Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
NPM : 10080004094
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Tia Muthia Umar, S.Sos., M.Si. Rita Gani, S.Sos., M.Si.
Mengetahui,
Artinya :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Q.S. Ibrahim : 7)
HALAMAN PERSEMBAHAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, terutama bimbingan yang
diberikan oleh para pembimbing dan staf pengajar pada Fakultas Ilmu
Komunikasi, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan
ii
2. Ibu Nurhastuti, Dra, M.si., selaku Ketua Bidang Kajian Manajemen
3. Ibu Hj. Tia Muthia Umar, S.Sos., M.Si., selaku pembimbing I. Beliau
5. Ibu Ratri Rizki, selaku dosen wali yang telah bersedia mendampingi
Islam Bandung.
mendoakan penulis. Segala jerih payah, doa dan pengorbanan yang Beliau
berikan, tak akan mampu penulis balas, semoga Allah SWT yang akan
iii
8. Adikku Suhaila Lubis, yang selalu menghargai dan menyayangiku sebagai
nantinya.
13. Kak sari atas ide judul yang diberikan. Terima kasih ya Kak untuk semua
dukungannya.
14. Kak fika dan bang Nikman yang selama ini telah membantu dalam
16. Teman-teman di Ciheulang Baru II, Bibie, Erwin, Bayan, Aat, Hansen,
Dade, Enzy, Kajim, Uden, Roman, Dindin, Diky, Beben, Iwan, Dany,
iv
Barus, Ardi dan Novan (X-Supersonik). Terima kasih atas dukungan dan
persahabatannya.
18. Teman-teman, kerabat, handai taulan yang tidak sempat penulis sebutkan
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN………………………………….….... 1
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................... 20
2.1.1.1 komunikator......................................... 22
2.1.1.2 Pesan.................................................... 23
2.1.1.3 Komunikan........................................... 23
2.3.1 Budaya................................................................ 29
2.3 2 Tradisi................................................................. 29
2.4.2 Simbol................................................................. 34
PENELITIAN.............................................................................. 36
vii
3.4 Etnografi........................................................................ 44
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................. 54
4.3.2 Topik..................................................................... 59
4.3.4 Setting................................................................... 60
4.3.5 Partisipan.............................................................. 61
viii
4.4.1.2 Ramuan Penabur…………………………. 67
4.4.1.4 Pedupaan…………………………………. 68
4.4.1.5 Balai………………………………………. 69
BAB V PENUTUP............................................................................ 71
5.1 Kesimpulan...................................................................... 71
5.2 Saran................................................................................. 75
LAMPIRAN..................................................................................... 77
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
2. Naskah Wawancara………………………………………………………… 85
x
BAB I
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini banyak kalangan yang merasa khawatir akan nasib budaya
tradisional kita sebagai akibat perkembangan zaman yang semakin maju serta
kebudayaan kita sendiri sebagai warga negara Indonesia. Pesatnya teknologi dan
dalamnya media massa yang merupakan sebuah bentuk alat yang digunakan
menggunakan alat-alat mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi
kepada hasrat dan kehendak bangsa Indonesia yang bersifat khas dengan latar
belakang kebudayaan yang ada mau tidak mau juga harus mengacu pada kriteria
1
2
Kebudayaan meliputi, pertukaran persepsi tentang diri sendiri dan orang lain yang
terhadap sesuatu objek apakah itu ruang, waktu, lingkungan, orang atau relasi
yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Bila batasan ini dikaitkan dengan
keberadaan kebudayaan yang ada di Indonesia yang begitu beragam, maka kita
tersebut. Keragaman tersebut tidak saja terdapat secara internal, tetapi juga karena
kebudayaan tertentu. Dalam kaitan ini kita pun dapat mengamati dinamika sosial
secara verbal maupun non verbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam
inilah yang membedakan manusia atau komunitas yang satu dengan yang lainnya.
Kebudayaan melayu yang dibahas pada penelitian ini tidak terlepas dari unsur-
unsur yang didefinisikan di atas. Secara rinci, hal itu menyangkut unsur-unsur
“bahasa”, ada pengertian “Ras”, ada pengertian etnis “sukubangsa”, dan ada pula
“Islam”. (www.melayuonline.com).
Berdasarkan fenomena ini, mau tidak mau haruslah kita telusuri kembali
sejauh mungkin apa yang dicatat oleh sejarah, adat resam dan rujukan-rujukan
lain. Tidak dapat disangkal bahwa orang Melayu mendiami wilayah : Thailand
Temiang (Aceh Timur), pesisir Timur Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan pesisir
Palembang. Dilihat dari berbagai prespektif baik sejarah, budaya, bahasa, dan
sastra serta perilaku masyarakat maupun pandangan para cendikia jati diri
(www.melayuonline.com).
4
sebagai salah satu rumpun bangsa yang besar di Sumatera Utara (Sumut) masih
relatif sedikit.
dan pertanian. Namun, kejayaan itu seolah tanpa bekas karena sekarang sangat
yang biasa dilakukan sebagai ciri dari suku Melayu itu sendiri yaitu di antaranya
“Tepung Tawar”. Tepung tawar adalah salah satu kebiasaaan adat yang paling
dalam segala upacara baik pada perkawinan, khitan, “upah-upah” (orang yang
selamat dari mara bahaya atau perjalanan), jika orang mendapat suatu rezeki, dan
sebagai obat dan lain-lain. Dengan kata lain Tepung tawar dalam masyarakat
melayu mempunyai makna yang sangat luas. Karena tepung tawar dilakukan
bukan hanya dikala senang tetapi dikala susah juga dilakukan tepung tawar,
sehingga makna tepung tawar yang sesungguhnya adalah rasa terima kasih dan
Upacara tepung tawar merupakan sebuah upacara atau prosesi yang sarat
dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, demi kesempurnaan diri bagi orang
hasil alam yang telah diramu sedemikian rupa, tetap saja memiliki arti dan
tradisi tepung tawar dilakukan, agar tradisi ini dapat tetap dipertahankan sebagai
budaya bangsa.
Namun saat ini tradisi tepung tawar tidak banyak dimengerti oleh orang-
orang suku Melayu Serdang yang berada di luar kota, sehingga tradisi tersebut
lambat laun mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat suku Melayu Serdang.
Padahal tradisi tersebut mempunyai pesan dan manfaat yang berarti bagi
pelakunya.
Dengan adanya kebudayaan atau tradisi tepung tawar pada suku Melayu
dalam suatu komunitas tertentu, dalam hal ini suku Melayu Serdang di Medan.
Pola-pola komunikasi dalam trasisi “tepung tawar” akan dianalisa sesuai dengan
unit-unit analisis yang dekemukakan oleh Dell Hymes (1972), antara lain situasi
sebagai berikut :
Serdang Di Medan”
sebagai berikut :
Alasan yang mendorong penulis untuk meneliti masalah ini adalah sebagai
berikut :
di Medan belum banyak dikenal oleh orang, meskipun tradisi ini sudah
Untuk lebih menjaga dan untuk menghindari salah pengertian, juga untuk
Medan.
2008.
8
1. Tradisi adalah kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih
yang telah ada merupakan hal yang paling baik dan benar.
