Anda di halaman 1dari 5

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA

Volume 1 Nomor 1 2019


e-ISSN : 0000-0000

Analisis Nilai Moral dan Budaya Cerita Rakyat “Asal-Usul


Danau Lipan” dari Kalimantan Timur
Andini Gigih Rahmadani, Laurencia, dan Diah Ayuningtia
Andinirahmadani70@gmail.com eclncia@gmail.com diahaynngtia29@gmail.com

Article History
accepted xx/xx/xxx approved xx/xx/xxx published xx/xx/xxx

Abstrak

Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan analisis nilai moral pada cerita rakyat
“Asal-Usul Danau Lipan” yang berasal dari Kalimantan Timur. Metode yang digunakan
untuk penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan dengan
pengumpulan data-data dan teori yang valid. Berdasarkan hasil analisis pada cerita rakyat
”Asal-Usul Danau Lipan” dapat disimpulkan terdapat nilai moral yang ada pada cerita
rakyat tersebut yang tidak patut untuk dicontoh/ditiru. Nilai moral yang ada pada cerita
rakyat tersebut seperti sopan santun, adab dalam makan, beretika yang baik.

Kata kunci: cerita rakyat, Kalimantan, Nilai moral

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan keragaman budaya, bahasa daerah,
agama, suku, kepercayaan, ras dan masih banyak lainnya. Keaneka ragaman budaya di
Indonesia yang menjadikan Negara Indonesia semakin multikultur. Semua keaneka ragaman
Indonesia dapat kita ketahui melalui banyak cara, salah satunya dari banyaknya cerita rakyat
yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Cerita Rakyat menurut Kamus Bahasa Indonesia
adalah sastra cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat dan diwariskan secara
lisan. Menurut Hutomo (1991:4) yang dikutip oleh Syuhada, Murtadlo, Rokhmansyah (Dalam
Jurnal “Nilai Dalam Cerita Rakyat Suku Dayak Tunjung Tulur Aji Jangkat Di Kutai Barat: Kajian
Folklor”) Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat melalui tutur
bahasa yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai social
masyarakat tersebut. Dahulu, cerita rakyat diwariskan secara turun-menurun dari generasi ke
generasi berikutnya secara lisan.

Di zaman kini cerita rakyat sudah kurang di minati karena teknologi yang terus menerus
berkembang serta budaya-budaya asing yang terus menerus masuk ke Indonesia, oleh karena
itu cerita rakyat sudah hampir terlupakan. Sebagai masyarakat Indonesia yang bangga akan
kekayaan Indonesia, sudah seharusnya menjaga peninggalan dari leluhur. Selain mengandung
keaneka ragaman budaya, cerita rakyat juga mengandung nilai-nilai yang penting untuk
pendidikan. Nilai-nilai yang dimaksud adalah berupa ilmu pengetahuan yang telah di peroleh
dari leluhur, nasihat, pesan-pesan baik maupun buruk, serta nilai moral yang terkandung

1
Judul Artikel
Nama Penulis (© 2019)

dalam cerita. Nilai moral merupakan suatu nilai yang penting, moral merupakan wujud dalam
bentuk perilaku karena perilaku manusia tidak lepas dari nilai. Oleh karena itu, moral yang
membedakan manusia dengan makhluk lain. Menurut Lilie (Budiningsih, 2004:24), moral
berasal dari bahasa latin kata Mores yang berarti tata cara dalam kehidupan atau adat istiadat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:775) merupakan ajaran tentang baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya: akhlak, budi
pekerti, susila. Semua cerita pasti memiliki nilai moral, karena moral dalam cerita merupakan
makna yang sama dengan amanat atau pesan yang di ingin sampaikan penulis kepada
pembaca. Salah satu cerita rakyat yang memiliki nilai moral dan budaya adalah cerita rakyat
dari Kalimantan Timur, yaitu Asal Usul Danau Lipan.

Cerita Asal Usul Danau Lipan merupakan salah satu cerita dari Kalimantan Timur yang
berasal dari Kecamatan Muara Kaman. Cerita rakyat ini sudah mulai terlupakan dan patut
dijaga pelestariannya karena hanya sedikit masyarakat yang mengetahui cerita ini. Danau
dalam cerita Asal Usul Danau Lipan ini pun memiliki legenda yang berkembang di masyarakat
setempat. Dulu sekali di ketahui bahwa daerah tersebut merupakan sebuah lautan dan bagian
tepinya disebut berubus, sedangkan kampung Muara Kaman dikenal dengan nama Benua
Lawas. Pada saat itu terdapat kerajaan yang sangat ramai dan sering dikujungin karena
kerajaan tersebut terletak di tepi pantai. Cerita Asal Usul Danau Lipan memiliki nilai moral dan
budaya yang terdapat didalamnya, dan sebagai tujuan untuk melestarikan serta
memperkenalkan kembali cerita ini, hal tersebut yang melatar belakangkan pembuatan jurnal
ini. Tujuan yang ingin di capai dalam perbuatan jurnal ini adalah (1) Mendeskripsikan nilai-nilai
moral yang terkandung dalam cerita rakyat, (2) Mengetahui budaya yang terdapat dalam cerita
rakyat. Hal ini yang akan menjadi pembahasan dalam jurnal ini.

