduli seberapa kecil atau sesederhana apa pun kota itu, jika
Maureen belum pernah mengunjunginya, tempat itu pasti memiliki
pesona. Maureen tidak pernah gagal menemukan batu permata di
mahkota, keistimewaan di setiap tempat kunjungan yang menjadikannya
unik. Besok, ia akan menemukan permata McLean.
Menginap di hotel bukan perkara sulit. Penerbitnya telah menangani
semua urusan. Maureen hanya perlu menanda tangani selembar formulir

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dan mengambil kuncinya. Kemudian naik lift dan masuk ke kamarnya yang
indah, tempat ia memuaskan kebutuhannya menjaga kerapian dengan
segera membongkar koper dan mengamati tingkat kekusutan baju-
bajunya.
Maureen menyukai hotel mewah. Semua orang pasti begitu, pikirnya,
tapi ia bertingkah seperti anak kecil saat berada di hotel mewah.
Dengan teliti ia mengamati perlengkapan kamar, isi kulkas kecil, baju
kamar yang bersulam indah di belakang pintu kamar mandi, dan
tersenyum saat melihat telepon sambungan di samping toilet.
Ia bersumpah tak akan pernah terlalu lelah hingga tak bisa menikmati
kesenangan-kesenangan kecil ini. Barangkali tahuntahun saat ia harus
berhemat, makan mi instan Top Ramen, Pop Tarts, dan roti selai kacang,
saat proyek risetnya menguras sisa tabungannya, ternyata baik
untuknya. Pengalaman pengalaman awal itu membantunya menghargai
hal-hal kecil yang mulai dianugerahkan kepadanya.
Ia melihat ke sekeliling ruangan yang luas dan merasa sedikit menyesal
di luar kesuksesannya sekarang, tak ada orang yang bisa dijadikannya
tempat untuk berbagi segala yang telah dicapainya. Ia sendirian, selalu
sendirian, dan mungkin akan terus sendirian...
Maureen segera berhenti mengasihani diri sendiri, dan menengok ke
sumber hiburan terampuh untuk mengalihkan pikirannya dari hal yang
mengganggu itu. Beberapa pusat perbelanjaan paling menarik di Amerika
telah menunggu di luar pintu. Ia mengambil tas, memastikan apakah
kartu-kartu kreditnya ada di sana, lalu melangkah keluar untuk
merayakan kebudayaan Tysons Corner.

Perkumpulan Wanita Penulis Wilayah Timur melangsungkan acara


sarapan pagi di sebuah aula konferensi Ritz-Carlton di McLean. Maureen
mengenakan "seragam" andalannya sebuah setelan jas bermerek yang
konservatif, sepatu berhak tinggi, dan sepercik Chanel No.5. Tiba di
aula tepat pukul 9:00 pagi, ia menolak untuk makan dan meminta
secangkir teh Irlandia untuk sarapan. Makan sebelum sesi tanya-jawab
bukan ide baik bagi Maureen karena akan membuatnya mual.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen merasa tak segugup biasanya pagi ini karena moderator


acaranya adalah seorang teman, perempuan bernama Jenna Rosenberg.
Maureen telah berkomunikasi dengannya selama beberapa minggu untuk
mempersiapkan diri. Dan yang paling penting, Jenna menggemari karya
Maureen dan bisa mengutip karyanya secara rinci. Itu saja sudah
membuat Maureen tenang. Lagi pula, acaranya diselenggarakan secara
sederhana dengan meja-meja kecil yang berkumpul menyatu sehingga
tidak memerlukan mikrofon.
Jenna memulai sesi tanya-jawab dengan sebuah pertanyaan sederhana
tapi penting.
"Apa yang menginspirasikan Anda menulis buku ini?" Maureen menaruh
gelas tehnya dan menjawab.
"Saya pernah membaca bahwa buku-buku sejarah a-wal Inggris
diterjemahkan oleh sebuah sekte biarawan yang tidak percaya bahwa
perempuan memiliki jiwa. Mereka menganggap kejahatan bersumber
dari perempuan. Merekalah yang pertama kali mengubah legenda King
Arthur dan sesuatu yang kita anggap sebagai Camelot. Guinevere
menjadi seorang penyeleweng licik alih-alih seorang ratu pejuang yang
penuh kuasa. Morgan le Fey menjadi saudara perempuan Arthur yang
menjerumuskannya hingga melakukan inses, alih-alih seorang pemimpin
spiritual bangsa, sebagaimana yang disebutkan legenda awal.
"Pemahaman itu mengejutkan dan membuat saya bertanya: apakah
tulisan-tulisan sejarah lainnya yang menggambarkan perempuan juga
didasari sudut pandang yang sangat bias seperti ini? Perspektif
semacam itu jelas telah meluas dalam sejarah. Ini membuat saya
memikirkan perempuan-perempuan yang mungkin telah mendapat
perlakuan seperti itu. Dari sanalah riset saya berawal."
Jenna memberi kesempatan para peserta yang menempati meja-meja di
sekeliling mereka untuk mengajukan pertanyaan. Setelah beberapa
tanya-jawab tentang literatur feminis dan isuisu kesetaraan dalam
industri penerbitan, muncul sebuah pertanyaan dari seorang perempuan
muda yang mengenakan salib emas kecil di atas blus sutranya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Bagi kami yang dibesarkan dalam lingkungan tradisional, bab mengenai


Maria Magdalena sangat membuka mata. Anda melukiskannya sebagai
seorang perempuan yang jauh dari kesan seorang pelacur yang
melakukan
pertobatan, jauh dari kesan seorang perempuan nista. Tapi saya masih
belum yakin apakah gambaran itu bisa dipercaya."
Maureen mengangguk paham sebelum memberikan jawaban. "Vatikan pun
menyimpulkan bahwa Maria Magdalena bukan seorang pelacur dan bahwa
kita tidak seharusnya terus mengajarkan kebohongan itu di sekolah
Minggu. Sudah lebih dari tiga puluh tahun sejak Vatikan mengumumkan
secara formal bahwa Maria bukanlah seorang perempuan nista seperti
yang disebutkan dalam injil Lukas. Dan bahwa Paus Gregorius yang
Agung telah menciptakan cerita itu demi meneruskan tujuannya sendiri
pada Masa Kegelapan. Tapi opini publik selama dua milenia sulit
dihapuskan. Pengakuan Vatikan atas kesalahan yang mereka lakukan
pada tahun 1960an terbukti tidak lebih efektif dibandingkan penarikan
berita yang dicantumkan di halaman terakhir surat kabar. Jadi pada
dasarnya Maria Magdalena menjadi pendahulu para perempuan yang
disalahpahami. Dialah perempuan penting pertama yang riwayatnya
diubah dan dirusak secara sengaja dan tidak tanggung-tanggung oleh
para penulis sejarah. Padahal dia pengikut Kristus yang taat, bahkan
mungkin pantas dianggap sebagai seorang rasul. Meski begitu, namanya
nyaris tak pernah disebut dalam injil-injil."
Jena menyela, jelas terlihat sangat tertarik dengan topik itu. "Tapi
sekarang ada begitu banyak spekulasi tentang Maria Magdalena.
Misalnya bahwa ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Kristus."
Perempuan yang mengenakan salib mengernyit, tapi Jenna melanjutkan.
"Anda tidak membahas isu-isu ini dalam buku Anda, saya ingin tahu
bagaimana pendapat Anda mengenai teoriteori tersebut."
"Saya tidak membahasnya karena saya tidak percaya ada bukti-bukti
yang mendukung klaim-klaim itu banyak yang menarik dan kemungkinan
mengandung harapan, tapi tidak ada bukti. Para teolog setuju dengan
pendapat ini. Yang pasti, sebagai seorang penulis yang menghargai diri

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sendiri, tidak ada yang bisa saya dukung sebagai fakta yang kemudian
saya kutip dalam buku saya. Walaupun begitu, bisa saya katakan bahwa
ada beberapa dokumen otentik yang mengisyaratkan kemungkinan
adanya hubungan dekat antara Yesus dan Maria Magdalena. Sebuah injil
yang ditemukan di Mesir tahun 1945 mengatakan 'teman Juru Selamat
adalah Maria Magdalena. Ia lebih mencintainya dibandingkan seluruh
murid, dan sering menciumnya di bibir.'
"Tentu saja, injil-injil ini dipertanyakan pihak Gereja dan, seperti yang
kita ketahui, bisa saja merupakan National Enguirer versi abad kesatu.
Menurut saya, kita harus berhati-hati dalam hal ini, karena itulah saya
menulis hanya yang saya yakini. Dan saya yakin, Maria Magdalena bukan
seorang pelacur, ia adalah pengikut Yesus yang penting. Bahkan
kemungkinan yang paling penting, karena dialah orang pertama yang
dipilih sang Raja untuk melihat kehadiranNya setelah dibangkitkan.
Lebih dari itu, saya tidak mau mereka-reka perannya dalam kehidupan
Dia. Karena itu berarti tidak bertanggung jawab."
Maureen menjawab pertanyaan itu dengan hati-hati, seperti biasanya.
Tapi ia selalu berspekulasi bahwa jatuhnya Maria Magdalena
kemungkinan karena ia terlalu dekat dengan sang Pemimpin, sehingga
para murid lelaki merasa cemburu dan kemudian berusaha merusak
namanya. Berdasarkan dokumendokumen abad ke-2 yang
ditemukan di Mesir itu, Santo Petrus mencela dan memarahi Maria
Magdalena secara terang-terangan. Dan dalam tulisan-tulisan Santo
Paulus yang muncul belakangan, tampaknya ia menghilangkan seluruh
referensi tentang pentingnya perempuan dalam kehidupan Kristus
secara terencana.
Sebagai akibatnya, cukup banyak waktu riset Maureen yang tersita
untuk memilah doktrin yang terkait dengan Paulus. Paulus, murid yang
berubah menjadi menjadi sosok penganiaya, telah membentuk pemikiran
Kristiani dengan observasiobservasinya. Meskipun terbentang jarak
yang sangat jauh secara filosofis dan harfiah antara dia dengan Yesus
dan para pengikut terpilih serta keluarga sang Juru Selamat. Ia tidak
memiliki pengetahuan langsung tentang ajaran-ajaran Kristus. Seorang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"murid" yang begitu membenci perempuan dan manipulatif secara politik


tidak mungkin mengukir nama Maria Magdalena sebagai pelayan Kristus
yang paling berbakti.
Maureen bertekad membela Maria. Ia memandangnya sebagai contoh
terbaik bagi perempuan yang terkucilkan dalam sejarah, seorang ibu
yang disalahpahami. Pada dasarnya, jika tidak pada bentuknya, kisah
Magdalena terulang di kehidupan perempuan-perempuan lain yang telah
dipilih Maureen untuk dibela dalam HerStory. Tapi Maureen merasa
penting untuk menjaga bab-bab mengenai Magdalena tetap sedekat
mungkin dengan teori akademis yang bisa dibuktikan. Sedikit saja
indikasi "new age" atau hipotesis lain tentang hubungan Maria dengan
Yesus yang tak terbuktikan, berpotensi membatalkan isi riset
selebihnya dan merusak Citranya. Ia tergolong orang yang terlalu
berhati-hati dalam hidup dan pekerjaannya
untuk mengambil risiko itu. Terlepas dari nalurinya, Maureen menolak
semua teori alternatif mengenai Maria Magdalena. Ia memilih
berpegang kepada fakta-fakta yang tak tergoyahkan.
Tak lama setelah ia mengambil pilihan itu, mimpi-mimpi itu kembali
datang dengan kuat.

Tangan kanannya sudah pegal sekali dan senyuman nyaris absen dari
wajahnya, tapi Maureen terus bekerja. Kehadirannya di toko buku
dijadwalkan berlangsung selama dua jam, termasuk istirahat dua puluh
menit. Tapi ia sudah memasuki jam ketiga sekarang, tanpa mengambil
istirahat, dan besikeras untuk terus memberi tanda tangan sampai
pelanggan terakhir merasa puas. Mauren tak akan pernah menolak
seorang pembaca. Ia tak akan meremehkan publik pembeli buku yang
telah mengubah impiannya menjadi kenyataan.
Ia sangat bersyukur melihat banyaknya jumlah lelaki di antara
kerumunan hari ini. Topik permasalahan yang ia angkat mengindikasikan
kalangan pembacanya kebanyakan perempuan. Tapi ia berharap cara
penulisannya akan memikat semua orang yang memiliki pikiran terbuka
dan akal sehat. Tujuan utamanya menulis buku itu adalah membalas

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

perlakuan keliru para sejarawan pria terhadap perempuan-perempuan


kuat. Meskipun demikian, risetnya menunjukkan bahwa motivasi di balik
pengungkapan sejarah ke atas kertas dengan cara yang begitu pilih bulu
sebagian besar bersifat politis dan agamis. Gender menempati urutan
kedua.
Maureen telah menjelaskan hal ini dalam sebuah
penampilan di televisi baru-baru ini. Ia menggambarkan Marie
Antoinette sebagai sebuah contoh yang mungkin paling jelas bagi teori
sosio-politik itu karena kebanyakan tulisan tentang Revolusi Prancis
ditulis oleh para revolusioner. Sedangkan sang ratu yang terkekang,
secara umum dipersalahkan lantaran gaya hidup keluarga kerajaan
Prancis yang berlebihan. Padahal ia benar-benar tidak tersangkut paut
dengan munculnya tradisi tersebut. Bahkan sebenarnya Marie
Antoinette mewarisi caracara bangsawan Prancis ketika ia datang dari
Austria sebagai tunangan putra sulung raja, yang kelak menjadi Louis
XVI. Meskipun ia sendiri adalah anak perempuan Maria Theresa yang
agung, permaisuri Austria tersebut tidaklah terbiasa dengan
kemewahan dan kemanjaan kerajaan. Malahan, ia terbilang kejam dan
pelit untuk seorang perempuan dengan status seperti dia. Ia
membesarkan anak-anak perempuannya, termasuk Antoinette yang
masih kecil, dengan sangat tegas. Sang pewaris tahta yang masih belia
tentunya terpaksa beradaptasi dengan kebiasaan Prancis secepat
mungkin demi bertahan hidup.
Istana Versailles, monumen yang menunjukkan kemegahan Prancis, telah
dibangun beberapa dasawarsa sebelum Marie Antoinette lahir.
Meskipun demikian, bangunan itu menjadi monumen penting legenda
keserakahan Marie. Balasan terkenal atas ucapan "Rakyat jelata
kelaparan mereka tidak punya roti untuk dimakan" sesungguhnya
diucapkan seorang gundik kerajaan, seorang perempuan yang telah lama
mati, bahkan sebelum perempuan muda Austria ini tiba di Paris. Tapi
sampai hari ini, kalimat "Biarkan mereka makan kue" disebut sebagai
biang keladi meledaknya revolusi. Dengan satu kalimat itu, Pemerintahan
Teror dan semua pertumpahan darah dan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kejahatan yang menyusul jatuhnya Bastille menjadi terjustifikasi.


Padahal Marie Antoinette yang bernasib tragis tak pernah mengucapkan
kalimat berdarah itu.
Maureen sangat bersimpati dengan ratu Prancis yang bernasib buruk
itu. Dibenci sebagai seorang asing sejak hari kedatangannya, Marie
Antoinette adalah korban rasisme yang kejam dan terarah. Sangat
mudah bagi para bangsawan Prancis abad ke-18 yang sangat etnosentrik
untuk menghubungkan segala keadaan politik dan sosial yang negatif
dengan ratu mereka yang lahir di Austria itu. Maureen sangat terkejut
dengan sikap ini saat kujungan risetnya ke Prancis. Pemandu wisata di
Versailles yang berbicara dalam bahasa Inggris masih memberi
penjelasan sangat kejam tentang sang anggota kerajaan yang dipenggal.
Bukti sejarah yang membersihkan Marie Antoinette dari banyak
perbuatan perbuatan keji yang dituduhkan kepadanya tak digubris. Dan
semua ini masih di luar dari kenyataan bahwa sang ratu telah dipenggal
secara brutal dua ratus tahun lalu.
Kunjungan pertama ke Versailles memberi Maureen semangat dalam
melakukan riset. Telah begitu banyak buku yang ia baca, mulai dari
deskripsi paling akademis tentang Prancis pada abad ke-18 sampai
novel-novel panjang yang menawarkan perspektif tentang ratu yang satu
ini. Gambaran keseluruhannya bervariatif, tapi tidak terlalu dramatis
dibandingkan karikatur yang telah luas diterima. Yakni, bahwa ia
perempuan yang dangkal, senang memanjakan diri, dan tidak terlalu
pandai. Maureen menolak potret ini. Bagaimana dengan Marie
Antoinette sebagai seorang ibu seorang perempuan yang berduka
dengan kematian bayi perempuannya, dan
kemudian harus kehilangan anak lelaki kesayangannya pula? Dan ada
Marie sebagai seorang istri, yang ditukar bak sebuah barang pada meja
catur politik yang terkenal. Seorang anak perempuan berumur empat
belas tahun yang dikawinkan dengan seorang asing di sebuah tanah
antah berantah lalu ditolak oleh keluarga sang lelaki, dan kemudian juga
oleh bawahan-bawahannya. Dan terakhir, ada Marie sang kambing hitam,
seorang perempuan yang menunggu dalam kurungan sementara orang-

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

orang yang sangat dicintainya dibantai atas namanya sendiri. Sahabat


karib Marie, Puteri Larnballe, benarbenar dicabik-cabik hingga
tubuhnya hancur oleh pemberontak. Potongan badannya dan cabikan
yang lain ditusuk dengan sebatang tombak lalu dipertontonkan melewati
jendela sel Marie.
Maureen telah bertekad untuk memberikan gambaran yang bersimpati,
namun tetap realistis, terhadap salah satu anggota kerajaan yang paling
dibenci sepanjang sejarah ini. Hasilnya sungguh luar biasa. Salah satu
bagian dalam HerStory karyanya mendapat perhatian besar dan
mengundang perdebatan.
Tapi dari begitu banyak kontroversi tentang Marie, ia tetap menempati
urutan kedua setelah Maria Magdalena. Maureen sedang membicarakan
daya tarik supranatural Maria Magdalena dengan seseorang berambut
pirang yang berdiri di hadapannya.
"Tahukah Anda bahwa McLean dianggap sebagai sebuah tempat suci
bagi para pengikut Maria Magdalena?" tanya perempuan itu tiba-tiba.
Maureen membuka mulut untuk berbicara lalu menutupnya lagi sebelum
berhasil mengatakan, "Tidak, saya tidak tahu apa pun tentang hal itu."
Itu dia lagi,
getaran listrik yang menyengatnya setiap kali ada hal aneh di
sekitarnya. Maureen dapat merasakannya datang lagi, bahkan di sini, di
bawah sorotan lampu neon di sebuah pusat perbelanjaan Amerika.
Maureen menguatkan diri dengan menarik napas dalam-dalam. "Oke,
saya menyerah. Bagaimana McLean, Virginia, memiliki keterkaitan
dengan Maria Magdalena?"
Perempuan itu menyodorkan sebuah kartu bisnis kepada Maureen. "Saya
tidak tahu apakah Anda memiliki waktu luang selama berada di sini. Tapi
jika ada, silakan datang menemui saya." Kartu bisnis itu bertuliskan
"Toko buku Cahaya Suci, Rachel Martel, pemilik".
"Tokonya jauh dibandingkan ini, tentu saja," kata perempuan yang
Maureen kira adalah Rachel, menunjuk ke toko buku sangat besar
tempat mereka berada. "Tapi saya pikir, kami memiliki beberapa buku

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang mungkin sangat menarik bagi Anda. Ditulis oleh penduduk lokal dan
diterbitkan sendiri. Tentang Maria. Maria kita."
Maureen menelan ludah lagi, menegaskan apakah perempuan itu benar
Rachel Martel, lalu menanyakan alamat Cahaya Suci.
Samar terdengar suara batuk di sebelah kiri Maureen, ia mendongak
dan mendapatkan sang manajer toko buku memberi isyarat bahwa
antrean harus terus berjalan. Maureen melotot ke pria itu sebelum
kembali ke Rachel.
"Apakah Anda akan berada di sana sore ini? Waktu luang saya hanya
sore ini."
"Tentu saya ada di sana. Letak toko kami hanya masuk beberapa mil dari
jalan utama. McLean tidak begitu besar. Anda akan mudah
menemukannya. Telepon saya sebelum Anda pergi jika Anda memerlukan
panduan. Terima kasih untuk tanda tangannya, dan saya berharap
bertemu Anda nanti."
Saat memerhatikan perempuan itu berlalu dari mejanya, Maureen
melirik manajer toko. "Lagi pula, rasanya aku perlu beristirahat,"
katanya pelan.
Paris (Kota Administratif Pertama) Caveau des Mousquetaires Maret
2005
Ruang batu bawah tanah yang tak berjendela di sebuah gedung kuno itu
telah dikenal sebagai Caveau des Mousquetaires selama orang bisa
mengingat. Ketika Louvre masih menjadi tempat tinggal raja-raja
Prancis, lokasinya yang dekat dengan museum itu menjadikannya tempat
yang strategis, dan masih begitu hingga zaman modern ini. Suatu
tempat tersembunyi dalam bangunan itu menjadi terkenal berkat karya
Alexandre Dumas. Para jagoan di dalam novel Dumas diilhami tokoh-
tokoh sungguhan yang menjalani misi sungguhan pula. Ruangan ini adalah
tempat pertemuan rahasia pengawal ratu setelah Kardinal Richelieu
yang sadis memaksa mereka untuk menyingkir. Dalam kenyataannya,
para Musketeer itu tidak bersumpah demi melindungi Raja Prancis Louis
XIII, tapi justru sang ratu. Anne dari Austria adalah anak perempuan
dari keturunan yang jauh lebih tua dan agung dibandingkan suaminya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dumas pasti akan gemetar dalam kuburnya jika tahu bahwa tempat yang
dulunya suci ini telah jatuh ke tangan musuh. Pada malam ini, ruangan
bak gua itu menjadi tempat pertemuan suatu perkumpulan rahasia yang
lain. Organisasi yang sedang menempatinya bukan saja 1500 tahun lebih
tua dari para Musketeer, tapi juga
menentang misi mereka dengan sebuah ikrar sumpah mati.
Diterangi dua puluh empat lilin, bayangan-bayangan menari di dinding,
memantulkan warna dan siluet sekumpulan lelaki berjubah. Mereka
berdiri mengelilingi sebuah meja kotak yang telah usang. Meskipun
wajah mereka tak bisa dikenali dalam cahaya remang-remang, logo
Persekutuan mereka yang khas jelas terlihat pada pakaian mereka
masing-masing seuntai pita merah yang terikat erat di leher. Terdengar
suara-suara pelan dalam berbagai aksen: Inggris, Prancis, Italia, dan
Amerika. Dan suara itu berhenti begitu pemimpin mereka menempati
kursinya di ujung meja. Di hadapannya, sebuah tengkorak manusia yang
mengilap, ditaruh di atas sebuah piring berlapis emas, bersinar ditimpa
cahaya lilin. Di satu sisi tengkorak terdapat sebuah gelas anggur,
berhiaskan lingkaran lingkaran emas dan bertatahkan batu-batu
permata seperti yang terdapat di piring. Di sisi lain tengkorak, berdiri
sebuah salib berpatung Yesus hasil pahatan tangan, wajah Kristus
menunduk.
Sang pemimpin menyentuh tengkorak itu dengan penuh hormat sebelum
mengangkat gelas emas berisi cairan merah. Ia berbicara dalam bahasa
Inggris dengan aksen Oxford.
"Darah sang Guru Keadilan."
Ia meneguk perlahan sebelum memberikan gelas itu ke lelaki di sebelah
kirinya. Lelaki itu mengambil gelas dengan sebuah anggukan, mengulangi
moto itu dalam bahasa Prancis, lalu meneguknya. Setiap anggota
Persekutuan megulang ritual ini, mengucap moto dalam bahasanya
masing-masing, sampai gelas itu kembali ke ujung meja.
Sang pemimpin perlahan meletakkan gelas itu di
depannya. Kemudian ia mengangkat piring dan mengecup tengkorak itu
dengan hormat pada tulang alisnya. Sama seperti gelas tadi, ia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menyodorkan tengkorak itu ke sebelah kiri dan setiap anggota


perkumpulan mengulangi tindakan yang ia lakukan. Ritual ini dilakukan
dalam keheningan, seolah terlalu suci untuk dinodai kata-kata.
Selesai dikelilingkan di antara para penyembah, tengkorak itu berakhir
di tangan sang pemimpin. Ia mengangkat piring itu tinggi-tinggi sebelum
mengembalikannya ke atas meja dengan bangga sambil mengucapkan,
"Yang pertama. Satu-satunya."
Sang pemimpin berhenti sejenak, lalu mengangkat salib kayu itu.
Kemudian salib itu diputar sehingga patung Yesus menghadapnya lalu ia
meludahi muka Yesus Kristus dengan penuh kebencian.
...Sarah Tamar sering datang dan membaca kenangan kenanganku
sementara aku menulis. Ia mengingatkan bahwa aku belum menjelaskan
perihal Petrus dan sesuatu yang diketahui sebagai pengingkarannya.
Sebagian orang menilai buruk dirinya dan menjulukinya Petrus in
Gallicantu-Petrusyangmengingkari. Tapi pandangan ini tidak adil. Ada
sesuatu yang tidak bisa diketahui oleh mereka yang berpandangan
seperti ini. yaitu bahwa Petrus tidak melakukan apa pun selain memenuhi
keinginan Easa. Aku mendengar beberapa orang di antara pengikut
sekarang mengatakan bahwa Petrus memenuhi nubuat Easa. Bahwa Easa
berkata ke Petrus, 'Kau akan mengingkariku." dan Petrus berkata,
"Tidak, aku tidak akan melakukannya."
Inilah yang sebenarnya. Easa menyuruh Petrus mengingkarinya. Ini
bukanlah sebuah nubuat Akan tetap sebuah perintah. Easa tahu bahwa
jika hal terburuk terjadi, ia akan membutuhkan Petrus. di antara
seluruh murid yang paling dipercayainya, untuk menjaga keselamatan.
Dengan kegigihan Petrus. ajaran-ajaran itu akan terus menyebar ke
seluruh penjuru dunia seperti yang selalu dimimpikan Easa. Dan
kemudian Easa berkata kepadanya. "Kau akan mengingkariku. "tapi
dengan kepedihannya.Petrus berkata. "Tidak, aku tidak bisa."
Tapi Easa melanjutkan. "Kau harus mengingkariku agar kau bisa selamat
dan ajaran-ajaran JalanNya akan berlanjut."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Inilah kebenaran dari "pengingkaran " Petms. Sebenarnya bukanlah


sebuah pengingkaran, karena ia mematuhi perintah-perintah gurunya.
Aku yakin akan hal ini. karena aku berada di sana dan aku menyaksikan.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

Empat

McLean, Virginia Maret 2005

Detak jantung Maureen berdegup luar biasa cepat saat ia mengendarai


mobilnya melewati jalan utama di McLean. Ia sungguh tak siap memenuhi
undangan aneh dari Rachel Martel. Tapi pada saat yang sama, ia juga
sangat tergetar karenanya. Selalu seperti ini. Hidupnya terhubung
dengan kejadian-kejadian aneh dan kadang mendebarkan.
Kejadiankejadian tak terduga yang akan memengaruhi hidupnya untuk
selamanya. Akankah peristiwa ini menambah deretan peristiwa
supranatural itu? Maureen terutama penasaran, informasi apa,
menyangkut Maria, yang akan ia dapatkan. Penasaran? Bukan kata yang
cukup kuat. Terobsesi? Lebih tepat.
Hubungannya dengan legenda Maria Magdalena telah menjadi kekuatan
dominan dalam kehidupannya sejak ia memulai risetnya untuk HerStory.
Sejak visi pertama di Yerusalem, Maureen mendapat sebuah kesan
nyata tentang Maria Magdalena sebagai seorang perempuan yang riil.
Bahkan hampir seperti seorang teman. Saat mengerjakan draf terakhir
bukunya, Maureen merasa seolah-olah sedang berjuang demi seorang
teman yang
telah dilecehkan oleh pers. Hubungannya dengan Maria sangat nyata.
Atau mungkin lebih tepatnya, di luar batas nyata.
Toko buku Cahaya Suci berukuran kecil, meskipun di depannya ada
jendela besar yang menjorok keluar, menampilkan malaikat-malaikat
dalam segala deskripsi dan praktis dalam segala bahan. Ada buku-buku
tentang malaikat, patung-patung malaikat, dan banyak kristal-kristal

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berkilau dikelilingi karya seni trendi yang menggambarkan malaikat,


dipajang di jendela itu. Maureen merasa Rachel sendiri berpenampilan
agak seperti malaikat: sedikit gemuk dengan rambut keriting yang
sangat pirang mengelilingi sebuah paras manis. Bahkan saat
penandatanganan buku tadi siang, ia menggunakan pakaian atas-bawah
dari bahan putih tipis yang melayang.
Gemerincing lonceng mengumumkan kedatangan Maureen saat ia
membuka pintu dan melangkah memasuki versi lebih besar jendela yang
memajang buku-buku tadi. Rachel Martel sedang menunduk di belakang
meja pajang, mengaduk-aduk isi suatu kotak untuk menemukan
perhiasan yang pas untuk seorang pelanggan. "Yang ini?" tanyanya
kepada seorang gadis muda, mungkin delapan belas atau sembilan belas
tahun.
"Ya itu dia." Gadis itu mengulurkan tangan untuk mengamati ujung
kristal, sebuah batu ungu yang terpasang pada perak. "Ini amethyst,
'kan?"
"Sebenarnya ametrine," koreksi Rachel. Ia baru sadar Maureenlah yang
membunyikan lonceng di pintunya. Rachel tersenyum sekilas yang
mengatakan "aku akan segera bersamamu", sebelum melanjutkan
percakapan dengan pelanggannya. "Ametrine adalah amethyst yang
mengandung sitrin. Coba, jika kau angkat di depan lampu, kau bisa
melihat emas cantik di tengahnya."
Pelanggan remaja itu menerawang batu kristal itu ke hadapan cahaya.
"Cantik sekali," serunya. "Tapi aku diberi tahu bahwa yang aku perlukan
adalah amethyst. Apakah ini fungsinya sama?"
"Ya, bahkan lebih," senyum Rachel dengan sabar. "Amethyst dipercaya
dapat memperluas alam spiritualmu, dan sitrin bagus untuk
menyeimbangkan emosi dalam raga. Secara keseluruhan, batu ini sebuah
kombinasi yang ampuh. Tapi aku punya amethyst murni di sebelah sini,
kalau kau mau."
Maureen hanya setengah-setengah mendengarkan perbincangan itu. Ia
jauh lebih tertarik dengan buku-buku yang telah diceritakan Rachel.
Rak-rak buku tampaknya disusun menurut topik, Maureen menelusurinya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dengan cepat. Ada buku-buku tentang Penduduk Asli Amerika, ada pula
seksi Celtic(1) yang mungkin akan diamatinya lain hari, dan ada seksi
malaikat sesuatu yang banyak terlihat di ruangan ini.
Di sebelah kanan seksi ini adalah buku-buku tentang pemikiran Kristen.
Aha, aku pasti sudah dekat. Maureen terus mencari dan berhenti tiba-
tiba. Di sana ada sebuah buku besar warna putih dengan huruf tebal
hitam MAGDALENA.
"Tampaknya kau sudah berhasil menemukannya tanpa bantuanku!"
Maureen melonjak kaget, tak mendengar kedatangan Rachel dari
belakangnya. Pelanggan muda itu membuat lonceng pintu berbunyi saat
ia keluar dari toko,

1 Rumpun bahasa yang digunakan penduduk Inggris, Wales, Irlandia


barat, dan Dataran tinggi Skotlandia.

tangannya menggenggam tas kecil warna biru dan putih berisi kristal
pilihannya.
"Ini salah satu di antara buku-buku yang aku ceritakan padamu. Buku-
buku lainnya lebih tipis. Ini, menurutku kau harus melihat yang satu ini."
Rachel mengambil sebuah buku tipis, tidak lebih tebal dibandingkan
sebuah pamflet, dari lemari setinggi mata. Sampulnya merah muda dan
kelihatannya dicetak dengan komputer rumahan. Mary in McLean,
judulnya, tertulis dalam Times New Roman, 24 poin.
"Maria yang mana ini?" tanya Maureen. Saat menulis bukunya, ia telah
menelusuri sejumlah publikasi yang ternyata merujuk ke Bunda Maria,
bukan Magdalena.
"Mariamu," kata Rachel sambil tersenyum penuh arti.
Maureen setengah tersenyum ke perempuan itu. Memang, Mariaku. Ia
mulai merasa seperti itu.
"Tak perlu dijelaskan lagi, karena ditulis oleh seorang penduduk lokal.
Komunitas spiritual di Mclean tahu buku ini tentang Maria Magdalena.
Seperti yang telah aku katakan sebelumnya, dia memiliki pengikutnya
sendiri di sini."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Rachel kemudian menjelaskan bahwa selama beberapa generasi,


penduduk kota kecil di Virginia ini telah melaporkan visi-visi spiritual.
"Yesus terlihat di sini dalam hampir seratus kejadian yang
terdokumentasi pada abad terakhir. Anehnya, Ia sering terlihat berdiri
di sisi jalan jalan utama yang kau lalui untuk sampai ke sini. Beberapa di
antara visi itu berupa Yesus yang mengemban salib, juga terlihat di
jalan utama. Ada juga yang mengatakan visi itu berupa Yesus yang
berjalan dengan seorang perempuan. Beberapa laporan menyebutkan
bahwa perempuan itu bertubuh mungil dan berambut panjang."
Rachel membolak-balik buku itu, menunjukkan berbagai bab. "Visi
pertama didokumentasikan pada awal abad ke-20. Perempuan yang
melihat visi itu adalah Gwendolyn Maddox. Peristiwa itu terjadi di
halaman belakangnya, di antara tempat tempat lain. Ia yakin bahwa
perempuan yang bersama Kristus adalah Maria Magdalena, sementara
pendeta gerejanya besikeras bahwa perempuan itu adalah Perawan
Maria. Memang, kita akan mendapat nilai lebih dari Vatikankalau kita
melihat Dia. Tapi Gwen tua itu berkeras bahwa yang dilihatnya itu Maria
Magdalena. Ia mengatakan tak tahu bagaimana ia tahu, ia tahu saja. Dan
Gwen juga mengatakan bahwa visi itu telah menyembuhkannya dari
penyakit artritis rematoid yang parah. Itulah sebabnya ia membuat
tempat persembahan dan membuka halamannya untuk publik. Sampai
hari ini, penduduk lokal berdoa kepada Maria Magdalena untuk
mendapat kesembuhan.
"Yang juga menarik, tak ada keturunan Gwen yang menderita artritis
rematoid, padahal sepengetahuanku penyakit itu menurun. Aku merasa
sangat bersyukur, sama seperti ibu dan nenekku. Aku adalah cicit Gwen
dolyn."
Maureen melihat buku di tangannya. Ia tidak membaca tulisan kecil di
bagian bawah pamflet itu tadi. Oleh: Pachel Maddox Martel.
Rachel menyerahkan buku itu ke Maureen. "Hadiah untukmu. Tulisan ini
menceritakan kisah Gwen, dan beberapa uraian tentang visi-visi itu.
Sekarang buku yang satu ini" Rachel menunjuk buku besar warna putih
dengan judul tebal warna hitam MAGDALENA-"ini juga ditulis oleh

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

penduduk McLean. Penulisnya cukup banyak menghabiskan waktu untuk


mempelajari visi-visi Maria Magdalena di
wilayah ini. Selain itu ia juga banyak melakukan riset. Buku ini membahas
teoriteori tentang Magdalena. Jika boleh aku katakan, beberapa di
antaranya terlalu aneh, bahkan bagiku sendiri. Tapi bacaan ini
menakjubkan, kau tak akan menemukannya di tempat lain karena buku ini
tidak disebarluaskan."
"Akan aku ambil, pasti," Maureen sedikit melamun. Pikirannya melayang
ke tempat lain secara bersamaan. "Menurutmu, kenapa McLean?
Maksudku, di antara semua tempat di Amerika, kenapa ia datang ke
sini?"
Rachel tersenyum dan mengangkat bahunya sedikit. "Aku tidak
mempunyai jawaban untuk itu. Barangkali peristiwa seperti ini juga
terjadi di tempat-tempat lain di Amerika, tapi mereka hanya
menyimpannya. Atau mungkin tempat ini memiliki keistimewaan. Yang
aku tahu, orang-orang yang memiliki minat spiritual terhadap kehidupan
Maria Magdalena cepat atau lambat cenderung datang ke McLean. Tak
bisa aku katakan, betapa banyak orang yang datang ke toko ini mencari
bukubuku khusus tentang dia. Dan sepertimu, sebelumnya mereka tidak
memiliki pengetahuan yang mereka sadari tentang keterkaitan
Magdalena di kota ini. Tak mungkin hanya kebetulan, bukan? Aku
percaya Maria menarik pengikutnya ke sini, ke McLean."
Maureen memikirkan hal itu sejenak sebelum menjawab. "Kautahu...," ia
memulai perlahan, masih mengatur pikirannya. "Saat merencanakan
perjalanan ini, semula aku berniat menginap di D.C. Ada seorang teman
baik di sana, dan lebih mudah berkendara ke McLean untuk
penandatanganan buku dari sana. Urusan penerbangan pun membuatku
memilih D.C, tapi pada menit terakhir, aku memutuskan untuk menginap
di sini."
Rachel tersenyum selama mendengarkan Maureen menjelaskan
perubahan rencana perjalanannya. "Lihat. Maria membawamu ke sini.
Berjanjilah padaku, jika kau melihatnya saat mengemudikan mobil di
McLean ini, jangan lupa menelepon dan menceritakannya padaku."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah kau pernah melihatnya?" Maureen harus


tahu.
Rachel mengetuk buku tipis merah muda di tangan Maureen dengan
ujung kukunya. "Ya, dan buku ini sebenarnya adalah sebuah penjelasan
bagaimana visi-visi itu diturunkan dalam keluargaku," jelasnya dengan
nada yang begitu wajar. "Yang pertama kali, aku masih sangat muda.
Empat atau lima tahun, mungkin. Di kebun nenekku, di tempat pemujaan
itu. Maria sedang sendiri pertama kali aku melihatnya. Visi kedua
terjadi saat aku remaja. Di suatu 'pinggiran jalan,' itu julukan yang kami
berikan. Dan Maria terlihat bersama Yesus. Sangat aneh. Aku berada
dalam mobil yang penuh dengan anak-anak perempuan, kami dalam
perjalanan pulang dari pertandingan sepak bola sekolah. Waktu itu
Jumat malam. Kakak perempuanku, Judith, yang mengemudikan mobil. Di
belokan, kami melihat seorang lelaki dan perempuan berjalan ke arah
kami. Judy memperlambat mobil untuk melihat apakah mereka
memerlukan bantuan. Saat itulah kami sadar siapa mereka sebenarnya.
Mereka hanya berdiri di sana, membeku dalam waktu, tapi ada seberkas
sinar yang mengelilingi mereka.
"Judy sangat tersentuh dengan pemandangan ini dan mulai menangis.
Lalu anak perempuan yang di duduk di sampingnya, di kursi depan,
menanyakan mengapa kami berhenti. Ternyata tak ada yang melihat
mereka selain aku dan kakakku.
"Sudah lama aku bertanya-tanya apakah genetika ada hubungannya
dengan visi-visi itu. Banyak anggota keluargaku yang mengalaminya. Aku
sendiri memiliki bukti nyata bahwa kami dapat melihat visi yang tidak
dilihat orang lain. Tapi aku masih belum tahu apa sebabnya, sungguh.
Tentu ada juga orang orang di McLean sini yang tidak memiliki hubungan
darah denganku, yang juga mengalami visi-visi itu."
"Apakah semua visi itu dilihat oleh perempuan?"
"Oh, ya, aku lupa bagian itu. Sepengetahuanku, kapan pun Maria terlihat
sendiri, ia terlihat oleh seorang perempuan. Jika ia muncul bersama
Yesus, ia terlihat baik oleh lelaki maupun perempuan. Tapi tetap saja,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

perempuan yang lebih sering melihatnya. Atau barangkali lelaki


melihatnya, tapi mereka cenderung tidak menceritakannya."
"Begitu." Maureen mengangguk. "Rachel, seberapa jelaskah kau melihat
Maria? Maksudku, dapatkah kau menjelaskan bagaimana wajahnya
secara mendetail?"
Rachel terus tersenyum penuh arti yang secara a-neh membuat
Maureen merasa nyaman. Berbincang-bincang tentang visi seolah itu
adalah hal paling lumrah di dunia membuat Maureen merasa sangat
aman. Setidaknya jika ia ternyata gila, ia bersama seorang teman yang
menyenangkan.
"Aku bisa lebih dari sekadar menjelaskan. Mari ke sini."
Rachel menggandeng tangan Maureen dengan lembut dan menuntunnya
ke belakang toko. Ia menunjuk ke dinding di belakang mesin kasir, tapi
mata Maureen sudah menemukan potret itu lebih dulu. Sebuah lukisan
minyak, fokusnya adalah seorang perempuan berambut merah-
kecokelatan dengan wajah yang sangat indah dan mata cokelat yang
paling luar biasa.
Rachel mengamati reaksi Maureen dengan seksama, dan menantinya
berbicara. Ia harus menunggu lama. Maureen membisu.
Rachel menggumam perlahan, "Aku tahu, kalian berdua telah bertemu
sebelumnya."

Seterkesimanya Maureen melihat wajah dalam pigura itu, ia lebih kaget


lagi dengan peristiwa yang terjadi selanjutnya. Setelah keterkejutan
pertama ini, ia mulai gemetar sebelum isaknya pecah Ia berdiri di sana
dan menangis selama satu menit, mungkin dua. Isakan itu mengguncang
tubuh mungilnya selama beberapa detik sebelum menjadi tangisan pelan.
Ia merasakan sebuah kesedihan yang sangat buruk, sebuah penderitaan
yang sangat dalam dan menyakitkan, tapi ia tak yakin bahwa kesedihan
itu adalah miliknya sendiri. Seolah ia sedang mengalami penderitaan
perempuan di dalam potret itu. Namun kepedihan itu lalu berganti.
Setelah reaksi awal, tangisan Maureen lebih merupakan tangisan lega,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dan ia pasrah di dalamnya. Lukisan minyak itu mencerminkan sebuah


validasi, membuat perempuan dalam mimpi itu menjadi nyata.
Perempuan dalam mimpi, yang ternyata adalah Maria Magdalena.

Rachel berbaik hati dengan merebuskan teh herbal di ruang belakang


toko. Ia membiarkan Maureen duduk di gudang kecil untuk memberikan
privasi. Sepasang muda-mudi memasuki toko untuk mencari buku-buku
astrologi, dan Rachel meninggalkan Maureen untuk membantu mereka.
Maureen duduk di sebuah meja kecil di belakang, menyesap teh
kamomil, dan berharap pernyataan di kotak teh, "menenangkan saraf,
bukan sekadar tipuan iklan.
Selesai dengan transaksi di toko depan, Rachel kembali ke belakang
untuk menengok Maureen. "Apakah kau baik-baik saja?"
Maureen mengangguk dan kembali menyesap teh, "Sekarang baik,
terima kasih. Rachel, aku sungguh minta maaf atas kelakuanku, aku
cuma, ...apakah kau yang melukis itu?"
Rachel mengangguk. "Bakat seni mengalir dalam keluargaku. Nenekku
seorang pematung. Ia telah membuat beberapa patung Maria Magdalena
menggunakan tanah liat. Aku sering bertanya apakah karena itu Maria
muncul kepada kami karena kami memiliki suatu cara untuk
mengekspresikannya?"
"Atau mungkin karena orang-orang seni lebih terbuka," Maureen
menyuarakan pikirannya. "Karena otak kanan?"
"Mungkin saja. Kupikir setidaknya kombinasi keduanya. Tapi ada satu
lagi yang ingin aku ceritakan. Aku percaya sepenuh hati bahwa Maria
ingin didengar. Jumlah peristiwa penampakannya meningkat di McLean
ini selama satu dasawarsa terakhir. Ia menghantuiku selama setahun
belakangan, dan aku tahu bahwa aku harus melukisnya agar bisa
menemukan kedamaian. Setelah potret itu selesai dan dipajang, aku bisa
tidur lagi. Bahkan
sejak itu aku belum pernah melihatnya lagi."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kembali ke kamar hotelnya malam itu, Maureen mengaduk anggur merah


di gelasnya, matanya menerawang. Ia melirik ke televisi, memilih saluran
kabel, berusaha keras tidak membiarkan pembawa acara bincang-
bincang yang sangat konservatif itu memengaruhinya. Meski dari luar
terlihat kuat, Maureen membenci konfrontasi. Bahkan memikirkan
kemungkinan mereka sedang membicarakan karyanya saja sudah
menyakitkan. Menyaksikan acara seperti itu seolah sedang menonton
kecelakaan mobil yang menyedihkan ia tak bisa mengalihkan pandangan,
betapapun tak menyenangkannya pemandangan di hadapannya.
Pembawa acara mengenalkan tamu-tamu terhormatnya, dilanjutkan
dengan pertanyaan, "Bukankah ini hanya satu lagi serangan di antara
deretan panjang serangan terhadap Gereja?"
Teks Uskup Magnus O'Connor muncul di bawah sebuah wajah tua
seorang pendeta yang marah saat ia menjawab dalam aksen yang tak
salah lagi adalah Irlandia. "Tentu saja. Selama berabad-abad, kami
telah melewati berbagai serangan dari orang-orang sesat yang berusaha
merusak keyakinan jutaan umat demi kepentingan pribadi mereka. Para
ekstremis feminis ini harus menerima kenyataan bahwa semua rasul
yang diakui adalah lelaki."
Maureen menyerah. Ia tidak memiliki energi untuk melayani urusan ini
sekarang ia baru saja menjalani hari yang sangat panjang dan emosional.
Maureen
membungkam pejabat gereja itu dengan menekan salah satu tombol
remote control, sambil berkhayal seandainya saja ia bisa melakukan
tindakan yang sangat mudah itu dalam kehidupan nyata.
"Masa bodoh, Yang Mulia," gerutunya, sambil berjalan ke tempat tidur.

Seberkas cahaya dari luar kamar hotel menyinari meja kecil di samping
tempat tidur. Cahaya itu juga menerangi pernak-pernik tidur Maureen :
segelas anggur merah separuh kosong dan sekotak pil tidur yang dijual
bebas. Sebuah asbak kristal kecil di samping meja lampu berisi cincin
tembaga kuno dari Yerusalem.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen bolak-balik dengan gelisah di ranjangnya. Usahanya untuk tidur


pulas tidak berhasil kendati ia telah meminum obat. Lalu mimpi itu
datang, begitu bersikukuhnya walau tak diundang.
Awalnya selalu sama keributan, keringat, kerumunan. Tapi Maureen
tidak sampai ke bagian tempat pada mimpi sebelumnya ia melihat
seorang perempuan. Lalu semuanya hitam. Maureen terjerumus ke dalam
suatu kehampaan selama waktu yang tak diketahui. Kemudian, mimpi itu
berubah.

Pada suatu hari yang tenang, di tepi pantai Galilea, seorang bocah lelaki
berlari-lari di depan ibundanya yang cantik. Bocah itu tidak memiliki
mata cokelat yang tajam
dan rambut merah seperti yang dimiliki ibunya. Tapi adik perempuannya
mewarisi keduanya. Penampilan anak lelaki itu berbeda, matanya hitam
dan tegas. Dan untuk ukuran anak kecil, ia sangat lincah. Sambil berlari-
lari di tepian pantai, ia memungut sebongkah batu yang menarik lalu
mengangkatnya untuk dimain-mainkan di bawah sinar matahari.
Sang ibu memperingatkan agar ia tak terlalu jauh ke air. Perempuan itu
tidak mengenakan selubung formalnya hari ini. Rambut panjangnya tak
diikat, terurai di sekeliling wajahnya saat ia meraih tangan gadis cilik
yang wajahnya persis seperti dirinya.
Suara seorang lelaki mengekspresikan peringatan serupa, tapi dengan
cara yang halus, kepada gadis cilik yang telah terlepas dari tangan
ibunya itu dan kini berlari mendekati kakaknya. Anak itu tampaknya tak
mau menurut, tapi ibundanya hanya tertawa, lalu melirik lewat bahunya
dan tersenyum kepada lelaki yang berjalan di belakangnya. Dalam acara
santai bersama keluarga kecilnya, lelaki itu tidak mengenakan pakaian
putih dan tidak berikat pinggang. Pakaian yang ia kenakan berbeda
dengan jubah putih sederhana yang biasa ia kenakan saat bertemu
dengan jemaat. Ia mengibaskan rambut panjangnya yang berwarna
kastanye, sama seperti bola matanya, dan membalas senyuman
perempuan itu. Ekspresinya penuh kehangatan dan ketenangan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen didorong dengan kasar ke dalam kondisi terjaga, seolah


tubuhnya dilempar dari mimpi itu hingga kembali ke kamar hotelnya. Ia
gemetar. Mimpi itu selalu menggang-
gunya. Tapi kali ini bahkan lebih meresahkan. Ia merasa seperti anak
busur yang melaju dengan cepat melewati ruang dan waktu. Maureen
tersengal-sengal dan berusaha keras menyeimbangkan diri dan bernapas
dengan lebih santai.
Ia baru mulai memperoleh kembali keseimbangannya ketika ia sadar ada
sesuatu yang berkelebat di kamarnya, di luar pintunya. Ia yakin ada
gemerisik, tapi ia lebih merasa alih-alih melihat sosok yang tampaknya
ada di lorong depan kamarnya.
Yang sesungguhnya ia lihat, tak bisa didefinisikan suatu bentuk, suatu
sosok, suatu gerakan. Itu tidak penting. Maureen tahu siapa itu. Sama
seperti ia tahu bahwa ia tidak sedang bermimpi. Itu adalah Dia. Wanita
itu ada di sini, di kamar Maureen.
Maureen menelan ludah. Mulutnya kering lantaran terkejut dan takut.
Ia tahu, sosok di luar pintu itu bukan sosok yang nyata. Tapi ia belum
yakin apakah itu membuatnya lega. Ia mengerahkan seluruh
keberaniannya dan berhasil berbisik kepada sosok di luar pintu
kamarnya.
"Apa...katakanlah bagaimana aku membantumu. Kumohon."
Selintas cahaya muncul sebagai jawaban, suatu kibasan selubung atau
gerakan dedaunan yang tertiup angin musim semi. Lalu hening. Sosok itu
menghilang dengan cepat, secepat kemunculannya.

Maureen melompat dari tempat tidur dan menghidupkan lampu jam


digitalnya menunjukkan angka 4:10 pagi. Di sini lebih dulu tiga jam
dibandingkan di Los Angeles. Maafkan
aku, Bapa, pikir Maureen sambil meraih gagang telepon dari meja kecil
lalu menekan angka secepat yang bisa ia lakukan dengan jemarinya yang
gemetar. Ia membutuhkan sahabat saat ini dan barangkali, barangkali,
ia membutuhkan seorang pendeta.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Suara Peter yang meyakinkan, dengan aksen Irlandianya yang


menenangkan, membuat Maureen kembali ke bumi.
"Pengalaman-pengalaman seperti. ..hrnrn.. .visi ini sangat penting diingat.
Kuharap kau mencatat semuanya?"
"Visi? Jangan berceramah tentang segala sesuatu yang berbau Vatikan
padaku, Pete." Maureen mengerang keras. "Aku sudah mati sebelum
menjadi orang aneh yang menghebohkan sehingga menyebabkan inkuisisi
Roma."
"Huu, Maureen. Aku tak akan berbuat seperti itu padamu. Tapi
bagaimana seandainya yang kau alami itu memang visi? Kau tidak bisa
meremehkan begitu saja, karena yang ditunjukkan kepadamu itu
mungkin saja penting."
"Pertama-tama, hanya ada dua hal yang kita katakan saja visi.
Selebihnya hanya mimpi. Mimpi yang sangat gamblang dan kuat. Tapi
tetap saja mimpi. Barangkali ini kegilaan genetik. Menurun dari keluarga,
kautahu." Maureen menghela napas.
"Sialan, aku benar-benar takut. Harusnya kau membuatku tenang."
"Maaf. Kau benar, dan aku mau menolongmu. Tapi kau harus berjanji
untuk mencatat tanggal dan waktu kedatangan vis eh, mimpimu itu. Cuma
untuk pekerjaan kita saja. Kau seorang sejarawan dan jurnalis. Di antara
semua orang, harusnya kaulah yang paling tahu mencatat data itu
penting."
Maureen tertawa mendengar ucapan ini. "Oh ya, dan ini tentu data yang
bersejarah." Ia menghela napas lagi. "Oke, akan aku lakukan. Barangkali
akan menjadikan semuanya jelas suatu hari. Aku hanya merasa banyak
yang terjadi di bawah permukaan, dan semua itu sepenuhnya di luar
kendaliku."

... Aku harus menulis lebih banyak tentang Nathaniel. yang kami panggil
Bartolomeus. karena aku sangat terharu dengan pengabdiannya.
Bartolomeus sudah beranjak dewasa ketika pertama bergabung dengan
kami di Galilea. Dan meskipun ia diusir dari rumah ayahnya yang
terhormat. Tolma dari Canae. begitu bertemu dengannya aku merasa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yakin bahwa dia bukan pemuda yang berwatak kasar. Tentulah


patriarkhi yang kejam dan tidak bijaksana telah salah menilai keluhuran
dan tekad seorang putra tampan yang begitu berharga dan memiliki jiwa
yang istimewa. Easa pun melihat karakter ini. dalam sekejap mata.
Bartolomeus bisa dipahami lewat tatap matanya. Selain Easa dan
putriku, aku belum pernah menyaksikan kemurnian dan kebajikan lewat
sepasang mata. Kesucian hati mencuat dari dalam diri mereka-suatu jiwa
yang murni dan bersih. Pada hari kedatangannya di rumahku di Magdala.
putra kecilku naik ke pangkuannya dan tidak turun sepanjang senja itu.
Anak-anak
adalah hakim yang baik, Easa dan aku saling tersenyum dari seberang
meja menyaksikan Yohanes kecil bersama sahabat barunya, Bartolomeus
memperkuat keyakinan yang kami dapat begitu melihat Bartolomeus-
bahwa ia bagian keluarga kami. untuk selamanya.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

Lima

Los Angeles April 2005

Maureen kelelahan saat membawa mobilnya ke tempat pelayanan parkir


di luar gedung kondominium kelas atas yang ia tempati, di Wilshire
Boulevard. Ia membiarkan Andre, petugas gedung itu, memarkirkan
mobil dan memintanya membawakan tas ke lantai atas. Penerbangan dari
Dulles yang tertunda, ditambah kurang tidur semalam, membuat
sarafnya tegang.
Hal terakhir yang ia harapkan atau butuhkan adalah kejutan. Tapi itulah
yang ia dapatkan begitu memasuki lobi.
"Nona Paschal, selamat sore." Laurence, manajer penerima tamu,
menyapa. Lelaki berperawakan kecil dan terkesan teliti itu terburu-buru
keluar dari balik meja untuk mengejar Maureen. "Maafkan saya, saya
harus memasukkan barang Anda sore ini. Kiriman itu terlalu besar untuk

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

ditaruh di lobi. Seharusnya Anda memberitahu kami jika sedang


menunggu kiriman dengan ukuran sebesar itu."
"Kiriman? Kiriman apa? Saya tidakmenunggu kiriman apa pun."
"Yah, tidak ragu lagi kiriman itu untuk Anda. Barangkali dari pengagum
berat Anda."
Merasa bingung, Maureen berterima kasih pada Laurence lalu masuk lift
menuju lantai sebelas. Saat pintu lift terbuka, ia dikejutkan dengan
aroma bebungaan yang menusuk hidung. Keharuman itu bertambah
sepuluh kali lipat saat Maureen membuka pintu kondonya, ia
terperangah. Maureen tidak bisa melihat ruang tamunya lantaran bunga
yang begitu banyak. Rangkaian bunga yang indah ada di mana-mana.
Sebagian tinggi, sebagian disusun pada tangkai-tangkai, sebagian dalam
vas kristal di atas meja. Seluruh rangkaian itu memiliki tema yang sama
mawar merah tua, lili calla, lili hijau, dan lili Casablanca putih. Bunga-
bunga lili yang sudah mekar sempurna inilah sumber aroma yang
memabukkan di ruangan itu.
Maureen tidak perlu mencari kartu. Benda itu sudah menunjukkan
dirinya sendiri, terpampang di dinding ujung ruangan tamu, dalam suatu
lukisan besar berbingkai logam keemasan yang menggambarkan suatu
pemandangan pastoral klasik. Tiga orang gembala, berbaju sederhana,
bermahkota daun salam, mengelilingi sebuah batu besar yang tampaknya
sebuah kuburan yang tersendiri. Mereka sedang menunjuk ke sebuah
tulisan. Titik sentral dalam lukisan itu adalah seorang perempuan
gembala berambut merah yang kelihatannya adalah pemimpin mereka.
Anehnya, wajah perempuan itu mirip dengan Maureen.

Les Bergers d'Arcadie. Peter membaca tulisan pada pelat


perunggu di bahwa bingkai. Ia terkesan dengan duplikat lukisan yang
berdiri di ruang tamu Maureen. "Karya Nicolas Poussin, suhu aliran
Barok Prancis. Aku sudah melihat lukisan aslinya, di Louvre."
Maureen mendengarkan Peter melanjutkan penjelasannya. Ia lega
karena sepupunya datang segera. "Terjemahan judul lukisan itu Para
Gembala Arcadia."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Aku tidak yakin apakah seharusnya merasa tersanjung atau takut.


Katakan padaku bahwa perempuan gembala dalam lukisan asli tidak mirip
denganku."
Peter tertawa kecil. "Tidak, tidak. Yang itu sepertinya dibuat sendiri
oleh seniman yang menduplikasi lukisan itu, atau si pengirim. Siapa dia?"
Maureen menggeleng dan menyerahkan amplop besar. "Dikirimkan oleh
seseorang bernama...Sinclair atau apalah. Sama sekali tak kenal dengan
dia."
"Penggemar? Seorang fanatik? Orang gila yang merangkak dari lemari
setelah membaca bukumu?
Maureen tertawa, agak gugup. "Bisa jadi. Penerbitku menyampaikan
beberapa surat aneh padaku selama beberapa bulan terakhir."
"Surat pujian atau kecaman?"
"Dua-duanya." Peter mengeluarkan surat dari amplop besar itu.
Tulisannya sangat rapi dan menggunakan alat tulis yang mewah. Fleur-
de-lis, simbol kebesaran Eropa selama berabadabad, terukir dan
mendominasi halaman kertas. Di bagian bawah surat berbingkai
keemasan itu tertera nama sang penulis, Berenger Sinclair. Peter
membuka kacamata bacanya dan membaca keras-keras:

Yth. Nn. Paschal:


Maafkan aku atas gangguan ini.
Tapi aku percaya, aku memiliki jawaban yang kaucari dan kau memiliki
sebagian jawaban yang aku cari. Jika kau berani mempertahankan
keyakinanmu dan mengambil bagian dalam suatu ekspedisi mengagumkan
untuk menyibakkan kebenaran, kuharap kau bersedia bertemu denganku
di Paris pada summer solstice(1). Sang Magdalena sendiri yang
mengharapkan kehadiranmu. Janganlah mengecewakannya. Barangkali
lukisan ini bisa menstimulasi alam bawah sadarmu. Anggaplah lukisan itu
sebagai peta yang lain daripada yang lain suatu peta masa depanmu dan
barangkali masa lalumu. Aku yakin kau akan menghormati nama besarmu,
Paschal, seperti ayahmu.
Salam hormat, Berenger Sinclair

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Nama besar Paschal? Ayahmu?" Peter penasaran. "Kau bisa mengira


apa maksudnya?"
"Tidak sama sekali." Maureen berusaha memproses semua itu.
Penyebutan ayahnya membuat dirinya resah, tapi ia tak mau Peter tahu.
Ia membalikkan persoalan.
"Kau 'kan tahu keluarga ayahku. Dari desa dan daerah rawa Lousiana.
Tak ada yang bisa dibanggakan, kecuali jika tidak waras itu hebat."
Peter tidak mengatakan apa-apa, hanya menunggu Maureen melanjutkan.
Maureen jarang berbicara dengan ayahnya, dan Peter penasaran apa lagi
yang akan dikemukakan gadis itu lebih lanjut. Tapi Peter harus kecewa
karena Maureen menyudahi topik itu begitu saja.
Maureen mengambil surat dari tangan Peter dan membaca lagi. "Aneh.
Kaupikir, jawaban apa yang ia

1 Titik balik matahari yang terjadi pada musim semi, jatuh sekitar
tanggal 21 Juni.

maksud? Ia tak mungkin tahu tentang mimpiku. Tak ada yang tahu selain
kau dan aku." Maureen menelusuri surat itu dengan jarinya sambil
termenung.
Peter melihat sekeliling ruangan yang penuh dengan bunga dan karya
seni. "Siapa pun dia, skenario ini berpusat pada dua hal kefanatikan dan
uang dalam jumlah besar. Berdasarkan pengalamanku, itu kombinasi
buruk."
Maureen hanya separuh mendengarkan.
"Lihatlah kualitas surat ini, sangat mewah. Sangat Prancis. Dan pola
timbul di sudut ini...apa ya? Anggur?" Pola pada kertas itu menarik
perhatian Maureen. "Apel biru?"
Sambil memberbaiki letak kacamata di hidungnya, Peter menatap bagian
bawah surat. "Apel biru? Hmmm, mungkin kau benar. Lihat ini. Ada
alamat di bawah sini. Le Chateau des Pommes Bleues."
"Bahasa Prancisku kurang baik, tapi bukankah artinya apel biru?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter mengangguk. "Puri atau rumah Apel Biru. Kau pernah


mendengarnya?"
Maureen mengangguk pelan, berpikir. "Sialan, dasar pelupa. Aku tahu
pernah membaca referensi tentang apel biru saat melakukan riset.
Rasanya itu semacam kode. Ada hubungannya dengan kelompok
keagamaan di Prancis yang memuja Maria Magdalena."
"Kelompok yang percaya bahwa Maria pergi ke Prancis setelah
penyaliban?"
Maureen mengangguk. "Gereja menganggap mereka pelaku bidah karena
mengklaim ajaran-ajaran mereka bersumber langsung dari Kristus.
Mereka terpaksa melakukan kegiatan secara diam-diam dan berkembang
menjadi perkumpulan rahasia. Salah satu perkumpulan itu
mengambil simbol apel biru."
"Oke, tapi mengapa apel biru?"
"Aku tidak ingat." Maureen berpikir keras, tapi tak mendapat
jawabannya. "Tapi aku tahu orang yang memiliki jawabannya."

Marina del Rey, California April 2005

Maureen menyusuri tepi pelabuhan di Marina del Rey. Kapal kapal siar
yang mewah, bukti kemakmuran Hollywood, bersinar diterangi matahari
California selatan. Seorang peselancar mengenakan T-shirt buntung
bertuliskan "Satu Lagi Hari Sialan di Surga" melambai pada Maureen
dari dek sebuah kapal layar kecil. Kulitnya memerah dan rambutnya
kusam karena sinar matahari yang menyorot tanpa lelah. Maureen tidak
mengenal lelaki itu, tapi senyuman sumringah dan botol bir di tangan
lelaki itu menunjukkan suasana hatinya sedang senang.
Maureen membalas lambaiannya dan terus berjalan menuju sebuah
kompleks restoran dan butik untuk wisatawan. Ia masuk ke El Burito,
restoran Meksiko dengan selasar menjorok ke laut. "Reenie! Aku di sini!"
Maureen mendengar suara Tammy sebelum ia melihatnya, selalu seperti
itu jika ia bertemu temannya yang satu ini. Ia berpaling ke sumber

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

suara dan mendapati temannya sedang meneguk mango margarita di


meja yang di letakkan di luar ruangan.
Tamara Wisdom berbeda jauh dari Maureen Paschal. Dengan tubuh yang
tinggi langsing dan kulit kuning langsat, gadis ini sangat eksotis.
Rambutnya hitam lurus
hingga ke pinggang, diselingi warna-warna mencolok yang mengikuti
suasana hatinya. Hari ini ia memakai warna ungu mengilap. Hidungnya
ditindik dan dihias dengan berlian yang sangat besar hadiah dari mantan
pacarnya yang kebetulan seorang sutradara film independen yang
sukses. Ada banyak lubang tindikan di telinganya yang masing-masing
dipasangkan perhiasan hasil desain sendiri, berpadu dengan atasan
tanpa lengan bertali hitam. Usia Tammy hampir empat puluh, tapi ia
tampak sepuluh tahun lebih muda.
Tammy lebih terkesan flamboyan, sementara Maureen konservatif. Ia
banyak bicara dan keras kepala sedangkan Maureen pendiam dan
berhati-hati. Kehidupan dan pekerjaan mereka pun jauh berbeda, tapi
sikap mereka yang saling menghormati membuat mereka cocok satu
sama lain.
"Terima kasih kau mau menemuiku meski aku mengabarimu secara
mendadak, Tammy." Maureen duduk dan memesan teh. Tammy memutar
matanya, tapi terlalu bersemangat dengan alasan pertemuan itu untuk
mengomentari pilihan minuman Maureen yang konsevatif.
"Yang benar saja. Berenger Sinclair mengikuti setiap langkahmu dan
kaupikir aku tidak ingin mendengar setiap detailnya?"
"Yah, kau sangat tertutup padaku di telepon, jadi lebih baik kau
berterus terang. Aku tidak percaya kau mengenal pria ini."
"Justru aku yang heran kau tidak kenal. Ya, Tuhan kau sudah
menerbitkan buku yang melibatkan Maria Magdalena tanpa melakukan
riset ke Prancis? Kau 'kan seorang jurnalis."
"Aku memang seorang jurnalis. Itu juga alasannya
mengapa aku tidak pergi ke sana. Aku tidak tertarik dengan
perkumpulan rahasia. Itu bagianmu, bukan aku. Aku berangkat ke Israel
untuk melakukan riset tentang abad pertama."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kejujuran adalah sesuatu yang tak terpisahkan dalam persahabatan


mereka. Maureen bertemu Tammy pertama kali saat melakukan riset.
Seorang teman memperkenalkan mereka setelah tahu Maureen tengah
melakukan penelitian tentang kehidupan Maria Magdalena untuk
penulisan bukunya. Tammy telah menerbitkan beberapa buku alternatif
tentang perkumpulan rahasia dan alkemi. Sebuah dokumentasi karyanya
tentang tradisi spiritual bawah tanah yang mengangkat pemujaan
Magdalena telah memperoleh pengakuan di lingkup festival. Maureen
terkejut dengan eratnya kerja sama para peneliti esoteris, karena
Tammy tampaknya mengenal semua orang. Dan meski Maureen dengan
cepat tahu bahwa pendekatan alternatif Tammy dalam mendapatkan
sumber materi terpercaya berbeda dengannya, Maureen juga menyadari
kecerdasan di balik riasan mata yang tebal itu, hakikat di balik
penampilan luar. Maureen kagum pada keberanian Tammy dan sikapnya
yang terus terang. Bahkan jika ia menemui jalan buntu.
Tammy merogoh tas besar warna oranye dan mengeluarkan sebuah
amplop surat yang menawan. Ia melambai-lambaikan amplop itu di depan
hidung Maureen sebelum menggesernya ke tangan Maureen di atas
meja. "Ini, aku ingin menunjukkannya secara langsung padamu."
Maureen mengangkat alis matanya kepada sang teman saat melihat
desain fleur-de-lis , yang kini tak asing lagi baginya, berpadu dengan
pola apel biru yang aneh. Ia mengeluarkan undangan dengan tulisan
timbul dan
membacanya.
"Ini undangan untuk ke pesta kostum tahunan yang diadakan Sinclair.
Sangat eksklusif. Tampaknya aku berhasil menjadi orang top. Kau
menerima undangan juga?"
Maureen menggeleng. "Tidak. Cuma pesan aneh untuk bertemu saat
summer solstice. Bagaimana kau mendapat undangan ini?"
"Aku bertemu dengannya saat melakukan risetku di Prancis," katanya
menekankan. "Aku meminta bantuan dana untuk menyelesaikan proyek
dokumentasi terbaruku. Ia berminat untuk membuat film dokumentasi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

juga, jadi kami bernegosiasi kautahu, aku akan membuatnya senang jika
ia membuatku senang."
"Kau sedang menggarap film baru? Kenapa tidak cerita?"
"Kau jarang beredar belakangan ini, ya 'kan?" Maureen tampak malu. Ia
telah mengabaikan teman temannya karena kesibukan selama beberapa
bulan terakhir.
"Maaf. Dan jangan terlalu puas begitu dong. Apa lagi yang tidak aku
ketahui? Kautahu banyak tentang Sinclair? Tentang...ia membuntuti
aku?"
"Tidak, tidak sama sekali. Aku hanya bertemu dengannya sekali. Sialan,
kenapa bukan aku yang ia buntuti. Ia keren sekali keren dengan K besar
dan mengasyikkan. Kautahu, Reenie, ini kesempatan baik. Kapan terakhir
kali kaukencan?"
"Tidak ada hubungannya."
"Barangkali ada."
Maureen menolak topik pembicaraan itu, berusaha menahan rasa
kesalnya. "Aku tak punya waktu untuk menjalin hubungan. Lagi pula aku
tidak melihat isyarat
bahwa ia mengajak kencan."
"Sayang sekali. Tak ada tempat yang lebih romantis di planet ini."
"Jadi itu sebabnya kau berlama-lama di Prancis belakangan ini?"
Tammy tertawa. "Tidak, tidak. Hanya saja Prancis itu titik sentral
esoterika Barat dan kubah bidah. Aku bisa menulis ratusan buku
tentang topik ini atau membuat film sebanyak mungkin, dan itu semua
baru kulitnya saja."
Maureen merasa sulit berkonsentrasi. "Menurutmu, apa yang diinginkan
Sinclair dariku?"
"Siapa yang tahu? Ia terkenal sebagai orang yang eksentrik dan luar
biasa. Terlalu banyak waktu dan terlalu banyak uang. Kurasa ada sesuatu
dalam bukumu yang menarik perhatiannya dan ia ingin menambahkan
tulisanmu itu ke dalam koleksinya. Tapi aku tak punya gambaran apa itu.
Karyamu itu sepertinya bukan seleranya."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa maksudmu?" Maureen merasa sedikit defensif. "Mengapa bukan


seleranya."
"Terlalu mengikuti mainstream, dan terlalu akademis. Ayolah, Maureen.
Ketika menulis bab tentang Maria Magdalena, kau terlalu berhati-hati.
Jadi bolehlah jika aku berpendapat begitu. Maria Magdalena mungkin
memiliki hubungan dengan Yesus tapi tak ada bukti, bla, bla, bla...blaah.
Kau terlalu ingin aman. Percayalah padaku, tak ada yang aman jika
menyangkut keyakinan Sinclair. Karena itulah aku menyukainya."
Maureen melontarkan komentar yang lebih pedas dibandingkan yang ia
niatkan. "Kau mengambil jalur meluruskan sejarah berdasarkan
keyakinan pribadi. Aku tidak."
Tammy memang sudah keterlaluan, tapi ia menolak mundur, malah terus
memburu Maureen.
"Dan apa keyakinanmu? Sepertinya kau bahkan tak tahu. Begini, kau
sahabat baikku dan aku bukannya tidak menghormatimu, jadi jangan
marah. Tapi seperti aku, kautahu ada bukti bahwa Maria Magdalena
menjalin hubungan dengan Yesus dan mereka memiliki anak. Mengapa
kau begitu takut dengan kemungkinan itu? Kau bahkan bukan orang yang
religius. Gambaran itu tak akan mengancammu."
"Memang bukan ancaman. Aku hanya tidak mau mengambil jalur itu. Aku
takut tulisanku selebihnya menjadi tercoreng. Standar 'bukti' yang kau
pegang berbeda denganku. Aku menghabiskan nyaris seluruh masa
dewasaku untuk melakukan riset demi buku itu dan aku tidak akan
menjerumuskannya begitu saja dengan teori separuh matang dan tidak
mendasar yang bahkan tidak pernah aku tengok sedikit pun."
Tammy terpukul. "Teori separuh matang itu tentang penyatuan ilahiah
gagasan bahwa dua orang saling menghormati dalam suatu hubungan
sakral adalah ekspresi terbesar Tuhan di bumi ini. Barangkali kau harus
berpikir untuk menengok gagasan ini."
Maureen memotong, mengalihkan topik secara mendadak.
"Kau berjanji akan bercerita padaku tentang apel biru."
"Yah, tapi maaf saja teoriku yang separuh matang dan tidak
substansial...," katanya memulai.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Maaf." Maureen tampak benar-benar menyesal, sehingga Tammy


tertawa.
"Tidak apa-apa, aku pernah mendapat julukan yang
lebih buruk. Oke, yang aku ketahui tentang apel biru adalah bahwa itu
simbol garis darah ya, garis keturunan itu. Garis darah yang kau dan
teman-teman akademismu berlagak tidak tahu keberadaannya. Garis
darah Yesus Kristus dan Maria Magdalena yang berlanjut ke keturunan-
keturunan mereka. Berbagai perkumpulan rahasia menggunakan simbol
yang berbeda-beda untuk garis darah itu."
"Dan mengapa apel biru?"
"Masih diperdebatkan, tapi ada keyakinan umum bahwa itu mengacu
pada anggur. Wilayah penghasil anggur di Prancis selatan terkenal
dengan anggurnya yang besar-besar, yang bisa disimbolkan dengan apel
biru. Kita akan melompat sekarang: anak-anak Yesus sama dengan buah
penghasil minuman, yakni anggur, yakni apel biru."
Maureen mengangguk. "Jadi itu sebabnya Sinclair terlibat dalam salah
satu perkumpulan rahasia ini?"
"Sinclair itulah perkumpulan rahasianya sendiri." Tammy tertawa. "Ia
seperti dewa saja di sana. Tak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan
atau persetujuannya. Dan ia seperti gudang uang yang membiayai
berbagai riset. Termasuk risetku." Tammy mengangkat gelasnya dengan
lagak mengejek kedermawanan Sinclair.
Maureen meneguk tehnya dan memikirkan amplop di tangannya.
"Menurutmu, ia tidak berbahaya?"
"Ya, Tuhan, tidak. Ia terlalu ningrat untuk hal semacam itu meskipun ia
jelas mempunyai uang dan pengaruh untuk menyembunyikan mayat. Aku
bercanda, jadi jangan pucat begitu dong! Dan kemungkinan ia adalah
pakar tertinggi sedunia tentang topik Maria Magdalena. Akan menjadi
pengalaman yang sangat menarik jika kau memilih membuka pikiranmu
sedikit."
"Jadi, kau akan datang ke pesta itu?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apakah kau gila? Tentu saja aku akan datang. Aku telah mendapat
tiket. Dan pestanya tanggal 24 Juni, jadi tiga hari setelah summer
soistice. Hmmm..."
"Apa?"
"Ia memiliki rencana tertentu, tapi aku tidak tahu apa itu. Ia
mengundangmu ke Paris tanggal 21 Juni, dan pesta diadakan pada
tanggal 24 tepat pertengahan musim panas menurut kalender kuno, tapi
juga bertepatan dengan hari peringatan Yohanes Pembaptis. Sangat
menarik. Aku rasa ini bukan kebetulan. Ia ingin bertemu denganmu di
mana?"
Maureen mengeluarkan surat itu dari tasnya, berikut peta Prancis yang
terlampir dengan surat itu. Ia menyerahkan keduanya pada Tammy.
"Lihatlah," Maureen menunjuk. "Ada garis merah yang ditarik dari Paris
ke Prancis selatan."
"Itu garis Meridian Paris. Garis itu tepat melewati jantung teritori
Maria Magdalena dan tanah milik Sinclair, sehubungan dengan persoalan
ini."
Tammy membalik peta untuk melihat daerah lain, kali ini Paris. Ia
menelusuri peta dengan jarinya yang berkuteks merah menyala dan
tertawa keras saat melihat simbol Tepian Kiri2 dilingkari tinta merah.
"Ya, ampun. Apa maksudmu, Sinclair?" Tammy menunjukkan peta Paris
itu. "Gereja Saint-Sulpice. Di tempat ini ia ingin bertemu denganmu?"
Maureen mengangguk. "Kautahu tempat itu?"
"Tentu saja. Gereja yang sangat besar. Terbesar kedua di Paris setelah
Notre Dame, kadang disebut Katedral Tepian Kiri.
Tempat itu menjadi situs perkumpulan rahasia
setidaknya sejak abad 16. Andai saja aku mengetahui rencana ini lebih
awal. Aku akan mengubah jadwal ke Paris agar sampai beberapa hari
sebelumnya. Aku rela melakukan apa saja agar bisa menyaksikan
pertemuanmu dengan sang dewa."
"Aku belum mengatakan akan pergi. Sepertinya semua ini gila. Aku tidak
tahu bagaimana menghubunginya. Aku tidak punya nomor teleponnya,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

emailnya. Ia tidak memintaku untuk memberi kabar jika aku akan


datang. Sepertinya ia berpikir aku akan datang."
"Dia lelaki yang terbiasa mendapatkan segala yang ia inginkan. Dengan
alasan yang sama, aku rasa ia menginginkanmu. Tapi jika kau ingin
terlibat dengan mereka, jangan samakan mereka dengan perkumpulan
yang biasa.
Mereka tidak berbahaya, hanya sangat eksentrik. Mereka senang
membuat orang bingung, dan kau harus memecahkan sejumlah teka- teki
untuk membuktikan dirimu pantas masuk ke lingkaran dalam."
"Aku tidak yakin apakah aku ingin menjadi bagian lingkaran dalam."
Tammy menyesap sisa margarita di gelasnya. "Itu terserah padamu.
Kalau terserah padaku, aku tak akan menyia-nyiakan undangan seperti
ini untuk apa pun. Kupikir ini kesempatan besar bagimu. Pergilah sebagai
seorang jurnalis, pergilah untuk meneliti. Tapi ingat, begitu kau
melangkahkan kaki ke dalam misteri ini, kau akan merasa seperti
berjalan dengan kaca pembesar dan terjerumus ke dalam lubang kelinci.
"Jadi hati-hatilah. Dan berpeganglah pada realitasmu,
sobatku Alice yang konservatif."

2 Distrik bohemia di Paris,

Los Angeles April 2005

Perdebatan dengan Peter berjalan lebih panas dibandingkan yang


Maureen duga. Ia tahu, Peter akan menentang keputusannya bertemu
dengan Sinclair di Prancis. Tapi ia tidak siap dengan sikap Peter yang
begitu keras mempertahankan pendiriannya.
"Tamara Wisdom itu gila. Aku tak percaya kau mau dibujuknya. Ia tidak
bisa dijadikan sumber informasi mengenai Sinclair."
Pertengkaran itu berkobar nyaris hingga makan malam berakhir. Peter
bersikap seperti seorang kakak dan pelindung yang mencemaskan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

keselamatan Maureen. Maureen berusaha membuat Peter memahami


keputusannya.
"Pete, kautahu aku bukan orang yang suka mengambil risiko. Aku senang
keteraturan dan aku senang jika aku bisa mengendalikan hidupku. Dan
aku berbohong jika mengatakan semua ini tidak menakutkan." "Lalu
mengapa kau mau pergi?"
"Karena mimpi-mimpi dan kebetulan-kebetulan itu lebih menakutkan lagi.
Aku tidak bisa mengendalikannya, dan semua itu semakin buruk karena
semakin sering dan semakin hebat. Aku merasa seolah harus mengikuti
jalan ini dan melihat ke mana aku dibawa. Sinclair memiliki jawaban yang
aku cari, seperti yang ia katakan. Jika dialah orang yang paling banyak
tahu tentang Maria Magdalena, barangkali ia tahu arti semua kejadian
ini. Inilah satu-satunya cara agar aku bisa memahami
persoalan ini."
Di akhir perdebatan yang melelahkan itu, Peter mengalah. "Aku akan
menemanimu," katanya. Dan itulah keputusan akhirnya.

Maureen menekan speed dia! untuk menghubungi Peter dengan telepon


genggamnya setelah ia keluar dari Westwood Travel Agency, keesokan
Sabtu pagi. Ia belum menceritakan semuanya pada Peter. Kadang
sepupunya itu memperlakukannya seperti anak kecil dan ia adalah
pelindungnya. Meski Maureen menghargai perhatiannya, ia adalah wanita
dewasa yang perlu mengambil keputusan penting di persimpangan
hidupnya.
Sekarang, dengan keputusan yang telah diambil dan tiket di tangan,
adalah saat yang tepat untuk mengatakan padanya.
"Hai. Semuanya sudah siap. Aku sudah mendapat tiket. Pete, aku
membuat keputusan mendadak untuk mampir ke New Orleans dulu
sebelum kita pergi ke Prancis."
Peter terdiam sesaat, kaget. "New Orleans? Baiklah. Apakah kita ke
Paris dari sana?"
Ini bagian terberat. "Tidak. Aku berangkat ke New Orleans sendirian."
Maureen buru-buru mengatakan kalimat berikutnya sebelum Peter

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

memotong. "Ini sesuatu yang harus aku lakukan sendiri, Pete. Aku akan
menemuimu di JFK keesokan harinya dan kita pergi ke Paris bersama-
sama dari sana."
Peter tercenung sesaat lalu menjawab singkat, "Oke."
Maureen merasa bersalah karena tidak berterus terang. "Pete, aku di
Westwood sekarang, baru keluar dari biro berjalanan. Bisakah kita
makan siang bersama. Terserah kau di mana, aku traktir."
"Aku tidak bisa. Aku harus memberi kuliah pada mahasiswa tingkat satu
untuk persiapan ujian akhir di Loyola hari ini."
"Ayolah, kau 'kan bisa mencari orang lain untuk mengajarkan bahasa
Latin selama beberapa jam?"
"Kalau Latin, ya. Tapi aku satu-satunya dosen bahasa Yunani di sini, jadi
tidak ada pengganti."
"Oke. Mungkin suatu hari kau akan menjelaskan padaku mengapa remaja
abad dua satu perlu mempelajari bahasa yang membosankan."
Peter tahu Maureen hanya bercanda. Gadis itu sangat menghargai
pengetahuan Peter dan kemampuan bahasanya yang luar biasa.
"Untuk alasan yang sama mengapa aku perlu mempelajari bahasa
membosankan, dan kakekku juga. Bemanfaat untuk kita, bukan?"
Maureen tidak bisa membantah, bahkan dengan lelucon. Kakek Peter,
Dr. Cormac Healy yang terpandang, masuk ke dalam suatu komite di
Yerusalem yang mempelajari dan memberikan jasa penerjemahan untuk
perpustakaan Nag Hammadi yang mengagumkan. Minat Peter terhadap
manuskrip kuno telah tumbuh sejak remaja, saat ia menghabiskan musim
panas di Israel bersama kakeknya. Saat magang, Peter berpartisipasi
dalam suatu penggalian di Scriptorium di Qumran, tempat Naskah Laut
Mati dituliskan. Selama bertahun-tahun, ia menyimpan serpihan batu
dari dinding Scriptorium dalam suatu kotak museum yang diletakkan di
mejanya. Tapi
saat melihat sepupunya sangat tertarik dan membutuhkan untuk
pekerjaannya sebagai penulis, Peter merasa pantas menghadiahkannya
sebagai sumber inspirasi. Maureen memasukkan serpihan batu itu ke

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dalam kantong kulit yang ia kalungkan di lehernya setiap saat ia


bersemangat untuk menulis.
Selama musim panas di Israel itulah, Peter muda menyadari panggilan
jiwanya, baik sebagai seorang cendekiawan maupun pendeta. Ia
berkunjung ke situs-situs suci agama Kristen bersama kelompok Yesuit.
Pengalaman itu sangat berpengaruh terhadap idealisme Irlandianya.
Kelompok Yesuit terbukti cocok untuk Peter. Ia bisa memuaskan hasrat
religius dan keilmuannya.
Maureen berencana bertemu dengannya minggu ini. Saat menutup
telepon selulernya, ia sadar, sekarang perasaannya lebih lega
dibandingkan beberapa bulan ini. Tapi Bapa Peter Healy tidak.

Pesisir Barat AS memiliki banyak gedung bersejarah, terutama gereja-


gereja kecil di California. Didirikan pada abad 18 oleh seorang
rohaniwan Fransiskan yang sangat giat, Bapa Junipero Serra, sisa-sisa
arsitektur Spanyol itu umumnya diberkati dengan kebun yang indah atau
lokasinya yang menawan.
Peter sangat tertarik dengan ordo Fransiskan dan bertekad
mengunjungi semua lokasi gereja kecil di California sejak ia
menginjakkan kaki di Amerika. Gereja-gereja itu memadukan sejarah
dan iman, suatu kombinasi yang menggetarkan hati dan jiwa Peter. Saat
membutuhkan waktu dan tempat untuk merenung, tidak
jarang ia pergi ke salah satu gereja kecil yang mudah dicapai. Tiap
gereja memiliki pesona dan mencerminkan oasis yang tenang, pelabuhan
yang ramah bagi gaya hidup Los Angeles-nya yang sibuk.
Peter memilih San Fernando Mission hari ini karena lokasinya yang
dekat dengan rumah temannya, Bapa Brian Rourke. Ia pemimpin ordo
Yesuit yang berbasis di wilayah pinggiran San Fernando Valley.
Hubungan Peter dan Bapa Brian telah terjalin sejak ia masih di tingkat
pertama seminari. Ketika itu, Bapa Brian adalah mentornya. Sekarang
Peter membutuhkan seorang teman yang ia percayai. Ia mencari suatu
tempat pengungsian bahkan dari gereja yang ia cintai dan patuhi. Bapa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Brian setuju untuk bertemu meski Peter memberitahu secara


mendadak, ia menangkap sedikit kepanikan dalam nada bicara Peter.
"Sepupumu itu, apakah ia seorang Katolik?" tanya Bapa Brian sambil
berjalan di kebun gereja bersama Peter. Siang itu matahari bersinar
terik, Peter menyeka peluh dengan punggung tangannya.
"Tidak jelas. Tapi ia sangat taat saat masih kecil. Kami berdua sangat
taat."
Bapa Rourke mengangguk. "Ada kejadian yang membuatnya menjauhi
gereja?"
Peter ragu-ragu. "Persoalan keluarga. Lebih baik tidak kuceritakan
secara panjang lebar." Ia sudah merasa bahwa mengungkapkan visi
Maureen tanpa izin adalah pengkhianatan. Ia juga tak mau membuka
rahasia keluarga Maureen Setidaknya, belum mau. Tapi Peter tak tahu
langkah selanjutnya yang harus ia tempuh, dan ia membutuhkan saran
seseorang dari struktur Gereja yang ia percayai.
Pendeta tua itu mengangguk maklum dengan persoalan yang tertutup itu.
"Visi-visi ketuhanan memang sangat jarang diperhatikan. Kadang mereka
menganggapnya mimpi, atau delusi masa kecil. Barangkali tak ada yang
harus dikhawatirkan. Kau akan ikut dengannya ke Prancis?"
"Ya. Aku selalu menjadi penasihat spiritualnya, dan kemungkinan akulah
satu-satunya orang yang ia percayai."
"Bagus. Kau bisa terus mengawasinya. Hubungi aku secepatnya jika kau
merasa gadis ini membahayakan dirinya.
"Aku yakin tak sampai sejauh itu." Peter tersenyum dan berterima kasih
pada temannya. Percakapan beralih ke perbandingan antara panas
membakar di California dengan kesejukan musim panas di kampung
halaman mereka, Irlandia.
Mereka asyik berbincang tentang teman lama dan mantan guru dan
teman sekampung halaman yang kini telah menjadi uskup di suatu
tempat di wilayah tenggara Amerika. Saat tiba waktunya undur diri,
Peter meyakinkan temannya bahwa ia merasa lebih lega setelah
berbincang-bincang dengannya.
Ia berbohong.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

New Orleans Juni 2005


Maureen mengemudikan mobil sewaannya melewati pinggiran kota New
Orleans. Sebuah peta wilayah itu
terhampar di kursi sebelahnya. Ia memperlambat mobil dan
menepikannya ke pinggir jalan. Matanya menatap peta untuk memastikan
bahwa ia tidak salah jalan. Merasa puas, Maureen menjalankan mobilnya
kembali. Saat ia berbelok pada tikungan berikutnya, tampaklah kuburan
dan monumen sarkofagus yang adalah bagian dari pemakaman New
Orleans, berdiri pada suatu ketinggian.
Maureen memarkir mobilnya lalu mengambil tas tangan dan bunga yang
ia beli dari kios jalanan, di kursi belakang. Ia melangkah keluar mobil,
berhati-hati agar tidak menginjak kubangan lumpur sisa-sisa badai
pramusim panas yang datang lebih awal, lalu masuk ke pemakaman yang
tertata rapi. Nisan yang indah dan rangkaian bunga terhampar seluas
mata memandang. Menarik napas dalam-dalam, Maureen berjalan menuju
pintu kuburan sambil membawa bunga. Ia berhenti di jalan masuk utama
dan mendongak, tapi tiba-tiba berbelok ke kiri tanpa memasuki kuburan
itu.
Maureen berjalan melewati gerbang, menyisir pagar pemakaman, hingga
sampai di area pemakaman yang lain. Kuburan-kuburan di sini ditumbuhi
lumut dan rumput liar, terabaikan dan tampak menyedihkan. Pemakaman
ini tidak tertata rapi.
Maureen berjalan perlahan, hati-hati, dan khidmat. Ia melawan air mata
saat menanjak menuju kuburan-kuburan yang terlupakan. Kuburan
orang-orang yang diabaikan, bahkan setelah mereka meninggal. Lain kali
ia akan membawa bunga lebih banyak, untuk mereka semua.
Sambil berjongkok, ditepiskannya rumput liar yang menutupi nisan
kuburan yang sudah usang. Nama itu
terlihat, EDOUARD PAUL PASCHAL.
Menggunakan tangannya, Maureen mencabuti tetumbuhan yang
mengganggu. Debu beterbangan saat ia membersihkan tempat itu, belum
lagi tanah dan lumpur yang menggumpal di bawah kukunya dan mengotori

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pakaiannya. Ia merapikan tempat itu dengan tangannya dan menggosok


nisan agar tulisan nama penghuni kubur tampak jelas.
Setelah puas membersihkan semampunya, Maureen meletakkan bunga di
atas kuburan itu. Dikeluarkannnya bingkai foto dari tasnya dan
dipandanginya gambar itu sesaat. Air matanya mengalir. Gambar itu
mengingatkan Maureen saat masih kecil, saat usianya tak lebih dari lima
atau enam tahun, duduk di pangkuan seorang lelaki yang membacakan
dongeng untuknya. Mereka saling tersenyum bahagia, tak memerhatikan
kamera yang mengabadikan peristiwa itu.
"Hai, Ayah," bisiknya lembut pada foto itu, sebelum ia letakkan di
hadapan batu nisan.
Maureen diam sesaat, matanya terpejam, hanyut da-€lam usahanya
mengenang setiap detail bersama sang ayah. Di luar foto itu, ia tidak
memiliki banyak kenangan tentang sang ayah. Selepas kematian beliau,
ibunya melarang Maureen membicarakan lelaki itu atau perannya dalam
kehidupan Maureen. Ia dihilangkan begitu saja dari kehidupan mereka,
begitu juga keluarganya. Maureen dan ibunya pindah ke Irlandia tak
lama setelah peristiwa itu. Masa lalunya di Lousiana berubah menjadi
kenangan suram seorang anak yang trauma dan tidak bahagia.
Tadi pagi, Maureen menelusuri buku telepon New Or-leans, mencari
penduduk bernama Paschal. Ada beberapa, sebagian sepertinya tidak
asing. Tapi Maureen cepat-
cepat menutup buku itu. Ia tidak benar-benar berniat mengontak salah
seorang yang kemungkinan adalah kerabatnya. Tidak setelah semua
kejadian ini, dan pastinya tidak sekarang. Pengalaman itu pasti lebih dari
sekadar latihan mengingat.
Maureen mengusap foto itu sebagai tanda perpisahan, kemudian
menyapu air mata dengan tangannya yang kotor hingga meninggalkan
bekas di wajahnya. Ia tidak peduli. Ia berdiri dan berjalan tanpa
menengok ke belakang, lalu berhenti di luar gerbang masuk utama. Di
dalam area pemakaman itu, berdiri sebuah kapel putih sederhana. Salib
perunggu yang menjadi mahkota gedung itu berkilau ditimpa matahari
selatan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mauren memandang gereja itu lewat jeruji pagar, seperti orang asing
menatap ke dalam.
Ia melindungi matanya dari kilauan cahaya salib perunggu lalu
membalikkan badan dari gereja dan melangkah pergi.
Kota Vatikan Juni 2005
Tomas Cardinal DeCaro berdiri dari kursi kerjanya dan menatap ke
halaman terbuka di luar jendela. Matanya yang sudah berumur bukan
satu-satunya hal yang perlu diistarahatkan dari kertas kuning di atas
mejanya. Pikirannya perlu rehat untuk kemudian merenungkan informasi
yang baru ia terima pagi ini. Terjadi gempa bumi. Itu yang pasti. Yang
belum ia ketahui adalah seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan
musibah ini dan siapa orang yang menjadi korban.
DeCaro membuka laci paling atas untuk melihat ba-
rang yang memberinya kekuatan di saat-saat seperti ini. Potret Paus
Yohanes XXIII Yang Diberkati di bahwa tajuk Vatican Secundurn
Vatican II. Di bawah potret itu tertulis kutipan dari seorang pemimpin
besar dan visioner yang telah banyak berkorban demi mengangkat
Gereja yang ia cintai ke dunia kontemporer. Meski DeCaro telah hapal
kutipan itu, ia masih takut membacanya:
"Bukanlah injil yang telah berubah. Akan tetapi kita yang mulai
memahaminya lebih baik. Sudah tiba waktu untuk merenungkan isyarat-
isyarat masa, untuk merebut kesempatan, dan berpandangan jauh ke
depan."
Di luar, musim panas tengah menjelang, menjanjikan hari yang indah di
Roma. DeCaro memutuskan absen beberapa jam untuk berjalan-jalan
menelusuri Kota Abadi kesayangannya.
Ia perlu berjalan-jalan, ia perlu merenung, dan lebih dari semua itu, ia
perlu berdoa untuk mendapatkan bimbingan. Barangkali roh Paus
Yohanes yang baik berkenan membantunya menemukan jalan untuk
melewati krisis yang menghadang.
. ..Bartolomeus datang kepada kami lewat Filipus. seorang lagi
kalangan kami yang disalahpahami-dan aku akan mengaku
sekarang bahwa pada awalnya aku salah menilainya. Dulu ia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

adalah pengikut Yohanes. sang Pembaptis. dan aku mengenal dirinya


lewat hubungan itu. Karenanya, butuh waktu cukup lama sebelum
aku bejajar untuk memercayai filipus
Filipus adalah lelaki misterius. Ia seorang yang praktis dan
terpelajar. Dengannya, aku bisa berbicara dalam bahasa Helenis-
bahasa yang juga aku pelajari. Ia berasal dari keluarga terhormat.
dilahirkan di Bethsaida namun sejak lama ia memilih hidup dalam
kesedarhanaan. menghindari jebakan dalam kehidupan terhormat.
Karakter ini ia pelajari pertama kali dari Yohanes. Dari luar. Filipus
terkesan keras kepala dan senang menantang, tapi di balik itu ia ringan
hati dan berbudi baik.
Tak ada sesuatu pun dalam diri Filipus yang akan mencelakakan makhluk
hidup. Ia terutama sangat ketat dalam kebiasaan makan dan tak akan
mengonsumsi makanan yang membuat hewan menderita. Meski kalangan
kami hanya menyantap ikan. Filipus tidak bisa mendengarnya, ia tak
sanggup mendengar perkataan bahwa mulut yang lembut itu dirobek
dengan kail. dan ia merasa tersiksa jika membayangkan ikan
menggelepar di dalam jaring, ia kerap bertengkar dengan Petrus dan
Andreas mengenai dilema ini! Aku sering memikirkannya. Barangkali ia
benar, dan komitmennya pada keyakinan ini hanya satu di antara sekian
banyak alasan mengapa aku mengaguminya.
Kadang aku merasa Filipus memiliki kemiripan dengan hewan-hewan yang
sangat ia kasihi, hewan-hewan yang melindungi diri dengan duri atau
kulit keras, agar tak ada yang mampu menembus sosok lembut di balik
itu. Namun ia memasukkan Bartolomeus ke dalam perlindungannya saat
ia mendapati lelaki itu di jalanan, tanpa rumah tujuan. Ia melihat
kebaikan dalam diri Bartolomeus. dan menghadirkan kebaikan itu kepada
kami.
Usai Masa Kegelapan. Filipus dan Bartolomeus menjadi sumber
penghiburanku yang utama. Merekalah yang mempersiapkan segala
sesuatunya dengan cepat bersama Yusuf demi keberangkatanku ke
Alexandria tempat aman yang jauh dari kampung halaman kami sendiri.
Bartolomeus berperan penting bagi anak-anak. sebagaimana juga bagi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kaum perempuan. Dan ia menjadi teman kesukaan Yohanes kecil yang


mencintai semua lelaki ini. Tapi Sarah-Tamar juga sangat mengagumi
Bartolomeus.
Ya. kedua lelaki ini layak mendapat tempat di surga yang dipenuhi
cahaya dan kesempurnaan untuk selama-lamanya. Kepedulian utama
Filipus adalah melindungi kami dan berharap kami sampai dengan
selamat di tempat tujuan. Aku pikir ia akan memenuhi segalanya, apa pun
yang kuminta. Seandainya kukatakan pada Filipus bahwa tujuan kami
adalah bulan, ia pasti mengerahkan seluruh kekuatannya agar kami
sampai di sana.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA.


KITAB PARA MURID

Enam

Paris 19 Juni 2005

Matahari menimbulkan percikan cahaya di permukaan Seine saat


Maureen dan Peter menyusuri tepiannya. Paris bermandikan cahaya
hangat di awal musim panas, dan mereka berdua bersantai dan
menikmati pemandangan kota tercantik sedunia itu. Masih cukup banyak
waktu untuk mencemaskan pertemuan dengan Sinclair dalam dua hari ini.
Mereka tengah menikmati es krim horn, menyantap cepatcepat sebelum
es itu meleleh terkena sinar matahari dan meninggalkan sisa yang
lengket.
"Mmm, kau benar, Pete. Berthillon memang es krim paling lezat di
seluruh dunia. Luar biasa."
"Es krimmu rasa apa?"
Maureen ingin mempraktikkan bahasa Prancisnya. "Poivre."
"Lada?" tawa Peter meledak. "Es krimmu rasa lada?" Wajah Maureen
memerah lantaran malu, tapi ia mencoba lagi. "Pauvre?"
"Miskin? Kau memilih rasa miskin?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Oke, aku menyerah. Jangan menyiksaku lagi. Ini rasa


pir."
"Poire. Poire adalah pir. Maaf, seharusnya aku tidak mengolok-olokrnu."
"Yah, sudah jelas sekarang, siapa yang mewarisi bakat bahasa di
keluarga kita."
"Itu tidak benar. Bahasa Inggrismu sangat baik." Mereka berdua
tertawa, menikmati keceriaan momen dan keindahan hari itu.

Bangunan Notre-Dame yang megah dan bergaya Gotik mendominasi Ile


de ia Cite sebagaimana yang telah berlangsung selama 800 tahun. Ketika
mereka mendekati katedral itu, Peter menatap bagian luar bangunan itu
yang menjelas di hadapannya, berikut perpaduan orang-orang suci dan
patung-patung.
"Pertama kali melihat bangunan ini, aku berkata, 'Tuhan tinggal di sini.'
Mau masuk?"
"Tidak. Lebih baik aku di luar saja bersama patung patung, di dalam
bukan tempatku."
"Ini bangunan Gotik paling terkenal dan simbol kota Paris. Sebagai turis,
kau berkewajiban masuk. Lagi pula, jendela kacanya sangat
mengagumkan, dan kau harus melihat jendela bulat yang berornamen
garis-garis saat diterangi matahari siang."
Maureen ragu-ragu, tapi Peter meraih tangannya dan menariknya.
"Ayolah. Aku janji dindingnya tidak akan runtuh saat kau masuk."

Sinar matahari menembus jendela bulat yang sangat terkenal itu,


menerangi Peter dan Maureen dengan cahaya biru langit bergaris-garis
merah keunguan. Peter berkeliling, wajahnya mendongak ke jendela,
perasaannya sangat tenteram. Maureen berjalan pelan di belakangnya,
berusaha mencamkan bahwa ia berada dalam bangunan bersejarah yang
memiliki nilai arsitektur tinggi, bukan sekadar gereja yang lain.
Seorang pendeta Prancis berjalan melewati mereka, memberi salam
dengan menganggukkan kepala. Maureen sedikit terpeleset saat ia
lewat. Pendeta itu berhenti dan mengulurkan tangan untuk berjaga-jaga

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

seandainya Maureen jatuh. Ia menyatakan perhatiannya menyangkut


keadaan Maureen dalam bahasa Prancis. Maureen tersenyum dan
mengangkat tangan, sebagai isyarat bahwa ia baik-baik saja. Peter
berbalik ke samping Maureen, sementara pendeta Prancis itu
melanjutkan perjalanannya.
"Kau tidak apa-apa?"
"Yah, tiba-tiba agak pusing. Jet lag, barangkali."
"Kau kurang tidur beberapa hari terakhir ini."
"Aku yakin itu juga berpengaruh." Maureen menunjuk ke salah satu
bangku kayu yang sejajar dengan jendela bulat itu.
"Aku akan duduk saja di situ sebentar dan menikmati keindahan jendela
kaca. Kau pergilah melihat-lihat."
Peter tampak cemas, tapi Maureen menenangkannya. "Aku baik-baik
saja. Pergilah. Aku di sini saja."
Peter mengangguk lalu pergi mengelilingi katedral. Maureen duduk di
bangku, berusaha menyeimbangkan diri. Ia tidak mau mengaku pada
Peter bahwa ia merasa sangat limbung. Ini terjadi sangat cepat, dan ia
tahu jika tidak segera duduk, ia pasti jatuh. Tapi ia tidak mau
mengatakan pada Peter. Barangkali ini hanya akibat jet lag bercampur
kelelahan. Maureen mengusap wajahnya, berusaha mengusir rasa pusing.
Pantulan sinar warna-warni yang berubah-ubah dari jendela bulat
menerangi altar, juga salib besar berpatung Yesus. Maureen
mengedipkan mata keras-keras. Salib itu tampak semakin besar, dan
semakin besar dalam pandangannya.
Ia mencengkeram kepalanya erat-erat karena pusing yang sangat dan
visi itu pun muncul.

Petir menyambar di langit yang gelap secara tidak wajar pada Jumat
siang yang paling nestapa. Perempuan berselubung merah berjuang
keras mendaki bukit untuk mencapai puncaknya. Goresan dan luka
terlihat di tubuhnya dan pakaiannya robek. Hanya satu tujuannya,
mendekati Dia.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bunyi palu menghantam paku logam menempa logam bergema di udara,


menyayat hati. Perempuan itu akhirnya tak tahan, ia menjerit pedih,
jeritan kesengsaraan manusia yang tiada tara.
Perempuan itu sampai di kaki salib, tepat ketika hujan mulai turun. Ia
mendongak kepadaNya, dan tetesan darahNya memercik ke wajah yang
penuh dukacita itu, bercampur dengan air hujan yang tak mau berhenti.

Larut dalam visi, Maureen tidak sadar di mana ia berada. Jeritannya,


gema kepedihan Maria Magdalena, memantul
ke seisi katedral Notre-Dame, membuat para turis ketakutan dan
membuat Peter berlari cepat ke arahnya

"Kita ada di mana?"


Maureen tersadar di atas sofa dalam ruangan bersekat kayu. Wajah
Peter yang cemas ada di atas wajah Maureen ketika ia menjawab. "Di
salah satu kantor katedral." Peter mengangguk ke pendeta Prancis yang
bertemu dengan mereka tadi. Ia masuk dari pintu yang disamarkan di
belakang ruangan itu, wajahnya cemas.
"Bapa Marcellah yang membantuku membawamu ke sini. Kau tidak boleh
ke mana-mana dulu."
Bapa Marcel maju dan menyerahkan segelas air putih. Maureen
meminumnya dengan perasaan bersyukur. "Merci," katanya pada pendeta
itu, yang mengangguk tanpa berkata-kata lalu kembali ke belakang
ruangan untuk menunggu sekiranya mereka membutuhkan bantuannya
lagi. "Maafkan aku," kata Maureen lemah.
"Jangan berkata begitu. Ini di luar kendalimu. Kau i-ngin menceritakan
apa yang kau lihat?"
Maureen mengungkapkan visi itu. Wajah Peter kian pucat dengan setiap
kata. Setelah selesai, Peter memandang Maureen dengan sangat serius.
"Maureen, aku tahu kau tak mau mendengar ucapanku ini, tapi kupikir
kau mengalami visi ilahiah."
"Jadi mungkin aku harus berkonsultasi dengan seorang pendeta?" gurau
Maureen.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Aku serius. Persoalan ini di luar lingkup pengalamanku. Tapi aku bisa
menghubungi orang yang mengetahui hal-hal semacam ini. Bicaralah
dengannya, hanya itu.
Barangkali akan membantu."
"Tidak usah." Maureen berkukuh dan bangkit dari sofa.
"Kita kembali saja ke hotel agar aku bisa beristirahat. Setelah tidur,
pasti aku akan baik-baik saja."

Maureen mampu menyingkirkan visi itu dan berjalan sendiri


meninggalkan lingkungan katedral. Ia merasa lega karena bisa keluar
dari samping sehingga tidak berpapasan lagi dengan interior bangunan
tempat ikon besar Kristiani itu berada.
Setelah Maureen berbaring di kamarnya, Peter kembali ke kamarnya
sendiri. Ia duduk sebentar, memikirkan apakah ia harus menghubungi
seseorang sekarang. Masih terlalu pagi untuk menelepon ke Amerika.
Peter berjalan-jalan sebentar dan kembali setelah saatnya lebih pantas
untuk menelepon.

Di ujung sungai Seine, Bapa Marcel berjalan kembali dalam interior


katedral yang temaram. Ia diikuti seorang rohaniwan Irlandia, Uskup
O'Connor, yang berusaha mengajukan pertanyaan dalam bahasa Prancis
yang berantakan.
Bapa Marcel membawanya ke sebuah bangku tempat Maureen mengalami
visi, lalu memberi penjelasan secara perlahan. Ia berusaha
menjembatani kesenjangan bahasa di antara mereka. Meski usahanya itu
tulus, tapi pendeta
Prancis itu terlihat seperti sedang berbicara pada seorang idiot.
O'Connor menyudahi percakapan itu dengan kibasan tangan tidak sabar,
duduk diam di bangku itu, dan menatap salib besar di altar dengan
penuh konsentrasi.

Paris 19 Juni 2005

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Gua Musketeer tidak terlalu suram di siang hari, lantaran diterangi bola
lampu mahaterang yang tak kenal ampun. Penghuninya mengenakan
pakaian kasual dan tanpa pita merah aneh terikat di leher yang
menandakan mereka sebagai anggota Persekutuan Keadilan.
Sebuah replika lukisan Yohanes Pembaptis karya Leonardo da Vinci
tergantung di dinding belakang, terpisah satu blok saja dari versi
orisinilnya yang tersimpan di Louvre. Dalam lukisan tersohor ini,
Yohanes menatap dari kanvas dengan senyum penuh makna. Tangannya
diangkat, jari telunjuk dan ibu jari kanannya menunjuk ke langit.
Leonardo melukis Yohanes dalam pose yang sering disebut sebagai pose
"Ingat Yohanes" ini, pada beberapa kesempatan. Makna posisi tangan itu
mengundang perdebatan selama berabad-abad.
Lelaki Inggris itu duduk di kursi ujung meja seperti biasa. Punggungnya
menghadap lukisan. Seorang lelaki Amerika dan Prancis duduk di kanan
dan kirinya.
"Aku tak mengerti maksudnya," kata si Inggris itu gusar. Diangkatnya
buku besampul tebal dari meja dan digoyanggoyangkannya ke dua lelaki
itu. "Aku sudah membaca dua kali. Tak ada yang baru, tak ada yang
menarik perhatian kita. Atau dia. Lalu apa? Apakah kalian memikirkan
persoalan ini? Atau aku hanya berbicara
sendirian?"
Ia melempar buku itu ke atas meja dengan muak. Si Amerika mengambil
buku itu lalu membuka-buka lembarannya tanpa perhatian.
Ia berhenti pada sampul lipatan dalam dan melihat foto penulisnya.
"Cantik. Mungkin itu sebabnya."
Si Inggris itu mengejek. Dasar Yankee goblok, tidak bisa mengambil
kesimpulan. Ia selalu keberatan jika orang Amerika menjadi anggota
Persekutuan. Tapi si idiot ini dari keluarga kaya raya dan berhubungan
erat dengan pusaka mereka, jadi mereka tak bisa mendepaknya.
"Dengan uang dan kekuasaannya, Sinclair bisa memperoleh lebih dari
sekadar 'cantik' dengan sekali menjentikkan jari, setiap saat selama
dua puluh empat jam sehari. Gayanya yang playboy sudah terkenal di
Inggris dan Amerika. Tidak, pasti ada sesuatu yang lebih besar

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dibandingkan sekadar ingin iseng-iseng saja dengan gadis ini, dan


kuharap kalian mendapat jawabannya. Segera."
"Aku hampir yakin bahwa dalam pandangan Sinclair, gadis itu adalah
sang Gembala. Tapi aku akan segera memastikannya," tutur si Prancis.
"Aku akan berangkat ke Languedoc minggu ini."
"Minggu ini sudah sangat terlambat," bentak si Inggris "Pergi paling
lambat besok. Hari ini lebih baik. Kita dikejar waktu, kalian tahu itu."
"Rambutnya merah," komentar si Amerika.
Si Inggris menggeram. "Dengan uang dua puluh euro dan kemauan,
pelacur manapun bisa berambut merah. Pergi dan selidiki mengapa gadis
itu penting. Cepat. Karena jika Sinclair mendapatkan yang ia cari
sebelum kita..."
Ia tak menyelesaikan kalimatnya, memang tidak perlu. Mereka tahu
persis apa yang akan terjadi. Mereka sudah belajar dari peristiwa
terakhir ketika seseorang dari kubu yang salah, masuk terlalu jauh.
Raut tersinggung tampak jelas di wajah si Amerika, dan khayalan
tentang penulis berambut merah tanpa kepala membuatnya sangat tidak
nyaman.
Lelaki Amerika itu mengangkat buku karya Maureen dari meja, mengepit
di ketiaknya, lalu berjalan mengikuti teman Prancisnya menuju teriknya
Paris.

Setelah kedua bawahannya pergi, si lelaki Inggris, yang dibaptis dengan


nama John Simmon Cromwell, berdiri dan berjalan ke bagian belakang
lantai dasar itu. Di suatu sudut yang tidak terlihat dari ruang utama,
terdapat ruang beratap rendah yang menjorok ke dalam. Di sana
terdapat sebuah lemari besar dari kayu hitam. Sebuah altar kecil
berdiri di sebelah kanan lemari. Di hadapannya terdapat sebuah kayu
kecil untuk bersimpuh memanjatkan doa.
Ada besi tempa yang tergantung di lemari itu, dan laci bawahnya dikunci
dengan sebuah gembok yang menyeramkan. Orang Inggris itu
memasukkan tangan ke dalam kemejanya untuk mengambil kunci yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tergantung di lehernya. Sambil berjongkok, ia memasukkan kunci itu ke


gembok dan membuka laci bawah.
Dikeluarkannya dua benda. Pertama, botol yang seperinya berisi air suci.
Air itu ia siramkan ke tulisan keemasan yang tertera di altar.
Selanjutnya ia mengeluarkan sebuah relik kecil tapi indah.
Perlahan, Cromwell meletakkan relik di atas altar dan mencelupkan
tangannya ke dalam air. Ia membasuhkan air itu ke lehernya dengan
kedua telapak tangannya sambil mengucapkan doa. Kemudian ia
mengangkat relik itu setinggi mata. Lewat sebuah jendela mungil dalam
wadah yang sedianya kotak emas yang kokoh itu, sekilas tampak sesuatu
yang mirip gading gajah. Tulang manusia yang panjang, pipih, dan tidak
rata, berkeretak saat Crmwell mengintip peti pusaka itu. Didekapnya
tulang itu lalu ia membaca doa dengan khusyuk.
"Oh Guru Keadilan yang agung, ketahuilah aku tak akan
mengecewakanmu. Namun kami memohon bantuanmu. Tolonglah kami
yang mencari kebenaran. Bantulah kami yang hidup hanya untuk menjaga
nama besarmu.
"Lebih dari segalanya, bantulah kami agar pelacur itu tetap pada
tempatnya."

Si Amerika, sekarang sendirian, melintasi rue de Rivoli dan berteriak di


telepon genggamnya karena lalu lintas Paris yang bising.
"Kami tak bisa menunggu lebih lama. Ia benar-benar pemberontak,
benar-benar tidak dapat dikendalikan." Suara di ujung lain juga
beraksen Amerika terpelajar, bergaya timur laut, dan sama-sama
marah.
"Tetap pada rencana semula. Kita harus mencapai tujuan dengan cara
yang rapi dan sempurna. Lagi pula rencana itu dibuat oleh orang-orang
yang jauh lebih bijaksana dibandingkan kamu," bentak suara seseorang
yang lebih tua, bermil-mil dari Paris.
"Orang-orang bijak itu tidak ada di sini," balas lelaki muda itu di
telepon. "Mereka tidak melihat apa yang kulihat. Berengsek, Ayah,
kapan kau akan memberi aku kepercayaan?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Nanti, kalau kau sudah pantas menerimanya. Sementara ini, aku


melarangmu melakukan sesuatu yang sembrono."
Pemuda Amerika itu menutup teleponnya dengan kasar sambil
menyumpah-nyumpah. Ia membelok di tikungan depan Hotel Regina,
memotong lewat lokasi des Pyramides. Ia mengangkat pandangan pada
waktu yang tepat sehingga tidak bertabrakan dengan patung Joan of
Arc yang berkilau, mahakarya Fremiet.
"Sundal," makinya pada pahlawan Prancis itu, dan berhenti cukup lama
untuk meludah ke patung itu tanpa menghiraukan tatapan orang.

Paris 20 Juni 2005

Piramida kaca I.M. Pei berkilau di pagi hari musim panas yang cerah di
Prancis. Maureen dan Peter, sama-sama merasa bugar setelah tidur
nyenyak semalam, mengantri bersama turis-turis lain untuk memasuki
Louvre.
Peter menatap para pemandu museum di sekelilingnya yang menunggu di
antrean panjang, menggenggam buku panduan. "Aku tidak mengerti,
mengapa banyak orang meributkan Mona Lisa. Lukisan paling top di
jagad ini."
"Setuju. Tapi sementara orang lain pergi kesana-ke-mari untuk
melihatnya, kita akan mendapat balkon
Richelieu untuk kita sendiri."

Maureen dan Peter membeli tiket dan memeriksa peta lantai Louvre.
"Bagian mana yang akan kita kunjungi lebih dulu?"
Maureen menjawab, "Nicolas Poussin. Aku ingin melihat Gembala
Arcadia secara langsung sebelum kita melihat yang lain."
Mereka berjalan menelusuri sayap bangunan yang berisi karya-karya
besar Prancis, memerhatikan dinding-dinding untuk menikmati
mahakarya Poussin yang penuh teka-teki.
Maureen menjelaskan, "Tammy mengatakan bahwa lukisan ini menjadi
pusat kontroversi selama berabad abad. Louis XIV berjuang selama dua

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dasawarsa untuk memilikinya. Ketika akhirnya lukisan itu ia dapatkan, ia


menyimpannya di lantai dasar Versaille agar orang lain tak bisa
melihatnya. Aneh, bukan? Menurutmu, mengapa raja Prancis itu
berjuang keras untuk mendapatkan karya seni yang penting lalu
menyembunyikannya?"
"Itu menambah deretan misteri kita." Peter memeriksa nomor-nomor
dalam buku panduan sambil mendengarkan. "Menurut buku ini, lukisan itu
seharusnya..."
"Di sini!" pekik Maureen. Peter menyusulnya dan mereka menatap lukisan
itu tanpa berkata-kata. Maureen memecah kebisuan, ia menoleh ke
Peter.
"Aku merasa sangat bodoh. Aku seperti menunggu lukisan ini
memberitahukan sesuatu." Maureen menatap lukisan itu kembali.
"Apakah kau ingin mengatakan sesuatu, Perempuan Gembala?"
Peter tersentak dengan sebuah pikiran. "Aku tak percaya, mengapa tak
terpikir olehku sebelumnya." "Terpikir apa?"
"Ide tentang seorang perempuan gembala. Yesus ada lah Gembala Yang
Baik. Barangkali Poussin atau setidaknya Sinclair mengisyaratkan
Perempuan Gembala Yang Baik?"
"Ya!" teriak Maureen, terlalu keras mengekspresikan kegembiraannya.
"Barangkali Poussin ingin menunjukkan Maria Magdalena sebagai
Perempuan Gembala, pemimpin jemaat. Pemimpin gerejanya sendiri!"
Peter meringis. "Yah, aku tidak persis mengatakan begitu..."
"Kau tak perlu mengatakannya. Tapi lihatlah, ada tulisan Latin pada
kuburan di lukisan ini."
"Et in Arcadia ego," Peter membaca keras-keras. "Hmm. Tak masuk
akal."
"Bagaimana terjemahannya?"
"Tak tahu. Tata bahasanya kacau."
"Kemungkinan bahasa Latin ini sangat buruk atau ini semacam kode.
Terjemahan harfiahnya adalah kalimat yang tidak lengkap, 'Dan di
Arcadia aku...' tak ada artinya."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen berusaha mendengarkan, tapi suara seorang wanita yang


memanggil-manggil seseorang dari seberang museum membuyarkan
konsentrasinya.
"Sandro! Sandro!"
Ia melihat ke seliling, mencari sumber suara itu sebelum meminta maaf
pada Peter. "Maaf, tapi suara wanita itu sangat mengganggu."
Suara itu memanggil-manggil lagi, lebih keras dibandingkan sebelumnya,
mengusik Maureen. "Siapa itu?" Peter menatap Maureen, bingung.
"Siapa apa?"
"Wanita itu memanggil..." "Sandro! Sandro!"
Maureen menatap Peter sementara suara itu semakin nyaring. Peter
sama sekali tidak mendengarnya. Maureen menoleh untuk melihat turis
dan mahasiswa lain yang tengah khusyuk menikmati karya seni bernilai
tinggi. Tampaknya tak seorang pun mendengar suara yang memanggil
dengan penuh harap itu.
"Oh, Tuhan. Kau tidak mendengar, ya? Tak ada yang mendengar kecuali
aku."
Peter tampak tak berdaya. "Mendengar apa?"
"Ada seorang wanita memanggil dari suatu tempat di museum ini.
'Sandro! Sandro! Ayolah!"
Maureen menarik lengan baju Peter dan berlari ke arah sumber suara.
"Ke mana kita?"
"Mengikuti suara itu. Sumbernya dari arah ini." Mereka berlari melewati
lorong-lorong museum, Maureen meminta maaf sambil berlari ketika ia
menabrak beberapa pemandu museum. Suara itu berubah menjadi
bisikan yang memohon dengan sangat, tapi tetap mengajaknya ke suatu
tempat. Maureen berkeras mengikutinya. Mereka berlari kembali
melewati sayap Richelieu, tidak menghiraukan tatapan penjaga museum
yang jengkel, lalu menuruni beberapa anak tangga dan masuk ke koridor
lain, melewati papan petunjuk bertuliskan sayap Denon.
"Sandro...Sandro...Sandro...!"
Suara itu mendadak berhenti saat Maureen dan Peter sampai di tangga
yang mewah melewati patung dewi Nike dengan segala

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kejayaannya.Setelah sampai di atas tangga, mereka berbelok ke kanan


dan berhadap-hadapan
dengan dua mahakarya Renaisans Italia yang kurang terkenal. Peter
yang pertama berkomentar. "Lukisan frescoi Botticelli."
Suatu pengetahuan muncul di kepala mereka secara berbarengan.
"Sandro. Alessandro Botticelli." Peter memandang fresco itu lalu
menoleh pada Maureen. "Wow, bagaimana kau melakukannya?"
Maureen gemetar. "Aku tidak tahu. Aku hanya mendengarkan dan
mengikuti."
Mereka mengalihkan perhatian ke sosok yang nyaris berukuran seperti
aslinya dalam lukisan-lukisan fresco yang berjejer. Peter
menerjemahkan tulisan pada plakat. "Fresco pertama ini diberi judul
Venus dan Tiga Dewi mempersembahkan hadiah kepada seorang
perempuan muda. Yang kedua diberi judul Seorang Pemuda Bersama
Venus ?Menghadap Seni-seni Liberal. Fresco yang dibuat untuk
pernikahan Lorenzo Tornabuoni dan Giovanna Albizzi."
"Ya, tapi mengapa ada tanda tanya setelah Venus?" Maureen bertanya.
Peter menggeleng. "Mereka pasti tidak yakin bahwa ia subjeknya."
Lukisan itu tampak elegan tapi merupakan gambaran aneh seorang
pemuda yang memegang tangan seorang perempuan berbalut jubah
merah. Mereka berhadapan dengan tujuh perempuan, tiga di antara
mereka memegang objek yang tidak lazim dan ganjil; seorang
menggenggam kalajengking hitam yang sangat besar dan tampak ganas,
sedangkan perempuan di sebelahnya memegang busur. Perempuan
lainnya memegang alat

1 Teknik melukis pada medium gips basah atau kering yang kemudian
dipecah menjadi sejumlah bagian, mengikuti kontur objek yang dilukis,
arsitek dalam posisi yang canggung.
Peter mengungkapkan isi pikirannya. "Tujuh seni liberal. Ranah
pembelajaran tingkat tinggi. Lukisan ini menyampaikan bahwa pemuda ini
berpendidikan tinggi?" "Tujuh seni liberal itu apa?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sambil memejamkan mata untuk mengingat mata kuliah klasiknya, Peter


mengutip. "Trivium, atau tiga jalur ilmu utama, adalah tata bahasa,
retorika, dan logika. Yang empat lagi, quadrivium, adalah matematika,
geometri, musik, dan kosmologi. Semua ini diilhami oleh Pytha goras dan
perspektifnya bahwa semua angka mencerminkan ilmu pola berdasarkan
waktu dan ruang."
Maureen tersenyum padanya. "Sangat mengesankan. Sekarang
bagaimana?"
Peter mengangkat bahu. "Aku tidak tahu bagaimana hal ini masuk ke
dalam puzzle kita yang kian besar."
Maureen menunjuk kalajengking itu. "Mengapa sebuah lukisan
pernikahan menggambarkan seorang perempuan memegang serangga
besar yang sangat beracun? Ini lambang seni liberal yang mana?"
"Aku tidak tahu pasti." Peter melangkah sedekat mungkin ke lukisan
fresco yang dipisahkan dengan pembatas lalu menjorokkan badannya.
"Tapi lihatlah lebih dekat. Kalajengking itu lebih hitam dan lebih jelas
dibandingkan bagian lukisan lainnya. Lebih jelas dibandingkan semua
objek yang dipegang perempuan-perempuan ini. Sepertinya kalajengking
itu..."
Maureen menyelesaikan ucapan Peter. "Ditambahkan belakangan."
"Tapi oleh siapa? Sandro sendiri? Atau seseorang yang ingin merusak
fresco mahakarya ini?"
Maureen menggeleng, bingung dengan penemuan
mereka.

Setelah membeli kopi krim di kedai kopi Louvre, Maureen berbelanja


bersama Peter. Ia memilih duplikat lukisan lukisan yang telah mereka
amati, juga sebuah buku tentang kehidupan dan karya Botticelli.
"Aku berharap bisa tahu lebih banyak tentang asal-usul fresco itu."
"Aku lebih tertarik untuk mengetahui asal-usul suara yang
mengarahkanmu ke fresco itu."
Maureen meneguk kopinya sebelum menjawab. "Apa, ya? Alam bawah
sadar? Petunjuk Tuhan? Kegilaan? Hantu Louvre?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Seandainya saja aku bisa menjawab, tapi aku tidak


bisa."
"Katanya kau ini penasihat spiritual," gurau Maureen, lalu mengalihkan
perhatian ke duplikat lukisan Botticelli yang telah ia keluarkan dari
bungkusnya. Ketika cahaya yang terpantul dari piramida kaca menerpa
kertas itu, Maureen mendapat ilham.
"Tunggu sebentar. Bukankah kau tadi mengatakan bahwa kosmologi
adalah salah satu seni liberal?" Maureen menunduk ke cincin tembaga
yang ia kenakan.
Peter mengangguk. "Astronomi, kosmologi. Ilmu bintang. Kenapa?"
"Cincinku. Orang di Yerusalem yang memberikannya mengatakan bahwa
ini adalah cincin seorang kosmolog."
Peter menutup wajahnya dengan tangan seolah dengan melakukannya ia
bisa memperoleh jawaban. "Jadi apa hubungannya? Apakah kita harus
melihat ke
bintang-bintang untuk mendapatkan jawaban?"
Maureen mengangkat jarinya ke perempuan misterius yang memegang
serangga hitam yang sangat besar. Ia nyaris melompat dari kursinya
saat berteriak, "Scorpio!"
"Apa?"
"Ini simbol astrologis untuk Scorpio. Dan perempuan di sebelahnya
memegang busur. Simbol Sagitarius. Dalam zodiak, letak Scorpio dan
Sagitarius bersebelahan."
"Jadi menurutmu ada semacam kode dalam fresco itu yang berhubungan
dengan astronomi?"
Maureen mengangguk pelan. "Paling tidak, gambaran itu adalah langkah
awal untuk memecahkan misteri kita."

