Anda di halaman 1dari 11

WACANA i: iJurnal iBahasa, iSeni, idan iPengajaran, i email: ijurnal_wahani@unpkediri.ac.

id
Oktober 2020, iVolume i4, iNomor i2

Analisis Nilai Moral Cerita Rakyat Legenda Gunung Kelud dan Lembu
Suro Menggunakan Pendekatan Mimetik

Intan Kusuma Wardani, Rifanda Natasya Wiri Dana, Encil Puspitoningrum


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri
intanw579@gmail.com, rifandanatasya061@gmail.com, encil@unpkediri.ac.id

Abstrak
Nilai yang terdapat dalam cerita rakyat legenda gunung kelud dan lembu suro adalah nilai moral.
Nilai moral merupakan nilai yang berkembang di lingkungan masyarakat contoh seperti tata krama
dalam bersikap dan berperilaku, sehingga menghasilkan nilai dan tingkah laku yang baik. Dengan
menggunakan kajian mimetik maka akan mempermudah peneliti menganalisis nilai moral yang ada
di dalam cerita rakyat. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis
konten karena kami mengambil informasi di dalam youtube yang berisi konten serta informasi tentang
legenda gunung kelud dan lembu suro. Banyaknya generasi muda yang mulai abai dengan cerira
rakyat di daerah sekitarnya membuat kami merasa harus menunjukkan bahwa cerita rakyat tersebut
harus dilestarikan. Cerita rakyat adalah cerita yang biasanya menjadi tolak ukur asal usul berdirinya
suatu tempat.
Kata Kunci: Cerita rakyat, Legenda Gunung Kelud dan Lembu Suro, Nilai moral

Abstract
The values contained in the folklore of the legend of Gunung Kelud and Lembu Suro
are moral values. Moral values are values that develop in the community, such as
manners in behaving and behaving, resulting in good values and behavior. By using
mimetic studies, it will be easier for researchers to analyze the moral values that exist
in folklore. This study uses qualitative research with content analysis methods
because we take information on YouTube which contains content and information
about the legend of Gunung Kelud and Lembu Suro. The number of young people
who are starting to ignore the folklore in the surrounding area makes us feel that we
have to show that the folklore must be preserved. Folklore is a story that is usually
a benchmark for the origin of a place
Keywords: Folklore, Legend of Mount Kelud and Lembu Suro, Moral values

70
PENDAHULUAN Setelah membaca ini, diharapkan
pembaca dapat mengetahui legenda gunung
Nilai moral (Sulastri 2018:18) Kelud dan lembu suro, selain itu pembaca
adalah bentuk gambaran yang berasal dari juga dapat mengetahui hubungan
tingkah laku dari perilaku yang baik, pendekatan mimetik dengan cerita rakyat
sehingga menciptakan suatu adat, sifat, legenda gunung Kelud dan lembu suro.
watak, akhlak dan tingkah laku yang baik. Penulis mengambil nilai moral dalam cerita
Cerita rakyat (Marina Wardaya ini karena di dalam legenda gunung kelud
2017:12) adalah karya sastra yang dan lembu sura terdapat banyak sekali nilai
merupakan bagian dari dongeng yang moral. Sebagai wujud bahwa karya sastra
berupa narasi cerita yang berkembang di dapat mengubah karakter anak melalui
setiap daerah dan menceritakan asal usul cerita rakyat ini.
atau legenda yang terjadi di suatu daerah. Tidak semua generasi sekarang
Biasanya cerita rakyat disebarluaskan dari mengetahui apa itu cerita rakyat dan banyak
generasi ke generasi yang diceritakan generasi yang mengabaikan ketika ada
secara lisan. materi tentang cerita rakyat. Terlebih
Mimetik adalah sebuah pendekatan sekarang generasi muda lebih tertarik
karya sastra yang berkaitan dengan dengan cerita yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar dan diolah sesuai kisah cinta. Jadi, hal yang harus dilakukan
dengan imajinasi penulis. Teori mimetik, ialah membuat cerita tersebut menarik
sebuah karya sastra merupakan cerminan sehingga generasi muda sekarang tertarik
masyarakat. Karya sastra dapat berupa dengan cerita-cerita rakyat yang ada
gambaran imajinasi dan interpretasi yang
bertitik tolak dari lingkungan
kemasyarakatan yang ada (Mariyatul
METODE
Kiptiyah, 2015:13). Penelitian ini menggunakan
Prosa berdasarkan jenisnya prosa penelitian kualitatif dengan metode
dibagi menjadi 2 macam yaitu prosa lama penelitian analisis konten dimana data
dan prosa baru. Prosa lama terdiri dari penelitian dilihat dari konten yang ada di
dongeng (mite, legenda, sage, fabel, orang Youtube. Teknik yang digunakan peneliti
pander) hikayat, sejarah. Sedangkan dalam dalam penelitian ini adalah dengan
prosa baru berisi roman, novel dan cerpen observasi melalui Youtube yang kami pilih
didalam penelitian ini menggunakan prosa dan sesuai dengan penelitian yang kami
lama yaitu dongeng berupa legenda buat. Analisis data dalam penelitian ini
(Endang Waryanti, dkk 2021:13). Legenda yaitu dengan pengumpulan data, observasi
adalah salah satu karya sastra yang data, menulis data dan penarikan
termasuk cerita rakyat yang dianggap kesimpulan. Instrumen yang digunakan
mempunyai cerita sebagai suatu kejadian peneliti dalam mengumpulkan data yaitu
yang pernah terjadi, biasanya legenda peneliti sendiri dan konten YouTube untuk
berkaitan dengan asal usul suatu tempat. menjaga keaslian data akan dilakukan
Adanya legenda menimbulkan mitos pada kegiatan ketekunan pengamatan, dan
masyarakat agar dapat mengambil bagian triangulasi data. Selanjutnya yaitu kegiatan
dalam peristiwa-peristiwa yang ada di analisis data, tahap- tahap pengambilan
sekitarnya. kesimpulan, dan tahap penulisan laporan.