METODE

Penelitian ini menggunakan tiga tahapan yaitu; yang pertama tahap prapenelitian
mencakup kegiatan penyusunan proposal; yang kedua tahap pengumpulan data, penyusunan
data, dan penyusunan hasil analisis data; dan terakhir tahap pascapenelitian yaitu kegiatan
evaluasi, dan konsultasi ke pembimbing.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode


deskriptif. Menurut Mahsun (2008) metode kualitatif yaitu, analisis yang mendasarkan diri
bukan pada paradigma metodologis deduktif, tetapi induktif. Suatu paradigma yang bertitik
tolak dari yang khusus ke yang umum. Konseptualisasi katagorisasi, dan deskripsi
dikembangkan atas dasar kejadian (incidence) yang terjadi di lapangan. Hal tersebut
memperlihatkan adanya pertalian hubungan antarkatagori (antarvariabel untuk istilah dalam
penelitian kualitatif) juga dikembangkan atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Dengan
demikian, penelitian kualitataif merupakan kegiatan pengumpulan data yang berlangsung
secara terus-menerus (simultan) dengan kegiatan analisis data sehingga prosesnya berbentuk
siklus. Hal tersebut tidak terlepas dari hakikat penelitian kualitatif yang bertujuan memahami
fenomena sosial budaya. Oleh karena itu, penelitian kualitatif fokusnya pada penunjukkan
maknna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan
seringkali melukiskannya dalam bentuk kata-kata dari pada dalam bentuk angka-angka.

Data yang berada di dalam penelitian ini berupa nilai moral dan budaya yang
berhubungan dengan diri sendiri serta nilai moral dan budaya yang berhubungan dengan
sesama manusia yang terdapat di dalam cerita rakyat “Asal-Usul Danau Lipan”, dengan sumber
data dari artikel-artikel, e-book, dan buku yang berhubungan dengan penulisan jurnal ini.

2
Judul Artikel
Nama Penulis (© 2019)

Analisis ini menggunakan teknik kajian isi. Analisis data menggunakan kartu data, dengan
mengklasifikasikan kata maupun kalimat yang terkait dengan nilai moral,
mendeskripsikan data yang mencerminkan nilai moral yang berhubungan dengan diri
sendiri, dan sesama manusia mengacu pada teori (Zuriah, 2008: 27-219; Semi,
1993:72).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asal usul Danau lipan Kalimantan timur. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang memiliki garis pantai. Provinsi ini memiliki sebuah tempat yang
dahulunya berupa lautan. Tempat tersebut bernama Muara Kaman. Dahulu kala garis pantai
berada di Brubus Kampung Muara Kaman Hulu. Sekarang Muara Kaman adalah kota
kecamatan yang masuk wilayah kabupaten Kutai Kartanegara. Muara Kaman memiliki sebuah
danau yang disebut dengan danau lipan. Namun tidak seperti danau-danau lainnya, di danau
lipan lebih menyerupai padang rumput yang penuh semak-semak pada musim kemarau dan
tergenang air pada musim hujan. Bagaimana bisa sebuah padang luas yang berisi rumput dan
semak-semak bisa disebut sebagai Danau? Mari kita simak ceritanya berikut ini.

1. Alur Cerita Rakyat Asal-Usul Danau Lipan


Pada zaman dahulu kala di Kalimantan Timur terdapat sebuah kerajaan yang memiliki
bandar besar. Kerajaan tersebut memiliki bandar besar yang dikunjungi kapal-kapal dari
berbagai kerajaan lainnya. Perdagangan yang maju membuat rakyat hidup makmur dan
berkecukupan. Kerajaan tersebut juga dikenal karena memiliki putri yang sangat cantik jelita.
Putri tersebut bernama Putri Aji Bedarah Putih. Selain dikenal akan kecantikannya Putri Aji
Bedarah Putih juga dikenal dengan kepandaian dan kebijaksanaan nya. Kecantikan Putri Aji
Bedara Putih bahkan terdengar hingga ke berbagai Negeri hingga ke Negeri Cina. Tujuan Raja
Cina tersebut ternyata untuk melamar Tuan Putri Berdarah Putih. Kapal kapal rombongan Raja
Cina merapat pada bandar besar di depan Istana Putri Aji Berdarah Putih. Raja Cina pun
menuruni kapalnya dengan pakaian kebesarannya.