2. Tepung tawar adalah salah satu kebiasaaan adat yang paling utama di
yang selamat dari mara bahaya atau perjalanan), jika orang mendapat
(www.wikipedia.com, 2007)
penulis jadikan dasar atau titik tolak dalam melakukan penelitian ini.
untuk ditulis dan diucapkan atau simbol bukan kata-kata verbal (nonverbal) untuk
diperagakan.
sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam
semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang
dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok (Mulyana dan
Kebudayaan itu ibarat lensa untuk meneropong sesuatu maka Anda akan
memilih satu fokus tertentu, dari fokus itulah Anda akan membidik objek dengan
Pandangan itu berisi apa yang mendasari kehidupan mereka, yang tepat terhadap
sesuatu, gambaran suatu perilaku yang harus diterima oleh sesama atau yang
Tradisi merupakan suatu aspek budaya yang sangat penting yang dapat
pakaian, apa yang berharga, apa yang harus dihindari atau diabaikan (Philip R.
yang memiliki pengaruh kuat atas sistem moral mereka untuk menilai apa yang
benar atau salah, baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan.
suatu rasa memiliki dan keunikan. Namun terlepas dari apakah orang berbicara
tentang suatu budaya suku atau budaya bangsa, subkultur militer atau subkultur
agama, tradisi-tradisi harus ditelaah kembali secara teratur untuk melihat relevansi
tradisi harus direvisi dan disesuaikan dengan kondisi yang berubah pada zaman
mula dikembangkan oleh Dell Hymes pada tahun 1962. Etnografi komunikasi
yang dimaksud adalah mengkaji peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu
11
menurut Hymes, mengkaji situasi dan penggunaan pola fungsi ”bicara” sebagai
salah satu kegiatan ...... misalnya, mengkaji tindak tutur yang rutin, khusus, ritual,
unit-unit analis yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1972), yaitu situasi
Situasi komunikatif adalah setting umum, seperti pesta. Situasi bisa tetap
sama walaupun lokasinya berubah, seperti dalam kereta, bus, atau mobil, atau
bisa berubah dalam lokasi yang sama apabila aktifitas-aktifitas yang berbeda
dalam partisipan utama dan setting, batasan antara peristiwa sering ditandai
dan bisa bersifat verbal atau nonverbal. Misalnya, permohonan tidak saja
mengambil bentuk verbal tetapi juga bisa dinyatakan dengan memicingkan alis
simbolik yang berguna untuk menerjemahkan arti dari simbol yang disampaikan
suatu aktifitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau
simbolik adalah sifat interaksi yang merupakan kegiatan sosial dinamis manusia.
manusia pada tradisi tepung tawar, dapat terlihat dari cara-cara yang dilakukan
oleh setiap orang yang akan menepung tawari, dimana mereka memberikan salam
dengan mengangkat kedua tangannya kepada orang yang akan ditepung tawari,
Apabila orang yang ditepung tawari lebih tua usianya atau berpangkat. Sementara
apabila orang yang ditepung tawari lebih muda usianya, maka yang ditepung
tawari mengangkat tangannya kepada orang yang menepung tawari sebagai tanda
penghormatan.
sesamanya. Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis
pernyataan dan diberi arti oleh penerima, karena itu memberi arti terhadap simbol
yang dipakai dalam berkomunikasi bukanlah hal yang mudah, melainkan suatu
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1994: 6), misalnya, menyatakan, “komunikasi
adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih”. Juga Judy C.
Person dan Pul E. Nelson (1979 : 3), ”komunikasi adalah proses memahami dan
bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa. Terdapat banyak komponen dalam makna
yang dibangkitkan suatu kata atau kalimat (Brown dalam Mulyana, 2001 : 256)
sesuatu dibalik fenomena yang sedikit belum diketahui. Metode ini dapat juga
diketahui.
komunikatif, baik makna yang bersifat verbal ataupun makna nonverbal. Tindak
norma-norma sosial.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Kepustakaan
buku dan bacaan lain yang ada relevensinya dengan masalah yang
diteliti.
16
4. Dokumentasi
x Dewi Uzaiyana Harid, S.Sos. (32 tahun), tokoh muda suku Melayu
Serdang di Medan.
x Nikman Hanifa Djauhari (29 tahun) dan Wardaniah (26 tahun), pelaku
Pada tahap ini yang perlu ditentukan adalah (1) jenis, atau format
3. Pengumpulan data
atau disimpulkan.
gambaran secara ringkas dan jelas mengenai isi dari setiap bab. Organisasi
BAB I PENDAHULUAN
tawar.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian secara keseluruhan dalam
TINJAUAN PUSTAKA
telah ada sejak manusia lahir, dan akan terus ada sepanjang manusia hidup. Kata
komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin
dapat untuk tidak berkomunikasi, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa
hidup sendiri dan selalu bergantung kepada orang lain, maka dalam hal ini
menunjukan bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dua
pihak yang terlibat yang bertujuan untuk mengubah perilaku pihak yang satu
20
21
unsur yang paling penting yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan
yang lainnya. Ketiga unsur tersebut yaitu komunikator, pesan, dan komunikan.
pesan) dengan tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku komunikan (yang
menerima pesan) dengan pesan-pesan yang disampaikan. Oleh karena itu agar
tujuan dari kegiatan komunikasi dapat tercapai sesuai dengan harapan kedua
pihak, maka kedua pihak tersebut hendaknya mampu menciptakan kondisi yang
sebagai transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber
ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat
Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Dengan melihat definisi dari beberapa ahli, dapat dilihat adanya fungsi dan
manfaat yang sama dalam pengertian komunikasi. Kesamaan yang dapat diambil
dari definisi para ahli di atas adalah komunikasi merupakan sebuah informasi
menurut Effendy adalah, ”Proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu
22
adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat
menjadi tiga, yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Namun ada beberapa
pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur komunikasi lebih dari tiga hal
sebagaimana disebut diatas. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan tiga
2.1.1.1 Komunikator
komunikator. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau
dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut
ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh
penerima pesan.
2.1.1.2 Pesan
kepada penerima. Pesan bisa juga seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber tadi.(mulyana,
2002 : 63)
(symbol) sebagai media atau saluran. (Effendy, 2000 : 33). Pada umumnya
lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak anggota
2.1.1.3 komunikan
pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menterjemahkan atau menafsirkan
seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang dia terima menjadi gagasan yang
mula dikembangkan oleh Dell Hymes pada tahun 1962. Etnografi komunikasi
yang dimaksud adalah mengkaji peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu
mengkaji situasi dan penggunaan pola fungsi ”bicara” sebagai salah satu kegiatan
... misalnya, mengkaji tindak tutur yang rutin, khusus, ritual, dan sebagainya.
yang bisa diketahui. Unit-unit analisis yang dikemukakan oleh Dell Hymes
dalam kereta, bus, atau mobil, atau bisa berubah dalam lokasi yang sama
disana.
topik umum yang sama, dan melibatkan partisipan yang sama, yang secara
hening.
percakapan).
c. Tujuan atau fungsi, peristiwa secara umum dan dalam bentuk tujuan
d. Setting, termasuk lokasi, waktu, musim, dan aspek fisik situasi itu
f. Bentuk Pesan, termasuk saluran vokal dan nonvokal, dan hakekat kode
mana).
dikomunikasikan.
harus dipahami secara harfiah, apa yang perlu diabaikan, dan lain-lain.
dan bisa bersifat verbal atau nonverbal. Urutan tindak komunikatif bisa
27
pengetahuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil tingkah laku, yang
Sementara itu ahli dari Indonesia juga ikut menyumbang pendapatnya tentang
adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh
tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat.
peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang
dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi. Dengan
oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar (Gudykunst dan Kim,
28
1992). Bahkan lebih tegas lagi Edward T. Hall mengatakan bahwa kebudayaan
banyak ahli yang berasal dari berbagai disiplin. Adler (1997 : 15) mengajukan
sintetis bahwa meskipun ada banyak definisi, namun kebudayaan itu sebenarnya
segala sesuatu yang dimiliki bersama oleh seluruh atau sebagian anggota
kelompok sosial. Segala sesuatu yang coba dialihkan oleh anggota tertua dari
sebuah kelompok kepada anggota yang muda. Segala sesuatu (dalam kasus ini
sosial dan unsur-unsur material dari sebuah ras, agama, atau kelompok
sosial.
Kebudayaan itu meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama
pandangan hidup-apa pun bentuknya-baik itu mitos maupun sistem nilai dalam
sebagai sistem gaya hidup dan ia merupakan faktor utama (common dominator)
2.3.1 Budaya
Budaya merupakan cara berpikir dan cara berperilaku yang menjadi ciri
khas suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Dan budaya itu meliputi bahasa, ilmu
pengetahuan, kepercayaan atau agama, hukum adat dan berbagai larangan yang
ada. Jadi pada intinya budaya sebagai gaya hidup atau kebiasaan masyarakat
Dari segi Etimologi, kata ”budaya” berasal dari kata sasekerta buddayah,
yaitu berbentuk jamak dari buddhi yang berarti ”budi” atau ”akal”. Dengan
demikian budaya dapat diartikan, hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Intinya
budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Adapun kata
culture, yang merupakan kata asing yang sama artinya dengan budaya, berasal
dari kata latin colere yang berarti ”mengolah, mengerjakan” terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai ”segala daya
30
upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan merubah alam”.
