Anda di halaman 1dari 119

Tiraikasih Website http://kangzusi.

com/

Seri Dewi Ular-58-Tara Zagita

Manusia Meteor
Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : Novo
Editor T eks : Jisokam
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Serial Dewi Ular MANUSIA METEOR


Cerita ini adalah fiktif, bila ada persamaan nama, tempat
maupun peristiwa, itu hanyalah kebetulan belaka dan tidak
bermaksud menyinggung siapa pun
Tara Zagita
Serial Dewi Ular
MANUSIA METEOR
Sinar Matahari Jakarta
MANUSIA METEOR
Oleh Tara Zagita
Serial Dewi Ular
Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari, Jakarta
Hak cipta pada Penerbit
Dilarang mengcopy atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit

Sinopsis
MANUSIA METEOR
Sebuah benda langit jatuh ke bumi. Rency melihat dengan
mata kepala sendiri, meteor yang jatuh di kebun anggreknya
itu telah berubah menjadi pemuda tampan, gagah, atletis, dan
mempunyai daya pikat tinggi. Rency tak mampu menghindari
gairahnya, sehingga ia pasrah dalam cumbuan si Manusia
Meteor itu.
Ternyata bukan hanya Rency yang menjadi korban asmara
Manusia Meteor, melainkan beberapa gadis lainnya, termasuk
Moonru. Dan kemesraan Moonru atau Rency sendiri membawa
korban yang mengerikan. Siapa pun lelaki yang kencan
dengan mereka, akan mati terbakar dan menjadi arang.
Dewi Ular segera mengamankan gadis-gadis itu dalam satu
kamar khusus. Gadis-gadis tak bersalah itu dikarantina, dan si
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Manusia Meteor pun diburunya. Namun, ketika Dewi Ular


menghadapi Manusia Meteor, ternyata ia nyaris kehilangan
rohnya sebagai anak bidadari. Kesaktiannya, belum bisa
unggul melawan kesaktian Manusia Meteor.
Siapa manusia aneh itu sebenarnya? Mengapa ia sebegitu
saktinya, sehingga membuat Dewi Ular nyaris jatuh dalam
pelukan mesranya?
(Oo-dwkz-234-oO)

1
BARU kali ini di sebuah seminar tampil seorang pembicara
yang cantik jelita dan menarik perhatian semua pihak.
Pembicara cantik yang masih muda itu duduk dengan tenang
di antara dua pembicara lainnya, yaitu Profesor Dr. Hardjana
dan Profesor Ir. Wiryatama SH. Kedua pembicara itu adalah
dosen ilmu filsafat di beberapa perguruan tinggi terkenal,
serta mahaguru arkheologi yang sangat disegani oleh para
profesor lainnya.
Tapi pembicara muda yang kecantikannya mencengangkan
para peserta seminar itu tidak mempunyai gelar atau titel
apapun di depan namanya. Ia justru seperti seorang cucu
yang duduk di antara kedua kakeknya, yaitu Prof Hardjana
dan Prof. Wiryatama. Karena kedua profesor itu sudah berusia
sekitar 75 tahun, sedangkan gadis cantik beraroma wangi
sensual itu seperti baru berusia 24 tahun Dalam undangan
atau pun dalam spanduk yang terpampang lebar itu nama
gadis cantik tersebut hanya ditulis: KUMALA DEWI (spiritualis
dan metafisis).
Mengapa panitia seminar tidak menyebutkan paranormal
sebagai referensi bagi nama Kumala Dewi? Menurut Alfen,
ketua panitia penyelenggara seminar tersebut, kata-kata
'paranormal' hanya akan menurunkan prestige seminar itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sendiri, karena diidentikkan dengan istilah "dukun'. Sedangkan


seminar itu diadakan di kampus perguruan tinggi paling
bergengsi di masa sekarang, yaitu Universitas Primanusa.
Satu-satunya universitas swasta yang berkualitas dan
berkuantitas internasional.
Enlah mengapa penyelenggara seminar itu sendiri, memilih
Kumala Dewi sebagai pembicara dan disejajarkan dengan
kedua profesor kondang itu, alasan mereka tidak banyak yang
mengetahui. Hanya saja, gadis jelita yang memiliki kharisma
sendiri itu ternyata mampu menyusun makalah berbobot dan
menjadi pusat perhatian seluruh peserta. Dalam seminar yang
bertema: 'MISTERI ALAM SEMESTA' itu, gadis anak bidadari
asli dari Kahyangan tersebut membacakan makalahnya
dengan jelas, tenang, enak didengar, dan membuat semua
orang diam tanpa suara, penuh antusias mencatatnya
langsung di dalam otak masing-masing.
"... Banyak orang bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa
alam semesta ini lahir dalam kondisi yang serba gaib?
Tentunya kita harus menilik dan mencermati proses awal
terjadinya alam semesta ini. Dalam sebuah teori yang pernah
ditemukan oleh Georges Lemaintre, seorang padri dan
astronom bangsa Belgia, di tahun 1930, agaknya mempunyai
banyak kesamaan dengan apa yang saya temukan melalui
dimensi spiritualis dan disiplin ilmu metafisika, yang barangkali
belum populer untuk dipelajari di negeri ini ... "
Di dekat pintu masuk, ada seorang pemuda, mungkin
mahasiswa setempat, yang tampak sibuk mencatat beberapa
hal dari pembicaraan Kumala Dewi itu. Secara diam-diam
pemuda itu juga sempat memotret Kumala dengan kamera
tanpa blitz. Kumala Dewi bukan tidak mengetahui pencurian
kamera itu. Ia tahu. ia diamkan saja. Perhatiannya tetap
tertuju pada makalah yang sedang dibacakan itu.
"'Alam semesta ini berasal dari sebuah ledakan super
dahsyat,yang melemparkan jasad-jasad ke segala arah. Lama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kelamaan jasad-jasad ini membentuk galaksi.. Kapan hal ini


terjadi? Yaitu sekitar 12 sampai 25 ribu juta tahun yang lalu.
Bumi kita ini adalah debu kecil dari ledakan super dahsyat itu,
yang bekerja mengelilingi matahari, yang sebenarnya
merupakan salah satu dari 100 ribu juta bintang penghuni
galaksi. Sementara itu, di alam semesta ini setidaknya ada
seribu juta galaksi lainnya."
Profesor Hardjana dan Profesor Wiryatama sama-sama
memandangi Kumala Dewi dengan serius sekali. Seolah-olah
mereka juga menyimak pembicaraan gadis itu dengan sudut
pandang yang berbeda, namun merasa akan mendapatkan
sualu pengetahuan baru yang belum pernah mereka dapatkan
dari tempat lain.
"Galaksi kita, yaitu Bimasakti, bukan hanya terdiri dari
bintang-bintang saja melainkan juga berisi awan gas hidrogen
dan kabut besar yang bermuatan debu dan gas, dinamakan
nebula. Setiap muncul bintang baru, ia pasti lahir dari nebula.
Kemunculan itu berpengaruh pada seluruh energi metafisika
yang ada di jagat raya ini. Energi tersebut menimbulkan
kekuatan gaib besar dan oleh bumi kita diterima getarannya
dalam bentuk gejala-gejala gangguan metafisik."
Pemuda berambut agak panjang dan berwajah tampan itu
kembali memotret Kumala dengan lensa tele, tetap tanpa blitz.
"Kemampuan bumi menerima getaran gangguan metafisik
itu karena kondisi alam khususnya di negeri kita sendiri, yaitu
negeri yang menyimpan potensi supranatural terbesar di
dunia. Sekali lagi, terbesar di dunia!"
Mereka manggut-nianggut, tapi tak satu pun yang herani
menggumamkan suaranya. Yang mencatat hal-hal penting,
buru-buru mencatatnya sebelum Kumala kembali berbicara.
""Hebat sekali gadis mi?!" gumam hati seorang dosen muda
yang duduk di bagian tengah peserta. "Dari mana dia bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menganalisa sedalam itu? Siapa gurunya? Alumni dari mana


dia itu?'"
Dalam diskusi panel yang diselenggarakan sete lah itu,
seorang-peserta mengajukan pertanyaan kepada Kumala.
"Dari mana kita bisa tahu kalau negeri kita ini, menyimpan
potensi supranatural terbesar di dunia? Karena menurut saya
supranatural adalah sesuatu yang absurd, sulit div isualkan tapi
nyata-nyata ada di antara kita."
"Indikasinya bisa dilihat dari keragaman agarna, adat
istiadat, suku, liturgi, dan sebagainya. Semuanya tersebar di
wilayah Indonesia. Selain itu, secara geometris posisi
Indonesia terletak di atas garis khatulistiwa. Ini memiliki arti
penting dari sudut metafisika."
"Bisa lebih dijelaskan lebih detil lagi arti tersebut?"
"Posisi di tengah belahan bumi yang simetris ini
mengandung potensi energi, alam dari bumi. Para ahli
metafisika dan kaum spiritualis manca negara pernah bilang
pada saya, bahwa mereka pernah melihat Indonesia,
khususnya Pulau Jawa, memancarkan sinar kuning Jingga
keemas-emasan. Sinar itu memancar ke angkasa. Dalam
penglihatan mata batin saya pun demikian. Sinar itu muncul
pada saat menjelang berakhirnya abad dua puluh."
"Secara metafisik apakah keajaiban itu ada artinya? " tanya
salah seorang lagi.
"Ada. Artinya, Indonesia nantinya akan menjadi salah satu
negara yang memegang peranan penting pada era millenium
baru. Karenanya, dapat disimpulkan bahwa millenium ketiga
adalah era kebangkitan kesadaran spiritual secara universal .
Pemuda yang sejak tadi berdiri di pintu masuk sambil
sesekali membidikkan kameranya itu, kini berkerut dahi
dengan hati berkata, "Diskusi alam semesta kok menjadi
diskusi-paranormal s ih ? Tapi...yaah, asyik juga diikutinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Memang mengasyikkan. Semua orang tertarik untuk


menyimak setiap jawaban yang diberikan oleh Kumala.
Anehnya, moderator sendiri tidak berusaha mengembalikan
topik pembicaraan ke masalah semula. Moderator justru diam,
tertegun, dan tak bergeming menyimak penjelasan-penjelasan
dari Kumala Dewi itu.
Salah seorang melemparkan pertanyaan kepada Profesor
Hardjana yang sejak tadi cenderung diam penuh makna.
"Menurut Profesor apakah teori yang dibicarakan oleh
pembicara Kumala Dewi tadi telah menyimpang jauh dari
misteri alam semesta ini? Apakah ada relefansinya dengan isi
alam semesta?"
" Ada," jawab Profesor Hardjana. "Alam semesta bukan
hanya berisi bintang, bulan, planet, matahari, meteor, komet
dan benda angkasa lainnya, tapi juga berisi tentang kekuatan
gaib yang tidak bisa dilukiskan dengan kata dan bahasa negeri
mana pun, kecuali dengan bahasa batin Anda masing-masing.
Bulan, punya kekuatan gaib yang tidak bisa dicerna oleh
ilmuwan dari Nasa, misalnya. Matahari, Venus, Bumi. meteor,
awan, pelangi, semuanya memiliki muatan supranatural yang
hanya bisa diuraikan secara metafisis, tapi hanya bisa
ditangkap dan dipahami oleh batin. Karena batin kita adalah
energi gaib yang tidak semua manusia bisa memanfaatkan
secara maksimal."
Tiba-tiba pemuda tampan berpenampilan seperti seorang,
jurnalis lengkap dengan kamera tergantung di lehernya itu,
memanfaatkan celah hening yang terjadi pada saat Profesor
Hardjana bicara, ia mengangkat tangannya lebih dulu sambil
berseru supaya sang profesor, atau kedua pembicara lainnya
memperhatikan ke arahnya.
"Menyinggung tentang meteor... menurut profesor, apakah
mungkin sebuah meteor yang jatuh ke bumi dapat berubah
menjadi manusia, "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Geerrr...! Mereka tertawa serempak tanpa dikomando.


Pemuda itu kebingungan, salah tingkah, dan jadi malu-malu
jengkel.
"Pertanyaan Baya ini cukup serius, Prof!" serunya lagi.
Moderator menyuruh peserta diam. Pemuda itu diminta
mengulangi pertanyaannya secara serius lagi.
"Apakah mungkin sebuah meteor yang jatuh dari langit bisa
berubah menjadi manusia seperti kita ini?"
Dengan senyum kalem Profesor Hardjana menjawab,
"Secara logika, itu mustahil."
Profesor Wiryatama menimpali, "Itu penyimpangan kodrati
sejarah manusia. Jelas tidak mungkin meteor bisa menjadi
manusia."
Pemuda itu bertanya lagi, "Kalau menurut Nona Kumala
sendiri, bagaimana? Mungkinkah meteor menjadi manusia?"
"Mungkin saja!" tegas Kumala Dewi dengan sikap tenang
dan mempunyai pengaruh aneh bagi yang mendengarnya.
Mereka tertegun serempak, tak ada yang berani protes itu-itu,
walau dalam hati mereka terheran-heran terhadap jawaban
Kumala. Getaran suara merdu Kumala Dewi seakan-akan
melumpuhkan niat seseorang yang ingin menyangkal
jawabannya itu.
"Apa yang tidak mungkin terjadi, bisa terjadi secara konkrit.
Itulah gaib! Jika sudut pandang Anda dari sisi gaib, maka
jangan pernah berkata tidak masuk akal untuk sesuatu yang
sulit dicerna oleh otak kita, sulit diterima oleh logika yang ada.
Karena, kata-kata 'gaib' sebenarnya istilah untuk pengganti
kata 'tidak masuk akal'. Maka jika ingin menilai sesuatu, Anda
harus sadar lebih dulu, dari sudut mana Anda ingin
memandangnya gaib atau ilmiah? Sebab keduanya sama-sama
ilmu, tapi kontradiklif sekali sifatnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setelah hening sejurus, pemuda itu bertanya lagi, "Jadi,


bagaimana penjabarannya tentang meteor bisa menjadi
manusia itu?"
"Sangat panjang," jawab Kumala, dengan berwibawa. "Jika
Anda berminat, Anda bisa dapatkan alamat tempat tinggal
saya atau kantor saya dari penyelenggara seminar ini. Kita
akan bahas masalah itu secara lebih spesifik lagi. Okey?"
senyumnya tersungging kecil, tapi mendebarkan hati setiap
orang yang memandangnya. Senyum itu mengandung
kekaguman amat besar bagi mereka, dan sulit dilupakan
begitu saja oleh siapa pun. Itulah senyuman bidadari yang
hanya dimiliki oleh para dewa atau bidadari di Kahyangan.
Karena pembicara tanpa titel itu sebenarnya adalah anak
Dewa Permana dan Dewi Nagadini, maka ia mewarisi
senyuman bidadari, seperti tadi.
Dua hari kemudian, pemuda berperawakkan tegap dan
berkulit bersih itu benar-benar datang, menemui Kumala Dewi
di kantornya. Hampir saja Kumala menyuruh sekretarisnya
untuk menolak tamu tersebut, karena ia merasa belum pernah
punya relasi atau pun teman yang bernama Rayo. Tapi ketika
indera keenamnya melihat wajah sang tamu yang bernama
Rayo Pasca, maka Kumala pun mengenalinya, dan
mengizinkan sang tamu masuk ke ruang kerjanya yang
tertutup, dan cukup eksklusif itu.
Dengan senyum manis bidadari, Kumala menyambut
kedatangan Rayo yang saat itu berpakaian lebih rapi dari pada
saa tmenghadiri seminar tempo hari. Rambutnya yang ikal
sepanjang lewat bahu itu tampak rapi. Sepertinya sengaja ia
sisir saat di dalam lift tadi. Sekalipun dibiarkan meriap, tapi
rambut itu tampak indah dan menarik untuk rambut seorang
pria. Posturnya yang tegap, dan agak tinggi itu cocok sekali
dengan keadaan rambutnya, sehingga ia tampak exelent
sekali dalam penampilannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sambutan ramah yang cukup familiar dari Kumala


membuat Rayo sempat terheran-heran, karena sikap gadis itu
berbeda jauh dengan saat menjadi pembicara dalam seminar
tersebut Rayo merasakan suasana aneh yang menyenangkan
hatinya dan membuat hubungan menjadi akrab, komunikasi
menjadi bersahabat sekali, serta tak ada kekikukan sedikit
pun. Aneh, menurut Rayo. Karena biasanya jika ia dapat
kenalan baru, baik masih gadis atau sudah nyonya, suasana
gaul tidak secepat itu timbulnya. Kadang Rayo sendiri yang
kikuk, atau teman barunya yang malu-malu kucing.
"Mungkin tatapan matanya itu memiliki kekuatan metafisik
dan berpengaruh positif dalam hatiku,"' pikirRayo. "Gila !
Perasaanku jadi senang, girang sekali, seperti habis dapat
lotre jutaan rupiah banyaknya. Urat syarafku pun terasa
kendur, rileks sekali. Kenapa aku bisa merasa enjoy banget
begini s ih?"
Kumala Dewi hanya tersenyum-senyum dalam kelembutan
yang membuat penampilannya lebih anggun serta
mempesona. Sebenarnya ia mendengar kecamuk hati
tamunya melalui kekuatan supranaturalnya, dan sebenarnya
dia ingin mengatakan, bahwa perasaan santai, senang, serta
enjoy itu akibat pengaruh mistis dari aroma wangi yang keluar
dari tubuhnya. Aroma itu sebenarnya adalah keringat Kumala,
bukan parfum impor. Aroma itu bisa membuat hati orang yang
menghirupnya menjadi tenang, damai, serta cenderung santai.
Jika ditambah dengan getaran gelombang gaib dari tatapan
matanya, maka orang tersebut akan merasakan letupan
kegembiraan yang tak diketahui penyebab konkritnya. Tapi
karena ia tak ingin menonjolkan diri di depan siapa saja, maka
ia pun tak jadi menjelaskan penyebab datangnya perasaan
enjoy di hati Rayo itu.
"Seperti yang kutanyakan waktu dalam seminar itu, kira-
kira penjelasan seperti apa yang bisa kau berikan padaku
untuk memahami jawabanmu tempo hari, bahwa mungkin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

saja meteor bisa berubah menjadi manusia? Aku curiga ingin


tahu soal itu," kata Rayo tanpa canggung sedikit pun, seperti
bicara dengan teman yang. sudah lama dikenalnya. Kumala
pun bersikap sama.
"Sebelum kita bahas alasan jawabanku itu, Ray... aku ingin
tahu dulu, apa alasanmu bertanya begitu? Kenapa kamu
sampai nekat melontarkan pertanyaan dalam seminar yang ....
bisa membuat dirimu disangka gila oleh orang lain itu?"
"Hmmmya... memang aku punya alasan-kenapa nekat
bertanya seperti itu. Sebab, ada suatu peristiwa yang terjadi
secara aneh sekali, Kumala. Aku sendiri sampai tak habis pikir
kenapa bisa sampai terjadi begitu?"
"Peristiwa apa itu?" pancing Kumala. ingin menunjukkan
sikap kepeduliannya terhadap kebingungan Rayo. yang lewat
radar gaibnya terasa sangat mengganggu ketenangan pemuda
itu.
(Oo-dwkz-234-oO)
Malam itu angin berhembus membawa udara dingin.
Namun tak sampai membuat badan menggigil, karena cahaya
bulan purnama yang menebarkan kehangatan tersendiri itu
mampu menyerap sedikit kandungan hawa dingin dalam udara
sekelilingnya. Rayo mengemudikan mobil Taft GT tahun 90-an
milik temannya yang kondisinya sudah kurang nyaman itu.
Tanpa radio, tanpa AC dan baunya agak pengap. Karenanya,
kaca samping kanan diturunkan secara total, supaya angin
malam sedikit menyejukkan suasana di dalam mobil tersebut.
Kalau bukan karena mobilnya sendiri dibawa adiknya ke
Bogor dan sampai pukul tujuh malam tadi belum pulang juga,
ia tak sudi meminjam mobilnya Agam yang tak pernah dirawat
itu.
Sayangnya, pukul delapan tadi ia mendapat telepon dari
mamanya Denna, memberitahu bahwa Denna masuk rumah
sakit. Sekalipun sebenarnya hubungan Rayo dengan Denna
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sudah lama putus, sekitar 3 bulan yang lalu mereka sepakat


untuk tidak melanjutkan hubungan pribadi, tapi sikap Rayo
tetap baik kepada Denna. Mamanya Denna juga belmu tahu
bahwa mereka kini hanya bersahabat biasa. Tidak ada jalinan
cinta kasih seorang pacar lagi. Maka, ketika mendengar kabar
bahwa Denna masuk rumah sakit, Rayo langsung meluncur ke
sana dengan meminjain mobil. kumuhnya Agam.
Denna mengalami kecelakaan di jalan tol bersama pacar
barunya Sandro, namanya. Keadaan Denna tidak separah
yang diderita Sandra. Tapi hal itu tetap mencemaskan
mamanya Denna, yang sudah satu tahun kurang ditinggal
suaminya tugas belajar dari kantornya ke Jerman. Karena di
rumah keluarga Denna tidak ada anak lelaki dewasa, selain
David yang baru kelas III SMP, maka mamanya Denna
menghubungi Rayo. Sebab memang dulu Rayo menjalin
hubungan baik dengan keluarga Denna.
Dari peristiwa itulah akhirnya mamanya Denna mengetahui
bahwa putri bungsunya sudah tidak lagi menjadi kekasih Rayo.
Begitu juga dengan Elma, adik Denna yang kuliah di
kedokteran, baru tahu kalau kakaknya punya pacar baru, yaitu
Sandro. Memang hal itu mengecewakan keluarga Denna Tapi
dalam kesempatan itu pula Rayo menjelaskan duduk perkara
yang sebenarnya, dan berharap masih bisa melanjutkan
hubungan dengan persaudaraan.
Akibat memberikan penjelasan panjang lebar itulah,
akhirnya Rayo baru bisa pulang sekitar pukul sebelas lewat.
Entah mengapa malam itu jalanan terasa begitu sepi sekali.
Lengang dan aneh sekali suasananya menurut Rayo. Padahal
belum ada pukul dua belas, belum lewat tengah malam.tapi
suasana di jalanan seperti lorong menuju kota mati. Rayo
sempat merinding sendiri saat menyadari keganjilan malam
itu.
"Wah, terpaksa harus cari POM bensin yang buka 24 jam
nih. Mulut si Agam bisa seperti kaleng rombeng kalau mobil ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

nggak kuisi bensin sekarang juga. Pagi-pagi kalau dia mau


pergi, ternyata bensinnya tiris, pasti mencak-mencak nggak
karuan tuh anak!"
Terpaksa Taft warna abu-abu itu dibawa memutar arah
agak jauh lagi, karena harus mencari POM bensin yang buka
24 jam. Rayo mengisinya hanya 10 liter, padahal pemakaian
sebenarnya tak sampai sebanyak itu. T api kalau tidak diisi 10
liter, tidak terlihat tandanya pada jarum penunjuk bahan bakar
itu. Sambil menggerutu dalam hati Rayo meninggalkan POM
bensin yang sepi itu.
Baru saja ia ingin mengarahkan mobil ke tengah jalan
untuk melaju cepat, tiba-tiba dilihatnya seorang gadis
melambaikan tangan. Berdirinya sengaja lebih ke tengah jalan.
Mau tak mau Rayo segera menginjak rem, dan mobil itu pun
berhenti ke tepian. Gadis yang mencegat dengan nekat itu
segera menghampirinya dari kanan.
"Mau apa perek satu ini?! Bikin kesal aja sih?!" gerutu hati
Rayo. Tapi sikapnya sengaja dibuat tenang saat memandangi
gadis berambut pendek menghampirinya dengan wajah
murung. Dilihat dari pakaiannya; jeans ketat dan blus cekak
dirangkapi jaket kulit s intetis warna hitam, sepertinya gadis itu
bukan perek sembarang perek. Mungkin saja dia orang baik-
baik Tapi kenapa dia berada di tempat sepi dan gelap
sendirian?. Mengapa tiba-tiba menghadang mobil Rayo secara
paksa? Pasti ada maunya.
"Hai, sorry mengganggu perjalananmu,'' sapanya dengan
nada lemah, seperti menahan duka dalam hatinya Wajahnya
pun semakin jelas menyimpan kesedihan yang cukup dalam.
Menghiba hati Rayo. Padahal gadis berhidung mancung itu
memiliki nilai kecantikan yang eksklusif bibimva kecil, mungil.
Tapi punya bentuk yang sensual. Menggemaskan jika
dikhayalkan.
"Bisa tolong saya nggak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tolong ... ? Apa yang perlu ditolong?" Rayo masih bersikap


penuh waspada. Gadis itu seperti ingin menangis, tapi
ditahannya kuat-kuat. Kegelisahan dan kebingungannya
terlihat jelas.
"Kamu mau ke mana? Bisa nggak aku numpang sampai..."
gadis itu memandang ke sana-sini. seperti ada ? sesuatu yang
dicemaskan dan takut diketahui seseorang.
"Masuklah....!" kata Rayo setelah melihat ekspresi
ketakutannya gadis itu bukan sebuah sandiwara. Wajah gadis
itu juga tampak pucat apalagi dalam penerangan cahaya
purnama, semakin seperti kertas putih tanpa garis.
Gadis berambut pendek sepundak, lurus dan punya poni di
depannya itu buru-buru masuk ke mobil. Rayo pun me luncur
dengan ketenangan yangpenuh hati-hati. Sebab, gadis itu
menyilangkan tali tas kecilnya di dada. Tas itu dalam
genggaman tangan kirinya. Siapa tahu tiba-tiba dia mengambil
pisau atau pistol dan menodongkannya ke kepala Rayo, atau
bahkan langsung mencelakai Rayo demi mendapatkan barang
rampokan yang diinginkan? Ooh, Rayo tak mau hal itu terjadi,
sehingga biar pun tampaknya diam dan tenang, tapi ekor
matanya penuh ketajaman.
"Dari mana kamu, malam-malam begini masih di jalanan?"
Gadis itu sulit menjawab. Suaranya menjadi parau. "Ak...
aku... aku dari... itu... dari...."
'Tujuannya mau ke mana sih?" Rayo mencoba pertanyaan
lain yang mungkin tidak membuat gadis itu tidak malu
menjawabnya.
"Tujuanku... hmm, eeeh... ya ke sana... ke...."
"Kenapa gugup? Kan cuma ditanya baik-baik ,begitu?
Memangnya aku menyeramkan bagi dirimu?"
"Hmm, nggak sih... tapi... hmmm."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Namamu siapa?" sambil Rayo meliriknya penuh curiga.