Cahaya Paris menembus jendela kamar hotel Maureen, menerpa barang-


barang yang terletak di sampingnya, di atas tempat tidur. Ia tertidur
ketika membaca buku Botticelli, dan lukisan Poussin tergeletak di
samping yang lain.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen tidak menyadari keberadaan barang-barang itu. Sekali lagi, ia


hanyut dalam sebuah mimpi.

Dalam kamar berdinding batu, temaram dengan lentera minyak, seorang


perempuan tua menghampiri meja. Kerudung merah pucat menutupi
rambut panjangnya yang kelabu. Tangannya yang terserang rematik
menggerakkan pena bulu ayam dengan hati-hati di atas sehelai kertas.
Peti kayu besar adalah satu-satunya ornamen dalam ruangan itu.
Perempuan tua itu berhenti menulis, berdiri dari kursinya, dan berjalan
perlahan menuju peti. Dengan sendi yang sudah rapuh, ia membungkuk
hati-hati dan membuka penutupnya yang berat. Sambil menoleh dari
bahunya, senyum tulus dan penuh makna tampak di wajahnya. Ia menoleh
pada Maureen dan mengajaknya mendekat.

Paris 21 Juni 2005

Sebagai penghormatan yang manis terhadap keeksentrikan Gaul,


jembatan tertua di Paris, Pont Neuf, kerap disebut sebagai "Jembatan
Baru". Jembatan ini menjadi nadi utama kehidupan Paris, membelah
Seine untuk menghubungkan Kota Administratif Pertama dengan
jantung Tepian Kiri.
Peter dan Maureen melewati patung Henri IV, salah seorang raja
Prancis yang paling dicintai, di atas jembatan. Sarana transportasi ini
selesai dibangun pada tahun 1606, ketika sang raja memerintah dengan
penuh toleransi. Pagi itu sangat indah, penuh dengan percik percik
pesona yang menjadi ciri khas Kota Cahaya yang tiada banding ini.
Namun, meski pemandangan di sekelilingnya sempurna, Maureen merasa
gugup. "Jam berapa sekarang?"
"Bertambah lima menit dari saat terakhir kau bertanya," jawab Peter
tersenyum.
"Maaf. Aku mulai merasa gelisah."
"Di surat itu ia mengatakan akan bertemu di gereja pada tengah hari.
Sekarang baru jam sebelas. Masih

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

banyak waktu."
Mereka menyeberangi Seine dan mengikuti peta, menuju jalan-jalan
Tepian Kiri yang berkelok-kelok. Dari Pont Neuf mereka masuk ke rue
Dauphine, melewati stasiun kota Odeon lalu ke rue Saint-Sulpice, dan
berakhir di taman yang bak lukisan dengan nama yang sama.
Menara lonceng gereja yang sangat besar dan tidak serasi mendominasi
taman, memayungi air mancur terkenal yang dibangun oleh Visconti pada
1844. Ketika Maureen dan Peter memasuki pintu masuk yang kelewat
besar, Peter merasakan keragu-raguan sepupunya.
"Kali ini aku tak akan meninggalkanmu." Peter menggenggam tangan
Maureen untuk membesarkan hatinya lalu membuka pintu gereja yang
megah.

Mereka masuk dengan membisu. Ada sekelompok turis di kapel pertama


di sebelah kanan. Kelihatannya mereka adalah mahasiswa seni dari
Inggris. Dengan suara pelan, dosen mereka memberi kuliah tentang tiga
mahakarya Delacroix yang menghiasi tempat itu: Yakub Berdebat
dengan Malaikat, Heliodorus Diusir dari Rumah Tuhan, dan Santo Mikael
Mengalahkan Setan. Pada kesempatan lain, Maureen pasti tertarik
untuk memandang karya seni terkenal dan menguping kuliah dalam
bahasa Inggris itu, tapi sekarang pikirannya tertuju pada hal lain.
Mereka melewati mahasiswa Inggris itu dan terus menuju perut gedung.
Keduanya terpesona dengan bangunan bersejarah yang luar biasa megah
itu. Nyaris secara naluriah, Maureen mendekati altar yang dibatasi
sepasang lukisan besar. Tinggi masing-masing lukisan itu
sekitar tiga puluh kaki. Yang pertama menggambarkan dua orang
perempuan seorang mengenakan jubah biru, dan satunya lagi merah.
"Maria Magdalena dan Bunda Perawan?" tebak Maureen.
"Dari warna pakaiannya sepertinya begitu. Vatikan mengeluarkan dekrit
bahwa Bunda Maria hanya digambarkan dalam pakaian biru atau putih."
"Dan Magdalena selalu dalam pakaian merah."
Maureen pindah ke lukisan lain yang juga mengapit altar. "Lihat yang
ini..."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Lukisan itu mengambarkan Yesus yang terbaring di malamnya,


sementara Maria Magdalena tampaknya sedang mempersiapkan
penguburan jasadNya. Bunda Maria dan dua perempuan lain menangis di
sudut lukisan itu.
"Maria Magdalena mempersiapkan penguburan jasad Kristus? Ini tidak
disebutkan dalam Injil, bukankah begitu?"
"Markus lima belas dan enam belas menyebutkan bahwa Magdalena dan
perempuan-perempuan lain membawa rempahrempah ke makam yang
barangkali mereka gunakan untuk mengurapi Kristus. Tapi kitab itu
tidak menggambarkan prosesi ini secara khusus."
"Hmm," Maureen berpikir. "Dan di gambar ini Maria Magdalena sedang
melakukannya. Bukankah dalam tradisi Ibrani, pengurapan jasad untuk
dimakamkan hanya boleh dilakukan oleh..."
"Istri," jawab suatu suara pria bangsawan dengan aksen Skotlandia yang
kental.
Maureen dan Peter langsung menoleh ke lelaki yang muncul dari
belakang mereka secara tiba-tiba. Kehadirannya menyedot perhatian
mereka. Ia luar biasa tampan,
pakaiannya necis. Namun meski busana dan pembawaannya menunjukkan
keningratan, ia tidak terkesan mem bosankan. Bahkan sebenarnya,
segala sesuatu mengenai Berenger Sinclair tidak terlalu konvensional,
benar-benar orisinil. Pangkasan rambutnya sempurna, meski agak terlalu
panjang untuk diterima di House of Lords. Ia mengenakan kemeja sutra
Versace, alih-alih Savile Row. Arogansi alamiah disertai keistimewaan
luar biasa diimbangi dengan humor senyuman penggoda dan nyaris
kekanak-kanakan selalu siap muncul saat ia berbicara. Maureen langsung
terpesona, merasa takjub saat ia menyimak kelanjutan penjelasannya.
"Hanya seorang istri yang diizinkan mempersiapkan jasad suaminya
untuk dikuburkan. Kecuali jika ia tidak menikah, dalam kasus ini
ibunyalah yang mendapat kehormatan itu. Seperti yang kalian lihat
dalam lukisan ini, ibunda Yesus hadir, tapi jelas bukan ia yang melakukan
tugas itu. Sehingga hanya ada satu kesimpulan."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen menatap lukisan itu, lalu kembali ke lelaki karismatik yang


berdiri di depannya.
"Maria Magdalena adalah istriNya," tutur Maureen menuntaskan.
"Bravo, Nona Paschal." Lelaki Skotlandia itu membungkuk seperti di
panggung teater. "Tapi maafkan aku karena sudah bersikap tidak sopan.
Lord Berenger Sinclair, siap membantu Anda."
Maureen melangkah maju untuk menyambut tangannya, tapi Sinclair
mengejutkannya dengan menggenggam tangan Maureen cukup lama. Ia
tidak langsung melepaskan, malah membalikkan tangan mungil Maureen
ke atas tangannya yang besar. Lalu jarinya menyentuh cincin Maureen.
Ia tersenyum kembali pada Maureen,
sedikit nakal, dan mengedipkan mata.
Maureen tidak bisa berkonsentrasi. Sebenarnya, ia sudah berkali-kali
bertanya dalam hati, lelaki seperti apa Lord Sinclair ini. Apa pun yang ia
bayangkan, tidak seperti yang ia lihat sekarang. Maureen berusaha
tidak terbata-bata saat berbicara.
"Kau sudah kenal aku." Lalu ia mengenalkan Peter. "Ini..."
Sinclair memotong. "Bapa Peter Healy, tentu saja. Sepupumu, jika aku
tidak salah? Kau sudah pernah ke sini tentunya." Ia melirik jam tangan
Swissnya yang trendi dan luar biasa mahal. "Kita tidak punya waktu
banyak. Ayolah, ada beberapa benda yang kupikir menarik dilihat."
Sinclair berbicara lewat bahunya sambil berjalan cepat cepat melintasi
gereja. "Sambil lalu saja, tak usah repot-repot melihat buku panduan
yang dijual di sini. Lima puluh halaman tanpa menyebutkan Maria
Magdalena sama sekali. Seolah dengan mengabaikannya, ia akan hilang
begitu saja."
Maureen mengikuti langkahnya yang cepat, dan berhenti di sebelahnya
ketika sampai di depan altar samping lain yang berukuran kecil. "Seperti
yang akan kalian lihat, ia digambarkan dalam beberapa bagian gereja ini,
tapi dengan sengaja diabaikan. Ini salah satu contoh yang bagus."
Sinclair memimpin mereka ke sebuah patung marmer yang besar dan
elegan. Sebuah Pieta, patung klasik Bunda Maria memangku tubuh

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kristus yang terluka parah. Di sebelah kanannya, berdiri Maria


Magdalena yang menyandarkan kepalanya ke bahu Bunda Maria.
"Buku panduan hanya menyebutkan patung ini dengan 'Pieta, abad 18
Italia'. Tentu saja, Pieta tradisional
menunjukkan Bunda Maria memangku putranya setelah penyaliban.
Penyertaan Maria Magdalena dalam karya ini sangat tidak ortodoks,
tapi...diabaikan secara sengaja." Sinclair mendesah dan menggeleng-
gelengkan kepala lantaran ketidakadilan ini.
"Lalu, apa teorimu?" tanya Peter, sedikit lebih pedas dibandingkan yang
ia niatkan. Sesuatu dalam kearogansian Sinclair membuatnya gusar.
"Apakah ada konspirasi Gereja untuk menghilangkan Maria Magdalena?"
"Silakan menyimpulkan sendiri, Bapa. Tapi aku akan bercerita pada
kalian bahwa di Prancis, jumlah gereja yang dipersembahkan kepada
Maria Magdalena lebih banyak dibandingkan yang dipersembahkan
kepada orang suci lainnya, termasuk Bunda Maria. Bahkan ada satu
wilayah di Paris yang mengambil nama beliau aku rasa kalian pernah ke
Madeleine?"
Maureen tiba-tiba tersadar. "Baru terpikir olehku, Madeleine adalah
sebutan Prancis untuk Magdalena, bukan?"
"Tepat. Pernahkah kalian ke gerejanya yang berada di Madeleine?
Sebuah bangunan yang sangat megah, benar-benar didedikasikan
kepadanya. Tapi pada awalnya tak satu pun karya seni dan dekorasi di
sana yang menggambarkan Maria Magdalena. Tidak satu pun. Aneh,
bukan? Mereka menambahkan pahatan Marochetti di atas altar. Konon
nama aslinya Asumsi Bunda Maria, lalu diubah menjadi Asumsi Maria
Magdalena karena tekanan...yah, mereka yang peduli pada kebenaran."
"Aku rasa kau akan mengatakan bahwa Marcel Proust juga menamakan
kuenya Magdalena," sindir Peter. Berlawanan dengan Maureen yang
langsung terpesona, ia
merasa jengkel dengan keyakinan Sinclair yang kurang sopan.
"Yah, mereka membuat bentuk seperti cangkang kerang karena suatu
alasan." Sinclair mengangkat bahu, membiarkan Peter memikirkan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sendiri ucapannya sementara ia berjalan mendekati Maureen ke depan


Pieta.
"Hampir seakan-akan mereka berusaha menghilangkan dia," komentar
Maureen.
"Ya, Nona Paschal. Banyak orang yang berusaha membuat kita melupakan
warisan Magdalena. Tapi kehadirannya begitu kuat. Dan seperti yang
telah kaulihat, ia tidak akan dilupakan, terutama..."
Lonceng gereja berdentang pada jam dua belas siang, memotong
jawaban Sinclair. Lelaki itu malah mengajak mereka untuk cepat-cepat
ke bagian gereja yang lain. Ia menunjuk suatu garis meridian tipis dari
perunggu yang menempel di lantai gereja, memanjang dari utara ke
selatan. Garis itu berakhir di sebuah tugu marmer bergaya Mesir,
disertai sebuah bola bumi keemasan dan salib di atasnya.
"Ayo, cepat. Sekarang sudah tengah hari, kalian harus melihatnya.
Perisitiwa ini hanya terjadi setahun sekali."
Maureen menunjuk garis perunggu. "Itu apa?"
"Meridian Paris. Membelah Prancis secara menarik. Tapi coba lihat di
atas sana."
Sinclair menunjuk sebuah jendela di atas dinding seberang mereka.
Ketika mereka menengadah, sebersit cahaya matahari bersinar melalui
jendela dan menukik ke bawah menerangi garis perunggu yang menempel
di batu itu. Mereka menyaksikan cahaya itu menari di lantai gereja,
mengikuti garis perunggu.
Cahaya itu naik ke tugu hingga mencapai bola bumi
dan menerangi salib keemasan yang bermandikan cahaya.
"Indah, bukan? Posisi gereja ini disesuaikan untuk menandai titik balik
matahari dengan sempurna."
"Indah sekali," kata Peter sepakat. "Sebenarnya aku tidak suka
menentang ocehanmu, Lord Sinclair, tapi ada alasan religius yang absah
untuk peristiwa ini. Paskah ditandai pada hari Minggu setelah bulan
purnama pasca-terjadinya ekuinoks musim semi.(2) Menciptakan sesuatu
untuk mengidentifikasi ekuinoks dan titik balik matahari tidak lazim
dilakukan gereja."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair mengangkat bahu dan menoleh pada Maureen. "Dia benar juga."
"Tapi ada hal lain berkenaan dengan Meridian Paris ini, bukan?"
"Sebagian orang menyebutnya Garis Magdalena. Garis itu sama dengan
garis di peta yang aku kirimkan padamu. Garis itu bermula di Amiens dan
berakhir di Montserrat. Jika kau ingin tahu apa sebabnya, temui aku di
rumahku di Languedoc dua hari lagi. Aku akan menunjukkan alasannya,
dan lebih banyak lagi. Oh, aku hampir lupa."
Sinclair mengeluarkan satu amplop mewah berwarna krem dari saku
bagian dalam.
"Aku tahu kalian kenal dengan seorang pembuat film yang
menyenangkan, Tamara Wisdom. Ia akan datang ke pesta kostum kami
di akhir minggu. Aku harap kalian mau bergabung.
Dan aku juga sangat berharap kalian mau menginap sebagai tamu di
chateauku."
Maureen memandang Peter untuk melihat reaksinya. Mereka sama sekali
tidak menduga akan mendapat

2 Jatuh sekitar tanggal 23 September, salah satu dari dua hari setiap
tahun kala matahari melintasi khatulistiwa dan panjang siang dan malam
sama,

undangan ini.
"Lord Sinclair," kata Peter. "Maureen telah bepergian jauh untuk
memenuhi pertemuan ini. Dalam surat, kau berjanji memberi jawaban..."
Sinclair memotong ucapannya. "Bapa Healy, orang menghabiskan waktu
dua ribu tahun untuk memahami misteri ini. Kau tidak bisa berharap
mengetahui segalanya dalam satu hari. Pengetahuan sejati harus
dihargai, bukan? Sekarang aku sudah terlambat untuk suatu pertemuan,
dan harus cepat-cepat pergi."
Maureen memegang lengan Sinclair untuk menahannya. "Lord Sinclair,
dalam surat itu kau menyebut tentang ayahku.
Aku harap setidaknya kau mau menceritakan apa yang kau ketahui
tentang dia."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair menatap Maureen, sikapnya melunak. "Manis," katanya ramah,


"aku menyimpan surat yang ditulis oleh ayahmu. Aku rasa kau akan
sangat tertarik. Surat itu tidak aku bawa, tapi ada di chateau. Itulah
salah satu alasanku memintamu datang dan menginap di sana. Dan Bapa
Healy juga, tentunya."
Maureen membisu. "Surat? Apakah kau yakin surat itu ditulis ayahku?"
"Bukankah nama ayahmu Edouard Paul Paschal, dieja dengan bahasa
Prancis? Dan bukankah ia menetap di Lousiana?"
"Ya," jawab Maureen hampir berbisik.
"Maka surat itu pasti darinya. Aku menemukannya dalam arsip keluarga
kami."
"Tapi apa isinya?"
"Nona Paschal, akan sangat tidak adil bagiku jika harus mengatakannya
karena ingatanku tidak baik. Aku akan
dengan senang hati menunjukkannya padamu saat kau datang ke
Languedoc. Sekarang, aku benar-benar harus pergi. Aku sudah
terlambat. Jika kau membutuhkan sesuatu, telepon saja nomor di surat
undangan itu dan berbicaralah dengan Roland. Ia akan membantu apa
pun kebutuhanmu. Apa saja, tinggal katakan."
Sinclair cepat-cepat pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Ia
melontarkan ucapan terakhir lewat bahunya. "Oh, dan aku rasa kau
sudah mempunyai peta. Ikuti saja Garis Magdalena."
Bunyi langkah kaki lelaki Skotlandia itu, yang mening galkan gereja
dengan tergesa-gesa, bergaung di gereja yang beratap tinggi.
Tinggallah Maureen dan Peter saling menatap tak berdaya.

Maureen dan Peter membicarakan pertemuan aneh mereka dengan


Sinclair saat makan siang di suatu kafe Tepian Kiri. Opini mereka
tentang Sinclair berbeda-beda. Peter curiga hingga ke batas jengkel.
Maureen terpesona hingga ke batas terpikat.
Usai makan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan menelusuri Jardin
du Luxembourg.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sebuah keluarga dengan anak-anak yang nakal tengah berpiknik di


taman saat mereka lewat. Dua anak yang lebih kecil berlari mengejar
bola, dan ke arah satu sama lain, sementara kakak-kakak dan orangtua
mereka memberi semangat. Peter berhenti untuk menonton mereka,
ekspresi wajahnya sendu.
"Ada apa?" tanya Maureen memerhatikan.
"Tidak apa-apa. Aku cuma memikirkan orang-orang di rumah. Saudara-
saudara perempuanku, anak-anak mereka.
Kautahu, sudah dua tahun aku tidak pulang ke Irlandia. Apalagi kau,
lebih lama lagi."
"Dengan pesawat, hanya memakan waktu satu jam saja dari sini."
"Aku tahu. Percayalah, aku juga memikirkannya. Kita lihat saja nanti.
Jika ada waktu, aku akan pergi ke sana selama beberapa hari."
"Pete, aku sudah dewasa dan mampu mengurus diri sendiri. Mengapa kau
tidak mengambil kesempatan selagi di sini?"
"Dan meninggalkanmu di tangan Sinclair? Kau sudah gila, ya?"
Bola yang kini berada dalam kekuasaan anak yang lebih tua, melayang ke
arah Peter. Ia menahannya dengan kaki lalu menendangnya ke arah
anak-anak itu. Setelah melambaikan tangan untuk menyemangati
mereka, Peter melanjutkan jalanjalannya bersama Maureen.
"Apakah kau pernah menyesali keputusanrnu?"
"Keputusan apa? Pergi bersamamu?"
"Bukan. Menjadi pendeta."
Peter berhenti mendadak, kaget mendengar pertanyaan itu.
"Mengapa kau bertanya seperti itu?"
"Mengawasi kau tadi. Kau suka anak-anak. Kau bisa menjadi seorang
ayah yang hebat."
Peter melanjutkan langkahnya saat menjelaskan. "Tak ada penyesalan.
Aku merasakan panggilan dan aku mengikutinya.
Aku masih merasakan panggilan itu dan rasanya aku
akan selalu merasakannya. Aku tahu, kau sulit memahami hal ini."
"Aku masih sulit memahaminya." "Hmm. Kautahu apa yang ironis?"
"Apa?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kaulah alasanku menjadi pendeta."


Sekarang giliran Maureen yang berhenti. "Aku? Bagaimana? Mengapa?"
"Aturan gereja yang ketinggalan zaman membuatmu menjauhi iman. Ini
sering terjadi, tapi sebenarnya tak perlu.
Dan sekarang ada banyak ordo ordo pemuda, progresif, cendekiawan
yang berusaha memasukkan spiritualitas ke dalam abad dua puluh satu
sehingga mudah diakses kalangan muda. Aku mendapatkan ini dalam
Yesuit yang pertama kutemukan di Israel. Mereka berusaha mengubah
sebab yang membuatmu menjauh. Aku ingin berpartisipasi dalam usaha
itu.
Aku ingin membantumu menemukan keimananmu lagi. Kau, dan orang-
orang lain yang sepertimu."
Maureen menatap Peter, berusaha keras menahan air mata yang
menggenang di balik matanya.
"Mengapa tidak kau katakan padaku sebelumnya." Peter mengangkat
bahu. "Kau tak pernah bertanya."

.. .Penderitaan terakhir Easa adalah siksaan berat bagi kami. terutama


bagi Petrus. Tidak jarang ia menangis dalam tidurnya, namun ia tak mau
memberitahu apa sebabnya, tak pula ia mengizinkan kami menolongnya.
Akhirnya aku mengetahui kebenaran itu dari mulut Bartolomeus. ia
mengatakan bahwwa filipus tidak berniat melukaiku dengan kenangan
buruk seperti itu. Namun setiap malam. Filipus dihantui pikiran tentang
penderitaan Easa. tentang bagaimana ia terluka.
Lelaki-lelaki itu menunjukkan rasa hormatnya padaku seakan akulah
satu-satunya orang di antara kami yang mengetahui semangat Easa.
Selama kami di Mesir. Bartolomeus menjadi muridku yang paling
berbakti. Ia ingin tahu sebanyak mungkin dan secepat mungkin. Ia
begitu bersemangat, haus ilmu, bak seorang kelaparan merindukan roti.
Seakan-akan penderitaan Easa menimbulkan lubang dalam dirinya, yang
hanya bisa diisi dengan ajaran-ajaran JalanNya. Belakangan aku tahu.
ada suatu panggilan khusus yang membuatnya menyebarkan firman-
firman Cinta dan Cahaya ke seluruh bumi. dan bahwa orang lain akan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berubah olehnya. Maka setiap malam, ketika anak-anak dan yang lainnya
terlelap. kuberitakan rahasia-rahasia itu kepada Bartolomeus. Ia akan
siap ketika waktunya tiba.
Tapi alu tak tahu bagaimana jika aku adalah dia. Aku mencintainya
seperti darah dagingku sendiri. Dan aku mencemaskannya-karena
keindahan dan kemurniannya tak akan dipahami oleh orang lain
sebagaimana yang dipahami orang-orang yang sangat mencintainya. Dia
lelaki yang jujur.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

Tujuh

Wilayah Languedoc, Prancis 22 Juni, 2005

Kehijauan wilayah pedesaan Prancis berkelebat di jendela kereta api


berkecepatan tinggi. Perhatian Maureen dan Peter tidak tertuju pada
pemandangan, melainkan terserap sepenuhnya ke berbagai peta, buku,
dan kertas yang terserak di hadapan mereka.
"Et in arcadia ego," gumam Peter sembari menulis asalasalan di buku
catatan warna kuning. "Et... in... Arcadia... e-go..."
Ia begitu khusyuk memerhatikan peta Prancis, khususnya bagian tengah
yang bergaris merah. Ia menunjuk garis itu. "Lihatlah, garis Meridian
Paris melewati Languedoc, di sebelah bawah, di kota ini. Arques. Nama
yang sungguh menarik."
Peter melafalkan nama kota itu, bunyinya mirip dengan "Ark".
"Seperti pada Noah's Ark (Bahtera Nuh) atau Ark of the Covenant
(Tabut Perjanjian)?" Maureen sangat penasaran, ke mana persoalan ini
mengarah.
"Tepat. Ark adalah kata Latin yang multimakna. Umumnya berarti
wadah, tapi bisa juga berarti kuburan.
Tunggu sebentar, lihat yang ini."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter mengambil buku catatan itu lagi, juga pena. Ia mulai


menggoreskan huruf-huruf Et in Arcadia ego. Di bagian atas kertas, ia
menulis ARK dengan huruf kapital hitam. Di bawahnya, ia menulis ARC
dengan gaya yang sama.
Maureen mendapat ide. "Oke, bagaimana jika begini? ARC. ARC - ADIA.
Barangkali kata ini mengacu pada suatu tempat legendaris di Arcadia.
Barangkali, Arcadia adalah gabungan beberapa kata? Apakah ada
artinya dalam bahasa Latin?"
Peter menulis dengan huruf kapital: ARC A DIA "Bagaimana?" tanya
Maureen tidak sabaran. "Apakah ada artinya?"
"Jika ditulis seperti ini, bisa berarti 'Bahtera Tuhan'. Dengan sedikit
imajinasi, kalimat ini bisa berarti 'dan dalam Bahtera Tuhan aku
berada'."
Peter menunjuk kota Arques di peta. "Barangkali kautahu tentang
sejarah Arques? Jika ada legenda suci yang terkait dengan kota ini
maka kalimat itu bisa berarti 'dan dalam desa Tuhan aku berada'. Ini
hanya perkiraan, tapi inilah jawaban terbaik yang bisa kupikirkan."
"Permukiman Sinclair berada tepat di luar Arques."
"Ya, tapi bukankah itu tidak menjelaskan mengapa Nicolas Poussin
membuat lukisan itu empat ratus tahun lalu? Atau mengapa kau
mendengar suara-suara di Louvre ketika kau memandang lukisan ini.
Kupikir, kita mesti memisahkan Sinclair dari persoalan-persoalan ini
barang sejenak."
Peter berkeras menyingkirkan pentingnya Sinclair dari pengalaman
Maureen. Gadis ini telah beberapa tahun menerima visi-visi Magdalena,
jauh sebelum ia mendengar
tentang Berenger Sinclair.
Maureen mengangguk setuju. "Jadi, kita anggap saja Arques dikenal
sebagai wilayah suci karena alasan tertentu, atau 'desa Tuhan', berarti
Poussin memberitahukan kita bahwa ada sesuatu yang penting di sana, di
Arques? Begitukah teorinya? 'Dan dalam desa Tuhan aku berada?'"
Peter mengangguk, kelihatan merenung. "Hanya perkiraan. Tapi kupikir
wilayah sekitar Arques layak dikunjungi, bagaimana menurutmu?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Hari itu adalah hari pasar di desa Quillan. Kota di kaki gunung Pyrenees,
Prancis, itu ramai dengan aktivitas berkaitan dengan acara mingguan ini.
Penduduk daerah pedalaman Languedoc bergegas dari satu kios ke kios
lain. Mereka memborong hasil bumi dan ikan yang diangkut dari
Mediterania.
Maureen dan Peter menelusuri pasar. Di tangan Maureen ada duplikat
lukisan Gembala Arcadia. Seorang pedagang buah melihatnya dan
tertawa sambil menunjuk ke lukisan itu.
"Ah, Poussin!"
Ia mulai memberondong mereka dengan petunjuk petunjuk dalam bahasa
Prancis. Peter memintanya berbicara lebih lambat.
Putra pedagang itu, usianya sepuluh tahun, memerhatikan Maureen
dengan pandangan bingung sementara sang ayah berbicara dengan Peter
dalam bahasa Prancis. Sang anak memutuskan untuk mencoba berbicara
dalam bahasa Inggris, meski terpatah-patah.
"Anda ingin ke kuburan Poussin?"
Maureen mengangguk senang. Ia baru tahu bahwa kuburan dalam lukisan
itu benar-benar ada. "Ya. Oui!"
"Oke. Pergilah ke jalan utama dan ikuti jalan itu. Jika Anda melihat
gereja, belok ke kiri. Kuburan Poussin ada di puncak bukit."
Maureen berterima kasih pada bocah itu. Lalu ia membuka tasnya, dan
mengeluarkan uang lima euro. "Merci, merci beaucoup," katanya pada
anak laki-laki itu sambil menyelipkan uang ke tangannya. Anak itu
tersenyum lebar.
"De rien, Madame! Bon chance," teriak pedagang buah itu ketika
Maureen dan Peter meninggalkan pasar. Putranya melontarkan kalimat
terakhir. "Et in Arcadia ego!" Bocah itu tertawa, lalu berlari untuk
membeli permen dengan uang yang baru diterimanya.

Maureen dan Peter berusaha menyatukan petunjuk petunjuk dari ayah


dan anak tadi, yang akhirnya membawa mereka ke jalan yang benar.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter mengemudikan mobil pelan-pelan agar Maureen bisa mengawasi


wilayah itu lewat jendela kursi belakang.
"Di sana! Benar, 'kan? Di puncak bukit itu?"
Peter meminggirkan mobil di tepi lereng yang ditutupi pepohonan
pendek dan rerumputan. Di belakang kumpulan semak belukar itu,
mereka bisa melihat batu persegi empat, puncak kuburan itu.
"Aku pernah melihat kuburan yang terpisah seperti ini di Tanah Suci(1).
Ada beberapa yang semacam ini di wilayah Galilee," jelas Peter. Lalu ia
tercenung sesaat,

1 Yerusalem.

seolah ada sesuatu yang ia pikirkan. "Ada apa?" tanya Maureen.


"Aku baru ingat, ada satu kuburan seperti ini di jalan menuju Magdala.
Mirip sekali dengan kuburan ini. Bahkan bisa dibilang sama."
Mereka menyisir tepi jalan, mencari jalur yang menuju ke kuburan itu.
Ada satu, jalur itu sepertinya dipenuhi semak belukar. Maureen
berhenti di ujung jalur itu, ia berjongkok.
"Lihat ini, segala yang berserakan ini bukan tumbuhan hidup."
Peter jongkok di sampingnya dan memungut ranting dan semak-semak
yang disebarkan di sepanjang jalur itu. "Kau benar."
"Sepertinya seseorang sengaja menyamarkan jalur ini," kata Maureen.
"Mungkin hanya pekerjaan pemilik tanah. Barangkali ia bosan melihat
orang seperti kita menerobos tanahnya. Wisatawan berdatangan ke
tempat ini sejak empat ratus tahun lalu. Siapa pun bisa menjadi jengkel
karenanya."
Mereka bergerak hati-hati, melangkah di antara semak, menelusuri
jalur itu hingga ke puncak bukit. Ketika kuburan granit berbentuk
persegi empat itu sudah dihadapan mereka, Maureen mengeluarkan
duplikat lukisan Poussin dan membandingkannya dengan wilayah di
sekelilingnya. Daerah bebatuan tepat di belakang kuburan serupa
dengan yang terlihat di lukisan.
"Keduanya sama."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter mendekati struktur itu dan mengusap permukaan kuburan.


"Kecuali kuburan ini begitu mulus," katanya sambil mengamati. "Tak ada
pahatan."
"Jadi, pahatan itu hanya rekaan Poussin?" Maureen
membiarkan pertanyaan itu menggantung di udara. Ia sendiri berjalan
mengitari sarkofagus. Melihat bagian belakang kuburan ditutupi semak
dan ranting, Maureen berusaha menyingkirkannya. Setelah bersih,
bagian belakang itu menjadi jelas dan membuatnya berteriak memanggil
Peter.
"Ke marilah! Kau harus melihat!"
Peter berdiri di sampingnya, membantu Maureen menahan semak-semak
itu. Ketika ia lihat sumber yang membuat Maureen terpekik, ia
menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya.
Pahatan di bagian belakang kuburan itu ternyata pola sembilan lingkaran
yang mengelilingi cakram pusat.
Tampilannya sama seperti desain pada cincin kuno di jari Maureen.

Maureen dan Peter bermalam di sebuah hotel kecil di Couiza, beberapa


mil dari Arques. Tammy yang memilihkan lokasi itu karena letaknya
dekat dengan suatu tempat misterius bernama Rennes-le-Chateau.
Kalangan esoteris mengenalnya sebagai Desa Misteri. Senja itu, Tammy
sedang terbang menuju Languedoc.
Mereka bertiga sepakat untuk bertemu di ruang sarapan, esok pagi.
Tammy muncul tiba-tiba di ruang sarapan. Di sana, Maureen dan Peter
tengah menikmati kopi sembari menunggunya.
"Maaf, aku terlambat. Penerbangan menuju Carcas-sonne ditunda, dan
aku tiba lepas tengah malam. Aku sulit sekali tidur dan kemudian sulit
bangun."
"Aku cemas karena tidak mendengar kabar darimu semalam," ujar
Maureen.
"Apakah kau mengemudi mobil dari Carcassonne?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak. Ada teman-teman yang datang untuk ke pesta Sinclair besok


malam. Aku pergi bersama mereka. Salah seorang di antara mereka
penduduk di sini. Dialah yang menjemput kita."
Maureen dan Peter terlihat bingung. "Mengapa?" tanya mereka
serentak.
"Sinclair marah karena kita menginap di hotel. Ia meninggalkan pesan
untukku semalam. Ia menyediakan kamar di chateau untuk kita semua."
Peter terlihat khawatir. "Aku tak suka ide ini." Ia menyerahkan
persoalan ini ke Maureen. "Aku lebih suka tetap tinggal di sini. Kupikir
akan lebih aman untukmu. Hotel ini wilayah yang netral. Kita bisa
kembali ke sini jika ada sesuatu yang membuatmu merasa tidak nyaman."
Tammy merasa kesal. "Coba dengar, apakah kalian tahu, berapa banyak
orang yang sangat ingin menerima undangan ini? Chateau adalah tempat
yang mengagumkan. Rasanya seperti berada di museum. Jika kalian
menolak, Sinclair akan tersinggung. Kalian tentu tidak menginginkan hal
ini terjadi.
Terlalu banyak yang bisa ia tawarkan."
Maureen tak tahu harus bagaimana. Ia menatap kedua temannya
bergantian. Peter benar hotel ini adalah wilayah yang netral. Namun ia
mengkhayalkan bagaimana rasanya tinggal di chateau. Kesempatan itu
membuatnya bisa mengamati lebih dekat Berenger Sinclair yang penuh
teka-teki.
Tammy mencium dilema Maureen. "Sudah kukatakan, Sinclair itu tidak
berbahaya. Bahkan kupikir, ia lelaki yang
luar biasa." Ia memandang Peter, "Tapi, jika kau memiliki pandangan lain,
anggap saja kesempatan itu 'Tetap membuat temantemanmu mendekat,
tetapi membuat musuhmu lebih dekat lagi'."
Ketika acara sarapan itu selesai, Tammy telah berhasil meyakinkan
mereka untuk keluar dari hotel. Peter mengawasi wanita itu dengan
seksama ketika mereka makan. Ia mencamkan bahwa Tammy adalah
perempuan yang mahir membujuk.

Rennes-le-Chateau Prancis 23 Juni 2005

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau tak akan menemukan tempat itu pada kesempatan pertama. Kecuali
ada orang yang menunjukkan jalan." Tammy memberi arahan-arahan dari
kursi belakang. "Belok kanan lihat jalan kecil di sana? Jalan itu menuju
Rennes-le-Chateau di puncak bukit."
Jalan sempit yang menanjak dan penuh belokan tajam itu belum diaspal.
Di puncak bukit, terpancang papan petunjuk yang sebagiannya tertutup
semak. Di papan itu tertera nama desa kecil.
"Kau bisa parkir di sini." Tammy mengarahkan mereka ke suatu tanah
kosong yang kecil dan berdebu, tepat di jalan masuk desa.
Begitu keluar mobil, Maureen melihat arlojinya. Ia melihat dua kali
sebelum berkomentar. "Aneh, arlojiku mati. Padahal sebelum
meninggalkan AS, aku telah memasang baterai baru."
Tammy tertawa. "Nah, kelucuan telah dimulai. Waktu memiliki makna
baru di pegunungan misterius ini. Aku jamin, arlojimu akan kembali
normal setelah kita
meninggalkan wilayah ini."
Peter dan Maureen saling berpandangan lalu membuntuti Tammy. Tanpa
berusaha menjelaskan, ia terus saja berjalan sembari melemparkan
guyonan ke Peter dan Maureen yang berjalan di belakangnya. "Hadirin,
sekarang kita memasuki Zona Antah-berantah."
Desa itu sendiri terkesan menyeramkan, seperti wilayah yang diabaikan
waktu. Ukurannya luar biasa mungil dan terlihat lain daripada yang lain.
"Adakah orang yang tinggal di sini?" tanya Peter.
"Oh, ya. Desa ini benar-benar berfungsi. Penduduknya tidak sampai dua
ratus, tapi tetap penduduk seperti di wilayah yang lain."
"Sepi sekali," ujar Maureen sambil mengamati.
"Memang selalu seperti ini," jelas Tammy, "hingga bus tur mengeluarkan
penumpangnya." Ketika mereka memasuki desa, di sebelah kanan mereka
tampak sisa-sisa chateau, sebuah rumah yang nyaris hancur yang
darinyalah desa ini memperoleh nama.
"Itu Chateau Hautpol. Puri itu dulu milik para Ksatria Templar saat
Perang Salib. Lihat menaranya?" Tammy menunjuk menara kecil yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sudah usang. "Jangan terkecoh dengan lokasinya yang terpencil dan


kondisinya yang sudah rusak.
Menara Alkemi adalah landmark esoteris yang paling penting di Prancis.
Bahkan barangkali di dunia."
"Kurasa kau akan menjelaskan sebabnya?" Peter merasa kejengkelannya
menjadi-jadi. Ia sudah letih dengan permainanpermainan yang dibungkus
dalam misteri. Ia ingin segera memperoleh jawaban yang masuk akal.
"Akan kukatakan padamu, tapi nanti. Karena tak a-kan ada artinya
kecuali kau sudah mengetahui sejarah
desa ini. Kita tunda jawabannya. Akan kujelaskan dalam perjalanan
pulang."
Mereka melewati sebuah toko buku kecil di sebelah kiri. Toko itu tutup,
namun buku-buku yang menampilkan simbolisme berhala terpajang di
balik jendela.
"Tidak sama dengan jemaat Katolik di desa pertanianmu, ya?" bisik
Maureen kepada Peter sementara Tammy berjalan di depan mereka.
"Sepertinya begitu," Peter mengiakan sembari menatap jajaran buku-
buku aneh dan perhiasan berbentuk bintang bersudut lima di jendela.
Ada keanehan lain di dinding seberang jalan sempit itu yang menarik
perhatian Maureen saat mereka mengikuti Tammy melewati jalan-jalan
tua berbatu. Ukiran di samping sebuah rumah, posisinya sejajar mata,
terlihat seperti gambar jam matahari. Bagian inti logam telah lama
copot, menyisakan lubang lapuk di tengah-tengahnya. Jika dilihat dari
dekat, gambar itu sangat tidak biasa. Mereka memulai dengan nomor
sembilan dan terus hingga nomor tujuh belas. Kegiatan ini memakan
waktu setengah jam. Namun goresan di atas angkaangka itu tetap
serangkaian simbol yang terkesan misterius.
Peter memandang lewat bahu Maureen saat ia menunjukkan simbol yang
sungguh ganjil. "Menurutmu, apa arti simbol ini?"
ia bertanya pada Peter.
Tammy mendekati mereka. Ia tersenyum bak kucing yang baru
menghabiskan krim. "Jadi kalian telah menemukan keganjilan penting
pertama di RLC," katanya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"RLC?"
"Rennes-le- Chateau. Begitu sebutan orang karena nama lengkapnya
terlalu panjang. Kalian mesti belajar
menggunakan dialek lokal agar bisa menyesuaikan diri di pesta besok
malam."
Maureen kembali menatap ukiran di dinding. Peter pun mengawasi
dengan seksama.
"Aku mengenali simbol-simbol ini. Planet-planet. Itu bulan, dan
Merkurius. Apakah itu matahari?" Ia menunjuk lingkaran dengan titik di
bagian tengah.
"Benar," jawab Tammy. "Dan itu Saturnus. Simbol selebihnya
berhubungan dengan astrologi. Ini Libra, Virgo, Leo, Cancer, dan ini
Gemini."
Sepuah pikiran melintas di kepala Maureen. "Adakah Scorpio di sini?
Atau Sagitarius?"
Tammy menggeleng, namun ia menunjuk ke sebelah kiri jam matahari
dengan posisi seperti jam tujuh pada permukaan jam biasa.
"Tidak ada. Kalian lihat lokasi tempat tanda-tanda ini berakhir? Itu
planet Saturnus. Jika tanda-tanda berlanjut dengan arah yang
berlawanan dari arah jarum jam, kalian akan menemukan Scorpio diikuti
Libra dan kemudian Sagitarius."
"Kenapa berhenti di lokasi yang sangat aneh?" tanya Maureen.
"Dan apa artinya?" Peter jauh lebih tertarik dengan jawaban.
Tammy mengangkat kedua tangannya, syarat bahwa ia tak bisa
menjelaskan. "Kami rasa ada hubungannya dengan susunan planetarium.
Selain itu, kami benar-benar tidak tahu."
Maureen terus memandangi gambar itu. Ia tengah membayangkan
lukisan fresco Sandro di Louvre dan berusaha memastikan apakah
lukisan itu ada kaitannya dengan kalajengking. Maureen ingin tahu, kira-
kira apakah
manfaat jam matahari yang aneh ini, jika pun ada. "Apakah ini seperti
ungkapan 'ketika bulan berada di rumah ketujuh dan Yupiter sejajar
dengan Mars'?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Jika kalian berdua akan menyanyikan 'The Age of Aquarius', aku pergi
saja," ujar Peter.
Mereka semua tertawa. Tammy kemudian menjelaskan, "Tapi dia benar.
Barangkali ada kaitannya dengan susunan planetarium tertentu. Dan
karena gambar itu ditempatkan di sini, di depan rumah utama, bisa
diasumsikan gambar itu penting untuk diketahui seluruh penghuni desa."
Tammy memimpin mereka menjauhi jam matahari itu dan mengakhiri
tur. Mereka menuju vila nun di atas. "Sentra desa ini adalah museum dan
wilayah vila. Letaknya di atas, persis di hadapan kita."
Di ujung jalan sempit di depan mereka, berdiri sebuah bangunan rumah,
sebuah vila yang tersusun dari bebatuan artistik. Menara batu yang
bentuknya aneh mencuat di suatu bagian di belakangnya, menyatu
dengan lereng gunung.
"Misteri desa ini terpusat pada kisah yang sangat aneh tentang seorang
pendeta terkenal atau bahkan legendaris yang tinggal di sini pada akhir
abad 18. Abbe Berenger Sauniere."
"Berenger? Bukankah itu nama depan Sinclair?" tanya Peter.
Tammy mengangguk. "Ya, dan itu bukan kebetulan. Kakek Sinclair
berharap jika cucunya diberi nama yang sama, barangkali ia akan
mewarisi sifat-sifat nama yang disandangnya.
Sauniere menjaga sejarah dan misteri lokal tanpa kenal takut.
Dan ia sangat berbakti pada warisan Maria Magdalena.
"Omong-omong, ada berbagai legenda yang menceritakan penemuan
Abbe di sini, ketika ia akan merestorasi gereja.
Sebagian orang percaya bahwa ia menemukan harta terpendam Rumah
Tuhan (Temple) Yerusalem yang hilang. Karena chateau di sebelahnya
terkait dengan Ksatria Templar maka tidak mustahil mereka
menggunakan permukiman terpencil ini untuk menyembunyikan barang
rampasan dari Tanah Suci. Siapa yang akan mencari barang berharga di
sini? Dan sebagian orang mengatakan bahwa Sauniere menemukan
dokumen-dokumen yang luar biasa berharga. Apa pun itu membuatnya
sangat kaya, secara mendadak secara misterius. Sepanjang hidupnya, ia
menghabiskan banyak uang padahal gajinya sebagai pendeta lokal hanya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sekitar dua puluh lima dolar setahun. Lalu, dari mana ia mendapatkan
uang?
"Dulu, di tahun 1980-an, trio peneliti Inggris menulis buku tentang
Sauniere dan harta kekayaannya yang misterius. Buku itu laris. Di AS
judulnya Holy Blood, Holy Grail, dan dianggap klasik oleh kalangan
esoteris. Sayangnya, buku itu menimbulkan semangat berburu harta
karun ke daerah ini. Sumber daya alam dieksploitasi, dan sejumlah
landmark dirusak oleh fanatikus agama dan pemburu harta. Sinclair
bahkan menempatkan penjaga bersenjata di tanahnya untuk melindungi
kuburan itu."
"Kuburan Poussin?" tanya Maureen.
Tammy mengangguk. "Tentu saja. Itulah bagian inti keseluruhan misteri,
berkat Para Gembala dari Arcadia."
"Kami ke kuburan kemarin. Aku tidak melihat seorang penjaga pun," ujar
Peter.
Tammy tertawa terkekeh-kekeh. "Itu karena kedatangan kalian
diterima. Percayalah, jika kalian datang ke sana, dia tahu.
Dan jika kedatangan kalian tidak ia inginkan, kalian yang akan tahu."
Mereka sampai di sebuah bangunan besar yang mendominasi desa. Pada
papan penunjuk, tertera tulisan "Villa Bethania Kediaman Berenger
Sauniere".
Begitu mereka melewati pintu museum, Tammy tersenyum dan
mengangguk pada wanita di meja depan yang melambaikan tangan,
menyuruh mereka masuk.
"Bukankah kita harus membeli karcis?" tanya Maureen ketika mereka
melewati papan yang menunjukkan harga karcis.
Tammy menggeleng. "Tidak, mereka sudah mengenalku. Aku
memanfaatkan museum ini sebagai latar dokumentasi sejarah alkemi."
Ia memimpin mereka melewati kotak kaca yang memajang jubah
kependetaan yang dikenakan Abbe Sauniere pada abad 19. Peter
berhenti untuk melihat-lihat pakaian ini sementara Tammy terus
berjalan ke ujung lorong. Ia berhenti di depan pilar batu kuno yang
berukir salib.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Namanya Pilar Ksatria dan diyakini diukir oleh Visigoth pada abad 18.
Dulu, pilar ini ditempatkan di altar gereja lama.
Ketika Abbe Sauniere memindahkan pilar ini saat restorasi vila, ia
menemukan perkamen yang berisi sandi-sandi misterius, atau begitulah
yang mereka katakan."
Tempat pemajangan perkamen telah diperluas oleh kurator museum
agar kodenya terlihat lebih jelas. Surat-surat bertinta tebal
berserakan, tapi jika dilihat
lebih seksama, penempatannya tidaklah acak. Maureen menunjuk tulisan
ET IN ARCADIA EGO dalam huruf kapital hitam.
"Tulisan itu lagi," kata Maureen pada Peter. Ia beralih ke Tammy. "Lalu
apa artinya? Apakah itu sebuah kode?"
"Setidaknya ada lima puluh teori yang pernah kudengar yang
menyebutkan makna frasa itu. Bahkan hal ini memicu industri pondokan
yang muncul nyaris dengan sendirinya."
"Peter menemukan teori menarik ketika di kereta dalam perjalanan ke
sini," sela Maureen. "Ia pikir ada kaitannya dengan desa Arques. 'Di
Arques, desa Tuhan, aku berada'."
Kelihatannya Tammy terkesan. "Dugaan yang bagus, Padre.
Kepercayaan yang paling umum adalah penjelasan anagram Latin. Jika
kita mengubah posisi huruf-hurufnya, maka kalimat itu berbunyi 'I tego
arcana Dei'."
"Aku menyembunyikan rahasia-rahasia Tuhan," Peter menerjemahkan.
"Ya. Tidak banyak membantu, bukan?" Tammy tertawa.
"Ayolah, aku ingin mengajak kalian melihat bangunan ini dari luar."
Peter masih memikirkan kuburan Poussin. "Tunggu sebentar. Tidakkah
itu artinya ada sesuatu yang disembunyikan di dalam kuburan? Jika
kalimat-kalimat itu disatukan maka hasilnya 'Di Arques, desa Tuhan, aku
menyembunyikan rahasia'."
Maureen dan Peter menunggu tanggapan Tammy. Yang ditunggu
termenung sejenak. "Teori itu sama bagusnya dengan teori lain yang
pernah kudengar. Sayangnya,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kuburan itu telah berkali-kali dibuka dan diteliti. Kakek Sinclair


rnengeksvakasi tiap inci properti itu hingga seluas satu mil persegi
sekitar kuburan. Dan Berenger telah menggunakan segala macam
teknologi untuk mencari harta karun-ultrasound, radar, dan lain-lain."
"Dan mereka tidak menemukan apa-apa?" tanya Maureen.
"Tidak sama sekali."
"Barangkali ada orang lain yang lebih dulu mengambilnya," Peter
menduga. "Bagaimana dengan pendeta Sauniere?
Mungkinkah itu yang membuatnya sangat kaya? Harta karun yang ia
temukan?"
"Banyak orang menduga begitu. Tapi anehnya, hingga kini tak seorang
pun tahu rahasia Sauniere. Padahal telah dilakukan riset selama
beberapa dasawarsa baik oleh pria maupun wanita yang begitu gigih."
Tammy memimpin mereka melewati pekarangan indah yang didominasi
air mancur berdinding batu dan marmer.
"Terlalu mencolok untuk suatu lingkungan jemaat sederhana di abad
19?" Peter berkomentar.
"Begitu, ya. Dan anehnya lagi, meski telah mengeluarkan banyak uang
untuk membangun tempat ini, Abbe Sauniere tak pernah tinggal di sini.
Bahkan sebenarnya ia enggan menetap di sini. Akhirnya, ia menyerahkan
kediaman ini ke...pelayannya."
"Kau berhenti sebelum menyebut 'pelayannya'," kata Peter jeli.
"Yah, banyak orang percaya wanita itu lebih dari sekadar pelayan.
Bahwa ia pasangan Sauniere." "Tapi bukankah ia pendeta Katolik?"
"Jangan menghakimi, Padre. Itulah moto yang selalu
kupegang."
Maureen tidak mendengarkan pembicaraan mereka, perhatiannya
tertuju pada sebuah patung yang telah lapuk termakan cuaca. "Patung
siapa ini?" "Joan of Arc," jawab Tammy.
Peter mendekat agar bisa melihat patung itu lebih jelas. "Oh ya, benar.
Itu pedang dan benderanya. Tapi, patung ini seperti tidak pada
tempatnya," Peter berkomentar.
"Mengapa?" tanya Maureen.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Dia terkesan...sangat tradisional. Simbol klasik Katolikisme Prancis.


Namun di sini tampaknya tak ada yang lain yang agak konvensional."
"Joanie? Konvensional?" tawa Tammy meledak kembali.
"Tidak dalam bagian ini. Tapi ada pelajaran besar yang bisa diambil dari
sejarah, nanti saja kita bicarakan. Kau ingin melihat sesuatu yang
benar-benar tidak ortodoks? Kau mesti melihat gereja."

Bahkan dalam kehangatan dan cahaya matahari pertengahan musim


panas, Rennes-le-Chateau adalah tempat keanehan dan keremangan.
Maureen merasa ada sesuatu yang mengikutinya.
Suatu siluet yang membuntutinya di setiap belokan kebun. Ini membuat
konsentrasinya buyar. Beberapa kali ia membalikkan badan dengan
cepat, namun tak ada seorang pun di belakangnya.
Desa ini membuatnya mudah kaget. Di tempat aneh ini, arlojinya tidak
mau bekerja dan ia terus merasa diikuti
seseorang. Meski sangat terpesona, Maureen merasa gembira jika bisa
keluar dari sini, lebih cepat lebih baik.
Tammy membawa mereka meninggalkan kebun, menuju sekeliling rumah.
Ketika melewati pekarangan lain, mereka melihat jalan masuk ke gereja
tua yang tersusun dari batubatuan.
"Inilah wilayah kependetaan desa RLC. Ada sebuah gereja berusia
ribuan tahun yang dipersembahkan bagi Maria Magdalena di sini.
Sauniere merenovasinya sekitar tahun 1891, diduga bertepatan dengan
saat ia menemukan dokumen misterius. Ia membawa dokumen-dokumen
itu ke Paris, lalu tibatiba saja ia menjadi miliuner. Ia menggunakan
uangnya untuk membuat sejumlah tambahan yang sangat tidak lazim ke
gereja itu."
Ketika mereka berjalan menuju gereja, Peter berhenti untuk membaca
prasasti berbahasa Latin pada sebuah palang di atas pintu. "Terribilis
est locus iste".
"Terribilis?" tanya Maureen.
"Tempat ini buruk (terrible)," jelas Peter.
"Mengerti maknanya, Padre?" tanya Tammy.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter mengangguk. "Tentu saja." Jika Tammy bermaksud menguji


pengetahuannya tentang Alkitab, ia mesti berusaha lebih keras lagi.
"Kitab Kejadian, bab dua puluh delapan. Yakub mengemukakannya
setelah ia memimpikan tangga menuju surga."
"Mengapa seorang pendeta memilih prasasti semacam itu untuk
diletakkan di atas gerejanya?" tanya Maureen. Ia memandang Peter dan
Tammy untuk memperoleh jawaban.
"Barangkali kau mesti melihat bagian dalam gereja sebelum berusaha
menjawab pertanyaan itu." Ini saran Tammy. Peter menerima saran itu,
ia masuk.
"Agak gelap di sini," Peter memanggil mereka.
"Oh, tunggu sebentar," kata Tammy sambil merogoh tasnya, mencari
koin. Lampu di sana dinyalakan dengan koin."
Ia memasukkan koin euro ke dalam kotak dekat pitu, dan lampulampu
neon menyala. "Pertama kali datang ke sini, aku berusaha memandang
gereja dalam kegelapan. Saat kunjungan kedua, aku membawa lampu
senter. Ketika itulah seorang pengurus bangunan menunjukkan kotak
koin itu. Dengan begitu para turis bisa menyumbangkan sesuatu untuk
gereja. Lampu-lampu akan menyala sekitar dua puluh menit."
"Apa itu?" pekik Peter. Ketika Tammy tengah menjelaskan
pengoperasian lampu, Peter menoleh ke patung setan yang
menyeramkan, yang berjongkok di ambang gereja.
"Oh, itu Rex. Hai, Rex," canda Tammy ke arah wajah patung itu. "Ia
seperti maskot resmi Rennes-le-Chateau.
Sebagaimana segala yang lain di sini, ada segudang teori yang
menjelaskan patung ini. Sebagian mengatakan bahwa ia iblis Asmodeus,
penjaga rahasia dan harta karun tersembunyi.
Lainnya mengatakan ia adalah Rex Mundi dalam tradisi Cathar.
Aku memilih penjelasan terakhir."
"Rex Mundi. Raja Dunia?" Peter menerjemahkan.
Tammy mengangguk dan menjelaskan ke Maureen. "Cathar mendominasi
wilayah ini pada Abad Pertengahan. Ingatlah, di sini ada gereja yang
berdiri sejak 1059, ketika Catharisme mencapai puncaknya. Mereka

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

percaya makhluk yang lebih rendah adalah penjaga planet bumi, yakni
iblis yang mereka namakan Rex Mundi Raja Dunia.
Jiwa kita senantiasa berjuang untuk mengalahkan Rex dan merebut
kerajaan Tuhan, ranah roh. Rex mencerminkan godaan duniawi dan
fisik."
"Tapi, apa yang ia lakukan di gereja Katolik yang kudus?" tanya Peter.
"Ia dikalahkan para malaikat, tentu saja. Lihatlah di atasnya." Patung
empat malaikat yang membuat tanda salib, menjulang di atas punggung
iblis. Keempatnya berdiri pada wadah air suci yang bentuknya seperti
cangkang kerang raksasa.
Peter membaca prasasti itu keras-keras kemudian menerjemahkannya
ke dalam bahasa Inggris. "Par ce signe tu le vaincrais. Dengan tanda ini,
aku menaklukkannya."
"Kebaikan mengalahkan kejahatan. Roh menundukkan materi. Malaikat
mengungguli setan. Tidak ortodoks memang, tapi itulah Sauniere."
Tammy mengusap leher patung iblis itu.
"Lihat ini? Beberapa tahun lalu, seseorang menerobos gereja dan
memenggal kepala Rex. Kepala ini dibuat untuk menggantikannya. Tidak
ada yang tahu apakah mereka pemburu harta atau penganut Katolik yang
marah dan mengarahkannya ke simbol dualis di wilayah suci.
Sepengetahuanku, ia satusatunya patung iblis dalam gereja Katolik.
Bukankah demikian, Padre?"
Peter mengangguk. "Harus kukatakan, aku tidak melihat patung ini di
gereja Katolik Roma. Pada dasarnya, ini adalah penistaan agama."
"Cathar adalah sekte dualis. Mereka percaya pada dua kekuatan ilahiah
yang berlawanan. Yang satu bekerja demi kebaikan dan berusaha
menyucikan esensi roh, sementara yang satunya lagi bekerja demi
kejahatan dan
berjuang mengotori dunia materi," jelas Tammy. "Lihatlah lantai ini."
Ia mengalihkan perhatian mereka ke ubin yang menyusun lantai gereja.
Ubin hitam dan putih cemerlang membentang seperti papan catur. "Satu
lagi konsesi Sauniere terhadap dualitas hitam dan putih, baik dan buruk.
Sentuhan desain yang eksentrik. Tapi kupikir Sauniere gila seperti

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

serigala. Ia dilahirkan hanya beberapa mil saja dari sini dan ia


memahami pandangan masyarakat setempat. Ia sadar, jemaatnya
keturunan Cathar dan mereka memiliki alasan untuk tidak memercayai
Roma, meski berabad-abad kemudian. Harap jangan tersinggung, Padre."
"Tidak apa-apa," jawab Peter. Ia mulai terbiasa dengan guyonan Tammy.
Sepertinya gadis itu berhati baik, dan Peter benar-benar tidak
terganggu. Bahkan sebenarnya, karakter Tammy mulai mendapat tempat
di hatinya. "Persinggungan Gereja dengan ajaran Cathar terjadi lewat
peristiwa memilukan.
Aku bisa paham, mengapa masyarakat lokal masih merasa tersinggung."
Tammy beralih ke Maureen. "Satu-satunya Perang Salib resmi
sepanjang sejarah yang merupakan ajang pertarungan sesama umat
Kristen. Pasukan Paus melumpuhkan pasukan Cathar. Tak seorang pun di
sini yang melupakan peristiwa itu.
Jadi, dengan menambahkan unsur Cathar dan Gnostik yang kental ke
gereja ini, Sauniere berhasil menciptakan lingkungan yang membuat
jemaatnya merasa nyaman. Karena itulah, kepatuhan dan kesetiaan
terhadap gereja ini meningkat.
Usahanya berhasil. Masyarakat setempat mencintai-
nya, bahkan hampir-hampir menuhankannya."
Peter menelusuri gereja, tak ada yang ia lewati. Tiap unsur dekorasi
sungguh mengagumkan. Benar-benar cerah, semarak, dan tentunya tidak
konvensional. Ada sebuah patung gips yang dicat, menampilkan tokoh-
tokoh yang bukan orang suci.
Contohnya Santo Roche yang tidak banyak dikenal, sedang mengangkat
baju panjangnya untuk menunjukkan kakinya yang terluka. Atau Santo
Germaine yang ditampilkan sebagai gembala muda sedang menggendong
anak domba. Setiap karya seni dalam gereja itu memiliki sesuatu yang
ganjil atau tidak lazim.
Yang paling menonjol adalah patung pembaptisan Yesus yang berukuran
hampir sama seperti aslinya. Patung itu menunjukkan Yohanes yang
berdiri tegak di hadapan Yesus, berpakaian ala Romawi, lengkap dengan
baju panjang dan jubah, yang tidak pantas untuknya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Mengapa Yohanes Pembaptis ditampilkan dengan pakaian orang


Romawi?" tanya Peter.
Selintas wajah Tammy tampak muram, tapi ia tidak menjawab. Ia justru
terus memberi komentar sambil memimpin mereka menuju altar.
"Menurut legenda lokal, Sauniere sendirilah yang mengecat patung-
patung itu. Kami yakin, dia pula yang mengerjakan karya seni di bagian
belakang dan atas altar, setidaknya sebagian. Ia terobsesi dengan
Mariamu itu." Maureen mengikuti Tammy ke relief, tempat Maria
Magdalena menjadi bagian inti altar.
Terlihat ikon-ikon yang biasa ada di sekitarnya tengkorak di kakinya,
kitab di sampingnya. Maureen memerhatikan salib yang kelihatannya
terbuat dari pohon hidup.
Peter khusyuk memandangi lempengan relief yang
melukiskan Posisi-posisi Salib. Seperti halnya patung-patung tadi, tiap
bagian seni memiliki detail yang aneh atau keganjilan yang bertentangan
dengan tradisi Gereja.
Mereka memerhatikan unsur-unsur yang menakjubkan dalam gereja itu.
Masing-masingnya merupakan bagian baru dari misteri besar yang
mengelilingi mereka.
Tanpa aba-aba, bunyi klik terdengar dalam gereja dan mereka
terperangkap dalam gelap gulita.
Maureen merasa panik dalam kegelapan pekat. Bayangan bayangan yang
mengikutinya, bahkan di tengah siang benderang, membuatnya merasa
tercekik sekarang.
Ia menjerit memanggil Peter.
"Aku di sini," teriak Peter. "Kau di mana?" Akustik dalam gereja
menyebabkan bunyi bergaung dalam gedung sehingga sulit melacak
keberadaan seseorang.
"Aku di dekat altar," teriak Maureen.
"Tidak apa-apa," teriak Tammy. "Jangan panik. Waktu lampu menyala
telah habis, itu saja."
Tammy bergegas ke pintu agar cahaya matahari bisa masuk sehingga
Peter dan Maureen bisa saling menemukan. Maureen mencengkeram

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter dan berlari ke pintu depan gereja. Ia sengaja memandang ke


sebelah kiri agar tidak melihat patung iblis itu lagi.
"Aku tahu, itu hanya masalah mekanis saja, tapi benarbenar
menyeramkan. Keseluruhan gereja ini sungguh...aneh."
Maureen gemetar di bawah matahari Languedoc yang bersinar terang di
siang hari itu. Desa magis yang telah dilupakan waktu ini sungguh
mengganggu, benar-benar di luar ranah pengalaman yang pernah ia
rasakan. Ada semacam kesan kekacauan yang tersembunyi di sini. Meski
desa itu sendiri nyaris ditinggalkan, namun di balik
keheningannya, ada sesuatu yang menulikan telinga. Maureen melirik
pergelangan tangannya dan teringat bahwa arlojinya tidak bekerja sejak
ia tiba di tempat ini. Fakta ini memaksanya merasa tidak nyaman.
Ada pertanyaan yang ingin diajukan Peter kepada Tammy saat wanita ini
memimpin mereka melewati kebun dan mengelilingi Vila Bethania. "Tak
bisa kubayangkan Sauniere mengerjakan semua ini tanpa mendapat
kesulitan dari Gereja."
"Oh, ia memang sering mendapat kesulitan," jelas Tammy.
"Mereka bahkan pernah mencoba mencopot jabatannya dan
menggantinya dengan pendeta lain, namun gagal. Masyarakat di sini
tidak mau menerima siapa pun selain Sauniere, karena ia menyatu
dengan mereka. Ia telah berusaha keras mengambil posisi ini,
berlawanan dengan yang ditulis di kebanyakan buku.
Jadi sungguh lucu, pihak berwenang di RLC menyebut kedatangan
Sauniere ke sini sebagai suatu kebetulan saja.
Percayalah, tak ada satu kejadian pun di sini yang kebetulan.
Banyak sekali kekuatan besar yang berlangsung di
sini."
"Maksudmu kekuatan besar manusia atau kekuatan besar supranatural?"
"Dua-duanya." Tammy memberi isyarat agar mereka mengikutinya. Ia
berjalan menuju menara batu di ujung sebelah barat bangunan,
menjulang di sudut tebing.
"Ayolah, kalian mesti melihat piece de resistance. Tur Magdala."
"Tur Magdala?" Maureen tergelitik mendengar nama

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

itu.
"Menara Magdalena. Dulu, bangunan itu menjadi perpustakaan pribadi
Sauniere. Tapi, pemandangan dari sana sungguh menakjubkan."
Mereka membuntuti Tammy melewati interior menara kecil, melihat
sekilas beberapa barang pribadi Sauniere yang tersimpan dalam kotak
kaca, sebelum menapaki dua puluh dua anak tangga menuju dek menara
itu. Pemandangan Languedoc dari atas sungguh menakjubkan. Tammy
menunjuk ke arah suatu bukit di kejauhan. "Kalian lihat di sana itu?
Itulah Arques. Dan lembah di seberangnya adalah desa Coustaussa yang
legendaris. Di sana, seorang pendeta bernama Antoine Gelis, teman
Sauniere, dibunuh secara keji di rumahnya. Kediamannya digeledah, dan
masyarakat percaya bahwa orang yang membunuh lelaki tua itu
menginginkan sesuatu yang lebih besar dibandingakan uang.
Mereka tidak menyentuh koin emas yang tergeletak di atas meja, tapi
mereka mencuri semua yang terlihat seperti dokumen. Lelaki yang
malang ia terbunuh di usia tujuh puluhan, bersimbah darah akibat
hantaman kapak dan penjepit kayu bakar."
"Mengerikan." Maureen menggigil mendengar cerita Tammy, tetapi juga
karena suasana dalam bangunan itu. Meski sangat terpesona, ia juga
merasa ingin menjauhi tempat itu.
"Orang-orang bersedia membunuh demi misteri ini," ungkap Peter
sederhana.
"Yah, itu terjadi seratus tahun lalu. Aku lebih suka berpikir bahwa
sekarang ini kita menyikapinya dengan lebih beradab."
"Apa yang terjadi dengan Sauniere?" Maureen mengembalikan fokus ke
kisah pendeta aneh itu dan hartanya
yang misterius.
"Keadaannya semakin aneh. Setelah memesan peti mati untuk dirinya
sendiri, ia terserang stroke. Legenda daerah ini menyebutkan bahwa
seorang pendeta yang tidak dikenal oleh penduduk setempat dipanggil
untuk memimpin ritus terakhir.
Namun, ia menolak tugas ini setelah mendengar pengakuan terakhir
Sauniere. Akhirnya lelaki malang itu meninggalkan Rennes-le-Chateau

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dalam keadaan depresi berat. Orang-orang mengatakan bahwa semenjak


itu, ia tak pernah tersenyum lagi."
"Wow, apa yang diucapkan Sauniere pada pendeta
itu?"
"Tidak ada yang tahu persis. Kecuali barangkali pelayan rumah, Marie
Denarnaud. Sauniere menyerahkan seluruh kekayaannya, juga rahasia-
rahasianya, kepada wanita ini.
Namun ia sendiri meninggal secara misterius beberapa tahun kemudian.
Di hari-hari terakhirnya, ia tak bisa bicara sehingga tak ada seorang
pun yang akan tahu apa rahasia itu.
"Itulah sebabnya desa ini melahirkan industri. Seratus ribu turis
berkunjung ke desa mungil yang muram ini setiap tahunnya.
Sebagian didorong rasa ingin tahu, sebagian lagi karena ingin
menemukan harta karun Sauniere."
Tammy berjalan ke ujung dek menara kecil itu dan memandang ke arah
lembah yang terhampar luas di bawah mereka. "Kita tidak tahu pasti
mengapa Sauniere membangun menara ini. Tapi ia pasti mencari sesuatu.
Bagaimana menurutmu, Padre?" Tammy mengedipkan mata pada Peter
kemudian berbalik menuju tangga ke
bawah.

Saat mereka bertiga berjalan menuju mobil, Maureen menagih janji


Tammy untuk menjelaskan Menara Alkemi. Menara kecil itu dulu berjaya
di Chateau Hautpol, tapi kini telah porak poranda. Tammy termenung
sesaat, tak tahu harus mulai dari mana. Banyak buku yang
menggambarkan wilayah ini. Ia sendiri telah melakukan riset bertahun-
tahun, jadi menemukan penjelasan yang paling ringkas tidaklah mudah.
"Ada sesuatu di wilayah ini yang menarik perhatian orang sejak ribuan
tahun lalu," Tammy memulai. "Sesuatu itu pastilah khas dan terdapat di
wilayah itu sendiri. Bagaimana tidak, karena faktanya pesona wilayah ini
telah dikenal luas, melintasi dua ribu tahun sejarah dan berbagai
keyakinan agama?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Seperti hal-hal lain di sini, ada segudang teori yang menjelaskannya.


Dan selalu menyenangkan jika kita memulai dengan teori yang benar-
benar gila. Ada sejumlah orang yang berani bersumpah bahwa semua ini
berkaitan dengan makhluk luar angkasa dan monster laut."
"Monster laut?" Peter tertawa berbarengan dengan Maureen. "Aku
hampir bisa menduga bahwa makhluk luar angkasa akan disebut, tapi
monster laut?" tanya Maureen.
"Aku tidak bercanda. Monster laut selalu muncul dalam misteri lokal.
Cukup aneh memang, mengingat wilayah ini tidak berbatasan dengan
laut. Tapi teori ini hampir sama gilanya dengan yang berkaitan dengan
UFO. Ada sesuatu tentang wilayah ini yang menjadikan orang nyaris
benar-benar gila.
"Kemudian ada faktor waktu. Apakah arlojimu masih tidak berfungsi?"
Maureen sudah tahu jawabannya, tapi ia melihat juga sekadar untuk
memastikan. Arloji itu menunjukkan jam 9:33 selama lebih dari satu
jam. Maureen mengangguk.
"Setelah kita turun dari gunung ini, barangkali arlojimu akan berfungsi
kembali," kata Tammy melanjutkan. "Ada sesuatu di sini yang
memengaruhi jam dan arloji, juga barangbarang elektronik. Bisa jadi,
itulah salah satu alasan mengapa begitu banyak penghuni desa ini yang
masih menggunakan jam matahari, bahkan di abad 21. Fenomena itu
tidak menimpa setiap orang, tapi aku sendiri mengalami banyak sekali
kejadian aneh."
Tammy mulai menceritakan salah satu dari sekian banyak kisahnya
tentang faktor waktu yang sulit dipahami di wilayah Rennes-le-Chateau
ini.
"Waktu itu aku sedang mengendarai mobil ke sini bersama teman-teman.
Aku memeriksa jam mobil ketika berada di kaki bukit. Sesampainya di
puncak, jam itu menunjukkan bahwa kami telah melewati waktu setengah
jam hanya untuk sampai ke puncak bukit. Sekarang, kau baru
mengendarai mobil ke sini.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan, meski kita berjalan pelan seperti
tadi? Lima menit?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tammy bertanya pada Peter, yang kemudian mengangguk mengiakan.


"Sekitar itulah."
"Jaraknya tidak terlalu jauh, barangkali hanya dua mil.
Jadi kami pikir jam mobil itu rusak lalu kami melihat arloji.
Ternyata sama saja. Waktu telah berlalu setengah jam. Sekarang kita
sudah tahu, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sini tidak selama
itu, tapi entah bagai
mana jam bergeser tiga puluh menit. Apakah aku bisa menjelaskan hal
ini? Tidak. Seakanakan waktu tidak berjalan seperti biasanya. Sejak
peristiwa itu, aku sudah berbicara dengan sejumlah orang yang memiliki
pengalaman serupa. Penduduk setempat bahkan tidak ambil pusing
karena sudah terbiasa. Tanya saja kepada mereka, paling-paling mereka
hanya mengangkat bahu. Seolah kejadian itu adalah fenomena paling
normal di seluruh dunia.
"Pengalaman sama juga terjadi di sekitar Piramida Besar, selain
sejumlah situs sakral di Inggris dan Irlandia. Lalu, apa sebenarnya yang
terjadi? Apakah ini semacam kekuatan magnetis? Ataukah sesuatu di
luar jangkauan kita sehingga mustahil dipahami otak kita yang
terbatas?"
Tammy menguraikan berbagai teori hasil eksplorasi penduduk lokal dan
tim riset internasional. Ia menyebutkan sederet kemungkinan: padang
rumput, pusaran air, rongga tanah, gerbang bintang. "Salvador Dali
mengatakan bahwa stasiun kereta api di Perpignan adalah pusat jagat
raya karena di sanalah lokasi pertemuan kekuatan-kekuatan magnetis."
"Berapa jarak Perpignan dari sini?" Pertanyaan ini keluar dari mulut
Maureen.
"Sekitar empat puluh mil. Cukup dekat untuk membuat teori itu menarik.
Seandainya saja aku memiliki jawaban yang pasti. Tapi tak seorang pun
yang memilikinya. Itulah sebabnya aku kecanduan dengan tempat ini dan
terus kembali ke sini.
Masih ingat garis meridian yang ditunjukkan Sinclair padamu ketika di
gereja Saint-Sulpice, Paris?"
Maureen mengangguk, berusaha terus mengikuti. "Garis Magdalena".

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Persis. Garis itu melewati Paris dan terus ke wilayah


ini.
Mengapa? Karena ada sesuatu di sini yang melampaui waktu dan ruang.
Kupikir, itulah sebabnya para alkemis dari seluruh Eropa tertarik
dengan wilayah ini entah sejak kapan."
"Aku ingin tahu, kapan kita kembali ke persoalan alkemi," Peter
mengingatkan.
"Maaf, Padre. Aku memang cenderung berbelit-belit. Selain itu, tak ada
satu penjelasan pun yang sederhana. Menara di atas sana, disebut
Menara Alkemi, sepertinya dibangun di atas titik kekuatan Magdalena
yang legendaris. Titik itu dilewati garis.
Dan menara ini dijadikan tempat eksperimen alkemi yang tak terhitung
jumlahnya."
"Jadi, ketika kau mengatakan alkemi, yang kau maksud adalah sistem
keyakinan di abad pertengahan bahwa belerang bisa diubah menjadi
emas?" Ini pertanyaan Maureen.
"Dalam sebagian kasus, ya. Tapi, apakah itu definisi alkemi yang
sebenarnya? Jika ingin memicu perang besar, ajukanlah pertanyaan itu
di depan seminar para pemikir esoteris. Maka ruangan itu akan runtuh
sebelum diperoleh jawaban yang pasti."
Lalu Tammy berceloteh tentang berbagai jenis alkemi. "Ada alkemis
ilmiah, yaitu orang yang secara fisik berusaha mengubah materi dasar
menjadi emas. Sebagian alkemis ilmiah datang ke sini dengan keyakinan
bahwa keajaiban yang terdapat dalam wilayah ini sendiri merupakan
faktor x yang sedang mereka cari guna menyempurnakan eksperimen
mereka. Kemudian ada filsuf yang percaya bahwa alkemi adalah suatu
transformasi
spiritual.
Maksudnya, alkemi menyangkut perubahan unsur dasar dalam roh
manusia menjadi suatu diri yang cemerlang. Ada lagi kelompok esoteris
dengan ide bahwa proses alkemis bisa digunakan untuk mencapai
keabadian dan entah bagaimana, memengaruhi karakter waktu. Lalu ada
alkemis seksual yang percaya bahwa energi seksual menimbulkan suatu

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

transformasi ketika dua tubuh menyatu menggunakan semacam


kombinasi metode fisik dan metafisik tertentu."
Maureen mendengarkan dengan seksama. Ia ingin lebih mengetahui
perspektif pribadi Tammy. "Dan teori mana yang menjadi favoritmu?"
"Aku pribadi mendukung alkemi seksual. Tapi setelah kupikir-pikir,
semuanya benar. Sungguh. Kupikir, alkemi adalah istilah aktual untuk
serangkaian prinsip paling kuno di bumi ini. Menurutku, aturan-aturan itu
dipahami oleh masyarakat kuno, misalnya para arsitek Piramida Besar di
Giza."
Pertanyaan berikut datang dari Peter. "Lalu, apa hubungan semua ini
dengan Maria Magdalena?"
"Yah, sebagai langkah awal, kita percaya bahwa ia menetap di sini, atau
setidaknya pernah tinggal di sini. Maka muncul pertanyaan: mengapa di
sini? Wilayah ini sangat terpencil, bahkan dengan transportasi modern
sekarang ini.
Bisakah kau bayangkan, bagaimana rasanya berusaha melewati
pegunungan ini pada abad pertama? Wilayah ini sangat tidak
bersahabat. Lalu, mengapa ia memilih tempat ini? Mengapa banyak orang
memilih tempat ini? Karena ada sesuatu yang istimewa.
"Oh, aku lupa menyebutkan satu jenis alkemi lagi yang
berlangsung di sini. Aku baru menemukan istilahnya belakangan ini,
alkemi Gnostik."
"Seperti nama agama baru saja," komentar Maureen.
"Atau agama lama. Tapi ada kepercayaan di sini yang meluas hingga ke
Cathar, barangkali melewatinya. Suatu kepercayaan bahwa wilayah ini
adalah pusat dualitas: bahwa Raja Dunia, Rex Mundi sendiri, hidup di
sini. Keseimbangan duniawi antara terang dan gelap, baik dan buruk,
berlangsung di desa kecil yang aneh dan lingkungan sekitarnya. Dan
hingga batas tertentu, terjadi pertarungan sepanjang masa antara
kedua unsur itu, tepat di sini, di bawah kaki kita. Kalian merasa seram
berada di sini pada siang hari? Jika ada yang mau membayarku untuk
berjalan malam-malam di sini, aku tak mau. Ada sesuatu yang sangat
penting menyangkut tempat ini, dan tidak semuanya baik."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen mengangguk pada Tammy. "Aku pun merasa begitu. Jadi,


barangkali pernyataan Dali menjangkau hingga sekitar empat puluh mil.
Barangkali Rennes-le Chateau benarbenar pusat jagat raya?"
Peter turut bicara, dengan nada yang lebih serius.
"Pernyataan bahwa tempat ini dulu adalah pusat semesta barangkali
masuk akal bagi masyarakat Prancis abad pertengahan. Tapi apakah
orang masih memercayainya sekarang?"
"Aku hanya bisa mengatakan bahwa ada sejumlah kejadian aneh di sini
yang tak bisa dijelaskan siapa pun. Dan kejadian itu terus berlangsung.
Di sini, di Arques, dan di wilayah sekitar tempat dibangunnya chateau.
Sebagian orang mengatakan bahwa pengikut Cathar membangun puripuri
ini sebagai benteng pertahanan dari energi kegelapan.
Mereka memilih membangun di puncak pusaran angin atau titik-titik
kekuatan. Di sana, mereka bisa menjalankan upacara kudus untuk
mengendalikan atau mengalahkan kekuatan kegelapan. Semua chateau di
sini dilengkapi menara, bagian ini sangat signifikan."
Peter mendengarkan dengan seksama. "Tapi, tidakkah menara-menara
itu strategis, dibangun untuk tujuan pertahanan?"
"Tentu," Tammy mengangguk serius. "Tapi itu tidak menjelaskan
mengapa masing-masing chateau memiliki legenda menyangkut alkemi
yang berlangsung di dalam menara?
Menara-menara itu dikenal karena menjadi tempat berlangsungnya
suatu keajaiban atau transformasi. Bangunan ini terkait langsung dengan
moto alkemi 'Sebagai mana di atas, demikian pula di bawah'. Menara
mencerminkan bumi karena menghunjam ke tanah. Tapi menara juga
mencerminkan langit karena menjulang ke angkasa. Itulah sebabnya,
menara merupakan tempat yang cocok untuk melakukan eksperimen
alkemi. Dan seperti menara Sauniere, menara-menara yang lain memiliki
dua puluh dua anak tangga."
"Mengapa dua puluh dua?" tanya Maureen tertarik.
"Dua puluh dua adalah angka utama, dan angka ada-ah faktor penting
dalam alkemi. Angka-angka utama terdiri dari sebelas, dua puluh dua,
dan tiga puluh tiga. Tapi, dua puluh dua menjadi pola yang akan banyak

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kita saksikan di wilayah ini karena angka ini berhubungan dengan energi
sakral wanita.
Kalian bisa melihat bahwa menurut kalender gereja, hari puasa Maria
Magdalena jatuh pada..."
"Tanggal dua puluh dua Juli," sela Peter dan Maureen
berbarengan.
"Tepat. Jadi, untuk akhirnya menjawab pertanyaanmu, barangkali itulah
sebabnya mengapa Maria Magdalena datang ke sini. Karena ia
mengetahui faktor kekuatan alamiah atau memahami sesuatu tentang
pertarungan terang dan gelap seperti yang terjadi di sini. Kalian tahu,
masyarakat Palestina mengenal wilayah ini. Bahkan ada tradisi yang
mengatakan bahwa ibunda Maria Magdalena berasal dari Languedoc.
Jadi kedatangan Maria Magdalena ke sini bisa diartikan kepulangannya."
Tammy menengadah ke menara Chateau Hautpol yang sudah rusak. "Apa
yang tak akan kuserahkan agar bisa menjadi lalat abadi yang hinggap di
dinding bangunan itu."
Languedoc 23 Juni 2005
Mereka menurunkan Tammy di Couiza. Di sana, ia bertemu teman-
temannya untuk makan siang yang sudah terlambat.
Maureen merasa kecewa karena Tammy tidak bersama mereka lebih
lama lagi. Ia gugup memikirkan akan ke rumah Sinclair tanpa teman yang
juga dikenal sang tuan rumah sehingga ia tidak terlalu canggung. Selain
itu, Maureen bisa merasakan ketegangan Peter. Pria ini berusaha keras
menutupinya, tapi tangannya yang mencengkeram kuat kemudi
menunjukkan perasaannya. Barangkali, menetap di kediaman Sinclair
adalah kekeliruan.
Tapi mereka sudah berjanji. Tidak sopan dan akan membuat tuan rumah
tersinggung jika mereka mengubah pikiran sekarang.
Maureen tidak mau mengambil risiko itu. Sinclair adalah bagian yang
terlalu penting dalam rangkaian puzzienya.
Peter memperlambat laju mobil sewaan itu dan melewati gerbang besi
yang luar biasa besar. Ketika mobil melewatinya, Maureen memerhatikan
bahwa gerbang itu dihiasi fleur-deiis besar berwarna keemasan yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

jalin-menjalin dengan tanaman anggur atau mungkin apel biru. Jalur


masuk kendaraan itu dilengkapi atap yang melengkung hingga ke
bangunan megah dan mewah bernama Chateau des Pommes Bleues.
Mereka berhenti di depan chateau, sama-sama terdiam sejenak
menyaksikan kemegahan dan kemewahan properti itu.
Suatu kastil yang dibangun pada abad ke-16 dan telah direstorasi
dengan sempurna. Begitu Peter dan Maureen menjejakkan kaki keluar
dari mobil, pelayan utama Sinclair, Roland yang bertubuh besar, muncul
dari pintu depan. Dua pelayan berseragam bergegas mendekati mobil
untuk mengangkut tas atau menjalankan perintah Roland.
"Bonjour, Madamoiselle Paschal, Abbe Healy. Bienvenue." Mendadak
Roland tersenyum dan ini membuat ekspresi wajahnya melembut. Peter
dan Maureen mengembuskan napas lega. "Selamat datang di Chateau
des Pommes Bleues. Monsieur Sinclair sangat senang Anda datang!"

Roland pergi memanggil tuannya, meninggalkan Maureen dan Peter yang


menunggu di lorong masuk yang sangat menawan.
Mereka sama sekali tidak merasa bosan ruangan itu dipenuhi karya seni
dan barang antik yang tak ternilai harganya, seperti yang terdapat di
museum Prancis. Maureen berhenti di depan kotak kaca yang berfungsi
sebagai bagian sentral ruangan itu. Peter mengikutinya. Sebuah trofi
besar bertatahkan perak menempati kotak itu, dan sebuah tengkorak
manusia bersandar di tempat terhormat dalam kotak pajang benda
pusaka itu. Warna tengkorak itu telah pudar termakan waktu, namun
ada retakan yang cukup jelas terlihat di tulang kranial itu. Sejumput
rambut kusam, namun masih menunjukkan pigmen merah ditempatkan di
samping tengkorak bersama-sama dengan trofi.
"Masyarakat zaman dulu percaya bahwa rambut merah memiliki
kekuatan magis." Berenger Sinclair berdiri di belakang mereka.
Maureen terlonjak mendengar suara tiba-tiba itu, kemudian
menanggapinya.
"Masyarakat kuno tak pernah mengikuti sekolah umum di Lousiana."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair tertawa dengan suara khas Celtic, dan menyentuhkan jarinya ke


rambut Maureen dengan maksud menggodanya. "Apakah tak ada anak
laki-laki di sekolahmu?"
Maureen tersenyum, namun ia cepat-cepat mengembalikan perhatiannya
ke benda pusaka dalam kotak kaca sebelum Sinclair melihat wajahnya
bersemu merah. Ia membaca keraskeras tulisan yang tertera di plakat.
"Tengkorak Raja Dagobert Kedua."
"Salah seorang leluhurku yang pemberani," jawab Sinclair.
Peter merasa terpesona dan sedikit sangsi. "Santo Dagobert Kedua?
Raja Merovingian terakhir? Kau
keturunannya?"
"Ya. Dan pengetahuan sejarahmu sama baiknya dengan bahasa Latinmu.
Luar biasa, Bapa."
"Ingatkan aku." Maureen terlihat memelas. "Maaf, tapi pengetahuanku
tentang sejarah Prancis dimulai dari Louis Quartorze. Merovingian itu
siapa?"
Peter menjawab, "Dinasti raja-raja awal di wilayah yang sekarang
bernama Prancis dan Jerman. Mereka berkuasa sejak abad ke-5 hingga
abad ke-8. Dinasti ini terputus sejak kematian Dagobert."
Maureen menunjuk retakan di tengkorak. "Barangkali kematiannya tidak
wajar."
Sinclair menjawab. "Benar. Putra baptisnya menancapkan lembing ke
pelupuk mata hingga menembus otak ketika ia tidur."
"Anggota keluarga yang tidak setia," jawab Maureen.
"Sedihnya, ia lebih memilih tugas keagamaan dibandingkan kesetiaan
pada keluarga. Dilema yang sejak dulu membuat banyak orang sengsara.
Bukankah begitu, Bapa Healy?"
Peter mengerutkan kening dengan arah pembicaaan itu. "Maksudmu?"
Dengan berwibawa, Sinclair mengarahkan perhatian mereka ke sebuah
perisai yang tergantung di dinding. Pada perisai itu terdapat lambang
salib yang dikelilingi bunga mawar, di tengah-tengahnya tertera tulisan
Latin ELIGE MAGISTRUM
"Moto keluarga saya. Elige magistrum."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen menatap Peter untuk memperoleh penjelasan. Ada sesuatu


yang terjadi antara kedua lelaki ini yang mulai membuatnya gugup. "Apa
artinya?"
"Pilihlah seorang pemimpin," Peter menerjemahkan.
Sinclair menjelaskan lebih rinci. "Raja Dagobert dibunuh atas perintah
Roma karena Paus merasa kurang berkenan dengan versi Kristiani yang
ia bawa. Putra baptis Dagobert ditantang untuk memilih pemimpin. Ia
memilih Roma, maka ia menjadi seorang pembunuh atas perintah
Gereja."
"Mengapa ajaran Kristen Dagobert begitu mengganggu?" tanya
Maureen.
"Ia percaya bahwa Maria Magdalena adalah seorang ratu dan istri sah
Yesus Kristus, dan bahwa ia adalah keturunan mereka berdua. Dengan
demikian, ia memegang hak suci sebagai seorang raja dengan kekuatan
yang mengalahkan segala kekuatan duniawi. Paus merasa bahwa raja
yang memiliki keyakinan seperti itu akan sangat mengancam."
Maureen meringis dan berusaha membuat pembicaraan menjadi lebih
ringan. Ia menyikut Peter. "Janji, ya, jangan menancapkan lembing ke
mataku saat aku tidur?"
Peter menatapnya sekilas. "Aku khawatir, aku tidak bisa berjanji. Elige
magistrum dan segala macam."
Maureen membelalakkan mata ketakutan lalu ia kembali memerhatikan
benda pusaka perak tadi yang dihias dengan pola fleur-de-lis yang rumit.
"Meski bukan orang Prancis, Anda sangat menyukai simbol itu."
"Fleur-de-lis? Tentu saja. Jangan lupa, bangsa Skotlandia bersekutu
dengan Prancis selama ratusan tahun. Tapi alasan saya memilihnya
berbeda. Bunga itu simbol..."
"Trinitas," kata Peter melengkapi ucapan Sinclair. Lelaki itu tersenyum
kepada mereka berdua. "Ya, ya, benar. Tapi saya tidak tahu, Bapa Healy,
apakah itu simbol
trinitas Anda...atau trinitas saya?"
Sebelum Maureen atau Peter sempat meminta penjelasan atas
pernyataan itu, Roland masuk dan berbicara cepat dengan Sinclair dalam

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

bahasa yang menyerupai kombinasi antara bahasa Prancis dengan aksen


Mediterania yang kental. Sinclair beralih ke kedua tamunya.
"Roland akan menunjukkan kamar agar kalian bisa beristirahat dan
menyegarkan diri sebelum makan malam."
Sinclair menunduk dengan anggunnya, mengedip sekilas ke arah
Maureen, lalu meninggalkan ruangan itu.

Maureen memasuki kamar tidurnya, mulutnya menganga saking


terpesona. Ruangan itu sangat mengagumkan. Sebuah ranjang besar
dengan kanopi yang ditunjang empat tiang dan dibalut tirai bordir
berwarna merah keunguan dengan rangkaian fleurde-lis keemasan
seperti yang banyak ditemukan di rumah ini, mendominasi ruangan.
Perabot lainnya sangat antik, semuanya bersepuh emas.
Sebuah potret bertuliskan Maria Magdalena di Gurun, karya pelukis
kenamaan Spanyol, Ribera, menutup salah satu dinding kamar. Mata
Maria Magdalena memandang ke langit.
Vas kristal Baccarat dengan bunga mawar merah dan lili putih tersebar
di seluruh ruangan. Serupa dengan rangkaian bunga yang dikirimkan
Sinclair ke rumah Maureen di Los Angeles.
"Seorang gadis harus terbiasa mendapat perlakuan istimewa," katanya
pada dirinya sendiri. Beberapa orang
pelayan mengetuk pintu untuk mengeluarkan isi tasnya.

Kamar Peter lebih kecil dari kamar Maureen, namun tetap indah dan
menunjukkan kebangsawanan. Koper Peter belum diantarkan, namun ia
membawa tas jinjing berisi barang-barang yang ia perlukan sekarang.
Peter mengeluarkan Alkitab bersampul kulit dan rosari bermanik kristal
dari tas hitamnya.
Digenggamnya rosari itu kemudian ia merebahkan diri ke ranjang. Peter
merasa lelah sebagian karena perjalanan, juga keletihan fisik dan
spiritual karena tanggung jawabnya atas keselamatan Maureen. Kini ia
berada di wilayah yang tak dikenal. Pengalaman ini membuatnya gugup.
Peter tidak memercayai Sinclair. Yang lebih parah, ia tidak percaya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pada reaksi sepupunya terhadap Sinclair. Uang dan penampilan fisik


lelaki itu jelas menimbulkan suatu mistik yang membuat wanita terpikat.
Paling tidak ia tahu, Maureen bukanlah orang yang mudah luluh. Bahkan
sebenarnya Peter tahu, gadis ini tidak banyak menjalin hubungan dengan
lelaki. Pandangan Maureen akan romantisme terkoyak oleh kebencian
ibunya kepada sang ayah.
Perkawinan pahit itu berakhir dengan tragedi. Itulah sebabnya,
Maureen menjauhkan diri dari segala ikatan hubungan.
Walau bagaimanapun, ia wanita dan manusia biasa.
Maureen sangat rapuh jika menyangkut visinya. Peter merasa adalah
kepentingannya untuk memastikan bahwa Sinclair tidak memanfaatkan
kerapuhan Maureen untuk
menipu gadis ini.
Peter belum pasti, seberapa banyak yang telah diketahui Sinclair.
Atau bagaimana ia mengetahuinya. Tapi ia bertekad memperoleh
jawabannya secepat mungkin.
Peter memejamkan mata dan berdoa agar dilindungi.
Namun doanya yang tak bersuara terganggu oleh bunyi dengungan yang
tidak mau berhenti. Pada awalnya ia berusaha mengabaikan saja bunyi
getaran itu, namun akhirnya ia menyerah. Ia berjalan ke arah sisi lain
kamar itu, tempat tas bepergiannya berada. Peter merogoh tasnya lalu
menjawab telepon genggamnya.

Untungnya kamar Peter tepat di bawah kamar Maureen. Kalau tidak,


mereka mungkin tidak akan pernah bertemu di kediaman Sinclair yang
teramat luas itu. Maureen merasa terhanyut dengan rumah ini. Ia
menyerap setiap detail seni dan arsitekturnya ketika mereka berjalan
dari satu bagian rumah ke bagian lain.
Mereka sedang mengamati eksterior chateau itu karena masih ada
waktu beberapa jam sebelum makan malam.
Keduanya terlalu kagum hingga tak ingin melewatkan segala yang ada di
sekeliling. Mereka memasuki lorong masuk yang sangat luas, berkilau
dengan cahaya alamiah dari jendela kristal utama. Sebuah lukisan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dinding yang sangat besar dan aneh, menggambarkan pemandangan


penyaliban yang agak abstrak membuat ruangan itu sangat memukau.
Maureen berhenti untuk mengagumi karya seni itu. Di
sebelah Kristus yang disalib, ada seorang perempuan berselubung merah
yang mengangkat tiga jari sementara setetes air mata membasahi
wajahnya. Wanita itu berdiri di samping genangan air ataukah sungai?
Tiga ekor ikan kecil, satu merah dan dua biru, melompat ke dalam air.
Pola ketiga ikan dan jari yang diangkat wanita itu sama sama menyerupai
pola fleur-de-lis, namun secara abstrak.
Detail karya seni yang rumit dan terkesan modern pun tak terhitung.
Maureen yakin, semuanya simbolik. Namun butuh waktu berjam-jam
untuk memerhatikan tiap detail, dan barangkali butuh bertahun-tahun
untuk memahami semuanya.
Peter mundur untuk melihat lukisan penyaliban yang indah dalam
kesederhanaannya. Langit di atas salib menggelap karena sesuatu yang
kelihatannya adalah matahari hitam. Kilatan petir memecah langit.
"Lukisan ini mirip dengan gaya Picasso, bukan?" tanya Peter.
Sang tuan rumah muncul di ujung lorong. "Itu karya Jean Cocteau,
seniman Prancis paling kreatif dan salah seorang pahlawanku. Ia
membuat lukisan itu ketika menjadi tamu kakekku."
Maureen terperangah. "Cocteau menginap di sini? Wow. Rumah ini pasti
pusaka nasional bagi Prancis. Semua karya seni di sini fenomenal.
Lukisan di kamar saya..."
"Ribera? Itulah potret Magdalena kesukaan saya. Lukisan itu merekam
keindahan dan keanggunan suci, lebih dibandingkan lukisan lain. Luar
biasa."
Peter merasa sangsi. "Tapi Anda tidak mengatakan lukisan itu asli,
bukan? Saya pernah melihatnya di Prado."
"Oh, lukisan itu asli. Ribera membuatnya atas permin-
taan raja Aragon. Sebenarnya ia membuat dua. Kau benar, salah satu
yang berukuran lebih kecil berada di Prado. Raja Spanyol memberikan
lukisan itu ke salah satu leluhurku, seorang anggota keluarga Stuart,
sebagai tawaran perdamaian. Seperti yang akan kalian lihat, adiseni

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berkaitan erat dengan Maria. Akan aku tunjukkan contoh-contoh lain


setelah makan malam. Tapi, jika boleh bertanya, kalian akan pergi ke
mana?"
"Kami ingin berjalan-jalan sebelum makan malam. Aku melihat
reruntuhan di atas bukit saat kami berkendara. Sekarang, aku ingin
melihat lebih dekat," jawab Maureen.
"Ya, tentu saja. Tapi adalah kehormatan bagiku jika boleh mejadi
pengantar perjalanan kalian. Itu pun jika Bapa Healy berkenan?"
"Tentu saja," Peter tersenyum, tapi Maureen melihat sudut mulutnya
menegang ketika Sinclair menggandeng tangannya.
Roma 23 Juni 2005
Matahari bersinar lebih cerah di Roma dibandingkan tempattempat lain
di seluruh dunia. Setidaknya, itulah yang dirasakan Uskup O'Connor
ketika menyeberangi bebatuan sakral di Basilika Santo Petrus dengan
langkah panjang-panjang. Dadanya sesak dengan perasaan tersanjung
karena diperbolehkan memasuki kapel pribadi itu.
Begitu menginjakkan kaki di lantai yang suci, dengan memegang kunci
gereja, ia berdiri di depan patung Petrus yang terbuat dari marmer,
kemudian mencium kaki telanjang sang santo. Lalu ia berjalan pelan ke
depan
gereja dan duduk di salah satu bangku. Ia menghaturkan rasa syukur
kepada Tuhan karena memberinya kesempatan berkunjung ke tempat
suci ini. Ia berdoa untuk dirinya sendiri, ia berdoa untuk keuskupannya,
dan ia berdoa untuk masa depan Gereja Bunda Suci.
Setelah selesai melakukan kebaktian, Magnus O'Connor masuk ke
kantor Tomas Cardinal DeCaro sambil membawa map-map merah berisi
sejumlah file yang menjadi tiket masuknya ke Vatikan.
"Semuanya ada di sini, Yang Mulia."
Kardinal mengucapkan terima kasih kepadanya. Seandainya O'Connor
berharap mendapat undangan untuk bercakap-cakap lebih lama dengan
Kardinal, ia akan sangat kecewa. Cardinal DeCaro memberi isyarat agar
ia keluar dengan satu anggukan kaku, dan tidak mengucapkan apa-apa
lagi.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

DeCaro tidak sabar untuk melihat isi map-map itu. Tapi ia memilih
melihatnya pertama kali sendirian.
Ia membuka map pertama. Semua file di dalamnya diberi label
EDOUARD PAUL PASCHAL dengan tinta hitam tebal.
.. Aku belum menulis tentang Bunda Agung. Maria Agung. Sudah lama aku
menunggu dengan perasaan ragu. apakah kata-kataku mampu melukiskan
kebaikannya, kearifannya, dan kekuatannya. Dalam kehidupan setiap
perempuan, selalu ada pengaruh dan ajaran perempuan lain yang lebih
tinggi. Bagiku, dia adalah Maria Agung, ibunda Easa. dan hanya dia.
Ibuku sendiri meninggal ketika aku masih sangat belia. Aku tidak
mengingatnya. Dan meski Martha selaki mengurusi aku dan
memerhatikan kebutuhan duniawiku sebagai seorang saudari namun
ibunda Easalah yang memberikan ajaran spiritual kepadaku, ia mengasuh
jiwaku dan mengajarkan aku berbagai pelajaran tentang kasih sayan"
dan pengampunan. Ia menunjukkan aku bagaimana menjadi seorang ratu
dan mendidikku agar memiliki perilaku yang pantas bagi seorang
perempuan dengan takdir seperti kami.
Jika tiba waktunya bagiku untuk mengenakan selubung merah dan
menjadi Maria yang sesungguhnya, aku sudah siap. Berkat dia. dan
segala yang ia berikan padaku.
Maria Agung adalah teladan ketaatan. Namun ketaatannya hanya kepada
Tuhan semata Ia mendengar pesan-pesan Tuhan dengan jelas. Putranya
pun memiliki kemampuan ini. Dan itulah sebabnya mereka berbeda dari
orang lain yang juga berdarah mulia. Ya. Easa adalah putra Singa,
penerus tahta Daud. dan ibundanya keturunan kasta Harun yang saleh
Ia terlahir sebagai ratu dan Bisa sebagai raja. Tapi bukan darah semata
yang membuat terhadap berbeda dari yang lain. Semangat dan kekuatan
iman mereka kepada pesan Tuhan kepada kepada kamilah yang membuat
mereka berbeda.
Seandainya aku hanya berjalan di bawah bayangannya untuk selamanya,
aku sudah merasa sangat di berkati
Maria Agung adalah perempuan pertama dalam ingatanku yang begitu
diberkati dengan pengetahuan jernih akan Ilahi. Inilah tantangan bagi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

para imam besar yang tidak mengerti bagaimana menerima seorang


perempuan dengan kekuatan sedemikian tinggi. Namun mereka pun tidak
bisa mengutuknya. Darah keturunan yang mengalir dalam diri Maria
Agung sungguh tak bernoda. Hati dan jiwanya pun tak terjangkau.
Reputasinya yang tak bercela dikenal di segula penjuru bumi.
Para penguasa takut kepadanya, karena mereka tak mampu
menundukkannya. Perempuan ini hanya menjawab kepada Tuhan.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALHNA KITAB PARA MURID

Delapan

Chateau des Pommes Bleues 23 Juni 2005

Sinclair membawa Maureen dan Peter keluar dari rumah megah itu,
melewati jalan berkerikil. Bebatuan merah terhampar di kaki bukit itu,
dan timbunan puing-puing kastil yang sudah rapuh menjadi mahkotanya.
Maureen hanyut dalam pemandangan yang memukau.
"Tempat ini sungguh menakjubkan. Sarat dengan kesan mistis."
"Kita berada di jantung negara Cathar. Dulu, seluruh wilayah ini dikuasai
bangsa Cathar. Sang Murni."
"Bagaimana mereka mendapat julukan itu?"
"Ajaran mereka bersumber dari jalur yang murni dan tak terputus
kepada Yesus Kristus. Melalui Maria Magdalena. Dialah pendiri
Catharisme."
Peter terlihat sangat skeptis, tapi Maureenlah yang mengekspresikan
keraguan itu. "Mengapa aku tidak pernah membaca penjelasan semacam
ini?"
Berenger Sinclair cuma tertawa. Tak sedikit pun ia merasa cemas
apakah mereka memercayai penjelasannya atau tidak. Ia lelaki yang
sangat nyaman dengan keyakinannya dan begitu percaya diri hingga opini
orang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

lain tidak menggoyahkannya.


"Tidak, dan kau juga tak akan menemukannya. Sejarah asli bangsa
Cathar tidak dimuat dalam buku-buku sejarah. Kau pun tidak bisa
menemukan sesuatu yang otentik tentang hal itu selain di sini. Fakta
tentang masyarakat Cathar hanya bisa ditemukan di bebatuan merah
Languedoc, bukan di tempat lain."
"Aku ingin sekali membaca riwayat mereka," kata Maureen. "Bisakah kau
merekomendasikan buku yang menurutmu otentik?"
Sinclair mengangkat bahu lalu menggelengkan kepala.
"Sangat sedikit, dan tampaknya tak ada buku yang kuanggap terpercaya,
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Mayoritas buku tentang sejarah Cathar ditulis berdasarkan pengakuan
di bawah siksaan. Hampir semua uraian tentang masyarakat Cathar dari
abad pertengahan ditulis oleh musuh mereka. Apakah menurutmu tulisan
semacam itu akurat?
Maureen, aku berekspektasi kau paham bahwa kajian ulang kita sendiri
terhadap sejarah itulah yang menjadi prinsip dasar.
Tak ada keterangan otentik bahwa bangsa Cathar menulis.
Tradisi mereka diturunkan oleh keluarga-keluarga di wilayah ini selama
dua ribu tahun. Tapi itu semua dilakukan lewat tradisi lisan."
"Bukankah Tammy mengatakan bahwa terjadi Perang Salib resmi
melawan mereka?" Maureen bertanya sementara mereka terus melewati
jalan berliku menuju bukit-bukit merah.
Sinclair mengangguk. "Tindakan pembunuhan yang
brutal. Lebih dari sejuta orang terbunuh akibat perang, yang ironisnya
dijalankan oleh seseorang yang dijuluki Paus Tak Berdosa III.
Pernahkah kau mendengar kalimat 'Bunuh mereka semua dan biarkan
Tuhan menyingkirkan mereka'?"
Maureen meringis. "Ya, tentu saja. Itu sentimen bar-bar."
"Kalimat itu pertama kali diucapkan pada abad ke-13, oleh pasukan Paus
yang menjagal masyarakat Cathar di Beziers.
Ucapan persisnya, Neca eos omnes. Deus suos agnoset', artinya 'Bunuh
mereka semua. Tuhan tahu siapa hambaNya.'"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tiba-tiba Sinclair beralih ke Peter. "Pernah dengar kalimat itu?"


Peter menggelengkan kepala, tidak yakin ke mana arah pertanyaan
Sinclair, tapi ia tidak bersedia jatuh ke dalam perangkap intelektual.
"Kalimat itu dipinjam dari Santo Paulusmu. Dari Timo-tius Kedua, bab
dua, ayat sembilan belas. 'Tuhan tahu siapa saja di antara mereka yang
adalah hambaNya'."
Peter mengangkat tangan untuk menghentikan ucapan Sinclair. "Kau
tidak bisa menyalahkan Paulus lantaran ucapannya diselewengkan."
"Benarkah? Aku pikir, aku baru saja melakukannya. Paulus seperti
ganjalan di tenggorokanku. Dan bukan kebetulan bahwa musuh-musuh
kami menggunakan ucapannya untuk melawan kami sejak berabad-abad
lalu. Itu hanya permulaan."
Maureen berusaha mencairkan ketegangan di antara kedua lelaki itu. Ia
mengembalikan topik pembicaraan Sinclair ke sejarah lokal.
"Apa yang terjadi di Bezier?"
"Neca eos omnes. Bunuh mereka semua," ulang Sinclair.
"Itulah persisnya yang dilakukan pasukan Perang Salib di kota indah
kami, Bezier. Mereka menancapkan pedang ke tiap jiwa mulai dari yang
paling tua hingga bayi yang paling belia. Tak ada seorang pun yang
dikasihani para penjagal itu. Barangkali tak kurang dari seratus orang
terbunuh dalam satu serangan itu saja. Legenda mengatakan bahwa
bukit-bukit kami merah hingga sekarang sebagai tanda berkabung atas
peristiwa pembantaian terhadap orang-orang tak berdosa."
Mereka berjalan tanpa berkata-kata, sebagai penghormatan bagi jiwa-
jiwa yang melayang di tanah kuno ini. Meski bencana itu terjadi hampir
delapan abad silam, namun roh-roh orang yang terbunuh terasa masih
berkeliaran. Kehadiran mereka terasa dalam tiap angin yang berembus
melewati kaki bukit Pyrenees. Wilayah ini telah dan selamanya menjadi
negara Cathar.
Sinclair memungkaskan ceramahnya. "Tentu saja, ada sejumlah warga
Cathar yang berhasil melarikan diri. Mereka berlindung di Spanyol,
Jerman, dan Italia. Rahasia dan ajaran Cathar tetap mereka

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pertahankan. Namun tak ada yang tahu, apa sesungguhnya harta karun
terbesar mereka."
"Apa harta karun mereka?" tanya Peter.
Sinclair memandang sekelilingnya. Hubungannya yang kuat dengan
daratan ini terlihat lewat ekspresinya. Tempat ini dan sejarahnya telah
terukir dalam jiwanya. Betapapun sering ia menyampaikan kisah-kisah
semacam ini, gairah yang menggebugebu selalu terlihat setiap kali ia
bercerita.
"Banyak legenda besar yang menceritakan apa sesungguhnya harta
bangsa Cathar. Sebagian mengatakan Holy Grail (Cawan Suci), sebagian
lagi mengatakan kafan sejati Kristus atau mahkota durinya. Namun
harta sejati itu adalah satu di antara dua kitab paling sakral yang
pernah ditulis. Bangsa Cathar adalah penjaga Kitab Cinta, suatu dan
satu-satunya injil sejati."
Ia sengaja memotong kalimat itu, sebelum menambahkan poin utamanya.
"Kitab Cinta adalah injil sejati karena ditulis sepenuhnya dengan tangan
Yesus Kristus sendiri." Peter mati kutu mendengar pernyataan ini. Ia
menatap Sinclair.
"Ada apa, Bapa Healy? Apakah kau tidak pernah mendengar tentang
Kitab Cinta di seminari?"
Maureen terlihat sama sangsinya. "Apakah menurutmu hal semacam itu
benar-benar ada?"
"Ya. Buku itu dibawa dari Tanah Suci oleh Maria Magdalena dan
diturunkan dengan sangat hati-hati kepada keturunan-keturunannya.
Sangat mungkin, Kitab Cintalah yang menjadi tujuan sejati di balik
Perang Salib terhadap Cathar. Para pejabat Gereja tidak sabar ingin
memiliki kitab itu. Tapi bukan untuk melindungi dan merawatnya, aku
bisa memastikannya."
"Gereja tidak akan merusak benda yang begitu sakral dan tak ternilai
harganya," kata Peter gusar.
"Tidak? Lalu bagaimana jika dokumen semacam itu diabsahkan? Dan
bagaimana jika dokumen yang telah diabsahkan itu mempersoalkan tidak

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

hanya berbagai dogma, tetapi wewenang Gereja itu sendiri? Dengan


firman Kristus?
Bagaimana, Bapa?"
"Itu hanya spekulasi."
"Kau berhak mengeluarkan opini, aku pun berhak. Namun, opiniku
dilandasi pengetahuan tentang fakta-fakta yang dijaga ketat. Tapi,
melanjutkan...spekulasi saya, usaha Gereja berhasil hingga batas
tertentu. Setelah pembunuhan terang-terangan atas bangsa Cathar,
mereka tertindas dan Kitab Cinta menghilang selamanya. Bahkan
sekarang, sedikit sekali orang yang sadar bahwa kitab itu ada. Benar-
benar tugas yang dahsyat, menghapus suatu bagian sejarah yang
teramat kuat."
Peter menyimak penuh ucapan Sinclair. Setelah merenung beberapa
saat, ia berkata, "Kau mengatakan harta sejati itu adalah satu di antara
dua kitab paling sakral yang pernah ditulis.
Seandainya salah satunya adalah injil yang ditulis dengan tangan Yesus
sendiri, lalu mana yang satu lagi?"
Berenger Sinclair diam dan memejamkan mata. Angin musim panas,
serupa dengan angin kering di ujung timur Provence, berembus,
membuat rambutnya jatuh ke wajahnya.
Sinclair menghela napas panjang, kemudian membuka mata, dan menatap
lurus ke wajah Maureen saat ia menjawab.
"Satunya lagi adalah Injil Maria Magdalena. Uraian yang murni dan
sempurna tentang kehidupannya bersama Yesus Kristus."
Maureen menjadi kelu. Ia membalas tatapan Sinclair, terperangkap
dalam ekspresi gairah lelaki itu.
Peter mencairkan suasana. "Bukankah penduduk Cathar mengklaim
bahwa mereka juga memilikinya?"
Sesaat kemudian, Sinclair mengalihkan tatapannya
dari wajah Maureen. Ia menggelengkan kepalanya ketika menjawab
pertanyaan Peter. "Tidak. Berbeda dengan Kitab Cinta, yang memiliki
saksi sejarah, tak seorang pun pernah melihat injil Magdalena.
Barangkali karena naskah itu tidak pernah ditemukan. Ada kepercayaan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

bahwa naskah itu disimpan di dekat desa Rennes-le-Chateau yang telah


kalian kunjungi.
Apakah Tammy sudah menunjukkan Menara Alkemi?"
Maureen mengangguk. Peter terlalu sibuk berusaha mencari tahu
bagaimana Sinclair tahu banyak tentang kegiatan mereka.
Namun Maureen tidak memikirkan hal itu. Ia terlalu hanyut dalam
sejarah hidup dan dalam gairah Sinclair yang tak ditutup-tutupi. "Ya,
Tammy sudah menunjukkan. Tapi aku masih belum paham, mengapa
bangunan itu begitu penting."
"Ada banyak alasan. Tapi yang sesuai dengan tujuan kita di sini dan
sekarang ini adalah bahwa sebagian orang percaya Maria Magdalena
hidup dan menulis injilnya di lokasi tempat berdirinya menara itu. Ia
membungkus dan menyembunyikan dokumen-dokumen itu di suatu gua.
Naskah itu akan tetap berada di sana hingga tiba waktu yang tepat
untuk mengungkapkannya."
Sinclair menunjuk ke sejumlah lubang besar menyerupai liang di
pegunungan sekitar mereka. "Lihat liang-liang di gunung itu? Semuanya
akibat penggalian para pencari harta sejak seabad lalu."
"Mereka mencari injil?"
Sinclair tertawa dengan suara pelan dan sinis. "Ironisnya, kebanyakan
mereka bahkan tidak tahu apa yang mereka cari.
Mereka tidak memiliki bayangan sama sekali. Me-
mang, mereka mengetahui legenda tentang pusaka Cathar, atau pernah
membaca buku tentang Sauniere dan kekayaan misteriusnya.
Tapi kebanyakan di antara mereka tidak tahu apa kekayaan itu.
Sebagian menduga Cawan Suci atau Tabut Perjanjian.
Sebagian lagi yakin itu adalah harta rampasan dari Rumah Tuhan di
Yerusalem atau timbunan emas Visigoth yang tersembunyi dalam suatu
kuburan.
"Begitu mendengar kata 'harta karun', manusia yang tadinya rasional
pun segera menjadi biadab. Orang dari segala penjuru dunia
berdatangan ke tempat ini selama berabad-abad demi memecahkan
misteri Languedoc. Percayalah, aku sudah menyaksikannya berulang kali.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Para pemburu harta karun menggunakan dinamit yang mengakibatkan


timbulnya lubanglubang. Dan tanpa izin dariku, kalau boleh
menambahkan."
Sinclair menunjuk ke lubang-lubang yang lebih parah di lereng gunung,
kemudian melanjutkan penjelasannya.
"Melindungi lingkungan harta karun menjadi sama pentingnya dengan
harta itu sendiri bagi bangsa Cathar. Itulah sebabnya, kebanyakan
masyarakat modern bahkan tak tahu bahwa kedua injil ini ada. Lihatlah
kehancuran akibat tindakan yang hanya dilandasi spekulasi. Bisa kalian
bayangkan, bagaimana kondisi wilayah kami jika orang-orang tahu bahwa
harta karun itu sangat sakral dan tak ternilai harganya."

Sinclair terus menyuguhi mereka dengan legenda harta karun, juga


kisah para pemburu harta yang dengan
lancangnya merusak sumber daya alam di sana. Ia menceritakan bahwa
selama perang, Nazi mengirim beberapa tim dalam rangka menguak
artefak pemujaan yang mereka percaya dikubur di wilayah ini.
Seperti yang diketahui, pasukan Hitler tidak berhasil menemukan harta
yang mereka cari dan pulang dengan tangan hampa ditambah kekalahan
perang tak lama kemudian.
Peter begitu khusyuk dan tenang mendengarkan sehingga informasi yang
tak tanggung-tanggung jumlahnya itu masuk ke benaknya. Nanti, ia akan
menyortir semua penjelasan dan menentukan berapa banyak yang
berpotensi benar dan berapa banyak yang sekadar romantisme Sinclair
terhadap Languedoc.
Tempat yang alamiah dan mistis ini membuat orang mudah terhanyut
dalam legenda Grail dan hilangnya manuskrip suci.
Namun, bahkan Peter sekalipun merasa jantungnya berdebar cepat jika
memikirkan gagasan bahwa artefak semacam itu benar-benar ada.
Maureen berjalan di samping Sinclair, sambil menyimak dengan seksama.
Peter tidak yakin apakah Maureen yang bersamanya ini adalah Maureen
sang jurnalis dan penulis, ataukah Maureen si wanita lajang yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mengamini setiap kata Sinclair. Tapi wanita ini begitu terhanyut, begitu
terfokus pada pria Skotlan yang karismatik ini.
Ketika mereka mengitari sudut di puncak bukit kecil, terlihat sebuah
menara batu yang mirip dengan menara kastil, menjulang di lereng bukit.
Bangunan setinggi beberapa tingkat itu berdiri sendirian dan terlihat
ganjil di tengah bentang alam yang berbatu.
"Bangunan itu seperti menara Sauniere!" pekik Maureen.
"Kami menyebutnya menara Folly. Dibangun oleh kakek saya. Dan ya,
bentuknya mencontoh menara Sauniere.
Pemandangan dari bangunan itu tidak sedramatis pemandangan seperti
dari menara yang berada di Rennes-le-Chateau karena tempatnya lebih
rendah. Tapi tetap indah. Mau ke sana?"
Maureen menatap Peter yang sedang termenung, untuk mengetahui
apakah ia ingin mengamati menara itu. Peter menggelengkan kepala.
"Aku di sini saja. Kau naiklah."
Sinclair mengeluarkan kunci dari sakunya kemudian membuka pintu
menara. Ia masuk lebih dulu dan memimpin Maureen menaiki tangga yang
melingkar. Setelah membuka pintu menuju geladak di lantai atap, ia
mempersilakan Maureen untuk masuk lebih dulu.
Pemandangan negara Cathar berikut puing-puing dan puripuri kuno di
kejauhan sungguh luar biasa. Maureen menikmati sajian itu sejenak
sebelum bertanya pada Sinclair, "Mengapa ia membangun menara ini?"
"Sama dengan alasan Sauniere membangun menaranya. Pemandangan
dari mata burung. Mereka percaya, kita bisa menyibakkan banyak
rahasia dari atas."
Maureen bersandar ke pagar sambil mengeluh dengan rasa frustrasi.
"Mengapa semuanya penuh teka-teki? Kau berjanji akan memberi
jawaban, tapi sejauh ini kau malah menimbulkan semakin banyak tanda
tanya."
"Mengapa kau tidak bertanya pada suara-suara di kepalamu? Atau, yang
juga lebih baik, pada perempuan
yang hadir dalam visimu? Dialah yang membuatmu ke sini." Maureen
tercengang. "Dari mana kautahu tentang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dia?"
Sinclair tersenyum penuh arti, tapi tidak arogan.
"Kau wanita dari darah Paschal. Pengalaman itu sudah bisa diduga.
Apakah kautahu asal-usul nama keluargamu?"
"Paschal? Ayahku lahir di Lousiana dari keturunan Prancis, seperti
warga lainnya di daerah rawa itu." "Cajun?"
Maureen mengangguk. "Itu yang kuketahui. Ia meninggal saat aku masih
kecil. Tak banyak yang kuingat tentang dia."
"Kautahu dari mana asal kata 'Cajun'? 'Arcadian'. Orang Prancis yang
tinggal di Lousiana disebut Arcadian. Akibat dialek lokal, kata itu
berubah menjadi 'Acadian', kemudian 'Cajun'.
Apakah kau pernah melihat arti kata 'paschal' di kamus bahasa
Inggris?"
Sekarang Maureen mengawasi lelaki ini, penuh rasa ingin tahu tapi
semakin waspada. "Tidak. Aku tak pernah melakukannya."
"Sungguh mengherankan. Seorang dengan kemampuan riset seperti
dirimu tidak banyak tahu tentang nama keluarganya sendiri."
Maureen mengalihkan tatapannya ketika mengisahkan masa lalunya.
"Ketika ayahku meninggal, ibu memboyongku untuk tinggal bersama
kerabatnya di Irlandia. Setelah itu aku tidak ada kontak dengan
keluarga ayahku."
"Tetap saja, salah satu dari orangtuamu pasti memiliki firasat
bagaimana nasibmu."
"Mengapa kau berkata begitu?"
"Namamu. Maureen. Kau tidak tahu apa artinya?"
Angin yang hangat berembus kembali, menerpa rambut merah Maureen.
"Tentu saja. Itu kata Irlandia untuk 'Maria kecil'. Peter selalu
memanggilku dengan nama itu."
Sinclair mengangkat bahu seolah pertanyaannya terjawab, tatapannya
menerawang ke pemandangan Languedoc. Maureen mengikuti arah
tatapannya, yakni ke serangkaian bebatuan besar yang tersebar di
dataran rumput yang luas.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Matahari musim panas membakar sesuatu di kejauhan. Pantulannya


membuat Maureen terkejap-kejap, seolah ia melihat sesuatu di ujung
sana.
Sinclair terlihat sangat berminat dengan arah visi Maureen.
"Ada apa?"
"Bukan apa-apa." Maureen menggeleng. "Hanya... matahari menerpa
mataku."
Sinclair belum mau menyerah. "Apakah kauyakin?"
Untuk sekian lama, Maureen merasa ragu. Pandangannya tertuju ke
padang rumput itu lagi. Ia meng angguk, sebelum mengajukan
pertanyaan yang memberati kepalanya. "Kau hanya membicarakan nama
keluargaku saja. Kapan kau akan menunjukkan surat dari ayahku?"
"Kurasa, kau akan tahu lebih banyak setelah senja
ini."
Maureen kembali ke kamarnya yang mewah di chateau itu untuk mandi
dan berganti pakaian sebelum makan malam.
Begitu ia keluar dari kamar mandi, terlihat sesuatu yang tidak ia
temukan ketika pertama kali masuk ke ruang an itu. Di atas tempat
tidurnya, tergeletak sebuah buku besar bersampul tebal kamus bahasa
Inggris yang terbuka
pada halaman yang menunjukkan huruf "p".
Kata "Paschal" dilingkari dengan pulpen merah. Maureen membaca
definisinya.
"Paschal Suatu representasi simbolis Kristus. Domba Paschal adalah
simbol Kristus dan simbol Paskah."

