Di Susun Oleh :
NIM (201721277)
JAKARTA 2017
Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak Prof. Dr. Himsar Silaban,
MM selaku dosen pengajar Ilmu Alamiah Dasar yang telah membimbing kami. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang berbagai mitos yang ada di Indonesia.
Makalah ini juga ditunjukan untuk memenuhi tugas individu. Kami hanya manusia
biasa tempat dimana ada kesalahan-kesalahan, maka kami mohon maaf apabila
ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah yang kami buat ini. Semoga
makalah yang kami buat ini dapat bermanfaar untuk pengetahuan kita semua. Untuk
tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari teman-
teman yang membacanya.
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 1
C. Tujuan…………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi sangatlah pesat. Setiap elemen
masyarakat sudah mengenal teknologi. Namun, perkembangan teknologi
juga di pengaruhi oleh pola pikir masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa
paham primitif yang mempercayai tentang adanya mitos dan legenda kini
mulai tergeser. Mitos dan Legenda seharusnya bisa kita lestarikan sebagai
bentuk nyata dari keragaman budaya yang perlahan sudha mulai
ditinggalkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Mitos dan Legenda?
2. Contoh Mitos dan Legenda yang ada di Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui:
1. Apa itu Mitos dan Legenda
2. Apa saja conton Mitos dan Legenda yang masih melekat pada
masyarakat Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Mitos menurut beberapa sumber memiliki persamaan arti yaitu sebuah cerita atau
dongeng berlatar masa lampau. Orang pertama yang memperkenalkan istilah mitos
adalah Plato yang merupakan seorang ahli filsuf dan matematika Yunani. Istilah
Mitos berasal dari bahasa Yunani mythos dan bahasa Belanda mite yang berarti
cerita atau perkataan. Penutur mitos terlebih dahulu telah mendengar cerita tersebut
dari generasi ke generasi seterusnya. Biasanya terdapat penokohan para dewa
yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dihubungkan dengan terjadinya suatu
tempat, alam semesta, adat istiada dan dongeng masa lampau lainnya.
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi yang ceritanya
dihubungkan dengan tokoh sejarah telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian dan
keistimewaan tokohnya.
Kalau Eropa memiliki roman sedih nan pilu, Romeo dan Juliet, Bali memiliki Jayaprana
dan Layon Sari. Makam di tengah hutan belukar daerah Teluk trima, Sumber klampok,
Grokgak menjadi saksi bisu kisah cinta tragis I Nyoman Jayaprana dan Ni Nyoman
Layonsari. Lokasi makam berada sekitar 70 kilometer dari kota Singaraja, bila ditempuh
dari Denpasar melalui Jembrana cukup jauh, yaitu sekitar 160 kilometer. Jika dari
Gilimanuk, sangat dekat, mungkin tidak sampai satu jam perjalanan.
Bagi kalangan warga Hindu, Makam Jayaprana tidak asing lagi, karena tempat ini
sebagai salah satu objek wisata sejarah di Bali dengan kisah percintaan yang berakhir
tragis pasangan Nyoman Jayaprana dan Ni Layonsari. Warga Hindu banyak datang ke
sini untuk melakukan ziarah, bahkan tak jarang terlihat wisatawan datang untuk
mengetahui lebih dekat mengenai keberadaan makam tersebut. Kisah Jayaprana
merupakan kisah pasangan suami-isteri yang dianggap begitu ideal dimasa Kerajaan
Wanekeling Kalianget dulu. Namun karena kecantikan Layon Sari, sang Raja yang
memerintah ketika itu berniat untuk mempersunting Layon Sari dan berupaya untuk
mengenyahkan Jayaprana.
Jayaprana sendiri merupakan seorang yatim piatu yang kemudian dibesarkan oleh
penguasa desa Kalianget. Jayaprana akhirnya harus mati oleh muslihat jahat sang Raja
yang mengirimnya ke Bali barat laut untuk bertempur melawan bajak laut. Namun
setibanya di Teluk Terima, Patih Sunggaling malah membunuh Jayaprana karena
memang diutus oleh Raja. Namun, drama melodramatik terjadi ketika Layon Sari
menolak ketika akan dinikahi oleh sang Raja. Layon Sari pun memilih untuk mengakhiri
hidupnya menyusul sang suami yang sudah di surga. Kisah ini pun lantas menjadi kisah
cinta yang begitu dramatik. Kini, Makam Jayaprana sebagai simbol suami yang begitu
dicintai dan mencintai istrinya banyak dikunjungi oleh wisatawan. Tak hanya kisah
cintanya yang mampu menyedot perhatian banyak orang, posisi makamnya yang indah
karena memiliki pemandangan laut yang menawan membuat makam ini semakin
melambung. Ketika berkunjung ke Makam Jayaprana, selain bisa mengenang kembali
kisah romantis dan kesetiaan sang Layon Sari, juga untuk mematri kembali kisah cinta
Anda bersama istri dan orang-orang tersayang tentunya.
