OLEH :
Kelompok 8
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati
kami dalam menyelesaikan tugas makalah Mini Riset ini, adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi
mata kuliah Manajemen Arsip Statis. Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik- baiknya tetapi
mungkin masih ada banyak kekurangan dalam makalah kami ini untuk mencapai kata kesempurnaan. Kami
selaku penulis menerima berbagai kritik yang bersifat membangun baik dari teman-teman sekalian dan
terutama dosen pengampu dalam mata kuliah Manajemen Arsip Statis agar makalah kami ini menjadi lebih
baik lagi.
Kami juga berterimakasih kepada I b u Dra. SRI MUTMAINNAH, M.Si. sebagai dosen
pengampu pada mata kuliah ini yang telah mengajari dan membimbing kami dan temanteman yang lain
agar dapat memahami mata kuliah ini. Selanjutnya, kami berharap semoga makalah kami ini memberikan
manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga makalah kami ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Dan sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan baik
dari segi kata atau kalimatnya maupun dari segi penyusunannya semoga teman- teman dan dosen
pengampu pada mata kuliah ini dapat memakluminya.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dahulu kala ada seorang raja yang memiliki anak kembar seorang laki-laki dan seorang
perempuan. Sejak kecil hingga beranjak dewasa mereka selalu bersama- sama dan saling
menyayangi layaknya sepasang kekasih. Suatu ketika, raja mengetahui kedua anaknya telah
berhubungan suami istri. Lalu raja mengungsikan anaknya ke hutan lantaran malu kepada
penduduk desa. Saat di hutan, anak perempuan itu memanjat pohon tada-tada yang sedang
berbuah. Saat mengambil buahnya dia ditelan pohon itu hingga kepalanya saja yang tersisa.
Dengan segera anak laki-laki itupun memanjat pohon tersebut dengan maksud menolong
adiknya, namun dia juga ikut ditelan oleh pohon tersebut dan hanya kepalanya saja yang
tersisa.
Keesokan harinya saat raja datang ke hutan mengantarkan makanan untuk anaknya,
raja mendengar suara tangisan meminta tolong. Raja mencari asal suara dan menemukan kedua
anaknya telah ditelan pohon dan tak dapat membebaskan diri. Raja bergegas berlari pulang ke
desa untuk mencari pertolongan. Setelah menemukan seorang datu yang bersedia untuk
menolongnya, mereka pun pergi ke hutan untuk membebaskan anaknya dari tawanan pohon
tersebut. Namun saat datu menyentuh pohon itu, dia juga ditelan oleh pohon itu dan hanya
kepalanya saja yang tersisa. Hal tersebut juga terjadi sampai pada datu yang kelima. Hingga
akhirnya raja
membawa datu yang keenam. Datu tersebut berkata, bahwa semua yang ditelan oleh
pohon tersebut tidak dapat lagi diselamatkan. Lalu datu itupun menebang pohon itu. Saat
pohon tersebut ditebang, kepala kedua anak raja dan kelima datu itu lenyap ditelan pohon itu
seluruhnya. Kemudian datu yang menebang pohon itu kesurupan, dia dimasuki oleh kelima
roh datu yang telah lenyap ditelan pohon itu. Roh itu meminta supaya pohon tersebut diukir
menjadi tongkat yang menyerupai wajah mereka, dan berjanji akan memenuhi segala
keinginan siapapun yang memintanya, sebab kesaktian mereka menyatu yang dapat
mengabulkan segala permintaan orang yang memakainya. Hal tersebut dipenuhi oleh raja
dan datu tersebut, mereka mengukir pohon itu menjadi sebuah tongkat yang dinamai Tungkot
Tunggal Panaluan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah
Tomok?
Panaluan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan ini adalah:
2) Untuk mendeskripsikan bentuk kearifan lokal yang terdapat pada cerita rakyat
D. MANFAAT
teori antropologi sastra untuk menganalisis kearifan lokal dalam karya sastra.
BAB II
KAJIAN TEORI
Samosir merupakan daerah yang sangat kaya dengan warisan budaya leluhurnya.