2.3.2 Tradisi
Tradisi merupakan suatu aspek budaya yang sangat penting yang dapat
pakaian, apa yang berharga, apa yang harus dihindari atau diabaikan (Philip R.
Harris & Robert T. Moran dalam Mulyana & Rakhmat, 1996:69). Maka
hidup. Kedua kebudayaan non material (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang
tidak dapat diraba dan dilihat, misalnya : religi, bahasa, ilmu pengetahuan.
yang memiliki pengaruh kuat atas sistem moral mereka untuk menilai apa yang
benar atau salah, baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan.
suatu rasa memiliki dan keunikan. Namun terlepas dari apakah orang berbicara
tentang suatu budaya suku atau budaya bangsa, subkultur militer atau subkultur
agama, tradisi-tradisi harus ditelaah kembali secara teratur untuk melihat relevansi
31
tradisi harus direvisi dan disesuaikan dengan kondisi yang berubah pada zaman
Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi
ilmu pengetahuan, bahasa, adat istiadat dan nilai-nilai budaya masyarakat tertentu.
Manusia menggunakan bahasa, baik lisan (lambang vocal) maupun tertulis untuk
komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan, dan perilaku-
perilaku nonverbal kita, semua itu terutama merupakan respon terhadap dan
fungsi budaya kita. Komunikasi itu terikat oleh budaya, sebagaimana budaya
berbeda antara satu dengan yang lainnya, maka praktik dan perilaku komunikasi
pula.
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
verbal dan proses non verbal. Unsur-unsur sosio-budaya ini merupakan bagian-
Dalam masyarakat jika terjadi interaksi sosial, maka akan terlihat identitas
sosial, pribadi, kelompok yang terwakili bila terjadi komunikasi baik secara
sosiologi, ide ini terlebih dahulu telah dikemukakan George Herbert Mead yang
kemudian dimodifikasi Blumer guna mencapai tujuan tertentu. Teori ini memiliki
ide yang baik, tetapi tidak terlalu dalam dan spesifik sebagaimana diajukan Mead.
manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. (Mead
mencoba mengerti makna atau maksud dari suatu aksi yang dilakukan antara yang
satu dengan yang lain. Dalam berinteraksi orang belajar untuk memahami simbol-
Sebagaimana halnya terdapat pada prosesi tradisi tepung tawar ini terdapat
dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana benda ataupun ramuan
yang digunakan pada tradisi tersebut disampaikan pada orang yang ditepung
tawari secara bergantian oleh keluarga dan juga orang-orang terdekat dengan
orang yang ditepung tawari. Seperti : teman, kerabat, tetangga, dan lain-lain.
orang yang ditepung tawari, walaupun inti dari tepung tawar itu sendiri adalah
penyampaian doa dan rasa syukur dari orang yang menepung tawari kepada orang
Mengacu pada pendapat Charon (dalam Ritzer & Goodman, 2004 : 292),
maka simbol adalah objek sosial yang diapakai untuk mempresentasikan atau
lainnya.
berinteraksi.
tindakannya.
2.4.2 Simbol
dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (verbal) maupun melalui
oleh penerima, karena itu memberi arti terhadap simbol yang dipakai dalam
berkomunikasi bukanlah hal yang mudah, melainkan suatu persoalan yang cukup
rumit.
pada saat pesan di decode oleh penerima. Sebuah pesan yang disampaikan dengan
simbol yang sama, bisa saja berbeda arti bilamana individu yang menerima pesan
BAB III
OBJEK PENELITIAN
Sasaran penelitian adalah tradisi tepung tawar pada suku Melayu Serdang
tradisi yang dilakukan pada saat seperti perkawinan, khitanan, naik haji dan lain-
lain. Yang pada intinya tradisi tepung tawar adalah sebuah tradisi yang dilakukan
sebagai unkapan rasa syukur atas Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga tradisi ini
Utara.
sesuatu dibalik fenomena yang sedikit belum diketahui. Metode ini dapat juga
diketahui.
alamiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.
Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu
sekelompok orang.
x Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui
penelitian kuantitatif.
mendalam.
prosesnya.
1. Latar Alamiah
pernikahan, khitanan, naik haji, aqiqah, dll, langsung pada prosesi tesebut
tawar tersebut.
Dalam penelitian kualitatif, penulis sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, juka
Dalam hal ini peneliti pada situs penelitian dan mengikuti secara aktif
tepung tawar. Peneliti disini berusaha untuk berempati dengan para pelaku
sebagainya.
3. MetodeKualitatif
responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan
yang dihadapi.
simbol doa yang diberikan kepada orang yang ditepung tawari. Penepung
pelaminan. Tradisi tepung tawar dilakukan oleh keluarga dan juga para
handai taulan yang kenal ataupun memiliki hubungan dengan orang yang
akan ditepung tawari. Wawancara juga dilakukan pada dua orang pelaku
tepung tawar dan juga empat orang yang menepung tawari. Peneliti
41
4. Deskriptif
hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti
akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Dengan kata lain,
Karena peneliti turun langsung kelapangan pada saat prosesi tepung tawar
tawar tersebut berjalan dengan suasana yang hikmat dan penuh dengan
rasa suka cita. Doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
ditujukan penuh kepada orang yang ditepung tawari demi kesejah teraan
hidupnya.
42
atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Hal
fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan
akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti
1. Sumber data berada dalam situasi yang wajar (natural setting), tidak
eksperimen.
dan dokumentasi.
12. Menggunakan audit trail yaitu memeriksa data mentah, analisis dan
14. Analisis data yang dilakukan sejak awal sampai penelitian berakhir.
3.4 Etnografi
yang dilakukan secara sistematik mengenai cara hidup serta berbagai aktivitas
sosial dan berbagai benda kebudayaan dari suatu masyarakat. Berbagai peristiwa
dan kejadian unik dari komunitas budaya akan menarik perhatian peneliti
etnografi.
pandangan hidup subjek danobjek studi. Studi ini terkait bagaimana subjek
berpikir, hidup, dan berperilaku. Tentusaja perlu dipilih peristiwa yang unik yang
seperti tradisi tepung tawar yang dapat dikatakan unik. Yang diamati dalam tradisi
45
tepung tawar ini adalah bagaimana tatacara dan makna dari ramuan-ramuan yang
digunakan dalam tradisi tersebut, yang merupakan simbol dari doa-doa yang
ditujukan kepada Allah SWT sebgai wujud rasa syukur atas rahmat dan hidayah
yang telah diberikan. Peneliti mencoba untuk meelaah bagaimana tradisi ini
sendiri atau pengamatan langsung. Dan mengandalkan informasi dari orang laun
atau narasumber merupakan hal yang wajib dilakukan oleh peneliti etnografi.
pengamatan sendiri.
menggunakan bahasa.
perbedaan di antara pola-pola dalam masyarakat pada masa ini juga dipelajari
46
dalam etnografi. Dengan adanya penelitian etnografi maka akan terlihat jelas
Menurut berita yang ditulis di dalam Kronik Dinasti T’ang di Cina, sudah
ada tertulis nama kerajaan di Sumatera “MO-LO-YUE”, ditulis dalam aksara dan
logat Cina. Penulisannya pada tahun 644 dan 645 Masehi. Hal ini sesuai dengan
belajar bahasa Sansekerta selama 6 bulan. Selama 6 bulan pula sebelum berangkat
She-li-fo-she.