Makam Jayaprana ini dibuatkan sebuah pura, berada di atas bukit, menyuguhkan
pemandangan laut Teluk Terima, semilir angin yang berhembus antara pohon-pohon
tropis membuat tubuh terasa segar, setelah berjalan ratusan meter dari jalan raya. Para
pengunjung banyak berdatangan dengan tujuan melakukan persembahyangan pada saat
bulan purnama, tilem (bulan mati) dan juga hari-hari besar lainnya seperti saat hari Raya
Galungan dan Kuningan. Juga menjadi tujuan wisata tour dengan panorama indah.
Setelah tiba di areal parkir Makam Jayaprana, kita diharuskan meniti anak tangga, jadi
bila berniat berkunjung ke sini, pergunakanlah alas kaki yang nyaman. Makam Jayaprana
terletak disebuah bukit yang menghadap ke teluk. Dari sana kita bisa melihat
pemandangan yang sangat indah di teluk. Apalagi saat senja hari tiba dan matahari mulai
terbenam, air laut di teluk akan memancarkan rona biru berbaur dengan garis-garis
merah jingga, berkedap-kedip gemerlap diterpa matahari senja. Konon kabarnya garis-
garis merah itu disebabkan oleh percikan darah Jayaprana saat di bunuh.
Suasana mistis akan menamani kita sepanjang perjalanan, hutan yang terkesan sangat
sunyi dan gersang, seperti hutan dimusim gugur. Beberapa ekor monyet terlihat asik
bermain dan beberapa diantaranya melompati ranting-ranting pohon itu. Ada cerita yang
beredar bahwa jumlah anak tangga selalu berubah, tergantung pada apa yang kita
pikirkan. Bila kita berpikir bahwa perjalanannya jauh, itu akan menambah jumlah anak
tangga dan menjadikannya benar-benar jauh. Setelah berjalan kurang lebih sepanjang 1
kilometer, kita akan melihat pintu masuk menuju Pura utama di atas bukit. Setelah
melewati pintu masuk tersebut, kita akan menjumpai Pura utama. Untuk melakukan
persembahyangan, pemedek akan memasuki sebuah ruangan yang mirip dengan balai
desa beratap rendah. Di dalam ruangan tersebut ada sepasang patung laki-laki dan
perempuan yang menggambarkan sosok Jayaprana dan istrinya Layonsari. Saat
memasuki ruangan, kita harus melepaskan alas kaki dan berjalan sedikit membungkuk
Setelah dari Pura utama, bila ingin ke lokasi makamnya, kita masih harus melanjutkan
perjalanan lagi. Melalui sebuah pintu dibelakang Pura Utama, menuruni bukit hingga ke
dasar lembah. Sepanjang perjalanan itu ada beberapa Pura. Bangunan kuburan dibuat
seperti tempat pemujaan, disamping makam ada patung Jayaprana dan Layonsari,
dengan wantilan yang cukup luas, pemandangan juga sangat indah menghadirkan
panorama laut. Tempat ini menjadi tujuan acara Tita Yatra oleh umat Hindu, lokasinya
berdekatan dan berada dalam satu jalur perjalanan seperti Rambutsiwi, Jayaprana,
Pemuteran, Pulaki dan Melanting.
Tak banyak memang yang mengetahui legenda dari cerita Dewi Lanjar bermula dari
cerita rakyat yang mengisahkan seorang wanita bernama Dewi Rara Kuning. Masyarakat
pekalongan juga mempercayai bahwa Rara Kuning. Masyarakat pekalongan juga
mempercayai bahwa Rara Kuning menjadi tidak berapa lama setelah pernikahannya, hal
ini disebabkan karena suami dari Rara Kuning meninggal dunia. Dari sinilah kemudian
Rara Kuning dijuluki sebagai Dewi Lanjar yang memiliki arti seorang wanita janda bella.
Tidak seperti apa yang ida harapkan, ternyata kehidupan Rara Kuning sangat menderita
terlebih karena statusnya sebagai seorang janda. Tak berapa lama dari kejadian tersebut
Dewi Lanjar kemudian memilih pergi dari kampong untuk menghilangkan kedukaannya.