"Namaku... namaku: Rency."
"Hmm, namamu bagus sekali, ya? Tinggalnya di mana?"
"Di.... di... nggak... nggak tahu," sambil ia geleng-geleng
kepala dalam kebingungan yang makin membuatnya sedih.
Sebelum ditanya lagi, Rency sudah menghamburkan tangisnya
sambil menutup wajah dengan kedua tangan dan sedikit
membungkuk. Rayo jadi grogi menghadapi gadis itu.
Bagaimana ia harus menenangkan dan membujuk tangisnya
agar berhenti, jika suasana mereka masih, kaku. Sama-sama-
tak berani menyentuh, dan sama-sama diliputi kebingungan.
"Wah, gawat nih?! Mesti bagaimana, ya? Tangisnya makin
keras dan meratap sedih sekali. Aduh, aku jadi nggak tega
mau membentaknya supaya diam. Lalu... lalu aku mesti
bagaimana menghadapi gadis ini?!" gerutu Rayo sambil tetap
menjalankan mobil pelan-pelan. Makin lama makin menepi.
Tapi selalu ragu untuk berhenti, karena sepanjang jalanan itu
tak ada satu pun mobil yang melintas di sana, bahkan
pengendara motor pun tak ada, pejalan kaki juga tak ada.
Mobil me luncur terus tanpa tujuan. Rayo sengaja
membiarkan tangis. Rency berderai terus. Pikirnya, kalau
sudah puas menangis pasti akan berhenti sendiri. Tapi mulut
Rayo tetap mengucapkan kata-kata yang bersifat menghibur
dan mengharap ketenangan gadis itu walau ia tahu bahwa
kata-katanya itu, tidak punya arti apa-apa bagi Rency.
"Sudahlah, jangan menangis terus begitu. Buat apa
menuruti kesedihan. Rugi sendiri. Kalau memang punya
masalah, coba curahkah saja apa adanya. Mungkin dengan
begitu bisa mengurangi beban kesedihanmu. Kalau kamu
nggak ngomong apa-apa, aku nggak bisa bantu kamu. Coba
tenangkan dulu hatimu. Atasi kesedihan itu dengan caramu
sendiri ... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dan entah apa saja, yang penting mulut Rayo tidak diam
saja. Setidaknya dia berharap kata-katanya itu sebagai tanda
bahwa ia tidak cuek dan bersikap masa bodo terhadap
kesedihan Rency. Ia juga tidak peduli kata-katanya itu akan
digubris atau tidak, yang penting ia biarkan gadis itu
mencurahkan duka dalam tangis yang sebenarnya sangat
menjengkelkan hati itu.
Tanpa disadari arah mobil mendekati pantai. Rayo merasa
lebih baik membawa gadis itu masuk Ancol, dan mereka bisa
bicara di pantai yang bersuasana tenang itu. Rayo mempunyai
alternatif yang tepat. Karena ketika mereka tiba di kawasan
pantai suny i, tempat dua insan saling berkasihan dalam mobil,
tangis Rency itu telah mencapai titik kepuasan, walaupun
belum kepuasan yang sempurna. Gadis itu mengambil tissue
dari tas kecilnya mengeringkan air mata, menenangkan isak
yang tersisa. Rayo sengaja diam tanpa komentar apa-apa.
Menunggu saat yang tepat.
Setelah beberapa saat lamanya Rency terkulai dengan
kepala disandarkan pada kaca pintu sebelah kirinya, lamunan
dan renungannya sudah cukup dinikmati, maka Rayo pun
segera memberanikan diri untuk mengawali pembicaraan. Ia
sudah siap untuk tidak kecewa seandainya kata-katanya nanti
tak ditanggapi.
"Sudah puas tangismu?"
Rency bangkit dari sandarannya. Menarik napas panjang,
menyingkapkan rambut yang sempat bergerai ke depan
wajah. Rayo sengaja memandanginya karena ingin melihat
ekspresi gadis itu sete lah puas menangis selama hampir satu
jam itu.
"Kenapa kau membawaku kemari?" tanyanya parau.
"Tempat ini tidak layak lagi buatku."
"Jadi, harus ke mana aku membawamu?"
"Kuburan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sirrrr...! Desir hati Rayo bersamaan dengan detak jantung


menyentak dan bulu kuduk berdiri merinding. Jawaban datar
tadi seakan mempunyai kekuatan magis membuat deburan
ombak pantai seolah-olah sempat berhenti sesaat. Namun
kecemasan itu berusaha ditekan kuat-kuat oleh Rayo dengan
tarikan napas panjang juga. Ia paksakan dirinya untuk tetap
tenang, bahkan sengaja tersenyum dengan tawa pendek yang
pelan sekali.
"Kenapa aku harus membawamu ke kuburan? Ke diskotik
kan lebih enak, ketimbang ke kuburan?"
"Karena aku memang sebaiknya mati. Sekarang juga aku
ingin mati. Tapi aku tak tahu harus bagaimana menemui
ajalku, sementara diriku disiksa Oleh ketakutan, kesedihan,
kebingungan dan kekecewaan yang amat besar."
"Persoalan apa yang membuatmu sampai begitu? Coba
ceritakan, mungkin aku bisa carikan solusinya, atau mungkin
aku punya saran bagus yang tidak terpikirkan olehmu. Ingat,
kamu sedang kalut..."
"Jangan sentuh aku!" tiba-tiba Rency menyentak tegang
sambil bergeser menjauhi Rayo yang bermaksud bicara lebih
dekat lagi untuk mempertegas kata-kata yang akan diucapkan.
Tapi sentakan itu justru membuat Rayo kaget dan menarik diri
dengan cepat. Ia menatap heran, tapi juga dengan hati kesal.
"Aku bukan cowok nakal Rency. Jangan salah sangka! Kau
sangat keliru kalau menilaiku sebagai cowok bertangan jahil!"
"Sorry, sorry...! " Rency serba salah. Mau menitikkan air
mata lagi, tapi buru-buru menarik napas dalam-dalam.
"Aku hanya tak ingin mencelakakan kamu," lanjut
Rency."Aku tak ingin membuatmu terluka atau-lebih parah
dari itu."
"Memangnya kenapa kamu punya kekhawatiran seperti
itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Rency sulit menjawab, napasnya menyumbat tenggorokan,


isak tangisnya kian mengembang dalam dada. Penuh, dan
ingin meledak lagi. Tapi Rency menahannya kuat-kuat Seolah-
olah ia sudah bosan dengan air matanya sendiri. Rayo
menunggu jawaban dengan menatapnya dengan heran lagi.
"Sebaiknya aku turun di sini saja," kata Rency sambil ingin
membuka pintu mobil. Tapi tangan Rayo buru-buru
menahannya.
"Tunggu dulu!"
"Awas ...!" Rency menghindari tangan Rayo dengan cepat.
Buru-buru Rayo tak jadi memegangnya, melainkan justru
menarik tangannya dengan cepat. Refleks sekali.
"Jangan turun di sini kalau di sini bukan tempatmu!" nada
suaranya mulai tinggi, melambangkan kejengkelan hatinya.
"Kau bisa dikira pelacur pantai dan diusir oleh mereka secara
kasar! Bisa-bisa kau diperkosa oleh preman-preman di Sekitar
sini, tahu?!"
Rency tak jadi turun. Ia menenangkan diri sesaat .
"Jujur saja deh, sebenarnya kau tinggal di mana? Aku
sanggup mengantarmu pulang, daripada me lihat kamu yang
sedang stress berat begini jadi santapan laki-laki rakus!" Rayo
memang agak kasar, tapi ia tak peduli untuk sementara ini.
"Aku sudah nggak punya tempat tinggal lagi. Aku sudah
diusir oleh tanteku. Nggak ada rumah, nggak punya tempat
berteduh, dan... dan kurasa yang tepat adalah lembah
kematian bagiku,"
Sambil ia mengisak lagi dalam tangisnya. Dengan kesal
Rayo membiarkan, wajahnya cemberut, napasnya
dihempaskan lepas-lepas.
"Udah, kamu tidur di tempat kostku aja deh! Kita pulang!"
kata Rayo memutuskan langkahnya setelah memikirkannya
beberapa saat. Ketika itu tangis Rency sudah berhenti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apakah kau bisa menolongku keluar dari masalah setan


ini?!"
"Nggak janji deh!" jawab Rayo agak ketus.
"Kalau kamu nggak bisa menolongku keluar dari masalah
setan ini, jangan membawaku pulang ke tempat kostmu!
Celaka kau nanti!"
"Memangnya kenapa?! Celaka karena, apa?! Masalah
setanmu itu yang bagaimana?! Jelaskan dong!" sambil mobil
mulai bergerak meninggalkan kawasan pantai.
"Aku sudah tercemar," kata Rency pelan sekali "Kau bisa
terbakar dan mati hangus kalau memegangku."
"Tercemar apaan?!"
"Kebiadaban seseorang!"
"Siapa orang yang biadab itu?"
"Manusia meteor!"
"Siapa ... ?!" Rayo menelengkan telinga, irngin mendengar
sekali lagi agar yakin betul bahwa ia tak salah dengar.
"Manusia meteor itulah yang biadab! Kejam Sekali!"
Rayo tidak terkejut Jawaban itu dianggapnya suatu hal
yang tidak serius. Sekadar ungkapan, kebencian kepada
seseorang, Pemuda itu tetap mengemudikan mobil dengan
tenang.
"Kalau aku nggak boleh pegang kamu, aku nggak akan
menyentuhmu sedikit pun. Lihat saja deh aku bukan cowok
jahil seperti dngaanmu, Rency."
"Aku serius. Bukan aku ingin menyindirmu begitu. Aku
benar-benar sudah terkontaminasi oleh racunnya manusia
Meteor!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Lucu sekali pengakuanmu itu. Boleh juga buat bahan


lawakan di panggung Srimulat," Rayo menanggapinya dengan
sinis.
"Tolong, percayalah dengan pengakuanku ini. Siapa pun
yang menyentuhku, kalau sampai aku bergairah atau yang
menyentuhku terangsang ingin bercumbu denganku, maka...
maka dia akan terbakar, atau setidaknya mengalami luka
bakar sangat berbahaya. Ini sudah terjadi dan dialami oleh
tiga orang lelaki. Itulah sebabnya aku diusir dari rumah
tanteku, karena... karena oomku sendiri hampir mati terbakar
karena dia menyentuhku dan terangsang ingin menikmati
tubuhku. Apalagi kalau aku yang terangsang, maka sentuhan
orang itu walau sedikit saja bisa menyebabkan ia menderita
luka bakar cukup serius, atau mati dalam keadaan hangus
tubuhnya!"
"Ah, masa bisa sampai begitu?!"
"Swear! Aku berani bersumpah. Karenanya, aku serba
bingung, tak tahu harus bagaimana dalam keadaan seperti
ini.. Aku takut menimbulkan korban lagi. Jadi, kumohon
jangan coba-coba menyentuhku dengan alasan apapun. Aku
takut kau terangsang atau aku yang terangsang. Kau bisa
menjadi korban luka bakar yang... yang entahlah, yang
keberapa kali sebenarnya. Aku tak ingat lagi!"
"Makanya kalau ngibul diingat-ingat skenarionya," sindir
Rayo.
"Tolong, percayalah...! Percayalah dengan pengakuanku
dan penjelasanku tadi demi keselamatanmu. Tolong,
percayalah.."
"Iya, iya... aku percaya!" sergah Rayo bernada kesal. Tapi
dalam hatinya sangat tak bisa mempercayai pengakuan Rency
tadi. Ia bahkan sempat menduga bahwa Rency adalah gadis
berusia sebaya dengannya tapi dalam, keadaan mengalami
gangguan jiwa alias gila. Hanya saja, Rayo tak tega untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

membuang Rency di tengah jalan, atau menurunkan gadis


cantik bertubuh sintal itu di sembarang tempat. Pilihan
sementara dalam keadaan serba membingungkan dan
menjengkelkan itu hanyalah tempat kostnya yang tak pernah
mempedulikan tata susila para penghuninya, selama tidak
bikin heboh di tempat tersebut. Mau ganti-ganti pasangan tiap
malam, tak pernah ada yang menggubrisnya. Tak heran jika
beberapa di antara penghuni kost ada yang hidup dengan
pacarnya, tanpa surat nikah secuil pun.
Tempat kost itu adalah tempat kost elite. Selain bersih juga
tenang dan masing-masing, kamar dilengkapi dengan fas ilitas
yang cukup eksklusif. Rayo sengaja memilih tempat kost
mahal itu karena ia butuh kenyamanan dalam kebebasan
hidupnya, daripada harus tinggal bersama papa dan mama
tirinya, seperti kedua adik Rayo yang masih betah tinggal
bersama ibu tiri mereka..
Sayang kamar kost hanya memiliki satu springbed dengan
sofa sudut berukuran kecil, karena memang hanya terdiri dari
satu kamar saja. Ruangan lain yang ada di situ hanya kamar
mandi kecil, dan dapur sederhana yang tak boleh dipakai
untuk memasak. Rayo melapisi lantai kamarnya dengan karpet
tebal berbulu halus.
"Kau tidur di ranjang, biar aku tidur di lantai saja," katanya
sambil me lepas kemeja yang dikenakan itu. Tak ada tempat
ganti yang lebih baik selain kamar mandi. Tapi untuk melepas
baju, Rayo merasa tidak perlu harus ke kamar mandi.
Namun mata gadis itu memandangi Rayo dari belakang.
Punggung Rayo yang kekar agak berotot itu diperhatikan sejak
tadi. Rayo mengetahuinya dari pantulan cermin.
"Coba dia kubuat terangsang, apa benar bisa
berbahaya?!"pikir Rayo dengan hati usilnya Kini ia sengaja
melepaskan celana panjangnya di depan almari, tanpa
penutup apapun. Gadis yang tadi sempat menanyakan nama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Rayo itu buru-buru mendesah sambil buang muka ke arah


pintu.
"Jangan melepas pakaianmu di depan mataku, Ray..."
Rayo justru mendekat. "Memangnya kenapa sih?" lagaknya
pilon.
Rency berusaha berpaling menghindari kekonyolan Rayo.
Gadis itu memejam mata, tangannya menggenggam kuat. Tak
peduli tangan itu masih memegangi sebungkus kertas tissue
yang baru mau dibuka penutupnya. Kertas tissue itu ikut
dicematnya kuat-kuat.
"Rency, kenapa kau ... ? Kenapa, Ren ...?!"
"'Jangan menyentuhku Aku.,aku mudah, terangsang,
Rayo!"
"Ah, omong kosong!" Rayo mendekat, sengaja
membisikkan suara supaya napasnya menghangat di sekitar
wajah Rency yang terus mundur menghindari sentuhan Rayo
dengan cemas sekali.
"Ray, jangan nekat kamu, Ray....!"
"Kalau kau tak membuka matamu, aku tak akan mundur,
tapi akan menciummu dengan hangat, nikmat, dan.., ooooh...
indah sekali..."
Rayo sengaja memancing desah dan kata-kata mesra.
Rency makin memejamkan mata kuat-kuat. Tangannya,
meremas tegang, menahan sesuatu yang tak ingin dilepaskan
begitu saja.Dan, tiba-tiba tercium bau hangus. Rayo terkejut.
Kertas tissue di tangan Rency telah terbakar. Ujung jarinya
membara seperti gumpalan lahar. Sekujur tubuh Rayo
merinding total ketika melihat mulut Rency yang mendesah
dengan bibir terperangah itu mengeluarkan asap. Bibir dan
lidahnya mulai kemerah-merahan, sementara giginya telah
berubah seperti besi-besi kecil yang terpanggang api pelebur
logam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Juga daun telinga Rency ikut merah membara dan berasap


tipis. Tapi rambutnya tidak terbakar, melainkan seperti kabel
listrik yang terpanggang bara api besar. Merah samar-samar,
makin lama semakin besar dan merata.
"Celaka! Ooh, kenapa dia bisa benar-benar jadi begitu?!"
gerak ketakutan Rayo membuatnya panik. Celananya dipakai
lagi, tapi selalu salah masukkan kaki. Rayo jatuh dengan
kepanikan tertahan tanpa suara keras. Sementara itu Rency
mengerang lirih, berusaha menahan hasrat ingin
bercumbunya, hingga sebagian tubuhnya kini telah berubah
merah. Seperti terbuat dari besi yang akan dilebur dalam titik
bakar sangat tinggi. Pakaiannya ikut terbakar, sementara sofa
sudut yang diduduki pun mulai mengepulkan asap tanda akan
ikut terbakar.
"Rrrreeen... Reeenccyy ... ! Oooh, aaap... apa yang harus
kulakukan, Rencyyy ... !" geram suara Rayo yang gemetar dan
terengah-engah dengan menggigil. Sekujur tubuhnya basah
oleh peluh, karena kamar itu menjadi panas sekali. Pada saat
Rayo ingin keluar meninggalkan Rency sendirian, ia sempat
mendengar suara Rency yang masih seperti suara aslinya,
hanya agak serak sedikit.
"Jaauuhh...! Jaauuuhi...!"
"Ja.. jauh?! Apa maksudmu?!" Tapi karena tubuh Rency
semakin membara dan berasap, Rayo semakin dicekam
ketakutan dan kepanikan, maka tanpa menunggu penjelasan
Rency lagi ia pun segera keluar dari kamarnya. Para penghuni
kost eksekutif itu sudah tertidur semua. Atau mungkin ada
yang belum lelap, tapi tak sempat mendengar kegaduhan di
kamar Rayo. Pemuda itu dalam kebingungan melihat
kamarnya membara merah, kini asap putih kehitam-hitaman
membayang dari celah bawah pintu. Ia ingin teriak, tapi malu
dan takut dituding sebagai biang keributan yang menjadi
pantangan bagi para penghuni kost ia berusaha mengatasi
sendiri, tapi tak tahu harus bagaimana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Mampus gue kalau gini! Habis deh kamar gue terbakar!


Sebaiknya kubangunkan si Agam saja!"
Tapi sebelum Rayo pergi ke kamar Agam yang ada di ujung
sana, matanya sempat memperhatikan celah di bawah pintu.
Warna merahnya telah redup.
Bara api bagaikan mulai padam. Bau hangus masih
menyebar samar-samar lewat celah di bawah pintu itu. Rayo,
menunggu dengan gelisah. Beberapa saat kemudian nyala
bara merah telah padam. Lalu, bagaimana keadaan Rency di
kamar itu setelah nyala bara tampak padam? Rayo ragu-ragu
mendekati kamarnya. Ia masih menggigil ketakutan dengan
wajah pucat pasi.
(Oo-dwkz-234-oO)

2
MOBIL kuning menyala dengan lambang BMW di bagian
depan dan belakang itu meluncur tenang dijalan tol. Sopirnya
seorang pemuda dengan ketampanan pas-pasan, berpakaian
rapi, rambutnya sedikit lebat karena telat cukur. Dilihat dari
penampilannya yang cukup keren itu jarang ada yang
menyangka bahwa dia adalah seorang sopir yang tiap
bulannya terima gaji dari profesinya itu. Banyak orang
menyangka, BMW keren itu miliknya sendiri. Tapi setelah
orang itu tahu bahwa ternyata BMW itu milik si anak bidadari
yang aslinya bernama Dewi Ular, tapi populer di masyarakat
bumi sebagai Kumala Dewi, maka luntur sudah kegagahan
sang sopir keren: Sandhi.
Jabatan resmi sesuai SK (Surat Kekeluargaan) memang
sopirnya Kumala Tapi jabatan tak resminya yang sudah mulai
diketahui orang banyak adalah asistennya Kumala untuk
urusan non-mistik. Sepintas kilas jika melihat caranya bicara
atau bercanda dengan Kumala, orang akan menyangkanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sebagai kakak atau sepupunya Kumala. Padahal keakraban


dan kedekatan hubungan itu sengaja diciptakan oleh Dewi
Ular, sebab baginya Sandhi bukan lagi sopir upahan,
melainkan sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
Karenanya, tak ada rasa keberatan bagi gadis cantik
berlesung pipit itu untuk duduk di samping kiri sang sopir.
Padahal semestinya ia duduk di belakang dengan anggun dan
berwibawa, sebab dia adalah bossnya Sandhi. Kumala tak
pernah merasa begitu, maka duduk di depan atau di belakang
baginya sama saja. Sandhi pun tak pernah memasalahkan.
Bahkan ia sering tampak ngobrol atau berdebat cukup seru
dengan majikan cantiknya itu dalam keadaan tetap
mengemudikan BMW kuning menyala itu.
Sore itu, menjelang petang, Kumala Dewi duduk di depan
dengan sedikit merebah. Ia menerima telepon melalui HP-hya,
sehingga tidak bisa ngobrol dengan sang sopir. Kesempatan
itu digunakan oleh Sandhi, yang memang punya mata genit,
untuk melirik seorang gadis di dalam Corolla silver yang kini
ada di depannya. Kadang mobil itu sejajar dengan BMW-nya
Kumala, dan Sandhi mengerlingkan mata ganjannya, lalu gadis
yang duduk di jok belakang untuk mereposisikan diri sebagai
boss dari sopirnya yang agak tua itu, hanya melengos ke
kanan. Tak mau memandangi Sandhi lagi. Lalu Sandhi
mereposisikan mobilnya di sebelah kanan Corolla itu,
mengerlingkan mata lagi dengan senyum nakal. Gadis
berwajah ayu itu melengos lagi ke arah kiri. Begitu terus sejak
Kumala bicara melalui handphone. Sandhi menggoda gadis
cantik bermata bundar tapi berbibir sexy itu. Ia memang
tampak seperti gadis karir, atau setidaknya putri pengusaha
kaya.
Pada satu kesempatan, ketika Corolla silver itu ada di
samping kanan Sandhi, wajah gadis itu tepat memandang ke
kiri. Matanya beradu dengan tatapan mata Sandhi. Lalu
tangan Sandhi melambai kecil dengan senyum keramahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tapi gadis itu justru mencibir, melengos sebentar, dan kembali


melirik Sandhi lagi. Lagak sopir muda itu makin konyol,
memberikan kissby kepada gadis bermata bundar bening itu.
Lalu nyengir seenaknya. Geli sendiri.
Eh, gadis itu menurunkan kaca pintu sebelah kiri, walau tak
seluruh kaca diturunkan. Tapi Sandhi juga buru-buru
menurunkan kaca sisi kanan. Dan saat itu gadis berhidung
mancung ramping itu berseru dengan nada kesal.
"Gila luh! Pikirin binih luh tuh!" Lalu, buru-buru kacanya
dinaikkan kembali. Sandhi sempat membalas seruah tersebut
sebelum kaca di sana tertutup rapat.
"Dia bukan bini gue! Dia boss gue!"
Kumala sadar apa yang dilakukan sopirnya, la menghardik
pelan sambil menjauhkan HP-nya dari mulut.
"Eh, eh...! Kok jadi urakan begitu sih kamu, San?!"
Sandhi nyengir malu. Kaca ditutup rapat kembali. Corolla
silver dibiarkan meluncur menduluinya. Kumala pun kembali
bicara dengan peneleponnya. Sebentar kemudian,
pembicaraan itu pun selesai.Barulah ia melanjutkan
tegurannya tadi tanpa ekspresi marah, melainkan tetap tenang
dan cenderung cuek.
"Memangnya siapa cewek itu tadi? Temanmu, ya San?"
"Ya, teman."
"Kamu kenal sama dia?"
"Nggak tuh," jawabnya polos sambil Menggeleng, lalu
tertawa sendiri. Kumala Dewi menahan rasa kesal, menarik
napas tanpa tawa sedikit pun. Datar-datar saja. Tapi gerutu
kecilnya terdengar famifiar sekali.
"Jadi cowok itu jangan mudah terpikat sama kecantikan
seorang gadis. Sebab yang cantik itu belum tentu emas, dan
yang jelek itu belum tentu perunggu. Jangan setiap ada wajah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

cantik langsung kau gandrung. Repot sendiri kau nanti kalau


sudah kena, batunya."
"Ah, itu tadi cuma iseng kok."
"Berawal dari keisengan, akhirnya jadi keseringan, dan
ujung-ujungnya jadi keliyengan tuh!"
Sandhi tertawa geli. Kata-kata itu sepertinya diucapkan
dengan malas-malasan, tapi ternyata punya bobot canda
cukup lumayan. Kumala, tak jadi meneruskan kata-katanya,
karena harus menyambut dering handphonenya lagi. Tanpa
melihat dulu siapa pemilik nomor telepon yang muncul pada
displaynya, Kumala langsung menyapanya dengan nada
ramah dan lembut
"Hallo, selamat sore!"
"Hallo, apa.. benar saya bicara dengan Nona Kumala
Dewi?"
Dewi Ular menatap Saridhi dengan sedikit berkerut dahi. Ia
memberitahukan tentang suara penelepon yang masih asing
baginya. Sandhi pun secara otomatis siap-siap menyimak apa
yang akan dibicarakan oleh majikan cantiknya itu. Sebab,
ekspresi yang ditampilkan Kumala sangat dipahami Sandhi,
bahwa saat itu Kumala mengalami sesuatu yang agak aneh
dan butuh perhatian Sandhi.
"Anda memsng sedang bicara dengan Kumala Dewi."
"O, syukurlah kalau saya tidak salah nomor."
"Agaknya kita baru kali ini bicara melalui telepon, ya?"
"Ya, benar. Memang baru sekarang saya dapatkan nomor
HP Anda."
"Dari s iapa Anda dapatkan nomor HP saya ini?"
"Seorang teman. Tapi maaf, dia berpesan agar saya tak
boleh menyebutkan namanya kepada Anda "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"0, begitu? Apa alasan dia me larang Anda menyebutkan


namanya?"
"Sangat pribadi, hanya itu jawabnya."
"Hmmm, kalau begitu saya boleh tahu dong siapa Anda?"
"Moonru. Lengkapnya... Christian Moonru!"
"Christian Moonru ... ?!" gumam Kumala seperti menyuruh
Sandhi mengingat-ingat nama itu. Dalam harinya, Sandhi pun
menggumamkan nama itu dua kali dengan nada bertanya-
tanya, siapa Moonru itu. Seingatnya, Kumala tak punya relasi
atau klien yang bernama Christian Moonru.
Kumala bertanya lagi dengan, memejamkan matanya,
"Jadi, saya. harus memanggil Anda apa? Nyonya, Tante, Zus,
atau n..."
"Moonru saja, "jawab suara .serak-serak basah itu.
" Okey, Moonru... sebagai tanda perkenalan kita, apa yang
bisa saya bantu untukmu, Moonru?"
"Saya dalam kesulitan misterius, Kumala," kata wanita
penelepon itu dengan suara mulai bernada sedih. Dalam
memejamkan matanya, Kumala semakin berkerut dahi.
Sepertinya kekuatan indera keenam sedang meluncur secepat
kilat mencari tahu siapa wanita yang bernama Christian
Moonru itu. Akhirnya ia temukan bayangan gaib si pemilik
nama itu. Lega hati Kumala, namun segera merasa heran
dengan penglihatan supranaturanya itu.
"Bisa kamu jelaskan lebih rinci lagi,. Moonru?"
"Saya... saya ingin mati tanpa bunuh diri. Dapatkah...
dapatkah kamu melenyapkan nyawa saya tanpa terasa sakit,
Kumala?"
"Moonru ... ? Tenang... jangan hanyut dalam kesedihanmu.
Tenang, Moonru.... Tolong sebutkan alamat lengkap tempat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tinggalmu yang sekarang ini. Posisimu ada di mana? Aku akan


datang secepatnya, Moonru...!"
Bujukan itu bernada lebih lembut lagi. Lebih mengena di
hati peneleponnya, karena Dewi Ular bukan hanya sekadar
bersuara saja. Ia mengalirkan getaran supranaturalnya melalui
suara tersebut. Getaran itu berguna untuk menenangkan
kegundahan hati dan guncangan jiwa orang yang
mendengarnya. Nada suara seperti itu sangat dipahami oleh
Sandhi, sehingga ia tahu bahwa orang yang menelepon
Kumala itu pasti sedang sedih dan menangis.
"San, kurangi kecepatan," perintahnya pelan sambil
matanya memandang lurus ke depan. Menerawang jauh.
Handphonenya diletakkan kembali pada tempatnya yang
selalu menempel dashboard. Tanpa perintah dua kali Sandhi
sudah mengurangi kecepatan mobil dengan mengambil jalur
kiri.
"Apa yang kau lihat, Kumala?" tanya Sandhi hati-hati sekali.
Dengan tetap menerawang tanpa berkedip gadis itu
menjelaskan penglihatan mata dewanya tentang seorang
gadis sekitar 27 tahun yang bernama Christian Moonru.
"Dia berambut panjang hitam bergelombang. Bagus sekali.
Dia punya wajah cantik sepertinya keturunan blaster bule
dengan pribumi. Kulitnya putih, mulus, tanpa satu pun tahi
lalat yang ia miliki. Badannya sekal, tapi bukan gemuk. Juga
nggak kurus. Tingginya sama denganku. Punggungnya agak
lebar. Mungkin hobby berenang. Hidungnya mancung,
matanya indah berkilauan dengan warna manik mata kecoklat-
coklatan."
"Belum pernah kau kenal?"
"Belum," jawabnya masih dengan mata memandang dalam
terawang. "Dia sedang bersedih, dan jiwanya sangat
terguncang oleh sesuatu yang tak sanggup ia katakan tadi. Ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

punya keinginan kuat untuk mati tanpa melalui rasa sakit


sedikit pun."
"Ada di mana dia sekarang?"
"Dia nggak bisa jelaskan karena tangis dukanya begitu
besar. Agaknya dia sudah berduka sejak sekian hari yang lalu.
Kini, Moonru berada di sebuah kamar... hmm, sepertinya
kamar tidur atau... atau..... Oh, dia keluar ke balkon. Berarti
dia berada di ketinggian yang... woow... ?! Tinggi sekali,"
"Di sebuah hotel, maksudmu?" Nada tegang Kumala makin
bertambah, tapi matanya tetap datar, lurus, seperti orang buta
yang bisa melek tapi tak bisa melihat apa-apa. Kalau saja
Dewi Ular tidak menggunakan mata gaibnya, ia tak dapat
melihat posisi gadis itu sedang di sebuah balkon dalam
ketinggian yang mengerikan.
"'Sepertinya memang dia berada di sebuah hotel, San, Oh,
dia berdiri di balkon kamar yang ada pada... lantai 21. Hmmm,
hotel apa itu yang punya lantai lebih dari dua puluh satu
jumlahnya?"
"Warna dominan hotel itu?"
"Warna hijau muda."
"Hijau muda? Lebih dari 21 lantai?" gumam Sandhi.
"Hmmm, nggak salah lagi, pasti Finance Hotel!" tegas Sandhi
penuh keyakinan.
"Cepat arahkan, ke sana. Gadis itu benar-benar ingin
lakukan bunuh diri, melompat dari ketinggian seperti itu!"
"Agak jauh dari tempat kita ini, Kumala!"
"Lakukan saja yang tercepat. Aku akan menahannya dari
sini!" sambil Kumala memejamkan mata, berkerut-dahi,
duduknya lebih direbahkan, seperti mau tidur. Sementara itu,
Sandhi segera tancap gas setelah posisi arah mobil berbalik
dengan yang tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Cepat, San ... ! Dia sudah tak mampu bertahan. Harapan


untuk hidup semakin terkikis habis! Ooh, dia mulai memanjat
pagar balkon untuk lakukan lompatan?!" nada suara Kumala
semakin tegang.
"Tahan terus dari sini apa nggak bisa?!"
"Sedang kulakukan!" jawabnya dengan nada rendah sekali.
Langit semakin gelap, karena petang mulai datang. Dewi
Ular tetap setengah berbaring dengan mata terpejam dan dahi
berkerut. Keringatnya mulai membersit di kening, walaupun
hanya sejuk AC mobil menghembus dari depannya. Sandhi
sedang berusaha mencari jalan tercepat untuk mencapai
Finance Hotel. Tapi yang ia dapatkan justru terjebak macet di
ruas jalur cepat.
"Susul aku di sana!" kata Kumala tanpa membuka mata.
Sandhi baru mau menanyakan nomor kamar hotel yang
digunakan Moonru, tapi Dewi Ular sudah berubah menjadi
cahaya hijau. Claaap...! Cahaya hijau berbentuk naga kecil itu
melesat menembus atap mobil tanpa suara tanpa getaran
sedikit pun. Gerakan cahaya itu menyerupai kilatan petir ganas
yang tahu-tahu menerjang perut gadis berkulit putih dan
berambut meriap indah itu. Deebb ...
"Ahhk ... !" Gadis itu merasa seperti diterjang seekor babi
hutan, la terhempas ke belakang, terpental hingga jatuh di
lantai bawah kaki bufet. Buhkk ... ! Ia mengerang sebentar,
menggeliat, kemudian terhempas lemas tanpa bergerak lagi.
Pingsan.
Cahaya hijau berbentuk seekor naga kecil jadi menggumpal
dalam waktu singkat, dan sekejap saja sudah berubah menjadi
sesosok gadis cantik berbusana formil, stelan jas dan span
warna lembut. Gadis itu tak lain adalah sosok Dewi Ular yang
tadi menggunakan kesaktiannya karena sudah sangat terdesak
waktu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kumala tidak langsung melakukan tindakan apa-apa. Ia