... Berkali-kali sudah lelaki bernama Paulus ini memberitahu aku. ia telah
mengakibatkan kericuhan hebat diantara umat terpilih. Sebagian orang
jauh-jauh datang dari Roma sebagaimana juga dari Efesus. untuk
berkonsultasi denganku tentang lelaki ini dan kata-katanya.
Bukannya aku menghakimi, dan aku pun tidak bisa mengatakan apa isi
hatinya karena aku belum berjumpa langsung dan belum menatap
matanya. Namun bisa kukatakan dengan pasti bahwa lelaki ini belum

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pernah bersua dengan Easa. Sehingga membuatku sangat risau saat


mendengar bahwa ia berbicara atas nama Easa dan segala ajarannya
tentang cahaya dan kebaikan yang adalah JalanNya.
Banyak hal-hal menyangkut lelaki ini yang kupikir berbahaya. Ia pernah
bersekutu dengan pengikut terkeras Yohanes. Orang-orang yang sangat
membenci Easa. Mereka menentang ajaran-ajaran JalanNya
sebagaimana yang disampaikan kepada kami Aku mendapat kabar bahwa
dahulu ia dikenal sebagai Saulus dari Tarsus. Dan bahwa dahulu dialah
orang yang memerangi umat terpilih. Dia berdiri tanpa melakukan apa
pun sementara seorang pengikut muda Easa. seorang pemuda tampan
bernama Stepanus yang hatinya dipenuhi kasih, dirajam dengan batu.
Sebagian orang mengatakan bahwa Saulus inilah yang mengusulkan
hukuman ku. Pemuda tadi adalah pengikut yang
meninggal pertama kali setelah Easa. demi keimanan pada
JalanNya.Namun ia bukanlah yang terakhir. Akibat lelaki seperti Saulus
dari Tarsus.
Kami mesti sangat waspada.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

Sembilan

Chateau des Pommes Bleues 23 Juni 2005

Ruang makan yang dipilih untuk senja itu adalah ruang makan pribadi
Sinclair yang tidak terlalu formal dibandingkan ruang makan utama
chateau yang sangat besar. Ruangan itu memukau dengan berbagai
replika indah lukisan-lukisan Botticelli yang paling terkenal. Dua versi
masterpiece yang berjudul Ratapan nyaris menutupi salah satu dinding.
Lukisan itu menunjukkan Yesus yang disalib berada dalam posisi Pieta di
atas pangkuan ibundanya. Dalam versi pertama, Maria Magdalena
menangis sambil memeluk kepala Yesus. Versi kedua menunjukkan Maria

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Magdalena sedang memeluk kaki Yesus. Ada pula tiga lukisan madonna(1)
dari era Renaisans, Madonna dengan Buah Delima, Madonna dengan
Alkitab, dan Madonna Nyanyian Maria, tergantung dengan bingkai
bersepuh emas yang sangat mahal di dua dinding lainnya.
Perhatian Maria dan Peter kepada karya seni itu tergangguvketika
mereka melihat sajian tradisional

1 Gambar Maria dengan anak Yesus dipangku,

Languedoc dihidangkan.
Semangkuk besar buncis dan sosis babi panggang yang masih mengepul
dan tumis kacang dengan daging bebek yang lezat disajikan oleh
beberapa orang pelayan wanita. Ada juga roti renyah yang ditempatkan
dalam keranjang dan anggur merah pekat dari Corbieres yang menanti
untuk dituangkan.
"Selamat datang di ruangan Botticelli," salam Sinclair begitu masuk.
"Aku tahu, belakangan ini kalian sangat terkesan dengan Sandro."
Maureen dan Peter menatapnya.
"Apakah kau membuntuti kami?" tanya Peter.
"Tentu saja," jawab Sinclair tanpa tedeng aling-aling. "Dan aku sangat
senang telah melakukannya karena aku sangat terkesan mengetahui
perhatian kalian berakhir pada lukisan fresco pernikahan. Sandro luar
biasa berbakti pada Magdalena.
Sikap ini terlihat jelas dalam karya-karya terkenalnya. Contohnya yang
satu ini."
Sinclair menunjuk sebuah replika Kelahiran Venus karya Botticelli.
Lukisan yang kini menjadi ikon itu menggambarkan dewi telanjang
muncul dari balik gelombang, berdiri di atas cangkang kerang.
Gambar itu mencerminkan kedatangan Maria Magdalena di pantai
Prancis. Ia sering ditampilkan sebagai Dewi Cinta dalam lukisan
Renaisans dan berkaitan erat dengan planet Venus."
"Aku sudah melihat lukisan itu setidaknya seratus kali," komentar
Maureen. "Tapi aku tak tahu kalau itu lukisan Maria Magdalena."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Sangat sedikit orang yang tahu. Sandro kami ini terlibat aktif dalam
organisasi Tuscan yang bertujuan
melestarikan nama dan kenangan terhadap Maria Magdalena.
Persaudaraan Maria Magdalena, demikian nama organisasi itu. Apakah
kalian mengetahui makna simbol-simbol dalam lukisan fresco yang kalian
lihat di Louvre?"
Maureen agak ragu-ragu. "Aku tidak yakin." "Bagaimana perkiraanmu?"
"Aku pikir berhubungan dengan astrologi, atau setidaknya astronomi.
Kalajengking mewakili gugusan Scorpio, dan busur pemanah
melambangkan Sagitarius."
"Bravo. Aku yakin perkiraanmu benar. Pernah dengar tentang Zodiak
Languedoc?"
"Belum, tapi aku pernah mendengar tentang Zodiak Glastonbury di
Inggris. Apakah sama?"
"Ya. Jika kita menumpukkan peta gugusan bintang di atas peta wilayah
itu, maka kita akan melihat bahwa kota-kota tersebar mengikuti
gugusan tertentu. Demikian pula dengan Zodiak Glastonbury."
Peter mengekspresikan rasa bingungnya. "Maaf, aku tidak paham."
Maureen menjelaskan padanya. "Tema semacam ini cukup umum di
kalangan masyarakat kuno, dimulai dari bangsa Mesir.
Mereka membangun lokasi-lokasi suci mengikuti konstelasi langit.
Umpamanya, piramid Giza mengikuti gugusan Orion.
Kota-kota di sana direncanakan sedemikian rupa a-gar serasi dengan
pola bintang-bintang. Hal ini sesuai dengan filsafat alkemis
'Sebagaimana di atas, demikian pula di bawah'."
"Lukisan fresco yang menggambarkan pernikahan itu adalah peta.
Sandro bermaksud memberitahu ke mana
kita melihat," Sinclair ikut menjelaskan.
"Tunggu sebentar. Jadi menurutmu, pelukis terhebat sepanjang sejarah
itu pun terlibat dalam teori konspirasi Magdalena?" Peter sudah
kelelahan dan sebagai akibatnya ia tak lagi berbasa-basi.
"Sebenarnya, Bapa Healy, menurutku banyak pelukis terhebat sepanjang
sejarah yang turut ambil andil dalam konspirasi ini. Seyogianyalah kita

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berterima kasih pada Magdalena karena banyak hal. Di antaranya pusaka


seni dari para seniman besar."
"Seperti Leonardo da Vinci?" tanya Maureen.
Wajah Sinclair mendadak merah padam sehingga Maureen kaget.
"Tidak! Leonardo da Vinci tidak termasuk karena alasan kuat."
"Tapi ia menampilkan Maria Magdalena dalam lukisan fresconya,
Perjamuan Malam Terakhir. Dan ada spekulasi yang telah diketahui
banyak orang bahwa ia pemimpin sebuah kumpulan rahasia yang
menghormati Maria Magdalena dan sang wanita suci." Leonardo adalah
seniman yang berulangkah Maureen temukan ketika melakukan riset
tentang Maria Magdalena. Ia merasa kaget sekaligus bingung melihat
kebencian Sinclair terhadap topik ini, yang sama sekali tidak terduga.
Sinclair meneguk anggurnya, meletakkan gelas dengan sangat perlahan.
Ketika ia bicara, suaranya tajam. "Sayangku, kita tidak akan merusak
malam ini dengan membicarakan lelaki itu atau karyanya. Kau tidak akan
menemukan sesuatu yang terkait dengan Leonardo da Vinci di rumahku,
tidak pula di rumah-rumah lainnya di wilayah ini. Untuk saat ini,
demikianlah penjelasanku." Ia tersenyum untuk sedikit mencairkan
suasana.
"Lagi pula, banyak seniman hebat lain yang bisa kita pilih. Misalnya
Sandro, Poussin, Ribera, El Greco, Moreau, Cocteau, Dali..."
"Tapi mengapa?" tanya Peter. "Mengapa seniman-seniman ini terlibat
dalam sesuatu yang pada dasarnya sesat?"
"Sesat tergantung orang yang melihatnya. Tapi menjawab
pertanyaanmu, seniman-seniman besar ini melukis untuk tokohtokoh
kaya yang mendukung mereka dan karya mereka.
Kebanyakan di antara mereka masih berkerabat dan merupakan
keturunan Maria Magdalena. Contohnya lukisan fresco pernikahan karya
Botticelli ini. Sang mempelai pria, Lorenzo Tornabuoni, memiliki
pertalian darah yang suci. Mempelai wanitanya, Giovanna Albizzi, bahkan
berasal dari keturunan yang lebih mulia. Kita bisa lihat, dalam lukisan ini
ia mengenakan gaun merah. Warna ini menyimbolkan hubungannya
dengan garis Magdalena. Pernikahan itu sangat penting karena

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menyatukan dua dinasti keluarga yang sangat kuat, yang sejak dulu
bertikai."
Baik Maureen maupun Peter diam, menunggu penjelasan apa lagi yang
dipilih Sinclair untuk disampaikan.
"Bahkan ada spekulasi bahwa semua seniman ini berasal dari garis darah
itu dan bahwa bakat hebat mereka menurun dari genetika yang suci.
Pendapat ini mungkin saja benar, misalnya dalam kasus Sandro. Dan kami
yakin begitu juga dengan sejumlah tokoh Prancis, contohnya Georges de
ia Tour, yang berulang kali melukiskan pembimbing dan leluhurnya."
Maureen senang karena ia memiliki pengetahuan tentang topik ini. "Aku
melihat salah satu lukisan de ia Tour saat melakukan riset. Lukisan
Pertobatan Magdalena
berada di Los Angeles." Maureen sangat tergugah dengan cahaya dan
bayangan dalam lukisan indah itu. Maria Magdalena, tangannya di atas
tengkorak pertobatan, menatap pantulan cahaya lilin yang redup di
cermin.
"Itu salah satu lukisan Pertobatan Magdalena. Ia membuat banyak
lukisan berjudul sama, yang masing-masing memiliki perbedaan halus.
Beberapa di antaranya hilang. Salah satunya dicuri dari museum pada
zaman kakekku."
"Bagaimana kautahu bahwa Georges de ia Tour berasal dari garis darah
itu?"
"Namanya saja sudah menjadi petunjuk awal. De ia Tour berarti 'dari
menara'. Memang, agak melibatkan permainan kata. Nama Magdala
berasal dari kata 'migdal', yang berarti menara. Jadi, secara harfiah ia
adalah Maria dari tempat menara.
Seperti yang sudah kau ketahui, sebagian orang berpendapat bahwa
Magdalena adalah julukan, artinya Maria sang menara, atau pemimpin
sukunya.
"Ketika terjadi pembantaian, orang-orang Cathar yang selamat terpaksa
mengubah nama untuk menyembunyikan identitas mereka karena nama-
nama Cathar sudah sangat dikenal. Mereka juga menyembunyikan pusaka

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

di tempat terbuka sembari menggunakan nama-nama seperti de ia Tour


dan..." Sinclair diam sejenak untuk memberi efek dramatis "de Paschal."
Maureen terbelalak. "De Paschal?"
"Tentu saja. Nama Paschal digunakan untuk menutupi salah satu
keluarga Cathar yang paling terhormat. Lagi-lagi, di tempat terbuka. Di
Prancis mereka menggunakan nama de Paschal sedangkan di Italia,
Pasquale. Anak-anak domba paschal."
Sinclair melanjutkan. "Selain itu, aku tahu bahwa Georges de ia Tour
berasal dari garis darah itu karena ia adalah Pemimpin Utama organisasi
yang diabdikan untuk melestarikan tradisi Kristiani murni seperti yang
dibawa Maria Magdalena ke Eropa."
Sekarang, giliran Peter bertanya. "Apa nama organisasi itu?"
Sinclair mengisyaratkan mereka untuk melihat ke sekeliling.
"Perkumpulan Apel Biru. Kalian sedang makan malam di markas resmi
organisasi yang telah berdiri di tanah ini sejak seribu tahun lalu."

Sinclair enggan membicarakan perkumpulan itu lebih lanjut.


Seperti seorang penipu ulung, ia mengalihkan pembicaraan dengan
cekatan. Sepanjang sisa jamuan makan itu mereka membicarakan
pengalaman ketika mengunjungi Rennes-le-Chateau dan mengenal lebih
jauh Berenger Sauniere, pendeta yang penuh teka-teki.
Sinclair sangat bangga dengan nama yang disandangnya. "Abbe
membaptis kakekku di gereja itu," jelasnya. "Tak heran Alistair tua
begitu mengabdi pada tanah ini."
"Tentunya ia mewariskan pengabdian itu kepadamu," kata Maureen.
"Ya. Ketika ia menamaiku mengikuti nama Berenger Sauniere, kakekku
memberi pemberkatan khusus padaku.
Ayahku keberatan, tapi Alistair sekukuh baja. Tak ada orang yang bisa
menentangnya sejak dulu, apalagi ayahku."
Sinclair menolak menjelaskan lebih lanjut. Maureen dan Peter pun tidak
mendesak karena jelas topik ini bersifat pribadi dan sensitif. Setelah
acara makan malam usai, Sinclair membimbing Peter dan Maureen keluar
dari ruang makan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ayolah, aku ingin melanjutkan pembicaraan tentang Sandro dan


penemuan kalian yang luar biasa di Louvre. Ke sini."
Sinclair memimpin mereka memasuki ruangan modern yang tidak sesuai
dengan bangunan rumah. Ruang itu dipenuhi perabotan canggih home
theater dan sejumlah komputer. Roland menghadap ke salah satu
monitor dan mengucapkan salam hangat begitu mereka masuk. Pelayan
Prancis itu menekan beberapa tuts pada kibor kemudian menyorongkan
tubuhnya untuk menekan sebuah tombol pada panel. Dan tergelarlah
layar proyeksi di dinding.
Sebuah peta wilayah lokal muncul pada layar di depan mereka. Sinclair
menunjuk beberapa lokasi penting. "Kalian bisa melihat desa-desa yang
sudah kalian kenal: Rennes-le-Chateau di sebelah kanan sana, dan tentu
saja, di sini Arques, tempat kita berada sekarang. Kuburan Poussin yang
kalian lihat kemarin di sebelah sini."
"Kuburan itu berada di tanahmu?" tanya Maureen. Sinclair mengangguk.
"Kami yakin, salah satu harta karun paling berharga sepanjang sejarah
berada di wilayah ini." Ia memberi isyarat pada Roland, dan terbukalah
sebuah peta gugusan bintang yang ditumpangtindihkan dengan peta tadi.
Gugusan-gugusan itu telah diberi nama. Scorpio tepat berada di atas
desa Rennes-le-Chateau. Arques berada di antara Scorpio dan
Sagitarius.
"Sandro telah membuatkan peta untuk kita. Itulah
hadiah pernikahan sesungguhnya kepada pasangan terhormat itu.
Bahkan, karyanya ini sedemikian akurat hingga harus segera
dihancurkan. Lukisan-lukisan fresco itu tergantung di dinding yang
adalah bagian properti Tornabuoni. Itulah sebabnya mereka tidak bisa
menghancurkannya. Mereka malah mengecat lukisan itu dengan warna
putih sehingga tidak terlihat. Lukisanlukisan itu baru terlihat di akhir
abad 18 karena suatu kejadian yang tidak disengaja."
Kesadaran muncul di benak Maureen. "Jadi, itu sebabnya kau tinggal di
sini. Di Arques. Menurutmu, Maria Magdalena mengubur injilnya di sini?"
"Aku yakin akan hal itu. Dan sekarang kautahu, Sandro pun
menyadarinya. Perhatikan lukisan fresco itu lagi. Roland, tolong."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Roland menekan tombol yang memunculkan lukisan lukisan fresco yang


tersimpan di Louvre. Sinclair menunjuk beberapa bagian. "Lihat,
perempuan dengan kalajengking ada di sini. Di sebelah kanannya,
seorang perempuan yang tidak memegang simbol apa pun. Di atas
mereka, seorang perempuan duduk di atas singgasana memegang busur.
Lihatlah lebih dekat.
Perempuan ini dibalut kain merah, jubah Maria Magdalena. Dan ia
memberi permohonan berkat ke kepala perempuan yang duduk di antara
dia dan perempuan dengan kalajengking. Itulah X yang menandai lokasi
itu di peta, antara Scorpio dan Sagitarius.
"Sandro Botticelli mengetahui lokasi tempat harta karun disimpan.
Begitu juga Nicolas Poussin. Dan mereka berbaik hati memberi petunjuk
agar kita bisa menemukannya."
Bagi Peter, semua ini tidak masuk akal. "Mengapa
seniman seniman ini membuat peta yang menunjukkan lokasi harta yang
tak bernilai untuk dipertontonkan kepada publik?"
"Karena harta karun itu harus dicari. Harta itu tidak bisa ditemukan
oleh sembarang orang. Kita bisa saja setiap hari berdiri di lokasi tempat
Magdalena menyimpan pusakanya. Tapi kita tak akan menemukannya
hingga ia memutuskan untuk menunjukkannya pada kita. Harta itu
seolah-olah disembunyikan proses alkemi, suatu kunci yang hanya bisa
dibuka dengan...kekuatan yang memadai, barangkali itu istilahnya?
Legenda mengatakan bahwa harta itu akan tampak dengan sendirinya
pada waktunya, ketika orang yang dipilih oleh Magdalena sendiri datang
untuk mengklaimnya. Sandro dan Poussin sama-sama berharap pusaka itu
terungkap pada masa hidup mereka. Keduanya berusaha membantu
proses kemunculan harta itu.
"Dalam kasus Botticelli, Giovanna Albizzi adalah orang yang dipercaya
berpotensi menemukan harta itu. Berbagai pandangan menyebutnya
sebagai perempuan berbudi luhur dan saleh, juga cerdas dan
berpendidikan. Potret perempuan ini, yang diciptakan Ghirlandaio,
menyertakan suatu epigram yang bertuliskan 'Sekiranya seni bisa
menuangkan karakter dan pikiran, tak akan ada lukisan yang lebih

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

indah'. Apakah kalian ingat lukisan fresco lainnya yang ada di Louure?
Lukisan yang dinamakan Venus dan Tiga Dewi mempersembahkan hadiah
kepada seorang perempuan muda? Perempuan muda yang mengenakan
gaun merah itu Giovanna Albizzi. Kalian akan melihat, perempuan dalam
lukisan Botticelli ini mengenakan kalung yang menunjukkan garis darah
yang sama dengan perempuan pada potret Ghirlandaio.
Perhiasan yang sangat berharga itu dipersembahkan baginya untuk
merayakan perdamaian antara kedua keluarga yang sangat kuat. Ada
harapan besar yang disandarkan pada Giouanna yang mulia.
"Sayangnya, harapan itu tidak terwujud. Giouanna yang malang
meninggal saat melahirkan, dua tahun setelah ia menikah."
Maureen menyerap semua yang dikisahkan Sinclair. Otaknya berusaha
memproses kisah Italia dengan kisah yang ia peroleh sebelumnya di
Rennes-le-Chateau. Tiba-tiba, sebuah pikiran melintas.
"Apakah Anda berpikir Sauniere mungkin telah menemukan injil
Magdalena? Itukah yang membuatnya kaya raya?"
"Tidak. Tentu saja tidak." Sinclair sangat serius ketika mengatakannya.
"Namun jelas, Sauniere memang mencari pusaka itu. Penduduk setempat
mengatakan bahwa ia sering berjalan bermil-mil di wilayah itu,
memeriksa batuan dan liangliang, mencari petunjuk."
"Bagaimana kau yakin bahwa ia tidak menemukannya?" Peter ingin tahu.
"Karena jika ia menemukannya, keluargaku pasti tahu. Lagi pula, harta
itu hanya bisa ditemukan oleh seorang perempuan.
Seorang perempuan yang berasal dari garis darah itu dan dipilih oleh
Magdalena sendiri."
Peter tak sanggup menahan kecurigaannya. "Dan kau pikir, Maureenlah
orangnya."
Sinclair tercenung sesaat. Kemudian ia menjawab terang-terangan,
seperti biasanya. "Aku mengagumi keterusteranganmu, Bapa. Dan
jawabanku...Ya, aku memang berpikir Maureenlah orang yang dipilih.
Belum ada seorang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pun yang berhasil, padahal ribuan telah mencoba. Kita tahu, harta itu
ada di sini. Meski begitu, orang yang paling berani pun telah gagal
menemukan harta itu. Termasuk aku sendiri.
Saat beralih ke Maureen, ekspresi dan nada bicara Sinclair melembut.
"Sayangku, kuharap kau tidak takut. Aku tahu, semua ini rasanya aneh,
bahkan mengejutkan. Aku hanya berharap kau sudi mendengarkan. Kau
tidak akan diminta melakukan apa pun yang berlawanan dengan
keinginanmu.
Kehadiranmu di sini adalah keinginanmu sendiri, dan kuharap kau
memilih untuk terus tinggal di sini."
Maureen mengangguk padanya, tapi tidak mengatakan apaapa.
Ia tak tahu apa yang mesti dikatakan atau bagaimana menanggapi
pengungkapan itu. Ia bahkan tidak tahu pasti, bagaimana perasaannya
terhadap semua ini. Apakah ia merasa mendapat suatu kehormatan?
Suatu privilese? Ataukah ia merasa semua ini menakutkan belaka?
Barangkali ia tak lebih dari boneka seorang eksentrik dan kultusnya.
Rasanya semua yang ia dengar tidak hanya benar, tapi juga terkait
dengan dirinya.
Tapi ada sesuatu dalam sikap Sinclair yang terasa benar-benar tulus
bagi Maureen. Dengan pendapat-pen-dapatnya yang ekstrem dan
keeksentrikannya, Maureen merasa lelaki ini bisa dipercaya.
Akhirnya, Maureen menjawab dengan ucapan pendek.
"Teruskanlah."
Peter menekan agar memperoleh keterangan lebih
jauh.
"Apa yang membuatmu berpikir Maureenlah orangnya?"
Sinclair mengangguk pada Roland. "Tolong tunjukkan Primavera."
Roland menekan tuts lain dan muncullah mahakarya Botticelli,
Prirnavera, selayar penuh, dengan warna-warni memukau.
"Karya lainnya dari Sandro kita. Kau sudah tahu, tentu saja."
"Ya." Jawaban Maureen nyaris tidak terdengar. Ia tidak tahu pasti ke
mana arah pembicaraan ini, tapi ia merasa ada simpul yang mengencang
di perutnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter menjawab. "Tentu saja. Itu salah satu lukisan paling terkenal di
dunia."
"Alegori Musim Semi. Hanya sedikit orang yang tahu makna lukisan ini
yang sebenarnya. Tapi sekali lagi Sandro mempersembahkan
penghargaan kepada Maria kami. Tokoh sentral dalam lukisan ini adalah
Maria Magdalena yang tengah mengandung perhatikanlah jubah
merahnya. Apakah kalian tahu mengapa Magdalena mencerminkan musim
semi?"
Peter berusaha mengikuti pemikiran Sinclair sedekat mungkin. "Karena
Paskah?"
"Karena Paskah pertama jatuh pada ekuinoks. Kristus disalib pada
tanggal 20 Maret dan dibangkitkan pada 22 Maret.
Legenda esoteris di wilayah ini mengatakan bahwa Magdalena dilahirkan
pada tanggal 22 Maret juga. Hari pertama dalam zodiak pertama, Aries
sang biri-biri jantan. Tanggal itu menandai permulaan baru dan
kebangkitan. Selain itu, angka dua puluh dua dipandang memiliki makna
spiritual sebagai angka sang perempuan suci. Dua puluh dua Maret.
Apakah angka itu berarti bagimu, Maureen?"
Peter sudah memahami hubungannya. Ia menoleh
untuk melihat reaksi Maureen terhadap pengungkapan ini. Cukup lama
Maureen terdiam. Ketika akhirnya menjawab, suaranya pelan bergetar.
"Itu tanggal ulang kelahiranku."
Sinclair menoleh ke Peter. "Dilahirkan pada tanggal kebangkitan,
dilahirkan dengan garis darah Perempuan Gembala. Dilahirkan di bawah
lambang biri-biri jantan pada hari pertama musim semi dan kelahiran
kembali."
Sinclair menyampaikan kesimpulan akhir kepada Maureen.
"Sayangku, kaulah domba paschal."

Maureen segera mohon diri untuk meninggalkan ruangan itu.


Ia butuh waktu untuk memikirkan dan memproses segala informasi dan
pesan yang tersirat dalam ucapan Sinclair.
Maureen merebahkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan mata.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ketukan di pintu sudah ia perkirakan, tapi datang lebih cepat. Maureen


bersyukur karena suara Peter yang terdengar dari balik pintu.
"Maureen, ini aku. Boleh aku masuk?"
Maureen beranjak dari tempat tidur dan menyeberangi ruangan untuk
membuka pintu.
"Bagaimana perasaanmu?"
"Campur aduk. Masuklah."
Maureen mengisyaratkan Peter agar duduk di salah satu kursi besar
berlapis kulit merah di samping perapian. Peter menggelengkan kepala.
Pikirannya terlalu kacau
hingga ia tidak bisa duduk tenang di kursi.
"Maureen, dengarkan aku. Aku ingin mengeluarkanmu dari sini sebelum
persoalannya bertambah aneh."
Maureen menghela napas dan menempati kursi itu sendiri.
"Tapi aku baru mulai mendapat jawaban yang menjadi alasan
kedatanganku ke sini. Yang menjadi alasan kita."
"Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku sangat mengharapkan jawaban
Sinclair. Dan kupikir kau berada dalam bahaya besar."
"Dari Sinclair?"
"Ya."
Maureen menatap Peter dengan kesal. "Yang benar saja. Mengapa ia
ingin mencelakakan aku jika ia memandangku sebagai jawaban yang
selama ini ia tunggu?"
"Karena tujuannya hanya ilusi yang dibungkus dengan takhayul dan
legenda berumur ratusan tahun. Ini sangat berbahaya, Maureen. Yang
kita bicarakan ini adalah kultus agama. Kefanatikan. Aku khawatir ia
akan melakukan sesuatu padamu begitu ia sadar bahwa kau bukanlah
dewi penyelamatnya."
Maureen diam sesaat. Pertanyaan berikutnya terucap dengan
ketenangan luar biasa.
"Mengapa kau berpikir bahwa aku bukan orang yang ia tunggu?"
Peter tercengang mendengar pertanyaan ini. "Kau percaya pada semua
ini?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Lalu apakah kau bisa menjelaskan semua kebetulan ini, Pete? Suara-
suara itu, visi-visi itu? Karena selain ucapan Sinclair, aku tidak bisa
memberi penjelasan lain." Suara Peter tegas, seolah sedang berbicara
pada
seorang anak kecil. "Kita pergi dari sini besok pagi. Kita bisa mengambil
penerbangan dari Toulouse ke Paris. Bahkan kita bisa memilih
penerbangan dari Carcassonne ke London..."
Maureen mencengkeram pegangan kursi, sikapnya tidak bisa ditawar-
tawar. "Aku tetap di sini, Peter. Aku tidak akan pergi hingga aku
mendapatkan jawaban yang kucari."
Kemarahan menguasai Peter. "Maureen, aku bersumpah pada ibumu
sebelum ia meninggal bahwa aku akan selalu menjagamu, bahwa aku tak
akan membiarkan peristiwa yang menimpa ayahmu..."
Maureen terlihat seperti baru ditampar. Peter cepat cepat
mengembalikan pembicaraan. "Aku minta maaf, Maureen, aku..."
Maureen memotong ucapan Peter dengan dingin. "Ayahku. Terima kasih
karena telah mengingatkanku pada satu alasan lagi mengapa aku harus
tetap tinggal di sini. Untuk mengorek keterangan tentang ayahku dari
Sinclair. Nyaris sepanjang hidup, aku bertanya-tanya tentang ayahku
karena yang dikatakan ibuku hanyalah bahwa ia tidak waras. Kurasa, itu
juga yang ia katakan padamu. Tapi ingatanku pada ayahku, meski remang
sekalipun, membuatku yakin bahwa itu tidak benar. Jika ada orang yang
bisa memberiku penjelasan lebih banyak tentang ayahku, siapa pun dia,
akan kulakukan segala cara untuk menemuinya. Aku berutang pada
ayahku. Dan diriku sendiri."
Peter akan mengatakan sesuatu, tapi ia berpikir u-lang. Alih-alih, ia
membalikkan badan dan meninggalkan ruangan, dengan raut wajah
terluka. Maureen mengawasinya sejenak, perasaannya melunak,
kemudian ia me-
manggil Peter.
"Bersabarlah denganku. Aku harus memecahkan persoalan ini. Bagaimana
kita tahu apakah visi-visi ini memiliki makna atau tidak, jika kita
berhenti di tengah jalan? Bagaimana seandainya ucapan yang dikatakan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair malam ini benar, meski hanya sebagian kecil? Aku harus tahu
jawabannya, Pete.
Jika aku pergi sekarang, aku akan menyesal seumur hidup. Dan aku tidak
mau hidup seperti itu. Sepanjang hidup, aku selalu lari. Aku lari dari
segala persoalan. Saat masih kecil, aku lari dari Lousiana sedemikian
jauh dan cepat aku berlari hingga aku bahkan tidak ingat apa pun.
Setelah ibuku meninggal, aku lari dari Irlandia dan kembali ke AS. Aku
lari ke suatu kota tempat tak ada kenangan, tempat setiap orang
menjadi seseorang yang berbeda dari yang sesungguhnya. Los Angeles
adalah kota tempat setiap orang seperti aku, setiap orang berlari dari
dirinya yang dulu. Tapi aku tidak mau seperti itu lagi."
Maureen menghampiri Peter dan berdiri di hadapannya.
"Sekarang, untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa seolah
sedang berlari menuju sesuatu. Ya, ini memang menakutkan. Tapi aku
tahu, aku tidak bisa berhenti. Dan aku tidak ingin menghadapi semua ini
tanpamu. Tapi aku sanggup dan akan kulakukan jika kau memilih untuk
pergi besok pagi."
Peter mendengarkan luapan perasaan Maureen dengan penuh perhatian.
Setelah Maureen selesai, ia mengangguk pada gadis itu lalu beranjak
pergi. Ia diam berdiri, tangannya memegang pintu. Sebentar kemudian,
ia berbalik mendekati Maureen.
"Aku tidak akan pergi. Tapi tolong, jangan membuat
aku menyesali keputusan ini sepanjang hidupku. Atau hidupmu."

Peter kembali ke kamarnya dan berdoa sepanjang sisa malam.


Tanpa diniatkan, ia berlama-lama merenungkan ajaran Ignatius Loyola,
pendiri ordo Yesuit. Satu kalimat yang ditulis orang suci itu pada tahun
1556 merasuk pikirannya.
Karena iblis sangat lihai menggoda manusia agar jatuh ke jurang
kehancuran, dibutuhkan keterampilan yang sama kuatnya untuk
menyelamatkan manusia. Iblis mempelajari karakter tiap manusia, masuk
ke dalam jiwa mereka, menyesuaikan diri dengan mereka, dan perlahan-
lahan membisikkan bujuk rayu ke dalam keyakinan mangsanya ia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

membisikkan semangat ambisius, hasrat kerakusan, kegemaran pada


kesenangan, dan me nunjukkan wajah kasih sayang palsu pada orang
salehdan seorang pemenang jiwa mesti bertindak dengan sama
seksamanya dan sama lihainya.
Tidur menjadi sesuatu yang tidak terjangkau jika ucap an-ucapan
pendiri ordonya mengalir ke dalam hati dan pikirannya.
Roma 23 Juni 2005
Uskup Magnus O'Connor menghapus tetasan keringat di alisnya.
Ruangan Dewan Vatikan itu dilengkapi AC, tapi untuk
saat itu tidak menolong. Ia duduk di kursi yang terletak di tengah
sebuah meja besar berbentuk oval, dikeliling pejabat-pejabat Gereja.
Map-map merah yang telah ia serahkan kemarin, kini berada di tangan
Kardinal DeCaro yang tegang dan menyeramkan.
DeCaro bertindak sebagai interogator. "Dan dari mana kautahu bahwa
foto-foto ini otentik?" Sang Kardinal menaruh map-map itu di meja, tapi
belum membukanya agar orang lain mengetahui isinya.
"Aku hadir saat foto-foto itu diambil." Magnus berusaha keras
mengalahkan rasa gemetar akibat situasi yang penuh tekanan. "Benda
itu diserahkan kepadaku oleh pendeta jemaatnya."
Kardinal DeCaro mengeluarkan serangkaian foto berukuran 8 x 10 dari
map. Foto-foto hitam putih itu telah menguning termakan usia, tapi
kesan yang ditimbulkannya tidak berkurang saat mereka bergantian
melihatnya.
Foto pertama berlabel "Bukti I", menunjukkan lengan seorang pria yang
luka parah, diposisikan bersebelahan dengan telapak tangan terpuntir
ke atas. Terlihat luka menganga dan mengeluarkan darah pada
pergelangan tangan.
"Bukti II" menunjukkan kaki pria, keduanya terluka sama parah dengan
lengan, dan ada lubang yang mengeluarkan darah.
Foto ketiga, "Bukti III", menunjukkan pria tanpa baju.
Sebuah luka retak yang tidak rata dan berdarah terlihat di sebelah
dalam rusuk kanan bawah.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kardinal menunggu foto-foto mengejutkan itu digilirkan ke pejabat-


pejabat gereja yang duduk mengelilingi meja, sebelum menyimpannya
kembali ke dalam map lalu
berbicara kepada mereka. Wajah-wajah di sekeliling meja itu pucat pasi
saat mendengar ucapan Kardinal, yang menguatkan opini mereka.
"Kita baru saja melihat stigmata(2) yang telah dinyatakan otentik.
Seluruhnya lima titik dan akurat, termasuk pergelangan tangan."

Chateau des Pommes Bleues 24 Juni 2005

Esok paginya, Sinclair entah berada di mana. Maureen dan Peter


disambut oleh Roland, yang mengantar mereka untuk sarapan. Peter
tidak yakin apakah perhatian besar yang mereka rasakan adalah
pertanda keramahtamahan ataukah lebih menyerupai perlakuan
terhadap tahanan rumah. Sudah jelas, Sinclair sangat hati-hati untuk
tidak membiarkan Maureen dan Peter tanpa pengawasan.
"Monsieur Sinclair meminta untuk memastikan Anda berdua memiliki
kostum yang bagus untuk pesta malam ini. Ia sibuk dengan persiapan
akhir pesta, tapi ia telah menyediakan seorang sopir sekiranya Anda
ingin berkeliling hari ini. Ia pikir barangkali Anda akan suka memandang
kastil-kastil Cathar di wilayah ini. Saya akan merasa terhormat jika
diizinkan menjadi pemandu Anda."
Mereka tidak menolak, dan Roland si raksasa pun menemani perjalanan
itu sembari memberikan komentar komentar dengan sangat baik. Ia
menunjukkan reruntuhan benteng-benteng Cathar yang dulu berjaya
sambil tak lupa menceritakan betapa tokoh-tokoh kaya di Toulouse
ketika itu bersaing dengan raja-raja Prancis dalam hal

2 Tanda-tanda luka Vesus yang melalui pengalaman mistik menjadi


tampak pada tubuh orang percaya,

kekuasaan dan privilese. Tokoh-tokoh Toulouse semuanya adalah


keturunan warga Cathar, atau setidaknya sangat bersimpati dengan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

citacita Cathar. Itulah salah satu alasan mengapa Perang Salib yang
membantai Golongan Murni disambut dengan tangan terbuka oleh raja
Prancis. Dengan begitu ia bisa merampas karta yang dulu menjadi milik
Toulouse, memperlebar wilayah kerajaan Prancisnya sendiri, dan
memperluas jaringan sembari menghilangkan pengaruh para musuhnya.
Dengan bangga, Roland menceritakan kampung halamannya dalam dialek
penduduk setempat, disebut Oc, yang menjadi nama wilayah itu. Langue
(bahasa) Oc kemudian lebih dikenal dengan Languedoc. Saat
berbincang-bincang, Peter menyebut Roland sebagai orang Prancis.
Namun lelaki ini langsung menukas seraya mengatakan bahwa ia bukan
orang Prancis, tetapi Occitan.
Roland bercerita panjang lebar tentang berbagai kekerasan di abad ke-
13 yang melukai tanah maupun rekan-rekan sedaerahnya. Ia begitu
memuja sejarah tanah kelahirannya.
"Kebanyakan orang di luar Prancis bahkan tidak tahu tentang Cathar.
Atau, jika mereka tahu, mereka berpikir bahwa itu adalah sekte kecil
yang tidak penting, yang muncul di pegunungan di sini. Mereka tidak
sadar bahwa Cathar adalah ras dan budaya yang dominan dalam sebuah
wilayah Eropa yang luas dan sejahtera. Kejadian yang menimpa wilayah
ini tidak kurang dari genosida. Hampir sejuta orang dibantai oleh
pasukan Paus."
Ia menoleh ke Peter dengan tatapan simpatis. "Saya tidak merasa
dendam dengan kependetaan modern atas dosa-dosa yang dilakukan
gereja pada abad pertengahan, Abbe Healy. Anda menjadi pendeta
karena mendapat
panggilan Tuhan, semua orang bisa melihatnya."
Roland memimpin mereka tanpa berkata-kata. Maureen dan Peter
takjub melihat kastil-kastil megah yang dibangun di puncak gunung yang
bergelombang, nyaris seribu tahun lalu.
Benteng-benteng ini pada dasarnya tak tertembus-kan, mengingat
lokasinya di pegunungan, sekaligus arsitektur yang tak tertandingi pula.
Kedua pelancong itu mengagumi sumber daya suatu kebudayaan yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mampu mendirikan bangunan pertahanan hebat di lahan yang sulit dan


tidak ramah tanpa bantuan teknologi modern.
Saat makan siang di desa Limoux, Maureen sudah merasa cukup nyaman
dengan kehadiran Roland hingga ia menanyakan hubungan lelaki ini
dengan Sinclair. Lokasi duduk mereka bersama di kafe itu menghadap ke
Sungai Aude. Dari sinilah nama wilayah itu berasal. Sang pelayan pria
bertubuh besar itu ternyata ramah dan menyenangkan, bahkan humoris,
tidak tampak dari penampilannya yang membuat orang gentar.
"Aku dibesarkan di Chateau des Pommes Bleues, Mademoiselle,"
katanya menjelaskan. "Ibuku meninggal saat aku masih bayi. Ayahku
mengabdi kepada Monsieur Alistair dan Monsieur Berenger, kami tinggal
di wilayah ini. Setelah ayahku meninggal, aku bertekad meneruskan
posisinya di chateau. Di sanalah rumahku, dan keluarga Sinclair adalah
keluargaku."
Sosok Roland tampak melembut ketika ia mengisahkan kematian kedua
orangtuanya dan kesetiaannya kepada keluarga Sinclair.
"Pasti berat bagimu, kehilangan kedua orang tua," kata Maureen
simpatis.
Sikap Roland menjadi kaku, tulang belakangnya tegak ketika ia
menjawab. "Ya, Mademoiselle Paschal. Seperti yang telah aku katakan,
ibuku meninggal akibat suatu penyakit yang tidak bisa ditangani ketika
aku masih bayi. Aku menerima musibah ini sebagai kehendak Tuhan. Tapi
kematian ayah berbeda...ayahku dibunuh secara keji, beberapa tahun
lalu."
Maureen terperangah. "Ya, Tuhan. Maafkan aku, Roland." Ia tak ingin
memaksa Roland bercerita panjang lebar.
Namun Peter merasa kebutuhannya untuk mengetahui lebih dalam
mengalahkan sikapnya yang biasanya sensitif. Ia bertanya, "Apa yang
terjadi?"
Roland berdiri sebagai tanda mengakhiri acara makan dan pembicaraan
itu. "Ada permusuhan besar di daerah kami, Abbe Healy. Mereka
kembali setelah sekian lama, menerobos waktu dan tidak memandang
akal sehat. Tempat ini...dipenuhi cahayayang paling indah. Tapi kadang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

cahaya itu mengundang kegelapan yang paling buruk. Kami memerangi


kegelapan sebisa mungkin. Tapi sebagaimana leluhur kami, kami tidak
selalu menang.
"Namun, satu hal yang pasti, tak satu pun usaha genosida di sini yang
berhasil. Kami tetap dan selamanya menjadi bangsa Cathar. Mungkin
saja kami menjalankan keyakinan secara diamdiam dan sembunyi-
sembunyi. Tapi keyakinan itu tetap kami jaga hingga hari ini dan
selamanya. Jangan biarkan buku sejarah atau seorang cendekiawan
mengatakan padamu yang sebaliknya."

Saat Maureen kembali ke chateau sore harinya, salah


seorang wanita pelayan telah menunggu di kamarnya. "Perias akan
segera datang, Mademoiselle. Dan gaun Anda sudah diantarkan.
Jika ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk Anda..."
"Tidak, merci." Maureen berterima kasih kepadanya lalu menutup pintu.
Ia ingin beristirahat sebelum pesta. Hari itu sungguh indah, penuh
dengan pemandangan luar biasa yang belum pernah disaksikan Maureen
selama bepergian. Tapi ia juga merasa sangat lelah. Tambahan lagi,
penjelasan Roland tentang pembunuhan ayahnya yang misterius
membuat Maureen agak resah.
Ia menatap kantong pakaian ekstra-besar, tergeletak di atas ranjang.
Menduga isi kantong itu adalah gaun pesta dansa untuknya, Maureen
membuka kantong plastik yang berat dan mengeluarkan gaun di
dalamnya. Sejenak ia berpikir gaun apakah itu. Setelah tersadar,
Maureen terperangah.
Sambil mengangkat gaun itu ke lukisan Ribera, ia melihat gaun itu sama
persis dengan busana merah tua yang megah berlipit-lipit yang
dikenakan Maria Magdalena dalam lukisan seniman Spanyol itu.

Peter tidak terlalu bersemangat dengan busana yang akan ia kenakan.


Semula ia tidak berencana datang ke pesta karena merasa tidak pantas
hadir. Namun, dengan intrik Sinclair yang memuncak dan reaksi Maureen
terhadap semua ini ia memutuskan untuk menjaga gadis itu tetap dalam

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pengawasannya. Ini berarti ia mesti mengenakan tunik abad ke-13 yang


ramai dan celana
kaus yang telah disiapkan.
"Menyebalkan," gerutu Peter saat mengeluarkan busana dari kantongnya
dan berusaha berpikir ke mana akalnya pergi.

Peter mengetuk pintu kamar Maureen. Ia menyesuaikan pakaiannya


dengan canggung saat menunggu di lorong depan kamar. Mungkin ia
harus melepas topi. Selain berat, posisi topi itu terasa tidak nyaman di
kepala, membuatnya terlihat konyol.
Pintu dibuka, dan Maureen yang baru muncul dari kamar. Gaun Ribera itu
sangat pas, seolah dibuat khusus untuknya gaun ketat berenda dengan
bahu terbuka yang seolah hanyut dalam lautan taffeta merah tua.
Rambut Maureen yang panjang berwarna merah disisir sedemikian rupa
sehingga menambah ketebalannya, tergerai di bahunya, membentuk tirai
yang mengilap. Namun ketenangan yang mengejutkan dan lain dari
biasanya yang terpancar dari dirinyalah yang paling terlihat oleh Peter.
Seolah gadis ini telah melangkah ke dalam suatu peran yang sangat pas
untuknya.
"Bagaimana menurutmu? Apakah berlebihan?"
"Pasti. Tapi kau terlihat...seperti sebuah visi."
"Pilihan kata yang menarik. Apakah itu hanya leluconmu?"
Peter mengedipkan mata dan mengangguk. Ia senang karena mereka bisa
bercanda kembali dan hubungan mereka tidak rusak akibat perselisihan
kemarin malam. Perjalanan menjelajahi negara Cathar agaknya
membangkitkan semangat mereka.
Peter membimbing Maureen berjalan melintasi ruangan-ruangan chateau
yang sejuk, menuju ruang pesta di bagian ujung.
Maureen tertawa mendengar Peter mengeluhkan busananya.
"Kau terlihat sangat terhormat dan memesona," kata Maureen
meyakinkan Peter.
"Aku merasa seperti orang tolol," jawab Peter.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Carcassome 24 Juni 2005

Di gereja batu kuno di luar kota benteng Carcassome tengah


berlangsung persiapan untuk suatu acara. Para anggota Persekutuan
Keadilan berkumpul dengan khusyuk. Lebih dari dua ribu lelaki
berpakaian formal menghadiri kebaktian. Mereka memakai pita merah
tua yang menunjukan ordo mereka, ditalikan di leher.
Tak terlihat wanita dalam perkumpulan ini. Tak satu wanita pun pernah
mencemari dinding-dinding Persekutuan maupun kapel-kapelnya.
Sejumlah plakat berpatri yang menunjukkan pandangan Santo Paulus
terhadap perempuan dipasang di setiap bagian gedung Persekutuan.
Salah satunya adalah ayat dari Korintian Pertama:
Biarkan perempuan-perempuanmu tetap tidak bersuara dalam gereja:
karena mereka dilarang berbicara. Mereka diperintahkan patuh, seperti
yang tercantum pula dalam hukum. Dan sekiranya mereka ingin
mempelajari sesuatu, biarkan mereka bertanya pada suami mereka di
rumah. Adalah memalukan jika perempuan berbicara dalam gereja.
Yang kedua bersumber dari Timotius Pertama:
Jangan bebankan perempuan untuk mengajar, jangan pula memberi
mereka wewenang untuk mengajar atau memiliki kekuasaan atas lelaki,
tapi biarkan mereka tetap diam.
Namun, meski sabda-sabdanya dikutip oleh Persekutuan, Paulus
bukanlah mesias mereka.
Relik pimpinan mereka dipajang di atas bantal beludru yang ditempatkan
di atas altar. Yaitu tengkorak yang bersinar diterangi cahaya lilin. Dan
jari telunjuk tulang belulang ini telah dilepas dari kotak pajang untuk
pameran tahunan ini. Setelah upacara formal dan presentasi oleh Ketua
Persekutuan, tiap anggota diizinkan menyentuh pusaka. Ini adalah
privilese yang biasanya hanya dimiliki anggota dewan Persekutuan
setelah mereka bersumpah untuk menegakkan ajaran-ajaran keadilan.
Tapi acara peringatan tahunan itu adalah ziarah yang diikuti anggota
Persekutuan dari seluruh dunia. Dan malam ini, semua anggota mendapat
kehormatan untuk menyentuh relik.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pemimpin mereka melangkah menuju mimbar untuk memulai pidato


pendahuluan. Aksen Inggris bangsawan John Simon bergema di dinding
batu gereja tua itu.
"Saudara-saudaraku, malam ini, tidak jauh dari sini, anakcucu pelacur
dan pendeta jahat berkumpul. Mereka merayakan kenistaan mereka
yang turun temurun dengan perbuatan tidak senonoh. Dengan sengaja,
mereka memilih untuk mencemari malam suci ini dengan
mempertontonkan kebinalan mereka dan memamerkan kekuatan semu
mereka pada kita.
"Tapi kita tidak takut. Kita akan membalas dendam
segera, pembalasan dendam yang telah menunggu selama dua ribu tahun
untuk menyaksikan cahaya sempurna kebajikan. Kita telah merobohkan
gembala mereka yang jahat. Dan sekarang, kita akan menyerang
keturunan-keturunannya. Kita akan membinasakan Pimpinan Utama
mereka dan bonekabonekanya.
Kita akan mengenyahkan perempuan yang mereka sebut sebagai
perempuan gembala dan kita akan lihat apakah ratu bejat ini akan jatuh
ke dalam neraka sebelum ia bisa menyebarkan dusta-dusta penyihir
yang adalah leluhurnya.
"Kita melakukan ini atas nama sang Pertama, Mesias Sejati Pertama.
Karena ia telah berbicara padaku dan upacara ini adalah keinginannya.
Kita melakukan ini atas nama Guru Keadilan dan dengan rahmat Tuhan
kita."
Cromwell memulai prosesi, pertama dengan menyentuh tengkorak,
kemudian mengangkat tulang telunjuk, secara berurutan. Ia berbisik
kuat ketika melakukannya.
"Neca eos ornnes." Bunuh mereka semua.
...Mereka yang mewartakan Paulus kepadaku berkata bahwa ia
mengecam peran perempuan dalam JalanNya. Inilah bukti paling kuat
bahwa lelaki semacam ini tidak mungkin mengenal kebenaran ajaran Easa
atau esensi Easa itu sendiri. Sabda-sabda Easa tentang perempuan
telah dikenal oleh umat terpilih. dan aku menjadi buktinya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tak seorang pun mampu mengubah hal itu. apalagi menghilangkan aku
sepenuhnya dari sejarah.
Lebih jauh aku diberitahu bahwa Paulus ini menyuarakan makna
kematian Easa. bukan sabda Easa. Ini suatu kesalahpahaman yang patut
disayangkan.
Lelaki bernama Paulus ini cukup lama menjadi tawanan Nero. Aku
diberitahu bahwa ia banyak menulis surat untuk orang kepercayaannya
dan menyampaikan ajaran-ajaran yang ia klaim berasal dari Easa. Tapi
orang-orang yang datang kepadaku mengatakan bahwa tidak sekali pun
ia menyebut tentang JalanNya. bahwa ajaran-ajarannya berbeda dari
jalan kami.
Aku berduka untuk siapa pun yang terluka dan terbunuh oleh Nero yang
jahat itu. Namun aku merasa takut. Aku takut lelaki bernama Paulus ini
akan dipandang sebagai martir besar di JalanNya. dan bahwa banyak
orang akan meyakini ajaran-ajaran palsu sebagai sabda Easa. Padahal itu
keliru.

INJIL. ARQUES MARIA MAGDAIENA KITAB PARA MURID

Sepuluh

Chateau des Pommes Bleues 24 Juni 2005

Maureen dan Peter mengikuti alunan melodi lagu abad pertengahan saat
berjalan menelusuri ruang-ruang. Mendekati pintu masuk ruang dansa,
untuk pertama kalinya mereka menyaksikan acara mewah nan indah yang
diselenggarakan Sinclair.
Maureen merasa seolah berada di masa yang lain. Loronglorong ruangan
dansa itu dihiasi tirai-tirai beludru. Bebungaan dan lilin-lilin pun turut
memperindah ruangan-ruangan itu hingga ribuan kali lipat. Para pelayan
yang mengenakan wig dan kostum bergerak dengan efisien dan tanpa
menimbulkan bunyi ketika menyediakan makanan dan minuman, serta

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

diamdiam merapikan kembali segala yang ditinggalkan oleh tamu pesta


yang agak liar.
Namun sesungguhnya tamu-tamu itu sendirilah yang menjadi permata
dalam kotak perhiasan nan mewah ini. Kostum mereka sungguh menawan
dan luar biasa, mewakili berbagai era dalam sejarah Prancis dan
Occitan. Ada pula yang mencerminkan tradisi misteri tertentu.
Undangan untuk menghadiri acara Sinclair menjadi dambaan para elit
esoteris di seluruh dunia. Mereka yang
mendapat undangan bersuka ria hingga mereka mempersiapkan segala
sesuatunya jauh-jauh hari.
Dalam acara itu ada kontes kostum yang paling ori-sinil, sekaligus tamu
yang paling menawan dan paling Jenaka. Sinclair bertindak sebagai
hakim dan juri satu-satunya, dan hadiah yang diberikan merupakan
sebuah keberuntungan kecil. Yang lebih penting, pemenang dipastikan
mendapat tempat terpenting dalam daftar tamu acara tahun depan.
Musik, canda tawa, dan dentingan gelas-gelas kristal mendadak berhenti
begitu Maureen dan Peter memasuki ruangan.
Seorang lelaki dengan busana mencolok dan memegang trompet
memainkan musik kebesaran saat Roland, yang mengenakan jubah Cathar
yang sederhana, melangkah ke depan untuk mengumumkan kedatangan
mereka. Maureen terkejut melihat Roland mengenakan busana pesta
alih-alih busana pegawai. Tapi ia tidak punya banyak waktu untuk
memusingkan hal itu. Maureen melangkah masuk.
"Adalah kehormatan bagi saya untuk mengumumkan nama kedua tamu
kehormatan kami, Mademoiselle Maureen de Paschal dan Abbe Peter
Healy."
Kerumunan tamu membeku seperti patung lilin, menatap kedua
pendatang baru ini. Dengan sigap Roland memberi isyarat agar band
melanjutkan musik untuk menutupi situasi canggung.
Ia mengulurkan tangan pada Maureen kemudian membimbingnya
memasuki ruang dansa. Para tamu masih menatap mereka, tapi tidak
semencolok tadi. Tamu-tamu yang menguasai tata krama menutupi
keterkejutan mereka dengan berpura-pura tak acuh.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Jangan pedulikan mereka, Nona. Kau wajah baru, dan misteri baru bagi
mereka. Tapi sekarang," ujar Roland menekankan, "mereka akan segera
menerimamu. Mereka tak punya banyak pilihan."
Maureen tidak sempat memikirkan makna ucapan Roland sementara
lelaki ini menuntunnya ke lantai dansa. Tinggallah Peter yang menonton
dengan minat yang membungkah.

"Reenie!" Aksen Amerika Tamara Wisdom sungguh ganjil di tengah-


tengah lingkungan Eropa ini. Ia bergegas menyeberangi lantai dansa,
tempat Maureen dan Roland baru saja selesai berdansa. Tammy terlihat
sangat eksotis dalam kostum gipsi.
Rambutnya yang luar biasa dicat hitam mengilat seperti sayap elang,
menjuntai hingga ke pinggangnya. Gelang emas melingkari kedua
tangannya. Roland mengedipkan mata pada Tamara agak menggoda
menurut Maureen sebelum membungkuk kepada Maureen untuk undur
diri.
Maureen memeluk Tammy. Ia merasa senang karena ada satu wajah lagi
yang ia kenal di lingkungan yang semakin asing ini. "Kau terlihat
mengagumkan! Kau berdandan sebagai siapa?"
Tammy memutar tubuhnya dengan anggun, rambut hitamnya melambai di
belakangnya. "Sarah si perempuan Mesir, dikenal juga sebagai Ratu
Gipsi. Ia adalah pelayan pribadi Maria Magdalena."
Tammy mengangkat rok taffeta merah yang dikenakan Maureen dengan
satu jari. "Aku tidak perlu bertanya
siapa kau.
Apakah Berry yang memberikan busana ini padamu?" "Berry?"
Tammy tertawa. "Teman-teman Sinclair memanggilnya dengan nama itu."
"Aku tidak tahu kalian begitu dekat." Maureen berharap rasa
kecewanya tidak tertangkap dari suaranya.
Tammy tidak sempat menjawab. Percakapan mereka terpotong oleh
kemunculan seorang perempuan muda, beberapa tahun lebih tua
dibandingkan seorang remaja, yang mengenakan jubah Cathar yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sederhana. Gadis itu membawa sekuntum bunga lili calla dan


menyerahkannya pada Maureen.
"Marie de Negre," ujarnya, lalu membungkuk dalam-dalam dan pergi.
Maureen memandang Tammy, meminta penjelasan. "Apa maksudnya?"
"Kau. Kau menjadi bahan pembicaraan malam ini. Hanya ada satu
peraturan dalam pesta tahunan ini. Yaitu, tidak ada yang boleh
berdandan sebagai Dia. Namun kau muncul, sebagai Maria Magdalena.
Sinclair sedang mengumumkanmu ke seluruh dunia. Pesta ini untuk
menyambut kemunculanmu."
"Bagus sekali. Alangkah baiknya jika aku diberitahu sebelumnya. Apa
panggilan gadis itu kepadaku?"
"Marie de Negre. Maria Hitam. Itulah istilah lokal untuk Maria
Magdalena, Madonna Hitam. Dalam setiap generasi, seorang perempuan
dari garis darahnnya mendapat nama itu sebagai julukan resmi yang
disandang hingga mati. Selamat, kau mendapat kehormatan besar.
Seolah ia memanggilmu, 'Yang Mulia'."
Maureen tidak bisa berlama-lama merenungkan keka-
cauan yang mengelilinginya. Ruangan itu penuh dengan hal-hal yang
berpotensi membuyarkan konsentrasi: musik yang terlalu ramai dan
terlalu banyak tamu yang menarik dan eksentrik. Sinclair entah berada
di mana. Maureen telah bertanya pada Roland saat mereka berdansa,
tapi raksasa Languedoc ini hanya mengangkat bahu, dan seperti biasa
menjawab samar dan penuh teka-teki.
Maureen memandang ke sekeliling ruangan saat Tammy bicara.
"Mencari pengawalmu?" tanya Tammy. Maureen melotot, tapi kemudian
mengangguk, membiarkan Tammy berpikir bahwa kepeduliannya hanya
kepada keberadaan Peter. Tammy memberi isyarat bahwa Peter sedang
berjalan menuju mereka. Lelaki itu muncul dari belakang Maureen.
"Jaga sopan santun," gertak Maureen pada temannya.
Tammy mengabaikan teguran itu. Ia telah melangkah maju untuk
menyambut Peter.
"Selamat datang di Babilonia, Bapa." Peter tertawa. "Terima kasih.
Kupikir."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau datang pada waktunya. Aku baru saja akan mengajak Yang Mulia ini
melihat pertunjukan sinting. Mau ikut?"
Peter mengangguk, dan tersenyum pasrah pada Maureen, menuruti saja
ke mana Tammy membawa mereka dengan langkah cepat melintasi ruang
dansa.

Tammy memimpin Maureen dan Peter melewati pesta. Ia berbisik,


seolah mengajak bersekongkol, pada beberapa kelompok tamu yang
mereka lewati. Jika memungkinkan,
Tammy memperkenalkan mereka ketika melihat teman atau kenalannya
di tengah kerumunan. Maureen sangat sadar bahwa ia menjadi bahan
inspeksi para tamu.
Trio ini melewati sekelompok kecil lelaki dan perempuan yang tampaknya
tidak diperhatikan. Tammy menyikut Maureen.
"Mereka sekte seks. Mereka percaya bahwa Maria Magdalena adalah
pendeta tinggi dalam serangkaian ritual seks aneh yang berkembang
sejak zaman Mesir kuno." Maureen dan Peter sama-sama merasa jijik.
"Jangan bunuh si pembawa berita. Aku hanya menjuluki mereka
sebagaimana yang kulihat. Tapi tunggu, jangan jawab dulu. Lihat ke
sebelah sana..."
Suatu kelompok paling aneh sejauh ini, berdandan ala makhluk asing
lengkap dengan antena, berdiri di bagian belakang ruangan.
"Rennes-le-Chateau adalah gerbang bintang. Wilayah ini memiliki akses
langsung ke galaksi lain."
Tawa Maureen meledak, sementara Peter menggeleng gelengkan kepala
tak percaya. "Kau tidak bercanda soal pertunjukan sinting itu, ya."
"Kau pikir aku mengada-ada?"
Percakapan mereka terhenti untuk mengamati sekelompok orang yang
dengan antusias mendengarkan seorang pria kecil bertubuh bulat
dengan jenggot seperti kambing. Sepertinya lelaki itu
mengumandangkan puisi sementara para pemirsanya berusaha menyerap
setiap ucapannya.
"Siapa itu?" bisik Maureen.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Nostradungu," sindir Tammy.


Maureen berusaha menahan tawa sementara Tammy melanjutkan.
"Mengaku sebagai reinkarnasi tokoh itu. Bicaranya selalu dalam puisi
kuatren. Luar biasa membosankan. Ingatkan aku nanti untuk
menjelaskan mengapa aku membenci segala yang menyangkut
Nostradamus." Tammy menggigil dramatis. "Dasar dukun palsu.
Ucapannya hanya pepesan kosong."
Tammy terus membawa mereka berjalan menelusuri ruangan itu.
"Syukurlah, tidak semuanya sinting di sini. Sebagian sangat
mengagumkan. Aku melihat dua di antaranya. Ayo."
Mereka menghampiri sekelompok pria berkostum bangsawan abad 17
dan 18. Seorang lelaki Inggris tersenyum lebar begitu mereka
mendekat.
"Tammy Wisdom! Senang berjumpa denganmu lagi, Sayang. Kau tampak
mengagumkan."
Tammy mendaratkan dua ciuman pipi ala Eropa pada lelaki itu. "Mana
apelmu?"
Lelaki itu tertawa. "Kutinggalkan di Inggris. Kenalkan kami ke teman-
temanmu."
Tammy memperkenalkan Maureen dan Peter. Ia menyebut lelaki Inggris
itu dengan nama Sir Isaac saja. Lelaki itu menjelaskan mengapa ia
memilih kostum itu. "Ternyata Sir Isaac memberikan sesuatu yang jauh
lebih tinggi ketimbang apel," katanya. "Hukum gravitasi hanyalah produk
samping dari karyanya yang lebih besar. Konon, ia adalah seorang
alkemis yang paling berbakat sepanjang sejarah."
Di akhir pidato tentang Sir Isaac, mereka dihampiri seorang pemuda
Amerika. Posturnya tinggi dan ia terlihat tidak nyaman dengan kostum
Thomas Jefferson dan wig berubannya. "Tammy, Sayang!"
Ia mendekap erat Tammy, laiknya pelukan orang
Amerika, diikuti dengan belaian dramatis dan ciuman di bibir. Tammy
tertawa kemudian menjelaskan pada Maureen.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ini Derek Wainwright. Dialah orang yang pertama memandu aku


mengelilingi Prancis saat aku memulai riset yang gila ini. Bahasa
Prancisnya sempurna sehingga aku berkali-kali terselamatkan."
Derek membungkuk di hadapan Maureen. Aksennya Cape Cod murni,
dengan vokal khas Massachusetts. "Tomas Jefferson siap melayani
Anda, Ma'am." Lalu ia mengangguk pada Peter, "Bapa."
"Jadi apa hubungan Thomas Jefferson dengan...semua
ini?"
"Negara kita didirikan oleh Freemason. Semua presiden Amerika, mulai
dari George Washington hingga George W. Bush berasal dari garis
darah itu karena satu atau lain hal."
Maureen terkejut mendengar hal ini. "Benarkah?"
Tammy yang menjawab. "Benar. Derek bisa membuktikannya di atas
kertas. Terlalu banyak waktu luang selama di asrama sekolah."
Isaac maju untuk menepuk bahu Derek. Dengan bangga ia
mengumumkan, "Paulus adalah pengkhianat pertama doktrindoktrin
Yesus. Bukankah begitu, Tammy?"
Peter menatap tajam Isaac. "Maaf?"
"Pernyataan tadi kutipan dari ucapan Jefferson yang kontroversial,"
jelas lelaki Inggris itu.
Sekarang giliran Maureen yang terkejut. "Jefferson mengatakan
begitu?"
Derek mengangguk, tapi pikirannya seolah berada di tempat lain.
Matanya memandang ke sekeliling, memerhatikan pesta, saat Tammy
bicara. "Hei, mana
Draco? Kupikir Maureen akan senang berkenalan dengannya."
Mereka tertawa terbahak-bahak. Isaac menjawab. "Aku menghina dia,
lalu ia kabur untuk mencari anggota Naga Merah lain. Aku yakin mereka
sedang berkumpul di suatu pojokan dengan kamera mata-mata rahasia,
berusaha merekam setiap orang. Malam ini mereka mengenakan busana
berwarna mencolok, kau pasti bisa menemukan mereka."
Maureen sangat penasaran. "Siapa mereka?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ksatria Naga Merah," jawab Derek dengan nada dramatis yang dibuat-
buat.
"Menakutkan," kata Tammy menambahkan sembari mengerutkan
hidungnya tanda jijik. "Mereka mengenakan kostum seperti seragam Ku
Klux Klan, hanya dari bahan satin merah menyala. Mereka bilang, aku
bisa mengetahui rahasia kelompok mereka jika aku menyumbangkan
darah haid untuk keperluan eksperimen alkemis. Tentu saja aku tolak."
"Siapa yang mau?" jawab Maureen ketus sebelum tawanya meledak. "Di
mana mereka? Aku harus mengetahui seperti apa mereka." Maureen
melihat ke sekeliling ruangan tapi tidak menemukan seorang pun yang
sesuai dengan yang digambarkan Tammy.
"Aku melihat mereka di luar," jawab Newton membantu.
"Tapi aku tidak tahu apakah sebaiknya Maureen melihat mereka
sekarang. Mungkin ia belum siap."
Tammy menjelaskan. "Perkumpulan yang sangat rahasia. Mereka
mengaku keturunan seseorang yang sangat terhormat dan terkenal.
Pemimpin mereka adalah seorang lelaki yang dipanggil Draco Ormus."
"Sepertinya nama itu tidak asing?" tanya Maureen.
"Dia seorang penulis. Di Inggris, kami bernaung di bawah penerbit yang
sama. Itulah sebabnya aku mengenalnya.
Barangkali kau pernah membaca salah satu bukunya saat kau melakukan
penelitian tentang Magdalena. Ironisnya, meski menjunjung tinggi
prinsip wanita dan menganggap penting penghambaan pada dewi, wanita
dilarang menjadi anggota kelompok mereka."
"Inggris sekali," kata Derek, menyikut Sir Isaac yang kelihatannya
tersinggung.
"Jangan bawa-bawa aku dong, Cowboy. Tidak semua orang Inggris
seperti itu."
"Isaac adalah contoh pria yang baik," Tammy menjelaskan.
"Tentu saja, banyak jenius bonafide di Inggris. Sebagian di antara
mereka adalah teman baikku. Tapi berdasarkan pengalamanku, banyak
kalangan eksklusif Inggris yang sombong. Mereka merasa rahasia dunia
ada di tangan mereka, sementara kita khususnya orang Amerika adalah

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

orang-orang goblok dari era zaman baru yang melakukan riset


serampangan. Mereka pikir, karena mereka bisa menuliskan geometri
sakral Languedoc sepanjang tiga ratus halaman dan dua ratus halaman
lagi tentang pohon keturunan yang kebanyakan fiktif, mereka tahu
segalanya. Tapi seandainya mereka mau meletakkan kompas mereka
sebentar saja dan memberi kesempatan untuk bisa merasakan sesuatu,
maka mereka akan tahu bahwa di sini terdapat harta karun yang jauh
lebih besar dibandingkan yang bisa ditulis di atas kertas."
Tammy mengangguk pada sekelompok orang dengan kostum era
Elizabeth yang sedang berjalan melintasi
ruangan. "Yang seperti mereka sekarang banyak. Aku menjuluki mereka
Kelompok Ketinggalan Zaman. Hampir sepanjang hidup, yang mereka
kerjakan hanya menganalisis geometri peta survei. Kau ingin tahu makna
'Et in Arcadia Ego'? Tanya saja pada mereka. Mereka akan memberikan
penjelasan dalam dua belas bahasa kemudian menerjemahkan semuanya
ke dalam persamaan matematis."
Tammy menunjuk seorang perempuan menarik tapi terkesan arogan,
mengenakan kostum indah gaya Tudor. Bandul emas melambangkan
huruf "M" dihiasi mutiara barok tergantung di rantai yang melingkari
lehernya. Kelompok ketinggalan zaman yang mengelilinginya tampak
bangga.
"Perempuan di tengah itu mengaku keturunan Mary, Ratu Skotlandia."
Seolah tahu dirinya sedang dibicarakan, wanita itu menatap ke arah
mereka. Tatapannya jatuh ke Maureen, melihatnya dari atas ke bawah
dengan rasa benci, sebelum kembali berkonsentrasi pada para fansnya.
"Perempuan sombong,"maki Tammy. "Ia menjadi pusat perhatian
kelompoknya yang tidak terlalu bergengsi. Mereka ingin mengembalikan
kejayaan dinasti Stuart di Inggris. Tentu saja, dengan dia sebagai sang
ratu."
Maureen merasa terpesona. Betapa banyak sistem kepercayaan yang
terwakili dalam ruangan ini. Belum lagi orang-orang dengan kepribadian
ekstrem.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter bersandar dan melontarkan banyolan. "Freud akan bangkit dari


kuburnya di tempat ini."
Maureen tertawa, tapi kemudian perhatiannya kembali ke kelompok
Inggris di seberangnya. "Bagaimana pendapat Sinclair terhadap dia?
Sinclair berasal dari
Skotlandia, dan bukankah ia berkerabat dengan keluarga Stuart?"
tanyanya. Ia semakin ingin mengenal Sinclair juga Mary, Ratu Skotlandia
itu, yang sangat cantik.
"Oh, ia tahu perempuan itu cuma akan membuatnya repot saja. Jangan
meremehkan Berry. Dia memang obsesif, tapi tidak bodoh."
"Lihat itu," Derek memotong percakapan mereka seperti seorang bocah
yang perhatiannya terbatas. "Itu Hans, dan bandnya yang terkendal.
Kabarnya Sinclair nyaris mencoret mereka dari daftar tamu tahun ini."
"Kenapa?" Maureen semakin tertarik dengan Langue doc dan
subkulturnya yang aneh dan lain daripada yang lain.
"Mereka adalah pemburu harta karun dalam arti sebenar benarnya,"
Sir Isaac yang menjawab. "Menurut kabar burung, mereka adalah
kelompok yang baru-baru ini menggunakan dinamit untuk meledakkan
pegunungan Sinclair."
Maureen memandang ke kelompok orang Jerman berbadan besar dan
berisik. Kostum yang mereka kenakan tidak membantu memperbaiki
citra mereka semuanya berpakaian seperti orang barbar.
"Mereka berdandan sebagai siapa?"
"Visigoth," jawab Isaac. "Wilayah Prancis itu adalah teritori mereka di
abad tujuh dan delapan. Orang Jerman percaya bahwa harta karun raja
Visigoth terpendam di wilayah itu."
Tammy melanjutkan. "Sama seperti ketika bangsa Eropa menemukan
makam Tutankhamen. Emas, permata, artefak-artefak yang tak ternilai
harganya. Laiknya harta karun yang lain."
Sekelompok tamu berlarian, langsung melewati mere-
ka, sehingga Peter dan Tammy terdorong. Lima pria berjubah mengejar
seorang perempuan berpakaian Timur Tengah yang mencolok, lengkap
dengan cadar. Perempuan itu membawa patung kepala manusia di atas

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

baki. Lelaki-lelaki itu memanggilnya, seolah ingin berbicara dengan


kepala yang sudah terpenggal itu. "Bicaralah kepada kami, Baphomet,
bicaralah!"
Tammy mengangkat bahu dan berkomentar singkat setelah mereka
lewat. "Dasar Pembaptis."
"Bukan Pembaptis yang sesungguhnya, tentu," celetuk Derek.
"Ya. Bukan yang sesungguhnya."
Peter tertarik dengan sudut pandang religius ini. "Apa maksudmu, bukan
yang sesungguhnya?"
Tammy menoleh kepadanya. "Aku yakin kautahu sekarang ini hari apa
menurut kalender Kristen, Bapa?"
Peter mengangguk. "Hari perayaan Santo Yohanes Pembaptis."
"Pengikut sejati Yohanes Pembaptis tidak akan menghadiri pesta
semacam ini di hari perayaannya," lanjut Derek. "Itu adalah perbuatan
dosa."
Tammy memungkaskan penjelasannya. "Mereka adalah kelompok yang
sangat konservatif. Setidaknya di lingkungan Eropa." Tammy
mengangguk ke arah perempuan yang membawa kepala tadi. "Mereka
mempertontonkan parodi.
Parodi yang brutal, kalau boleh aku tambahkan. Bukannya tindakan itu
tidak diperbolehkan." Peserta pesta dalam ruangan dansa itu mengamati
berbagai perilaku di sekitar mereka dengan tingkat ketertarikan yang
berbeda-beda. Sebagian tertawa keras; sebagian menggelenggelengkan
kepala; sebagian terlihat
muak.
Derek menyela pembicaraan. Tampaknya dia tidak tahan berlama-lama
pada satu topik. "Aku ingin minum. Ada yang ingin kuambilkan sesuatu
dari bar?"

Peter memanfaatkan kepergian Derek untuk sejenak meninggalkan


tempat itu. Kostumnya mulai menyusahkan, dan ia merasa sangat tidak
nyaman, bukan hanya karena faktor busana saja. Ia memberitahu
Maureen bahwa ia ingin ke toilet.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Namun sebenarnya, ia mengambil jalan langsung menuju selasar.


Lagi pula ia berada di Prancis pasti ada seseorang di luar sana yang mau
memberinya rokok.

Seorang pria Prancis, terlihat sangat berwibawa meski hanya


mengenakan jubah Cathar, mendekati Maureen dan Tammy. Ia
mengangguk pada Tammy dan membungkuk di hadapan Maureen.
"Bienvenue, Marie de Negre."
Merasa tidak enak mendapat perhatian seperti ini, Maureen tertawa.
"Maaf, bahasa Prancisku payah."
Lelaki Prancis itu lalu berbicara dalam bahasa Inggris yang sempurna,
meski aksen Prancisnya masih kentara. "Aku berkata, 'Warna itu cocok
sekali denganmu.'"
Terdengar suatu teriakan memanggil Tammy dari sesuatu tempat.
Maureen menoleh, mengira itu suara
Derek, kemudian beralih ke Tammy, wajahnya berseri-seri.
"Aha! Kelihatannya Derek menemukan calon investor untukku di bar.
Permisi sebentar, ya?"
Tammy langsung pergi, meninggalkan Maureen bersama lelaki Prancis
yang misterius itu. Ia mencium tangan kanan Maureen, ragu-ragu
sejenak untuk melihat pola di cincinnya, kemudian mengenalkan diri
secara formal.
"Aku Jean-Claude de ia Motte. Berenger memberitahu aku bahwa kita
berkerabat, kau dan aku. Nama nenekku juga Paschal."
"Benarkah?" Maureen senang karena ia memiliki kerabat di sini.
"Ya. Masih ada beberapa keluarga Paschal di Langue
doc.
Kautahu sejarah keluarga kita, bukan?"
"Tidak terlalu. Sebenarnya aku malu mengatakan ini, tapi jika aku tahu
sesuatu, itu kudapatkan dari Lord Sinclair selama beberapa hari
terakhir. Aku senang kalau bisa mengetahui kisah keluargaku lebih
banyak."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Para penari dengan busana Versailles abad 18 berputar-putar melewati


mereka sementara Jean-Claude berkisah.
"Nama Paschal tergolong yang tertua di Prancis. Nama itu dipakai oleh
salah satu keluarga besar Cathar, keturunan langsung Yesus dan Maria
Magdalena. Keluarga ini umumnya disingkirkan saat Perang Salib
membantai orang-orang kita.
Dalam pertumpahan darah di Montsegur, orang-orang yang tersisa
dikubur hidup-hidup dengan tuduhan melakukan bidah.
Tapi sebagian berhasil melarikan diri. Merekalah yang kemudian menjadi
penasihat raja dan ratu Prancis."
Jean-Claude memberi isyarat ke pasangan di lantai dansa yang
berbusana seperti Marie Antoinette dan Louis XIV.
"Marie Antoinette dan Louis?" Maureen terkejut.
"Oui. Mare Antoinette berasal dari Hapsburg dan Louis dari Bourbon
keduanya berasal dari garis darah itu, tapi lewat cabang yang berbeda.
Mereka menyatukan dua cabang garis darah itu karenanya orang sangat
takut kepada mereka. Meletusnya Revolusi sebagian diakibatkan
kekhawatiran bersatunya kedua keluarga itu untuk membentuk dinasti
yang paling kuat di seluruh dunia. Pernahkah kau ke Versailles,
Mademoiselle?"
"Ya. Ketika melakukan riset tentang Marie Antoinette."
"Jadi kautahu dusun kecil itu?"
"Tentu saja." Dusun kecil itu adalah bagian yang paling disukai Maureen
di antara dusun-dusun lain yang terdapat di wilayah istana versailles
yang sangat luas. Ia merasakan luapan simpati kepada sang ratu saat
mengelilingi ruang-ruang di kediaman kerajaan. Semua kegiatan harian
Marie Antoinette, mulai dari duduk di toilet hingga bersiap-siap ke
peraduan, disaksikan oleh para pengawalnya. Anak-anaknya dilahirkan
dalam kamar tidurnya, di hadapan para bangsawan.
Marie sang Ratu memberontak terhadap tradisi kerajaan Prancis yang
mengekang dan berusaha kabur dari jeruji besi. Ia mendirikan sebuah
dusun kecil tersendiri. Sebuah Disneyland mungil berupa desa yang
dikitari kolam yang dihuni bebek-bebek dan dilengkapi juga dengan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

perahu dayung. Bangunan penggilingan gandum dan sebuah gudang tani


kecil kerap dijadikan lokasi tempat diselenggarakannya pesta pastoral
bersama beberapa teman terpercaya.
"Jadi kau juga tahu bahwa Marie sangat suka berpakaian seperti sang
Perempuan Gembala? Dalam pertemuan-pertemuan pribadinya, hanya dia
yang mengenakan kostum itu."
Maureen menggelengkan kepala saking takjub, ketika kepingan-kepingan
informasi ini diungkapkan. "Marie Antoinette selalu berpakaian seperti
sang Perempuan Gembala.
Aku mengetahuinya saat berkunjung ke Versailles. Tapi ketika itu aku
belum tahu tentang semua ini." Maureen memberi isyarat ke
pemandangan liar di sekeliling mereka.
"Itulah sebabnya dusun kecil itu dibangun terpisah dari istana dan
dijaga sangat ketat," imbuh Jean-Claude. "Begitulah cara Marie
menjalankan tradisi garis darah itu secara diam-diam.
Tapi tentu saja, banyak orang yang tahu, karena tak ada yang bisa
dirahasiakan di lingkungan istana. Terlalu banyak matamata, terlalu
banyak kekuatan yang terlibat. Itulah salah satu faktor yang memicu
kematian Marie dan revolusi.
"Keluarga Paschal tentu saja setia pada keluarga kerajaan.
Mereka sering diundang ke pesta-pesta pribadi Marie. Tapi saat
Pemerintahan Teror berkuasa, keluarga ini dipaksa menyingkir dari
Prancis."
Maureen bisa merasakan bulu tangannya merinding. Kisah tragis ratu
Prancis yang berasal dari Austria itu selalu membuatnya terpesona dan
menjadi faktor kuat yang memotivasinya menulis buku. Jean-Claude
melanjutkan.
"Umumnya, keluarga ini menetap di Amerika, terutama
di Lousiana."
Maureen terkejut mendengar hal ini. "Ayahku berasal dari sana."
"Tentu saja. Siapa pun yang memiliki mata bisa melihat bahwa kau
berasal dari garis darah terhormat itu. Kau mengalami visi-visi, bukan?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen ragu-ragu. Ia enggan menceritakan visi-visinya, bahkan kepada


orang yang sangat dekat dengannya. Dan lelaki ini masih asing. Tapi ada
suatu perasaan luar biasa lega jika bersama seseorang seperti dia.
Jean-Claude termasuk orang yang menganggap wajar pengalaman
mendapatkan visi. Maureen menjawab singkat. "Ya."
"Banyak perempuan dari garis darah itu yang mengalami visi-visi
Magdalena. Kadang yang laki-laki juga. Misalnya Berenger Sinclair. Ia
mengalaminya sejak masih kecil. Peristiwa ini sangat biasa."
Tapi rasanya benar-benar tidak biasa, pikir Maureen. Tapi ia sangat
penasaran dengan pengungkapan yang baru ia dengar ini. "Sinclair
mengalami visi?" Ia pasti belum menceritakannya pada Maureen.
Tapi Maureen memiliki kesempatan untuk bertanya pada lelaki itu
sendiri karena ia melintasi ruangan, dengan pakaian sempurna sebagai
Pangeran Toulouse.
"Jean-Claude. Jadi kau sudah bertemu dengan sepupumu yang sudah
lama hilang."
"Oui. Dan ia pantas menyandang nama keluarga."
"Lumayan. Boleh aku mencurinya darimu sebentar?"
"Hanya jika kau mengizinkan aku mengajaknya jalan-jalan besok. Aku
ingin menunjukkan beberapa bangunan penting yang berkaitan dengan
nama Paschal. Kau belum pernah ke Montsegur, bukan, Manis?"
"Belum. Roland membawa kami berjalan-jalan hari ini, tapi tidak sampai
ke Montsegur."
"Itu wilayah sakral bagi seorang Paschal. Apakah kau keberatan,
Berenger?"
"Sama sekali tidak. Tapi Maureenlah yang pantas mengambil keputusan
untuk dirinya sendiri."
"Maukah kau mengabulkan permintaanku? Aku akan menunjukkan
Montsegur, kemudian membawamu ke sebuah restoran tradisional.
Mereka hanya menyajikan makanan yang dibuat dengan cara Cathar
asli."
Maureen tidak bisa menemukan alasan yang pantas untuk menolak, meski
ia ingin mengatakannya. Tapi paduan pesona Prancis dengan pengetahuan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

luas tentang sejarah keluarganya membuatnya tidak sanggup menolak


permintaan itu.
"Aku akan senang sekali," jawabnya.
"Jadi, aku akan menemuimu besok, Sepupu. Jam sebelas?" Jean-Claude
mencium tangannya lagi setelah Maureen mengiakan, lalu lelaki itu
berpamitan pada Berenger. "Aku permisi sekarang karena harus
menyusun rencana untuk besok pagi."
Maureen dan Sinclair tersenyum mengiringi kepergi-annya.
"Kulihat kau telah membuat Jean-Claude terkesan. Sudah kukira. Kau
terlihat sangat anggun dengan busanamu, seperti yang kubayangkan."
"Terima kasih, untuk segalanya," Maureen tahu, pipinya memerah. Ia
tidak terbiasa mendapat perhatian begitu banyak dari lawan jenisnya.
Dikembalikannya arah pembicaraan ke Jean-Claude.
"Tampaknya ia baik."
"Ia cendekiawan yang hebat, pakar sejarah Prancis
dan Occitan. Selama bertahun-tahun bekerja di Biblio-theque Nationale
yang menyediakan akses ke berbagai materi riset yang paling
mengagumkan. Ia sangat membantu aku dan Roland."
"Roland?" Maureen terkejut karena Sinclair menyebut pelayannya itu
secara berbeda. Sikap seperti ini tidak banyak dijumpai di kalangan
aristokrat.
Sinclair mengibaskan tangan. "Roland adalah putra Languedoc yang
setia. Ia memiliki minat besar terhadap sejarah masyarakat
sedaerahnya." Sinclair menggandeng tangan Maureen dan mengajaknya
pergi. "Ayo, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."
Ia memimpin Maureen menaiki tangga, menuju kamar duduk yang mungil
dilengkapi teras pribadi. Dari balkon besar itu, mereka bisa melihat ke
selasar dan kebun yang sangat luas di bawah. Kebun-kebun itu, dengan
gerbang besi berukir rangkaian -fleur-de-lis, terkunci dan ada beberapa
orang penjaga di kedua sisinya.
"Mengapa begitu banyak penjaga?"
"Itulah wilayahku yang paling pribadi, tempat yang sakral.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Aku menamakannya Taman Trinitas dan hanya sedikit orang saja yang
kuizinkan memasukinya dan percayalah padaku, banyak tamu yang hadir
malam ini berani membayar mahal asal dibolehkan melewati gerbang
itu."
Sinclair menambahkan. "Pesta kostum adalah tradisi. Suatu pertemuan
tahunan bagi orang-orang tertentu yang memiliki minat yang sama." Ia
memberi isyarat ke tamu pesta yang berada di selasar di bawah mereka.
"Sebagian aku hormati bahkan aku junjung tinggi. Sebagian kuanggap
teman, sebagian lagi...membuatku senang. Tapi semuanya kuawasi dengan
ketat. Sebagian
bahkan sangat ketat.
"Aku rasa, barangkali menurutmu menarik, menyaksikan bagaimana
orang berdatangan dari segala penjuru bumi untuk meneliti misteri-
misteri di Languedoc."
Maureen memerhatikan pemandangan lewat balkon, menikmati embusan
angin yang membawa aroma mawar awal musim panas dari kebun yang
letaknya tidak jauh dari situ.
Maureen melihat betapa akrabnya Tammy dengan Derek dan Derek
terlihat seolah seia sekata dengan si ratu gipsi yang seksi itu. Maureen
melirik ke seseorang yang disangkanya Peter, tapi pikiran itu langsung
ditepis. Lelaki itu merokok sedangkan Peter tidak mengisap cerutu
sejak remaja.
Mendadak ia menoleh ke Sinclair dan bertanya, "Bagaimana kau
menemukanku?"
Sinclair mengangkat tangan kanan Maureen dengan lembut.
"Cincin ini."
"Cincin?"
"Kau memakai cincin ini di foto, di sampul bukumu." Maureen mengagguk,
mulai paham. "Kautahu apa arti pola ini?"
"Ada teori yang bisa menjelaskan. Itulah sebabnya aku mengajakmu ke
balkon ini. Mari."
Dengan halus Sinclair meraih tangan Maureen dan mengajaknya untuk
kembali memasuki suatu ruangan. Di dalamnya ada sebuah karya seni

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang tersimpan dalam kotak kaca, digantung di dinding. Karya itu


berukuran kecil, tidak lebih besar dari foto berukuran 8 x 10, tapi
menjadi bagian inti ruangan dan memperoleh tata cahaya sedemikian
rupa sehingga membuatnya menonjol.
"Ini ukiran dari abad pertengahan," jelasnya. "Mewakili filsafat. Dan
ketujuh seni liberal." "Seperti fresco karya Botticelli."
"Tepat. Kautahu, sumbernya adalah pandangan klasik bahwa jika kita
mengembangkan ketujuh seni liberal maka kita bisa meraih gelar filsuf.
Itulah sebabnya sosok perempuan di bagian tengah digambarkan sebagai
sang dewi, Philosophia. Dan seni-seni liberal berada di kakinya, siap
berbakti kepadanya.
Tapi kupikir ada sesuatu yang barangkali paling menarik menurutmu."
Sinclair memulai dari sebelah kiri, menyebut nama seniseni liberal
sambil menunjuknya dengan jari. Ia berhenti pada seni ketujuh yang
adalah seni terakhir.
"Ini dia. Kosmologi. Kau lihat sesuatu yang sangat kau kenal?"
Maureen terperangah. "Cincinku!"
Sosok yang mewakili kosmologi itu memegang sebuah cakram dengan
pola yang sama seperti yang terlihat di cincin Maureen. Ia menghitung
bintang-bintang itu dan mengangkat tangannya untuk menyamakan.
"Sama persis, hingga ke jarak antara pusat ke lingkaran lingkaran yang
mengelilinginya." Maureen terdiam, berusaha menyerap semuanya,
sebelum berbalik ke Sinclair.
"Tapi apa maknanya? Bagaimana semua ini berhubungan dengan Maria
Magdalena? Dan dengan aku?"
"Ada dua penjelasan: spiritual dan alkemis. Dalam hal misteri
Magdalena, aku yakin simbol ini lebih sering berfungsi sebagai suatu
petunjuk. Suatu pengingat bahwa kita perlu mencurahkan perhatian
pada hubungan penting antara bumi dengan bintang-bintang. Masyarakat
zaman dahulu tahu, tapi kita yang dihidup di era modern ini
melupakannya. Sebagaimana di atas, demikian pula di bawah. Bintang-
bintang itu mengingatkan kita setiap malam bahwa kita memiliki
kesempatan untuk menciptakan surga di bumi. Aku yakin, itulah yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

ingin diajarkan mereka kepada kita. Itulah karunia terbesar mereka


untuk kita, sebuah pesan cinta." "Mereka?"
"Yesus Kristus dan Maria Magdalena. Leluhur kita." Dan seolah semesta
berkenan menguatkan kalimat i-tu, kilatan cahaya kembang api
mendadak terlihat dari salah satu taman, disaksikan para tamu dengan
gembira. Sinclair mengajak Maureen keluar untuk menyaksikan lompatan
hujan warnawarni di atas puri itu. Ketika ia menggenggam tangannya,
Maureen membiarkan. Entah mengapa, ia merasakan kenyamanan di balik
kekuatan lelaki itu.

Di selasar lantai bawah, Bapa Peter Healy tidak menonton pertunjukan


kembang api. Setidaknya, tidak yang terlihat di langit. Perhatiannya
tertuju pada Berenger Sinclair, yang berdiri di balkon dengan tangan
kuat dan penuh melingkar di pinggang sepupunya yang berambut merah.
Berlawanan dengan Maureen, ia jauh dari perasaan nyaman terhadap
Sinclair, terhadap orang-orang ini, dan terhadap rencana-rencana
mereka.
Ada sepasang mata lain yang menyaksikan tumbuhnya kemesraan antara
Sinclair dan Maureen malam itu. Derek mengawasi mereka dari lantai
bawah, dari lokasi di ujung selasar yang lain dari yang ditempati Peter.
Sementara mengawasi adegan di balkon, Derek sadar bahwa kolega
Prancisnya itu berada tepat di lantai di atasnya. Barangkali ia bisa
menguping pembicaraan antara sang tuan rumah dengan wanita yang
berpakaian sebagai Maria Magdalena.
Derek Wainwright menepuk-nepuk tubuhnya secara diam diam.
Berusaha memastikan bahwa kabel berwarna merah darah milik
Persekutuan terselip kuat di balik kostum Thomas Jeffersonnya. Ia
akan membutuhkannya malam nanti, setelah kembali ke Carcassonne.

... Barangkali, akulah satu-satunya orang yang membela putri bernama


Salome. Topi itu adalah kewajibanku. Aku menyesal karena tidak cepat-
cepat melakukannya, karena ia tidak layak memperoleh nasib buruk. Ada
saat kala kematianlah yang mengakhirinya dan perbuatannva Dan aku

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tidak bisa membelanya tanpa mempertaruhkan para pengikut Easa dan


Jalan Nya yang agung. Tapi seperti kebanyakan yang lain. ia dihakimi
oleh mereka yang tidak mengenal kebenaran, sekalipun hanya gemanya.
Pertama-tama. akan kukatakan: Salome mencintaiku, dan cintanya
kepada Easa bahkan lebih besar lagi. Jika ada kesempatan, di lain
tempat atau waktu, atau kondisi yang berbeda, gadis itu dapat menjadi
murid yang taat. pengikut setia JalanNya. Karena itulah aku
menyebutnya dalam Kitab Para Murid Easa. karena peran yang bisa
dijalankannya. Seperti Yudas dan Petrus dan yang lainnya, ada peran
yang sesuai bagi Salome. dan hampir mustahil ia akan gagal menjalankan
perannya itu. Namanya terukir di batu-batu Israel dalam darah
Yohanes. dan barangkali dalam sebagian darah Easa.
Seandainya perbuatannya gegabah dan kekanak-kanakan selagi muda,
seperti orang muda yang tidak berpilar masak sebelum bicara-maka
jelas ia bersalah. Tapi mengenangnya sebagaimana ia-dicaci dan dihina
sebagai seorang pelacur yang memerintahkan pembunuhan Yohanes sang
Pembaptis-kupikir adalah ketidakadilan terbesar yang bisa kuingat.
Di Hari Perhitungan, mudah-mudahan ia akan mengampuni
aku.
Dan mudah-mudahan Yohanes mengampuni kami semua.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

4>
Sebelas

Chateau des Pommes Bteues 24 Juni 2005

Maureen pergi ke kamar tidurnya tak lama setelah pertunjukan


kembang api. Peter muncul ketika ia menuruni anak tangga bersama
Sinclair dan menawarkan diri untuk mengantar Maureen ke kamarnya.
Tawaran itu tidak ditampik Maureen yang sudah sangat ingin berada di

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tempat yang sepi. Terlalu banyak yang ia alami selama dua puluh empat
jam itu, sekarang kepalanya berdenyut-denyut.
Larut malam, Maureen terjaga karena mendengar suarasuara di lorong
masuk. Ia merasa mengenali suara Tammy yang berbisik-bisik. Suara
berat lelaki membalas dengan berbisik pula.
Kemudian terdengar tawa parau. Tawa khas Tammy, sebagaimana sidik
jarinya. Maureen mendengarkan, senang karena temannya menikmati
pesta.
Maureen tersenyum dan melanjutkan tidur. Dengan kepala masih
mengantuk, ia merasa bahwa suara laki-laki yang berbisik mesra pada
Tammy pastilah bukan logat Amerika.
Carcassonne 25 Juni 2005

Derek Wainwright menggerutu ketika matahari pagi menembus jendela


kamar hotelnya. Ada dua hal yang ingin ia hindari hari ini rasa mabuk
dan delapan pesan di telepon genggamnya.
Derek berdiri pelan-pelan untuk mengimbangi rasa pusing yang hebat.
Kemudian ia mengacak-acak tas kulit Itali khusus untuk bepergian, dan
mengeluarkan botol obat. Dibukanya botol itu dan terlihatlah berbagai
macam pil. Setelah mencari-cari, ia menemukan pil yang ia inginkan.
Ditelannya sebutir Vicodin yang disusul dengan tiga tablet Tylenol untuk
memperoleh hasil yang diharapkan. Setelah merasa agak kuat, ia melirik
telepon selulernya yang tergeletak di atas meja kecil di samping
ranjang.
Telepon itu ia matikan tengah malam tadi, setelah ia kembali ke hotel.
Ia tak tahan mendengar bunyi deringan yang tak hentihentinya, dan ia
yakin bahwa ia tidak ingin menjawabnya.
Nyaris sepanjang hidupnya, Derek melarikan diri dari tanggung jawab,
sama seperti yang ia lakukan terhadap telepon genggamnya. Pemuda ini
berasal dari keluarga yang sangat makmur dan berpengaruh di Pantai
Timur. Ia adalah bungsu di antara putra-putra konglomerat real estate,
Eli Wainwright, yang sungguh royal menyediakan segalanya hingga ia
bebas pergi ke manapun ia suka. Derek melenggang ke Yale, mengikuti

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

jejak ayah dan abang-abangnya. Tak lama kemudian, meski prestasi


akademisnya biasa-biasa saja, ia menduduki jabatan eksekutif di sebuah
firma investasi yang paling bergengsi.
Kurang dari setahun, ia hengkang karena merasa masa kerja di kantor
tidak sesuai dengan gaya hidup pesta poranya. Lagi pula ia tidak perlu
kerja. Uang dari keluarganya cukup untuk menanggung hidupnya, juga
hidup anak-anak dan cucu-cucunya kalau pun ia memutuskan untuk
menikah.
Eli Wainwright sudah terlalu sabar menghadapi kekurangan putra
bungsunya. Derek tidak cukup berpendidikan dan tidak memiliki
keterampilan seperti saudara-saudaranya. Namun, ia sangat berminat
dengan suatu faktor yang menjadi rahasia kehidupan dan kesuksesan
keluarganya. Ia menjadi anggota Persekutuan Keadilan. Sesuai tradisi
organisasi mereka, Derek dibaptis pertama kali saat bayi dan kemudian
saat usianya lima belas tahun. Agaknya ia memiliki kecocokan alamiah
dengan perkumpulan itu dan ajaran-ajarannya. Ayah Derek memilihnya
untuk mengikuti jejaknya sebagai salah satu anggota utama Persekutuan
di Amerika. Organisasi ini tersebar luas, tidak hanya di Amerika, tetapi
juga di sebagian wilayah Asia dan Timur Tengah. Di antara anggota
Persekutuan Keadilan adalah orangorang yang sangat berpengaruh dalam
dunia bisnis dan politik internasional.
Yang boleh menjadi anggota hanyalah orang-orang dari garis keturunan
tertentu. Dan anak laki-laki yang telah dibaptis kelak akan menikah
dengan Putri Keadilan, yaitu anak-anak perempuan Persekutuan yang
dibesarkan dengan peraturan ketat. Mereka mendapat pelatihan khusus
agar memiliki perilaku yang pantas untuk menjadi seorang istri dan ibu.
Pelajaran yang ditanamkan bersumber dari dokumen kuno yang dikenal
dengan The True Book of the Holy Grail. Kitab ini diwariskan secara
turun temurun selama berabad-abad. Acara festival dan pesta dansa
besar-besaran yang di selenggarakan di sejumlah wilayah pesisir Timur
hingga ke wilayah Selatan dan Texas, pada dasarnya adalah "ajang
perkenalan" dengan Putri Keadilan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dalam kesempatan itu, mereka mengumumkan kesiapan untuk memasuki


dunia baru sebagai istri yang patuh dan layak bagi anggota Persekutuan.
Putra-putra Eli, kecuali si bungsu, telah menikah dengan anggota Putri
Keadilan. Mereka semua hidup sangat sejahtera di lingkungan kelas
atas. Kini, si bungsu dalam keluarga Wainwright, yang berusia tiga puluh
tahunan, mendapat tekanan untuk mengikuti langkah kakak-kakaknya.
Namun Derek tidak berminat, meski ia tidak berani berterus terang
pada ayahnya.
Di matanya, Putri Keadilan sangat membosankan dengan segala tradisi
menjaga keperawanannya. Gagasan hanya tidur dengan seorang putri
setiap malam membuatnya gemetar ketakutan.
Memang, ia bisa saja berbuat seperti abang-abangnya, juga anggota
Persekutuan yang lain. Menikah dengan wanita yang disetujui dan layak
menjadi ibu anak-anaknya, kemudian mencari pelacur bertubuh seksi
agar hidup tetap menarik. Tapi, buat apa menikah sekarang? Ia masih
muda dan memiliki harta berlimpah, sementara tanggung jawabnya
hanya sedikit.
Sepanjang ada perempuan eksotik dan sensual seperti Tamara Wisdom
yang bisa membuatnya senang, buat apa repot-repot mencari wanita
membosankan untuk berketurunan, wanita yang hanya mengingatkannya
pada sang ibu? Jika ayahnya tetap pada keyakinannya bahwa ia hanya
ingin memajukan Persekutuan, Derek bisa
mengelak dari tanggung jawab lainnya, paling tidak beberapa tahun lagi.
Namun, sebagai seorang ayah yang tidak melihat cacat pada diri
putranya, Eli Wainwright tidak sadar bahwa yang membuat Derek
tertarik pada Persekutuan bukanlah falsafahnya. Akan tetapi misteri
sebuah perkumpulan terlarang, ritual-ritualnya, dan kesan elitismenya.
Betapa tidak, Persekutuan mewariskan rahasia-rahasia secara turun
temurun selama ratusan tahun dan terbatas pada kalangan tertentu
saja. Dan Derek pun mafhum, kejahatan anggota akan dibersihkan dan
ditutupi oleh jaringan Persekutuan yang memiliki pengaruh luas. Inilah
yang membuatnya tertarik. Derek sangat berminat dengan hal-hal

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

semacam itu. Ia juga sangat senang mendapat perlakuan istimewa


berkat ayahnya yang sangat kaya dan berpengaruh.
Atau setidaknya perlakuan yang dulu ia terima. Karena Guru Keadilan
yang lama telah meninggal, secara misterius, dan digantikan oleh
pemimpin baru. Ia lelaki Inggris yang fanatik dan memimpin Persekutuan
dengan tangan besi.
Pemimpin baru ini mengubah segalanya. Ia menyombongkan hubungannya
dengan Oliver Cromwell setelah mempelajari kezaliman leluhurnya yang
acap kali menjalankan taktik kejam saat berurusan dengan oposisi.
Begitu dinobatkan sebagai Guru Keadilan, John Simon Cromwell
memberi pernyataan dramatis lewat eksekusi yang kejam. Memang
benar, pembunuh mantan Guru Keadilan itu adalah musuh Persekutuan.
Ia juga pemimpin suatu organisasi yang telah ratusan tahun menjadi
oposan Persekutuan. Tapi pesan yang disampaikannya sangat jelas: Aku
akan mengenyahkan siapa pun yang
melawanku, dan aku akan melakukannya dengan cara yang kejam. Lelaki
itu dipancung dengan pedang dan jari telunjuk kanannya dipotong.
Sebuah pernyataan dramatis dan gamblang dari sang pemimpin bahwa
tak ada yang bisa menjegal kefanatikannya.
Derek berusaha menyingkirkan bayangan itu dari pikirannya yang masih
berkabut. Ia mengangkat telepon genggamnya, menghidupkannya,
kemudian menghubungi voice mail. Sudah waktunya mendengar "musik".
Ada misi yang harus diselesaikan dan ia berkomitmen pada misi itu.
Tekadnya sudah bulat: untuk sekali dan selamanya, ia harus
menunjukkan siapa dirinya yang sesungguhnya kepada si Inggris sialan
itu. Ia sudah muak menjadi bahan ejekan lelaki itu dan si Prancis.
Mereka memperlakukannya seperti orang goblok, dan ia tidak
mengizinkan siapa pun berbuat seperti itu sebelumnya.
Setelah pesan mulai berbunyi, Derek menguatkan hati untuk
mendengarkan aksen Oxford yang semakin menyebalkan saja di setiap
pesan. Belum lagi pesan kedelapan berakhir, ia sudah tahu apa yang
harus ia lakukan.
Chateau des Pommes Bteues 25 Juni 2005

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tamara Wisdom menyisir rambut hitamnya yang mengilap sambil


memandang ke cermin berbingkai yang sangat besar.
Cahaya surya pagi yang cerah menyinari kamarnya, yang setiap
jengkalnya tidak kalah mewah dengan kamar Maureen. Bunga lavender
dan mawar berwarna kuning muda berkumpul dalam vas-vas kristal di
setiap meja.
Beludru ungu dan brokat tebal menghiasi pinggir ranjangnya, tempat
yang jarang ia tiduri sendirian.
Tammy tersenyum, sejenak menikmati kehangatan kenangan tadi malam.
Panas tubuh lelaki itu meninggalkan kesan di kulitnya, lama setelah ia
pergi meninggalkannya menjelang subuh. Dengan gaya hidupnya yang
bebas dan senang berpetualang, Tammy telah banyak merasakan
kegairahan.
Namun tidak satu pun yang sedahsyat ini. Akhirnya ia memahami makna
ucapan para alkemis ketika mereka mengungkapkan Karya Besar.
Penyatuan sempurna antara seorang lelaki dan seorang perempuan
penyatuan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Senyumnya memudar tatkala ia kembali pada realitas, bahwa ia harus
melakukan sesuatu hari ini.
Pada awalnya semua terasa menyenangkan, seperti permainan catur
antara dua benua. Tak butuh waktu lama, ia terbiasa memerhatikan
Maureen. Tidak hanya ia, tapi mereka semua. Bahkan pendeta itu, yang
ternyata bukan si tukang ikut campur seperti yang mereka khawatirkan.
Lelaki itu terkesan sebagai tokoh spiritual dengan gayanya sendiri.
Berlawanan dengan perkiraan mereka, ia jauh dari kesan seorang
dogmatis yang kaku.
Lalu ada pertanyaan tentang keterlibatan dirinya sendiri yang terlalu
dalam. Karakter Mata Hari pada awalnya memang menyenangkan. Tapi
sekarang, harus ia jauhi. Ia mesti menyeimbangkannya dengan sangat
hati-hati untuk memperoleh informasi yang ia butuhkan. Juga agar ia
selamat dalam urusan ini. Ada beberapa target yang mesti diselesaikan
hari ini. Demi dirinya sendiri, demi Perkumpulannya, dan demi Roland.
Jangan lupa skema besarnya, Tammy, katanya mengingatkan diri

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sendiri.
Kau akan memperoleh segalanya jika kau berhasil, dan kehilangan
segalanya jika kau gagal.
Permainan telah berubah. Sekarang menjadi jauh lebih berbahaya
dibandingkan yang mereka duga.
Tammy meletakkan sisir lalu menyemprotkan parfum beraroma bunga ke
pergelangan tangan dan lehernya. Ia sedang bersiap-siap untuk
peristiwa yang akan terjadi. Sebelum meninggalkan kamar, ia berhenti
di depan sebuah lukisan mengagumkan yang membuat dinding kamarnya
terlihat indah.
Lukisan itu karya seorang simbolis Prancis, Gustave Moreau,
menampilkan putri Salome dengan balutan kain tujuh lapis, membawa
baki berisi kepala Yohanes Pembaptis.
"Ini baru gadisku," bisik Tammy pada dirinya sendiri lalu berangkat
untuk menuntaskan rencana terbarunya yang sangat penting.

Maureen menyantap sarapannya sendirian di ruang makan.


Roland, yang sedang berjalan di lorong dekat ruangan itu, melihatnya
lalu menghampiri.
"Bonjour, Mademoiselle Paschal. Kau sendirian?"
"Selamat pagi, Roland. Ya. Peter masih tidur dan aku tidak ingin
mengganggunya."
"Ada pesan dari Nona Wisdom. Ia masih menginap di puri ini dan ingin
makan malam bersamamu nanti."
"Senang sekali," Maureen penasaran untuk mendengar informasi terbaru
dan perkembangan pesta semalam. "Di mana dia?"
Roland mengangkat bahu. "Ia pergi pagi-pagi sekali ke Carcassone.
Mengurusi film yang sedang ia buat. Ia hanya memintaku menyampaikan
pesan. Aku akan pergi sekarang, Mademoiselle, untuk mencari Monsieur
Berenger. Ia akan kecewa jika kau makan sendirian."

Sinclair membuyarkan lamunan Maureen dengan kedatangannya yang


sangat cepat setelah Roland pergi. "Kau bisa tidur?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Bagaimana tidak bisa jika di ranjang seperti itu? Seperti tidur di atas
awan." Semalam Maureen menyadari bahwa ada kasur bulu tebal di balik
seprai katun Mesir yang sangat mahal.
"Bagus sekali. Apa rencanamu pagi ini?"
"Tidak ada sampai jam sebelas. Aku akan bertemu dengan Jean-Claude
hari ini, ingat?"
"Ya, tentu saja. Ia akan membawamu ke Montsegur.
Tempat yang mengagumkan. Aku menyesal karena bukan aku yang
pertama kali menunjukkan tempat itu padamu."
"Maukah kau ikut dengan kami?"
Sinclair tertawa. "Sayangku, Jean-Claude akan menggantung,
menenggelamkan, lalu mencincangku menjadi empat bagian jika aku ikut
denganmu. Kau menjadi primadona sekarang, setelah debutmu semalam.
Tiap orang ingin lebih mengenalmu. Kau akan meningkatkan pamor Jean-
Claude di wilayah ini seratus poin jika ia terlihat berjalan denganmu.
"Tapi aku tidak perlu iri. Ada sesuatu yang akan kutunjukkan padamu,
begitu kau selesai sarapan. Sesuatu
yang aku yakin tak akan kau lupakan."

Mereka berdiri di balkon yang sama tempat mereka menonton kembang


api semalam. Taman-taman chateau yang luar biasa, membentang di
hadapan mereka.
"Kita lebih mudah memandang dan mengapresiasi taman di siang hari,"
ujar Sinclair dengan bangga, sambil menunjukkan bahwa ada tiga bagian
yang terpisah-pisah. "Kau lihat, tamantaman itu membentuk pola fleur-
de-lis?"
"Semuanya begitu indah." Maureen sama sekali tidak berdusta. Taman-
taman itu menampilkan keindahan bentuk yang sangat sedap dipandang
dari atas.
"Taman-taman itu mengungkapkan kisah tentang leluhur kita secara
jauh lebih baik dibandingkan aku sendiri. Adalah kehormatan bagiku
untuk menunjukkannya padamu. Mari."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen menerima uluran tangan Sinclair yang kemudian mengajaknya


menuruni tangga, menuju alam terbuka. Maureen melihat rumah itu
bersih luar biasa padahal semalam diserbu ratusan tamu. Para pelayan
pastinya telah bekerja nonstop untuk membersihkan sampah. Tapi tak
ada tanda apa pun selain kerapian yang luar biasa.
Mereka melewati pintu-pintu Prancis yang sangat besar, menuju selasar
berdinding marmer di luar, menuruti jalur berlikuliku yang berakhir di
gerbang keemasan yang berornamen.
Sinclair mengeluarkan kunci dari sakunya lalu menyelipkannya ke dalam
lubang kunci. Dilonggarkannya rantai itu lalu ia mendorong gerbang
bersepuh warna
keemasan, agar mereka bisa masuk ke wilayah sakralnya.
Sebuah bangunan air mancur dari marmer merah muda berkilau
mencurahkan air di hadapan mereka. Bangunan ini menjadi bagian inti
area menuju taman. Matahari menyinari tetes-tetes air yang jatuh dari
bahu patung Maria Magdalena yang berukuran seperti aslinya. Patung itu
terbuat dari marmer berwarna gading. Tangan kirinya memegang
sekuntum mawar.
Seekor merpati bertengger di tangan kanannya yang terulur. Dan bagian
bawah air mancur itu menunjukkan pola fleur-de-lis yang banyak
terdapat di lingkungan chateau ini.
"Kau banyak bertemu orang semalam. Semuanya memiliki teori tentang
wilayah ini dan harta karun yang misterius itu.
Aku yakin, kau mendengar berbagai kisah, dari yang menggugah hingga
yang menggelikan."
Maureen tertawa. "Ya, kebanyakan menggelikan."
Sinclair tersenyum padanya. "Mereka semua memiliki teori masing-
masing. Dan semuanya percaya atau lebih tepatnya tahu bahwa Maria
Magdalena adalah ratu kami di Prancis selatan ini. Bahkan, itulah satu-
satunya hal yang disepakati oleh semua yang hadir di ruang dansa
semalam."
Maureen mendengarkan dengan penuh perhatian. Suara Sinclair
mengandung suatu semangat, suatu harapan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen pun tertular semangat itu.


"Dan mereka semua tahu garis darah itu ada. Garis darah agung yang
bermula dari Maria Magdalena dan anak-anaknya.
Tapi sangat sedikit yang tahu keseluruhan faktanya.
Kisah seutuhnya hanya diketahui oleh para pengikut sejati JalanNya.
Jalan yang diajarkan oleh Magdalena, Jalan sebagaimana yang diajarkan
oleh Yesus Kristus sendiri."
Maureen menghentikan langkah Sinclair. Dengan agak ragu ia berkata,
"Aku tidak tahu apakah aku pantas mengajukan pertanyaan ini atau
tidak, tapi itukah tujuan Perkumpulan Apel Biru?"
"Perkumpulan Apel Biru sudah ada sejak dulu dan cukup kompleks. Aku
akan bercerita lebih banyak pada waktunya.
Sekarang, cukuplah jika kukatakan bahwa Perkumpulan berdiri untuk
membela dan menjaga kebenaran.
"Dan kebenaran itu adalah bahwa Maria Magdalena adalah ibu dari tiga
anak."
Maureen tercengang. "Tiga?"
Sinclair mengangguk. "Sangat sedikit orang yang tahu kisah ini dengan
lengkap. Karena detail-detailnya sengaja disamarkan untuk melindungi
para keturunannya. Tiga anak. Trinitas. Dan masing-masing menjadi
pokok garis keturunan agung yang akan mengubah wajah Eropa, dan
puncaknya dunia. Taman-taman ini dibuat untuk menyambut dinasti yang
dibentuk oleh tiap anak. Kakekku yang menciptakan semua ini. Aku
memperluasnya dan mengabdikan diri untuk merawatnya."
Ada tiga buah belokan yang merupakan cabang taman utama.
"Ayo, kita akan mulai dengan leluhur kita sendiri." Ia mengajak
Maureen, yang terkesima dengan informasi tadi, melewati gerbang
tengah. "Kenapa? Apakah kau kaget bahwa kita berkerabat? Kerabat
jauh, tentu, tapi kita berasal dari garis darah yang sama pada
awalnya."
"Aku hanya berusaha menyerap semuanya. Bagimu informasi tadi sudah
biasa, tapi bagiku sangat mengejutkan.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi dunia terhadap hal ini."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mereka memasuki sebuah taman mawar yang subur. Beberapa spesies


bunga lili ditanam membentuk lingkaran, mengitari patung yang lain.
Kombinasi ini menimbulkan aroma menawan yang dirasakan Maureen
semalam.
Seekor merpati putih bercericit sambil terbang di atas mawar-mawar
yang indah dan jalin-menjalin, sementara Sinclair dan Maureen berjalan
bersama tanpa berbicara. Maureen berhenti untuk menghirup dalam-
dalam, aroma sekuntum mawar merah yang sedang mekar-mekarnya.
"Mawar. Simbol semua perempuan dari garis darah itu. Juga lili. Lili
adalah simbol khusus Maria Magdalena. Mawar bisa menjadi simbol
perempuan mana pun yang menjadi keturunannya. Tapi dalam tradisi
kami, lili tidak boleh digunakan untuk menyimbolkan siapa pun kecuali
dia."
Sinclair mengajak Maureen menuju patung yang paling dominan.
Gambaran seorang perempuan muda yang ramping, dengan rambut
tertiup angin.
Maureen sulit berkata-kata. Pertanyaannya lebih merupakan bisikan.
"Inikah putrinya?"
"Izinkan saya memperkenalkan Sarah-Tamar, satu satunya putri Yesus
Kristus dan Maria Magdalena. Ia adalah pendiri dinasti kerajaan
Prancis. Dan nenek buyut kita bersama ini telah pergi sembilan belas
abad lalu."
Maureen menatap patung itu sebelum beralih ke
Sinclair.
"Semuanya begitu luar biasa. Tapi entah mengapa, aku tidak merasa
sulit menerimanya. Sangat aneh tapi juga...benar."
"Itu karena jiwamu mengenali kebenaran."
Seekor merpati bersiul di antara tangkai mawar, seolah menyatakan
setuju.
"Kau dengar merpati itu? Merpati adalah simbol Sarah Tamar,
melambangkan hatinya yang murni. Burung ini kemudian menjadi simbol
keturunan-keturunannya warga Cathar."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Dan itukah sebabnya orang Cathar disingkirkan, karena Gereja


menganggap mereka melakukan bidah?"
"Ya, sebagian. Karena lewat benda dan dokumen tertentu, terbukti
bahwa mereka adalah keturunan Yesus dan Maria.
Namun keberadaan mereka dianggap sebagai ancaman bagi Roma.
Semuanya: lelaki, perempuan, anak-anak. Gereja berusaha mengusir
mereka agar rahasia tetap terjaga. Tapi masih ada lagi. Ayo."
Sinclair memimbing Maureen berjalan setengah lingkaran melewati
mawar-mawar. Ini memberi Maureen kesempatan untuk menikmati
keindahan taman di bawah matahari musim panas, di pagi Languedoc
yang keemasan. Sinclair meraih tangan Maureen, dan gadis ini
membiarkan. Ia merasa sangat nyaman bersama orang asing yang
eksentrik ini. Maureen mengkuti ketika Sinclair memimpinnya melewati
belokan itu dan mengitari air mancur Maria Magdalena.
"Saatnya bertemu adik laki-laki." Maureen bisa merasakan gairah
Sinclair yang membungkah. Ia bertanya-tanya, bagaimana rasanya
menyimpan rahasia
yang amat besar ini. Ia merenungkan sejenak dan berhenti dengan
perasaan agak takut bahwa ia akan mengetahuinya sebentar lagi.
Mereka mengambil belokan di ujung kanan. Masuk ke sebuah taman yang
lebih tegas dan terpangkas rapi. "Kesannya sangat Inggris," komentar
Maureen.
"Bagus sekali. Dan sekarang, aku akan menunjukkan apa sebabnya."
Sebuah patung pemuda berambut panjang yang memegang piala misa
suci, menjulang sebagai titik sentral kolam air mancur besar yang
berada di tengah-tengah taman itu. Air yang jernih bak kristal
mengucur dari piala itu.
"Yeshua-Daud. Putra bungsu Yesus dan Maria. Ia tidak pernah mengenal
ayahnya karena masih dalam kandungan Magdalena ketika sang ayah
disalib. Ia lahir di Alexandria, Mesir.
Di sanalah sang ibu dan rombongannya mengungsi sebelum mereka
berlayar ke Prancis."
Maureen menjadi kelu. Tanpa sadar, ia memegang perutnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ada apa?"
"Dia hamil. Aku melihatnya. Ia hamil di Via Dolorosa dan...pada
penyaliban."
Sinclair mulai paham apa yang sesungguhnya terjadi, mendadak
langkahnya terhenti. Sekarang, giliran Maureen yang bertanya.
"Ada apa?"
"Apakah kau mengatakan penyaliban? Apakah kau mengalami visi
penyaliban?"
Maureen mulai merasa tenggorokannya tercekat dan air mata
menggenang di matanya. Untuk sesaat ia takut
berbicara, takut jika ia berbicara maka tangisnya akan tumpah. Sinclair
melihatnya, ia berkata dengan sangat lembut.
"Maureen, Cinta, kau bisa percaya padaku. Katakanlah, kumohon. Apakah
kau mengalami visi Magdalena pada peristiwa penyaliban?"
Air mata itu tidak terbendung lagi. Namun Maureen tidak merasa perlu
menahannya. Biarlah ia ceritakan, kalau pun tidak aman, kepada
seseorang yang paham. "Ya," bisiknya.
"Kejadiannya di Notre-Dame."
Sinclair mengulurkan tangan dan menghapus air mata di wajah Maureen.
"Sayangku, Sayangku Maureen. Apakah kautahu betapa luar biasanya
pengalaman itu?"
Maureen menggelengkan kepala. Sinclair melanjutkan percakapan
dengan halus. "Menurut sejarah lokal, ratusan keturunan Magdalena
mengalami mimpi dan visi tentang dia.
Termasuk aku sendiri. Tapi visi-visi itu berhenti sebelum Jumat Agung.
Sepengetahuanku, tidak seorang pun pernah mengalami visi utuh
tentang dia ketika peristiwa penyaliban, kecuali kau."
"Dan mengapa hal itu begitu penting?"
"Karena nubuat itu."
Maureen menunggu penjelasan, yang ia tahu akan muncul.
"Ada sebuah nubuat yang telah diturunkan sejak lama sekali. Legenda
mengatakan bahwa nubuat itu adalah bagian dari kitab nubuat dan
wahyu yang pernah ditulis di Yunani.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kitab itu dinisbahkan kepada Sarah-Tarnar, jadi dengan sendirinya


adalah injilnya. Kita tahu bahwa putri dari
garis darah agung itu, Mathilda dari Tuscany, duchess of Lorraine,
memiliki kitab yang orisinil ketika ia membangun Abbey di Orval pada
abad ke-11. "Orval itu di mana?"
"Di perbatasan wilayah yang sekarang dikenal dengan Belgia. Ada
beberapa permukiman religius yang sangat penting di Belgia yang
berhubungan dengan kisah kita. Tapi, di Orvallah nubuat Sarah-Tarnar
disimpan selama bertahun-tahun. Kita tahu bahwa kitab Sarah-Tarnar
yang asli kemudian berada di bawah perlindungan masyarakat Cathar di
Languedoc. Sayangnya, kitab itu lenyap dari sejarah. Sangat sedikit
orang yang mengetahui peristiwa yang menimpa kitab itu. Satu-satunya
gambaran tentang isi kitab itu berasal dari Nostradamus."
"Nostradamus?" Kepala Maureen terasa berputar. Ia merasa tak akan
pernah berhenti terkejut dengan jalinan cerita ini dan bagaimana tiap
bagiannya saling berhubungan.
Sinclair menunjukkan ekspresi maklum. "Ya, ya. Dialah yang mendapat
pujian atas visi dan ramalannya yang menakjubkan. Tapi semua itu sama
sekali bukan ramalannya.
Akan tetapi berasal dari nubuat Sarah-Tarnar. Kelihatannya
Nostradamus memiliki akses ke versi kitab hasil tulisan tangan yang
orisinil ketika ia berkunjung ke Orval. Kitab itu raib tak lama kemudian,
jadi silakan simpulkan sendiri bagaimana nasibnya."
Maureen tertawa. "Tak heran Tammy terlihat muak ketika menyebut
namanya. Ternyata Nostradamus seorang plagiator."
"Plagiator yang sangat cerdas. Kita harus memberi
pujian karena dialah yang menciptakan puisi kuatren. Hanya itu yang
benar-benar hasil ciptaannya. Selebihnya ia hanya menulis ulang nubuat
Sarah-Tamar sedemikian rupa sehingga tidak kentara dari aslinya,
sekaligus menimbulkan dampak besar. Sebenarnya si Michael tua itu
sangat brilian. Pemahamannya tentang alkemi membuatnya mampu
memecahkan sandi dokumen yang sebenarnya sangat rumit.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tapi ada sedikit lagi peninggalan Sarah Tamar, selain karya


Nostradamus dan nubuat yang terpatri dalam diri sebagian orang di
sini."
"Apa bunyi nubuat itu?"
Sinclair mendongak ke cipratan air dari piala misa suci. Ia menutup
mata, kemudian melafazkan cuplikan dari nubat.
'"Marie de Negre akan memilih Dia Yang Dinantikan ketika waktunya
tiba. Ia dilahirkan dari domba paschal ketika siang dan malam sama
panjang, ia adalah putri kebangkitan. Ia yang mengemban Sangre-El
akan dianugerahi kunci untuk mengungkapkan Hari Hitam Tengkorak. Ia
akan menjadi Perempuan Gembala baru untuk JalanNya."
Maureen tak mampu berkata-kata. Sinclair meraih tangannya lagi. "Hari
Hitam Tengkorak. Golgotha, bukit penyaliban, diterjemahkan menjadi
'tempat tengkorak' dan Hari Hitam adalah hari yang sekarang kita
sebut Jumat Agung.
Nubuat itu mengisyaratkan bahwa seorang anak perempuan dari garis
darah itu yang mengalami visi penyaliban, kelak menerima kunci saat
waktunya tiba." "Kunci untuk apa?" Maureen masih belum mengerti.
Kepalanya berenang-renang dalam informasi.
"Kunci untuk membuka rahasia Maria Magdalena. Injilnya.
Penjelasan tentang kehidupan dan masanya dari tangan langsung.
Kautahu, ia menyembunyikan injil itu dengan semacam alkemi yang hanya
bisa ditemukan saat kriteria spiritual tertentu terpenuhi."
Dengan isyarat tubuhnya, Sinclair menunjuk ke patung pemuda di kolam
air mancur. Tepatnya ke piala yang ia pegang.
"Itulah yang banyak dicari orang, sejak lama." Maureen berusaha
menemukan jawabannya. Barisan pikiran melintasi kepalanya. Piala itu.
Itulah jawabannya. "Piala yang ia pegang bukankah Holy Grail?"
"Ya. Kata 'grail' berasal dari istilah zaman dahulu, Sangre- El, artinya
Darah Tuhan. Simbol garis darah suci, tentu saja. Tapi yang mereka cari
bukan sembarang anak yang berasal dari keturunan suci. Para ksatria
Grail umumnya berasal dari garis darah itu, dan mereka sangat tahu
makna warisan tersebut.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tidak, yang mereka cari adalah seorang keturunan: seorang putri Grail
yang juga dikenal sebagai Dia Yang Dinantikan. Dia adalah anak
perempuan yang memegang kunci yang mereka semua inginkan."
"Tunggu sebentar. Apakah maksudmu perburuan Holy Grail sebenarnya
adalah pencarian seorang perempuan yang dimaksud dalam nubuatmu?"
"Sebagian, ya. Yeshua-Daud, sang putra bungsu, pergi ke Glastonbury di
Inggris bersama kakek sampingnya, seorang lelaki yang dikenal dalam
sejarah sebagai Yusuf dari Aritmatea.
Bersama-sama, mereka menemukan permukiman Kristen pertama di
Inggris. Dari sanalah legenda Grail lahir."
Sinclair menunjuk ke patung lain dalam lingkungan taman yang sama, tapi
letaknya agak jauh. Patung itu berupa seorang raja yang sedang
memegang pedang yang sangat besar.
"Menurutmu, mengapa Raja Arthur dikenal sebagai RajaYang Dulu dan
Yang Akan Datang? Karena darahnya berasal dari Yeshua-Daud. Dari
sanalah lahir orang-orang terhormat Inggris hingga sekarang. Umumnya
mereka berada di Skotlandia."
"Termasuk kau sendiri."
"Ya, dari pihak ibuku. Aku juga mewarisi garis darah Sarah-Tarnar dari
pihak bapakku, seperti juga kamu."
Bunyi deringan mengganggu percakapan mereka. Sinclair menyumpah dan
mengangkat telepon genggamnya, berbicara cepat dalam bahasa Prancis,
tak lama kemudian menutupnya.
"Dari Roland. Jean-Claude sudah datang untuk mengambilmu dariku."
Maureen tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Dia belum siap
menyudahi obrolan itu. "Tapi aku belum melihat taman ketiga."
Wajah Sinclair terlihat menyuram. Entah apa sebabnya, tapi Maureen
merasa yakin.
"Barangkali memang sebaiknya begitu," katanya. "Hari ini sangat indah.
Dan itu," katanya menunjuk dengan anggukan kepala," adalah kebun
putra tertua Magdalena."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia menjawab pertanyaan dalam hati Maureen secara samar dan


misterius. Sepertinya, orang-orang di sini sangat senang bersikap
seperti itu.
"Meski memiliki keindahan tersendiri, taman itu terlalu dipenuhi
bayang-bayang untuk hari secerah ini."

Saat mengantar Maureen meninggalkan taman, Sinclair berhenti di


gerbang besi.
"Pada hari kedatanganmu ke sini, kau bertanya mengapa aku sangat
menyukai fleur-de-lis. Inilah sebabnya. Fleur-de-lis berarti 'bunga lili'.
Seperti yang kau ketahui, lili adalah simbol Maria Magdalena. 'Bunga lili'
melambangkan keturunannya.
Yaitu tiga orang, diwakili tiga kelopak bunga ini."
Ia mendemonstrasikannya dengan menghitung tiga kelopak itu dengan
jarinya.
"Kelopak pertama adalah putra tertuanya, Yohanes Yusuf.
Karakternya sangat kompleks. Akan kujelaskan lebih rinci ketika
waktunya tepat. Tapi sekarang cukup aku katakan bahwa keturunannya
banyak terdapat di Italia. Kelopak tengah melambangkan anak
perempuannya, Sarah-Tarnar. Dan kelopak ketiga adalah sang putra
bungsu, Yeshua-Daud.
"Itulah rahasia fleur-de-lis yang tersimpan rapi. Itulah sebabnya bunga
ini dipilih untuk mewakili kalangan terhormat Italia dan Prancis. Itulah
sebabnya bunga ini juga digunakan sebagai simbol kalangan terpadang di
Inggris, seperti yang kau saksikan sendiri. Simbol ini awalnya digunakan
oleh keturunan Maria Magdalena dari ketiga anaknya. Dulu, simbol
misterius ini dilindungi dengan ketat hingga hanya mereka yang mulai
menyelami kebenaran ini bisa saling mengenal saat mereka melakukan
perhelatan ke Eropa."
Maureen terpukau dengan penjelasan ini. "Dan sekarang, bunga lili
menjadi salah satu simbol yang cukup
umum di dunia.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Perhiasan, pakaian, meja-kursi, banyak yang memanfaatkan simbol ini.


Tersembunyi di tempat terbuka. Orang-orang tidak tahu bunga ini
melambangkan apa."

Languedoc 25 Juni 2005

Maureen duduk di kursi belakang mobil sport Renault milik Jean-Claude.


Mereka sedang menunggu gerbang elektronik chateau terbuka. Dengan
sudut matanya, Maureen melihat seorang lelaki berjalan melewati pagar
pembatas dengan gerak gerik yang aneh.
"Ada apa?" tanya Jean-Claude setelah melihat ekspresi wajah Maureen.
"Ada seorang lelaki di pagar sana. Sekarang ia sudah pergi, tapi tadi
ada."
Jean-Claude mengangkat bahu, dengan gaya khas Gauli, seolah tidak
berminat. "Barangkali tukang taman? Atau salah seorang penjaga
keamanan. Siapa tahu. Staf Berenger sangat banyak."
"Apakah tempat ini dijaga petugas keamanan sepanjang hari?" Maureen
penasaran dengan chateau itu dan isinya yang luar biasa, termasuk
pemiliknya.
"Ah, oui. Mereka jarang terlihat karena tugas merekalah untuk tidak
terlihat. Barangkali yang tadi kaulihat salah seorang di antara mereka."
Tapi Maureen tidak diberi kesempatan untuk memikirkan aspek-aspek
pemeliharaan chateau yang membosankan. Jean- Claude mengalihkan
pembicaraan ke legenda

1 wilayah Eropa, termasuk wilayah yang sekarang dikenal sebagai


Prancis, dulu juga termasuk Italia utara,

keluarga Paschal sebagaimana yang ia ketahui.