Kekayaan warisan leluhur ini patut disyukuri karena memiliki kekayaan khazanah budaya
suku Batak Toba yang tidak ternilai. Warisan budaya Samosir dapat kita lihat mulai dari
potensi alam lingkungan terutama, adat-istiadat, upacara ritual, sakral, sistem pengetahuan
tradisional, senjata tradisional, tempat-tempat bersejarah, peninggalan sejarah, serta seni dan
budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya dan merupakan modal utama bagi
membicarakan tentang konsep benda cagar budaya yang telah resmi dipakai oleh pemerintah
dalam undang-undang yang memberikan perlindungan kepada benda- benda cagar budaya,
yang juga merupakan warisan budaya. Di kabupaten Samosir, yang paling bertanggung jawab
melestarikan kebudayaan adalah pemerintah daerah itu sendiri, baik melalui dinas-dinas yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung. Seyogianya pemerintah daerah melakukan
berbagai upaya untuk mengelola dan melestarikan warisan budaya leluhur kita yang sangat
yang bersumber dari nilai budayanya sendiri dengan menggunakan segenap akal budi, pikiran,
hati, dan pengetahuannya untuk bertindak dan bersikap terhadap lingkungan alam serta
lingkungan sosialnya. Pada umumnya untuk menghadapi dua ruang interaksi itu manusia
memiliki kearifan dari tiga sumber yaitu dari nilai budaya yang kita sebut dengan kearifan
lokal, aturan pemerintah yang lebih modern, dan agama. Dengan tiga sumber kearifan itu
manusia menjalani kehidupannya dalam ruang interaksi lingkungan alam dan lingkungan
sosial. Pada gilirannya, kedua ruang interaksi itu memproduksi nilai dan norma budaya baru
yang berlaku pada komunitasnya dan yang berbeda dengan nilai budaya pada komunitas
lainnya. Nilai dan norma budaya semacam itu menjadi kearifan lokal baru yang telah
mengalami transformasi. Nilai-nilai tersebut cukup arif sebagai landasan hubungan manusia
dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Oleh karena itu, kearifan
lokal adalah nilai dan norma budaya yang menjadi acuan tingkah laku manusia untuk menata
kehidupannya.
Sebagai pendekatan baru dalam dunia sastra, maka antropologi memiliki tugas yang
masyarakat tertentu, serta menemukan makna/nilai yang terkandung dalam setiap aspek
berbagai hal, antara lain: (1) kebiasaan-kebiasaan masa lampau yang berulang-ulang masih
dilakukan dalam sebuah cipta sastra. (2) peneliti akan mengungkap akar tradisi serta
kepercayaan seorang penulis yang terpantul dalam karya sastr, dalam kaitan ini tema-tema
tradisional yang diwariskan turun-temurun akan menjadi perhatian tersendiri. (3) kajian juga
dapat diarahkan pada aspek penikmat sastra etnografis, mengapa mereka sangat taat
menjalankan pesan-pesan yang ada dalam karya sastra. (4) peneliti juga perlu memperhatikan
bagaimana proses pewarisan sastra tradisional dari waktu ke waktu. (5) kajian diarahkan pada
unsur- unsur etnografis atau budaya masyarakat yang mengitari karya sastra tersebut. (6) perlu
dilakukan kajian terhadap simbol-simbol mitologi dan pola pikir masyarakat pengagumnya.
