Anda di halaman 1dari 12

MITOS DAN PENJELASAN ILMIAH MITOS BATARA KALA/BUTO MANGAN

SERNGENGE (RAKSASA MEMAKAN SINAR MATA HARI)


Oleh: Putri, Nadia Zulfa, Richsta Salsabilla, Yashinta Nur Zakiyyah, Febriana Dinda,
Fatim
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRAK
……..
1. PENDAHULUAN
Alam merupakan suatu fenomena yang ada dan lebih kepada kehidupan. Alam
ini juga dapat disebut sebagai fenomena. Ada banyak hal yang dikaitkan dengan alam.
Seperti apa yang ada dan terjadi di seluruh semesta ini. Sehingga alam juga
merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang di ambil dari semesta, baik bumi
maupun lainnya yang masih berhubungan dengan semesta. Alam di pelajari dengan
baik, untuk pekembangan dan pengetahuannya.
Kata alam dalam Bahasa inggris disebut juga dengan “nature”, yang berasal
dari kata latin natura, atau “kualitas esensial, di posisi bawaan”. Hal ini pada zaman
lampau dapat di artikan sebagai kelahiran. Natura adalah terjemahan Latin dari kata
Yunani physis (φύσις), yang awalnya terkait dengan karakteristik bawaan yang
dimiliki tanaman, hewan, dan berbagai fitur lain di dunia. Konsep alam sebagai
keseluruhan, atau alam semesta fisik, merupakan pengembangan konsep aslinya;
dimulai dari penerapan kata Yunani physis (φύσις) oleh filsuf-filsuf pra-Socrates, dan
sejak saat itu terus berkembang. Kata ini juga banyak digunakan selama munculnya
metode ilmiah modern dalam beberapa abad terakhir.
Ketika kita mendengar kata alam dalam bidang ilmu pengetahuan, tentu yang terpikir
pertama kali adalah kehidupan sekitar yang menjelaskan tentang iklim, hewan,
tanaman, planet, matahari dan lain sebagainya. Seketika alam merupakan sebuah
pelajaran yang mempu menjelaskan keberadaannya secara nyata. Seperti halnya pada
gerhana matahari, gerhana bulan, hujan hingga cuaca bersalju.
Dalam artikel ini akan membahas mengenai gerhana matahari yang hadir di alam
semesta sebagai fenomena alam. Dimana Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan
terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh
cahaya matahari di langit bumi. Ada banyak 4 macam gerhana matahari seperti
gerhana matahari total, Sebagian, campuran atau hibrida.
Adapun pendapat dari para ahli: Fenomena yang alamiah terjadi pada saat-saat
tertentu di setiap tahun ini mendapat tanggapan yang berbeda dari masyarakat. Di
antara mereka ada yang menghubung-hubungkan fenomena gerhana dengan
kepercayaan-kepercayaan lokal yang tengah berkembang. Bahkan kejadian ini sering
juga dikaitkan dengan kelahiran atau pun kematian seseorang, atau merupakan tanda
akan terjadinya musibah yang akan menimpa penduduk setempat (A. Ghazali, 2005:
159).
Dari A. Ghazali, berpendapat jika fenomena tersebut merupakan kepercayaan. Ketika
suatu fenomena alam dikaitkan dengan kepercayaan tentu akan muncul sebuah mitos.
Yang dimana mitos atau mite ini merupakan sebuah bagian dari folklor dan berupa
kisah pada masa lampau, serta mengandung penafsiran tentang alam semesta.
Sehingga sering kali dianggap jika hal itu benar akan terjadinya mitos di dunia oleh
pemilik mitos atau pengarang cerita. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat
mengacu kepada cerita tradisional. Sehingga tentu Ketika kita melihat masa kini, tentu
mitos merupakan sebuah fenomena yang ada di masa lalu secara tradisional, di
percaya dan di jadikan kebiasaan.
Adapun mitos yang sering di dengar ketika adanya gerhana, terutama matahari.
Dimana orang pada zaman dahulu selalu mengatakan jika melihat gerhana matahari
langsung tidak melalui air, maka akan mengakibatkan buta. Mitos ini cukup terkenal
di zaman lampau karena minimnya pengetahuan. Namun untuk kebenarannya masih
belum bisa di benarkan jika kurangnya penjelasan secara ilmiah.
Sehingga dalam artikel ini akan memaparkan dan membuktikan dengan
beberapa teori dan berbagai penjelasan ilmiah dari berbagai jurnal, web, hingga buku
serta berkaitan dengan gerhana matahari yang dapat membuat orang buta.
2. METODE
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data mengenai gerhana
matahari yang dapat membutahkan mata manusia adalah dengan menggunakan library
research yang dilakukan dengan menelaah berbagai sumber ilmiah dalam bentuk
buku-buku, jurnal, dan artikel ilmiah yang sesuai dengan mitos yang sedang di telaah.