"Bahasa Inggrismu sempurna," Maureen berkomentar setelah lelaki itu
menceritakan bagian yang agak rumit.
"Terima kasih. Aku belajar di Oxford untuk menyempurnakan bahasa
Inggrisku."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen terpesona, menelan setiap kata sementara si sejarawan


Prancis yang percaya diri itu membawanya ke sebuah lembah merah
yang dramatis. Tujuan mereka adalah Montsegur lambang pertahanan
terakhir Cathar yang mengagumkan sekaligus tragis.

Ada lokasi-lokasi di dunia yang memancarkan aura misteri maupun


tragedi yang dahsyat. Hanyut dalam sungai sungai darah dan tertutup
lapisan waktu berabad-abad, tempat-tempat langka ini bisa membayang-
bayangi jiwa selama bertahun-tahun, jauh setelah seorang pengunjung
kembali ke kediamannya yang aman.
Maureen pernah melihat tempat semacam ini selama perjalanannya.
Ketika ia tinggal di Irlandia, ia mengalami perasaan ini saat berada di
kota-kota bersejarah semisal Drogheda, tempat Oliver Cromwell
membantai seluruh penduduk, juga di desa-desa yang dilanda Kelaparan
Besar pada tahun 1840-an. Saat berkunjung ke Israel, Maureen
mendaki gunung di Masada untuk melihat matahari terbit di Laut Mati.
Perasaannya begitu tergugah sehingga tak dapat dilukiskan dengan
kata-kata dan air mata ketika ia menelusuri pepuingan istana tempat
ratusan orang Yahudi mengorbankan nyawa pada abad ke-I, alih-alih
tunduk pada penjajah Romawi dan perbudakan.
Saat Jean-Claude membelokkan Renaultnya ke lapangan parkir di kaki
bukit tempat Montsegur berada, Maureen dibanjiri perasaan bahwa
tempat ini adalah salah satu tempat luar biasa lainnya. Bahkan di siang
musim panas yang cerah, wilayah itu tampaknya diselubungi kabut waktu.
Maureen memandang gunung di depan mereka saat Jean-Claude
membimbingnya menuju jalur pendakian.
"Jalannya mendaki dan panjang, ya? Itulah sebabnya aku
memberitahumu untuk memakai sepatu yang nyaman."
Maureen bersyukur karena ia selalu bepergian dengan sepatu atletik
yang kuat. Berjalan-jalan dan mendaki adalah olahraga kesukaannya.
Mereka mulai mendaki dengan menempuh jalan yang panjang dan
melingkar. Maureen baru sadar, kesibukannya belakangan ini
membuatnya tidak sempat berolahraga. Ia menggerutu karena tubuhnya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tidak dalam kondisi fit seperti biasanya. Tapi Jean-Claude tidak


terburu-buru.
Mereka berjalan dengan kecepatan yang menyenangkan sambil
mengobrol tentang hal-hal misterius di Cathar dan bertanyajawab.
"Seberapa banyak praktik mereka yang kita ketahui? Maksudku, secara
akurat. Lord Sinclair mengatakan ada banyak cerita tentang mereka
yang hanya spekulasi."
"Benar. Musuh mereka banyak membuat tulisan yang menyudutkan, agar
mereka dianggap sesat dan berlebihan.
Kautahu, dunia tidak keberatan jika kita membantai para pendosa. Tapi
jika kita membunuh sesama orang Kristen yang dianggap lebih dekat
dengan Kristus dibandingkan kita sendiri, maka kita akan mendapat
masalah. Jadi, banyak uraian tentang praktik bangsa Cathar yang
dikarang saja oleh para sejarawan ketika itu,
dan sesudahnya. Tapi, apakah kautahu sesuatu yang sudah pasti benar?
Dasar keimanan bangsa Cathar adalah Doa Bapa Kami."
Maureen menghentikan langkah, berusaha meredakan napasnya yang
tersengal-sengal, kemudian mengajukan pertanyaan lagi. "Benarkah? Doa
yang sama seperti yang kita baca sekarang?"
Ia mengangguk, "Oui. Sama, tapi diucapkan dalambahasa Occitan, tentu
saja. Saat kau ke Yurusalem, apakah kau mengunjungi Pater Noster
Church di Gunung Zaitun?"
"Ya!" Maureen tahu persis lokasinya. Ada sebuah gereja di sebelah
timur Yerusalem yang dibangun di atas gua tempat Yesus pertama kali
mengajarkan Doa Bapa Kami. Suatu bagian biara dengan eksterior
sangat menawan, menampilkan kotakkotak ubin bermotif mosaik
bertuliskan doa itu dalam lebih dari enam puluh bahasa. Maureen
memotret kotak berisi doa dalam bahasa Gaelic Irlandia kuno untuk
ditunjukkan kepada Peter.
"Doa itu juga dipajang di Occitan," jelas Jean-Claude.
"Setiap bangun pagi, warga Cathar membacanya. Bukan sekadar hapalan
seperti yang banyak dilakukan sekarang. Tapi sebagai suatu perbuatan
meditasi dan doa yang sesungguhnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tiap baris merupakan peraturan suci bagi mereka." Maureen merenung


sambil berjalan, dan Jean-Claude melanjutkan. "Jadi, di sini tempat
orang-orang hidup dengan damai dan menyebarkan ajaran yang mereka
namakan JalanNya. Suatu pedoman hidup yang bersumber dari
ajaranajaran cinta. Mereka adalah suatu kebudayaan yang mengakui Doa
Bapa Kami sebagai teks yang paling suci."
Maureen tahu ke mana arah pembicaraan Jean-Claude.
"Jadi, jika kita anggota Gereja dan ingin menyingkirkan orang orang ini,
kita tidak bisa membiarkan mereka dikenal sebagai umat Kristen yang
baik."
"Persis. Ritual aneh dan tuduhan lain ditimpakan kepada orang-orang
Cathar untuk menjustifikasi pembantaian yang mereka lakukan."
Jean-Claude berhenti karena mereka telah sampai di sebuah monumen
yang berdiri di tengah jalur. Sebuah tiang granit besar dengan salib
Languedoc seukuran tangan di puncaknya.
"Ini adalah monumen para martir," jelasnya. "Diletakkan di sini karena
di sinilah tungku pembakaran berdiri."
Maureen menggigil. Perasaan aneh dibayang-bayangi, meski sudah
pernah ia rasakan sebelumnya, menyergapnya. Suatu perasaan bahwa ia
sedang berada di tempat bersejarah yang mengerikan. Ia mendengarkan
Jean-Claude yang menceritakan kisah pertahanan terakhir bangsa
Cathar di gunung ini.
Di ujung tahun 1243, bangsa Cathar telah hampir separuh abad
mengalami penderitaan akibat tekanan dari para tentara Paus. Seluruh
kota diperangi, jalan-jalan kota seperti Bezier dibanjiri darah orang-
orang tidak berdosa. Gereja bertekad membasmi "para pelaku bidah"
dengan cara apa pun. Dan raja Prancis dengan senang hati membantu
niat ini dengan menugaskan para pasukannya karena tiap kemenangan
atas satu warga Cathar yang kaya raya akan memperluas teritori
Prancis.
Bangsawan Toulous sudah terlalu sering mengalami ancaman hingga
mereka mendirikan negara sendiri yang independen.
Seandainya kutukan Gereja ampuh untuk menun-

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dukkan mereka, maka raja memiliki solusi yang ia harap akan menghapus
sebagian dosa masa lalunya.
Pemimpin masyarakat Cathar selebihnya melakukan pertahanan terakhir
di benteng Monsegur pada Maret 1244.
Seperti kaum Yahudi di Masada lebih dari seribu tahun sebelumnya,
mereka berdoa bersama-sama sebagai suatu komunitas, memohon
diselamatkan dari para penindas, dan bersumpah tidak akan
menanggalkan keimanan mereka.
Memang, ada spekulasi bahwa bangsa Cathar memperoleh kekuatan dari
warisan para martir Masada selama penjajahan terakhir. Dan seperti
tentara Romawi yang adalah leluhur mereka sendiri, pasukan Paus
berusaha membuat mereka kelaparan dengan menutup akses ke air dan
makanan. Tindakan ini jelas menimbulkan persoalan di Montsegur,
seperti yang terjadi di Masada. Kedua tempat itu berlokasi di puncak
bukit sehingga nyaris mustahil aman dari segala penjuru. Pemberontak
kedua kebudayaan itu mencari jalan untuk mengacaukan dan
menundukkan para penindas.
Setelah blokade berlangsung beberapa bulan, pasukan Paus merasa
yakin pembangkangan mesti diakhiri. Mereka memberi ultimatum pada
pemimpin Cathar. Jika mereka mengaku dan menyesali perbuatan bidah
dalam ketundukan kepada Inkuisisi, mereka akan dibebaskan. Tapi jika
tidak, mereka semua akan dibakar di atas tungku karena menghina
Gereja Romawi Suci. Mereka diberi waktu dua minggu untuk mengambil
keputusan.
Di hari terakhir, para pemimpin pasukan Paus menyalakan tungku
pembakaran mayat dan meminta jawaban. Dan jawaban yang mereka
peroleh tak akan
pernah dilupakan di Languedoc. Dua ratus warga Cathar muncul dari
persembunyian di Monsegur, mengenakan jubah sederhana dan saling
berpegangan tangan. Dalam kesatuan sempurna, mereka menyanyikan
Doa Bapa Kami dalam bahasa Occitan sambil berjalan menuju tungku
pembakaran massal. Mereka meninggal sebagaimana mereka hidup:
dalam keharmonisan sempurna dengan iman kepada Tuhan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Banyak legenda yang mengisahkan hari-hari terakhir bangsa Cathar.


Masing-masingnya lebih dramatis dari yang berikutnya.
Namun yang paling diingat adalah yang dibuat para duta Prancis yang
dikirim untuk berbicara dengan masyarakat Cathar atas nama pasukan
raja. Para duta, pasukaan sewaan yang berhati batu, diundang untuk
tinggal di antara tembok-tembok Montsegur dan menyaksikan ajaran-
ajaran orang Cathar dengan mata kepala sendiri. Laporan pandangan
mata mereka begitu luar biasa, begitu mencengangkan, hingga tentara
Prancis akhirnya masuk dalam keimanan Jalan Murni ini. Tahu bahwa
kematian sudah menunggu, mereka melakukan sakramen terakhir bangsa
Cathar sebagai suatu penghiburan, kemudian menceburkan diri ke dalam
perapian bersama saudara-saudara baru mereka.
Maureen menghapus air mata dari wajahnya ketika ia menatap puncak
gunung kemudian kembali pada salib itu.
"Menurutmu apa yang terjadi? Apa yang telah disaksikan orang-orang
Prancis hingga mereka bersumpah mati bersama warga Cathar? Adakah
yang tahu?"
"Tidak." Jean-Claude menggelengkan kepala. "Yang ada hanya spekulasi.
Sebagian mengatakan bahwa Roh Kudus menampakkan diri dalam ritual
orang Cathar dan
menunjukkan bahwa kerajaan surga menanti mereka. Pihak lain
mengatakan bukan itu, melainkan harta karun bangsa Cathar yang
mereka miliki."
Legenda Montsegur terus tergelar di hadapan Maureen saat mereka
menuntaskan pendakian melewati jalur yang sulit. Sehari sebelum hari
pertahanan terakhir bangsa Cathar, empat anggota kelompok mereka
berhasil memanjat tembok kastil yang paling rawan, kemudian melarikan
diri. Diyakini, mereka mendapat bantuan dari intelijen duta Prancis yang
mengikuti keyakinan orang Cathar dan meninggal bersama orang-orang
itu keesokannya.
"Mereka membawa harta pusaka Cathar yang legendaris.
Tapi harta apa yang mereka bawa, tidak diketahui dengan pasti.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Diduga, harta itu tidak terlalu berat karena orang-orang yang melarikan
diri itu adalah perempuan muda dan diperkirakan bertubuh mungil.
Selain itu, mereka tentulah lemah setelah berbulan-bulan dalam
keadaan darurat tanpa pasokan air dan makanan. Sebagian orang
mengatakan bahwa mereka membawa Holy Grail, atau mahkota duri,
atau bahkan harta yang paling berharga sedunia, Kitab Cinta."
"Bukankah itu injil yang ditulis oleh Yesus sendiri?" Jean-Claude
mengangguk. "Semua legenda peristiwa ini dipastikan lenyap dari
sejarah di sekitar masa itu."
Semangat sejarawan dan jurnalis Maureen bangkit.
"Adakah buku yang bisa kau rekomendasikan? Dokumen yang bisa aku
jadikan bahan riset dan memberi informasi lebih dalam tentang
peristiwa ini selama aku berada di Prancis?"
Lelaki Prancis itu tertawa kecil dan mengangkat bahu.
"Madamoiselle Paschal, orang-orang di Languedoc ini ahli sejarah semua.
Mereka menjaga rahasia dan legenda tanpa menuliskannya di atas
kertas. Aku tahu, ini sulit dipahami. Tapi lihatlah sekelilingmu, Manis.
Siapa yang memerlukan buku jika semua ini bercerita?"
Sekarang mereka sudah sampai di puncak bukit.
Reruntuhan benteng yang dulunya megah, terbentang di hadapan
mereka. Melihat tembok-tembok batu yang seolah memancarkan
sejarah lingkungan sekelilingnya, Maureen paham maksud ucapan Jean
Claude. Namun Maureen terombangambing antara kesan yang ia tangkap
dengan kebutuhan jurnalisnya untuk mengotentikkan seluruh penemuan
itu.
"Pendapat itu cukup aneh bagi seseorang yang menyebut dirinya
sejarawan," komentarnya.
Sekarang Jean-Claude tertawa keras. Suaranya menggema ke lembah
hijau di bawah sana. "Aku menganggap diriku sendiri seorang sejarawan,
tapi bukan sejarawan akademik. Ada perbedaannya, terutama di tempat
seperti ini. Pendekatan akademik tidak bisa diaplikasikan di sembarang
tempat, Mademoiselle Paschal."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ekspresi Maureen jelas menunjukkan bahwa ia belum mengerti. Jean-


Claude menguraikan.
"Kautahu, untuk memperoleh gelar paling bergengsi di dunia akademik,
kita hanya perlu membaca semua buku yang tepat kemudian menulis
makalah yang baik. Saat mengikuti tur kuliah di Boston, aku bertemu
seorang perempuan Amerika yang menyandang gelar doktor sejarah
Prancis, khususnya bidah abad pertengahan. Sekarang, ia dianggap
sebagai salah seorang pakar terhebat untuk topik tersebut dan telah
menulis satu-dua
buku daras untuk perguruan tinggi. Dan kautahu apa yang lucu? Ia tak
pernah ke Prancis, tidak sekali pun. Ke Paris tidak, apalagi ke Languedoc.
Parahnya, ia tidak merasa perlu. Dalam format akademik sejati, ia yakin
bahwa yang ia butuhkan terdapat dalam buku atau dokumen yang
tersedia dalam database universitas.
Pemahaman Catharisisme wanita itu nyaris sama realistisnya dengan
membaca komik, malah dua kali lebih lucu.
Tapi ia dikenal luas sebagai orang yang mumpuni dibandingkan siapa pun
di sini lantaran gelar dan inisial yang mengikuti namanya."
Maureen terus menyimak sementara mereka melangkah melewati
bebatuan dan melompati puing besar. Ucapan Jean-Claude menyentil
telinga Maureen. Ia selalu menganggap dirinya seorang akademik, namun
pengalamannya sebagai seorang wartawan juga mendorongnya untuk
melihat kisah-kisah langsung dari lingkungan aslinya. Tak bisa ia
bayangkan, bagaimana menulis Maria Magdalena tanpa berkunjung ke
Tanah Suci. Ia pun berkeras pergi ke Versailles dan penjara
Conciergerie yang revolusioner ketika melakukan riset tentang Marie
Antoinette.
Sekarang, meski baru beberapa hari berada di lingkungan sejarah hidup
Languedoc, ia menyadari kebudayaan ini mensyaratkan pemahaman lewat
pengalaman langsung.
Jean-Claude belum selesai. "Kuberi contoh. Kau bisa menbaca satu dari
lima puluh lima versi tulisan sejarawan tentang tragedi di Montsegur.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi lihatlah sekelilingmu. Jika kau tidak pernah mendaki gunung ini,
atau menyaksikan tempat pembakaran massal, atau mengamati
betapa tembok-tembok ini tidak tertembuskan, bagaimana kau bisa
paham? Ayo, aku ingin menunjukkan sesuatu."
Maureen mengikuti lelaki Prancis itu ke ujung jurang, tempat tembok-
tembok benteng yang dulunya tak tertembuskan itu hancur berantakan.
Ia menunjuk ke suatu titik yang telah terhempas melewati lereng yang
curam, ribuan kaki di bawah sisi gunung. Angin hangat berembus, meniup
rambutnya sementara Maureen berusaha menempatkan diri dalam posisi
seorang gadis muda Cathar di abad 13.
"Dari titik inilah keempat orang itu kabur," jelasnya.
"Bayangkanlah sekarang, saat kau berada di sini. Di tengah malam yang
pekat, membawa benda pusaka yang sangat berharga yang diikatkan ke
tubuhmu, dalam kondisi lemah setelah berbulan-bulan tertekan dan
kelaparan. Kau masih muda dan ketakutan dan tahu bahwa seandainya
kau selamat, semua orang yang kau cintai akan dibakar hidup-hidup.
Dengan pikiran-pikiran itu di dalam kepala, kau menuruni tembok,
menuju ke cuaca dingin membeku dan kehampaan tengah malam, dan ada
kemungkinan kuat kau akan menempuh ajal."
Maureen menghela napas panjang. Sungguh pengalaman yang menguji
nyali, berdiri di sini, di tempat legenda itu hidup dan sangat nyata di
sekelilingnya.
Jean-Claude memotong lamunan Maureen. "Sekarang, bayangkan jika
kau hanya membaca kisah itu di perpustakaan New Haven. Bukankah
pengalamannya akan berbeda?'
Maureen mengangguk setuju sebagai jawaban, "Tentu saja."
"Oh, aku hampir lupa. Perempuan termuda yang kabur malam itu?
Kemungkinan ia adalah leluhurmu. Orang yang
kemudian memakai nama Paschal. Bahkan mereka menujulukinya La
Paschalina hingga ia meninggal."
Maureen tak bisa berkata-kata mendengar satu lagi informasi
fenomenal tentang leluhurnya. "Seberapa banyak yang kau ketahui
tentang dia?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Sedikit. Ia meninggal di biara Montserrat di perbatasan Spanyol dalam


usia lanjut. Sebagian catatan kehidupannya masih berada di sana. Kita
tahu bahwa ia menikah dengan seorang pengungsi Cathar lain di Spanyol
dan memiliki sejumlah anak.
Tertulis bahwa ia membawa harta tak ternilai ke biara, tapi apa harta
itu, tak pernah diungkapkan secara terbuka."
Maureen mengulurkan tangan dan memetik sekuntum bunga liar yang
tumbuh di retakan runtuhan tembok. Ia berjalan ke pinggir jurang
tempat gadis Cathar yang kemudian menggunakan nama La Paschalina itu
menuruni gunung dengan begitu berani untuk memenuhi harapan
terakhir kaumnya.
Sambil melemparkan bunga ungu kecil ke dasar jurang, Maureen
mengucapkan doa kecil bagi perempuan itu yang mungkin atau tidak
adalah leluhurnya. Hal itu nyaris tidak penting. Mendengar kisah orang-
orang yang baik hati dan menyaksikan keindahan tanah ini sendiri saja
sudah membuat hidupnya tak akan sama seperti sebelumnya.
"Terima kasih," kata Maureen kepada Jean-Claude dengan suara pelan.
Lelaki itu kemudian meninggalkannya sendirian, untuk merenungkan
betapa masa lalu dan masa depannya jalin-menjalin dengan tempat yang
paling kuno dan paling misterius ini.

Maureen dan Jean-Claude makan siang di sebuah desa kecil yang


terletak di lembah Montsegur. Seperti yang ia janjikan, restoran itu
menyajikan makanan ala Cathar. Menunya sederhana, umumnya terdiri
dari ikan dan sayuran segar.
"Ada pendapat keliru yang mengatakan bahwa masyarakat Cathar
menerapkan pola makan vegetarian yang ketat. Padahal mereka makan
ikan," kata Jean-Claude. "Mereka terlalu tekstual menyangkut aspek-
aspek tertentu dalam kehidupan Yesus.
Karena Yesus memberi makan banyak orang dengan roti dan ikan, maka
mereka yakin bahwa mereka pun harus menyertakan ikan dalam menu
makanan mereka."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen merasa makanan itu menyehatkan dan sangat menikmatinya.


Sinclair benar: Jean-Claude sejarawan yang hebat. Maureen telah
mengajukan segudang pertanyaan saat mereka berjalan menuruni
gunung, dan Jean-Claude menjawab semuanya dengan sabar dan
mendalam. Saat mereka duduk makan, Maureen dengan senang hati
menjawab pertanyaanpertanyaan lelaki itu.
Yang pertama yang ingin diketahui Jean-Claude adalah mimpi dan visi
yang dialami Maureen. Sebelumnya, topik ini membuatnya sangat tidak
nyaman. Namun beberapa hari terakhir di Languedoc, ia bersikap
terbuka. Di sini, visi-visi seperti yang ia alami bukanlah sesuatu yang
aneh, hanya sekadar bagian kehidupan. Karena itulah Maureen merasa
lega berbicara bersama orang-orang yang menerima isu semacam ini.
"Apakah kau mengalami visi ketika masih kecil?" Jean-
Claude ingin tahu.
Maureen menjawab dengan gelengan kepala. "Apakah kau yakin?"
"Jika ya, aku sama sekali tidak ingat. Aku baru mengalaminya saat
berkunjung ke Yerusalem. Mengapa?"
"Hanya ingin tahu. Teruskanlah." Maureen menjelaskan pengalamannya
secara panjang lebar.
Jean-Claude mendengarkan dengan penuh perhatian sambil mengajukan
pertanyaan di sela-sela cerita Maureen. Minatnya terkonsentrasi pada
bagian visi penyaliban di Notre-Dame.
Maureen menyadari hal ini. "Lord Sinclair juga berpendapat visi itu
sangat penting."
"Ya, tentu." Jean-Claude mengangguk. "Apakah ia bercerita tentang
nubuat itu?"
"Ya. Sungguh menakjubkan. Tapi aku agak gelisah karena ia sepertinya
menganggap bahwa akulah Dia Yang Dinantikan dalam nubuat. Rasanya
penampilanku tidak sesuai."
Lelaki Prancis itu tertawa. "Tidak, tidak. Hal-hal semacam ini tidak bisa
dipaksakan. Bisa benar bisa tidak, dan jika benar, itu akan segera
terbukti. Berapa lama kau akan tinggal di Languedoc?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Rencananya empat hari. Setelah itu kami akan pergi ke Paris beberapa
malam. Tapi aku tidak yakin sekarang. Masih banyak yang perlu dilihat
dan dipelajari di sini. Aku banyak mendapat informasi."
Entah mengapa, Jean-Claude terlihat termenung saat mendengar ucapan
Maureen tadi. "Apakah ada kejadian aneh semalam, setelah pesta?
Sesuatu di luar kebiasaan? Mimpi yang lain dari yang lain?"
Maureen menggelengkan kepala. "Tidak, tidak ada. Aku merasa lelah lalu
tertidur pulas. Kenapa?"
Jean-Claude mengangkat bahu kemudian meminta
bon.
Saat ia berbicara, nyaris seperti ditujukan pada dirinya sendiri.
"Kalau begitu kemungkinannya bisa dipersempit."
"Kemungkinan apa yang dipersempit?"
"Oh, kalau kau tidak akan lama di sini, kami mesti memikirkan apa yang
bisa kami lakukan untuk menentukan apakah kau keturunan La Paschalina
atau bukan. Singkatnya, apakah kau adalah Dia Yang Dinantikan, yang
akan memimpin kami menuju harta karun yang sangat rahasia, atau
bukan."
Ia mengedipkan mata menggoda pada Mauren, setelah itu menggeser
kursi untuk mempersilakan gadis itu berdiri, dan mereka bersiap
meninggalkan wilayah Montsegur yang sakral.
"Sebaiknya aku mengantarmu kembali ke chateau sebelum Berenger
memenggal kepalaku."

... Bagaimanakah memulai tulisan tentang suatu masa yang mengubah


dunia?
Sudah lama aku menunggu untuk menuliskannya karena aku senantiasa
dihantui ketakutan seandainya hari itu tiba dan aku mesti memulai dari
awal lagi. Selama bertahun-tahun aku menyaksikannya dalam tidurku.
berkali-kali. Namun mimpi itu enggan pergi sebelum membuatku
tersiksa. Mengembalikan semua itu dengan sengaja, tak pernah menjadi
pililianku. Karena meski aku telah memaafkan semua yang telah
menyebabkan penderitaan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Easa. namun memaafkan tidak membuat kita melupakan


Barangkali memang sudah seharusnya, karena hanya akulah yang
tertinggal dan dapat menceritakan peristiwa yang sebenarnya terjadi di
masa kegelapan.
Ada orang-orang yang berkata Easa yang merencanakannya, sedari awal.
Ini tidak benar. Kejadian itulah yang direncanakan untuk Easa
sedangkan ia menjalaninya dengan kekuatan dan kepatuhan kepada
Tuhan. Ia minum dari cangkir yang disodorkan kepadanya dengan suatu
keberanian dan keanggunan yang belum pernah disaksikan sebelumnya
atau sejak itu. selain oleh ibundanya. Hanyalah IbuNya. Maria Agung,
yang mendengar panggilan Tuhan dengan samajernihnya. Dan hanya
Ibunya yang menjawab panggilan itu dengan keberanian yang sama.
Kita semua mesti berendah hati meneladani keagungan mereka.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB MASA KEGELAPAN

Dua Belas

Carcassonne, 25 Juni 2005

Tamara Wisdom dan Derek Wainwright tak tampak beda dengan


pasangan-pasangan turis Amerika lain yang berada di luar tembok yang
mengelilingi kota benteng Carcassonne. Saat Tammy menemui Derek di
lobi hotelnya, Derek menciumnya dengan penuh hasrat. Sambil tersipu-
sipu, Tammy mendorong Derek dengan lembut.
"Masih banyak waktu untuk itu nanti, Derek."
"Janji?"
"Tentu saja." Tammy mengusap-usap punggung Derek untuk menegaskan
janjinya. "Tapi kau tentu tahu betapa gila kerjanya aku ini. Setelah
urusan itu tak lagi mengganggu pikiranku, kita bisa memiliki waktu
seharian untuk... bermain."
"Baiklah, ayo kita pergi. Bagusnya aku saja yang mengemudi."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Derek menggenggam tangan Tammy dan membimbingnya menuju tempat


parkir dan mobil sewaannya. Ia melewati batas jalan kemudian memutar
ke tembok kota lalu berbelok ke jalan yang membawa mereka semakin
jauh ke dalam perbukitan.
"Kau yakin aman?" tanya Tammy. Derek mengangguk. "Mereka telah
berangkat ke Paris pagi ini. Semuanya, kecuali . . ." "Kecuali apa?" Derek
terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi tidak
jadi.
"Bukan apa-apa. Masih ada satu orang yang tinggal di Languedoc ini. Tapi
ia sibuk hari ini, tidak mungkin berpapasan dengan kita."
"Kau mau menjelaskan?"
Derek tertawa. "Tidak sekarang. Mengambil peluang ini sekarang saja
sudah terlalu berisiko bagiku. Apakah kautahu hukuman apa yang aku
dapatkan jika tertangkap?"
Tammy menggelengkan kepala. "Tidak, apa? Masa percobaan rahasia
kedua?"
Derek melirik sekilas kepadanya. "Meluculah sesukamu, tapi mereka ini
tidak main-main." Diangkatnya telunjuk tangannya ke arah tenggorokan
sambil melakukan gerakan memotong.
"Kau pasti bercanda."
"Aku serius. Ganjaran membocorkan rahasia Persekutuan ke selain
anggota adalah hukuman mati."
"Apakah kasus itu pernah terjadi? Atau mungkin sekadar takhayul yang
direkayasa agar rahasia organisasi tetap terjaga dan anggotanya bisa
dikendalikan?"
"Ada seorang Guru Keadilan baru sebutan untuk pemimpin kami dan
orang ini ekstrem."
Tammy berpikir serius beberapa saat. Beberapa tahun silam, dalam
keadaan mabuk Derek mengungkapkan padanya bahwa ia adalah anggota
Persekutuan rahasia tersebut. Tapi kemudian ia tutup mulut dan
menolak
berbicara lebih jauh. Tammy berusaha membujuknya agar mau
berbicara saat di pesta.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Akhirnya, perpaduan antara alkohol dan hasrat pada Tammy yang telah
lama dipendam membuatnya membocorkan lokasi markas besar mereka
yang terletak sedikit di luar Carcassonne.
Atau setidaknya itulah yang ia pikir telah meluncur dari bibir Derek
yang sedang meracau. Hari ini, Derek bahkan telah menawarkannya
untuk melihat tempat keramat itu. Tapi jika Derek tidak berbohong
tentang konsekuensi petualangan tersebut, itu bukan sesuatu yang
diinginkan Tammy.
"Dengar Derek, jika tindakan ini sangat berbahaya, aku tak ingin
mendorongmu melakukannya. Sungguh. Aku dapat menggunakanmu
sebagai narasumber anonim jika aku memutuskan untuk mengulas
Persekutuan rahasia itu dalam proyekku. Lebih baik kita kembali saja ke
Carcassonne dan makan siang. Kau aman mengungkapkan segalanya
kepadaku di kafe pada siang bolong."
Nah. Ia telah memberinya jalan untuk mengelak. Namun keputusan
Derek membuat Tammy terkejut.
"Oh , tidak. Aku ingin menunjukkannya padamu. Bahkan sekarang aku
merasa tidak sabar untuk memperlihatkannya padamu."
Tammy merasa gelisah mendengar nada bicaranya yang antusias.
"Kenapa?"
"Kaulihat saja nanti."

Derek memarkir mobil di belakang pagar tanaman, beberapa ratus


meter dari gerbang masuk ke lokasi rahasia itu.
Dengan hati-hati mereka melangkah menyusuri jalan, berbelok ke jalan
setapak sempit yang tak beraspal. Setelah beberapa ratus meter,
tampaklah sebuah gereja kecil berdinding batu tempat para anggota
Persekutuan mengadakan upacara keagamaan semalam.
"Itu gerejanya. Kita ke sana jika kau mau."
Tammy mengangguk, bertekad mengikuti dan melihat ke mana Derek
membawanya. Tammy sudah mengenal Derek beberapa tahun
belakangan, tapi selama ini mereka hanya berteman biasa. Kini Tammy
sadar bahwa sebenarnya ia belum cukup mengenal Derek untuk dapat

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

memastikan niat lelaki itu yang sesungguhnya. Sebelumnya ia mengira


hasrat Derek padanya hanya hasrat lelaki biasa. Kalau itu, ia bisa
menanganinya. Namun mendadak Derek bertekad bulat. Tammy belum
pernah melihatnya seperti ini sebelumnya. Dan ini membuatnya takut.
Untunglah Sinclair maupun Roland tahu ke mana ia pergi.
Derek membimbingnya menuju sebuah bungalo di belakang gereja,
mengeluarkan kunci dari kantongnya, lalu membuka pintu. Eksterior yang
tak mengesankan mengelabui Tammy.
Bagian dalam Gedung Persekutuan itu ternyata begitu besar dan penuh
ornamen. Dihiasi kain mahal dan bingkai bersepuh emas, tiap kaki
persegi bagian dindingnya ditutupi dengan karya seni.
Semuanya adalah duplikat lukisan Leonardo da Vinci. Pada dinding di
hadapannya, bagian yang pertama kali terlihat saat memasuki ruangan,
berjejer duplikat dua versi Santo Yohanes Pembaptis karya Leonardo.
"Ya, Tuhan," bisik Tammy. "Jadi memang benar. Leonardo seorang
Yohanit. Seorang pelaku bidah."
Derek tertawa. "Berdasarkan standar yang mana? Dalam keyakinan
Persekututan, 'umat Kristen' yang mengikuti Kristus adalah pelaku
bidah yang sesungguhnya. Kami menyebutnya 'Si Perampas', dan 'Si
Pendeta Jahat'." Derek membuat gerakan 360 derajat ke arah
berbagai karya seni dan berbicara dengan berwibawa. Tammy belum
pernah melihatnya seperti ini.
"Leonardo da Vinci adalah seorang Guru Keadilan pada masanya, seorang
pemimpin Persekutuan kami. Ia percaya bahwa Yohanes Pembaptis
adalah mesias yang sesungguhnya dan Yesus telah merebut posisinya
lewat manipulasi kaum perempuan."
"Manipulasi kaum perempuan?"
Derek mengangguk. "Itu adalah fondasi tradisi kami.
Salome dan Maria Magdalena berkomplot untuk membunuh mesias kami
agar nabi palsu mereka bisa duduk di singgasana.
Persekutuan menjuluki keduanya pelacur. Begitulah selalu dan
selamanya."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tammy menatap Derek tidak percaya. "Apakah kau percaya pada semua
itu? Bajingan, Derek, seberapa jauh kau meyakini filosofi macam itu?
Dan tega-teganya kau menyembunyikan rahasia ini dariku?"
Derek hanya mengangkat bahu. "Rahasia memang urusan kami.
Sedangkan tentang filosofi, aku dibesarkan untuk memercayai hal itu
dan mempelajari berbagai teks rahasia selama bertahun-tahun. Kautahu,
semuanya sangat meyakinkan."
"Apanya?"
"Berbagai materi yang kami miliki. Kami menyebutnya The True Book of
the Holy Grail. Materi ini telah diwariskan sejak masa Romawi dari para
pengikut sejati
Sang Pembaptis. Di situ diungkapkan kejadian-kejadian seputar
wafatnya Yohanes dengan rinci. Kau akan melihat bahwa materi itu
memang mengagumkan." "Bisakah aku melihatnya?"
"Aku akan memberimu satu salinannya. Aku memiliki satu di kamar
hotelku." Ada lebih dari sekadar sindiran halus dalam ucapan
terakhirnya.
Tammy menanamkan kesan dalam hati dan berusaha tidak terlihat
takut. Ia sudah bisa menduga apa yang diharapkan Derek sebagai
imbalan dokumen berharga tersebut. Tammy bergerak menjauh,
berjalan pelan untuk melihat berbagai lukisan dalam ruangan itu.
"Apakah kau melihat kesamaan dalam semua lukisan ini?" tanya Derek.
"Selain bahwa semuanya karya Leonardo?" Tammy menggelengkan
kepalanya. Ia tak dapat melihat selain dari hubungan yang sudah jelas
itu. "Tidak. Awalnya aku pikir semuanya gambar Yohanes Pembaptis, tapi
ternyata tidak.
Lukisan itu tampak seperti rincian peristiwa Perjamuan Malam Terakhir,
tapi itu tidak masuk akal mengingat ucapanmu barusan. Mengapa lukisan
itu disimpan di sini jika Persekutuan membenci Yesus karena
menganggapnya seorang perampas dan menyalahkan Maria Magdalena
atas kematian Yohanes?"
"Begini," kata Derek, mengangkat tangan kanannya ke depan wajah
dengan posisi khusus. Telunjuknya mengarah ke langit dan ibu jarinya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menekuk ke atas, sementara ketiga jarinya yang lain ditekuk ke bawah.


Tammy menatapnya dan menyadari bahwa salah seorang sahabat Yesus
dalam lukisan fresco Leonardo yang terkenal juga membuat gerakan
serupa tindakan itu
seolah memberi ancaman ke wajah Yesus.
"Apa artinya?" tanya Tammy. "Aku telah melihat posisi tangan semacam
itu sebelumnya, pada lukisan Yohanes Pembaptis di Louvre." Tammy
menunjuk duplikat lukisan itu yang digantung di dinding. "Yang itu. Aku
beranggapan ia menunjuk ke surga, ke arah langit."
Derek berdecak, pura-pura kecewa. "Ayolah Tammy. Kau seharusnya
tahu bahwa Leonardo tak pernah segamblang itu.
Kami menyebutnya isyarat 'Ingat Yohanes', dan maknanya banyak.
Pertama, jika kau perhatikan dari dekat, jari-jari itu membentuk huruf
J, singkatan dari John (Yohanes). Telunjuk tangan kanan yang mengarah
ke atas juga melambangkan angka satu. Jadi isyarat itu bermakna
'Yohanes adalah mesias pertama'.
Oh, ada satu hal lagi yang lebih penting, sebuah relik."
"Kau memiliki relik Yohanes?"
Seringai Derek melebar. "Seandainya saja relik itu ada di sini sehingga
aku bisa memperlihatkannya padamu. Tapi Guru Keadilan tak pernah
membiarkannya berada di luar pengawasannya. Kami memiliki tulang jari
telunjuk kanan Yohanes, jari yang menunjukkan isyarat khusus tadi.
Isyarat itu telah menjadi kode rahasia kami di tengah-tengah
masyarakat selama ribuan tahun. Dengan cara itu, para ksatria maupun
bangsawan di abad pertengahan bisa saling mengenal tanpa diketahui
orang lain. Cara itu masih kami gunakan hingga kini.
Jari Yohanes kami gunakan dalam upacara pengukuhan. Demikian pula
tengkorak kepalanya."
Tammy langsung tertarik. "Kalian memiliki tengkorak Yohanes?"
Derek tertawa. "Ya. Guru Keadilan menjemurnya setiap hari. Tengkorak
itu adalah pusat seluruh ritual Persekutuan."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Bagaimana kautahu bahwa tengkorak itu benar-benar tengkorak


Yohanes? Aku pikir kepalanya berada di Amiens, di sebuah katedral di
sana."
"Apakah kautahu berapa banyak tempat yang diklaim menyimpan benda-
benda peninggalan Pembaptis? Percaya padaku, kami tahu bahwa yang
kami pegang adalah relik yang asli. Relik itu diwariskan secara turun
temurun sejak lama. Ada sebuah kisah menakjubkan di balik hal
tersebut, tapi sebaiknya kau membacanya sendiri dalam The True Book
of the Holy Grail.
Lihat, ada lagi. Jari telunjuk itu muncul di setiap lukisan."
Bahkan saat membicarakan topik sepenting ini, Tammy bisa menangkap
bahwa rentang perhatian Derek terbatas. Belum selesai membahas satu
topik, ia sudah melompat ke topik lainnya. Apakah ini disengaja? Apakah
ia memiliki tujuan tertentu? Sebelum ini Tammy tidak menganggap
Derek memiliki kecerdasan yang tinggi. Tapi sekarang, ada perasaan
menakutkan bahwa ia telah meremehkan lelaki itu. Pikirannya berpacu
saat ia berusaha tetap tenang. Apakah ia lelaki yang fanatik Mengapa
selama ini ia tidak menyadari bahwa lelaki ini sangat teguh? Tammy
berusaha tidak hanyut dalam pikiran menakutkan yang hampir saja
merasuki kepala gagaknya yang cantik.
Derek memimpinnya melewati beberapa lukisan, menunjukkan isyarat
'Ingat Yohanes' pada tiap lukisan itu. Pada lukisan diri Yohanes, Sang
Pembaptis itu sendiri yang memeragakan gerak isyarat tersebut.
Sedangkan
pada lukisan Perjamuan Terakhir, yang melakukannya adalah salah
seorang rasul, yakni Tomas, yang tampak jelas sedang kesal.
"Beberapa orang rasul adalah pengikut Yohanes, jauh sebelum Yesus
datang," Derek memberitahu. "Bagian penting dari versi Perjamuan
Terakhir ini adalah Yesus mengumumkan bahwa salah seorang di antara
mereka akan mengkhianatinya.
Tomas di sini menegaskan hal tersebut, dan memberitahukan sebabnya
pada Yesus dengan menunjukkan isyarat 'Ingat Yohanes' sebagai
peringatan untuk mengingat Yohanes. Bahwa nasib yang menimpa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Yohanes akan menjadi nasibmu juga. Itulah yang ia sampaikan lewat


gerakan telunjuknya di hadapan wajah rasul palsu. Kau akan menjadi
martir seperti Yohanes, dan itulah balasannya."
Tammy terkejut mendengar penafsiran baru dan menghebohkan
terhadap salah satu lukisan paling masyhur di dunia. Ia tak dapat lagi
menahan pertanyaan berikutnya.
"Jadi barangkali kau tidak percaya bahwa Maria Magdalenalah yang
duduk bersebelahan dengan Kristus dalam Perjamuan Terakhir."
Derek meludah ke lantai sebagai jawabannya. "Itulah pendapatku
tentang teori itu, juga tentang orang-orang yang meyakininya."
Derek meninggalkan lukisan Perjamuan Terakhir, tapi kuliah sejarah
seninya kepada Tammy masih jauh dari selesai.
Ia memimpin Tammy menuju dinding panjang yang memuat dua versi
lukisan Madonna dalam Gua ( Madonna of the Rocks) yang masyhur
karya Leonardo dan
menunjuk ke lukisan di sebelah kanan.
"Leo ditugaskan membuat sebuah lukisan tentang sang perawan dan
putranya untuk Hari Raya Kehamilan Suci(1).
Tampaknya, lukisan itu tidak sesuai dengan keinginan Persaudaraan
Kehamilan Suci. Mereka menolaknya. Namun lukisan ini menjadi karya
klasik bagi Persekutuan, dan kami semua menyimpan satu duplikatnya di
rumah."
Lukisan itu menitikberatkan seorang perempuan suci sedang memangku
seorang bayi dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya
mengusap kepala bayi lain yang duduk di bawahnya. Adegan tersebut
diperhatikan oleh malaikat. "Tiap orang mengira bahwa perempuan itu
adalah Maria, tapi mereka salah. Judul asli lukisan ini adalah Madonna
of the Rocks, bukan Virgin of the Rocks, seperti yang kadang disebut
sekarang ini.
Perhatikanlah dari dekat. Perempuan itu adalah Elisabeth, ibunda
Yohanes Pembaptis."
Tammy belum yakin. "Apa yang membuatmu berpikir begitu?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Pertama-tama, karena tradisi Persekutuan. Kami tahu itulah yang


benar." Jawaban itu terdengar angkuh dan tidak bisa ditawar-tawar
lagi. "Tapi ada sejarah seni yang mendukung keyakinan kami. Leonardo
bertikai hebat soal pembayaran lukisan dengan Persaudaraan. Jadi ia
membalas dengan membuat mereka mengira bahwa lukisannya
mengabadikan adegan tradisional seperti yang mereka pesan. Tapi
sebenarnya ia membuat lukisan yang sesuai dengan falsafah kami untuk
menampar mereka. Ia memang nakal. Banyak karya Leonardo yang
sebenarnya

1 Tanggal 8 Desember, hari raya untuk memperingati terkandungnya


bunda Maria secara tak bernoda,

adalah caranya mengejek Gereja. Dan ia berkali-kali melakukannya


dengan selamat karena ia jauh lebih cerdas dibandingkan para pengikut
Paus Roma."
Tammy berusaha tidak terlihat kaget mendengar kefanatikan Derek
yang ditunjukkan secara terang-terangan. Ia belum pernah menyaksikan
sisi kepribadian Derek yang seperti ini. Tammy semakin merasa tidak
nyaman. Ia meraba sakunya dan merasa aman karena telepon
genggamnya masih berada di sana. Terpikir olehnya untuk mengirim
pesan SOS jika keadaan semakin menakutkan. Tapi ia bimbang. Sebagai
seorang penulis sekaligus pembuat film, ia sedang dihadapkan pada
kesempatan besar apakah ia berani mengambilnya?
Derek maju terus dengan kisah idolanya, Leonardo.
"Apakah kautahu bahwa Mona Lisa sesungguhnya adalah lukisan diri
sendiri? Leonardo membuat sketsa dirinya lalu mengubahnya menjadi
lukisan seperti yang kita kenal sekarang ini. Semua itu hanya lelucon
baginya. Dan sekarang kita menjadi korban leluconnya, lihat saja orang
yang rela mengantri berjamjam untuk melihat lukisan tersebut.
Kautahu, Leonardo membenci perempuan karena ibunya. Ia bahkan
menambah sejumlah batasan bagi perempuan dalam Persekutuan sebagai
cara menghukum mereka atas penderitaannya semasa kecil.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Batasan itu menjadi sebuah amandemen dalam The True Book of the
Holy Grail. Baca saja nanti."
Derek menguraikan sejarah singkat Leonardo. Bahwa sang seniman
diabaikan oleh ibu kandungnya dan mengalami masa kanak-kanak yang
suram bersama ibu tiri yang keras.
Bahkan hubungan Leonardo dengan wanita yang terdokumentasikan
seluruhnya bersifat negatif jika tidak
traumatis. Kebenciannya terhadap perempuan telah diteliti dengan
sangat baik oleh para ahli sejarah yang juga melaporkan bahwa sang
seniman pernah dipenjara karena melakukan sodomi. Namun kutukan
yang paling menodai reputasinya terjadi saat Leonardo mengadopsi
seorang bocah lelaki berusia sepuluh tahun sebagai siswa magangnya dan
mengasuhnya sebagai seorang sahabat selama bertahuntahun.
Meski kehidupan pribadinya sarat dengan skandal, Leonardo berusaha
tidak terlibat masalah dengan pihak berwenang. Caranya dengan melukis
untuk Gereja dan bersandar pada sejumlah hartawan yang kerap
membantunya.
"Setiap dipaksa melukiskan seorang perempuan, seperti Mona Lisa, ia
mengubahnya menjadi lelucon, kebanyakan untuk menghibur dirinya
sendiri. Begitulah caranya menghadapi tekanan melukis sesuatu yang
tidak ia sukai."
Derek kembali ke Madonna of the Rocks. "Setahu kami, satu-satunya
perempuan yang ia hormati adalah Elisabeth, seorang perempuan dan ibu
yang sempurna. Perempuan terhormat sejati. Lihat, di sini ia sedang
menggendong bayi, anaknya. Jelas bayi itu adalah Yohanes."
Tammy mengangguk. Bayi yang meringkuk dalam dekapan perempuan itu
tak diragukan lagi memang Yohanes Pembaptis.
"Sekarang lihatlah tangan kiri Elisabeth. Ia mendorong bayi Kristus
menjauh, artinya bayi itu lebih rendah dibandingkan putranya sendiri.
Leonardo bahkan secara fisik menempatkan Yesus di bawah Yohanes
untuk menunjukkan kerendahannya.
Dan akhirnya, lihatlah mata malaikat Uriel. Siapa yang ditatapnya
dengan penuh kasih? Kaulihat pada lukisan pertama?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia menunjuk ke Yohanes, selain menunjukkan simbol 'Ingat Yohanes'.


"Komunitas Kehamilan Suci tidak menyukai lukisan yang asli karena jelas
menyuarakan pesan kaum Yohanit. Mereka memaksa Leo membuat
lukisan kedua dan mendesaknya untuk membuat lingkaran suci di atas
kepala Maria dan Yesus, dan malaikat tidak menunjuk ke Yohanes.
Perhatikanlah lukisan ini.
Kau bisa melihat bahwa mereka mendapatkan yang mereka minta, kurang
lebih. Ada lingkaran suci di atas kepala Maria dan Yesus, tapi begitu
pula Yohanes. Selain itu, ia juga menambahkan tanda pembaptisan pada
Yohanes untuk memperjelas siapa dia sesungguhnya, selain untuk
memberinya otoritas yang lebih besar. Dalam kedua lukisan ini, Yesus
melimpahkan berkahnya kepada Yohanes. Jadi, setelah melihat kedua
lukisan ini, menurutmu siapa yang dianggap sebagai mesias sejati
sekaligus nabi oleh Leonardo?"
Tammy menjawab dengan jujur. "Yohanes Pembaptis. Jelas sekali."
"Tentu saja. Malaikat Uriel yang agung menegaskan keunggulan sang
Pembaptis, begitu juga ibunda Yohanes. Dalam tradisi kami, Elisabeth
dipuja seperti para pengikut Kristen sesat memuja ibunda Yesus. Para
putri kami dibesarkan mengikuti citra Elisabeth, untuk menjadi Putri
Keadilan."
Tammy mengangkat alis. "Apa maksudnya?" Derek tersenyum lebar dan
bergerak mendekati Tammy.
"Maksudnya, agar kaum perempuan tahu posisinya, yaitu untuk patuh
dan berbakti kepada lelaki. Tapi kautahu, peraturan ini tidak seburuk
kedengarannya. Jika mereka memiliki putra, mereka berhak menyandang
predikat 'Seorang Elisabeth' dan diperlakukan layaknya ratu.
Seharusnya kau melihat berlian yang diberikan kepada ibu kami.
Percayalah, jika kau menyaksikan sendiri keistimewaan yang diperoleh
ibuku selama hidupnya, kau tak akan merasa iba sama sekali."
"Dan kau mendukung ide perempuan sebagai kaum rendahan?" Tammy
berusaha tegar, tidak menunjukkan kegugupannya yang menjadi-jadi.
"Seperti yang sudah kukatakan, aku dibesarkan dengan ide semacam itu.
Dan tak ada masalah bagiku." Ia mengangkat bahu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tammy menggeleng-gelengkan kepala, lalu tertawa, sebagian karena


ironi sebagian lagi karena kecemasan yang meningkat.
"Kenapa?" tanya Derek.
"Aku sedang berpikir tentang ruangan ini, dengan seluruh pemahaman
keagamaan da Vinci yang menyimpang, sebagai tandingan dari ruangan
Sinclair, dengan segala penyimpangan pemahaman agama Botticelli. Ini
seperti 'Pertarungan Maut Renaisans. Leonardo melawan Sandro'."
Derek tidak tertawa. "Memang lucu jika kenyataannya tidak sangat
serius. Persaingan antara keturunan Yohandes dengan keturunan Yesus
telah mengakibatkan pertumpahan darah. Bahkan masih banyak akibat
lain yang masih terjadi hingga kini, lebih dahyat dibandingkan yang bisa
kau bayangkan."
Tammy menatap Derek, pura-pura bingung. Dia tahu
persis ke mana arah pembicaraan tentang Yohanes. Tapi ia tak ingin
Derek tahu. Dengan polos Tammy bertanya, "Keturunan Yohanes?"
Derek terlihat kaget. "Tentu saja. Jangan bilang kau tidak tahu."
Tammy mempertahankan sikap, ia menggelengkan kepala.
"Tidak, aku belum pernah mendengar." Ekspresinya membuatnya Derek
melanjutkan penjelasan.
"Ayolah, masa kamu tak tahu bahwa Yohanes memiliki seorang putra?
Karena itulah Persekutuan ini dibentuk, oleh keturunan Yohanes.
Baiklah, kisahnya memang panjang karena sebagian di antaranya
akhirnya dikhianati oleh para Paus dan pengikut Kristus, seperti
Medicis." Dia menunjukkan ekspresi jijik ketika menyebutkan mata
rantai pertama keluarga Itali.
"Bahkan Leonardo sendiri mengabdi pada musuh di akhir hayatnya,
meskipun menjadi tawanan di Prancis bukan keinginannya. Tapi yang
lainnya, garis keras, membentuk Persekutuan. Dan sekarang, setelah dua
ribu tahun berlalu, yang di hadapanmu ini adalah buyut Yohanes
Pembaptis."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tammy dihadapkan pada kenyataan menyeramkan yang tak bisa ia


hindari. Bahwa pada akhirnya ia harus menyerah di kamar hotel Derek
bahkan lebih buruk lagi. Tapi tak ada jalan lain.
Dia harus mendapatkan buku True Book of the Holy Grail dan
mengetahui seperti apa sebenarnya para putra Yohanes. Tammy
mendapat kesempatan menjadi orang
pertama di luar Persekutuan yang akan memperoleh informasi langka ini.
Ia tidak mau menyia-nyiakannya. Tekadnya jauh lebih kuat dibandingkan
yang mereka bayang kan, dan mustahil ia menyerah sebelum
mendapatkan buku itu. Demi filmnya yang akan datang dan demi
sahabat-sahabatnya di Apel Biru. Dan di atas semuanya, demi Roland.
Tentu saja, Roland tak boleh tahu sejauh mana dia berusaha
mendapatkan dokumen tersebut. Dia harus mereka-reka kisah agar
Roland percaya. Tammy bersyukur karena sopir dari Chateau des
Pommes Bleues telat menjemputnya sore itu. Dengan begitu ia memiliki
waktu untuk mengarang cerita dalam perjalanan pulang ke Arques.
Tammy mendesak untuk makan siang sebelum mereka kembali ke hotel
Derek, dilanjutkan dengan memesan banyak sekali anggur Pays d'Orc
berwarna rubi. Ia menyaksikan Derek menenggak segenggam penuh obat
untuk melawan mabuk, dan ia merasa memiliki secercah harapan bahwa
campuran beberapa pil dengan anggur itu barangkali akan membuat
seorang Derek menjadi lebih jinak, atau malah tidak sadar sekalian.
Usai makan, Derek mengaku bahwa ia menceritakan berbagai rahasia
Persekutuan kepada Tammy supaya gadis itu mengangkatnya dalam
tulisan maupun film. Jadi, meski namanya tidak disebutkan ia memang
memiliki tujuan tertentu, tapi ia tidak gila ia ingin ada seseorang yang
mengungkapkan fakta-fakta di balik Persekutuannya.
"Tapi mengapa?" Tammy bertanya. Menurutnya, ini tidak masuk akal.
Derek begitu menyatu dalama Persekutuan dan sangat jelas ia begitu
dipengaruhi ajaran-ajarannya. Bahkan sebagian kemakmuran yang
diperoleh keluarganya berasal dari Persekutuan. Lalu mengapa
Derek ingin mengkhianati mereka?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Dengar, Tammy," Derek menyorongkan tubuhnya ke meja dan berbisik


kepadanya, "aku bersedia bercerita banyak padamu segala sesuatu yang
menyangkut kejahatan berat.
Bahkan pembunuhan. Tapi jangan sampai orang lain tahu akulah yang
mengungkapkannya, atau aku akan mati."
"Aku masih belum mengerti," jawab Tammy. "Mengapa sekarang kau
berbalik arah dari organisasi yang begitu pentingnya bagimu dan
keluargamu?"
"Ini karena Guru Keadilan yang baru," sambar Derek.
"Cromwell. Dia bajingan gila dan dia akan membawa kami semua hancur
bersama-sama. Sebenarnya aku setia, aku tidak sedang berkhianat.
Satu-satunya harapan kami untuk menyelamatkan Persekutuan adalah
dengan menendangnya keluar sebelum dia menimbulkan kerusakan
permanen. Aku ingin kau mengulas tentang dia, bukan tentang
Persekutuan.
Buat agar dia terlihat seperti meriam yang tidak terkendali, seperti
seorang fanatik yang gila."
"Mengapa kau memercayai aku untuk melakukan semua ini?" Tammy
semakin tidak tenang. Situasi menjadi jauh lebih mencekam
dibandingkan yang ia duga, dan juga jauh lebih gelap dibandingkan yang
ia inginkan.
Derek terlihat optimis saat mengelus tangan Tammy dengan jemarinya.
"Karena kau ambisius dan kau tentu senang mendapatkan informasi
eksklusif semacam ini untuk buku atau filmmu. Dan karena aku memiliki
kekayaan yang jumlahnya sebanding dengan GNP beberapa negara
merdeka. Dan kautahu aku bersedia menulis cek untuk mendanai proyek
ini, berapa pun
besarnya. Benar, 'kan?"
Tammy tersenyum dan menggenggam tangan Derek, sambil berusaha
tidak terlihat muak. Dia harus memainkan peran ini, sesederhana itu.
"Tentu saja."
Yang tidak Derek ungkapkan dalam pembicaraan tersebut adalah bahwa
delegasi Amerika telah berencana melakukan kudeta dalam Persekutuan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pertama-tama, mereka harus merapikan beberapa simpul yang longgar di


Eropa dengan jalan menghabisi beberapa pemain kuat di sana. Ayah
Derek, Eli Wainwright, dipertimbangkan untuk menjadi Guru Keadilan
yang berikutnya berarti Derek adalah calon pemimpin berikutnya jika
mereka berhasil menetralisir struktur kekuatan Eropa.
Derek Wainwright kemudian tersenyum, dengan ekspresi licik seorang
pemangsa. Selama ini dia telah mempermainkan Tammy. Jika Tammy
berpikir bahwa ia telah membodohi dirinya sendiri dengan membocorkan
rahasia Persekutuan lantara termakan siasat keperempuanan Tammy,
maka gadis itu keliru. Justru dialah jalang bodoh yang pantas
dimanfaatkan, persis seperti yang diinginkan Derek.
Betapapun, ini adalah cara yang cukup menyenangkan untuk mengakhiri
senja. Dan bukankah jalang mungil ini telah sekian lama menyenangkan
dirinya?

Tammy berusaha tidak membangunkan Derek saat ia mengumpulkan


barang-barang miliknya. Dia harus segera pergi dari sini, tak sabar
rasanya untuk kembali ke chateau yang damai kemudian mandi sepuas
hati. Tammy bertanya-tanya dalam hati, berapa lama ia harus
menggosok tubuhnya agar aroma tubuh lelaki anggota fanatik
Persekutuan itu hilang.
Tammy bersyukur karena terhindar dari kemungkinan terburuk. Ia
sudah memperhitungkan dengan seksama jumlah obat yang ditelan
Derek, ditambah pengaruh anggur dan keletihan, menyebabkan Derek
tidak sadarkan diri ketika mereka kembali ke kamar hotel.
Pada awalnya memang terasa licik. Derek tampak seperti kerbau dicocok
hidungnya saat mereka sampai di kamar. Tapi dengan cekatan Tammy
mengalihkan perhatiannya ke sesuatu yang menjadi obsesinya:
menjatuhkan sang musuh, John Simon Cromwell. Tammy menekankan
bahwa dia butuh informasi sebanyak mungkin jika dia dijadikan mitra
permainan yang sangat berbahaya itu. Derek menepati janjinya, bahkan
lebih.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Berbagai dokumen, rahasia, dan gambaran mendetail yang mengejutkan


tentang pembunuhan brutal di Marseille beberapa tahun silam, ia
ungkapkan.
Tammy berusaha sekuat tenaga agar tidak tampak mual saat Derek
menceritakan proses eksekusi seorang lelaki Languedoc. Kepala lelaki itu
dipenggal dan tubuhnya dimutilasi, telunjuk kanannya dipotong sebagai
tanda balas dendam Persekutuan. Informasi tentang tindakan semacam
itu sangat dibenci Tammy dalam kondisi apa pun. Apalagi lelaki yang
dibunuh itu ia kenal. Dia adalah mantan Pemimpin Utama Perkumpulan
Apel Biru. Tammy tak boleh terlihat mengetahui kejahatan yang
diceritakan Derek. Ia sudah ekstra hati-hati menjaga wajahnya tetap
tanpa ekspresi.
Tammy merangkak mencari barang-barangnya sambil berusaha
menyelinap keluar dari kamar Derek. Tapi ia manbrak lampu meja
sehingga menimbulkan bunyi keras.
Derek membalikkan tubuhnya mendengar bunyi ini dan Tammy
menyumpah-nyumpah dirinya sendiri.
"Hei," gumam Derek, masih mengantuk, "kau mau pergi ke mana?"
"Mobil Sinclair sudah menjemputku untuk kembali ke Arques. Aku harus
kembali ke sana malam ini untuk makan malam bersama Maureen."
Derek berusaha duduk, memegang kepalanya, lalu mengerang. Dia
terjatuh dengan punggung terlebih dahulu dan berkata, "Oh, Maureen.
Sial, aku hampir lupa memberitahu."
Tammy menjadi kelu. "Apa?"
"Mungkin dia dalam kesulitan hari ini."
"Kenapa?"
"Ia pergi hari ini bersama Jean-Claude de ia Motte, bukan?"
Tammy mengangguk, berpikir secepat mungkin, berusaha membayangkan
maksud pertanyaan itu. Derek berguling dan meregangkan badannya
dengan lemas.
"Buka matamu. Jean-Claude adalah anggota kelompok kami. Atau
seharusnya aku katakan salah seorang di antara mereka. Dia tangan
kanan Guru Keadilan yang keras kepala itu sekaligus kepala divisi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Perancis. Ia menduduki posisi tersebut sejak kecil. Bahkan nama


sebenarnya bukan Jean-Claude, tapi Jean-Baptiste." Derek berhenti
sesaat untuk tertawa atas lelucon kecil ini lalu melanjutkan. "Tapi
mungkin ia tidak akan melukainya. Belum. Mereka terlalu bernafsu untuk
mengetahui apakah Maureen bisa menemukan harta karun saat dia
berada di sini. Dan kita berdua tahu, kemungkinan semacam itu ada
batas waktunya."
Kepala Tammy serasa berputar. Dia tidak bisa berpikir
bahwa Jean-Claude seorang pengkhianat, tidak secepat ini.
Lelaki itu sahabat Sinclair dan Roland sejak lama dan sepertinya mereka
memercayainya. Sudah berapa lama penyusupan ini berlangsung? Tapi
ada hal lain yang mengganggunya, dan dia harus tahu. Tammy berdoa
agar tidak terlihat gemetaran seperti yang sebenarnya ia rasakan. Ia
melontarkan pertanyaan sambil berpura-pura tenang.
"Berdasarkan sejarah, Dia Yang Dinantikan dihabisi sebelum harta
karun itu terungkap. Mengapa kali ini berbeda?
Seandainya Jean... Baptiste dan pemimpinmu percaya bahwa Maureen
adalah orang dalam nubuat, mengapa mereka tidak segera
menyingkirkanya sebelum ia bisa menuntaskan perannya?
Seperti yang mereka lakukan terhadap Joan dan Germaine?"
Derek menguap. "Sebab mereka ingin gadis itu menunjukkan jalan untuk
mendapatkan kitab Magdalena dulu, baru kemudian ia disingkirkan,
untuk selamanya. Setelah itu, temanmu akan menjadi sejarah juga
sebelum ia sempat menuliskan kejadian tersebut."
"Mengapa kau menceritakan rahasia ini kepadaku?"
Tammy hati-hati bertanya.
"Sebab aku ingin Jean-Baptiste juga hancur bersama pemimpinnya. Dan
bisa kubayangkan, jika Pemimpin Agungmu, Sinclair, sadar bahwa ia
telah dikelabui, maka dialah yang akan menyingkirkan katak
menyusahkan itu bagiku."
Ingin rasanya Tammy berteriak kepada Derek saat itu juga.
Berteriak bahwa Sinclair dan anggota perkumpulan lainnya tidak sama
dengan Derek dan teman-teman Persekutuannya yang penuh kebencian.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi Tammy tidak berani mengucapkan sepatah kata pun yang bisa mem
bahayakan jiwanya sebelum ia keluar dari pintu dengan selamat.
Derek belum selesai. "Omong-omong, jika aku adalah kamu, aku pasti
akan mengeluarkan si rambut merah itu dari Languedooc sesegera
mungkin."
Tammy berbalik ke arah pintu tapi kemudian berhenti. Ada pertanyaan
terakhir yang harus ia ajukan. Ia harus tahu, seberapa jauh Derek
mengelabuinya selama beberapa tahun ini.
"Bagaimana perasaanmu tentang semua ini?" tanyanya pelan.
"Sama sekali tidak peduli," jawab Derek, merasa luar biasa bosan dan
ingin segera kembali tidur akibat anggurnya.
"Walaupun temanmu itu kelihatannya cukup baik, tetap saja dia
keturunan Yesus. Jadi dia musuh biologisku. Begitulah.
Mungkin kau tidak paham, tapi latar belakang keyakinan kami sangat
panjang. Mengenai penemuan gulungan naskah oleh si jalang itu,
tampaknya semua orang yakin kali ini bakal terjadi.
Sebab temanmu itu cocok dengan seluruh kriteria dalam nubuat.
Bukan cuma sebagian saja. Tapi aku sendiri tidak khawatir. Lagi pula,
apa masalahnya?"
Derek tertawa sejenak lalu berbaring ke samping, bertumpu pada
sikunya agar bisa memandang Tammy. "Kautahu, lucunya tidak seorang
pun menginginkan isi
gulungan kertas itu. Vatikan tidak menginginkan naskah itu karena
isinya, tidak juga para pemeluk Kristen pada umumnya. Para sejarawan
pun tidak sebab pusaka itu membuat seluruh peneliti ilmiah dan para
sarjana Alkitab terlihat seperti sekumpulan idiot. Jadi kemungkinannya
musuh kami sendiri yang akan menguburkan naskah itu sebelum
masyarakat luas mengetahui isinya. Dengan begitu kami tidak perlu
repot-repot mengurusinya begitulah aku melihat persoalan ini."
Derek menguap lagi. Seolah topik itu terlalu menjemukan untuk
dibicarakan lebih lanjut, ia kembali membalik punggungnya sambil
menambahkan, "Tentu saja, kami benci karena naskah itu memuat
berbagai kebohongan tentang Yohanes Pembaptis.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dan karena naskah itu ditulis oleh seorang pelacur."

Tammy ingin kabur dari hotel, menjauh dari Derek beserta filosofi
penuh kebenciannya secepat mungkin. Dia mencengkeram erat telepon
selulernya lalu menariknya keluar dari sakunya begitu sudah berada di
luar. Tak ada waktu lagi untuk berpikir, tak ada waktu untuk melakukan
apa pun selain mencari tahu di mana Maureen sekarang ini.
Tammy menekan tombol speed dia! ke Roland dan merasa ingin menangis
saat mendengar suara pria itu yang menenangkan dengan aksen
Occitannya. Hubungan telepon sangat buruk sehingga ia mesti berteriak
beberapa kali agar bisa terdengar.
"Maureen! Di mana Maureen sekarang, apakah kau tahu?" Sial! Jawaban
Roland tak terdengar. Tammy
kembali berteriak. "Apa? Aku tak bisa mendengarmu. Berteriaklah,
Roland. Berteriaklah supaya aku bisa mendengarmu."
Roland berteriak. "Maureen. Ada. Di sini." "Kau yakin?"
"Ya. Dia mencarimu tadi, dia...."
Hubungan terputus. Itu sudah cukup, pikir Tammy. Aku tak ingin
menjelaskan apa pun pada Roland sebelum aku memikirkan semuanya.
Selama Maureen aman di Chateau des Pommes Bleues, berarti ada
waktu untuk kembali bersama. Ia akan menemui Sinclair sebelum makan
malam untuk menyusun strategi.
Tammy mengecek waktu pada telepon selulernya. Dia dijadwalkan
bertemu dengan sopirnya kurang dari setengah jam lagi di dekat
gerbang kota. Jaraknya sebenarnya tidak begitu jauh dari tempat dia
berada saat ini. Tapi Tammy merasa lemas dan tidak yakin apakah ia
bisa sampai di tempat itu dengan cepat karena kakinya gemetar. Ia
mulai berjalan, mencoba bernapas dengan tenang sambil menimbang-
nimbang seluruh informasi mengejutkan dari dan tentang Derek. Saat
merasa segalanya mulai terang, Tammy merasa perutnya bergejolak.
Dilihatnya taman sebuah hotel kecil di depannya. Tammy berlari dan
sampai di rerumputan tepat pada saat ia tak sanggup lagi
menahan muntah.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Chateau des Pommes Bleues 25 Juni 2005

Maureen merasa sangat bersalah telah mengabaikan


Peter. Tapi saat ia kembali setelah bepergian bersama Jean-Claude,
Peter entah berada di mana.
"Aku tidak melihat Abbe sejak pagi," Roland memberitahu.
"Dia terlambat sarapan, tak lama kemudian ia pergi dengan mobil
sewaanmu. Tapi sekarang hari Minggu. Barangkali ia ke gereja? Di
daerah ini banyak gereja."
Maureen mengangguk, tidak memikirkan hal itu lebih
jauh.
Peter lancar berbahasa Prancis, jadi masuk akal jika dia berencana
pergi ke keramaian lalu melihat pemandangan kawasan ini yang
menakjubkan.
Rencananya, ia akan makan malam di chateau bersama Tammy. Sesuatu
yang ia tunggu-tunggu, tapi tanpa melukai perasaan Peter. Maureen
bertanya kepada Roland, "Apakah kautahu bagaimana menghubungi
Tamara Wisdom? Aku lupa apakah ia mempunyai telepon seluler."
"Oui, dia punya. Aku bisa mengontaknya untukmu sebab aku juga ingin
meminta sesuatu kepadanya untuk Lord Berenger.
Apakah ada masalah?"
"Tidak, aku hanya ingin tahu apakah dia tidak keberatan jika Peter
bergabung bersama kami saat makan malam."
"Aku yakin tidak masalah, Mademoiselle Paschal. Dan sejujurnya, aku
yakin dia berharap Abbe hadir. Ia memintaku menata makan malam
untuk kalian berempat pada jam delapan."
Maureen mengucapkan terima kasih pada Roland dan kembali ke
kamarnya. Dia berhenti dulu di depan pintu kamar Peter dan mengetuk
tak ada jawaban. Diputarnya pegangan pintu yang mengilat dan
didorongnya pintu
perlahan hingga terbuka. Maureen menelengkan kepalanya untuk
mengintip.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Perlengkapan Peter Alkitab bersampul kulit dan rosari kristalnya


tergeletak rapi di samping tempat tidur. Tapi Peter tidak ada.
Maureen kembali ke kamarnya yang bagaikan istana lalu mengeluarkan
buku catatannya yang bersampul tebal. Ia ingin menuangkan
pengalamannya mengunjungi Montsegur saat ingatannya masih segar.
Tapi setelah membuka kait elastis buku catatannya dan mulai membuka-
buka halaman buku, ia merasa terkejut dengan gambaran lain
kemartiran yang melintas di benaknya.

Dalam kunjungannya ke Tanah Suci, Maureen mendaki lereng gunung


yang berbatu di kawasan Laut Mati. Ia memanjat bersama beberapa
orang pencari spiritual. Ia sendiri tidak tahu pasti, apa yang
mendorongnya untuk melakukan pendakian sesulit ini. Bahkan belum lagi
siang, panasnya terasa menyengat. Pendaki lain yang menempuh jalur
yang sama dengannya pagi itu seluruhnya orang Yahudi. Bagi mereka,
perjalanan ini adalah suatu ziarah yang nyata dan menggugah perasaan.
Maureen tidak bisa mengklaim bahwa perjalanannya dilandasi alasan
warisan atau agama seperti itu.
Beberapa kali ia berhenti di jalan yang menanjak untuk mengagumi
kilauan cahaya dan warna yang luar biasa indah yang seolah menari-nari
di bentang alam yang terang bak bulan dan mencuatkan cahaya kristal
garam perairan yang tenang. Pemandangan ini menggugah hatinya,
memberinya kekuatan untuk memaksa otot-
ototnya yang sudah loyo untuk menanjak lebih jauh ke atas bukit.
Maureen mendengarkan penggalan pembicaraan para peziarah lain saat
mereka mendaki. Ia tidak mengerti bahasa Ibrani, tapi semangat
mereka menempuh perjalanan ini sungguh nyata. Ia bertanya-tanya,
apakah mereka sedang membicarakan para martir Masada yang lebih
memilih maut dibandingkan hidup dalam perbudakan atau menyerahkan
perempuan dan anak-anak mereka dalam perbudakan dan penindasan
bangsa Romawi.
Sesampainya di puncak, ia mengamati reruntuhan yang dulunya benteng
besar. Maureen menelusuri ruangan-ruangan dan dinding-dinding yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

telah hancur. Karena wilayah reruntuhan itu sangat luas, segera saja ia
mendapati dirinya sendirian, terpisah dari para peziarah lain yang
menjelajahi bagian lain situs suci itu dengan alasan masing-masing. Ada
kesunyian mencekam di tempat ini. Ada kesenyapan yang tenang
bagaikan puing di dalam reruntuhan itu sendiri, yang senyata bebatuan.
Ketika menatap lekat reruntuhan mosaik Romawi tersebut, ia merasa
larut dalam sensasi. Lalu, ia melihat dirinya.
Peristiwa itu terjadi dengan cepat dan tanpa diundang, sebagaimana
berbagai visi sebelumnya. Ia tak lagi bisa mengingat kembali bagaimana
ia tahu ada seorang bocah perempuan di sana. Ia hanya tahu, ada
keberadaan lain di ruangan tersebut. Sekitar sepuluh kaki darinya,
seorang anak yang tak lebih dari empat atau lima tahun sedang
menatapnya dengan matanya yang bulat dan hitam. Pakaiannya
compangcamping dan kotor. Air mata bercampur lumpur melumuri
wajahnya. Bocah itu tidak berbicara, tapi dalam momen itu Maureen
tahu bahwa namanya Hannah. Dan bahwa ia telah
menyaksikan berbagai kejadian yang tidak selayaknya disaksikan
seorang anak.
Maureen juga tahu bahwa entah dengan cara bagaimana anak itu
selamat dari tragedi Masada yang tak terperikan.
Anak itu telah pergi dan membawa kisah-kisah itu bersamanya. Itulah
amanatnya, untuk menyebarkan peristiwa sesungguhnya yang terjadi di
sana kepada kaumnya.
Maureen tidak tahu, sudah berapa lama bocah itu berada di hadapannya.
Ada kesan, waktu tidak mengada dalam visivisinya.
Apakah beberapa menit? Detik? Ataukah abadi?
Belakangan Maureen berbincang-bincang dengan salah seorang pemandu
wisata dari Israel di Masada. Lelaki tersebut masih muda dan bersikap
terbuka. Maureen merasa terkejut sendiri karena menceritakan
pengalaman itu kepada lelaki yang belum dikenal. Lelaki itu mengangkat
bahu.
Menurutnya, menyaksikan hal-hal semacam itu di tempat yang
menggugah perasaan bukanlah sesuatu yang tidak wajar atau tidak

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

lumrah. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa legenda tentang orang-


orang yang selamat dari tragedi Masada. Mereka adalah seorang
perempuan dan beberapa anak kecil yang kemudian bersembunyi di
sebuah gua dan akhirnya melarikan diri, membawa kisah nyata bersama
mereka dan mengungkapkannya dengan cara mereka sendiri.
Maureen yakin bahwa si kecil Hannah adalah salah seorang di antara
anak-anak kecil itu.
Sejak hari itu, Maureen sering bertanya sendiri, mengapa ia mengalami
visi, mengapa kejadian itu
menimpanya. Ia merasa tidak layak, tidak pantas mengalami perjumpaan
dengan sejarah yang begitu suci bagi masyarakat Yahudi. Tapi setelah
pengalamannya di Montsegur, semuanya mulai menyatu membentuk pola
yang indah sehingga Maureen akhirnya mulai mengerti. Si kecil Hannah
dan gadis Cathar yang dikenal sebagai La Paschalina berkerabat.
Setidaknya dalam jiwa, jika bukan hubungan darah. Mereka adalah anak-
anak yang tertinggal untuk melanjutkan dan menyimpan kisah tersebut
bersama mereka, sehingga kebenaran tak akan pernah hilang. Adalah
takdir mereka untuk menjadi guru-guru kemanusian paling suci.
Gadis-gadis kecil ini, dan siapa pun mereka setelah dewasa, membentuk
sejarah dan pertahanan umat manusia.
Pengalaman mereka tidak berbatas. Kisah mereka menjadi milik semua
orang, tanpa memandang identitas etnis maupun keyakinan keagamaan.
Dengan mencamkan hubungan itu, tidak bisakah kita sama-sama
menyadari bahwa pada hakikatnya kita semua berasal dari satu suku?
Maureen membisikkan terima kasih kepada Hannah dan La Paschalina
setelah ia mengisi buku catatannya.

Tammy berlari menuju chateau, berharap tidak bertemu siapa pun


sebelum ia membersihkan diri. Ia sangat lelah dan merasa tiap jengkal
tubuhnya kotor. Tapi kesendirian tidak bisa diperoleh dengan mudah.
Langkahnya terhenti oleh kehadiran Roland sebelum ia sampai di pintu
kamar. Roland membukakan pintu baginya lalu ikut masuk.
"Apakah kau baik-baik saja?" tanyanya penuh perhatian.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Aku baik-baik saja." Tarnrny telah berlatih mengucapkan skenario


dalam kepalanya sepanjang perjalanan. Tapi tatapan lelaki Occitan
bertubuh besar itu membuat hatinya luluh. Dia merasa begitu lega
karena sudah berada di tempat ini. Aman berada di rumah dan aman
bersamanya, sehingga ia menjatuhkan dirinya ke tubuh kukuh Roland
dan menangis.
Roland terpana. Belum pernah ia menyaksikan kerapuhan perempuan ini.
"Tamara, apa yang telah terjadi? Apakah dia menyakitimu? Kau harus
menceritakannya padaku."
Tammy berusaha menenangkan diri. Ia berhenti menangis dan menatap
Roland. "Tidak, ia tidak menyakitiku. Tapi..."
"Tapi apa, apa yang terjadi?"
Tammy menjulurkan tangan menyentuh wajah Roland, wajah persegi dan
maskulin yang mulai ia cintai.
"Roland," bisiknya. "Roland... kau benar tentang siapa yang telah
membunuh ayahmu. Dan sekarang aku pikir kita bisa membuktikannya."

... Easa adalah putra yang disebutkan dalam nubuat, semua orang sudah
mengetahuinya. Dan nubuat itu melahirkan pula sebuah takdir yang
mesti dilakoni dengan cara yang tepat Easa telah melakoninya. Bukan
demi kejayaan pribadi, namun untuk membuat peranannya sebagai
mesias lebih mudah dipahami dan diterima oleh bani Israel. Semakin
tepat Easa menjalani perannya dalam nubuat semakin kuat umat
sepeninggalnya.
Namun bahkan dengan itu semua, kami tak pernah menduga kejadiannya
akan seperti ini.
Easa memasuki Yerusalem berkendara keledai seraya hendak memenuhi
perkataan nabi Zakaria tentang kedatangan seseorang yang terpilih.
Kami mengikutinya dengan membawa dedaunan palma dan menyanyikan
bosanna. Kerumunan orang bergabung bersama kami saat memasuki
Yerusalem, dan perasaan gembira serta harapan terasa di udara. Banyak
yang mengikuti kami berasal dari Bethany. dan kami bertemu dengan
para sekutu Simon. kaum

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Zelot. Bahkan beberapa wakil dari kaum pergerakan Eseni yang


menyendiri telah meninggalkan padang pasir tempat mereka menyepi
untuk menemani kami dalam hari kegemilangan ini.
Kanak-kanak Israel bergembira karena manusia pilihan telah datang
untuk membebaskan mereka dari Roma dan belenggu penindasan,
kemiskinan, serta penderitaan. Anak yang telah dinubuatkan ini kini
tumbuh menjadi seorang lelaki dan mesias. Ada kekuatan dalam dada
kami juga dalam jumlah kami.

INJIL AROUES MARIA MAGDALENA KITAB MASA KEGELAPAN

Tiga Belas

Chateau des Pommes Bleues 25 Juni 2005

Makan malam di chateau selalu bukan perkara sederhana jika ada tamu,
seperti malam ini. Berenger Sinclair telah mempersiapkan staf dapur
dan staf gudang bawah tanah tempat penyimpanan anggurnya untuk
menyajikan sebuah pesta jamuan bergaya abad pertengahan dan era
kemerosotan ala Languedoc.
Percakapan yang terjadi pun sama liarnya. Tammy mengerahkan daya
tariknya dengan kepercayaan diri yang layak diberi penghargaan Oscar.
Ia tampak natural dengan sikap blak-blakan yang memang ciri khasnya.
Dengan tenang, Maureen menikmati perdebatan antara Sinclair dan
Tammy di satu pihak dengan Peter di pihak lain, karena tahu sepupunya
memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam topik teologi. Maureen
yakin akan hal ini berdasarkan pengalamannya sendiri.
Sinclair memulai dengan sebuah umpan. "Berdasarkan sejarah, kita tahu
bahwa Perjanjian Baru seperti yang ada saat ini dibentuk di Konsili
Nicea. Kaisar Constantine dan penasihatnya memiliki banyak injil yang
bisa dipilih, tapi mereka hanya memilih empat. Keempat injil itulah yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

diubah secara dramatis. Tindakan penyensoran ini telah mengubah


sejarah."
"Mau tak mau kita berpikir, bagian mana dari injil itu yang ia
sembunyikan," celetuk Tammy.
Peter sama sekali tidak merasa terganggu dengan argumen yang telah
didengarnya ratusan kali. Ia membuat terkejut kedua lawan bicaranya
yang menyangka ia akan melontarkan bantahan. "Jangan berhenti di situ.
Ingat, kita bahkan belum tahu pasti, siapa yang menulis keempat Injil
tersebut. Bahkan sebenarnya satu-satunya hal yang kita yakini adalah
bahwa keempatnya tidak ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan
Yohannes. Akan tetapi kemungkinan para pewarta Injil sekitar abad
kedua, meski sebagian orang mengatakan kemungkinan ini kecil. Dan
meskipun dokumentasi yang tersedia di Vatikan sangat mengagumkan,
kita tidak bisa menyatakan dengan pasti dalam bahasa apa Injil-injil
yang asli dituliskan."
Tammy tampak kaget. "Aku pikir ditulis dalam bahasa Yunani."
Peter menggelengkan kepala. "Versi paling awal memang berbahasa
Yunani, tapi mungkin itu hasil terjemahan.
Singkatnya, kita tidak bisa memastikan." "Mengapa kita
mempermasalahkan bahasa asli?" tanya Maureen. "Maksudku, selain
masalah salah penerjemahan."
"Sebab bahasa yang asli adalah indikasi pertama identitas penulis dan
tempatnya," jelas Peter. "Sebagai contoh, jika Injil-injil asli ditulis
dalam bahasa Yunani, berarti penulisnya memiliki unsur Hellenik
pengaruh Yunani yang terjaga di kalangan elit, berpengetahuan luas, dan
terpelajar. Berdasarkan tradisi, kita tidak menganggap para rasul
termasuk golongan ini. Karena itulah dugaan kita bergeser ke bahasa
daerah yang umum semacam
Aramaik atau Ibrani. Kalaupun kita yakin bahwa Injil yang asli ditulis
dalam bahasa Yunani, maka kita harus meneliti dengan cermat
pernyataan kitab ini tentang para pengikut awal Yesus."
"Injil Gnostik yang ditemukan di Mesir ditulis dalam bahasa Kupti,"
tambah Tammy.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dengan lembut Peter mengoreksi. "Memang ada beberapa teks


berbahasa Kupti, tapi kebanyakan adalah terjemahan dari versi aslinya
yang ditulis dalam bahasa Yunani."
"Jadi apa maknanya?" tanya Maureen.
"Yah, kita tidak mengenal satu pun pengikut sejati Yesus yang berasal
dari Mesir. Artinya, ada sebagian orang yang menjalankan misi awal
kependetaannya ke Mesir dan agama Kristen awal berkembang di sana.
Itulah yang disebut Kristen Kupti."
"Lalu adakah sesuatu yang kita ketahui dengan pasti menyangkut
keempat Injil itu?" Maureen penasaran. Selama melakukan riset, ia
tidak memiliki banyak waktu untuk menggali berbagai isu seputar
Perjanjian Baru secara mendalam. Risetnya hanya terfokus pada
sejumlah uraian yang berkaitan dengan Maria Magdalena.
Peter menjawab. "Kita tahu Markus muncul paling awal, diikuti Matius
yang nyaris merupakan duplikatnya karena hampir enam ratus ayat yang
ia tulis sama persis dengan yang ditulis Markus. Lukas juga sangat mirip,
meski ada beberapa pandangan baru yang tidak terdapat dalam Markus
maupun Matius. Sedangkan Injil Yohannes adalah yang paling penuh teka
teki dibandingkan keempat Injil karena perbedaan yang sangat
mencolok baik secara politis maupun sosial."
"Aku tahu ada golongan yang bahkan percaya bahwa
Maria Magdalena adalah penulis Injil keempat, yakni Injil yang
dinisbahkan kepada Yohannes," Maureen menambahkan. "Aku
mengetahuinya dari seorang sarjana cerdas yang aku wawancarai saat
melakukan riset. Bukan berarti aku setuju dengannya, tapi kupikir ide
tersebut menakjubkan."
Sinclair menggelengkan kepala dan menjawab dengan tegas.
"Tidak, menurutku itu tidak benar. Injil Maria masih berada di luar
sana, menunggu untuk ditemukan."
"Injil keempat adalah misteri besar dalam Perjanjian Baru," kata Peter.
"Ada banyak teori tentang hal ini, termasuk teori komite: bahwa Injil
ditulis oleh beberapa orang selama kurun waktu tertentu dalam suatu

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

usaha menyampaikan berbagai kejadian selama hidup Yesus dengan cara


yang spesifik."
Tammy menyimak ucapan Peter dengan penuh minat. "Tapi rasanya
banyak umat Kristen tradisional yang menulikan telinga dan mengabaikan
fakta-fakta ini," tanggapnya. Ia memang sangat bergairah dengan topik
ini dan telah bertahun-tahun terlibat dalam argumentasi dalam ranah
yang sama. "Mereka tak mau tahu tentang sejarah. Mereka cuma
memercayai segala yang dikatakan Gereja secara membabi buta. Atau
yang dikatakan pendeta."
Peter menanggapi dengan sabar. "Tidak, tidak. Kau tidak menangkap
kenyataannya. Itu bukan sikap membabi buta, tetapi keimanan. Bagi
orang-orang yang beriman, fakta tidak penting.
Tapi jangan membuat kesalahan yang umum dilakukan dengan
mengacaukan antara iman dengan kebodohan."
Sinclair tertawa sinis.
"Aku sangat serius," Peter melanjutkan. "Orang yang beriman yakin
bahwa Perjanjian Baru terilhami secara ilahiah.
Karena itu tidak penting siapa yang sesungguhnya menulis atau dalam
bahasa apa. Para penulisnya pun mendapat ilham dari Tuhan untuk
menuliskannya. Dan siapa pun yang mengambil keputusan untuk
menyunting Injil-injil tadi di Konsili Konstantinopel maupun Nicea,
mereka pun telah mendapat ilham untuk melakukannya. Dan seterusnya,
dan seterusnya.
Ini adalah persoalan iman, jadi tak ada ruang untuk sejarah.
Kita juga tidak bisa mendebatnya. Iman tidak bisa diperdebatkan."
Tak seorang pun menjawab. Mereka menunggu ucapan Peter selanjutnya.
"Apakah kalian pikir aku tidak tahu sejarah Gerejaku sendiri? Aku tahu,
itulah sebabnya riset yang dilakukan Maureen dan segala pendapatmu
tidak membuatku terganggu sama sekali. Dan omong-omong, apakah
kalian sadar bahwa sebagian ilmuwan bahkan yakin bahwa Injil Lukas
ditulis oleh seorang perempuan?"
Sekarang giliran Sinclair yang terlihat kaget. "Benarkah? Aku belum
pernah mendengarnya. Dan ide itu tidak membuatmu tersinggung?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak sama sekali," jawab Peter. "Peran penting perempuan di masa


awal gereja, begitu juga dalam kesinambungan iman Kristiani, adalah
sesuatu yang tidak dapat kita sangkal. Bagaimana kita mau menyangkal,
jika kita mengingat perempuan agung seperti Clare dari Assisi, yang
terus menjaga kesatuan gerakan Fransiskan setelah Fransis meninggal
di usia muda." Peter menatap wajah
Sinclair dan Tarnrny yang terpana. "Maaf karena aku telah merusak
argumentasi yang sangat baik. Tapi aku setuju dengan gagasan bahwa
Maria Magdalena layak mendapat gelar Rasul dari segala Rasul."
"Kau setuju?" Tammy tercengang.
"Tentu saja. Dalam kitab Acts, Lukas menjelaskan beberapa syarat
untuk menjadi seorang rasul: orang yang bersangkutan harus menjadi
bagian kependetaan Yesus semasa hidupNya, harus menjadi saksi saat
penyali-banNya, dan menjadi saksi saat kebangkitanNya. Sekarang, jika
kita ingin benar-benar tekstual, maka hanya ada satu orang yang
memenuhi semua persyaratan tadi dan dia adalah Maria Magdalena. Tak
seorang pun rasul pria yang menyaksikan penyaliban, meskipun ini
memalukan.
Dan Maria Magdalena juga orang pertama yang kepadanya Yesus
menampakkan diri saat Dia bangkit."
Maureen berusaha keras tidak tertawa saat melihat ekspresi wajah
Sinclair dan Tammy. Mereka terperangah dengan demo intelek dan
kepribadian Peter.
Peter melanjutkan. "Maka secara teknis, selain Magdalena, orang yang
memenuhi gambaran rasul seperti yang disebutkan di atas adalah Maria-
Maria yang lain -Maria Perawan, juga Maria Salome dan Maria Yakub,
karena keduanya hadir saat peristiwa penyaliban dan berada di makam
pada hari kebangkitan."
Ketika Peter menatap Maureen, gadis itu tak tahan lagi. Tawanya
meledak ke seisi ruangan. "Kenapa?" tanya Peter tersinggung. "Maaf,"
kata Maureen, sambil berkelit dengan meneguk anggurnya. "Hanya saja
Peter memang cenderung membuat orang terkejut, dan aku selalu
terhibur

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menyaksikannya."
Sinclair mengangguk. "Kuakui kau memang tidak seperti yang kami duga,
Bapa Healy."
"Dan apa dugaanmu, Lord Sinclair?" tanya Peter.
"Mmm, maaf saja karena aku mengira akan menemui seorang anjing
penjaga Roma. Seseorang yang tenggelam dalam dogma dan doktrin."
Peter tertawa. "Ah, tapi Lord Sinclair, kau melupakan satu hal yang
sangat penting. Aku bukan hanya seorang pendeta, tetapi juga seorang
Yesuit. Ditambah lagi seorang Irlandia."
"Salut, Bapa Healy." Sinclair mengangkat gelas untuk Peter.
Gereja Peter, Society of Jesus, yang lebih dikenal sebagai kaum Yesuit,
memfokuskan diri pada pendidikan dan tujuan kecendekiawanan. Meski
merupakan unit gereja terbesar dalam Katolisisme, kelompok
konservatif dalam Gereja Katolik Roma biasanya memandang mereka
memiliki hukum sendiri dan ini telah berlangsung selama ratusan tahun.
Mereka dijuluki "serdadu Paus," meski beredar pula isu bahwa kaum
Yesuit memilih pemimpin dari ordo mereka sendiri dan patuh pada Roma
hanya sebatas formalitas dan seremonial.
Sekarang Tammy merasa penasaran. "Apakah pendeta-pendeta di
gerejamu juga berpendapat begitu? Maksudku, tentang peran wanita."
"Tidak bijak jika kita memukul rata," jawab Peter. "Seperti yang
dikatakan Maureen, masyarakat cenderung menyamaratakan pendeta
seolah kami semua berpikir dengan otak yang sama. Ini tentu saja tidak
benar. Pendeta juga manusia, dan banyak di antara kami yang sangat
cerdas, berpendidikan tinggi, juga berkomitmen
dalam hal keimanan. Tiap orang menarik kesimpulannya sendiri.
"Tapi ada sesuatu yang perlu kita bicarakan secara panjang lebar
menyangkut Maria Magdalena dan keakuratan keempat Injil. Para rasul
pria tentunya malu karena Yesus ternyata memercayakan keseluruhan
misiNya kepada perempuan, apa pun kedudukannya dalam kehidupan dan
gerejaNya. Dia tetap seorang perempuan yang hidup pada masa ketika
kaumnya dianggap tidak setara dengan lelaki. Jadi para pewarta Injil
terpaksa menulis uraian tentang dia karena itulah kebenaran, betapapun

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

memalukannya. Karena sekalipun mereka bermainmain dengan fakta


lainnya, mereka tidak akan mengubah bagian paling penting dalam
kebangkitan Yesus bahwa Dia muncul pertama kali kepada Maria
Magdalena. Dia tidak menampakkan diri kepada rasul pria, tetapi kepada
wanita ini. Jadi aku yakin para penulis Injil tidak memiliki pilihan selain
menuliskan kejadian itu. Sederhana saja, karena memang itulah
kebenarannya."
Kekaguman Tammy terhadap Peter bertambah. Perasaan ini tampak di
wajahnya yang ekspresif. "Jadi apakah kau bersedia menggali
kemungkinan bahwa Maria Magdalena adalah murid yang paling penting?
Atau bahkan lebih dari itu?"
Peter memandang lurus ke Tammy, kali ini teramat serius.
"Aku bersedia menggali apa pun yang dapat membawa kita kepada
pemahaman yang jujur tentang kebenaran Yesus Kristus, Tuhan dan
Juru Selamat kita."

Itulah petang yang mengesankan bagi Maureen. Peter adalah penasihat


terpercayanya, tapi ia juga mulai mengagumi Sinclair dan
menganggapnya memesona. Melihat sepupunya memiliki kesepahaman
dengan lelaki Skotlandia yang eksentrik itu, ia merasa sangat lega.
Barangkali sekarang mereka bisa bersamasama mencari jawaban atas
berbagai visi yang dialaminya.
Di akhir acara makan malam itu, Peter menyatakan lelah dan
mengundurkan diri karena telah seharian menelusuri kawasan itu
sendirian. Tammy mengatakan ingin melanjutkan pekerjaan
dokumentasinya dan juga pamit. Tinggallah Maureen dan Sinclair.
Dipengaruhi anggur yang baru diminumnya dan percakapan tadi, ia
memojokkan Sinclair.
"Kupikir sekaranglah saatnya kau menepati janji, " katanya.
"Janji apa?"
"Aku ingin melihat surat ayahku." Sinclair mempertimbangkan
permintaan itu. Meski sekilas terlihat enggan, ia memutuskan. "Baiklah.
Ikuti aku."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair berjalan di depan Maureen melewati koridor yang berbelok-


belok menuju sebuah ruangan terkunci. Setelah mengeluarkan kunci dari
saku, ia membuka pintu dan mempersilakan Maureen memasuki ruang
kerja pribadinya.
Sinclair menekan sebuah tombol di sebelah kanan di dalam ruangan itu
untuk menerangi sebuah lukisan besar pada dinding di ujung ruangan.
Maureen terkesima, lalu menjerit gembira. "Cowper!
Itu lukisanku!"
Sinclair tertawa. "Lucretia Borgia Peigns in the Vatican in the Absence
of Pope Aiexander VI (Kepemimpinan Lucretia Borgia di Vatikan Saat
Absennya Paus Aiexander VI). Aku akui, lukisan ini aku miliki setelah
membaca bukumu. Memang perlu tawar-menawar untuk mendapatkannya
dari Tate, tapi aku bukan orang yang pantang menyerah jika
menginginkan sesuatu."
Maureen mendekati lukisan tersebut dengan khidmat dan kagum akan
keindahan dan warna yang digunakan seniman Inggris awal abad ke-20,
Frank Cardogan Cowper. Lukisan itu menggambarkan penobatan Lucrezia
Borgia di Vatikan, dikelilingi kemewahan kerumunan kardinal berjubah
merah.
Maureen pertama kali melihatnya di bekas rumah lukisan itu, Museum
Tate, London. Lukisan itu menyentaknya bagaikan petir. Bagi Maureen,
lukisan tunggal ini sudah cukup menjelaskan pembunuhan karakter yang
dialami putri Paus ini ratusan tahun lalu. Perempuan yang mendapat
berbagai julukan paling menjijikkan, di antaranya pembunuh dan pelacur
yang melakukan inses. Lucrezia Borgia dikutuk para lelaki ahli sejarah
abad pertengahan karena dianggap lancang menduduki singgasana Santo
Petrus dan mengeluarkan instruksi kepausan selama ketidakhadiran sang
ayah.
"Lucrezia adalah kekuatan yang mendorongku menulis buku. Jalan
hidupnya mengisahkan perempuan yang kekuatan sejatinya dilecehkan
dan dicabut dari sejarah," Maureen menjelaskan pada Sinclair.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Riset Maureen mengungkapkan bahwa tuduhan inses itu dilancarkan oleh


suami pertama Lucrezia, seorang lelaki kasar yang hidupnya hancur
setelah pernikahan
mereka bubar. Dialah yang menyebarkan gosip bahwa Lucrezia ingin
bercerai karena memiliki hubungan seksual dengan ayah dan saudara
lelakinya sendiri. Dusta busuk ini bertahan berabad-abad, dilestarikan
oleh para musuh yang dengki terhadap keluarga Borgia.
"Kautahu, mereka dari garis darah itu?"
"Keluarga Borgia?" Maureen tak percaya. "Dari mana?"
"Dari jalur Sarah-Tamar. Leluhur mereka adalah keluarga Cathar yang
melarikan diri ke Spanyol. Mereka mencari perlindungan di biara
Montserrat dan akhirnya berbaur dengan Aragon. Di sana mereka
menggunakan nama Borgia, sebelum berimigrasi ke Italia. Tapi mereka
memilih negara itu bukannya tanpa sebab, begitu juga dengan ambisi
mereka yang melegenda.
Rodrigo Borgia berkeras memegang tampuk kepemimpinan, untuk
merestorasi Roma kepada mereka yang dipercayainya sebagai pemimpin
yang sah."
Maureen menggeleng-gelengkan kepala saking terkejut, Sinclair
melanjutkan penjelasannya.
"Penempatan sang putri di tampuk kepemimpinan menjadi pertanda
bahwa beliau keturunan Cathar. Tentu saja, dalam JalanNya, wanita
sejajar dengan pria, dalam segala hal, termasuk kepemimpinan spiritual.
Cesare kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengakibatkan
jatuhnya sang putri. Sedihnya, sejarah kini hanya mengingat keluarga
Borgia sebagai orangorang jahat dan licik."
Maureen sependapat. "Beberapa penulis bahkan melangkah terlalu jauh
dengan menyebut mereka sebagai keluarga pertama yang melakukan
kejahatan terorganisasi. Ini jelas sangat tidak adil."
"Tentu saja, belum lagi pendapat itu keliru seratus
persen."
"Informasi tentang garis darah ini..." Maureen masih menyerap semua
informasi itu. "Tentu menambah lapisan baru dalam sejarah."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Punya bayangan untuk kisah berikutnya?" canda Sinclair.


"Aku merasa riset dua dasawarsaku setidaknya membawa hasil. Aku
terpesona. Tak sabar rasanya untuk melihat ujung dari semua ini."
"Ya, tapi sebelum itu kupikir sekaranglah saatnya menengok ke babak
kehidupanmu sendiri."
Maureen merasa tegang. Sekian lama ia memohon kepada Sinclair untuk
mendapat kesempatan ini, bahkan memaksanya.
Inilah alasan utamanya datang ke Prancis. Tapi sekarang, ia tak lagi
yakin apakah ia benar-benar ingin mengetahuinya.
"Apakah kau baik-baik saja?" kecemasan Sinclair terdengar tulus.
Maureen mengangguk. "Aku baik-baik saja. Hanya saja, sekarang,
setelah aku sampai pada momen ini... aku merasa gugup, itu saja."
Sinclair memberi isyarat ke arah kursi dan Maureen duduk, dengan rasa
bersyukur. Ia membuka lemari arsip dengan kunci yang lain lalu
mengeluarkan sebuah map, sambil berjalan ia menerangkan.
"Aku menemukan surat ini dalam arsip kakekku beberapa tahun lalu.
Saat aku mempelajari hasil kerjamu dan melihat foto dan cincin yang
kau kenakan, seolah ada alarm berbunyi di kepalaku. Aku sudah
mengenal keturunan-keturunan Paschal di Prancis ini, tapi aku juga ingat
bahwa dulu ada seseorang Amerika bernama
Paschal yang adalah orang penting. Aku tidak ingat mengapa, sampai aku
menemukan surat ini."
Sinclair menempatkan map itu dengan lembut di depan Maureen lalu
membukanya dan mengeluarkan selembar kertas kekuningan dengan
tinta yang sudah buram. "Apakah kau ingin membacanya sendirian?"
Maureen memandang lelaki itu tapi yang ia lihat di wajah itu hanya
pengertian dan ketenangan. "Tidak. Temanilah aku."
Sinclair mengangguk, menepuk lembut tangannya, lalu duduk di kursi
berseberangan dengannya. Maureen mengambil kertas itu dan mulai
membaca.
"Monsieur Gelis yang terhormat," demikian awal surat itu.
"Gelis?" tanya Maureen. "Kupikir surat ini ditujukan kepada kakekmu."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair menggelengkan kepala. "Tidak, surat itu berada di kumpulan


arsip kakekku, tapi ditujukan kepada seorang penduduk di sini yang
berasal dari sebuah keluarga tua Cathar yang bernama Gelis."
Maureen berpikir sesaat, sepertinya ia pernah mendengar nama itu tapi
tidak membuang waktu lebih banyak untuk mengingatnya. Perhatiannya
tercurah pada isi surat itu.
Monsieur Gelis yang terhormat,
Maafkan saya, tapi tak ada lagi yang bisa saya jadikan tempat mengadu.
Saya mendengar kabar bahwa Anda memiliki pengetahuan luas tentang
persoalan rohani. Bahwa Anda seorang Kristen sejati. Saya harap berita
ini benar. Selama beberapa bulan, saya merasa tersiksa karena berbagai
mimpi buruk dan visi Tuhan Kita yang disalib. Ia mengunjungi saya dan
membagi deritanya kepada saya.
Tapi saya tidak menulis demi diri sendiri. Saya menulis demi putri kecil
saya, Maureen. Ia menjeritjerit di malam hari dan menceritakan mimpi
buruk yang sama seperti yang saya alami. Ia masih balita. Bagaimana
pengalaman semacam ini menimpanya ?Adakah sesuatu yang bisa saya
lakukan untuk menghentikan kejadian ini sebelum ia merasakan
kepedihan seperti yang saya rasakan?
Saya tak tahan melihatnya seperti ini. Ibunya menyalahkan saya. Ia
mengancam akan membawa jantung hati saya bersamanya. Tolonglah
saya. Katakanlah apa yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan gadis
kecil saya.
Terima kasih banyak, Edouard Paschal
Maureen tak lagi bisa melihat karena air mata yang menggenang saat
meletakkan surat itu, ia membiarkan dirinya terisak-isak.

Sinclair menawarkan diri untuk tetap menemani Maureen, tapi gadis itu
menolak. Maureen terguncang hingga ke lubuk hati, ia ingin sendirian.
Terlintas dalam pikirannya untuk membangunkan Peter, tapi niat ini
diurungkan. Dia perlu memikirkannya dulu. Dan tanpa sengaja Peter
telah mengatakan bahwa ia "berjanji kepada ibunya untuk tak
membiarkan hal yang sama terjadi". Ucapan ini membuat Maureen curiga

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dan tidak nyaman. Selama ini Peter selalu menjadi tempatnya bersandar.
Ia adalah lelaki yang memberikan rasa aman.
Maureen terang-terangan menunjukkan keyakinannya bahwa Peter tak
akan pernah melakukan sesuatu yang ia
pikir bukanlah hal terbaik bagi keamanan Maureen. Tapi bagaimana jika
Peter bekerja berdasarkan informasi yang salah? Pemahaman Peter
tentang masa kecil Maureen, yang tak pernah mau ia ungkapkan dalam
kondisi apa pun, berasal dari satu sumber, ibu Maureen.
Ibunya. Maureen duduk di ranjang berpegas, sedikit bersandar pada
bantal berbordir. Bernadette Healy adalah seorang perempuan keras
dan tak kenal kompromi, atau begitulah seingat Maureen. Satu-satunya
petunjuk bahwa mungkin dulu ia memiliki kepribadian berbeda berasal
dari beberapa lembar foto. Maureen memiliki beberapa foto ibunya di
Louisiana, sedang menggendong dirinya saat masih bayi.
Bernadette terlihat bercahaya di hadapan kamera, tampak bangga
sebagai seorang ibu baru.
Tidak jarang Maureen bertanya-tanya peristiwa apakah yang telah
mengubah Bernadette, yang membuatnya berpaling dari sosok seorang
ibu belia dan penuh harap dalam foto-foto itu menjadi seseorang yang
sangat tegas seperti yang ia ingat?
Ketika mereka pindah ke Irlandia, Maureen dibesarkan terutama oleh
bibi dan pamannya orangtua Peter. Ibunya menitipkan Maureen di
tempat aman dan terpencil di komunitas peternakan Irlandia Barat,
sementara Bernadette sendiri kembali menjadi perawat di kota Galway.
Maureen jarang melihat ibunya, hanya saat Bernadette kembali ke desa
itu karena tugas atau kewajiban. Hubungan mereka semakin kaku karena
sang ibu semakin lama semakin asing di mata putrinya. Maureen merasa
keluarga Peter seperti keluarganya sendiri dan menyatu dalam
kehangatan keluarga besar dan ramai itu. Bibi Ailish, ibu Peter, mengisi
peran seorang ibu bagi Maureen.
Gadis ini memperoleh sikap hangat dan selera humor berkat pengaruh
keluarga Peter. Sedangkan kecenderungan menutup diri, teratur, dan
berhati-hati ia warisi dari ibunya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pada beberapa kejadian, biasanya setelah kunjungan Bernadette yang


kurang menyenangkan, Ailish mendekati keponakannya.
"Jangan menghakimi ibumu, Maureen," katanya penuh kesabaran.
"Bernadette mencintaimu. Mungkin kehancurannya disebabkan rasa
cintanya yang sangat besar kepadamu. Tapi hidupnya sangat keras,
itulah yang membuatnya berubah. Saat kau dewasa nanti, kau akan
mengerti."
Waktu dan takdir melenyapkan segala kesempatan Maureen untuk lebih
mengetahui atau memahami ibunya. Bernadette terserang lymphoma(1)
saat Maureen beranjak remaja, tak lama kemudian ia meninggal. Peter
dipanggil ke tepi ranjang kematian Bernadette dan menjadi pendeta
yang melakukan ritus terakhir.
Dialah yang mendengar pengakuan terakhir Bernadette, dan mesti
memikul beban berat setiap hari sepanjang hidupnya akibat pengakuan
mengejutkan sang bibi. Tapi Peter tak mau memberitahukan kejadian itu
kepada Maureen, selain sebagian kecilnya saja.
Dan sekarang ada kepingan puzzle baru. Maureen harus mencoba
menafsirkan makna surat ayahnya, yang bisa jadi merupakan setitik
cahaya untuk menguak warisan rumit yang ia tinggalkan. Maureen
merasa akan tidur bersama surat itu malam ini, lalu mendiskusikannya
dengan Peter esok pagi dengan kepala yang lebih jernih.

1 Pembengkakan kelenjar getah bening,

Carcassonne 25 Juni 2005

Derek Wainwright tidur nyenyak. Campuran obat-obatan dan anggur


merah ditambah kelelahan dan stres membuatnya tak bisa berpikir.
Jika ia sedikit saja lebih sadar, barangkali ia akan lebih waspada
terhadap langkah-langkah kaki, suara pintu kamarnya yang dibuka, atau
bisikan berulang yang dikumandangkan para penyerangnya.
"Neca eos omnes. Neca eos omnes. Deus suos agnoset."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bunuh mereka semua. Bunuh mereka semua. Tuhan tahu siapa


hambaNya.
Namun saat kabel merah dililitkan ke lehernya, sudah terlalu terlambat
bagi Derek Wainwright. Tidak seperti Roger Bernard Gelis, ia kurang
beruntung karena belum mati saat ritual dimulai.
Chateau des Pommes Bleues
Maureen cemas mendengar ketukan di pintu. Ia belum siap didatangi
Sinclair atau Peter saat ini. Tapi kecemasannya hilang setelah
mendengar suara perempuan dari balik pintu. "Reenie? Ini aku."
Maureen membuka pintu, Tammy menatapnya sesaat lalu menggerutu.
"Kau terlihat kacau." "Terima kasih. Aku baik-baik saja." "Kau mau
membicarakannya?"
"Tidak sekarang. Aku masih memikirkan persoalan
pribadi."
Tarnrny ragu-ragu. Mendadak Maureen sadar, ia sedang menatap
sesuatu yang sama sekali baru: Tamara Wisdom merasa gugup. "Ada apa,
Tammy?"
Tammy menghela napas dan menyibak rambutnya yang panjang.
"Sebenarnya aku tak suka melakukan ini padamu padahal kau sendiri
sedang resah. Tapi aku benar-benar perlu berbicara denganmu."
Maureen memberi isyarat ke arah tempat duduk.
"Masuklah dan silakan duduk."
Tammy menggelengkan kepala. "Tidak, aku ingin kau ikut bersamaku.
Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu."
"Oke," jawab Maureen singkat, lalu mengikuti Tammy melewati koridor
yang berbelok-belok di Chateau des Pommes Bleues. Setelah berbagai
kejadian, Maureen merasa tak ada lagi yang bisa membuatnya terkejut.
Ia salah.

Mereka memasuki ruang media modern, tempat Sinclair menunjukkan


peta wilayah yang ditumpangtindihkan dengan peta gugusan bintang
kepada Maureen dan Peter. Tammy memberi isyarat agar Maureen
duduk di sebuah kursi kulit yang letaknya berhadapan dengan satu set

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

televisi layar lebar. Ia mengambil remote control lalu duduk di sebelah


Maureen.
Setelah menarik napas panjang, ia menjelaskan. "Aku akan menunjukkan
rangkaian gambar untuk karya dokumenterku berikutnya. Topiknya
adalah garis darah
itu.
Sekarang, dengarlah baik-baik karena ini sangat penting, dan pada
akhirnya berujung padamu dan perananmu dalam keseluruhan situasi ini.
"Seperti yang kau ketahui, misteri tentang Yesus dan Maria Magdalena
telah mengilhami berbagai perkumpulan rahasia dan berbagai kelompok
mata-mata. Yang menjadi bahan pembicaraan mereka adalah garis darah
itu, dan mereka melakukan berbagai ritual yang sangat rahasia."
Tammy menekan tombol remote untuk menghidupkan layar televisi.
Gambar demi gambar perlahan tampil di layar.
Rangkaian gambar pertama menunjukkan lukisan Maria Magdalena karya
sejumlah maestro seni Renaisans dan Barok.
"Beberapa kelompok yang kubicarakan tadi dibentuk oleh orang-orang
fanatik, tapi ada juga yang dibentuk oleh mereka yang benar-benar baik
dan saleh. Contohnya Sinclair, jadi kau aman di sini. Akan kujelaskan."
Tammy diam sesaat, berusaha menyatukan pikirannya.
"Aku ingin membuat film yang menunjukkan konsep itu secara utuh
seberapa jauh gagasan garis darah itu menjangkau dunia Barat dan
sejarah kita. Tujuannya untuk menunjukkan siapakah keturunan-
keturunan Yesus dan Maria Magdalena dulu dan sekarang. Mulai dari
keturunan yang terkenal, yang dibenci, hingga yang sama sekali tidak
dikenal."
Beberapa foto berbagai tokoh sejarah maupun agama tampil di layar
saat Tammy melanjutkan keterangannya.
"Beberapa di antara mereka mungkin membuatmu terkejut.
Charlemagne. Raja Arthur. Robert the Bruce. Santo
Fransiskus dari Assisi."
"Tunggu sebentar. Santo Fransiskus dari Assisi?" Tammy mengangguk.
"Ya. Ibunya, Lady Pica, dilahirkan di Tarascon. Seorang Cathar sejati

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dari jalur Sarah-Tarnar, dari keluarga bangsawan Bourlemont. Kautahu,


dari situlah ia mendapatkan namanya. Ia dilahirkan dengan nama
Giovanni, tapi kedua orangtuanya memanggilnya Fransesco karena ia
sangat mengingatkan mereka pada ibu Prancisnya dari sisi keluarga
Cathar. Kau pernah ke Assisi?"
Maureen menggeleng. Tiap pengungkapan membuatnya terkejut. Dengan
perasaan takjub, ia mengamati gambar vila Italia di Assisi, rumah bagi
gerakan kaum Fransiskan, yang terpampang di layar.
"Kau harus ke sana. Assisi salah satu tempat paling ajaib di bumi. Lagi
pula semangat Santo Fransiskus dan rekannya, Santo Clare, masih
sangat kental di sana. Aku yakin mereka menghidupkan kembali peran
Yesus dan Maria Magdalena. Tapi lihatlah karya seni Basilika St. Francis
dari dekat. Seorang maestro Italia bernama Giotto mendedikasikan
keseluruhan seni di kapel itu untuk Maria Magdalena. Di dalamnya ada
lukisan Maria Magdalena yang tiba di pantai Prancis saat mengikuti
penyaliban. Tentu saja ia sedang membuat suatu pernyataan.
Dan masih banyak lagi sentimen Cathar dalam berbagai hal yang kita
kira buah pikiran Fransiskan."
Tammy berhenti pada lukisan Giotto yang menggambarkan Santo
Fransiskus menerima stigmata dari surga.
"Berdasarkan catatan, Fransiskus adalah satu-satunya santo yang
tubuhnya menampakkan lima titik stigmata secara lengkap.
Mengapa? Karena garis darah itu. Ia keturunan Yesus Kristus.
Aku pikir ada argumen bahwa tiap penerima stigmata yang dinyatakan
absah kemungkinan berasal dari garis darah itu.
Namun yang penting menyangkut Fransiskus ini adalah bahwa ia
menerima kelima-limanya. Tak ada orang lain yang pernah menerima
stigmata secara lengkap."
Maureen menghitung, sambil mencoba tetap mengikuti informasi dari
Tammy. "Kedua telapak tangan, kedua kaki itu baru empat dan...?"
"Sisi kanan. Tempat senturion Romawi menancapkan lembing ke tubuh
Yesus. Tapi aku harus mengoreksi. Stigmata yang otentik tidak
terdapat di telapak tangan, tapi pergelangan tangan. Berlawanan dengan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kepercayaan umum, Kristus tidak dipaku di telapak tangan, melainkan


menembus tulang pergelangan tangan. Telapak tangan tidak cukup kuat
menopang berat tubuh.
"Meski stigmata dinyatakan otentik di telapak tangan, seperti yang
terjadi dengan Santo Padre Pio, tapi stigmata di pergelangan tanganlah
yang membuat Gereja terkejut. Itulah sebabnya, Fransis menjadi
sangat penting. Meskipun sebagian seniman, misalnya Giotto,
memperlihatkan stigmata di telapak tangan untuk menciptakan kesan
dramatis, para sejarawan tidak sependapat. Fransis memiliki kelima
stigmata, termasuk di pergelangan tangan."
Tammy melepaskan tombol pause untuk membuka gambar berikutnya,
patung keemasan Joan dari Arc di Paris. Tampilan layar terbagi dua
untuk menampilkan gambar Joan yang lain, yakni patung di taman
Sauniere yang mereka lihat dua hari lalu.
"Ingat saat Peter bertanya kepadaku tentang patung
Joan?
Ia mengatakan bahwa dunia mengira Joan adalah simbol Katolisisme
konvensional. Nah, inilah gambar yang memperjelas bahwa dia bukan
seperti yang dikira."
Tammy mengklik tombol yang membuka potret Joan dari Arc sedang
memegang bendera "Jhesus-Maria" yang adalah trademarknya.
"Umat Kristen telah lama yakin bahwa semboyan Joan itu mengacu pada
Kristus dan ibundanya karena bendera itu bertuliskan "Jhesus-Maria."
Padahal itu salah. Yang dimaksud adalah Yesus dan Maria Magdalena,
itulah sebabnya ia memberi tanda hubung pada nama tersebut, untuk
menunjukkan bahwa mereka bersatu. Yesus dan istrinya, yang adalah
nenek moyang Joan."
"Tapi kupikir dia seorang buruh tani. Seorang... gembala."
Maureen mengucapkan, "Ooh" dengan keras, ia baru sadar setelah
menyebut kata itu.
"Tepat. Seorang perempuan gembala. Dan bagaimana dengan namanya?
'Dari Arc' menunjukkan bahwa dia memiliki hubungan dengan kawasan
ini, Arques, meski ia dilahirkan di Domremy. Joan dari Arc menunjukkan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

bahwa ia berasal dari garis darah itu, selain menunjukkan pusakanya


yang menghebohkan. Berry telah menceritakan nubuat itu, bukan?
Dia Yang Dinantikan?"
Maureen mengangguk pelan. "Kupikir dunia tak siap menghadapi semua
ini. Kupikir aku pun tak siap."
Tammy menekan tombol pause dan menatap Maureen dengan penuh
perhatian. "Aku ingin kau memerhatikan baikbaik akhir kisah Joan,
karena ini penting. Seberapa jauh kau mengenalnya?"
"Barangkali sama seperti yang diketahui kebanyakan orang. Ia berjuang
untuk mengembalikan kekuasaan tuan tanah ke singgasana Perancis, ia
memimpin pertempuran melawan Inggris. Ia dibakar di tiang dengan
tuduhan tukang sihir meski semua orang tahu ia bukan..."
"Ia dibakar karena ia mengalami visi."
Maureen merenung, berusaha mereka-reka arah pembicaraan Tammy. Ia
belum paham sepenuhnya sehingga Tammy memperjelas keterangannya.
"Joan memperoleh visi, penglihatan ilahiah. Dan ia berasal dari garis
darah itu. Menurutmu, apa arti semua ini?"
Tammy tidak menunggu jawaban. "Joan adalah Dia Yang Dinantikan,
semua orang tahu itu. Dialah yang akan membuktikan nubuat. Ia
mengalami berbagai visi yang akan menuntunnya ke Injil Magdalena.
Karena itulah mereka harus membungkamnya untuk selamanya."
Maureen terkesima. "Tapi... bukankah hari kelahiran Joan sama
denganku?"
"Ya, tapi sejarah tak akan menuliskannya seperti ini. Kadang disebutkan
bahwa ia lahir pada suatu hari di bulan Januari. Ini sama saja dengan
usaha menyamarkan demi menyembunyikan identitas Joan yang
sesungguhnya, baik sebagai anak jadah bangsawan maupun sebagai putri
Grail yang dinantikan."
"Bagaimana kautahu semua ini? Apakah ada data pendukungnya?"
"Ya. Tapi kau harus berhenti berpikir seperti seorang akademis. Kau
harus menangkap makna yang tersirat. Dan jangan meremehkan legenda
lokal. Kau orang Irlandia, jadi tentu tahu betapa kuatnya tradisi lisan
dan bagaimana kisah-kisah itu disampaikan secara turun

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

temurun. Bangsa Cathar tidak berbeda dengan Irlandia. Bahkan ada


banyak bukti yang menunjukkan kedua budaya itu membaur di berbagai
wilayah Prancis dan Spanyol. Mereka tidak melindungi tradisi dengan
menuliskannya, tidak juga dengan meninggalkan bukti yang bisa
dimanfaatkan musuh. Akan tetapi legenda Joan dari Arc sebagai Dia
Yang Dinantikan sangat dominan di sini, kau akan tahu dengan hanya
menggali permukaannya saja."
"Aku pikir tentara Inggrislah yang mengeksekusi Joan."
"Salah. Tentara Inggris menangkap Joan, tapi pendeta Prancislah yang
mendakwanya lalu memaksakan kasusnya yang berlanjut dengan hukuman
mati. Penuntut Joan adalah seorang pendeta bernama Cauchon. Lucunya,
dalam bahasa Prancis 'cochon' berarti 'babi'. Nah, binatang itulah yang
menarik pengakuan Joan lalu memutarbalikkan bukti sehingga Joan
menjadi martir. Cauchon harus membunuh Joan sebelum ia mampu
memenuhi perannya sebagai Dia Yang Dinantikan."
Maureen diam, menyimak penuh sementara Tammy melanjutkan. "Dan
Joanie bukan perempuan gembala terakhir yang dibunuh. Apakah kau
ingat patung orang suci di Rennesle Chateau? Seorang gadis yang
menggendong domba?"
"Saint Germaine." Maureen mengangguk. "Aku memimpikan dia malam
itu."
"Itu karena dia dilahirkan bertepatan dengan ekuinoks dan tanggal
kebangkitan. Ada alasan kuat mengapa ia dilukiskan bersama dengan
domba paschalz, juga dengan seekor domba jantan muda, yang
melambangkan kelahir-

2 Domba yang disembelih pada kesempatan Paskah,

annya di awal Aries."


Maureen ingat patung itu dengan baik. Ia merasa sangat tersentuh
menatap wajah serius perempuan gembala yang masih muda itu.
"Ibunya termasuk peringkat atas dalam garis darah, seorang Marie de
Negre di masanya. Saat Germaine kecil, ibunya wafat secara misterius.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Germaine dibesarkan oleh keluarga penyiksa yang mengadopsinya dan


kemudian membunuhnya saat ia tidur, menjelang usia sebelas tahun."
Tammy menarik tangan Maureen, mendadak sangat serius.
"Dengarkan aku, Maureen, selama ribuan tahun selalu ada orang-orang
yang mau membunuh demi menjegal penemuan Injil Maria. Apakah
kaupaham yang baru saja aku ungkapkan?"
Suasana mencekam muncul dengan sendirinya, mene kan perasaan
Maureen. Ia merasa sangat kedinginan ketika Tammy menyadarkannya
dari lamunan.
"Masih ada orang yang bersedia membunuh demi menggagalkan nubuat
itu. Jika mereka yakin kaulah Dia Yang Dinantikan, kau berada dalam
bahaya besar."

Tammy sudah menduga bahwa ia perlu membawa sebotol anggur lokal


yang lezat sebelum masuk ke ruangan itu bersama Maureen. Ia mengisi
kembali gelas Maureen saat mereka duduk sambil membisu.
Akhirnya Maureen berbicara. Ia menatap Tammy, nada suaranya
menuduh. "Kau sebenarnya sudah tahu lebih banyak dibandingkan yang
kau ceritakan saat kita
masih di L.A., bukan?"
Tammy menghela napas dan menjatuhkan bahunya ke sandaran kursi.
"Aku benar-benar menyesal, Maureen. Aku tak dapat menceritakan
semua yang aku ketahui saat itu kepadamu."
Sekarang pun aku belum bisa, pikirnya sedih sebelum melanjutkan. "Aku
tak ingin membuatmu takut. Kau tak akan memutuskan pergi dan kami
tak akan mengambil risiko itu."
"Kami? Maksudmu kau dan Sinclair? Apakah kau anggota perkumpulan
Apel Biru?"
"Tidak sesederhana itu. Begini, Sinclair akan melakukan apa pun untuk
melindungimu."
"Karena ia pikir aku gadis emasnya?"
"Ya, tapi juga karena ia benar-benar peduli terhadapmu. Aku bisa
melihatnya. Dan Berry juga merasa bertanggung jawab.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia mengantarmu ke medan pembantaian ketika ia memilih gaun itu


untukmu, tambahan namamu sudah menunjukkan leluhurmu. Saking
senangnya, ia tidak memikirkan akibatnya."
Maureen meneguk anggur merahnya lagi. "Jadi apa saranmu? Tempat ini
asing bagiku, Tammy. Apakah aku harus pergi? Melupakan saja segala
yang telah terjadi dan kembali ke kehidupanku?" Maureen tertawa
kecut. "Oke, tidak masalah."
Tammy terlihat iba. "Barangkali memang begitu seharusnya, demi
keamananmu. Berry bisa membawamu dan Peter keluar dari sini secara
diam-diam besok. Meski nyawanya akan terancam, tapi ia akan
melakukannya jika kau minta."
"Lalu apa? Aku kembali ke L.A. tempat aku dihantui
berbagai mimpi buruk dan visi seumur hidupku? Pekerjaanku berantakan
karena aku tidak bisa lagi memandang sejarah dengan cara yang sama,
belum lagi risiko berlanjutnya penyelidikan karena kelompok pendukung
rahasia yang bisa melukaiku? Dan siapa orang-orang berbahaya ini?
Mengapa mereka sebegitu ingin meng hentikan nubuat sehingga
bersedia membunuh?"
Tammy berdiri dan melangkah. "Ada sejumlah pihak yang
berkepentingan menjaga pandangan-pandangan Maria Magdalena tetap
tidak diketahui. Tentu saja Gereja tradisional termasuk di dalamnya.
Tapi mereka tidak berbahaya."
"Lalu siapa? Berengsek, Tammy, aku lelah dengan teka teki dan muak
dengan permainan. Aku harus men dengar penjelasan lengkap, dan aku
ingin secepatnya."
Tammy mengangguk sedih. "Kau akan mendengarnya besok pagi. Tapi
bukan tempatku untuk menjelaskannya."
"Lalu di mana Sinclair? Aku ingin berbicara dengannya. Sekarang."
Tammy mengangkat bahu. "Aku khawatir itu tidak mungkin. Ia pergi tak
lama setelah kau keluar dari ruang kerjanya. Aku tak tahu pasti ke
mana, tapi ia mengatakan akan kembali larut malam. Ia akan menjelaskan
segalanya besok pagi, percayalah."
Namun, saat Berenger Sinclair kembali ke Chateau

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

...Kedatangan Easa mendapat perhatian seluruh pejabat di Yerusalem,


mulai dari para imam di Rumah Tuhan(3) hingga pengawal Pilatus.
Penguasa Romawi mengkhawatirkan peringatan Paskah. Mereka takut
akan terjadi kericuhan dan pemberontakan yang mungkin saja dipicu
sentimen atau nasionalisme Yahudi. Dan karena ada orang-orang Zelot di
antara kami. Pilatus tidak punya
3 Bait Allah di Yerusalem.

des Pommes Bleues, dunia telah berubah.

pilihan selain waspada. Ada sebagian anggota kami yang bersaudara


dengan kasta imam. Mereka memberitahu bahwa imam besar. Caiaphas.
menantu Jonathan Annas yang membenci kami. Mengadakan pertemuan
untuk membahas "orang Nazaret yang berubah menjadi mesias ".
Aku sudah mengungkapkan tentang lelaki bernama Annas ini dalam
tulisanku yang lalu. sekarang aku akan bercerita lebih banyak lagi. Ini
kulakukan untuk memberi peringatan: jangan menghukum banyak orang
akibat perbuatan satu orang. Karena kasta imam tidak berbeda dengan
yang lain-sebagian memiliki hati yang baik dan tulus, sebagian tidak. Ada
sebagian orang yang mengikuti perintah Jonathan Annas pada masa
kelam-baik imam maupun bukan. Sebagian melakukannya karena patuh
kepada Rumah Tuhan, seperti kakakku sendiri ketika ia mengambil
pilihan yang buruk.
Kaum kami disesatkan oleh pemimpin yang jahat mereka dibutakan oleh
mereka yang memiliki tugas untuk memberikan sesuatu yang lebih besar
kepada mereka. Sebagian menentang kami karena takut terjadi
pertumpahan darah yang lebih besar lagi di kalangan Yahudi. mereka
hanya menginginkan kedamaian selama peringatan Paskah. Aku tidak bisa
menyalahkan siapa pun yang mengambil pilihan ini.
Haruskah kami mengutuk orang-orang yang tidak melihat cahaya? Tidak.
Easa telah mengajarkan kami untuk tidak mengucilkan mereka. Kami
harus memaafkan mereka.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB MASA KEGELAPAN

Empat Belas

Chateau des Pommes Blues 25 Juni 2005

Maureen kembali ke kamarnya dengan perasaan takut dan gelisah.