masih berlutut dengan satu kaki. Badannya sedikit
membungkuk dan matanya terpejam kuat-kuat, seperti
sedang menahan sesuatu yang terasa sakit baginya.
Beberapa waktu kemudian Sandhi baru tiba di lobby hotel,
la menanyakan kamar yang dipakai Christian Moonru.
Resepsionis memberitahukan bahwa baru saja ada pesan
untuk Sandhi dari Christian Moonru agar Sandhi lekas-lekas
menujuke lantai dua puluh satu, room 2122. Maka Sandhi pun
segera meluncur naik menggunakan lift kapsul yang dapat
tembus pandang ke mana-mana itu.
"Tok, tok, tok...!"
Sandhi mengetuk pintu kamar berangka 2122 dengan agak
keras, karena unsur ketegangan masih mendebarkan hatinya.
Handel pintu itu berputar pelan. Klik... ! Sandhi tak sampai
mendorongnya tapi pintu sudah terbuka sendiri.
Padahal waktu itu Kumala ada di atas sofa panjang,
berbaring me luruskan kakinya dengan kepala diletakkan di
atas tangan sofa. Berarti kekuatan energi gaib Dewi Ular itulah
yang tadi membukakan pintu dari jarak jauh dengan melalui
pandangan matanya.
"Kumala...?! Kenapa kamu?!" Sandhi sangat terkejut
melihat Dewi Ular mengalam i luka, seperti luka bakar. Pipi
kanannya menjadi merah seperti habis disetrika, tangan
kanannya juga melepuh seperti habis terbakar, dan jasnya
menjadi hangus di bagian pundak dan lengan. Sandhi yakin,
penyebabnya pasti hawa panas yang cukup tinggi.
"Apa yang terjadi, Kumala?!" desak Sandhi dalam
kecemasannya, la memandangi seorang gadis yang masih
terpuruk di lantai, tak sadar diri. Ia yakin, gadis itulah
Christian Moonru, karena ciri-cirinya sama dengan yang
disebutkan Kumala dalam mobil tadi.
"Diakah yang bernama Moonru?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ya, memang dia," jawab Kumala pelan. Sandhi mendekati,


tapi Kumala mencegahnya dengan sentakan kecil dan segera
bangkit.
"Jangan sentuh dia!"
Sandhi kaget, segera mundur dengan tegang kebingungan.
Kumala Dewi masih mengerahkan tenaga saktinya. Cukup
dengan menudingkan jari telunjuknya yang kanan, Moonru
bergerak sendiri. Mengambang di udara dalam keadaan
terkulai lemas, lalu tubuh itu bergerak pelan-pelan mengikuti
gerakan jari tangan Dewi Ular. Keadaan gadis itu masih tetap
pingsan ketika sudah dibaringkan di atas ranjang oleh Dewi
Ular menggunakan kekuatan gaibnya.
"Sekalipun dia pingsan, tapi syaraf kemesraannya tetap
bekerja," kata Kumala pelan dalam keadaan duduk di sofa itu.
"Kenapa tak boleh kusentuh?''
"Syaraf kemesraannya super-tajam. Peka sekali, la dapat
terbakar gairah kemesraannya dengan sentuhan seorang
lelaki, atau hal-hal yang dapat menimbulkan rangsangan
baginya."
"Meskipun dia pingsan?!''
"Meskipun pingsan!" tegas Kumala membenarkan ucapan
Sandhi.
"Aneh... ?!" desis Sandhi sambil memandang gadis itu lagi.
"Apabila dia terangsang, energi panasnya membara dan
cepat menjadi besar, marnpu menghanguskan kulitmu. Seperti
yang kualami ini."
"Jadi, kau...?"
"Kuterjang dia saat mau melompat dari balkon. Aku tak
sempat menahan diri, karena tak kusangka-sangka dia
memiliki energi panas setinggi baja meleleh. Maka, beginilah
akibatnya. Hampir hangus tubuhku akibat menerjangnya tadi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Oh, kau... kau ... ?" Sandhi cemas sekali. Tapi tak tahu
apa yang harus dilakukan. "Lalu, bagaimana dengan lukamu
ini, Mala?"
"Bisa kuatasi sesaat lagi, setelah kekuatanku terkumpul
kembali. Energi panas itu bukan hanya membakar fisikku, tapi
juga menghisap tenagaku. Hampir saja tadi aku tak bisa
mengangkat telepon untuk memberitahukan kepada
resepsionis agar kamu segera kemari."
Kumala Dewi menarik napas dalam-dalam. Ia memang
seperti kehabisan tenaga yang amat melelahkan sekali. Sandhi
hanya bisa menarik napas juga, prihatin melihat majikan
cantiknya mengalami luka bakar seperti itu.
"Perlu kuhubungi si Buron?" tanya Sandhi.
"Nggak usah," jawabnya lirih. "Akan kuperintahkan dia dari
sini agar pergi menemui Rayo, menggantikan posisiku dulu."
"Apakah dia mampu menangani gadis yang ditemukan
Rayo itu."
"Setidaknya menjaga agar Reney tidak keluar dari
tempatnya."
Maka jalur gaibnya segera digunakan. Dewi Ular
mengirimkan suara gaib kepada pemuda berambut kucai yang
menjadi as istennya untuk urusan hal-hal berbau m istik. Buron
memang mampu menangani tugas-tugas yang berkaitan
dengan kekuatan gaib, karena ia adalah jelmaan dari Jin
Layon. Keahlian sosok wujudnya sebagai jin hanya akan
digunakan jika ia harus bertarung dengan lawan yang punya
kesaktian sama, atau jika keadaan memang sangat memaksa.
Tapi jelmaan Jin Layon yang sering dijuluki sebagai "jin usil'
itu, kadang-kadang memang kambuh kekonyolannya.
Terutama jika tidak di depan Kumala. la senang menggoda
tamu yang baru pertama kali datang ke rumah Dewi Ular,
menakut-nakuti dan bikin sensasi yang membuat pucat wajah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sang tarnu. Kadang ia sengaja menampakkan wujud jin


aslinya yang tinggi, besar dan hitam itu, sehingga sangat
menakutkan manusia biasa. Bahkan ada yang pernah
terkencing-kencing di tempat menahan rasa takut begitu
besarnya. Jika sudah demikian Buron menjelma sebagai
pemuda berambut kucai lagi sambil cekikikan, geli dan puas
bisa ngerjain tamu dengan keusilannya.
Tapi pada saat Kumala mengirimkan suara gaibnya, tamu
yang datang ke rumah tersebut tidak bisa dikerjain Buron
tamu itu adalah seorang wanita cantik, janda kaya berkulit
kuning langsat. Perempuan pewaris kekayaan ayahnya itu tak
lain adalah kekasih Buron sendiri; Shayu Handayani.
Perempuan berusia 28 tahun yang tubuhnya sangat sexy dan
menggairahkan sekali itu pernah diselamatkan oleh Buron dari
gangguan gaib tingkat tinggi, sehingga mereka pun akhirnya
saling jatuh cinta. Tapi untuk menentukan apakah Buron boleh
mengawini Shayu, ia harus menunggu keputusan dari ibunya:
jin perempuan yang bernama Nini Ganjarlangu, (Baca serial
Dewi Ular dalam episode: KORBAN KUTUKAN).
Kedatangan Shayu petang itu bukan untuk melepas rindu
kepada Buron, juga bukan untuk mendesak perkawinannya
dengan pemuda berambut kucai itu, melainkan karena ada
satu keperluan yang sangat urgen, di mana seharusnya yang
ingin ia temui adalah si Dewi Ular. Bukan si jin usil itu.
"Apakah nggak bisa dibicarakan denganku, kok sampai
harus menunggu Kumala pulang?"
"Pada akhirnya nanti akan kubicarakan juga padamu. T api
sebagai langkah awal, harus kubicarakan empat mata dulu
dengan Kumala Dewi."
"Begitukah?"
Shayu mengangguk. Tangannya mengusap-usap lengan
Buron.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kamu jangan tersinggung," Shayu bicara pelan. Romantis


sekali kesannya. Apalagi mereka duduk di bangku bawah
pohon yang tumbuh di depan serambi samping, rasa-rasanya
dunia menjadi milik mereka berdua. Yang lain anggap saja
indekost.
"Percayalah, Buron... apa yang ingin kubicarakan dengan
Kumala itu nanti adalah urusan wanita. Setelah itu baru lelaki
boleh ikut campur dalam urusan tersebut. Jadi bukan karena
aku menyepelekan kesaktianmu. Bukan. Bagiku kamu sangat
sakti. Lebih sakti dari siapa pun."
"Pasti kamu menyukai pusakaku, kan?"
Shayu tertawa kecil. Ia biarkan pipinya jadi sasaran ciuman
Buron. Tapi dalam hatinya Buron ingin tahu sekali, apa
persoalan yang akan dibicarakan Shayu kepada Kumala nanti.
Sepertinya harus dirahasiakan dulu, dan hal itu mencurigakan
bagi Buron. Memancing rasa ingin tahunya lebih besar lagi.
Maka diam-diam dengan kesaktiannya yang tak kentara,
Buron memasuki relung hati Shayu.
Hawa gaib jin meresap lewat pori-pori kulit yang saling
bersentuhan itu. Sekalipun sikap Buron tenang, murah
senyum, sering menatap romantis, tapi sesungguhnya, ia
sedang menyusuri relung hati Shayu dan bertanya pada jati
diri perempuan itu. Maka terjadilah percakapan batin yang tak
disadari oleh Shayu, tapi sangat terkontrol betul oleh batin
Buron. Percakapan jati diri itu biasanya tidak akan pemah-bjsa
berbohong.
"Mengapa persoalanmu harus kamu bicarakan dulu dengan
Kumala? Mengapa tidak langsung pada diriku, hei jabang
bayinya Shayu?"
Sangjati diri pun menjawab, "Aku butuh pertimbangan dari
Kumala, apakah masalah ini perlu kubicarakan padamu atau
tidak. Dan kalau toh perlu kubicarakan sejujurnya padamu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bagaimana caraku mengawalinya? Aku berharap Kumala Dewi


bisa memberiku petunjuk untuk masalah ini."
"Apa masalah sebenarnya? Bicaralah padaku, Shayu
pribadi!"
"Apakah nantinya kamu tidak akan lari dariku, Layon?"
"Tidak, Shayu. Apapun masalahnya aku tidak akan pergi
darimu. Apakah kau masih sangsi dengan kesungguhan hatiku
padamu?"
"Ya, aku masih sangsi. Karena kalau kamu pergi dariku dan
masuk ke duniamu, yaitu dunia kehidupan bangsa jin, maka
aku tak akan bisa mengejarmu. Kamu bisa berlaku curang
begitu, Layon."
"Percayalah, sampai kapan pun aku tetap ingin berdekatan
denganmu, sekalipun kita sebenarnya berbeda zat kehidupan."
Jati diri Shayu tampak tersenyum anggun di mata gaib
Buron.
"Nah, sekarang katakan persoalanmu itu sebenarnya,
Shayu."
"Layon; sebenarnya saat ini aku... aku sedang hamil tiga
bulan!"
"Hahh ...?!"jati diri Layon terkejut, mulai kebingungan.
"Sudah lama ingin kukatakan padamu, tapi aku takut kamu
tak bisa menerima kenyataan ini. Sampai akhirnya usia
kandunganku sudah tiga bulan. Aku tak tahu apakah kamu
mau bertanggung jawab atas kehamilanku ini atau tidak.
Seandainya kau tidak menginginkannya, lalu harus bagaimana
cara menggugurkan kandungan ini, sebab sudah berkali-kali
kucoba, tapi tak pernah berhasil. Aku juga tak tahu,
bagaimana jadinya bayiku nanti jika ia telah lahir. Sebagai
bangsa jin atau sebagai manusia seperti diriku. Aku bingung
sekali menghadapi masalah ini, Layon."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hamil...?!" gumam jati diri Jin Layon sambil masih


terperangah tegang. Ketegangan itu timbul karena jati diri Jin
Layon sangat takut jika kasus itu didengar oleh ibunya: Nini
Ganjalangu. Sebab, sang ibu belum tentu menyetujui anaknya
menikah dengan bangsa manusia. Dan jika larangan itu tetap
nekat dilanggar oleh Layon, bisa-bisa jin perempuan yang
ganas itu akan memakan habis bayi dalam kandungan Shayu.
Kini Buron tak tahu apa yang harus ia lakukan menghadapi
kenyataan itu. Belum sempat ia kendurkan ketegangan
batinnya, tahu-tahu Kumala Dewi mengirimkan suara dari
jarak jauh, memberi perintah yang harus segera dikerjakan
Buron. Makin bingung lagi pemuda jelmaan Jin Layon itu.
(Oo-dwkz-234-oO)

3
DUGAAN Kumala Dewi memang benar. Moonru memang
berdarah indo; mamanya asli kelahiran Arizona, negara bagian
Amerika. Moonru sendiri dilahirkan di Phoenix, ibukotanya
Arizona. Tapi pada usia 5 tahun papa dan mamanya bercerai.
Papanya yang asli orang Denpasar itu pulang ke Bali
membawa seorang anak, yaitu Moonru. Sementara kakaknya
Moonru, Clief, tetap tinggal bersama mamanya di Arizona
Sejak itu mereka tak pernah saling jumpa lagi.
Setelah papanya meninggal, Moonru tak mau ikut ibu
tirinya. Ia hidup bersama oomnya yang menjadi dokter di
Jakarta. Merasa mulai bisa mandiri, Moonru pun memisahkan
diri dari keluarga oomnya. Kost bersama teman dekatnya;
Jenita. Mereka berdua bekerja di sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang penerbangan dan pelayaran internasional
maupun domestik.
"Dewi Ular mengetahui identitas dan kehidupan Moonru
setelah ia pulihkan kembali kesadaran gadis itu. Tentu saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sebelumnya luka bakar yang dideritanya harus ia sembuhkan


dulu dengan mengerahkan hawa sakti kedewaannya. Hawa
sakti kedewaan itu dapat membuat luka tersebut seperti
bensin menghirup udara. Kering dan hilang tanpa bekas.
Wajah cantiknya menjadi mulus kembali.
Moonru terkejut ketika siuman dari pingsannya. Ia tidak
merasakan sakit apapun pada tubuhnya. Yang ia rasakan
hanya ketenangan batin dan kesegaran fisik. Tapi ia sempat
ingat bahwa sebelum kesadarannya terputus tadi, ia merasa
seperti ditendang sesuatu yang sangat besar dan berat.
Membuatnya sulit bernapas. Kumala menjelaskan bahwa itu
tadi adalah tindakannya demi menyelamatkan nyawa Moonru.
Tentu saja Moonru bukan merasa benci atau sakit hati,
melainkan justru merasa bersyukur karena ternyata malam itu
ia bisa bertemu muka dengan Kumala Dewi.
"Sudah sejak dua malam yang lalu aku ingin
menghubungimu, Kumala. T api ide itu tak pernah terlaksana,
karena aku tidak memiliki alamat dan nomor teleponmu. Baru
tadi s iang aku mendapatkan nomor HP~mu, sehingga aku bisa
menghubungimu. Namun ... menurutku itu sudah terlambat,
jadi keputusanku untuk ambil jalan pintas pun sulit ditolak
lagi..."
"Dari siapa kau mengetahui nomor HP-ku, Moonru?" tanya
Kumala sambil matanya menatap Moonru tanpa berkedip. Saat
itu pandangan mata Dewi Ular mengandung getaran
gelombang gaib yang berfungsi memaksa hati kecil Moonru
untuk bicara apa adanya. Dan ternyata mulut Moonru pun
tiba-tiba bergerak sendiri di luar keinginan otaknya.
"Kudapatkan nomor HP-mu dari... Richo."
"Richo ... ?!" Sandhi yang menyahut dengan nada heran.
Kumala Dewi diam saja, menarik napas dalam-dalam. Tetap
tenang, tanpa rasa heran atau ekspresi kaget seperti yang
dilakukan Sandhi. Padahal hati Kumala, saat itu berdesir
mendengar nama bakas pacarnya disebutkan Moonru. Padahal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

selama ini ia nyaris lupa dengan kekasih pertamanya itu; Richo


Renalwan, (Baba serial Dewi Ular dalam episode: "BANGKIT
DARI KUBUR").
"Di mana kau ketemu Richo?" tanya Sandhi ingin mendekati
Moonru yang duduk di tepian ranjang, tapi tangan Kumala
segera menahan pundak Sandhi, sehingga Sandhi ingat bahwa
gadis itu belum boleh disentuh oleh pria mana pun, karena
pengaruh mistik yang membangkitkan daya rangsangnya
secara tajam itu belum hilang dari dirinya.
"Aku bertemu Richo tadi siang. Kami memang pernah
dekat, sekitar empat bulan yang lalu. Tapi hanya dua bulan
kami saling mengisi kesepian pribadi, setelah itu pisah secara
baik-baik. Karena dulu dia pernah bilang, bahwa dia pernah
punya pacar paranormal cantik, yaitu Kumala Dewi, dan aku
pernah dengar kehebatan Kumala Dewi .... " pandangan
Moonru pindah dari Sandhi ke Kumala Dewi. la pun
melanjutkan ucapannya itu. " maka kucoba meminta nomor
teleponmu dengan sedikit memaksa. Dia memberiku dua
nomor telepon genggam, yang satu nomor HP-mu yang lama,
satu lagi yang baru. Ia dapatkan nomor HP-mu yang baru dari
seorang teman wartawannya. Ternyata waktu kucoba yang
baru, langsung nyambung seperti tadi."
Desir hati Kumala ditenggelamkan dalam napasnya. Ada
sekilas keharuan ketika tahu bahwa ternyata Richo masih
berusaha mempunyai nomor teleponnya. Itu menandakan
bahwa Richo sebenarnya tak bisa lupa sama sekali tentang
kenangan manis yang pernah dilewati bersamanya. Renungan
itu makin mengiris hati rasanya, Kumala pun buru-buru
melupakan dan tak ingin membahasnya lagi.
Tapi Sandhi masih ingin bertanya kepada Moonru tentang
pria ganteng itu. "Jadi, kamu dan Richo pernah..."
"Cukup, San!" potong Kumala dengan kalem, tapi bernada
tegas. Sandhi tak berani melanjutkannya Ia justru menyingkir
agak jauh, karena khawatir dirinya dapat membangkitkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

gairah Moonru jika gadis itu terlalu lama memandanginya,


atau bahkan berkhayal tentang cumbuan dan kehangatan
bersamanya. Hal itu sangat membahayakan bagi Moonru.
Sebab,sebelum itu Moonru tadi sempat memberikan
penjelasan dan pengakuan mengenai kelainan sistem kerja
libidonya. Sama yang terteropong oleh getaran gaib kedewaan
Kumala Dewi, bahwa Moonru memiliki daya rangsang yang
luar biasa sensitifnya. Jika ia bergairah, merasakan debar-
debar keinginan untuk bercumbu, maka dari dalam dirinya
akan keluar energi panas yang berlebihan dan berbahaya bagi
pihak lain. Itulah sebabnya Kumala melarang Sandhi berada
dekat dengan Moonru.
"Kenapa tak kau lumpuhkan saja pengaruh gaib itu?'' bisik
Sandhi kepada Kumala. Gadis itu pun tadi menjawab' dengan
bisikan.
"Aku baru memulihkan kesehatannya atas terjanganku tadi.
Tapi pengaruh gaib yang menguasai dirinya masih belum
berhasil kulumpuhkan. Agaknya sangat kuat gaib itu, dan
perlu kupelajari di mana titik kelemahannya dan dari mana
asal kekuatan gaib itu."
Maka, pada kesempatan yang sudah semakin tampak akrab
itu, Kumala pun menanyakan sekali lagi, dari mana asalnya
kekuatan gaib yang bereaksi itu dalam jiwa raga Moonru itu.
Jawabannya tetap sama seperti yang tadi sudah dikatakan
Moonru.
"Aku sendiri nggak tahu dari mana asalnya dan mengapa
aku jadi seperti ini."
Namun pandangan mata Dewi Ular kembali mengirimkan
gelombang energi gaib untuk membuat hati kecil Moonru
bicara apa adanya. Maka. sekali lagi Moonru merasa terheran-
heran menyadari mulutnya seperti bergerak dan bersuara
sendiri, tanpa tunduk dengan perintah syaraf otaknya. Ketika
otaknya memerintahkan untuk berhenti dan cukup sebagian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

saja keterangan yang diberikan kepada Kumala, tapi toh bibir


dan lidah bergerak terus menceritakan suatu peristiwa yang
terjadi sekitar seminggu yang lalu.
(Oo-dwkz-234-oO)
Jenita mempunyai kakak sepupu, Tom, yang bekerja di
sebuah hotel berbintang lima, yaitu Finance Hotel. Tom punya
jabatan penting di hotel tersebut. Sementara itu hotel tersebut
memiliki fasilitas bertaraf internasional, termasuk sebuah
kolam renang luas di halaman tengah hotel tersebut. Setiap
hari Jumat, Jenita dan Moonru bisa bebas berenang di sana
tanpa batas waktu. Sebenarnya hanya tamu hotel yang
diizinkan berenang di kolam berair hangat itu. Tapi karena
Tom manager untuk fasilitas rekreasi santai di situ, maka
Jenita dan Moonru bisa menikmati kenyamanan fasilitas
tersebut.
Sesekali Moonru datang sendirian untuk menikmati suasana
santai di kolam renang, terutama jika Jenita sedang
berhalangan. Para karyawan hotel menyangka Moonru juga
sepupunya T om, sehingga tanpa kehadiran Tom pun Moonru
bisa bebas berenang sepuas-puasnya.
Hari itu Jumat sore, Moonru tetap, terangkat ke Finance
Hotel. Jenita tak bisa ikut, lantaran cowoknya datang: Dicky.
Sebenarnya Moonru juga punya cowok sendiri: Yonnes,-
namanya. Tapi belum cowok resmi. Masih dalam taraf
pendekatan dan saling menjajagi kepribadian masing-masing.
Karenanya, Moonru tak terlalu berharap di kunjungi Yonnes,
seperti halnya Jenita.
Lelah berenang hilir mudik, Moonru naik ke darat, duduk di
bawah payung pantai, dengan segelas orang juice di mejanya.
Setiap mata lelaki selalu menyempatkan meliriknya, karena
keelokan tubuh Moonru dalam berpakaian renang sangat
menarik perhatian lawan jenisnya. Terutama bentuk dadanya
yang indah berukuran 36-B itu terkesan menantang sekali bagi
setiap lelaki yang memandangnya. Kulitnya yang putih mulus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan paha indah dan betis belakang tanpa cacat seujung


jarum pun merupakan pemandangan yang sulit ditinggalkan
begitu saja.
Kenakalan mata lelaki sudah bukan hal aneh lagi bagi
Moonru. ia tak pedulikan siapa pun yang memperliatikan
dirinya, selama ketenangannya tidak terusik. Tapi sore itu.
agaknya ada sepasang mata yang sempat menjadi buah
pikiran bagi Moonru. Sepasang mata itu milik seorang lelaki
muda, usianya sekitar 28 tahun. Ia duduk di cafetaria
sendirian, dengan pakaian rapi tapi santai. Celana casual
bermerek dipadu dengan T-shirt eksklusif, membuat lelaki itu
tampil dengan gagahnya. Postur tubuhnya yang tegap, tinggi,
berdada bidang, membuatnya tampak menggairahkan bagi
kaum wanita.
Pria berwajah ganteng dengan rambut cepak serasi itu
memang diperhatikan juga oleh beberapa wanita yang ada di
sekitar kolam renang. Tapi sejak tadi Moonru mencuri
pandang dan ternyata yang menjadi pusat perhatian pria
berkulit sawo matang itu adalah dirinya. Moonru sempat salah
tingkah dan berdebar-debar sewaktu pandangan matanya
beradu dengan tatapan mata lelaki itu, lalu tampak seulas
senyum kalem tersungging di sana. Sekalipun secara refleks
bibir sexy Moonru pun membalas senyuman itu, namun ia
buru-buru buang muka dan berlagak tak memperliatikan pria
tersebut.. Balikan Moonru terpaksa harus terjun ke kolam lagi
untuk mengalihkan perhatian dan menutupi salah tingkahnya
tadi.
Sewaktu Moonru kembali ke mejanya, ternyata pria tampan
yang penuh simbol kejantanan itu sudah duduk di bawa
payung pantai tersebut. Tanpa ragu-ragu sedikit pun dia
memamerkan senyum ketampanannya kepada Moonru,
sehingga mau tak Mau Moonru membalas seraya duduk
berhadapan dengannya. Dari aroma parfumnya yang maskulin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekali itu, Moonru semakin yakin bahwa pria itu adalah pria
berselera tinggi dan punya keromantisan istimewa.
"Boleh aku duduk di sini, bukan?" sapanya yang pertama
kali.
"Silakan aja," jawab Moonru sok cuek. Mengambil m inuman
juga berlagak cuek, ia berhasil mengatasi kecanggungannya,
sehingga kelihatan tenang-tenang saja. Tak ada yang tahu
bahwa kala itu di dalam dada Moonru seperti ada gunung
yang mau meletus. Bergemuruh sekali Darahnya mengalir
dengan deras menimbulkan perasaan indah yarig sulit
dilukiskan dengan kata Tatapan mata dan suara lelaki itu tadi
telah membakar asmara Moonru, membuat batinnya menuntut
sebentuk kemesraan yang sempat membuat bulu-bulu halus di
sekujur tubuhnya meremang merinding.
"Masih ingin berenang lagi?" tanyanya pelan.
Suara itu terkesan penuh kejantanan. Mantap dan
meyakinkan sekali. Menimbulkan rasa kagum yang luar biasa
di dalam hati Moonru..
"Kira-kira begitu," Moonru menjawab dengan lirikan sekilas,
lalu beralih ke arah lain.
"Kalau begitu aku harus pergi dulu. Ada yang harus
kutunggu kedatangannya di kamarku."
"Please...!" Moonru sentakkan pundak satu kali dengan
senyum manis dipamerkan kepada pria berpenampilan hand
someitu. Ternyata pria itu justru meletakkan kunci kamarnya
di meja tanpa ragu-ragu sedikit pun,
"Kalau kau membutuhkan aku, tak perlu menanyakan
kepada resepsionis di mana kamar Maztro. Langsung saja
datang ke kamarku. ini kuncinya. Okey?"
Moonru tercengang kikuk. "Apa-apaan nih?" pikirnya. Tapi
ia tak bisa berkata sepatah pun. Ia biarkan lelaki yang
memperkenalkan namanya Maztro itu meninggalkan kunci
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kamar tersebut. Sebelum jauh Maztro sempat berhenti dan


berbalik menatap Moonru.
"O, ya... aku harus memanggilmu apa?"
Moonru menggeragap kaget. "Hmm,ehh... panggil saja:
Moonru!"
"Thank's Moonru ... " lalu senyum mendebarkan itu
membias lebar. Maztro pun pergi tanpa menengok ke
belakang lagi. Ia menuju lift kapsul yang dapat terlihat jelas
dari kolam renang Moonru masih terbengong-bengong ketika
memandangi lift bergerak naik. Di dalam lift berdinding kaca
tembus pandang itu Maztro tampak berdiri sendirian, meluncur
ke atas dalam posisi memunggungi kolam renang. Tapi
sebelum sampai atas sekali, Maztro berpaling ke belakang,
menatap ke arah kolam renang. Matanya jelas-jelas menatap
Moonru, sebab tangannya melambai kecil dan senyumnya pun
mekar kembali. Seperti tak sadar Moonru membalas lambaian
tangan itu secara sembunyi-sembunyi. Malu jika dilihat orang.
"Kenapa aku jadi begini s ih?!" tanya Moonru dalam hatinya.
Siapa pun orangnya pasti akan terheran-heran seperti
Moonru. Bahkan mungkin akan duduk diam dengan mulut
melompong bengong, Baru saja bertemu belum sampai 5
menit sudah dianggap dan diperlakukan sebagai teman lama.
Tapi yang membuat hati Moonru terheran-heran lagi adalah
perasaannya sendiri. Perasaan yang timbul saat itu adalah
kegembiraan yang luar biasa menyenangkannya. Detak
jantungnya seperti menghadirkan kehangatan yang mengalir
deras dan indah di sekujur tubuhnya. Bahkan ketika Moonru
buru-buru pergi ke kamar bilas, bayangan wajah Maztro
semakin menjelma kuat dalam ingatannya. Bayangan itu
seakan menatapnya dengan mata indah seorang lelaki yang
sedang sayu karena ingin bercumbu.
"Auuh, apa ini?" Moonru terkejut, menengok ke belakang.
Ternyata di kamar bilas itu tak ada siapa-siapa selain dirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tapi mengapa ia merasa diremas pantatuya oleh jari-jari