Lalu di paparkan dalam bentuk penjelasan secara deskriptif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengertian mitos
Mitos merupakan sebuah cerita di masa lampau yang di percayai kuat oleh
penganut dan pembuat mitos. Mitos yang di buat ini biasa berupa folklore yang
dimana di berikan agar seseorang percaya tentang mitos yang diberikan. Mitos ini
dipercayai pada zaman lampau dikarenakan pada zaman dahulu pengetahuan setiap
orang sangat minim. Serta pengetahuan zaman dahulu tidak semaju sekarang,
sehingga tidak ada pembuktian mengenai mitos secara ilmiah.
Panuti Sudjiman (1984 : 50) mengartikan kata “mitos” dalam dua pengertian,
yaitu : 1) cerita rakyat legendaris atau tradisional, biasanya bertokoh makhluk luar
biasa dan mengisahkan peristiwaperistiwa yang tidak dijelaskan secara rasional,
seperti cerita terjadinya sesuatu; 2) kepercayaan atau keyakinan yang tidak terbukti
tetapi yang diterima mentah-mentah.
Adapun pengertian lain, seperti: Mitos juga dapat dikaitkan dengan berbagai
penjelasan tentang terjadinya alamsemesta (cosmogony), terjadinya susunan para
dewa; dunia dewata (pantheon),terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa
kebudayaan (culture hero),terjadinya makanan pokok, seperti beras dan sebagainya,
untuk pertama kali(Danadjaja, 1986:52).
Mitos betara kala buto mangan serngenge (Mitos buto memakan sinar matahari)
Mitos betara kala buto mangan serngenge merupakan sebuah mitos dari
folklore yang mengisahkan seorang buto memakan sinar matahari. Kata beberapa
orang terdahulu, mengatakan jika melihat gerhana matahari dengan mata telanjang,
maka buto yang sedang memakan sinar matahari mengamuk dan membuat buta orang
yang melihatnya. Sehingga jalan satu-satunya ketika melihat gerhana matahari adalah
dengan cara meletakkan air dalam baskom lalu di letakkan di tempat yang dapat
memperlihatkan langit. Sebenarnya ada alat tertentu untuk melihat gerhana matahari,
namun tentu saja pada zaman lampau alat tersebut masih belum ada.
Adapun cerita batakala dari sumber lain, yaitu dalam mitologi Jawa, Batara
Kala (Kalaharu) adalah raksasa jahat yang sangat kuat. Dia selalu membunuh
manusia, terutama anak-anak, dan semua orang takut padanya. Diam-diam dia terbang
ke surga dan mencuri beberapa tetes air tirta amertasari, air keabadian. Batara Surya
(Dewa Matahari) dan Batara Candra (Dewa Bulan) mengetahuinya dan segera
melaporkan ke Batara Guru. Batara Guru memerintahkan Batara Wisnu (Dewa
Pemelihara Alam) untuk merebut kembali tirta amertasari. Kemudian batara wisnu
mengambil senjata ampuhnya yaitu chakra. Ketika Batara Kala meminum Tirta
Amertasari dan baru sampai ke kerongkongannya, Batara Wisnu keburu menebas
batang leher Batara Kala dengan Chakra. Batang tubuh Batara Kala melayang jatuh
ke bumi, menjelma menjadi lesung kayu. Sementara kepalanya melayang diangkasa,
tetap hidup abadi karena telah terlanjur meminum tirta amertasari. Dalam waktu-
waktu tertentu, kepala tersebut memakan bulan atau matahari.
Lain lagi dengan kepercayaan masyarakat Yunani kuno. Gerhana, khususnya
gerhana matahari, dipercaya sebagai tanda kemarahan Dewa. Gerhana dipercaya
sebagai tanda mulainya bencana di bumi. Sebutan gerhana atau "eclipse" pun berasal
dari bahasa Yunani kuno "Ekleipsis" yang berarti "ditinggalkan".
Di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, ada sebagian kelompok masyarakat
yang mempunyai kepercayaan bahwa gerhana yang terjadi karena adanya sesosok
raksasa besar (Buto) yang sedang berusaha menelan matahari. Agar raksasa itu
memuntahkan kembali matahari yang ditelannya, maka orang-orang diperintahkan
untuk menabuh berbagai alat, seperti kentongan, bedug, bambu atau bunyi-bunyian
lainnya
Kesimpulan yang dapat diambil dari adanya gerhana matahari diberbagai
sumber, menjelaskan jika bulan yang dipercayai sebagai jelmaan dewa atau-pun buto
dapat marah, murka atau membuat orang buta ketika melihatnya. Sehingga dari artikel
yang akan dibahas adalah gerhana matahari dapat menyebabkan buta jika dilihat
dengan mata telanjang dan tidak menggunakan alat tertentu.
Gerhana matahari dalam pandangan islam
Didalam agama islam, gerhana tidak disangkut pautkan dengan hal-hal yang
bersifat mitologi. Meskipun pada zaman Rasulullah peristiwa gerhana matahari
bertepatan dengan meninggalnya sang putra yang bernama Ibrahim, beliau tidak