71
HASIL DAN PEMBAHASAN kenyataan. Pendekatan mimetik ialah
pendekatan karya sastra yang berkaitan
A. Kajian Pustaka dengan lingkungan sekitar.
Menurut Ouska dan Whellam Dari sini dapat disimpulkan
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk bahwa nilai moral merupakan perbuatan,
yang ada dan melekat dalam diri seseorang. tingkah laku baik buruknya manusia yang
Nilai moral adalah nilai yang berasal dari diajarkan sejak dini. Sehingga baik
tataran perilaku manusia yang baik, buruknya nilai moral anak dapat dilihat dari
sehingga menimbulkan kebiasaan atau bagaimana orang tua mendidik mereka.
adat, sifat, watak, akhlak dan dan tingkah Cerita rakyat yaitu cerita yang berkembang
laku yang baik. dilingkup masyarakat setempat yang
Cerita rakyat merupakan cerita diceritakan secara langsung melalui lisan.
yang hidup dan berkembang secara turun Pendekatan mimetik merupakan suatu
temurun dari satu generasi ke generasi pendekatan yang menekankan pada
berikutnya dan disebarkan atau hubungan sesuatu dengan kenyataan hidup.
disampaikan secara tradisional, yakni Legenda merupakan cerita yang
secara lisan. Oleh sebab itu, cerita rakyat berkembang dilingkup masyarakat
disebut sastra lisan ( oral literatur e). Usman setempat.
(1995:56) cerita rakyat merupakan cerita
sejarah yang dicampuradukkan dengan B. Sinopsis
unsur imajinasi seperti mite, legenda, dan Terlintas dalam benak sang prabu
dongeng. Jadi, cerita rakyat tidak semata- cara agar putri segera menikah yaitu dengan
mata merupakan karya yang fiktif belaka, mengadakan sayembara bagi seorang laki-
namun ia berangkat dari hal-hal yang laki yang mampu melewati dua rintangan
bersifat kesejarahan. yang sudah disediakan olehnya. Maka jika
Legenda (legenda) dapat laki-laki tersebut berhasil ia berhak
dipahami sebagai cerita magis yang sering menikah dengan putri. Ketika sayembara
dikaitkan dengan tokoh, peristiwa, dan dibuka dan akan ditutup karena tidak ada
tempat-tempat yang nyata (Mitchell, satupun laki-laki yang bisa melakukan
2003:238). Legenda adalah prosa rakyat tantangan tersebut. Tiba-tiba datang
yang mempunyai ciri-ciri yang mirip seorang laki-laki berkepala lembu yang
dengan mite, yaitu dianggap pernah benar- bernama Lembu sura dengan mudahnya
benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. lembu sura merentangkan busur dan
Berlainan dengan mite, legenda ditokohi mengangkat gong dengan kekuatan yang
manusia, walaupun ada kalanya dimilikinya. Putri kecewa dan tidak ingin
mempunyai sifat-sifat luar biasa, dan menikah dengan laki-laki berkepala lembu
seringkali juga dibantu makhluk-makhluk tetapi raja harus bersikap adil sehingga raja
ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia tetap akan menikahkan Lembu sura dengan
seperti yang kita kenal kini, karena waktu putri. Melihat putri sedih inang pun
terjadinya belum terlalu lampau. (Bascom, memberi saran agar lembu sura membuat
1965b: 3-20)
sumur dipuncak gunung kelud dalam waktu
Plato mengungkapkan bahwa sastra semalam. Lembu sura menyetujui
atau seni hanya merupakan peniruan permintaan putri dan menggali sumur
(mimesis) atau pencerminan dari