Di abad ke 18-M orang barat, terutama belanda dan Inggris yang mulai
Malaya karena warna kulit dan profil tubuhnya hamper sama serta bisa mengerti
Bahasa Melayu selaku Lingua Franca, menyebut bangsa pribumi ini dengan nama
“BANGSA MELAYU”.
dikemukakan oleh pengusaha colonial Belanda dan Inggris serta para sarjana
sehari-hari dan beradat-istiadat Melayu. Adapun Adat Melayu itu “Adat bersendi
47
syarak, syarak bersendi kitabullah”. Jadi orang Melayu itu adalah etnis secara
cultural (budaya), dan bukan harus secara genealogis (persamaan darah turunan).
tidak dapat menjelaskan dengan rinci hubungan antara keduanya. Namun yang
pasti bahasa Melayu kuno berasal dari kebudayaan Buddha dan Melayu klasik dan
berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad XIV, bahasa Melayu
klasik terlihat lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap di mana
Pada dasarnya, kata “Islam” dan “Melayu” tentu saja merujuk pada dua
makna yang berbeda: yang pertama, merujuk pada sebuah tatanan dengan
sekumpulan nilai yang diyakini oleh pemeluknya sebagai way of life. Sementara
Melayu adalah mereka yang menjadi bagian dari komunitas di wilayah dimaksud.
Dalam perkembangannya, Islam dan Melayu menjadi dua kata yang sering
Islam. Bagi komunitas Melayu, hal ini terefleksikan dalam satu slogan: “masuk
Islam berarti menjadi Melayu”, atau dengan ungkapan lain: “menjadi Melayu
tentang politik, seperti konsep kekuasaan, penguasa atau raja, hubungan penguasa
dengan rakyat, serta hal-hal lain yang berada dalam ranah politik.
Kultur Melayu (“Melayu” bukan kata benda, tapi kata sifat) pada dasarnya
Perhatian yang muncul kembali terhadap kultur Dunia Melayu, tidak harus
politik negara-bangsa yang ada. Fenomena tersebut pertama harus dilihat sebagai
tentang berbagai realitas, yang telah memecah belah kultur Dunia Melayu. Ia
merupakan suatu perbaikan dari diskursus kolonial tentang Dunia Melayu. Ia juga
menyembunyikan- ciri-ciri kultural yang hilang, yang pada masa lalu telah
menciptakan “Melayu” sebagai sebuah dunia kultural, politik, dan ekonomi yang
dinamis. Walaupun masa lalu boleh jadi telah memberikan suatu yang dapat
pikirannya yang paling kreatif. Yaitu masa-masa tatkala mereka secara geografis
sejarah kebudayaan Melayu. Abad ke-17 adalah salah satu dari periode tersebut.
yang mapan menjadi makin peduli dengan upaya memelihara struktur dan
orientasi budaya yang ada, yang mereka kira terbukti “benar” di masa lalu. Pada
pertanyaan itu diangkat, legitimasi politik dan landasan budaya, bahkan moral,
otoritas-otoritas yang mapan –apakah itu berbasiskan agama atau adat, atau yang
paling sering berbasiskan keduanya- kekuasaan yang terlarang bisa berada dalam
bahaya. Itulah masa-masa ketika orientasi budaya klasik dianggap sebagai satu-
satunya sikap yang benar. Baik dipertahankan atas nama kesucian agama atau
adat, sikap budaya hegemonik, alih-alih eksplorasi ide-ide, telah menjadi sebutan
dapat lagi dikandung oleh otoritas-otoritas yang mapan. Itulah, sebagai contoh,
sastra baru memperkenalkan concern baru dan gaya serta genre baru, dan gerakan
kecenderungan tersebut masih terus berlanjut, secara praktis, pada semua lapisan
sebagai tiga tema kultural terpenting yang telah meletakkan dasar bagi
kebudayaan Melayu.
kultural mereka, sebagai konsekuensi logis dari proses konversi, tetapi juga
yang melakukan pengembaraan. (Hal itu mungkin dimulai setidaknya sejak abad
ke-13, seperti dilaporkan oleh Ibn Batutah, atau bahkan lebih awal lagi bila kita
Juga melalui teks-teks –keagamaan atau bukan- baik yang terdapat dalam
peristiwa-peristiwa masa lalu yang dikonstruksi kembali yang bisa dibenarkan dan
dengan kisah-kisah sastra (baik yang berasal dari periode sebelum atau sesudah
semua cukup umum terdapat. Gagasan tentang “saling kaitan antar teks”
sebagai sebuah metode dalam kritik sastra, tetapi juga merupakan keniscayaan
budaya.
tentang asal-usul- dalam Dunia Melayu merupakan kisah para petualang yang
abad ke-15 atau mungkin lebih awal lagi (jika migrasi bangsa Melayu dari
hingga kini, Asia Tenggara merupakan sebuah dunia dengan tingkat pergerakan
52
yang sangat tinggi. Terkadang fenomena itu mungkin mereda, hanya untuk
permusuhan” dan “tuan-hamba” yang selalu berubah adalah dua dari ritme yang
paling dominan dalam sejarah politik hubungan antar negara di Asia Tenggara
yang relatif berperan telah tercipta. Konflik-konflik mungkin terjadi, dan nyatanya
kerap kali terjadi. Tetapi konflik-konflik itu tidak dipandang sebagai konflik antar
seseorang. Orang yang tidak tahu adat atau kurang mengerti adat dianggap sangat
memalukan dan dapat dikucilkan dari kelompok masyarakat. Ungkapan atau cap
kepada mereka yang "tak tabu adat" atau "tak beradat". Begitu pentingnya
sehingga timbul ungkapan lain, "Biar mati Anak, jangan mati Adat". Ungkapan
lainnya adalah: "Biar mati Istri, jangan mati Adat". Semua ungkapan ini
tinggi.
53
Tradisi tepung tawar bermula karena adanya kebiasaan dari umat Hindu
mengukapkan rasa syukur akan sesuatu yang mereka dapatkan dengan cara
melaksanakan upacara yang diberi nama tepung tawar ini. upacara ini
berbeda-beda sebagai wujud rasa terima kasih Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan adanya tradisi yang dibawa oleh pendatang Hindu tersebut menjadi
tradisi tersebut menjadi sebuah upacara yang wajib dilaksanakan baik dalam acara
pernikahan, khitan, naik haji, dll hingga saat ini. (wawancara dengan Tuanku
Tradisi tepung tawar merupakan sebuah upacara atau prosesi yang sarat
dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, demi kesempurnaan diri bagi orang
hasil alam yang telah diramu sedemikian rupa, tetap saja memiliki arti dan
PEMBAHASAN
Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan pada Bab 1, maka penulis
hanya akan mengkaji unit-unit komunikasi yang dikemukakan oleh Hymes yaitu
Proses tepung tawar tidak dilakukan secara langsung, tetapi ada beberapa
tahapan atau tata cara yang dilalui. Pada awalnya acara dibuka dengan kata
sambutan dari pihak keluarga yang akan ditepung tawari, orang-orang yang
dituakan dan terakhir perwakilan dari jiran tetangga. Kemudian acara dilanjutkan
SAW dengan cara bernyanyi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri
dari 7 - 9 orang. Biasa dilakukan oleh sekelompok laki-kaki atau juga terkadang
perempuan. Setelah marhaban selesai maka acara dilanjutkan pada upacara tepung
tawar.
Urutan pada prosesi tepung tawar, pertama sekali dilakukan oleh pihak
keluarga dari orang yang akan ditepung tawari, dimulai dari ayah dan ibu dari
orang yang akan ditepung tawari (apabila masih ada), kakak, adik, paman, bibi,
sepupu dan saudara terdekat yang berhubungan darah dengan orang yang akan
54
55
diepung tawari, kemudian dilanjutkan oleh teman, kerabat, dan terakhir jiran
gereja, pengadilan, suasana lengang, sekolah, dan lain sebagainya. Situasi yang
sama akan terjadi walaupun lokasinya berbeda atau bisa juga akan situasinya yang
berbeda walaupun lokasinya sama. Seperti misalnya, situasi di sudut jalan yang
sibuk pada siang hari akan berbeda pada malam hari. Situasi yang sama bisa
sama di dalam komunikasi yang terjadi, meskipun ada diversi dalam jenis yang
terjadi.