menganggap gerhana terjadi karena kematian seseorang. Meskipun pada saat itu
masyarakat pada masa lalu menganggap jika suasana kesedihan saat Ibrahim putra
Rasul, yang menyebabkan terjadinya gerhana, merupakan penjelasan yang tidak dapat
dibenarkan. Sehingga pada saat itu, Rasulullah mengajak masyarakat untuk
melaksanakan shalat gerhana.
Adapun penjelasan lain jika dikaitkan dengan beberapa ayat al-quran yang
membahas mengenai kosmologi, sepertihalnya dalam buku nalar ayat-ayat semesta
yang ditulis oleh Agus Purwanto mengatakan jika, terdapat sekitar 750 ayat kauniyah
Allah yang termaktub di dalam Al Qur’an. Namun terdapat sekitar 6.236 ayat lainnya
tergolong ayat yang membutuhkan penalaran ayat demi ayat sehingga ayat-ayat
tersebut tidak terlihat dan pada akhirnya tidak diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk
menjadikan ayat-ayat kauniyah sebagai objek perhatian, pembicaraan, pendiskusian,
dan penelitian atas kandungannya. Dan setelah ditelaan, jelas jika gerhana matahari
tidak dikaitkan sama sekali dengan adanya mitos. Namun sebaliknya, ayat al-qur’an
menjelaskan mengenai matahari dan bulan, siang dan malam yang berjalan sesuai
dengan garis yang sudah di tentukan. Ada ilmu alam dalam ayat tersebut.
Sebagaimana contoh ayat yang terkandung di dalam surat Yasin ayat 40.
ٍ َ‫ار َۗو ُك ٌّل فِ ْي فَل‬
  َ‫ك يَّ ْسبَحُوْ ن‬ ِ َ‫ق النَّه‬ َ ‫اَل ال َّش ْمسُ يَ ۢ ْنبَ ِغ ْي لَهَآ اَ ْن تُ ْد ِر‬.
ُ ِ‫ك ْالقَ َم َر َواَل الَّ ْي ُل َساب‬
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (AL-Qur’an,
ayat:40)
Sehingga dapat di simpulkan jika matahari dan bulan memiliki garis edarnya
atau orbit yang sudah ditentukan oleh Sang Maha Kuasa. Jika memang terjadi
gerhana, maka ada tatanan tata surya yang memang sudah diatur oleh Allah sesuai
dengan garis yang sudah ditentukan. Untuk itu, gerhana bulan ini akan di kupas lebih
lanjut ke pemaparan berikutnya.
Pengertian gerhana matahari
Sebelum memahami gerhana matahari tentu saja memahami pengertian
matahari, sifat matahari, efek baik dan buruk sinar matahari, serta zat yang
terkandung dalam sinar matahari.
Matahari merupakan merupakan sebuah pusat tata surya yang juga disebut
sebagai bintang. Bintang yang paling bersinar dan tentu menyinari bumi. Bentuknya
nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya
sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar
2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa
total tata surya. Matahari merupakan benda langit terbesar di galaksi Bima Sakti yang
besarnya bahkan 10 kali planet terbesar tata surya, Jupiter. Secara kimiawi, sekitar
tiga perempat massa matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya
didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa
Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, dan besi.
Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu
wilayah di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di
tengah, sementara sisanya memipih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi tata
surya. Massa pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi
termonuklir di intinya.
Sinar matahari bermanfaat untuk kesehatan kulit. Paparan sinar matahari pagi
memicu reaksi kimia dan metabolik di dalam tubuh untuk menghasilkan vitamin D
yang hanya baik untuk menjaga kekuatan tulang tetapi juga bagus untuk kulit.
Adapun dampak negatif dari terkena paparan sinar matahari terlalu lama, yaitu dapat
membuat penuaan dini, resiko kanker kulit, kulit terbakar, gangguan mata hingga
kebutaan. Hal ini dikarenakan sinar matahari mengandung ultraviolet. Ada aturan
tersendiri dalam menggunakan sinar matahari agar mendapatkan vitamin D. yaitu
tidak berlebihan dalam berjemur maupun melihat mathari. Dampak yang terjadi ini
tidak hanya langsung terjadi, namun juga merupakan efek jangka Panjang atau efek
yang terjadi saat tua nanti.
Matahari merupakan suatu benda langit yang merupakan pusat dari berbagai
macam planet dan antara planet dan satelitnya memiliki orbitnya sendiri. Adapun
fenomenas gerhana matahari yang merupakan sebuah perputaran tata surya, dimana
bulan berada di antara bumi dan matahari, sehingga menyebabkan cahaya matahari
tertutupi oleh bulan. Dalam tata surya yang ada di luar angkasa, tentu ada banyak
benda yang saling menutupi, namun gerhana matahari inilah yang terlihat dari orbit
bumi.