72
dengan tanduknya. Ketika lembu sura terkandung di dalam teks sebagai struktur
hampir selesai menggali sumur, raja semantis dan yang menyangkut persamaan-
memerintahkan pengawalnya untuk persamaan atau perbedaan-perbedaan.
menimbun sumur tersebut. Tak ada satu
pun pengawal yang berani menolong lembu Tema cerita rakyat ini yaitu raja
sura ketika ia berteriak meminta yang mengingkari janjinya. Raja Prabu
pertolongan. Sebelum mati tertimbun Brawijaya mengadakan sayembara agar
lembu sura mengucapkan sumpah serapah. putrinya menikah dengan laki-laki yang
Hingga saat ini warga sekitar percaya memenangkan sayembara tersebut. Tapi
bahwa ketika gunung Kelud erupsi itu tak disangka yang menenangkan sayembara
adalah kemarahan lembu sura. Raja merupakan seorang laki-laki yang
membuat tanggul yang sekarang menjadi berkepala lembu dan putri tidak ingin
gunung pegat dan mengadakan tolak bala menikah dengannya. Maka ketika Lembu
dengan larung sesaji di kawah gunung Sura menggali sumur raja memerintahkan
kelud. pengawalnya untuk menimbunnya dengan
bebatuan. Apapun akan dilakukan raja demi
Unsur yang terdapat dalam cerita putrinya termasuk mengingkari janjinya.
rakyat Legenda Gunung Kelud dan Lembu Segala cara dilakukan raja agar putrinya
Sura adalah Unsur intrinsik dan unsur bahagia.
ekstrinsik.
b. Tokoh dan Penokohan
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik merupakan unsur Tokoh merupakan orang yang
yang digunakan untuk membangun cerita menjadi aktor atau orang yang memerankan
agar cerita itu menarik. Unsur intrinsik suatu karakter yang ada didalam cerita.
berpengaruh besar agar cerita tersebut jelas Sedangkan penokohan adalah
dan mudah di analisis. Sedangkan menurut penggambaran sifat orang yang sedang
Pradopo (2003:4) unsur intrinsik sebuah memerankan sesuatu. Dari penokohan
karya sastra memiliki ciri yang konkret, dapat terlihat bahwa tokoh tersebut
ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastra memiliki sifat yang baik atau buruk.
(genre), pikiran, perasaan, gaya bahasa, Menurut Aminuddin (2013:79) Tokoh
gaya penceritaan, dan strukutur karya adalah pelaku yang mengemban peristiwa
sastra. dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu
a. Tema mampu menjalin suatu cerita disebut tokoh.
Dan Penokohan adalah cara pengarang
Tema merupakan ide pokok atau
menampilkan tokoh atau pelaku.
pokok pikiran dari suatu cerita yang
nantinya akan dikembangkan menjadi suatu 1. Raja Prabu Brawijaya merupakan
permasalahan didalam cerita tersebut. tokoh yang menjadi pemimpin
Sebelum membuat cerita tema harus kerajaan Majapahit, selain menjadi
ditentukan terlebih dahulu. Sedangkan pemimpin kerajaan Prabu
menurut Menurut Hartoko dan Rahmanto Brawijaya ialah seorang ayah yang
dalam Ismawati (2013:72) ‘tema ingin putrinya segera menikah.
merupakan gagasan dasar umum yang Dengan keputusan yang sudah
menopang sebuah karya sastra dan yang dibicarakan putrinya Prabu