Situasi tutur tidaklah murni komunikatif, situasi ini bisa terdiri dari
peristiwa komunikatif maupun peristiwa yang lain. Situasi bahasa
tidak sendirinya terpengaruh oleh kaidah-kaidah berbicara, tetapi
bisa diacu dengan menggunakan kaidah-kaidah berbicara itu
sebagai konteks.
(Ibrahim, 1994 : 267).
Situasi komunikatif pada tradisi tepung tawar pada suku Melayu Serdang
bisa sama atau juga berbeda dan prosesi dilakukan dirumah orang yang
melakukan tradisi tepung tawar. Karena pada setiap prosesi tepung tawar
berlangsung komunikasi antara orang yang akan ditepung tawari dengan orang
56
dengan orang-orang yang juga akan menepung tawari. Komunikasi hanya bersifat
ucapan selamat dan doa yang diharapkan demi kebaikan orang yang ditepung
tawari.
ukuran ruang sekaligus penataannya. Ukuran ruang atau penataan sesuatu ruangan
diperlukan agar suatu peristiwa dapat terjadi misalnya, sebuah tempat khusus
yang dijadikan komunitas suatu budaya melakukan suatu ritual budaya atau ritual
khusus. Tempat tersebut bisa juga sebagai tempat bercerita atau menjalankan
Prosesi tepung tawar dilakukan dirumah orang yang akan di tepung tawari,
baik pada acara perkawinan, khitanan, aqiqah, naik haji, dan lain-lain. Di dalam
rumah disediakan sebuah tempat khusus yang diperuntukkan pada orang yang
akan ditepung tawari. Biasanya untuk upacara pernikahan dan khitanan, tempat
kedua mempelai atau orang yang akan dikhitan. Untuk upacara aqiqah tempat
yang disediakan biasanya berupa ayunan berbentuk kapal lancang kuning atau
apapun yang bisa membuat anak yang akan diaqiqah merasa senang didalamnya.
Sedangkan untuk upacara selamatan akan naik haji ataupun selamatan atas
selamat dari mara bahaya dan bencana, tempat yang disediakan hanya bersifat
Pakaian yang dikenakan pada acara tardisi tepung tawar ini berbeda-beda,
tergantung dari acara yang dilaksanakan. Untuk acara perkawinan dan khitanan,
orang yang akan ditepung tawari biasanya menggunakan pakaian adat melayu
yang dominan berwarna kuning. Untuk acara aqiqah, anak yang akan ditepung
tawari hanya memakai baju bayi yang rapi akan tetapi terkadang juga bayi yang
akan ditepung tawari memakai baju muslim yang kecil, karena itu semua
tergantung kepada orang tua si bayi tersebut. Untuk acara syukuran naik haji,
orang yang akan ditepung tawari biasanya memakai baju muslim putih-putih
sebagai lambang kesucian. Inti dari pakaian yang harus digunakan pada tradisi
tepung tawar adalah rapi dan sopan dan sesuai dengan Syariat Islam.
deskriptif. Suatu peristiwa tertentu diartikan sebagai seluruh unit komponen yang
utuh. Dimulai dari tujuan umum komunikasi, topik umum yang sama, partisipan
yang sama, varietas bahasa yang umum yang sama, tone yang sama, kaidah-
kaidah yang sama untuk melakukan interaksi dalam setting yang sama. Hymes
mengemukakan bahwa,
komunikatif dan terdiri dari satu tindak atau lebih kegiatan atau ritual budaya.”
fungsi, atau tujuan, setting, partisipan termasuk usia, bentuk pesan seperti bahasa
yang digunakan, isi pesan dan urutan tindakan, serta kaidah interaksi dan norma
Tradisi tepung tawar bermula karena adanya kebiasaan dari umat Hindu
mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala sesuatu
yang mereka dapatkan dengan cara melaksanakan upacara yang diberi nama
tepung tawar ini. ”Tradisi ini dilakukan turun temurun sejak zaman nenek moyang
bangsa Melayu, tepatnya tidak diketahui karena tradisi ini berjalan begitu saja
Tepung tawar merupakan sebuah tradisi yang penting sebagai wujud rasa
syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan rezeki yang
diberikan kepada setiap umatnya. Walaupun zaman sudah berubah, masih banyak
ini, namun masih banyak juga masyarakat Melayu Serdang yang berada di luar
59
Sumatera seperti di Jawa, meniggalkan tradisi ini ataupun tidak mengerti tentang
terkadang hanya isyarat atau ungkapan nonverbal ikut didalamnya. Seperti pada
saat orang yang telah menepung tawari terkadang meberikan usapan kepala
kepada orang yang ditepung tawari (apabila yang ditepung tawari lebih muda),
4.3.2 Topik
Topik yang dibahas pada tahap awal dipembukaan acara yang dibacakan
oleh protokol dari orang yang akan ditepung tawari (biasanya protokol berasal
dari pihak keluarga) adalah maksud dan tujuan dari pelaksanaan tepung tawar
tuan dan puan serta handaitolan sekalian pada hajatan kami adalah untuk
menepung tawari (anak/ saudara/ orang tua) kami yang hendak melaksanakan
(perkawinan/ khitanan/ naik haji/ dll), sebagai rasa syukur kami sekeluarga
kepada Allah SWT” (maksud dan tujuan kami disini untuk mengundang bapak
dang ibu serta saudara-i sekalian pada syukuran kami adalah untuk menepung
tawar (anak/ saudara/ orang tua) kami yang akan melaksanakan (perkawinan/
khitanan/ naik haji/ dll), sebagai rasa syukur kami sekeluarga kepada Allah SWT).
Setelah tujuan utama selesai, barulah acara selanjutnya dimulai. Mulai dari
kata sambutan dari keluarga, orang-orang yang dituakan, hingga jiran tetangga,
60
masyarakat Melayu Serdang. Fungsi dari tradisi tepung tawar ini adalah untuk
bersyukur atas segala nikmat dan rezeki yang telah diberikan kepadanya.
Sehingga manusia tersebut tidak menjadi orang yang kufur pada Allah SWT.
Tujuan tradisi tepung tawar adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan
Yang maha Esa, terhadap rezeki dan rahmat hidayahnya yang telah diberikan
kepada umatnya.
4.3.4 Setting
pelaku budaya, berikut perlengkapan, dan ukuran ruang. Setting meliputi waktu,
lokasi, dan ruangan atau aspek fisik dari ruangan tersebut. Letak sebuah peristiwa
prosesi atau tradisi ini adalah pada pagi hari, pada saat mata hari mulai bersinar
atau sekitar pukul 08.00 WIB. Karena masyarakat suku Melayu Serdang percaya
61
apabila sesuatu yang dimulai dari awal matahari terbit akan membawa berkah dan
doa-doa yang akan diharapkan dapat dikabulkan Allah SWT. Kemudian hari-hari
pelaksanaan tersebut tidak terlepas dari ”hari baik” menurut kalender Islam.
perkawinan, khitanan, naik haji, dll. ”Hari baek sangat berpengaruh, karena kata
orang-orang tua dulu, hari baek tersebut dapat memncerminkan doa yang kita
4.3.5 Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam tradisi tepung tawar yang paling utama
adalah keluarga terdekat dari orang yang akan ditepung tawari seperti : ayah, ibu,
kakak, adik, dll. Serta tidak saja orang-orang suku Melayu Serdang yang berada di
Medan, melainkan juga orang-orang dari suku lain yang miliki hubungan keluarga
ataupun hubungan dekat dengan orang yang akan ditepung tawari, karena inti dari
tepung tawar itu sendiri adalah pemberian doa kepada orang yang ditepung tawari.
Pada tahap awal penepung tawaran haruslah dilakukan dari pihak keluarga
orang yang akan ditepung tawari. Terutama ayah, ibu, dan saudara sedarah dari
orang akan ditepung tawari, karena itu wajib hukumnya. Kemudian setelah tepung
tawar dilakukan oleh keluarga ini dari orang yang ditepung tawari, barulah
atau teman yang dituakan, kemudian diakhiri oleh perwakilan dari jiran tetangga
orang lain agar orang tersebut mengerti sehingga tujuan dapat tercapai. Bahasa
berasal dari mana, dari daerah mana melalui bahasa yang dipakai dan dialeknya.