Susunan tata surya


Susunan tata surya kita terdiri dari matahari, planet, sabuk asteroid dan sabuk
Kuiper yang berderet rapi dengan satelit alami masing-masing planet. Sisanya adalah
benda langit berupa bulan, asteroid, komet dan benda langit lainnya yang tersebar di
seluruh luar angkasa. Seluruh rangkaian planet dan benda langit lainnya secara
permanen bergerak mengitari matahari, sedangkan matahari berotasi pada porosnya
selama 25 hari. Bumi berputar berotasi selama 24 jam dan berevolusi mengelilingi
matahari selama 365 ¼ hari atau satu tahun. Jalan bumi untuk berevolusi ini disebut
juga dengan orbit. Bumi tidak hanya mengitari matahari, namun juga dikelilingi oleh
benda lain lainnya. Benda langit ini adalah bulan yang mengelilingi bumi selama 27
½ hari. Karena bulan mengelili bumi yang juga sedang berputar, menyebabkan bulan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali ke posisi awal. Situasi ini yang
terkadang juga menyebabkan bulan berada di satu paralel yang sama dengan bumi.
Fenomena inilah yang disebut dengan Gerhana.
Adapun jenis jenis gerhana matahari: yaitu gerhana matahari total, gerhana
matahari cincin, gerhana matahari hibrida dan gerhana matahari Sebagian.