73
Brawijaya mengadakan sayembara. Disini dia hanya bisa menuruti
Pemenang sayembara tidak sesuai semua keputusan raja.
dengan keinginan sehingga 4. Lembu Sura, merupakan tokoh yang
membuat Prabu Brawijaya merasa memenangkan sayembara tapi
telah mengecewakan putrinya. wujudnya yang berkepala lembu
Akan tetapi raja tetap akan membuat putri dan raja tidak ingin
menikahkan putrinya dengan menerimanya. Dia menerima
Lembu Sura demi menjaga permintaan putri. Tapi pada saat
martabatnya sebagai seorang raja. menggali dan ditimbun dengan batu
Pada akhirnya Prabu Brawijaya ketika meminta pertolongan tak ada
memerintahkan pengawal untuk yang mau menolongnya. Sehingga
menimbun Lembu Sura karena tidak amarahnya memuncak dan
ingin mengecewakan putrinya mengucapkan sumpah serapah.
untuk yang kedua kali. Dari kutipan 5. Inang pengasuh, merupakan tokoh
cerita ini dapat disimpulkan bahwa yang mengasuh putri. Dia memiliki
raja Prabu Brawijaya merupakan sifat tidak tega melihat putri
seorang ayah yang penyayang. mengurung diri dikamar. Hingga
Apapun akan dilakukan raja demi akhirnya memberi saran kepada
membahagiakan sang putri. Prabu putri dan putri menyetujuinya.
Brawijaya juga tidak lupa bahwa 6. Para pengawal, merupakan
dirinya ialah seorang raj yang sekumpulan orang yang disini
harus mempertahankan martabat sifatnya hanya menuruti perintah
sehingga harus berlaku adil. Sifat raja. Apapun perintahnya
yang dimiliki Prabu Brawijaya ini pengawal tidak bisa menolak.
adalah tegas dalam mengambil
c. Alur
keputusan dan sebagai seorang
ayah yang penyayang. Nurgiyantoro (2000:112-113)
2. Putri Dya Ayu Pusparini mengungkapkan bahwa alur merupakan
merupakan tokoh yang menjadi hubungan antar peristiwa yang dikisahkan
seorang putri. Putri tidak berani haruslah bersebab akibat, tidak hanya
menolak keputusan ayahnya yaitu sakadar berurutan secara kronologis saja.
mengadakan sayembara. Dia selalu Dalam legenda gunung kelud dan
merasa tidak tenang karena takut lembu sura ini menggunakan alur maju.
suaminya tidak sesuai dengan
keinginannya. Dari sini terlihat “Seiring bergantinya hari sang
bahwa putri memiliki watak yang putri menjadi bingung dengan
patuh dan penurut. Dia selalu keputusan tersebut.”
menuruti apa yang ayahnya “Akhirnya tibalah pada hari yang
katakan meski merasa ragu. Dia telah ditentukan. Semua peserta
selalu memikirkan sesuatu hal yang dari penjuru negeri telah
belum terjadi sehingga berkumpul di alun-alun kerajaan.
membuatnya merasa resah.
3. Pemaisuri, merupakan tokoh yang Dari kutipan di atas menunjukkan
menjadi istri raja Prabu Brawijaya. bahwa waktu yang digunakan dalam cerita