Putri Aji menyambut rombongan Raja Cina dengan ramah di balairung istana. Putri Aji
Bedarah Putih: "Selamat datang Yang Mulia. Terima kasih mau berkunjung ke istana kami yang
sederhana ini. Raja Cina: "Terima kasih Tuan Putri. Benar juga yang dikatakan orang-orang,
selain cantik rupawan, Anda juga sangat bijaksana. Ehhh maksud kedatangan saya kesini
adalah untuk......" Putri Aji Bedarah Putih: "Maafkan saya, tentunya Yang Mulia kelelahan
setelah berlayar jauh selama berhari-hari. Karena itu sudah kami siapkan hidangan ala
kadarnya. Silakan yang mulia dan rombongan menikmatinya." Putri Aji ternyata sudah tahu
maksud kedatangan Raja Cina. Karena itu Putri Aji mempersilahkan Raja Cina untuk makan
terlebih dahulu. Yang tidak diketahui oleh Raja Cina ternyata jamuan makan tersebut
merupakan rahasia Putri Aji untuk menguji Raja Cina. Putri Aji Bedarah Putih: "Silahkan
dinikmati hidangannya Yang Mulia." Raja Cina: "Hmmmm... Enak... enak... enak sekali makanan
ini.. " Sang putri sepertinya kehilangan selera makan.

Sebenarnya apa yang terjadi? Ternyata Putri Aji merasa jijik dengan cara makan Raja
Cina yang jorok. Sang raja makan langsung dengan menyesapnya dari piring tidak
menggunakan tangan. Hal itulah yang membuat Putri Aji kehilangan selera makan. Putri Aji
tidak hanya merasa jijik, tetapi juga tersinggung. Raja Cina dianggapnya tidak menghormati
tuan rumah dengan cara makan seperti itu. Akhirnya acara makan tersebut selesai. Putri Aji
dan Raja Cina melanjutkan pembicaraan di balairung istana. Raja Cina: "Yang Mulia Putri Aji,

3
Judul Artikel
Nama Penulis (© 2019)

sungguh saya mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga untuk sambutan dan jamuan
yang luar biasa tadi. Namun.. tujuan utama saya datang kesini adalah untuk meminang tuan
putri." Putri Aji Bedarah Putih: "Yang Mulia, terima kasih untuk pujiannya. Yang saya hidangkan
hanya makanan sederhana. Untuk pinangan Yang Mulia, maafkan saya.. saya tidak bisa
menerimanya. Semoga Yang Mulia tidak tersinggung dengan penolakan saya." Raja cina
merasa tidak senang terhadap penolakan yang dilakukan oleh tuan putri. Raja Cina: "Kenapa
tuan putri menolak pinanganku.." Putri Aji Bedarah Putih: "Saya tidak suka cara makan Yang
Mulia. Seorang manusia seharusnya makan dengan tanganya, bukan malah langsung
menyesapnya." Setelah lamarannya ditolak, maka Raja Cina segera menuju ke kapalnya dan
memerintahkan prajuritnya bersiap untuk menyerang istana Putri Aji. Raja Cina pun segera
memimpin penyerbuan ke istana Putri Aji. Serangan besar-besaran dilakukan ke istana Putri
Aji. Ribuan panah tiada henti menghujani istana Putri Aji. Pasukan Putri Aji tidak tinggal diam
mereka membalas menyerbu pasukan Cina dengan menghujani anak panah.

Saling menghujani anak panah terjadi untuk beberapa lama. Korban berjatuhan di
kedua belah pihak. Setelah saling menghujani dengan anak panah, lama-kelamaan pasukan
Cina berhasil mendekati gerbang istana. Setelah berhasil mendekati gerbang istana beberapa
orang prajurit Cina yang dilindungi tameng membawa kayu besar berusaha menjebol pintu
gerbang istana. Para prajurit Putri Aji berusaha memanah prajurit Cina yang hendak menjebol
pintu gerbang istana. Akhirnya pintu gerbang istana Putri Aji jebol. Setelah pintu gerbang
istana jebol pasukan Cina segera masuk dan terjadi pertempuran sengit di halaman istana.
Pasukan Putri Aji semakin terdesak, pertempuran semakin mendekat ke balairung istana. Putri
Aji yang menyaksikan pertempuran tersebut semakin cemas. Bahwa pasukannya tidak akan
bisa bertahan lebih lama lagi menghadapi serangan pasukan Cina. Putri Aji Bedarah Putih:
"Ehhh... Para Dewa... tolonglah rakyatku. Jadikanlah sepah sepah daun sirih ini menjadi lipan
untuk mengalahkan Raja Cina dan pasukanya." Selesai berdoa, Putri Aji segera memakan daun
sirih yang dipegangnya. Lalu Putri Aji menyemburkan daun sirih yang dikunyahnya.