Banyak hal memenuhi pikirannya dan ia tidak tahu harus bagaimana.
Dengan lesu, ia berganti pakaian, berusaha berpikir dengan kepala yang
penuh muatan dan agak dipengaruhi anggur merah. Sia-sia saja, pikirnya.
Aku tak akan bisa tidur malam ini.
Tapi begitu ia memasrahkan diri pada kenyamanan ranjang besar yang
mewah, tidur menguasai dirinya hanya dalam hitungan menit. Begitu pula
mimpinya.

Perempuan mungil berselubung merah itu mengikuti dalam kegelapan


tanpa bersuara. Napasnya tersengal sementara ia berusaha
mengimbangi langkah-langkah panjang kedua lelaki itu. Sekarang atau
tidak sama sekali-tindakan ini sangat berisiko bagi mereka, tapi tugas
terpenting dalam kehidupannya.
Mereka berlari cepat menuruni tangga yang terletak
di luar.
Inilah bagian paling berbahaya dalam perjalanan mereka.
Mereka akan bertemu dengan malam Yerusalem dan hanya bisa berdoa,
mudah-mudahan para penjaga sudah pergi, seperti yang disampaikan.
Mereka saling memandang dengan perasaan lega begitu sampai di dekat
lorong bawah tanah. Tak ada penjaga. Salah seorang lelaki menjaga di
luar. Lelaki lainnya, yang mengetahui jalan masuk koridor penjara, terus
memimpin perempuan itu.
Ia berhenti di muka sebuat pintu tebal lalu mengeluarkan kunci yang
disembunyikan di balik lipatan baju panjangnya.
Ia menatap perempuan itu dan mengatakan sesuatu untuk menguatkan
hatinya. Mereka semua tahu, waktu begitu sempit.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mereka tidak ingin usaha ini gagal, perempuan itu terutama.


Lelaki itu memasukkan kunci ke lubangnya lalu pintu terbuka. Ia
memberi jalan agar perempuan itu masuk dan cepatcepat menutup pintu
sehingga tahanan dan perempuan itu bisa berbicara empat mata.
Perempuan itu tidak tahu apa yang ia harapkan, tapi bukan begini.
Kekasih hatinya telah diperlakukan dengan sangat kejam, itu terlihat
jelas. Pakaiannya robek dan wajahnya memar. Meski penderitaannya
berat, ia tersenyum penuh kehangatan dan cinta untuk perempuan itu
yang kemudian menjatuhkan dirinya ke dalam pelukannya.
Ia memeluknya sebentar saja karena waktu bukanlah sahabat mereka.
Selanjutnya ia merengkuh pundak
perempuan itu dan memberinya instruksi-instruksi petunjuk-petunjuk
yang penting dan mendesak. Perempuan itu mengangguk berkali-kali,
memastikan bahwa ia paham dan bahwa segala keinginan lelaki itu akan
dilaksanakan. Terakhir, lelaki itu meletakkan tangannya dengan lembut
di perut perempuan itu yang membuncit, dan menyampaikan satu
instruksi pamungkas. Setelah ia selesai, perempuan itu menjatuhkan
tubuhnya ke pelukan lelaki itu untuk kali terakhir, berusaha keras
menahan isakan tangis yang meluluhlantakkan tubuhnya.

Isakan serupa mengguncang Maureen. Ia menangis tanpa bisa


dikendalikan, membenamkan wajahnya di bantal agar tidak terdengar
oleh penghuni chateau. Kamar Peter paling dekat dengan kamarnya, dan
Maureen jelas tidak ingin menarik perhatiannya.
Mimpi itu adalah yang terburuk. Mimpi itu begitu jelas, begitu gamblang.
Ia merasakan tiap detik kepedihan dan kesengsaraan, merasakan betapa
mendesaknya petunjuk yang disampaikan. Dan ia tahu apa sebabnya.
Itulah perintah terakhir Yesus Kristus kepada Maria Magdalena di
malam menjelang Jumat Agung.
Dan ada petunjuk lain yang juga diucapkan dengan nada mendesak dalam
mimpinya. Petunjuk itu ditujukan kepada Maureen. Ia mendengar suara
lelaki itu di telinganya benarkah di telinganya? Ataukah telinga Maria?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia melihat Maria dari luar, namun di dalam dirinya, ia juga merasakan


segala yang dialami Maria. Dan ia mendengar perintah terakhir itu.
"Karena waktunya sudah tiba. Pergilah, pastikan pe-
san kami sampai."
Maureen duduk di ranjang, berusaha berpikir. Sekarang, nalurinyalah
yang bekerja, untuk sesuatu yang lain. Sesuatu yang tidak bisa
dijelaskan, sesuatu yang di luar logika dan di luar akal. Sesuatu yang
mesti ia percaya dengan hatinya, tanpa terlalu menganalisisnya di
kepala.
Kala itu malam sempurna di Languedoc, hitam pekat dan lembut bak
sutra. Seberkas cahaya bulan menerangi kamar Maureen. Cahaya itu
menerpa wajah cantik Maria Magdalena di Gurun sehingga lukisan
Ribera yang membingkai madonna itu bak sedang mengharapkan
petunjuk surgawi. Maureen memutuskan untuk mengikuti petunjuk
Maria. Untuk pertama kalinya semenjak berusia delapan tahun, ia
berdoa agar diberi bimbingan.

Selang beberapa saat, Maureen tak mampu mengingat berapa lama ia


mendengar suara itu. Beberapa detik? Beberapa menit? Tidak penting.
Ia tahu bahwa ia mendengarnya. Seperti ketika di Louvre, bisikan
perempuan dengan nada sama mendesak memanggilnya, menyuruhnya
mendekat. Kali ini, suara itu menyebut namanya.
"Maureen. Maureen..." bisiknya dengan desakan yang bertambah-
tambah.
Dilemparkannya pakaian dan sepatunya, takut terpisah terlalu lama dan
kehilangan hubungan dengan bimbingan gaib yang menuntunnya.
Perlahan, dibukanya pintu kamar sambil berdoa semoga tidak
menimbulkan bunyi dan membangunkan orang lain. Seperti Maria
Magdalena dalam mimpi itu, kehatianhatian sangat
penting pada saat seperti ini. Tidak ada orang yang melihatnya, sejauh
ini belum. Ini adalah sesuatu yang mesti ia lakukan sendiri.
Maureen bisa mendengar degup jantungnya kala ia berjingkat-jingkat
menuju pintu chateau. Sinclair pergi, yang lainnya tertidur. Ia berhasil

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sampai di pintu depan, namun suatu pikiran membuatnya kelu. Alarm.


Pintu itu diamankan dengan alarm berkode. Ia pernah melihat Roland
membukanya di suatu pagi, setelah sarapan. Tapi ia tidak tahu
nomornya. Roland menekan papan angka tiga kali dengan cepat tek, tek,
tek. Tiga angka. Kode alarm itu tiga angka.
Berdiri di depan panel, Maureen berusaha berpikir seolah ia adalah
Sinclair. Angka mana yang ia pilih? Tiba-tiba sebuah ide muncul. Dua
puluh dua Juli adalah hari perayaan Maria Magdalena. Ia menekan tuts
di panel seperti ketika Roland melakukannya. 7-2-2. Tidak terjadi apa-
apa. Sebuah kilatan cahaya merah memancar diikuti bunyi keras
sehingga Maureen melompat saking kagetnya. Sialan! Aduh, jangan
sampai ada yang bangun.
Maureen berusaha mengendalikan diri dan berpikir keras. Ia tahu, ia
tidak boleh melakukan kesalahan lagi. Jika ia menekan kode yang salah,
alarm itu akan berbunyi lagi. "Tolonglah aku." Ia tidak tahu kepada siapa
ia memohon akankah suara itu memberi jawaban? Akankah suara itu
menunjukkan nomor berapa yang mesti ia tekan? Akankah pintu itu
terbuka begitu saja sehingga ia bisa keluar? Maureen menunggu sesaat,
tapi harapan-harapan itu tidak terwujud.
Jangan goblok. Ayolah, Maureen, pikirkan. Kemudian ia mendengar
sesuatu. Bukan suara perempuan gaib itu, tapi suara dalam kepalanya
sendiri, dari ingatannya.
Suara itu milik Sinclair, pada malam pertama mereka di chateau.
"Sayangku, kau adalah domba paschal."
Maureen berbalik ke panel dan menekan tinga angka. 3-2- 2. 322. Ulang
tahunnya, sekaligus hari kebangkitan.
Cahaya hijau berkedip dua kali diikuti suara mekanis yang mengucapkan
sesuatu dalam bahasa Prancis. Maureen tidak menunggu untuk melihat
apakah suara itu membuat orang terbangun. Dibukanya pintu tebal itu
kemudian ia cepat-cepat keluar menuju cahaya rembulan yang menyinari
jalan berkerikil di luar chateau.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen tahu persis, ke mana ia harus pergi. Ia tidak tahu mengapa,


tidak tahu pula bagaimana. Pokoknya ia tahu tujuannya. Suara itu tidak
lagi hadir, tapi memang tidak perlu.
Sesuatu yang lain telah mengambil alih, sesuatu pengetahuan di dalam
dirinya yang ia turuti tanpa bertanya-tanya.
Maureen berjalan cepat-cepat mengitari samping rumah. Rute yang
sama seperti yang ditempuh Sinclair ketika mengajaknya berjalan-jalan
mengelilingi area itu. Ada sebuah jalan setapak di sini, dipenuhi semak
belukar, dan sulit dilalui, bahkan mustahil dilalui pada malam tanpa
bulan. Tapi malam ini bulan bersinar terang, menyinari jalan itu
untuknya. Separuh berlari, Maureen menuruti jalan setapak hingga
sampai di tujuannya. Menara Folly milik Sinclair. Menara yang dibangun
Alistair Sinclair di tengah-tengah tanah miliknya, dengan alasan yang
tidak diketahui.
Tapi alasan itu ada dan Maureen tahu sekarang.
Bangunan itu adalah menara pengawas. Begitu pula Tur Magdala milik
Berenger Sinclair di Rennes-le-Chateau, sebuah menara pengawas.
Kedua lelaki itu sama-sama mengawasi wilayah di sekitarnya, kalau-kalau
Maria memutuskan untuk membuka rahasianya. Dari kedua menara itu
kita bisa memandang wilayah yang didefinisikan sebagai lokasi
disembunyikannya harta karun.
Maureen melangkah maju ke menara, berharap terjadi sesuatu.
Tapi hatinya ciut ketika ia semakin dekat dengan tujuannya. Ia ingat,
Sinclair selalu mengunci bangunan itu. Ia menggunakan kunci untuk
membukanya ketika mereka ke sini.
Tapi tunggu dulu, bagaimana setelah mereka pergi? Maureen berusaha
keras membangkitkan ingatannya sementara ia bergerak kian dekat ke
menara. Mereka terlibat pembicaraan hangat, dan Maureen tidak
melihat Sinclair mengunci pintu menara ketika mereka pergi.
Mungkinkah ia begitu antusias bercerita hingga lupa? Apakah ia kembali
ke sini untuk menguncinya? Atau, apakah pintu itu otomatis terkunci?
Ia tidak menunggu lama. Begitu berbelok menuju jalan masuk, ia melihat
pintu itu tidak terkait rapat pada engselnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen menarik napas, lega dan bersyukur. "Terima kasih," ucapnya


sambil menengadah ke langit. Ia tidak tahu apakah ini perbuatan
Sinclair ataukah bantuan Tuhan. Apa pun itu, ia merasa sangat
berterima kasih.
Maureen menapaki anak tangga dengan hati-hati. Di dalam bangunan
berdinding batu itu hanya gelap gulita, ia tidak bisa melihat apa pun.
Ditekannya kecenderungan fobianya terhadap tempat sempit dan
didorongnya rasa
takut jauh-jauh. Suara Tammy di kepalanya mengingatkan bahwa
Sinclair dan Sauniere sama-sama membangun menara mengikuti
numerologi spiritual.
Sambil menghitung dengan cermat, ia tahu bahwa ia harus mendorong
tingkap di atasnya pada anak tangga kedua puluh dua. Pintu itu terbuka,
dan cahaya bulan menyoroti tangga menara sementara Maureen berjalan
menuju lantai atas.
Sejenak ia berdiri saja di sana, menghirup keindahan malam hangat yang
terasa ganjil. Tak tahu apa yang harus dicari, Maureen hanya menunggu.
Ia sudah melangkah sebegini jauh.
Ia harus tetap yakin bahwa perjalanannya tidak berhenti di sini.
Sinar bulan menerangi sesuatu yang tidak ia lihat ketika berada di sini
bersama Sinclair. Terpahat di dinding batu di balik pintu, sebuah
gambar jam matahari yang serupa dengan yang mereka lihat di Rennes-
le-Chateau. Diulurkannya tangannya untuk meraba pahatan itu. Tapi ia
belum cukup mengenal simbolsimbol untuk memastikan bahwa gambar itu
sama persis atau sekadar mirip saja dengan gambar jam matahari yang
satunya.
Sambil berjalan menuju tempat yang lebih strategis untuk memandang
keluar, ia memikirkan hal ini. Maureen merasa sejenak melihat sesuatu
di cakrawala. Ia menunggu, memandang langit Languedoc yang gelap.
Lalu ia melihatnya. Pertama-tama berupa sekilas visi di sekelilingnya. Ia
mengulangi, seperti yang ia lakukan ketika pertama kali berdiri di sini
bersama Sinclair. Sesuatu yang tidak terjangkau, setitik cahaya atau

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

gerakan yang mengarahkan tatapannya ke suatu lokasi di cakrawala. Ia


mengalihkan matanya ke arah itu dan
menyaksikan cahaya bulan yang seolah bertambah terang.
Difokuskannya tatapan matanya ke cahaya terang yang menyinari
sebuah tempat tepat di depannya, nun jauh di sana. Cahaya itu menerpa
sesuatu-sebuah batu? Sebuah bangunan?
Kemudian ia tahu. Cahaya itu bertambah terang di lokasi kuburan
Poussin.
Tentu saja. Tersembunyi di tempat terbuka, sama seperti hal-hal lain
sejauh ini.
Cahaya itu terus bergerak dan bergeser, semakin lama semakin
memadat, seolah mengikuti bentuk manusia tapi lebih panjang. Sekarang
cahaya itu berwarna-warni, hidup dan menari-nari, bergerak dari
kejauhan mendekati Maureen kemudian menjauhinya. Seolah hendak
mengajaknya untuk mengikuti, ia akan menunjukkan jalan. Maureen
memerhatikan dengan keterpesonaan penuh hingga ia mengambil satu-
satunya keputusan yang mungkin mengikuti cahaya itu.
Maureen mengungkit tingkap agar cahaya bulan bisa menyinari tangga
ke bawah. Ia berlari menuruni anak tangga kemudian keluar dari menara.
Tapi ketika sampai di luar, lagilagi ia berhenti. Pergi ke kuburan bukan
persoalan gampang di tengah malam seperti ini. Tidak ada jalur
sebagaimana burung gagak terbang, tidak ada jalan pintas dari sini ke
sana. Hanya wilayah bergelombang yang dipenuhi batu-batu besar dan
semak belukar yang rapat.
Satu-satunya jalur yang terpikir oleh Maureen adalah jalur lintasan
mobil kemudian menyusuri jalan raya di sekitar chateau hingga ke
kuburan. Artinya, ia harus melewati gerbang utama rumah dan jalan
umum yang terbuka. Bergerak secepat mungkin menyusuri jalur yang
berliku-liku, akhirnya Maureen melihat rumah besar itu di hadapannya.
Bangunan itu tampak gelap dan hening. Sejauh ini berjalan mulus.
Maureen berbelok di jalur lintasan mobil yang panjang. Ia berlari
melintasi jalan berkerikil itu hingga sampai di gerbang depan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen merasa lega karena gerbang itu dioperasikan dengan detektor


yang membuka dengan bisikan suara. Cepatcepat ia melewati gerbang itu
lalu berbelok ke kiri menuju jalan utama. Kala itu tengah malam sehingga
kemungkinan besar tak ada mobil yang lalu-lalang di wilayah terpencil
itu.
Keheningan mencekam Maureen kesunyian itu terasa menakutkan,
keheningan yang membuat gundah. Wilayah chateau sangat luas, tak ada
rumah lain di dekat situ. Satusatunya bunyi berasal dari jantung
Maureen yang berdegup keras di dalam dadanya.
Ia berusaha tetap berjalan di pinggir dan tetap waspada. Jantung
Maureen seakan melompat ke tenggorokan dan ia berusaha tidak panik
ketika mendengar bunyi deruman di tengah-tengah kesunyian. Bunyi
mesin. Dari mana bunyi itu berasal? Maureen tidak menanti jawaban. Ia
melemparkan diri ke tanah dan berdoa semoga semak dan rumput
panjang melindunginya dari sorotan lampu. Maureen diam tidak bergerak
sementara sebuah mobil melesat dan sorot lampunya menyinari wilayah
di sekitarnya. Tapi sang pengemudi mestinya sedang memikirkan sesuatu
karena ia tidak memperlambat kendaraannya ketika melewati
perempuan berambut merah yang tertelungkup di semaksemak pinggiran
jalan.
Setelah yakin mobil itu sudah jauh, Maureen berdiri dan membersihkan
kotoran yang menempel di pakaiannya.
Ia melirik ke chateau sudah berada di kejauhan sekarang apakah lampu
di kamar atas menyala? Ia menyipitkan mata, berusaha menentukan dari
jendela mana lampu itu terlihat. Tapi bangunan itu terlalu besar,
Maureen tak punya waktu untuk berhenti dan memikirkan.
Ia kembali melangkah cepat-cepat. Jantungnya berdetak keras dengan
ketegangan yang memuncak saat ia mengikuti belokan yang ia kenal.
Tepat di depannya, di atas sana, kuburan Poussin berkilau tertimpa
cahaya bulan. "Et in Arcadia ego", bisiknya dalam hati. "Di sinilah kita."
Ia mencari jalur yang ditemuinya bersama Peter beberapa hari lalu.
Jalan setapak yang jelas-jelas disembunyikan. Maureen menemukannya
berkat campuran keberuntungan dan ingatan, dan barangkali sesuatu

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang lebih besar. Ia menanjak ke atas, lokasi kuburan sejak berabad-


abad lalu itu kokoh dan menjadi saksi bisu warisan kuno yang belum
mengungkapkan rahasia rahasianya.
Sekarang apa? Maureen melihat ke sekelilingnya, lalu berjalan dan
berdiri di samping kuburan, berpikir dan menunggu.
Sejenak ia merasa ragu, suara Tammy terngiang-ngiang di telinga.
"Alistair telah menggali tiap inci tanah ini. Dan Sinclair telah
menggunakan segala jenis teknologi yang terpikirkan."
Tidak hanya itu. Bahkan ribuan pemburu harta karun telah menyebar ke
wilayah ini, berkali-kali pula. Mereka tidak menemukan apa pun. Mengapa
kali ini berbeda? Apa yang membuatnya berpikir bahwa ia punya hak
untuk berharap lebih?
Gemerisik keras di semak-semak membuatnya terlom-
pat kaget, kakinya lemas, dan ia terjatuh. Tangan kanannya membentur
batu tajam. Bisa ia rasakan, batu itu merobek telapak tangannya. Tapi
tidak mempunyai kesempatan untuk memikirkan rasa sakit. Ia terlalu
takut mendengarnya. Bunyi apakah itu? Maureen menunggu, berusaha
tidak bergerak sedikit pun. Ia tidak bisa bernapas. Bunyi gemerisik itu
terdengar lagi sementara dua merpati putih bersih terbang dari semak-
semak, meninggi ke langit Languedoc yang pekat.
Maureen menarik napas. Ia berusaha berdiri kemudian berjalan ke arah
semak-semak rapat yang menutupi sebuah tumpukan batu besar yang
menghalangi pemandangan pegunungan. Didorongnya batu itu untuk
melihat apakah ada sesuatu di belakangnya. Tapi batu itu tetap
bergeming.
Didorongnya lebih kuat lagi, tetap tidak bergeser sedikit pun.
Ia berhenti untuk beristirahat, berusaha berpikir. Tangannya robek
tergores batu. Darah mengucur di sekujur telapak tangannya. Ketika
Maureen mengangkat tangan kanannya untuk mengukur luka yang ia
alami, cahaya bulan memantulkan kilau cincinnya, tepat di gambar
lingkaran yang terukir pada tembaga kuno itu.
Cincin. Ia selalu melepas perhiasannya sebelum tidur. Tapi malam ini ia
terlalu lelah untuk menjalani rutinitas dan tertidur dengan cincin

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

melingkari jarinya. Gambar bintang membentuk lingkaran. Sebagaimana


di atas, demikian pula di bawah. Ada satu duplikat gambar itu di
belakang monumen.
Maureen berlari ke sisi lain kuburan itu. Disingkirkannya dedaunan
untuk mencari gambar yang ia tahu ada di situ.
Tangannya mengusap gambar, tetesan darah dari telapak tangannya
mengenai bagian dalam lingkaran. Maureen menahan napas dan diam tak
bergerak, menunggu.
Tidak terjadi apa-apa. Kesunyian merambah dari menit ke menit hingga
Maureen merasa terperangkap dalam ruangan hampa seluruh udara
malam telah diisap sampai habis. Dari suatu kejauhan, barangkali puncak
bukit aneh yang terdapat di Rennes-le-Chateau, terdengar bunyi
lonceng gereja. Bunyi yang dalam dan menggema itu menggetarkan
tubuh Maureen.
Barangkali itulah bunyi paling kudus, atau yang paling tidak kudus, yang
pernah ia dengar. Tapi dentang lonceng gereja yang aneh di tengah
malam buta itu terasa monumental.
Kegelapan di sekeliling Maureen terkoyak oleh lonceng itu. Namun tak
lama kemudian menyusul bunyi letusan tajam yang menyeramkan. Bunyi
yang keras dan tegas itu berasal dari batu yang terletak tepat di
belakang Maureen. Tempat munculnya merpati. Cahaya bulan yang tidak
biasa menerangi tempat itu, namun kini telah berubah. Di tempat
tumbuhnya rimbunan semak dan berdirinya batu besar, kini ada sebuah
jalan masuk, sebuah celah di lereng gunung, mengundang Maureen untuk
masuk.
Dengan beringsut-ingsut, Maureen mendekati liang yang kini terbuka.
Tubuhnya gemetar, nyaris tidak terkendali. Tapi ia terus maju. Begitu
sampai di dekat celah, yang cukup besar untuk ia masuki, ia melihat
sinar redup di dalam. Sambil menelan rasa takut, ia masuk ke dalam
liang, menunduk, dan berjalan ke perut gunung.
Begitu di dalam, Maureen merasa sesak napas saking
terpesonanya. Ada sebuah peti kuno yang sudah terkelupas di sana-sini.
Maureen telah melihat peti itu dalam mimpinya ketika di Paris.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Perempuan tua menunjukkan peti itu padanya, mengajaknya mendekat.


Maureen yakin, peti yang ada di hadapannya sama dengan peti dalam
mimpinya. Cahaya yang aneh dan terkesan gaib menyelimuti peti itu.
Maureen membungkuk dan mengusap peti itu penuh minat. Tidak ada
kunci. Jemari Maureen menelusuri bagian bawah penutup peti untuk
membukanya. Ia begitu khusyuk hingga tidak mendengar bunyi langkah
di belakangnya. Tak lama kemudian ia tidak merasakan apa-apa kecuali
rasa sakit yang sangat di bagian belakang kepala, lalu semua menjadi
gelap.
Roma 26 Juni 2005
Jika Uskup Magnus O'Connor mengharapkan sambutan hangat dari
Dewan Vatikan, ia akan gigit jari. Wajah-wajah alim yang mengelilingi
meja antik mengilap itu terlihat prihatin dan kaku.
Kardinal DeCaro menoleh ke ketua penyelidikan. "Tolong jelaskan
kepada Dewan, mengapa orang pertama semenjak Santo Fransiskus dari
Assisi yang menunjukkan lima titik stigmata tidak mendapat perhatian
serius?"
Keringat Uskup O'Connor mengucur deras. Ia meremas saputangan di
pangkuannya, yang ia gunakan untuk menghapus butiran keringat di
wajahnya. O'Connor berdehem, dan jawabannya terdengar lebih
bergetar di bandingkan yang ia harapkan.
"Yang Mulia, Edouard Paschal beberapa kali mengalami kerasukan yang
mengganggu. Ia menjerit-jerit, menangis, dan mengklaim bahwa ia
mengalami visi. Sudah dipastikan bahwa itu tidak lebih dari sekadar
celotehan gila seorang yang tidak waras."
"Dan siapa yang mengambil kesimpulan resmi itu?"
"Saya, Yang Mulia. Tapi mohon dipahami, lelaki ini hanya orang biasa.
Seorang Cajun dari wilayah rawa..."
DeCaro tidak berhasil mengendalikan rasa jengkel. Ia tidak lagi peduli
dengan penjelasan sang Uskup. Taruhannya sangat besar, dan mereka
mesti bergerak sangat cepat. Pertanyaanpertanyaannya semakin tajam,
nada bicaranya pedas.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Gambarkan visi-visi yang ia alami kepada mereka yang tidak sempat


membaca arsip."
"Ia mengalami visi Tuhan Yesus bersama Maria Magdalena.
Visi yang mengganggu. Ia berceloteh tentang... penyatuan mereka dan
tentang anak-anak. Celotehan itu semakin menjadijadi
setelah...peristiwa stigmata."
Anggota Dewan semain gelisah. Mereka tidak bisa duduk dengan tenang.
Sambil berbisik, mereka bertanya satu sama lain.
DeCaro melanjutkan interogasi yang tidak bersahabat.
"Lalu apa yang terjadi pada lelaki bernama Edouard Paschal ini?"
O'Connor menarik napas panjang sebelum menjawab. "Ia menjadi
semakin tersiksa dengan khayalan khayalannya hingga...ia bunuh diri
dengan menembak kepalanya."
"Dan setelah ia mati?"
"Sebagaimana kasus bunuh diri yang lain, kami tidak
mengizinkan jenazahnya dikubur di tanah yang telah disucikan.
Kami mengunci rapat-rapat peristiwa ini, dan melupakannya.
Sampai...sampai putrinya menarik perhatian kami."
Kardinal DeCaro mengangguk, lalu mengangkat satu map merah lagi dari
meja. Ucapannya ditujukan ke peserta pertemuan. "Ah, ya, sekarang
topik beralih ke putrinya."

Banyak orang yang akan terkejut (jika tahu) bahwa aku memasukkan
seorang perempuan Romawi. Claudia Procula. cucu Augustus Caesar dan
anak angkat Kaisar Tiberius. ke dalam deretan pengikut kami. Namun,
bukanlah statusnya sebagai seorang Romawi yang membuatnya tidak
diharapkan untuk berada di antara kita. Akan tetapi dia adalah istri
Pontius Pilatus. petugas yang menghukum Easa ke tiang salib.
Di antara banyak orang yang membantu kami di hari-hari kegelapan.
Claudia Procula mempertaruhkan sama atau bahkan lebih besar
dibandingkan mereka, demi Easa. Jelas yang ia korbankan jauh lebih
besar dibandingkan kebanyakan orang.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Namun malam hari itu di Yerusalem, ketika nyawa kami berada di ujung
tanduk, dia dan aku menyatu dalam hati dan jiwa kami. Semenjak hari
itu kami menjalin hubungan erat. sebagai istri sebagai ibu. sebagai
perempuan. Dari matanya aku tahu kalau dia akan menjadi seorang putri
JalanNya ketika waktunya tiba. Aku bisa melihatnya, pancaran sinar
yang muncul seiring perubahan, ketika seorang lelaki atau perempuan
melihat Tuhan dengan jelas untuk kali pertama.
Dan hati Claudia dipenuhi cinta dan pengampunan. Bahwa ia tetap
bersama Pontius Pilatus dengan segala peristiwa itu adalah sebuah
petanda kesetiaannya. Hingga lelaki itu meninggal, ia
berkorban baginya dengan pengorbanan yang hanya bisa dilakukan oleh
seorang perempuan yang benar-benar mencintai. Inilah yang aku
ketahui.
Kisah Claudia belum diungkapkan. Aku berharap bisa melakukannya
dengan adil.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA.


KITAB MASA KEGELAPAN

Lima Belas

Chateau des Pommes Blues 27 Juni 2005

Maureen merasa mulutnya kering dan kepalanya seolah dibebani benda


seberat tiga ton. Di manakah ia? Maureen berusaha menoleh. Aduuh.
Rasa sakit muncul dari kepala. Tapi selain itu ia merasa nyaman. Sangat
nyaman. Ia berada di ranjang, di chateau. Bagaimana bisa?
Membingungkan, tak ada yang jelas. Selintas terpikir olehnya bahwa ia
diracuni dan dipukul. Oleh siapa? Di mana Peter?
Ada suara-suara di luar pintu. Semakin keras. Kesal dan cemas. Marah?
Pria. Berusaha mengenali aksen. Occitan, pasti Roland. Suara yang tinggi
itu...Skotlan? Irlandia. Itu Peter.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen berusaha memanggil Peter, yang keluar hanya teriakan parau.


Tapi lumayan, cukup untuk menarik perhatian, mereka bergegas masuk
ke kamar.

Sepanjang hidupnya, belum pernah Peter merasa selega


seperti ketika ia mendengar suara dari kamar Maureen.
Didorongnya tubuh raksasa Roland ke samping dan ia mendahului
Sinclair untuk menjadi yang pertama yang masuk ke kamar Maureen.
Kedua lelaki itu bergegas di belakangnya.
Mata Maureen terbuka dan ia terlihat kebingungan. Tapi ia sadar.
Kepalanya dibalut perban, persis di bagian luka yang telah dijahit oleh
dokter, sehingga ia tampak seperti korban perang.
"Maureen, syukurlah. Kau bisa mendengarku?" Peter meremas
tangannya.
Maureen berusaha mengangguk. Ide buruk. Kepalanya berputar-putar
dan ia tidak bisa melihat selama satu menit penuh.
Sinclair maju dari belakang Peter, meninggalkan Roland yang membisu di
belakang. "Jangan memaksa untuk bergerak.
Dokter menyarankan agar sebisa mungkin kau tidak bergerak dulu."
Ia berjongkok di samping Peter agar lebih dekat dengan Maureen.
Wajahnya terlihat sedih dan prihatin.
Maureen mengedipkan mata untuk mengatakan bahwa ia mengerti. Ia
ingin bicara, tapi ternyata tidak bisa. Akhirnya ia berbisik, "Air?"
Sinclair mengambil mangkuk kristal dan sendok di meja, di samping
tempat tidur. Ia berusaha keras agar nada suaranya terdengar ceria.
"Jangan air dulu, perintah dokter. Tapi kau bisa menelan es batu. Jika
kau berhasil melewati ini, kita lulus."
Sinclair dan Peter berusaha merawat Maureen bersamasama.
Dengan lembut, Peter membantu mengangkat Mau-
reen sementara Sinclair menyuapi potongan es batu ke mulutnya.
Merasa tubuhnya telah memperoleh cairan, Maureen berusaha
berbicara lagi. "Apa...?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa yang terjadi?" Peter membantu meneruskan. Ia memandang


Sinclair kemudian ke Roland, sebelum memberi jawaban. "Kami akan
memberitahu saat kau sudah cukup beristirahat. Roland...dialah
pahlawanmu. Dan pahlawanku."
Mata Maureen beralih ke Roland, yang mengangguk hormat. Maureen
memang menyukai si Occitan bertubuh besar ini. Ia merasa berterima
kasih, apa pun yang telah lelaki itu lakukan untuk memboyongnya ke sini.
Tapi kepedulian utama Maureen bukanlah terhadap keadaan dirinya
sendiri. Jawaban yang ia butuhkan belum muncul. Sinclair menyuapi satu
sendok butiran es batu lagi dan Maureen berusaha bicara kembali.
"Peti...?"
Untuk pertama kalinya selama berhari-hari, Sinclair tersenyum. "Aman.
Sudah dibawa ke sini bersamamu. Sekarang terkunci rapat di ruang
kerjaku." "Apa...?"
"Apa isinya? Kami belum tahu. Kami tidak akan membukanya tanpamu,
Sayang. Rasanya tidak benar. Peti itu diserahkan kepadamu. Dan kau
harus hadir ketika peti itu dibuka."
Maureen memejamkan mata dengan lega. Obat penenang membuatnya
tertidur lagi. Kali ini dengan perasaan aman karena tahu, ia tidak gagal.

Ketika Maureen bangun dari tidurnya, Tarnrny sudah duduk di samping


ranjang, di salah satu kursi berkulit merah.
"Selamat pagi, Cantik," katanya sembari meletakkan buku yang sedang ia
baca. "Suster Tammy siap membantu. Apa yang bisa kuambilkan?
Margarita? Pina colada?"
Maureen ingin tersenyum, tapi belum bisa.
"Apakah kau ingin es batu? Ah, aku lihat jempol diangkat, isyarat
internasional. Oke, aku ambilkan."
Tammy mengambil mangkuk kristal lalu duduk di samping Maureen. Ia
menyuapi es batu ke mulut Maureen. "Enak? Masih segar, aku
membuatnya tadi pagi."
Kali ini Maureen bisa sedikit tersenyum. Tapi masih terasa sakit.
Setelah beberapa sendok, ia merasa bisa berbicara. Sudah lebih baik,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pikirnya. Kepalanya masih berdenyut-denyut, tapi kebingungannya sudah


berkurang, dan ingatannya mulai kembali.
"Apa yang terjadi?"
Tammy tak lagi bisa berkelakar. Ia kembali duduk di sebelah Maureen,
mimiknya sangat serius. "Kami berharap kau bisa menceritakan separuh
kejadian. Baru kemudian kami melengkapi yang separuh lagi. Tidak
sekarang, tentu saja. Saat kau sudah siap untuk bicara. Tapi polisi..."
"Polisi?" suara Maureen parau.
"Shh. Jangan tegang. Seharusnya tidak aku katakan. Tapi sekarang
sudah beres. Itulah yang perlu kau ketahui."
"Tidak." Suara Maureen sudah kembali, beserta kekuatannya. "Aku
perlu tahu apa yang terjadi."
"Oke." Tammy mengangguk. "Akan kupanggilkan yang lain."

Keempat-empatnya masuk ke kamar Maureen. Pertama Sinclair, diikuti


Peter, lalu Roland bersama-sama Tammy. Sinclair menghampiri tempat
tidur dan duduk di satu kursi yang terletak di samping ranjang.
"Maureen, tak bisa kukatakan betapa menyesalnya
aku.
Aku mengajakmu ke sini dan menempatkanmu dalam bahaya.
Tapi aku tak pernah bermimpi peristiwa ini akan menimpamu.
Aku yakin kami bisa melindungimu di chateau. Kami tidak menduga kau
akan berjalan-jalan sendirian di tengah malam seperti itu."
Tammy bergeser mendekati Maureen. "Ingat kata-kataku waktu itu?
Ada orang-orang yang ingin mengha-langimu menemukan harta karun?"
Maureen mengangguk, sekadar cukup untuk terlihat tetapi tidak
membuat kepalanya berputar. "Siapa mereka?" bisiknya.
Sinclair melangkah maju lagi. "Persekutuan Keadilan.
Sekelompok orang fanatik yang telah ada di Prancis ini sejak berabad-
abad lalu. Mereka mempunyai agenda yang kompleks.
Akan lebih baik jika kami menceritakannya nanti, setelah kondisimu
pulih."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen menunjukkan sikap keberatan. Ia ingin mendengar jawaban


sesungguhnya. Yang mengejutkan, Peterlah yang maju untuk membantu
Sinclair.
"Dia benar, Maureen. Kondisi kesehatanmu masih rawan. Jadi lebih baik
kita mendengar penjelasan detailnya nanti, saat kau lebih kuat."
"Kau diikuti orang," Sinclair melanjutkan. "Mereka telah
mengawasimu sejak kedatanganmu di Prancis." "Tapi bagaimana?"
Sinclair tampak pucat dan letih saat ia menyorongkan tubuhnya untuk
menjelaskan. Maureen melihat lingkaran biru tanda kurang tidur di
bawah matanya saat lelaki itu mengusapkan tangan ke wajahnya.
"Di sinilah letak kegagalanku, Sayang. Ada orang yang menyusup. Aku
sama sekali tidak menduga, tapi salah seorang di antara kami adalah
musuh dalam selimut, seorang pengkhianat. Dan ini sudah berlangsung
bertahun-tahun."
Kepedihan, dan rasa malu, akibat kegagalan itu membuat Berenger
Sinclair terpukul. Tapi meskipun sama-sama merasa pedih, Roland, yang
berdiri di belakang Sinclair, terlihat setegar karang. Maureen
menujukan pertanyaannya pada lelaki itu.
"Siapa?"
Roland tampak sangat muak. "De ia Motte," katanya dalam logat aslinya,
bukan Prancis tapi Occitan. Sinclair meneruskan pernyataan Roland.
"Jean-Claude," katanya. "Tapi kau tidak perlu merasa dikhianati
kerabatmu sendiri. Ia bukan benar-benar keturunan Paschal. Itu hanya
dusta, begitu juga hal-hal lain tentang dia.
Bajingan sialan. Secara tidak langsung aku memercayainya, jika tidak
mana mungkin aku membiarkan dia berada di dekatmu.
Saat ia menjemputmu kemarin, ia menempatkan seorang matamata di
rumahku."
Maureen membayangkan Jean-Claude yang menawan.
Penampilannya begitu berbeda, begitu ramah.
Mungkinkah lelaki itu memiliki rencana untuk mencelakakannya? Sulit
dipahami. Ada satu hal lain yang tidak masuk akal. Maureen berusaha

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

melontarkan pertanyaan dengan lengkap. "Bagaimana mereka bisa tahu?


Waktunya..."
Roland, Sinclair, dan Tammy berpandangan satu sama lain, perasaan
bersalah tersirat di wajah mereka. Tammy mengangkat tangan sebagai
isyarat bahwa ia mengajukan diri untuk menjawab. "Akan kujelaskan."
Ia membungkuk di samping ranjang Maureen, lalu menengadah ke Peter
untuk mengikutsertakannya dalam penjelasan.
"Ini adalah bagian dari nubuat. Masih ingat jam matahari aneh di
Rennes-le-Chateau? Jam itu menunjuk ke susunan astrologis seperti
yang disebut dalam nubuat, peristiwa yang hanya terjadi kira-kira
setiap dua puluh dua tahun, selama sekitar dua setengah hari."
Sinclair melanjutkan. "Setiap dua puluh tahun lebih, saat kesesuaian itu
terjadi, penduduk setempat terus mengawasi wilayah untuk melihat
apakah ada isyarat kejadian yang tidak lazim. Itulah tujuan awal
dibangunnya menara baik milik Sanuiere maupun milikku sendiri. Dan di
situlah aku semalam.
Bahkan mestinya kau sampai tak lama setelah aku keluar. Aku terus
mengawasi dari menara Folly selama beberapa jam sebelum berangkat
ke RLC dan mengawasi dari sana. Itu tradisi keluargaku.
"Dari Tur Magdala, aku melihat cahaya terang yang semakin jelas di
cakrawala, persisnya di daerah Arques. Aku tahu, aku harus segera
kembali ke tanahku sendiri. Aku menghubungi Roland dengan telepon
genggam, tapi ia sudah keluar mencarimu.
Kautahu, daerah di sekitar kuburan dimonitor dengan peralatan
keamanan yang canggih. Dan ada sensor gerakan yang memicu alarm di
jam tangan Roland. Tentu saja, dialah yang mengawasi paling seksama,
karena kesesuaian astrologis dan karena Tammy telah memberi
peringatan bahwa kemungkinan musuh kami telah bergerak lebih jauh
ketimbang yang kami sangka. Roland langsung pergi begitu mendengar
alarm dari wilayah sekitar kuburan. Ia sampai tak lama setelah kau
diserang. Aku mengikuti dengan mobil, tidak jauh di belakangnya. Bisa
aku katakan, penyerangmu itu...tidak merasa sebaik engkau sekarang.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dan setelah ia keluar dari rumah sakit, ia harus mengurusi


tulangtulangnya yang patah di dalam penjara."
Semuanya mulai jelas bagi Maureen, setelah ia ingat bahwa menara itu
tidak terkunci dan pintunya terbuka. Karena Sinclair baru saja ke sana.
"Jean-Claude tahu benar tentang waktu kemunculan peristiwa itu.
Karena hingga kemarin, ia termasuk kalangan dalam yang sangat kami
percaya," lanjut Sinclair. "Saat kami mengetahui keberadaanmu dan
karyamu dalam dua tahun waktu kesesuaian astrologis, kami nyaris yakin
bahwa waktunya telah tiba, seandainya kami bisa membawamu ke sini
selama masa konfigurasi."
Peter mengajukan pertanyaan yang membuat kepala Maureen serasa
dipukul lagi. Lelaki itu menatap Tammy dengan pandangan menuduh.
"Tunggu dulu. Sudah berapa lama kau mengetahui semua ini?"
Sekarang giliran Tammy yang terlihat muram. Matanya memerah
lantaran stres, kurang tidur, sekaligus karena air mata yang tertahan.
"Maureen," suaranya serak, tapi ia terus berbicara. "Aku mohon maaf.
Aku tidak jujur padamu. Ketika pertama kali berjumpa denganmu di L.A.,
dua tahun lalu, aku memerhatikanmu dan cincin yang kaukenakan. Dan
aku mendengarkan cerita yang kau ungkapkan dengan begitu lugu...yah,
aku memang tidak melakukan tindakan apa-apa saat itu. Tapi aku
berusaha terus menjalin hubungan denganmu dan mengawasi
kemajuanmu. Begitu bukumu terbit, aku mengirimkan satu ke Berry.
Sudah bertahun-tahun kami berteman dekat, dan aku tahu apa yang ia
cari. Yang kami semua cari."
Peter tidak senang mendengar pengakuan ini padahal ia mulai menyukai
Tammy. Sekarang, setelah tahu bahwa Tammy memanfaatkan Maureen,
perasaannya berubah. "Kau telah membohonginya selama ini."
Tammy membiarkan air matanya berjatuhan. "Dia benar.
Aku menyesal. Lebih dari yang bisa aku katakan."
Roland merengkuh Tammy agar ia merasa aman, tapi Sinclairlah yang
berbicara untuk membelanya.
"Jangan terlalu keras menghakiminya. Kalian barang kali tidak suka
dengan perbuatan Tammy. Tapi ia punya alasan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dan Tammy telah berkorban jauh lebih banyak dibandingkan yang kalian
ketahui. Dia tidak mementingkan diri sendiri, dan dia seorang pejuang
sejati yang membela JalanNya."
Maureen berusaha menyatukan semuanya kebohongan, penipuan yang
disengaja, tahun-tahun penuh dengan nubuat dan mimpi aneh. Semuanya
terlalu berat dengan kondisinya sekarang. Kekesalannya barangkali
terlihat, karena Peter langsung menyela.
"Sudah cukup untuk sekarang. Begitu kaupulih, mereka akan
menjelaskan segala yang belum kauketahui."
Maureen diam sejenak. Tapi masih ada satu pertanyaan sangat penting
yang perlu dijawab. "Kapan kita membuka peti itu?"
Ia benar-benar heran karena mereka belum melakukannya.
Orang-orang ini telah menghabiskan banyak waktu untuk menemukan
harta karun ini. Menyangkut Sinclair, sudah beberapa generasi yang
menghabiskan jutaan dolar demi tujuan yang sama. Meskipun mereka
memandangnya sebagai Dia Yang Dinantikan, Maureen merasa tidak
pantas melihat peti itu sebelum mereka. Tapi Sinclair berkeras tak
seorang pun bahkan boleh menyentuh peti sebelum Maureen siap. Dan
secara pribadi, Roland selalu menjaga peti itu sepanjang malam. Ia tidur
di antara pintu dan peti.
"Sampai kau siap turun ke lantai bawah," jawab Sinclair.
Roland merasa gelisah. Suatu pemandangan menarik jika menyangkut
orang sebesar dia. Tammy menangkap kegelisahaannya, ia bertanya
dengan perasaan prihatin, "Ada apa, Roland?"
Raksasa Occitan itu berjalan mendekati Maureen. "Peti itu.
Pusaka yang suci, Mademoiselle. Aku pikir...aku percaya jika kau
menyentuhnya, peti itu akan menyembuhkan lukamu?"
Maureen sangat tersentuh dengan keyakinan lelaki itu. Ia mengulurkan
tangan dan meraih tangan Roland. "Barangkali kau benar. Coba lihat,
apakah aku bisa berdiri..."
Peter merasa cemas. "Apakah kau yakin sudah siap mencoba secepat
ini? Koridornya cukup panjang, dan ada beberapa anak tangga."
Roland tersenyum pada Peter, kemudian pada Maureen.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Madernoiselle, kau tidak perlu berjalan."


Dan, setelah Maureen memberi isyarat bahwa ia siap, Roland
mengangkat tubuhnya dari ranjang tanpa susah payah lalu
menggendongnya dengan lembut keluar kamar.

Tanpa bicara, Bapa Peter Healy mengikuti raksasa yang menggendong


tubuh sepupunya yang seperti boneka kain. Belum pernah ia merasa
setidak berdaya ini, begitu tidak memiliki kekuatan sedikit pun dalam
suatu situasi. Peter merasa Maureen sekarang berada di suatu tempat
yang tidak bisa ia jangkau.
Peti itu ditemukan lewat semacam campur tangan Tuhan. Peter
melihatnya dalam diri Maureen, dan ia tahu yang lain pun melihat. Ada
suasana magis di rumah besar itu. Sesuatu yang monumental tengah
berlangsung, dan tidak seorang pun di antara mereka kuasa
mengubahnya.
Selain itu kondisi kesehatan Maureen. Dokter terkejut ketika pertama
melihat luka di belakang kepalanya. Ia berkomentar hanya keajaibanlah
yang membuatnya selamat. Peter merenungkan betapa gamblangnya
keadaan berubah. Barangkali Roland benar. Sebenarnya Peter
berpendapat sepupunya itu mesti dirawat di rumah sakit. Tapi Roland
bukan Sinclair menentang usulan itu. Lelaki besar itu begitu mantap
bahwa Maureen tidak boleh berjauhan dari peti. Hubungan Maureen
dengan benda
pusaka itu barangkali telah membuahkan semacam penyembuhan ilahiah,
karena keselamatannya saja adalah peristiwa fenomenal.
Saat mereka sudah di depan pintu ruang kerja Sinclair, Peter sadar
bahwa ia mencengkeram butiran rosari di sakunya begitu kuat hingga
tangannya tergores.

Peti itu tergeletak di lantai, di sebelah sofa yang mewah. Perlahan


Roland membaringkan Maureen di atas bantalan sofa yang dilapisi
beludru. Maureen berterima kasih dengan suara pelan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kemudian Tammy duduk di salah satu ujung sofa, dan Peter duduk di
ujung lain. Sinclair dan Roland tetap berdiri. Tak ada yang bergerak
atau berbicara untuk waktu yang lama. Kesunyian itu dipecahkan oleh
isak kecil Maureen.
Tak ada yang bergerak saat Maureen menyorongkan tubuhnya dengan
hati-hati. Kedua tangannya diletakkan pada penutup peti besar itu,
Maureen memejamkan mata. Air mata menetes dari pelupuk matanya,
mengalir ke pipi. Akhirnya ia membuka mata dan melihat wajah-wajah di
sekelilingnya.
"Pusaka itu ada di sini," bisiknya. "Aku bisa merasakannya."
"Apakah kau sudah siap?" tanya Sinclair lembut.
Maureen tersenyum padanya. Senyuman tenang dan penuh makna yang
mengubah wajahnya. Sejenak ia bukanlah Maureen Paschal. Ia
seseorang yang berbeda total. Seorang perempuan yang dipenuhi cahaya
dan kedamaian batin. Belakangan, saat Berenger Sinclair
mengenang momen ini, ia berkata bahwa yang dilihatnya adalah Maria
Magdalena sendiri yang sedang duduk di tempat Maureen.
Maureen menoleh ke Tammy sambil tersenyum penuh
kasih.
Ia menjangkau tangan Tammy dan meremasnya sesaat, kemudian ia
lepaskan. Dalam momen yang singkat itu, Tammy tahu bahwa ia telah
dimaafkan. Mereka datang ke tempat itu untuk suatu tujuan suci, suatu
kepentingan luhur. Semua yang berada di ruangan itu tahu. Pengetahuan
itulah yang mengubah mereka semua, sekaligus menyatukan mereka
untuk selamanya.
Tammy membenamkan wajah dalam kedua tangannya lalu menangis pelan.
Sinclair dan Roland berjongkok di samping peti dan memandang Maureen
untuk mendapat penegasan. Ketika ia mengangguk, kedua lelaki itu
mendongkrak penutup peti dengan jari, bersiap-siap karena menduga
peti itu akan sulit dibuka.
Namun ternyata engsel peti tidak berkarat seperti layaknya benda-
benda tua. Tanpa susah payah, peti itu terbuka.
Sedemikian mudahnya hingga Roland kehilangan keseimbangan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Namun tak seorang pun memerhatikan. Mereka terlalu khusyuk


memandang dua toples tanah liat berukuran besar yang terjaga baik,
berdiri di dalam peti.

Peter merasa gelisah di samping Maureen. Tapi dialah yang pertama kali
memecah keheningan. "Toples itu
keduanya nyaris sama persis dengan yang digunakan sebagai wadah
Naskah Laut Mati."
Roland berjongkok di samping peti dan mengusap-usap bagian atas salah
satu toples. "Sempurna," bisiknya.
Sinclair mengangguk. "Tentu saja. Dan lihatlah, tak ada debu atau erosi
dan tanda usang atau lapuk. Seolah toples ini tidak terpengaruh waktu."
Roland berkomentar, "Ada sesuatu yang melapisi tutup toples."
Maureen meraba bagian atas salah satu toples, ia tersentak seolah
terkena aliran listrik. "Mungkinkah lilin?"
"Tunggu sebentar," sela Peter. "Kita perlu berdiskusi sebentar. Kalau isi
kedua toples ini sesuai dengan yang kalian harap dan kalian yakini, kita
tidak berhak membukanya."
"Tidak? Lalu siapa?" nada suara Sinclair tajam. "Gereja?
Toples ini tak akan pergi ke mana pun hingga kita semua bisa
memverifikasi isinya. Lagi pula, ruangan Vatikan adalah tempat terakhir
yang kupilih untuk menyimpan toples-toples ini. Di sana, kedua benda
suci ini akan disembunyikan dari dunia selama dua ribu tahun."
"Bukan itu maksudku," kata Peter, lebih tenang dibandingkan yang
sebenarnya ia rasakan. "Maksudku, jika ada dokumen dalam toples yang
telah ditutup selama dua ribu tahun ini, paparan mendadak ke udara bisa
membuatnya rusak, bahkan hancur. Aku hanya mengusulkan untuk
mencari pihak netral barangkali lewat pemerintah Prancis untuk
membuka toples.
Jika kita membuatnya rusak, tak akan ada yang bisa kita tunjukkan,
padahal kalian telah melakukan pencarian ini seumur hidup. Dan itu
termasuk tindakan kriminal,
secara harfiah dan spiritual."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair menghadapi dilema. Pikiran membuat isi toples itu rusak terlalu
menakutkan untuk dibayangkan. Tapi godaan impian seumur hidup yang
kini hanya tinggal beberapa sentimeter saja dari jarinya sulit ditepis,
selain prasangka batinnya bahwa ada pihak luar yang terlibat dalam
urusan garis darah ini. Sejenak ia tak mampu berkata-kata, sementara
Roland berlutut di hadapan Maureen.
"Madernoiselle," ujarnya, "keputusan berada di tanganmu.
Aku percaya, dialah yang membawamu kepada kami dan lewat kaulah dia
akan memberitahukan wasiatnya kepada kami."
Maureen hendak menjawab Roland, tapi ucapannya terhenti karena
gelombang rasa pusing menerpa dirinya.
Berbarengan, Peter dan Tammy menjulurkan tangan untuk menopang
tubuh Maureen. Semuanya menjadi gelap bagi gadis itu, tapi cuma
sejenak. Kemudian segalanya menjadi jernih seperti kristal. Saat kata-
kata itu meluncur, bunyinya seperti sebuah titah. "Buka toples itu,
Roland."
Perintah itu keluar dari mulut Maureen, tapi suara yang berbicara
bukanlah dia.

Dengan hati-hati Sinclair dan Roland mengangkat kedua toples itu dari
peti dan meletakkannya di atas meja mahogani besar.
Roland menunda instruksi itu dengan satu pertanyaan.
"Yang mana yang lebih dulu."
Ditopang Peter dan Tammy di kanan dan kirinya, Maureen menunjuk
salah satu toples. Ia tidak bisa mengatakan mengapa ia memilih toples
itu. Ia tahu begitu saja bahwa pilihan itulah yang tepat. Roland menuruti
perintah Maureen. Ia menelusuri jarinya ke bibir toples. Sinclair
mengambil alat antik untuk membuka surat dari meja kerjanya dan
menoreh lapisan lilin.
Tammy berdiri diam, terpesona, matanya tak pernah lepas dari Roland.
Peter tampak takut. Di antara mereka, dialah satu-satunya orang yang
tahu bagaimana mengurusi dokumen kuno dan datadata masa lampau

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

yang tak ternilai. Potensi kerusakan fatal sangat besar. Bahkan


membuat toples rusak saja bisa menjadi kesalahan yang tak terampuni.
Seolah hendak menguatkan pikirannya, bunyi geri-nyitan menambah
ketegangan dalam ruangan. Pisau pembuka surat itu telah melepas
penutup toples pertama, sedikit menggores bibir toples. Peter
mengernyit ketakutan dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Tapi
ia tidak bisa bersembunyi lama, helaan napas Maureen memaksanya
untuk melihat.
"Tanganku terlalu besar, Madernoiselle," kata Roland pada Maureen.
Maureen maju selangkah dengan kaki yang lemah, tangannya terulur
untuk meraih toples yang sedikit rusak.
Yang ia keluarkan dengan perlahan dan sangat hatihati menyerupai dua
buku yang ditulis pada kertas yang tampaknya kuno dan terbuat dari
linen. Tinta tulisan yang berwarna hitam tampak jelas, kontras dengan
halaman halaman yang menguning. Huruf-hurufnya kecil, tegas, dan
terbaca jelas.
Peter menyorongkan tubuhnya ke Maureen, tak mampu menahan
ketegangan yang menjadi-jadi memikirkan pusaka yang kini berada di
atas meja di depan mereka. Ia memandang wajah-wajah yang terpesona
di sekelilingnya, tapi kesimpulannya ia tujukan langsung hanya kepada
Maureen.
Suaranya parau ketika mengatakan, "Tulisannya... bahasa Yunani."
Maureen merasa tenggorokannya tercekat. Dengan lemas ia bertanya,
"Bisakah kau membacakan sedikit?"
Tapi sebelum mendengar jawaban, Maureen sudah
tahu.
Wajah Peter menjadi pucat pasi. Semua yang hadir di ruangan itu yakin
pada saat itu juga bahwa dunia seperti yang dikenal Bapa Peter Healy
tidak akan sama.
"Aku Maria, dijuluki Magdalena," perlahan ia menerjemahkan. "Dan..."
Peter berhenti. Bukan untuk memberi kesan dramatis, tapi karena ia
sungguh tidak yakin apakah ia sanggup melanjutkan. Begitu memandang
wajah Maureen ia tahu, tak ada pilihan selain terus menerjemahkan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Akulah istri sah Yesus, dijuluki sang mesias, yang adalah putra agung
dari keluarga Daud."

Enam Belas

Chateau des Pommes Bteues 28 Juni 2005

Peter menerjemahkan naskah itu semalaman. Maureen menolak


meninggalkan ruangan, hanya beristirahat sewaktu-waktu di sofa
beludru. Roland telah membawakan bantal ekstra dan selembar seprai.
Maureen tersenyum untuk menenangkan lelaki yang sibuk mengurusinya
lantaran merasa khawatir itu.
Anehnya, Maureen merasa baik-baik saja. Kepalanya sudah tidak terlalu
sakit, dan ia merasa luar biasa kuat.
Maureen duduk di sofa karena tidak ingin mengganggu Peter. Sinclair
sudah cukup mewakili mereka semua untuk hal ini. Tapi tampaknya Peter
sama sekali tidak peduli. Maureen berpikir barangkali ia bahkan tidak
menyadari kehadiran orang-orang di sekitarnya. Ia begitu larut,
sepenuhnya hanyut dalam tugas sucinya sebagai penulis.
Tammy datang sewaktu-waktu untuk melihat perkembangan. Ia
berpamitan saat malam telah larut, ber barengan dengan Roland.
Maureen mengawasi keduanya seharian itu dan menyimpulkan bahwa
kebersamaan mereka bukanlah kebetulan. Pikirannya melayang ke
malam saat pesta berlangsung, ketika ia mendengar suara Tammy di
koridor luar kamarnya, ditemani seorang lelaki yang berbicara dengan
aksen tertentu. Tammy dan Roland. Pasti ada sesuatu di antara mereka
berdua, tapi sepertinya masih baru. Maureen menduga mereka belum
terlalu lama berhubungan. Jika situasi sudah tenang, ia akan meminta
Tammy bercerita. Ia ingin mengetahui segala fakta tentang hubungan-
hubungan yang terjalin di Chateau des Pommes Bleues.
Perhatiannya segera kembali ke naskah saat mendengar teriakan keras
Sinclair, "Ya, Tuhan! Coba kalian lihat ini!"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia sedang berdiri dengan gugup di sebelah Peter, mengawasi. Peter


membuat tulisan asal-asalan di atas kertas berwarna kuning, yakni
terjemahan kasar dari bahasa Yunani.
Tulisan itu tidak bisa langsung dipahami. Peter masih harus menyalin
seluruh isi naskah, baru kemudian kembali ke tulisan itu dan
memanfaatkan keahlian bahasanya untuk memoles kalimat-kalimat itu ke
dalam format yang sesuai dengan perspektif abad 21.
"Ada apa?" tanya Maureen.
Peter menengadah dan mengusap wajahnya. "Kau harus melihat. Ke
marilah, jika kau bisa. Aku tidak berani memindahkan naskah ini."
Perlahan Maureen berdiri dari sofa, masih sadar akan luka di kepalanya
meski proses kesembuhannya benar-benar ajaib.
Ia berjalan mendekati meja lalu mengambil tempat di sebelah kanan
Peter yang tengah duduk menghadapi berbagai catatan yang
berserakan. Sinclair menunjuk ke naskah asli saat Peter menjelaskan.
"Ini muncul di bagian akhir tiap segmen utama, kita sebut saja bab.
Tampaknya seperti stempel lilin."
Maureen mengikuti arah jari Sinclair yang menunjuk suatu simbol. Pola
yang sama dengan cincinnya itu kini tidak asing lagi baginya, sembilan
lingkaran mengelilingi lingkaran pusat kesepuluh tertera di bagian bawah
halaman.
"Stempel pribadi Maria Magdalena," ujar Sinclair takjub.
Maureen mengangkat cincinnya ke gambar itu. Keduanya sama persis.
Bahkan boleh jadi gambar itu dibuat dengan cincin yang sama.

Ketika matahari terbit di Chateau des Pommes Bleues, sebagian besar


kitab pertama, kisah kehidupan Maria Magdalena dari sumber
langsungnya, telah diterjemahkan. Peter bekerja seperti seseorang
yang hidup dalam injil Magdalena ini, menyatu dalam tiap halamannya.
Sinclair telah membawakan teh untuknya, tapi ia tak mau berhenti
kecuali rehat singkat untuk menghirup minuman itu beberapa tegukan
saja. Wajahnya terlihat sangat pucat, Maureen merasa khawatir.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau harus beristirahat, Pete. Kau harus tidur setidaknya satu-dua


jam."
"Tidak," kata Peter serius. "Aku tidak bisa. Aku tidak bisa berhenti
sekarang. Kau tidak paham karena belum melihat apa yang kulihat. Aku
harus terus menerjemahkan. Aku harus tahu apa lagi yang akan ia
katakan."
Mereka semua memutuskan untuk menunggu sampai Peter merasa puas
dengan terjemahannya sebelum ia
membacakan kepada mereka. Semuanya menghormati kemampuan Peter
dan sadar bahwa tanggung jawab besar berada di pundaknya. Tapi tetap
saja, menunggu bukanlah persoalan enteng. Pada saat itu, hanya Peter
yang tahu isi naskah.
"Aku tidak bisa meninggalkan naskah-naskah ini," lanjut Peter, matanya
memancarkan gairah yang belum pernah dilihat Maureen.
"Lima menit saja. Keluarlah bersamaku selama lima menit. Kita berjalan-
jalan di udara pagi. Ini baik untukmu. Lalu kau bisa masuk kembali dan
kami akan membawakan sarapanmu ke sini."
"Tidak, jangan membawakan makanan. Aku harus berpuasa sampai
penerjemahan ini selesai. Aku tidak bisa berhenti sekarang."
Sinclair merasa bisa memahami perasaan Peter, tapi ia juga melihat
fisik lelaki itu semakin lemah. Sinclair mencoba taktik lain. "Bapa Healy,
kau sedang mengerjakan tugas yang mulia.
Tapi keakuratan pekerjaanmu bisa rusak jika kau terlalu lelah.
Aku akan memanggil Roland untuk menjaga naskah naskah ini sementara
kau beristirahat."
Sinclair menekan bel untuk memanggil Roland. Peter memandang wajah
Maureen yang cemas.
"Baiklah," ia mengalah. "Lima menit, untuk menghirup udara segar."

Sinclair membuka gerbang menuju Taman Trinitas lalu Maureen masuk


bersama Peter. Seekor merpati terbang di
atas barisan tanaman mawar sementara pancuran Maria Magdalena
bergelegak di tengah cahaya pagi.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter yang lebih dulu bicara, suaranya lembut dan penuh kekaguman.
"Apa yang terjadi, Maureen? Bagaimana kita bisa sampai di sini, menjadi
bagian semua ini? Rasanya seperti mimpi, seperti...sebuah keajaiban.
Apakah semua ini terasa nyata bagimu?"
Maureen mengangguk. "Ya, aku tak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi
aku merasakan semacam ketenangan.
Seolah peristiwa ini terjadi sesuai dengan rencana. Dan kau sama
terlibatnya seperti aku, Pete. Bahwa kau datang ke sini bersamaku
bukanlah kebetulan, atau bahwa kau mengajar bahasa kuno dan bisa
menerjemahkan bahasa Yunani. Semua ini...telah diatur."
"Aku memang merasa menjadi bagian dalam suatu rencana mahabesar.
Tapi aku tidak tahu bagian mana, atau mengapa aku."
Maureen berhenti untuk mencium sekuntum mawar merah cantik yang
telah mekar sempurna. Lalu ia menoleh kembali ke Peter. "Berapa lama
semua ini berlangsung? Apakah rencana itu sudah dibuat sebelum kita
lahir? Dulu sekali? Apakah kakekmu ditakdirkan bekerja di
perpustakaan Nag Hammadi agar kau siap untuk peristiwa ini? Ataukah
kejadian ini telah direncanakan dua ribu tahun lalu ketika Maria
menyembunyikan injilnya?"
Peter diam sejenak sebelum menjawab. "Kautahu, sebelum semalam aku
akan memberikan jawaban yang jauh berbeda dengan jawabanku
sekarang."
"Mengapa?"
"Karena dia, dan kata-katanya dalam naskah itu. Ia mengatakan persis
seperti yang baru saja kau ucapkan ini
mengagumkan. Ia mengatakan bahwa sebagian hal telah tertulis dalam
rencana Tuhan, bahwa sebagian orang di takdirkan memainkan suatu
peran. Maureen, ini menakjubkan. Aku membaca kisah Yesus dan rasul
rasulnya dari sumber langsung yang mengungkapkan semua itu dalam
bahasa yang dipahami manusia. Tak ada yang serupa dengan..." ia ragu-
ragu sejenak untuk menggunakan kata itu-"...injil ini dalam literatur
mana pun yang dimiliki Gereja. Aku merasa tidak layak."
"Kau layak," Maureen meyakinkan Peter sungguh-sungguh.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau dipilih untuk melakukan tugas ini. Lihatlah betapa besar campur
tangan Tuhan untuk membawa kita bersama-sama, ke tempat ini dan
pada waktu sekarang ini, untuk menceritakan kisah ini."
"Tapi kisah apa yang kita ceritakan?" Peter tampak tersiksa, dan untuk
pertama kalinya Maureen menyaksikan lelaki ini bergumul dengan
semacam iblis batin yang sangat kuat. "Kisah apa yang aku ceritakan?
Jika Injil-injil ini otentik..."
Maureen menghentikan langkahnya dan memandang Peter dengan
tatapan tak percaya. "Bagaimana kau bisa sangsi?
Setelah segala kejadian yang membuat kita sampai ke sini, ke tempat
ini?" Maureen menyentuh belakang kepalanya yang beberapa waktu lalu
terluka parah dan sekarang dalam proses penyembuhan.
"Bagiku, ini persoalan keimanan, Maureen. Naskah itu terjaga dengan
sempurna, tak ada kerusakan, tak ada kata yang hilang. Toples-toples
itu bahkan tidak kotor sama sekali.
Bagaimana bisa? Hanya ada dua kemungkinan:
pemalsuan era modern atau kehendak ilahi."
"Menurutmu yang mana?"
"Aku menghabiskan waktu dua puluh jam penuh untuk menerjemahkan
dokumen yang paling menakjubkan. Dan kebanyakan yang kubaca pada
dasarnya adalah...bidah, tapi juga memberikan suatu visi Yesus yang
indah dengan cara yang luar biasa dan manusiawi. Tapi pendapatku tidak
penting.
Naskah-naskah itu masih harus ditentukan keasliannya lewat proses
seksama agar dunia luas menerimanya."
Peter terdiam, memanfaatkan waktu untuk berda-mai dengan segala
yang berkecamuk dalam kepalanya. "Jika terbukti otentik, naskah-
naskah itu akan menantang sistem keyakinan sebagian besar umat
manusia selama dua ribu tahun terakhir.
Juga menantang segala ajaran yang pernah aku terima, segala yang
pernah aku yakini."
Maureen cukup lama memandang lelaki itu, sepupu sekaligus sahabat
terdekatnya. Ia mengenal Peter sebagai batu, sebagai pilar kekuatan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dan integritas yang mutlak. Peter juga seorang lelaki dengan keimanan
dan kesetiaan kokoh terhadap Gereja.
Maureen bertanya singkat, "Apa yang akan kau lakukan?" "Aku belum
sempat berpikir sejauh itu. Aku harus melihat dulu isi naskah selebihnya
untuk mengetahui seberapa besar kontradiksinya, atau mudah mudahan
peneguhan, dengan kisahkisah injil sebagaimana yang kita ketahui. Aku
belum sampai ke deskripsi Maria tentang peristiwa penyaliban atau
kebangkitan."
Maureen tiba-tiba saja paham mengapa Peter begitu enggan
meninggalkan naskah sebelum ia selesai menerjemahkan.
Pengakuan keotentikan penuturan Maria Magdalena tentang peristiwa-
peristiwa sesudah penyaliban boleh jadi sangat berdampak terhadap
sistem keyakinan yang dianut sepertiga populasi bumi. Ajaran Kristen
menjadikan pemahaman bahwa Yesus bangkit dari kematian di hari
ketiga sebagai landasan.
Dan karena Maria Magdalena adalah saksi utama kebangkitannya,
menurut uraian Injil, maka penuturan peristiwa-peristiwa itu dari
versinya sendiri bersifat vital.
Semasa melakukan riset, Maureen menjadi tahu bahwa para teoretikus
yang telah membuat tulisan tentang Maria Magdalena sebagai istri
Yesus secara berlebihan juga membuat pernyataan bahwa Yesus
bukanlah putra Tuhan dan tidak bangkit dari kematian. Ada berbagai
hipotesis tentang kehidupan Yesus setelah penyaliban. Teori yang cukup
umum menyatakan bahwa tubuh fisiknya dipindahkan oleh para
pengikutnya. Tapi tak ada yang berteori bahwa Yesus menikah dan
menjadi Putra Tuhan.
Dengan alasan tertentu, kedua kondisi itu selalu dianggap saling
eksklusif, tidak bisa berlaku dua-duanya. Barangkali itulah alasannya
mengapa keberadaan Maria sebagai rasul pertama selama ini dianggap
sangat mengancam Gereja.
Tidak diragukan, semua gagasan ini berkecamuk dalam benak Peter
dalam beberapa jam terakhir yang menegangkan ini. Akhirnya ia
menjawab pertanyaan Maureen.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tergantung keputusan resmi yang dikeluarkan Gere-


ja."
"Dan bagaimana jika mereka menyangkal isi naskah? Lalu apa? Apakah
kau memilih lembaga Gereja, atau kau
memilih sesuatu yang kau ketahui dalam hatimu sebagai kebenaran?"
"Kuharap kedua kondisi itu tidak saling eksklusif," kata Peter dengan
senyum getir. "Barangkali aku terlalu optimis. Tapi jika itu terjadi, yah,
maka waktunya akan tiba."
"Waktu untuk apa?"
"Eligere magistrum. Untuk memilih sang pemimpin."

Mereka telah selesai berjalan-jalan dan kembali ke chateau.


Maureen meyakinkan Peter untuk, paling tidak, mandi untuk
menyegarkan diri sebelum kembali ke tugasnya. Maureen kembali ke
kamarnya untuk mencuci muka dan menyatukan pikiran-pikirannya.
Kelelahan menyerang, tapi ia tidak boleh menyerah, tidak sekarang.
Tidak sampai ia tahu isi naskah itu selengkapnya.
Saat Maureen mengeringkan wajah dengan handuk merah yang mewah,
terdengar ketukan di pintu.
Tammy menerobos masuk. "Selamat pagi. Apakah aku ketinggalan
informasi?"
"Tidak. Peter akan membacakan kitab pertama pada kita begitu ia rasa
terjemahannya telah siap. Ia mengatakan isinya menakjubkan, tapi cuma
itu yang aku ketahui."
"Di mana dia sekarang?"
"Di kamarnya sedang beristirahat sejenak. Ia tidak mau meninggalkan
naskah-naskah itu, tapi kami mendesaknya. Ia merasa resah meski tidak
mengakuinya terang-terangan.
Tanggung jawab di pundaknya sangat besar. Barangkali bahkan
kewajiban yang luar biasa besar."
Tarnrny duduk di ujung ranjang Maureen. "Kautahu apa yang membuatku
heran? Mengapa gagasan ini membuat orangorang begitu terusik,
gagasan bahwa Yesus menikah dan memiliki beberapa orang anak?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Mengapa kondisi itu menihilkan dia atau pesannya? Mengapa umat


Kristen merasa terancam dengan hal ini?"
Tammy terus berbicara dengan bergairah. Jelaslah persoalan ini telah
menjadi bahan pemikirannya.
"Bagaimana dengan ayat terkenal dari Injil Markus, ayat yang dibaca
dalam upacara pernikahan? 'Pada awalnya Tuhan menjadikan mereka
lelaki dan perempuan dan karena ini seorang lelaki akan meninggalkan ibu
dan ayahnya dan berpasangan dengan istrinya. Dan keduanya akan
menjadi satu tubuh, sehingga mereka tidak lagi dua melainkan satu.'"
Maureen mengawasi Tammy dengan heran. "Aku tidak menyangka akan
mendengar kutipan Injil darimu dengan begitu akurat."
Tammy mengedipkan mata. "Markus, bab sepuluh, a-yat enam sampai
delapan. Selama ini orang menyerang kita dengan Injil untuk menguji
dan menyingkirkan peran penting Maria.
Jadi aku mengabdikan diri untuk mencari ayat-ayat yang mendukung
keyakinan kita. Dan itulah khotbah Yesus yang tercatat dalam Injil.
Carilah seorang istri dan hiduplah bersamanya. Jadi mengapa ia
berkhotbah tentang sesuatu yang kemudian menjadi keliru jika ia
sendiri yang melakukannya?"
Maureen mendengarkan dan memikirkan pertanyaan Tammy dengan
seksama. "Pertanyaan bagus. Bagiku,
gagasan bahwa Yesus menikah membuatnya tampak lebih dekat."
Tammy belum selesai. "Dan Tuhan disebut sebagai bapak, lalu mengapa
Kristus, sebagai putra Tuhan, tidak boleh menirukan citra ini, sebagai
bapak dari anak-anak? Bagaimana hal itu memengaruhi keilahiannya?
Aku tidak mengerti sama sekali."
Maureen menggelengkan kepala. Ia juga tidak memiliki jawaban untuk
pertanyaan sebesar itu.
"Aku rasa itulah pertanyaan utama yang harus dijawab Gereja, dan
individu sesuai dengan keimanannya."

Saat malam menjelang, Peter menyatakan telah selesai menerjemahkan


kitab pertama.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sinclair bangkit dari tempat duduknya. "Apakah kau siap


menerjemahkan pada kami, Bapa? Jika ya, aku akan memanggil Roland
dan Tamara. Mereka juga menjadi bagian seperti kita."
Peter mengangguk. "Ya, panggillah mereka." Lalu ia menatap lurus ke
Maureen, sorot matanya sulit ditafsirkan, perpaduan antara suram dan
terang. "Karena sekaranglah waktunya."
Tammy dan Roland bergegas masuk, bergabung dengan yang lainnya di
ruang kerja Sinclair. Setelah semuanya berkumpul mengelilingi Peter, ia
menjelaskan bahwa masih ada kekurangan yang membutuhkan waktu dan
beberapa pendapat pakar lain.
Tapi secara keseluruhan, ia telah menghasilkan penerjemahan yang padu
dan suatu pemahaman tentang siapa sesungguhnya Maria, dan apa
perannya dalam
kehidupan Yesus Kristus.
"Ia menamai naskah ini Kitab Masa Besar."
Bapa Healy mengangkat setumpuk kertas catatan berwarna kuning lalu
mulai membaca dengan suara lembut kepada para pendengarnya.
'"Aku Maria, dijuluki Magdalena, putri suku agung Benjamin dan anak
perempuan dari kota Nazaret. Akulah istri sah Yesus, Sang Mesias
JalanNya, yang adalah putra agung keluarga Daud dan keturunan kasta
saleh Harun.
Banyak tulisan tentang kami dan akan lebih banyak lagi di waktu
mendatang. Banyak yang menulis tentang kami tanpa pengetahuan akan
kebenaran dan tidak menyaksikan Masa Besar. Kata-kata yang
kutuangkan dalam halaman-halaman ini adalah kebenaran di hadapan
Tuhan. Inilah kisah hidupku, selama Masa Besar, Masa Kegelapan, dan
masa-masa sesudahnya.
Kutinggalkan kata-kata ini untuk anak-anak masa depan, agar ketika
waktunya tiba, mereka bisa menemukan ucapanku ini dan mengetahui
fakta tentang orang-orang yang memimpin JalanNya."
Kisah kehidupan Maria Magdalena tergelar di hadapan mereka dengan
rincian yang menakjubkan dan tidak dinyana.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tujuh Belas

Galilee(1) 26 M

Tanah terasa lunak dan dingin di antara jemari kaki Maria. Ia menunduk
melihat kakinya, sadar bahwa kaki yang telanjang itu benar-benar kotor.
Tapi ia tidak peduli sama sekali. Lagi pula, kondisi itu justru serasi
dengan keseluruhan penampilannya hari ini. Rambut panjangnya yang
cokelat kemerahan dan mengilap terurai lepas ke pinggang, tidak diikat
dan acakacakan.
Gaunnya longgar, tanpa ikat pinggang.
Sebelumnya, saat berusaha menyelinap keluar rumah, ia tertangkap
basah oleh Martha yang lalu menggerutu.
"Kaupikir, kau mau ke mana dengan penampilan seperti itu?"
Maria tertawa kecil, tidak kesal sama sekali lantaran tertangkap basah
saat berusaha melarikan diri.
"Aku hanya ingin ke kebun. Dan kebun itu dikelilingi tembok. Tak ada
yang akan melihatku."
Martha tampak sangsi. "Tidak pantas seorang wani-

1 wilayah Palestina utara yang dulu berada di bawah kekuasaan bangsa


Romawi.

ta dengan derajat dan status sepertimu berlarian di tanah kotor


seperti gadis pelayan yang tidak beralas kaki."
Gerutuan Martha lebih merupakan rutinitas alih-alih sesuatu yang baru.
Dia sudah terbiasa dengan watak adik iparnya yang berjiwa bebas.
Maria adalah makhluk Tuhan yang mengagumkan dan lain daripada yang
lain, dan Martha sangat mencintainya. Lagi pula, gadis itu tidak memiliki
banyak kesempatan untuk memanjakan diri. Kehidupannya dibayangi
tanggung jawab, dan kebanyakan waktu ia mengemban fakta itu dengan
anggun dan berani. Pada hari ketika Maria memiliki waktu luang, dan ini
sangat jarang, ia berjalan-jalan di kebun.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tidak adil rasanya mencabut kesenangan kecil itu darinya.


"Kakakmu akan kembali sebelum matahari terbenam," Martha
mengingatkan dengan memberi penekanan.
"Aku tahu. Jangan cemas, ia tidak akan melihatku. Dan aku akan kembali
tepat waktu untuk membantumu menyiapkan makanan."
Gadis muda itu mendaratkan ciuman ke pipi istri kakaknya lalu berlari
keluar untuk menikmati waktu kesendirian di kebun.
Martha mengawasi kepergiannya dengan senyuman sedih. Maria begitu
mungil dan rapuh, mudah sekali memperlakukan dia sebagai seorang
anak. Tapi ia bukan anak kecil lagi, Martha mengingatkan dirinya sendiri.
Sekarang dia adalah gadis muda yang sudah pantas menikah, seorang
wanita yang sangat sadar akan takdirnya yang agung dan sangat penting.
Tapi Maria tidak memikirkan takdirnya ketika ia memasuki kebun. Masih
banyak waktu untuk memikirkan hal itu besok.
Diangkatnya kepalanya begitu aroma Oktober bercampur embusan angin
dari Laut Galilee memenuhi hidungnya. Gunung Arbei menjulang di
sebelah barat laut, kuat dan memberi ketenangan di bawah matahari
siang. Ia selalu menganggapnya sebagai gunungnya sendiri, tumpukan
keras tanah merah yang subur dan berdiri bersebelahan dengan tanah
kelahirannya. Dan ia sangat rindu dengan tempat itu. Belakangan ini
keluarganya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah mereka yang
lain, di Bethany, karena lokasinya yang berdekatan dengan Yerusalem
sangat penting bagi pekerjaan kakaknya. Tapi Maria mencintai
keindahan alam liar Galilee dan sangat gembira ketika kakaknya
memberitahu bahwa mereka akan menghabiskan musim gugur di sini.
Inilah waktu yang paling ia sukai. Momen-momen saat ia sendirian,
dikelilingi bunga-bunga liar dan pepohonan zaitun. Kesendirian menjadi
sesuatu yang semakin langka.
Maria berusaha menikmati tiap detik dari kesempatan yang ia curi ini.
Di sini, ia bisa benar-benar menikmati keindahan Tuhan dengan tenang,
tak terikat aturan ketat menyangkut pakaian dan tradisi yang menjadi
bagian tak terpisah dari status kehidupannya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sang kakak pernah mendapati Maria di sini dan bertanya apa yang
dilakukannya selama "menghilang" dari rumah.
"Tidak ada! Benar-benar tidak ada!"
Sorot mata Lazarus yang tadinya tajam kini melembut. Ia marah karena
adiknya tidak muncul saat makan malam, kemarahan yang lahir dari
kekhawatiran. Perhatiannya terhadap sang adik lebih dari sekadar
terhadap saudara kandung. Ia sangat memerhatikan adik kecilnya yang
cantik dan cerdas, tapi ia juga pelindung
Maria. Kesehatan dan kenyamanan Maria menjadi prioritas utamanya.
Dengan cara apa pun, Maria harus dilindungi. Ini adalah tugas suci
baginya, baik terhadap keluarga, masyarakat, maupun Tuhannya.
Ketika ia muncul, sang adik tengah terbaring di rumput dengan mata
terpejam, tidak bergerak sedikit pun. Pemandangan ini membuatnya
sangat takut. Tapi Maria bergerak, seolah mencium kepanikannya.
Sembari menutupi matanya yang mengantuk dari sinar matahari, ia
memandang wajah kakaknya yang murka. Sang kakak memang marah
besar.
Kemarahan Lazarus reda begitu mendengar ucapan sang adik. Untuk
pertama kalinya, ia paham betapa adiknya sangat membutuhkan
kesempatan untuk bisa menyendiri, suatu kesempatan yang langka.
Sebagai anak perempuan satu-satunya dari garis keturunan Benjamin,
masa depannya telah ditentukan sejak ia masih bayi. Ia menyandang
takdir istimewa dari darah dan nubuat suci. Yakni pernikahan agung,
sesuatu yang telah diramalkan oleh para rasul besar Israel suatu
pernikahan yang diyakini banyak orang sebagai tak kurang dari
kehendak mutlak Tuhan.
Beban yang terlalu besar untuk bahu semungil itu, pikir Lazarus saat ia
mendengarkan penjelasan adiknya. Maria berbicara dengan sikap yang
biasanya tidak ia lakukan, terbuka dan disertai emosi. Ini membuat sang
kakak sadar, sekaligus merasa bersalah, bahwa Maria merasa takut
dengan peran yang telah ditentukan baginya dalam sejarah. Aneh
memang, tapi ia jarang mengizinkan dirinya menganggap sang adik

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sebagai manusia seutuhnya. Maria adalah makhluk yang sangat berharga,


harus dilindungi dan diayomi. Lazarus
memandang semua tugas ini dengan sangat hati-hati dan
melaksanakannya dengan bangga. Tapi ia juga mencintai sang adik meski
baru setelah bertemu istrinya, Martha, ia membolehkan dirinya untuk
benar-benar menyadari hal itu, atau merasakan emosi semacam itu.
Lazarus masih sangat belia ketika ayahnya meninggal.
Barangkali terlalu muda untuk mengemban tanggung jawab besar
keluarga, selain tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang tuan tanah.
Tapi pemuda ini sudah bersumpah menjelang ayahnya meninggal bahwa
ia tidak akan membuat keluarga Benjamin kecewa. Ia tidak akan
mengecewakan kaumnya dan Tuhan bangsa Israel.
Dengan tekad bulat, Lazarus mengemban berbagai tanggung jawab. Yang
teratas adalah menjaga adiknya, Maria.
Kehidupannya sarat dengan tugas dan tanggung jawab. Lazarus pula yang
mengatur pendidikan dan pengasuhan adiknya agar sesuai dengan
takdirnya yang mulia. Tapi ia tidak mengizinkan dirinya sendiri
merasakan apa pun. Emosi adalah kemewahan, dan tidak jarang
berbahaya.
Untungnya Tuhan mengirimkan Martha kepadanya. Ia sulung dari tiga
bersaudara dari Bethany yang lahir dari salah satu keluarga Israel yang
terhormat. Pada dasarnya pernikahan itu sudah diatur, meski Lazarus
diberi kesempatan untuk memilih satu di antara tiga gadis. Pada awalnya
ia memilih Martha karena alasan praktis. Sebagai putri sulung, ia
bijaksana dan bertanggung jawab, di samping memiliki pengalaman yang
lebih banyak dalam hal mengatur rumah tangga. Kedua adiknya kurang
bijaksana dan sedikit manja. Lazarus cemas kalau-kalau mereka
membawa pengaruh negatif terhadap adiknya. Ketiga gadis itu cantik,
tapi kecantikan Martha lebih menenangkan. Ia memberi efek
menenteramkan bagi Lazarus.
Pasangan praktis itu menjadi pasangan yang saling mencintai, Martha
telah membuka hati Lazarus. Ketika ibu Lazarus meninggal secara

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mendadak, meninggalkan Maria yang masih memerlukan pengasuhan,


Martha melangkah masuk dan mengambil peran itu tanpa kesulitan.
Maria sedang memikirkan Martha ketika ia berhenti untuk beristirahat
di bawah naungan pohon kesukaannya. Besok, imam besar Jonathan
Annas akan datang dan persiapan pernikahan dimulai. Tak akan ada lagi
kesempatan menyelinap tanpa kawalan untuk waktu yang sangat lama.
Jadi Maria memilih memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya. Memang,
seperti yang mereka semua ketahui, waktunya akan tiba. Waktu, saat ia
dipaksa meninggalkan rumah yang sangat ia cintai untuk pergi ke wilayah
selatan bersama suaminya kelak. Suami! Easa.
Memikirkan lelaki yang adalah tunangannya itu saja membuat hatinya
merasa hangat. Wanita mana pun pasti iri dengan kedudukannya sebagai
calon ratu bagi raja mereka. Tapi ada sesuatu yang lebih dari sekadar
kedudukan yang membuat Maria merasa senang. Yaitu lelaki itu sendiri.
Orang-orang memanggilnya Yeshua, putra sulung dan keturunan keluarga
Daud. Tapi Maria memanggilnya dengan nama masa kecilnya, Easa. Ini
membuat kakaknya dan Martha merasa malu.
"Tidak pantas memanggil calon raja kita dan pemimpin yang telah
terpilih dengan panggilan masa kecilnya, Maria," tegur Lazarus saat
terakhir kali Easa berkunjung.
"Pantas untuknya," jawab sebuah suara yang lembut dan dalam yang
segera menarik perhatian.
Lazarus langsung terdiam. Ia menoleh ke belakang dan melihat sang
Putra Singa sendiri, Yeshua, berdiri di sana.
"Maria telah mengenalku sejak aku masih kecil, dan dia selalu
memanggilku Easa. Aku tak akan mengubahnya dengan alasan apa pun."
Lazarus terlihat malu sampai Easa menyelamatkan suasana dengan
senyumnya. Ada kesan magis dalam ekspresi itu. Suatu kehangatan yang
mampu mengubah suasana dan mustahil ditahan. Sisa malam itu berjalan
luar biasa, dipenuhi orangorang yang paling dicintai Maria, berkumpul
mengelilingi Easa dan mendengarkan kearifannya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sembari berbaring di bawah naungan dua pohon zaitun yang besar,


Maria tertidur di bawah mentari siang. Bayangan akan calon suaminya
hadir menyertainya.

Saat Maria merasa ada bayangan menutupi wajahnya, ia menjadi panik


dan menduga ia telah terlalu lama tidur. Hari sudah gelap!
Lazarus pasti marah.
Tapi saat ia menggelengkan kepala untuk menghilangkan kantuk, ia sadar
hari masih siang. Matahari bersinar terang di atas Gunung Arbei. Maria
mendongak untuk melihat benda apa yang menimbulkan bayangan di
wajahnya. Ia terperangah, sesaat tak mampu bergerak sebelum berdiri,
dengan segala keceriaan seorang gadis belia yang tengah kasmaran,
melihat sosok di hadapannya.
"Easa!" pekiknya senang.
Lelaki itu merentangkan tangannya dan merengkuh
Maria dengan pelukan hangat sesaat sebelum ia sedikit mundur untuk
melihat wajah cantik gadis itu.
"Merpati kecilku," katanya, menggunakan julukan yang ia berikan kepada
Maria saat masih kecil. "Mungkinkah kau bertambah cantik setiap hari?"
"Easa! Aku tidak tahu kau akan datang. Tak ada yang memberitahu..."
"Mereka tidak tahu. Ini juga kejutan buat mereka. Tapi aku tidak bisa
membiarkan persiapan pernikahanku berjalan tanpa kehadiranku." Ia
menyunggingkan senyuman kepada Maria lagi. Maria memandangi sosok
itu sejenak, sepasang mata gelap diimbangi tulang pipi yang tegas.
Dialah lelaki paling tampan yang pernah Maria lihat, bahkan lelaki paling
tampan di dunia.
"Tapi kata kakakku tidak aman jika kau menjumpaiku di sini sekarang."
"Kakakmu lelaki hebat yang terlalu khawatir," kata Easa menenangkan.
"Tuhan akan memberi dan melindungi."
Saat Easa berbicara, Maria menunduk dan sadar betapa kacau
penampilannya. Rambutnya yang panjang hingga ke pinggang acak-acakan
dan penuh dengan helaian rumput dan daun kering, serasi dengan
kakinya yang telanjang dan berdebu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pada saat seperti ini, ia sangat jauh dari gambaran seorang calon ratu.
Maria memohon maaf atas penampilannya yang kurang pantas, tapi Easa
memotong dengan tawa cerianya.
"Jangan cemas, Merpatiku. Engkaulah alasanku ke sini, bukan pakaian,
bukan pula penampilanmu." Ia mengulurkan tangan dan mengambil daun
dari rambutnya dengan lagak menggoda.
Maria tersenyum padanya, merapikan pakaian, dan
membersihkan kotoran yang menempel. "Kakakku tidak boleh melihatku
dalam keadaan seperti ini," kata Maria dengan mimik cemas.
Lazarus sangat ketat dalam hal protokol dan kehormatan. Ia pasti
marah besar jika mengetahui adiknya sekarang berada di kebun, tak
didampingi, berpenampilan tak pantas di hadapan calon raja dari garis
Daud pula.
"Aku akan mengatasi Lazarus," kata Easa menenangkan.
"Tapi sekadar berjaga-jaga, bagaimana jika kaumasuk ke dalam dan
berpura-pura tidak bertemu denganku. Aku akan keluar lewat belakang
dan kembali malam ini setelah memberi informasi bahwa aku akan
datang. Dengan begitu, baik kakakmu maupun Martha tidak akan
terkejut."
"Baiklah, aku akan bertemu denganmu malam ini," jawab Maria,
mendadak merasa malu. Ia merasa canggung sejenak, lalu menuju
rumahnya.
"Pura-pura kaget, ya," teriak Easa, menyaksikan calon istrinya berlari
melewati kebun.

Siang itu, dan malam yang menyertainya, memberi kenangan yang tak
akan dilupakan Maria seumur hidup. Itulah kali terakhir ia tahu
bagaimana rasanya hidup bebas, belia, kasmaran, dan bahagia.
Jonathan Annas datang keesokan hari, tapi dengan agenda baru. Iklim
politik dan spiritual di Yerusalem menunjukkan situasi yang semakin
tidak stabil sehingga rencana diubah untuk mengantisipasi ancaman yang
kian hebat dari Roma. Para imam telah memilih seorang pemimpin baru
lewat dewan rahasia.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dewan ini menganggap Yeshua tidak pantas mengemban tugas sebagai


seorang yang dipilih. Para anggota dewan telah menghadap Annas untuk
melaporkan kesimpulan mereka.
Saat tamu akan datang, Martha menyuruh Maria keluar dari ruangan,
tapi ia menolak berada jauh-jauh sementara masa depannya tengah
didiskusikan oleh orang-orang yang paling berpengaruh. Easa tersenyum
padanya untuk menguatkan hati.
Tapi Maria menangkap sesuatu dalam sorot mata Easa yang membuatnya
takut. Ketidakpastian. Ia tidak pernah melihat Easa tampak tidak yakin
sebelumnya, tapi sekarang ia melihatnya dan itu membuatnya luar biasa
takut. Bertentangan dengan perintah Martha, Maria bersembunyi di
lorong ruangan dan menguping.
Terdengar suara-suara meninggi, sebagian berteriak, sebagian saling
mengemukakan pendapat. Sering kali sulit mendengar dengan jelas apa
yang mereka bicarakan. Suara yang tegas, keras, dan kasar itu milik
Jonathan Annas.
"Kau sendiri yang menimbulkan persoalan ini dengan berdamai dengan
kaum Zelot.(2) Orang-orang Romawi tak akan membiarkan kami
menunjukkan kedekatan sekecil apa pun denganmu lantaran adanya
pembunuh gelap dan pelaku revolusi di antara para pendukungmu. Itu
sama saja mengundang penjagal."
Suara yang tenang berirama setelah itu adalah suara
Easa.
"Aku menerima siapa pun yang memilih untuk mengikutiku dan
menginginkan kerajaan Tuhan. Kaum Zelot

2 Anggota aliran fanatik di Vudea pada abad pertama masehi yang


mengadakan perlawanan bersenjata menentang pendudukan Romawi,

mengakui bahwa aku keturunan Daud. Akulah pemimpin mereka yang sah.
Juga kalian."
"Kau tidak paham siapa yang kita hadapi," Annas menjawab dengan
bentakan. "Pontius Pilatus, gubernur baru, adalah seorang barbar. Ia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

akan menumpahkan darah sebanyak apa pun untuk membungkam


tuntutan kita yang paling dasar sekalipun. Ia mengibarkan bendera
pagan di jalan-jalan kita, mengecap uang logam kita dengan stempel yang
menghina Tuhan, dan semua ini ia lakukan untuk membuka mata kita
bahwa kita tidak berdaya melawan dia. Dia tidak akan ragu
menyingkirkan siapa pun di antara kita di sini jika ia rasa kita
mendukung pemberontak Rumah Tuhan yang menentang Romawi."
"Penguasa Romawi akan mendukung kita," kata Easa. "Barangkali ia
bersedia menengahi dengan gubernur baru."
Annas menukas. "Herod Antipas tidak mendukung apa pun selain nafsu
dan kesenangannya sendiri. Roma telah membanjirinya dengan emas. Ia
hanya menjadi Yahudi jika ada kasus yang mendukung ambisinya saja."
"Istrinya seorang Nasrani," kata Easa. Komentar ini disambut dengan
diam. Easa mengembangkan ajaran-ajaran liberal orang Nasrani. Ibunya
adalah pemimpin kaum ini. Orang-orang Nasrani tidak menerapkan
hukum yang diberlakukan Rumah Tuhan bangsa Yahudi secara ketat. Di
antara tradisi mereka yang berbeda adalah mereka menyertakan wanita
dalam ritual-ritual, bahkan mengakui wanita sebagai rasul. Mereka juga
membolehkan orang-orang yang bukan Yahudi untuk mendengarkan
ajaran mereka dan berpartisipasi dalam kebaktian.
Meski Annas menitikberatkan faksi Zelot sebagai alasan utama dewan
menarik dukungan mereka dari Easa, semua orang yang hadir tahu
bahwa itu hanyalah dalih. Ajaran-ajaran Easa terlalu revolusioner,
terlalu dipengaruhi kaum Nasrani.
Imam-imam Rumah Tuhan tak akan mampu mengendalikannya.
Dengan menghebatnya isu bahwa istri Herod seorang Nasrani, berarti
Easa telah mementahkan tantangan para imam Rumah Tuhan. Ia akan
melangkah ke peran ilahiahnya sebagai raja keturunan Daud dan sang
mesias tanpa mereka, dan melaksanakan semua itu seperti seorang
Nasrani. Pilihan itu sangat berisiko. Meski bisa menyingkirkan keimaman
Rumah Tuhan, pilihan itu juga bisa menjadi bumerang bagi Easa jika
masyarakat menarik dukungannya demi kepentingan para pemimpin
tradisional mereka.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi Annas belum berhenti dengan serangannya. Suaranya menggelegar


dalam ruangan yang dipenuhi ketegangan itu.
"Dia yang memiliki mempelai wanita adalah pengantin
pria."
Kebisuan mencekam ruangan itu lagi. Maria membeku di luar pintu.
Lidahnya kering dan mulutnya kelu. Kalimat itu berasal dari puisi yang
ditulis Raja Solomon, Song of Songs, untuk merayakan penyatuan agung
keluarga-keluarga Israel.
Puisi itu menunjuk dan jelas-jelas mengacu pada pertunangan Easa dan
Maria. Agar seorang raja bisa memimpin rakyat, tradisi
mengharuskannya memiliki seorang mempelai yang sama-sama berasal
dari garis keturunan yang agung. Sebagai keturunan Benjamin dari
Raja Saul, Maria adalah putri dengan derajat tertinggi di kalangan
Israel, berdasarkan garis darah. Dengan demikian ia bertunangan
dengan Yeshua, Putra Singa Yudea, sejak masih bayi. Suku Yudea dan
Benjamin telah menyatu sejak zaman dulu, dan pernikahan agung dua
garis keturunan ini tetap terjaga sejak putri Saul, Michal, menikah
dengan Daud.
Namun, untuk menjadi raja agung yang sesuai hukum, ia mesti memiliki
ratu yang agung pula. Annas melontarkan isu yang menohok pertunangan
itu.
Yang berbicara selanjutnya adalah kakak Maria. Lazarus seorang lelaki
yang senantiasa mampu mengendalikan emosi.
Hanya orang-orang yang sangat dekat dengannya yang bisa menangkap
nada tajam dalam suaranya ketika ia berbicara dengan imam besar itu.
"Jonathan Annas, adikku bertunangan dengan Yeshua berdasarkan
hukum. Para nabi telah menunjuknya sebagai sang mesias bagi kalangan
kita. Aku tidak melihat alasan untuk membatalkan pertunangan itu,
karena Tuhanlah yang telah memilihnya bagi kita."
"Berani-beraninya kau mengatakan padaku apa yang dipilih Tuhan?"
bentak Annas.
Di balik pintu, Maria meringis. Lazarus orang yang berbudi.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia akan merasa malu jika menghina imam besar. "Kami percaya Tuhan
telah memilih lelaki lain. Seorang pembela hukum yang luhur, seseorang
yang akan menegakkan segala ketentuan suci bagi kita tanpa
menimbulkan penghinaan politis terhadap Romawi."
Itulah dia, kebenaran telah disampaikan kepada semuanya.
Seorang pembela hukum yang luhur. Inilah cara Annas menunjukkan
pada Easa bahwa mereka tidak akan menolerir reformasi kaum Nasrani
meski garis darahnya tak bercela.
"Dan siapa dia?" tanya Easa tenang. "Yohanes."
"Sang pembaptis?" Lazarus tak percaya.
"Ia keluarga Singa," sebuah suara yang juga keras terdengar, Maria
tidak mengenal suara itu. Kemungkinan imam yang lebih muda, Caiaphas,
menantu Annas.
"Dia bukan dari keturunan Daud," suara Easa tetap tenang.
"Ya." Yang ini suara Annas. "Tapi ibunya berasal dari garis keturunan
imam-imam Harun dan ayahnya dari kaum Zadok.
Orang-orang menganggapnya pewaris rasul Elijah. Fakta ini cukup untuk
mengalihkan orang agar mengikutinya, jika ia menikah dengan mempelai
yang sesuai."
Mereka telah berkomplot. Annas datang untuk meng amankankan
pertunangan Maria dengan seorang calon mesias dari pilihan mereka. Ia
menjadi komoditas yang mereka butuhkan untuk mengesahkan suatu
kerajaan.
Suara berikutnya adalah teriakan marah. Maria belum pernah bertemu
Yakobus, adik Easa, tapi ia menduga lelaki itulah yang berteriak.
Suaranya mirip Easa, hanya saja tanpa ketenangan yang tetap terjaga.
"Kau tidak bisa mengambil dan memilih mesias seperti barang-barang di
pasar. Kita semua tahu, Yeshua adalah orang yang dikuduskan untuk
memimpin kalangan kita tanpa paksaan.
Betapa lancangnya kau mengambil pengganti karena
kau mencemaskan kedudukanmu sendiri."
Teriakan memuncak seiring lelaki-lelaki itu saling membentak agar
didengarkan. Maria berusaha mencerna suarasuara dan kata-kata itu,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tapi sekarang ia gemetar. Segalanya akan berubah. Ia bisa


merasakannya hingga ke sumsum tulang.
Perintah Annas melengking di antara suara-suara yang lain.
"Lazarus, sebagai pelindung gadis ini, hanya kau yang bisa mengambil
keputusan untuk memutus pertunangan ini dan mempersembahkan putri
Benjamin kepada calon yang kami pilih. Sekarang keputusan ada di
tanganmu. Tapi jika boleh aku ingatkan, ayahmu seorang Farisi sekaligus
abdi setia Rumah Tuhan. Aku mengenalnya dengan baik. Ia pasti
mengharapkanmu melakukan yang terbaik bagi umat."
Maria bisa merasakan beban berat yang diemban Lazarus dari sebelah
ruangan. Memang benar, ayah mereka mengabdi pada Rumah Tuhan dan
seorang yang berbakti pada hukum hingga kematiannya. Ibunya seorang
Nasrani, tapi tak ada pengaruhnya bagi orang-orang seperti mereka.
Lazarus telah bersumpah pada ayah mereka di ranjang kematiannya
bahwa ia akan menegakkan hukum dan menjaga kedudukan keluarga
Benjamin dengan segala cara. Sekarang, pilihan menakutkan menantinya.
"Kau ingin menikahkan adikku dengan sang Pembaptis?" tanya Lazarus
hati-hati.
"Dia seorang yang luhur dan seorang rasul. Begitu Yohanes dinobatkan
sebagai mesias maka sebagai istri, adikmu akan memiliki status yang
sama, yang ia peroleh bersama lelaki ini," jawab Annas.
"Yohanes seorang asketik, pertapa," sela Easa. "Dia tidak berhasrat
atau membutuhkan seorang istri. Ia memilih hidup menyendiri karena
merasa akan membuatnya lebih bisa mendengar suara Tuhan. Apakah
kau hendak merusak pertapaannya dan mengakhiri pengabdiannya yang
mulia dengan memaksanya masuk ke dalam suatu pernikahan berikut
segala tanggung jawab yang diatur dalam hukum?"
"Tidak," jawab Annas, "kami tidak memaksa Yohanes. Ia akan menikah
dengan gadis ini untuk meneguhkan statusnya sebagai mesias. Setelah
itu, istrinya akan menetap dalam rumah keluarganya dan Yohanes bisa
kembali memberikan khotbah.
Istrinya akan melaksanakan tugas agung berdasarkan hukum, demikian
pula Yohanes."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maria mendengarkan sembari berdoa agar nyeri di perutnya tidak


membuatnya menyerah sehingga tempat persembunyiannya terbongkar.
Ia tahu "tugas-tugas agung berdasarkan hukum" adalah melahirkan,
memiliki anak bersama Yohanes sang pertapa. Lelaki-lelaki itu
tampaknya belum puas dengan mencabut kegembiraan tertinggi yang ia
impikan, yaitu menikah dengan Easa. Mereka juga berusaha
menyingkirkan Easa dari posisinya sebagai calon raja.
Kemudian lahirlah gagasan tentang sang Pembaptis itu sendiri. Maria
belum pernah berjumpa dengan lelaki yang berkhotbah di tepian sungai
Yordania ini. Tapi temperamen kedua lelaki itu sangat berbeda. Easa
menggambarkan Yohanes sebagai hamba Tuhan yang sangat baik dan
seorang lelaki bijak dan luhur. Tapi Easa juga melihat keterbatasan
Yohanes. Easa pernah menjelaskan ini kepada Maria ketika ia bertanya
tentang
imam yang penuh semangat dan yang membaptis dengan air.
Yohanes menjauhi wanita, orang-orang di luar Yahudi, pakaian mewah,
atau apa pun yang ia pandang tidak suci. Sementara Easa percaya bahwa
firman Tuhan berlaku bagi semua umat yang mau mendengarkan. Firman
Tuhan bukanlah pesan untuk kalangan tertentu, melainkan kabar baik
untuk semua orang, begitu Easa menjelaskan. Inilah perbedaan yang
menimbulkan perselisihan antara Easa dan Yohanes.
Yohanes banyak menghabiskan waktu di pantai Laut Mati yang tandus
selepas kematian kedua orangtuanya. Ia menjadi begitu terikat dengan
Qumran Eseni di sana, sebuah sekte pertapa yang banyak
memberlakukan bentuk-bentuk ketaatan yang sangat ketat. Sekte
Qumran hidup di tengah kondisi keras dan mencela orang-orang yang
mereka anggap "pengejar kenikmatan". Mereka menyebut-nyebut
perihal Guru Keadilan yang akan menanamkan pertobatan dosa dan
kepatuhan hakiki pada hukum.
Easa juga pernah tinggal di tengah-tengah kaum Eseni dan telah
menggambarkan kehidupan mereka kepada Maria. Ia menghormati
pengabdian mereka kepada Tuhan dan hukum, dan mendoakan kebaikan
dan kemuliaan bagi mereka. Easa memiliki banyak sahabat dekat dari

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kalangan Eseni, dan menjalani meditasi dalam kesendirian mutlak di


Qumran. Tapi, Yohanes mengembangkan bentuk-bentuk ketaatan Eseni
yang ketat sementara Easa pada hakikatnya menolak banyak keyakinan
mereka karena menganggapnya keras dan menghakimi.
Easa memberi penjelasan mendetail tentang Yohanes
kepada Maria, tentang diet aneh dalam tradisi Qumran, yaitu belalang
dan madu. Juga tentang pakaian mereka yang tidak lazim, terbuat dari
kulit hewan dan bulu unta yang kasar sehingga menimbulkan rasa gatal
dan melukai kulit. Ia menjelaskan betapa sepupunya, sang Pembaptis,
memilih hidup di alam terbuka, beratapkan langit, tempat ia merasa
lebih dekat dengan Tuhan. Lingkungan ini kurang layak bagi seorang
wanita terhormat atau seorang anak.
Dan tentunya bukan untuk kehidupan semacam ini Maria Magdalena
dipersiapkan selama usia belianya.
Sekarang semuanya terserah pada Lazarus, pikir Maria sedih. Lelaki-
lelaki itu masih berdebat di ruangan sebelah sementara air mata
membasahi pipi Maria. Ia tak lagi bisa membedakan satu suara dari
suara yang lain. Yang manakah suara Lazarus dan apa yang ia katakan?
Kakaknya itu mencintai dan menghormati Easa, sebagai seorang lelaki
dan sebagai seorang keturunan Daud. Meskipun ia tidak pernah
melakukan pembaruan sebagaimana yang dilakukan orang Nasrani.
Lazarus orang yang sangat memegang tradisi. Ayah mereka seorang
Farisi sekaligus donatur besar bagi Rumah Tuhan di Yerusalem.
Jonathan Annas memaksanya untuk mengambil pilihan yang menyiksa.
Jika ia mendukung Easa, raja agung yang sah dan pewaris berbagai
nubuat, ia akan disingkirkan dari Rumah Tuhan. Itulah maksud tersirat
dari kata-kata sang imam besar.
Dengan begitu Lazarus sebenarnya tidak memiliki pilihan selain
bersekutu dengan orang-orang Nasrani, menyuburkan kredo pembaruan
yang tidak ia yakini.
Jalan tengah yang menggembirakan orang-orang,
termasuk Lazarus, tersedia asalkan Easa diterima baik oleh orang
Nasrani maupun para imam Rumah Tuhan. Tapi malam ini terjadi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

perselisihan yang mengkhawatirkan. Suatu perpecahan antara dua


kelompok yang akan menimbulkan permusuhan di antara keluarga-
keluarga besar Israel dan membuka jalan bagi permusuhan yang lebih
pedih lagi. Persoalan ini melibatkan suatu pilihan yang kelak terbukti
menyengsarakan banyak orang.
Tapi pada saat itu, Maria hanya memikirkan satu pilihan.
Suatu keputusan yang diambil oleh Lazarus demi menegakkan aturan
para imam Rumah Tuhan. Keputusan yang akibatnya jauh lebih dahsyat
dibandingkan terkoyaknya impian Maria sejak kecil dan memaksanya
untuk menjalin suatu pernikahan yang tidak ia inginkan. Pilihan itu mau
tak mau akan mengubah arah sejarah ribuan tahun mendatang.

Easa bersepakat dengan Lazarus malam itu: ia ingin dirinyalah yang


menyampaikan berita itu kepada Maria. Lazarus setuju, mungkin dengan
perasaan lega, dan Maria dibawa ke suatu kamar tertutup untuk
bertemu dengan lelaki yang sedari dulu ia yakini akan menjadi suaminya.
Ketika Easa melihat tubuh yang bergetar dan wajah bersimbah air mata
itu, tahulah ia bahwa Maria telah mendengarkan percakapan mereka.
Dan ketika Maria melihat kepedihan di mata Easa, tahulah ia bahwa
takdirnya telah tertutup. Ia menghambur ke dalam pelukan Easa dan
menangis hingga tak ada air mata yang tersisa.
"Tapi mengapa?" tanya Maria. "Mengapa kau setuju pada semua ini?
Mengapa kau membiarkan mereka mengambil kerajaan milikmu?"
Easa mengusap-usap rambut Maria untuk menenangkannya, dan
tersenyum dengan caranya yang menghibur.
"Barangkali kerajaanku bukan di bumi ini, Merpati Kecil."
Maria menggelengkan kepala. Ia tidak paham. Easa melihat sikapnya dan
melanjutkan penjelasan.
"Maria, tugasku adalah mengajarkan Jalan Terang, menunjukkan pada
umat bahwa kerajaan Tuhan akan datang, bahwa kita memiliki kekuatan
untuk membebaskan diri dari segala tekanan, di sini dan sekarang. Aku
tidak membutuhkan mahkota atau kerajaan duniawi untuk menunaikan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tugas. Yang aku butuhkan hanyalah menjangkau sebanyak mungkin orang


untuk membagi firman Tuhan tentang JalanNya bersama mereka.
"Aku selalu berpikir akan mewarisi mahkota Daud dan kau akan duduk di
sampingku. Tapi seandainya keduanya tidak terwujud di dunia ini, kita
mesti memasrahkannya sebagai kehendak Tuhan."
Maria merenungkan kata-kata Easa. Berusaha keras untuk tegar dan
menerima ucapan itu. Ia dibesarkan sebagai seorang putri. Itulah
sebabnya ia diberi nama Maria. Suatu gelar yang hanya diberikan
kepada putri-putri keluarga terhormat dalam tradisi Nasrani. Maria
juga dilatih oleh para perempuan Nasrani, yang dipimpin oleh ibunda
Easa. Maria Agung telah mengambil alih tugas mendidik Maria sejak ia
masih sangat kecil. Ini dilakukan untuk mempersiapkannya mengarungi
kehidupan bersama Putra Daud. Tapi selain itu, Maria Agung juga
menga-
jarkan hikmah-hikmah spiritual berdasarkan kredo pembaruan. Begitu
menikah dengan Easa, Maria akan mengenakan selubung merah para
imam wanita Nasrani.
Selubung yang juga dikenakan Maria Agung.
Tapi kini, semua itu tak akan terjadi.
Maria tidak sanggup kehilangan semua itu dan menangis kembali. Saat
itulah, suatu pikiran buruk tak mampu ia cegah dan isakan pilu
mengguncang dirinya.
"Easa?" bisiknya, takut menyampaikan pertanyaan.
"Ya?"
"Siapa siapa yang akan menikahiku sekarang?"
Easa memandangnya dengan kelembutan tiada banding hingga Maria
merasa jantungnya akan meledak. Easa meraih tangan Maria dan
berkata dengan suara halus, tapi tegas.
"Apakah kau ingat ucapan ibuku ketika terakhir kali kau berkunjung ke
rumah kami?"
Maria mengangguk, tersenyum di antara derai tangis. "Aku tak akan
lupa. Ia berkata, 'Tuhan telah menjadikanmu pasangan yang sempurna
bagi putraku. Kalian berdua akan menjadi satu tubuh. Tak akan ada lagi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dua, melainkan satu. Dan segala yang telah disatukan Tuhan, tak ada
manusia yang dapat memisahkannya.'"
Easa mengangguk. "Ibuku adalah wanita paling bijaksana dan seorang
rasul besar. Ia tahu bahwa Tuhan telah menciptakanmu untukku. Jika
Tuhan memutuskan dalam rencananya bahwa aku tidak akan memilikimu,
maka tak akan ada yang lain untukku."
Rasa lega menjalar di tubuh Maria. Satu hal yang tidak sanggup ia
hadapi adalah adanya perempuan lain di sisi Easa.
Tapi ada pikiran lain yang menyentak kesadarannya.
"Tapi...jika aku harus menjadi istri Yohanes... ia tak akan mengizinkan
aku menjadi imam Nasrani."
Easa terlihat berpikir keras sebelum menjawab. "Tidak, Maria. Yohanes
akan mendorongmu mengikuti hukum dengan ketaatan penuh. Ia
mengecam pembaruan orang-orang kita, dan barangkali ia akan bersikap
tegas padamu dan menetapkan hukuman keras. Tapi ingatlah kata-
kataku kepadamu, juga pesan yang diajarkan ibuku. Kerajaan Tuhan ada
dalam hatimu, tidak ada seorang penindas pun tidak orang Romawi,
bahkan tidak pula Yohanes dapat merenggutnya darimu."
Easa mengangkat dagu Maria dan menatap lurus ke mata besar
berwarna cokelat itu. "Dengarkan aku baik-baik, Merpatiku. Kita harus
menempuh jalan ini dengan besar hati, dan kita harus menunjukkan sikap
yang benar terhadap anakanak Israel. Ini berarti aku tidak bisa
menentang Jonathan Annas dan Rumah Tuhan sekarang. Aku akan
menegakkan keputusan mereka agar ajaran JalanNya bisa terus
berlanjut dengan damai dan tumbuh subur di wilayah ini. Dan aku telah
menyepakati dua hal sebagai bukti dukunganku. Aku dan ibuku akan
menghadiri pernikahanmu dengan Yohanes dan aku akan mengizinkan
Yohanes membaptisku di hadapan khalayak untuk menunjukkan bahwa
aku mengakui otoritas spiritualnya."
Maria mengangguk dengan pilu. Ia akan menempuh jalan yang kini
tergelar di hadapannya. Inilah tanggung jawabnya sebagai seorang putri
Israel. Kata-kata cinta dan kekuatan dari Easa membuatnya mampu
melalui semua ini.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Easa mencium sekilas kepala Maria lalu berpaling untuk pergi.


"Untuk orang yang begitu mungil, kau sungguh kuat," katanya lembut.
"Aku selalu melihat kekuatan dalam dirimu.
Suatu hari, kau akan menjadi ratu yang hebat, seorang pemimpin umat
kita."
Easa berhenti di ambang pintu untuk menatap Maria terakhir kalinya
lalu meninggalkannya dengan ucapan terakhir.
Ia berkata dengan tangan diletakkan di dada. "Aku selalu bersamamu."

Yohanes Pembaptis bukanlah orang yang mudah dibohongi seperti yang


diduga Jonathan Annas dan dewannya.
Saat mereka menemuinya guna menyampaikan usulan itu, Yohanes
menjadi murka. Ia menganggap mereka melanggar kebenaran dan
menyebut mereka ular. Ia juga memperingatkan bahwa sudah ada
mesias dalam diri sepupunya, seorang rasul yang dipilih Tuhan, dan
bahwa ia, Yohanes, tidak layak mengisi posisinya. Para imam itu
mengemukakan alasan bahwa orangorang menjuluki Yohanes sebagai
rasul yang lebih besar, pewaris Eliah.
Tapi Yohanes menukas. "Tapi aku bukan semua itu."
"Jadi katakanlah pada kami siapa engkau agar kami bisa memberitahu
orang-orang Israel siapa yang akan mengikutimu sebagai seorang rasul
dan raja," pinta mereka.
Yohanes memberi jawaban yang penuh teka-teki. "Aku adalah suara di
alam terbuka."
Ia menyuruh orang-orang Farisi itu pergi. Tapi sang imam muda yang
cerdik, Caiaphas, menangkap ungkapan
aneh Yohanes, "Aku adalah suara di alam terbuka," sebagai suatu
kutipan dari ucapan rasul Yesaya. Apakah Yohanes sesungguhnya
menyebut dirinya seorang rasul lewat suatu teks yang membingungkan?
Apakah ia tengah menguji para imam?
Rombongan imam itu kembali lagi keesokan harinya. Kali ini mereka
menyampaikan permohonan pembaptisan kepada Yohanes. Sepupu Easa
ini menegaskan mereka untuk melakukan pertobatan atas segala dosa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tanpa mempertimbangkan permintaan itu. Sikap ini membuat para imam


marah. Tapi mereka sadar, mereka harus mengikuti cara Yohanes jika
tidak ingin kehilangan lelaki yang menjadi kunci strategi mereka.
Menerima pembaptisan dari Yohanes akan menguatkan posisi mereka
mengingat banyaknya orang yang menganggap Yohanes sebagai rasul.
Memang inilah tujuan mereka.
Setelah para imam meneguhkan pertobatan, Yohanes melakukan baptis
selam kepada mereka di Yordania. Tapi ia juga mengingatkan, "Aku
tentu akan membaptis kalian dengan air, tapi di mata Tuhan, dia yang
datang sesudahku akan lebih berkuasa dibandingkan aku."
Para imam tetap bersama Yohanes sepanjang hari itu dan menyampaikan
rencana mereka begitu gerombolan orang telah pergi dari tepi sungai.
Yohanes tidak menginginkan apa-apa. Di antara isu-isu yang ia tolak,
mengambil seorang perempuan untuk dijadikan istri adalah isu yang
paling ia tentang, apalagi gadis itu tunangan sepupu nya. Tapi dewan
imam telah siap dengan keberatan Yohanes dan telah memikirkan hal ini
masakmasak sebelumnya. Mereka lalu bercerita tentang Lazarus, lelaki
bijak dan terhormat dari keluarga Benjamin, dan
bagaimana ia merasa cemas bahwa adiknya yang saleh akan menikah
dengan seseorang yang membawa pengaruh Nasrani.
Sang Pembaptis tergugah dengan pernyataan ini. Gagasan itu merupakan
kelemahannya. Meskipun tunduk pada nubuat bahwa Yeshua adalah lelaki
terpilih, ia semakin cemas melihat jalan yang ditempuh sepupunya yang
berkumpul dengan orangorang Nazaret. Selain itu, ia melihat
pelanggaran mereka yang dilakukan secara terang-terangan. Yohanes
membubarkan para imam dan menyudahi pembicaraan.
Para imam pun pulang tanpa mendengar perubahan keputusan Yohanes.
Selang beberapa saat, Easa tiba di tepi timur Yordania untuk memenuhi
janji kepada Annas. Kerumunan pengikut Easa menyertainya dan
pertemuan dua sosok penting ini menarik perhatian masyarakat yang
tinggal di sepanjang tepi sungai.
Yohanes mengangkat tangan untuk menghentikan langkah Easa.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau datang untuk pembaptisan?" tanyanya. "Barang kali akulah yang


lebih perlu dibaptis olehmu, karena engkaulah orang yang dipilih Tuhan."
Easa membalas dengan tersenyum. "Sepupuku, beginilah yang harus
terjadi sekarang. Kami harus meng ikuti jalan keadilan."
Yohanes mengangguk, tidak menunjukkan rasa terkejut atau emosi lain
mendengar ungkapan penerimaan Easa yang terang-terangan. Inilah
pertama kalinya mereka berkumpul bersama sejak tipuan yang
dilancarkan Jonathan Annas dan kesempatan pertama untuk menakar
karakter masing-masing.
Sang Pembaptis membawa Easa menjauhi kerumunan dan berbicara
dengan sangat hati-hati tanpa melecehkan perspektif sepupunya.
"Dia yang memiliki mempelai wanita adalah pengantin
pria."
Easa tidak menunjukkan reaksi apa pun. Ia hanya mengangguk tanda
setuju.
Yohanes melanjutkan, "Tapi teman sang pengantin pria yang berdiri dan
mendengarkannya menyambut gembira suara pengantin pria. Aku bisa
bergembira dengan anugerah keadilanmu yang tidak mementingkan diri
sendiri, jika benar kau memberinya dengan ikhlas."
Easa mengangguk lagi. "Aku akan menjadi teman sang pengantin pria.
Aku harus mengalah demi kejayaan, maka lakukanlah."
Ini adalah permainan kata-kata, tarian jiwa, antara dua rasul besar,
ketika keduanya saling menghormati pendirian politik masing-masing.
Puas karena sang sepupu setuju menyerahkan kedudukan dan
mempelainya, Yohanes beralih ke kerumunan orang di tepian Yordania.
Ia mengeluarkan pengumuman kepada khalayak setelah meminta Easa
melangkah ke depan.
"Sesudahku akan datang lelaki ini, yang ditunjuk sebelumku, karena
dialah yang dipilih sebelum aku."
Easa menyelam ke dalam sungai sementara kata-kata Yohanes
terdengar. Sikap ini telah dipertimbangkan dengan seksama. Jika
Yohanes mengambil posisi sebagai mesias, maka Easa akan mewarisi
kedudukannya seandainya terjadi sesuatu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Dialah yang dipilih sebelum aku" adalah isyarat jelas bahwa Yohanes
tetap mengakui nubuat sejak kelahiran Easa. Ucapan ini melindungi
Yohanes bersama kaum
pertengahan yang mendukungnya dan takut dengan pembaruan orang-
orang Nasrani, tapi tetap menghormati Easa sebagai putra yang disebut
dalam nubuat. Kata kata pertamanya, "Sesudahku akan datang lelaki ini,"
adalah indikasi bahwa Yohanes mengambil peran sebagai orang yang
dipilih. Yohanes, pengkhotbah yang hidup di alam terbuka dengan
pakaian kasar dan gayanya yang bak malaikat, barangkali mudah
diremehkan. Tapi tindakan dan sabda-sabdanya di tepian Sungai
Yordania hari itu menunjukkkan bahwa dia seorang politisi yang jauh
lebih cakap dibandingkan yang dibayangkan kebanyakan orang.
Setelah Easa keluar dari sungai, kerumunan orang menyambut kedua
lelaki ini, dua rasul yang berkerabat yang telah mendapat sentuhan
Tuhan. Namun keheningan melanda lembah itu ketika seekor merpati
putih yang melayang dari angkasa, dengan anggunnya bertengger di
kepala Easa, sang Putra Daud. Momen ini dikenang oleh masyarakat
Lembah Yordania dan generasi-generasi yang hidup jauh setelah
mereka.