74
itu terjadi secara berurutan, yang di ambil d. Latar
dari cerita rakyat ini adalah hubungan
waktu dengan alur maju. Terlihat dari Menurut Tarigan (2015:136) latar
sinopsis cerita rakyat legenda gunung kelud adalah latar belakang fisik, unsur tempat
dan lembu sura juga menggunakan alur dan ruang, dalam suatu cerita.
maju yaitu yang pertama pengenalan tokoh, Latar Tempat
hubungan antar tokoh dijelaskan dengan
hubungan antar prabu Brawijaya dengan Suatu tempat terjadinya suatu
putri Dyah ayu pusparini. Yang kedua yaitu peristiwa atau kejadian yang ada di dalam
pemunculan permasalahan, raja akan cerita itu disebut dengan latar tempat. Latar
mengadakan sayembara untuk laki-laki tempat ini digunakan sebagai pendukung
yang mampu membentangkan busur panah agar cerita tersebut terlihat nyata.
dan mampu mengangkat gong akan
Alkisah ada seorang raja yang
dinikahkan dengan putrinya. Yang ketiga
bernama Prabu Brawijaya yang
yaitu peningkatan masalah, ketika
memimpin kerajaan Majapahit di
sayembara dibuka tidak ada satupun yang
Jawa Timur.
mampu menyelesaikan tantangan hingga
Akhirnya tibalah pada hari yang
akhirnya lembu suralah yang dapat
telah ditentukan semua peserta dari
melakukannya. Karena tidak ingin dinikahi
penjuru negeri telah berkumpul di
laki-laki berkepala lembu sang putri sedih
alun-alun kerajaan
memikirkan bagaimana nasibnya.Yang
Berhari-hari dia mengurung diri di
keempat yaitu klimaks, Raja tetapi akan
dalam kamar
menikahkan lembu sura dengan putrinya
Sesampainya di puncak gunung
hingga akhirnya inang pengasuh
kelud dengan kedua tanduknya
memberikan saran pada putri agar lembu
lembu sura menggali tanah itu.
sura mau membuat sumur di puncak
gunung kelud dalam waktu semalam. Yang
Dalam cerita rakyat legenda gunung
kelima antiklimaks, lembu sura setuju dan
kelud dan lembu sura ada beberapa latar
menggali dengan kedua tanduknya ketika
tempat yang dijelaskan di dalam cerita
hampir selesai pengawal menimbun lembu
tersebut seperti kerajaan Majapahit, alun-
sura hingga akhirnya lembu sura
alun kerajaan, dalam kamar, puncak
mengucapkan sumpah serapah. Yang
gunung Kelud. Latar tempat ini
keenam resolusi, karena sumpah serapah
menunjukkan dimana lokasi kejadian suatu
tersebut raja membuat tanggul dan tolak
perkara atau peristiwa yang ada di dalam
bala dengan larung sesaji di kawah gunung
cerita.
Kelud.
Latar Waktu
Dari penjelasan tadi dapat
disimpulkan alur yang digunakan adalah Dengan menggunakan latar waktu
alur maju dapat dilihat dari keterkaitan pembaca bisa mengetahui kapan terjadinya
hubungan waktu yaitu pergantian hari yang suatu kejadian atau peristiwa dalam cerita.
paling menonjol dan juga alur cerita yang Sehingga latar waktu ini penting untuk
dimulai dari pengenalan hingga ke resolusi. mendukung suatu cerita agar terlihat nyata.