Berikut merupakan contoh


perbedaan gerhana matahari.

Berikut merupakan
gambaran proses terjadinya gerhana matahari.

Pembahasan ilmiah mengenai mata dan efek mata terkena sinar matahari
Mata merupakan salah satu anggota tubuh yang dianugrahi oleh Sang Maha
Kuasa, untuk melihat keindahan alam semesta ini. Mata juga merupakan salah satu
alat indra yaitu penglihatan, yang berfungsi untuk melihat dan tentu membantu tubuh
kita dalam melakukan kegiatan sehari-hari. mata memiliki bagian-bagian yang
memiliki fungsi tersendiri, baik bagian luar seperti kelopak mata dan alis, atau bagian
dalam mata seperti kornea, retina dan pupil.
Berikut merupakan bagian dan fungsi mata:
Anatomi Mata Bagian Luar, terdapat 4 bagian luar mata yang bisa kamu
amati, yaitu kelopak mata, alis mata, bulu mata dan kelenjar air mata.
a. Kelopak mata berfungsi untuk menutup sekaligus melindungi dan menjaga
dari masuknya benda asing dari luar mata, seperti debu, asap, pasir  ataupun
serpihan. Kelopak mata juga penting untuk mengatur jumlah cahaya yang
masuk menuju mata serta menyapu bola mata dengan cairan.
b. Alis Mata merupakan salah satu bagian luar mata yang bisa dengan mudah
kamu identifikasi. Fungsi dari bulu mata adalah untuk menahan keringat dari
atas dahi agar tidak masuk dan mengenai bola mata.
c. Bulu mata menjadi salah satu bagian luar mata berikutnya. Fungsi bulu mata
antara lain untuk mengurangi cahaya yang masuk ke dalam mata dan
mencegah masuknya kotoran atau objek kecil ke dalam mata, misalnya debu,
pasir atau serpihan.
d. Kelenjar Mata Air berfungsi untuk menghasilkan air mata. Hal ini penting
untuk membasahi mata dan menjaga mata agar tetap lembab. Selain itu,
kelenjar mata juga berguna untuk menyapu atau membersihkan mata dari
debu dan membunuh berbagai bibit penyakit di dalam mata.

Anatomi Mata Bagian Dalam:

a. Kornea adalah bagian mata paling luar. Bagian kornea sendiri berupa selaput
bening dan bersifat transparan, sehingga memungkinkan cahaya bisa masuk
ke dalam sel-sel penerima cahaya di dalam bola mata. Selain itu, fungsi dari
kelenjar mata adalah untuk melindungi mata dari benda-benda asing dan
melakukan refraksi di lensa mata.
b. Bilik mata depan terlihat seperti kantung jelly yang terletak di belakang
kornea, di depan lensa. Kantung ini berisikan cairan aqueous yang
memberikan nutrisi ke jaringan mata.
c. Iris merupakan bagian mata yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya
pupil. Iris juga berfungsi untuk memberikan warna pada mata. Oleh sebab
itu, ada banyak warna yang berbeda seperti, hijau, biru atau cokelat, sehingga
iri juga disebut dengan selaput pelangi.
d. Pupil adalah bagian mata berupa lubang kecil. Fungsi pupil adalah untuk
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke bola mata. Besar kecilnya pada pupil
ini diatur oleh iris. Pupil yang mengecil menandakan bahwa cahaya yang
masuk terlalu banyak atau terang, sedangkan jika pupil membesar maka
cahaya yang masuk terlalu sedikit atau redup.
e. Retina atau disebut juga selaput jala merupakan bagian tipis sel yang ada di
bagian belakang bola mata. Fungsi retina adalah untuk menangkap bayangan
yang dibentuk lensa mata untuk selanjutnya diubah menjadi sinyal syaraf.
Bagian retina memiliki dua sel fotoreseptor, yaitu rod (sel batang) dan cones
(sel kerucut) sehingga retina termasuk bagian mata yang sangat sensitif
terhadap cahaya.
f. Lensa mata berperan membentuk gambar untuk kemudian diteruskan dan
diterima retina. Lensa dapat menebal atau menipis sesuai dengan jarak mata
dengan objek yang dilihat. Jika objek benda terlalu dekat, maka lensa akan
menipis. Sedangkan, jika jarak terlalu jauh, maka lensa mata akan menebal.
g. Koroid merupakan dinding mata. Fungsi koroid adalah untuk menyuplai
oksigen dan nutrisi untuk bagian-bagian mata lainnya, terutama retina,
Umumnya, koroid memiliki warna cokelat kehitaman atau hitam dengan
tujuan agar cahaya tidak dapat dipantulkan kembali.
h. Bagian mata berikutnya adalah Vitreous Humor atau dikenal dengan badan
vitreous. Bentuk dari vitreous berupa semacam gel. Fungsi dari vitreous
humor adalah untuk mengisi antara retina dan lensa.
i. Saraf optik atau saraf mata berfungsi untuk meneruskan informasi bayangan
benda yang diterima retina menuju ke otak. Saraf ini sangat penting untuk
dapat menentukan bagaimana suatu bentuk pada suatu objek yang kita lihat.
Sehingga, jika saraf ini rusak, maka akan mengakibatkan kebutaan mata.
j. Sklera atau juga disebut sebagai selaput putih adalah bagian mata yang
berupa dinding putih. Ketebalan pada bagian mata sklera ini rata-rata sekitar
1 milimeter dan bisa menebal sampai 3 milimeter yang disebabkan oleh
adanya otot irensi. Fungsi dari skelera ini adalah untuk melindungi struktur
mata dan membantu mempertahankan bentuk mata.
k. Makula merupakan area sensitif kecil yang berada di tengah retina yang
memberikan penglihatan sentral. Pada bagian ini, terdapat fovea. Fovea
terletak di pusat makula dan fungsinya adalah untuk memberikan penglihatan
detail yang paling tajam pada mata.
Dalam penjelasan mata di atas tentu saja panca indra ini cukup sensitive,
sehingga di desain dengan pengaman melalui bagian mata lainnya yang saling
berhubungan. Jika debu merupakan hal yang sangat sensitive jika terkena mata, tentu
sinar yang berlebih juga dapat merusak mata. Karena kapasitas perlindungan yang
dilakukan oleh mata tidak cukup besar.
Melihat langsung kearah gerhana matahari tanpa perlindungan dapat
membuat mata rusak. hal ini disebabkan karena sinar UV yang terdapat dalam sinar
matahari. hal ini tentu merusak retina mata dan dikenakan retinopati surya. Perubahan
penglihatan bisa jadi tidak terjadi secara langsung, Namun setelah 12 jam, gejala
retinopati surya mungkin muncul pada salah satu mata atau bahkan keduanya.
Saat masuk ke mata, sinar UV dari gerhana matahari akan difokuskan oleh
lensa dan diserap oleh retina yang berada di belakang mata. Retina merupakan
jaringan yang bertugas mengubah cahaya menjadi sinyal saraf dan mengirim sinyal-
sinyal tersebut ke otak. Setelah diserap oleh retina, sinar UV menghasilkan radikal
bebas yang mulai mengoksidasi jaringan di sekitar mata. Hasilnya, sel batang dan sel
kerucut pada retina akan rusak. Kondisi inilah yang dinamakan dengan retinopati
surya. Ada beberapa gejala yang mungkin dialami, di antaranya: Rasa tidak nyaman
pada mata saat menatap cahaya terang, Sakit mata, Mata berair, Sakit kepala. Pada
kondisi yang lebih serius, keluhan yang dialami dapat berupa: Pandangan kabur atau
berbayang, Menurunnya kemampuan melihat warna dan bentuk, Terdapat bintik
hitam di tengah mata, Kerusakan mata permanen.