Keesokan harinya, Caiaphas kembali ke Sungai Yordania bersama


kelompok orang-orang Farisi. Rencana menyangkut Yohanes telah ia
pikirkan masak-masak. Pembaptisan Easa kemarin bukanlah sesuatu yang
ia dan Annas rencanakan.
Mereka menyangka, dengan menyetujui pembaptisan Easa maka otoritas
Yohanes akan diakui secara luas. Ternyata peristiwa itu malah
mengingatkan orang bahwa sosok Nasrani yang menyusahkan itu adalah
lelaki yang dipilih berdasarkan nubuat. Sekarang orang-orang Farisi
harus mengikis dampak pandangan bahwa Easa adalah sang Mesias,
bahkan lebih dari sebelumnya. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh
adalah memindahkan gelar mesias itu kepada orang lain secepat
mungkin. Dan satu satunya calon yang bisa diterima adalah Yohanes.
Tapi Yohanes merasa resah dengan isyarat merpati

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

itu.
Bukankah burung yang muncul dari langit setelah proses pembabtisan
membuktikan bahwa Easalah orang yang dipilih Tuhan? Yohanes menjadi
ragu, akhirnya ia mengambil keputusan untuk kembali mendukung
kedudukan sepupunya. Namun Caiaphas, murid teladan mertua nya,
Annas, telah memperhitungkan kemungkinan ini. Ia melancarkan taktik
lain.
"Sepupu Nazaretmu itu bersama orang-orang lepra hari ini," katanya
memberitahu.
Yohanes tercengang. Tak ada yang lebih kotor dibandingkan orang-
orang hina yang diabaikan oleh Tuhan itu. Dan mendekati mereka
setelah pembaptisan adalah sikap yang tidak masuk akal.
"Kau yakin berita itu benar?" tanya Yohanes.
Caiaphas mengangguk pasti. "Ya, aku menyesal telah mengabarkan berita
ini. Ia berada di tempat yang paling tidak bersih pagi ini. Aku mendapat
kabar bahwa ia berkhotbah tentang kerajaan Tuhan kepada mereka. Ia
bahkan membolehkan mereka menyentuh tubuhnya."
Yohanes kaget karena Easa telah melangkah sejauh ini, dan secepat ini.
Ia mafhum bahwa orang-orang Nazaret sangat berpengaruh terhadap
sepupunya. Bukan kah ibunya seorang Maria dan pemimpin kalangan itu?
Tapi dia seorang perempuan dan karenanya tidak begitu penting kecuali
pengaruhnya besar terhadap putranya.
Namun jika Easa berkumpul dalam dunia orang-orang tidak bersih,
bahkan belum genap sehari setelah pembaptisannya, barangkali Tuhan
mengalihkan pilihan kepadanya.
Dan ada seorang gadis yang mesti dipikirkan. Yohanes merasa sangat
terusik lantaran gadis itu dinamai Maria. Itu adalah nama Nasrani, suatu
tanda bahwa gadis itu dididik dengan cara mereka yang menurutnya
tidak layak. Diyakini, Maria adalah Putri Sion seperti yang diungkapkan
dalam kitab rasul Mikha. Uraian itu mengacu pada Migdal-Eder, Menara
Jemaat, seorang perempuan gembala yang akan memimpin umat: "Dan
kau, Wahai Menara Jemaat, benteng putri Sion, kepadamulah akan
datang...Kerajaan akan datang kepada putri Yerusalem."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Jika Maria adalah perempuan yang dimaksud dalam nubuat, maka


Yohanes memiliki tanggung jawab untuk memastikan gadis itu tetap di
dalam jalan kebenaran. Caiaphas telah meyakinkan Yohanes bahwa gadis
itu masih belia dan tentunya cukup saleh untuk mendapat didikan yang
dipandang Yohanes sesuai dengan hukum yang paling tradisional. Bahkan
kakak Maria sendiri memohon mereka untuk melakukan hal ini sebelum
terlalu terlambat. Pertunangan putri Benjamin ini dengan Easa telah
lenyap berdasarkan pengajaran Nasraninya.
Ini selaras dengan hukum. Bukankah sang imam besar, Jonathan Annas,
sendiri yang menulis naskah pembatalan itu?
Yang paling penting, Easa dan pengikut-pengikut Nasraninya tidak
keberatan dengan keputusan ini. Mereka berjanji akan mendukung
kedudukan Yohanes sebagai orang yang terpilih. Easa bahkan setuju
untuk menghadiri pesta pernikahan sebagai bukti dukungannya. Tak ada
sesuatu dalam usulan ini yang ditolak. Jika Yohanes
menikah dengan putri Benjamin dan menjadi seorang yang terpilih maka
jumlah pembaptisannya akan meningkat sepuluh kali lipat. Ia akan
merengkuh jauh lebih banyak pendosa dan dapat menunjukkan jalan
pertobatan kepada mereka. Ia akan menjadi Guru Keadilan berdasarkan
nubuat leluhur mereka.
Membayangkan kesempatan untuk menyadarkan lebih banyak pendosa
dan mengajarkan jalan pengampunan Tuhan kepada anak-anak Israel
membuat Yohanes setuju menikah dengan putri Benjamin dan menjalani
posisinya dalam sejarah masyarakatnya.

Pernikahan Maria, putri keluarga Benjamin, dengan Yohanes Pembaptis


dari keturunan Harun dan Zadok yang mulia, bertempat di bukit Cana,
Galilee. Acara ini dihadiri orang-orang terhormat dari Nazaret, juga
Farisi. Menepati janji, Easa datang bersama ibu, saudara laki-lakinya,
dan sekelompok murid mereka.
Ibunda Yohanes yang saleh, Elisabeth, adalah sepupu ibunda Easa,
Maria. Elisabeth dan suaminya, Zakharia, telah meninggal bertahun-
tahun sebelum pernikahan putra mereka. Tak ada kerabat langsung

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Yohanes yang mengurusi acara ini sedangkan Yohanes sendiri tidak


paham dan juga tidak begitu peduli tentang protokol pesta pernikahan.
Melihat para tamu tidak dijamu secara layak, Maria Agung, selaku
perempuan tertua dalam keluarga Yohanes, mengambil alih tugas ini. Ia
mendekati tempat duduk putranya bersama beberapa pengikutnya dan
berkata, "Anggur yang mereka sediakan tidak mencukupi."
Easa mendengarkan ucapan ibunya baik-baik. "Apa hubungannya
denganku?" tanyanya. "Ini bukan pernikahanku.
Tidak pantas jika aku ikut campur." Maria Agung tidak setuju dan
berkata kepada putranya.
Pertama, ia merasa berkewajiban untuk memastikan pesta pernikahan
ini berjalan secara layak untuk menghormati Elisabeth. Tapi selain itu,
Maria adalah perempuan bijak yang tahu tentang umat dan nubuat.
Inilah kesempatan untuk mengingatkan para tokoh terhormat dan imam
yang hadir akan kedudukan unik putranya dalam komunitas mereka. Easa
setuju meski dengan berat hati.
Maria memanggil para pelayan lalu memberi instruksi. "Apa pun yang ia
minta, lakukanlah tanpa bertanya tanya."
Para pelayan menunggu perintah Easa. Setelah beberapa saat, ia
meminta dibawakan enam belanga yang diisi air hingga penuh. Para
pelayan memenuhi perintah nya. Mereka meletakkan belanga tanah liat
berisi air di hadapan Easa. Dengan mata terpejam, Easa membaca doa
sementara tangannya memegang masing-masing belanga secara
bergantian. Setelah selesai, ia menyuruh para pelayan menuangkan
cairan itu. Pelayan pertama menuangkan cairan itu ke cangkirnya.
Belanga tanah liat itu ternyata tak lagi berisi air, melainkan anggur
merah yang manis dan lezat.
Easa menyuruh seorang pelayan membawakan secangkir anggur untuk
Caiaphas yang adalah penyelenggara pesta.
Caiaphas mengangkat gelasnya kepada Yohanes,
sang mempelai pria, dan memuji kelezatan anggur.
"Kebanyakan orang menyajikan anggur terlezat di kesempatan pertama
dan menyimpan anggur berkualitas buruk untuk momen terakhir, saat

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

hanya sedikit orang yang tahu," gurau Caiaphas. "Tapi kau menyimpan
anggur terbaik untuk momen terakhir."
Yohanes memandang Caiaphas dengan bingung. Baik ia maupun sang imam
sama sekali tidak tahu apa maksudnya. Satusatunya hal yang
menandakan terjadinya peristiwa tidak lazim hanyalah beberapa pelayan
yang saling berbisik, juga beberapa murid Nasrani. Tapi tak lama
kemudian semua orang di Galilee mengetahui peristiwa yang terjadi di
acara pernikahan itu.

Setelah pernikahan Yohanes dan Maria, tidak ada orang yang


membicarakan kedua mempelai. Tentu saja, penyatuan agung itu
tenggelam lantaran sesuatu yang lebih menggemparkan. Topik
pembicaraan orang adalah mukjizat sang rasul muda yang mengubah air
menjadi anggur. Di wilayah Galilee utara ini, nama Easa menjadi buah
bibir semua orang.
Dialah satu-satunya mesias, terlepas manipulasi yang bersumber dari
Rumah Tuhan.
Kekuasaan dan popularitas Yohanes berkembang di wilayah selatan,
mulai dari tepian Yordania di dekat Jericho, terus melewati Yerusalem
hingga ke wilayah gurun Laut Mati.
Dikipas-kipasi para imam Rumah Tuhan, jumlah pengikut Yohanes
membengkak hingga tepian sungai dibanjiri orang yang meminta
dibaptis. Yohanes mendesak
mereka untuk menjalankan hukum dengan cara yang paling ketat. Ini
mengakibatkan jumlah korban persembahan meningkat demikian pula
peti mati di Rumah Tuhan. Tapi semuanya puas dengan hasil kesepakatan
mereka.
Semuanya kecuali Maria Magdalena, yang kini menikah dengan sang
Pembaptis.
Barangkali keengganan mereka untuk disatukan memang ada baiknya.
Yohanes hanya ingin tetap berada di alam terbuka dan melaksanakan
perintah Tuhan. Namun ia tidak ingin melanggar hukum yang
mengharuskan pria membuahi pasangannya dan berketurunan. Ia harus

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mengunjungi istrinya pada waktu-waktu tertentu untuk alasan


berketurunan. Tapi di luar waktu-waktu yang secara khusus diatur
dalam hukum dan tradisi, ia tidak memiliki keinginan untuk berdekatan
dengan perempuan manapun.
Menetapkan tempat yang akan ditinggali Maria adalah tugas pertama
setelah Yohanes menikah. Ia tidak menutupnutupi bahwa Maria tidak
disambut baik oleh kalangan dekatnya. Tentu saja, warga Qumran Eseni
tidak membiarkan perempuan tinggal bersama mereka, melainkan
dipisahkan pada rumah tersendiri karena para wanita pada dasarnya
tidak suci.
Sementara ibunda Yohanes telah mangkat sehingga keadaan menjadi
sulit. Jika saja ia masih hidup, Maria bisa tinggal bersamanya.
Topik ini menjadi bahan pembicaraan Yohanes dan Lazarus sebelum
pernikahan berlangsung. Maria sendiri telah memberitahukan
keinginannya pada sang kakak. Lazarus mendesak agar adiknya
diperbolehkan tetap tinggal bersamanya dan Martha di rumah keluarga
mereka di Magdala dan Behtany.
Dengan begitu, Maria tidak sendirian dan dijaga oleh kedua orang yang
saleh itu. Dan Bethany tidak jauh dari Jericho, ini memudahkan Yohanes
yang harus mengunjungi istrinya, meski sekali-sekali.
Inilah jalan keluar yang pantas dan mudah bagi Yohanes, lelaki yang
tidak terlalu berminat dengan aktivitas umum Maria selain memastikan
bahwa ia menjaga sikap sebagai perempuan saleh dan bertobat. Maria
adalah calon ibu bagi putranya, jadi ia tidak boleh memiliki cela. Maria
meyakinkan Yohanes bahwa ia akan mematuhi kakaknya, seperti yang
selalu ia lakukan, selama Yohanes pergi. Ia berusaha tidak menunjukkan
rasa gembiranya ketika kesepakatan itu tercapai.
Namun kegembiraan Maria tidak berlangsung lama karena Yohanes
menetapkan aturan-aturan lain. Ia tidak memperkenankan Maria
mendengarkan ajaran Nasrani. Maria tidak boleh berkunjung ke rumah
Maria Agung, guru dan sahabat yang paling ia kagumi. Dan Maria tidak
boleh berada di tempat Easa berkhotbah. Yohanes merasa kesal karena
sebagian muridnya sendiri meninggalkan tepi Yordania untuk mengikuti

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sepupunya. Sang Pembaptis mengecam mereka karena telah menjadi


orang Nasrani dan menyebut mereka "pencari kesenangan". Permusuhan
perlahan berkembang di antara dua kependetaan yang jauh berbeda:
Easa yang Nasrani dan Pembaptis yang pertapa. Yohanes tidak ingin
dibuat malu oleh istrinya sendiri. Jadi Maria tidak boleh bersama-sama
dengan orang Nasrani. Yohanes mengambil sumpah Lazarus untuk
memastikan hal ini.
Maria yang muda, lugu, dan senantiasa dikelilingi dengan rasa cinta dan
penerimaan, tergoda untuk membantah. Tapi saat berusaha melontarkan
keberatan, ia
mendapat bentakan suaminya untuk kali pertama. Tamparan tangan kiri
Yohanes membekas di pipi Maria sepanjang hari itu sebagai peringatan
keras bahwa ia harus selalu patuh pada suaminya. Hari itu juga sang
Pembaptis meninggalkan sang istri di rumahnya di Magdala tanpa
mengucapkan selamat tinggal.

Maria ketakutan jika Yohanes berkunjung. Ia bersyukur karena hal itu


tidak sering dan setelah dipisahkan waktu yang lama.
Yohanes hanya datang ke Bethany jika ia berada di daerah itu karena
keperluannya sendiri, biasanya ketika bepergian dari wilayahnya di tepi
sungai ke Yerusalem. Secara formal ia menanyakan kesehatan Maria,
dan jika sesuai dengan hukum, ia menjalani tugas-tugas seorang suami.
Dalam kunjungan seperti itu, Yohanes meluangkan waktu untuk memberi
instruksi kepada Maria tentang hukum, menyampaikan kewajiban untuk
bertobat, dan memberi nasihat bahwa kerajaan Tuhan akan datang.
Sebagai seorang putri dari keluarga Benjamin, Maria tahu tidaklah
pantas membandingkan suaminya dengan orang lain.
Tapi ia tidak tahan. Siang dan malamnya dipenuhi bayangan akan Easa
dan segala ajarannya. Ia merasa takjub karena baik Easa maupun
Yohanes berkhotbah tentang hal yang sama bahwa kerajaan Tuhan akan
datang namun maknanya jauh berbeda. Menurut Yohanes, pesan itu
mengisyaratkan malapetaka, suatu peringatan menakutkan bagi mereka
yang berdosa. Menurut Easa, pesan itu adalah kesempatan indah bagi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

semua orang yang membuka hati kepada Tuhan.


Suatu hari, Maria mendapat kabar bahwa Easa akan datang ke Bethany
bersama ibunya dan sekelompok pengikut Nasrani.
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, hati Maria dipenuhi rasa
bahagia.

"Mereka tidak akan tinggal di sini. Dan kau tidak boleh menemui mereka,
Maria. Suamimu telah melarang," Lazarus memasang wajah seperti batu
mendengar permohonan Maria.
"Mengapa kau bersikap seperti ini padaku?" isak Maria.
"Mereka adalah teman-teman lamaku-dan sebagian di antara mereka
juga teman lamamu. Sang nelayan Petrus dan Andreas yang bermain
bersama kita di tangga Capernaeum dan pantai Galilee. Mengapa kau
tidak ramah kepada mereka?"
Ketegangan akibat keputusan itu tampak di wajah kakak Maria.
Menjauhi teman masa kecil, juga Easa dan Maria Agung yang
dinisbahkan sebagai anak-anak Daud, adalah keputusan yang menyiksa.
Tapi Lazarus telah mendapat perintah dari imam besar untuk tidak
mendekati kelompok Nasrani saat mereka lewat dalam perjalanan dari
Yerusalem. Lebih jauh lagi, suami adiknya telah mengeluarkan instruksi
tegas bahwa Maria tidak boleh mendengarkan ajaran Nasrani. Lazarus
sendiri telah bersumpah untuk menjaga kesalehan Maria dalam batasan
yang disampaikan suaminya.
"Aku melakukan ini demi kepentinganmu, Adikku."
"Apakah menikahkan aku dengan sang Pembaptis ada-
lah demi kepentinganku?" Maria tidak menunggu jawaban kakaknya atau
melihat raut terkejut di wajahnya. Ia berlari keluar rumah, menuju
kebun. Di sana ia menumpahkan tangisnya.
"Ia sungguh-sungguh ingin melakukan yang terbaik untukmu."
Maria tidak mendengar langkah-langkah Martha mendekat.
Ia terlalu larut dalam kesedihannya. Meski sangat mencintai Martha, ia
sedang tidak ingin mendengarkan ceramah tentang kepatuhan. Maria
bicara, tapi Martha memotong.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Aku ke sini bukan untuk memarahimu. Aku datang untuk menolongmu."


Maria menatap Martha lekat-lekat. Ia belum pernah melihat Martha
menentang keinginan atau membantah kakaknya. Tapi ada suatu
kekuatan tersembunyi di balik sosok Martha. Dan sekarang, Maria
melihat kekuatan itu padanya.
"Maria, kau seperti adikku sendiri, dan kadang-kadang seperti anakku
sendiri. Aku tidak sanggup melihat penderitaanmu setahun terakhir ini.
Aku bangga padamu, begitu juga kakakmu. Aku tahu, ia tidak
mengatakannya padamu, tapi ia selalu mengatakannya padaku. Kau
melaksanakan kewajibanmu sebagai putri Israel yang terhormat, dan
dengan kepala tegak."
Maria menyapu air matanya sementara Martha melanjutkan. "Lazarus
akan pergi ke Yerusalem untuk urusan bisnis. Ia kembali esok malam.
Orang-orang Nasrani akan berada di Bethany, berkumpul di rumah
Sirnon."
Bola mata Maria membesar saat mendengarkan. Apa
kah yang menyampaikan siasat ini benar-benar Martha yang patuh dan
saleh? "Simon? Maksudmu di rumah itu?"
Maria menunjuk rumah yang dimaksud, letaknya tidak jauh dari rumah
mereka. Martha mengangguk.
"Jika kau berhati-hati dan pergi dengan sembunyi sembunyi, aku akan
mengawasi lingkungan ini jika kau ingin menemui teman lamamu."
Maria memeluk Martha erat-erat. "Aku sayang padamu!"
"Ssst," bisik Martha, melepaskan diri dari pelukan Maria, matanya
mengawasi sekeliling untuk memastikan tidak ada orang yang melihat
mereka. "Jika Lazarus menemuimu sebelum pergi ke Yerusalem, kau
harus marah padanya. Dengan begitu ia tidak akan curiga, atau kita akan
menemui kesulitan besar."
Maria mengangguk pasti, berusaha keras tidak tersenyum.
Martha bergegas masuk ke rumah untuk melihat kepergian Lazarus,
meninggalkan Maria yang menari-nari di antara pepohonan zaitun.

Maria berjalan ke arah rumah Simon dari jalur samping.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Rambutnya yang merah dan mudah dikenali ditutup dengan tudung tebal.
Setelah mengucapkan salam, ia segera diizinkan masuk dan menatap
gembira wajah-wajah yang sudah akrab dengannya. Maria mengelilingkan
pandangan ke ruangan itu tapi tidak menemukan dua wajah yang paling
penting dan paling ia cintai, karena Easa dan ibundanya belum tiba.
Namun tak banyak waktu untuk memikirkannya karena suara wanita dari
arah
belakang berteriak memanggil namanya.
Maria menoleh dan melihat senyum cantik Salome, putri Herodias dan
anak tiri penguasa wilayah Galilee, Herod. Maria menjerit senang
melihat sahabatnya karena mereka sama-sama mengenyam pendidikan di
bawah asuhan Maria Agung. Mereka saling berpelukan dalam kehangatan
dan kegembiraan.
"Apa yang kau lakukan jauh-jauh dari rumahmu?" tanya Maria.
"Ibu mengizinkan aku ikut bersama Easa dan melanjutkan pendidikanku
agar boleh mengenakan tujuh selubung." Tujuh selubung hanya boleh
dikenakan oleh perempuan yang telah dinobatkan sebagai imam besar.
"Herod Antipas telah menyediakan semua yang diinginkan ibuku. Lagi
pula ia bersimpati pada orang Nasrani. Hanya sang Pembaptis yang ia
benci."
Salome buru-buru menutup mulut karena sudah kele-pasan bicara. Ia
tampak malu. "Maafkan aku. Aku lupa."
Maria tersenyum sedih. "Tidak, Salome, tidak perlu meminta maaf. Aku
sendiri kadang lupa."
Salome terlihat sangat iba. "Apakah menakutkan bagimu?"
Maria menggelengkan kepala. Ia mencintai Salome laiknya saudara, dan
mereka memang saling memanggil dengan sebutan itu karena tradisi
para imam Nasrani. Tapi Maria tetap seorang putri dan dididik untuk
berperilaku sebagai seorang putri. Ia tidak akan berbicara buruk
tentang suaminya, apa pun alasannya. "Tidak, tidak menakutkan. Aku
jarang bertemu Yohanes."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Salome menarik kata-katanya seolah merasa perlu mengoreksi


keteledorannya. "Aku harap, aku tidak menyakiti hatimu, Saudaraku.
Hanya saja sang Pembaptis
menghina ibuku.
Ia menjulukinya pelacur dan penyeleweng."
Maria mengangguk. Ia sudah mendengar semua itu. Ibunda Salome,
Herodias, adalah cucu Herodes Agung dan mewarisi sebagian karakter
raja keras kepala yang tidak disukai rakyat itu. Herodias berpisah
dengan suami pertamanya untuk menikah dengan Herod Antipas. Lelaki
ini memerintah Galilee dan sebelumnya telah melakukan tindakan yang
sama untuk menikah dengan Herodias, yakni menceraikan istrinya yang
berbangsa Arab. Yohanes sangat murka melihat seorang penguasa
Yahudi melakukan penghinaan hukum secara blak-blakan. Tanpa tedeng
aling-aling, ia menyebut pernikahan Herod Antipas dengan Herodias
sebagai perbuatan zina. Herod merasa gusar tapi tidak berminat
menanggapi tuduhan Yohanes. Sebagai seorang penguasa sebagian
wilayah Galilee, ia sudah menghadapi cukup banyak tuntutan dan risiko
pecutan Caesar. Rasanya tak perlu menambah sakit kepala dengan
menanggapi sikap kasar sang rasul pertapa.
Fakta bahwa Herodias adalah orang Nazaret tentu tidak membantu
kasusnya dengan Yohanes, apalagi mengubah opini Yohanes tentang
kultur Nasrani. Hal itu justru akan menambah bukti mengapa perempuan
tidak boleh diberi wewenang atau bahkan kebebasan sosial. Pendeknya,
jika perempuan diberi wewenang, mereka akan menjadi kurang ajar.
Yohanes sering menjadikan Herod dan Herodias sebagai contoh
kebobrokan Nasrani.
Kendati sang Pembaptis bermusuhan dengan penguasa Galilee, Easa
justru sangat dikagumi istri Herod. Ia mengirim putri semata
wayangnya untuk mengenyam ajaran JalanNya setelah usianya cukup.
Salome dan Maria menjadi sangat akrab saat mereka bersama-sama di
Galilee. Cinta spiritual terhadap Maria Agung dan putranya mempererat
ikatan mereka.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Saudara kita, Veronica, ada di sini," Salome yang merasa resah segera
mengubah topik pembicaraan. Kemenakan Simon, Veronica, adalah
seorang gadis yang cantik dan memiliki kualitas spiritual yang mendalam.
Ia juga mendapat didikan di rumah ibunda Easa. Maria menyayangi
Veronica, ia melihat ke sekeliling, mencari wajah sahabatnya.
"Itu dia!" Salome menarik tangan Maria dan mengajaknya menghampiri
Veronica. Ketiga perempuan yang bersaudara dalam kredo Nasrani itu
saling berpelukan hangat. Tapi tak banyak waktu untuk berbincang-
bincang karena Easa memasuki ruangan.
Ia diikuti sang ibu dan dua saudaranya, Yakobus dan Yudas (Jude), juga
saudara-saudara nelayan dari Galilee dan seorang lelaki berwajah tegas
yang Maria percaya bernama Filipus. Easa memberi salam kepada semua
orang yang hadir, tapi berhenti di hadapan Maria. Ia memeluk hangat
Maria, tapi dalam batasan yang wajar disertai hormat terhadap seorang
wanita yang sudah bersuami. Easa menatap Maria untuk menunjukkan
rasa herannya karena ia melanggar perintah kakaknya, tapi ia tidak
mengucapkan sepatah kata pun.
Maria tersenyum dan meletakkan tangan di dadanya.
"Kerajaan Tuhan ada dalam hatiku, tak ada seorang penindas pun yang
dapat merebutnya dariku."
Easa membalas tersenyum, suatu ekspresi kehangatan yang luar biasa,
lalu melangkah ke depan untuk menyampaikan khotbah.

Malam itu sungguh indah, penuh dengan cinta para teman dan dunia
JalanNya. Maria hampir saja melupakan pentingnya Dunia itu bagi
dirinya dan betapa Easa seorang guru yang menggugah. Tapi duduk
bersimpuh dan mendengarkan ajarannya adalah pengalaman Kerajaan
Tuhan yang nyata di dunia ini. Maria tidak bisa membayangkan,
bagaimana seseorang mengutuk kata-kata yang sedemikian indah, atau
mengapa seseorang secara sengaja tidak mengindahkan ajaranajaran
cinta, kasih sayang, dan kedermawanan.
Setelah berdiri untuk berpamitan, Easa mendekati Maria dan
menyentuh lembut perutnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau membawa seorang anak, Merpati Kecil." Maria terperangah.


Yohanes menginap semalaman untuk menunaikan tugas-tugasnya saat
kunjungan terakhir. Tapi Maria sama sekali tidak menyangka bahwa ia
sedang mengandung.
"Kau yakin?"
Easa mengangguk. "Seorang putra tumbuh dalam rahimmu.
Jagalah, Merpati Kecil. Aku harap kau melahirkan dengan selamat."
Selintas wajah Easa muram. "Katakan pada kakakmu bahwa kau harus
melewati masa persalinan di Galilee. Mintalah agar kau dibolehkan pergi
pada pagi hari, saat matahari mulai bersinar."
Maria merasa bingung. Bethany dekat dengan Yerusalem, dan bidan
serta pengobatan terlengkap tidak jauh sekiranya terjadi komplikasi.
Adalah masuk akal jika ia tinggal di sini, sedangkan Lazarus baru pulang
esok hari. Tapi Easa melihat sesuatu saat wajahnya menyuram. Sesuatu
yang membuatnya mendesak Maria
agar segera meninggalkan Bethany dan pergi ke pantai Galilee.
Yang Maria tidak ketahui dalam momen nubuat itu adalah bahwa Easa
melihat suatu kebutuhan untuk membawa Maria sejauh mungkin dari
Yohanes.

"Pelacur!" Yohanes menampar Maria berkali-kali. "Aku tahu, sudah


terlambat untukmu dan ajaran Nasranimu yang kurang ajar. Berani-
beraninya kau melanggar suamimu dan kakakmu!"
Martha dan Lazarus berada di ujung lain rumah di Bethany itu. Tapi
mereka bisa mendengar kekerasan yang tengah berlangsung. Martha
memekik pelan dari kamar tidurnya saat mendengar pukulan menimpa
tubuh Maria yang mungil. Ini kesalahannya. Dialah yang memengaruhi
Maria untuk melanggar perintah suami dan kakaknya. Martha merasa
dialah yang pantas menerima pukulan.
Lazarus duduk tidak bergerak, kelu karena rasa takut dan tidak
berdaya. Ia marah dengan Martha dan Maria, tapi jauh lebih prihatin
terhadap pukulan yang diterima adiknya. Ia merasa sama sekali tidak
berdaya melakukan apa pun. Jika ia campur tangan, yang ia sendiri tidak

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berani melakukannya, Yohanes akan merasa semakin terhina. Lagi pula,


suami memukul istri yang melanggar perintah adalah sesuatu yang lazim.
Dalam rumah tangga yang lebih tradisional, tindakan itu bahkan sudah
bisa diduga. Perlakuan Yohanes itu dilandasi penafsiran hukumnya.
Mereka masih belum tahu, dari mana Yohanes tahu bahwa Maria datang
ke pertemuan orang Nasrani. Adakah
seseorang di antara mereka yang membocorkan rahasia kemarin malam?
Ataukah karunia nubuatlah yang membuatnya mengetahui kejadian itu
lewat visi?
Apa pun penyebabnya, Yohanes datang ke Bethany pada siang harinya
dalam keadaan marah besar dan dengan tekad menghukum siapa pun
yang terlibat dalam siasat ini. Ia tahu bahwa istrinya yang masih belia
duduk dengan penuh pengabdian di kaki sepupunya kemarin malam. Yang
lebih parah, sang istri duduk bersama-sama dengan putri Herodias, sang
pelacur. Berdasarkan pemahaman Maria, sikapnya yang bersimpati dan
penuh kasih terhadap Salomelah yang menjadi biang keladi hingga
Yohanes merasa dipermalukan. Sikap itu berpotensi mencederai
reputasinya.
Sialan perempuan itu! Tidakkah ia tahu, noda sekecil apa pun bisa
mengotori pengabdiannya dan menghilangkan pesan Tuhan? Inilah bukti
bahwa perempuan tidak memiliki akal, tidak memiliki kemampuan untuk
berpikir matang tentang konsekuensi tindakan mereka. Berdasarkan
wataknya, perempuan adalah makhluk pendosa, anak-anak Hawa dan
Isebel. Yohanes mulai berpikir bahwa perempuan mungkin tidak akan
mendapat pengampunan.
Yohanes meneriakkan ucapan-ucapan ini dan masih lebih banyak lagi.
Maria terpojok di sudut, menutupi kepalanya dengan tangan untuk
melindungi wajahnya. Tapi sudah terlambat, lingkaran biru mengelilingi
salah satu matanya. Bibir bawahnya pun membengkak dan mengeluarkan
darah saat punggung tangan Yohanes mengakibatkan giginya merobek
bibir itu. Akhirnya Maria berteriak, "Hentikan, kau menyakiti bayi ini."
Ayunan pukulan tangan Yohanes berhenti di udara. "Apa kaubilang?"
Maria menarik napas untuk menenangkan diri. "Aku mengandung."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Yohanes menanggapi dengan dingin. "Kau pelacur Nasrani yang bermalam


di rumah lelaki lain tanpa seorang pengawal.
Aku bahkan tidak yakin janin itu adalah anakku."
Maria berbicara pelan sembari berusaha berdiri. "Aku tidak seperti
yang kau katakan. Aku datang padamu sebagai seorang mempelai yang
masih perawan, dan aku tidak pernah bersama lelaki lain kecuali engkau,
suamiku berdasarkan hukum." Ia menekankan tiga kata terakhir. "Kau
marah karena aku tidak patuh padamu, dan aku layak menerima
kemarahanmu."
Maria sudah berdiri sekarang. Kepalanya lebih rendah dari Yohanes, ia
mendongak dan menatap wajah suami nya. "Tapi anakmu tidak layak
dipertanyakan. Suatu hari, ia akan menjadi pangeran kaum kita."
Yohanes mengeluarkan suara menggerutu lalu berba-lik dan pergi. "Aku
akan menyampaikan aturan-aturan ketat untuk masa persalinanmu
kepada Lazarus." Ia membuka pintu lalu melewati koridor dengan
langkah-langkah panjang. Tanpa menoleh sedikit pun, ia melontarkan
cercaan terakhir.
"Jika anak itu perempuan, aku akan meninggalkan kalian berdua dengan
senang hati."

Keesokan harinya, Maria memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun,


menghirup udara segar. Sudah seharian ia
berbaring di ranjang, merawat luka-lukanya. Kebun itu tertutup,
dikelilingi tembok, sehingga tak akan ada orang yang melihat bekas
memar di wajahnya yang memalukan. Atau begitulah yang Maria kira.
Ia mendengar bunyi gemerisik di semak-semak hingga jantungnya nyaris
copot. Apa itu? Siapa itu? "Halo?" teriaknya dengan tubuh kaku.
"Maria?" suara perempuan berbisik, diikuti gemerisik lebih keras lagi.
Tiba-tiba suatu sosok muncul dari balik barisan semak di dekat dinding
kebun.
"Salome! Apa yang kau lakukan di sini?" Maria berlari menyambut
temannya, sang putri Herodian yang menyelinap seperti seorang pencuri.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Salome tidak bisa langsung menjawab. Ia berdiri tak bergerak, menatap


wajah Maria yang terluka.
Maria memalingkan kepalanya. "Seburuk itukah?" bisik Salome.
Salome meludah di tanah. "Ibuku benar. Sang Pembaptis memang
binatang. Tega-teganya ia memperlaku-kanmu seperti ini! Kau seorang
wanita terhormat."
Maria berusaha membela Yohanes tapi sadar bahwa ia tidak memiliki
energi. Tiba-tiba saja ia merasa letih, sangat lelah dengan kejadian di
hari-hari belakangan ini dan beban kehamilan yang kian mendera tubuh
mungilnya. Maria duduk di batang kayu, didampingi temannya.
"Kubawakan ini untukmu." Salome menyerahkan sebuah kantong sutra.
"Di dalamnya ada toples berisi salep obat untuk mengobati lukamu."
"Bagaimana kautahu?" tanya Maria. Tiba-tiba ia sadar bahwa Salome
mengetahui sesuatu yang hanya disaksikan oleh Martha dan Lazarus.
Salome mengangkat bahu. "Dia melihat." Hanya ada
satu "dia". "Dia tidak mengatakan apa yang terjadi. Hanya berkata,
'Bawakan krim obat terbaik untuk saudaramu, Maria. Ia
membutuhkannya sekarang.' Lalu ia menyuruhku memastikan tidak ada
yang melihatku datang karena khawatir diketahui Yohanes."
Maria berusaha tersenyum mendengar ungkapan visi yang dilihat Easa.
Tapi luka di bibirnya malah membuatnya menyeringai, bukan tersenyum.
Wajah cantik Salome merah dengan kemarahan melihat temannya
kesakitan. "Mengapa ia berbuat seperti ini?" tuntut Salome.
"Aku tidak patuh padanya."
"Tidak patuh bagaimana?"
"Aku datang ke pertemuan orang Nasrani."
Salome mulai paham. "Ah, jadi dalam pikiran sang Pembaptis, kami
adalah musuh. Aku penasaran, kapan ia akan menjatuhkan Easa secara
terang-terangan? Pasti itulah yang akan terjadi selanjutnya."
Maria terperangah. "Mereka bersaudara, dan saat pembaptisan Easa,
Yohanes telah mengumumkannya di hadapan orang banyak. Yohanes
tidak akan berbuat seperti itu."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tidak? Aku tidak yakin, Saudaraku." Salome berpikir. "Ibuku bilang,


Yohanes sama liciknya seperti ular. Pikirkanlah.
Ia menikahimu untuk mengesahkan posisi rajanya, dan sekarang kau
mengandung keturunannya. Ia mencerca ibuku dengan julukan
penyeleweng dan memanfaatkan fakta bahwa dia seorang Nasrani untuk
menyerangnya dan sebagai senjata terhadap kita semua. Apa langkah
selanjutnya? Menarik dukungannya terhadap Easa secara terang-
terangan berdasarkan keyakinan bahwa ia melanggar hukum. Ia tidak
akan puas sampai ia
menghancurkan JalanNya."
"Aku pikir, Yohanes tidak akan berbuat seperti itu, Salome."
"Benarkah?" Gadis itu tertawa, tawa yang keras untuk seorang yang
begitu muda. "Kau tidak banyak berada di sekitar Herod seperti aku.
Lelaki bisa melakukan apa saja untuk menguatkan kedudukannya."
Maria menghela napas dan menggelengkan kepala. "Aku tahu, sulit
untukmu percaya. Tapi Yohanes adalah lelaki yang baik dan seorang
rasul sejati. Aku tidak akan menikah dengannya jika aku tidak yakin
akan hal itu. Kakakku pun tidak akan setuju. Memang, Yohanes berbeda
dengan Easa, dan ia seorang yang keras dan kasar. Tapi ia yakin akan
kerajaan Tuhan. Ia hidup hanya untuk membantu orang menemukan
Tuhan lewat pertobatan dan hukum."
"Ya, ia membantu para pria. Tapi terhadap wanita, ia akan lebih cepat
menenggelamkan kita semua dalam sungainya dibandingkan menawarkan
penyelamatan." Salome mencibirkan bibir untuk menunjukkan rasa muak.
"Dan ia telah menjadi boneka orang Farisi, sepertinya tidak ada alasan
lain kecuali karena ia tidak memiliki keterampilan sosial atau politik
sendiri.
Ia ikut saja ke mana pun mereka menyuruh. Dan aku jamin, ia akan
diperintahkan untuk mempertanyakan lebih jauh keabsahan (posisi) Easa
jika ia tidak dihentikan."
Maria menatap wajah temannya. Sesuatu dalam cara bicara Salome
membuatnya gugup, tapi itu sesungguhnya adalah rasa takut yang
bercampur dengan rasa hormat. Teman masa kanakkanaknya itu

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mengembangkan pemahaman praktis tentang politik berdasarkan


pengalamannya di istana Herod.
"Apa maksudmu?"
Saat Maria menengadah, cahaya matahari menyinari wajahnya,
menampakkan memar biru dan hitam di wajahnya.
Sang putri Herodian menggigil melihat wajah Maria yang cantik dan
halus dipenuhi bekas pukulan seperti itu. Saat Salome bicara, suaranya
pelan dan pasti. "Aku akan membuat Yohanes sang Pembaptis menebus
segala perbuatannya terhadapmu, terhadap Easa, dan terhadap ibuku.
Dengan suatu cara."
Tubuh letih Maria gemetar mendengar kata-kata itu. Meski matahari
siang bersinar terik, tiba-tiba ia merasa amat, sangat dingin.

Cepatnya tindakan penahanan Yohanes sungguh mencengangkan.


Belakangan Maria baru tahu bahwa Salome bergegas ke istana musim
dingin sang penguasa Galilee, di dekat Laut Mati. Di sanalah pesta ulang
tahun Herod Antipas diselenggarakan. Herod telah meminta Salome
untuk mempersembahkan tarian baginya dan tamu-tamunya.
Keanggunan dan kecantikan gadis itu sudah dikenal luas. Para tamu
berdatangan dari jauh untuk menghormati undangan Herod. Dan sang
penguasa merasa adalah suatu sikap baik jika ia memamerkan kecantikan
putri tirinya kepada sekalian tamu.
Salome memasuki ruangan tempat perayaan berlangsung dalam suasana
Romawi. Ia mengenakan gaun sutra mengilap dan kalung emas yang
memukau, hadiah ayah tirinya.
Kedatangannya menarik perhatian para tamu, sebagian bahkan memutar
leher untuk melihat lebih jelas sang putri nan jelita.
"Kau adalah permata yang paling berharga dalam kerajaanku, Salome,"
tutur ayah tirinya. "Ayo, menarilah bersama kami. Para tamu akan
merasa senang melihat kecantikanmu."
Salome berjalan ke arah singgasana Herod, tempat ia memimpin pesta.
Gadis itu mengungkapkan kekesalannya. "Aku tak tahu apakah aku bisa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menari, Ayah. Hatiku dipenuhi keresahan sejak aku bepergian. Rasanya


aku tidak bergairah untuk menari."
Herodias yang duduk di atas permadani tebal di samping suaminya
menjadi tegang. "Apa yang terjadi hingga kau begitu resah, Anakku?"
Salome menceritakan kisah yang menyedihkan tentang seorang lelaki
jahat yang dipanggil sang Pembaptis dan bagaimana ucapan lelaki itu
menghantuinya dan sepertinya mengikuti ke mana pun ia pergi.
"Siapakah orang yang dijuluki sang Pembaptis?" Seorang tamu
terhormat dari Romawi bertanya.
Herod menunjukkan isyarat meremehkan. "Bukan siapa-siapa.
Salah seorang di antara beberapa mesias tahun ini. Ia seorang
pengacau, tapi tidak penting."
Tangis Salome meledak dan ia menghambur ke kaki ibunya.
Ia menyampaikan julukan-julukan yang ditujukan sang Pembaptis kepada
Herodias. Salome merasa ketakutan karena rasul ini mengatakan bahwa
Herod akan dilengserkan dan istana beserta penghuninya akan hancur.
Sang Pembaptis mengompori orang untuk
membenci Herod, sedemikian dahsyatnya hingga Salome tidak lagi bisa
bepergian dengan aman bersama orang orang Nasrani kecuali jika ia
menyamar.
"Kedengarannya ia lebih mirip perusuh dibandingkan seorang rasul,"
komentar salah seorang tamu Romawi.
"Sebaiknya persoalan ini kita selesaikan secepatnya."
Herod tidak sedang bersemangat mengurusi masalah politik, tapi ia
tidak boleh kelihatan lemah di hadapan para perwakilan dari Roma.
Dipanggilnya para pengawal lalu ia mengeluarkan perintah.
"Tangkap lelaki yang dijuluki sang Pembaptis ini, dan seret ke sini. Aku
ingin tahu apakah ia berani mengucapkan katakata itu di hadapanku."
Para tamu bertepuk tangan mendengar keputusan ini. Mereka
menyambut sang pemimpin Romawi dengan mengangkat gelas. Salome
menyapu air mata dan tersenyum manis kepada Herod Antipas.
"Tarian apa yang ingin kau saksikan malam ini, Ayah?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Yohanes Pembaptis adalah tahanan yang menyusahkan. Herod Antipas


tidak mengantisipasi kekuatan pengikut Yohanes, yang kini jumlahnya
telah sedemikian membengkak. Para pemohon membanjiri istana setiap
hari, menuntut pembebasan rasul mereka. Mereka menemui Herod
sebagai seorang Yahudi, memohon simpati terhadap kalangannya. Karena
istana musim dingin berada di wilayah Qumran, komunitas Eseni
mengirimkan perwakilan mereka setiap hari untuk meminta pembebasan
tahanan yang bajik itu. Jelaslah, menahan seorang rasul wilayah
setempat untuk dihukum dan dibungkam bukanlah
persoalan sederhana. Yohanes Pembaptis adalah sebuah fenomena.
Herod melaksanakan sendiri tugas menginterogasi Yohanes.
Ia menyuruh pengawal membawa Yohanes menghadap. Secara pribadi, ia
menanyai Yohanes sembari berharap jawaban yang mau menang sendiri
dan amukan liar keluar dari mulut sang pengkhotbah sebagaimana yang
sering ia lakukan dan memang menjadi gayanya. Herod menganggap
sikapnya itu semacam olahraga. Dan ia memang sengaja memancing lelaki
yang membuat istri dan putri tirinya masygul. Selesai bermain-main
dengan tawanannya, Herod akan mengeluarkan keputusan hukuman akhir
yang akan diberlakukan.
Namun interogasi tidak berjalan sesuai rencana sang penguasa. Di luar
pakaiannya yang aneh dan penampilannya yang tidak beradab, tak ada
amarah membabi buta yang terlontar dari mulut Yohanes. Herod malah
menilai lelaki itu luar biasa cerdas, barangkali bahkan bijaksana.
Yohanes menekankan pembicaraan tentang pendosa dan keharusan
bertobat. Ia tidak ragu-ragu menatap mata Herod saat melontarkan
peringatan bahwa seseorang dengan dosa seperti yang dilakukan Herod
tidak akan diterima dalam Kerajaan Tuhan. Tapi masih ada waktu untuk
menebus dosa, jika Herod menyingkirkan istrinya yang penyeleweng dan
tidak lagi melakukan pelanggaran.
Menjelang akhir interogasi, Herod merasa sangat resah dengan
keputusan memenjarakan Yohanes. Ia ingin membebaskan lelaki itu. Tapi
hal itu akan membuatnya tampak lemah dan tidak efisien di hadapan
Roma. Bukankah kelompok perwakilan Roma hadir saat ia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mengeluarkan perintah penahanan Yohanes? Jika ia melepaskan


Yohanes, ia akan dipandang tidak konsisten dan barangkali bahkan tidak
kompeten dalam mengurus para pengacau Yahudi. Tidak, ia tidak berani
membebaskan sang Pembaptis, setidaknya belum berani. Alih-alih
mencabut hukuman, Herod meringankan penahanan Yohanes dan
mengizinkannya menerima tamu yang adalah pengikutnya dan warga
Eseni.
Mendengar kebijakan ini, Maria Magdala mengutus seseorang ke istana
untuk menanyakan pada suaminya apakah ia ingin berjumpa dengannya
atau berpesan mengenai anak dalam kandungannya. Yohanes
mengacuhkan pesan ini. Satusatunya pesan yang Maria dengar selama
Yohanes dipenjara hanyalah pesan yang berisi kutukan. Ia
mendengarnya lewat pengikut terdekat sang suami bahwa Yohanes terus
mempertanyakan siapa ayah janin itu dan menghina Maria dengan
sebutan yang paling memalukan. Yohanes menganggap akibat ulah
istrinyalah ia ditahan. Beberapa pengikut fanatiknya bahkan meneror
keluarga Maria. Akhirnya, Maria meyakinkan kakaknya dan Martha
untuk membawanya kembali ke Galilee, agar ia berada sejauh mungkin
dari sang Pembaptis dan para pengikutnya. Maria tidak paham, mengapa
satu ketidakpatuhan di suatu malam diterjemahkan sebagai dosa yang
tak terampuni, sebagai seorang pelacur. Tapi itulah kenyataannya. Maria
memilih menghadapi kesedihan ini di kesunyian rumahnya di kaki Gunung
Arbei, lebih dekat dengan orang-orang Nasrani dan mereka yang
bersimpati padanya.
Yohanes tetap melaksanakan tugas keimaman dari penjara.
Dari sanalah legenda dan pengaruhnya berkembang
di wilayah selatan. Tapi keimaman sepupunya, seorang Nasrani yang
karismatik, berkembang jauh lebih pesat di wilayah utara Yordania dan
Galilee. Para pengikut Yohanes menyampaikan kabar kepadanya tentang
karya-karya agung Easa dan penyembuhan ajaib yang ia lakukan. Tapi
mereka juga mengabarkan bahwa orang Nasrani masih berteman dengan
orang non-Yahudi dan kalangan yang tidak suci. Easa bahkan melarang
hukuman rajam bagi perempuan yang menyeleweng!

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Jelaslah sepupu Yohanes itu kehilangan pegangan hukum. Inilah saatnya


Yohanes bertindak.
Sesuai instruksi Yohanes, para pengikutnya datang ke pertemuan orang
Nasrani. Ketika Easa berdiri di hadapan kerumunan orang untuk memulai
khotbah, dua duta sang Pembaptis melangkah ke depan. Satu di antara
mereka menghadap Easa, dan satunya lagi menghadap kerumunan orang.
"Kami datang dari sel Yohanes Pembaptis. Ia meminta kami untuk
menyampaikan pesan ini kepada kalian semua. Ia berkata padamu,
Yeshua dari Nazaret, bahwa ia meragukanmu. Dulu ia memang percaya
bahwa kau adalah mesias utusan Tuhan.
Tapi kini ia tidak bisa percaya bahwa tindakanmu menerima orang-orang
tidak suci sesuai dengan hukum. Karena itulah ia bertanya padamu,
apakah kau adalah orang yang ditunggutunggu?
Atau mestikah orang-orang yang baik ini menanti yang lain?"
Kerumunan orang menjadi resah mendengar kata-kata ini.
Pembaptisan Easa oleh Yohanes merupakan momen yang menentukan
bagi sebagian murid Nasrani yang masih
baru. Hari yang agung di tepi Yordania, ketika Yohanes mengumumkan
bahwa sepupunya adalah orang yang terpilih dan ketika Tuhan
menunjukkan pilihannya lewat merpati, telah mengubah banyak orang
menjadi pengikut JalanNya. Sekarang, Yohanes Pembaptis menarik
dukungannya dengan melontarkan keraguan terhadap sepupunya di
hadapan publik.
Namun Yeshua dari Nazaret tidak goyah dengan pertanyaan itu dan
tidak terpengaruh dengan hinaan. Ia meminta orangorang agar diam lalu
ia berkata, "Tak ada rasul di bumi ini yang lebih besar dibandingkan
Yohanes Pembaptis."
Kepada kedua lelaki yang telah menantangnya, Yeshua menambahkan,
"Sampaikan rasa hormat kami kepada sepupuku. Pergilah, dan sampaikan
padanya semua yang kau lihat dan kau dengar hari ini."
Dan tak ada lagi yang diucapkan. Sang pemimpin Nasrani itu pergi
melewati kerumunan orang, dan menyambangi mereka yang sakit.
Dikabarkan, hari itu ia mengembalikan penglihatan banyak orang buta,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menyembuhkan kelumpuhan para orang tua, dan menyingkirkan roh jahat


dan keresahan hati dari orangorang yang menderita. Dan lewat itu
semua ia menyampaikan ajaran Jalan dan cahayaNya kepada jemaat. Ia
menyampaikan suatu kisah, suatu perumpamaan tentang seorang
perempuan yang mendapat pengampunan dosa karena hatinya dipenuhi
iman dan cinta. Itulah pesan terakhirnya hari itu.
"Pengampunan akan diberikan kepada mereka yang penuh kasih. Tapi jika
hanya ada sedikit cinta dalam diri seorang yang paling bajik sekalipun, ia
tidak akan banyak mendapat pengampunan."
Hari itu menegaskan keimaman Yeshua dari Nazaret sebagai Jalan cinta
dan pengampunan yang menyembuhkan, suatu jalan keselamatan tersedia
bagi semua orang yang memilih berjalan di bawah terangnya.

Herod Antipas menghadapi masalah. Para perwakilan Romawi yang


menyaksikan perintah penahanan Yohanes Pembaptis beberapa bulan lalu
datang kembali. Ketika petinggi Roma itu bertanya kepada pejabat sang
penguasa mengapa banyak orang Yahudi di sekitar istana, ia mendapat
jawaban bahwa rasul yang ditahan itu terus menarik pengikut.
Petinggi itu terkejut karena Herod belum menyelesaikan kasus sang
Pembaptis.
Saat makan malam, perwakilan Roma berbicara tegas kepada Herod.
"Kau tidak boleh terlihat lunak terhadap para perusuh. Kau berada di
sini karena Caesar memercayakanmu untuk mewakili Roma. Selain itu
karena kau seorang Yahudi, dia merasa kau memiliki sisi yang
menguntungkan jika berhadapan dengan masyarakat di sini. Lelaki itu
menghina Roma setiap hari dari penjara tempat kau menahannya. Dan
kau membiarkan saja."
Sang penguasa membela diri. "Wilayah gurun ini dikuasai sekte-sekte
Eseni dan lainnya yang menganggap lelaki itu seorang rasul. Jika ia
dihukum mati akan timbul pemberontakan."
"Kau, seorang warga Roma dan seorang raja, membiarkan dirimu
dikekang oleh penghuni gurun?" Pertanyaan itu sarat dengan kemarahan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Herod sadar bahwa ia terpojok. Perwakilan Roma itu akan pulang besok,
dan Herod tidak mau mengambil risiko kelemahannya itu dilaporkan
kepada Caesar. Banyak musuk yang akan senang melihat ia jatuh. Tapi
itu tak akan terjadi.
Antipas tidak akan menyia-nyiakan darah raja yang mengalir dalam
tubuhnya. Bukankah kakeknya menghukum mati putranya sendiri ketika
singgasananya terancam? Herod tahu bagaimana caranya
memperjuangkan sesuatu yang menjadi milik sah mereka.
Herod Antipas menepukkan tangan dua kali untuk memanggil pelayan. Ia
menyuruh mereka memanggil senturion untuk menghadap.
"Segera jalankan hukuman pada tahanan bernama Yohanes Pembaptis.
Penggal dia dengan pedang."
Petinggi Roma mengangguk puas melihat Herod Antipas menorehkan
catatan dalam sejarah untuk kali pertama tapi bukan yang terakhir.

Sebelum eksekusi dijalankan, Yohanes menyampaikan satu permintaan


agar pesannya disampaikan kepada istrinya di Galilee. Ia diperbolehkan
menerima seorang pengikut yang bertugas sebagai kurir. Kepadanya,
Yohanes memberikan katakata instruksi terakhir dan pertobatan
sebelum senturion mengayunkan pedangnya. Kepalanya akan dipisahkan
dari tubuhnya dengan sekali tebas, dan Yohanes Pembaptis, rasul
Yordania, pergi menghadap kerajaan Tuhan.
Herod memerintahkan pesuruhnya menancapkan kepala Yohanes pada
sebatang lembing dan memperton-
tonkannya di gerbang depan istana. Tujuannya untuk menunjukkan pada
petinggi Roma bahwa ia bersikap cepat dan tegas terhadap pengacau.
Kepala itu akan tetap berada di sana hingga habis diganyang burung
pemakan bangkai. Tapi sebelum itu terjadi, kepala Yohanes hilang
secara misterius di suatu malam. Jenazah Yohanes selebihnya
diserahkan pada para pengikut Eseni untuk dikuburkan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kepada Maria Magdala yang tengah hamil besar, kabar eksekusi


Yohanes disampaikan. Sang kurir menyampaikan pesan terakhir Yohanes
secara langsung.
"Bertobatlah, hai perempuan. Sesalilah dosa-dosa yang membawa kita
ke tempat ini setiap hari. Lakukanlah sebagai kenangan atas diriku dan
demi anak dalam kandunganmu.
Seandainya ada harapan bahwa anak ini diterima dalam kerajaan Tuhan,
kau harus bertobat dan membaptis anak itu saat kelahirannya."

Apakah di saat terakhirnya Yohanes percaya bahwa anak dalam


kandungan itu adalah putranya atau tidak, Maria tidak tahu.
Bahwa ia bersusah payah mengirimkan pesan sebagai permintaan
terakhirnya bisa menjadi isyarat barangkali ia percaya bahwa bayi itu
adalah anaknya. Maria mengingat pesan terakhirnya dan berdoa setiap
hari sepanjang sisa
umurnya demi pengampunan Yohanes. Perlakuannya tidak baik terhadap
Maria, tapi sedikit pun ia tidak dendam. Easa dan Maria Agung telah
mengajarkan bahwa memaafkan adalah perbuatan suci.
Prinsip itu tertanam dalam hatinya.
Sedari awal, Yohanes adalah sosok yang penuh misteri bagi Maria. Ia
pria keras yang tidak pernah meminta untuk mendapat tekanan begitu
rupa, dan ia tak pernah berniat untuk beristri.
Maria berusaha keras untuk bersikap patuh sesuai pandangan Yohanes.
Tapi tak ada sesuatu pun dalam diri Maria yang menyenangkan di
matanya. Menyedihkan, Maria menikah dengan satu-satunya lelaki di
Israel yang tidak ingin melakukan apa pun untuk mendapatkannya. Maria
berparas cantik, perangainya baik dan luhur, dan di dalam tubuhnya
mengalir darah yang agung. Namun tak satu pun kualitas ini menarik
perhatian Yohanes Pembaptis.
Pernikahan itu terasa sebagai hukuman bagi keduanya.
Syukurlah, mereka jarang bersama-sama. Pertemuan mereka hanya
terjadi ketika orang Farisi mendesak Yohanes untuk berketurunan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pada akhirnya, pernikahan itu lebih terasa memuakkan bagi Yohanes


dibandingkan bagi Maria. Sekarang mereka sudah terlepas dari ikatan
itu, tapi Maria bersedia menyerahkan segalanya jika saja dulu ia tidak
menyerahkan kebebasannya.
Selain dipersalahkan sebagai penyebab dipenjaranya Yohanes, para
pengikut setia sang rasul juga menuding Maria sebagai biang kerok
terjadinya eksekusi. Satu-satunya wanita yang lebih terhina kala itu
adalah Salome.
Putri Herodian ini dituduh melakukan sejumlah tindakan bejat. Di
antaranya melakukan inses dengan ayah tirinya. Kabar burung yang
menghebohkan pun berkembang ten tang kehidupan seksual Salome yang
bebas dan bagai mana ia memanfaatkannya untuk mendapat kepala
Yohanes Pembaptis di atas baki perak. Tapi semuanya hanya isapan
jempol. Salome memang menggunakan taktik kekanak-kanakan untuk
memastikan bahwa Yohanes dipenjara. Tapi sambil mencucurkan air
mata, ia mengaku kepada Maria bahwa ia tidak mengira akan terjadi
eksekusi.
Ia hanya ingin menghentikan langkah Yohanes, menghilangkan
kekuatannya yang kian berkembang di kalangan masyarakat agar tidak
membahayakan Easa atau Maria. Pada dasarnya, Salome terlalu muda
dan belum berpengalaman dalam dunia politik dan agama untuk bisa
meramalkan bahwa penahanan Yohanes akan berujung dengan semakin
populernya sang rasul di kalangan masyarakat biasa. Yang lebih buruk
lagi, Salome tidak mengira bahwa Herod akan menghadapi dilema yang
tidak menguntungkan atau solusi yang cuma satu-satunya.
Seorang kurir tidak dikenal dari perkemahan Yohanes datang membawa
suatu relik pertobatan yang terakhir dan tak diduga-duga kepada janda
mudanya beberapa minggu berselang.
Tanpa sepatah kata pun, pertapa itu menyerahkan sebuah keranjang
anyaman lalu cepat-cepat pergi. Tidak ada surat yang menyertai
hantaran itu, dan sang kurir tidak menatap mata Maria saat menunaikan
tugasnya.
Dengan penasaran, Maria membuka tutup keranjang.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Isi keranjang beralas sutra itu adalah tengkorak ke-


pala Yohanes Pembaptis yang sudah kering terbakar matahari.

Maria melahirkan secara prematur. Ini menjadi berkah tersendiri,


karena tubuh mungil Maria tidak mampu melahirkan bayi setelah masa
kehamilan penuh. Meski muncul sebelum waktunya, bayi itu tidak bisa
diam. Ia datang ke dunia dengan lengkingan kemarahan. Pada usia
sehari, rupa fisik bayi itu sangat mirip dengan Yohanes. Dan siapa pun
yang mendengar tangisannya yang tidak henti-henti akan mengenali
bahwa ia adalah anak sah sang Pembaptis.
Maria Magdala mengirimkan kabar kepada Maria Agung dan Easa bahwa
putranya telah lahir dengan selamat, disertai ucapan terima kasih atas
doa-doa mereka.
Maria menamai putranya Yohanes-Yusuf, mengikuti nama sang ayah.

Pasca-eksekusi Yohanes, Easa mendapat desakan kuat dari para


pengikutnya untuk menjadi pemimpin. Ia mengembara ke wilayah gurun
dan berjumpa dengan kaum Eseni dan murid-murid Yohanes untuk
memberi khotbah tentang jalan Tuhan menurut caranya sendiri.
Sebagian di antara kaum Eseni menerima Easa sebagai mesias baru dan
menaatinya karena Easa keturunan Daud. Namun banyak pula yang
menentang pembaruan Nasrani yang
dibawa Easa karena Yohanes mengecam keras hal-hal semacam ini di
akhir hayatnya. Bagi mayoritas penghuni gurun, Yohanes adalah satu-
satunya Guru Keadilan. Siapa pun yang mencoba mengambil
kedudukannya adalah penipu.
Perpecahan antara orang-orang yang bertekad mengikuti Yohanes
dengan mereka yang setia pada Easa terbentuk dalam masa ini.
Semangat Nasrani lahir sebagai suatu kekuatan cinta dan pengampunan
yang bisa dimiliki siapa pun yang memilih untuk mengikutinya. Sedangkan
falsafah kelompok Yohanes sangat berbeda, yakni dilandasi penilaian
tegas dan penerapan hukum secara ketat. Easa dan kelompok Nasrani
menerima kaum perempuan dengan tangan terbuka dan menghormati

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mereka, tapi sikap pengikut Yohanes berbeda. Yohanes selalu


memandang rendah kaum hawa. Julukan yang ia berikan kepada Maria
dan Salome sebagai pelacur Babilonia adalah perwujudan paham bahwa
perempuan adalah makhluk hina.
Gambaran yang tidak tepat dan tidak adil tentang Maria sebagai
seorang pendosa yang bertobat dan Salome sebagai pelacur hina pun
bermunculan. Para pengikut Yohanes Pembaptis mengipas-ngipasi bara
ketidakadilan ini sehingga menimbulkan api yang berkobar hingga ribuan
tahun.

Easa dari Nazaret, pangeran keluarga Daud, berniat mengubah persepsi


buruk masyarakat terhadap putri yang kini menjanda. Lebih dari siapa
pun, ia tahu bahwa Maria yang luhur dan berbudi ini telah diperlakukan
tidak adil.
Sedari dulu hingga kini, ia tetap putri Benjamin. Darah yang mengalir di
tubuhnya tetap agung, hatinya tetap murni, dan Easa tetap
mencintainya.
Lazarus terperanjat ketika suatu hari sang Putra Singa muncul di depan
pintunya, sendirian, tidak didampingi pengikutnya.
"Aku datang untuk menjenguk Maria dan putranya," katanya berterus
terang.
Dengan terbata-bata Lazarus memanggil Martha dan mempersilakan
Easa masuk. Martha masuk ke ruangan itu dan tidak berpura-pura
menutupi perasaannya yang entah kaget, entah gembira. Sedari dulu dia
adalah simpatisan Nasrani, meski latar belakang keluarganya lebih
konservatif. Ia selalu mencintai dan mengagumi Easa.
"Aku akan memanggil Maria," kata Martha, tergesa-gesa keluar ruangan.
Ketika mereka hanya berdua, Lazarus berusaha berbicara lagi. "Yeshua,
aku ingin meminta maaf. Banyak kesalahanku..."
Easa mengangkat tangannya. "Tenanglah, Lazarus. Aku mengenalmu
sebagai orang yang selalu melakukan sesuatu yang benar dan adil. Kau
selalu mengikuti kata hati dan Tuhanmu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Karena itulah, kau tidak perlu meminta maaf kepadaku atau kepada
siapa pun."
Lazarus merasa luar biasa lega. Telah lama ia memendam rasa pedih
karena telah memutus pertunangan antara Easa dan adiknya. Juga rasa
bersalah karena tidak menyediakan penginapan bagi kaum Nasrani di
Bethany malam itu, yang akhirnya menyebabkan bencana besar bagi
Maria. Tapi ia tidak sempat mengungkapkannya, karena Yohanes-Yusuf
kecil telah mengumumkan
kehadirannya di ruangan itu dengan tangisan keras.
Easa tersenyum ke arah Maria dan bayinya. Ia menjulurkan tangan
untuk menggendong bayi, yang kini wajahnya merah padam akibat jerit
tangisnya. "Ia rupawan seperti ibunya dan keras hati seperti ayahnya,"
Easa tertawa, menerima bayi dari tangan Maria. Sentuhan pertama
tangan Easa membuat bayi itu berhenti menangis. Ia menjadi tenang,
memandang sosok yang baru ia lihat dengan penuh minat. Yohanes kecil
tertawa gembira saat Easa mengayun-ayunnya dengan lembut.
"Ia menyukaimu," kata Maria, tiba-tiba malu melihat kehadiran lelaki
yang kini telah melegenda itu. Easa memandang serius pada Maria. "Aku
harap begitu."
Ia memandang ke arah Lazarus. "Lazarus, Saudaraku. Aku ingin
berbicara secara pribadi kepada Maria tentang suatu persoalan yang
sangat serius. Ia seorang janda dan berbicara langsung dengannya
bukanlah sesuatu yang tidak pantas."
"Tentu saja," gumam Lazarus lalu bergegas meninggalkan ruangan.
Easa, masih menggendong bayi, memberi isyarat pada Maria untuk
duduk. Mereka duduk bersama dalam suasana yang tenang dan bahagia,
sementara bayi itu terus tertawa-tawa pada Easa dan menarik rambut
panjangnya yang memang menjadi gaya orang Nazaret.
"Maria, ada sesuatu yang ingin kutanyakan."
Maria mengangguk pelan, tidak tahu apa yang akan diucapkan Easa, tapi
hatinya dipenuhi ketenangan karena bisa mendengar suaranya lagi.
Kehadiran Easa bak obat bagi jiwanya yang hancur.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau telah mengalami banyak kejadian, dan kau melakoninya dengan


keyakinan padaku dan JalanNya. Aku
ingin mengubah keadaan ini bagimu dan anak ini. Maria, aku ingin kau
menjadi istriku dan aku ingin kau mengizinkanku membesarkan Yohanes
sebagai putraku sendiri."
Maria diam tidak bergerak. Apakah ia tidak salah dengar? Rasanya ini
tidak mungkin.
"Easa, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan." Maria terdiam
sejenak, berusaha menarik pikiran-pikiran yang berlarian di kepalanya
yang terkejut. "Sepanjang hidupku, aku bermimpi akan menikah
denganmu. Dan ketika hal itu tidak terjadi...aku tidak pernah
memikirkan mimpi itu lagi. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu
mewujudkan keinginanmu. Aku tidak ingin nama dan misimu menjadi
rusak. Terlalu banyak orang yang menyalahkan aku atas kematian
Yohanes. Orang-orang yang membenciku dan menyebutku seorang
pendosa."
"Semua itu tidak ada artinya bagiku. Para pengikutku mengenal
kebenaran. Dan kami akan mengajarkan kebenaran kepada mereka yang
belum tahu. Dan para pengikut hukum tidak bisa menentangnya.
Sesungguhnya, menjadikanmu sebagai istri adalah sesuatu yang wajar.
Kau janda Yohanes dan aku kerabatnya. Akulah kerabat pria terdekat
Yohanes dan karena itu bertanggung jawab untuk membesarkan
putranya. Aku akan membesarkannya sebagai pangeran bagi umatnya,
sebagai keturunanku yang terpilih, dan sebagai putra seorang rasul.
Inilah penyatuan yang layak, berdasarkan hukum dan rakyat Israel. Aku
tetap putra Daud dan kau tetap putri Benjamin."
Maria terperangah. Ia tidak pernah menduga peristiwa ini akan terjadi.
Ia hanya berani berharap, Easa bersedia membaptis putranya seperti
yang diminta
Yohanes. Tapi mengadopsi anak itu sebagai putra Easa sendiri dan
menjadikannya istri? Semua ini lebih dari yang bisa ia bayangkan. Maria
menelungkupkan wajah ke tangannya dan menangis.
"Apa yang membuatmu menangis, Merpati Kecil?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kesempurnaan penyatuan kita sekarang tidak berkurang di mata Tuhan


dibandingkan ketika Ia pertama kali memilih kita untuk bersama-sama."
Maria mengusap air matanya dan memandang wajah orang Nasrani itu,
Easanya, yang telah dikembalikan Tuhan kepadanya.
"Aku tidak percaya bisa merasakan kebahagiaan kembali," bisiknya.

Berbeda dengan pesta yang megah di Cana, Easa dan Maria


melangsungkan upacara pernikahan sederhana yang dihadiri Maria
Agung dan beberapa umat Nasrani yang paling setia.
Acara itu bertempat di pantai Galilee, di desa Tabga.
Kabar tentang penyatuan dua insan itu tersebar dengan cepat. Keesokan
harinya, gerombolan orang berdatangan ke Tabga. Sebagian di antara
mereka adalah pengikut, sebagian lagi datang karena penasaran dengan
pernikahan pasangan yang disebut dalam nubuat Solomon ini. Ada juga
sebagian orang yang merasa tidak senang dengan penyatuan rasul
Galilee yang dicintai ini dengan seorang perempuan yang reputasinya
telah ternoda. Tapi Easa merasa gembira dengan kehadiran mereka
semua. Berkali-kali ia mengatakan pada Maria bahwa setiap hari
menghadirkan kesempatan baru untuk menunjukkan
JalanNya kepada seseorang yang belum pernah menyaksikannya. Suatu
peluang untuk memberi penglihatan kepada orang yang buta.
Dalam dua hari saja, berita pernikahan itu telah menarik ribuan orang
untuk datang.
Maria Agung menemui Easa di ujung hari kedua. Ia mengingatkan Easa
tentang mukjizat yang terjadi saat pernikahan di Cana, ketika tidak
tersedia cukup anggur bagi para tamu. Kini, pantai Galilee dibanjiri
pelancong yang belum makan selama berhari-hari, juga mereka yang
hanya memiliki sedikit persediaan makanan. Ibunda Easa mengingatkan
putranya tentang hal ini.
Easa memanggil beberapa orang pengikut terdekatnya. Ia meminta
mereka menghitung jumlah tamu. Filipus menjawab, "Tamu yang datang
hampir lima ribu orang, sementara persediaan makanan kita hanya untuk
dua ratus orang."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Andreas, adik Easa, menyarankan, "Aku memiliki seorang kenalan di sini,


putra seorang nelayan. Ia memiliki lima roti dan dua ikan kecil, tapi
hanya itu. Tidak ada artinya dengan jumlah tamu yang datang."
Easa berkata, "Suruh mereka duduk di rumput. Bawakan roti dan ikan
itu kepadaku."
Perintah ini dijalankan Andreas. Keranjang berisi roti dan ikan
diletakkan di hadapan Easa. Easa mengucapkan doa syukur atas
keberlimpahan makanan kemudian mengembalikan keranjang itu ke
Andreas. "Mulailah dengan keranjang ini dan edarkan di antara para
tamu. Kumpulkan semua serpihan yang tercecer agar tidak ada yang
hilang. Lalu masukkan serpihan itu ke keranjang baru dan edarkan di
antara para tamu seperti keranjang pertama."
Andreas mengikuti petunjuk itu, dibantu Petrus dan yang lain. Beberapa
serpihan saja berubah menjadi tumpukan roti.
Dalam waktu singkat, tersedia dua belas keranjang besar yang penuh
dengan makanan. Keranjang ini diedarkan kepada kerumunan tamu
hingga tiap orang yang hadir mendapat bagian.
Semua yang hadir di pantai Tabga hari itu menjadi yakin tanpa keraguan
sedikit pun bahwa Easa adalah mesias sejati yang diturunkan Tuhan.
Reputasinya sebagai orang yang memiliki mukjizat dan seorang
penyembuh cepat tersiar, dan pengikutnya bertambah banyak. Orang-
orang yang menerima Maria pun semakin banyak. Jika ia adalah seorang
perempuan yang dipilih oleh seorang rasul besar, tentulah ia seorang
yang pantas.
Kedudukan Maria dan derajatnya menimbulkan masalah, yakni namanya.
Pada masa itu, nama seorang perempuan ditentukan oleh hubungannya
dengan pria. Bagi Maria, ini problematis dan secara politis sulit
dilakukan. Menyebutnya sebagai janda Yohanes sepertinya tidak pantas,
begitu juga jika ia hanya disebut sebagai istri Easa. Pada masa itu,
Maria dikenal dengan namanya sendiri, sebagai seorang perempuan yang
memiliki kepemimpinan. Selamanya ia adalah Putri Sion, Menara
Jemaatnya sang Migdal-Eder. Namanya saja sudah mencerminkan
seorang ratu. Maka umat memanggilnya dengan: Maria Magdalena.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Periode pelayanan keimaman sesudah mukjizat pemberian


makanan kepada ribuan orang di Tabga inilah yang disebut Maria
Magdalena sebagai Masa Besar. Tak lama usai pernikahan, kaum Nasrani
bersama-sama Maria yang kini menjadi bagiannya, berangkat ke Siria.
Dalam perjalanan ini, Easa menyembuhkan banyak orang yang sakit. Ia
menghabiskan masa pengajaran di sinagoge dan menyampaikan ajaran
JalanNya ke orang-orang yang belum pernah mendengarnya.
Beberapa bulan kemudian, ia kembali ke Galilee. Maria Magdalena hamil,
dan Easa ingin anak mereka lahir di tempat yang paling nyaman bagi
Maria di rumahnya.
Seorang bayi perempuan mungil lahir dengan sempurna sekembalinya
Maria dan Easa ke Galilee. Mereka memberi dua nama bagi sang putri,
Sarah-Tarnar. Sarah diambil dari nama seorang perempuan Ibrani
terhormat yang tercantum dalam Alkitab, yakni istri Ibrahim.
Sedangkan Tamar adalah nama Galilee dan mengacu pada pepohonan
kurma yang tumbuh subur di wilayah ini. Dari generasi ke generasi, nama
ini kerap digunakan oleh keluarga terhormat sebagai nama kesayangan
bagi anak perempuan.
Keluarga agung itu bertambah anggota, pelayanan keimaman mereka
berkembang, dan anak-anak Israel merasakan masa depan mereka penuh
harapan. Tepatlah jika periode ini disebut Masa Besar.

Delapan Belas

Chateau des Pommes Bleues 29 Juni 2005

Tidak ada yang segera bicara setelah Peter membacakan terjemahan


kitab pertama. Mereka semua duduk terdiam selama beberapa saat.
Masing-masing menyerap dalamnya informasi dengan caranya sendiri.
Pada bagian-bagian tertentu, saat terjemahan itu dibacakan, mereka
menangis. Yang lelaki tidak terlalu kentara, yang perempuan terisak
tanpa ditahan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Akhirnya Sinclair memecah keheningan. "Kapan kita mulai?"


Maureen menggelengkan kepala. "Aku bahkan tak tahu harus memulai
dari mana." Ia memandang Peter untuk mengetahui perasaannya
terhadap kisah ini. Peter terlihat luar biasa tenang, bahkan tersenyum
saat mata mereka bertemu.
"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Maureen.
Peter mengangguk. "Tak pernah sebaik ini. Memang sangat aneh, tapi
aku tidak merasa terkejut atau khawatir atau prihatin, aku cuma
merasa...puas. Tak bisa kujelaskan, tapi itulah yang kurasakan."
"Kau tampak letih," komentar Tammy. "Tapi peker-
jaanmu luar biasa."
Sinclair dan Roland menyatakan setuju, masing-masing berterima kasih
kepada Peter karena telah menerjemahkan kitab itu tanpa kenal lelah.
"Bagaimana kalau kau beristirahat dulu, lalu menerjemahkan kitab yang
lainnya besok," saran Maureen dengan lembut. "Aku serius, Pete, kau
perlu beristirahat."
Peter menggelengkan kepala, tidak bisa dibujuk. "Tidak bisa, masih ada
dua kitab lagi. Kitab Para Murid dan satunya lagi yang ia sebut Kitab
Masa Kegelapan. Kurasa kita pasti berasumsi bahwa isinya adalah
kesaksian peristiwa penyaliban, dan aku tidak akan pergi ke mana-mana
sebelum menyelesaikannya."
Saat mereka sadar bahwa keputusan Peter tidak bisa ditawar-tawar
lagi, Sinclair menyuruh pelayan membawakan teh. Sang pendeta masih
belum mau makan. Ia yakin bahwa ia harus berpuasa selama proses
penerjemahan. Jadi mereka meninggalkannya sendirian. Sinclair,
Maureen, dan Tammy bergabung di ruang makan untuk menyantap makan
malam.
Roland diajak bergabung, tapi ia menolak dengan sopan karena masih
ada hal lain yang harus ia kerjakan. Ia beradu pandang dengan Tammy di
ujung ruangan, lalu pergi.
Makan malam berlangsung singkat karena tidak seorang pun merasa
berselera. Mereka masih sulit menerjemahkan reaksi terhadap kitab

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pertama itu ke dalam kata-kata. Tammy akhirnya berkomentar tentang


riwayat Yohanes.
"Setelah seharian bersama dengan Derek, semuanya menjadi lebih jelas.
Sekarang aku tahu, mengapa pengikut Persekutuan Yohanes sangat
membenci Maria dan
Salome. Tapi sikap itu tidak adil."
Maureen bingung. Ia belum paham dengan ucapan Tammy.
"Apa maksudmu? Apakah merekalah orang-orang yang menyerangku?"
Tammy mengungkapkan semua yang didengarnya dari mulut Derek saat
kunjungan menakutkan ke Carcasonne.
Maureen mendengarkan tanpa mengucapkan sepatah kata pun,
tercengang.
"Tapi, kalian sudah tahu bahwa Maria memiliki putra dari Yohanes
Pembaptis?" Ia menujukan kalimat itu ke mereka berdua. "Karena ini
sangat mengejutkan bagiku. Benar-benar mengejutkan."
Sinclair mengangguk. "Kebanyakan orang juga akan terkejut. Itulah
keterangan yang kami ketahui. Tapi di luar sekte bidah kami, tak banyak
yang tahu. Ada suatu usaha terorganisasi untuk menghilangkan bagian
sejarah itu di kedua pihak.
Agaknya pengikut Yesus tidak mau informasi tentang Yohanes
membayangi kisah Yesus, jadi bagian itu diungkapkan oleh para penulis
Injil dengan hati-hati dan dengan cara yang cerdas."
Tammy menyela. "Para pengikut Yohanes tidak membicarakan uraian itu
karena mereka membenci Maria Magdalena. Aku membacanya lewat
dokumen-dokumen Persekutuan mereka yang disebut True Book of the
Holy Grail.
Mereka memberi judul itu karena merasa yakin bahwa satusatunya
darah yang suci adalah lewat Yohanes dan putranya.
Itulah yang membuat garis darah mereka sebagai Holy Grail yang sejati,
saluran darah suci yang sejati. Dan
jika ada kesempatan, mereka akan menyingkirkan semua uraian tentang
Maria Magdalena. Tidak hanya dari Alkitab, tetapi juga sejarah.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dalam Persekutuan, ada larangan menyebut nama Magdalena tanpa


menambahkan gelar pelacur."
"Tidak masuk akal," kata Maureen. "Dialah ibu bagi putranya, dan
mereka sendiri mengakui kebenarannya. Lalu mengapa mereka masih
membenci Maria Magdalena?"
"Karena dalam pemahaman mereka, dia dan Salome-lah yang
merencanakan kematian Yohanes agar Maria bisa menikah dengan
Yesus-Easa-dan agar Yesus bisa menduduki posisi sebagai orang yang
terpilih. Dengan demikian ia bisa merebut kedudukan sebagai ayah bagi
putra Yohanes dan mendidiknya dengan cara Nasrani. Sebenarnya,
menolak Kristus dengan meludahi salib dan menjulukinya Perampas telah
menjadi bagian ritual mereka."
Maureen menatap mereka berdua. "Aku ragu-ragu mengatakan ini, tapi
sulit untuk percaya bahwa Jean-Claude adalah bagian dari mereka."
"Maksudmu Jean-Baptiste." Tammy menyebut nama itu dengan muak.
"Ketika kami di Montsegur...ia tahu banyak tentang orang-orang Cathar.
Tidak hanya itu, ia begitu kagum, begitu hormat pada mereka. Apakah
semua itu hanya pura-pura?"
Sinclair menghela napas dan mengusap wajahnya. "Ya, dan menurutku itu
hanya sebagian kecil dari permainan besar.
Roland menemukan bahwa Jean-Claude telah dididik sejak kecil untuk
menyusup ke dalam organisasi kami. Keluarganya kaya raya. Dan dengan
sumber daya dari
Persekutuan, ia mampu merekayasa identitas ini. Karena semuanya
berjalan mulus, belakangan ia menambahkan namanya dengan embel-
embel Paschal. Ini membuatku curiga, tapi aku tidak punya alasan untuk
tidak percaya. Faktanya ia seorang yang terpelajar dan sejarawan,
bahkan pakar di bidang sejarah kita. Tapi ternyata gelarnya itu bukan
saja demi mendapatkan penghormatan, tetapi lebih untuk memperjelas
ungkapan "Kenali musuhmu.'"
"Sudah berapa lama terjadi? Permusuhan ini?" "Dua ribu tahun," jawab
Sinclair. "Tapi hanya satu pihak.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kalangan kami tidak dendam terhadap Yohanes dan selalu menerima


keturunan sang Pembaptis sebagai saudara. Lagi pula, kita semua adalah
anak-anak Maria Magdalena, bukankah begitu? Begitulah sikap kami, dan
selalu begitu."
"Pihak keluarga merekalah yang pengacau," gurau Tammy.
Sinclair menyela. "Tapi tidak semua pengikut sang Pembaptis adalah
ekstremis. Ini penting diingat. Orang-orang fanatik dalam Persekutuan
hanyalah minoritas. Mereka memang kelompok radikal yang menakutkan
dan luar biasa kuat. Tapi tetap saja mereka adalah kelompok minoritas.
Ayo kita keluar, aku ingin menunjukkan sesuatu."
Mereka bertiga beranjak dari meja, dan Tammy memohon diri. Ia
meminta Maureen untuk bergabung dengannya nanti di ruang media.
"Setelah kita sampai sejauh ini, aku ingin menunjukkan berapa hal lagi
yang kutemukan saat melakukan riset."
Maureen setuju untuk bertemu Tammy satu jam lagi,
kemudian ia keluar mengikuti Sinclair. Langit sore masih terang dengan
sisa cahaya matahari musim panas ketika mereka menuju gerbang masuk
Taman Trinitas.
"Masih ingat taman ketiga? Taman yang belum kau lihat hari itu? Ayo,
akan aku tunjukkan sekarang."
Sinclair meraih tangan Maureen dan memimpinnya mengelilingi pancuran
Maria Magdalena dan melewati belokan pertama di sebelah kiri. Jalan
setapak yang terbuat dari marmer membawa mereka ke suatu taman
indah yang menyerupai daerah vila di Italia.
"Taman ini terkesan sangat...Romawi," komentar Maureen.
"Ya. Kita tidak tahu banyak tentang pemuda ini, Yohanes- Yusuf.
Sepengetahuanku, tidak ada tulisan tentang dia atau setidaknya belum
ada hingga kini. Yang ada hanya cerita tradisional dan legenda yang
disampaikan secara turun temurun."
"Dan apa yang kauketahui?"
"Hanya bahwa anak ini bukan putra Yesus, melainkan putra Yohanes.
Namanya benar, Yohanes-Yusuf, meskipun sebagian legenda
menyebutnya Yohanes-Yeshua, bahkan Yohanes-Markus.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Legenda mengatakan bahwa pada usia tertentu ia berangkat ke Roma,


meninggalkan ibu dan dua adiknya di Prancis. Apakah kepergiannya itu
atas keinginan sendiri atau bagian suatu rencana besar atau tidak,
hanyalah spekulasi. Kita pun tidak tahu bagaimana akhir hidupnya. Ada
dua mazhab pemikiran".
Sinclair membimbing Maureen menuju patung marmer seorang pemuda
dalam gaya Renaisans. Ia berdiri di depan sebuah salib besar, tapi salah
satu tangannya memegang tengkorak kepala.
"Ia dibesarkan oleh Yesus, jadi tidak mustahil ia tetap menjadi bagian
komunitas Kristen yang sedang berkembang di Roma. Jika benar begitu,
kemungkinan hidupnya berakhir tragis seperti kebanyakan pemimpin
gereja di masa awal, dibunuh oleh Nero. Sejarawan Roma, Tacitus,
mengatakan bahwa Nero 'menghukum kelompok Kristen, yang umumnya
dikenal sebagai kelompok yang merusak akhlak, dengan cara yang sangat
kejam'. Dan lewat kisah kematian Petrus, kita tahu bahwa pernyataan
itu kemungkinan benar."
"Jadi menurutmu ia menjadi martir?"
"Kemungkinan besar. Barangkali bahkan disalib bersama Petrus. Susah
dibayangkan, seseorang dari garis keturunan seperti dia tidak menjadi
seorang pemimpin. Dan semua pemimpin pada masa itu dihukum mati.
Tapi ada pandangan lain."
Sinclair menunjuk ke tengkorak marmer di tangan Yohanes Yusuf. "Ada
kemungkinan lain. Salah satu legenda mengatakan bahwa pengikut
Yohanes yang lebih fanatik berjuang mencari keturunannya di Roma.
Mereka meyakinkan putra sang rasul bahwa umat Kristen telah merebut
posisinya yang sah. Bahwa Yohanes adalah satu-satunya mesias sejati.
Dan sebagai putra satu-satunya, Yohanes-Yusuflah yang menjadi
pewaris singgasananya sebagai orang yang terpilih. Sebagian orang
mengatakan bahwa Yohanes-Yusuf mengajak ibu dan keluarganya untuk
mengembangkan ajaran para pengikut ayahnya. Kita tidak tahu
bagaimana akhir kisahnya. Yang kita ketahui bahwa ada sekte pemuja
Yohanes di Iran dan Irak, namanya Mandaean. Mereka orang-orang yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

cinta damai, tapi sangat ketat dalam menerapkan hukum dan memegang
keyakinan bahwa
Yohanes adalah satu-satunya mesias sejati.
Boleh jadi mereka adalah keturunan langsung, dan kemungkinan
Yohanes-Yusuf atau keturunannya pergi ke timur jauh mengikuti suatu
pecahan umat Kristen awal. Dan tentunya sekarang kau sudah tahu
tentang Persekutuan Keadilan yang mengklaim sebagai keturunan garis
darah yang sejati di wilayah Barat ini."
Maureen menatap tengkorak itu sambil mendengarkan Sinclair. Suatu
pikiran melintas di kepalanya, ia berteriak, "Itu Yohanes! Tengkorak itu
ada di semua ikon dan lukisan Maria Magdalena. Ia selalu muncul dengan
tengkorak, tapi tak seorang pun bisa memberi penjelasan yang
memuaskan. Selalu hanya referensi samar ke sikap bertobat. Tengkorak
itu mencerminkan pertobatan. Tapi mengapa? Sekarang aku tahu
jawabannya. Lukisan Maria disertai tengkorak karena ia sedang
melakukan pertobatan untuk Yohanes secara harfiah dengan tengkorak
Yohanes."
Sinclair mengangguk. "Ya. Dan buku. Ia selalu muncul dengan sebuah
buku."
"Tapi barangkali itu Alkitab," kata Maria.
"Bisa saja, tapi ternyata bukan. Maria muncul dengan buku karena itu
adalah bukunya sendiri, pesan yang ia tinggalkan untuk kita temukan.
Dan kuharap buku itu akan memberi kita wawasan tentang misteri putra
sulungnya dan bagaimana akhir hidup putranya. Karena sampai sekarang
kita belum tahu.
Mudah-mudahan buku Magdalena sendiri yang akan menyibakkan misteri
itu untuk kita semua."
Mereka berjalan menelusuri taman tanpa bicara. Langit senja
menebarkan titik-titik bintang pertama di atas mereka.
Akhirnya Maureen memecah kebisuan. "Kau mengatakan ada yang lain,
pengikut Yohanes yang tidak fanatik."
"Tentu saja. Jumlah mereka jutaan orang. Mereka disebut umat
Kristiani."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen mengira Sinclair bergurau, tapi ia melanjutkan penjelasannya.


"Aku serius. Perhatikanlah negaramu sendiri.
Berapa banyak gereja yang memakai nama gereja Baptis? Mereka
adalah umat Kristiani yang telah mengintegrasikan gagasan bahwa
Yohanes adalah seorang rasul berdasarkan pemahamannya sendiri.
Sebagian orang menyebutnya sang Pendahulu dan memandangnya
sebagai figur yang mengumumkan kedatangan Yesus. Di Eropa, ada
sejumlah keluarga dari garis darah campuran antara darah sang
Pembaptis dengan darah Nazaret. Yang paling terkenal adalah dinasti
Medici. Para pemuja Yohanes dan Yesus ini menyatu.
Dan tokoh kita, Sandro Botticelli, adalah salah satu di antara mereka."
Maureen terkejut. "Botticelli keturunan kedua garis darah itu?"
Sinclair mengangguk. "Jika kita kembali ke rumah nanti, perhatikanlah
lukisan Primavera karya Sandro. Di ujung sebelah kiri kau akan melihat
sosok Hermes, sang alkemis, mengangkat simbol kedokteran. Tangannya
membuat tanda 'Ingatlah Yohanes' seperti yang diceritakan Tammy.
Dalam perumpamaan Maria Magdalena dan kekuatan kelahiran kembali
ini, Sandro menyampaikan pesan bahwa kita harus mengakui Yohanes.
Alkemi itu menjadi suatu bentuk penyatuan. Dan penyatuan tidak
menyisakan ruang untuk sikap keras
kepala dan mau menang sendiri."
Maureen memandang Sinclair dengan penuh perhatian.
Dalam hatinya tumbuh rasa kagum terhadap lelaki yang awalnya penuh
misteri ini. Sinclair adalah seorang mistikus dan penyair dengan caranya
sendiri, seorang pengejar kebenaran spiritual.
Lebih dari itu, ia lelaki yang baik-hangat, perhatian, dan tentu sangat
setia. Maureen tidak cukup tinggi menilainya, ini semakin terbukti kala
ia mendengar ucapan terakhir Sinclair.
"Menurutku, sikap memaafkan dan tepa selira adalah tonggak keimanan
sejati. Dalam empat puluh delapan jam terakhir, aku menjadi lebih yakin
akan hal ini dibandingkan sebelumnya."
Maureen tersenyum dan memasrahkan tangannya dalam genggaman
Sinclair. Mereka berjalan meninggalkan taman.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bersama-sama.

Kota Vatikan, Roma 29 Juni 2005

Kardinal DeCaro menyudahi pembicaraan lewat telepon di kantornya


ketika pintu mendadak dibuka. Pejabat tinggi gereja ini heran, mengapa
Uskup O'Connor belum paham juga bahwa kedudukannya di Roma ini
sangat penting. Tapi lelaki itu tampaknya tidak sadar. DeCaro masih
belum pasti apakah ini karena ambisi murni semata ataukah karena
O'Connor kurang cerdas. Barangkali dua-duanya.
Sang Kardinal berpura-pura sabar dan memasang tampang kaget saat
lelaki itu berceloteh tentang suatu
penemuan di Prancis. Tapi kemudian O'Connor mengatakan sesuatu yang
membuat punggung DeCaro menjadi kaku. Penjelasan itu adalah
informasi rahasia. Tidak seorang pun pada level ini yang boleh tahu
tentang keberadaan gulungan naskah itu apalagi isinya.
"Siapa yang memberi informasi ini kepadamu?" tanya Kardinal, dengan
nada yang dibuat santai.
O'Connor mencoba berkelit. Ia belum siap mengungkapkan sumbernya.
"Dia sangat terpercaya. Sangat."
"Rasanya, aku tidak bisa menganggap persoalan ini serius jika kau tidak
bersedia atau tidak bisa memberi penjelasan lebih lengkap, Magnus. Kau
harus paham, banyak sekali informasi palsu yang masuk ke sini. Kita
tidak sanggup meneliti semuanya."
Uskup Magnus O'Connor menggeser posisi duduknya dengan kikuk. Ia
tidak berani mengungkapkan sumbernya, belum berani. Informasi itu
adalah kartu kunci baginya. Jika ia memberitahukan nama orang itu,
sudah pasti mereka akan langsung menemuinya sehingga O'Connor tidak
memiliki kekuatan atau tidak dilibatkan dalam situasi bersejarah yang
mahapenting ini. Di samping itu, ada beberapa orang lagi yang harus
dihadapinya selain DeCaro dan Dewan Vatikan.
"Aku akan bertanya pada sumberku dulu, apakah aku bisa
memberitahukan identitasnya pada Anda," usul O'Connor.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kardinal DeCaro mengangkat bahu, membuat O'Connor jengkel. Sikap


DeCaro yang sepertinya tak acuh mendengar berita dahsyat itu,
sungguh tidak ia inginkan atau tidak ia duga.
"Baiklah. Terima kasih atas informasinya," kata pejabat yang lebih tua
itu menyudahi percakapan. "Silakan
mengerjakan tugas-tugasmu."
"Tapi, Yang Mulia, tidakkah Anda ingin tahu apa persisnya penemuan
mereka?"
Kardinal DeCaro melirik dari kacamata bacanya kepada rohaniwan
Irlandia ini. "Aku tidak tertarik pada informasi yang tidak jelas
sumbernya. Selamat malam. Semoga Tuhan memberkati dan
menjagamu."
Kardinal itu membalikkan badan dan mengangkat setumpuk kertas,
kemudian memilah-milah kertas itu seolah sang Uskup baru saja
memberitahukan sesuatu yang biasa seperti matahari terbit pagi hari
dan tenggelam malam hari. Apa istimewanya? Apa yang perlu
diprihatinkan? Apa yang perlu dirayakan?
Dibakar rasa marah, Uskup O'Connor menggumam dan melangkah lunglai
keluar pintu. Selesai sudah misinya di Roma untuk saat ini. Ia akan
berangkat ke Prancis. Lalu ia akan menunjukkan pada mereka.
Chateau des Pommes Bleues 29 Juni 2005
Sesuai janji, Maureen menemui Tammy di ruang media setelah berjalan-
jalan di taman bersama Sinclair. Sebelum ke sana, ia melongok ke ruang
kerja untuk menengok Peter yang tengah larut dalam tugasnya
menerjemahkan kitab kedua.
Sepupunya itu balas menatap dengan pandangan yang sulit diartikan
karena terlalu serius dengan pekerjaannya. Maureen sadar, sekarang
bukan waktu yang tepat untuk menyapa lelaki itu, jadi ia pergi menemui
Tammy.
Di luar ruang kerja, terdengar suara orang berlari
dengan penuh semangat, menimbulkan kesan sejarah dan kegembiraan.
Maureen bertanya-tanya, seberapa jauh yang di ketahui pelayan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi ia menduga mereka orang yang bisa dipercaya dan sangat setia.
Roland dan Sinclair bertemu untuk membahas segi keamanan sampai
seluruh injil Maria selesai diterjemahkan.
Mereka memutuskan untuk mengambil tindakan yang tepat.
Tidak ada yang membicarakan masalah ini secara terbuka sehingga
Maureen sangat penasaran apa kiranya rencana Sinclair dan kapan
rencana itu dilaksanakan.
"Masuklah, masuklah." Tammy memberi isyarat saat melihat Maureen di
pintu. Maureen menjatuhkan tubuhnya di sofa di sebelah Tammy,
mendongakkan kepalanya sambil menggerutu.
"Loh, ada apa?"
Maureen tersenyum. "Oh, aku hanya sedang berpikir, apakah hidupku
akan sama seperti dulu?"
Tammy menjawab dengan tawa keras. "Tidak. Jadi sebaiknya kau
membiasakan diri mulai dari sekarang." Tammy memegang erat tangan
Maureen. Kali ini, ia berbicara dengan lebih simpatis. "Dengarlah, aku
tahu kebanyakan keterangan ini masih baru untukmu. Dan kau
memproses banyak informasi dalam waktu singkat. Aku hanya ingin
mengatakan bahwa kau adalah pahlawanku, oke? Juga Peter, persoalan
ini."
"Terima kasih," Maureen menarik napas. "Tapi apakah kau benar-benar
berpendapat bahwa dunia sudah siap dengan guncangan sistem
kepercayaan ini? Karena menurutku belum."
"Aku tidak setuju," kata Tammy dengan yakin. "Kupikir sekaranglah
waktu yang paling tepat. Sekarang abad 21. Kita tidak lagi membakar
orang lantaran mereka melakukan bidah."
"Ya, kita cuma menghantam kepalanya saja," kata Maureen sambil
meraba belakang kepalanya untuk menegaskan.
"Benar juga. Maaf."
"Tidak, aku mendramatisir. Aku baik-baik saja, sungguh."
Maureen menunjuk televisi layar lebar. "Kau sedang mengerjakan apa?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kemarin malam perhatian kita teralihkan dan aku tidak sempat


menunjukkan semua ini padamu. Aku pikir, kau akan merasa tertarik
sekarang, lebih dari sebelumnya."
Tammy memegang remote yang kemudian ia arahkan ke monitor televisi.
"Kita akan melihat foto-foto garis darah Yesus, masih ingat?" Tammy
melepas tombol pause dan foto-foto memenuhi layar. "Raja Ferdinand
dari Spanyol. Lucrezia Borgia.
Mary, Ratu Skotlandia. Bonnie Prince Charlie. Permaisuri Maria Theresa
dari Austria dan putrinya yang lebih terkenal, Marie Antoinette. Sir
Isaac Newton." Ia berhenti pada gambar beberapa presiden Amerika.
"Dan sekarang kita sampai ke Amerika. Dimulai dengan Thomas
Jefferson. Lalu perlahan bergeser ke masa modern."
Sebuah foto modern yang menunjukkan sekumpulan keluarga besar
Amerika muncul di layar.
"Siapa mereka?"
"Keluarga Stewart di Cherry Hill, New Jersey. Aku mengambil potret
ini tahun lalu. Dan yang ini juga. Mereka terlihat seperti masyarakat
biasa di lokasi biasa, tapi
semuanya dari garis darah itu."
Sebuah pikiran menyentak Maureen. "Pernahkah kau ke McLean,
Virginia?"
Tammy tampak bingung. "Belum. Kenapa?"
Maureen menceritakan pengalamannya yang aneh di McLean, juga
pertemuannya dengan seorang pemilik toko buku yang cantik di sana.
"Namanya Rachel Martel, dan..."
Tammy memotong ucapannya. "Martel? Martel katamu?"
Maureen mengangguk dan tawa Tammy meledak. "Yah, tak heran ia
mengalami visi," kata Tammy. "Martel termasuk salah satu nama garis
darah tertua. Charles Martel, dari garis Charlemagne. Jika kau meneliti
wilayah Virginia, aku berani bertaruh kau akan menemukan konsentrasi
besar keluarga dari garis darahYesus.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kemungkinan datang untuk mencari perlindungan semasa Pemerintahan


Teror. Itulah umumnya yang menjadi alasan keluarga Prancis terhormat
pindah ke Amerika. Banyak juga yang tinggal di Pennsylvania.
Maureen tertawa. "Jadi itu sebabnya banyak orang yang memiliki
penglihatan gaib di sana. Aku akan menelepon Rachel dan
memberitahunya jika aku kembali ke Amerika."
Mereka kembali memerhatikan layar yang memunculkan foto keluarga
lain dan Tammy memberi penjelasan.
"Ini reuni keluarga St. Clair di Baton Rouge musim panas kemarin.
Konsentrasi tertinggi keluarga dari garis darah itu berada di Lousiana
karena warisan Prancis di sana. Kau sudah tahu sekarang karena kau
tinggal di sana. Lihat orang ini?"
Tammy mengklik tombol pause pada foto seorang musisi jalanan muda
berambut panjang yang sedang
memainkan saksofon di French Quarter. Ia melepas tombol itu dan
terdengarlah musik saksofon yang indah sampai ia menghentikannya lagi.
"Namanya James St. Clair. Tunawisma. Mencari nafkah dengan menjadi
copet jalanan di New Orleans, tapi permainan saksofonnya bisa
membuatmu menangis. Aku duduk di sudut jalan dan berbincang-bincang
dengannya selama tiga jam.
Seorang lelaki tampan yang sangat cerdas."
"Apakah orang-orang ini tahu bahwa mereka dari garis darah itu?"
"Tentu saja tidak. Itulah indahnya, dan itu pula yang menjadi benang
merah filmku. Dalam rentang sejarah dan evolusi selama dua ribu tahun,
kemungkinan ada hampir sejuta orang di bumi ini yang mewarisi darah
Yesus Kristus. Barangkali lebih. Tidak ada batasan dan kekhususan.
Mereka bisa saja lelaki yang membawakan tas belanjaanmu atau pegawai
bank. Atau tunawisma yang membuatmu terharu dengan permainan
saksofonnya."

Chateau des Pommes Bleues 2 Juli 2005

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Peter bekerja tanpa kenal lelah. Tapi perfeksionisme menguasai dirinya


hingga baru dua hari kemudian ia siap membacakan terjemahan gulungan
naskah terakhir, Kitab Masa Kegelapan.
Maureen tertidur di sofa pada siang hari kedua itu, merasa tenang di
dalam pelukan injil Magdalena yang telah diterjemahkan.
Isak tangis Peter membangunkannya.
Maureen mendongak untuk melihat sepupunya, tangannya menutupi
kepala, pasrah pada keletihan dan emosi yang merasuk dirinya. Tapi
Maureen tidak bisa langsung memastikan emosi apakah itu. Apakah
kepedihan atau kebahagiaan? Kegembiraan atau penderitaan? Maureen
menatap Sinclair yang duduk di seberang Peter. Ia menggelengkan
kepala. Sama seperti Maureen, ia tidak tahu apa sebabnya Peter
bereaksi seperti ini.
Maureen menghampiri Peter dan menyentuh lembut bahunya. "Pete?
Ada apa?"
Peter menyeka air mata dari wajahnya dan menatap sepupunya. "Lebih
baik dia yang bercerita padamu," bisiknya, menunjuk terjemahan di
hadapannya. "Maukah kau memanggil yang lainnya?"

Tammy dan Roland cepat-cepat ke ruang kerja Sinclair.


Mereka mudah ditemukan karena sekarang tidak menutupnutupi lagi
kebersamaan mereka. Selain itu, mereka tidak pernah pergi seolah tidak
ingin berjauhan dengan naskah itu lantaran takut tertinggal. Setelah
masuk, keduanya menyadari wajah Peter yang memerah.
Roland memanggil seorang pelayan untuk membawakan teh. Begitu ia
keluar ruangan dan pintu ditutup, Peter melanjutkan ucapannya.
"Dia menamakan naskah ini Kitab Masa Kegelapan," kata Peter. "Isinya
menggambarkan minggu terakhir kehidupan Kristus."
Sinclair hendak mengajukan pertanyaan, tapi Peter memotongnya. "Dia
akan menceritakannya lebih baik dibandingkan aku."
Dan Peter mulai membaca.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

...Adalah penting untuk mengetahui siapa Yudas sesungguhnya agar bisa


memahami hubungannya dengan aku. dengan Easa. dan dengan ajaran
JalanNya. Sebagaimana Simon. ia seorang Zelot dan sangat
bersemangat mengusir orang-orang Romawi dari pantai kami. Ia telah
membunuh demi keyakinan ini dan tidak ragu-ragu untuk melakukannya
lagi Hingga Simon membawanya ke hadapan Easa.
Yudas telah memeluk JalanNya. tapi perubahannya tidaklah cepat
ataupun mudah. Yudas berasal dari garis keturunan Farisi. Pandangan
hukumnya sangat ketat. Selagi belia, ia menjadi pengikut Yohanes dan
merasa curiga dengan segala yang ia dengar tentang aku. Dengan
berjalannya waktu, kami menjadi teman, bersaudara dalam JalanNya-
berkat Easa. yang adalah penyatu yang hebat. Tapi ada saat-saat kala
Yudas dan gaya lamanya muncul kembali. Jika demikian, akan terjadi
ketegangan di antara para pengikut, Ia seorang pemimpin alamiah dan
diam-diam memegang kekuasaan. Easa mengagumi kemampuannya ini.
tapi sebagian pengikut tidak. Tapi aku memahami Yudas. Seperti aku.
adalah takdirnya menjadi seorang yang disalahpahami.
Yudas percaya bahwa kami harus meraih setiap kesempatan untuk
melebarkan sayap dan bahwa kami harus melakukannya dengan
bersedekah pada kaum miskin. Easa mengangkat Yudas sebagai
pengumpul dana. Ia bertanggung jawab mengumpulkan uang yang akan
dibagi-bagikan kepada mereka yang membutuhkan. Berkenaan dengan
tugas ini. ia adalah lelaki yang jujur dan bijaksana. Tapi ia juga tidak
mengenal kompromi.
Perselisihan besar terjadi di malam saat aku mengurapi Easa di Bethany.
tepatnya di rumah Simon. Aku membawa sebuah toples putih yang
tertutup rapat yang dikirimkan untuk kami dari Alexandria. Isinya
campuran pakis dan getah myrth yang mahal dan harum. Aku membuka
tutup toples dan mengolesi kepala dan kaki Easa dengan balsem itu.
menyatakannya sebagai mesias kami untuk menjaga tradisi dan Song of
Songs seperti yang
dipersembahkan Solomon untuk kami Itulah momen spiritual bagi kami
semua, momen yang penuh dengan harapan dan perlambang.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi Yudas tidak setuju, Ia marah dan mencela aku di hadapan orang
dengan mengatakan. "Balsem itu sangat berharga. Tutup, Jika dijual
akan mahal harganya dan kita bisa memperoleh uang untuk menambah
dana bagi kalangan miskin."
Aku tidak perlu membela diri. karena Easa telah melakukannya untukku
Ia menegur Yudas. "Kau akan selalu bisa menyantuni orang miskin, tapi
kau tidak akan mendapatiku selamanya. Dan biarkanlah aku mengatakan
lebih jauh-di mana pun amal hidupku disampaikan di seluruh dunia.
demikian pula nama wanita ini akan menyertai namaku. Biarlah ini
terlaksana sebagai peringatan atas dirinya dan baktinya kepada kita
semua."
Momen itu menunjukkan bahwa Yudas belum sepenuhnya memahami
ritual suci JalanNya. Dalam momen itu. sebagian pengikut merasa
marah-sebagian bahkan tidak lagi percaya pada Yudas.
Seperti yang telah aku katakan, aku tidak memendam kemarahan
padanya karena tindakan itu atau tindakan yang lain. Yudas tidak mampu
membohongi dirinya, dan ia selalu mendengar kata hatinya.
Aku masih berduka untuknya.

INJIL ARQUES MARIA MAGDALENA.


KITAB MASA KEGELAPAN

Sembilan Belas

Yerusalem 33 M

Hari itu tak akan dilupakan oleh orang Nasrani. Ketika Easa tiba di
Yerusalem, masyarakat yang telah mengetahui kedatangannya
menyambut dengan hangat. Tentu saja, penerimaan serupa ini di luar
dugaan. Ketika para pengikut diminta untuk mempelajari Doa Jalan
Terang kini Easa menyebutnya Doa Bapa Kami lokasi di gunung Zaitun
menjadi terlalu sempit. Para pengikut yang ingin mendengarkan khotbah

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Easa memenuhi gunung itu, menanti giliran untuk berada di dekat orang
terpilih ini, mesias mereka, agar ia juga bisa mengajarkan mereka
bagaimana berdoa.
Easa tidak meninggalkan tempat sampai semua lelaki, perempuan, dan
anak-anak merasa puas karena telah mengetahui dan memahami doa ini,
dan menghayatinya dalam hati.
Saat menuruni gunung dan menuju kota, langkah kaum Nasrani
dihentikan oleh sepasang senturion Romawi. Mereka adalah penjaga
gerbang timur kota, gerbang terdekat ke kediaman Pilatus di Benteng
Antonia. Keduanya menjegal kelompok itu dengan ucapan kasar
dalam bahasa Semit. Easa maju dan membuat mereka terkejut dengan
bahasa Yunaninya yang sempurna. Ia menatap salah seorang senturion
yang tangannya dibebat pembalut.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Easa. Senturion itu tidak
menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu, tapi ia menjawab
dengan nada datar. "Aku terjatuh ke bebatuan saat bertugas malam."
"Terlalu banyak minum anggur," cela temannya, wajahnya sangar dan ada
bekas luka melintang di pipi kirinya.
Senturion yang terluka itu memelototi temannya lalu berkata, "Jangan
dengarkan ucapan Longinus. Aku kehilangan keseimbangan."
Easa berkata singkat, "Pasti sangat sakit."
Senturion itu mengangguk. "Rasanya tulangku patah, tapi aku tidak
mendapat kesempatan untuk pergi ke tabib. Kami harus menyebar di
antara kerumunan orang yang memperingati Paskah(1)."
"Boleh kulihat?" tanya Easa.
Lelaki itu mengulurkan tangannya yang dibalut, posisi tulangnya telah
bergeser dari pergelangan tangan. Dengan halus, Easa meletakkan salah
satu tangannya di atas tangan senturion itu dan satunya lagi di
bawahnya. Sambil memejamkan mata, ia mengucapkan doa sementara
tangannya menangkup tangan senturion itu dengan lembut tapi kuat.
Mata lelaki Romawi yang terluka itu membelalak sementara kerumunan
orang Nazaret menyaksikan proses kesembuhan. Bahkan senturion
dengan luka di pipi pun tampak seperti dihipnotis.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

1 Passover: Hari Raya Paskah: hari raya Yahudi mulai pada tanggal 14
Nisan untuk memperingati pembebasan orang Ibrani dari Perbudakan
Mesir,

Easa membuka mata dan memandang orang Romawi


itu.
"Mestinya kau sudah merasa lebih baik sekarang." Begitu ia melepaskan
tangannya, jelaslah bagi semua yang menyaksikan bahwa tangan
senturion itu kini lurus dan kuat. Orang Romawi itu terperangah, tak
mampu bicara. Ia malah membuka pembalut di tangannya lalu
menggerak-gerakkan jemarinya. Matanya yang biru langit memburam
karena air mata yang tertahan saat ia memandang Easa. Ia tidak berani
bicara karena takut kehilangan muka di antara sesama serdadu. Easa
paham, ia menyelamatkan lelaki itu dari rasa malu.
"Kerajaan Tuhan menjadi milik mereka yang mau mengikutinya.
Sampaikanlah kabar baik ini kepada yang lain,"
kata Easa lalu meneruskan perjalanan menuju kota, diikuti Maria, anak-
anak, dan umat terpilih.

Maria kelelahan, tapi ia tidak mengeluh. Beban putra yang digendongnya


sedikit memperlambat langkahnya. Tapi ia merasa gembira hingga tak
pernah mengeluh. Mereka menginap di rumah paman Easa, Yusuf,
seorang lelaki kaya raya dan berpengaruh yang memiliki tanah tepat di
luar kota. Maria bersyukur karena Yohanes kecil dan Tamar tertidur.
Perjalanan hari itu juga membuat mereka kelelahan.
Maria mendapat kesempatan untuk merenungkan kemampuan Easa
menyembuhkan orang, saat duduk di taman Yusuf yang sejuk dan teduh.
Easa sedang bersama pamannya dan beberapa orang pengikut pria.
Mereka
menyusun rencana untuk berkunjung ke Rumah Tuhan besok. Maria
memilih tidak bergabung mengikuti pembicaraan itu, melongok anak-
anak di pembaringan, lalu memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berdoa. Maria-Maria lain dan pengikut perempuan berkumpul malam ini


untuk berdoa. Maria sendiri memilih tidak ikut.
Belakangan ini, ia jarang bisa menyendiri dan ia bersyukur karena bisa
melakukannya sekarang.
Namun, saat Maria Magdalena mengenang kejadian penyembuhan
serdadu Romawi tadi, ia merasa tidak nyaman dan gundah. Maria tidak
bisa mengidentifikasi perasaan itu, pun tidak tahu apa sebabnya.
Senturion itu sendiri seorang lelaki yang baik bagi seorang serdadu
Romawi, bahkan hampir menyenangkan. Dan Maria bisa merasakan
penderitaan lelaki itu, seperti juga Easa, saat ia hampir menitikkan air
mata melihat mukjizat penyembuhan. Tapi serdadu yang satunya jauh
berbeda. Ia keras dan kasar, seperti yang mereka semua bayangkan
dari seorang yang dibayar untuk menumpahkan begitu banyak darah
orang Yahudi. Lelaki dengan luka di pipi ini, namanya Longinus, terkejut
dengan kesembuhan itu. Tapi ia tidak mau menunjukkannya. Ia terlalu
berkulit tebal untuk memperlihatkan emosi.
Tapi lelaki bermata biru itu tidak hanya sembuh, tetapi juga berubah.
Maria bisa melihat dari sorot matanya. Saat Maria membayangkan
peristiwa itu, ia merasa aliran listrik menjalar di tubuhnya, suatu
perasaan aneh yang menjadi bagian nubuat, yang selalu mengingatkannya
akan peristiwa yang kelak terjadi.
Maria memejamkan mata dan berusaha menangkap bayangan itu, tapi
tidak berhasil. Ia terlalu letih, atau barangkali tidak ditakdirkan untuk
melihat bayangan itu.
Apakah gerangan? Maria bertanya-tanya. Reputasi Easa sebagai seorang
penyembuh yang hebat menyebar ke seluruh Israel selama tiga tahun
terakhir. Ia menjadi terkenal dan dihormati masyarakat. Dan
belakangan, proses penyembuhan itu tampaknya berjalan begitu saja
tanpa harus bersusah payah.
Kekuatan penyembuhan yang dianugerahkan Tuhan lewat Easa dengan
begitu mudah adalah sesuatu yang patut disyukuri.
Bukankah Easa telah menyembuhkan kakaknya sendiri ketika dokter-
dokter di Bethany menyatakan bahwa ia telah mati? Tahun lalu, Maria

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dan Easa berangkat dengan tergesagesa dari Galilee setelah mendapat


kabar dari Martha bahwa Lazarus sakit keras. Tapi perjalanan itu
memakan waktu lebih lama dibandingkan yang mereka perkirakan. Ketika
mereka sampai, tubuh Lazarus telah menyebarkan bau kematian.
Semuanya sudah sangat terlambat, pikir mereka. Meski kemampuan
menyembuhkan Easa luar biasa, ia tidak pernah membangunkan
seseorang dari kematian. Rasanya kemampuan itu terlalu besar bagi
seorang manusia, terlepas apakah ia mesias atau bukan.
Namun, bersama-sama Maria, Easa masuk ke rumah Martha dan
meminta kedua wanita itu berdoa dengan iman yang kuat bersamanya.
Lalu ia masuk ke kamar Lazarus dan berdoa di hadapan jasad lelaki itu.
Easa keluar dari kamar dan menatap wajah pucat Maria dan Martha. Ia
tersenyum untuk menenangkan mereka sebelum berbalik ke arah kamar.
"Lazarus, Saudaraku, berdirilah dari ranjangmu dan berterima kasihlah
kepada istri dan adikmu yang telah berdoa dengan penuh kasih agar kau
kembali kepada kami."
Martha dan Maria terkejut melihat Lazarus berjalan pelan melewati
pintu. Tubuhnya masih pucat dan lemah, tapi ia hidup.
Masyarakat Bethany menyambut gembira kabar bangkitnya Lazarus dari
kematian. Barisan pengikut Nasrani membengkak karena pengabdian
Easa telah melegenda di seluruh wilayah.
Easa meneruskan pengabdiannya menyembuhkan orang, ia juga berhenti
di Sungai Yordania dekat Jericho untuk membaptis pengikut-pengikut
baru dengan cara yang diajarkan Yohanes.
Kerumunan orang yang ingin dibaptis melimpah ruah sehingga kelompok
Nasrani ini mesti tinggal di tepi Yordania lebih lama dibandingkan yang
mereka rencanakan.
Fakta bahwa Easa mengambil jubah Yohanes menjadi populer di kalangan
moderat yang berdoa bahwa dia benarbenar mesias mereka. Herod
Antipas sendiri telah menyatakan bahwa ia melihat jiwa sang Pembaptis
hidup kembali dalam diri Easa. Tapi tidak semuanya senang dengan
perkembangan ini. Pujian Herod terhadap Easa tidak diterima dengan
baik oleh para pengikut Yohanes yang lebih kuat, juga kebanyakan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kelompok pertapa Eseni yang ekstrem. Diam-diam mereka mengutuk


Easa karena dianggap merebut posisi Yohanes. Tapi panah paling
mematikan tidak diarahkan kepada lelaki Nasrani itu, melainkan yang
perempuan.
Keesokan harinya di tepi sungai, Maria Magdalena tersungkur ke tanah
sambil memegang perut. Segera saja ia sakit keras hingga beberapa
pengikutnya berkumpul di dekatnya.
Begitu mendengar kabar ini, Easa segera berlari ke
samping istrinya.
Maria Agung yang ketika itu bersamanya, juga ikut. Ia memandang
menantu perempuannya dengan seksama, memeriksa gejala
kesehatannya, dan merawatnya dengan lembut. Kemudian ia
menghampiri putranya. "Aku pernah melihat keadaan seperti ini
sebelumnya," katanya serius. "Ini bukan penyakit yang wajar."
Easa mengangguk paham. "Racun."
Maria Agung menguatkan kesimpulan putranya dan menambahkan,
"Bukan racun biasa. Lihat kakinya menjadi lumpuh? Ia sama sekali tidak
bisa menggerakkan tubuh bagian bawah, dan isi perutnya keluar
bersama muntah. Ini racun dari Timur, namanya racun tujuh setan.
Dinamakan begitu karena dibuat dari tujuh bahan yang mematikan.
Racun ini mematikan secara perlahan dan menyakitkan. Belum ada
penawarnya. Kau harus bekerja bersama dengan Tuhan untuk
menyelamatkan istrimu, Putraku."
Maria Agung mengosongkan tempat agar Easa bisa mengusahakan
penyembuhan istrinya dengan tenang, tanpa ada orang lain. Easa berdoa
hingga ia merasa racun menguap dari tubuh Maria dan rona kesehatan
kembali kepadanya. Sementara Easa melaksanakan pekerjaan Tuhan,
murid-muridnya berusaha mencari tahu siapa yang telah meracuni Maria
Magdalena.
Biang keladinya tidak pernah ditemukan. Mereka menduga ia seorang
pengikut fanatik Yohanes yang datang ke Yordania dengan menyamar
sebagai orang yang beralih ke ajaran Easa.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dialah yang diduga telah memberi racun mematikan kepada Maria yang
tidak curiga. Sejak hari itu, Maria Magdalena berhati-hati. Ia tidak
minum atau makan di
luar kecuali ia tahu persis sumber makanan itu. Sepanjang sisa hidupnya,
ia mengalami berbagai serangan dari orang yang benci atau dengki
padanya.
Kesembuhan Maria Magdalena dari racun tujuh setan menjadi salah satu
legenda besar dalam kependetaan Nasrani.
Seperti berbagai fragmen dalam sejarah Maria Magdalena, peristiwa ini
pun disalahpahami dan dimanfaatkan untuk menyerangnya.

Lamunan Maria terusik dengan suatu teriakan dari halaman rumah. Itu
suara Yudas. Ia mencari Easa dengan sikap putus asa. Maria berlari
menghampirinya. "Ada apa?"
"Keponakanku, anak perempuan Jairus." Yudas terengahengah dan
kehabisan napas. Ia berlarian dari batas timur untuk menemui Easa.
"Barangkali sudah terlambat, tapi aku membutuhkan dia. Di mana dia?"
Maria mengantar Yudas menuju tempat pertemuan di rumah Yusuf. Easa
melihat kegelisahan di wajah Yudas dan langsung berdiri menyambutnya.
Dengan terengah-engah, Yudas menjelaskan bahwa keponakannya
terserang demam yang mewabah di kalangan anak-anak Yerusalem dan
sekitarnya.
Banyak di antara mereka yang meninggal. Ketika Yudas mendengar kabar
itu dan berangkat ke rumah Jairus, para dokter telah angkat tangan.
Berkat kedudukannya di Rumah Tuhan dan hubungan akrabnya dengan
Pontius Pilatus, Jairus memiliki akses ke dokter-dokter hebat. Yudas
tahu, jika dokter-dokter ini saja sudah menyerah maka kemungkinan
gadis cilik itu sudah meninggal
sekarang. Betapapun, ia harus berusaha.
Hati Yudas sesungguhnya lembut, tapi ia tidak membiarkan orang lain
melihatnya. Dan sebagai lelaki yang menolak hidup berkeluarga demi
menempuh jalan revolusioner, cinta kasihnya tertumpah kepada para

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

keponakannya. Dan Smedia yang berusia dua belas tahun, gadis cilik
yang sakit itu, adalah kesayangannya.
Easa bisa melihat raut takut dan cemas akan kehilangan anak itu di
wajah Yudas, ia memandang Maria Magdalena.
"Apakah kau sanggup bepergian malam ini?"
Maria mengangguk. Tentu ia akan pergi. Ada seorang ibu yang berduka
di rumah itu, dan Maria akan berusaha memberi dukungan sebisa
mungkin.
"Kita berangkat sekarang," kata Easa singkat. Ia tidak pernah ragu-
ragu, Maria sangat mengetahuinya. Tidak peduli jam berapa pun, tidak
peduli selelah apa pun, Easa tidak pernah menolak seseorang yang
sangat membutuhkannya.
Yudas berjalan di belakang mereka. Lewat tatapan matanya, ia
menyatakan terima kasih kepada Maria. Dan Maria merasa hangat
melihat sorot mata itu. Barangkali Yudas akan lebih sempurna
menghayati JalanNya malam ini, pikir Maria.
Harapan itu melekat kuat dalam jiwanya.

Kedudukan Jairus di tengah-tengah masyarakat cukup unik. Ia seorang


Farisi dan pemimpin di Rumah Tuhan. Tapi ia juga seorang perwakilan
khusus penguasa. Karena jabatan itu, setiap minggu ia bertemu dengan
Pontius
Pilatus untuk membahas berbagai urusan Roma karena mereka menjalin
hubungan baik dan damai dengan Rumah Tuhan dan kalangan Yahudi di
Yerusalem.
Hubungan Jairus dan Pilatus cukup akrab. Keduanya kerap berdiskusi
tentang masalah politik selama berjam-jam. Rachel, istri Jairus,
menemaninya ke Benteng Antonia dan menghabiskan waktu berjam-jam
bersama istri Pilatus, Claudia Procula.
Persahabatan Rachel dan Claudia semakin dekat meski antara keduanya
terdapat perbedaan besar. Claudia seorang perempuan Romawi yang
memiliki status tinggi. Ia tidak hanya istri penguasa Palestina, tetapi
juga cucu salah seorang Caesar dan putri asuh kesayangan Caesar yang

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

lain. Di ujung lainnya, Rachel adalah perempuan Yahudi dari salah satu
keluarga Israel yang terhormat. Meski latar belakang mereka berbeda,
kedua perempuan ini kompak lantaran sama-sama menjadi istri lelaki
yang berkuasa, dan yang paling penting, sama-sama seorang ibu.
Anak perempuan Rachel, Smedia, sering kali datang ke Benteng Antonia
bersama ibunya. Smedia senang bermain di dalam kamar yang indah. Dan
dengan usianya yang beranjak remaja, Claudia mengizinkannya
menggunakan losion dan kosmetiknya. Di usia dua belas, Smedia tumbuh
menjadi gadis muda yang cantik.
Claudia mencurahkan perhatian istimewa pada Smedia karena gadis ini
adalah teman main putranya sendiri. Pilo, putra Pontius Pilatus dan
Claudia, yang berusia tujuh tahun, adalah misteri bagi kebanyakan
penduduk Yerusalem. Tidak banyak yang tahu bahwa Pilatus memiliki
seorang putra. Pilo mengalami kelainan, kakinya bengkok sehingga
aktivitasnya terbatas dan ia tidak
pernah meninggalkan benteng. Pilatus tidak mengenalkan putranya
karena ia tahu, anak ini tak akan pernah menjadi seorang prajurit. Ia
tidak akan mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang penguasa Roma.
Seorang anak yang lahir dengan kemurkaan tuhan seperti itu adalah
pertanda buruk.
Tapi Claudia melihat sisi lain dari pribadi Pilatus yang tidak dilihat orang
lain. Ia tahu, suaminya kerap menangis mengingat putranya di malam
hari ketika ia pikir tidak ada orang yang melihat atau mendengarnya.
Pilatus telah mengeluarkan separuh harta mereka untuk membayar
sejumlah dokter dari Yunani, ahli tulang dari India, dan berbagai ahli
pengobatan lain. Tapi semuanya tidak membuahkan hasil apa pun kecuali
tangis Pilo yang merasa kesakitan dan frustrasi. Claudia mendekap anak
yang menangis itu hingga ia tertidur. Sedangkan sang ayah keluar dari
benteng selama berjam-jam dan menjauhi diri dari mereka berdua
setiap kali peristiwa ini terjadi.
Smedia kecil memiliki kesabaran yang luar biasa terhadap anak itu. Ia
biasa duduk bersamanya selama berjam-jam, menceritakan dongeng, dan
bernyanyi untuknya. Claudia tersenyum sendiri menyaksikan mereka

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

berdua dengan sudut matanya sementara ia menyulam bersama Rachel.


Apa yang akan dikatakan Pilatus jika ia mendengar putranya
menyanyikan lagu Ibrani? Tapi Pilatus jarang berada di rumah, dan
Claudia tahu ia tidak perlu khawatir.
Dalam salah satu pertemuan inilah Claudia Procula untuk pertama kalinya
mendengar tentang Easa. Rachel menyanjung tokoh ini dan
pengabdiannya. Kepada Claudia, ia mengungkapkan kisah-kisah
penyembuhan yang dilakukan Easa dan mukjizatnya. Suami Rachel,
Jairus, sebenarnya tidak mengizinkannya bercerita tentang orang
Nasrani ini. Jairus mendengar saran Jonathan Annas dan Caiaphas yang
menganggap Easa seorang pengkhianat yang tidak menghormati
wewenang Rumah Tuhan. Dan Jairus tidak boleh terlihat memiliki
hubungan apa pun dengan lelaki ini.
Namun sepupu Jairus, Yudas, sekarang menjadi salah satu pengikut
terpilih Easa. Kadang-kadang Jairus menjadi canggung lantaran masalah
ini. Tapi sampai sekarang ia mampu menyeimbangkannya dengan baik.
Sementara Rachel merasa gembira karena sekarang ia bisa mengetahui
kisah mukjizat lelaki Nasrani ini secara lebih langsung.
"Kau harus membawa Pilo menemui Easa," kata Rachel suatu hari.
Mata Claudia menjadi suram dengan penyesalan. "Bagaimana bisa?
Suamiku tidak akan mengizinkan aku berada di dekat seorang imam
Nasrani. Rasanya itu mustahil."
Rachel tidak menyebut masalah sensitif itu lagi kepada temannya. Tapi
Claudia tidak berhenti memikirkannya. Lalu Smedia terserang demam
parah, dan hanya beberapa hari berselang Pilo juga jatuh sakit.

Kerumunan orang yang turut berduka berdatangan dari seluruh sudut


kota ke rumah Jairus. Keluarga-keluarga yang terkait dengan Rumah
Tuhan dan banyak penduduk Yerusalem yang tersentuh dengan musibah
yang menimpa Jairus dan Rachel, datang untuk menunjukkan dukungan.
Smedia, putri kesayangan mereka, meninggal.
Yudas menerobos kerumunan orang yang memenuhi rumah sepupunya.
Easa dan Maria mengikuti, tidak jauh di belakangnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Easa mencengkeram tangan Maria kuat-kuat agar tidak kehilangan


istrinya yang mungil itu di tengah-tengah barisan orang. Andreas dan
Petrus juga mengikuti di belakang mereka untuk memberi perlindungan
ekstra. Nyatalah bagi kelompok Nasrani ini bahwa putri Jairus
terserang demam, tapi mereka tidak takut. Mereka mendesak dan
masuk ke rumah Jairus.