75
Malam itu raja mengajak sang putri Tetapi entah mengapa hatinya
membicarakan sayembara yang merasa resah
akan diadakan raja. Sambil menangis sang putri
Seiring bergantinya hari sang putri meninggalkan acara sayembara
menjadi bingung dengan keputusan Hal ini membuat sang putri semakin
tersebut. panik
Akhirnya tibalah pada hari yang
telah ditentukan semua peserta dari
seluruh penjuru negeri telah Dari bukti diatas dapat disimpulkan
berkumpul di alun-alun kerajaan bahwa suasana yang paling menonjol
Sudah beberapa hari dia adalah perasaan yang tidak tenang dimulai
mengurung diri di dalam kamar dari rasa gundah, bingung, resah, cemas,
hanya diam saja melamun dengan bahkan sampai panik. Perasaan ini muncul
tatapan kosong dikarenakan dari awal putri sebenarnya
Senja pun telah berganti malam tidak ingin menikah hingga akhirnya
Malam semakin larut sumur yang ayahnya mengadakan sayembara dan
digali semakin dalam ternyata yang berhasil adalah seorang laki-
laki berkepala lembu sehingga membuat
Dari bukti di atas dapat disimpulkan putri semakin merasakan guncangan dalam
bahwa yang paling menonjol dijadikan latar hatinya hingga mengakibatkan ia
waktu dalam cerita ini adalah pergantian mengurung diri di dalam kamar.
hari dan pada waktu malam hari. Latar 2. Unsur ekstrinsik
waktu ini lebih sering digunakan karena
menyesuaikan isi yang ada di dalam cerita. Unsur ekstrinsik merupakan unsur
pendukung yang berada di luar cerita.
Latar Suasana Didalam unsur ekstrinsik terdapat nilai-
nilai yang berkaitan dengan kondisi sosial.
Latar suasana merupakan suatu Nilai yang terkandung dalam cerita
perasaan yang dirasakan beberapa tokoh Legenda Gunung Kelud dan Lembu Suro
atau mungkin hanya dirasakan tokoh ini salah satunya ialah nilai moral.
utama. Suasana itu meliputi kondisi batin Sedangkan menurut Wallek dan Warren
tokoh yang mengalami masalah, tidak (Rokhmansyah, 2014: 33) mengemukakan
hanya kondisi batin tetapi juga kondisi bahwa unsur ekstrinsik karya sastra
lingkungan sekitar tokoh. meliputi unsur biografi; unsur psikologis;
Melihat hal itu sang prabu mulai keadaan lingkungan; dan pandangan hidup
gundah memikirkan masa depan pengarang.
putri tercinta dan kerajaannya. Dari cerita yang ada nilai moral
Sang putri terkejut mendengar hal yang dapat diambil adalah bagaimana
tersebut akan tetapi ia tidak berani masyarakat saling menghormati dan
menolak permintaan sang ayah. menghargai satu sama lain. Selain itu juga
Seiring bergantinya hari sang putri kehidupan sosial religius masyarakat hidup
menjadi bingung dengan keputusan dengan penuh toleransi antar pemeluk
tersebut. agama dan tidak membeda- bedakan,
mereka saling membaur demi terciptanya
76
kerukunan antar umat beragama dan Dari bukti diatas dapat disimpulkan
keharmonisan. Nilai- nilai moral dari cerita bahwa meski ragu sang putri tidak berani
rakyat terhadap mitos meletusnya Gunung menolak ataupun menentang keputusan
Kelud adalah nilai religius, nilai toleransi, ayahnya. Putri hanya berharap bahwa
nilai gotong royong, nilai tanggung jawab keputusan ayahnya merupakan hal yang
dan cinta lingkungan. Warga juga memberi terbaik untuknya.
contoh nilai gotong royong saat sedang Dalam realita kehidupan juga
kesusahan, mereka membantu satu sama banyak anak yang selalu menuruti semua
lain. Di dalam cerita legenda gunung Kelud keinginan ataupun permintaan orang tua
dan lembu suro dapat dipetik sebuah mereka karena menurut mereka orang tua
hikmah bahwa janganlah mengingkari janji selalu akan memberikan yang terbaik untuk
yang sudah diperbuat karena akan anaknya. Dengan mematuhi apa yang orang
berdampak buruk. Kalau sudah berjanji tua kita inginkan secara tidak langsung kita
harus ditepati apapun keadaannya. sudah membahagiakan mereka. Meskipun
Hubungan nilai moral yang ada terkadang keinginan kita tidak sama atau
dalam cerita rakyat legenda gunung tidak sesuai dengan keinginan orang tua,
kelud dan lembu sura dengan realitas akan tetapi kita harus tetap mendengarkan
kehidupan. pendapat mereka hingga akhirnya
menemukan titik temu solusi dari sebuah
1. Patuh kepada orang tua
permasalahan.
Pada malam hari raja
mengajak sang putri membicarakan 2. Toleransi
sayembara yang akan Dari kejauhan terlihat
diadakan.“Ayahanda mengerti, seorang pemuda berkepala lembu.
engkau menginginkan suami yang Dia mendekat dan berkata kepada
hebat, sakti mandraguna dan sang prabu “ampun wahai gusti
tampan”.”Ayahnda memiliki ide prabu?, Apakah hamba
agar engkau segera diperkenankan mengikuti
menikah”.”Akan diadakan sayembara ini?” raja pun
sayembara dan sayembara tersebut menjawab”kamu siapa kisana?”.
adalah bagi siapapun laki-laki yang “Saya biasa dipanggil lembu sura
bisa melewati dua rintangan. Yang gusti prabu!” jawab lembu sura,
pertama yaitu merengtangkan raja pun memperbolehkan “hah
busur Kyai Garudayaksa lalu baiklah kamu boleh mengikuti
selanjutnya mengangkat gong Kyai sayembara ini!”. Sang Prabu
Sekardelima maka dialah yang seakan meremehkan dan yakin
berhak untuk mempersunting bahwa lembu sura tidak akan
dirimu”. Sang putri terkejut ketika mampu memenangkan sayembara
ayahnya membicarakan hal itu, ini.
tetapi ia tidak berani membantah Dari bukti diatas disimpulkan
permintaan ayahnya. Putri pun
bahwa raja meremehkan bahwa lembu sura
menyanggupinya. tidak akan berhasil mengikuti sayembara,
tapi ternyata lembu sura dengan mudahnya