Perjalanan Rara Kuning sampai di ujung kali opak, ditempat ini ia bertemu dengan
Panembahan Senopati yang terkenal sebagai Raja dari kerjaan Mataram yang pada
waktu itu sedang melakukan semedi di tengah sungai opak. Herannya, Raja Mataram
tersebut bersemedi di atas permukaan air sungai sehingga terlihat
mengambang/mengapung.
Atas dasar wejengan dari Panembahan Senopati akhirnya Rara Kuning diperintahkan
untuk bersemedi di pinggir Rara Kuning yang sedang kalut langsung pergi menuju pantai
selatan untuk melaksanakan semedinya sebagaimana yang ditunjukkan oleh Raja
Mataram hingga akhirnya ia dapat bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul. Hal ini nantinya
akan menjadikan sebuah cerita tentang pesugihan Dewi Lanjar yang banyak dipercaya
oleh masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Dari pertemuan dengan Ratu Kidul Dewi Lanjar diangkat sebagai pengikutnya sekaligus
diberikan tugas untuk menggoda seseorang yang bernama Raden Bahu yang pada
waktu itu sedang melakukan pembukaan hutan sebagai tempat mendirikan sebuah
kerajaan. Singkat cerita Dewi Lanjar bersama ribuan pasukan Kanjeng Ratu Kidul tidak
berhasil dalam menggangu niat dari Raden Bahu tersebut. Karena kejadian ini pula Dewi
Lanjar merasa malu dan tidak berani kembali menghadapa kepada Kanjeng Ratu Kidul di
pantai selatan. Lantas karena hal itu pula Dewi Lanjar diperintahkan untuk mendirikan
kerjaan gaib di pantai utara jawa oleh Kanjeng Ratu Kidul.
Secara perlahan masyarakat sekitar mempercayai bahwa Dewi Lanjar merupakan ratu
penguasa laut utara pulau jawa. Sama halnya Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong. Dewi
Lanjar juga merupakan sosok gaib berpenampilan layaknya seorang wanita yang sangat
cantik dan mempesona bagi siapa saja yang melihatnya.
Dalam cerita rakyat berbagai daerah seperti Pekalongan Jawa Tengah Dewi Lanjar juga
digambarkan sebagai makhluk gaib yang menjadi Ratu di Pantai Utara Jawa. Bahkan
dalam beberapa decade kepercyaan masyarakat tentang keberadaan Dewi Lanjar
menjadi dogma tersendiri dengan beranggapan jika terjadi kecelakaan ( Orang terseret
ombak) di pantai utara khususnya utara Pekalongan masyarakat beranggapan bahwa
kejadian tersebut merupakan kehendak Dewi Lanjar yang menjadikan korban sebagai
pengikutnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari kedua cerita Mitos Makam Jaya Prana di Bali dan Legenda Penguasa Ratu Pantai
Selatan Jawa ini mengajarkn kita banyak hal yang dapat kita ambil. Seperti dari kisah
Jayaprana dan layon sari yang mengajarkan kepada kita tentang arti sebuah kesetiaan di
dalam hubungan. Cinta tanpa kesetiaan bagaikan sayur tanpa garam tidak berarti
apapun. Selain itu juga dari cerita Dewi Lanjar Ratu Pantai Utara jawa ini mengajarkan
kita sebagai manusia agar menjadi manusia yang ikhlas dan selalu tabah dalam
menjalani cobaan hidup. Seperti Dewi Lanjar yang di tinggal pergi oleh suaminya untuk
selamanya. Mitos-mitos dan legenda yang merekat erat pada cerita di atas banyak sekali
mengajarkan kita kalau kita sebagai manusia tidak seharusnya hidup hanya terpaku
dengan masa depan. Tapi harus melihat ke masa lalu untuk di jadikan sebagai referensi
hidup supaya kita sebagai manusia bisa hidup dengan terarah. Dengan adanya mitos
yang berkaitan erat dengan budaya masyarakat Indonesia mengajarkan kepada manusia
agar terus hidup berhati-hati kapanpun dan dimanapun kita berada.
SARAN
Indonesia merupakan Negara terkaya dengan budaya yang beragam di dalamnya. Kita
sebagai warga negera Indonesia harus melestarikan dan menghargai adanya budaya
leluhur yang sudah tertanam sejak nenek moyang di masyarakat. Seriing perkembangan
kemajuan zaman kita juga tidak bisa begitu saja melupakan sejarah budaya bangsa.
Karena sejarah budaya merupakan kunci suatu Negara untuk bisa bangkit dan menjadi
suatu Negara yang maju.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sridianti.com/pengerian-mitos.html
http://www.gogelberita.com/2016/07kisah-dewi-lanjar-penguasa-ratu-pantai.html?m=o
http://www.wayantulus.com/cerita-kisah-cinta-jayaprana-danloyansari