tangan yang kekar tapi lembut sentuhannya.
Air kran shower yang mengguyur tubuh Moonru terasa
hangat, sementara kehangatan yang membasahi sekujur
tubuhnya itu terasa seperti sentuhan nikmat dari tangan
Maztro. Moonru sengaja memejam mata, meresapi tiap
sentuhan yang mengalir di sekujur tubuhnya itu. Makin lama
semakin terbakar gairahnya, karena ia merasa seperti sedang
dicumbu oleh Maztro. Cumbuan itu bukan saja menyusuri
lehernya, punggungnya, dadanya, dan pinggulnya saja,
melainkan sampai terasa jelas menyelinap di antara kedua
pahanya.
"Oohhhh...." Moonru sampai mengeluh tanpa sadar,
merasakan kenikmatan yang semakin dalam, ia seperti sedang
diperlakukan dengan mesra dan hangat oleh Maztro, seakan
kecupan bibir Maztro makin mengganas di bagian bawahnya.
Tanpa sadar Moonru menggeliat sendiri dalam guyuran air
kran shower itu. Debar-debar hatinya menghadirkan sejuta
keindahan dan kebahagiaan yang menghanyutkan jiwa.
Zeeeb...! Tiba-tiba air kran shower mati mendadak. Tak
mengalir lagi. Moonru terperanjat kecewa sekali. Ia seperti
kehilangan sesuatu yang indah dan sedang dinikmati dengan
penuh gairah. Kran shower diputar-putarnya, tapi air tak mau
menyembur keluar dari lubang-lubang penyemburnya.
"Iiih ... ! Apa-apaah sih ini?! Kok jadi mati begini?!"
geramnya dengan kesal. Ia belum puas menikmati keindahan
khayalannya tadi. Ia masih ingin mendapatkannya kembali
sampai nanti tiba di puncaknya. Tapi pancuran air seperti
tersumbat sesuatu yang membuat air tak dapat mengalir lagi
seperti tadi. Kesal sekali hati Moonru dibuatnya..
"Brengsek! Ihh ... ! Sebel aku jadinya!" geramnya Sambil
memukul-mukul putaran kran air tesebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dalam kegusaran itu, tiba-tiba hatinya berkeinginan sekail


untuk menemui Maztro. Seakan ia yakin betul bahwa
kemesraan yang terputus itu dapat ia lanjutkan di kamarnya
Maztro. Maka, Moonru pun buru-buru berkemas dan segera
meninggalkan kamar bilas dengan langkah terburu-buru. Ada
perasaan khawatir kalau kamar Maztro sudah lebih dulu
dimasuki perempuan lain, sehingga ketika lift kapsul
membawanya naik ke kamar yang nomornya ada di kunci
pemberian Maztro tadi, hati Moonru menjadi sangat tak sabar.
Ingin lekas sampai ke lantai 21 dari hotel tingkat 27 itu.
Kakinya sempat menghentak-hentak supaya lift bergerak lebih
cepat lagi.
Sekalipun sudah memegang kunci kamar tersebut, namun
Moonru masih saja mengetuk pintunya beberapa kali. Karena
tak mendapat jawaban dan hati sudah tak sabar lagi kunci itu
pun digunakan untuk membuka pintu tersebut. Klik...!
Pintu didorong pelan-pelan "Hallooo ... ?!" sapanya agak
keras. Tapi sapaan itu tak mendapat balasan. Kamar ternyata
kosong. Hanya saja Moonru melihat pakaian Maztro yang tadi
dikenakan sekarang berserakan di tepian ranjang. Pada saat
matanya melirik ke kamar mandi, ternyata pintu kamar mandi
tidak tertutup rapat. Gemuruh air terdengar di sana. Maka,
Moonru pun tahu bahwa saat itu Maztro sedang mandi
sehingga tak mendengar ketukan dan sapaannya tadi.
"Maztrooo ... ?!" serunya.
" Hai, Moonru..,. aku di s ini!" balas suara Maztro dari dalam
kamar mandi. Curah air kranshower masih bergemuruh.
Moonru tersenyum sendiri sewaktu meletakkan tas salinnya.
Tiba-tiba hatinya tertarik sekali untuk mendekati kamar mandi
itu. Ia sudah berusaha untuk tidak melakukan kenakalan
seperti itu, tapi daya tarik kuat dirasakan betul sampai
tubuhnya jadi limbung mau jatuh karena mempertahankan
daya tarik tersebut. Akhirnya Moonru puri mendekati kamar
mandi itu pelan-pelan, kemudian ia mengintai dari depan pintu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan senyum nakal. Tampak Maztro sedang menikmati


guyuran air dalam posisi memunggungi pintu kamar mandi. Ia
tak tahu kalau keadaannya yang seperti bayi baru lahir itu
sedang diperhatikan oleh sepasang mata indah.
"Menggairahkan sekali postur tubuhnya," pikir Moonru.
"Seakan. Seluruh bagian tubuhnya melambangkan kehangatan
cinta dalam kenikmatan bercumbu yang luar biasa. Ah, tapi
apa benar dia mampu memberikan keindahan bercinta seperti
yang terbayang dalam benakku ini? Aduh... aku jadi ingin
sekali memeluknya dari belakang. Ooohh... makin tergoda aku
Oleh gerakan tangannya yang menyusuri tubuh sendiri itu.
Ouult... kenapa aku jadi berhasrat sekali?! Tak kuat aku
menahan hasratku ini..."
Moonru tak mau merenungi keganjilan itu. Sekalipun ia
tahu, biasanya ia tak pernah mempunyai keinginan bercumbu
sebesar dan segila itu, tapi agaknya kesadaran atas
munculnya emosi cinta secara ganjil itu tak dihiraukan sama
sekali. Yang ada dalam dirinya cuma satu: mendapatkan
Kemesraan yang diharapkan.
Gadis itu akhirnya nekat masuk ke kamar mandi. Ia
melangkah pelan-pelan agar tak membuat Maztro mengetahui
kehadirannya. Percikan air kranshower mulai membasahi dada
Moonru. Makin dekat makin berdebar-debar jantung Moonru.
Dan, akhirnya tangan gadis itu menyentuh punggung Maztro.
Pria itu diam saja, Hanya memalingkan wajah ke samping
sebagai tanda bahwa ia lelah mengetahui kehadiran Moonru.
Tawa kecil Moonru sengaja diperdengarkan. Maztro masih
tak mengubah posisi berdirinya, tetap rnemunggungi Moonru
dan sengaja membiarkan apapun yang ingin dilakukan
Moonru. Gadis itu merasa diberi peluang setangga ia pun
menempelkan dadanya yang montok ke punggung Maztro.
Ciuman lembut diberikan Moonru tanpa sungkan-sungkan lagi.
Ciuman itu jatuh di tengkuk Maztro. Lama-lama merayap ke
leher, karena Maztro menggeliatkan kepalanya. Pelan-pelan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekali tubuh Maztro pun memutar, sampai akhirnya


berhadapan dengan Moonru.
"Aku... ooh, sorry... aku tak tahan lagi melihatmu dari luar
kamar mandi tadi..." bisik Moonru saat mereka beradu
pandang.
"Aku tak keberatan menerima kehangatanmu, Moonru. Aku
pun akan memberikan yang terindah bagi dirimu."
"Ooh, aku semakin membara, Maztrooo „.," desah Moonru
yang kemudian menyambar bibir lelaki itu.
Maztro segera membalas menciumi wajah Moonru dengan
keromantisan yang benar-benar istimewa. Karena setiap
sentuhan bibir dan lidahnya di sekujur tubuh Moonru, yang
hadir adalah keindahan fantastis sekali. Keindahan itu
membuat hati Moonru seperti melayang-layang dan jiwanya
berayun-ayun melenakan sekali.
Moonru pun mengerang dengan nada keluh kenikmatan
yang berhamburan bersama napas terputus-putus. Ia tak bisa
menghentikan kenakalan mulut Maztro. Ia tak mampu
menahan perbuatan lelaki itu, karena semuanya
mendatangkan keindahan yang super fantastis.
"Ooh gila orang ini!" keluhnya dalam hati dengan
terkagum-kagum dan kegirangan. "Semuanya ia jelajahi
dengan romantis. Seakan ia tahu titik-titik keindahan di setiap
bagian tubuhku. Oooh, luar biasa kehebatan
asmaranya.Sampai ujung jari tanganku pun diketahui titik
kenikmatannya jika mendapat sentuhan lidah sekecil apapun.
Gila betul orang ini! Gila sekali dia!"
Setelah tidak satu pun bagian tubuh Moonru yang luput
dari sentuhan hangat Maztro. akhirnya gadis itu tak sanggup
lagi menahan hasrat utamanya terlalu lama . ''Aku tak
sanggup bertahan lagi, Sayang...!"' Rengekan bercampur
desah napas memburu itu akhirnya dipenuhi oleh Maztro.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Jantung .Moonru seperti pecah menyebar ke langit-langit


cinta dan di sana ia menemukan berjuta-juta keindahan yang
sangat fantastis. Jiwanya seperti melayang-layang menembus
angkasa luar, melintasi planet-planet beraneka warna,
berpapasan dengan bintang-bintang yang memancarkan
cahaya pelangi sangat indah.
Begitu terlenanya Moonru dalam pelukan hangat asmara
Maztro, sampai-sampai ia tak sadar kalau dirinya sudah
dibawa pindah ke ranjang. Kehangatan yang dipancarkan oleh
Maztro menguasai seluruh jiwanya, makin lama makin
memenuhi seluruh ruang dalam raganya, bahkan terasa betul
mengubah aliran darahnya menjadi sangat cepat.
Luar biasa cepatuya aliran darah itu. sehingga tubuh
Moonru mencucurkan keringat dengan deras sekali.
Kehangatan yang nikmatnya luar biasa itu makin terasa panas,
padat, menyesakkan dada. memenuhi rongga-rongga di
sekujur tubuhnya. Akhirnya membuat Moonru merasa rohnya
telah me lesat keluar dari mulutnya yang ternganga dalam
erangan itu. Ia merasa seperti bisa melihat raganya sedang
bercumbu dahsyat dengan Maztro Tontonan itu justru
membuat Moonru jadi bergairah lagi tiada pernah ada
putusnya. Dan ternyata Maztro tetap mampu melayaninya,
tetap mampu menunjukkan kehebatannya, tetap tangguh dan
kokoh bagaikan sebongkah batu granit yang memiliki
kelembutan tersendiri dalam rasa.
"Kenikmatan apa ini namanya?! pikir Moonru. "Kenapa bisa
sebegini indahnya? Jauh lebih indah dari Kamasutranya
Yonnes. Ooh... excelent sekali?! Dengan siapa aku bercumbu
sebenarnya, sampai rohku merasa keluar dari ragaku dan
tetap merasakan keindahan dalam cumbuan Maztro? Apakah
ini sebuah kenyataan? Atau hanya impian jalang yang timbul
akibat sebulan lebih tak mendapatkan kemesraan dari
Yonnes?!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sulit sekali bagi Moonru untuk mengidentifikasi kemesraan


yang ia rasakan kala itu. Yang jelas, hujan kenikmatan tiada
henti-hentinya itu sempat membuat Moonru pingsan, dalam
arti tak sadar apa yang terjadi setelah itu. Kesadarannya
timbul kembali ketika ma lam telah me lintasi pertengahannya,
sunyi telah mencapai puncaknya dan kamar itu pun menjadi
lengang. Tak ada Maztro atau siapa pun selain dirinya.
"Maztro ... ?!" panggilnya dengan debar-debar kekecewaan.
Sebab ia tak ingin kehilangan Maztro dan takut tak dapat
menikmati kemesraan super dahsyat lagi.
Ternyata pria itu benar-benar sudah meninggalkan kamar
tersebut. Pakaian dan barang-barangnya tak tertinggal satu
pun di sana. Moonru menjadi sangat sedih. Ke mana ia harus
mencari pria super jantan itu. Padahal dengan membayangkan
kemesraan yang pernah didapatkan itu gairah Moonju bisa
terbakar dengan sendirinya. Tubuhnya menjadi panas, seakan
api gairah benar-benar berkobar dan membakarnya dari
dalam.
"Ooh...??!" Moonru terkejut melihat telapak tangannya
menjadi merah, berpijar-pijar seperti besi membara. Rasa
takutnya melihat telapak tangan berubah seperti besi
membara telah melenyapkan gairah dan keinginan
bercintanya. Namun begitu hasrat tersebut hilang, telapak
tangannya berubah menjadi seperti semula Moonru diliputi
keheranan dan ketegangan yang menggetarkan jiwa.
(Oo-dwkz-234-oO)

4
CERITA itu terhenti, karena Moonru segera menitikkan air
matanya di depan Kumala Dewi. Air mata tersebut bukan saja
air mata duka atas kepergian Maztro yang tak pernah ia
jumpai lagi sejak saat itu, tapi juga air mata penyesalan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

amat dalam. Dari tempat duduknya yang agak jauh, Sandhi


juga melihat bayarg-bayang penyesalan di sela tangis Moonru.
Sandhi yakin kasus yang dihadapi Moonru bukan hanya
kehilangan Maztro saja. Ia juga yakin, gadis itu pasti akan
menjelaskannya kepada Kumala Dewi yang duduk di atas
bangku rias, sekitar dua meter dari tempat duduknya gadis
berdada kencang itu.
"Aku merasa lebih baik mati daripada menjadi sumber
bencana orang lain," kata Moonru di sela isak tangisnya.
"Mungkin kau tak percaya, sekarang ini aku sudah menjadi
mesin pembunuh, terutama bagi lelaki yang menyentuh
tubuhku."
"Aku percaya," kata Kumala dengan kalem. "Aku
merasakan getaran panas dalam rubuhmu. Energi panas itu
berasal dari cairan darahmu. Moonru. Darah itu akan berubah
menjadi semacam lahar mendidih apabila hasrat cintamu
tumbuh membara. Darah itu telah tercemari oleh zat gaib.
Dalam penglihatan ini...," seraya Kumala menatap dada
Moonru tanpa berkedip dan tetap bersikap tenang.
".... Dari sini aku bisa melihat zat gaib yang mencemari
darahmu, berupa gumpalan kabut merah yang mempertajam
syaraf kewanitaanmu. Apabila kulitmu disentuh oleh lawan
jenis atau benakmu terbayang kemesraan lawan jenis maka
kabut merah itu dengan cepatnya membakar gairah
asmaramu. Syaraf kewanitaanmu akan langsung merespon
dengan sangat cepat tanpa sensor pengendali nafsu lagi.
Pencemaran darahmu itu membuatmu kehilangan filter
penyaring hasrat sehingga batinmu akan selalu menuntut
kemesraan pada saat tubuhmu tersentuh getaran nadi lawan
jenismu."
"Tapi kenapa kau tak berani menyentuhku, Kumala? "
"Bagi perempuan lain, tak akan menimbulkan masalah jika
ia menyentuhmu. Tapi bagiku, sangat bermasalah. Karena
kabut merah yang membungkus dan meracuni darahmu itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

akan memberikan reaksi ganas apabila auraku mendekatimu


Ia menyerangku, karena gelombang energi gaibku berbeda
dengan gelombang energi gaibnya. Berlawanan sekali, dan
sangat dimusuhi."
"Jadi, apakah aku harus begini selamanya, Kumala? Tak
dapatkah kau menetralkan kembali darahku ini?!"
"Akan kucoba " kata Dewi tllar pelan sekali.
Matanya yang berbulu lentik itu terpejam pelan-pelan
Kedua jarinya ditempelkan di tengah kening; lalu tiba-tiba
disabetkan ke depan, mengarah ke dada Moonru. Wuut...
Moonru tersentak seperti didorong orang dari depan. Tapi tak
sampai jatuh. Hanya saja, Kumala Dewi justru terpental dari
tempat duduknya dan jatuh ke lantai dalam posisi
terjengkang. Dengan gerakan ringan ia berkelebat dan dalam
waktu singkat telah kembali tegak menggunakan kedua
lututnya. Ia terengah-engah ketika Sandhi menghampiri
dengan cemas.
"Bagaimana, Kumala... ?! Kau tak apa-apa?!"
"Tidak," jawab Kumala sambil menghembuskan napas ...
panjang. Menenangkan dirinya, lalu segera bangkit berdiri. Ia
duduk kembali di bangku rias, menatap dada Moonru dengan
tajam.
Lagi-lagi napasnya ditarik panjang dan dilepas pelan-pelan.
Sandhi semakin cemas, karena ia tahu jika Kumala begitu
berarti Kumala menahan luka di dalam dadanya.
"Tegakkan badanmu, Moonru," perintahnya tetap tenang.
Setelah Moonru menegakkan badannya, Dewi Ular semakin
memandang dengan tajam sekali, dahinya sampai berkerut
karena sangat berkonsentrasi pada satu sasaran. Sesaat
kemudian dari kedua mata Dewi Ular tampak dua berkas sinar
kecil melesat dengan cepat Sinar kecil itu menghantam dada
Moonru, tapi belum sempat menyentuh dada sudah padam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

lebih dulu. Moonru tetap tegak dan Kumala menghembuskan


napas lagi. Wajahnya tampak kecewa, karena ketika diulangi
lagi hal yang sama, kedua sinar kecil itu padam kembali
sebelum menyentuh dada Moonru.
"Coba kau berbalik, Moonru. Aku akan lewat punggungmu!"
kata Kumala yang saat itu mulai tampak cemas karena berkali-
kali gagal melakukan penyerangannya. Bahkan ketika ia
mencoba menembus tubuh Moonru lewat punggung, sinar
hijau kecil yang biasanya bisa untuk me lumpuhkan nafsu
birahi orang itu tetap tak bisa tembns ke tubuh Moonru. Hawa
sakti lainnya yang bisa untuk menghancurkan kekuatan gaib
jahat dalam tubuh pasien pun digunakan me lalui telapak
tangannya. Tapi yang terjadi justru serangan balik dari hawa
sakti itu sendiri, sehingga Kumala pun terpelanting ke
belakang, nyaris menabrak pesawat teve.
"Gunakan yang lebih dahsyat, Mal!" cetus Sandhi ikut
penasaran dan jadi gregetan sendiri. Namun saat itu Kumala
menggeleng.
"Bisa-bisa yang kuhancurkan adalah raganya Moonru kalau
kugunakan gelombang pelebur jiwa yang biasanya itu."
Moonru tampak sedih, kecemasannya kembali diperlihatkan
secara tak sadar. "Berarti aku akan menjadi bencana lagi dong
... ?!" ucapnya lirih. Lalu, terbayang dalam benaknya saat
bencana itu terjadi di depan matanya dan sangat tidak
dikehendaki hati kecilnya.
Setelah yakin betul bahwa saat itu ia telah ditinggal pergi
oleh Maztro, Moonru menanyakan kepada pihak resepsionis,
apakah ada pesan yang ditinggalkan untuknya dari Maztro.
Resepsionis justru bingung, karena menurut buku tamu yang
ada, ternyata nama Maztro tidak tercatat. Anehnya lagi,
resepsionis merasa heran ketika Moonru mengatakan bahwa
ia menelepon dari kamar 2122, sebab menurut resepsionis
kamar tersebut kosong. Tidak ada yang membooking kamar
tersebut. Makin heran Moonru mendengar penjelasan itu, tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ia segera beranggapan sedang dikerjain oleh resepsionis yang


memang kenal baik dengan Tom, sepupunya Jenita itu.
Moonru pun tak memperpanjang persoalan tersebut, la segera
meninggalkan hotel dengan menggunakan taksi.
Sudah pukul satu lewat tengah ma lam, waktu Moonru
meninggalkan hotel tersebut. Di perjalanan menuju tempat
kostnya ia selalu mendesah karena jengkel atas kepergian
Maztro. Desah dan decak mulutnya itu membuat sopir taksi
jadi tertarik untuk menggodanya dengan canda, supaya rasa
kantuknya hilang. Sopir taksi yang masih muda, berusia
sekitar 26 tahun itu, melirik kaca spion untuk memperhatikan
penumpangnya yang duduk di belakang.
"Dari tadi mendesah terus, kenapa sih, Non?"
"Hmm, hmm... nggak, apa-apa kok," jawab Moonru setelah
menyadari suara desahannya itu ternyata memancing
perhatian si sopir taksi. Moonru segera menjaga mulutnya
untuk tidak berdecak dan mendesah walau hatinya merasa
jengkel.
"Nona sedang jengkel, ya?"
"Hmm, iyy... iya. Jengkel sekali hati saya, Bang."
"Jengkel, sama pacar atau sama teman sendiri?"
"Jengkel sama pacar dong!" Moonru agak ketus, karena
kurang suka ditegur sopir taksi terus-terusan. Rupanya si sopir
taksi itu tertarik melihat kecantikan Moonru apabila ada sorot
lampu mobil dari arah depan. Kecantikan itu tampak jelas,
tapi hanya sekilas. Selama berpapasan dengan mobil lain saja.
"Kalau jengkel sama pacar, obatnya gampang aja, Non."
"0, ya?"
"Ganti pacar lagi dong. Cari yang lebih ganteng, lebih kaya,
dan yang penting cari yang lebih hot."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ah, Abang...!" Moonru mendesah. Berusaha tak mau


menghiraukan ucapan sopir taksi itu.
"Soalnya kalau dapat pacar yang lebih hot, bisa
memuaskan Nona, maka kejengkelan yang sekarang Nona
rasakan itu akan hilang sendiri, Non. Apalagi kalau pacar
barunya nanti sangat romantis bisa menuruti keinginan Nona,
bisa melayani selera Nona waaah... itu akan lebih sip lagi,
Non." Sopir taksi tertawa pelan.
Kata-kata itu mulai mendapat perhatian di hati Moonru.
Bayangan kencan mulai tampak samar-samar. Resah dan
gelisah, begitulah perasaan Moonru pada saat tak
berkomentar sedikit pun.
"Apalagi malam-malam begini, Non. Sepi sunyi, dingin...
uh, paling asyik deh buat bercumbu di mana saja, ya nggak
Non?"
"Jangan ngomong begitu, Bang."
"Memangnya kenapa?"
"Saya bisa nggak tahan."
"Maksudnya, nggak tahan bagaimana?"
Moonru diam sebentar, debar-debar di dalam dadanya
berusaha untuk diredakan, tapi sulit. Matanya memandang ke
arah spion, .tepat waktu itu mata si sopir taksi juga
memandang kesana. Moonru makin gelisah.
"Kalau Abang ngomong begituan teras, nanti saya jadi
kepingin mendapatkannya lho, Bang."
"Yaah. kalau memang Nona kepingin, saya sih... sanggup
memberikannya. Pokoknya pasti indah dan memuaskan sekali
deh, Non!"
"Ahh...!"
"Betul, Non! Buktikan deh kalau nggak percaya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bagaimana caranya?" tanya Moonru pelan sekali.


"Yaah, caranya.... kita kencan dong."
"Di mana...?"
"Nona benar-benar membutuhkan? Kapan Nona maunya?"
"Sekarang...," jawabnya lirih sekail, seperti sebuah jawaban
yang meluncur dengan sendirinya dari mulut yang sudah
menggigit bibir sendiri itu.Sopir taksi pun segera mengarankan
taksinya ke tempat sepi. Taksi itu berhenti di semak-semak
tepi jalan alteri yang jauh dari rumah penduduk dan
bertanaman rimbun.
"Kita coba di sini saja, ya Non?" Sopir taksi pindah ke jok
belakang. Moonru tak tahu telapak kakinya sudah menjadi
merah membara. Tapi ketika sopir taksi yang sudah tak sabar
itu mengawali kencannya, tiba-tiba dia merasa kepanasan.
"Aouh, oouh.... Panas, Non... aduuh... tunggu dulu, panas
sekali nih...!"
Sopir taksi itu menjerit karena tak bisa lepas dari pelukan
Moonru yang kencang sekali itu. Pelukan tersebut seperti besi
terbakar yang menggencetnya. Bahkan Moonru belum
menyadari bahwa mulutnya yang ternganga itu
menghembuskan hawa panas, karena sebagian wajahnya
telah berubah menjadi bara api berpijar-pijar.
Kedua tangan Moonru lengket dengan kulit tubuh si sopir
taksi karena kedua tangan itu juga berubah menjadi seperti
sepasang besi baja yang sedang terpanggang api. Bahkan
dada Moonru pun sulit digeser dari dada sopir taksi karena
dada itu seperti lempengan baja yang sedang terpanggang
api.
Ketika sopir taksi itu tidak memberikan gerakan apa pun,
barulah Moonru menyadari bahwa sopir taksi itu sudah tak
bernyawa. Dadanya hangus, seperti arang, demikian pula
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

jantung dan organ tubuh lainnya. Bahkan sekujur tubuh si


sopir taksi itu pun ikut membara seperti tubuh Moonru.
Moonru menjerit histeris, panik dan tak kontrol emosi
ketakutannya. Ia segera keluar dari taksi itu sambil berlari,
tanpa mengenakan alas kaki. Bahkan pakaian dalamnya
tertinggal di jok depan. Ia berlari dan berlari terus
meninggalkan tempat tersebut dalam keadaan sudah tidak
membara lagi, lantaran dicekam ketakutan yang melenyapkan
hasratnya.
Kebetulan waktu itu ada dua orang wanita separuh baya,
baru pulang dari tempat hiburan malam. Mereka berhenti dan
menolong Moonru yang disangka menjadi korban
pemerkosaan. Moonru diantar sampai ke tempat kostnya oleh
perempuan itu menggunakan mobil mewahnya, Dan di dalam
kamar kostnya, Moonru menangis ketakutan menyadari
kenyataan yang baru saja dialam i itu. Hingga pagi ia masih
menangis dalam kebingungan yang mengguncangkan jiwanya
Bahkan sewaktu Jenita mengetuk pintu kamarnya dan
mendapat kesempatan untuk masuk, Moonru belum bisa
menceritakan seluruh peristiwa aneh itu kepada Jenita.
Yang jelas, hari itu sebuah surat kabar terbit sore memuat
berita kematian seorang sopir taksi Sopir taksi itu ditemukan
telah tewas, mayatnya meringkuk keras, menjadi arang hitam.
Tapi pakaian dalam dan celana panjangnya yang juga
ditemukan di jok depan itu tidak ikut terbakar. Celana seorang
wanita juga ditemukan oleh petugas kepolisian, sehingga
mereka dapat menduga bahwa sopir taksi itu mungkin habis
bercinta dengan hantu betina yang membakar habis si sopir
taksi. Di tilik dari hangusnya jok belakang, tapi atap mobil
tidak ikut hangus, mereka menduga bahwa api yang
membakar sopir taksi itu bukan api sembarang api. Semacam
lahar yang mengalir ke dalam tubuh korban dan membakar
habis tubuh itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Bahkan, cowoknya Jenita juga hampir jadi korban. Sore itu