Kunyahan daun sirih Putri Aji berubah menjadi lipan yang besar-besar. Sementara itu
pertempuran sengit masih berlangsung di halaman istana. Meskipun terdesak pasukan Putri Aji
masih terus memberikan perlawanan pantang menyerah. Para prajurit dari kedua belah pihak
terkejut dan seketika menghentikan pertempuran karena melihat ribuan lipan keluar dari
istana. Lipan lipan tersebut hanya menyerang pasukan Cina. Pasukan Cina segera melarikan
diri ke luar istana menuju kapal-kapal mereka. Raja Cina pun tidak luput dari serangan lipan
lipan tersebut. Sang raja segera berlari terbirit-birit menuju kapalnya karena kewalahan
diserang lipan. Pasukan Cina segera masuk ke kapal dan berusaha pergi secepatnya dari pantai
Muara Kaman, namun lipan lipan tersebut tidak memberi ampun. Kapal-kapal pasukan Cina
semua diserang lipan, begitu pula dengan Raja Cina. Lipan lipan tersebut mengerubuti nya
hingga tewas. Kapal kapal pasukan Cina akhirnya tenggelam di pantai Muara Kaman. Tidak ada
satu kapalpun yang selamat. Keanehan pun terjadi, laut yang menjadi tempat tenggelamnya
kapal kapal pasukan Cina tiba-tiba menjadi dangkal dan membentuk hamparan padang yang
luas. Hamparan padang luas yang dipenuhi rerumputan inilah yang kemudian dikenal dengan
nama danau lipan. Sedangkan Putri Aji menghilang secara gaib setelah mengirimkan lipan lipan
untuk menyerang pasukan Cina.

2. Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Asal-Usul Danau Lipan


Berdasarkan hasil penelitian, cerita Asal Usul Danau Lipan ini memiliki nilai moral dan
budaya yaitu :

4
Judul Artikel
Nama Penulis (© 2019)

a. Menghargai dan menghormati perbedaan

Dalam cerita rakyat Asal Usul Danau Lipan terdapat perbedaan cara makan
antara kerajaan Raja Cina dan kerajaan Putri Aji. Dimana Putri Aji menganggap
cara makan Raja Cina yang tidak sopan.

b. Menjaga sopan santun

Cara makan Raja Cina yang dianggap tidak memiliki sopan santun oleh Putri
Aji. Dan juga cara Raja Cina yang bertamu secara tidak sopan dan membuat
keributan di kerajaan Putri Aji.

c. Menjaga adab ketika sedang makan

Raja Cina yang makan langsung dengan menyesapnya dari piring tidak
menggunakan tangan dan membuat Putri Aji merasa jijik oleh cara makan Raja
Cina. Adab yang baik ketika sedang makan seharusnya makan menggunakan
tangan dan tidak langsung menyesapnya dari piring.

d. Beretika dalam bertamu

Raja Cina yang tersinggung dengan perkataan Putri Aji langsung


memerintahkan pasukannya untuk menyerang kerajaan Putri Aji seharusnya etika
yang baik sebagai tamu tidak untuk membuat keributan apalagi perang.

e. Belajar beradabtasi dengan budaya orang lain

Raja Cina yang tidak bisa menghargai budaya dari Putri Cina, dan Putri Aji
akhirnya menolak pinangan dari Raja Cina.

f. Menggunakan bahasa yang sopan ketika menolak tawaran dari orang lain

Walaupun Putri Aji tidak menyukai Raja Cina, ia harus tetap berbicara dengan
sopan saat menolak pinangan dari Raja Cina agar Raja Cina tidak tersinggung dan
marah dengan perkataan Putri Aji.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada cerita rakyat “Asal-Usul Danau Lipan”, dapat
disimpulkan bahwa terdapat beberapa nilai moral yang terkandung pada cerita tersebut. nilai-
nilai moral diantaranya menjaga sopan santun, beretika yang baik, berbicara yang sopan, dan
menghargai perbedaan budaya.

DAFTAR PUSTAKA
Huyomo, Suripan Sadi. (1991). Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI Komisariat Jawa
Timur.

Syuhada. Murtadlo, A. & Rokhmansyah, A. (2018) Jurnal Nilai Dalam Cerita Rakyat Suku Dayak
Tunjung Tulur Aji Jangkat Di Kutai Barat: Kajian Folklor. Vol 2 No 2, Hal 188-195.

Anda mungkin juga menyukai