Cerita rakyat pada suku Batak Toba sangat berpengaruh pada kehidupan
masyarakatnya hingga saat ini. Penelitian ini akan membahas tentang cerita rakyat Tungkot
Tunggal Panaluan. Tungkot Tunggal Panaluan adalah tongkat ukiran wajah tujuh manusia
dan beberapa hewan yang diukir menurut kejadian sebenarnya dari kayu tertentu dan memiliki
kesaktian. Tungkot Tunggal Panaluan menjadi warisan budaya yang secara turun-temurun
dimanfaatkan serta dilestarikan oleh suku Batak Toba terkhusus pada masyarakat Samosir
Menurut cerita rakyat Tungkot Tunggal Panaluan diawali dari kisah cinta terlarang
dari dua orang saudara kembar berlainan jenis yaitu Si Aji Donda Hatahutan dan Si Boru Tapi
membebaskan mereka namun gagal dan justru ikut ditelan oleh pohon tersebut. Hingga
akhirnya, seorang datu terakhir berhasil memotong pohon tersebut dan menjadikannya
sebuah tongkat dengan ukiran menyerupai rupa manusia dan hewan yang ikut ditelan
pohon tersebut. Tongkat tersebut menjadi tongkat sakti yang diyakini memiliki kekuatan
gaib seperti untuk meminta hujan, menahan hujan, menolak bala, mengobati wabah,
mengobati penyakit, mencari dan menangkap pencuri, dan membantu dalam peperangan.
kesaktian dan pelestariannya, teori antropologi sastra yang berkaitan dengan peristiwa-
peristiwa masa lampau, hadir untuk menganalisis bentuk kearifan lokal masyarakat Batak
PEMBAHASAN
Tahun SM - Sekarang
Kondisi/Ket
Foto Baik Foto
1 Lembar
1 Folder
Bagian Pemerintah Daerah 2/NT
Dimasa sekarang Tugkot Tunggal Panaluan yang diisi dengan ilmu mistis/gaib sudah
tidak dikeluarkan lagi lantaran suku Batak Toba telah memiliki pada umumnya kepercayaan
Kristen yang bertentangan dengan kekuatan tersbut. Namun, para pengrajin seni rupa di desa
Tomok tetap mengukir kayu menyerupai Tungkot Tunggal Panaluan yang dipakai dalam
kebutuhan melestarikan Budaya Batak Toba dan dijadikan sebagai salah satu
jenis cendramata dari Tomok.
1 Lembar
1 Folder
Bagian Pemerintah Daerah 3/PA
Tor tor Tunggal Panaluan adalah tor tor yang dipentaskan para dukun dalam upacara
ritual yang digelar setelah sebuah desa terkena wabah atau, musibah. Pada jenis tor tor
tersebut merupakan sarana permohonan petunjuk atas musibah yang telah dihadapi. Para
dukun mencari petunjuk untuk mengatasi masalah, sehingga tarian ini disajikan.
Di desa Tomok, setiap tahunnya diadakan upacara adat horja bius. Dalam upacara ini
diadakan acara ritual dan tor tor Tunggal Panaluan. Acara yang dilakukan adalah meminta
ijin kepada para leluhur yang bertujuan ingin melestarikan budaya Suku Batak
Toba yang juga berguna untuk menarik wisatawan ke desa tersebut.
1 Lembar
1 Folder
Bagian Pemerintah Daerah 2/NT
Tunggal Panalun dianggap sebagai tongkat sakti karena roh – roh yang bersemayam
didalamnya. Saat Guru Hatia Bulan meninggal, tongkat ini dipegang oleh Datu – datu dan
hanya dimiliki oleh mereka. Tongkat yang dipercaya sebagai tempat tinggal para leluhur
dikatakan dan tongkat tersebut menjadi tongkat sakti yang diyakini memiliki kekuatan gaib
untuk dapat memanggil hujan, menahan hujan, menolak bala, menyembuhkan penyakit,
mengusir wabah, memberi berkah, membantu dalam peperangan serta melindungi rumah dan
desa dari musuh. Dahulu juga Tungkot Tunggal Panaluan digunakan saat menangkap
pencuri dan saat diadakannya persidangan.