Karena bahasa Melayu adalah bagian dari bahasa Indonesia atau cikal bakal dari
akan tetapi masih dapat dimengerti, maka hampir 90% masyarakat suku Melayu
sangat tergantung dari waktu, tempat, peristiwa yang sedang dialami oleh
keduanya. Isi pesan yang disampaikan oleh orang yang menepung tawari pada
orang yang ditepung tawari adalah berupa doa dan nasehat-nasehat singkat yang
ramuan tepung tawar yang telah disediakan. ”Isi pesan yang ada seperti layaknya
komunikasi yang terjadi didalam sebuah keluarga, karna tradisi tepung tawar
Mei 2008).
Terjadi proses umpan balik (feed back) dari prosesi tepung tawar dari
orang yang ditepung tawari, sesuai dengan kaidah ilmu komunikasi. Bentuk
komunikator.
semacam pundai atau singgasana. Di atas kedua pahanya diletakkan kain panjang
untuk menjaga kemungkinan tidak kotor atau basah oleh air tepung tawar. Setelah
itu diambil ikatan daun tepung tawar dan disapukan di telapak tangan. Setelah itu,
orang lebih tua atau berpangkat, maka yang menepungtawari yang mengangkat
tangan sebagai tanda penghormatan atau terima kasih. Jumlah orang yang
manusia adalah komunikasi. Pada saat kita berinteraksi dengan orang lain pasti
terpenuhi dan tujuanpun akan tercapai. Begitu juga dalam satu komunitas budaya,
Sebutan-sebutan dan cara penyebutan sama, seperti awak (saya), kenduri (persta),
baik sesama suku Melayu Serdang atau masyarakat diluar suku Melayu Serdang
dengan masyarakat sekitarnya, seperti saling berkunjung, terutama pada saat ada
keluarga dan jiran tetangga di sekitar rumah orang yang ditepung tawari. Pada
acara ini dimanfaatkan juga sebagai ajang silaturahmi baik dari keluarga maupun
dari tetangga, karena tidak banyak dari keluarga orang akan ditepung tawari
komunikatif. pada penelitian ini tradisi tepung tawar pada suku Melayu Serdang
Tepung tawar merupakan sebuah tradisi yang sakral dan merupakan suatu
Melayu Serdang, sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia
sederhana, tradisi tepung tawar harus tetap dilaksanakan sebagai syarat mutlak.
tradisi tepung tawar pada saat acara-acara tertentu seperti: perkawinan, khitanan,
naik haji, dll, maka ia dianggap tidak mensyukuri rahmat dan karunia yang
diberikan Allah SWT kepada dirinya, karena tepung tawar berisikan doa-doa yang
bentuk verbal tetapi juga bisa dinyatakan dengan memicingkan alis mata
karena tindak komunikatif mempunyai perbedaan makna yang sangat tipis dalam
Melayu Serdang.
Dalam prosesi tepung tawar, keluarga dari orang yang akan ditepung
ditujukan kepada orang yang akan ditepung tawari. Tanpa adanya ramuan-ramuan
tersebut, maka prosesi tepung tawar dianggap tidak sah dan tidak sempurna.
yang digunakan sebagai racikan yang dibutuhkan dalam upacara tersebut. Selain
sangat berarti bagi pelaksanaan upacara tersebut dan bagi orang yang di tepung
tawari. Tepung tawar adalah satu kebiasaan adat dan tidak pernah ditinggalkan
dalam upacara adat Melayu Serdang. Tepung tawar dilakukan pada adat
perkawinan, khitan, aqiqah (pemberian nama bagi anak yang baru lahir), upah-
upah atau jemput semangat bagi orang yang luput dari mara bahaya, mendapat
rezeki atau sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
merupakan suguhan yang paling utama. Tepak sirih berisi daun sirih, kacu,
gambir, pinang belah, kapur dan tembakau adalah suguhan utama baik dalam
menyambut tamu, makanan sehari-hari maupun dalam upacara adat. Makna yang
terkandung dalam Ramuan Sirih ini adalah rasa penghormatan pada seseorang
atau tamu yang datang pada sebuah acara adat, selain itu juga ramuan sirih
Melayu Serdang.
tempat terpisah seperti beras putih, beras kuning, bertih (padi yang telah
digoreng), bunga rampai dan tepung beras. Semua ini mempunyai makna yakni
beras putih berarti lambang kesuburan, beras kuning berarti suatu kemajuan yang
baik, bunga rampai bermakna keharuman nama dan tepung beras memiliki arti
68
kebersihan hati. Semua ini diharapkan dapat melekat pada diri orang yang
ditepungtawari.
segenggam beras putih dicampur jeruk purut (limau mungkur) diiris-iris. Juga satu
ikat bahan tepung tawar terdiri dari 7 macam bahan yakni : daun kalinjuhang
(lambang tenaga magis kekuatan gaib/ agar terhindar dari godaan syaitan), daun
pepulut atau pulutan ( lambang kekekalan sesuai sifat yang lengket / memiliki
sifat yang terpuji), daun ganada rusa (lambang perisai gangguan alam), daun
jejeruan (lambang kelanjutan hidup sebab sukar dicabut / panjang umur), daun
kesehatan / memberikan ketenangan hati dan jiwa), rumput sambau dan akarnya
4.4.1.4 Pedupaan
kemenyan atau setanggi dibakar yang bertujuan untuk wewangian saja. Dupa
menjadi lebih segar dan dupa yang digunakan pun memiliki aroma yang segar dan
4.4.1.5 Balai
Balai dinamakan juga pulut balai bagi masyarakat Melayu sangat penting.
Keberadaannya dalam setiap upacara adat termasuk tepung tawar, tidak bisa
ditinggalkan dan menjadi kehormatan dan kebanggan bagi yang menerima atau
memberi balai.
Balai dibuat dari kayu berkaki empat dan tingkatnya ada yang 3 atau 7 dan
setiap tingkat berisi pulut kuning yang berlambangkan kesuburan dan kemuliaan.
Pada tingkat paling atas dari balai biasanya diletakkan panggang ayam sebagai
lambang pengorbanan atau pun inti (kelapa parut yang dimasak dengan gula aren).
Setiap tingkat dari balai tersebut diletakkan telur yang dibungkus kertas minyak
yang sudah dihiasi dan bertangkai lidi, kemudian dipacakkan atau ditusukkan ke
pulut balai ini berlambang sebagai rezeki yang bergantung dan dapat diraih.
luas. Karena tepung tawar dilakukan bukan hanya di kala senang tetapi dikala
susah juga dilakukan tepung tawar, sehingga makna tepung tawar yang
sesungguhnya adalah rasa terima kasih dan syukur kepada Yang Maha Kuasa.
segala sesuatunya yang lakukan dalam tepung tawar dapat menjadi obat atau
70
“sitawar si dingin” dalam bahasa melayunya. Karena dari setiap ramuan yang
dipakai dalam upacara tepung tawar sudah mewakili dari makna-makna dan doa
yang diharapkan pada seseorang yang ditepungtawari. Selain itu pula masyarakat
Melayu berharap agar tradisi upacara tepung tawar ini dapat dipertahankan dan
ini dan mereka berharap agar tradisi upacara tepung tawar ini tidak terkikis oleh
merantau agar tetap melakukan tradisi ini sebagai penghargaannya terhadap suku
Melayu Serdang yang ia pegang, walaupun banyak lagi Suku Melayu yang
tersebar di Indonesia.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
suku bagsanya mempunyai adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan yang berbeda.