4. SIMPULAN
Dalam pemaparan di atas dapat di simpulkan jika mitos mengenai betara kala
buto mangan serngenge merupakan mitos yang memang memiliki penjelasan ilmiah,
namun sebagian cerita yang mengisahkan raksasa besar, buto, ataupun dewa sedang
murka merupakan hal yang salah,bagian ini di buat agar masyarakat dapat mengikuti
saran tersebut. Di lain sisi, hal yang dapat di benarkan adalah dari sisi efek samping
melihat fenomena gerhana matahari secara langsung.
Dalam fenomena gerhana matahari terjadi karena adanya suatu susunan
dimana bulan berada pada matahari dan bumi yang mengakibatkan cahaya matahari
tertutupi. Dalam fenomena ini tentu menarik perhatian banyak orang dan ingin
melihat fenomena yang jarang sekali terjadi. Namun karena sinar matahari memiliki
sinar UV yang dapat merusak mata, sehingga dibuatlah mitos ini. Karena bisa jadi,
saat dahulu ada seseorang yang menantang mitos tersebut dan terjadilah kerusakan
pada mata. Atau sebelum terjadinya mitos ini memang sudah ada yang mencobanya.
Dalam mitos buto mangan serngenge atau dewa yang murka, hal ini dibentuk
agar tidak ada masyarakat yang melihat fenomena ini. Mengingat karena pada zaman
lampau tidak ada alat canggih kecuali air yang dapat memantulkan langit. Namun
tentu saja, terkadang air juga membuat mata silau, sehingga dapat juga mengurangi
kemampuan melihat pada manusia.
Mitos ini dilakukan untuk menambah ilmu untuk masyarakat, namun tentu
saja masyarakat pada saat itu menerima pengetahuan itu secara mentah tanpa
memaparkan mengapa gerhana matahari di serupakan oleh buto atau dewa yang
marah? Mengapa dilarang melihat fenomena gerhana matahari? Sehingga inilah yang
terjadi hingga pada masa depan ada banyak ilmuan yang mencoba menjelaskan
fenomena ini secara ilmiah dan fungsi dari buto ataupun dewa murka ini dalam mitos
batara kala atau betara kala.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Alam

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana_matahari

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Yudisia/article/download/700/689

https://id.wikipedia.org/wiki/Mitos

http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/view/215
https://tekno.tempo.co/read/897837/inilah-4-mitos-soal-gerhana-bulan-dan-matahari

Purwanto, A. (2015). Nalar Ayat-ayat Semesta: Menjadikan al-Quran sebagai Basis


Konstruksi Ilmu Pengetahuan. Mizan.

file:///C:/Users/sinta%20za/Downloads/3-Article%20Text-66-1-10-20200614.pdf

https://hellosehat.com/penyakit-kulit/manfaat-dan-bahaya-paparan-sinar-matahari/

https://www.halodoc.com/artikel/4-bahaya-sinar-matahari-untuk-kulit

https://www.alodokter.com/bahaya-melihat-gerhana-matahari-secara-
langsung#:~:text=Bahaya%20Menatap%20Gerhana%20Matahari%20secara
%20Langsung&text=Setelah%20diserap%20oleh%20retina%2C%20sinar,yang
%20dinamakan%20dengan%20retinopati%20surya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Matahari

Anda mungkin juga menyukai