1 Lembar
A. FORMULIR PENILAIAN ARSIP BERDASARKAN NILAI GUNA
PRIMER DAN SEKUNDER
Rekomendasi
No Jenis Arsip Tahun
Musnah Inaktif Statis
1 2 3 4 5 6
Foto Tungkot
Tunggal
1 Panaluan ( TB 2006 - - √
SILALAHI
CENTER )
Foto Replika
Tungkot Tunggal
Panaluan
2 Terdapat Di 2010 - - √
Museum Batak
Tomok
Foto Tungkot
Tunggal
3 Panaluan Di 2012 - - √
Pakai Saat Acara
Tor - Tor
4 Foto Tungkot
Tunggal 2010 - - √
Panaluan Di
Pakai Pada Saat
Acara Ritual dan
Persidangan
BERITA ACARA
SERAH TERIMA ARSIP
STATIS
Nomor : VII/ANRI/04/2022
Pada hari ini, Sabtu 16 April 2022 bertempat di Medan yang bertanda tangan di bawah ini:
a. Nama : Amelia Kusuma NIP
: 120322724365810
Jabatan : Kepala Lembaga Pencipta Arsip
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Amelia Kusuma yang beralamat di Jl.
Perkutut Raya Kabupaten Deli Serdang yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
b. Nama : Dr. H. Ramadhan
NIP : 193467980353127
Jabatan : Lembaga Kepala Kearsipan
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia/Arsip Daerah Provinsi/ Arsip Daerah Kabupaten/Kota beralamat di Jl.
Kemenangan yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Menyatakan telah menangadakan serah terima arsip sratis tentang Budaya Tungkot Tunggal
Panaluan di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir seperti yang tercantum
dalam Daftar Arsip Statis terlampir di Arsip Nasional Republik Indonesia/Arsip Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
KESIMPULAN
1. Cerita rakyat Tungkot Tunggal Panaluan diawali dari kisah cinta terlarang dari
dua orang saudara kembar berlainan jenis yaitu Si Aji Donda Hatahutan dan Si
(hau tada-tada) dan tidak dapat terbebaskan. Ada lima orang datu yang berusaha
membebaskan mereka namun gagal dan justru ikut ditelan oleh pohon tersebut.
Sampai akhirnya, seorang datu terakhir berhasil memotong pohon tersebut dan
hewan yang ikut ditelan pohon tersebut. Tongkat tersebut menjadi tongkat sakti
yang disebut Tungkot Tunggal Panaluan. Sejak saat itu Tungkot Tunggal
dengan ilmu mistis/gaib oleh datu bolon. Setiap raja yaitu pemimpin marga
Batak Toba, datu, bahkan beberapa suku lainpun memiliki Tungkot Tunggal
Panaluan yang memiliki kesaktian. Suku Batak Toba selalu mengadakan ritual
dan tortor Tungkot Tunggal Panaluan untuk menghormati leluhur dan meminta
mistis/gaib sudah tidak dikeluarkan lagi lantaran suku Batak Toba telah
kekuatan tersebut. Namun, para pengrajin seni rupa di desa Tomok tetap
dipakai dalam kebutuhan melestarikan budaya Batak Toba dan dijadikan salah
4. Di desa Tomok, setiap tahunnya diadakan upacara adat horja bius. Dalam
upacara ini diadakan acara ritual dan tortor Tungkot Tunggal Panaluan. Ritual
yang diadakan adalah meminta ijin kepada leluhur yang bertujuan ingin
melestarikan budaya suku Batak Toba. Acara ini dilakukan untuk mengenang
ritual yang dilakukan nenek moyang mereka dan disamping itu mereka hendak
melestarikan budaya yang mereka miliki yang juga berguna untuk menarik
menyerupai kegiatan yang dilakukan oleh nenek moyang suku Batak Toba.
itu terdapat pada nilai budaya berdasarkan kategori hubungan manusia, yaitu
(1) Nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan (a) nilai religius, (2) Nilai
budaya hubungan manusia dengan masyarakat (a) nilai peduli sosial (b) nilai
pelestarian dan kreativitas budaya yaitu seni rupa, seni tari, seni musik dan seni
untuk ekonomi (c) nilai peduli sesama (d) nilai gotong royong, (3) Nilai budaya
SARAN
Samosir: kajian antropologi sastra, maka peneliti mengajukan saran seperti berikut:
7. Peneliti berharap supaya suku Batak Toba khususnya di desa Tomok bersatu
Artha, Arwan Tuti dan Heddy shri Ahimsa-Putra. 2004. Jejak Masa Lalu,
Sejuta Warisan Budaya. Yogyakarta: Kunci Ilmu.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.