Adapt istiadat diwujudkan dalam tata cara atau tradisi perkawinan, khitanan,
Budaya merupakan cara berpikir dan cara berperilaku yang menjadi ciri
khas suatu bangsa atau masyarakat tertentu. Dan budaya meliputi bahasa, ilmu
pengetahuan, kepercayaan atau agama, hukum adat dan berbagai larangan yang
cara-cara berkomunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan, dan
budaya. Oleh karena itu budaya dan komunikasi saling berhubungan dan tidak
dapat dipisahkan.
yang diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan itu bisa
lainnya. Dan semua itu tidak berbeda jauh dengan arti budaya yang juga
belajar.
71
72
tepung tawar adalah sebuah upacara atau prosesi yang sarat dengan makna-
makna, karena pada setiap ramuan yang digunakan untuk melaksanakan upacara
tersebut memiliki arti dan berisikan doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, demi kesempurnaan diri bagi orang yang ditepungtawari pada
Dengan adanya tradisi tepung tawar tersebut, maka apabila dilihat dengan
tradisi tepung tawar akan dianalisa sesuai dengan unit-unit analisis yang
dikemukakan oleh Dell Hymes (1972), antara lain situasi komunikatif, peristiwa
1. Situasi Komunikatif
Situasi komunikatif pada tradisi tepung tawar pada suku Melayu Serdang
bisa sama atau juga berbeda dan prosesi dilakukan dirumah orang yang
melakukan tradisi tepung tawar. Karena pada setiap prosesi tepung tawar
berlangsung komunikasi antara orang yang akan ditepung tawari dengan orang
bersifat ucapan selamat dan doa yang diaharapkan demi kebaikan orang yang
ditepung tawari.
73
2. Peristiwa Komunikatif
topik, fungsi atau tujuan, setting, partisipan termasuk usia, bentuk pesan
seperti bahasa yang digunakan, isi pesan dan urutan tindak, serta kaidah
Tipe peristiwa Tradisi tepung tawar bermula karena adanya kebiasaan dari
umat Hindu yang dahulunya pernah datang ke tanah melayu untuk berdagang,
mereka mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala sesuatu yang mereka dapatkan dengan cara melaksanakan upacara yang
diberi nama tepung tawar ini. Topik yang dibahas pada tahap awal adalah
maksud dan tujuan dari pelaksanaan tepung tawar tersebut. Fungsi dari tradisi
ciptaan Allah SWT, agar dapat bersyukur atas segala nikmat dan rezeki yang
yang kufur pada Allah SWT. Tujuan tradisi tepung tawar adalah sebagai
bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, terhadap rezeki dan rahmat
waktu yang tepat digunakan untuk melaksanakan prosesi atau tradisi ini
adalah pada pagi hari, pada saat mata hari mulai bersinar atau sekitar pukul
08.00 WIB. Partisipan yang terlibat dalam tradisi tepung tawar yang paling
utama adalah keluarga terdekat dari orang yang akn ditepung tawari seperti :
ayah, ibu, kakak, adik, dll. Orang-orang suku Melayu Serdang serta orang-
74
orang dari suku lain yang miliki hubungan keluarga ataupun hubungan dekat
dengan orang yang akan ditepung tawari. Bentuk Pesan (bahasa yang
digunakan) dalam tradisi tepung tawar adalah bahasa Melayu, akan tetapi
karena cikal bakal dari bahasa Indonesia adalah bahsa melayu, maka bahasa
Melayu dapat mudah dipahami oleh semua orang di Indonesia. Isi pesan yang
disampaikan oleh orang yang menepung tawari pada orang yang ditepung
tawari adalah doa dan nasehat-nasehat singkat yang diberikan kepada orang
orang yang tersebut dimulai dari orang yang lebih tua dari orang yang akan
ditepung tawari, seperti ayah dan ibu dari orang tersebut menggunakan
ramuan-ramuan yang telah disediakan dan diikuti dengan keluarga yang lain.
Kaidah interaksi pada tradisi tepung tawar lebih banyak dilakukan dan
dalam tradisi tepung tawar adalah rasa syukur kepada Allah SWT haruslah
dilakukan oleh setiap masyarakat Suku Melayu Serdang atas rahmat dan
karunia yang telah diberikan ataupun keselamatan dari mara bahaya. Maka
dilakukanlah tepung tawar sebagai wujud rasa syukur tersebut agar kita tidak
3. Tindak Komunikatif
Tindak komunikatif dalam tradisi tepung tawar disini lebih pada ramuan-
ramuan yang digunakan dan doa yang diberikan dari orang yang menepung
Dalam prosesi tepung tawar, keluarga dari orang yang akan ditepung
yang ditujukan kepada orang yang akan ditepung tawari. Tanpa adanya
ramuan-ramuan tersebut, maka prosesi tepung tawar dianggap tidak sah dan
tidak sempurna.
5.2 Saran
suku Melayu Serdang di Medan, penulis ingin memberikan saran sebagai berikut :
kebudayaan dirasa sangat kurang dan referensi buku pun jarang didapat.
76
sudah berada didaerah lain dan diluar negeri sekalipun, agar tetap menjaga
kebudayaan nenek moyang suku melayu Serdang yang sudah ada sejak
menjelaskan tradisi tepung tawar ini kepada suku-suku lain yang ada di
Medan ataupun di daerah lain agar tradisi ini tidak dipandang sebelah mata
menghargai tradisi tepung tawar sebagai tradisi yang khas dari suku
Melayu Serdang.
LAMPIRAN
77
RAMUAN-RAMUAN TEPUNG TAWAR
78
79
Balai
Gambar 4: Foto diatas sama dengan pada gambar 3, akan tetapi hanya berbeda
bentuk balainya saja. Balai diatas ini berbentuk bunga telur.
PROSESI TEPUNG TAWAR
Pernikahan
80
81
Gambar 7: Prosesi tepung tawar yang dilakukan pada upacara aqiqah atau
penabalan nama seorang anak. Pada foto diatas penepung tawaran
dilakukan oleh Kakek dari anak yang akan diaqiqah.
Gambar 8: Foto tepung tawar pada upacara aqiqah seorang anak yang dilakukan
oleh Nenek dari anak yang akan diaqiqah.
82
Gambar 9: Foto diatas merupakan tempat yang digunakan buat anak yang akan
di aqiqah atau ditabalkan namanya, yaitu sebuah ayunan yang
dihias..sebelum anak tersebut ditepung tawari.
Gambar 10: Foto diatas sama dengan foto pada gambar 8, akan tetapi yang
berbeda hanyalah ayunan yang digunakan berbentuk kapal-kapalan
Lancang Kuning.
83
Pergi Haji
Gambar 11: Foto tepung tawar yang dilakukan pada upacara atau selamatan
sebelum pergi Haji.
MARHABAN
Gambar 12: Foto marhaban atau senandung puji-pujian pada Allah SWT dan
Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh Ibu-ibu kelompok
Majelis Ta’lim, sebelum prosesi tepung tawar dimulai.
Gambar 13: Foto marhaban atau senandung puji-pujian pada Allah SWT dan
Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh Bapak-bapak
kelompok Majelis Ta’lim, sebelum prosesi tepung tawar dimulai.
84
NASKAH WAWANCARA
Wawancara pertama
Narasumber : Tuanku Luckman Sinar Basharshah
Tanggal : Senin, 28 April 2008
Pukul : 13.15 WIB
85
86
10. Yang Bapak harapkan bagi generasi muda terhadap tradisi tepung
tawar ini Pak?
Yang saya harapkan, agar generasi muda-muda sekarang dapat terus
melaksanakan tradisi tepung tawar ini, supaya dia tau untuk bersyukur
apabila dia diberi nikmat dari Allah SWT. Saya juga berharap generasi muda-
muda sekarang tidak hanya melaksanakannya, tetapi juga menghayatinya
sehingga ia juga dapat meneruskan pula tradisi ini kepada anak cucunya.
11. Bagaimana cara masyarakat Melayu Serdang untuk menjaga tradisi ini
Pak?
Ya caranya yang pasti harus tetap menjalankan tradisi ini disetiap upacara
atau hajatan, sehingga tradisi ini tidak punah. Dan juga kita tetap
mensosialisasikan tradisi ini pada setiap pameran kebudayaan, agar orang-
orang suku lain di Indonesia tau bahwa tradisi tepung tawar itu adalah tradisi
yang sakral.
88
Wawancara kedua
Narasumber : Nikman Hanifa Djauhari
Tanggal : Jum’at, 2 Mei 2008
Pukul : 10.20 WIB
Kalau proses awalnya menurut cerita orang tua-tua dulu, tradisi ini berasal
dari orang-orang Hindu yang berdagang ke negeri Melayu. Tapi Cuman
dirubah ke cara agama Islam. Dan sudah menjadi tradisi dalam suku Melayu.
2. Abang tau apa itu tradisi tepung tawar?
Tepung tawar setau Abang, sebuah tradisi yang sudah menjadi mendarah
daging bagi adat Melayu. Kalau tidak ada tak lengkap rasanya.
3. Kalau ramuan-ramuan yang dipake di tradisi tepung tawar apa aja
Bang?
semua upacara selamatan atau kenduri, kayak perkawinan, mau pergi haji,
aqiqah, sunatan, dan banyak lagi lah.
5. Kenapa tradisi ini harus dilakukan ama masyarakat Melayu Serdang
Bang?
Ya, karna udah tradisi dan kewajiban aja. Soalnya kan diramuan-ramuan
yang dipake itu ada makna doanya, jadi orang Melayu Serdang melakukan itu
mengharapkan doa-doa tersebut supaya dikabulkan Allah SWT.
89
Ya pertama orang yang mau menepung tawari ngambil segenggam bertih dan
irisan daun atau rumput-rumputan itu trus di taburkan ke orang yang ditepung
tawari, kemudian kapur sirih dicolek di telapak tangan atau di dahi orang itu,
baru air tadi dipercikkan menggunakan daun pandan yang diikat ke tangan
dan ubun-ubun kepala orang itu, terakhir baru bersalaman.
7. Apa makna dari tepung tawar ini buat suku Melayu Serdang Bang?
Paling sanksinya orang itu dikucilkan dari masyarakat suku Melayu Serdang
dan dianggap tidak menghormati tradisi nenek moyang dan gak merasa
bersyukur ama rezeki yang dikasih Allah.
9. Apa yang Abang harapkan buat generasi muda terhadap tradisi tepung
tawar ini Bang?
Wawancara ketiga
Narasumber : Dewi Uzaiyana Harid, S.Sos.
Tanggal : Jum’at, 2 Mei 2008
Pukul : 14.15 WIB
Proses pastinya sih gak begitu tau, setahu ibu tradisi ini berasal dari orang
Hindu yang dulu pernah kesini. Jadi masyarakat melayu juga ikut melakukan
tradisi tersebut karena sudah menjadi kebiasaan, cuman doa-doanya
disesuaikan lah dengan agama Islam, kan orang Melayu Serdang mayoritas
Islam.
2. Tradisi tepung tawar itu apa sebenarnya Bu?
Tradisi yang wajib dilakukan untuk setiap acara kenduri, karena dalam
Melayu Serdang setiap kenduri apapun tetap harus ada tepung tawar, karena
tepung tawar itu berisikan doa-doa yang dimohonkan kepada Allah buat
orang yang ditepung tawari.
3. Kalau ramuan-rauman yang dipake untuk tepung tawar apa aja ya Bu?
Dan apa maknanya?
Kapan ada hajatan aja, kayak nikah, sunatan, aqiqah, orang mau naik haji,
syukuran terhindar dari mara bahaya, dll.
91
Ya harus, karena tradisi ini melambangkan rasa syukur kita pada Allah yang
telah memberi kita rezeki dan menjauhkan kita dari mara bahaya. Karena rasa
syukur itu lah makanya kita harus melakukan tradisi ini sembari berdoa
kepada-Nya.
6. Kalau tatacara tradisi tepung tawar itu bagaimana Bu?
Kalau tata caranya untuk semua hajatan gak ada beda tapi sama, cuman kan
bedanya duduk atau tempat orang yang ditepung tawari aja sesuai dengan
acaranya. Caranya ramuan yang untuk ditaburkan, ditaburkan ke orang yang
ditepung tawari, kemudian ramuan yang diberi air dipercikkan ke tangan dan
dahinya, terus kapur sirih dioleskan ke tangan orang tersebut, selesai itu
barulah bersalaman dan apabila ingin mendoakan sampaikan kepada
orangnya tersebut.
7. Apa makna dari tradisi tepung tawar ini Bu, bagi masyarakat Melayu
Serdang?
Yang Ibu harapkan adalah suapaya generasi muda dapat terus menjalankan,
melestarikan, dan menjaga tradisi ini serta dapat meregenerasikannya lagi ke
92
Wawancara keempat
Narasumber : Wardaniah
Tanggal : Sabtu, 3 Mei 2008
Pukul : 20.15 WIB
Tepung tawar udah ada dari dulu-dulu sejak zaman nenek moyang orang
Melayu Serdang. Pastinya sih gak jelas, tapi katanya tradisi ini dari tradisi
orang Hindu yang dulu kesini, kemudian diadopsi oleh masyarakat Melayu
Serdang dan sudah menjadi tradisi adat sampai dengan sekarang.
2. Berarti tradisinya kayak Hindu gitu ya Kak?
Tradisi tepung tawar itu tradisi yang dilakukan sebagai rasa syukur kita
kepada Allah SWT atas rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kita.
4. Kalok ramuan-ramuan yang dipake untuk tepung tawar apa aja Kak?
Dan makna dari ramuan-ramuan itu apa aja Kak?
6. Kalau tradisi tepung tawar ini ada perhitungan hari baeknya juga gak
Kak?
Perhitungan hari baeknya ya tergantung dari acara atau kenduri yang mau
dilakukan aja, soalnya seriap acara kenduri kan biasanya udah diperkirakan
hari baiknya.
7. Kenapa harus pake hari baek Kak?
Hari baek sangat berpengaruh, karena kata orang-orang tua dulu, hari baek
tersebut dapat mencerminkan doa yang kita harapkan kepada orang yang kita
tepung tawari di kemudian harinya.
8. Kenapa tradisi tepung tawar ini harus dilakukan oleh suku Melayu
Serdang Kak?
Ya karna dah tradisi dan merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
apabila ada kenduri atau syukuran.
9. Tata cara pelaksanaan tradisi tepung tawar ini bagaimana Kak?
Pertama orang yang mau menepung tawari memercikkan air yang berisi
irisan jeruk purut ke tangan dan dahi orang yang ditepung tawar, terus
dilanjutkan dengan mengambil ramuan penabur uyang telah disediakan
seperti beras putih, kuning, dll, lalu ditaburkan ke orang yang ditepung tawar,
kemudian mengoleskan tepung sirih ke tangan dan dahi orang yang ditepung
tawar, penutupnya salam-salaman. Terkadang juga orang yang menepung
tawari berdoa didepan orang yang ditepung tawar dan juga memberi nasehat-
nasehat dikit gitu...
10. Apa makna tepung tawar bagi suku Melayu Serdang seperti Kakak?
Maknanya bayak la dek… kayak menghormati orang yang lebih tua dan
sebaliknya, melestarikan budaya Melayu Serdang, belajar untuk bisa
mensyukuri nikmat, mendoakan orang untuk menjadi lebih baek…
95
11. Apa ada sanksi kalok gak melaksanakan tradisi tepung tawar Kak?
Ada. Orang itu bisa-bisa dikucilkan dari suku dan adat dan di cap sebagai
orang yang kufur nikmat.
12. Apa yang Kakak harapkan bagi generasi muda terhadap tradisi tepung
tawar ini?
Kakak harap tradisi ini dapat dipertahankan terus dari generasi ke generasi.
Jadi gak akan punah dimakan zaman.
13. Bagaiman masyarakat Melayu Serdang untuk menjaga tradisi tepung
tawar ini biar gak punah Kak?
______________________
96
SURAT PERNYATAAN
______________________
97
SURAT PERNYATAAN
______________________
98
SURAT PERNYATAAN
______________________
99
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Agama : Islam
Medan
No Telepon : 085275006044
Pendidikan Penulis :
Pengalaman Organisasi :
100
101