77
membentang busur Kyai Garudayaksa tetapi penampilan dan fisik yang sempurna
hingga membuat raja tegang. Pada akhirnya itu nomor satu. Hingga membuat orang
lembu sura memenangkan sayembara itu. yang memiliki fisik kurang sempurna dan
penampilan yang kurang di diskriminasi
Dalam realita kehidupan seringkali
oleh lingkungan sekitar. Seharusnya
orang merasa bahwa dirinya hebat dan
sesama makhluk sosial kita harus saling
secara tidak sadar menjadi sombong hingga
menghargai karena orang akan menghargai
meremehkan kemampuan orang lain. Sikap
kita jika kita juga menghargainya.
seperti ini akan merugikan diri sendiri
apalagi jika orang yang diremehkan tadi 4. Kerja keras
berhasil dalam mencapai tujuannya maka
Ketika lembu sura berada
akan timbul iri hati. Jadi sebaiknya jangan tepat di puncak gunung kelud ia
mudah memandang rendah orang lain mulai menggali dengan kedua
hanya karena kita lebih dulu bisa mencapai tanduknya. Tak lama kemudian
tujuan itu. dengan waktu yang singkat lembu
3. Menghargai orang lain sura menggali tanah cukup dalam.
Malam semakin larut sumur yang
Putri nampak sangat cemas
digali semakin dalam.
melihat lembu sura berhasil
merentangkan busur panah Kyai Dari bukti kutipan diatasi dapat
Garudayaksa dengan mudah. Sang disimpulkan bahwa lembu sura menerima
putri berharap lembu sura gagal permintaan sang putri agar bisa menikah
dalam sayembara ini. Ketika dengannya. Lembu sura mau membuatkan
melihat lembu sura berhasil putri sang putri sumur dengan waktu satu malam.
hanya bisa terdiam. Hatinya Dalam realita kehidupan orang yang
hancur, dia tidak kuasa menerima sukses adalah orang yang bekerja keras.
bahwa dia harus menikah dengan Bekerja keras bukan hanya orang yang
manusia berkepala lembu bekerja tanpa henti tetapi orang yang ketika
Dari bukti kutipan diatasi terlihat bekerja dia menekuni pekerjaannya dan
jelas bahwa segala putri tidak menyukai bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
seorang pria itu karena pria itu berkepala sehingga hasilnya memuaskan. Suatu
lembu. Hanya karena lembu sura tidak pekerjaan yang dikerjakan dengan ikhlas
tampan putri tidak ingin menikah maka tidak akan ada kata mengeluh yang
dengannya. Padahal lembu sura tidak jahat keluar dari mulut. Mungkin terkadang
tetapi tetap saja dia berkepala lembu dan orang akan merasa lelah maka ia butuh
putri tidak suka. istirahat sejenak bukan malah berhenti
mengerjakan suatu pekerjaan hingga
Dalam realita kehidupan juga
akhirnya pekerjaan itu tidak selesai dan sia-
banyak orang yang memandang fisik,
sia.
penampilan. Ketika pertama kali bertemu
dengan seseorang maka penilaiannya 5. Janji yang Tak Ditepati
dimulai dari apa yang terlihat seperti wajah
Raja Prabu Brawijaya
yang cantik atau tampan, kulit yang putih mengadakan sayembara bagi
atau sawo matang, dan juga penampilan. seorang laki-laki yang mampu
Bukan sifat baik buruknya yang penting