Dicky datang mau menjemput Jenita untuk pergi ke sebuah
butik, karena Jenita ingin membeli mantel bulu yang dilihatnya
tempo hari. Tapi sore itu Jenita belum datang. Dicky masuk ke
kamar Moonru dengan cuek, sebab biasanya memang begitu.
Tak ada kecemburuan bagi Jenita kalau melihat Dicky berada
di kamar Moonru selama pintu kamar itu tidak tertutup rapat,
tentunya.
Melihat wajah cantik Moonru murung, Dicky menggodanya
dengan canda. Biar gadis itu tidak berwajah murung. Godaan
Dicky menimbulkan rangsangan tersendiri bagi Moonru. Ia
menahan rangsangan itu agar tak mengobarkan api gairah
kencannya, sebab ia harus tetap ingat bahwa Dicky kekasih
Jenita. Namun agaknya godaan cowok berkulit gelap itu
semakin berani untuk ukuran Moonru. Tangan Dicky mencekal
lengan Moonru ketika Moonru ingin mengambil kertas tissue di
meja depan Dicky.
Sentuhan tangan Dicky menyambar kepekaan gairah
Moonru. Langsung saja Moonru meronta dengan memaksakan
diri, tapi ia justru terpelanting dan jatuh dalam pelukan Dicky.
"Aaaaow ... !"' Dicky menjerit sambil melepaskan
pegangannya dan melompat-lompat kepanasan. Ternyata
telapak tangan Dicky terbakar, dan lengan Moonru tampak
membara seperti besi terpanggang api. Dicky lari keluar,
sangat ketakutan melihat Moonru mengalami perubahan aneh
itu. Lengan kanan sampai ke leher Moonru menjadi merah
membara. Moonru menangis, menutup pintu dengan kasar
dan menguncinya, la takut dijadikan tontonan penghuni kost
lainnya yang tertarik untuk membuktikan celoteh Dicky di
depan sana. Sebab waktu itu mereka melihat tangan Dicky
terbakar dan pahanya yang tadi dipakai untuk menahan tubuh
Moonru jnga mengalami luka bakar kecil. Celananya hangus,
tapi tak sampai robek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Moonru tak mau menemui Jenita. Siapa pun tak ingm


ditemuinya. Ia mengurung diri di kamar dengan tekanan batin
yang menyiksa jiwanya Ia juga tak mau pergi bekerja pada
hari berikutnya. Sampai akhirnya Yonnes datang, dan Moonru
kebingungan menerima kedatanganYonnes. Tapi toh pintu
kamar itu dibukanya juga setelah sadar bahwa siang itu
suasana tempal kost cukup sepi, kurena penghuninya sibuk ke
tempat kerja masing-masing.
"Aku mendapat telepon dari Jenita tadi pagi. Ada apa
sebenarnya, Moon?" tegur Yonnes.
Moonru tak bisa menjelaskan selain menangis, menutup
wajah dengan kedua tangannya. Yonnes memeluknya dari
samping, menghibur dengan mesra. Bahkan sempat mencium
kening Moonru. Ciuman dan pelukan itu menghadirkan
rangsangan gairah bagi Moonru. Maka, delik kemudian Yonnes
menjerit sambil me lompat menjauhi Moonru, karena tubuh
Moonru sebagian berubah menjadi bara api berpijar-pijar.
Tangan Yonnes mengalami luka bakar cukup parah juga
pinggang kanannya.
"Moon ... ?! Apa, yang terjadi. Moon?! Kenapa kau jadi
seperti itu, hah?!" sambil Yonnes terengah-engah dicekam
ketakutan.
"Pergi! Jangan sentuh aku lagi!" sentak Moonru dengan
sedih. Yonnes terpaksa mundur sampai keluar kamar karena ia
mau didorong Moonru, sedangkan jari-jari tangan Moonru
masih seperti bara. Pintu kamar pun ditutup dan dikunci
kembali oleh Moonru.
Kasus itu mengheboh di lingkungan tempat kost tersebut.
Moonru tak berani keluar kamar, selain pergi ke kamar mandi.
Itu pun dengan menundukkan kepala dan terburu-buru jika
ada orang di sekitarnya. Tengah malam, ketika semua
penghuni kost telah tertidur, diam-diam Moonru pergi
meninggalkan tempat kost, meninggalkan barang-barangnya
pula. Ia mencari Maztro yang dianggap sebagai biang bencana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dalam dirinya itu. Sasaran utama Moonru adalah Finance Hotel


room 2122, sebab ia berharap Maztro akan muncul kembali di
kamar itu.
Ternyata sampai hari berikutnya, Moonru hanya sendirian
di situ, hingga ia mengalam i kerapuhan mental, kelumpuhan
semangat hidup. Ia mencoba mencari-seseorang yang bisa
diharapkan menjadi penolong dan penyelamat jiwanya. Ia pun
menelepon Richo, lalu mendapatkan HP-nya Kumala Dewi.
Sebab dalam pembicaraannya dengan Richo, pria itu
mengatakan bahwa jika Moonru sedang dalam kesulitan yang
tak mampu dipecahkan oleh logikanya, lebih baik segera
menghubungi Kumala Dewi. Richo mengunggulkan kesaktian
Kumala dalam masalah yang tak bisa ditembus oleh logika
manusia. Moonru sendiri tidak menceritakan kasusnya kepada
Richo secara jelas, la hanya mengatakan, dirinya sedang
dalam masalah besar yang ajaib sekali.
"Tapi jangan bilang kalau nomor telepon itu kau dapatkan
dariku, nanti dia nggak mau bantu kamu lho.Soalnya dia udah
nggak suka sama aku!" kata Richo waktu itu, dan ditirukan
kembali oleh Moonru di depan Kumala Dewi dan Sandhi.
Kumala segera mendekati Sandhi, bicara dengan suara
pelan.
"Dia harus dikarantina untuk sementara waktu,"
"Maksudmu, diasingkan dari pergaulannya?"
"Benar. Sementara aku belum menemukan titik kelemahan
gelombang gaib yang meracuni darahnya, dia jangan sampai
bertemu dengan lelaki. Pokoknya jangan sampai terangsang
oleh lawan jenis sehingga tidak timbul korban lagi."
Sandhi manggut-manggut sebentar, lalu bertanya, "Di
mana dia harus dikarantina? Menurutmu di hotel ini apakah
aman untuk mengkarantina dia?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kumala Dewi menggeleng. "Kita bawa ke-rumah saja. Asal


kamu jangan memancing-mancing gairahnya."
Senyum geli Sandhi tersungging. "Itu nggak mungkin
kulakukan. Memangnya aku kepingin jadi ayam panggang,
apa?"
"Mobil biar aku yang bawa," kata Kumala.
"Kenapa harus kamu? Aku kan sopirmu!"
"Kau duduk di belakang, biar dia duduk di sampingku. Jadi,
pandangan matanya tidak tertuju padamu. Itu bisa
membangkitkan gairahnya yang peka terhadap lawan jenis."
Sandhi angkat pundak, "Terserah kamu kalau begitu,"
ujarnya pasrah. Kemudian dengan memberi pengertian sedikit
panjang, akhirnya Christian Moonru bersedia dibawa pulang
oleh Dewi Ular. T api sebelum itu Sandhi sangat mengingatkan
planning awal mereka.
"Lalu, bagaimana dengan Rency?"
"Dia juga harus dikarantina. Jadikan satu saja dengan
Moonru."
Agaknya langkah itu merupakan langkah darurat yang
terbaik untuk sementara ini. Dewi Ular akan melakukan
penelitian gaib untuk mengetahui bagaimana menetralkan
racun mistik yang mencemari seluruh darah Moonru dan
Rency. Gagasan itu sebenarnya diilhami oleh inisiatif yang
diambil Rayo terhadap Rency. Gadis yang juga terkontam inasi
oleh racun mistik serupa itu sempat diungsikan oleh Rayo ke
sebuah villa. Letaknya di sebuah perkebunan teh, di daerah
dingin dan sepi. Menurut Rayo, hal itu ia lakukan untuk
menghindari terjadinya kontak rangsangan pada diri Rency,
karena di villa itu Rency tinggal sendirian. Hanya ditemani oleh
Mak Teten, pelayan yang selama ini ditugaskan merawat villa
milik keluarga Rayo itu. Kalau toh ada lelaki yang mendekati
villa itu hanyalah Mang Teten yang sudah berusia 60 tahun,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bertugas sebagai penjaga dan perawat taman. Rayo yakin,


kondisi f isik Mang Teten yang kurus dan kempot itu tidak akan
menimbulkan rangsangan bagi Rency.
"Kulemparkan dia di sana untuk sementara hari saja," kata
Rayo kepada Kumala waktu pemuda itu datang ke kantor.
"Soalnya, terus terang saja, kalau keluargaku tahu keberadaan
Rency di sana, aku bisa dianggap menyimpan wanita liar dan
dicurigai yang bukan-bukan. Bisa-bisa Rency diusir oleh
keluargaku. Makanya, secepatnya aku harus mencarikan jalan
keluar untuknya. Kasihan anak itu, benar-benar tersiksa
hidupnya. Terkucil dari lingkungan, dan terancam pengadilan
massa kalau sampai banyak yang mengetahui penyakitnya
itu,"
"Bagus sekali idemu, itu," sanjung Kumala sete lah
merenungi beberapa saat sambil manggut-manggut tenang.
Diam-diam Kumala juga iba terhadap Rayo yang ikut terkena
imbas dari kasus tersebut, la harus mengeluarkan uang untuk
ganti rugi beberapa perabot milik tempat kost yang rusak
akibat terbakar tubuh Rency, saat gadis itu mengeluarkan
bara api karena terangsang Rayo.
Untuk membawa Rency dari villa tersebut ke rumah,
Kumala tidak mau ambil risiko dengan menugaskan Sandhi
atau Rayo sendiri. Buron pun dipercaya untuk mengawal
Rency dari jarak dekat. Karena jelmaan Jin Layon itu suka usil
dan senang menggoda hati wanita cantik dengan caranya
yang aneh itu. Mau tak mau Kumala Dewi sendiri yang
menjemput Rency untuk dibawa pulang ke rumahnya,
dijadikan satu kamar dengan Moonru.
"Jadi, siapa di antara mereka berdua yang terkontaminasi
racun itu pertama kalinya?" tanya Rayo kepada Dewi Ular
ketika pemuda itu masih berada di ranah Kumala, pukul4
subuh. Ia habis ikut mengawal mobil Kmnala dari belakang,
menggunakan mobilnya sendiri, ketika Kumala berada dalam
satu mobil dengan Rency.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kalau menurut pengakuan mereka, jelas Rency yang lebih


dulu terkontam inasi. Dia yang pertama menjadi korban
kemesraan Maztro sebab dialah yang melihat dengan mata
kepala sendiri peristiwa aneh tersebut, yaitu jatuhnya meteor
di kebun belakang rumahnya."
"Tapi apakah keterangannya itu kau percayai sepenuhnya?
Kau yakin kalau meteor itu jatuh ke bumi lalu berubah menjadi
sesosok pemuda tampan yang menurut Moonru bernama
Maztro?!"
"Aku mempunyai deteksi kejujuran Indera keenamku dapat
membedakan pengakuan jujur dengan pengakuan palsu. Pada
diri Rency kutemukan pengakuan jujur, bahwa ia melihat
perubahan bentuk tersebut. Persoalannya adalah... apa benar
yang jatuh ke bumi dan berbentuk gumpalan batu berapi itu
adalah meteor, seperti yang dikatakan Rency? Itu yang perlu
diselidiki!"
"Ya. itu yang perlu dipastikan," gumam Rayo dengan
anggukan kecilnya, "Kalau memang benar gumpalan itu
adalah meteor, berarti pria yang bernama Maztro itu adalah
manusia meteor!"
"Untuk mengetahui benar dan tidaknya, aku harus bertemu
langsung dengan Maztro. Tidak bisa kulacak dari jauh. Dalam
jalur gaibku tidak menemukan sosok pemuda dengan ciri-ciri
yang disebutkan Moonru dan bernama Maztro. Maka yang jadi
masalah bagiku sekarang ini adalah mengetahui di mana
Maztro berada."
Sikap Rayo yang serius dan sangat peduli dengan kasus
tersebut telah membuatnya termenung memikirkan hal yang
sama dengan yang dipikirkan Dewi Ular Ia juga ingin
mengetahui di maua Maztro berada ? Dengan cara bagaimana
bisa menemukan si Manusia Meteor itu?.
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

5
RENCY bukan gadis kelahiran asli Jakarta. Hanya saja,
karena dia kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di
Jakarta, maka ia hidup di belantara Jakarta bersama tantenya.
Sudah tiga tahun ia hidup menumpang keluarga tantenya.
Tapi ia sedih mempunyai kakek yang tinggal di pinggiran kota.
Opa Hans, nama panggilannya. Beliau adalah kakak kandung
dari kakeknya Rency yang sebenarnya, paman dari mendiang-
mamanya Rency.
Masa libur semester yang panjang itu merupakan masa-
masa menyedihkan bagi Rency, sebab ia tak bisa pulang ke
kampung halamannya. Tantenya tidak memberinya uang
untuk ongkos menyeberang ke kampung halamannya,
sekalipun menggunakan kapal taut. Rency mencoba
membuang kesedihannya dengan mengunjungi Opa Hans,
yang sudah tiga tahun silam hidup sendirian di rumahnya yang
berhalaman luas itu. Ketiga anak dan cucu Opa Hans tinggal di
luar pulau semua karena faktor pekerjaan masing-masing.
Praktis hidup Opa Hans di masa tuanya itu hanya seorang
diri. Kalau toh ada yang menemani kedua pelayannya, suami-
istri yang mempunyai 5 orang anak berusia 10 tahun itu.
Sekali waktu memang ada sanak keluarganya yang datang ke
rumah itu, tapi jarang bermalam di sana, sebab rumah itu
jauh dari keramaian kota, sepi dan tidak banyak tetangga
yang saling bertandang. Opa Hans sengaja membeli rumah
dan tanah di tempat yang tenang untuk menghabiskan sisa
hidupnya.
Rumah itu dibeli sejak Opa Hans pensiun dan pekerjaannya
sebagai pegawai negeri berkedudukan tinggi. Hal yang
menarik bagi Opa Hans untuk tinggal di pinggiran kota itu
adalah kondisi tanahnya, selain subur juga berpekarangan
luas. Harga belinya pun murah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Luas bangunan rumah itu sendiri tidak seberapa besar. Tapi


tanah di sekelilingnya cukup luas dan dapat dimanfaatkan
untuk berkebun. Opa Hans memang menguasai bidang
holtikultura, karena beliau seorang insinyur pertanian yang
punya hobby merawat tanaman apa saja. Tak heran jika lahan
yang ada di sekeliling rumahnya itu dimanfaatkan untuk usaha
perkebunan anggrek Aneka jenis anggrek ada di situ dalam
perawatan dan penanganan yang.cukup profesional.
Gadis berparas cantik dengan bibir mungil itu salah satu
penggemar tanaman anggrek. Tak heran jika ia senang
berkunjung ke rumah kakeknya, kadang sampai bermalam
dua tiga hari lamanya, la sendiri sebenarnya mahasiswi
Fakultas Ekonomi, tapi kekagumannya terhadap keindahan
warna-warni bunga anggrek membuatnya banyak belajar
tentang tanaman itu sendiri dengan kakeknya.
Keindahan bunga-bunga anggrek yang ada di kebun
tersebut ternyata dapat mengobati kekecewaan hatinya yang
tak bisa pulang ke kampung halaman. Sudah dua malam
Rency tinggal di rumah Opa Hans. Dan pada malam yang
ketiga, Rency merasa sulit tidur. Selain udara cukup panas, di
dalam kamar tak ber-AC itu, ia juga mengalami kegelisahan
yang tak diketahui penyebabnya Sampai pukul sebelas malam
Rency belum bisa tidur. Kakeknya justru sudah tertidur di kursi
panjang depan teve.
Rency membangunkan Opa Hans agar pindah ke dalam
kamar. Teve pun dipadamkan, karena memang acaranya tidak
ada yang bagus. Suasana malam cuknp sunyi. Hanya samar-
samar terdengar suara radio dari kamarnya Kang Jajat beserta
istri dan anaknya. Radio itu menyiarkan acara wayang golek
yang menjadi kesukaan Kang Jajat selama ini. Suara itu
menjadi timbul tenggelam karena sepertinya gelombang radio
kurang tepat posisi, frekuensinya.
Ketika malam semakin larut, Rency merasa semakin sulit
memicingkan mata. Udara panas membuatnya terpaksa ganti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pakaian. Kini ia mengenakan kaus tank-top berukuran cekak,


pusarnya tak tertutupi. Bawahannya sebuah celana pendek
ketat dari bahan lentur tipis. Tapi pakaian itu pun di rasakan
masih kurang melegakan karena keringatnya masih mengucur
deras seperti berada dalam sebuah oven pemanggang roti.
"Aneh? Nggak biasanya udara jadi sepanas ini? Apa mau
turun hujan, kok geralmya nggak ketulungan sih?"
Rency keluar ke halaman belakang, mengambil baby doll-
nya yang lupa diangkat dari jemuran. Baby doll itu terbuat dari
kain yang lebih tipis, dan pasti enak sekali, dikenakan dalam
cuaca sepanas itu. Ketika ia memandang ke langit, ternyata
langit bercuaca cerah. Ada bintang bertebaran walau tanpa
rembulan.
"Kayaknya nggak mungkin hujan akan turun malam ini.
Cuaca di atas sana cerah sekali. Hmm, malah indah sekali
kelihatannya. Bintang-bintang itu seperti taburan permata
yang mengagumkan " gumam hati Rency sambil masih
memeluk baby doll yang baru diambilnya dari jemuran, la
belum ingin masuk ke kamarnya, karena masih terpikat kagum
dengan keindahan langit di ma lam itu. Dan udara di luar pun
terasa lebih sejuk ketimbang di dalam kamar.
Tapi tak lama kemudian, hembusan angin sejuk mulai
terasa aneh di kulit tubuh Rency. Ada rasa gatal-gatal halus
yang membuat Rency terpaksa mengusap-usap kedua
lengannya bergantian. Wajah juga ikut diusap untuk
menghilangkan rasa gatal, seperti benang laba-laba yang
melekat di tubuhnya. Rency belum mau pergi dari tempat
jemuran pakaian itu. karena matanya tertarik pada benda
bergerak melintasi bintang-bintang di langit.
"Ada bintang jauh?!"gumam hatinya, menjadi penasaran
karena bintang jatuh itu makin mendekati bumi. Warnanya
kuning kehijauan. Makin dekat semakin tampak kemerahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Wah, kata orang sih.... kalau melihat bintang jatuh, berarti


mau dapat rezeki besar. Mudah-mudahan aja begitu, jadi bisa
buat pulang mudik beberapa hari," pikirnya dengan mata
masih memperhatikan benda yang meluncur cepat itu.
Anehnya. pada waktu itu leher Rency mulai terasa pegal. Ia
ingin segera meninggalkan tempat itu karena tak tahan
dengan hembusan angin yang membawa rasa gatal di kulit.
Tapi ternyata kedua kakinya tak bisa bergerak dengan mudah
Telapak kakinya seperti terhisap oleh tanah yang dipijaknya.
Sulit sekali diangkat sedikit pun. Merinding tubuh Rency
setelah menyadari keanehan itu. Ia pandangi kakinya, ia
satukan niatnya untuk mengangkat kaki kanannya, tapi tetap
sulit dilakukan, hingga hatinya pun menjadi deg-degan,
kecemasan mulai mencekam.
"Kok kakiku nggak bisa ditarik ke atas, sih? Ada apa ini?!"
Lelah dengan kesibukan yang makin menegangkan itu,
Rency pun bermaksud memanggil Jajat. Tapi sebelum ia
berseru, perhatiannya tertarik dengan suara dengung
gemuruh di atasnya. Ia mendongak ke atas dan terbelalak
kaget. Ternyata bintang jatuh yang dilihatnya tadi sudah
sangat dekat dan bentuknya seperti bola api berkobar-kobar.
"Haah ... ?! Meteor...?! Itu pasti meteor jatuh ... ?!" sentak
hatinya, lalu mulutuya tergagap-gagap, lidahnya kelu dan
napasnya makin sesak, la tak dapat berteriak. Kedua kaki
semakin berat untuk diangkat, la dalam kepanikan yang sulit
bergerak.
Gemuruh di atasnya bertambah keras, namun tidak sampai
membuat, gaduh suasana sekelilingnya. Suara gemuruh itu
seperti hembusan angin di kala mendung dan hujan mau
turun. Dedaunan pun bergemuruh rusuh. Benda langit itu
semakin jelas lagi bentuknya. Bundar sebesar bola basket, tapi
memancarkan sinar api yang berkobar-kobar. Semakin dekat
semakin bertambah besar. Udara menjadi panas, rasa takut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

masih mencekam kuat. Napas pun tersentak-sentak karena


ingin berteriak namun tak mampu bersuara.
"Celaka... ?! Aku jadi seperti patung?! Ooh... meteor itu
tambah dekat lagi. Aduh... gimana nih?!"
Suasana sekeliling menjadi terang Hembusan angin
semakin kencang dan udara bertambah panas. Rency hanya
bisa memicingkan mata. Silau melihat cahaya terang itu.
Akhirnya ia menunduk, jongkok di tempat. Melindungi kepala
dengan kedua tangannya.
Wuuus...! Benda itu sepertinya melintas tepat di kepala
Rency. Kemudian jatuh ke tanah tanpa ledakan besar, hanya
menimbulkan getaran seperti gempa setempat. Bruuus,
guzrraak ... !
Buubsss ... ! T ubuh Rency terguncang. Sebentar kemudian
berhenti. Tak ada getaran, tak ada suara apa pun. Hembusan
angin pun normal kembali. Udara juga tidak sepanas tadi.
Keringat dingin Rency mengucur, tapi hatinya mulai merasa
lega. Bahkan kedua kakinya sudah tidak terpaku di tempat
lagi. Pelan-pelan kaki itu bisa diangkat, namun badan masih
terasa gemetar.
"Ke mana tadi jatuhnya?" Rency terengah-engah seperti
habis lari marathon. Tulang-tulangnya jadi terasa pegal
sedikit. Mata pun mulai memandang normal, mencari tahu ke
mana jatuhnya benda dari langit itu. Perasaan takut tetap ada,
tapi hati semakin menjadi sangat penasaran.
"Astaga... ?! Dia jatuh di belakang sana?!” sentak hati
Rency.
Kemudian ia memberanikan diri untuk mendekati tempat
yang dimaksud itu. Beberapa tanaman anggrek rusak, menjadi
tanaman kering, hangus, dan berserakan. Tanah di kebun itu
menjadi berlubang besar. Dia meter lubang mencapai lima
meter lebih. Bau sangit tercium jelas. Rency kian mendekati
lubang itu. Kedalaman lubang sekitar dua meter kurang. Makin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ke dalam semakin menyempit. Tapi, di kedalaman sana ada


nyala cahaya pijar berwarna merah, besarnya satu
genggaman tangan manusia.
"Benda apa itu yang menyala merah? Apakah pecahan
meteor yang tadi?" pikir Rency dengan penuh waspada,
langkahnya pelan sekali. Sangat hati-hati.
Tiba-tiba benda bercahaya itu semakin terang. Lubang itu
pun menjadi seperti mengandung bara betasap dan panas.
Sambil mengeluarkan pancaran cahaya merah terang benda
sebesar genggaman itu tampak memuai. Makin lama semaian
membengkak dan tinggi. Rency dicekam rasa takut lagi yang
membuat kedua kakinya sulit diangkat dari tanah yang
dipijaknya. Matanya yang sudah telarjur melebar pun menjadi
sulit dikedipkan. Karena benda itu mengalam i perubahan yang
menakjubkan, sekaligus menakutkan.
"Hahh...?!" hati Rency tersentak ketika benda itu makin
tinggi, semakin lebar, semakin redup, dan semakin terlihat
perubahannya. Ia menjadi sesosok manusia tanpa busana,
dan mulai melangkah naik dari kedalaman lubang tersebut.
"Manusia-... ?! Benda itu... ooh, meteor itu sekarang telah
berubah menjadi manusia?! Apa nggak salah lihat nih?'!"
Bias cahaya lampu kebun yang ada di salah satu sudut
membuat sosok manusia jelmaan meteor itu semakin terlihat
jelas, ketampanannya, warna kulitnya, kegagahannya, dan
semuanya. Rency ingin melarikan diri, tapi lagi-lagi kakinya
seperti terpaku dengan bumi. la hanya bisa berdiri dengan
gemetar memandangi Manusia Meteor itu mendekatinya
dengan senyum ramah dan menawan hati. Senyum itulah
yang membuat Rency akhirnya berhasil menenangkan diri.
Rasa takutnya berkurang, kepanikannya pun mulai menipis.
Kini yang ada pada Rency hanya rasa kagum, terpesona, dan
berdebar-debar indah. Ia justru bisa melangkahkan kaki untuk
maju, menyambut kehadiran Manusia Meteor itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Semakin dekat semakin terpikat hati Rency. Bahkan ia


mulai bisa ikut-ikutan membiaskan senyum manis, seakan
sengaja mengundang pria berambut cepak dan bertubuh
atletis itu. Pria itu menghentikan langkahnya setelah dalam
jarak satu meter dari Rency. Mereka saling pandang, membuat
wajah cantik Rency kian berseri-seri.
"Hai,"sapa-lelaki itu.
"Hai juga," balas Rency dengan nada girang.
"Kau bisa membantuku, Nona? Aku masih asing padamu,
jadi aku nggak tahu apa yang harus kulakukan untuk
membantumu."
"Aku makhluk dari luar angkasa, Nona."
Rency kian berseri-seri, gembira hatinya, Maka ketika, lelaki
itu lebih mendekat lagi, Rency diam saja. la mencium aroma
wangi yang maskulin. Lembut, tapi membangkitkah selera
bercinta. Tubuh lelaki itu tampak berkilauan seperti
mengandung minyak yang mempunyai keharuman khas dari
langit.
"Aku butuh pakaian bumi untuk menutupi tubuhku ini."
"Hmmm, eeehhh, yaa... aku... aku bisa membantumu
mencarikan pakaian. Tapi... tapi apakah benar kau makhluk
dari luar angkasa?"
"Benar. Kalau kau perlu bukti, aku membawa tanda-tanda
keindahan, dan kau bisa menikmati keindahan yang ada
padaku ini. Kau mau menikmatinya sekarang?"
"Hmm, ya..." Rency mengangguk. "Aku ... aku mau. Tapi
bagaimana caranya?"
"Tempelkan bibirmu ke bibirku ..." Ketika ia menempelkan
bibirnya, bibir itu. langsung dilumat dengan lembut oleh
lawannya. Begitu lembut permainan lidah lelaki itu, sehingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Rency merasa semakin mengambang di udara. Gairah


cintanya berkobar-kobar.
"Ooh, jangan... jangan di sini.... Kita ke kamarku saja..."
bisik Rency dalam desah napas kasmaran. Pria itu setuju, lalu
Rency membawanya ke kamar tanpa diketahui oleh siapa pun.
Dan di kamar itu ia tak ingat lagi akan dirinya. Ia lepaskan
segala yang membungkus tubuhnya, dan ia pasrahkan
semuanya itu menjadi jarahan bibir si Manusia Meteor tadi. Ia
dapatkan kenikmatan yang luar biasa indahnya, sehingga
merasa ingin mengulang dan mengulangnya terus hingga pagi
tiba.
Rency pingsan ketika pria tampan itu memberikan puncak-
kemesraannya dengan dahsyat sekali. Ketika ia siuman, pria
itu sudah tak ada di sampingnya. Tapi sejak itu syaraf
kewanitaan Rency menjadi sangat sensitif, mudah terpancing
oleh aroma lelaki yang menimbulkan, gairah untuk bercinta.
Ketika ia pulang ke Jakarta, di perjalanan ia terangsang oleh
kehangatan tukang ojek yang membawanya dari rumah Opa
Hans ke jalan besar.
Rency tak keberatan ketika tukang ojek itu menawarkan
tempat untuk bercumbu. Tukang ojek itu akhirnya tewas
dalam keadaan terbakar hangus. Begitu pula pria lain yang
ingin bercumbu dengan Rency di lain tempat, juga mengalami
nasib yang sama dengan si tukang ojek itu. Ada pula yang
selamat, tapi terluka bakar bagian tangan, pinggang dan yang
lainnya Keadaan Rency yang sangat berbahaya itu diketahui
oleh tantenya, sebab seorang sopir yang bekerja di rumah
tantenya juga hampir mati hangus dalam pelukan Rency.
Maka,gadis itu pun diusirnya malam itu juga. Ia- dipaksa
untuk meninggalkan rumah tantenya, sampai akhirnya ia
bertemu dengan Rayo.
Dari kedua cerita Moonru dan Rency itu, Dewi Ular dapat
menyimpulkan bahwa kepekaan daya rangsang mereka
semakin tinggi apabila sudah menelan korban. Makin banyak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

korban yang mati: terbakar dalam percumbuannya, semakin


tinggi kepekaan daya rangsang Moonru dan Rency. Hanya
dengan memandangi seorang lelaki saja mereka sudah bisa
terpancing selera bercintanya. Karenanya, Kumala melarang
keras Sandhi, Buron atau siapa pan yang berstatus sebagai
lelaki agar tidak mendekati lamarnya Moonru dan Rency.
Kedua gadis itu sendiri juga dianjurkan untuk tidak keluar dari
kamar.
"Tugasmu menjaga mereka agar jangan keluar dari kamar!"
kata Kumala kepada Buron. Jelmaan dari Jin Layon, itu
menganggukkan kepala dengan sikap patuh.
"Hanya Mak Bariah yang boleh keluar masuk kamar itu."
"Okey, Boss...," jawab Buron dengan konyol.
Kemudian ia melemparkan sesuatu dari tangannya.
Ternyata seberkas cahaya kuning menyerupai cakram kecil.
Cahaya kuning itu menghantam pintu kamar tempat Moonru
dan Rency dikarantinakan. Byaaak...! Cahaya kuning itu pecah
menyebar, lalu padam tanpa suara apa pun.
Hal itu ia lakukan ketika Kumala Dewi telah masuk ke
kamarnya sendiri dan Sandhi masih memandanginya penuh
keheranan. Lalu, Sandhi berbisik kepada jin usil itu.
"Apa yang kau lakukan tadi?"
"Membuat kedua gadis itu kebingungan."
"Kebingmigan bagaimana?"
"Mereka tidak akan bisa menemukan pintu keluar. Sebab
pintu itu tidak akan kelihatan dari dalam, tapi dari luar sini
bisa terlihat jelas letaknya."
"Ooo...," Sandhi manggut-manggut. Dalam hatinya
mengagumi kesaktian Buron yang kadang-kadang memang
menakjubkan, tapi kadangkala memuakkan bagi Sandhi itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dering telepon berbunyi sebelum Dewi Ular berangkat ke


kantornya. Hari itu ia harus memimpin rapat marketing di
kantor tersebut, sehingga ia tak punya kesempatan untuk
libur. Setelah rapat para marketing nanti selesai, barulah ia
mempunyai waktu luang. Waktu tersebut akan ia gunakan
untuk mencari jejak keberadaan si Manusia Meteor yang
mengaku, bernama Maztro itu.
Tapi pagi-pagi ternyata sudah ada telepon yang datang dari
seorang kenalan Kumala Dewi. yang bertugas di kepolisian.
Mbak Mer alias Peltu Merina Swastika, mengharap kedatangan
Kumala Dewi secepatnya ke suatu tempat kejadian perkara
yang sedang ditanganinya.
"Ada korban lagi,Kumala. Mati hangus, seperti habis
tersambar petir," kata Polwan cantik berambut cepak itu!"
"Kalau begitu bukan hanya Moonru dan Rency yang
tercemar racun meteor itu, seperti yang saya laporkan
kemarin malam, Mbak."
"Kelihatannya memang bukan hanya mereka berdua.
Sebaiknya, segeralah meluncur kemari, Kumala. Ada sesuatu
yang aneh dan perlu kau kenali kemisteriusannya. Mungkin
dari situ kau bisa melacak ke mana perginya pria bernama
Maztro, seperti yang kau. ceritakan padaku kemarin malam
itu."
"Okey, saya akan meluncur ke sana sebelum pergi ke
kantor. Tapi... siapa korban yang kali ini. Mbak? Sudah
dikenali identitasnya apa belum?"
"Sudah. Namanya... Irlaini, bekerja sebagai..."
"Lho, cewek, ya Mbak?" potong Kumala agak heran.
"Ya, memang cewek."
"Maksud saya, yang mati hangus itu cewek?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Iya.Dia seorang kasir sebuah bar yang buka sampai pukul