Di Benteng Antonia, Pontius Pilatus dan Claudia Procula baru saja


mendengar putusan kematian bagi putra semata wayang mereka. Para
dokter sudah menyerah. Tak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Lagi
pula, bukankah anak ini sudah lemah sedari mula? Pontius Pilatus
meninggalkan ruangan dengan membisu. Sepanjang sisa malam ia
menyendiri bersama filsuf stoiknya. Ia harus menerima kehilangan ini
dengan cara Romawinya sendiri.
Tinggallah Claudia bersama Pilo yang sekarat. Ia memeluk putranya di
ranjang dan menangis pelan meratapi putranya yang tampan dan tegar.
Saat itulah seorang budak Yunani masuk menemui majikannya di kamar.
"Putraku yang malang akan meninggalkan kita," kata Claudia pelan. "Apa
yang akan kita lakukan? Apa yang bisa aku lakukan jika ia pergi?"
Budak itu mendekati Claudia. "Nyonya, aku datang untuk menyampaikan
kabar dari rumah Rachel dan Jairus. Kejadiankejadian ini sangat
menyedihkan, tapi barangkali
mereka memiliki harapan yang lebih besar. Smedia yang cantik telah
meninggal."
"Tidak!" pekik Claudia. Ia tidak sanggup menanggung semua ini. Di
manakah keadilan jika gadis cantik seperti putri Rachel meninggalkan
dunia, barangkali di malam yang sama dengan putra kesayangannya?
"Tunggu dulu, Nyonya, aku belum selesai. Rachel meminta aku
menyampaikan bahwa sang penyembuh dari Nazaret, Easa, akan datang
ke rumah mereka malam ini. Meski barangkali sudah terlambat bagi
Smedia, mungkin belum bagi Pilo."
Claudia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan konsekuensi
tindakannya. Kondisi Pilo sudah sedemkian kritis.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Selimuti dia. Mari kita bawa dia dengan kereta kuda. Cepat, ayo, cepat
pergi."
Lelaki Yunani itu, yang juga pembimbing Pilo dan sangat menyayangi anak
itu, membungkus Pilo dengan selimut lalu menggendongnya menuju
kereta kuda. Claudia berlari di belakang mereka. Ia tidak meluangkan
waktu untuk meninggalkan pesan bagi Pilatus. Tapi ia tidak berpikir
suaminya itu akan tahu bahwa ia pergi. Lagi pula, ia sendiri memiliki hak
untuk mengambil keputusan penting sendiri. Bukankah ia cucu seorang
Caesar?

Pilo bertahan. Ia masih bernapas saat lelaki Yunani dan ibunya


menggendongnya. Claudia mengenakan selubung tebal. Ia tidak mau
orang-orang melihatnya datang ke rumah sebuah keluarga Yahudi dalam
keadaan berduka. Sang budak Yunani membawa kereta kuda sejauh
mungkin
menerobos kerumunan orang, lalu meninggalkannya untuk membantu
majikannya dan Pilo melewati kerumunan orang. Usaha itu tidak mudah.
Di antara mereka yang turut berduka cita, telah tersiar kabar bahwa
sang mesias pemegang mukjizat sudah berada di dalam. Jalan-jalan
penuh dengan orang yang ingin tahu, juga orang yang telah percaya. Tapi
kelompok kecil dari Benteng Antonia mendesak, dan mendorong hingga
mereka sampai ke pintu.
"Kami ingin menemui Rachel, istri Jairus," kata sang budak Yunani.
"Tolong sampaikan kepada Rachel bahwa yang datang adalah temannya,
Claudia."
Pintu dibuka, tapi mereka tidak segera dipersilakan masuk. Yudas
menjaga pintu dari dalam. Ia memberitahu penjaga luar untuk melarang
pengunjung masuk sampai Easa pergi. Yudas tidak ingin ada orang yang
menyaksikan proses penyembuhan.
Ini demi melindungi Easa. Jairus seorang Farisi, dan ada orang lain dari
Rumah Tuhan yang datang dan menunggu di dekat rumah untuk melihat
kejadian yang berlangsung mereka tidak terlalu bersahabat dengan misi
Nasrani. Seandainya Easa tidak mampu menghidupkan Smedia, mereka

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

akan mencelanya sebagai seorang penipu. Dan jika ia berhasil, mereka


bisa saja menuduh Easa seorang tukang sihir atau sebangsanya. Tuduhan
ini tidak saja akan merusak nama Easa, tetapi juga Jairus. Dan laporan
saksi mata dari seorang Farisi yang memiliki agenda tersembunyi bisa
menjerumuskan sang tertuduh ke dalam hukuman mati. Tindakan yang
paling aman adalah melarang orang memasuki ruangan, kecuali keluarga
dekat.
Claudia Procula hanya mendengar instruksi tegas Yudas "Tidak boleh
ada tamu dulu". Tapi begitu pintu
terbuka, ia mengintip aktivitas dalam ruangan itu. Ia melihat Smedia
terbaring di ranjang kematian, putih dan tidak bernyawa di tengah
kabut dupa. Rachel duduk di sampingnya, terus memegang tangan
putrinya, kepalanya tertunduk pasrah dalam dukacita yang sangat hebat.
Seorang imam perempuan Nasrani yang mengenakan selubung merah
berdiri di samping Rachel.
Ia tampak seperti menara kekuatan dan kasih sayang dalam suasana
tragis itu. Jairus, yang Claudia kenal sebagai lelaki kuat dan percaya
diri, bersimpuh di lantai dekat kaki Easa. Ia memohon agar lelaki
Nasrani itu menyembuhkan putrinya.
Belakangan, setelah suasana malam itu menjadi tenang, Claudia
berkomentar tentang pertemuan pertamanya dengan Easa. "Aku belum
pernah merasa seperti itu sebelumnya," katanya. "Memandangnya saja
membuat diriku merasa tenang, seolah aku tengah dikelilingi cinta dan
cahaya itu sendiri. Bahkan dalam momen yang singkat itu, aku tahu siapa
dia bahwa dia lebih dari seorang manusia, bahwa kami semua diberkati
selamanya karena melihat kehadirannya, meski hanya beberapa detik."
Pintu tidak tertutup seperti yang diduga Claudia. Yudas mendekati
Jairus yang dikuasai duka, dan penjaga luar terlalu terpesona dengan
peristiwa itu hingga agak lalai. Claudia menyaksikan dengan takjub saat
Easa bergeser ke samping ranjang. Ia menatap perempuan berselubung
merah, yang belakangan Claudia ketahui adalah istrinya, Maria
Magdalena.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kemudian Easa menyentuh bahu Rachel. Ia membisikkan sesuatu ke


telinganya, tidak seorang pun bisa mendengar. Tapi untuk kali pertama,
Rachel mengangkat
kepalanya. Lalu Easa membungkuk pada anak itu dan mencium keningnya.
Ia menggenggam tangan Smedia dengan kedua tangannya lalu
memejamkan mata untuk berdoa. Setelah beberapa saat hening, dan
semua orang menahan napas, Easa menatap Smedia dan berkata,
"Bangunlah, Anakku."
Claudia tidak ingat kejadian selanjutnya. Peristiwa itu bagaikan mimpi
aneh yang tidak bisa diingat kembali secara persis. Anak itu, Smedia,
mula-mula bergerak perlahan, tapi kemudian ia duduk dan memanggil
ibunya. Rachel dan Jairus menjerit dan berlari memeluk putri mereka.
Dalam tahap tertentu, Claudia terjatuh akibat desakan kerumunan
orang.
Terjadi kericuhan di sekitar rumah. Dan terdengar teriakan gembira
dari para pengikut Easa dan teman-teman keluarga itu yang merayakan
mukjizat kembali hidupnya Smedia. Namun terdengar pula cemoohan
dan celaan dari orang-orang Farisi dan penentang ajaran Nasrani yang
mengutuk Easa dan menjulukinya ahli ilmu hitam.
Claudia panik. Ia dan lelaki Yunani itu terdorong dari pintu masuk dan
terbawa kerumunan orang yang berdesak-desakan.
Pilo tengah sakit keras, dan ia tahu putranya bisa mati di tangga rumah
Jairus ini. Terlalu berisiko, bahkan kejam, membawa Pilo ke sini
sementara ia bisa mengembuskan napas terakhir dengan tenang di
ranjangnya sendiri. Dan kini usahanya tampak siasia.
Lelaki Nasrani itu dikerumuni para pengikutnya, Claudia tidak bisa
mendekatinya.
Namun, ketika harapannya nyaris musnah, Claudia melihat Maria
Magdalena berhenti di tengah kerumunan
orang. Sesuatu terjadi antara mereka berdua. Semacam komunikasi
mistis antara sesama ibu dalam masa yang sulit. Mata mereka saling
menatap selama beberapa saat. Kemudian pandangan Maria beralih ke
anak dalam gendongan lelaki Yunani itu. Tanpa berbicara, Maria

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menyentuh bahu Easa. Easa menoleh untuk mengetahui apa yang Maria
inginkan. Sesaat, mata Easa bertemu pandang dengan Claudia, kemudian
ia tersenyum padanya.
Suatu ekspresi harapan dan cahaya murni. Claudia tidak tahu berapa
lama peristiwa itu berlangsung. Perhatiannya beralih karena suara
putranya memanggil.
"Mama! Mama!" Pilo menggeliat dalam gendongan budak Yunani.
"Turunkan aku!"
Claudia bisa melihat, wajah putranya tidak lagi pucat. Ia tampak sehat
dan kuat kembali. Dalam sekejap, Pilo yang sekarat telah pulih
sepenuhnya. Dan tidak hanya itu. Saat kaki Pilo menjejak tanah,
tampaklah kakinya tidak lagi bengkok. Ia bisa berjalan menuju Claudia,
kedua kakinya lurus dan kuat. "Lihat, Mama! Aku bisa berjalan!"
Claudia memeluk putranya yang tampan sembari melihat sang sosok
penyembuh dan istrinya yang mungil menghilang dalam kerumunan orang
Yerusalem.
"Terima kasih," bisiknya. Dan anehnya, meski mereka sudah sangat jauh,
Claudia tahu mereka mendengar.

Kesembuhan Pilo bagaikan pedang bermata dua bagi Pontius Pilatus. Ia


bahagia melihat putranya pulih dan sehat seutuhnya.
Kondisi bocah itu sempurna, sesuatu yang tidak
pernah terbayangkan baik oleh Pilatus maupun Claudia. Sekarang, Pilo
adalah penerus pusaka Romawi yang layak. Ia seorang putra yang bisa
menjadi seorang lelaki sejati dan seorang prajurit. Tapi metode
penyembuhannya itulah yang membuat Pilatus resah.
Lebih buruk lagi, Claudia dan Pilo menyaksikan sendiri kemampuan lelaki
Nasrani itu. Lelaki yang dianggap duri dalam kubu penguasa Romawi
maupun para imam Rumah Tuhan.
Atas permintaan Caiaphas dan Annas, Pilatus telah bertemu keduanya
beberapa waktu lalu untuk membahas peristiwa menghebohkan di
perbatasan timur. Orang Nasrani itu tiba dengan mengendarai keledai
seperti yang diprediksikan salah seorang rasul Yahudi mereka. Para

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

imam menjadi jengkel dengan peristiwa yang mereka pandang sebagai


deklarasi penegasan posisi Easa sebagai mesias. Meski percekcokan
agama di kalangan Yahudi bukan persoalan Pilatus langsung, ada kabar
burung bahwa lelaki Nasrani itu akan mengumumkan diri sebagai raja
Yahudi. Jelas ini adalah tantangan bagi Caesar.
Pilatus merasa ditekan untuk bertindak jika Easa melakukan satu
gerakan kontroversial lagi di Yerusalem saat peringatan Paskah.
Untuk memperunyam persoalan, Herod, penguasa Galilee, telah
mengeluarkan pesan secara pribadi kepada Pilatus. "Aku mendapat
informasi bahwa lelaki itu akan menjadikan dirinya sendiri raja bagi
seluruh orang Yahudi. Ia sosok yang berbahaya bagiku, bagimu, dan bagi
Roma."
Itulah persoalan logis Pilatus. Isu filosofis adalah persoalan lain
baginya.
Kekuatan apakah yang dikendalikan atau diarahkan lelaki Nasrani ini
hingga ia bisa melakukan hal-hal seperti
menghidupkan anak yang telah mati? Jika saja bukan Pilo yang
disembuhkan, Pilatus akan menganggap mukjizat Easa hanyalah tipuan
semata, sesuai dengan tuduhan orang Farisi bahwa ia seorang penista
agama. Tapi lebih dari orang lain, Pilatus tahu penyakit dan kelumpuhan
Pilo adalah riil. Setidaknya dulu.
Sekarang, kedua persoalan itu lenyap tanpa bekas.
Ada sesuatu dalam situasi ini yang perlu dijernihkan. Otak Romawinya
menuntut sebuah jawaban. Sebuah pemahaman tentang peristiwa yang
sesungguhnya terjadi. Pontius Pilatus merasa sangat frustrasi karena
tidak mendapat satu jawaban pun.
Tapi istrinya tidak perlu diyakinkan lagi. Ia menyaksikan sendiri dua
keajaiban besar itu. Dan ia sendiri diliputi kehadiran dan kejayaan lelaki
Nasrani itu dan Tuhannya. Claudia Procula langsung beralih keyakinan.
Kesal dan kecewa merasuk dirinya ketika sang suami melarangnya
mendengarkan khotbah Easa di Yerusalem. Ia ingin mengajak Pilo
bertemu lelaki Nasrani mengagumkan yang lebih dari sekadar manusia
biasa itu. Namun Pilatus melarang dengan tegas.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pengusasa Romawi itu seorang lelaki yang kompleks, penuh dengan rasa
ragu, takut, dan ambisi. Tragedi Pontius Pilatus terjadi ketika semua hal
ini membayangi apa pun yang pernah ia miliki dengan penuh cinta,
kekuatan, atau rasa syukur.

Hari sudah larut malam ketika orang-orang Nasrani tiba di rumah Yusuf.
Seperti biasa, Easa masih terjaga dan tengah membuat persiapan untuk
satu pertemuan lagi
bersama pengikut terdekatnya sebelum tidur. Mereka tengah
membahas pilihanpilihan yang akan dilakukan di Yerusalem besok. Maria
ikut mendengarkan diskusi mereka untuk mendapat petunjuk tentang
kegiatan besok. Peristiwa di rumah Jairus menunjukkan bahwa
masyarakat Yerusalem terbagi-bagi dalam menyikapi isu Easa sebagai
mesias. Jumlah pendukung lebih banyak dibandingkan penentang. Tapi
mereka beranggapan bahwa kelompok penentang terdiri dari orang-
orang berkuasa yang terkait dengan Rumah Tuhan.
Yudas berbicara kepada kelompok yang tengah berdiskusi itu. Ia tampak
letih, tapi kegembiraan lantaran peristiwa yang ia saksikan di ranjang
kematian Smedia membuatnya kuat.
"Jairus berbicara empat mata denganku sebelum kita pergi," katanya.
"Ia semakin cenderung mendukung kita setelah menyaksikan sendiri
bahwa Easa benar-benar seorang mesias.
Ia juga memperingatkan kita bahwa dewan Farisi dan Saduki terganggu
dengan gerombolan pendukung Nasrani yang memasuki kota. Dari segi
kuantitas, kita lebih kuat dibandingkan yang mereka bayangkan. Mereka
merasa khawatir dan kemungkinan akan bertindak jika mereka rasa kita
mengancam mereka atau mengancam ketenangan Rumah Tuhan selama
Paskah."
Petrus membuang ludah karena jijiknya. "Kita semua tahu apa sebabnya.
Paskah adalah hari yang paling menguntungkan.
Pada saat itu, persembahan di Rumah Tuhan mencapai puncaknya, begitu
juga pengumpulan uang."
"Itulah masa panen bagi para pedagang dan lintah darat,"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

imbuh saudaranya, Andreas.


"Dan yang mendapat keuntungan paling besar adalah Jonathan Annas
dan menantunya." Yudas mengiakan. "Tidak mengherankan jika keduanya
adalah biang propaganda yang menyudutkan kita. Kita harus berhati-hati
atau mereka akan mendesak Pilatus untuk menangkap Easa."
Easa mengangkat tangan sementara lelaki itu saling berbicara dengan
marah. "Tenang, Saudara-saudaraku," katanya. "Besok kita ke Rumah
Tuhan. Akan kita tunjukkan kepada saudara kita, Annas dan Caiaphas,
bahwa kita tidak berniat menantang mereka. Kita bisa berjalan
berdampingan tanpa perlu menyingkirkan satu sama lain. Kita akan pergi
sebagai orang yang merayakan pekan suci, bersama-sama saudara
Nasrani. Mereka tidak bisa melarang kehadiran kita, dan barangkali
mereka akan menghentikan permusuhan."
Yudas tidak yakin. "Aku pikir, kau tidak akan memperoleh perdamaian
dari Annas. Ia membenci kita dan segala ajaran kita. Hal terakhir yang
diinginkan Annas dan Caiphas adalah orang menjadi percaya bahwa
mereka tidak membutuhkan Rumah Tuhan untuk mendekati Tuhan."
Maria berdiri dan tersenyum hangat pada Easa di seberang ruangan. Ia
menangkap sorot mata istrinya dan membalas ekspresi itu sebelum
istrinya berbalik untuk meninggalkan ruangan lewat pintu belakang.
Maria merasa terlalu letih untuk mendengarkan mereka membahas
strategi. Lagi pula, jika Easa mengambil keputusan untuk datang ke
Rumah Tuhan besok, Maria merasa yakin bahwa mereka semua perlu
beristirahat.
Maria tidur satu kamar bersama anak-anaknya, se-
perti yang selalu ia lakukan saat mereka bepergian. Ia percaya, ini bisa
memberi rasa aman pada anak-anak, suatu unsur yang penting bagi anak-
anak yang sering berpindah tempat. Mereka tampak seperti malaikat
saat tidur: Yohanes-Yusuf dengan bulu matanya yang hitam lentik,
menempel di pipinya yang berwarna seperti buah zaitun. Dan Sarah-
Tarnar tenggelam dalam rambutnya yang merah mengilap.
Ibu mereka menahan diri untuk mencium mereka. Tamar khususnya,
mudah terbangun, dan Maria tidak ingin membangunkan mereka. Anak-

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

anak harus berisitirahat jika ingin ikut ke Yerusalem besok. Mereka


beranggapan kota itu menarik dan berwarna-warni. Sepanjang situasinya
aman, Maria mengizinkan putra-putrinya ikut. Tapi jika terjadi
kerusuhan, ia harus membawa anak-anak menjauh dari kota itu.
Seandainya situasinya sangat buruk, bahkan rumah Yusuf pun tidak
aman, Maria akan membawa mereka ke Bethany, ke rumah Martha dan
Lazarus.
Akhirnya Maria berbaring di ranjangnya sendiri dan memejamkan mata
di penghujung hari yang monumental itu.
Tapi ia tidak bisa segera tidur, meski sangat ingin dan sangat
membutuhkan. Terlalu banyak pikiran dan bayangan berkecamuk dalam
kepalanya. Dalam penglihatan benaknya, ia melihat perempuan
berselubung tebal itu, perempuan yang menggendong anak di luar rumah
Jairus. Maria segera menangkap dua hal dari wajah perempuan itu.
Pertama, ia bukan orang Yahudi dan bukan orang biasa. Ada sesuatu
dalam caranya membawa diri dan dalam bentuk selubung yang sepertinya
dimaksudkan untuk membuatnya sama dengan masyarakat biasa. Dan
Maria tahu saat seorang perempuan berusaha
menyamar. Bukankah ia sendiri telah melakukannya beberapa kali jika
situasi memaksa?
Kedua, Maria tahu perempuan itu merasakan penderitaan hebat. Ia bisa
merasakan kepedihan mengalir dari perempuan itu, nyaris seolah
kepedihan itu sendiri yang berteriak meminta pertolongan Easa. Ketika
Maria menatap wajah perempuan itu, ia mendapat kesan kehilangan yang
sama seperti yang dirasakan seorang ibu saat tidak berdaya untuk
menyelamatkan anaknya.
Kepedihan itu tidak mengenal ras, kredo, atau status. Suatu kepedihan
yang hanya dirasakan oleh orangtua yang menderita.
Selama tiga tahun terakhir pelayanan keimaman mereka, Maria sering
melihat wajah semacam itu. Tapi tidak jarang pula ia menyaksikan
kepedihan di wajah itu berubah menjadi kegembiraan.
Easa telah menyelamatkan banyak anak Israel. Dan kini, sepertinya, ia
telah menyelamatkan seorang anak Romawi.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sesuai rencana, keesokan harinya Easa dan para pengikutnya pergi ke


Rumah Tuhan. Maria membawa anakanaknya ke Yerusalem bersamanya.
Mereka berhenti untuk menyaksikan aktivitas dan debat yang
berlangsung di luar dinding-dinding yang suci. Easa berada di tengah
kerumunan orang yang semakin banyak, berkhotbah tentang kerajaan
Tuhan. Beberapa lelaki di antara kerumunan itu menantangnya dan
mengajukan pertanyaan. Semuanya dijawab dengan tenang sebagaimana
biasa. Jawaban-jawaban Easa demikian dalam dan sejalan
dengan ajaran Alkitab. Tidak butuh waktu lama, menjadi jelaslah bahwa
pengetahuan hukumnya tak tertandingi.
Belakangan, lewat informasi dari Jairus, mereka tahu bahwa Annas dan
Caiaphas telah menugaskan orang-orang mereka untuk hadir dalam
pertemuan itu. Mereka memang diperintahkan untuk mengajukan
pertanyaan yang menantang.
Seandainya jawaban Easa bisa ditafsirkan sebagai penghinaan terhadap
agama, apalagi ketika itu ia berada sangat dekat dengan Rumah Tuhan
dan dengan banyak saksi, maka imam-imam besar itu akan mendapat
bukti lebih jauh yang akan digunakan untuk menyerang Easa.
Salah seorang lelaki maju dan mengajukan pertanyaan tentang
pernikahan. Yudas mengenali lelaki itu. Ia membisikkan Easa bahwa
lelaki itu seorang Farisi yang telah menceraikan istrinya yang sudah tua
untuk menikah lagi dengan yang lebih muda.
"Katakan, Rabi," kata lelaki itu, "apakah seorang lelaki boleh
menceraikan istrinya karena alasan tertentu? Aku pernah mendengar
kau mengatakan tidak boleh, sementara hukum yang dibawa Musa
mengatakan sebaliknya. Musa menulis surat perceraian."
Easa berbicara lantang agar suaranya terdengar jelas di antara
kerumunan orang. Jawabannya tegas karena ia sudah tahu pelanggaran
yang dilakukan lelaki itu. "Musa menulis peraturan itu karena kekerasan
hatimu."
Kerumunan orang yang hadir utamanya terdiri dari para lelaki Yerusalem
yang mengenal orang Farisi itu. Terdengar ucapan-ucapan protes karena

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

jawaban yang dianggap menghina itu. Tapi Easa belum selesai. Ia sudah
lelah dengan orang-orang Farisi tak bermoral yang hidup seperti raja,
hanya ongkang-ongkang kaki menerima
sumbangan dari kaum miskin dan orang-orang Yahudi yang saleh. Easa
memandang barisan imam ini, lelaki-lelaki yang bertugas menegakkan
hukum dengan kejujuran tinggi, sebagai orang munafik. Mereka
berkhotbah tentang kehidupan yang suci, tapi tidak menjalaninya.
Selama tahun-tahun terakhir pengabdiannya, Easa akhirnya sadar
bahwa penduduk Yerusalem dipecundangi orang-orang itu. Mereka takut
terhadap kekuasaan Farisi sebagaimana juga kekuasaan Roma. Dalam
banyak hal, orang-orang Rumah Tuhan ini sama berbahayanya bagi
rakyat Yahudi dengan orangorang Romawi. Pasalnya, mereka memiliki
wewenang untuk memengaruhi cara hidup sehari-hari orang Yahudi
dengan banyak cara.
"Apakah kau tidak membaca Alkitab?" pertanyaan Easa ini merupakan
hinaan lain terhadap lelaki yang ia ketahui menjabat sebagai imam. Lalu
Easa beralih ke kerumunan. "Dia yang menciptakan mereka pada
permulaan menjadikan mereka lelaki dan perempuan, dan berkata,
'Karena sebab ini seorang lelaki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan
berpasangan dengan istrinya, dan keduanya akan menjadi satu tubuh,
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Sesuatu yang telah disatukan
Tuhan, tak seorang pun dapat memisahkannya.' Dan aku berkata kepada
siapa pun yang menceraikan istrinya, selain untuk berzina, berarti
melakukan zina itu sendiri."
"Jika begitu, barangkali menikah tidak baik," canda seorang lelaki.
Easa tidak tertawa. Sakramen pernikahan dan pentingnya hidup
berkeluarga adalah batu landasan ajaran Nasrani. Ia menjawab gagasan
itu. "Sebagian lelaki terlahir sebagai orang yang dikebiri dan sebagian
lainnya
menjadikan dirinya orang yang dikebiri. Bagi lelaki seperti itu,
pernikahan tidak bisa diterima. Biarkanlah seluruh lelaki yang mampu
menerima sakramen pernikahan untuk menerimanya, karena itulah

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kehendak Tuhan Bapa kita. Dan biarlah dia menyatu dengan istrinya
hingga maut memisahkan."
Merasa terpukul, lelaki Farisi itu melawan. "Dan bagaimana denganmu,
Orang Nazaret? Hukum Musa mengatakan bahwa siapa pun lelaki yang
akan dipilih harus menikah dengan seorang perawan, bukan pelacur atau
bahkan janda." Serangan telak itu ditujukan kepada Maria Magdalena,
yang berdiri di bagian belakang kerumunan bersama anak-anaknya.
Maria memilih mengenakan busana sederhana agar bisa berbaur dengan
kerumunan. Ia tidak mengenakan selubung merah yang menunjukkan
statusnya. Maria bersyukur dengan keputusannya itu saat menunggu
jawaban Easa.
Jawaban Easa adalah satu pertanyaan lagi bagi o-rang Farisi itu.
"Apakah aku seorang (keturunan) Daud?" Lelaki itu mengangguk. "Kau
tidak menjawab."
"Dan bukankah Daud adalah raja besar dan orang yang dipilih untuk
kita?"
Orang Farisi itu mengiayakan, sadar bahwa ia tengah diarahkan ke
dalam perangkap tapi tidak tahu bagaimana menghindarinya.
"Tidakkah kau berpikir bahwa aku meneladani Daud jika aku akan
menjadi penerusnya? Siapakah yang tidak berpendapat bahwa mengikuti
langkah Daud adalah sesuatu yang baik dan terpuji?" pertanyaan Easa
bergema di antara kerumunan, yang mengakui dengan anggukan dan
isyarat bahwa tentulah meneladani Singa Besar Yehuda adalah sesuatu
yang baik.
"Karena itulah yang aku lakukan. Seperti Daud yang menikahi seorang
janda, Abigail, putri Israel terhormat dari keturunan mulia, demikian
pula aku menikah dengan seorang janda dari keturunan mulia."
Orang Farisi itu tahu, ia telah masuk ke dalam perangkapnya sendiri dan
melangkah kembali ke tengah kerumunan. Tapi lelaki dari struktur
kekuasaan Rumah Tuhan tidak mudah digoyahkan. Saat pertanyaan-
pertanyaan dilancarkan, jawaban Easa menjadi panah-panah tajam yang
berbalik ke orang-orang Farisi. Seorang lelaki lain, yang ini jelas
mengenakan jubah imam, menghampiri Easa dengan serangan terbuka.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kudengar kau dan murid-muridmu melanggar tradisi para tetua.


Mengapa mereka tidak mencuci tangan ketika memakan roti?"
Kerumunan orang terperangah mendengar pertanyaan terakhir ini.
Suasana menjadi ricuh, Easa tahu bahwa ia harus menegaskan
pendiriannya. Orang-orang Yerusalem berbeda dengan orang Galilee dan
wilayah luar. Di kota ini, orangorang menuntut aksi. Mereka akan
mengikuti seorang raja yang bisa membawa mereka keluar dari tekanan,
tapi ia harus membuktikan kekuatan dan kelayakannya dulu.
Suara berat Easa bergema, lebih terasa sebagai kecaman terhadap para
imam dibandingkan pembelaan seorang Nasrani.
"Mengapa kalian melanggar perintah Tuhan dengan tradisi kalian, Orang-
orang munafik?" Hinaan terang-terangan ini bergaung di dinding-dinding
batu Rumah Tuhan. "Sepupuku, Yohanes, menyebut kalian ular berbisa,
dan ia benar."
Menghubungkan sang Pembaptis adalah cara cerdas
untuk meraih dukungan orang-orang yang lebih konservatif. "Yohanes
dikenal sebagai inkarnasi Yesaya. Dan Yesayalah yang berkata, 'Orang-
orang ini menghormatiku dengan bibir mereka, tapi hati mereka jauh
dariku.' Sekarang bisa kulihat bahwa kalian, orang-orang Farisi, dari
luar terlihat bersih, tapi di dalam kalian penuh dengan kerakusan dan
kejahatan. Bukankah Tuhan menjadikan sesuatu yang tampak di luar
juga menjadikan sesuatu yang berada di dalam?"
Easa mengeraskan suaranya untuk melontarkan ucap an pamungkas. "Dan
inilah perbedaan antara orang-orang Nazaretku dengan imam-imam ini,"
katanya. "Kami memerhatikan kebersihan jiwa, hingga kami menjaga
kerajaan Tuhan di bumi sebagaimana di surga."
"Ini penghinaan terhadap Rumah Tuhan!" teriak seorang lelaki dari
tengah-tengah kerumunan. Lalu terdengar gelombang suara sebagian
setuju, sebagian menentang.
Gemuruh suara ini memuncak. Menyaksikan dari tempat tinggi di atas
dinding-dinding Rumah Tuhan, Maria pada awalnya berpikir bahwa ini
hanya reaksi terhadap ucapan Easa yang berani. Dan memang,
kebanyakan tanggapan orang Yerusalem berakar dari hal itu. Tapi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

beberapa murid Nasrani menerobos gerombolan orang untuk


menghampiri Easa. Di belakang mereka, kelompok lelaki dan perempuan
yang telah mendengar penyembuhan mukjizatnya. Mereka adalah
orangorang yang dikucilkan, orang-orang yang dihinakan lantaran buta
atau lumpuh.
Para lintah darat dan pedagang mengajukan keberatan kala kelompok ini
menerobos kompleks Rumah Tuhan. Sekarang adalah pekan paling
menguntungkan
bagi mereka, dan sekarang gerombolan itu menggerecoki kegiatan di
Rumah Tuhan. Ketika seorang lelaki buta jatuh ke meja seorang
pedagang dan mencari-cari tongkatnya, meledaklah kemarahannya.
Pedagang itu menghampiri si buta dengan membawa tongkat, berteriak-
teriak menghina orang malang itu dan kaum Nasrani. Easa datang untuk
membantu si lelaki buta. Ia membantunya berdiri dan membisikkan
sesuatu ke telinganya. Kemudian ia memberi isyarat kepada murid-
muridnya untuk membawa lelaki itu menepi. Easa berjalan ke meja milik
pedagang kejam tadi dan berteriak keras hingga mengalahkan gemuruh
suara kerumunan orang. "Telah tertulis bahwa Rumah Tuhan seharusnya
menjadi rumah doa. Kalian telah menjadikannya sarang pencuri."
Pedagang lain balas berteriak sambil menerobos kompleks Rumah Tuhan.
Kericuhan memuncak menjadi huru hara hingga Easa mengangkat tangan
dan meminta murid-muridnya mengikutinya ke depan kompleks Rumah
Tuhan. Di sini, orang-orang malang yang miskin, menderita penyakit, dan
lumpuh diajak maju. Dimulai dengan lelaki buta tadi, Easa
menyembuhkan semuanya.
Kerumunan orang kian melimpah. Di luar kata-kata pedas Easa, atau
barangkali karena kata-kata itu, lelaki dan perempuan Yerusalem sangat
tertarik dengan lelaki dari Nazaret ini, lelaki yang menyembuhkan
berbagai penyakit dalam hitungan detik.
Maria tidak lagi bisa melihat suaminya dari lokasi ia berdiri. Selain itu,
Tamar dan Yohanes yang masih kecil menjadi gelisah di tengah
lingkungan yang hiruk pikuk. Maria menyingkir dari keramaian dan
membawa kedua anaknya ke pasar.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Saat mereka melewati jalan berkerikil, Maria melihat


jubah hitam dua orang Farisi di depannya. Ia yakin mendengar nama
Easa disebutkan. Maria menarik selubungnya untuk menutupi sebagian
besar wajahnya. Ia menjaga langkah agar tetap dapat mengikuti
mereka, anaknya berjalan di depan. Kedua lelaki itu berbicara dengan
leluasa, tapi dalam bahasa Yunani. Kemungkinan karena mereka tahu
rata-rata orang tidak memahami bahasa itu.
Tapi Maria seorang perempuan terhormat dan terpelajar. Ia mampu
berbahasa Yunani dengan fasih.
Maria paham benar ketika salah seorang di antara mereka menoleh
kepada temannya dan berkata, "Sepanjang orang Nasrani itu hidup, kita
tidak akan tenang. Akan kita singkirkan dia secepatnya, demi kebaikan
kita semua."

Maria bertemu Bartolomeus di pasar. Ia diminta membelikan makanan


untuk murid-murid lain. Maria menyuruhnya kembali ke Easa dan
menyampaikan pesan agar Easa dan pengikutnya meninggalkan rumah
Yusuf malam ini juga.
Mereka harus keluar dari Yerusalem demi keselamatan Easa.
Maria percaya, rumah yang ditinggalinya dulu bersama Lazarus dan
Martha adalah pilihan terbaik. Jarak rumah itu cukup jauh dari
Yerusalem, tapi tidak terlalu jauh untuk kembali ke sana atau keluar
dengan cepat.

Easa bertemu dengan Maria dan anak-anak di Bethany malam harinya.


Sebagian murid menginap bersama mereka di rumah Lazarus, sementara
yang lainnya menginap di rumah Simon, teman kepercayaan mereka, yang
letaknya berdekatan. Di rumah Simonlah, beberapa tahun lalu Maria
melanggar perintah Lazarus dan Yohanes hingga menimbulkan
konsekuensi besar.
Para murid berkumpul malam ini untuk membahas kejadiankejadian hari
itu dan membuat rencana untuk menghadapi peristiwa yang telah
menanti mereka.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maria merasa cemas. Ia menangkap bahwa opini penduduk Yerusalem


terpecah. Separuh mendukung insan Nasrani istimewa yang memiliki
mukjizat dan menyayangi kaum miskin ini, dan separuh lagi menentang
lantaran khayalan mereka sendiri bahwa Easa akan menantang Rumah
Tuhan dan tradisi mereka tanpa kenal ampun. Maria menceritakan
pembicaraan dua imam yang ia dengar saat berjalan ke pasar tadi. Saat
ia bercerita, Yudas datang dari rumah Jairus, membawa kabar lain.
"Dia benar. Situasi Yerusalem semakin berbahaya bagimu," katanya pada
Easa. "Jairus mengatakan bahwa Caiaphas dan Annas menuntut hukuman
mati terhadapmu dengan tuduhan menodai agama.
Petrus merasa muak. "Dasar sampah," serapahnya. "Easa tidak pernah
menyampaikan ajaran yang menentang agama, dan kalaupun ingin, ia
tidak sanggup melakukannya. Merekalah orang-orang yang menodai
agama, ular-ular itu."
Tidak tampak raut cemas di wajah Easa. "Tidak jadi soal, Petrus. Imam-
imam ini tidak memiliki wewenang untuk menghukum mati seseorang,"
kata Easa, ucapannya menunjukkan pengetahuan hukumnya yang
luas. "Hanya Roma yang bisa melakukan hal itu. Dan orang Romawi tidak
menganggapku melanggar hukum Yahudi."
Hingga larut malam mereka mendiskusikan tindakan yang harus
dilakukan besok. Maria ingin Easa menjauhi Yerusalem hingga kota itu
kembali tenang. Tapi Easa tidak mengindahkannya. Orang yang
berdatangan besok akan semakin banyak karena berita tentang ajaran
yang disampaikan Easa dengan berani, selain kemampuannya
menyembuhkan telah menyebar ke seluruh kota. Ia tidak ingin
mengecewakan orang yang jauh-jauh datang ke Yerusalem untuk
melihatnya. Pun ia tidak ingin tunduk pada tekanan para imam. Lebih dari
sebelumnya, kini ia perlu menjadi seorang pemimpin.
Kebesokannya, Maria memilih untuk tetap di Bethany bersama anak-
anak dan Martha. Beban kehamilan semakin terasa berat baginya, dan
perjalanan kembali ke Bethany dengan kecepatan seperti itu
membuatnya letih. Maria menjaga anakanaknya yang bermain di rumah

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sambil berusaha menjauhkan pikirannya dari bahaya yang mungkin


dihadapi Easa di kota.
Maria sedang duduk di kebun depan sambil mengawasi Tamar yang
bermain di rumput ketika seorang perempuan mendekatinya. Ia
mengenakan selubung tebal warna hitam.
Wajah dan rambutnya ditutup, mustahil mengetahui apakah ia seorang
tamu yang sudah dikenal atau bukan. Barangkali ia seorang tetangga
baru yang belum Maria kenal?
Perempuan itu semakin dekat, Maria bisa mendengar tawa tertahannya.
"Ada apa, Saudaraku? Kau tidak mengenaliku setelah kita berteman
sekian lama?"
Selubung diturunkan, ternyata ia Salome, putri Herodian.
Wajahnya tidak lagi bulat seperti waktu ia kecil. Ia telah mekar
menjadi seorang wanita dewasa sekarang. Maria berlari menyambutnya,
cukup lama mereka saling berpelukan. Setelah kematian Yohanes, terlalu
berbahaya bagi Salome untuk terlihat bersama-sama dengan orang
Nasrani. Kehadirannya juga berbahaya bagi Easa. Jika pendukungnya
ingin menang dari pengikut Yohanes, mereka tidak boleh terlihat
berteman dengan perempuan yang dikutuk karena menyebabkan
penahanan Yohanes, jika bukan kematiannya.
Perpisahan yang terpaksa dilakukan itu terasa berat bagi Maria dan
Salome. Salome merasa hancur karena tidak diizinkan menyelesaikan
pendidikannya sebagai imam dan karena dipisahkan dari orang-orang
yang lebih ia cintai dibandingkan keluarganya sendiri. Bagi Maria,
perpisahan itu adalah efek menyedihkan lainnya dari keputusan yang
tidak adil bagi mereka berdua setelah eksekusi Yohanes.
Salome memekik ketika melihat Tamar kecil. "Lihatlah dia! Dia seperti
kembaranmu!"
Maria mengangguk, tersenyum. "Dari luar. Dari dalam, ia sudah
menumbuhkan citra ayahnya." Maria menceritakan beberapa kejadian
yang dialami Tamar dan bagaimana putrinya itu telah memiliki
keistimewaan sejak ia mulai berjalan. Tamar telah menyembuhkan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

seekor kambing yang jatuh ke dalam parit di Magdala, hanya dengan


sentuhan tangannya yang mungil.
Sekarang usianya tiga tahun, tapi kemampuan bicaranya sungguh luar
biasa ia bisa berbicara dalam bahasa Yunani dan Aram.
"Ia sungguh beruntung memiliki sepasang orangtua seperti kalian," kata
Salome, wajahnya menjadi suram. "Dan kita harus menjaga keamanan
kalian. Karena itulah aku datang ke sini, Maria. Aku mendengar kabar
dari istana. Easa dalam bahaya besar."
"Mari masuk. Di dalam tidak ada yang melihat, dan tidak ada yang
mendengar kecuali telinga kecil ini" kata Maria menunjuk pada Tamar-
"jika tidak dibuat sibuk."
Maria bangkit untuk mengangkat Tamar. Tapi perutnya yang sudah
membesar membuatnya sulit membungkuk. Salome merentangkan
tangannya. "Ayo ke kakakmu Salome," katanya.
Tamar ragu-ragu, ia memandang wajah perempuan yang belum
dikenalnya lalu wajah ibunya untuk mendapatkan persetujuan.
Senyum lebar menghiasi wajah Tamar saat ia melompat ke gendongan
sang putri Herodian.
Setelah mereka masuk ke rumah, Maria memberi isyarat pada Martha
untuk membawa Tamar.
Martha mengambil Tamar dari gendongan Salome. "Ayo, Putri Kecil, kita
cari kakakmu."
Yohanes sedang berjalan-jalan bersama Lazarus. Martha mengatakan
bahwa ia akan membawa keponakannya keluar agar Salome bisa
berbicara empat mata dengan Maria. Setelah mereka keluar, Salome
meraih tangan Maria.
"Dengarkan aku, masalahnya sangat genting. Ayah tiriku hari ini berada
di rumah Pontius Pilatus di Yerusalem, dan aku ikut bersamanya. Dua
hari lagi Pilatus akan berangkat ke Roma untuk menemui kaisar dan ia
harus memberikan laporan lengkap. Aku menggunakan dalih ingin
bertemu dengan Claudia Procula, istri Pilatus, agar boleh
pergi bersamanya. Claudia adalah cucu Caesar Augustus, jadi aku tahu
ayah tiriku tentu tidak akan menolak. Tapi tentu saja, bukan karena itu

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

aku ingin ikut. Aku tahu kau, Easa, dan yang lainnya ada di sini. Di mana
Maria Agung?" "Ada di sini," jawab Maria. "Ia menginap di keluarga
Yusuf malam ini bersama dengan wanita lain. Aku akan mengantarmu ke
sana besok, jika kau mau."
Salome mengangguk dan melanjutkan kisahnya. "Aku berdalih ingin
bertemu Claudia untuk mendengar kabar tentang orang-orang Nasrani
yang tengah berada di Yerusalem. Tak kukira, Claudia mau bercerita
banyak! Maria, bukankah ini mengagumkan?"
Maria tidak mengerti maksud Salome. "Apa?"
Bola mata Salome yang hitam dan eksotis membelalak.
"Kau tidak tahu? Oh, Maria, ini berita besar. Di malam Easa
menghidupkan putri Jairus, tidakkah kau melihat seorang perempuan di
tengah kerumunan saat kau akan pergi? Dia bersama orang Yunani yang
menggendong anak sakit, anak laki-laki."
Peristiwa itu terbayang kembali dalam kepala Maria. Dua malam
terakhir, sebelum tidur, ia selalu terbayang wajah perempuan itu. "Ya,"
jawab Maria. "Aku memberitahu Easa, lalu ia menoleh ke perempuan itu
untuk menyembuhkan anaknya. Aku merasa yakin akan hal ini, selain
perempuan itu tidak tampak seperti rakyat biasa atau seorang Yahudi."
Salome tertawa lepas. "Maria, perempuan itulah Claudia Procula. Easa
telah menyembuhkan putra semata wayang Pontius Pilatus."
Maria terkejut. Sekarang semuanya menjadi jelas firasat itu, perasaan
mengetahui ada sesuatu yang terjadi
di luar penyembuhan itu.
"Siapa saja yang mengetahui hal ini, Salome?"
"Tidak ada kecuali Claudia, Pilatus, dan budak Yunani
itu.
Pilatus melarang istrinya menceritakan peristiwa itu. Ia justru
diperintahkan untuk mengatakan bahwa penyembuhan itu adalah
kehendak dewa-dewa Yunani jika ada orang yang bertanya". Salome
mencibir untuk menunjukkan rasa muaknya.
"Claudia yang malang tidak tahan untuk tidak menceritakannya, dan ia
tahu bahwa dulu aku seorang Nasrani."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau masih seorang Nasrani," kata Maria dengan ramah sambil berdiri
agar bayi dalam perutnya bisa menyesuaikan posisi. Ia perlu
merenungkan informasi penting ini. Ini kabar yang menggembirakan, tapi
ia belum berani untuk terlalu senang.
Tentulah, peristiwa itu bagian dari rencana Tuhan untuk Easa.
Apakah Ia menghadirkan Claudia dan putranya yang sakit agar Easa bisa
menyembuhkannya dan membuktikan kerasulannya kepada Pilatus? Dan
seandainya nasib Easa berakhir di tangan Pontius Pilatus, tentulah ia
tidak akan memberikan hukuman kepada orang yang telah
menyembuhkan putranya sendiri?
"Tapi ada lagi, Saudaraku," wajah Salome kembali muram.
"Ketika aku di sana, Jonathan Annas dan iparnya yang kejam datang
mengunjungi Pilatus dan ayah tiriku. Mereka mengajukan tuntutan
terhadap Easa." Salome tersenyum getir. "Aku mendengar kedatangan
mereka, maka kemudian aku memohon pada Claudia untuk
memberitahukan tempat yang paling aman untuk bersembunyi agar aku
bisa menguping."
Maria tersenyum pada Salome, yang selalu banyak
akal.
"Pilatus tidak mau mendengarkan dan berusaha mengenyampingkannya
sebagai sesuatu yang tidak penting agar ia bisa menyudahi
pertemuannya dengan Herod. Yang penting bagi Pilatus, Roma mendapat
laporan baik tentang kemampuannya selaku gubernur. Ia mengincar
posisi di Mesir."
Maria mendengarkan dengan sabar, jantungnya berdegup keras saat
Salome melanjutkan. "Tapi ayah tiriku si Herod yang sombong berpihak
pada imam-imam goblok itu. Mereka mempermainkannya dengan
mengatakan bahwa Easa menyebut dirinya raja Yahudi dan ingin
menggeser Herod dari singgasananya.
Maria menggeleng-gelengkan kepala. Tentu saja, itu tidak masuk akal.
Easa tidak memiliki hasrat untuk duduk di atas singgasana duniawi. Ia
adalah raja yang bertahta di dalam hati jemaat, raja yang
menyampaikan kerajaan Tuhan pada mereka.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Untuk itu ia tidak memerlukan istana atau singgasana. Tapi Herod yang
gelisah merasa terancam lantaran manipulasi Annas dan Caiaphas.
"Kudengar Pilatus menemui Claudia tak lama sesudah itu ia tidak melihat
tempat persembunyianku-dan berkata, 'Sayangku, aku khawatir nasib
tidak berpihak pada Easa. Para imam menuntut agar ia dihukum mati.
Dan mereka ingin Easa ditahan sebelum Paskah.' Lalu Claudia berkata,
'Tapi tentunya kau tidak akan membiarkan ia dihukum.' Pilatus tidak
menjawab, lalu kudengar Claudia bertanya lagi, 'Bukankah begitu?'
Kemudian aku tidak mendengar apa-apa lagi hingga Pilatus keluar dari
ruangan. Saat aku yakin ia sudah pergi, aku keluar dan menemui Claudia
dalam kondisi gemetar. Ia berkata bahwa suaminya tidak berani
menatap matanya saat ia keluar.
Oh, Maria, dia sangat mencemaskan kejadian yang akan menimpa Easa.
Aku juga merasa cemas. Kau harus mengajaknya keluar dari Yerusalem."
"Apakah ayah tirimu tahu di mana kau sekarang?"
Salome mengangkat bahu. "Aku memberitahu bahwa aku akan
berbelanja kain sutra. Ia terlalu sibuk dengan rencana
keberangkatannya ke Roma hingga tidak tahu atau tidak peduli di mana
aku menginap malam ini. Dia asyik dengan dirinya sendiri."
Maria berusaha memikirkan strategi. Ia harus menung gu sampai Easa
pulang malam ini, baru kemudian menceritakan segalanya, tentu saja.
Maria tahu, ia perlu sedikit membujuk Salome agar mau menginap dan
menceritakan semuanya dengan rinci.
Salome menginap, dan merasa sangat gembira ketika Maria Agung
datang siang harinya. Ibunda Easa yang bijak itu datang bersama Maria-
Maria lain yang lebih tua saudaranya, Maria Yakobus, dan sepupu
mereka, Maria Salome. Yang terakhir ini adalah ibunda dua pengikut
Easa yang paling setia. Salome merasa mendapat kehormatan karena
berada di dekat wanitawanita bijaksana ini, mereka adalah pemimpin
tradisi Nasrani yang kuat, meski tidak banyak berbicara. Tapi
kegembiraan Salome menguap, seperti juga Maria Magdalena.
"Aku melihat kegelapan besar di cakrawala, Putri-pu-triku."
kata Maria Agung. "Aku datang untuk bertemu de-

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

ngan putraku.
Kita semua harus bersiap menghadapi ujian kekuatan dan keimanan pada
peringatan Paskah ini."

Kabar dari Yerusalem memang menciutkan hati. Kerumunan orang yang


lebih besar lagi menyambut kedatangan Easa dan orang-orang Nasrani
di gerbang kota pagi itu, membuat penjaga Romawi tidak tenang. Kaum
Nasrani telah menyiapkan lokasi di luar Rumah Tuhan, tempat Easa
berkhotbah dan menjawab pertanyaan serta tantangan yang dilancarkan
kepadanya. Seperti kemarin, para perwakilan imam besar dan Rumah
Tuhan telah menempatkan orang-orang mereka di tengah kerumunan.
Keributan meningkat ketika pedagang dan lintah darat yang kemarin
memaki-maki, maju untuk memprotes kehadiran orang Nasrani.
Akhirnya, untuk menenangkan situasi dan mencegah pertumpahan darah,
Easa meninggalkan tempat itu bersama para pengikutnya yang paling
setia.
Malam harinya di Bethany, campuran antara observasi Salome,
kecerdasan Jairus, dan nubuat Maria Agung menciptakan atmosfer yang
mencekam. Hanya Easa yang kelihatannya tidak terpengaruh dengan
situasi yang kian menegangkan. Dengan tenang, ia menyusun rencana
untuk besok.
Simon dan Yudas, yang siang harinya berjumpa dengan orang-orang
Zelot, memiliki rencana sendiri. "Jumlah kita cukup banyak untuk
menghadapi siapa pun yang ingin mencelakakanmu," kata Simon. "Jumlah
orang yang
datang ke Rumah Tuhan besok akan membludak. Jika kau menekankan
pada mereka bahwa kerajaan Tuhan akan membebaskan orang Yahudi
dari penindasan, seperti yang kita ketahui, maka mereka akan
mengikutimu."
"Sampai ke mana?" tanya Easa tenang. "Tindakan itu mungkin akan
mengorbankan darah orang Yahudi yang tidak berdosa. Itu bukan
JalanNya. Tidak, Simon. Aku tidak akan memancing kericuhan yang
hanya akan mengakibatkan pertumpahan darah di hari yang suci.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Bagaimana aku bisa menunjukkan kerajaan Tuhan bersemayam dalam


tiap diri manusia, lelaki maupun perempuan, jika aku meminta mereka
berdarah-darah dan mati karenanya? Kau salah memaknai JalanNya,
Saudaraku."
"Tapi tanpamu tidak ada JalanNya," geram Petrus. Ketegangan selama
beberapa hari terakhir tampak jelas pada Petrus, lebih dari murid-
murid lainnya. Ia telah mengorbankan segalanya demi keyakinannya pada
Easa dan JalanNya. Ia tidak sanggup membayangkan akhir yang tragis.
"Kau keliru, Saudaraku," kata Easa. Tak ada nada marah dalam
ucapannya pada Petrus, Easa melanjutkan dengan suara yang hangat.
"Petrus, aku sudah pernah mengatakan saat kita masih kecil. Kau adalah
batu tempat berkembangnya pelayanan kita. Pusakamu akan hidup
sebagaimana pusakaku."
Petrus masih resah, begitupun murid-murid lainnya. Easa menangkap
perasaan ini, ia mengangkat tangan.
"Saudara-saudaraku, dengarkan aku. Ingatlah segala yang telah aku
sampaikan. Dan ingatlah bahwa kerajaan Tuhan hidup di dalam diri
kalian, tak ada penindas mana pun yang bisa merebutnya. Jika kebenaran
itu kalian
simpan dalam hati, kalian tidak akan pernah merasa sedih atau takut."
Kemudian Easa mengangkat tangan kepada murid muridnya dan
memimpin Doa Bapa Kami.

Malam itu, Easa meninggalkan pengikutnya untuk berbicara empat mata


dengan Maria Agung. Setelah itu, ia mengucapkan selamat malam dan
menemui istrinya.
"Kau tidak boleh takut, Merpati Kecil," katanya lembut.
Maria berusaha membaca mata Easa. Tidak jarang, Easa
menyembunyikan visi yang diterimanya dari para pengikutnya.
Tapi ia jarang melakukan hal itu terhadap istrinya. Hanya kepada Maria,
Easa mencurahkan hampir segalanya. Tapi malam ini, Maria merasa Easa
menahan sesuatu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Apa yang kau lihat, Easa?" tanyanya pelan. "Aku melihat bapaku di
surga telah menghamparkan rencana besar dan kita harus
mengikutinya." "Memenuhi nubuat?" "Jika itu yang ia kehendaki."
Maria terdiam sejenak. Bunyi nubuat sangat jelas bahwa sang mesias
harus mengakhiri hidupnya di tangan orangorangnya sendiri.
"Bagaimana dengan Pontius Pilatus?" tanya Maria dengan secercah
harapan. "Kau adalah orang yang diutus untuk menyembuhkan putranya.
Jadi dia telah menyaksikan sendiri siapa engkau sesungguhnya. Tidakkah
itu bagian dari rencana Tuhan?"
"Maria, dengarkan aku baik-baik. Yang akan kusampaikan ini adalah
intisari ajaran Nasrani. Tuhan membuat rencana, dan Ia menempatkan
lelaki dan perempuan pada tempatnya masingmasing.
Tapi ia tidak memaksa mereka untuk melakukan sesuatu. Seperti
seorang ayah yang baik, Tuhan membimbing anak-anaknya, juga memberi
mereka kesempatan untuk menentukan pilihan."
Maria mendengarkan dengan penuh perhatian, berusaha menghubungkan
falsafah Easa dengan situasi yang mereka hadapi. "Kau percaya bahwa
Tuhan menempatkan Pontius Pilatus pada posisi ini?"
Easa mengangguk. "Ya. Pilatus, istrinya yang baik, anak mereka."
"Dan apakah Pilatus akan memilih untuk menolongmu atau tidak...itu
bukan ketentuan Tuhan?"
Easa menggeleng. "Tuhan tidak mendikte kita, Maria. Ia membimbing
kita. Terserah pada individu masing-masing, untuk memilih pemimpinnya.
Termasuk pilihan antara rencana Tuhan dengan hasrat duniawi. Kau
tidak bisa mengabdi pada Tuhan sekaligus mengabdi pada kebutuhan
duniawi. Kerajaan Surga akan datang kepada mereka yang memilih
Tuhan. Aku tidak bisa mengatakan, kepada siapa Pontius Pilatus memilih
untuk mengabdikan diri jika waktunya tiba."
Maria mendengarkan dengan seksama. Meskipun ia mengenal baik
kalimat dalam ajaran Nasrani itu, tapi penjelasan Easa yang mengambil
contoh Pontius Pilatus menjadikan dogma ini jernih dan bertenaga.
Dalam suatu kilatan firasat, Maria merasa perlu menyimpan kata-kata

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

suaminya tadi, mengingatnya secara persis seperti saat Easa


mengucapkannya.
Akan tiba waktu saat Maria harus mengajar orang lain secara persis
seperti Easa mengajarkannya.
"Imam besar dan para pendukungnya berkeras agar aku ditahan.
Sekarang kita tahu, kita tidak bisa menghindar," lanjut Easa. "Tapi kita
akan meminta mereka untuk mengirimku ke Pilatus. Aku akan
mengajukan kasusku kepadanya. Maka keputusan akan bergantung pada
keimanan dan nuraninya. Kita harus siap dengan keputusan apa pun yang
akan ia ambil. Apa pun keputusannya, kita harus menunjukkan lewat
tindakan kita bahwa kita mengetahui kebenaran bahwa jika kita
membuka hati bagi kerajaan Tuhan, tak ada apa pun yang bisa
mengubahnya, tidak seorang kaisar, penindas, maupun rasa sakit. Bahkan
tidak pula kematian."
Mereka berbicara hingga larut malam, membahas rencana Easa untuk
keesokan hari. Maria mengajukan pertanyaan terberat yang memenuhi
dadanya, hanya sekali ini.
"Bisakah jika kita pergi saja dari Yerusalem malam ini? Kita kembali ke
bukit Galilee untuk berkhotbah di sana hingga Annas dan Caiaphas
menemukan mangsa lain?"
"Kau lebih tahu di antara yang lain, Mariaku," tegur Easa lembut.
"Masyarakat memerhatikan kita sekarang. Aku harus memberi teladan."
Maria mengangguk paham, lalu Easa menceritakan percakapannya dengan
Maria Agung. Mereka memutuskan akan terlalu berbahaya jika mereka
hadir di Rumah Tuhan besok.
Terlalu banyak orang tidak berdosa di sana yang mungkin akan terluka
jika terjadi kericuhan. Easa terutama memikirkan keselamatan murid-
muridnya. Imam besar menginginkan dirinya, bukan yang lain. Mereka
sudah banyak mendengar dari Jairus. Tidak perlu membahayakan orang
lain. Ia bisa melakukan pertemuan tertutup dengan pengikut-pengikut
terdekatnya pada sore hari, di rumah Yusuf yang jauh dari lokasi
peringatan Paskah. Di sana, Easa akan memberikan instruksi tentang
tugas mereka masing-masing dalam pelayanan keimaman seandainya ia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

harus menghabiskan waktu lama dalam penjara seperti Yohanes atau


jika terjadi yang lebih buruk. Mereka akan bermalam di tanah Yusuf di
Getsemane, di bawah bintangbintang Yerusalem yang suci.
Dan di sana Easa akan membiarkan dirinya ditahan.
"Kau akan menyerahkan diri pada penguasa Rumah Tuhan?" tanya Maria
tidak percaya.
"Tidak, tidak. Aku tidak boleh bersikap begitu. Para jemaat tidak lagi
mengimani JalanNya jika itu kulakukan. Tapi aku harus memastikan
penahananku terjadi jauh dari kota sehingga tidak terjadi pertumpahan
darah dan kekacauan. Aku akan meminta salah seorang dari kalangan
kita untuk 'berkhianat' lalu pergi ke penguasa agar mereka mencopot
kedudukanku.
Pengawal akan datang ke Gethsemane. Di sana tidak ada banyak orang
karena itu tidak akan terjadi kekacauan."
Pikiran Maria berpacu. Semua ini terjadi begitu cepat.
Sebuah pikiran buruk menyentaknya. "Oh, Easa. Tapi siapa?
Siapa orang dari kalangan kita yang berani melakukannya Kau tidak bisa
mengharapkan Petrus atau Andreas. Dan jelas bukan pula Filipus dan
Bartolomeus. Adikmu Yakobus pun akan mengorbankan jiwanya dulu, dan
Simon akan membunuh orang lain."
Lalu jawaban itu muncul, Maria dan Easa mengucapkannya serentak.
"Yudas."
Wajah Easa tampak muram. "Aku harus pergi dulu, Merpatiku. Aku
harus memberitahu Yudas bahwa ia terpilih untuk melaksanakan tugas
ini karena kekuatannya."
Easa mengecup pipi istrinya lalu pergi. Maria memandang kepergiannya
dengan perasaan takut akan peristiwa esok.

Sesuai rencana, keesokan siang mereka berkumpul untuk makan


bersama. Easa, dua belas pengikut terpilih, dan semua Maria.
Anak-anak tetap di Bethany bersama Martha dan Lazarus.
Easa mengawali senja dengan ritual pengurapan. Ritual ini dilakukan
sesuai versinya sendiri, yakni dengan mencuci kaki tiap orang dalam

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

ruangan. Easa menjelaskan ritual itu suatu bentuk pengakuan bahwa tiap
orang adalah putra Tuhan yang memiliki tugas khusus menyampaikan
kerajaan Tuhan.
"Aku telah memberi kalian contoh, segala yang telah dilakukan di sini
terhadap kalian, lakukanlah juga terhadap orang lain. Dan akuilah bahwa
di mata Tuhan, kalian setara dengan orang lain. Aku akan memberikan
perintah baru malam ini bahwa kalian akan saling mencintai sebagaimana
aku mencintai kalian. Karena ketika kalian memasuki dunia, aku akan
membuat orang mengenali kalian sebagai orang Nasrani lewat sikap
saling mencintai." Setelah mencuci kaki semua pengikutnya dalam
ruangan itu, Easa memimpin mereka menuju meja untuk makan malam
Paskah. Ia mengerat roti yang tidak beragi, memberkatinya, lalu
berkata, "Ambillah ini dan makanlah, karena roti ini akan menjadi
seperti tubuhku." Lalu ia mengambil secawan anggur dan mengucapkan
syukur sebelum mengedarkannya ke sekeliling meja. "Inilah darah
perjanjian baruku, yang akan tertumpah untuk banyak orang."
Maria mengamati tanpa bersuara bersama yang lainnya. Hanya dia dan
Maria-Maria lain yang tahu rincian peristiwa yang akan terjadi. Saat
Yudas mendapat isyarat dari Easa, ia akan meninggalkan makan malam
dan menemui Jairus. Jairus akan membawanya menemui Annas dan
Caiaphas, dan menunjuknya sebagai seorang pengkhianat. Yudas akan
meminta tiga puluh keping perak agar pengkhianatannya tampak otentik.
Sebagai imbalannya, ia akan menunjukkan tempat Easa menyendiri pada
para imam itu. Di tempat yang jauh dari kota dan tidak akan ada
kerumunan orang, akan mudah menangkap Easa.
Ketegangan tampak jelas di wajah Yudas. Murid-murid lain tidak
mengetahui rencana ini karena Easa tidak ingin mengambil risiko. Ia
tidak ingin terjadi perselisihan, apalagi jika mereka menolak rencana ini.
Belakangan, Maria meratapi Yudas dan ketidakadilan kejadian itu. Ia
akan membela Yudas di hadapan murid lain, yang memandangnya sebagai
pengkhianat belaka.
Tapi ketika waktu itu tiba, sudah sangat terlambat bagi Yudas Iskariot.
Tuhan telah menciptakan tempat untuknya, dan ia memilih menerimanya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Easa menoleh pada Yudas. Ia menyerahkan sekerat roti yang telah


dibasahi anggur, isyarat yang telah di
tentukan.
"Apa yang harus kaulakukan, lakukanlah segera." Saat Maria menatap
kepergian Yudas, hatinya seperti teriris.
Tak akan ada jalan untuk kembali. Matanya bertemu dengan mata Maria
Agung, yang juga menatap kepergian Yudas membawa nasib Easa di
tangannya. Kedua wanita itu saling berpegangan sambil terus menatap
Yudas, dan berdoa dalam hati agar Tuhan melindungi Easa terkasih.

Balatentara datang dalam jumlah yang lebih banyak dan dengan


kekuatan yang tidak Maria sangka-sangka. Hari sudah malam ketika
Yudas muncul bersama para prajurit imam besar. Terjadi kekacauan
saat kelompok bersenjata lengkap itu tiba, membuat para rasul pria
terkejut. Cukup jauh dari tempat itu, kaum perempuan berjaga dan
berdoa di samping perapian. Semua perempuan, kecuali Maria
Magdalena, yang menunggu bersama Easa.
Petrus melompat dari tempat berdirinya, meraih pedang dari salah
seorang prajurit muda yang terkejut. "Tuanku, kami akan berperang
untukmu!" pekiknya lalu mengejar seseorang yang ia kenal, Malchus,
pelayan sang imam besar. Ia memotong telinga lelaki itu hingga
darahnya mengucur deras.
Easa berdiri dan berjalan tenang menghampiri mereka. "Cukup,
Saudaraku," katanya kepada Petrus dan yang lainnya.
Kepada pasukan imam besar, ia berkata, "Turunkan senjata kalian. Tidak
ada yang akan melukai kalian. Percayalah padaku."
Easa menghampiri Malchus yang jatuh tersungkur dan merekatkan
jubahnya ke telinga lelaki itu untuk menyumbat darah. Easa meletakkan
telapak tangannya di telinga lelaki itu dan berkata, "Kau sudah cukup
menderita karena ini." Saat ia melepas tangannya, telinga lelaki itu
sembuh dan darah berhenti mengalir.
Easa membantu Malchus berdiri dan berkata padanya, "Caiaphas
mengirim pasukannya untuk melawanku seperti yang akan ia lakukan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

terhadap seorang pencuri atau pembunuh. Mengapa? Saat aku datang ke


Rumah Tuhan setiap hari, ia tidak berusaha menangkapku atau
mengisyaratkan bahwa aku orang yang berbahaya. Ini adalah saat kelam
bagi umat kami."
Salah seorang prajurit yang mengenakan lencana pemimpin, maju dan
melontarkan tuntutan dalam bahasa Aram. "Apakah kau Easa, Orang
Nasrani?"
"Benar," jawabnya dalam bahasa Yunani.
Beberapa orang pengikut memaki-maki dan menyalahkan Yudas. Easa
telah menasihati Yudas agar tidak menjawab jika ini terjadi, dan Yudas
mematuhinya. Ia justru mencium lembut pipi Easa, berharap pengikut
yang lain paham bahwa itu adalah isyarat bahwa ia ditugaskan melakukan
pengkhianatan itu.
Prajurit dengan lencana pemimpin membacakan dakwaan penahanan, dan
Easa dibawa untuk menempuh nasibnya di tangan para imam besar.

Maria Magdalena tetap berjaga dan berdoa bersama Maria- Maria lain
hingga larut malam. Mereka tidak bisa mendekati kaum lelaki, karena
risikonya terlalu tinggi.
Emosi mereka memuncak, meski tak seorang pun yang memberitahu
mereka kejadian yang tengah berlangsung.
Para Maria bergantian memimpin doa dan saling menenangkan. Malam
sudah larut saat mereka melihat obor melintasi Lembah Kidron, menuju
tempat mereka. Ternyata mereka hanya kelompok kecil terdiri dari dua
lelaki dan seseorang yang tampaknya perempuan mungil. Maria berdiri
setelah menyadari bahwa perempuan itu adalah putri Herodian.
Ia berlari menyambut Salome dan memeluknya. Ketika itu, barulah ia
tahu bahwa lelaki yang memegang obor adalah senturion Romawi yang
berpakaian sehari-hari. Ia adalah lelaki bermata biru yang disembuhkan
Easa.
"Saudaraku, tidak ada banyak waktu," kata Salome terengah-engah.
Jelaslah ia berlarian hingga sampai ke tempat itu. "Aku datang dari
Benteng Antonia. Claudia Procula mengutusku dan menitipkan rasa

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

hormat dan simpati terdalam atas ketidakadilan yang menimpa


suamimu."
Maria mengangguk, memberi isyarat kepada Salome untuk meneruskan,
dan menelan rasa takutnya. Jika istri penguasa Romawi mengirim utusan
di tengah malam, pasti ada masalah besar.
"Easa akan disidangkan besok pagi di hadapan Pilatus," Salome
melanjutkan. "Tapi Pilatus mendapat tekanan besar untuk memberi
hukuman mati padanya. Oh, Maria, ia tidak ingin melakukannya. Claudia
mengatakan bahwa Pilatus tahu, Easalah yang menyembuhkan putranya.
Atau setidaknya, ia mau berusaha menerima fakta itu dengan cara
Romawinya. Tapi ayah tiriku yang kejam memerintahkan agar Easa
dihukum mati secepatnya. Herod akan ke Roma pada hari Sabat. Ia
telah mengatakan pada Pilatus bahwa persoalan dengan orang Nasrani
ini harus sudah beres sebelum keberangkatannya. Maria, mengertikah
kau betapa seriusnya persoalan ini? Mereka mungkin menghukum mati
Easa. Besok."
Semuanya terjadi begitu cepat. Tidak seorang pun menduga akan
terjadi seperti ini. Mereka menyangka akan ada masa penahanan
sehingga Easa mempunyai waktu untuk membela kasusnya di hadapan
Roma dan di hadapan Herod. Memang selalu ada kemungkinan bahwa
yang terburuklah yang terjadi, tapi tidak secepat ini.
Salome melanjutkan dengan napas tersengal-sengal.
"Claudia Procula mengirim kami untuk membawamu. Dua lelaki ini adalah
pelayan kepercayaannya." Maria menoleh dan menyaksikan cahaya
memendar dari wajah lelaki yang diam membisu di belakang obor. Maria
mengenalinya sekarang. Ia adalah orang Yunani yang menggendong
seorang anak sakit di luar rumah Jairus.
"Mereka akan mengantarmu ke tempat Easa ditahan.
Claudia telah mengawasi lingkungan itu bersama para penjaga hingga
pagi menjelang. Barangkali, inilah kesempatan terakhirmu untuk melihat
Easa. Tapi kita harus segera pergi."
Maria meminta mereka menunggu, lalu ia menemui Maria Agung. Ia tahu,
perempuan tua itu tak mampu pergi menemui Easa dalam waktu cepat.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi ia harus menawarkan kepadanya sebagai penghormatan atas


posisinya selaku ibunda Easa.
Maria Agung mencium pipi menantunya. "Sampaikan itu pada putraku.
Katakan padanya bahwa aku akan berada di sana besok. Apa pun yang
akan terjadi, terjadilah. Pergilah bersama Tuhan, Putriku."

Maria dan Salome berjalan cepat-cepat untuk mengimbangi langkah dua


lelaki yang diam membisu. Mereka menuju perbatasan timur.
Sebelumnya, Maria meluangkan waktu untuk menukar selubung
hitamnya, seperti yang sekarang dikenakan Salome, dengan selubung
merah yang menandakan bahwa ia adalah imam Nasrani. Saat mereka
berjalan, sang putri Herodian menyampaikan sesuatu. "Aku telah
mengirim seorang utusan ke Martha. Easa ingin bertemu anak-anaknya.
Ia juga memberitahu pelayan Claudia." Salome menunjuk ke budak
Yunani itu. "Easa tahu, kau tak akan sempat ke Bethany dan menjemput
mereka jika kau ingin menemuinya."
Pikiran Maria Magdalena berpacu. Ia tidak ingin Ta-mar dan Yohanes
menyaksikan peristiwa traumatis. Tapi, jika kemungkinan terburuklah
yang akan terjadi, Easa tentu ingin bertemu anak-anaknya untuk kali
terakhir. Cinta Easa terhadap Yohanes kecil, sama seperti terhadap
Tamar. Easa mencintai keduanya tanpa syarat. Keamanan dan
perlindungan mereka semua merupakan persoalan saat matahari terbit
nanti. Maria berdoa dalam hati, tapi ia tidak punya waktu untuk
memikirkan persoalan itu sekarang. Mereka telah sampai di luar lokasi
penahanan Easa. Sejauh ini, kegelapan melindungi mereka sehingga tidak
memancing perhatian. Tapi mereka terpaksa menuruni tangga yang
panjang dengan diterangi nyala obor.
Senturion membisikkan instruksi dan mereka menunggu lelaki Yunani itu
memeriksa wilayah sekitar dengan cepat. Budak itu turun hingga ke
dasar tangga baru kemudian memberi isyarat untuk maju. Salome tetap
berada di tangga teratas untuk mengawasi sekeliling, perannya sama
seperti budak Yunani tadi, hanya saja ia mengawasi di tangga terbawah.
Maria dan senturion bergegas turun dan masuk ke lorong penjara.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Senturion mengangkat obor untuk menerangi daerah yang berbelok


belok.
Maria mengikuti di belakangnya, berusaha menulikan telinga dari
rintihan kesakitan para tahanan yang bergema di dinding sekelilingnya.
Ia tahu, suara itu bukan berasal dari Easa, karena seberapa pun
sakitnya, ia tidak akan merintih, itu bukan wataknya. Tapi Maria sangat
iba kepada jiwa-jiwa malang yang tengah menanti nasib di dalam penjara
Romawi.
Senturion mengeluarkan kunci dari balik bajunya, memasukkannya ke
lubang pintu, melepas kunci, lalu membiarkan Maria masuk ke sel
tahanan suaminya. Bertahuntahun kemudian, Maria tahu bahwa Claudia
dan Salomelah yang telah berjasa mengambilkan kunci dan
menyingkirkan penjaga.
Mereka melakukannya dengan menyuap, ditambah ongkos pribadi yang
tidak sedikit bagi Salome. Maria berterima kasih sepanjang sisa
hidupnya kepada Claudia Procula dan temannya, Salome, yang kerap
disalah pahami. Ia bersyukur bukan hanya karena kejadian-kejadian
malam ini, juga karena masa-masa gelap sesudah itu.

Maria menahan desakan untuk menangis pilu melihat kondisi Easa. Ia


dipukuli dengan sangat kejam. Terlihat memar-memar di wajah
tampannya, dan Maria bisa meli-
hatnya meringis karena menahan rasa sakit saat berdiri untuk
menyambutnya. Maria membisikkan pertanyaan ini ketika ia menatap
wajah suaminya yang terluka parah.
"Siapa yang melakukan ini padamu? Suruhan Caiaphas dan Annas?"
"Sssh. Dengarkan aku, Mariaku, karena waktu sangat sempit dan banyak
yang harus kusampaikan. Tak ada tempat untuk menyalahkan, karena
sikap itu hanya akan memancing balas dendam. Jika kita memaafkan,
kita berada di posisi terdekat dengan Tuhan. Karena itulah kita hadir di
sini, untuk mengajarkan anak-anak Israel dan seluruh penghuni bumi.
Camkanlah ini dan ajarkan kepada siapa pun yang mau mendengar,
sebagai kenangan terhadap diriku."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Sekarang giliran Maria yang meringis. Ia tidak sanggup mendengar Easa


berbicara seperti ini, seolah waktu kematiannya sudah pasti. Menangkap
kesedihan Maria, Easa berkata dengan lembut.
"Semalam di Gethsemane, aku berdoa kepada Tuhan bapa kita. Aku
memintanya untuk mengambil cawan ini dariku, jika itu adalah
kehendakNya. Tapi Ia tidak mengambilnya. Ia tidak mengambilnya
karena inilah kehendakNya. Tak ada jalan lain, mengertikah kau? Umat
tidak bisa memahami kerajaan Tuhan tanpa contoh yang sangat besar.
Dan aku akan memberi contoh itu. Aku akan menunjukkan kepada
mereka bahwa aku bisa mati demi mereka, dan tanpa sakit ataupun
takut. Tuhan kita telah menunjukkan cawan itu padaku dan aku
meminumnya dengan rasa gembira. Tugas itu telah terlaksana."
Maria tidak kuasa membendung aliran air mata, tapi ia berusaha keras
untuk tidak terisak. Bunyi sekecil apa
pun akan membongkar keberadaannya di penjara itu. Easa berusaha
menenangkan Maria.
"Kau harus kuat sekarang, Merpatiku, karena kau a-kan membawa Jalan
Nasrani yang sejati bersamamu, dan kau akan mengajarkannya ke
seluruh dunia. Yang lainnya juga akan berjuang. Aku telah memberi
mereka instruksi setelah makan malam. Tapi hanya kau yang mengetahui
isi hati dan kepalaku.
Jadi kaulah yang harus menjadi pemimpin umat berikutnya, dan setelah
engkau, anak-anak kita."
Maria berusaha berpikir dengan kepala jernih. Ia harus fokus pada
permintaan terakhir Easa, bukan pada kesedihannya sendiri. Ia bisa
berdukacita nanti. Sekarang, ia harus menunjukkan kualitas seorang
pemimpin Nasrani yang terpercaya.
"Easa, seperti yang kauketahui, tidak semua orang mencintaiku.
Sebagian di antara mereka tidak akan mengikutiku.
Meskipun kau telah mengajarkan untuk memperlakukan wanita secara
setara. Aku khawatir, pemahaman itu akan pudar setelah kepergianmu.
Bagaimana kau memintaku untuk menyampaikan pada mereka bahwa kau
telah memilihku sebagai pemimpin umat Nasrani?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Aku telah memikirkannya malam ini," jawab Easa.


"Pertama, hanya kau yang memiliki Kitab Cinta."
Maria mengangguk. Easa menghabiskan sebagian besar masa
pengabdiannya untuk menuliskan keyakinan-keyakinan umat Nasrani dan
pemahamannya sendiri dalam suatu jilid buku yang mereka sebut Kitab
Cinta. Murid-murid yang lainya tahu tentang kitab ini, tapi Easa tidak
pernah menunjukkannya kepada siapa pun kecuali Maria. Kitab itu
disimpan rapat-rapat di rumah Maria di
Galilee.
"Aku selalu mengatakan bahwa Kitab Cinta tak akan pernah melihat
cahaya sepanjang aku hidup. Karena selama aku berada di bumi ini, kitab
itu belum lengkap," lanjut Easa. "Setiap menit dalam setiap hari
kehidupanku, Tuhan menunjukkan pemahaman baru. Setiap orang yang
aku jumpai membuatku lebih mengenal Tuhan. Aku telah menuliskan hal-
hal semacam ini dalam Kitab Cinta. Jika aku wafat, kau harus
membawanya dan menjadikannya landasan seluruh ajaran sesudah
kematianku."
Maria mengangguk paham. Kitab cinta memang suatu kenangan indah dan
kuat tentang segala yang pernah diajarkan Easa. Murid-muridnya akan
sangat bersyukur dan terpesona jika belajar dari kitab itu.
"Ada hal lain, Maria. Aku akan memberikan suatu pertanda. Suatu
isyarat jelas kepada mereka bahwa engkaulah penerusku. Jangan takut,
Merpatiku, karena aku akan membuat seluruh dunia tahu bahwa kaulah
murid yang paling aku kasihi."
Easa menyentuh perut Maria yang membuncit. Sejenak ia tidak
mengatakan apa-apa. "Anak yang kau kandung, putra kita berdua ini,
memiliki darah para rasul dan raja, sebagaimana putri kita. Keturunan
mereka akan memiliki peran dalam dunia, mengajarkan kerajaan Tuhan
dan kata-kata yang tersimpan dalam Kitab Cinta agar manusia di seluruh
dunia mengenal kedamaian dan keadilan." Bayi dalam kandungan itu
menendang sebagai jawaban nubuat yang diutarakan ayahnya. "Anak ini
menyandang suatu takdir yang istimewa di kepulauan barat.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dari sanalah, kalimat JalanNya akan menyebar. Aku telah memberi


pesan kepada pamanku, Yusuf, mengenai
pengasuhannya. Kau harus memercayai Yusuf dan membiarkan anak ini
pergi ke manapun Tuhan membawanya."
Maria mengabulkan permintaan Easa. Yusuf seorang lelaki yang luhur,
bijaksana, kuat, dan berpengetahuan luas. Ia banyak melakukan
perjalanan karena pekerjaannya sebagai pedagang.
Semasa mudanya, Easa menemani Yusuf ke pulau-pulau yang kehijauan
dan berkabut di sebelah barat Gaul. Ia pernah mengatakan pada Maria
bahwa saat ia berada di sana, ia mendapat firasat bahwa ajaran Nasrani
akan berkembang di antara penduduk bermata biru tajam yang
menghuni pulau ini.
"Dan kau harus menamainya Yeshua-Daud, untuk mengenang diriku dan
pendiri dinasti kita. Dari keturunannya akan lahir seorang raja besar
yang memimpin dunia ini."
Maria menerima permintaan Easa lalu bertanya, "Bagaimana dengan
putri kita, Sarah-Tamar?"
Easa tersenyum saat Maria menyebut nama putri yang sangat
dicintainya. "Ia harus tetap bersamamu hingga dewasa.
Setelah itu, ia akan menempuh jalan yang ia pilih. Tamar kita itu
mewarisi kekuatanmu. Tapi Israel tidak aman bagimu dan anak-anak, aku
menyaksikannya sendiri. Yusuf akan membawamu ke Mesir, bersama
yang lainnya yang memilih untuk pergi. Alexandria adalah pusat
pembelajaran yang aman. Tempat ini aman bagi jemaat kita. Kau bisa
tinggal di sana atau ke tempat yang lebih jauh lagi, ke negara-negara
barat, terserah padamu, Maria. Kau harus memutuskan yang terbaik
demi penyebaran ajaran Nasrani. Ikutilah kata hatimu dan
percayalah pada Tuhan sebagai pembimbingmu."
"Dan bagaimana dengan Yohanes kecil?" tanya Maria. Easa selalu
memperlakukan anak itu seperti putranya sendiri. Tapi darah dan takdir
Yohanes akan berbeda, mereka berdua tahu.
Mata Easa muram saat merenungkan. "Bahkan di usia sekarang, Yohanes
berkemauan keras dan tidak tenang. Tapi kau ibunya dan kau akan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

membimbingnya, namun Yohanes membutuhkan pengaruh seorang lelaki


untuk mengatasi kegelisahannya. Petrus dan Andreas sangat
menyayanginya. Jika ia sudah lebih besar, ia bisa diasuh oleh Petrus
atau saudaranya."
Easa tidak perlu menguraikan lebih jauh, Maria tahu maksudnya. Dulu,
Petrus dan Andreas adalah pengikut sang Pembaptis. Mereka sudah
saling mengenal sejak usia kanakkanak di Galilee, dan kerap datang ke
rumah Tuhan di Capernaeum bersama-sama. Petrus dan Andreas
memberi julukan kepada Yohanes kecil sebagai putra rasul besar,
sebagaimana anak asuh Easa.
"Aku harus menitipkan pesan terima kasih kepada satu orang lagi," kata
Easa. "Yaitu wanita Romawi, Claudia Procula.
Sampaikanlah padanya bahwa aku berutang budi. Ia banyak berkorban
agar kau bisa datang menemuiku, dan aku berterima kasih kepadanya.
Katakan padanya agar jangan terlalu keras menghakimi suaminya.
Pontius Pilatus harus memilih pemimpinnya, dan aku melihat ia
mengambil pilihan yang buruk.
Tapi pada akhirnya, pilihannya itu menuntaskan rencana Tuhan bagi kita
semua."
Easa memberi pentunjuk lebih jauh kepada istrinya, sebagian bersifat
spiritual dan sebagian praktis, sebelum
mengucapkan kata-kata terakhir untuk menenangkannya.
"Kuatkan dirimu, apa pun yang akan terjadi besok. Jangan cemaskan
diriku, sebagaimana aku tidak merasa cemas akan nasibku. Aku telah
tenang menerima cawan Bapa kita dan bergabung denganNya di surga,
Maria. Jadilah pemimpin umat dan janganlah takut. Ingatlah selalu,
siapa dirimu. Engkau adalah ratu, kau seorang Nasrani, dan kau adalah
istriku."

Tubuh Maria yang gemetar melangkah lunglai di belakang Salome,


melewati jalan-jalan Yerusalem sementara langit mulai terang karena
pagi akan datang. Salome memiliki sebuah rumah yang aman bagi mereka
dan ia telah menyuruh seorang utusan untuk membawa Martha dan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

anak-anak ke sana. Begitu Maria telah sampai dengan aman di rumah itu,
menanti kedatangan iparnya bersama Yohanes dan Tamar, Salome
segera mengirim utusan lain untuk menjemput Maria Agung dan yang
lainnya di Getsemane.

Di lokasi lainnya di Yerusalem, seorang perempuan mulia lainnya, Claudia


Procula, merasa diimpit beban berat saat menunggu keluarganya hari
itu. Saat malam telah larut, akhirnya ia merebahkan diri karena
kelelahan. Begitu pelayan Yunaninya datang memberitahu bahwa misi
mereka membawa istri sang Nasrani telah berjalan sukses, barulah ia
mengizinkan dirinya memejamkan mata.
Claudia bangun dengan tubuh bersimbah keringat. Mimpi buruk
mencekam dirinya. Ia bisa merasakan bayangan itu berputar-putar
mengelilinginya di kamar itu. Claudia memejamkan mata, tapi bayangan
itu tak mau pergi, begitu juga suatu suara yang memenuhi kepalanya.
Suara itu dilontarkan beramai-ramai. Ratusan, barangkali ribuan orang,
berulangulang mengucapkan "Salib dia di depan Pontius Pilatus, salib dia
di depan Pontius Pilatus." Ada suara lain di samping teriakan yang
dilakukan berulang-ulang dengan patuh oleh suara-suara dalam
kepalanya, tapi Claudia tidak bisa menangkapnya kecuali enam kata itu.
Sama seperti suara dalam mimpi buruknya, bayangan yang ia lihat pun
sangat menyeramkan. Dimulai dengan sebuah mimpi indah, dengan anak-
anak menari di bukit berumput di bawah matahari musim semi. Easa
berdiri di tengah lingkaran, di kelilingi anak-anak yang semuanya
berpakaian putih. Pilo tertawa dan menari-nari bersama anak-anak itu,
juga Smedia.
Sekarang, bukit itu penuh dengan orang-orang dari berbagai usia,
berpakaian putih, tersenyum dan bernyanyi.
Claudia mengenali salah seorang lelaki yang hadir dalam mimpinya. Ia
adalah Praetorus, senturion yang tangannya patah dan telah
disembuhkan oleh Easa. Setelah mendengar kabar tentang kesembuhan
Pilo yang ajaib, lelaki itu datang untuk meyakinkan Claudia dengan
kesembuhan yang ia alami sendiri.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi begitu Claudia sadar bahwa jiwa-jiwa yang tersenyum dalam


mimpinya, orang dewasa maupun anak-anak, adalah mereka yang telah
disembuhkan Easa, pemandangan pun berubah. Tarian berhenti dan
langit menjadi gelap sementara paduan suara itu semakin keras:
"salib dia di depan Pontius Pilatus, salib dia di depan Pontius Pilatus."
Lalu Claudia melihat Pilo yang ia cintai terjatuh. Bayangan terakhir
sebelum ia terbangun dari mimpinya adalah Easa yang membungkuk lalu
mengangkat Pilo. Ia membawa Pilo menjauh tanpa menoleh ke belakang
sementara orang-orang berjatuhan di sekitar mereka. Kemudian ia
melihat suaminya menjerit putus asa melihat Easa dari Nazaret pergi
menjauh, seolah ia pergi membawa tubuh Pilo yang sudah tidak
bernyawa. Petir menyambar langit sementara teriakan terus mengikuti
mereka menuruni bukit.
"Salib dia di hadapan Pontius Pilatus."
"Salib dia!" Suara ini berbeda. Bukan teriakan menakutkan dalam mimpi
buruknya, tetapi suara kebencian yang nyata dari balik dinding Benteng
Antonia. "Salib dia!"
Claudia berdiri dan berpakaian, tak lama kemudian pelayan Yunaninya
tergesa-gesa masuk ke kamar.
"Nyonya, Anda harus datang sebelum terlalu terlambat.
Tuan duduk di kursi hakim dan para imam menuntut hukuman mati."
"Siapa yang berteriak-teriak di luar?"
"Ada keributan besar. Hari masih pagi tapi sudah banyak orang
berdatangan ke sini. Para imam itu pasti telah bekerja semalaman untuk
mengumpulkan orang banyak. Hukuman akan diputuskan sebelum
penduduk Yerusalem lainnya memiliki kesempatan membela Yeshua."
Claudia merapikan diri dengan cepat, tanpa riasan seperti biasa. Ia
tidak peduli dengan penampilannya hari ini. Ia hanya harus mengenakan
pakaian yang pantas
untuk muncul di hadapan orang-orang yang menghadiri persidangan. Ia
melihat sekilas ke cermin, sebuah pikiran menyentaknya.
"Di mana Pilo? Ia belum bangun, bukan?"
"Belum, Nyonya. Ia masih di tempat tidur."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Bagus. Temani dia dan pastikan ia tetap di sana. Jika ia bangun, jaga ia
agar sejauh mungkin dari pagar. Aku tidak ingin ia melihat atau
mendengar kejadian di kota ini."
"Tentu, Nyonya," jawab budak Yunani itu dan Claudia berlari keluar
kamar, menjalankan misi terpenting dalam hidupnya.

Claudia Procula berusaha sekuat tenaga menyembunyikan kepedihan dan


rasa muaknya saat memasuki selasar yang telah diubah menjadi ruang
sidang. Pilatus telah menyepakati konsensus dengan para imam besar
untuk tidak menggunakan kamar Romawi yang resmi dan berisiko
dicemarkan pada acara Paskah. Selasar itu sebuah lokasi yang tertutup
dan terpisah.
Kericuhan yang semakin hebat di luar pagar tak terlihat dari sana. Kursi
Pontius Pilatus telah dimasukkan dan ia duduk di kursi hakim Roma yang
tinggi. Di belakangnya, berdiri dua pengawal kepercayaannya. Salah
satunya adalah si mata biru, Praetorus, dan lainnya adalah lelaki kasar
bernama Longinus yang tidak disukai Claudia. Pilatus telah termakan
hasutan Caiaphas dan Annas, di pihak lain ia juga mendengarkan seorang
utusan Herod. Sementara itu perwakilan Rumah Tuhan, Jairus, menarik
perhatian orang dengan ketidakhadirannya.
Bersimpuh di lantai di hadapan mereka, diikat dan
bersimbah darah, Easa dari Nazaret.
Claudia menatap Easa dari balik tirai. Easa mengangkat pandangannya
seolah merasakan kehadiran Claudia sebelum ia melihatnya. Mereka
bertatapan cukup lama, seolah menembus keabadian. Dan Claudia
merasakan perasaan cinta murni dan ketenangan seperti yang ia rasakan
pada malam Pilo disembuhkan. Ia tidak memiliki keinginan untuk melepas
tatapan itu atau memalingkan wajah dari kehangatan lelaki di hadapan
mereka. Bagaimana mereka tidak merasakannya? Bagaimana mungkin
mereka berdiri dalam ruang tertutup ini tapi tak tersentuh cahaya
matahari yang bersinar dari sosok yang sedemikian kudus ini?
Claudia berdehem agar suaminya mengetahui kehadirannya. Pilatus
mengangkat pandangan dari kursinya dan memandang Claudia. "Saudara-

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

saudara sekalian, saya permisi dulu," kata sang penguasa lalu


menghampiri istrinya. Claudia membawa suaminya ke tempat yang agak
jauh agar percakapan mereka tidak terdengar. Kepanikan merasuk
dirinya saat ia melihat wajah suaminya yang pucat. Keringat membasahi
dahi Pilatus dan mengalir ke pelipisnya, padahal hari masih pagi.
"Aku tidak melihat jalan keluarnya, Claudia," katanya pelan.
"Pontius, kau tidak boleh membiarkan mereka membunuh lelaki ini.
Kautahu siapa dia."
Pilatus menggelengkan kepala. "Tidak, aku tidak tahu siapa dia, dan
itulah yang membuatku sulit mengambil keputusan."
"Tapi kautahu dia lelaki jujur yang telah mengabdi di daerah ini.
Kautahu ia tidak pernah melakukan kejahatan hingga harus dihukum."
"Mereka menuduhnya seorang pemberontak. Jika mereka
menganggapnya ancaman terhadap Roma, aku tidak bisa membiarkannya
hidup."
"Tapi kautahu itu tidak benar!"
Pilatus mengalihkan pandangannya dari sang istri untuk waktu yang
cukup lama. Ia menarik napas dalam dalam sebelum menatap istrinya
kembali. "Claudia, aku merasa tersiksa. Lelaki ini menantang seluruh
logika dan akal sehat Romawi. Setiap falsafah yang aku pelajari
bertabrakan dengan situasi yang sedang kita hadapi. Hatiku mengatakan
bahwa ia tidak berdosa dan aku tidak boleh menghukum seseorang yang
tidak berdosa."
"Jadi jangan lakukan! Apa sulitnya? Kau memiliki kekuatan untuk
menyelamatkannya, Pontius. Selamatkanlah lelaki yang telah
mengembalikan putra kita."
Pilatus mengusap keringat dari wajahnya. "Tidak semudah itu karena
Herod telah mengeluarkan perintah hukuman mati baginya. Dan Herod
telah menyampaikannya tadi pagi."
"Herod itu serigala."
"Benar, tapi ia serigala yang akan berangkat ke Roma malam ini. Dan ia
memiliki kekuasaan untuk menghancurkanku lewat Caesar, jika aku tidak
membuatnya senang. Ia bisa menjatuhkan kita, Claudia. Apakah semua

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

ini layak kita dapatkan? Apakah satu lagi nyawa pemberontak Yahudi
layak membuat masa depan kita hancur?"
"Dia bukan pemberontak!" teriak Claudia.
Namun mereka diganggu dengan kehadiran seorang perwakilan Herod
yang meminta Pilatus kembali ke ruang sidang. Saat Pilatus akan pergi,
Claudia mencengkeram tangannya.
"Pontius, aku bermimpi buruk semalam. Tolonglah, aku
mencemaskan dirimu dan Pilo jika kau tidak menyelamatkan lelaki ini.
Kutukan Tuhan akan menimpa kita semua."
"Mungkin. Tapi Tuhan yang mana? Apakah aku harus percaya bahwa
Tuhannya orang Yahudi berkuasa menggulingkan Roma?" tanya Pilatus.
Ketika seorang lagi datang memintanya kembali ke ruang sidang, Pilatus
menatap tajam wajah istrinya. "Ini dilema, Claudia. Dilema paling berat
yang pernah aku hadapi. Jangan berpikir bebanku tidak seberat beban
yang kaurasakan."
Ia kembali ke kursinya untuk mengajukan pertanyaan kepada tahanan
sementara Claudia mengawasi dari balik tirai.
"Kepala imam kaummu telah mengirimmu kepadaku, menuntut agar kau
dihukum mati," kata Pilatus kepada tahanannya. "Apa yang telah kau
lakukan? Apakah kau raja umat Yahudi?"
Easa menjawab dengan tenang seperti biasa. Jika ada orang asing
menyaksikan peristiwa ini, pasti ia tidak mengira bahwa nyawa sang
tahanan dipertaruhkan dengan jawabannya.
"Apakah itu pertanyaanmu sendiri, karena segala yang kau ketahui
tentang aku? Ataukah orang lain memintamu mengajukan pertanyaan
ini?"
"Jawab saja pertanyaanku. Apakah kau seorang raja? Jika kau
mengatakan tidak, aku akan mengembalikanmu ke para imam, biar
mereka yang menentukan hukuman bagimu berdasarkan hukum kalian
sendiri."
Jonathan Annas melompat kaget mendengar ini. "Kami tidak memiliki
hukum untuk mengkum mati, Yang Mulia.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Karena itulah kami datang kepadamu. Jika dia bukan pengacau dan orang
yang berbahaya, kami tak akan mengganggu Yang Mulia dengan
persoalan ini."
"Biar tahanan sendiri yang menjawab," kata Pilatus mengabaikan ucapan
Annas.
Easa menatap lurus ke wajah Pilatus. Saat Claudia mengawasi tanya-
jawab itu, ia mendapat firasat kuat bahwa keduanya tidak melihat atau
mendengar orang lain yang ada di ruangan itu. Peristiwa itu hanya
berlangsung antara Easa dan Pilatus, suatu tarian takdir dan keimanan
yang akan mengubah dunia. Claudia merasakan dalam tubuhnya yang
gemetar.
"Aku datang ke dunia agar bisa menunjukkan jalan Tuhan kepada umat
dan bersaksi atas kebenaran."
Filsuf Romawi dalam diri Pilatus bangkit mendengarkan ucapan ini.
"Kebenaran," katanya sambil berpikir. "Katakan padaku, wahai Nasrani,
apakah kebenaran itu?"
Dua lelaki itu saling berpandangan, terkunci dalam nasib yang saling
menjalin. Pilatus yang lebih dulu mengalihkan pandangannya, sekarang ia
menatap para imam.
"Akan aku katakan apa itu kebenaran. Kebenaran adalah bahwa aku sama
sekali tidak menemukan kesalahan pada lelaki ini."
Ucapan Pilatus terpotong dengan pemberitahuan kedatangan seseorang.
Sidang terhenti sementara saat Jairus memasuki ruangan dan memberi
salam pada imam-imam lain.
Ia memohon maaf pada Pilatus atas keterlambatannya dengan alasan
urusan mendesak untuk keperluan Paskah.
"Bagus, Jairus," kata Pilatus lega melihat kehadiran perwakilan yang
telah menjadi temannya itu. Mereka saling berbagi rahasia yang hanya
diketahui mereka berdua. "Aku telah memberitahu saudara-saudaramu
di
sini bahwa aku tidak menemukan kesalahan lelaki ini. Dengan demikian,
aku tidak bisa memberikan hukuman kepadanya."
Jairus mengangguk dengan bijak. "Aku mengerti."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Caiaphas menatap tajam pada Jairus dan berkata, "Kautahu betapa


berbahayanya lelaki ini."
Jairus menatap imam itu lalu menatap Pilatus kembali, berusaha sekuat
mungkin tidak melihat sang tahanan. "Tapi sekarang adalah hari Paskah,
Saudara-saudaraku. Inilah hari keadilan dan kedamaian bagi seluruh
umat." Kepada Pilatus, ia berkata, "Kau mengetahui tradisi yang kami
lakukan setiap tahun pada saat seperti ini?"
Pilatus menyadari umpan dari Jairus dan memanfaatkannya.
"Ya, tentu saja. Pada waktu seperti ini aku membiarkan bangsamu
memilih seorang tahanan yang akan mendapat pengampunan dan
pembebasan. Bagaimana kalau kita hadapkan tahanan ini pada
masyarakat untuk memberikan pendapat?"
"Bagus sekali!" kata Jairus. Ia tahu, Caiaphas dan Annas terpojok dan
tidak bisa membebaskan diri dari tawaran yang begitu mulia ini. Ia juga
tahu, kerumunan orang yang telah datang sebagian besarnya adalah
pendukung para imam besar.
Ada juga sejumlah orang yang dibayar untuk menjatuhkan Easa
sekiranya keputusan seperti inilah yang diambil. Jairus hanya bisa
berharap kelompok Nasrani dan pendukung mereka telah datang
sekarang dan membawa banyak pengikut.
Pilatus memberi isyarat pada senturion untuk mengeluarkan tahanan ke
dinding benteng. Caiaphas dan Annas memohon diri, ini menunjukkan
bahwa mereka tidak
boleh terlihat bersama-sama orang Romawi pagi ini. Tapi mereka akan
kembali begitu keputusan untuk melepaskan tahanan telah diambil.
Pilatus curiga, para imam besar itu tergesa-gesa pergi karena ingin
mengamankan kedudukan mereka bersama para pengikut dalam
kericuhan. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Jairus berpandangan
dengan Pilatus, lalu meninggalkan tempat. Kedua lelaki itu saling
bertatapan penuh arti tepat sebelum masing-masing bergerak untuk
menunaikan tugas mereka.
Pilatus mengeluarkan pengumuman Paskah di hadapan kerumunan orang.
"Kalian memiliki tradisi," suaranya bergema di suasana pagi Yerusalem,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"bahwa aku akan menyerahkan keputusan kepada kalian tentang salah


seorang tahanan yang mendapat kehormatan pada peringatan Paskah
ini." Easa diseret dengan kasar ke samping Pilatus. Sang penguasa
melirik Longinus karena telah bersikap tidak semestinya. "Cukup,"
desisnya sebelum berbicara kembali kepada khalayak. "Akankah aku
membebaskan lelaki ini, raja umat Yahudi?"
Terdengar keributan karena masing-masing orang ingin suaranya
didengar. Sebuah suara yang berbeda dari yang lain berteriak, "Kami
tidak memiliki raja kecuali Caesar!" Yang lain memekik, "Bebaskan
Barrabas orang Zelot." Usulan ini disambut pekikan tanda persetujuan.
Sebuah suara meneriakkan, "Lepaskan orang Nasrani," tapi tak ada
sambutan. Para pengikut Rumah Tuhan telah berkoakkoak dengan
lantangnya, teriakan yang menginginkan pembebasan Barrabas menjadi
dominan. "Barrabas! Barrabas! Barrabas!"
Pilatus tidak punya pilihan kecuali melepaskan tahanan yang namanya
diteriakkan kerumunan orang. Barnabas pun dilepaskan untuk
memperingati Paskah, dan
Easa dihadapkan pada hukuman cambuk.
Claudia Procula menjegal suaminya dengan pertanyaan saat ia turun dari
podium. "Kau akan mencambuknya?"
"Diamlah, hai perempuan!" hardiknya sambil mendorong istrinya dengan
kasar. "Aku akan memukulnya di hadapan publik dan akan kusuruh
Longinus dan Praerotus menjadikan hukuman ini sebagai pertunjukan.
Inilah kesempatan terakhir untuk menyelamatkan nyawanya. Barangkali
hukuman itu akan memuaskan nafsu haus darah mereka hingga mereka
berhenti berteriak meminta penyaliban." Pilatus menghela napas, dan
melepaskan cengkeramannya pada sang istri. "Tinggal itu yang bisa
kulakukan, Claudia."
"Dan jika itu tidak cukup?"
"Jangan bertanya jika kau tidak ingin mendengar jawabannya."
Claudia mengangguk. Ia sangat mengerti. "Pontius, ada satu hal lagi yang
kuminta darimu. Keluarga lelaki ini istri dan anak-anaknya ada di
belakang benteng. Aku memintamu menunda hukuman cambuk untuk

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

memberinya waktu bertemu dengan mereka. Barangkali, inilah


kesempatan terakhir baginya untuk berbicara dengan orang-orang yang
ia cintai. Aku mohon."
Pilatus mengangguk singkat. "Akan aku tunda, tapi tidak bisa lama. Aku
akan menyuruh Praetorus membawa tahanan.
Ia orang yang dipercaya kalangan Nasranimu. Aku akan mengirim
Longinus untuk mempersiapkan panggung tontonan."

Pontius Pilatus menepati kata-katanya. Ia mengizinkan Easa dibawa ke


ruangan di bagian belakang benteng untuk bertemu dengan Maria dan
anak-anaknya. Easa memeluk Yohanes kecil dan Tamar, dan berpesan
agar mereka berani dan menjaga ibu mereka. Ia mengecup keduanya dan
berkata, "Ingatlah, Anakanakku, apa pun yang terjadi, aku selalu
bersamamu."
Saat waktu hampir habis, Easa memeluk Maria Magdalena untuk
terakhir kalinya. "Dengarlah, Merpatiku. Ini sangat penting. Jika aku
tinggal daging dan tulang, kau tidak boleh menempel padaku. Kau harus
merelakan kepergianku dan mengingat bahwa jiwaku akan selalu
menyertaimu. Tutuplah matamu, dan aku akan ada di dekatmu."
Maria berusaha terenyum di tengah-tengah air matanya.
Ia berusaha keras untuk berani. Hatinya tercabik-cabik, dan ia merasa
kelu dengan rasa sakit dan ketakutan, tapi ia tidak mau
menunjukkannya. Kekuatannya adalah hadiah terakhir yang bisa ia
persembahkan pada suaminya.
Praetorus tiba di ruangan itu lalu membawa Easa. Mata biru senturion
ini dikelilingi warna merah. Easa melihatnya dan menenangkan lelaki itu.
"Lakukanlah apa yang harus kau lakukan."
"Kau akan menyesal karena kaulah yang menyembuhkan tangan ini," kata
senturion itu terbata-bata.
Easa menggelengkan kepala. "Tidak , aku lebih suka jika aku tahu orang
di hadapanku adalah teman. Tahu bahwa aku memaafkanmu. Tapi
kumohon, beri aku kesempatan sekali lagi."
Praetorus mengangguk lalu pergi untuk menunggu di

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

luar.
Easa memandang anak-anaknya dan meletakkan tangan di dadanya.
"Ingatlah, aku ada di sini. Selalu." Mereka berdua mengangguk sungguh-
sungguh. Mata hitam Yohanes besar dan berani, mata Tamar penuh air
mata seolah paham dengan situasi yang menakutkan.
Kemudian Easa menoleh ke Maria dan berbisik. "Berjanjilah, kau tak
akan membiarkan mereka menyaksikan kejadian hari ini. Dan aku tidak
ingin kau menyaksikan kejadian selanjutnya. Tapi jika sudah berakhir..."
Maria tidak mengizinkannya menyelesaikan ucapannya. Ia meraih tubuh
Easa dan memeluknya erat-erat untuk kali terakhir, menyerap segala
yang Easa rasakan ke dalam otak dan tubuhnya seolah mereka satu
tubuh. Ia akan menyimpan kenangan terakhir ini hingga maut
menjemput. "Aku akan berada di sampingmu," bisik Maria. "Apa pun yang
terjadi."
"Terima kasih, Mariaku," ucap Easa sambil mendorong lembut tubuh
istrinya. Sambil tersenyum, ia mengucapkan katakata terakhir padanya.
Seolah ia akan kembali nanti untuk makan malam bersama.
"Kau tidak akan merindukanku karena aku tidak akan pergi. Nanti akan
lebih baik dibandingkan sekarang, karena setelah ini kita tidak akan
terpisah."

Maria dan anak-anak diantar ke bagian belakang Benteng Antonia oleh


budak Yunani Claudia Procula. Maria meminta bertemu dengan Claudia
untuk menyampaikan terima kasih secara langsung. Namun budak itu
menggeleng dan
menjawab dalam bahasa aslinya.
"Nyonya sangat tertekan dengan kejadian hari ini. Ia mengatakan pada
saya bahwa ia tidak bisa menemui Anda. Ia telah melakukan segalanya
untuk menyelamatkan suami Anda."
"Katakan padanya, aku tahu. Dan Easa pun tahu. Dan katakan padanya
bahwa aku berharap bisa bertemu dengannya suatu hari untuk menatap
wajahnya dan menyampaikan terima kasihku, juga terima kasih Easa."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Lelaki Yunani itu mengangguk dengan hormat, lalu pergi menemui


majikannya.
Maria dan anak-anak masuk ke dalam situasi kacau pada Jumat agung di
Yerusalem. Maria harus menjauhkan anakanaknya dari wilayah itu sejauh
mungkin sebelum suara pecutan sampai ke telinga mereka. Rumah yang
ditawarkan Salome untuk mereka tidak jauh letaknya. Maria
memutuskan pergi ke sana, menemui Martha dan memintanya membawa
anak-anak ke Bethany.
Maria Agung dan dua Maria yang juga berusia lanjut ada di rumah itu.
Namun Martha tidak ada. Ia keluar untuk mencari Magdalena dan anak-
anak, tidak tahu bahwa mereka sudah sampai di rumah itu. Maria
Magdalena mengemban tugas berat untuk menyampaikan kejadian pagi
itu kepada ibunda Easa. Maria Agung mengangguk, air mata menggenang
di matanya yang sudah tua tapi menyimpan begitu banyak kearifan dan
kasih sayang. "Ia sudah melihat peristiwa ini dulu sekali. Kami berdua
melihatnya," tutur Maria Agung pada akhirnya.
Kedua wanita itu memutuskan untuk datang ke Yerusalem yang sedang
kacau. Tapi sebelumnya mereka harus menemukan Martha yang akan
membawa Yohanes
dan Tamar ke tempat yang aman baru kemudian pergi untuk melihat
Easa. Jika dia akan dihukum dan disalib hari ini, mereka tak akan
meninggalkannya. Maria telah berjanji. Dan Easa telah meminta hanya
kepadanya dan kepada ibundanya, untuk menemani di saat-saat
terakhirnya.
Saat mereka bersiap meninggalkan rumah, Maria A-gung menghampiri
menantunya. Di tangannya ada selubung merah yang menunjukkan status
mereka. Ia menyerahkan selubung itu kepada Maria Magdalena.
"Pakailah, Putriku. Kau seorang Nasrani dan seorang ratu, lebih dari
sebelumnya."
Mengangguk pelan, Maria menerima selubung merah panjang itu dan
menyelimutkan ke tubuhnya. Ia sangat sadar bahwa kehidupannya di
bumi tak akan sama lagi.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Salib dia! Salib dia!" Kerumunan orang meneriakkan hukuman itu


bersama-sama. Pilatus menyaksikan dengan perasaan bercampur aduk
antara tidak berdaya dan muak. Easa dari Nazaret yang telah berdarah-
darah itu tidak membuat mereka puas. Bahkan kondisi itu malah
membuat mereka meneriakkan tuntutan yang lebih dahsyat lagi, nyawa
sang tahanan. Seorang lelaki maju membawa mahkota yang dibuat dari
cabang pohon berduri. Ia melemparkan mahkota itu ke Easa yang masih
terkulai lantaran pecutan yang bertubi-tubi, punggungnya yang terbuka
terpanggang matahari. "Inilah mahkotamu, jika kau seorang raja,"
teriak lelaki itu diiringi tawa ejekan orangorang.
Praetorus sedang membuka belenggu Easa dan da-
lam proses memindahkannya dari lokasi pencambukan saat Longinus
memungut mahkota duri itu lalu menancapkannya dengan kejam ke
kepala Easa. Kulit kepala dan dahi Easa terkoyak, darah bercampur
keringat mengucur ke matanya sementara kerumunan orang bersorak-
sorai. "Cukup, Longinus!" hardik Praetorus melihat perbuatan rekannya.
Longinus tertawa, suaranya keras dan kejam. "Kau lembek sekarang." Ia
meludah ke kaki Praetorus. "Kau tampaknya tidak menikmati tugas
mencambuk raja Yahudi ini."
Ketika Praetorus menjawab, suaranya begitu tajam hingga punggung
Longinus menegak. "Jika kau menyentuh dia lagi," kata Praetorus, "aku
akan menambah cabikan di pipimu."
Pilatus menengahi mereka berdua. Ia mencium bahaya di antara dua
pengawalnya. Pilatus tidak akan mengizinkan hal itu terjadi, sudah cukup
banyak persoalan untuk hari ini. Jika mereka ingin berkelahi nanti, di
luar suasana ricuh ini, itu urusan mereka. Tapi sekarang ia harus
mengendalikan situasi sebelum segalanya semakin buruk. Penguasa itu
mengangkat tangan untuk meminta perhatian kerumunan orang.
"Lihatlah lelaki ini," kata Pilatus. "Aku mengatakan lelaki, bukan raja.
Aku tidak melihat kesalahan pada dirinya dan ia telah dicambuk sesuai
dengan hukum Romawi. Tak ada lagi yang perlu kita lakukan di sini."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Salib dia! Salib dia!" teriakan itu terdengar lagi, berulangulang, seolah
mereka telah dilatih dan dimobilisasi. Pilatus kesal melihat manipulasi
khalayak ramai, karena membuat posisinya menjadi sulit.
Ia menyentuh Easa sambil membungkuk untuk me-
nyampaikan sesuatu. "Dengarkan aku, hai orang Nasrani," katanya pelan.
"Inilah kesempatan terakhir untuk menyelamatkan diri. Aku bertanya
padamu, apakah kau raja umat Yahudi? Karena jika kau mengatakan
tidak, aku tidak mempunyai alasan untuk menyalibmu berdasarkan
hukum Romawi. Aku memiliki kekuasaan untuk membebaskanmu."
Kalimat terakhir itu diucapkan dengan desakan yang sangat.
Easa menatap Pilatus cukup lama. Katakan! Ayo, katakan!
Seolah membaca pikiran Pontius Pilatus, Easa menjawab dengan bisikan,
"Aku tidak bisa membuat persoalan ini lebih mudah bagimu. Takdir telah
dipilihkan untuk kita, tapi sekarang kau harus memilih pemimpinmu
sendiri."
Ketegangan di tengah-tengah kerumunan memuncak. Teriakan-teriakan
mereka membuat otak Pilatus serasa mau pecah. Ada teriakan yang
membela Easa, cukup banyak jumlahnya. Tapi teriakan mereka tertutup
dengan kutukan haus darah orang-orang suruhan yang mendapat bayaran
untuk menunaikan tugasnya tanpa kenal iba. Saraf-saraf Pilatus
menegang seperti busur saat ia berusaha menyeimbangkan tugasnya,
ambisinya, falsafahnya, dan keluarganya di bahu orang Nasrani yang
mengenaskan ini. Sebuah teriakan dari sebelah kiri membuatnya kaget.
Ia menoleh, ternyata suara itu berasal dari perwakilan Herod, sang
penguasa Galilee.
"Ada apa?" bentaknya.
Orang itu menyerahkan gulungan kertas dengan stempel Herod. Pilatus
merobek perekatnya lalu membaca tulisan.
"Selesaikan urusan dengan orang Nasrani ini secepat-
nya karena aku akan berangkat ke Roma lebih awal. Dan aku akan pergi
setelah tahu bahwa aku bisa memberikan laporan baik kepada Caesar
tentang caramu mengatasi ancaman terhadap Kekaisarannya."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Itulah pukulan terakhir bagi Pontius Pilatus. Ia membaca kertas itu lagi
dan sadar bahwa darah telah menutupinya darah Easa, yang melumuri
tangan Pilatus. Ia memanggil seorang pelayan untuk membawakan
mangkuk perak berisi air. Pilatus mencuci tangannya, menggosok noda-
noda itu, berusaha tidak melihat air yang berubah menjadi merah
karena darah tahanan di hadapannya.
"Aku mencuci tanganku dari darah lelaki ini!" teriaknya pada kerumunan
orang. "Saliblah raja kalian, jika itu yang kalian inginkan." Ia
membalikkan badan tanpa menoleh ke Easa dan bergegas menuju
Benteng Antonia.
Tapi urusan Pontius Pilatus belum selesai. Caiaphas datang tak lama
kemudian bersama sejumlah orang dari Rumah Tuhan.
"Apa kau belum cukup menyusahkanku hari ini?" Pilatus membentak
imam itu.
"Hampir, Yang Mulia." Caiaphas tersenyum puas.
"Apa lagi yang kau inginkan dariku?"
"Adalah tradisi kami untuk memberi tanda pada tiang
salib.
Tanda itu berupa tulisan yang menjelaskan kejahatan orang yang
dihukum. Kami memintamu menuliskan bahwa dia adalah penista agama."
Pilatus menarik bahan untuk menulis. "Aku akan menuliskan hukuman
yang kuberikan padanya, bukan yang kau minta. Itulah tradisi."
Dan ia menuliskan singkatan INRI(2), di bawahnya
tertera makna singkatan itu Easa dari Nazaret, Raja umat Yahudi.
Pilatus menatap pelayannya. "Pastikan tulisan ini yang dipakukan di atas
salib tahanan. Dan salin tulisan itu ke dalam bahasa Ibrani dan Aram."
Caiaphas terperanjat. "Tidak boleh begitu! Jika pun terpaksa, kau harus
menulis, 'Ia mengklaim dirinya sebagai raja umat Yahudi', agar orang-
orang tahu bahwa kami tidak menghormatinya karena perbuatannya itu."
Pilatus tidak mau berurusan lagi dengan lelaki itu dan manipulasinya,
sekarang dan selamanya. Ia menancapkan bisa dalam jawabannya. "Kata-
kata yang telah kutulis, tidak bisa diubah lagi."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia membalikkan tubuhnya dari Caiaphas dan yang lainnya untuk masuk ke


ruangannya yang tenang. Di sana ia menyendiri sepanjang sisa hari itu.

Kerumunan membengkak dan bergerak seperti makhluk hidup, membawa


Maria dan anak-anaknya. Ia meng= gandeng Yohanes dan Tamar, di
sebelah kanan dan kirinya, sambil berjuang bergerak di tengah-tengah
kerumunan untuk mencari Martha. Dari omongan orang-orang, Maria
tahu bahwa hukuman terhadap Easa telah dijatuhkan dan ia dalam
perjalanan menuju bukit Golgotha untuk dieksekusi. Melihat pergerakan
kerumunan, Maria mendapat bayangan bahwa Easa sedang diarak
melewati jalan itu. Putus asa menghantui dirinya. Ia harus menemukan
Martha dan harus tahu anakanaknya dibawa

2 Iesus Nazarenus Rex ludaeorum,

ke tempat aman agar ia bisa menemani Easa di saat terakhirnya.


Lalu ia mendengar suara itu. Suara Easa bergema di kepalanya, begitu
jelas seolah ia ada di sampingnya. "Mintalah dan Ia akan memberi.
Begitu sederhana. Kita harus meminta apa yang kita inginkan kepada
Tuhan Bapa kita, dan Ia akan memberikannya kepada anak-anak yang Ia
cintai."
Maria Magdalena meremas tangan kedua anaknya dan memejamkan
mata. "Aku memohon padaMu, ya Tuhan terkasih, bantulah aku
menemukan Martha agar aku bisa menyerahkan anak-anakku dan
mendampingi Easa yang aku cintai di masa penderitaannya."
"Maria! Maria! Aku di sini!" suara Martha memecah di antara kerumunan.
Ia berlari menghampiri saudaranya hanya dalam beberapa detik setelah
Maria berdoa. Maria membuka mata dan melihat Martha tengah
mendesak di antara kerumunan. Mereka saling berpelukan dengan penuh
haru. "Kau mengenakan selubung merah. Itulah sebabnya aku
menemukanmu," kata Martha.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maria menahan tangis. Tak ada waktu lagi, tapi kehadiran Martha
membuatnya sangat lega. "Ayo, Putri kecilku," kata Martha pada
kemenakannya, sambil mengangkat Tamar. "Dan kau juga, Pangeranku,"
katanya menggandeng tangan Yohanes.
Maria memeluk erat kedua anaknya sejenak, berusaha meyakinkan
bahwa mereka akan bertemu lagi di Bethany secepat mungkin. "Pergilah
bersama Tuhan, Saudaraku," bisik Martha.
"Kami akan menjaga anak-anak sampai kau bisa pulang. Jagalah dirimu."
Martha mencium iparnya, yang kini seorang wanita dewasa dan seorang
ratu, lalu berjalan
melawan arus kerumunan sekali lagi, sambil membawa anak-anak.

Menerobos kerumunan padat menjadi perjuangan tersendiri bagi Maria


Magdalena. Ia mampu menyejajarkan langkahnya dengan pergerakan
orang-orang di sekitarnya, tapi tak mampu mendekati Easa. Ia melihat
selubung merah Maria Agung dan Maria-Maria lainnya di antara
kerumunan lalu mengikuti mereka melewati jalan berkelok-kelok menuju
Golgotha. Maria berusaha mendekati mereka, namun ia terdorong dan
terdorong lagi ke belakang karena desakan sekian banyak orang.
Saat senturion mencapai puncak bukit yang dikenal sebagai Tempat
Tengkorak, Maria melihat posisi mereka setidaknya seratus meter di
depannya. Terlihat sosok Easa yang terhuyunghuyung dan selubung-
selubung merah ibundanya dan Maria-Maria lain. Kerumunan masih
menyesaki jalan itu, membuat langkah Maria terhalang. Ia tidak peduli
lagi, tak ada waktu untuk memikirkan apa pun selain mendekati Easa.
Maria berbelok, meninggalkan barisan orang, dan mendaki lereng bukit
yang berbatu. Lereng itu penuh dengan batu-batu tajam dan semak
belukar, tapi Maria Magdalena tidak merisaukan semua itu. Tubuhnya
tidak merasakan apa pun saat ia bergerak mendekati Easa dengan
langkah pasti.
Maria begitu teguh dengan tekadnya hingga semula ia tidak sadar bahwa
langit telah gelap. Ia tergelincir dan bagian bawah selubungnya
terkoyak, tangannya pun tergores semak berduri.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Saat terjatuh, Maria mendengar suatu bunyi. Bunyi


itu menyayat hingga ke lubuk hati, bunyi yang akan menghantuinya
setiap malam seumur hidupnya. Itulah bunyi logam bertemu logam, palu
yang menghantam paku. Ada jeritan kepedihan dan Maria tergelincir
lagi. Tapi tak lama kemudian, ia sadar bahwa jeritan itu berasal dari
mulutnya sendiri.
Maria sudah sangat dekat sekarang. Ia tak akan membiarkan apa pun
menghalanginya. Saat Maria berhasil berdiri, ia melihat dengan
perasaan kelu karena bebatuan di sekelilingnya licin dengan air. Langit
telah menghitam, hujan menetes seperti air mata ilahi menerpa tanah
yang terbakar dan berduka, tanah tempat Putra Tuhan dipaku pada salib
kayu.

Beberapa saat kemudian, Maria Magdalena sampai di kaki tiang salib. Ia


bergabung dengan mertuanya dan Maria-Maria lain yang tengah berjaga
dan berdoa. Ada dua lelaki lain yang menderita di Bukit Golgotha hari
ini. Mereka disalib di sebelah Easa. Maria tidak melihat mereka, tak
bisa menatap kecuali kepada Easa. Maria bertekad tidak melihat luka-
luka suaminya.
Ia memfokuskan perhatian pada wajah Easa yang terlihat tulus dan
tenang, matanya terpejam. Wanita-wanita lain berdiri bersama-sama,
saling menggenggam tangan, berdoa kepada Tuhan untuk membebaskan
Easa dari penderitaan. Maria melihat ke sekelilingnya dan sadar bahwa
ia tidak mengenal siapa pun di antara kerumunan orang yang berdiri di
belakang mereka. Dan ia tidak melihat seorang pun murid lelaki
menyaksikan peristiwa hari itu.
Prajurit Romawi menjaga agar kerumunan tidak mendekati tiang salib.
Saat menatap barisan senturion, Maria melihat Praetorus di bagian
depan. Ia mengucapkan doa dalam hati untuk berterima kasih kepadanya
dialah tentunya yang menjadikan tempat itu hanya diisi oleh kerabat
Easa.
Mereka membeku saat mendengar Easa berusaha mengatakan sesuatu.
Sulit menangkap ucapannya karena bobot tubuh yang tergantung pada

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

diafragma itu tidak memungkinkannya untuk bernapas dan berbicara


sekaligus.
"Ibunda...," bisiknya, "lihatlah putramu."
Wanita-wanita itu bergerak semakin dekat ke tiang salib untuk
mendengar kata-katanya. Darah mengucur dari tubuhnya yang terkoyak-
koyak, bercampur dengan tetesan hujan yang menimpa wajah wanita-
wanita itu. "Kekasihku," katanya kepada Magdalena, "lihatlah ibumu."
Easa menutup mata dan berkata lembut tapi jelas, "Selesai sudah."
Kepalanya terkulai, dan tubuhnya diam tak bergerak.
Suasana hening, tak ada yang bergerak sama sekali. Langit menjadi
hitam sepenuhnya, bukan warna mendung karena hujan, tapi hitam kelam
tanpa setitik pun cahaya. Kerumunan orang di bukit itu mulai panik.
Teriakan kebingungan memecah suasana. Tapi kegelapan itu tak
bertahan lama, berkurang menjadi keabuan saat dua tentara
menghampiri Praetorus.
"Kami mendapat perintah untuk mempercepat kematian tahanan-
tahanan ini agar jasad mereka bisa disingkirkan sebelum hari Sabat."
Praetorus menatap tubuh Easa. "Tak perlu memotong kakinya. Ia sudah
mati."
"Apakah kau yakin?" tanya salah seorang tentara.
"Biasanya kematian akibat penyaliban memakan waktu berjamjam,
bahkan kadang berhari-hari."
"Ia sudah mati," geram Praetorus. "Kau tidak boleh menyentuhnya."
Dua tentara itu terdiam untuk memahami ancaman dalam nada suara
pemimpin mereka. Kelompok itu kemudian pergi untuk menunaikan tugas
yang tidak menyenangkan, memotong kaki dua tahanan lain yang disalib,
untuk mempercepat proses kematian mereka.
Praetorus tengah sibuk memberi perintah sehingga tidak melihat
Longinus menghampiri satu sisi tiang salib. Saat mata birunya kembali
ke tiang penyaliban Easa, keadaan sudah sangat terlambat. Longinus
menancapkan tombak ke pinggir tubuh sang tahanan dari Nazaret. Maria
Magdalena menjerit karena tindakan itu.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Longinus membalas dengan tawa yang keras dan kejam. "Hanya


memeriksa. Tapi kau benar. Ia sudah mati." Ia berpaling ke Praetorus,
wajah lelaki itu putih karena amarah. "Kau mau apa?"
Praetorus hendak menjawab, tapi ia mengurungkan niatnya.
Ketika akhirnya ia berbicara, suaranya sangat tenang. "Tak ada.
Aku tak butuh apa-apa lagi. Kau telah menciptakan kutukan untuk dirimu
sendiri dengan perbuatanmu."

"Turunkan lelaki ini!" perintah Praetorus.


Seorang utusan dari benteng Pilatus telah menyampaikan pesan untuk
memindahkan jasad lelaki dari Nazaret ini dan menyerahkannya kepada
umatnya untuk
dikuburkan sebelum matahari tenggelam. Perintah ini tidak lazim,
karena biasanya korban penyaliban dibiarkan membusuk di tiang salib
sebagai peringatan bagi masyarakat. Tapi kebiasaan itu tak berlaku bagi
Easa.
Paman Easa yang kaya raya, Yusuf, telah datang bersama Jairus di
Benteng Antonia dan bertemu dengan Claudia Procula.
Perempuan inilah yang mengizinkan mereka memindahkan jasad Easa
agar bisa segera dikuburkan. Saat Yusuf sudah berada di dekat tiang
salib, ia menenangkan Maria Agung dengan kabar bahwa putranya akan
dipindahkan dari tiang kematiannya.
Ibunda Easa merentangkan tangannya setelah sejumlah tentara
mengangkat jasad Easa.
"Aku ingin memeluk putraku untuk terakhir kalinya," tutur Maria Agung.
Praetorus mengambil jasad Easa dan dengan lembut membaringkannya
di atas pangkuan sang ibunda. Maria agung memeluknya, ia membiarkan
dirinya menangis di depan banyak orang. Tangisan atas hilangnya sang
putra yang tampan. Maria Magdalena bersimpuh di sampingnya lalu
Maria Agung memeluk keduanya. Satu tangannya pada menantunya, dan
yang lainnya mengusap kepala Easa.
Mereka terus bersama-sama dalam posisi dukacita itu untuk waktu yang
cukup lama.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Yusuf telah memesan makam untuk keluarganya di taman pekuburan, tak


jauh dari Golgotha. Ke sanalah umat Nasrani membawa jasad Easa. Dupa
dan beberapa batang
lidah buaya dibawa ke makam oleh Nicodemus, seorang Nasrani muda
yang bekerja untuk Yusuf. Para Maria memulai persiapan penguburan
jenazah dengan menghamparkan kain penguburan. Tapi ketika tiba
waktu pengurapan dengan dupa, Maria Agung menyerahkan toples itu
kepada Maria Magdalena. "Kehormatan ini hanya untukmu," katanya.
Magdalena menjalankan tugasnya sebagai seorang janda dalam ritual
penguburan itu. Ia mencium dahi Easa dan mengucapkan selamat tinggal
sementara air matanya bercampur dengan minyak dupa. Saat
melakukannya, ia yakin mendengar suara Easa, lemah tapi pasti, di
kuburan itu. "Aku selalu bersamamu."
Bersama-sama, para perempuan Nasrani itu mengucapkan selamat
tinggal dan meninggalkan makam bagian dalam. Sebuah batu besar telah
dipilih untuk menutup kubur dan melindungi jasad Easa. Dibutuhkan
beberapa orang lelaki, ditambah sebuah kerekan dari tambang dan
papan, untuk menjaga bongkahan batu itu mantap pada posisinya. Begitu
tugas terakhir selesai, kelompok yang berduka ini kembali ke rumah
Yusuf. Maria Magdalena jatuh pingsan setibanya di sana. Ia tidak
sadarkan diri hingga keesokan harinya.
Pada Sabtu siang, sejumlah murid pria berkumpul di rumah Yusuf untuk
bertemu dengan Magdalena dan Maria-Maria lainnya. Mereka saling
bercerita tentang kejadian kemarin dalam suasana duka, dan saling
menghibur. Itulah masa kesedihan, tetapi juga masa yang mempererat
hubungan mereka. Sepertinya masih terlalu dini untuk memikirkan masa
depan pergerakan mereka, namun penyatuan jiwa ini menjadi suatu obat
bagi hati mereka yang terluka.
Tapi Maria Magdalena merasa khawatir. Tidak ada yang melihat atau
mendengar kabar tentang Yudas Iskari ot sejak penahanan Easa. Lalu
datanglah Jairus, membawa kabar tentang saudaranya itu. Ia
mengatakan bahwa kondisi Yudas sangat buruk setelah penahanan Easa.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ia berteriak pada Jairus malam itu seraya bertanya, "Mengapa ia


memilihku untuk melakukan hal ini? Mengapa aku yang dipilih untuk
melakukan kejahatan terhadap kalanganku sendiri?"
Meski Maria telah menjelaskan pada murid kalangan dalam bahwa Easa
telah memerintahkan Yudas untuk menyerahkannya ke pihak berwenang,
namun kalangan luar tidak atau tidak bisa mengetahui yang sebenarnya.
Karena itulah nama Yudas disejajarkan dengan kata "pengkhianat" di
seantero Yerusalem.
Dan julukan itu menyebar dengan cepat. Reputasi Yudas menjadi bagian
dari sejarah panjang ketidakadilan yang menerpa jalur takdir dan
nubuat ini. Maria berdoa agar kelak ia dapat memulihkan nama Yudas.
Tapi ia belum tahu bagaimana caranya.
Yudas tak tahu apakah Maria bisa mengembalikan nama baiknya atau
tidak. Belakangan para murid mengetahui hal ini, namun sudah
terlambat. Persoalan ini merupakan satu tragedi lagi yang terjadi di
siang yang kelam itu. Merasa tak sanggup menerima namanya dikaitkan
dengan kematian pimpinan dan gurunya untuk selamanya, Yudas Iskariot
mencabut nyawanya sendiri di Hari Kegelapan. Ia ditemukan tergantung
di sebuah pohon di luar tembok Yerusalem.

Maria Magdalena tidak bisa tidur nyenyak malam itu. Terlalu banyak
bayangan yang bermunculan di kepalanya, terlalu banyak bunyi dan
kenangan pula. Lalu ada satu hal lain.
Mulanya adalah perasaan tak tenang, suatu pemahaman samar bahwa
ada sesuatu yang tidak beres. Maria bangun dari ranjangnya lalu
berjalan perlahan meninggalkan kamarnya. Langit masih gelap. Masih ada
setidaknya satu jam lagi sebelum subuh. Tak seorang pun terbangun,
dan tak ada yang aneh di rumah itu.
Lalu ia tahu. Maria merasakan kilatan nubuat disertai kemampuan
melihat kegaiban. Easa. Ia harus ke kuburan.
Sesuatu terjadi di makam Easa. Maria ragu-ragu sejenak. Apakah
sebaiknya ia membangunkan Yusuf atau salah seorang di antara mereka
untuk menemaninya? Petrus, barangkali?

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tidak! Hanya kau sendiri.


Ia mendengar jawaban itu di kepalanya, yang bergema ke sekelilingnya.
Dibalut keimanan dan selubung perkabungan, dengan langkah pelan
Maria Magdalena membuka pintu. Begitu berada di luar rumah, ia berlari
secepatnya ke makam.
Hari masih gelap saat Maria tiba di pekuburan. Langit berwarna ungu,
alih-alih hitam. Subuh akan datang. Maria mendapat cukup cahaya untuk
melihat batu besar itu bongkahan yang untuk memindahkannya
dibutuhkan tenaga selusin lelaki telah bergeser dari tempatnya. Maria
bergegas ke celah yang terbuka, jantungnya berdegup keras karena
takut.
Ia membungkuk agar kepalanya masuk ke lobang pusara. Dan ia melihat
Easa sudah tidak ada. Anehnya, terlihat cahaya di kuburan itu. Suatu
pancaran aneh yang
menyinari seluruh liang itu. Dengan jelas, Maria melihat kain linen
penguburan tergeletak di bongkahan batu. Sosok tubuh Easa berbekas
di kain itu, tapi hanya itulah bukti bahwa ia pernah berada di sini.
Bagaimana ini terjadi? Apakah para imam itu begitu membenci Easa
hingga mereka mencuri jenazahnya? Tapi tentu bukan begitu
persoalannya. Siapa yang telah melakukan hal semacam ini?
Kehabisan napas, Maria tersungkur dari kuburan itu dan jatuh ke tanah.
Ia terbaring di sana, meratapi peristiwa yang ia yakini sebagai satu lagi
tindakan nista terhadap Easa. Saat Maria menangis, pancaran matahari
memulai perjalanannya melintasi langit. Sinar pertama matahari pagi
menari-nari di atas wajahnya saat ia mendengar suara lelaki di
belakangnya.
"Wahai perempuan, mengapa kau menangis. Siapa yang kau cari?"
Maria tidak langsung memandang sumber suara itu. Ia mengira itu
adalah tukang kebun yang datang pagi-pagi untuk menyiangi rumput dan
bebungaan di sekitar makam. Kemudian ia merasa bahwa Tuhan
menyaksikan segalanya dan mungkin akan menolongnya. Di antara derai
air mata, ia berbicara sembari menengadahkan kepala. "Seseorang telah

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mengambil kekasihku, dan aku tidak tahu ke mana ia dibawa. Jika


Kautahu di mana ia sekarang, kumohon katakanlah padaku."
"Maria," terdengar jawaban singkat dari belakang, suara itu sangat
dikenalnya. Maria berdiri kaku, sejenak takut untuk menoleh, tak yakin
apa yang akan ia lihat. "Maria, aku di sini," katanya lagi.
Maria Magdalena menoleh sementara sinar matahari pagi menyinari
sosok indah di hadapannya. Easa berdiri di
sana, mengenakan jubah sederhana. Luka-lukanya telah sembuh
sempurna. Ia tersenyum pada Maria, senyumah hangat dan penuh kasih.
Saat Maria berjalan menghampirinya, ia mengangkat tangan. "Jangan
menempel padaku, Maria," katanya lembut.
"Waktuku di bumi ini telah habis, meski aku belum naik ke Bapaku. Aku
ingin memberimu isyarat awal. Pergilah ke saudarasaudara kita,
sampaikan pada mereka bahwa aku akan segera naik ke Bapaku, yang
juga Bapamu dan Bapa mereka, di surga."
Maria mengangguk sambil berdiri terpesona di hadapannya.
Ia merasa kemurnian dan cahaya hangat kebaikan Easa memancar di
sekelilingnya.
"Waktuku di sini telah habis. Sekarang adalah waktumu."

Dua Puluh

Chateau des Pommes Bteues 2 Juli 2005

Maureen duduk di taman bersama Peter. Air mancur Maria Magdalena


bergelegak lembut di belakang mereka. Ia harus membawa Peter
menghirup udara segar dan jauh dari orang lain. Wajah sepupunya itu
pucat dan kuyu akibat tidak tidur dan stres lantaran kejadian-kejadian
dalam minggu ini.
Beberapa hari terakhir membuat wajahnya tampak lebih tua sepuluh
tahun. Maureen bahkan melihat garis-garis kelabu di pelipis Peter
padahal sebelumnya tidak ada.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kautahu bagian mana yang paling berat?" suara Peter nyaris seperti
bisikan.
Maureen menggeleng. Baginya, ini adalah bagian paling mendebarkan
dari segala kondisi yang mungkin. Tapi ia tahu, banyak keyakinan Peter,
bahkan alasan hidupnya, mendapat tantangan dari berbagai kalimat
dalam injil Maria. Betapapun, kata-kata Maria meneguhkan premis yang
paling sakral dalam ajaran Kristiani, yaitu kebangkitan.
"Tidak, apa? Katakanlah," jawab Maureen. Peter menatap sepupunya,
matanya merah dan
berkacakaca saat ia berusaha membuat Maureen memahami pikiran yang
tengah berkecamuk dalam kepalanya. "Bagaimana seandainya...bagaimana
seandainya selama dua ribu tahun ini kita menentang wasiat terakhir
Yesus Kristus? Bagaimana jika pernyataan yang hendak disampaikan
Injil Yohanes, ketika Yesus muncul untuk kali pertama di hadapan Maria
Magdalena adalah bahwa ia penerus yang dipilihnya?
Betapa ironisnya jika kita, dengan menggunakan namaNya, telah menolak
posisi Maria, bukan hanya sebagai seorang rasul, tetapi juga sebagai
pemimpin para rasul?"
Peter termenung sesaat, berusaha memilah tantangan-tantangan yang
muncul dalam benaknya, juga dalam jiwanya.
'"Jangan menempel padaku.' Itulah yang ia katakan pada Maria.
Kausadar, betapa pentingnya ucapan itu?"
Maria menggeleng, menunggu penjelasan.
"Injil-injil tidak menerjemahkan seperti itu melainkan dengan kalimat
'Jangan menyentuhku.' Kemungkinan kata Yunani aslinya adalah
'menempel', bukan 'menyentuh'. Tapi tak ada yang memandangnya
seperti itu. Kau lihat perbedaannya?" Keseluruhan gagasan ini adalah
suatu pengungkapan baru bagi Peter sebagai seorang cendekiawan dan
ahli bahasa. "Bisakah kaulihat, penerjemahan satu kata saja bisa
mengubah segalanya? Tapi dalam injil ini, kata yang dipakai jelas
'menempel', bahkan kata ini digunakan dua kali saat ia mengutip ucapan
Yesus."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen berusaha mengikuti reaksi keras Peter terhadap satu kata.


"Pasti ada perbedaan antara 'Jangan menyentuhku' dengan 'Jangan
menempel padaku'."
"Ya," kata Peter mantap. "Terjemahan 'Jangan me-
nyentuhku' digunakan untuk menentang Maria Magdalena, untuk
menunjukkan bahwa Kristus mendorongnya. Sedangkan dalam naskah ini,
Dia mengatakan pada Maria agar tidak menempel padaNya setelah ia
pergi karena Ia ingin Maria berdiri sendiri." Desahan napas Peter sarat
dengan kelelahan. "Ini sangat berat, Maureen. Sangat berat."
Seluk beluk kisah Maria Magdalena mulai menjelas di kepala Maureen.
"Kupikir, penggambaran perempuan sebagai pemimpin dalam pergerakan
itu adalah salah satu unsur penting dalam kisah Maria," katanya. "Pete,
aku tidak suka membuatmu semakin pusing, tapi bagaimana hubungan
pandangan ini dengan Bunda Maria? Ia menyebutnya Maria Agung dan
dengan jelas menempatkannya sebagai pemimpin umat. Tampaknya Maria
adalah gelar yang diberikan pada seorang perempuan pemimpin.
Kemudian tentang selubung merah..."
Peter menggeleng-gelengkan kepala, seolah dengan begitu pikirannya
akan jernih. "Kautahu," jawabnya, "aku pernah mendengar argumentasi
bahwa pernyataan Vatikan untuk menggambarkan Bunda Maria hanya
dalam warna putih dan biru adalah cara untuk menghilangkan
kekuatannya. Dengan kata lain, cara untuk menyembunyikan peran
pentingnya sebagai salah satu pemimpin Nasrani yang, sebagaimana
telah kita saksikan, mengenakan selubung merah. Terus terang, aku
selalu berpikir argumen itu hanya omong kosong.
Aku merasa yakin bahwa Bunda Maria ditampilkan dalam warna biru dan
putih untuk menunjukkan kesuciannya.
"Tapi sekarang," kata Peter, bertambah resah, "tak ada lagi yang jelas
bagiku."

Cape Cod, Massachussets 2 Juli 2005

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Di tepi samudera Atlantik, tepatnya di Cape Cod, konglomerat real


estate, Eli Wainwright, duduk di samping jendela sambil memandang
hamparan rumput yang terbentang di tanahnya yang luas. Hampir
seminggu ini ia tidak mendapat kabar dari Derek. Hatinya cemas.
Kontingen Amerika telah sampai di Prancis untuk memperingati hari
Yohanes Pembaptis, dan pemimpin kelompok itu telah menelepon Eli
untuk mengabarkan bahwa Derek belum bergabung dengan mereka di
Paris.
Eli memeras otak, berusaha berpikir seperti Derek. Putranya itu
memang selalu membuat ulah, tapi Derek sadar pertemuan itu sangat
penting. Yang harus ia lakukan adalah mengikuti rencana, berusaha
sedekat mungkin dengan Guru Keadilan, dan mencari informasi sebanyak
mungkin tentang pergerakan dan motivasinya. Setelah laporan lengkap
didapat, kontingen Amerika ini bisa memulai rencana kup untuk
membebaskan struktur kekuasaan Persaudaraan dari kontingen Eropa.
Dalam pertemuan terakhir di Amerika, Derek merasa jengkel dengan
proposal pencapaian target yang dikemukakan Eli karena memakan
waktu lama. Eli seorang ahli strategi, tapi putranya tidak mewarisi
kesabaran dan kemampuan membuat rencana yang menjadikan
Wainwright seorang miliuner.
Mungkinkah Derek melakukan sesuatu yang gegabah dan bodoh?
Jawabannya, atau semacam itu, muncul siang itu saat jeritan istri Eli
memecah ketenangan suasana laut di Cape Cod. Eli bangkit dari kursinya
dan berlari ke ruang
depan. Di sana, istrinya telah tersungkur di lantai dengan tubuh
gemetar.
"Demi Tuhan, Susan. Apa yang terjadi?"
Susan tidak bisa menjawab. Tangisnya begitu histeris sehingga ia hanya
menunjuk ke kotak Federal Express yang tergeletak di lantai, di
samping tubuhnya.
Dengan menguatkan hati, Eli mengangkat sebuah peti kayu kecil dari
kotak itu. Setelah ia membuka tutup peti, terlihatlah cincin angkatan
Derek dari Yale.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Cincin itu disertai potongan jari telunjuk dari tangan kanan Derek
Wainwright.

Chateau de Pommes Bleu 3 Juli 2005

Dalam situasi normal sekalipun, Maureen mudah terbangun dari tidur.


Apalagi dengan berbagai masalah menyangkut naskah itu yang
membuatnya pusing. Maureen sulit tidur padahal tubuhnya sangat lelah.
Ia mendengar langkah kaki di koridor depan kamarnya lalu duduk tegak
di atas ranjang. Langkah itu sangat ringan, seolah orang yang berjalan
berusaha keras agar tidak terdengar. Maureen mendengarkan dengan
seksama, tapi tidak bergerak. Rumah itu sangat besar, dilengkapi
banyak kamar dan pelayan yang barangkali belum ia kenal, pikir Maureen
berusaha menenangkan diri.
Ia berbaring lagi dan berusaha tidur, tapi usahanya terganggu dengan
bunyi mesin mobil di luar chateau. Jarum jam hampir berada di angka
3:00 dini hari. Siapakah orang itu?
Maureen berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke jendela yang
menghadap bagian depan rumah. Ia
menggosok-gosokkan mata agar dapat melihat dengan jelas.
Mobil yang berjalan melewati jendela dan gerbang depan chateau adalah
mobil sewaannya dikendarai seseorang yang terlihat seperti sepupunya,
Peter.
Maureen berlari keluar pintu dan turun ke kamar Peter. Setelah lampu
dihidupkan, terlihatlah barang-barang milik Peter sudah tidak ada. Tas
hitamnya pun tidak ada, begitu juga kacamata, Alkitab, dan rosari yang
ia simpan di samping tempat tidurnya.
Dengan cemas Maureen mencari-cari sekiranya Peter meninggalkan
pesan untuknya. Catatankah, atau apa pun? Tapi pencariannya sia-sia.
Bapa Peter Healy telah pergi.

Maureen berusaha memilah-milah peristiwa selama dua puluh empat jam


terakhir. Percakapan terakhirnya dengan Peter berlangsung di tepi air

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

mancur. Kala itu, Peter menjelaskan pentingnya kata-kata "Jangan


menempel padaku." Ia tampak tertekan, tapi Maureen merasa itu
berhubungan dengan kondisi emosionalnya dan karena ia tidak tidur
sepanjang minggu ini.
Apakah yang membuatnya pergi di tengah malam, dan ke mana?
Ini bukan karakter Peter. Ia tak pernah meninggalkannya atau bahkan
mengecewakannya, tidak pernah. Maureen merasa panik. Jika ia
kehilangan Peter, ia tidak memiliki siapa-siapa lagi. Peterlah satu-
satunya keluarga Maureen, satu-satunya orang di bumi ini yang Maureen
percayai, meski ia tak pernah mengatakannya.
"Reenie?"
Maureen melompat karena suara di belakangnya. Ternyata Tammy yang
berdiri di ambang pintu, menggosok-gosokkan mata untuk mengusir
kantuk. "Maaf, aku mendengar suara mobil lalu aku mendengar gerakan
di sini. Sepertinya kita semua menjadi mudah kaget. Ke mana sang
pendeta?"
"Aku tidak tahu," Maureen berusaha tidak terkesan cemas.
"Itu suara mobil yang dibawa Peter. Aku tidak tahu mengapa atau ke
mana. Sialan! Apa maksudnya?"
"Mengapa tidak kau hubungi saja telepon genggamnya?"
"Peter tidak punya telepon genggam."
Tammy memandang Maureen, bingung. "Dia punya. Aku melihat dia
menggunakannya."
Sekarang giliran Maureen yang terlihat bingung. "Peter benci telepon
genggam. Ia tak punya waktu untuk teknologi, terutama untuk mencari
telepon genggam, baginya memuakkan. Ia tidak mau membawa alat itu
meskipun aku memohonnya untuk keperluan darurat."
"Maureen, aku sudah dua kali melihatnya menggunakan telepon genggam.
Setelah kupikir-pikir, di kedua kesempatan itu ia menggunakannya saat
duduk dalam mobil. Aku tak suka mengatakan ini, tapi kupikir ada
sesuatu yang tidak beres di Argues."
Maureen merasa ingin muntah. Ia bisa menangkap dari raut wajah
Tammy bahwa mereka berdua memiliki pikiran yang sama berbarengan.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Ayo," kata Maureen sambil berlari melewati koridor chateau lalu turun
ke ruang kerja Sinclair. Tammy mengikuti separuh langkah di
belakangnya.
Mereka berhenti di pintu, sudah separuh terbuka. Sejak naskah itu
berada di ruang kerja ini, pintu selalu tertutup dan terkunci. Bahkan
jika seorang di antara mereka berada di dalamnya. Maureen menelan
ludah dan menguatkan hati saat memasuki kamar yang gelap itu. Di
belakangnya, Tammy menemukan tombol lampu lalu menghidupkannya
dan tampaklah meja baca sudah kosong. Permukaan kayu mahogani yang
licin itu memantulkan cahaya lampu. Kosong sama sekali. "Semuanya
hilang," bisik Maureen.
Berdua dengan Tammy, mereka menggeledah kamar itu, tapi tak ada
naskah Maria Magdalena yang tersisa. Kertas catatan warna kuning pun
hilang. Tak ada secarik kertas pun, bahkan satu batang pulpen pun tak
terlihat. Satu-satunya bukti naskah itu pernah ada di sana adalah toples
tanah liat yang masih berdiri di sudut. Lokasinya memang tidak dilewati
orang. Tapi kedua toples itu sudah kosong. Pusaka yang sesungguhnya
telah hilang.
Dan kelihatannya Bapa Peter Healy, orang yang paling dipercaya
Maureen, yang telah membawanya.
Maureen melangkahkan kakinya yang lemas untuk duduk di sofa beludru.
Ia tak sanggup bicara, tak tahu apa yang harus diucapkan atau
dipikirkan. Ia duduk saja di sofa, tatapannya nanar.
"Maureen, aku harus mencari Roland. Kau tetap di sini, ya? Kami akan
segera kembali."
Maureen mengangguk, lidahnya terlalu kelu untuk menjawab. Ia masih
duduk dalam posisi yang sama saat Tammy dan Roland kembali, diikuti
Berenger Sinclair.
"Madernoiselle Paschal," sapa Roland lembut sambil berjongkok di
samping sofa. "Aku mohon maaf atas kesedihan akibat kejadian malam
ini."
Maureen menatap lelaki Occitan bertubuh besar itu, yang menunduk
dengan perasaan prihatin. Belakangan, ketika Maureen memiliki waktu

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

untuk mengingat momen ini secara mendetail, ia merasa betapa luar


biasanya lelaki itu. Pusaka paling berharga bagi kalangannya telah dicuri,
namun yang paling ia cemaskan adalah kesedihan Maureen. Lebih dari
siapapun, Roland telah banyak memberi pelajaran tentang spiritualitas
sejati kepada Maureen. Akhirnya ia paham, mengapa mereka disebut les
bonnes hommes. Orang-orang yang baik.
"Ah, begitu, ya. Ternyata Bapa Healy telah memilih pemimpinnya," kata
Sinclair tenang. "Sudah kuduga. Maafkan aku, Maureen."
Maureen bingung. "Kau sudah menduga ini akan terjadi?" Sinclair
mengangguk. "Ya, Sayang. Rasanya aku harus menceritakan semuanya
sekarang. Kami sudah tahu sepupumu bekerja untuk seseorang. Kami
hanya belum yakin siapa orang itu."
Maureen terlihat sangsi. "Apa maksudmu? Peter mengkhianati aku? Ia
memang berencana mengkhianatiku sejak dulu?"
"Aku tidak bisa mengatakan motif Bapa Healy. Aku hanya tahu ia
memiliki motif. Kurasa, besok sore kita sudah mengetahui yang
sebenarnya."
"Tolong katakan padaku, apa yang terjadi?" Suara ini milik Tammy.
Maureen baru tahu bahwa temannya itu pun ketinggalan informasi.
Roland duduk dengan tenang di sampingnya sementara Tammy
memandangnya dengan tatapan menuduh. "Ternyata banyak yang kau
rahasiakan dariku," bentaknya pada lelaki besar itu.
Roland mengangkat bahunya yang besar. "Untuk melindungimu, Tamara.
Kita semua memliki rahasia. Itu
memang perlu. Tapi sekarang, kupikir sudah waktunya untuk membuka
diri satu sama lain. Aku percaya, Madernoiselle Paschal berhak
mengetahui segalanya. Ia telah membuktikan dirinya lebih dari cukup."
Maureen ingin menjerit lantaran stres dan bingung. Rasa frustrasi itu
pasti terlihat di wajahnya karena Roland segera meraih tangannya.
"Ayo, Mademoiselle. Ada yang ingin aku tunjukkan." Kemudian ia
berpaling ke Sinclair dan Tammy, lalu melakukan sesuatu yang belum
pernah Maureen lihat sebelumnya memberi perintah. "Berenger, tolong

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

minta pelayan membawakan kopi lalu bergabunglah bersama kami di


ruangan Pimpinan Agung. Tamara, ikutlah bersama kami."

Mereka melewati koridor yang berbelok-belok lalu masuk ke suatu sayap


chateau, tempat yang belum pernah Maureen masuki.
"Aku terpaksa memintamu sedikit bersabar, Mademoiselle Paschal,"
kata Roland dari bahunya. "Aku harus menjelaskan beberapa hal dulu
sebelum bisa menjawab pertanyaanmu yang paling penting."
"Oke," kata Maureen, merasa sedikit rendah diri saat mengikuti Roland
dan Tammy, tak tahu harus mengatakan apa lagi. Pikirannya melayang ke
California selatan, saat ia bertemu Tammy di marina. Ia merasa sangat
naif, seolah peristiwa itu terjadi dua abad lalu. Tammy
membandingkannya dengan Alice di Wonderland. Betapa pasnya
perbandingan itu sekarang, karena Maureen merasa sedang berjalan
dengan kaca pembesar.
Segalanya yang ia pikir telah ia pahami ternyata
sebaliknya.
Roland membuka pintu ganda berukuran sangat besar di depan mereka
dengan kunci yang tergantung di lehernya. Bunyi nyaring terdengar saat
mereka masuk. Roland segera menekan kode untuk membungkam alarm
itu. Cahaya lampu yang telah dihidupkan menampakkan ruangan yang
megah dan penuh dekorasi. Sungguh sebuah ruang pertemuan yang
pantas bagi para raja dan ratu Prancis. Melihat keindahannya, ruangan
itu pantas disejajarkan dengan ruang singgasana di Versailles dan
Fountainbleu. Dua kursi berukir dan bersepuh emas yang serasi berdiri
di atas podium di bagian tengah, masing-masing bergambarkan apel biru
yang sangat indah.
"Inilah jantung organisasi kami," kata Roland menjelaskan.
"Perkumpulan Apel Biru. Setiap anggota perkumpulan ini memiliki garis
darah agung, khususnya terhubung ke Sarah-Tarnar. Kami adalah
keturunan bangsa Cathar, dan kami berusaha sekuat tenaga menjaga
tradisi kami semurni-murninya."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Roland membawa mereka ke tempat potret Maria Magdalena


digantungkan, di balik kuris-kursi yang bak singgasana. Lukisan itu mirip
lukisan Magdalena yang dibuat Georges de ia Tour yang dilihat Maureen
di Los Angeles. Tapi ada satu perbedaan penting. "Apakah kau masih
ingat suatu malam ketika Berenger mengatakan bahwa salah satu lukisan
de ia Tour yang paling penting ternyata raib dan tidak diperlihatkan ke
publik? Itu karena lukisan tersebut berada di sini," katanya. "De ia Tour
adalah anggota perkumpulan kami, ia meninggalkan lukisan ini untuk
kami. Namanya Pertobatan Magdalena dan Salib Berpatung Yesus."
Maureen memandang potret itu dengan perasaan terpesona dan takjub.
Seperti karya seniman Prancis lainnya, lukisan itu menonjolkan cahaya
dan bayangan. Tapi dalam lukisan yang satu itu, pose Maria Magdalena
berbeda dengan posenya pada lukisan lain yang pernah Maureen lihat.
Versi yang satu ini menggambarkan Maria yang menyandarkan tangan
kirinya di atas tengkorak kepala, yang kini diketahui Maureen adalah
tengkorak Yohanes. Tangan kanannya memegang salib berpatung Yesus
dan matanya menatap wajah Kristus.
"Terlalu berbahaya jika lukisan ini diperlihatkan ke publik. Pesan yang
disampaikan sangat jelas Maria sedang melakukan pertobatan untuk
Yohanes, suami pertamanya, dan ia menatap dengan penuh cinta kepada
Yesus, suami keduanya."
Roland memandu kedua wanita itu menuju lukisan besar di dinding lain.
Yang ini menggambarkan dua santo tua sedang duduk di tanah berbatu
sambil melakukan sesuatu yang sepertinya adalah diskusi atau debat
yang hangat.
"Tamara bisa menceritakan sejarah lukisan ini," kata Roland, tersenyum
pada Tammy yang berdiri di sebelahnya.
Maureen menatap temannya untuk menagih penjelasan.
"Ini karya seniman Flemish(1), David Teniers Muda," kata Tammy.
"Lukisan ini diberi nama Santo Antonius sang Pertapa dan Santo Paulus
di Gurun. Santo Paulus di sini bukan Santo Paulus yang menulis dalam
Perjanjian Baru, tapi santo regional lain yang juga seorang pertapa.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

1 Masyarakat Jerman yang menetap di Belgia utara,

Berenger Sauniere, pendeta legendaris di Rennes-le-Chateau,


menyerahkan lukisan ini untuk Perkumpulan. Ya, ia juga salah seorang di
antara kami."
Maureen menatap lukisan itu dengan seksama. Ia mulai melihat unsur-
unsur yang kini sangat akrab baginya. Ia menunjukkan kepada mereka.
"Aku melihat salib berpatung Yesus dan tengkorak kepala."
"Benar," jawab Tammy. "Antonius di sebelah sini. Ia memakai simbol
yang mirip dengan huruf 'T' di lengan bajunya.
Tapi sebenarnya itu adalah salib versi Yunani, disebut Tau. Orang yang
memopulerkan simbol ini di kalangan kami adalah Santo Fransiskus
Assisi. Antonius sedang mengangkat pandangan dari bukunya, yang
melambangkan Kitab Cinta, dan menatap salib berpatung Yesus. Dan
lihatlah Paulus di sebelah sini. Ia membuat isyarat 'Ingatlah Yohanes'
dengan tangannya dan berdebat dengan teman-temannya tentang siapa
mesias pertama, Yohanes atau Yesus. Sejumlah buku dan naskah
bertebaran di sekitar kaki mereka, menunjukkan banyaknya materi yang
perlu dipertimbangkan dalam diskusi tersebut.
Lukisan ini sangat penting dalam tradisi kami. Bahkan, kemungkinan
keduanya tergolong yang paling penting. Desa itu mewakili Rennes-le-
Chateau, tegak di atas bukit, dengan hamparan tanah membentang kau
tahu, siapa ini?"
Maureen tersenyum. "Sang perempuan gembala dan dombanya."
"Benar. Antonius dan Paulus sedang berdebat. Tapi sang gembala yang
tampak di bagian belakang mengingatkan bahwa Dia Yang Dinantikan
suatu hari akan
menemukan injil Maria Magdalena yang hilang. Karena itu segala
kontroversi menyangkut kebenaran akan berakhir."
Berenger Sinclair masuk dengan langkah perlahan saat Roland
mengatakan, "Aku ingin menunjukkan benda-benda ini, Madernoiselle
Paschal, agar kautahu bahwa kalanganku tidak menyimpan dendam
terhadap pengikut Yohanes, dan tidak pernah merasa begitu. Kita semua

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

bersaudara, anak-anak Maria Magdalena, dan kami berharap dapat hidup


bersama-sama dengan damai."
Sinclair bergabung dalam diskusi itu. "Sayangnya, sebagian pengikut
Yohanes adalah orang-orang fanatik sedari dulu hingga sekarang.
Jumlahnya memang tidak banyak, tapi mereka berbahaya. Seperti
halnya di bagian lain di bumi ini, kelompok fanatik selalu membayangi
kelompok cinta damai yang memiliki keyakinan sama. Tapi ancaman
orang-orang ini tetap sangat nyata. Roland bisa menjelaskannya
padamu."
Ekspresi wajah Roland menjadi suram. "Benar. Aku selalu berusaha
mengamalkan keyakinan kami. Mencintai, memaafkan, dan mengasihi
seluruh makhluk hidup. Ayahku pun menganut keyakinan yang sama, tapi
mereka membunuhnya."
Maureen merasakan duka mendalam lelaki Occitan itu karena wafatnya
sang ayah, tapi juga karena kerasnya tantangan sang pembunuh
terhadap sistem keyakinan ini. "Mengapa?" tanya Maureen. "Mengapa
mereka membunuh ayahmu?"
"Keluargaku mendiami wilayah ini secara turun-temurun, Mademoiselle
Paschal," kata Roland. "Di sini, kau hanya mengetahui namaku adalah
Roland. Tapi nama keluargaku adalah Gelis."
"Gelis?" Nama itu tidak asing bagi Maureen. Ia me-
mandang Sinclair. "Ayahku menulis surat kepada Monsieur Gelis,"
katanya sambil merenung.
Roland mengangguk. "Ya, surat itu untuk kakekku saat ia menjadi
Pimpinan Agung Perkumpulan."
Semuanya mulai menyatu di kepala Maureen. Ia memandang Roland lalu
kembali ke Sinclair. Lelaki Skotlandia itu menjawab tanpa ditanya. "Ya,
Sayang, Ro dan Gelis adalah Pimpinan Agung kami, meskipun ia terlalu
rendah hati untuk mengatakannya sendiri. Dialah pemimpin resmi
kalangan kami, seperti juga ayah dan kakeknya. Ia tidak melayani aku,
begitu pun sebaliknya. Kami melayani bersama-sama sebagai saudara
karena inilah prinsip JalanNya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Keluarga Sinclair dan keluarga Gelis telah berjanji untuk mengabdi


kepada Magdalena sepanjang siapa pun di antara kami bisa melacak garis
keturunan ini."
Tammy menyela. "Maureen, ingatkah kau ketika kita melakukan Tur
Magdala di Rennes-le-Chateau lalu aku bercerita tentang pendeta tua
yang dibunuh pada akhir abad 18?
Namanya Antoine Gelis-dia kakek buyut Roland." Maureen menatap
Roland untuk meminta jawaban.
"Mengapa banyak kekerasan ditujukan kepada keluargamu?"
"Karena kami terlalu banyak tahu. Kakek buyutku bertugas menjaga
sebuah dokumen berjudul 'Kitab tentang Dia Yang Dinantikan'. Isinya
tentang para perempuan gembala yang berhasil dicatat Perkumpulan
selama lebih dari seribu tahun.
Kitab itu menjadi sarana kami yang paling berharga untuk menemukan
pusaka Magdalena. Persekutuan Keadilan membunuh kakek buyutku demi
mendapatkan
dokumen itu.
Dan dengan alasan yang sama, mereka membunuh ayahku. Saat itu aku
belum tahu, tapi Jean-Claude adalah informan mereka.
Mereka mengirim kepala dan jari kanan ayahku dalam keranjang."
Maureen menggigil mendengar rahasia yang menyeramkan itu. "Apakah
sekarang semuanya akan berakhir? pertumpahan darah ini? Naskah
telah ditemukan. Menurutmu, apa yang akan mereka lakukan?"
"Sulit dipastikan," jawab Roland. "Mereka mengangkat pemimpin baru
yang sangat ekstrem. Dialah yang membunuh ayahku."
Sinclair menambahkan, "Aku telah berbicara dengan para pejabat
setempat hari ini, orang-orang yang, bisa dibilang, bersimpati pada
keyakinan kami. Maureen, kami belum menceritakannya secara panjang
lebar, tapi masihkah kau ingat pertemuan dengan Derek Wainwright,
orang Amerika itu?"
"Lelaki yang berpakaian seperti Thomas Jefferson," imbuh Tammy.
"Teman lamaku," katanya menggeleng-gelengkan kepala, mengingat
muslihat Derek-dan nasibnya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maureen mengangguk dan menunggu Sinclair melanjutkan penjelasannya.


"Derek menghilang secara mengerikan. Kamar hotelnya..."
Ia menatap paras Maureen yang kian pucat dan memutuskan untuk
menyimpan dulu cerita itu. "Katakan saja ada indikasi kuat permainan
kotor."
Sinclair melanjutkan. "Hilangnya orang Amerika itu secara tragis
membuat pihak berwenang dan hampir pasti
pembunuhnya merasa bahwa Persekutuan Keadilan harus ditutup untuk
sementara. Jean-Claude sekarang bersembunyi di suatu tempat di Paris,
dan pemimpin mereka, seorang Inggris yang kami curigai, telah kembali
ke Inggris, setidaknya untuk sementara. Kurasa mereka tidak akan
mengganggu kita dalam waktu dekat ini. Setidaknya, semoga saja tidak."
Maureen mendadak mengalihkan tatapannya ke Tammy.
"Sekarang giliranmu," katanya. "Kau belum menceritakan semuanya
padaku. Cukup lama aku mereka-reka, tapi sekarang aku ingin tahu
secara lengkap. Dan aku juga ingin tahu apa yang terjadi antara kalian
berdua," katanya, menunjuk Tammy dan Roland, yang berdiri
bersebelahan dengan jarak satu inci.
Tammy tertawa dengan gayanya yang khas. "Yah, kautahu, bukan? Kami
senang menyembunyikan sesuatu di tempat yang mudah terlihat,"
katanya. "Namaku siapa?"
Maureen mengerutkan dahi. Apakah ada sesuatu yang ia lupakan?
"Tammy." Lalu sesuatu menyentak pikirannya.
"Tamara. Tamar-a. Ya, Tuhan, aku memang goblok."
"Tidak," kata Tammy, masih tertawa. "Namaku mengikuti nama anak
perempuan Magdalena. Dan aku memiliki adik bernama Sarah."
"Tapi katamu, kau lahir di Hollywood! Apa itu bohong juga?
"Bukan, bukan bohong. 'Bohong' itu terlalu kasar. Kita sebut saja dusta
putih. Dan benar, aku lahir dan dibesarkan di California. Nenek ibuku
orang Occitan dan aktif dalam Perkumpulan. Tapi ibuku, yang lahir di
Languedoc ini, merantau ke Los Angeles untuk bekerja di
bagian desain kostum setelah masuk ke dunia film karena
pertemanannya dengan seniman dan sutradara Prancis, Jean Cocteau. Ia

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

juga anggota Perkumpulan kami. Ia bertemu dengan ayahku yang orang


Amerika dan menetap di sana. Ibunya tinggal bersama kami ketika aku
masih kecil. Tak bisa kupungkiri, aku sangat dipengaruhi nenekku itu."
Roland berbalik dan menunjuk ke dua kursi yang berdiri berdampingan
tadi. "Dalam tradisi kami, lelaki dan perempuan sejajar, seperti yang
diajarkan Yesus lewat teladannya bersama Maria Magdalena. Selain
Pimpinan Agung, Perkumpulan ini juga dijalankan oleh seorang Maria
Agung. Aku telah memilih Tamara untuk menjadi Mariaku dan duduk di
sampingku di sini. Sekarang aku harus membujuknya untuk pindah ke
Prancis agar aku bisa memintanya untuk mengisi peran yang lebih besar
dalam hidupku."
Roland merangkulkan tangannya ke bahu Tammy, yang menyisipkan
tubuhnya agar lebih dekat dengan sang kekasih.
"Akan kupikirkan," katanya malu-malu.
Kemesraan mereka terganggu dengan kedatangan dua orang pelayan
yang membawa baki perak berisi cangkircangkir kopi. Ada sebuah meja
rapat di ujung ruangan, Roland memberi isyarat agar mereka
meletakkan baki itu di sana. Mereka berempat duduk, dan Tammy
menuangkan kopi yang hitam dan kental. Roland memandang Sinclair di
seberang meja lalu menganggukkan kepala kepadanya untuk memulai.
"Maureen, kami akan menyampaikan sesuatu tentang Bapa Healy dan
Injil-injil Magdalena. Tapi kami rasa, kau perlu latar belakang dulu untuk
memahami situasi di sini."
Maureen meneguk kopi, merasa bersyukur atas kehangatan dan
kepekatan minuman itu. Ia mendengarkan baik-baik penjelasan Sinclair.
"Sesungguhnya, kami sengaja membiarkan sepupumu mengambil naskah-
naskah itu."
Cangir kopi nyaris terlepas dari tangan Maureen.
"Membiarkan?"
"Ya. Roland sengaja tidak mengunci ruang kerja. Kami sudah curiga Bapa
Healy akan berusaha mengambil naskah itu untuk diserahkan kepada
siapa pun yang mempekerjakannya."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Tunggu dulu. Apa maksudmu? Peter semacam mata-mata untuk


Gereja?"
"Tidak persis begitu," jawab Sinclair. Maureen melihat Tammy juga
mendengarkan dengan seksama seperti dirinya, Tammy belum
mengetahui persoalan ini secara lengkap.
"Kami belum tahu pasti, ia menjadi mata-mata untuk siapa.
Itulah sebabnya kami membiarkannya mengambil naskah. Dan itu pula
sebabnya, kami tidak terlalu pusing. Setidaknya belum.
Kami memasang alat pelacak di mobil sewaanmu. Kami tahu pasti di mana
ia sekarang dan ke mana ia pergi."
"Yaitu?" tanya Tammy. "Roma?"
"Kami rasa Paris." Jawaban itu datang dari Roland.
"Maureen." Sinclair menyentuh ringan tangan gadis
itu.
"Aku menyesal mengatakan ini padamu, tapi sepupumu telah melaporkan
segala tindakanmu ke pejabat Gereja sejak kedatanganmu di Prancis,
dan kemungkinan lebih lama lagi."
Maureen membelalakkan mata. Ia merasa ditampar.
"Mustahil. Peter tak akan berbuat seperti itu padaku."
"Selama minggu terakhir ini, selama kami mengawasinya bekerja dan
mendapat kesempatan untuk mengenalnya, kami semakin sulit
menyingkirkan rasa curiga. Awalnya kami yakin ia hanya berusaha
melindungimu dari kami. Tapi kami pikir, ikatannya dengan orang-orang
yang mempekerjakannya terlalu kuat sehingga sulit diputus. Bahkan
setelah ia menemukan kebenaran dalam naskah itu."
"Kau tidak menjawab pertanyaanku. Apakah menurutmu, Vatikanlah yang
mempekerjakannya? Yesuit? Siapa?"
Sinclair bersandar di kursinya. "Aku belum tahu. Aku hanya bisa
mengatakan bahwa kami memiliki orang di Roma yang sedang mencari
informasi. Kau akan terkejut jika tahu betapa luasnya pengaruh kami.
Aku yakin, kita akan memperoleh jawaban lengkap besok malam, atau
selambat-lambatnya lusa. Sekarang, kita harus bersabar." Maureen
meneguk kopinya lagi. Tatapannya lurus ke lukisan di depannya, potret

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Maria Magdalena yang melakukan pertobatan. Dua puluh empat jam lagi,
ia akan memperoleh jawaban lengkap.

Paris 3 Juli 2005

Bapa Peter Healy merasa sangat lelah sesampainya di Paris.


Perjalanan dari Langedoc tidak bisa dibilang ringan. Bahkan tanpa
kondisi lalu lintas pagi di kota itu, perjalanan ini memakan waktu delapan
jam. Ia juga
berhenti guna mempersiapkan paket untuk Maureen. Urusan ini ternyata
memakan waktu lebih lama dibanding yang ia rencanakan. Tapi energi
yang terserap untuk membuat keputusan ini teramat besar, dan ia
merasa seolah kehidupannya tersedot.
Peter memindahkan paket pentingnya dengan hati-hati ke dalam tas
kulit hitam yang biasa ia jinjing. Ia menyeberangi sungai dalam
perjalanan menujut Notre-Dame. Di sini, ia disambut Bapa Marcel yang
menunggu di pintu masuk. Lelaki Prancis ini mempersilakan Peter masuk
dan memimpinnya menuju bagian belakang katedral. Ada sebuah pintu
kamar yang di samarkan dengan layar paduan suara yang penuh hiasan.
Peter masuk ke ruangan itu, berharap akan bertemu dengan penerima
bawaanya, Uskup Magnus O'Connor. Namun ternyata bukan dia yang
Peter temui, melainkan pejabat Gereja lain yang berwajah Italia,
mengenakan jubah merah seorang kardinal.
"Yang Mulia," kata Peter terperangah, "maafkan aku. Aku tidak menduga
akan bertemu dengan Anda."
"Ya, aku tahu kau mengira akan bertemu Uskup Magnus.
Ia tidak datang. Aku yakin, yang ia lakukan sudah cukup." Raut wajah
pejabat Italia itu tetap tanpa ekspresi saat ia mengulurkan tangan
untuk menerima tas. "Naskah itu ada di dalam, benar?"
Peter mengangguk.
"Bagus. Sekarang, Putraku," sang Kardinal berbicara sambil mengambil
tas dari tangan Peter. "marilah kita berbicara tentang kejadian-

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

kejadian selama beberapa minggu terakhir ini. Atau barangkali beberapa


tahun terakhir? Aku serahkan padamu untuk memutuskan dari
mana kita memulai."

Chateau des Pommes Bleues 3 Juli 2005

Aktivitas di chateau sepanjang hari itu sangat sibuk. Sinclair dan Roland
berjalan mondar-mandir, berbicara dalam bahasa Prancis dan Occitan,
satu sama lain, dengan pelayan dan dengan bermacam-macam orang
lewat telepon. Dalam dua peristiwa, Maureen menduga Roland berbicara
dalam bahasa Italia, tapi ia tidak yakin dan tidak mau bertanya.
Maureen bertemu Tammy sejenak di ruang media. Mereka memeriksa
beberapa gambar untuk dokumentasi garis darah Magdalena yang dibuat
Tammy. Mereka berbincang-bincang tentang bagaimana naskah Maria
Magdalena mengubah pandangan Tammy sebagai seorang pembuat film.
Maureen semakin kagum pada temannya ini setelah menyaksikan betapa
terampil dan kreatifnya dia. Selain itu, Tammy mampu berkonsentrasi
dalam pekerjaannya saat ia stres, seperti yang mereka semua rasakan
pada saat ini.
Di pihak lain, Maureen merasa dirinya tidak berguna. Ia tidak bisa
berkonsentrasi, sama sekali tidak bisa fokus. Ia merasa harus
menggoreskan catatan cepat-cepat, berusaha menangkap sebanyak
mungkin materi tentang Magdalena yang ia ingat. Tapi ia tak mampu
melakukannya. Ia terlalu sakit hati dengan pengkhianatan Peter. Apa
pun motifnya, ia pergi tanpa meninggalkan pesan. Dan ia membawa
sesuatu yang bukan haknya. Maureen merasa butuh waktu lama untuk
pulih dari persoalan ini.
Makan malam berjalan sepi di antara mereka bertiga
Maureen, Tammy, dan Sinclair. Menurut Sinclair dan Tammy, Roland
sedang keluar tapi akan kembali sebentar lagi. Tammy mengatakan
bahwa Roland sedang menjemput seorang tamu dari bandara pribadi di
Carcassonne. Begitu tamu misterius itu sampai, mereka akan
memperoleh informasi lebih banyak lagi. Maureen mengangguk untuk

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menunjukkan bahwa ia paham. Sudah lama ia menarik pelajaran bahwa


memaksakan kehendak tak akan membawa hasil. Mereka akan
mengungkapkan rahasia pada waktunya. Itulah bagian budaya di Arques
ini. Tapi Maureen menangkap raut wajah Sinclair lebih tegang
dibandingkan biasanya.
Tak lama setelah mereka pindah untuk menikmati kopi di ruang kerja,
seorang pelayan masuk dan berbicara kepada Sinclair dalam bahasa
Prancis.
"Bagus. Tamu kita sudah datang," katanya menerjemahkan untuk Tammy
dan Maureen.
Roland masuk bersama seorang lelaki yang sama mengesankannya. Ia
mengenakan pakaian hitam, kasual tapi elegan dan terbuat dari bahan
Italia berkualitas. Lelaki ini memancarkan aura seorang bangsawan dan
terlihat nyaman dengan kekuatan dan pengaruhnya. Ia mendominasi
energi di ruangan itu sejak kedatangannya.
Roland melangkah maju. "Madernoiselle Paschal, Mademoiselle Wisdom,
adalah kehormatan bagiku untuk mengenalkan teman kita yang
terhormat, Kardinal DeCaro."
DeCaro menyalami Maureen, baru kemudian Tammy. Ia tersenyum
hangat kepada kedua perempuan itu. "Dengan senang hati." Ia memberi
isyarat ke Maureen dan bertanya pada Roland, "Inikah Dia Yang
Dinantikan kita?" Roland mengangguk.
"Maafkan aku, apakah kau mengatakan 'Kardinal'?"
tanya Maureen.
"Jangan biarkan pakaian biasa membodohimu," kata Sinclair dari
belakang Maureen. "Kardinal DeCaro adalah pejabat penting yang
berpengaruh di Vatikan. Barangkali nama lengkapnya akan membantumu.
Inilah Tomas Francesco Borgia DeCaro."
"Borgia?" seru Tammy.
Sang Kardinal mengangguk. Jawaban sederhana bagi pertanyaan Tammy
yang tak terucapkan. Roland mengedipkan mata padanya dari seberang.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Yang Mulia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Madernoiselle


Paschal. Jadi kami akan pergi sekarang," kata Roland. "Tolong bunyikan
bel jika Anda membutuhkan sesuatu."
Roland membukakan pintu untuk Sinclair dan Tammy sementara Kardinal
DeCaro memberi isyarat agar Maureen duduk di samping meja mahogani.
Ia mengambil kursi yang berhadapan dengan Maureen. "Signorina
Paschale, pertamatama aku ingin mengatakan bahwa aku telah bertemu
dengan sepupumu."
Maureen terperangah. Ia tidak tahu apa yang ia harapkan, tapi bukan
ini. "Di mana Peter?"
"Dalam perjalanan menuju Roma. Aku bersamanya di Paris tadi. Ia baik-
baik saja, dan dokumen yang kautemukan aman."
"Aman di mana? Ada di tangan siapa? Bagaimana..."
"Sabarlah, akan kukatakan semuanya. Tapi sebelumnya aku ingin
menunjukkan sesuatu."
Kardinal itu mengambil tas diplomatik yang ia bawa lalu mengeluarkan
setumpuk map berwarna merah. Map-map itu diberi label EDOUARD
PAUL PASCHAL.
Maureen merasa sesak napas saat membaca label
itu. "Itu nama ayahku."
"Ya. Dan dalam map-map ini ada foto ayahmu. Tapi aku harus
memperingatkan, yang akan kau lihat ini cukup menganggu, tapi sangat
penting untuk kau pahami."
Maureen membuka map paling atas. Map itu terjatuh ke meja karena
tangannya yang gemetar. Kardinal DeCaro kemudian memberi penjelasan
sementara Maureen memandang foto-foto yang menggambarkan luka
ayahnya itu satu per satu.
"Ia mengalami stigmatis. Kautahu apa artinya? Ia memiliki luka-luka
seperti Kristus di tubuhnya. Luka itu ada di pergelangan tangan, di kaki,
dan titik kelima di sini, di bawah rusuk. Di situlah Longinus menancapkan
tombaknya ke tubuh Yesus."
Maureen memandang foto-foto itu, terkejut. Selama dua puluh lima
tahun, spekulasi tentang "penyakit" ayahnya telah mengotori opininya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

tentang sang ayah. Sekarang teka-teki itu menjadi jelas rasa takut yang
membuat ibunya menunjukkan sikap bermusuhan, dan kemarahannya
terhadap Gereja. Hal ini juga menjelaskan surat dari ayahnya kepada
keluarga Gelis yang tersimpan dalam arsip di chateau ini. Ayah Maureen
menulis surat karena stigmata di tubuhnya dan karena ia ingin
melindungi putrinya dari nasib yang sama. Maureen menatap Kardinal di
antara air matanya.
"Mereka selalu mengatakan bahwa ia bunuh diri akibat sakit jiwa. Ibuku
berkata ia meninggal dalam kondisi tidak waras. Aku tidak tahu, tak
seorang pun memberitahukan kejadian ini..."
Pejabat gereja itu mengangguk dengan iba. "Sayangnya, banyak orang
yang salah paham terhadap ayahmu," katanya.
"Bahkan orang-orang yang seharusnya bisa membantunya. Yaitu kalangan
Gerejanya sendiri. Dan ke sanalah Peter pergi."
Maureen mengangkat pandangannya, ia mendengarkan dengan penuh
perhatian. Bisa ia rasakan, keringat dingin mengucur di punggungnya dan
terus ke jari kakinya, sementara sang Kardinal bercerita.
"Sepupumu lelaki yang baik, Signorina. Aku rasa, janganlah kau
menghakiminya atas perbuatan yang akan aku sampaikan padamu. Tapi,
kita harus mundur ke masa kanak-kanakmu. Saat tubuh ayahmu
menunjukkan stigmata, pendeta setempat yang ia datangi untuk
meminta bantuan adalah bagian organisasi dalam Gereja yang membelot.
Seperti yang lainnya, kami hanya manusia biasa. Meski banyak di antara
kami, orang-orang gereja, yang mengabdikan diri untuk kebaikan, ada
sebagian orang yang melindungi keyakinan tertentu dengan cara apa pun.
"Kasus ayahmu seharusnya disampaikan langsung ke Roma. Tapi ternyata
tidak. Kami akan membantunya, bekerja sama dengannya untuk
menemukan sumber atau memahami signifikansi suci luka-luka itu. Tapi
orang yang mengambil alih kasus ini membuat keputusan sendiri bahwa
ayahmu adalah orang yang berbahaya. Seperti yang sudah aku katakan,
mereka adalah pembelot yang memiliki agenda tersendiri. Aku baru
mengetahuinya belakangan ini."

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Kardinal kemudian menjelaskan jaringan luas yang bersumber dari


Vatikan. Jaringan ini melibatkan puluhan ribu orang di seluruh dunia
untuk menjaga keimanan. Dengan jumlah sebesar itu, dan penyebarannya
yang sangat luas, mustahil melacak motif pribadi individu,
bahkan kelompok. Organisasi bayangan yang ekstrem berkembang
setelah Vatikan II, terdiri dari kader pendeta muda yang menentang
keras reformasi Gereja. Seorang pendeta Irlandia, Magnus O'Connor,
direkrut untuk bergabung dengan organisasi ini, selain sejumlah pemuda
Irlandia. Ketika Edouard Paschal meminta bantuan Gereja, O'Connor
bekerja di wilayah kependetaan di luar New Orleans.
O'Connor merasa takut dengan stigmata yang dialami Paschal.
Lebih jauh lagi, ia terganggu dengan visi Yesus yang didampingi seorang
wanita, dan Yesus sebagai ayah yang memiliki anak. Pendeta Irlandia ini
mengevaluasi kasus Paschal dalam organisasinya sendiri, bukan melalui
saluran Gereja yang resmi. Setelah Edouard Paschal bunuh diri karena
putus asa dan bingung dengan stigmata yang ia alami, organisasi
bayangan ini melanjutkan operasinya dengan mengawasi kehidupan istri
dan putrinya. Maureen Paschal kecil mengalami visi seperti ayahnya
sejak masih balita. O'Connor meyakinkan ibunda Maureen, Bernadette,
untuk menjauhkan putrinya dari keluarga Paschal. Karena itulah sang ibu
kemudian memboyongnya kembali ke Irlandia dan mengubah namanya ke
nama gadisnya, Healy. Bernadette juga berusaha mengubah nama
putrinya.
Namun di usia yang hampir delapan tahun, Maureen sudah berkemauan
keras. Ia berkeras mempertahankan nama Paschal dan tak akan
mengubahnya dengan alasan apa pun.
Sikap ini menjadi bukti yang lebih dari cukup bagi Magnus O'Connor,
sekarang telah menjadi uskup, bahwa anak perempuan Paschal ini
memiliki hubungan erat
dengan panggilan ketuhanan. Ketika Peter Healy masuk seminari,
O'Connor mengerahkan pendekatan Irlandianya untuk menarik Peter,
seperti yang telah ia lakukan terhadap Bernadette. Peter dicekoki

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

sejarah Edouard Paschal dan diminta untuk mengawasi sepupunya dan


memberikan laporan secara berkala.
Maureen memotong penjelasan Kardinal. "Apakah menurutmu Peter
telah mengawasi dan melaporkan tindakanku sejak aku masih kecil?"
"Ya, Signorina, itu benar. Tapi Bapa Healy melakukannya karena cinta.
Orang-orang itu menipunya, membuatnya yakin bahwa semua itu demi
melindungimu. Ia tidak tahu bahwa dulu mereka menolak membantu
ayahmu atau, yang lebih buruk, bahwa barangkali merekalah yang
bertanggung jawab atas kematian yang menyedihkan itu."
Kardinal menatap Maureen dengan penuh kasih. "Aku yakin, motif Peter
terhadapmu bersih dan patut dihargai. Dengan alasan yang sama, ia
memilih menyerahkan naskah itu ke Gereja."
"Tapi mengapa ia tega melakukannya? Ia tahu isi naskah itu. Mengapa ia
ingin menutup-nutupinya?"
"Memang, dengan informasi terbatas akan mudah untuk salah
menilainya. Tapi aku tidak percaya Bapa Peter Healy bermaksud
menutup-nutupi sesuatu. Kami memiliki kecurigaan yang beralasan bahwa
Uskup O'Connor dan organisasinya menekan Peter dengan mengancam
keselamatanmu. Harap maklum, semua ini terjadi di luar lingkup Gereja
dan Roma tidak bisa memberi sanksi. Tapi sepupumu menyerahkan
naskah itu kepada O'Connor untuk ditukar dengan keselamatanmu."
Maureen berusaha menyerap semua ini. Ia belum ya-
kin apakah harus senang atau sedih. Yang pasti, ada rasa lega karena
Peter, satu-satunya teman sejati yang ia percayai, tidak berkhianat
dalam arti sesungguhnya. Tapi ada banyak informasi yang harus ia cerna.
"Dan bagaimana kau mengetahui semua ini?" Maureen ingin tahu.
"Ambisi O'Connor telah mencelakakan dirinya sendiri. Ia berharap
penemuan injil Magdalena bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
karirnya di Gereja. Dengan begitu, ia akan semakin berkuasa dan
memiliki akses ke informasi tingkat tinggi demi organisasi bayangannya
dan agenda mereka yang tidak bisa diterima." Senyum DeCaro terkesan
agak sombong. "Tapi jangan khawatir. O'Connor dan rekan-rekannya
dalam proses pemecatan. Keputusan ini kami ambil setelah mengetahui

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

siapa mereka sesungguhnya. Intelijen kami tergolong yang tak ada


bandingnya."
Ini tidak mengherankan karena Maureen selalu menganggap Gereja
Katolik sebagai organisasi yang sangat luas dengan tangan-tangan yang
menyebar ke seluruh dunia. Ia tahu, organisasi ini adalah yang terkaya
di bumi dan memiliki sumber daya terbaik.
"Apa yang akan terjadi dengan naskah Maria?" tanya Maureen, bersiap
mendapat jawaban yang tidak mengenakkan.
"Jika boleh berterus terang, aku belum tahu. Aku yakin kau paham
bahwa penemuan ini tergolong yang paling penting di masa ini, jika bukan
sepanjang sejarah Gereja. Begitu dinyatakan otentik, penemuan naskah
ini harus dibahas pada level tertinggi."
"Peter telah menceritakan isi naskah itu?"
Kardinal itu mengangguk. "Ya. Aku telah membaca
sebagian catatannya. Ini mungkin mengejutkanmu, Signorina Paschale,
tapi kami tidak duduk seharian di singgasana perak Vatikan sambil
merencanakan konspirasi."
Maureen tertawa bersama Kardinal lalu bertanya dengan sangat serius,
"Apakah Gereja akan berusaha menghentikan jika aku menuliskan
pengalamanku ini dan yang lebih penting, jika aku menuliskan isi naskah
Maria?"
"Kau bebas melakukan apa pun sesuai pilihanmu dan pergi ke mana pun
hati dan akalmu membimbing. Jika Tuhan bekerja lewat dirimu untuk
mengungkapkan tulisan Maria, maka siapa pun tak pantas menahan
langkahmu menjalankan tugas suci itu. Gereja tidak dibentuk untuk
menutup-nutupi informasi, seperti yang diyakini banyak orang. Gereja
menaruh perhatian pada keberlangsungan dan pengembangan iman. Aku
sendiri yakin penemuan injil Maria Magdalena ini memberi peluang baru
bagi kami untuk menarik generasi muda. Tapi" Kardinal mengangkat
tangan saat mengatakan ini-"aku hanya seorang manusia. Aku tidak bisa
berbicara untuk orang lain, tidak pula untuk Bapa Suci sendiri.
Waktulah yang akan berbicara."
"Dan sebelum waktunya tiba, apa yang terjadi?"

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Sebelum waktunya tiba, Injil Argues Maria Magdalena akan disimpan di


perpustakaan Vatikan, di bawah pengawasan Bapa Peter Healy."
"Peter akan tinggal di Roma?"
"Ya, Signorina Paschale. Ia akan memimpin tim penerjemah resmi. Itu
suatu kehormatan besar, tapi kami rasa ia layak menerimanya. Dan
jangan berpikir kami lupa pada kontribusimu," katanya sambil
menyerahkan kartu nama dari tas diplomatiknya. "Ini saluran telepon
pribadiku
di Kota Vatikan. Jika kau sudah siap, kami ingin mengundangmu menjadi
tamu kami. Aku ingin mendengar langsung seluruh kisah perjalanan yang
telah membawamu ke tempat ini. Oh ya, kau bisa menghubungi sepupumu
melalui nomor ini sampai ia memiliki nomor sendiri. Ia bekerja langsung
untukku."
Maureen menatap nama yang tertera di kartu itu. "Tomas Francesco
Borgia DeCaro," bacanya keras-keras. "Jika boleh aku bertanya..."
Kardinal itu tertawa. Senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Ya, Signorina, aku dari garis darah itu, sebagaimana juga dirimu. Kau
pasti akan terkejut jika tahu berapa banyak jumlah kita dan kau akan
bertemu dengan orang seperti kita jika kautahu ke mana menoleh."

"Malam ini sangat indah, diterangi bulan purnama. Maukah kau


menemaniku jalan-jalan di taman sebelum tidur?" usul Berenger Sinclair
kepada Maureen setelah Kardinal pamit.
Maureen menerima tawaran itu. Sekarang ia merasa sepenuhnya nyaman
bersama lelaki itu. Kenyamanan unik yang dirasakan orang-orang yang
melewati situasi besar bersamasama.
Dan ada beberapa hal lain yang lebih indah di bandingkan malam musim
panas di Prancis barat daya. Dengan lampu-lampu sorot menerangi
chateau yang megah dan cahaya rembulan memantul di jalan setapak
terbuat dari marmer, menyulap Taman Trinitas menjadi tempat yang
terkesan sangat magis.
Maureen menceritakan seluruh hasil perbincangannya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dengan Kardinal. Sinclair mendengarkan dengan penuh minat dan


perhatian. Setelah selesai, ia bertanya, "Apa yang akan kau lakukan
sekarang? Apakah kau akan menuliskan pengalaman ini? Bagaimana kau
akan mengungkapkan isi injil Maria ke dunia?"
Maureen berjalan mengelilingi pagar yang membatasi air mancur
Magdalena. Ia menelusurkan jarinya di atas marmer yang dingin dan
halus sambil merenungkan pertanyaan Sinclair.
"Aku belum memutuskan bagaimana bentuknya nanti." Ia mengangkat
wajah, memandang patung itu. "Aku berharap dia akan memberikan
bimbingan. Apa pun bentuknya, aku hanya berharap bisa memperlakukan
Magdalena dengan adil."
Sinclair tersenyum pada gadis itu. "Kau akan mendapatkannya. Tentu
saja. Ia tidak sembarang memilihmu."
Maureen membalas ekspresi kehangatan itu. "Ia memilihmu juga."
"Aku pikir kita semua dipilih untuk menjalankan peran masing-masing.
Kau, aku, Roland, dan Tammy. Dan tentu saja Bapa Healy."
"Jadi kau tidak membencinya karena perbuatan yang telah ia lakukan?"
Sinclair menjawab dengan cepat. "Tidak. Sama sekali
tidak.
Bahkan seandainya ia melakukan sesuatu kesalahan, ia melakukannya
demi alasan yang benar. Lagi pula, betapa munafiknya aku jika membenci
seorang hamba Tuhan setelah penemuan ini? Pesan Magdalena adalah
pesan kasih dan pengampunan. Jika semua orang di bumi ini
mengamalkan dua sifat itu, bumi akan menjadi tempat
tinggal yang lebih indah, bukankah begitu?"
Maureen menatapnya kagum. Dalam hatinya, tumbuh perasaan yang
masih baru baginya. Untuk pertama kalinya, Maureen merasa aman. "Aku
tidak tahu bagai mana mesti berterima kasih padamu, Lord Sinclair."
Aksen Skotlandia keluar dengan jelas dari mulut lelaki itu saat ia
mengucapkan nama Maureen dengan tekanan pada huruf "r". "Terima
kasih untuk apa, Maureen?"
"Untuk semua ini." Maureen menunjuk ke sekeliling taman yang rimbun.
"Untuk mengenalkan aku pada dunia yang bahkan kebanyakan orang tak

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

pernah memimpikannya. Untuk menunjukkan tempat ini dan segala isinya.


Untuk membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian."
"Kau tak akan pernah sendirian lagi." Sinclair meraih tangan Maureen
dan mengajaknya semakin jauh ke rerimbunan beraroma mawar. "Tapi
kau harus berhenti memanggilku Lord Sinclair."
Maureen tersenyum dan memanggilnya "Berry" untuk kali pertama,
tepat sebelum lelaki itu mengecupnya.

Esok paginya, sebuah paket untuk Maureen tiba. Paket itu dikirim dari
Paris kemarin. Tak ada alamat pengirim, tapi Maureen tak perlu
penjelasan siapa pengirimnya. Ia sangat kenal tulisan Peter.
Maureen merobek bungkus kotak, ingin segera tahu apa isinya. Meskipun
ia tidak marah dengan perbuatan Peter, tapi sepupunya itu belum tahu.
Mereka mesti melewati masa memaafkan yang canggung dan melakukan
pembicaraan serius tentang sejarah mereka bersama. Tapi Maureen
merasa yakin, mereka akan akrab kembali
seperti sebelumnya.
Maureen menjerit kaget bercampur senang setelah melihat isi kotak
itu. Ada fotokopi tiap halaman catatan Peter dari ketiga kitab injil
Maria Magdalena. Semua catatannya ada di sana, mulai dari transkripsi
awal hingga terjemahan akhir. Di bagian atas halaman yang disobek dari
salah satu kertas catatannya yang berwarna kuning, Peter menulis:
Maureen tersayang:
Sampai aku bisa menjelaskan segalanya padamu secara langsung, aku
percayakan semua ini padamu. Pada akhirnya, kaulah orang yang paling
pantas menyimpan warisan ini, jauh lebih pantas dibandingkan orang-
orang yang memaksaku menyerahkan versi aslinya kepada mereka.
Tolong sampaikan juga permohonan maaf dan terima kasihku kepada
yang lain. Aku berharap bisa melakukannya secara langsung secepatnya.
Aku akan menghubungimu dalam waktu dekat.
Peter

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

...Bertahun-tahun kemudian, barulah aku memiliki kesempatan untuk


berterima kasih secara langsung kepada Claudia Procula atas risiko yang
ia tempuh demi Easa. Tragedi Pontius Pilatus dan keputusannya memilih
Roma sebagai pemimpinnya.
pada akhirnya tidak berhasil menyelamatkan karir dan ambisinya. Herod
berangkat ke Roma sehari setelah kematian Easa. tapi ia tidak memberi
laporan yang baik berkaitan dengan Pilatus kepada kaisar. Pribadi Herod
tidak pernah berubah. Ia memiliki agenda tersendiri: menempatkan
sepupunya di posisi penguasa. Ucapannya kepada Tiberius penuh racun,
dan Pilatus dipanggil ke Roma untuk menghadiri sidang atas perbuatan
buruknya saat ia menjabat sebagai gubernur judea.
Dalam pengadilan itu. ucapan-ucapan Pontius Pilatus sendiri digunakan
untuk menyerangnya. Ia telah mengirim surat kepada Tiberius. yang
bercerita tentang mukjizat Easa dan peristiwa-peristiwa di Masa
Kegelapan. Romawi menggunakan kata-kata itu untuk menyerangnya,
bukan hanya untuk mencabut gelar dan kedudukannya, tetapi juga untuk
mengusir dan mengasingkannya. Seandainya Pilatus melepaskan Easa dan
melawan Herod serta para imam. nasibnya tak akan berbeda.
Claudia Procula tetap setia kepada suaminya di masa-masa penuh
penderitaan itu, Ia bercerita padaku bahwa putra kecil mereka, Pilo.
meninggal beberapa hari setelah Easa dihukum mati. Tak ada penjelasan
di balik musibah itu. Sang anak pergi begitu saja di hadapan mereka.
Claudia mengatakan bahwa pada awalnya ia mesti mengerahkan seluruh
usahanya agar tidak menyalahkan suaminya atas kematian putra mereka.
Namun ia tahu. Easa tidak menyukai sikap itu. Ia hanya perlu
memejamkan mata. lalu tampaklah wajah Easa di malam ketika ia
menyembuhkan putranya-begitulah Claudia Procula menemukan Kerajaan
Tuhan. Perempuan Romawi yang berdarah bangsawan ini memiliki
pemahaman yang luar biasa tentang Jalan Nasrani. Ia
menglhayatinya dengan begitu saja. seolah ajaran itu telah tertanam
dalam hatinya.
Claudia dan Pilatus pindah ke Gaul tempat tinggalnya semasa kecil. Ia
mengatakan bahwa Pilatus menghabiskan sisa hidupnya dengan berusaha

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

memahami Easa-siapa dia. apa yang ia inginkan, apa yang ia ajarkan.


Selama bertahun-tahun. Claudia kerap berkata pada suaminya bahwa ia
tidak bisa menerapkan logika Romawi terhadap Jalan Easa. Orang harus
menjadi anak kecil untuk memahami kebenaran. Anak-anak itu murni.
terbuka, dan jujur. Mereka dapat menerima kebaikan dan keyakinan
tanpa ragu. Meski Pilatus berpikir bahwa cara meyakini JalanNya
seperti yang dialami Claudia bukanlah caranya, tapi Claudia merasa
bahwa ia telah berpindah keyakinan, dengan caranya sendiri
Claudia menyampaikan kisah yang luar biasa tentang kejadian sehari
sebelum ia dan sang penguasa meninggalkan Judea untuk selamanya.
Pontius Pilatus pergike Rumah Tuhan untuk mencari Jonathan Annas dan
Caiaphas. Ia berkeras bertemu dengan mereka. Pilatus meminta
keduanya menatap matanya di tempat yang pal ing sakral bagi kalangan
mereka dan menjawab: apakah kita telah membunuh Putra Tuhan?
Aku tidak tahu yang mana yang lebih luar biasa. Apakah Pilatus yang
mencari kedua imam itu untuk bertanya. atau pengakuan kedua imam itu
bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar.
Setelah kebangkitan Easa kepada Bapa di Surga, sejumlah orang datang
untuk menyampaikan bahwa para pengikut kami telah memindahkan
jasad Easa. Orang-orang ini mendapat bayaran dari Rumah Tuhan, yang
kini takut akan mendapat getah akibat
perbuatan mereka jika orang-orang mengetahui kejadian yang
sesungguhnya. Annas dan Caiaphas telah mengaku. Pilatus mengatakan
pada istrinya bahwa ia percaya kedua orang itu benar-benar menyesal,
bahwa mereka akan sengsara setiap hari sepanjang sisa usia mereka di
bumi karena hidup mereka dibayang-bayangi perbuatan buruk yang telah
dilakukan.
Seandainya saja mereka datang kepadaku dan menceritakan semua ini.
Aku akan mengabarkan ajaran JalanNya. dan meyakinkan mereka bahwa
Easa mengampuni mereka. Karena, pada hari Kerajaan Tuhan bangkit di
hati kita. maka kita tak akan menderita lagi.

INJlL ARQUES MARIA MAGDALENA KITAB PARA MURID

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dua Puluh Satu

New Orleans 1 Agustus 2005

Maureen mengemudikan mobil sewaannya menembus jam-jam senja


musim panas di wilayah selatan. Saat ia menepikan mobilnya di lapangan
parkir pemakaman pinggiran kota, cahaya pudar menyinari sebuah
gereja kecil yang terletak di dalam area pemakaman itu.
Kali ini ia tidak berbalik. Putri Edouard Paschal ini masuk dengan kepala
tegak. Tak seorang pun, jika orang yang dikasihinya dikebumikan di sini,
mendapati tempat peristirahatan mereka dalam pusara yang tidak
terurus dan penuh semak belukar. Gerbang kuburan itu telah
dipindahkan agar menyatu dengan area sebelumnya yang menyedihkan.
Ini berkat pengaruh dan jaminan dari kardinal Italia.
Marmer putih di pusara baru ayahnya tampak bersinar saat Maureen
berjalan mendekatinya. Rangkaian mawar dan lili yang indah menghiasi
tepi marmer, tepat di bawah fieurdelis besar bersepuh emas dan tulisan
yang berbunyi:

EDOUARD PAUL PASCHAL AYAH TERCINTA MAUREEN


Ia berjongkok di depan pusara itu dan menjalin percapan panjang
dengan sang ayah. Perasaan damai yang membasuh jiwanya adalah
sesuatu yang sepenuhnya baru, dan ia menyambutnya dengan sukacita.
Ia tak tahu apa yang akan terjadi esok. Tapi secara keseluruhan, ia
lebih merasa bersemangat alih-alih takut. Besok, di New Orleans, ia
akan bertemu anggota klan Paschal para bibi, paman, dan sepupu yang
belum ia kenal untuk makan siang bersama.
Setelah itu, ia akan terbang ke Bandara Shannon di Irlandia lalu
berkendara menuju Galway, desa kecil di sebelah barat, dan menginap di
tanah pertanian Healy. Peter akan menemuinya di sana. Pertemuan itu
akan menjadi yang pertama sejak sang sepupu meninggalkan Chateau

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

des Pommes Bleues. Mereka telah berbicara lewat telepon beberapa


kali, tapi belum saling berjumpa. Peterlah yang meminta agar mereka
bertemu di Irlandia, tempat yang sunyi dan jauh dari sorotan mata. Di
sana, mereka bisa berbicara panjang lebar dan Peter akan meluangkan
waktu untuk menceritakan status resmi Injil Arques.
Maureen memikirkan semua itu saat melewati French Quarter yang
tampak hidup di Jumat senja yang indah itu.
Saat ia berjalan, suara saksofon melayang dari kejauhan, dibawa angin
selatan. Di belokan jalan, dalam kondisi terhanyut dalam musik, mata
Maureen menangkap sang musisi untuk kali pertama. Rambutnya hitam
panjang, mempertegas penampilannya yang kurus dan sendu. Saat
Maureen telah dekat denganya, lelaki itu mengangkat pandangan, mata
mereka saling bertemu selama beberapa saat.
James St. Clair, musisi jalanan dari New Orleans itu,
mengedipkan mata. Maureen tersenyum padanya sambil terus berjalan.
Alunan "Amazing Grace" dari saksofonnya melayang di belakang
Maureen, terbawa angin French Quarter.

Dua Puluh Dua

County Galway, Irlandia Oktober 2005

Ada keheningan di jantung daerah pedesaan Irlandia.


Kesunyian yang menyapu seluruh wilayah itu tatkala matahari terbenam.
Seolah-olah malam sendirilah yang menuntut keheningan. Ia
menundukkan tiap yang mencoba melawan hingga menjadi tenang, tanpa
kecuali.
Bagi Maureen, kedamaian ini adalah sesuatu yang begitu ia dambakan
setelah terbebas dari kericuhan bulan-bulan lalu. Di sini ia aman dalam
kesendiriannya kesendirian yang mengikutsertakan hati dan pikirannya
sendiri. Ia tak memperkenankan dirinya memproses kejadian-kejadian
terakhir dengan perspektif pribadinya. Itu bisa dilakukan nanti. Atau
barangkali tak akan terjadi sama sekali.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Pemikiran itu terlalu besar, terlalu jauh dari jangkauan...dan terlalu


absurd. Ia telah menunaikan perannya sebagai Dia Yang Dinantikan,
untuk lompatan nasib, atau takdir, atau bahkan bimbingan ilahiah apa
pun yang telah ia pilih.
Tugasnya telah selesai. Dia Yang Dinantikan adalah sosok ilusional,
terikat dengan waktu dan ruang di alam
Langedoc dan telah menjadi kenangan manis di Prancis sana. Tapi
Maureen Paschal adalah sosok yang nyata, dan merasa kelelahan dengan
semua itu. Sambil menghirup udara tenang di kampung halamannya,
Maureen beranjak ke kamar tidur untuk menikmati istirahat yang telah
ia rindukan.
Tidurnya pasti tak akan tanpa mimpi.

Maureen telah melihat pemandangan ini sebelumnya suatu sosok dalam


bayangan, membungkuk ke sebuah meja kuno.
Ujung pena menggores kertas seiring mengalirnya kata kata sang
pengarang. Ketika Maureen melongok dari bahu sang penulis, cahaya
biru langit mencuat dari halaman kertas.
Pada mulanya Maureen tidak melihat sang penulis bergerak.
Saat sosok itu berpaling dan melangkah ke bawah cahaya lampu,
Maureen menahan napas.
Ia telah melihat wajah ini dalam mimpi sebelumnya.
Suatu momen pengenalan yang berlangsung sekilas.
Sekarang, lelaki itu menujukan perhatian penuh kepada Maureen. Dalam
kondisi kaku, Maureen menatap lelaki di hadapannya. Lelaki paling
tampan yang pernah ia lihat.
Easa.
Ia tersenyum kepada Maureen. Suatu ekspresi yang sarat keilahiahan
dan kehangatan hingga Maureen mabuk karenanya. Seolah matahari itu
sendiri yang terpancar dari ekspresi nan sederhana tadi. Maureen tetap
tak
kuasa bergerak, tak mampu melakukan apa pun selain memandang
keindahan dan keagungannya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

"Kau adalah putriku, aku merasa senang denganmu."


Suaranya mengalun merdu, suatu nyanyian kesatuan dan cinta yang
bergetar di udara sekelilingnya. Ia melayang dalam musik itu dalam
momen yang abadi, sebelum dikagetkan dengan bunyi ucapan berikutnya.
"Tapi tugasmu belum selesai."
Sambil tersenyum kembali, Easa dari Nazaret, Anak Manusia, berbalik
ke meja tempat tulisannya berada. Cahaya halaman kertas itu semakin
terang, huruf-hurufnya berkilau dengan cahaya indigo, perpaduan biru
dan ungu, pada kertas tebal yang seperti linen.
Maureen mencoba bicara, tapi kata-katanya tidak keluar. Ia tidak
seperti manusia biasa. Ia hanya bisa mengawasi sosok ilahiah di
hadapannya yang memberi isyarat untuk melihat kertas itu. Easa
kembali menatap Maureen dan tetap menatapnya dalam momen yang
abadi.
Meluncur dengan luwesnya melintasi ruang yang memisahkan mereka,
Easa berdiri langsung di hadapan Maureen. Ia tidak berkata-kata lagi,
namun melangkah maju dan memberi ciuman seorang ayah di kepala
Maureen.

Maureen terbangun dalam keadaan bersimbah keringat. Kulit kepalanya


terbakar seolah diberi tanda, dan ia merasa pusing dan agak bingung.
Ia melihat ke jam di samping tempat tidur dan mengibaskan kepala agar
pandangannya jernih. Sinar pagi pertama merayap lewat tirai tebal, tapi
masih terlalu pagi
untuk menelepon ke Prancis. Ia akan membiarkan Berry tidur beberapa
jam lagi.
Setelah itu, ia akan meneleponnya dan memintanya mengungkapkan
setiap detail informasi tentang keberadaan terakhir Kitab Cinta, injil
Yesus Kristus yang sejati.

Penutup

Apakah Kebenaran? PONTIUS PILATUS, YOHANES 18:38

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Perjalanan saya menelusuri Garis Magdalena untuk mencari jawaban


pertanyaan Pilatus berawal dengan Marie Antoinette, Lucrezia Borgia,
dan ratu pejuang Celtic abad pertama. Dikenal dalam sejarah sebagai
Boudicca, tokoh terakhir ini memiliki semboyan "Y gwir erbyn y biyd",
kalimat Welsh yang artinya "Kebenaran yang menantang dunia". Saya
menjadikan kalimat ini sebagai mantra dalam jalan pencarian yang
berlangsung sejak saya dewasa. Kalimat itu menuntun saya melewati
jalur sejarah yang berliku-liku yang terentang sepanjang 2.000 tahun.
Telah lama saya merasakan dorongan untuk menguak kisahkisah besar
yang tidak diungkapkan. Lapisan-lapisan pengalaman manusia yang
terkubur membisu dan sering kali diabaikan dalam tulisan-tulisan
akademis. Seperti yang diingatkan tokoh protagonis saya, Maureen,
"Sejarah bukanlah sesuatu yang telah terjadi. Sejarah adalah sesuatu
yang dituliskan." Lebih sering, sesuatu yang kita ketahui dan kita terima
sebagai sejarah adalah hasil ciptaan seorang penulis yang memiliki
agenda politik
tertentu. Pemahaman inilah yang membuat saya mendalami cerita-cerita
rakyat sejak remaja. Saya merasakan kepuasan yang tidak terhingga
ketika menggali kebudayaan dari sumber aslinya, menemui sejarawan
atau sahibul hikayat lokal untuk mengungkapkan kronik manusia
sesungguhnya yang tidak tersedia di perpustakaan atau buku daras.
Darah Irlandia membuat saya sangat menghargai kekuatan riwayat yang
disampaikan secara lisan dan tradisi yang hidup di tengah-tengah
masyarakat.
Darah Irlandia juga mendorong saya menjadi seorang penulis dan
aktivis. Karena itulah saya larut dalam gejolak politik Irlandia Utara
pada tahun 1980-an. Dalam periode itu saya semakin skeptis terhadap
sejarah tertulis, yang karenanya diterima luas. Sebagai saksi mata
peristiwa bersejarah, saya sadar bahwa laporan kejadian jarang sekali
mendekati peristiwa aslinya yang saya saksikan secara langsung. Dalam
banyak kasus, saya bahkan nyaris tidak mengenali kejadian itu ketika
diulas dalam surat kabar dan stasiun televisi, juga buku "sejarah". Versi

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dokumentasi ini semuanya ditulis dengan lapisan bias politik, sosial, dan
pribadi. Kebenaran menjadi hilang selamanya kecuali, barangkali, bagi
orang-orang yang menyaksikannya secara langsung. Umumnya, saksi-
saksi ini adalah kelas buruh yang hidupnya sulit. Mereka tidak akan
menuliskan peristiwa yang mereka saksikan ke surat kabar nasional atau
mencari penerbit yang mau mencetak kisahnya demi mendapatkan uang.
Mereka hanya menguburkan mayat, berdoa untuk kedamaian, lalu
berusaha sekuat tenaga agar hidup terus berputar. Tapi tetap saja,
mereka menyimpan pengalaman dengan cara mereka sendiri sebagai
saksi sejarah, yaitu dengan menyampaikan kisah itu kembali kepada
keluarga dan
komunitas.
Pengalaman di Irlandia meyakinkan saya kembali akan pentingnya tradisi
lisan dan budaya, dan mengapa semua itu biasanya adalah sumber yang
paling kuat untuk memahami pengalaman manusia. Kejadian-kejadian di
sekitar jalan-jalan di Belfast menjadi mikrokosmos saya. Jika peristiwa-
peristiwa di sana dipandang cukup penting untuk disusun kembali dan
diubah oleh surat kabar besar dan media elektronik, lalu apa artinya
ketika konsep yang sama diterapkan ke dalam skala makrokosmos, ke
sejarah dunia? Tidakkah kecenderungan untuk memelintir kebenaran
menjadi semakin besar dan semakin absolut ketika kita menengok ke
belakang, ke masa lalu ketika hanya orang-orang yang kaya,
berpendidikan tinggi, dan memiliki kedudukan politik yang mampu
mencatat peristiwa?
Saya semakin merasa berkewajiban untuk mempertanyakan sejarah.
Sebagai seorang perempuan, saya ingin membawa gagasan ini satu
langkah lebih jauh. Dengan semaraknya dunia tulisan, berbagai materi
dalam jumlah tak terhitung yang dianggap cendekiawan dapat diterima
secara akademis diciptakan oleh orang-orang dari strata sosial dan
politik tertentu. Kita percaya, biasanya dengan begitu saja, bahwa
dokumen-dokumen itu benar hanya karena dokumen itu bisa
"diabsahkan" ke dalam periode waktu tertentu. Jarang kita
memperhitungkan fakta bahwa dokumen itu ditulis pada masa kegelapan,

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

ketika status perempuan lebih rendah ketimbang bahan pokok, bahkan


dikatakan tidak memiliki jiwa! Berapa banyak kisah-kisah agung lenyap
begitu saja karena perempuan yang menjadi tokoh utamanya dianggap
tidak cukup penting, bahkan tidak dianggap sebagai manusia,
untuk disebutkan?
Berapa banyak perempuan yang dihilangkan sepenuhnya dari sejarah?
Dan bukankah inilah kenyataan bagi perempuanperempuan abad
pertama?
Kemudian ada perempuan yang sangat kuat dan mumpuni dalam dunia
pemerintahan, perempuan yang tidak bisa diabaikan. Banyak di antara
mereka yang mendapat tempat dalam buku sejarah sebagai penjahat
busuk pezina, penjilat, penipu, bahkan pembunuh. Apakah pencitraan itu
adil? Ataukah ada propaganda politik untuk mendiskreditkan perempuan
yang berani menunjukkan kekuatan dan kecerdasannya? Berbekal
pertanyaan-pertanyaan ini dan rasa tidak percaya yang menjadijadi
terhadap sesuatu yang diterima secara akademis sebagai bukti
bersejarah, saya melakukan riset dan menulis buku tentang perempuan-
perempuan yang dibenci, perempuan-perempuan yang disalahpahami dan
diperlakukan secara buruk. Saya memulai riset ini dengan para
perempuan luar biasa yang telah disebutkan di atas Marie Antoinette,
Lucrezia Borgia, dan Boudicca.
Pada awalnya, Maria Magdalena hanyalah satu dari sekian banyak topik
dalam riset saya. Saya berangkat dengan suatu kewaspadaan yang lebih
besar terhadap teka-teki dalam Perjanjian Baru, yang menyangkut
peran Magdalena sebagai pengikut Kristus. Saya tahu, gambaran
Magdalena sebagai seorang pelacur cukup dominan dalam masyarakat
Kristen. Saya juga tahu, Vatikan telah perupaya mengoreksi
ketidakadilan tersebut. Inilah titik tolak saya. Niat saya adalah
menyatukan kisah Maria Magdalena sebagai satu topik dari sekian
banyak topik, dalam satu tubuh tulisan yang mencakup periode dua puluh
abad.
Tapi Maria Magdalena mempunyai rencana lain terhadap saya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Saya mulai mengalami serangkaian mimpi yang menghantui dan berulang-


ulang. Mimpi itu terpusat pada berbagai peristiwa dan karakter dalam
Kesengsaraan dan Kematian Kristus.
Sejumlah kejadian yang tidak bisa dijelaskan, seperti yang dialami
Maureen, mengarahkan saya untuk menginvestigasi riset seputar
legenda-legenda Maria Magdalena dari berbagai lokasi, mulai dari Mc
Lean, Virginia, hingga Gurun Sahara. Saya melakukan perjalanan mulai
dari gunung Masada hingga jalanjalan kuno Assisi, mulai dari katedral
Gotik di Prancis hingga bukit berbatu Inggris selatan dan melintasi
pulau-pulau Skotlandia yang berbatu.
Saya berjuang keras menyeimbangkan unsur-unsur dalam hidup saya
yang semakin di luar jangkauan akal, berjalan melewati tali ala Dali,
antara kehidupan ibu rumah tangga di wilayah pinggiran dengan
petualang dalam film Indiana Jones.
Akhirnya saya paham, saya telah menjalani sebagian besar kehidupan
saya sebagai persiapan untuk pencarian ini.
Tampaknya pengalaman-pengalaman pribadi dan profesional saya yang
tidak beraturan mulai membentuk suatu pola yang menawan. Pola ini
menuntun saya untuk menguak serangkaian rahasia keluarga yang
sebelumnya tidak terbayangkan. Saya bahkan harus terkejut karena
gambaran tentang beberapa anggota keluarga saya ternyata berbeda
jauh dari gambaran yang disampaikan untuk saya yakini. Hampir dua
dasawarsa setelah kematian mereka, saya baru tahu bahwa kakek-nenek
saya dari pihak ayah yang konservatif dan sangat tradisional nenek yang
sangat saya cintai dan suaminya, seorang Pembaptis yang sangat taat
ternyata terlibat jauh dalam gerakan Freemasonry(1) dan aktivitas
perkumpulan rahasia. Saya akhirnya tahu bahwa nenek saya memiliki
hubungan darah dengan sejumlah keluarga yang terbilang paling tua di
Prancis. Kenyataan ini tidak hanya mengubah arah riset saya, tetapi juga
kehidupan saya.
Keterkejutan yang paling dahsyat terjadi setelah saya diberitahu
bahwa tanggal kelahiran saya adalah bagian dari nubuat yang berkaitan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dengan Maria Magdalena dan keturunannya. Yaitu Nubuat Orval seperti


yang diucapkan Berenger Sinclair.
"Kebetulan-kebetulan" pribadi inilah yang menjadi kunci untuk membuka
pintu yang tidak disentuh oleh para peneliti sebelum saya.
Minat saya terhadap cerita daerah tentang Magdalena berubah menjadi
obsesi setelah saya merasakan betapa menakjubkannya tradisi budaya
kuno yang selama ini dijaga dengan penuh cinta dan semangat yang tak
kunjung padam di seantero Eropa barat. Saya diundang untuk mengenal
bagian terdalam dari berbagai perkumpulan rahasia, juga untuk
berkenalan dengan para penjaga informasi keramat yang membuat saya
takjub hingga kini karena mereka, dan informasi yang mereka jaga,
benar-benar ada dan telah berjalan selama 2.000 tahun.
Saya tidak bermaksud menggali isu-isu yang akan

1 Pertukangan Batuan yang Bebas: persaudaraan yang memiliki rite-rite


rahasia dan yang didirikan pada abad ke-12 oleh sejumlah tukang batu di
Inggris.

membuat orang meragukan sistem keyakinan yang telah dianut miliaran


umat. Bukanlah tujuan saya untuk menulis buku yang menggoyang suatu
topik mahabesar seperti kesejatian Yesus Kristus atau hubungannya
dengan orang-orang terdekat dalam kehidupannya. Namun, seperti
tokoh protagonis dalam buku ini, saya merasa kadang jalan hidup kita
telah dipilihkan. Begitu saya mengenal Kisah Teragung yang Pernah
Diungkapkan dari perspektif Magdalena, saya tahu bahwa saya tidak
bisa mundur.
Kisah itu menguasai pikiran saya hingga hari ini. Bahkan saya yakin,
selamanya.
Kontroversi yang memakan waktu dua milenia menjadikan Maria
Magdalena sebagai karakter Perjanjian Baru yang paling sulit dipahami.
Dalam pencarian saya terhadap perempuan sejati di balik legenda, saya
sadar bahwa saya tidak mempunyai hasrat untuk mengolah kembali
sumber-sumber tradisional seperti yang telah ditafsirkan dengan cara-

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

cara biasa. Saya malah membungkus diri dalam jubah hangat seorang
pendongeng lalu masuk lebih jauh ke dalam misteri. Ternyata berbagai
cerita tradisional dan mitologi tentang Maria Magdalena begitu kaya
dan tua. The Expected One dan buku-buku kelanjutannya mengupas
teori-teori tentang identitas dan dampak kontroversial Maria yang
diilhami subkultur Prancis selatan dan tempattempat lainnya di Eropa.
Cerita daerah dan tradisi Eropa juga memberikan wawasan baru bagi
misteri Maria. Wawasan-wawasan ini belum pernah diungkapkan secara
memuaskan berdasarkan jalur tradisional.
Selama berabad-abad, sebuah ayat dalam injil Mar-kus (16:9) digunakan
untuk menyerang Maria: "Kini,
setelah Yesus bangkit di awal hari pertama dalam seminggu, ia muncul
pertama kali di hadapan Maria Magdalena, yang darinya Yesus telah
mengeluarkan tujuh iblis." Satu ayat ini memicu berbagai klaim ekstrem
menyangkut kondisi mental Maria. Di antaranya bukubuku yang
mengabdikan diri pada pandangan bahwa Maria dikuasai setan atau ia
sakit jiwa. Setelah saya akrab dengan perspektif Argues seperti yang
dituangkan di sini bahwa Yesus menyembuhkan Maria setelah ia diberi
racun yang mematikan yang disebut racun tujuh setan barulah saya
memahami ayat Markus ini.
Pada masa ketika status perempuan diukur melalui hubungan mereka,
Perjanjian Baru tidak memperkenalkan Maria Magdalena sebagai istri
siapa pun, apalagi pasangan Yesus. Fakta ini saja telah mendorong para
cendekiawan menyatakan dengan pasti bahwa ide Maria dan Yesus diikat
dalam hubungan pernikahan sebagai ide yang mustahil. Tapi fakta yang
sama juga menimbulkan teka-teki lain karena Maria Magdalena juga
perempuan satu-satunya dalam keempat Injil yang digambarkan sebagai
dirinya sendiri. Bahwa ia sebuah karakter terpisah menunjukkan
namanya sudah dikenal oleh masyarakat di masanya dan sesudahnya.
Saya percaya, hubungan Maria kompleks statusnya sebagai wanita
bangsawan yang menjadi janda kemudian menjadi istri kembali memang
problematis.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Rasanya canggung, bahkan kurang pantas jika meng gambarkan Maria


berdasarkan hubungannya dengan lelaki. Akibatnya, ia dikenal dengan
namanya sendiri dan julukannya: Maria Magdalena.
Tambahan lagi, bagi saya ikonografi Magdalena selalu membingungkan.
Di luar karakter legendanya yang penuh
teka teki, ia menjadi salah seorang tokoh yang paling sering diangkat
dalam karya seni sejumlah seniman besar Abad Pertengahan dan periode
Renaisans dan Barok. Lukisan Maria Magdalena berjumlah ratusan, mulai
dari buah cipta maestro seumpama Caravaggio dan Botticelli hingga
seniman Eropa modern semisal Salvador Dali dan Jean Cocteau. Ada
seutas benang merah yang menghubungkan beraneka ragam lukisan
potret Maria Magdalena. Yakni, ia senantiasa digambarkan dengan
pelengkap yang sama: tengkorak kepala yang konon melambangkan
pertobatan, sebuah buku yang dipercaya adalah simbol Injilnya, dan
toples putih yang ia gunakan untuk mengurapi Yesus. Satu hal lagi,
Magdalena selalu mengenakan selubung merah. Ini adalah tradisi pada
zaman dahulu dan umumnya diyakini berhubungan dengan pandangan
bahwa ia seorang pelacur.
Tapi sekarang saya percaya bahwa ikonografi ini ter kait dengan versi
kisahnya yang dirahasiakan dan dijaga oleh kelompok bawah tanah
Eropa. Bagi saya, tengkorak kepala itu jelas melambangkan Yohanes,
yang kepadanya Maria selalu melakukan pertobatan. Sedangkan buku,
bisa mengacu pada injilnya sendiri atau karya Easa, Kitab Cinta.
Sedangkan jubah dan selubung merah adalah simbol seorang ratu dalam
tradisi Nazaret. Saya yakin sepenuh hati, banyak seniman dan penulis
besar Eropa larut dalam "bidah" Maria Magdalena dan warisan yang
begitu kaya yang ia tinggalkan di Amerika.
Seiring perjalanan, kisah-kisah yang belum terungkap tentang pahlawan
dan antipahlawan lain dalam Perjanjian Baru menampakkan diri dalam
detail yang mencengangkan. Pembaca akan menemukan sosok Salome
yang dibenci, dalam buku ini digambarkan secara
jauh berbeda, dan saya harap sangat manusiawi. Sedangkan Yohanes
Pembaptis menjadi sosok yang lain dari kacamata Maria Magdalena, juga

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

orang-orang yang mengaguminya. Saya sangat berharap pembaca tidak


merasa saya telah bersikap kejam terhadap Yohanes. Baik Maria
maupun Easa berulang kali menyebut Yohanes Pembaptis sebagai rasul
besar. Saya juga percaya bahwa ia adalah tokoh pada masa dan
tempatnya. Ia adalah lelaki yang berkomitmen pada hukum secara tegas,
seseorang yang penentangannya terhadap reformasi tidak bisa ditawar-
tawar lagi. Meski saya bukan penulis pertama yang menggambarkan
permusuhan antara pengikut Yohanes dan Yesus dan juga bukan yang
terakhir saya sadar bahwa ide Yohanes sebagai suami pertama Maria
mengejutkan banyak orang. Butuh waktu bertahun-tahun untuk
memproses pengungkapan itu sebelum saya siap menuliskannya. Warisan
Yohanes, lewat putranya bersama Maria Magdalena, akan terus
menampakkan diri dalam bukubuku saya selanjutnya.
Selama proses penulisan, saya menjadi jatuh cinta kepada rasul Filipus
dan Bartolomeus. Seperti yang terlihat lewat mata Maria, mereka
adalah pahlawan yang luar biasa. Petrus menjadi hidup dalam hati saya
karena sesuatu yang jauh melebihi "lelaki yang membantah Yesus".
Dengan cara yang sama, saya membentuk perspektif baru tentang Yudas
dan peran tragis dan abadinya dalam peristiwa penyaliban.
Barangkali yang membuat saya paling tergugah adalah informasi
menyejukkan menyangkut Pontius Pilatus dan istrinya yang heroik dan
menawan, seorang putri Romawi bernama Claudia Procula. Dokumen yang
tersimpan dalam arsip Vatikan dan tradisi Prancis yang
memesona mendukung kisah luar biasa keterlibatan Yesus dengan
keluarga Pilatus. Riwayat ini mengotentikkan mukjizatnya dan
menjelaskan tindakan Pilatus, yang agak misterius dalam injil Yohanes.
Saya percaya, uraian tentang Pilatus sangat penting untuk mendapat
pemahaman baru tentang kejadian di sekitar jalan penyaliban. Dan saya
sangat terpesona setelah tahu bahwa Claudia adalah seorang santa
dalam tradisi Ortodoks, begitu juga Pontius Pilatus dalam gereja
Abysinia/Ethiopia.
Saya bekerja untuk meneguhkan materi tentang Magdalena baru dari
berbagai sudut. Saya memanfaatkan surat-menyurat yang dilakukan

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Claudia pada abad pertama yang telah diterbitkan Issana Press. Selain
itu, saya juga memanfaatkan berbagai versi kitab apokrif(2), tulisan
awal para pendeta Gereja, sejumlah sumber Gnostik yang sangat
berharga, dan bahkan Naskah Laut Mati. Saya paham, versi kejadian
yang saya ungkapkan barangkali mengejutkan hingga membuat pembaca
terkesima. Setulus hati, saya berharap pembaca akan terinspirasi untuk
menggali pemahaman masing-masing tentang misteri ini.
Harta karun informasi telah tersedia, kebanyakan berasal dari abad dua
hingga empat, yang tidak disertakan dalam kanon Gereja tradisional.
Ada pula ribuan halaman materi yang menanti untuk diketahui Injil-injil
alternatif, tambahan untuk kitab Kisah Para Rasul, dan tulisan lain yang
mengungkapkan detail dan wawasan untuk memahami kehidupan dan
masa Yesus yang sepenuhnya baru bagi pembaca yang belum pernah

2 Istilah yang dipakai untuk menunjukkan kitab yang termasuk


Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Vunani),
tetapi tidak termasuk kanon Ibrani. Bagi orang Katolik sama dengan
deuterokanonika,

melihat selain yang ditulis oleh keempat pewarta injil. Saya percaya,
jika materi-materi ini digali dengan pikiran dan hati terbuka maka akan
tercipta sebuah jembatan cahaya dan pemahaman antara berbagai divisi
dalam Kristiani, dan di luar itu.
Selama bertahun-tahun melakukan riset, saya telah berdiskusi,
bertanya, berdebat, bahkan mengakui berbagai poin dengan para
pendeta dan kaum beriman dari sejumlah keyakinan. Saya bersyukur
karena memiliki teman dan rekan dari dunia spiritual, termasuk pendeta
Katolik, pendeta Luteran, praktisi Gnostik, dan imam wanita pagan. Di
Israel, saya berjumpa dengan para cendekiawan dan mistikus Yahudi,
juga wali situs-situs Kristiani yang sakral dari golongan Ortodoks.
Ayah saya seorang Pembaptis, suami saya penganut Katolik yang taat.
Individu-individu inilah yang menjadi bagian dalam mosaik sistem
keimanan saya, dan pada hakikatnya bagian kisah ini.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Di luar berbagai perbedaan filsafat mereka, orang-orang ini


menganugerahkan berkat yang sama kemampuan untuk bertukar pikiran
dan terlibat dalam dialog dengan bebas, tanpa kemarahan.
Ada bagian-bagian dalam kisah ini yang tidak bisa saya kuatkan dengan
sumber akademis manapun yang "bisa diterima". Bagian tersebut hadir
sebagai tradisi lisan dan dijaga selama berabad-abad dalam lingkungan
yang sangat terlindungi, oleh orang-orang yang takut pada reaksi yang
mungkin akan muncul. Saat menulis buku ini, saya mengambil pendekatan
dengan membentuk kasus bagi teori saya via bukti situasional sepanjang
2.000 tahun. Meski tidak mampu menciptakan bukti telak, saya memiliki
banyak saksi yang menarik dan serangkaian
lukisan agung yang menguatkan kasus saya, yang kebanyakan diciptakan
oleh maestro Renaisans dan Barok. Saya mengajukan kasus saya dengan
konteks bukti-bukti ini dan mempersilakan dewan juri, yakni para
pembaca, untuk mengambil keputusan sendiri.
Saya harus berhati-hati dalam memperlakukan sumber primer informasi
baru yang saya sajikan di sini karena alasan keamanan. Tapi ingatlah: Isi
injil Maria Magdalena sebagaimana yang saya terjemahkan dalam buku
ini diambil dari sumber materi terdahulu yang tidak diungkapkan. Materi
ini belum pernah diungkapkan kepada masyarakat. Saya melakukan
penerjemahan bebas agar isinya lebih sesuai dengan pembaca abad 21,
tapi saya percaya bahwa kisah yang disampaikan benarbenar orisinil,
bukan hasil rekayasa.
Demi melindungi kesakralan informasi ini dan orang orang yang
menjaganya, saya tidak memiliki pilihan selain menuliskan buku ini, juga
buku-buku kelanjutannya, sebagai karya fiksi. Namun, banyak
petualangan tokoh protagonis saya, juga seluruh pengalaman supra
natural nya, dilandasi pengalaman saya sendiri. Dalam banyak kasus,
Maureen menerima informasi dengan cara yang sama persis dengan saya
saat melakukan riset juga Tammy. Meski karakter-karakter dalam buku
ini yang disesuaikan dengan era modern semuanya fiktif, saya telah
berusaha sebisa mungkin menyajikan pengalaman otentik kepada
pembaca. Tentu saja ada bagian-bagian yang saya ciptakan secara

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

bebas. Pembaca tentu bisa mengenalinya sendiri ketika membaca karya


ini. Kuburan Argues seperti yang dilukiskan Poussin sekarang tidak ada
lagi dihancurkan dengan dinamit oleh pemilik tanah setempat yang lelah
melihat banyaknya orang yang
mendatangi tempat itu! Dan ada bagianbagian yang saya kira
membutuhkan kecermatan pembaca.
Penerjemahan Injil Arques yang dilakukan Peter dalam buku ini selesai
dalam tempo yang relatif singkat. Dalam kenyataannya, penerjemahan
dokumen semacam itu memakan waktu berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun.
Pembuatan buku ini menghabiskan waktu nyaris dua dasawarsa, dan
ketika menghadapi rintangan, saya mendapat bimbingan berharga dari
orang-orang yang berani. Saya sangat bersyukur atas pengetahuan yang
dibagikan dan dipercayakan kepada saya oleh individu-individu yang
paling fenomenal.
Sebagian di antara mereka bahkan mengambil risiko besar saat
menolong saya. Tidak jarang saya bertanya-tanya, apakah saya layak
mengungkapkan kisah ini. Saya rasa, saya tidak cukup tidur selama lebih
dari sepuluh tahun karena terlalu memikirkan detail buku ini dan
kemungkinan reaksi yang ditimbulkannya.
Saat kami menyiapkan buku ini untuk kalangan pers, Injil Yudas yang
kontroversial diluncurkan ke publik untuk pertama kalinya. Segera saja
saya menerima surat dari para pembaca yang menyadari adanya bagian-
bagian dalam penemuan baru yang menghebohkan ini, yang menegaskan
dan mendukung pernyataan saya sendiri bahwa Yudas tidak
"mengkhianati" Yesus. Bahwa Yudas sebenarnya mengemban perintah
yang sulit dan menyakitkan dari teman sekaligus gurunya. Ketidakadilan
terhadap Yudas dan reputasinya barangkali lebih besar dibandingkan
yang diterima Maria Magdalena selama dua puluh abad. Saya percaya,
sekarang sudah waktunya, bahkan seharusnya sejak dulu, memulihkan
posisi
orang-orang yang dekat dengan Yesus sesuai dengan posisi sebenarnya
dalam sejarah. Seperti pertanyaan Bapa Peter Healy, "Bagaimana

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

seandainya selama dua ribu tahun ini kita menolak wasiat terakhir
Yesus?" Dalam usaha saya membahas kemungkinan itu, saya menawarkan
gambaran saya sendiri tentang Yudas sebagai teman setia, bahkan
seorang pahlawan; tentang Maria Magdalena sebagai istri, ibu, belahan
jiwa, dan pasangan hidup; tentang Petrus sebagai seorang yang
membantah teman dan gurunya hanya karena ia diperintahkan untuk
bersikap seperti itu. Saya juga percaya, penemuan arkeologis di waktu
yang lalu dan yang akan datang akan semakin bersinar dan membuktikan
bahwa penggambaran ini benar dan adil.
Saya hanya bisa berharap karya saya ini layak di mata para penjaga
kebenaran Maria Magdalena yang mengandalkan saya untuk
mengungkapkan kisahnya. Lebih dari itu, saya harap karya ini
menyuarakan pesan cinta, toleransi, pengampunan, dan kelayakan pribadi
Maria dalam suatu cara yang barangkali membuat pembaca terinspirasi.
Tulisan ini adalah pesan kesatuan dan sikap tidak menghakimi terhadap
semua orang dengan segala sistem keyakinan. Sepanjang proses
penulisan, saya tetap taat pada ajaran damai dan keyakinan bahwa kita
bisa menciptakan surga di bumi seperti yang disampaikan Kristus.
Iman saya kepadaNya dan kepada Magdalena membuat saya bertahan
menghadapi rintangan jiwa.
Saya sadar, saya akan mendapat kecaman dari para cendekiawan dan
akademikus, dan banyak di antara mereka yang akan menyebut saya
tidak bertanggung jawab karena menyampaikan versi yang tidak bisa
dikuatkan dengan sumber-sumber yang menurut mereka bisa diterima.
Tapi saya tidak hendak meminta maaf atas fakta bahwa saya melawan
praktik akademis dalam menyampaikan kisah ini. Pendekatan saya
dilandasi keyakinan pribadi, yang barangkali radikal, bahwa menerima
sesuatu yang dituliskan adalah tidak bertanggung jawab. Saya akan
dengan bangga mengenakan label "anti akademik" dengan tulisan
mencolok, berbekal semboyan Boudicca. Para pembaca tentu akan
mengambil keputusan menyangkut versi kisah Maria yang sesuai dengan
jiwa mereka.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Tapi bagi semua penulis dan pencari yang telah membuat teori dan
postulasi, mendebat, berspekulasi, dan dengan berani menelusuri
petunjuk dan jebakan sejarah sepanjang 2.000 tahun untuk memahami
kesejatian Maria Magdalena dan putraputrinya, saya menghaturkan
salam persahabatan. Semangat menentang peran Magdalena juga para
penulis dan seniman yang mengabadikannya pada dasarnya barangkali
adalah pencarian kebenaran. Saya berharap mereka akan melihat saya
sebagai seorang yang layak dijadikan saudara jika semuanya telah
selesai.
Dua ribu tahun berselang, dan tetap saja sebuah kebenaran yang
menantang dunia.

KATHLEEN McGOWAN 22 MARET 2006 KOTA MALAIKAT

Persembahan
Menghaturkan terima kasih kepada satu per satu orang yang telah
membantu saya selama dua puluh tahun ini adalah sesuatu yang patut
dilakukan. Sama patutnya dengan pembuatan buku ini sendiri.
Sayangnya, hal itu tidak mungkin karena keterbatasan ruang. Tapi saya
berusaha sebisa-bisanya untuk menyebut sebanyak mungkin orang yang
telah membantu menyelesaikan buku ini.
Untuk agen dan teman saya, Larry Kirshbaum, yang menjadi malaikat
agung saya selama proses ini, saya berterima kasih sebesar-besarnya.
Semangatnya terhadap kisah Maria dan keteguhannya membantu saya
mempersembahkan karya ini kepada dunia adalah dorongan yang telah
membuat segalanya menjadi mungkin.
Penghargaan saya atas dorongan, bimbingan profesional, dan nasihat
yang bersahabat dari editor saya, Trish Todd, tidak bisa diungkapkan
dengan kata-kata. Apresiasi yang tidak terbatas saya tujukan
kepadanya dan kepada tim profesional yang luar biasa di Simon &
Schuster/Touchstone Fireside.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Keluarga saya juga berkorban banyak untuk mendukung saya selama


tahun-tahun penelitian. Selama proses ini, suami saya, Peter McGowan,
menanamkan keyakinan.
Ia mendukung saya secara finansial dan emosional, mem pertahankan
benteng, dan menjaga keutuhan keluarga selama saya bepergian. Ia
tidak pernah meragukan pengalaman saya atau kehilangan keyakinan
dalam pencarian saya, meski pengalaman dan pencarian itu tampak
sangat tidak masuk akal pada awalnya lebih dibandingkan yang bisa saya
katakan. Anak tercinta saya, Patrick, Conor, dan Shane, yang dapat
memaklumi ibu mereka yang sering kali tidak mendampingi mereka dan
melewatkan begitu banyak pertandingan baseball mereka. Meski begitu,
suami dan anakanak saya telah menyaksikan begitu banyak mukjizat
bersama saya selama proses pencarian ini, yang mau tidak mau harus
kami ikuti hingga akhir, meski sering kali cukup berisiko. Saya harap
buku ini terbukti layak mengingat segala pengorbanan mereka.
Pengerjaan buku ini tidak diragukan lagi adalah urusan keluarga. Segala
yang saya lakukan dan segala yang ada pada diri saya adalah milik kedua
orangtua saya, Donna dan Joe.
Cinta dan dukungan mereka menjadi pilar kehidupan saya dan mereka
telah melewati masa-masa yang sangat sulit akibat semangat gipsi putri
mereka. Saya berterima kasih kepada mereka atas segalanya, terutama
atas cinta tanpa syarat yang mereka limpahkan kepada cucu-cucu.
Saya berbagi buku ini dan karya mendatang saya dengan kedua saudara
saya, Kelly dan Kevin, beserta keluarga mereka.
Saya harap pengungkapan dalam buku ini suatu hari akan mengilhami
keponakan-keponakan saya yang luar biasa, Sean, Kristen, Logan dan
Rhiannon, dalam menempuh takdir masing-masing.
Pada hari ketika draf final naskah ini selesai, keponakan saya
bertambah dengan lahirnya Brigit Erin pada tanggal 22 Maret 2006.
Saya akan menyaksikan dengan penuh cinta saat kaki mungilnya tumbuh
hingga dapat mengisi sepatu Dia Yang Dinantikan, yang datang sebelum
kelahirannya.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Seluruh kebahagiaan keluarga kami tidak lepas dari pertolongan seluruh


staf bagian Perawatan Intensif Bayi UCLA karena telah menyelamatkan
bayi Shane. Mereka telah menyelamatkan kami semua. Saya
menganjurkan siapa saja yang meragukan mukjizat untuk melewatkan
beberapa hari di bagian perawatan ini. Di sana, bisa kita saksikan bahwa
malaikat benarbenar ada. Mereka mengenakan jubah laboratorium dan
menyamar sebagai dokter, perawat, dan ahli terapi pernapasan.
Mukjizat yang dialami Shane mendorong saya untuk mempercepat
proses penyelesaian buku ini.
Saya bepergian sangat jauh bersama Stacey K, yang telah menjadi
saudara, mitra penelitian, dan teman yang menyenangkan. Ia berhak
disebut secara khusus karena telah menerima tugas-tugas yang sangat
berat tanpa gentar seperti mengikuti suara yang memanggil "Sandro" di
museum Louvre dan mengejar lelaki kecil di Basilika Makam Suci. Buku
ini tidak dapat diselesaikan tanpa keyakinan dan kesetiaannya.
Saya menghaturkan penghargaan tak terhingga dan berutang budi
kepada "Tante Dawn" atas kemurahan hati dan peranannya sebagai
tambatan persahabatan dan kesetiaan.
Terima kasih sepanjang masa dengan tulus saya persembahkan kepada
Olivia Peyton, saudari spiritual saya dan ahli penelitian. Saya salut
terhadap
kejeniusannya sebagai wanita dan rahib dunia maya, dan angkat topi
atas novelnya yang brilian, Bijoux, kunci untuk membuka berbagai
misteri.
Terima kasih khusus kepada Marta Collier atas segala kontribusi dan
kepercayaannya terhadap musik Finn MacCool, juga atas dukungannya
terhadap keluarga McGowan dalam melewati susah dan senang.
Penghargaan tulus kepada teman baik dan ksatria saya, Ted Grau. Saya
rasa, dia tidak tahu betapa pentingya kontribusi yang telah ia berikan
selama ini. Tapi saya tahu.
Terima kasih kepada Stephen Gaghan atas komentarnya yang
berwawasan meski menjengkelkan terhadap draf awal kisah ini.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Keterusterangannya mendorong saya untuk melakukan perbaikan


penting.
Go raibh mile math agat untuk Michael Quirke, pemahat kayu mistik
dari Sligo, yang juga seorang pendongeng ulung.
Sejak saya menjejakkan kaki di tokonya secara "tidak sengaja" saat
tersesat di musim panas 1983, saya hidup di sisi lain cermin.
Lebih dari siapa pun, Michael membuat saya mengerti bahwa sejarah
bukanlah yang tertulis di buku-buku, namun yang terpahat di dalam hati
dan jiwa manusia dan terpatri di tempat mereka merasakan kebahagiaan
tertinggi dan kesedihan terdalam. Ribuan terima kasih kepadanya
karena telah memberi saya mata untuk melihat dan telinga untuk
mendengar.
Terima kasih juga kepada:
Patrick Ruffino, yang telah mengajarkan arti persahabatan dan
membuat saya tidak tersesat di Zsx Avenue;
Linda G, yang menyulap arketip Martha dan Vivienne dengan begitu
anggun;
Verdena, yang mewujudkan semangat Magdalena dan mengajarkan
banyak tentang keyakinan, mukjizat dan keberanian;
R.C Welch, atas peranannya sebagai penerjemah di museum Moreau dan
atas percakapan yang hebat tentang kehidupan dan tulisan di bangku
gereja Saint Sulpice;
Branimir Zorjan, atas persahabatannya, cahaya, dan kesembuhan dalam
rumah kami;
Jim McDonough, konglomerat media yang paling menyenangkan di planet
ini dan teman baik kami;
Carolyn dan David, yang baru menyadari peranan mereka dalam semua
ini;
Joyce dan Dave, teman lama yang kembali baru;
Joel Gotler, yang berjuang dan bekerja keras agar kisah Maria bisa
dipersembahkan kepada khalayak yang lebih luas;
Larry Weinberg, pengacara dan teman yang percaya pada saya, juga
pada buku ini;

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Don Schneider, yang membuat saya tertawa;


Dev Chatillon, atas profesionalismenya yang luar biasa;
Glenn Sobel, atas kesabarannya yang tak terbatas dan dukungannya di
masa lalu;
Cory dan Annie yang paling awal membeli buku ini.
Saya juga berutang budi pada ratu ilustrasi, Linda Goodman, astrologis
dan pengarang yang pertama membisikkan rahasia ini ke telinga saya,
jauh sebelum saya siap menerimanya.
Ia mengubah hidup saya dengan sepotong informasi
dan dengan terjemahannya, Emerald Tablets (yang sangat penting untuk
buku saya selanjutnya). Takdir saya selalu jalin-menjalin secara aneh
dengan Linda. Kenyataan ini menimbulkan kepahitan yang mengejutkan,
juga kebahagiaan yang luar biasa. Seandainya saja ia tinggal bersama
kami lebih lama, ia bisa membuktikan bahwa saya telah menyibakkan
hubungan garis darahnya.
Saya juga sangat bersyukur karena jalan hidup Linda membawa saya ke
seorang astrologis dan penulis hebat lainnya, Carolyn Reynolds. Dialah
kekuatan saya dalam melewati hari-hari paling sulit dengan semboyannya
"tidak seorang pun dapat mencuri takdimu". Dengan sepenuh hati, saya
berterima kasih kepadanya.
Terima kasih khusus kepada wanita-wanita bijaksana di Emerald Tablets
Forum atas dukungan dan cinta mereka selama bertahun-tahun.
Kadang-kadang perlu waktu seumur hidup untuk mengerti mengapa
kejadian tertentu membentuk takdir kita. Jackson Browne telah
mengubah karakter saya yang mudah terpengaruh, di balik panggung
pesta ulangtahun saya yang ketujuh belas, di Teater Pantages. Saya
yakin, jika tidak, buku ini tak akan ada. Sebagai aktivis remaja, saya
adalah pendengar ceramah-ceramahnya yang bersemangat tentang
kekuatan individu untuk membuat perubahan di dunia dan saya
mencamkan pujiannya terhadap sikap saya yang kerap mempertanyakan
kondisi status quo yang tidak adil.
Sambil merangkul pundak saya, ia mengingatkan, "Jangan pernah
berhenti melakukannya. Jangan pernah". Saya berterima kasih atas

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

dorongannya (meskipun orangtua saya barangkali tidak), dan atas


musiknya yang mengilhami saya seumur hidup, terutama "The Rebel
Jesus". Saya yakin, Easa akan setuju.
Terima kasih sepenuh hati saya tujukan kepada Ted Neely dan atas
kenangan paling indah dari almarhum Cari Anderson.
Mereka berdua menggugah saya, juga orang lain yang tak terhitung
jumlahnya, lewat lukisan Easa dan Yudas yang tercipta berkat ilham dari
ilahi. (Apakah tanggal lahir Andrew Lloyd Webber pada 22 Maret
adalah kebetulan?) Siapa saja yang beruntung bisa melewatkan waktu
bersama Ted akan paham, betapa kuatnya semangat Nasrani yang ia
ungkapkan lewat lukisan.
Anggota Screenwriter Refuge yang berbakat telah memberikan terapi
kelompok dan dukungan yang sangat besar kepada saya selama beberapa
tahun belakangan ini. Maka kepada Cindy, Robert, James, Mei, Kathy,
Fitchy, Teddy, Chris dan Wenonah untuk kalian semua penghargaan dan
terima kasih saya yang tulus. Sangat menyenangkan jika kita menjalin
kebersamaaan dengan teman-teman yang dapat dipercaya.
Hati saya berada di Irlandia, dan rasa syukur saya khususnya berada di
County Cavan. Di sana, ipar-ipar saya, John dan Mary, memperlakukan
saya seperti saudara mereka sendiri. Cinta dan terima kasih saya
kepada seluruh keluarga besar saya di Irlandia: Brian, Bridie dan Pat,
Susan, Philomena, Pam dan Paul, Geraldine dan Eugene dan Peter dan
Laura dan Noeleen dan David dan Daniel.
Terima kasih kepada seluruh kelompok di Drogeda yang telah
menunjukkan hakikat kota ini dan bertahan di Cromwell.
Mereka sangat istimewa dan teman-teman yang sangat baik.
Dan pasti ada alasan tertentu mengapa landmark itu dinamakan Menara
Magdalen, benar 'kan?
Selama penelitian ini, Los Angeles adalah rumah saya, Irlandia adalah
pelabuhan saya, dan Prancis adalah inspirasi saya. Saya sangat
berterima kasih kepada staf hotel Place du Louvre, yang selalu
membuat saya merasa diterima di Paris dan yang telah mengenalkan
saya cerita Caveau du Mousguetaires.

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Ada begitu banyak orang di Prancis yang telah memberikan sebagian


hati dan jiwa mereka untuk saya. Dan saya tidak melewatkan satu hari
pun tanpa merasa kagum dengan keindahan Languedoc, Camargue, Midi,
dan Provence dan orang-orang luar biasa yang menempati kawasan itu.
Hakikat Magdalena adalah kasih sayang dan pengampunan.
Dengan semangat itu, saya menawarkan buku ini sebagai cabang pohon
zaitun kepada mereka yang barangkali merasa tersinggung karena saya
selama pembuatan buku ini. Khususnya kepada paman saya, Ronald
Paschal. Semangatnya terhadap warisan Prancis kami pada mulanya
tidak saya pahami.
Saya juga mempersembahkan buku ini kepada Mic-hele- Malana.
Persahabatan kami tidak bertahan karena jalan yang kami tempuh,
namun kemurahan hati dan inspirasinya tidak akan terlupakan. Jika ia
membaca tulisan ini dan cintanya kepada Magdalena menunjukkan bahwa
dia mungkin membaca buku ini saya berharap ia dapat menemukan saya.
Saya harus menyebutkan orang-orang baik di Issana Press yang telah
berjasa menerbitkan terjemahan surat-surat Claudia Procula. Saya
sangat
merekomendasikan buklet "Relics of Repentance" mereka. Buklet itu
sangat kecil, tapi kekuatannya sangat besar. Saya berterima kasih
kepada mereka karena telah mengonfirmasikan bawah Pilo benar nama
anak lelaki Pilatus.
Dan karena telah menantang otak saya dengan pandangan bahwa Pilatus
kemungkinan memiliki beberapa orang anak.
Saya rasa, seorang penulis perlu menghargai para pendahulu yang telah
membuka pintu untuk kita sehingga bisa melangkah maju. Untuk itu,
saya harus menyebutkan sejumlah penulis yang sering disebut
kontroversial: Michael Baigent, Henry Lincoln, dan Richard Leigh, yang
telah mempersembahkan Holy Blood, Holy Grail kepada dunia pada
tahun 1980-an. Buku itu memaksa publik membuka mata kepada ide
bahwa ada kejadian penting yang berlangsung di ujung barat laut
Prancis. Terlihat jelas, kesimpulan yang saya ambil berbeda dan saya
menemukan fokus lain untuk riset saya sendiri. Namun saya

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

menghormati keberanian, ketangguhan, semangat pendobrak, dan


prestasi yang mereka capai selain karena mereka telah mengenalkan
dunia esoterik kepada Berenger Sauniere yang cerdas dan penuh teka-
teki.
Akhirnya, kepada seluruh seniman brilian yang menantikan informasi ini
ditemukan dalam kehidupan mereka sendiri, saya berterima kasih atas
peta dan petunjuk yang diperlukan untuk menemukannya. Khususnya
kepada Alessandro Filipepi yang benar-benar "anak kesayangan para
dewa" dan senantiasa menghibur saya sepanjang ruang dan waktu.
Kita akan segera berjumpa di gerbang labirin Chartres Cathedral, saat
memulai pencarian Kitab Cinta.
Kalian telah memiliki peta. Tapi barangkali kalian juga harus membawa
kumpulan karya lawas Alexander Dumas dan membungkus diri kalian
dalam kain bergambar kuda sembrani...

Lux et veritas, KDM

Et in Arcadia Ego

Di jalan menuju Sion aku berjumpa seorang perempuan


Perempuan gembala nan rupawan
Dia mengucapkan kata-kata ini dalam bisikan
Et in Arcadia ego

Aku berkelana ke timur, melintasi pegunungan merah Di samping salib


dan kuda Tuhan Santo Antonius sang pertapa berkata, "Pergilah,
pergilah" Kusimpan rahasia Tuhan

Di waktu panen aku beristirahat


mencari buah anggur
di bawah mentari siang kulihat semuanya
apel biru, apel biru
Et in Arcadia ego

Koleksi ebook inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Dalam bayang Maria Kutemukan rahasia Tuhan

Dari album Music of The Expected One, produksi Finn MacCool, lirik
dan musik oleh Peter McGowan dan Kathleen McGowan.
Kunjungi situs www.theexpectedone.com untuk ndengarkan musik ini.

TAMAT

Edit & Convert: inzomnia


http://inzomnia.wapka.mobi

Koleksi ebook inzomnia

Anda mungkin juga menyukai