78
melewati dua rintangan yang sudah apapun tidak akan dibenarkan hanya untuk
disediakan olehnya. Maka jika laki- mengingkari janjinya. Jadi sebelum berjanji
laki tersebut berhasil ia berhak pikiran dulu apa dampak atau akibat yang
menikah dengan putri. Tapi akan terjadi jika janji itu tidak ditepati.
ternyata yang berhasil
memenangkan sayembara tersebut
ialah lembu sura. Sang putri
kecewa karena ia tidak ingin PENUTUP
menikah dengan laki-laki berkepala KESIMPULAN
lembu. Sebenarnya raja merasa Dari penelitian di atas, dapat
sangat terpukul melihat putrinya disimpulkan bahwa cerita rakyat gunung
kecewa. Akan tetapi demi menjaga kelud dan lembu suro memiliki nilai-nilai
martabatnya sebagai seorang raja, moral, dari kepercayaan masyarakat ada
akhirnya raja menerima bahwa nilai religius dengan bertoleransi, sesuai
lembu sura pemenang sayembara dengan kehidupan sehari-hari. Dalam
ini. Ketika sang putri meminta legenda tersebut kita dapat mengambil
dibuatkan sumur hanya dengan kesimpulan bahwa jangan pernah
waktu satu malam dan lembu sura mengingkari janji yang sudah kita buat.
setuju. Sumur yang digali semakin Dalam cerita rakyat ini terdapat dua unsur
dalam dan sang putri panik yaitu unsur pembangun cerita dan unsur
sehingga meminta ayahnya berbuat pendukung cerita. Setelah membaca cerita
sesuatu. Akhirnya raja tersebut kami berharap semoga generasi
memerintahkan pengawalnya untuk muda dapat memahami dan mengetahui
menimbun lembu sura dengan batu. cerita rakyat legenda gunung kelud dan
Sebelum mati terkubur lembu sura lembu suro
mengucapkan sumpah serapah
yang membuat raja dan rakyat takut
Dari bukti kutipan data dapat
disimpulkan bahwa raja mengadakan DAFTAR PUSTAKA
sayembara tujuannya agar putrinya segera Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi
menikah dengan laki-laki yang hebat dan Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
kuat. Akan tetapi ternyata yang Algensindo.
memenangkan sayembara ini merupakan
pria yang berkepala lembu. Sehingga putri Ismawati, Esti. 2013.Pengajaran Sastra.
Yogyakarta: Ombak.
dan raja tidak mau menerima laki-laki
tersebut. Kiptiyah, M. (2015). Cerpen
Dalam realita kehidupan sebagian "Perempuan Pala" Karya
besar orang dengan mudahnya memberikan Azhari (Pendekatan
Mimetik). LEKTIKA: Jurnal
janji tapi terkadang ia lupa untuk menepati
Pendidikan Bahasa, Sastra,
janji tersebut dikarenakan suatu alasan. dan Matematika, 13.
Seharusnya jika sudah berani mengucapkan
janji maka ia juga harus bertanggung jawab
untuk menepati janji tersebut. Alasan

79
Mana, Lina Ayu, 2018, Buku Ajar mata
kuliah folklor: Yogjakarta.

Marina, 2018, 5 Cara membuat buku cerita


anak, Surabaya

Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori


Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

Nurgiyanto, Burhan. 2018. Sastra Anak.


Yogyakarta: Gadja Mada
University Press.

Pradopo, R.D. (2003). Beberapa Teori


Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Rokhmansyah. A., (2014). Studi dan


Pengkajian Sastra: Perkenalan
Awal Terhadap Ilmu Sastra.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tarigan, H.G. 2015. Prinsip-Prinsip Dasar


Sastra. Bandung: CV Angkasa.

Waryanti, E., Puspitoningrum, E., Violita ,


A. D., & Muarifin, M. (2021).
Struktur Cerita Anak Dalam Cerita
Rakyat Timun Mas dan Buto Ijo
Dalam Saluran Youtube Riri Cerita
Anak Interaktif (Kajian Sastra
Anak). Prosiding SEMDIKJAR
(Seminar Nasional Pendidikan dan
Pembelajaran), 13.

80

Anda mungkin juga menyukai