4 pagi. Dan kelihatannya kondisi korban ini memang agak
aneh dibandingkan yang sudah-sudah Selain dia seorang
wanita, tanpa busana, di dalam kamar sebuah hotel, tapi dia
juga menggenggam alat vital lelaki yang ikut hangus di
tangannya."
"Wah, kok jadi makin kusut begini, ya? Coba kalau bisa.
saya minta keadaan korban jangan disentuh sedikit pun,
Mbak. Biarkan pada posisi semula. Saya akan segera ke sana
bersama Sandhi."
"Okey, aku tunggu ya, Mal?"
Kumala Dewi menggumam pelan, "Aneh.,..?.!
Menggenggam begituan? Tapi kok jadi dia yang mati
kepanasan dan menjadi hangus? Bukankah biasanya yang
lelaki yang mati terbakar?! Lalu, yang digenggam itu milik
siapa, ya?"
Agak geli juga hati Kumala membayangkannya. Tapi ia
hanya tersenyum dan tak mau menjelaskan ketika Sandhi
menanyakan senyumnya itu. Ia hanya memerintahkan kepada
sang sopir pribadi agar lebih cepat lagi mengemudikan mobil
BMW kuning tersebut, supaya pertanyaan Sandhi itu bisa
terjawab sendiri setelah melihat keadaan korban di TKP nanti.
(Oo-dwkz-234-oO)

6
IRLANI, janda berusia 28 tahun, tewas dalam kamar
sebuah hotel kelas rendah. Kondisi' mayatnya sangat
menyedihkan. Hangus bersama kasur tempatnya meringkuk.
Petugas hotel mengetahui hal itu setelah mencium asap
kebakaran. Mereka mendobrak pintu kamar tersebut, lalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

berusaha memadamkan kasur yang nyaris berkobar


membakar atapnya.
Menurut pengakuan pihak hotel yang bertugas saat itu,
Irlani check-in sendirian. Diantar oleh sebuah taksi Taksi itu
pergi dan Irlani masuk ke kamar yang dibookingnya. Menurut
keterangan saksi, Irlani check-in sekitar pukul 2 dini hari.
Kasus kebakaran ranjang diketahui pukul 4 lebih, menjelang
pukul 5 pagi. Ia tetap sendirian, tanpa ada tanda-tanda
masuknya seorang pria di dalam kamar hotel tersebut.
"Lalu, alat vital pria mana yang ada dalam genggamannya
itu?" bisik Sandhi kepada Dewi Ular.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih detil lagi, Kumala
menemukan kesimpulan yang cukup menggelikan,
membuatnya malu dalam senyum kecil, ia berbisik kepada
Polwan cantik sahabatnya itu.
"Yang digenggamnya bukan benda asli. Itu sebuah vibrator
yang bisa dibeli di toko-toko sex shop. Bukankah sekarang
toko semacam itu sudah menjamur dengan dalih menjual
viagra?"
"Maksudmu... benda itu tiruan perabotnya kaum lelaki?"
"Benar."
"Gila!" gumam Polwan Merina Swastika sambil tersenyum
malu juga, "Tapi kenapa dia bisa terbakar begitu?"
"Pasti sebelumnya ia pernah kencan dengan Maztro. Ia
juga pernah membuat seorang lelaki tewas terbakar dalam
pelukannya, atau mengalami luka bakar. Dia mengetahui
bahaya yang ada dalam gairahnya. Mungkin dia tak
bermaksud mengorbankan pria lain lagi: Sehingga, ketika
gairahnya timbul, ia berusaha memenuhinya sendiri dengan
menggunakan alat bantu vibrator itu."
"Self service, maksudmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Begitulah kira-kira, Mbak. Dan emosi cintanya itu telah


membakar diri sendiri tanpa bermaksud bunuh diri."
"Tragis sekali nasibnya!" gumam Mbak Mer sambil geleng-
geleng kepala. Sedih juga raut wajah cantik Polwan sexy itu.
Dewi Ular segera menghubungi Buron di rumah
menggunakan ilmu telepatinya. Ia menyuruh Buron sesekali
memeriksa Moonru dan Rency secara gaib, sebab
dikhawatirkan kedua gadis itu akan mengalami tingkat
kebutuhan sexual yang dapat mengakibatkan nasib mereka
seperti Irlani.
Rupanya dari rumah Kumala sudah mempersiapkan
beberapa program kerja pribadi. Selesai memimpin rapat
marketing, Kumala segera meluncur ke rumah kakeknya
Rency dengan tetap didampingi sopir setianya: Sandhi. Di luar
dugaan rencana itu ternyata juga dimiliki oleh Rayo. Maka
ketika Rayo menelepon ke HP-nya Kumala, gadis cantik itu
terkejut mendengar Rayo sudah mendekati rumah Opa Hans.
Bahkan pada saat itu mobil Rayo berada di depan mobil
Kumala dalam jarak satu kilometer. Tentu saja ketidak
sengajaan itu menimbulkan tawa geli di antara mereka.
"Kamu ngapain datang ke rumah Opa Hans?" tanya
Kumala.
"Mau buktikan, apa benar waktu itu Rency melihat ada
meteor jatuh di kebun anggrek tersebut. Kalau memang
benar, berarti Rency bukan sedang terbius oleh suatu
kekuatan gaib yang dapat membuaurya berkhayal yang
bukan-bukan."
"Ternyata tujuan kita sama, hanya beda misi saja, Ray."
"Jadi, misimu sendiri bagaimana?"
"Mengambil contoh tanah tempat jatuhnya meteor itu."
"Kalau begitu kamu sudah mutlak yakin bahwa ada meteor
yang jatuh di belakang rumah Opa Hans?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Entah meteor atau apa, yang jelas aku harus melihat dulu
kandungan energi gaib pada tanah tempat jatuhnya benda itu.
Dari kandungan energi gaibnya nanti bisa ditentukan, apakah
yang jatuh di situ adalah sebuah meteor, atau komet, atau
benda langit lainnya "
"Hmmm, begitu ya?"
"Yang jelas, jangan masuk dulu ke rumah Opa Hans.
Tunggu aku. Kita masuk bersama, supaya Opa Hans tidak
timbul curiga atas kedatangan tamunya yang beruntun."
"Okey, Dewi cantik...," goda Rayo dengan berani. Ia yakin
Kumala tak akan marah dengan godaan seperti itu. Justra
akan diterima sebagai keakraban yang kian dalam Dan
ternyata memang Dewi Ular hanya tertawa kecil sambil
berkata sedikit ketus tapi bermaksud canda.
"Jelek kamu!" lalu HP-nyapun ditutupnya. Pada saat itu
Sandhi melihat mobil Rayo sudah ada di depan, dalam jarak
pandang yang cukup dekat. Agaknya pemuda itu mematuhi
anjuran Kumala untuk tidak masuk ke rumah Opa Haus lebih
dulu. Walaupun ia sama-sama mendapat alamat rumah itu
dari Rency, seperti halnya Kumala Dewi.
Mereka merasa heran sewaktu ingin memarkirkan mobilnya
di depan rumah Opa Hans. Ternyata di sana sudah banyak
mobil yang parkir hingga berderet-deret memanjang. Rata-
rata mobil mewah yang parkir di situ. Sandhi yang ikut turun
dan mobil setelah parkir di belakang mobilnya Rayo menjadi
terheran-herati dan punya kecurigaan yang dibicarakan
kepada Dewi Ular.
"Jangan-jangan ada yang meninggal dunia di rumah itu
Mal?"
"Mudah-mudahan saja nggak begitu," kata Kumala.
Langkah mereka mulai sejajar dengan Rayo. Pemuda
berambut panjang itu juga menampakkan kecurigaannya
kepada Kumala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ada apa ini? Apakah ada peristiwa serupa dengan yang


dialam i Rency atau Moonru?"
"Kita lihat saja deh, daripada cuma bertanya-tanya saja,"
jawab Kumala dengan tetap tenang, menampakkan kharisma
kecantikannya yang anggun itu.
Dua orang petugas terseragam Kamra menjaga pintu
masuk rumah Opa Hans. Di pintu gerbang itu memang banyak
orang berkumpul, sepertinya sedang antri untuk masuk ke
dalam. Tiap orang yang ingin masuk melalui pintu gerbang itu
harus mengisi buku daftar tamu dan memasukkan uang ala
kadarnya ke dalam kotak kaca yang disediakan di atas meja
tepat di tengah jalan masuk gerbang tersebut. Keadaan itu
semakin menimbulkan perasaan heran dalam diri Sandhi dan
Rayo. Tapi dalam hati Kmnala Dewi ternyata tidak menyimpan
rasa heran yang seperti dimiliki Sandhi dan Rayo.
"Apa-apaan ini sebenarnya?" bisik Sandhi kepada Kumala
yang didengar pula oleh Rayo, sebab gadis cantik itu ada di
antara mereka berdua.
"Sepertinya telah terjadi sesuatu yang menarik perhatian
umum . Opa Hans memanfaatkannya dengan memungut
sumbangan sukarela kepada mereka.yang ingin melihat
terjadinya suatu keanehan di sini. Entah untuk apa uang
sumbangan itu nantinya. Kita bicara saja dengan yang
bersangkutan.''
"Tapi kita pasti harus menunggu giliran masuk, Kumala
Tidak bisa langsung masuk begitu saja. Nanti yang lain jadi
marah pada kita, sebab mereka sudah menunggu giliran sejak
tadi, tentunya," bisik Rayo dengan serius. Kumala Dewi hanya
menyunggingkan senyum.
"Kalian gandeng tanganku. Pegang erat-erat, jangan
lepaskan sebelum kusuruh melepaskan."
"Maksudmu...?" tanya Rayo.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sandhi menyahut, "Udah, lakukan aja apa-katanya, Ray!"


Kemudian pemuda tampan berambut ikal itu
menggenggam tangan kiri Kmnala, sementara Sandhi
menggandeng tangan kanan majikannya. Mereka bertiga
berjalan bersama melewati celah-celah antrian. Anehnya, tidak
seorang pun, yang mempedulikan langkah mereka. Bahkan
kedua Kamra yang berjaga-jaga di gerbang masuk itu juga
tidak memberi teguran apa-apa kepada Kumala dan kedua
orang yang menggandeng tangannya itu. Melirik pun tidak.
Seakan petugas Kamra dan yang lainnya tidak melihat
kehadiran Kumala cs di tempat itu.
"Gila! Mereka nggak melihat kita masuk lewat sini, San?!"
bisik Rayo yang kemudian segera dihardik Sandhi agar tidak
bicara dulu sebelum Kumala menyuruhnya melepaskan
tangannya. Sebab, baru saja Sandhi juga menyadari bahwa
Kumala telah menggunakan kesaktiannya, yaitu menghilang
dari pandangan masyarakat sekitarnya. Karena Rayo dan
Sandhi memegangi tangan Kumala, maka mereka dua juga
ikut raib dari penglihatan siapa saja.
Setelah mereka tiba di serambi samping, tempat di mana
lelaki tua bertubuh kurus memberi penjelasan kepada
beberapa tamunya, Kumala pun menyuruh Sandhi dan Rayo
melepaskan genggaman tangannya Pada saat itulah Kumala
telah membuat dirinya tampak kembali di depan umum, dapat
dilihat oleh siapa saja. Hanya sayangnya waktu itu Rayo
seperti sengaja tak mau melepaskan genggaman tangaimya.
Jari-jari tangannya tetap menyelusup di antara tangan Kumala
dan tetap menggenggam lembut. Kumala jadi risi menerima
genggaman itu, karena merasakan getaran dari tangan Rayo.
Getaran lembut itu menyentuh hati Kumala. Itu berarti Rayo
memiliki keindahan dalam hatinya saat menggenggam tangan
Kumala. Pemuda itu menaruh hati kepada Kumala, tapi tak
mau berterus terang kepada siapa pun. Kumala hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tersenyum kecil tapi segera melirik Rayo yang lama-lama


terasa sendiri atas lirikan itu.
"Ada apa?" tanya Rayo berlagak bego.
"Apakah kau ingin menggenggam tanganku selamanya?"
" Apakah.... apakah kau izinkan untuk selamanya??” bisik
Rayo pelan, tak terdengar oleh Sandhi.
"Kamu nakal, Ray," jawab Kumala pelan sekali sambil
melengos ke arah lain. Tapi jari-jari tangan Kumala yang tadi
sudah mengendur, kini menjadi merapat dan menggenggam
lagi. Seakan ia mengimbangi genggaman hangat yang
diberikan Rayo. Getaran terasa betul di setiap denyut jantung
gadis anak bidadari itu. Namun beberapa saat sebelum
mereka makin mendekati Opa Hans genggaman tersebut
saling melepaskan dengan sendiri karena keduanya menyadari
bahwa saat itu bukan waktunya untuk bicara tentang harapan
pribadi.
"Sekali lagi saya mohon kepada anda semua jangan
bertanya kepada saya tentang riwayatnya. Sungguh saya tidak
mengetahui bagaimana pula pertamanya. Yang saya tahu,
sudah dalam keadaan seperti, yang Anda lihat sekarang
ini....," ujar Opa Hans kepada para tamunya. Kata-katanya
membuat Sandhi dan Rayo makin penasaran lalu mereka
bersama Kumala pergi ke kebun belakang.
Sungguh di luar dugaan dan sangat fantatis
kedengarannya. Kubangan tempat jatuhnya meteor, seperti
yang dikisahkan Rency itu, ternyata sekarang sudah menjadi
kolam berair hijau bening. Kolam itu memiliki air seperti kaca,
bisa tembus pandang, bisa melihat keadaan dasarnya, dan jika
kejatuhan daun atau sampah apapun akan tetap bening.
Ranting pohon yang jatuh ke dalam air kolam tersebut akan
lenyap tanpa bekas sedikit pun Begitu pula benda sampah
lainnya jika masuk ke dalam kolam tersebut akan lenyap tanpa
merusak kejernihan, air tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yang lebih mengagumkan lagi adalah manfaat air itu.


Orang-orang yang berdatangan ke tempat tersebut
mengatakan air terbening itu adalah air sakti, atau air
keramat. Karena siapapun yang meminum air tersebut akan
menjadi sehat dan segar. Penyakit apapun akan sembuh,
hilang tanpa kambuh lagi, apabila orang yang menderita
penyakit itu meminum 2-3 teguk air keramat Kumala dan yang
lain menyaksikan sendiri keampuhan air itu.
Seorang ibu menggendong anaknya yang sudah berumur
12 tahun. Anak itu tidak bisa jalan sejak lahir, karena kedua
kakinya cacat; keduanya kecil seperti bambu seruling. Sang
ibu me letakkan anaknya di tepi kolam kemudian mengambil
air kolam dengan mangkok bersih, lalu diminumkan kepada
anak itu. Dalam waktu kurang dari dua menit kedua kaki anak
itu tumbuh menjadi besar dan akhirnya berukuran normal.
Anak tersebut bisa berdiri dan mampu melangkah sendiri
bahkan berlari ke sana-sini sambil diikuti ibunya yang tertawa
penuh kebahagiaan. Menangis dalam keharuan.
"Ajaib sekali air ini?!" gumam Rayo terbengong-bengong
heran. Sandhi juga mengalam i reaksi seperti Rayo. Tapi
Kumala hanya diam tanpa ekspresi, memandangi air itu dari
tempatnya berdiri. Ia biarkan Sandhi dan Rayo memperhatikan
orang-orang yang mengambil air tersebut dalam botol
minuman mineral atau tempat apapun untuk dibawa pulang.
Bahkan Sandhi dan Rayo ikut tersenyum gembira ketika
melihat seorang gadis cantik berlutut di tepi kolam. Gadis itu
di dampingi kakaknya. Ia meminum air tersebut. Beberapa
saat kemudian gadis itu berseru dengan girang.
"Kakak...! Aku bicara...! Aku bicara, Kakak...!"
"Anisa...?! Kau...kau sudah bisa bicara, Adikku?! Ohhh...!"
sang kakak memeluk Anisa, adiknya. Ternyata gadis cantik itu
sejak lahir menjadi gadis bisu. Tak bisa bicara sepatah kata
pun. Tapi begitu ia meminum air kolam keramat, ia langsung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bisa bicara dan sangat menakjubkan bagi yang lain, sangat


mengharukan bagi saudara saudaranya.
Bahkan di sisi lain ada seorang lelaki separuh baya yang
berjingkrak-jingkrak sambil berseru tanpa malu. "Sekarang
aku sudah tidak impoten lagi!" tawanya pun berkepanjangan.
Dewi Ular mencoba mencelupkan tangannya ke dalam air
tersebut. Banyaknya air memang hampir memenuhi kubangan
besar itu, sehingga siapapun dapat menyentuh air itu dengan
berjongkok di tepian kolam. Ketika tangan Dewi Ular masuk ke
dalam air bening itu, tiba-tiba permukaan air menjadi
bergerak-gerak. Kumala buru-buru menarikt angannya. Tapi
orang-orang yang sibuk mengambil air dengan peralatannya
tidak menghiraukan gerakan air yang makin lama makin
bergolak.
"Airnya memutar...!" teriak salah seorang. Barulah mereka
memperhatikan permukaan air yang bergerak memutar
dengan cepat. Perputaran tersebut kian lama kian menjadi
cepat. Seperti pusaran arus air di tengah samudera. suara
gemuruh pun timbul dari dalam kolam. Kini orang-orang justru
berlarian mendekati kolam itu, memandang penuh keheranan
dan terkesima melihat air kolam bergolak cukup hebat.
"Ada apa dengan kolam ini?!" ujar opa Hans dengan
tegang. Ia sendiri tak berani mendekat ke tepian kolam.
Waktu itu angin mulai bertiup kencang. Daun-daun
beterbangan. Bunga-bunga anggrek saling berguguran.
Padahal.masih segar daft bagus-bagus. Belum ada yang layu.
"Lihat, langitnya jadi mendung!"
"Waaow,.,?! Mendung apaan tuh kok warnanya merah
sih?!"
Orang-orang menyingkir dari kolam. Mereka dicekam
ketakutan. Cahaya siang berubah menjadi sore, Jarum jam
pada arloji atau jam dinding bergerak lebih cepat dan menjadi
sangat cepat lagi! Kepanikan mulai terjadi. Masing-masing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

orang menyelamatkan diri dengan cara meninggalkan tempat


itu. Y ang penasaran memang tidak meninggalkan tempat, tapi
berada di serambi samping rumah Opa Hans, ada yang
merapat ke koridor dapur. Mereka memperhatikan pergolakan
air yang telah membuat tanah bergetar kecil.
Permukaan air yang tak beraturan gerakannya itu
menimbulkan busa-busa kecil. Seperti buih pantai. Warna air
itu sendiri menjadi keruh. Warna mendung di langit menjadi
ungu tua. Suasana sekeliling tempat itu redup. Matahari ingin
tenggelam secepatnya. Wajah-wajah mereka yang penasaran
dicekam ketegangan. Termasuk wajah Sandhi dan Rayo. Tapi
wajah cantik Dewi Ular tetap tenang. Matanya memandangi
langit dan kolam secara bergantian.
"Kumala, apa yang terjadi di sini sebenarnya?!" bisik
Sandhi. Rayo pun bertanya dalam nada berbisik tegang.
"Kenapa keadaan menjadi seperti ini, Kumala?!"
"Gelombang energi gaibku sedang bertarung dengan energi
gaib dari alam lain. Ia mengerahkan kekuatan untuk
mengalahkan gelombang gaibku. Lihat, pasukan hitam mulai
turun dari langit untuk menyelamatkan air itu!"
"Siapa pasukan hitam itu?!" bisik Sandhi.
"Pengikutnya si Manusia Meteor "
"Jadi... manusia jelmaan itu memang ada? Berasal darr s ini
juga, seperti ceritanya Rency?!" tanya Rayo.
"Ya. Dia meninggalkan gelombang energi gaib,di s ini dalam
bentuk kolam dan air keramatnya . Air itu mengandung energi
gaib cukup tinggi. Entah siapa pemilik kesaktian itu
sebenarnya, yang jelas... air keramat itu digunakan sebagai
tanda tempat mendaratnya kekuatan gaibnya. Air itu akan
menjadi station metafisik terbesar di dunia. Seluruh kekuatan
gaib yang tersebar di alam jagat raya ini akan terhisap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seluruhnya ke dalam kolam itu, sehingga tak akan ada lagi


energi gaib di tempat lain. kecuali di dalam air kolam itu."
"Apa dampaknya bila sampai begitu, Kumala?" tanya Rayo
lagi.
"Kehidupan alam jagat raya ini akan dikuasa i oleh pemilik
kekuatan super gaib yang ada di sini."
"Maksudmu... kekuatan gaib si Manusia Meteor akan
berkuasa di permukaan bumi kita?"
"Benar. Dan tidak ada pihak mana pun yang dapat
mengalahkannya, sehingga ia dapat mengendalikan kehidupan
manusia, bahkan dapat menghentikan bola dunia ini berhenti
dari rotasi perputarannya. Dapat kau bayangkan seandainya
bumi kita berhenti dari perputarannya, apa yang akan
terjadi?!"
"Tentu saja semua benda akan terpental ke mana-mana
karena kehilangan grav itasi bumi."
"Kacau balau," tambah Sandhi.
"Itulah yang dikehendaki si Manusia Meteor!" tegas
Kumala. "Maka sebelum hal itu terjadi, kukacaukan dulu
energi gaib di sini supaya kekuatan-kekuatan metafisik di
seluruh dunia bersiap-siap untuk mempertahankan diri dari
ancaman gaib yang akan datang. Aku yakin, di seluruh dunia,
siapa pun yang memiliki kekuatan supranatural kekuatan
mistik, kekuatan gaib, kekuatan sihir dan sebagainya mulai
merasakan gangguan pada saluran gaibnya. Mereka akan
mengontrol keadaan diri mereka masing-masing, untuk tidak
terpengaruh oleh kekuatan dari pihak lain."
"Mengerikan sekali?!" gumam Rayo sambil menatap langit
di mana mega mendung berwarna ungu semakin tebal
menggantung, seperti membentuk kerucut yang ujungnya
menukik ke atas kolam tersebut. Sementara itu, deru angin
berhembus makin membuat air kolam bergolak kian hebat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

memercik ke mana-mana dalam keadaan coklat kehitam-


hitaman. Keruh sekali. Semua orang yang memandanginya
menjadi merinding dan berdebar-debar ketakutan.
Tiba-tiba seseorang yang ada di belakang mereka bertiga
memperdengarkan suaranya. Jelas sekali suara tua itu
ditujukan kepada Dewi Ular dengan nada tenang dan
berwibawa.
"Seyogyanya dihentikan saja, Nyai Dewi. Dapat
membahayakan pihak lain yang tak tahu menahu masalah ini."
Kontan mereka bertiga memandang ke belakang. Mereka
menemukan seraut wajah tua berusia sekitar 80 tahun, tapi
rambut dan jenggotnya berwarna hitam. Tubuhnya kurus,
agak jangkung, penampilannya tenang. Sandhi dan Rayo
berkerut dahi memandangi orang tersebut, tapi Kumala justru
menyunggingkan senyum lembut.
"Terima kasih atas saranmu, Ki Sedah Wingit."
Sandhi segera menghembuskan napas lega. Kini ia tahu,
lelaki tua yang bermata sejuk itu ternyata adalah Ki Sedah
Wingit, tokoh mistik aliran putih yang menjadi ketua
paranormal Nusantara. Tentu saja ia dan Kumala saling kenal
karena pernah bahkan sering bertemu dalam sebuah
simposium atau seminar dunia gaib. (Baca serial Dewi Ular
dalam episode: "TITISAN DEWI RANJANG").
"Mohon maaf kalau aku termasuk lancang mencampuri
urusanmu,. Nyai Dewi. Ini semata-mata karena rasa
khawatirku kalau sampai tindakanmu membawa korban di
pihak rakyat awam yang tak mengerti-apa-apa. Kurasa aksimu
untuk mengingatkan, kami semua ini sudah mulai bisa kami
rasakan dan kami pahami!"
"Begitukah menurutmu, Ki Sedari?"
"Benar. Dan, sebagai bukti... aku segera datang
menemuimu kemari, Kumala."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Baik, terima kasih sekali lagi, Ki Sedali W ingit,"


Kumala mengangguk memberi hormat kecil, supaya tak
memancing perhatian orang jika ia memberi hormat
berlebihan. Lagi pula hormat kecil baginya adalah sesuatu
yang menakutkan bagi Ki Sedah Wingit. Sebab ketua
paranormal itu tahu persis siapa gadis yang ada di depannya
itu. Ki Sedah Wingit sadar betul bahwa kekuatan
supranaturalnya dapat dihancurkan dalam sekejap oleh gadis
putrinya Dewa Permana itu jika ia dianggap kurang ajar
melalui teguran atau sarannya Maka hormat kecil itu pun
membuat Ki Sedah Wingit menjadi resah, padahal Kumala
bermaksud menghormat Ki Sedah sebagai orang yang lebih
tua darinya.
"Lihat, Mala ... ! Sebuah daun terhisap oleh air itu!" sentak
Sandhi sambil menuding, tegas-tegas. Rayo sempat mundur
dengan tegang. Ia melihat jelas daun-daun dan tanaman
rambat terhisap ke dalam kolam. Bahkan dahan pohon ada
yang patah karena kekuatan daya hisap dari pergolakan air
kolam yang mengerikan itu. Menurutnya, seseorang bisa ikut
tersedot apabila berada dalam jarak kurang dari sepuluh
meter dari tepian kolam Untung tak ada yang berdiri dalam
jarak kurang dari sepuluh meter.
Diam-diam Kumala Dewi memungut sebutir kerikil. Batu
kerikil itu dibuat mainan sesaat di tangannya. Rayo
memperhatikan tangan Kumala dengan curiga. Ia melihat batu
kerikil itu disentilkan dengan sembunyi-sembunyi, seperti
bermain kelereng. T ess...! Batu kecil itu pun melesat jatuh ke
kolam berair keruh. Plung! Lalu terdengar suara aneh seperti
api berhenti mendadak.
Zuuurrbbbss...!!!! Zuuurrbbbss, zzzuuurrrbbbsss ...!!
Pandangan mata orang-orang menjadi lebar kembali. Air
kolam itu berhenti dari pergolakannya. Sangat mendadak
sekali berhentinya. Bahkan menjadi surut dengan cepat seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

terhisap ke dasar bumi dengan kuat Akhirnya kering kerontang


tanpa setetes air pun.
"Oohh??!" gumam semua orang terkagum-kagum. Tapi
mata mereka terbelalak kembali, dan langkah ingin mendekati
kolam jadi terhenti seketika. Dari dasar kolam yang kering itu
melesat sinar hijau lurus seperti sinar laser yang menuju ke
langit. Sinar hijau tanpa putus itu mengantar kabut ungu yang
tebal. Maka, terjadilah dentuman besar di langit di mana
mendung tebal warna ungu itu pecah menyebar sambil
memercikkan bunga api, memenuhi permukaan langit yang
sebegitu luasnya itu.
Bleggaaaarrrr ... !!! Bluuuooornram.:..!!!!
Bumi terguncang oleh daya dentum super besar itu. Semua
orang limbung dalam sikap berdirinya. Mereka saling
ketakutan, panik, berusaha mencari tempat untuk
berpegangan. Untung hanya sesaat, tak sampai membuat
orang saling berjatuhan. Suasana menjadi tenang kembali.
Langit menjadi jernih. Angin berhembus dengan tenang.
Tapi putaran jarum jam sempat berbalik arah putarnya
dengan cepat. Lalu, alam menjadi terang seperti semula, Jam
normal kembali, jarumnya menunjukkan pukul tiga sore lewat
sedikit, bukan pukul enam seperti tadi.
"Kita telah kembali ke waktu sebenarnya," kata Rayo. ia
memamerkan jam tangannya kepada Sandhi. Setelah itu,
mereka berdua bergegas mendekati kubangan tempat kolam
tadi, karena banyak dari mereka yang segera mendekati
kolam, ingin melihat isinya. Hanya Kumala dan Ki Sedah
Wingit yang justru menjauhi kerumunan massa, tapi tetap di
wilayah tanahnya Opa Hans.
Kolam itu kering tanpa air setetes pun. Sampah-banyak
terdapat di kedalamannya Tanah sekeliling kolam mengalami
keretakan. Kering sekali. Warnanya hitam hangus. Sampah
yang ada juga berwarna hitam hangus. Pemandangan itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mengerikan, menimbulkan rasa cemas yang membuat bulu


kuduk merinding. Keadaan dalam kubangan seperti lembah
yang tandus dari kering, yaitu lembah kematian dari suatu
alam yang tak ada di jagat raya ini.
"Apakah kita perlu mengambil contoh tanahnya?" tanya
Rayo kepada Sandhi.
"Coba kutanyakan dulu pada Kumala," lalu Sandhi bergegas
tapi Rayo mengikutinya. Ia ingin mendengar sendiri
keterangan dari gadis cantik yang membuat hatinya berdesir-
desir jika membayangkan kecantikannya itu.
Kumala sedang terlibat pembicaraan serius dengan Ki
Sedah Wingit. Bahkan di sana sudah ada Opa Hans, yang
ternyata adalah kenalan dekatnya Ki Sedah Wingit..
"Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang sudah sembuh
dari penyakitnya itu, Kang?" tanva Opa Hans kepada Ki Sedah
Wingit.
Kumala Dewi yang menjawab karena Ki Sedah Wingit
menjulurkan tangannya, seakan menyuruh Opa Hans
menanyakannya kepada Kumala.
"Yang sembuh akan tetap sembuh. Air keramat itu memang
digunakan sebagai daya tarik massa, supaya kelak massa akan
berkiblat dan menyembah kepada kekuatan gaib yang ada
pada air kolam tadi. Jika sudah begitu maka Manusia Meteor
dapat dengan mudah mengendalikan kehidupan mereka
sesuai keinginannya."
"Siapa manusia meteor itu, Nona?"
"Apakah kau belum tahu riwayat lahirnya kolam itu?" tanya
Ki Sedah Wingit kepada Opa Hans.
"Demi Tuhan, waktu aku bangun pagi, cucuku sudah tidak
ada. Tapi aku menemukan kolam aneh itu lengkap dengan
airnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Saya tahu alamat rumah ini dari Rency, Opa."


