com/
1
SEANDAINYA siang itu Kumala Dewi ada di kantor,
seandainya ia tidak tidur siang, maka ia akan melihat
perubahan cuaca yang sangat ganjil di sekitar kota
Jakarta. Siang yang terang benderang tiba-tiba redup.
Cahaya siang menjadi remang-remang. Matahari tertutup
mendung. Bukan mendung hitam.
Awan datang berarak-arak. Entah darimana asalnya.
Tapi kehadiran sang awan menjadi pusat perhatian
hampir semua orang, karena awan yang datang adalah
awan berwarna jingga. Kuning kemerah- merahan.
Wajah langit menjadi berubah. Awan jingga semakin
lama semakin tebal. Maka, terpancarlah cahaya redup
yang sangat ganjil. Membuat bumi terasa berubah menj
adi ladang neraka.
Banyak orang yang berdiri bulu kuduknya memandang
langit rata terselimuti awan jingga. Banyak orang
bertanya-tanya, benarkah hal itu merupakan tanda-tanda
kiamat akan tiba ?
"Ron, coba keluar sebentar!" seru Mak Bariah, juru
masak di rumah Kumala Dewi. Jelmaan Jin Layon yang
menjadi pemuda berambut kucai dan bernama Buron itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
2
TIGA pesawat penumpang jatuh di tiga tempat. Salah
satu korbannya ditemukan tewas dalam keadaan hancur,
tapi wajahnya biru legam. Para ahli menyimpulkan
aaanya uap beracun berkadar tinggi yang dihirup oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
3
KELOMPOK yang menamakan diri Umat Pilihan,
disinyalir sebagai sekte aliran sesat yang sedang
merekrut anggota sebanyak-banyaknya. Dugaan Sandhi
tidak salah, kelompok tersebut adalah para pengikutnya
lelaki tua yang akrab dipanggil Opa. Pria jangkung itulah
pimpinan mereka yang selalu meyakinkan tiap orang
bahwa sebentar lagi bumi akan hancur, kiamat akan tiba.
Mereka dihimbau untuk menjadi pengikutnya jika ingin
selamat dan hidup abadi pada saat kehancuran bumi
tiba.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku sudah lebih dulu ada di bumi ini, dan kau baru
saja datang karena ingin menyesatkan pikiran manusia,
bukan?!"
"Tutup mulutmu! Aku ini dewa dari Kahyangan!"
"Dewa...?! Oh, ya...?!" sikap Buron makin
mengesalkan lawannya. "Dewa cap apa kamu? Setahuku
nggak ada dewa strukturnya kayak kamu."
"Aku Dewa Chong...! Chonggunata, penguasa
binatang buas!"
"Emang ada apa dewa namanya Chonggunata?
Kayaknya nggak ada deh "
"Tentu saja kamu tidak tahu karena kamu bukan
penghuni Kahyangan!"
"Dewa gadungan kali luh...," ledek Buron sambil
cengar-cengir. Orang-orang yang ada di sekitar situ
merasa heran melihat Buron tidak ada takutnya sedikit
pun berhadapan dengan Opa. Di pihak lain, Opa semakin
berang mendengar kata-kata Buron. Ia merasa
dilecehkan di depan orang-orang yang mengagungkan
dirinya.
"Mulutmu memang harus dibrangus, Anak jin!
hiiihh...!"
Wuusst...! Opa seperti melemparkan piring ke aruh
Buron. Yang keluar dari lemparannya hanya percikan
cahaya merah pendek. Tapi tiba-tiba Buron tersentak
mundur dan tak mampu berteriak. Ia tak bisa
mengeluarkan suara apapun, karena mulutnya hilang.
Lubang mulut termasuk bibimya menjadi rata dengan
kulit daging-pipinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
4
DENGAN kepala dingin dan emosi tenang, Kumala
mendatangi pondok Umat Pilihan. Tentu saja Buron
sebagai pemandunya. Mereka hanya berdua. Sandhi
tidak ikut. Mereka tidak menggunakan mobil, tapi
menggunakan jalur gaib. Tidak ada orang yang tahu
bahwa Kumala dan Buron pergi ke pondok itu, karena
keberadaan mereka tertutupi lapisan jalur gaib.
Setibanya di sana, Buron diam terbengong Ia tampak
bingung, juga memendam rasa kesal dalam hatinya.
"Di mana pondok itu berada, Ron?"
"Ya, disini"
"Yang benar dong Di sini mana? Cuma pohon bambu
dan belukar yafig ada. Pohon rambutan, pohon sawo
dan... ini kebun kosong!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
5
SISCA berambut lebat sepanjang punggung. Badannya
sekal dan tergolong tinggi. Wajahnya cantik, tapi
memiliki mata lebar bertepian hitam maskara. Dadanya
tidak semontok dada Tante Firda.
Ketika ia datang, rambutnyatak teratur. Masih ada sisa
darah di sudut bibirnya Tapi tangan dan bagian mulut
lainnya sudah bersih dari darah. Entah di mana dia
mencuci tangannya. Mata yang lebar itu memandang
hampa. Kosong tapi menaku'tkan. Semua orang,
termasuk polisi yang menangani kasus kematian istri
Hervan merasa ngeri memandang mata itu. Mereka
menjauhi Sisca meskipun pihak kepolisian ada yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah dia...?"
"Dia pingsan," sahut Kumala kepada Rayo yang
tampak ragu untuk mendekati Sisca. Kumala pun
menambahkan kata setelah melihat ada asap putih
keluar dari punggung Sisca Ialu lenyap dalam tempo
singkat.
"Kekuatan gaib hitam telah lenyap dari dirinya. Dia
bergerak bukan atas kehendak pribadinya. Dia
ditumpangi kekuatan iblis atau sejenisnya, yang
membuat dia menjadi tak sadar atas segala tindakannya,
dan memiliki kekuatan maut yang mematikan."
Kumala Dewi segera mengobati lengan Utha. Tidak
sampai dua menit, luka yang menyakitkan dan sangat
parah itu dapat pulih seperti sedia kala. Bahkan setelah
itu dia minta izin kepada Hervan untuk menyusul jenazah
istri Hervan ke rumah sakit. Menurutnya, jenazah tidak
perlu diotopsi lagi.
"Kamu ikut aku bersama Rayo. Aku butuh bertemu
dengan jenazah istrimu," katanya setelah ia ingat
sesuatu yang sejak tadi ia lupakan. Petugas dari
kepolisian pun ada yang ikut dalam mobil BMW nya
Kumala. Petugas itu adalah teman baiknya Sersan
Burhan, yang sudah lama mengenal Kumala Dewi
sebagai konsultan di kepolisian.Sementara itu, petugas
polisi yang lain segera mengamankan Sisca untuk dibawa
ke kantor poltsi, karena dikhawatirkan akan menjadi
korban pelampiasan dendam bagi para keluarga istri
Hervan. Sisca sendiri ketika siuman merasa bingung,
mengapa ia sudah berada di rumah, dan dia tidak
mengetahui apa saja yang telah terjadi di rumah
tersebut. la sempat menjerit sedih ketika diberitahu istri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
6
PUKUL 2 kurang, malam semakin sunyi. Kumala Dewi
masih menunggu kabar dari Buron. la dan Rayo masih di
rumah Tante Firda. Sandhi juga ikut ada di sana. Niko di
rumah Hervan, sesekali ia menelepon Kumala
menyampaikan kabar baru.
Ketika Kumala ingin pamit pulang, akan menunggu
laporan dari Buron di rumahnya saja, tiba-tiba HP-nya
berdering.
"Kumala, ini aku..."
"Audy...? Kau pakai nomor baru?"
"Ya. Nomor khusus untuk kamu "
"Ke mana saja kau, dari kemarin kuhubungi mailbox
terus?"
"Aku baru datang dari Cirebon. Baru saja sampai di
apartemen. Temyata di sini ada kejadian mengerikan,
Kumala"
"O, ya? Kejadian apa?"
"Salah satu dari Satpam penjaga apartemenku tewas
di tempat parkir. Dadanya bolong. Jantungnya hilang."
"Ooh...?!" keluh Kumala dengan nada sedih. "Pasti itu
perbuatan salah satu dari ketiga remaja itu "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, Ringgo."
"Nah, dilihat dari keterangan itu semua, memang aku
sependapat bahwa dia adalah Dewa Chong, penguasa
binatang buas. Tetapi setahuku Dewa Chonggu nggak
jahat kok. Khususnya untuk manusia dan sesama
penghuni Kahyangan, dia nggak sejahat itu."
"Aku juga berpendapat begitu. Tapi bukti dan
keterangan para saksi mengarah ke situ, Audy."
"Apakah pamanmu merasa dikecewakan oleh pihak
Kahyangan, sehingga ia bikin ulah kayak gitu?
Menyebarkan isu kiamat dan sebagainya? Mungkinkah
demikian?"
"Kemungkinan selalu saja bisa terjadi. Tapi naluriku
mengatakan, tindakan yang dilakukan Opa itu bukan
tindakan kesatriadari Kahyangan. Cenderung naluri iblis
yang berbuat demikian."
"Yaaah, benar juga sih. Tapi..."
"Sekarang aku mau tanya ama kamu, selain paman
Dewa Chonggu, mungkinkah ada pihak Iain yang
memiliki kesaktian seperti itu?"
Audy diam sesaat. Berpikir keras. Tiba-tiba wajahnya
ceria.
"Nah, iya... aku ingat, ada pihak lain yang selalu iri
dengan kesaktian pamanmu."
"Siapa?"
"Adik tiri Dewa Chonggu... Dewa Changka. Dalam
sejarahnya, Dewa Changka selalu berselisih dengan
Dewa Chonggu sejak kecil. Ia merasa iri dan selalu ingin
lebih unggul dari Dewa Chonggu. Akibatnya, menjelang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wuuuussst...!
Cahaya bola api dilemparkan dari tangan Changka.
Kumala Dewi baru berpaling menatapnya, tahu-tahu
sudah diserang cahaya bola api. Ia tak sempat
menghindar, sehingga harus menahannya dengan sinar
hijau yang membentang di depan tubuhnya. Sinar itu
muncul dari kibasan tangan kirinya. Sinar itu yang
menjadi perisai dan dihantam oleh cahaya bola api.
Bleeegaaaarrr...!
Dentuman hebat terjadi. Pagar lapangan tenis yang
tinggi bergetar hebat. Ternyata tubuh Kumala pun
terpental jauh hingga membentur pagar kawat tersebut.
Braaazzkk...!!
"Kau hancurkan pekerjaanku, maka kuhancurkan
hidupmu, Dewi keparat! Hhlirrrggghh... !"
Changka menyerang kembali dengan kilatan cahaya
biru dari tiap ujung jarinya. Kumala Dewi menghadang
dengan cahaya hijau dari kedua matanya. Terjadi
dentuman dahsyat lagi akibat benturan kedua cahaya
sakti itu, dan membuat Kumala terlempar ke atas, lalu
jatuh terbanting dengan sangat menyedihkan.
Brrrukk...!
"Uuhk...!" Kumala mengerang kesakitan. Ia jatuh tak
jauh dari Audy. Lalu. Audy segerar mendekat dengan
satu kali merangkak.
"Hantam tepat di pusarnya!"
Wuuusss...! Angin besar datang dari pukulan Changka
berikutnya. Angin besar itu membuat Kumala dan Audy
terdorong keras dan berguling-guling hingga membentur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/