"Oh, dari Rency ... ?! Lalu di mana dia sekarang? ?
Mengapa dia diusir oleh tantenya, dan tantenya sempat
telepon kemari menyuruh saya menolak Rency jika anak itu
datang kemari."
Kumala menceritakan secara singkat keadaan Rency dan
bahaya yang sedang dihadapinya. Opa Hans sangat cemas,
sedih dan menjadi pucat. Ia berharap sekali agar Kumala
melakukan sesuatu yang dapat menolong jiwa cucunya itu.
"Kumala," tegur Sandhi. "Apakah kita harus membawa
contoh tanah kolam itu?"
"Ya. Ambil sebagian saja. Jangan banyak-banyak. Mintai
izin dulu kepada Opa Hans, jangan asal ambil. Nanti
disangkanya kamu tukang serobot tanah orang."
Mereka tertawa mendengar canda Kumala. Namun ketika
canda dan tawa itu berhenti, Ki Sedah Wingit segera berkata
kepada Kumala.
"Akan kubantu dalam menemukan si Manusia Meteor itu.
Mari kita cari bersama, Nyai Dewi... !"
"Terima kasih sebelumnya, Ki Sedah," sambil Kumala
tersenyum manis sekali. Rayo terperangah lagi memandangi
senyuman itu.
(Oo-dwkz-234-oO)

7
BANYAK orang menyangka Rayo seorang jurnalis.
Seringnya membawa tustel membuat dirinya disangka seorang
wartawan atau seorang fotografer. Padahal Rayo bekerja di
sebuah lembaga pusat ilmu pengetahuan dan pengembangan
teknologi. Kebiasaannya membawa tustel itu lantaran dirinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

hobby memotret wanita cantik. Kadang tak dikenalinya siapa


wanita tersebut, selama wajahnya memiliki kecantikan
fotogenic, camera face, ia akan mengabadikannya dalam
bidikan kamera. Kepada Kumala ia mengaku berterus terang,
bahwa dirinya termasuk salah seorang pengagum wanita
cantik.
"Sekadar pengagum saja," ujarnya menambahkan kata.
"Aku hanya merasa heran, mengapa Tuhan menciptakan
wanita secantik orang-orang yang kuabadikan itu? Untuk apa
sebenarnya ? Untuk dinikmati oleh lawan jenisnya atau untuk
dimiliki kaum lelaki yang mencintainya? Jadi, kalau suatu saat
kau datang ke tempat kostku dan melihat banyak foto wanita
cantik kupajang di kamarku jangan punya praduga yang
macam-macam dulu. Itu lantaran aku mengagumi karya
ciptaan Tuhan yang terindah dari sudut penglihatanku. Bukan
karena aku ingin pacaran sama mereka!"
"Kenapa nggak pacaran saja sama mereka? Kan enak?"
"Cantik wajah bukan berarti cantik hatinya toh?"
"Memang begitu. Tapi biasanya kaum lelaki kalau sudah
lihat wanita cantik nggak akan peduli lagi bagaimana hatinya."
"Itu kan mayoritas lelaki. Kebetulan aku ada di kelompok
minoritas. Jadi lebih selektif lagi kalau memang mau pacaran."
"O, begitu?" Kumala tersenyum manis sambil menikmati
makan siangnya. "Lalu, kenapa kamu sampai sekarang bilang
nggak punya pacar? Apa karena belum ada yang masuk dalam
nominasimu?"
"Pernah juga pacaran, tapi yaah... begitu. Selalu saja nggak
bisa kekal. Bukan karena kesalahan di pihak sana saja, tapi
mungkin juga karena kesalahan di pihakku. Yang jelas, semua
kegagalan itu hanya bisa kujadikan pelajaran berharga bagi
hidupku selanjutnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Cukup obyektif juga cara berpikirmu itu," sanjung Kumala


dengan sikap tenang, seakan sanjungan itu asal ucap saja,
padahal memang tulus keluar dari hati sanubari Kumala Dewi.
"Kamu sendiri kenapa juga belum punya pacar? Padahal
menurutku, hampir semua lelaki baik tua maupun muda pasti
terpikat pada kecantikanmu. Sebab kecantikanmu bukan
kecantikan yang pasaran. Kecantikanmu adalah kecantikan
yang eksklusif, bak kecantikan bidadari yang turun dari
Kahyangan."
Senyum tipis Kumala tanpa mengarahkan pandangan
matanya kepada Rayo. Tentu saja hati Kumala merasa geli,
karena Rayo memang belum tahu bahwa ia sedang
berhadapan dengan bidadari dari Kahyangan. Selama ini
belum ada yang menginformasikan kepada Rayo bahwa,
Kumala adalah putri tunggal Dewa Permana dan Dewi
Nagadini yang sedang mencari cinta sejati di alam kehidupan
manusia. Seandainya Rayo mengetahui hal itu, tentu saja ia
tak akan menyanjung Kumala sedemikian rupa. Dan,
sanjungan itu dibiarkan oleh Kumala. Ia tetap tidak membuka
rahasia pribadinya tantang siapa dirinya yang sebenarnya.
Tapi gadis itu pun tidak menampakkan rasa bangga atau
gembira mendengar sanjungan itu. Kumala tetap tenang, tidak
merasa tersanjung sedikitpun.
"Mestinya sekarang ini kamu sudah punya pasangan hidup,
Kumala. Setidaknya kamu sudah punya tunangan yang akan
... "
"Ssst tunggu!" potong Kumala dengan serius.
Matanya menatap Rayo, tapi konsentrasinya tidak tertuju
pada pemuda itu. Rayo merasa tidak sedang dipandang oleh
gadis cantik jelita itu. Rayo tahu, ada sesuatu yang menarik
perhatian Kumala sehingga makan siangnya pun sempat
dihentikan sesaat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ada apa?" bisik Rayo yang duduknya berhadapan dengan


Kumala. Ia sedikit membungkuk maju supaya pertanyaan
pelan itu didengar oleh gadis di depannya.
"Ada gelombang energi gaib yang menyebar di sekitar kita
sekarang ini. Entah milik siapa energi gaib ini!" bisik Kumala
dengan melirik ke sana-sini. Rayo sedikit berdebar-debar
karena keseriusan Kumala mengisyaratkan adanya bahaya.
"Mungkin kau salah duga, Kumala."
"Nggak. Aku merasakan energi gaib itu cukup panas."
"Dari dapur, barangkali?"
"Bukan panas kompor gas. Tapi panas yang mengandung
getaran gaib cukup kuat. Sebentar, kucari pusat energi itu dari
sini."
Dewi Ular segera melemparkan pandangannya yang tenang
dan teduh itu ke segala arah. Setiap tamu yang menikmati
makan siang di restoran tersebut diperhatikan satu persatu.
Radar gaibnya digunakan setajam mungkin untuk mengenali
dari mana sumber energi gaib yang dimaksud itu. Rayo ikut
membantu memandangi setiap orang dengan ketegangan
samar-samar. Ia mencoba menggunakan nalurinya yang
belum tentu tepat sasaran.
"Mungkin wanita bergaun hitam yang agak gemuk itu,
Mala?"
Mata teduh itu menatap wanita yang dimaksud Rayo.
"Bukan!" bisik Kumala. Tubuh gadis itu sampai me liuk
setengah memutar saat mencari dengan tatapan matanya.
Rayo sendiri jadi menghentikan makan siangnya, karena hati
yang mulai tegang terasa berkurang selera makannya.
"Semakin dekat dan jelas getarannya, Ray!" bisik Kumala
lagi.
"Jangan-jangan getaran hatiku yang kau rasakan itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ngaco aja kau ini!"


"Swear! Hatiku bergetar sejak tadi gara-gara terlalu lama
memandangi wajahmu, Kumala."
"Ah, diam dulu kau!" Kumala menepiskan tangannya, tak
mau diajak bercanda dulu. Rayo menyadari hal itu dan buru-
buru serius kembali.
Seorang pelayan lelaki datang membawakan segelas juice
durian.
"Tuan tadi yang memesan juice durian?" tanyanya kepada
Rayo.
"Hmm, ya... benar! Taruh aja di situ," jawab Rayo sambil
matanya masih memperhatikan wajah-wajah tamu restoran
tersebut.
"Hei. Bung... sebentar, Bung!" sergah Kumala kepada
pelayan yang ingin meninggalkan mejanya setelah meletakkan
juice durian pesanan Rayo itu. Pelayan berperawakan pendek
dan berambut keriting agak lebat dengah kumisnya yang tipis
itu segera kembali lagi mendekati mejaKumala.
"Ada apa, Nona?"
"Apa yang kau bawa kemari itu?"
"Juice durian, kan?"
"Ah, masa..?!" Kumala menatap gelas juice durian yang
berukuran tinggi dengan pipet plastik melengkung 90 derajat.
Rayo pun ikut memperhatikan gelas tersebut tanpa mengerti
maksud Kumala Dewi. Pelayan berkumis tipis dan berkulit
coklat itu berkerut dahi menatap juice tersebut.
"Maksud Nona bagaimana?"
"Masa juice durian banyak belatungnya begitu?"
"Hahh ... ?!" kedua mata Rayo terbelalak lebar, la melihat
minuman itu berubah warna, menjadi kehitam-hitaman. Di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

permukaan air minumnya yang kental itu tampak tumpukan


belatung kecil yang bergerak-gerak menjijikkan. Berbeda
sekali dengan kondisinya saat disuguhkan tadi.
"Yang benar aja, Bung. Masa juice durian kau campur
dengan belatung-belatung montok kayak gitu sih?" kata
Kumala mengecamnya dengan suara agak keras, membuat
orang lain pun memperhatikan ke meja Kumala.
Pelayan itu jadi salah tingkah dan serba malu. Rayo mulai
naik pitam mencekal lengan baju pelayan itu dengan kasar
dan berkata pun dengan nada kasar pula.
"Kau mau meracuniku, ya?! Kau pikir aku apa, hah?!"
"Mmaa... maaf, Tuan... maaf....saya nggak sengaja...."
"Ray, lepaskan dia!" geram Kumala pelan. Rayo menuruti
perintah yang penuh arti itu.
"Maaf, akan... akan saya tukar dengan yang baru, Tuan!"
lalu pelayan itu segera mengambil gelas tadi dan pergi.
"Hei, tunggu...!" cegah Kumala. Tapi pelayan itu tetap
melangkah cepat meninggalkan mereka berdua. Sementara
pelayan yang lain memperhatikan dengan dahi berkerut
sepertinya mereka merasa asing. Bahkan salah seorang dari
pelayan yang lain berseru kepada temannya yang ada di jalan
masuk ke dapur.
"Man, siapa orang itu, Man?! Kayaknya bukan orang kita
tuh!"
"Tangkap dia! Jangan boleh masuk ke dapur!" seru yang
lain.
Suasana jadi tegang, mulai gaduh. Para pelayan
menyergap orang tadi, mengejarnya sampai ke dalam dapur.
Tapi beberapa saat kemudian mereka keluar kembali dari
dapur. Mata mereka nanar memandang ke sana-sini dengan
napas terengah-engah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ke mana dia tadi?! Udah keluar lewat sini, ya?!" seru salah
seorang dari mereka.
"Belum! Belum ada yang keluar! Mungkin masih sembunyi
di dapur tuh! Cari aja!"
"Udah nggak ada! Dia hilang kalau begitu!"
'"Hilang bagaimana?!"
"Lenyap kayak setan!"
"Ah, masa siang-siang begini ada setan sih?!"
"Tahu tuh ...Coba cari lagi, cari..."
Rayo sibuk memperhatikan keributan para pelayan. Tapi
Kumala justru berkemas dengan tenang, la sengaja tak
habiskan makan siangnya itu. Rayo jadi bingung melihat
Kumala berkemas.
"Apa yang terjadi, Mala?"
"Pelayan itulah yang memiliki energi gaib yang kucari-cari!"
"Ja... jadi dia memang setan?!"
Kumala menggelengkan kepala. "Dia si manusia meteor!"
"Oh ...?!"Rayo makin terkejut.
"Aku akan mencarinya di sekitar sini!"
"La....Ialu bagaimana dengan diriku?"
"Tunggu aku di mobil!" tegas Kumala, lalu ia menghampiri
meja kasir, menyerahkan sejumlah uang. Setelah itu bergegas
masuk ke Pajero merah milik Rayo. Di dalam mobil itu Rayo
sempat ingin menanyakan apa yang harus dilakukannya. Tapi
sebelum ia bertanya, ketika ia baru saja masuk ke mobilnya,
ternyata Dewi Ular sudah tidak ada di tempat duduknya.
"Haahh...?! Dia... dia hilang juga?!" Rayo semakin tegang
jantungnya berdetak-detak cepat, la kebingungan mencari
Kumala. Tapi ia segera ingat pesan Kumala tadi, bahwa ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

harus menunggu di mobil. Mau tak mau ia hanya duduk di


mobil sambil clingak-clinguk kebingungan seorang diri.
Rayo tidak tahu bahwa Kumala tadi sudah berubah menjadi
sinar hijau berbentuk seekor naga kecil. Sinar hijau itu melesat
menembus kaca mobil depan dan masuk ke alam gaib. Di
sana ia memburu kekuatan gaibnya si Manusia Meteor yang
tadi bermaksud mencelakai Rayo untuk menguji kepekaan
tingkat kesaktian Kumala. Rupanya si Manusia Meteor merasa
terganggu penyamarannya di restoran itu dengan datangnya
gelombang gaib dari Kumala. Ia ingin tahu, setinggi apakah
kesaktian gadis itu bersama ketajaman indera keenamnya.
Sebab,, rencana Manusia Meteor mencari wanita cantik untuk
dijadikan korbannya di restoran itu akan sia-sia jika ia tidak
menyingkirkan gadis cantik berkemampuan supranatural tinggi
itu. Agaknya, si Manusia Meteor juga mulai dapat mengenali
siapa gadis cantik bersama Rayo tadi.
Hal tersebut,dapat dilihat dari caranya melarikan diri secara
raib. Tatapan mata Kumala Dewi sempat tertuju pada pintu
dapur restoran. Ia melihat percikan sinar merah seperti korek
api yang kehabisan gas atau bensin. Tapi para pelayan tidak
Sempat melihat percikan sinar merah itu. Bagi Kumala
percikan sinar merah merupakan unjuk kebolehan dari si
Manusia Meteor yang sengaja dipamerkan kepada Kumala dan
bertujuan memancing kesaktian juga. Maka, ketika Kumala
berubah menjadi sinar hijau berbentuk naga kecil menembus
alam dimensi lain, ia sempat dihadang oleh segumpal batu
besar yang berkobar-kobar terbungkus lidah api.
"Gila! Dia hampir saja menjebakku?!” sentak hati Dewi Ular
saat harus melesat ke arah lain untuk menghindari gumpalan
batu bermandikan lidah api itu itu. Kecepatan gerak sinar hijau
itu ternyata diburu oleh gumpalan batu berapi. Naga kecil
tersebut meliuk ke atas dari berbalik ke arah semula dengan
cepat, kemudian dengan gerakan menyerupai anak panah ia
menghantam gumpalan batu berkobar api. Blaaarr...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dentaman dahsyat terjadi di alam gaib. Dentuman itu


mengakibatkan alam gaib terguncang cukup hebat. Batu besar
terbungkus api itu memang pecah menjadi beberapa bagian
dan saling menyebar, sedangkan sinar hijau berbentuk naga
kecil itu terpental dalam gerakan berputar cepat seperti
tergulung badai. Tapi ketika naga kecil itu berhasil
menstabilkan gerakannya, ternyata pecahan baru berapi itu
kembali berkumpul ke satu titik.
Zuuuurrrbb ... !' Bluuubb ... !
Terbentuk lagi sosok gumpalan batu api yang ukurannya
tiga kali lebih besar dari ukuran semula. Naga kecil mundur
dalam gerakan melayang naik. Ketika gerakannya berhenti, ia
sudah berubah menjadi lebih besar juga Tiga kali dari ukuran
semula. Kini cahaya hijau itu sangat jelas bentuknya sebagai
seekor naga berekor kipas. Gerakannya semakin gesit ketika
harus menghindari benturan dengan batu berapi. Wuubb...!
Naga Hijau melambung ke atas, batu berapi melesat di
bawahnya. Ekor naga pun segera menghantam dengan
kecepatan tinggi.
Blaaammm ...... !
Dentuman dahsyat kembali mengguncangkan alam gaib.
Semua penghuni alam gaib menjadi tegang dan sebagian
merasa panik. Sementara itu, batu berapi yang terkena
hantaman ekor naga hijau itu pecah menjadi delapan bagian.
Kini setiap bagian berputar cepat dalam gerakan melayang
seperti bumi mengitari matahari. Dalam sekejap saja setiap
gumpalan sudah berubah menjadi bola api yang besarnya tiga
kali lipat dari ukuran aslinya.
Delapan gumpalan api itu sekarang menyerang naga hijau
dari delapan penjuru. Kekuatannya sangat tak seimbang. Naga
hijau segera mendenguskan hawa kabut dari kedua hidung
dan mulutnya. Wooss! Kabut bergumpal-gumpal mengurung
rapat naga hijau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dari gumpalan kabut itu tampak seberkas sinar hijau kecil


seperti sinar laser yang melesat ke bawah. Zlaaap ... !
Sementara itu delapan gumpalan, api itu menghantam
gulungan kabut tersebut secara bersama-sama.
Blegaaaarrr ... !!
Semakin gaduh suasana di alam gaib. Ledakan dahsyat
terjadi lagi akibat delapan gumpalan api itu saling berbenturan
satu dengan yang lain. Mereka kecele, karena merasa
lawannya masih berada dalam gumpalan kabut. Padahal, sang
lawan sudah melarikan diri dalam bentuk kilatan cahaya hijau
tadi. Lolos lewat bawah gumpalan kabut, dan menembus alam
dimensi manusia.
Zaaab ... ! Sedangkan delapan gumpalan api besar itu
saling berhamburan, masing-masing pecah menjadi seratus
keping lidah api yang menyebar di seluruh alam gaib.
Para penghuni alam gaib pun menjadi kelabakan. Saling
berusaha memadamkan api yang melayang di sekeliling
mereka. Apabila tidak begitu, maka alam gaib akan terbakar
ratusan lidah api yang berhamburan tak tentu arah itu.
Sedangkan inti api masih ada di sisi lain, berbentuk batu kecil
berwarna merah ukuran tempurung kelapa. Inti api itu
melesat meninggalkan kegaduhan alam gaib, seakan tak
peduli dengan caci maki atau kutukan yang terlontar dari para
penghuni alam itu.
"Keparat busuk! Iblis jahanam dari mana yang berani
menyebarkan api petaka di sini, hahl!" seru sebuah suara tua
bernada murka. Suara tua itu segera mengibaskan
tongkatnya, lalu datanglah angin kencang yang dinamakan
Maha Badai salju. Wuuursss....!! Dalam sekejap saja semua
lidah api padam, dan alam gaib diliputi awan putih, yaitu awan
salju yang dinginnya melebihi salju dari utara maupun kutub
selatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Si pemilik tongkat hitam itu berperawakan bungkuk,


berjenggot putih yang panjang menyentuh tanah. Ia memiliki
mata cekung dan angker. Ia tak lain adalah Damung Suralaya
alias Sang Juru Gaib. Gurunya para gandruwo.
Dia kenal betul dengan getaran saktinya Dewi Ular tapi dia
tak mengenali getaran gaibnya siapa tadi. Maka dikejarnya si
penyebar api di alam gaib dengan kemarahannya yang tanpa
ampun lagi. Ia memang tidak mengejar Dewi Ular karena ia
tahu betul s iapa Dewi Ular dan di pihak benar atau salah. Juru
Gaib yakin. Dewi Ular bukan di pihak yang salah, sebab
selama ini ia menjalin hubungan baik dengan gadis anak dewa
itu, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "CINTA DARI AKHIR
ZAMAN").
Di alam kehidupan manusia ternyata langit sudah mulai
memerah. Matahari hampir tiba di peraduannya. Jam di
tangan Rayo sudah menunjukkan pukul lima lebih hampir
pukul enam. Pemuda itu masih setia menunggu kehadiran
Kumala, sebab perintah Kumala tadi tidak disertai catatan
penting yang memungkinkan Rayo boleh mengambil inisiatif
sendiri. Karena tadi Kumala hanya berkata, "Tunggu aku di
mobil " maka biar sampai sesore itu Rayo masih tetap duduk
di mobil, menunggu dengan gelisah dan cemas. la tak berani
ambil inisiatif untuk pulang atau pindah ke tempat lain. la
takut inisiatifnya itu akan mengecewakan si cantik yang
sedang dikagumi dalam hatinya.
Mobil Pajero merah itu tiba-tiba bergetar sesaat. Getaran
itu membuat Rayo terkejut dan berdebar-debar tegang. Ia
menyangka ada mobil lain membentur bagian belakang
mobilnya, atau ada orang usil mengguncang mobil dari
belakang la sempat melongok lewat kaca yang diturunkan.
Ternyata di belakang mobil tidak ada siapa pun. Namun
sebelum habis rasa herannya, ia segera mendengar suara
seorang gadis berkata kepadanya dari samping kiri.
"Bawa aku pulang secepatnya, Ray!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hahh... ?!" Rayo terkejut saat memasukkan kepalanya lagi


dan menatap ke jok kiri, ternyata Kumala sudah duduk di
sana. Tapi pada saat itu keadaan Kumala sangat mengerikan,
sekaligus membuat jantung Rayo nyaris terhenti seketika.
Gadis cantik itu punya wajah sudah tidak cantik lagi.
Separuh wajahnya menjadi bengkak, melepuh bergelembung-
gelembung. Rambutnya juga acak-acakan dan berasap tipis.
Gelembung-gelembung itu bukan saja di wajah Kumala, tapi
juga di bagian leher, lengan kiri, paha kiri dan seluruh kaki.
Sementara kaki yang kanan serta bagian rubuh yang kanan
lainnya hanya tampak memerah berkilauan. Rupanya gadis itu
terluka.
"Kau,., kau... ooh, apa yang terjadi, Kumala?! Kenapa kau
mengalami luka seperti ini?! Kita langsung ke rumah sakit
saja, ya?!"
"Bawa aku pulang...," pintanya dengan suara makin pelan.
Kepalanya terkulai lemas ke samping, tubuhnya juga seperti
tidak bertenaga. Rayo sangat mengkhawatirkan keadaan
tersebut.
Tapi ia tak berani membantah perintah itu. Sebab pikirnya,
barangkali gadis itu punya rencana sendiri yang tak mudah
dipahami orang lain, sehingga memaksa lebih baik pulang ke
rumahnya ketimbang dibawa ke rumah sakit. Dengan
kecepatan tinggi Rayo pun mengemudikan mobilnya menuju
rumah Dewi Ular.
"Dia sangat kritis! Dia butuh oksigen! Napasnya mulai
tersendat-sendat. Ooh, jangan-jangan dia dalam keadaan
sekarat?! Tapi... tapi aku harus membawanya pulang?! Aku
tak tega! Sungguh tak tega melihatnya dalam keadaan koma
begini?!" ratap Rayo dalam hatinya yang diliputi kebimbangan
membingungkan.
Pemuda berambut kucai yang menjadi asisten gaibnya
Dewi Ular sempat berang melihat Dewi Ular menderita luka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seperti itu. Meskipun tubuh Buron tak seberapa kekar, bahkan


tergolong agak kurus, tapi ketika kakinya menghentak di lantai
membuang kemarahannya, seluruh isi rumah bergetar. Pohon-
pohon yang tumbuh di halaman ikut bergetar juga, sehingga
beberapa daunnya jatuh berguguran dan ranting-ranting
kering saling, patah serta berjatuhan.
"Keparat si Manusia Meteor itu! Biar aku yang
menghadapinya!" geram Buron, dengan suaranya yang tiba-
tiba berubah besar dan menggema. Suara itu adalah suara asli
Jin Layon, yang membuat bulu kuduk Rayo merinding, juga
Sandh; dan Mak Bariah ikut merinding. Jika pemuda itu sudah
mulai marah sedemikian geramnya, maka Sandhi dan Mak
Bariah tak akan berani mengusiknya sedikit pun.
Hanya Dewi Ular yang dapat meredakan kemarahan Buron
dengan kata-katanya yang tenang, lembut, tapi berwibawa
sekali.
"Tahan amarahmu. Manusia Meteor bukan tandinganmu,
Buron!"
"Tapi kau dibuat hancur begitu, Kumala! Aku tidak rela dan
tidak bisa menerima kenyataan ini "
"Harus bisa!" sahut Kumala dengan nada tegas walaupun
lirih. "Kita harus bisa menerima kenyataan ini. Buron. Dalam
sebuah pertarungan hanya ada dua pilihan: menang atau
kalah. Terluka atau sehat. Hidup atau mati. Ini semua harus
bisa kau terima dan kau sadari."
"Gghmmm ... 1!" Buron yang kecil, yang tidak lebih tinggi
dari Rayo, bisa menggeram dengan suara besar dan
menggetarkan kaca-kaca yang ada di sekelilingnya. Mungkin
seandainya ia tidak menahan diri, seketika itu juga ia sudah
berubah menjadi sosok Jin Layon yang besar, hitam, tingginya
sekitar 6 meter. Tapi karena ia masih menahan emosinya,
maka yang keluar hanya suara asli dari Jin Layon sebenarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tidak perlu tegang. Kalian tenang-tenang saja. Kalian


jangan ada yang bersedih. Aku memang terluka dalam
pertarungan di alam sana, tapi aku tahu bagaimana cara
menyembuhkan lukaku dan memulihkan keadaanku seperti
semula."
Sandhi yang sejak tadi menunduk penuh duka itu segera
menyahut dengan bersemangat sekali.
"Apa yang harus kami lakukan untuk membantumu.
Kumala?! Perintahkan padaku saja, apa yang harus kuperbuat
untuk memenuhi cara yang kau maksud tadi!"
"Jika badanku nanti mulai berasap, siramlah dengan air
bunga yang selalu ada di kolong ranjangku."
Tanpa diperintah lagi Sandhi segera mengambil air bunga
Air itu berada dalam baskom kecil terbuat dari logam stainless
anti karat. Kumala Dewi selalu menyediakan air yang dipakai
merendam bunga tujuh warna setiap malam Jumat. Kebetulan
kemarin ma lam Kumala menyediakan air bunga untuk
menghirup sari bunga tersebut yang dapat mempercantik
wajahnya, mengawetkan kecantikannya, menyegarkan
tatapan matanya, dan sebagainya. Karena hari itu adalah hari
Jumat, maka air tersebut kemarin malam sudah disiapkan di
bawah kolong ranjang.
Dewi Ular melakukan semedi petang itu juga di pendapa
belakang rumah. Ketika tubuhnya mulai berasap, Sandhi
segera menyiramkan air bunga itu. Asap semakin mengepul
banyak. Membungkus rapat tubuh Kumala yang sejak tadi
hanya bisa dipandangi oleh Rayo dengan kecemasan
mendebarkan jantungnya. Ketika asap mulai menyebar tertiup
angin, Rayo mulai me lebarkan pandangan matanya. Ia
terkesima kagum melihat wajah Kumala menjadi cantik
berseri-seri seperti sediakala.
Tak ada luka dan cacat sedikit pun pada wajah gadis itu.
Dan sepertinya tenaga Kumala pun secara fisik telah pulih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kembali, la bisa tersenyum dalam keadaan basah kuyup dari


rambut sampai kakinya.
"Syukurlah..!" Rayo menghembuskan napas panjang sambil
mengucap syukur tanpa disadari.
Ia jadi malu ketika Buron, Sandhi dan Kumala
memperhatikannya, termasuk Mak Bariah yang tersenyum-
senyum memandanginya. Sebab, ucapan syukur bernada lega
itu mempunyai arti yang cukup dalam. Nada ucapan itu
kentara sekali terlontar dari mulut seorang lelaki yang
menaruh hati kepada Kumala, sebab ucapan itu merupakan
ekspresi dari hati yang amat gembira karena bisa berdebar-
debar indah lagi menyimpan segenggam rasa. Yaitu, rasa
suka, rasa kasih, dan rasa sayang.
Namun agaknya Kumala tak ingin membahas dulu
persoalan rasa yang disembunyikan Rayo itu. Perhatiannya
tertuju pada kejahatan si Manusia Meteor. Karena baru saja ia
selesai mengeringkan badan, seseorang telah meneleponnya
dengan nada tegang. Orang itu adalah klien tetapnya Kumala,
dan sangat kenal akrab dengan Buron, karena pernah
bercumbu dengan Buron. Orang itu adalah Tante Molly, yang
pernah mendapat energi awet muda dari Buron melalui
kencannya di hotelnya Tante Molly sendiri, (Baca serial Dewi
Ular dalam episode: "TUMBAL CEMBURU BUTA").
"Kumala, tolong datang ke hotelku. Ada seorang tamu yang
mengalami keanehan. Kekasihnya mati dalam pelukan
terbakar hangus. Sementara ia sendiri tak bisa dipegang oleh
siapa pun, karena setiap ada yang memegangnya, maka orang
itu akan menderita luka bakar. Seperti memegang besi
panas!"
"Siapa nama orang itu, Tante?"
"Menurut keterangan pegawaiku, dia bernama Evinna."
"Baik. Tolong untuk sementara, jaga dia jangan sampai
keluar dari kamar. Jangan ada yang mendekatinya. Jauhkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

setiap lelaki darinya. Sebab, syaraf kewanitaannya berada


dalam kepekaan yang maksimal. Setiap dia terangsang,
tubuhnya akan mengeluarkan panas. Maka, hindarkan seorang
lelaki s iapa pun dia dari hadapannya!"
Malam itu juga Kumala menjemput Evinna dari hotelnya
tante Molly. Ia didampingi Sandhi sebagai sopir, sementara
Rayo diminta menunggu di rumahnya. Sandhi terkejut melihat
gadis yang bernama Evinna itu. Ternyata ia pernah melihat
wajah gadis itu ketika sedang berada dalam mobil Corolla.
Gadis itu adalah gadis cantik yang tempo hari diganggu
dengan ledekan konyol oleh Sandhi, ketika mereka sama-sama
meluncur di jalan tol.
Kumala Dewi menjinakkannya dengan kekuatan baru yang
diperoleh dari guyuran air bunga. Kekuatan itu mampu
memperkokoh perisai gaibnya, sehingga saat menyentuh
Evinna atau berada sangat dekat dengan gadis itu tidak ada
energi saktinya yang bisa tersedot oleh racun gaib di dalam
darah gadis tersebut. Untuk membuat emosi kemesraan
Evinna tak meletup-letup dalam keadaan satu mobil bersama
Sandhi, Kumala mengunci imajinasi gadis itu dengan
mengalihkan perhatian otaknya melalui percakapan yang
menyimpang jauh dari masalah cinta dan kemesraan. Ketika
tiba di rumah Kumala, Evinnapun segera dimasukkan dalam
kamar khusus, dijadikan satu dengan Moonru dan Rency.
"Fuiihh...!"Dewi Ular meniupkan napas saktinya secara
diam-diam di dalam kamar itu. Napas sakti tersebut
mengandung hawa gaib yang dapat menentramkan hati,
menenangkan pikiran, dan membuat siapa pun merasa betah
tinggal di kamar tersebut. Itulah sebabnya Moonru dan Rency
merasa tenang-tenang saja walau berada di kamar itu dari
hari-hari kemarin. Mereka justru sibuk memperbincangkan
masalah lain yang tidak ada hubungannya dengan kemesraan
dan cinta. Selama kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi,
jiwa mereka tak akan berontak dari kondisi karantina itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Buron, pasang pagar sekokoh mungkin. Kita dalam siaga


satu !" kata Kumala kepada jelmaan Jin Layon. Pemuda
berambut kucai itu mengangguk dengan patuh. Paham betul
apa yang diinginkan Kumala. T api Rayo berkerut dahi karena
bingung mengartikan kata-kata tersebut, sehingga akhirnya ia
berbisik kepada Sandhi.
"Apa yang dimaksud dengan perintah Kumala kepada
Buron tadi?"
"Siaga satu, artinya siap tempur. Buron disuruh memasang
pagar gaib yang paling kuat. Biasanya, kalau Kumala
memerintahkan begitu, ia sudah merasa akan kedatangan
tamu gawat. Artinya, akan ada serangan dari pihak lawan
malam ini juga"
"Dari Manusia Meteor itu maksudmu?"
"Dari mana saja. Tidak terbatas untuk si Manusia Meteor
saja."
"Oooo” Rayo rnanggut-manggut. "Hebat betul ilmunya
Kumala itu, ya? Nggak sangka kalau gadis secantik dia bisa
sehebat itu. Apakah orang tuanya juga punya ilmu hebat?
Maksudku, ayahnya atau ibunya juga 'orang pintar' kayak
dia?"
Sandhi tersenyum. "Payah kamu, Ray. Ketinggalan zaman!"
"Payah bagaimana?"
"Ayahnya atau ibunya Kumala tentu saja lebih sakti, sebab
mereka adalah dewa asli dari Kahyangan."
"Hahh...?! Ja.. jadi... Kumala itu anak dewa?!"
"Iya! Dia itu sebenarnya bidadari. Asli bidadari dari
Kahyangan, sebab ayahnya adalah Dewa Permana dan ibunya
adalah Dewi Nagadini!"
"Astaga ... ??!" Rayo terperangah dengan mulut ternganga
lebar. Wajahnya jadi pucat, tangannya tampak gemetar. Ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

takut terkena kutukan karena selama ini memperlakukan


Kumala sebagai manusia biasa. Lalu, Sandhi menjelaskan asal-
usul Kumala secara singkat, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode I : "ROH PEMBURU CINTA").
Kisah itu membuat Rayo jadi minder dan semakin tak
bernyali, la pun segera pamit untuk pulang sebelum apa yang
dikhawatirkan menjadi kenyataan. Tapi pada saat itu Kumala
yang telah mengetahui isi hati Rayo dan telah membaca jalan
pikiran Rayo pada malam itu hanya tersenyum sambil berkata
dalam kelembutan.
"Kau tidak ingin menemaniku begadang malam ini? Nggak
menyesal di kemudian hari?"
"Ak... aku,., aku...."
"Sudah tahu siapa aku sebenarnya, begitu? Lalu, kenapa
kau takut, padaku?" sahut Kumala. "Apakah aku jahat
padamu?"
"Hmm, memang nggak sih. Tapi...tapi kenapa kau, tak
bilang dari kemarin-kemarin kalau kau adalah anak dewa ? "
"Kalau aku bilang dari kemarin-kemarin, belum tentu kau
mau membantuku malam ini, Rayo. Mungkin kau sudah kabur
dari saat kau datang ke kantorku yang pertama kalinya itu."
"Hmm, eeh... ja... jadi aku harus bagaimana sih?!" Rayo
jadi jengkel sendiri. Kejengkelan itu menggelikan bagi
Kumala,sehingga ia tertawa renyah, menampakkan lesung
pipitnya yang semakin membuat Rayo terkesima terkagum-
kagum itu.
"Malam ini aku harus siaga. Manusia Meteor itu pasti akan
mengejarku. Akan merasa lebih bersemangat rasanya jika kau
menemaniku berjaga-jaga. Seolah aku merasa dalam
penjagaanmu juga, Ray."'
Setelah diam beberapa saat, Rayo pun merasa tak mampu
menolak keinginan Kumala Dewi. Hatinya sempat melambung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bangga ketika dirinya dianggap ikut menjaga keselamatan


gadis cantik itu. Dalam hatinya sendiri Rayo berharap, semoga
malam itu tidak terjadi bahaya yang dikhawatirkan Kumala
sebab secara pribadi Rayo akan merasa malu jika dirinya tak
bisa menjaga Kumala, dari ancaman penyerangan si Manusia
Meteor itu.
Kekhawatiran hati Rayo belum selesai, tahu-tahu terdengar
suara dentuman memecah kesunyian malam. Rumah indah itu
bergetar, vas bunga di atas bufet itu sempat jatuh dan pecah.
Mereka terperanjat kaget dan saling pandang.
"Ada yang menjebol pagarmu, Ron!" kata Kumala,
"Sambut dia dan giring ke pendapa!"
Buron pergi dengan sekali me lompat lenyap tanpa bekas.
Ia berubah menjadi sinar kuning. Kumala bergegas ke
pendapa untuk menyambut kedatangan sang tamu,
sementara Rayo yang gemetar ikut-ikutan Sandhi menyusul
Kumala, dari jarak tertentu, la berhenti hanya sampai teras
depan dapur. Di sana ada Mak Bariah yang ikut memandang
ke arah pendapa. Lampu taman dan neon pendapa menyala
terang, memudahkan bagi mereka untuk melihat siapa tamu
yang telah berhasil menjebol pagar gaibnya Buron itu.
Weess ... ! Sekelebat bayangan melesat dikejar sinar
kuning kecil. Bayangan itu menghampiri Kumala yang berdiri
di tengah pendapa dengan mengenakan celana capri sebatas
lutut yang lentur dan blus ketat tanpa lengan berleher tegas.
Sinar kuningnya Buron seperti membentur karet yang membal
ketika bayangan itu menampakkan sosoknya sebagai kakek
bungkuk berjenggot putih panjang sampai menyentuh tanah.
"Ooh... dia?!" gumam Sandhi yang merasa pernah melihat
wajah dan potongannya si kakek itu, tak lain adalah Sang Juru
Gaib alias Damung Suralaya. Pantas jika Buron terpental
waktu ingin menerjangnya, karena Sang Juru Gaib memiliki
kesaktian yang mampu menundukkan kekuatan bangsa jin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Buron pun menjelma diri sebagai pemuda berambut kucai


yang cengar-cengir mengusap-usap tulang ekornya karena
tadi ia terpental dan jatuh membentur batu taman. Sang Juru
Gaib segera memberi hormat kepada Dewi Ular dengan
berlutut satu kaki dan menundukkan kepala.
"Mohon maaf mengganggu sebentar, Nyai Dewi."
"Lho, kamu toh tamunya? Silakan duduk, Juru Gaib!"
Kumala menyambut dengan keramahan yang berwibawa.
Ia mendului duduk dengan bersimpuh di atas kedua lututnya.
Badannya tegap, seperti seorang ninja menghadapi tamu
kehormatannya.
"Nyai Dewi... rasa-rasanya sulit bagi saya untuk duduk
tenang selama masih dalam pengejaran musuh Nyai Dewi
sendiri!"
"Musuhku?! Kamu dikejar-kejar musuhku?!"
"Pertarungan Nyai Dewi di alam kami tadi telah membuat
seluruh penghuni alam gaib menjadi gusar. Sebagai juru
pandu alam gaib, saya amat marah dan segera mengejar
musuh Nyai Dewi. Ternyata... saya kalah sakti, hampir saja
hancur olehnya, Nyai Dewi. Dia mengejar saya, karena
dianggap terlalu berani me lawannya. Mohon perlindungan,
Nyai Dewi!"
"Kamu kalah sakti?! Sama si Manusia Meteor itu kamu tidak
bisa unggul, Damung Suralaya?!"
"Oh, hebat sekali kalau begitu si Manusia Meteor. Kupikir
.... "
"Maaf.Nyai Dewi.... Maaf seribu kali maaf ..."potong Juru
Gaib dengari penuh hormat.
"Sesungguhnya yang Nyai Dewi lawan itu bukan Manusia
Meteor."
"Lho, jadi... siapa dia?!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dalam pelarian saya tadi, saya sempat bertemu dengan


manusia' linuwih' yang baru saja menghadap Paduka Azora "
"Dewa separuh iblis yang menjadi Penguasa Pusaran Arus
Gaib itu?!" sahut Kumala.
"Benar, Nyai Dewi."
"Manusia 'linuwih' yang menghadap Azora itu siapa, Juru
Gaib?"
"Dia adalah sahabat Nyai Dewi sendiri, yaitu Sedah Wingit."
"Ooo... Ki Sedah Wingit? Hmm, ya, ya, ya., lalu apa yang
kau dapat dari Ki Sedah Wingit?"
"Dia memberitahukan kepada saya, bahwa Paduka Azora
mengingatkan kepadanya agar jangan mencampuri urusan
Nyai Dewi Ular, karena yang dihadapi Nyai Dewi bukan
Manusia Meteor seperti dugaannya semula, melainkan
sepotong kesaktian Kakek Nyai Dewi sendiri yang dibuang
karena ingin berkhianat demi kepentingan si Damaskus. raja
iblis!"
"Tunggu, tunggu... ! Aku agak bingung nih," sergah
Kumala. "Sepotong, kesaktian kakekku, maksudnya kesaktian
yang mana?"
"Senjata pusaka Sang Hyang Dewa Murkajagat, Nyai."
"Pusakanya eyang Murkajagat... ?!" gumam Kumala.
"Maksudmu... Pusaka Panah Lahar Semesta?!"
"Tepat sekali Nyai. Salah satu anak panah itu ada yang
mulai ingin berkhianat kepada Sang Hyang Dewa Murkajagat,
tapi keburu ketahuan. Maka anak panah itu dipatahkan
ujungnya, lalu dibuang dari Kahyangan, dan jatuh ke bumi!"
"Ooo...." Kumala manggut-manggut pertanda memahami
betul persoalan yang sebenarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewa Murkajagat, kakeknya Dewi Ular, memiliki pusaka


andalan yang bernama Panah Lahar Semesta. Pusaka tersebut
terdiri dari beberapa anak panah. Masing-masing anak panah
mempunyai kekuatan maha sakti sendiri-sendiri. Panah Lahar
Semesta hanya akan digunakan oleh Dewa Murkajagat apabila
terjadi perang dirgandanu, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode: "PERANG GAIB").
Kesaktian dari panah pusaka itu apabila dilepaskan dari
busurnya, anak panah tersebut mampu menembus segala
lapisan dimensi sambil menyebarkan lahar panas ke mana-
mana. Jika ia jatuh ke bumi, maka bumi dapat, tenggelam ke
dalam kubangan lahar panas yang memiliki daya bakar super
tinggi. Rupanya salah satu roh sakti pada anak panah itu ada
yang bermaksud berkhianat sehingga Dewa Murkajagat
marah, ujung anak panah yang menjadi inti kekuatan roh sakti
itu dipatahkan, lalu dibuang begitu saja, keluar dari
Kahyangan dan jatuh ke bumi seperti meteor.
Kejadian itulah yang dilihat Rency kala itu. Roh sakti panas
tersebut ternyata memang sudah ditumpangi hawa iblis. Maka
ketika ia jatuh ke bumi, ia pun bermaksud mengacaukan
kehidupan manusia, dan bermaksud menguasai bumi
sepenuhnya. Sifat keiblisannya dapat terlihat dari racun gaib
yang mencemari darah wanita yang bercumbu dengannya,
serta kekuatan lahar pelebur baja yang mengalir dalam birahi
wanita itu sendiri.
Kini sang cucu Dewa Murkajagat harus berhadapan dengan
kesaktian kakeknya sendiri.
"Pantas aku tak mampu mengalahkannya?!" gumamnya
saat termenung.
Pada saat itu Rayo dan yang lainnya mulai berkeringat,
bukan karena takut, tapi karena udara terasa panas.
Hembusan angin terasa membawa uap panas yang sesekali
menyengat kulit. Tanda-tanda itu membuat Sang Juru Gaib
tampak cemas. Kumala Dewi sendiri sudah segera bangkit dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

memandang sekeliling halaman belakang rumahnya yang


cukup luas itu. Buron pun tampak gelisah, bergerak mondar-
mandir dengan wajah merah penuh murka.
"Nyai Dewi, rasa-rasanya dia sudah mulai mendekati
tempat ini, Nyai ... !" kata Sang Juru Gaib,sambil
memperhatikan dedaunan di sekeliling tempat itu mulai
tampak layu. Kumala Dewi melompat dengan lincah, melewati
pagar pendapa, lalu berdiri di rerumputan taman yang juga
mulai tampak layu. Hawa panas makin terasa panas setelah
terdengar suara gemuruh seperti gunung runtuh. Dewi Ular
masih berdiri diam dengan kaki sedikit merenggang dan kedua
tangan saling menggenggam di samping kanan-kiri.
"Juru Gaib...!" panggilnya tegas dan berwibawa.
"Ada apa, Nyai...," Juru Gaib mendekat. Kumala tak
memandanginya, karena arah pandangannya tertuju ke
tempat lain. Tajam sekali.
"Kudengar kau memiliki kesaktian yang bernama Maha
Badai Salju. Apa benar begitu?"
"Benar, Nyai Dewi. Tapi kesaktianku tadi tak bisa ?
digunakan untuk melumpuhkan dia Apakah ..... "
"Gunakan lagi sekarang, padukan dengan kesaktian Jin
Layon. " Lalu, Buron pun dipanggilnya. "Ron. gunakan
kesaktianmu: Kabut Himalaya itu,"
"Kapan? Sekarang?!"
"Tunggu perintahku. Kita jebak dia di sini. Begitu
kukatakan: 'sergap', kalian serempak gunakan kesaktian
masing-masing, dan aku akan menghantamnya dengan
'Jantung Naga Beku'. Tapi lebih dulu aku harus memancingnya
untuk hadir di hadapanku!"
"Baik, lakukanlah sekarang juga!" tegas Buron tampak tak
sabar memendam amukannya sejak tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewi Ular segera melepaskan sinar hijau lurus ke langit


yang keluar dari telapak tangannya. Daaap...! Byaaak...! Sinar
hijau itu bak kembang api yang indah, pecah di langit
menyebar membentuk ratusan bintang tanpa letupan.
Bintang-bmtang itu padam setelah saling berbenturan.
Rupanya cahaya itu merupakan tantangan bagi sang lawan
yang tetap dianggapnya sebagai Manusia Meteor.
Tantangan itu segera dijawab oleh lawan dengan ditandai
hembusan angin sepoi-sepoi tapi membawa udara panas yang
kian menyengat. Sandhi dan Mak Bariah mengungsi ke
serambi depan dapur. Mereka tak tahan menerima hembusan
angin panas itu. sehingga masing-masing berusaha mencari
pelindung, tapi yang bisa tetap melihat adegan tegang di
samping pendapa itu.
Daun-daun mulai mengkerut, keriting dan mengering.
Rerumputan hijau berubah menjadi coklat. Air kolam ikan kian
menyusut bagaikan terserap hawa panas matahari. Padahal
yang ada pada saat itu melebihi panas matahari di waktu
tengah bolong. Toh si cantik Kumala Dewi masih tetap berdiri
tegak menunggu lawannya dengan rambut terurai lepas,
penuh keberanian. Sang Juru Gaib berdiri di dekat tangga
pendapa. Buron berdiri di bawah pohon mangga. Suara
gemuruh besar pun datang. Dentuman menggelegar
terdengar, pertanda pagar gaibnya Buron dihancurkan oleh
kekuatan gaib yang lebih besar lagi. Tanah bergetar seperti
dilanda gempa, namun segera berhenti setelah Dewi Ular
menghentakkan kakinya ke bumi satu kali.
Duuggh...!
Tahu-tahu dari dalam tanah depan Dewi Ular berdiri
muncul sesosok tubuh bagaikan mayat menjebol makamnya
sendiri.
Bruull ... !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dan tampaklah seraut wajah tampan berambut cepak,


bertubuh tegap, gagah, kekar, berkulit coklat dan hanya
mengenakan cawat dari kulit ular yang masih basah oleh
darah. Sungguh suaru penghinaan bagi Dewi Ular untuk-
melihat seekor ular telah dibunuh dan kulitnya dibuat cawat
oleh pria tampan itu.
Namun Kumala tetap tenang, mampu menahan
kemarahannya. Matanya menatap semakin tajam, melebihi
ketajamannya ujung tombak panglima perang mana pun.
Sementara itu, si pria tampan yang punya ciri-ciri sebagai
Maztro, seperti yang dituturkan Moonru dan Evinna itu,
sengaja tertawa sinis melecehkan Dewi Ular.
"Kau tak akan unggul melawanku, Dewi Ular. Sekalipun kau
dibantu oleh dua cecungukmu, tapi aku adalah kesaktiannya
kakekmu, maka kau tak akan bisa mengalahkan diriku!"
"Tinggalkan alam ini, dan jangan ganggu lagi kehidupan
manusia yang sedang membutuhkan kedamaian ini, Maztro!"
"Ha. ha, ha, ha ...! Itu tak mudah, Dewi Ular."
Maztro tersenyum tipis. Senyumannya itu mengandung
getaran gaib pemikat yang amat tinggi. Dewi Ular mulai
berdebar-debar, kekerasan hatinya mulai melunak ia
mengakui bahwa senyuman itu sangat memukau,
mengagumkan dan mengusik gairah kemesraannya.
"Aku dibuang oleh kakekmu, sangat kebetulan jatuhku ke
bumi. Dan aku bertemu dengan cucunya. Maka cucunya akan
menjadi budakku. Jatuh dan luluh kau dalam pelukanku, Dewi
Ular!"
Kata-kata terakhir diiringi dengan sentakan dan tangannya
menuding lurus kepada Dewi Ular. Seketika itu hati Dewi Ular
berdesir indah, jiwanya bagaikan me layang dalam
kebahagiaan, dan kehormatannya seperti sedang dibelai
lembut oleh kehangatan. Dewi Ular me lawannya hingga
gemetar sekujur tubuh. Tapi Maztro menjulurkan lidahnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

yang Bergerak meliuk-liuk bagai sedang menari sekitar dada


lawan jenisnya. Dewi Ular pun buru-buru mendekap dadanya
sendiri.
"Oouh...!" ia bertahan dengan mendesis dan tertunduk.
"Kau akan kubakar dengan keindahan cumbuanku, Dewi
Ular! Hmmh!"
"Oouhhhk... I" Dewi Ular merapatkan kedua kakinya,
meliuk turun dan akhirnya berlutut, seperti sedang menahan
sesuatu yang mendesak kehormatannya. Hawa birahi dahsyat
diterimanya tanpa ampun lagi. Napas menjadi terengah-
engah. Kumala tak bisa menyerang karena sibuk menahan
ledakan hasrat bercumbunya. Sementara itu, Maztro meliuk-
liukkan tubuh.
Menggerayangi badannya sendiri dan menjulurkan lidahnya
dengan lincah. Kumala merasa dirinya yang sedang
diperlakukan demikian.
Buron dan Sang Juru Gaib kebingungan. Mereka ingin
bergerak, tapi tak berani menyalahi aturan. Harus menunggu
perintah dari Kumala. Sementara itu, Kumala sepertinya sulit
mengeluarkan seruan perintah untuk menyerang. Tapi mereka
tak tega melihat gadis itu diperlakukan sebegitu
memalukannya di depan orang-orang yang menghormatinya.
Buron sudah menggeram dengan tangan gemetar. Hatinya
hanya bisa berkata,
"Perintahkan aku! Cepat perintahkan aku .... Kumala!"
Udara semakin panas, kap lampu taman nyaris meleleh.
Maztro menari-nari dengan gerakan erotis, membuat Kumala
berlutut menahan diri kuat-kuat. Melihat keadaan begitu, Rayo
terbakar hatinya. Ia sangat tak rela melihat Kumala
dipermainkan dengan sangat tak senonoh. Maka tanpa
diduga-duga oleh Sandhi. Rayo melompat dari tempatnya.
Menyambar sebongkah batu, dan melemparkannya setelah
berlari beberapa langkah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Bangsaaat... Lepaskan diaaa...!!" teriak Rayo seraya


melemparkan batu itu. Wuuut...! Batu itu mengenai kepala
Maztro. Buubbs... Seperti menghantam segumpal kapas. Tapi
Maztro segera menghentikan tarian erotisnya, memandang
Rayo dengan berang. Lalu, hanya dengan pandangan mata,
Rayo terdorong mundur. Ia tak bisa berteriak, karena lehernya
seperti dicekik kuat-kuat oleh sepasang tangan kekar.
Pada saat itulah Dewi Ular punya kesempatan untuk
memulihkan kesadarannya, la berseru dalam keadaan masih
berlutut terengah-engah memandangi Rayo yang dicekik
dengan kekuatan gaib itu.
"Sergaaap..!!"
Wuuurssss ...! Juru Gaib mengibaskan tongkatnya. Awan
putih menyebar cepat bagaikan menyergap Maztro: Maha
Badai Salju itu bercampur dengan kabut putih kekuning-
kuningan.
Kabut itu berasa l dari mulut Buron yang terbuka lebar. Dari
mulut itulah tersembur uap salju yang segera membungkus
Maztro beisama awan putihnya Damung Suralaya.
"Heeeaarrrkkk....!!" Maztro melepaskan Rayo, mengerahkan
hawa panasnya berupa pancaran sinar merah yang menyebar
ke mana-mana dari tubuhnya. Tapi karena tubuhnya yang
terbungkus Kabut Himalaya dan Maha Badai Salju, maka
pancaran apinya tak bisa membakar alam sekeliling.
Dewi Ular bangkit, berdiri, kedua tangannya merentang,
napasnya menyentak satu kali.
"Haaak....!!"
Claaap ... !
Sinar putih berbentuk naga keluar dengan cepat dari
tengah dadanya. Sinar putih itu adalah kesaktiannya yang
jarang digunakan, kecuali harus berhadapan dengan kekuatan
api. Kesaktian yang dinamakan 'Jantung Naga Beku' itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menghantam gumpalan kabut dan awan putih, lalu terjadilah


dentuman dahsyat yang membuat Juru Gaib dan Buron
terlempar tak tentu arah.
Bleegaaammm ... ! Blaaarrr... !
Kumala Dewi sendiri terpental. Rayo juga terhempas karena
gelombang ledakan tadi. Barang-barang lainnya banyak yang
berjatuhan. Tiang lampu taman terdekat sempat melengkung
ingin meleleh. Sandhi dan Mak Bariah terjungkir balik di
tempatnya. Pendapa berguncang hebat, atapnya sempat
miring sebelah.
Para tetangga yang tinggal di sekitar rumah Kumala
terbangun semua dan saling berianya-tanya, apa yang terjadi?
Ada yang menyangka telah terjadi gempa bumi berbahaya,
ada yang mengira kiamat telah datang. Yang jelas, suara
menggelegar tadi membuat malam menjadi gaduh.
Tapi di halaman belakang rumah Kumala justru sebaliknya.
Sepi. Sunyi. Lengang selama sekitar dua menit yang terdengar
hanya suara rintihan Mak Bariah dan Rayo, suara geram
kemarahan Buron, serta suara teriakan samar-samar dari tiga
gadis yang dikarantina di kamar depan. Mereka panik, karena
menyangka diri mereka terkurung dalam bencana.
Tiga kekuatan salju tadi ternyata berhasil meluluhkan
kesaktian Maztro. Sosok ketampanan Maztro hilang yang
tertinggal hanyalah sebongkah batu menyerupai besi berkarat.
Batu itu berbentuk segitiga, seperti anak panah. Besarnya
seukuran tabung gas oksiger, untuk para pasien di rumah
sakit. Itulah ujung anak panah pusaka Dewa Murkajagat yang
memiliki roh sakti namun berkhianat kepada tuannya.
Berubahnya Maztro menjadi batu seperti besi berkarat itu
telah melenyapkan pula kekuatan gaib atau racun
pembungkus darah ketiga gadis itu. Kini, darah mereka sudah
tidak tercemari kabut merah, dan mereka tidak lagi sensitif
oleh sentuhan lelaki. Rayo yang mengalami patah leher segera
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

ditolong oleh Dewi Ular dalam waktu kurang dari dua menit,
sudah normal kembali. Yang lainnya pun demikian. Dan,
Kumala segera menyebarkan hawa penentram dan penenang
jiwa, lewat hembusan napasnya ke udara bebas. Hembusan
napas itu mengandung aroma wangi yang lembut, cukup
sentimentil. Para tetangga yang mencium wewangian itu
menjadi tenang dan dapat melanjutkan tidur mereka masing-
masing.
"Terima kasih atas bantuanmu, Sang Juru Gaib. Tanpa
bantuanmu dan bantuan kesaktian si Layon, mungkin aku tak
bisa mengalahkan secuil kesaktian eyangku, itu."
"Justru sayalah yang seharusnya berterima kasih kepada
Nyai Dewi, karena secara tak langsung sudah diselamatkan
dari pengejaran si Manusia Meteor."
"Ya, kita tetap akan menyebutnya Manusia Meteor, karena
tak ada julukan yang tepat untuknya," sambil Kumala tertawa
pelan.
Tak lupa si jin usil juga dapat ucapan terima kasih sambil
ditepuk-tepuk punggungnya oleh Dewi Ular,
"Sebagai upahmu, besok kalau aku gajian, kubelikan kau
sepatu baru ya?" kata Kumala dalam candanya.
"Asyik! Tapi jangan lupa, belikan sepatu sepasang, ya?
Jangan hanya yang kiri saja yang kau beli!"
Mereka tertawa ceria. Kumala menatap Rayo
menyunggingkan senyum, dan Rayo salah tingkah
menyembunyikan ekspresi wajahnya.
Esoknya, mereka membuang ujung panah yang berukuran
raksasa itu ke laut. Kumala me lakukannya tanpa harus
menggunakan mobil derek untuk mengangkat batu berat
seperti besi berkarat itu. Cukup dengan kekuatan matanya
benda sudah bisa terangkat sendiri, dimasukkan ke dalam
mobilnya Rayo yang cukup untuk memuat panjangnya benda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

itu. Lalu, dengan lemparan pandangan mata, benda itu


dikeluarkan dari mobil dan dibuang ke lautan lepas.
"Beres sudah!" kata Rayo dengan lega.
"Masih ada yang tak beres, Ray," bisik Kumala.
"Apa yang tak beres?"
"Urusan kita."
"Urusan yang mana?"
"Perasaanmu terhadapku."
"Ah, lupakan saja. Itu cuma kenakalanku saja."
"Tidak bisa kulupakan, Ray. Karena kaulah kunci
penyelamat segalanya. Tanpa muncul keberanianmu
melemparkan batu kepada si Manusia Meteor, mungkin
kesucianku akan hilang di depan kalian."
"0, kalau untuk soal itu... nyawa pun akan kupertaruhkan
demi menjaga kesucianmu, Dewi," bisik Rayo dalam beradu
pandang di dalam mobil Pajero merahnya. Kumala tersenyum.
Kemudian, dengan pandangan mata di arahkan ke depan;
tangan Kumala sempat menggenggam tangan Rayo. Desir hati
Rayo seperti terbang ke alam surgawi. Indah dan
mengesankan sekali. Itulah sentuhan damai sang bidadari.
Akankah berubah menjadi sentuhan cinta di masa mendatang?
Ikuti saja kisah Dewi Ular dalam petualangan berikutnya!
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai