B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang bertujuan agar mahasiswa mampu
menerapkan teori tentang penatalaksanaan Akupunktur pada pediatrik,
Akupunktur pada sistem respirocardiovaskuler, Akupunktur pada sistem
endokrin, metabolic, dan imun, Akupunkur pada adiksi dan psikologi, Micro
Acupuncture dan Akupunktur pada kasus Estetika.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Praktik klinik akupunktur II Alih Jenjang,
mahasiswa mampu:
a. Mengidentifkasi perilaku pasien yang normal dan abnormal berdasarkan
sindrom delapan dasar diagnosa dan keadaan fisiologis atau pathologis
2|Halaman
b. Menciptakan hubungan antar tenaga kesehatan, dengan pasien, dan
masyarakat di lingkungan sarana pelayanankesehatan
c. Menerapkan komunikasi teraupetik dalam setiap aktivitas tatalaksana
akupunktur.
d. Melakukan pengkajian akupunktur.
e. Merumuskan dan menegakkan diagnosis akupunktur
f. Menyusun rencana tindakan akupunktur
g. Mengembangkan dan melaksanakan rencana tindakan akupunktur yang
telah disusun berdasarkan prosedur
h. Mengevaluasi seluruh kegiatan tatalaksana akupunktur yang dilakukan
terhadap pasien.
i. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan tim kesehatan terkait di
lingkungan sarana pelayanan kesehatan
j. Mendokumentasi setiap tahapan tatalaksana akupunktur pada pasien.
k. Melakukan promosi kesehatan dalam upaya kesehatan preventif dan
promotif melalui penyuluhan kesehatan khususnya di masa pandemic Covid-
19.
C. SASARAN DAN PRASYARAT
1. SASARAN
Sasaran kegiatan Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang adalah mahasiswa
Program Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal Jurusan
Akupunktur Semester Genap (II).
2. PRASYARAT
Prasyarat mengikuti kegiatan Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang bagi
mahasiswa Jurusan Akupunktur adalah:
a. Telah mengikuti proses pembelajaran sampai dengan akhir semester dan
lulus semua mata kuliah sampai dengan akhir semester Genap (II) yang
dilaksanakan di kelas dan laboratorium
b. Telah memenuhi administrasi akademik
c. Mentaati tata tertib praktik klinik akupunktur sesuai dengan ketentuan yang
ada
D. KOMPETENSI PRAKTIK
1. KOMPETENSI
Kompetensi yang hendak dicapai dalam praktik klinik ini adalah
kemampuan melakukan tatalaksanan akupunktur.
a. Kasus Akupunktur Pediatrik meliputi:
1) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Attension Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
2) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Autisme
3) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Konjungtivitis pada anak
4) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Ruam Popok pada anak
5) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus faringitis pada anak
6) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus diare pada anak
7) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus sakit kepala pada anak
8) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus demam pada anak
9) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus sialorrhea pada anak
10) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus cegukan pada anak
11) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus obesitas pada anak
12) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus otitis media pada anak
13) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus kejang demam pada anak
14) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Cerebral Palsy (CP) pada
anak
15) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Malnutrisi pada anak
b. Akupunktur pada gangguan sistem respirocardiovaskular, meliputi:
1) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus angina pectoris
2) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus influenza/common cold
3) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus asthma bronchiale
4) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus bronchitis kronis
5) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
6) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus hipertensi
7) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus disritmia
8) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Coronary Heart Diseases (CHD)
9) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus Cardiac Neurosis
c. Akupunktur pada gangguan sistem endokrin, metabolic dan imun yang meliputi:
1) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus hipertiroidisme
2) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus diabetes mellitus
3) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus rheumatioid arthritis
4) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus gout
5) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus hyperlipidemia
6) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus urticaria
7) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus psoriasis
8) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus rhinitis alergica
9) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus climacterium
10) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus multiple sclerosis
d. Akupunktur pada adiksi dan psikologi yang meliputi:
1) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus imsomnia
2) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus depresi
3) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus ansietas
4) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus scizofrenia
5) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus adiksi rokok
6) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus adiksi narkoba
7) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus ADHD
e. Micro Acupuncture :
1) Scalp Acupuncture
2) Auriculer Acupuncture
3) Abdominal Acupuncture
4) Wrist Ankle Acupuncture
5) Interactive Neuro Muskulo Acupoint System (INMAS)
f. Akupunktur pada kasus estetika :
1) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus akne vulgaris
2) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus alopecia areata
3) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus wrinkle
4) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus eye bags
5) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus psoriasis
6) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus vitiligo
7) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus melasma
8) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus prutitus
9) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus dermatitis
10) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus obesitas
11) Penatalaksanaan akupunktur pada kasus furunkel
F. WAKTUPRAKTIK
Pelaksanaan Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang selama 7 minggu mulai
tanggal 6 April 2021 – 24 Mei 2021.
H. PEMBIMBING KLINIK
a. Dr. Hanung Prasetya, SKp.,MSi
b. Heny Nur Kusumawati,SKM.,M.Kes
c. Sumanto, SKp.,Ns.,M.Kes
d. Dr. Maria Dewi Christiyawati, S.Kp.,M.Kes
e. SriYatmihatun,S.Kep.,Ns.,M.Sc
f. Estuningsih,S.KM.,M.Sc
g. Joko Tri Haryanto,S.Kep.,Ns.,M.Kes
h. Jatmiko Rinto Wahyudi, S.ST.Akp.,MPH
i. Purwanto, S.ST.Akp.,MPH
j. dr. SriWidyastari
k. Solichan Badri, S.ST.Akp.,MPH
l. Wahyu Eka Hastuti, S.ST.Akp
m. Imrok Atus Sholihah, STr.Akp
n. Nurmila Mutiah, STr.Akp
o. Nurtama Aditya Nugraha, STr.Akp
I. CLINICAL INSTRUCTOR(CI)
Clinical instructor adalah pembimbing lapangan yang merupakan
penanggung jawab dan atau instruktur di lahan praktik masing-masing.
J. EVALUASI
1. Evaluasi Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang ini dijabarkan dalam poin–poin
sebagai berikut (format terlampir):
a. Responsi oleh dosen pembimbing :40%
b. Penilaian dari lahan praktik :40%
c. Dokumentasi (form pengkajian, laporan, logbook) :20%
2. KriteriaLulus
Nilai batas lulus sama dengan atau lebih dari 3.25 (75)
K. PENUTUP
Demikian pedoman ini dibuat sebagai gambaran pelaksanaan Praktik Klinik
Akupunktur II Alih Jenjang Prodi Sarjana Terapan Akupunktur Jurusan Akupunktur
Politeknik KesehatanSurakarta.
Nama:
No. ITEM PENILAIAN BOBOT SCORE BxS
A KELENGKAPAN DOKUMEN (20%) 1 2 3 4 5
1 Data Umum 2
2 Pemeriksaan 4
3 Diagnosa 2
4 Terapi 2
5 Evaluasi 2
B KEMAMPUAN MENJAWAB DAN BERARGUMEN (50 %)
1 Analisa pemeriksaan 6
2 Penegakan diagnosa 6
3 Prinsip terapi dan pemilihan titik 4
4 Prosedur terapi dan frekuensi terapi 3
5 Cara penusukan, manipulasi, dan aplikasi alat 4
6 Pemberian anjuran saran 4
7 Evaluasi 3
C SIKAP (30%)
1 Sikap saat mendengarkan 5
2 Sikap dalam menjawab pertanyaan dan berargumen 8
3 Sikap dalam menerima pendapat dan masukan 5
Jumlah bobot 60 (100%)
JUMLAH (BxS)
…………………………………………………….
10 | H a l a m a n
Lampiran 2. Form penilaian oleh CI
11 | H a l a m a n
3. Menjaga sopan santun dan etika 95
4. Berperan serta aktif dalam setiap kegiatan. 93
5. Menjaga kebersihan dan kerapian diri 95
6. Mematuhi peraturan dan tata tertib di lahan praktik 95
7. Bekerjasama dengan praktisi dan profesi lain di lahan praktik 95
Mohon nilai diisi denganangka
PENILAIAN TAMBAHAN
3. Mahasiswa mampu berkomunikasi terapeutik dengan baik kepada pasien, mampu yang baik
dan dapat memberikan masukan dan saran untuk memberikan Pendidikan Kesehatan kepada
pasien.
Pembimbing Klinik
(Clinical Instructor
12 | H a l a m a n
Lampiran 3: Format laporan kasus (mandiri)
LAPORAN KASUS
PRAKTIK AKUPUNKTUR II ALIH JENJANG
17 | H a l a m a n
JUDUL KASUS
A. Halaman Pengesahan
B. Pengantar
C. Daftar Isi
D. Pendahuluan
1. Latar Belakang (bisa ambil dipedoman)
2. Tujuan (ambil pedoman)
3. Manfaat (ambil pedoman)
E. Isi Laporan
1. Deskripsi profil lahan praktik
2. Data pasien selama praktik (jenis kelamin, usia, pekerjaan,jenis keluhan/penyakit)
3. Analisis SWOT lahan praktik (kekuatan, kelemahan, peluang,ancaman)
4. Pengalaman khusus yang didapatkan di lahan praktik.
F. Penutup
c. Kesimpulan
d. Saran
18 | H a l a m a n
19 | H a l a m a n
LOG BOOK
JURUSAN AKUPUNKTUR
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
Jl. Letjen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127 Telp/Fax.
0271-853869, e-mail :akupunktursolo@yahoo.com
22| H a l a m a n
DATA PRIBADI MAHASISWA
23| H a l a m a n
VISI-MISI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN AKUPUNKTUR
DAN PENGOBATAN HERBAL
JURUSAN AKUPUNKTUR
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
VISI
Pada tahun 2035 menjadi Institusi Pendidikan Akupunktur yang unggul dan
kompetitif dalam hal lulusan, kurikulum, maupun pengelolaan di kawasan
nasional dan global serta menjadi terdepan dalam bidang pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kesehatan dan
estetika.
MISI
1. Menyelenggarakan program Pendidikan formal Akupunktur yang unggul
dan kompetitif.
2. Mencetak tenaga Akupunkturis dengan kealian tambahan di bidang
estetika yang mandiri dan siap bekerja, yang mampu melakukan
penelitian di bidang akupunktur yang mampu mengembangkan
keilmiahan ilmu akupunktur.
3. Mengembangkan manajemen modern yang berorientasi pada mutu dan
kemampuan bersaing secara global.
4. Menyelenggarakan penelitian yang mendukung program akupunktur
kesehatan.
5. Mengembangkan upaya kemitraan dan pelayanan masyarakat di bidang
kesehatan dan estetika untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
6. Mengembangkan kemitraan dengan institusi global untuk memajukan
upaya pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang
kesehatan dan estetika.
24| H a l a m a n
TATA TERTIB PRAKTIK KLINIK AKUPUNKTUR II ALIH JENJANG
1. Setiap mahasiswa yang melakukan praktikum klinik harus memakai seragam praktik/
jas lab dan berlogo Politeknik Kesehatan Surakarta atau menyesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku di lahan praktik
2. Mahasiswa diwajibkan mengisi daftar hadir sebelum melaksanakan praktik klinik.
3. Mahasiswa diwajibkan membawa buku catatan, log book dan buku lain yang
diperlukan dalam praktik klinik.
4. Mahasiswa diwajibkan untuk berada di dalam klinik selama jam praktik berlangsung
dan dilarang meninggalkan ruangan tanpa seizin pembimbing klinik
5. Masing-masing mahasiswa wajib melaksanakan tugas praktikum klinik yang
diberikan atau tugas lain dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
6. Setiap mahasiswa wajib bersikap sopan, ramah, santun, empati, dan menghormati
kepada pasien dan keluarga
7. Setiap mahasiswa wajib menjaga kebersihan dan kerapian (tempat, peralatan, dan
bahan-bahan) di tempat praktik.
8. Mahasiswa wajib menggunakan peralatan dan bahan praktik dengan baik dan sesuai
prosedur.
9. Mahasiswa tidak diperbolehkan meninggalkan tempat sebelum menyelesaikan
tugas klinik yang diberikan.
10. Mahasiswa tidak diperbolehkan menerima telepon/ menelepon di ruangan praktik
klinik.
11. Setiap kegiatan praktikum yang telah diselesaikan harus dilaporkan dan
ditandatangani oleh pembimbing klinik.
25| H a l a m a n
PETUNJUK PENULISAN/PENGISIAN LOGBOOK
1. No
Tulislah nomor sesuai urutan didapatkannya pasien
2. Tanggal(Tgl)
Tulislah tanggal waktu pemeriksaan dan penanganan pasien. Contoh: 21/10/14
3. Nama
Tulislah nama pasien dengan inisial. Contoh : Tn. G
4. Usia
Tulislah usia pasien saat pemeriksaan. Contoh 25 th
5. Jenis Kelamin(JK)
Tulislah jenis kelamin pasien. Contoh: L
6. Pekerjaan
Tulislah pekerjaan pasien. Contoh: PNS
7. KeluhanUtama
Tulislah keluahan utama yang dirasakan pasien. Contoh: sakit perut
8. Sistem
Tulislah sistem tubuh yang terganggu. Contoh : saraf
9. Sindroma
Tulislah sindrom yang terjadi pada pasien. Contoh: Def. Yin hati
10. Diagnosa Medik/dokter
Tulislah diagnosa medis/ diagnosa dari dokter. Contoh: osteo arthritis
11. Titik
Tulislah titik akupunktur yang dipakai dengan menulis kode dan angka. Contoh:
KI 3
12. Tandatangan Clinical Instructor (ttd CI)
Tulislah nama instruktur klinik dan tanda tangan. Contoh: dr. Zhang
13. Kasus terbanyak
Tulislah nama kasus dari yang terbanyak. Contoh: 1. LBP, 2. Siff neck dll.
14. Peran mahasiswa selama praktik
Tulislah peran Anda selama praktik. Contoh: observasi, melakukan tindakan
dengan instruksi, diberi kewenangan mandiri.
15. Kesan-kesan selama masaprakyik
Tulislah kesan yang Anda dapatkan selama praktik. Contoh: Diajari teknik
Tung style
26| H a l a m a n
MATRIK KASUS PADA PRAKTIK KLINIK AKUPUNKTUR IV
LAHAN : AKUPUNKTUR MAC KLINIK JAKARTA
PERIODE : 06 APRIL 2021 - 24 MEI 2021
NAMA : LENNY DWINIJANTI
KELAS : IA ALIH JENJANG PROGRAM SARJANA AKUPUNKTUR TERAPAN DAN PENGOBATAN HERBAL
NO TGL NAMA USIA JK PEKER KELUHAN SiSTEM SINDROMA DX MEDIS TITIK TTD CI
JAAN UTAMA
1 08 /04/ 2021 Nn. I 7 Pr Pelajar Diare Gastrotestinal Defisiensi Yang Diare BL 20, LV 13, SP 3, CV
Pediatrik Limpa. 12, ST 36, ST 40. D LI 4,
SP 6, PC 6, GV 20
2 09 /04/2021 Tn. H 44 Lk PNS Sakit kepala sampai Resiprocardio Lembab panas Hipertensi GV 20, GV 24, EX-HN
leher pada Limpa dan 3),GB 20, GB 21 , LI 11,
Jantung SP 6, KI 3, PC 6.
3 10 /04/ 2021 Nn. A 12 Pr Pelajar Rasa tidak nyaman pada Gastrointestinal Sindroma Yang Dispepsia ST36, CV12, SP4,SP6,
area perut bagian atas pediatrik Limpa dan Lambung PC6, CV6, BL20,BL21
4 10 /04/ 2021 Ny. M.S 28 Pr Ibu RT Kelebihan berat badan Peningkatan Defisiensi Limpa Obesitas CV6, CV12, ST36, CV
BMI 10, CV 14, PC6, ST25, SP
26
5 12 /04/ 2021 Nn. I 7 Pr Pelajar Diare Gastrotestinal Defisiensi Yang Diare BL 20, LV 13, SP 3, CV
Pediatrik Limpa 12, ST 36, ST 40. D LI 4,
SP 6, PC 6, GV 20
6 13 /04/ 2021 Tn. H 44 Lk PNS Sakit kepala sampai Respiocardio Lembab panas Hipertensi GV 20, GV 24, EX-HN
leher pada Limpa dan 3,GB 20, GB 21 , LI 11,
Jantung SP 6, KI 3, PC 6.
7 14 /04/ 2021 Nn.I 7 Pr Pelajar Diare Gastrotestinal Defisiensi Yang Diare BL 20, LV 13, SP 3, CV
Pediatrik Limpa 12, ST 36, ST 40. D LI 4,
SP 6, PC 6, GV 20
8 15 /04/ 2021 Tn. H 44 Lk PNS Sakit kepala sampai leher Respirocardio Lembab panas Hipertensi GV 20, GV 24, EX-HN
pada Limpa dan 3,GB 20, GB 21 , LI 11,
Jantung SP 6, KI 3, PC 6
9 16 /04/ 2021 Tn. R 40 Lk Swasta keluhan tangan dan kaki Endokrin, Defisiensi Yang Gout Arthristis BL 18 , BL 20 , BL 23 ,
bagiankanan teraba Metabolik Ginjal LV 3, SP 3, KI3, ST 25 ,
pembangkakan di CV 4
persendian
10 17 /04/2021 Tn. A 30 Lk Jerawat di wajah Estetika kasus Akumulasi Panas di Acne Vulgaris LI11, LI 4, ST36, SP6,
Wirausah Hati SP10, St 44, LR 3
a
12 20 /04/ 2021 Tn. R 30 Lk Swasta keluhan tangan dan kaki Endokrin, Defisiensi Yang Gout Arthristis BL 18 , BL 20 , BL 23 ,
bagiankanan teraba Metabolik Ginjal LV 3, SP 3, KI3, ST 25 ,
pembangkakan di CV 4
persendian
13 22 /04/ 2021 Tn. A 30 Lk Wirausaha Jerawat di wajah Estetika kasus Akumulasi Panas di Acne Vulgaris LI11, LI 4, ST36, SP6,
Hati l SP10, St 44, LR 3
14 23 /04/ 2021 Tn R 40 Lk Swasta keluhan tangan dan kaki Endokrin, Defisiensi Yang Gout Arthristis BL 18 , BL 20 , BL 23 ,
bagiankanan teraba Metabolik Ginjal LV 3, SP 3, KI3, ST 25 ,
pembangkakan di CV 4
persendian
15 26 /04/ 2021 Ny. S 55 Pr Swasta Sussah tidur malam hari Micro Defisiensi Yin Ginjal Insomnia Scalp YNSA
Akupunktur akupunktur point A
16 27 /04/ 2021 Ny L 46 Pr Ibu RT Kelebihan berat badan Peningkatan BMI Defisiensi Limpa Obesitas CV6, CV12, ST36, CV
10, CV 14, PC6, ST25, SP
26
17 29 /04/ 2021 Ny. S 55 Pr Swasta Sulit tidur malam hari Micro Defisiensi Yin Ginjal Insomnia Scalp YNSA akupunktur
Akupunktur point A
18 30 /04/ 2021 Ny. G 50 Pr Ibu RT Kelebihan berat badan Peningkatan BMI Ekses Lambung Obesitas CV6, CV12, ST36, CV
10, CV 14, PC6, ST25, SP
26
19 03 /05/ 2021 Ny. S 55 Pr Swasta Susah tidur malam hari Micro Defisiensi Yin Ginjal Insomnia Scalp YNSA
Akupuknktur akupunktur point A
20 04 /05/2021 Ny T 57 Pr Ibu RT Kepala pusing, mual Ketegangan Hiperaktivitas Hati Stres Lr 2, ST36, SP 6, Li 4,
Mental CV 12, CV 6, Bahui,
Yintang , Taiyang
22 05 /05/ 2021 Tn. R 30 Lk Swasta keluhan tangan dan kaki Endokrin, Defisiensi Yang Gout Arthristis BL 18 , BL 20 , BL 23 ,
bagiankanan teraba Metabolik Ginjal LV 3, SP 3, KI3, ST 25 ,
pembangkakan di CV 4
persendian
23 06 /05/ 2021 Tn. A 30 Lk Wirausaha Jerawat di wajah Estetika kasus Akumulasi Panas di Acne Vulgaris LI11, LI 4, ST36, SP6,
Hati l SP10, St 44, LR 3
24 07 /05/ 2021 Tn R 40 Lk Swasta keluhan tangan dan kaki Endokrin, Defisiensi Yang Gout Arthristis BL 18 , BL 20 , BL 23 ,
bagiankanan teraba Metabolik Ginjal LV 3, SP 3, KI3, ST 25 ,
pembangkakan di CV 4
persendian
25 08 /05/ 2021 Ny. S 55 Pr Swasta Sussah tidur malam hari Micro Defisiensi Yin Ginjal Insomnia Scalp YNSA
Akupunktur akupunktur point A
26 09 /05/ 2021 Ny L 46 Pr Ibu RT Kelebihan berat badan Peningkatan BMI Defisiensi Limpa Obesitas CV6, CV12, ST36, CV
10, CV 14, PC6, ST25, SP
26
27 21 /05/ 2021 Ny. S 55 Pr Swasta Sulit tidur malam hari Micro Defisiensi Yin Ginjal Insomnia Scalp YNSA akupunktur
Akupunktur point A
28 18 /05/ 2021 Ny. G 50 Pr Ibu RT Kelebihan berat badan Peningkatan BMI Ekses Lambung Obesitas CV6, CV12, ST36, CV
10, CV 14, PC6, ST25, SP
26
29 19 /05/ 2021 Ny. S 55 Pr Swasta Susah tidur malam hari Micro Defisiensi Yin Ginjal Insomnia Scalp YNSA
akupunnktur akupunktur point A
30 20 /05/2021 Ny T 57 Pr Ibu RT Kepala pusing Respirocardio Hiperaktivitas Hati Hipertensi Lr 2, ST36, SP 6, Li 4,
CV 12, CV 6, Bahui,
Yintang , Taiyang
1. Anamnesa Pasien
1
”ACNE VULGARIS”
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Klinik Ini Telah Diperiksa, Dan Mendapatkan Persetujuan Dan
Pengesahan Dari Pembimbing Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang Prodi
Sarjana Terapan Akupunktur Dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur
Politeknik Kesehatan Surakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kasus Acne
Vulgaris ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada laporan kasus praktik II Alih Jenjang D4 Akupunktur. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang terapi
insomnia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Heni Nur Kusumawati,
SKM,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang telah membimbing tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terlaksananya praktik kerja lapangan ini
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jerawat vulgaris adalah penyakit inflamasi yang umum dari kelenjar
pilosebasea di kulit. Оil
kelenjar membuat zat berminyak yang disebut sebum. Itu pori-pori pada kulit dan
kelenjar yang terhubung dengannya folikel. Sel-sel mati dihilangkan di kulit
permukaan oleh minyak, melalui folikel rambut. Jerawat tumbuh ketika folikel
dari kelenjar kulit tersumbat oleh rambut, sebum, dan sel kulit. Ada tiga jenis lesi
kulit: superfisial, lesi yang lebih dalam dan sekunder. Lesi superfisial meliputi:
komedo terbuka dan tertutup (komedo dan komedo putih, sumbatan sebaceous
yang terkena dampak di dalamnya folikel), papula (kecil, benjolan merah lembut)
dan pustula (bintik-bintik putih atau kuning yang "bisa diremas").
Lesi yang lebih dalam adalah nodul (benjolan merah besar yang menyakitkan) dan
pseudokista (pembengkakan berfluktuasi seperti kista).
Lesi sekunder termasuk makula eritematosa (tanda merah dari bintik yang
baru sembuh, paling baik terlihat pada kulit putih), ekskoriasi (bercak tergores
atau terkelupas), makula berpigmen (tanda hitam dari bintik-bintik tua,
kebanyakan mempengaruhi mereka yang berkulit gelap) dan bekas luka atau
berbagai jenis.
Fen ci adalah nama Cina untuk acne vulgaris, artinya duri putih. Nama lain umum
untuk jerawat adalah Cuo chuang (jerawat).
Menurut pengobatan Cina, acne vulgares adalah disebabkan oleh: kelimpahan
endowmen alami atau ketidakcukupan, pengobaran api menteri karena
pematangan, waxing siklik dan memudarnya yin dan Yang pada wanita, pola
makan yang salah, dan emosional stres dan frustrasi. Penyebab utama timbulnya
jerawat adalah panas dan kelembaban. Adanya kejahatan panas Sebab warna
jerawatnya merah, sedangkan putih materi dan nanah menunjukkan kelembaban
dan dahak.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ga
mbar 2.1
Anatomi Kulit (Mescher, 2010)
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia dan merupakan pembungkus yang elastis dan
mempunyai ukuran yang luas. Luas kulit orang dewasa 2 m² dengan berat kira-
kira 16% per badan. Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di
telapak tangan. Kulit juga sangat kompleks, sensitive, bervariasi pada keadaan
iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Tortora &
Derrickson, 2009).
yang sudah mati, respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan
keringat, pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar
matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan
infeksi dari luar (Wasitaatmadja, 2011).
b. Struktur Kulit
Kulit terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis dan
lapisan hipodermis/subkutan, lapisan tersebut adalah sebagai berikut (Kalangi,
2013; Graham, 2005 dan Jeyaratnam, 2010):
1) Lapisan epidermis Epidermis adalah lapisan paling luar dari kulit dan
merupakan epitel gepeng (skuamosa) yang berlapis dengan beberapa lapisan.
Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah
oleh karena itu semua nutrisi dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan
dermis. Epidermis memiliki ketebalan sekitar 0,1 mm. Pada lapisan ini terdapat
keratinosit, melanosit dan sel lain, termasuk sel imunokompeten seperti sel
Langerhans. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum
basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum
korneum.
a) Stratum basal
8
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang
tersusun berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di
bawahnya. Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi
selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini bermigrasi ke
arah permukaan untuk memasok sel-sel pada lapisan yang lebih superfisial. Sel
dari stratum basal membutuhkan waktu sekitar 8-10 minggu untuk mencapai
permukaan epidermis atau yang disebut (epidermal transit time).
b) Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besarbesar berbentuk
poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Pada dinding sel yang
berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah
menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju ini terdapat
desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain. Semakin keatas bentuk sel
semakin gepeng. Sel-sel langerhans tersebar diantara stratum ini. Setiap sel
pada stratum ini berisi filamen-filamen kecil yang terdiri dari serabut protein.
c) Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak
granulabasofilik yang disebut granula keratohialin, yang dengan mikroskop
elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi
ribosom. Stratum ini tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal,
kasar dan memiliki inti yang berkerut.
d) Stratum lusidum
Merupakan lapisan yang tipis, jernih, sangat tampak jelas pada telapak
tangan dan kaki. Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus
cahaya, dan agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan
ini sehingga walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi
kurang sehingga pada sajian seringkali tampak garis celah yang memisahkan
stratum korneum dari lapisan lain di bawahnya.
e) Stratum korneum
Pada lapisan ini memiliki beberapa sel yang pipih, mati, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
9
mengandung air serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Hal ini berkaitan
dengan fungsi kulit. Sel-sel yang sudah mati akan melepaskan diri untuk
regenerasi. Sel-sel yang paling permukaan merupakan sisik zat tanduk yang
terdehidrasi yang selalu terkelupas.
2) Lapisan Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara
kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
a) Stratum papilaris
Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis
yang jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm. Jumlahnya terbanyak dan
lebih dalam pada daerah di mana tekanan paling besar,seperti pada telapak
kaki. Lapisan ini terdiri atas beberapa jaringan ikat longgar yang tersusun
oleh serabut-serabut kolagen, dimana kolagen memiliki peran dan fungsi
untuk memberi kekuatan pada kulit dan serabut elastin yang memiliki
fungsi untuk menjaga elastisitas kulit.
b) Stratum retikularis
Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan
sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada
bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga diantaranya terisi
jaringan lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut.
3) Lapisan Hipodermis/ Subkutan
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis.
Berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi
terutama sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya
menyatu dengan yang dari dermis.
4) Jenis Kulit
Setiap individu memiliki jenis kulit wajah yang berbeda. Keadaan ini
dipengaruhi oleh kadar air di dalam lapisan kulit memproduksi sebum dalam
kulit, kondisi dan kecepatan pergatian selsel lapisan tanduk dan juga faktor
lingkungan. Berikut ini merupakan pengolongan jenis kulit diantaranya
(Wirakusumah, 2007 dan Dwikarya, 2005):
10
a. Normal
Jenis kulit ini adalah jenis kulit yang jarang mengalami masalah karena pada
kulit normal memiliki kelembapan yang cukup, tidak kering, cerah, sehat,
dan pori-pori masih tampak tetapi tidak terlalu besar.
b.. Kulit berminyak
Jenis kulit ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut antara lain yaitu produksi
sebum yang berlebih sehingga apabila diraba akan terasa sangat berminyak,
terlihat mengkilap dan memiliki pori-pori yang besar.
c. Kulit kering
Jenis kulit ini memproduksi sedikit sebum sehingga kulit terasa kering
bahkan pada kulit kering ekstrim akan terasa seperti bersisik.
d. Kulit kombinasi
Jenis kulit ini memiliki bagian-bagian tertentu yang kering dan bagian-
bagian lainnya berminyak. Bagian-bagian inilah yang disebut daerah T atau
T zone. Daerah T yang berminyak adalah dahi, hidung dan dagu. Sedangkan
pada bagian lainnya adalah bagian yang kering.
2. Manifestasi Klinis
Lesi utama acne vulgaris adalah mikrokomedo, atau mikrokomedone,
yaitu pelebaran folikel rambut yang mengandung sebum dan
Propionibacterium acne. Sedangkan lesi acne lainnya dapat berupa papul,
pustul, nodul, dan kista pada daerah predileksi acne yaitu pada wajah, bahu,
dada, punggung, dan lengan atas. Komedo yang berada di bawah permukaan
kulit disebut sebagai komedo white head, sedangkan komedo yang bagian
ujungnya terbuka pada permukaan kulit disebut komedo black head karena
secara klinis tampak berwarna hitam pada epidermis. Scar merupakan
komplikasi dari acne, baik acne non-inflamasi maupun inflamasi. Ada
empat tipe scar karena acne, yaitu : scaricepick, rolling, boxcar, dan
hipertropik (Afriyanti, 2015).
c. Kebersihan wajah
Meningkatkan personal hygiene terutama pada wajah dapat
mengurangi kejadian acne vulgaris pada remaja. Membiasakan
membersihkan wajah setelah menggunakan makeup dan berpergian
merupakan saran yang dianjurkan agar terhindar dari acne dan juga
menjaga kesehatan kulit wajah (Nami, 2009).
d. Usia
Umumnya insiden terjadi sekitar umur 14–17 tahun pada wanita, 16–
19 tahun pada pria. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut
mulai memasuki masa pubertas dan pada masa itu lesi yang
predominan adalah komedo dan papula dan jarang terlihat lesi berat
pada penderita (Nami, 2009).
e. Iklim
Cuaca yang panas dapat memperparah acne. Hidrasi pada stratum
koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya acne dan paparan
sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk acne. Bertambah
hebatnya acne pada musim panas bukan disebabkan oleh sinar
ultraviolet, melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang
sangat lembab dan panas tersebut (Pindha, 2007).
f. Stres
Acne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres
emosional. Stres psikis dapat menyebabkan sekresi ACTH yang akan
meningkatkan produksi androgen. Naiknya hormon androgen inilah
yang menyebabkan kelenjar sebasea bertambah besar dan produksi
sebum bertambah yang menyebabkan munculnya acne (Thiboutot,
2008).
g. Diet
Diet yang salah dan terus menerus dapat mengganggu fungsi
fisiologis tubuh dan menimbulkan penyakit, termasuk acne. Jenis
makanan yang dapat menyebabkan acne adalah makanan yang tinggi
lemak jenuh dan mengandung glukosa berlebih. Hal ini karena
13
4. Klasifikasi acne
Klasifikasi acne yang paling “lampau‟ adalah klasifikasi oleh Pillsburry
pada tahun 1963 yang mengelompokkan acne menjadi 4 skala berdasarkan
perkiraan jumlah, tipe lesi, luas dan kulit yang terlibat (Barratt, et al., 2009).
Berdasarkan keparahan klinis acne vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang
dan berat.
Adapun klasifikasi acne vulgaris berdasarkan standar fotografi yang
dibuat pada tiap kunjungan (Yuindartanto, 2009) :
1) Tingkat 0 : tidak ditemukan lesi atau lesi mulai memudar.
2) Tingkat 2 : ditemukan beberapa pustula atau 3 lesi papula/komedo.
Lesi tidak terlihat pada jarak 2,5 m.
3) Tingkat 4 : memiliki 2-6 lesi papula. Lesi eritem dengan peradangan
yang berarti.
4) Tingkat 6 : wajah penuh dengan komedo atau pustula. Lesi mudah
terlihat pada jarak 2,5 m. Beberapa pustula berdiameter 1-2 cm
5) Tingkat 8 : acne konglobata atau acne dengan peradangan hebat yang
hampir mengenai seluruh wajah.
5. Diagnosis
Pada penelitian Williams (2007) dan penelitian Magin, et al (2006)
menjelaskan bahwa diagnosis acne vulgaris dapat ditegakkan dengan
anamnesis dan pemeriksaan klinis. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
komedo, baik komedo terbuka maupun komedo tertutup. Adanya komedo
diperlukan untuk menegakkan diagnosis Acne vulgaris. Selain itu, dapat
ditemukan papula, pustula, nodul, dan kista pada daerah-daerah predileksi.
14
2. Etiologi
1) Ketidakseimbangan Yin dan Yang mengakibatkan kontraksi angin
panas yang berulang secara terus-menerus menyebabkan adanya
inflamasi lesi.
2) Diet atau pola makan yang salah yaitu mengkonsumsi makanan pedas
dan berminyak secara berlebih yang dapat menyebabkan akumulasi
lembab panas di lambung dan usus sehingga panas naik ke tubuh
bagian atas (wajah) dan timbul acne. Dimana hal ini
16
4. Deferensiasi Sindrom
Adapun beberapa deferensiasi sindrom pada kasus acne vulgaris adalah
sebagai berikut ini (Flaws, 2005; Yin dan Liu, 2000):
1) Angin panas menyerang meridian paru
a) Gejala utama: wajah kemerahan dengan lesi acne merah
dengan sensasi panas dan nyeri serta akan menjadi pustula. Otot
lidah merah dengan selaput lidah kuning, nadi cepat dan
mengambang.
b) Prinsip terapi: membersihkan angin di paru, membersihkan panas,
dan mendinginkan darah.
c) Titik akupunktur: Quchi (LI 11), Shenzhu (GV 12), Feishu (BL
13).
d) Penjelasan: tusukkan Quchi (LI 11) untuk membersihkan panas
pada jiao atas dan membersihkan panas pada aliran darah.
Bleeding and cupping pada Shenzhu (GV 12), Feishu (BL 13)
untuk membersihkan panas pada paru.
2) Lembab panas pada lambung dan usus kecil
a) Gejala utama: lesi acne merah dengan nodul dan papula, biasanya
terletak di daerah Yang Ming, kulit berminyak, nafsu makan
berlebih, mudah lapar, bau mulut, haus dengan rasa ingin minum
minuman dingin, BAB kering, urin sedikit dengan warna kuning
keruh, otot lidah merah dengan selaput kuning berminyak, nadi cepat
dan licin.
b) Prinsip terapi: membersihkan panas dan mengeliminasi lembab dari
lambung dan usus kecil.
c) Titik akupunktur dan moksibusi: Quchi (LI 11), Lingtai (GV 10) dan
Fenglong (ST 40)
18
BAB III
RESUME KASUS
1. Pengkajian
a. Data Umum
Dari pengkajian didapatkan data identitas pasien sebagai berikut nama Tn.
A berusia 30 tahun sudah menikah, agama Islam, dengan keluhan jerawat
di wajahnya pada tanggal 14 April 2021 di MAC Klinik.
b. Pemeriksaan Vital Sign
Pada pemeriksaan vital sign pada Tn. A didapatkan hasil sebagai berikut
tekanan darah 120/80 mmHg, pemeriksaan respirasi 18 kali/menit,
pemeriksaan denyut nadi 73 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C dengan berat
badan 60 kilogram dan tinggi badan 162 centimeter. Pada pemeriksaan
lidah didapatkan bahwa otot lidah merah, ukuran lidah gemuk, dengan
selaput kuning tipis permukaan basah, tidak mengelupas, ada tapak gigi,
ada fisura di tengah, tidak ada bercak sianotik.
c. 4 Cara Pemeriksaan
1) Wang (Penglihatan)
Pada pengkajian Wang Tn. A didapatkan pemeriksaan Shen terlihat
segar, tampak bersemangat, sinar mata bersinar, ekspresi umum
segar, kesadaran sadar penuh, posisi tubuh pasien tegak. Pada
pengamatan kulit tubuh, hidung, mata, bibir tidak ada kelainan
anatomis. Sedangkan keadaan keringat pada saat dilakukan
berkeringat biasa. Pasien Tn. A dapat berjalan bebas pergerakannya,
tidak terdapat gangguan gerak lain.
Pada pemeriksaan lidah didapatkan data warna otot lidah merah muda
ada selaput kekuningan, otot lidah gemuk, pergerakan ototnya tidak
tremor.
2) Wen (pendengaran dan penciuman)
Pada pengamatan dengan cara pendengaran didapatkan hasil suara Tn.
A terdengar jelas, tidak ada suara nafas, tidak ada suara batuk. Pada
22
Kiri Kanan
Cun Kuat Normal
Superfisial
寸
Guan Dalam
Dalam
关
Chi
Lemah Lemah
尺
4) Pemeriksaan Tambahan
23
2. Diagnosis
a. Analisis
1) Analisa Data Umum
Pada pemeriksaan vital sign pada Tn. A didapatkan hasil sebagai
berikut tekanan darah 140/80 mmHg, tekanan darah tersebut
menandakan tekanan darah normal. Menurut American Heart
Assosiaciation tekanan darah sistolik secara konsisten berkisar antara
120 – 129 mmHg dan diastolik <60 mmHg. Pemeriksaan respirasi 18
kali/menit. Menurut WHO, pengukuran respirasi normal pada dewasa,
yaitu 16 – 20 kali/menit. Pemeriksaan denyut nadi 73 kali/menit.
Menurut WHO, pemeriksaan denyut nadi normal pada orang dewasa,
yaitu 70 – 80 kali/menit. Suhu tubuh 36,5° C. Menurut hasil penelitian
dari dokter berkebangsaan Jerman bernama Carl Wunderlich, suhu
tubuh normal orang dewasa: 36,5-37,5° C. Berat badan 65 kilogram
dan tinggi badan 167 centimeter. Berdasarkan perhitungan Body Mass
Index (BMI), tergolong memiliki status berat badan yang cukup. Tn.
A tidak memiliki alergi.
2) Analisa data pengamatan (Wang)
Berdasarkan data Wang (pengamatan) keadaan semangat dari Tn A
tampak bersemangat, sinar mata bersinar, ekspresi umum segar,
kesadaran sadar penuh dan dapat dianalisa bahwa pasien itu normal.
Pada Sing Tay terdapat data posisi tubuh pasien tegak menunjukkan
normal . Pada pengamatan kulit tubuh, hidung, mata, bibir tidak ada
kelainan anatomis. Sedangkan keadaan keringat pada saat dilakukan
anamnesa pasien Tn. A berkeringat biasa. Pada pengamatan lidah
didapatkan data warna otot lidah merah muda ada selaput kuning tipis
menunjukkan adanya panas. Otot lidah gemuk menunjukkan lembab.
Selain itu kebasahan cukup lembab menandakan keadaan cairan
tubuh, dan pergerakan ototnya tidak tremor.
24
b. Kalimat Diagnosis
Tn. A, usia 30 tahun dengan keluhan jearawat di wajah sindrom Akuulasi
panas di Hati
3. Perencanaan Akupunktur
Rencana tindakan pada tanggal 17 April 2021 adalah sebagai berikut :
1) Prinsip Terapi
Prinsip terapi pada Tn. A adalah :
25
4. Pelaksanaan Akupunktur
Setelah pasien bersedia menandatangani lembar persetujuan tindakan,
terapi akupunktur dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati. Terapi
dilakukan selama 1 minggu 2x terapi diharapkan dapat mengurangi keluhan
yang dirasakan pasien Tn. A. Pelaksanaan terapi akupunktur dilakukan dengan
berbagai tahapan seperti menyiapkan peralatan, kemudian melakukan vital sign
dan menanyakan seputar keluhan Tn. A. Setelah anamnesa selesai terapis
mempersilahkan Tn. A berbaring di bed yang telah disediakan dan
memposisikan pasien dalam keadaan terlentang dan pasien merasa nyaman saat
dilakukan terapi akupunktur. Pertama dilakukan penusukan pada titik
Terapi ini dilakukan selama 20 menit menggunakan elektrostimultor
dengan frekuensi 10 Hz metode tonifikasi, dengan menggunakan intermitte
wave Saran dan anjuran yang dapat diberikan kepada pasien hindari makan
pedas, gorengan, manis , membersihkan wajah apabila dari berpergian, minum
yang teratur kurang lebih 8 gelas perhari, dan Istirahat yang cukup.
5. Evaluasi
a) Sabtu/17 April 2021 : pasien Tn. A jerawat yang meradang sudah agak
redah.
26
6. Kesimpulan
1. Tn. A berusia 30 tahun dengan keluhan jerawat di di dapatlan kesimpulan
sindrom yaitu Akumulasi panas di Hati.
2. Prinip Terapi yang akan dilakukan: memelihara Yin dan dingin dalam
darah, membersihkan panas dari hati dan dingin dalam darah.
27
DAFTAR PUSTAKA
Cunliffe, WJ., & Gollnick, HPM., 2007. Topical therapy. In: Acne diagnosis and
management. [e-book]. London: Martin Dunitz Ltd. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=BtTKY7BrdG8C&pg=PA218&dq=.
+Topical+therapy.+In:+Cunliffe+WJ,+Gollnick+HPM,+eds.
+Acne+diagnosis+and+management&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjczaX
16vfAhVEb30KHa aSDLEQ6AEIODAC
Dwikarya, M., 2005. Cara Tuntas Membasmi Jerawat. Jakarta: Kawan Pustaka.
Flaws, Bob., & Sionneau, Philippe., 2005. The Treatment of Modern Western
Medical Disease With Chinese Medicine second edition. Amerika Serikat:
Blue Poppy Press.
Gabrielli A., et al., 2012. New Insights into the Role of Oxidative Stress in
Scleroderma Fibrosis. The Open Rheumatology Journal. 1 (4). Available
at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22802906
Jeyaratnam, J., 2010. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: EGC.
Legiawati L., 2010. Perawatan Kulit pada Akne. Medicinal Jurnal Kedokteran
Indonesia. 14 (2), p. 17-19. Available at: staff. ui.ac.id/system
/files/users /lili.legiawati/.../ilmu_penyakit_kulit_dan_kel amin.pdf
Magin P., et al,. 2006. The causes of acne: aqualitative study of patient perceptions
of acne causation and their implications for acne care. Dermatol Nurs. 18
(2), p. 344-370. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16948379
Mescher, A. L., 2010. Junquiera’s Basic Histologi Text & Atlas 12th ed. New
York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Nami, U., 2009. Hubungan Tingkat Stress Dan Kebersihan Diri dengan Akne
vulgaris. Fakultas Kedokteran. Universitas Airlangga.
Pindha, I.S., 2007. Acne Vulgaris dalam Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahannya. Edisi I. Jakarta : CV.Agung Seto.
Susanto., R, C., 2013. Penyakit Kulit Dan Kelamin. Yogyakarta : Nuha Medika
Thiboutot DM,. 2008. Acne vulgaris and acneiform eruption In: Fitzpatrick’s
Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill.
Tortora, G. J., & Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy & Physiology.
USA: John Wiley & Sons. Inc.
Williams SM., 2007. Pilo Sebaceuous duct physiology, observation on the number
and size of pilo sebaceuous ducts in acne vulgaris. New York:
Dermatology.
Wirakusumah, E., 2007. Cantik dan Awet Muda Dengan Buah, Sayur Dan Herbal.
Jakarta: Penebar Plus.
Yin, Ganglian & Zhenghua, Liu., 2000. Advanced Modern Chinese Acupuncture
Therapy. China: New World Press.
3. Vital Sign
31
6. Dokumentasi pasien
Sebelum Terapi:
7. Dokumentasi bersama CI
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
Jurusan Akupunktur
FORMULIR
PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR
Identitas Pasien Form 0-1
Nama Pemeriksa/ Lenny Dwinijanti
Terapis
Tempat Periksa MAC Klinik
No. telepon 0 8 1 9 2 0 9 6 0 1 5
Agama Islam Pendidikan Terakhir S1
Pekerjaan Wirausaha Status Pernikahan* Sudah Belum
Rujukan dari
Riwayat Penyakit (menjelaskan secara rinci riwayat keluhan utama yang saat ini dirasakan)
Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan jerawat di wajah ± 3 bulan, makin lama
bertambah banyak jerawat yang tumbuh di wajah
Status Emosi
Marah Ada
Khawatir Tidak terlihat
Berpikir Ada
Sedih Tidak terlihat
Gembira Tidak terlihat
Takut & Terkejut Tidak terlihat
Merenung Tidak terlihat
Status Diet Form 3-1
Makanan Nafsu makan )* Tidak ada/ Kurang/ Sedikit/ Baik/ Berlebihan
Frekuensi 1x 2x 3x 4x >5x / hari
makan )*
Jenis makanan Bersantan
Porsi makan Satu centong
Kecenderungan manis/ asam/ pahit/ asin/ pedas/ tawar/ tidak ada
rasa
Camilan Gorengan
Minuman Frekuensi minum 2x 3x 4x 5x ≥8x gelas/ hari
)*
1|Halaman
2
Skala Nyeri)* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar skematis
(jika perlu)
sianotik
Fisura Tidak tampak
Selaput Lidah Warna Kuning
Tebal/tipis kekuningan
Permukaan Basah
Mengelupas Tidak mengelupas
Bawah Lidah Kondisi vena Tidak ada
B. DIAGNOSIS AKUPUNKTUR
4|Halaman
5
I. ANALISIS DATA
Optional
Hari/ Tanggal Data Fokus Masalah/Problem
/Jam
Sabtu/17 April 2021/ DO. Pasien tampak normal dengan badan Jerawat di wajah karena sindrom
10.00 tegak. composmentis, tidak ada obat yang Akumulasi Panas di Hati
dikonsumsi.
DS. Pasien dengan keluhanjerawat di wajah ± Prinsip terapi:
3 bulan lalu makin lama makin bertambah Membuang panas dan
banyak . menguatkan Hati
Sabtu/20 April 2021 Tn. A berusia 30 tahun dengan keluhan jerawat di wajah ± 3bulan ,semakin hari
bertambah banyak.
RENCANA TINDAKAN
Hari/Tanggal Rencana Tindakan Nama, TTD
Sabtu/17 April 2021 Tn. A berusia 30 tahun,
vital sign TD: 140/80 mmHg, R:18
kali/menit, F: 80 kali/menit, BB: 65 kg,
TB: 167 cm., suhu tubuh 36,5 0 C Dengan
keluhan jerawat di wajah ± 3bulan, Lenny Dwinijanti
makin hari bertambah banyak Dilakukan
penusukan pada titik akupunktur: Quchi
(LI11), Hegu (LI 4), , Zusanli (ST36),
San Yin Jiao (SP6), Xue Hai (SP10),
Neiting (St 44), Taichong (LR 3).
D. PELAKSANAAN TERAPI AKUPUNKTUR
5|Halaman
6
terapi.
E. EVALUASI AKUPUNKTUR
6|Halaman
7
EVALUASI AKUPUNKTUR
Hari /Tanggal Hasil Tindakan / Evaluasi / Rencana Nama, TTD
Tindak Lanjut
Kamis/22 April Tn. A berusia 30 tahun dengan keluhan
2021 Dengan keluhan jerawat di wajah ± 3
bulan lalu, makin bertambah banyak di
wajah sudah tidak terasa panas setelah
dilakukan terapi yang ketiga pasien Lenny Dwinjanti
merasakan ada perubahan dan terasa
nyaman. Dan jerawat tidak bertambah
dan jerawat yang ada tidak meradang.
Pasien akan di jadwalkan untuk terapi
selanjutnya
Dokumentasi sebelum terapi: Sesudah Terapi : tidak ada jerawat yang meradang
(Informed Consent)
Menyetujui segala pemeriksaan dan tindakan akupunktur yang akan diberikan kepada*) diri saya
sendiri/ suami/ istri/ ayah/ ibu/ anak/ lainnya(sebutkan)___________________________ :
Nama Lengkap Ashar Basir
Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 27 Februari 1991
Nomor KTP 3173052605570001
Alamat Jl. Cileduk Komplek Larangan Indah Blok M No 5 Tangerang
Demikianlah surat persetujuan ini saya isi dan tanda tangani dengan penuh kesadaran, tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun.
Amelia K.S
Ashar Basir
Saksi 2, Pemeriksa/ Terapis,
Lenny Dwinijanti
8|Halaman
LAPORAN KASUS PEDIATRIK
”DIARE/Xièxi”
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Klinik Ini Telah Diperiksa, Dan Mendapatkan Persetujuan Dan
Pengesahan Dari Pembimbing Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang Prodi
Sarjana Terapan Akupunktur Dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur Politeknik
Kesehatan Surakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kasus Diare pada pediatrik
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada laporan kasus praktik II Alih Jenjang D4 Akupunktur. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang terapi insomnia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Heni Nur Kusumawati,
SKM,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang telah membimbing tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terlaksananya praktik kerja lapangan ini
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
A. Latar Belakang
Penyakit diare menular adalah penyebab utama kedua dari morbiditas dan
mortalitas di seluruh dunia. Setiap tahun lebih dari 4 juta bayi dan anak kecil
meninggal karena diare menular akut. Rata-rata anak di bawah usia 3 tahun
sekitar 2,5 episode gastroenteritis per tahun di Amerika Serikat. Secara
internasional, rata-rata sekitar 3,3 episode setiap tahun. Sebanyak 30% dari rawat
inap rumah sakit anak untuk diare, yang merupakan penyebabnya lebih dari 1/3
dari semua kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Bayi di bawah usia 3
bulan memiliki risiko tertinggi untuk rawat inap dan kematian. Diperkirakan
bahwa penyakit diare menyumbang 10% dari bayi yang dapat menyebabkan
kematian. Anak-anak prasekolah yang ditempatkan di pusat perawatan anak
berada pada peningkatan risiko diare. Jika diare karena potensi yang lebih besar
atau penularan dari orang ke orang.
hidup di bawah garis kemiskinan, penyakit diare masih menjadi penyakit yang
sering menyerang masyarakat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diare?
2. Apa yang dimaksud dengan diare secara ilmu kedokteran barat?
3. Apa yang dimaksud dengan diare Menurut Ilmu Akupunktur?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian diare.
2. Untuk memahami diare secara ilmu kedokteran barat.
3. Untuk memahami diare Menurut Ilmu Akupunktur.
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
BAB III
RESUME KASUS
1. Pengkajian
12
a. Data Umum
Dari pengkajian didapatkan data identitas pasien sebagai berikut nama Nn. I
berusia 7 tahun, agama Islam, dengan keluhan BAB Cair dan intnsiatasnya
5x/hari,yang dilaksanakan pada tanggal 08 April 2021 di MAC Klinik.
b. Pemeriksaan Vital Sign
Pada pemeriksaan vital sign pada Nn. I didapatkan hasil sebagai berikut tekanan
darah 110/80 mmHg, pemeriksaan respirasi 18 kali/menit, pemeriksaan denyut
nadi 73 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C dengan berat badan 26 kilogram dan
tinggi badan 121 centimeter. Pada pemeriksaan lidah didapatkan bahwa otot
lidah merah, ukuran lidah gemuk, dengan selaput putih tebal permukaan basah,
tidak mengelupas, ada tapak gigi, ada fisura di tengah, tidak ada bercak
sianotik.
c. 4 Cara Pemeriksaan
1) Wang (Penglihatan)
Pada pengkajian Wang Nn. I didapatkan pemeriksaan Shen terlihat lemas,
tampak kurang bersemangat, sinar mata sayu, ekspresi umum sayu dan lesu,
kesadaran sadar penuh, posisi tubuh pasien agak bungkuk. Pada pengamatan
kulit tubuh, hidung, mata, bibir tidak ada kelainan anatomis. Sedangkan
keadaan keringat pada saat dilakukan berkeringat biasa. Pasien Nn. I dapat
berjalan bebas pergeraannya, tidak terdapat gangguan gerak lain.
Pada pemeriksaan lidah didapatkan data warna otot lidah merah muda ada
selaput putih, otot lidah gemuk, pergerakan ototnya tidak tremor.
2) Wen (pendengaran dan penciuman)
Pada pengamatan dengan cara pendengaran didapatkan hasil suara Nn. I
terdengar jelas, namun lemas, tidak ada suara nafas, tidak ada suara batuk.
Pada pemeriksaan penciuman, tidak terdapat bau badan, bau keringat, dan
tidak ada bau mulut pada pasien.
3) Wun (Anamnesa)
13
Kiri Kanan
Kuat Normal
Cun
Superfisial
寸
Guan Dalam
Dalam
关
14
Chi
Lemah Lemah
尺
d. Pemeriksaan Tambahan
Pasien Nn. I tidak mencantumkan hasil pemeriksaan tambahan.
2. Diagnosis
a. Analisis
1) Analisa Data Umum
Pada pemeriksaan vital sign pada Nn. I didapatkan hasil sebagai berikut
tekanan darah 110/80 mmHg, tekanan darah tersebut menandakan tekanan
darah rendah. Menurut American Heart Assosiaciation tekanan darah
sistolik secara konsisten berkisar antara 120 – 129 mmHg dan diastolik <60
mmHg. Pemeriksaan respirasi 18 kali/menit. Menurut WHO, pengukuran
respirasi normal pada anak-anak, yaitu 16 – 20 kali/menit. Pemeriksaan
denyut nadi 73 kali/menit. Menurut WHO, pemeriksaan denyut nadi
normal pada anak-anak, yaitu 70 – 80 kali/menit. Suhu tubuh 36,5° C.
Menurut hasil penelitian dari dokter berkebangsaan Jerman bernama Carl
Wunderlich, suhu tubuh normal orang dewasa: 36,5-37,5° C. Berat badan
26 kilogram dan tinggi badan 121 centimeter. Berdasarkan perhitungan
Body Mass Index (BMI), tergolong memiliki status berat badan yang
cukup. Nn. I tidak memiliki alergi.
2) Analisa data pengamatan (Wang)
Berdasarkan data Wang (pengamatan) keadaan semangat dari Nn I
tampak kurang bersemangat, sinar mata sayu, ekspresi umum sayu dan
lesu, kesadaran sadar penuh dan dapat dianalisa bahwa pasien itu
mempunyai defisisien Qi. Pada Sing Tay terdapat data posisi tubuh pasien
agak bungkuk menunjukkan defisien . Pada pengamatan kulit tubuh,
15
Berdasarkan data Cie (palpasi) pada nadi didapatkan nadi secara umum
tenggelam, lambat, lemah yang menunjukkan defisiensi. Terapi pada
kasus Nn. I dilakukan pada area Ashe Point, dan titik akupunktur. Pada
palpasi (Cie) didapatkan area Ashe Point yaitu di abdomen.
b. Diagnosis Sindrom
Nn. I, usia 7 tahun dengan keluhan BAB cair dengan sindrom Defisiensi Yang
Limpa.
5. Evaluasi
a) Jumat/08 April 2021 : pasien Nn. I menyatakan sudah ada perubahan dimana
diare sudah berkurang frekuensinya. Pada area Ashe Point sudah tidak terasa
sakit saat ditekan..
b) Senin/11 April 2021 : dilakukan penusukkan seperti pada titik-titik
akupunktur sebelumnya, ditambah dengan penusukkan untuk titik penenang.
Modalitas terapi yang digunakan berupa TDP (Termal Deep Penetration)
selama 15 menit, hal ini sesuai dengan prinsip terapi yaitu tonifikasi.
c) Rabu/14 April 2021 : Pada pemeriksaan akhir sesudah melakukan terapi
akupunktur didapatkan anamnese data: kondisi pasien yang sudah mengalami
perubahan, BAB lancar, nafsu makan normal 3x sehari, nyeri di perut dan
18
mual tidak lagi dirasakan oleh pasien. Dari pengamatan lidah: warna merah
muda, selaput tipis agak putih, kelembapan cukup. Dari pemeriksaan lidah
sudah ada perubahan. Dari pengamatan SHEN (keadaan jiwa): pasien
bersemangat, ceria.
6. KESIMPULAN
1. Nn. I berusia 7 tahun dengan keluhan BAB cair sudah 2 hari yang lalu, sehari
bisa 5x bab dan saat BAB perut terasa nyeri sebelah kanan bawah dan mual,
dengan keluhan tambahan badan lemas. Bila perut ditekan atau dikompres air
hangat terasa nyaman, di dapatlan kesimpulan sindrom yaitu defisiensi Yang
Limpa.
2. Prinip Terapi yang akan dilakukan : Menguatkan limpa dan menghilangkan
kelembapan, Tonifikasi Yang Limpa, Menguatkan limpa dan menyelaraskan
lambung.
19
DAFTAR PUSTAKA
Suharyono (2000 dan 2003), Klasifikasi diare akut, Dokumentasi Sub Bagian
Suharyono(2003), Diare Akut Klinik dan Laboratorik, EGC, Jakarta
Sutanto dkk (1987), Terapi Akupunktur ,PT Grafidian jaya, Jakarta.
Xinghua, B. (1996). Acupuncture in Clinical Practice. London:
Butterworthheineman.
FORMULIR
PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR
Identitas Pasien Form 0-1
Nama Pemeriksa/ Lenny Dwinijanti
Terapis
Tempat Periksa MAC Klinik
No. telepon 0 8 1 3 1 9 8 1 2 0 1 1
Agama Islam Pendidikan Terakhir SD
Pekerjaan Pelajar Status Pernikahan* Sudah Belum
Rujukan dari
Riwayat (menjelaskan secara rinci riwayat keluhan utama yang saat ini dirasakan)
Penyakit
Sekarang: Pasien datang dengan keluhan diare 5x sehari sudah 2 hari yang lalu , perut terasa
nyeri, dengan skala nyeri 5
Status Emosi
Marah Tidak terlihat
Khawatir Tidak terlihat
Berpikir Ada
Sedih Tidak terlihat
Gembira Tidak terlihat
Takut & Terkejut Tidak terlihat
Merenung Tidak terlihat
Status Diet Form 3-1
Makanan Nafsu makan )* Tidak ada/ Kurang/ Sedikit/ Baik/ Berlebihan
Frekuensi makan )* 1x 2x 3x 4x >5x / hari
Jenis makanan Berkuah
Porsi makan Setengah centong
Kecenderungan rasa manis/ asam/ pahit/ asin/ pedas/ tawar/ tidak ada
Camilan Krupuk
Minuman Frekuensi minum )* 2x 3x 4x 5x ≥8x gelas/ hari
1|Halaman
2
Skala Nyeri)* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar
skematis
(jika perlu)
kehamilan
Status Pediatri (jika perlu) Form 4-1
Lama 39 minggu Masalah selama Tidak ada
kehamilan kehamilan
Berat badan 3,00 Kg Masalah selama Tidak ada
lahir persalinan
Panjang badan 49 Cm Lama menyusu 1,5 tahun
lahir
Penyakit Tidak ada Vaksinasi yang pernah Lengkap
selama bayi didapat
Manifestasi klinis pada Sindroma Organ/Meridian Form 4-2
Hati/Kandung Tidak ada keluhan
Empedu
Limpa/ Diare
Lambung
G. DIAGNOSIS AKUPUNKTUR
/Jam
Jumat/08 April DO: Pasien tampak normal dengan badan tetgak. Diare karena Sindrom Defisiensi Yang
2021/ 10.00 Composmentis, tidak ada obat yang dikonsumsi. Limpa
DS: Pasien datang dengan keluhan diare 5x sehari
sudah 2 hari yang lalu, perut terasa nyeri
ketika ditekan, dengan skala nyeri 5.
Jumat/08 April 2021 Nn. I berusia 7 tahun datang dengan keluhan diare 5x sehari sudah 2 hari yang lalu,
perut terasa nyeri ketika ditekan, dengan skala nyeri 5.
RENCANA TINDAKAN
Hari/Tanggal Rencana Tindakan Nama, TTD
Jumat/08 April Nn. I berusia 7 tahun
2021 Vital sign TD: 110/80 mmHg, R: 18
kali/menit, F: 73 kali/menit, BB: 26 Kg, TB:
121 cm.
Dengan keluhan diare 5x sehari sudah 2 hari
yang lalu, perut terasa nyeri ketika ditekan. Lenny Dwinijanti
Dengan skala nyeri 5. Dilakukan penusukan
pada titik akupunktur: Pishu (BL 20),
Zhangmen (LV 13), Taibai (SP 3), Zhongwan
(CV 12), Zusanli (ST 36), Fenglong (ST 40),
Hequ (LI 4), Sanyinjiao (SP 6), Neiquan (PC
6), Baihui (GV 20).
I. PELAKSANAAN TERAPI AKUPUNKTUR
5|Halaman
6
J. EVALUASI AKUPUNKTUR
EVALUASI AKUPUNKTUR
Hari /Tanggal Hasil Tindakan / Evaluasi / Rencana Nama, TTD
Tindak Lanjut
Senin/12 April Nn. I, usia 7 tahun datang dengan keluhan
2021 utama BAB cair ± 2 hari yang lalu dengan
keluhan tambahan perut terasa mual dan
nyeri. Skala nyeri 5. Setelah dilakukan terapi Lenny Dwinijanti
yang kedua Pasien menyatakan nyerinya
sudah berkurang dari 5 menjadi 3 dan diare
sudah reda , tidak ada rasa mual lagi
6|Halaman
7
EVALUASI AKUPUNKTUR
Hari /Tanggal Hasil Tindakan / Evaluasi / Rencana Nama, TTD
Tindak Lanjut
Rabu/14 April Nn. I, usia 7 tahun datang dengan keluhan
2021 utama BAB cair ± 2 hari yang lalu dengan
keluhan tambahan perut terasa mual dan
nyeri. Skala nyeri 3, Setelah dilakukan terapi
yang ke tiga Pasien menyatakan nyerinya Lenny Dwinijanti
sudah berkurang dari 3 menjadi 0 dan diare
sudah reda , tidak ada rasa mual lagi
7|Halaman
8
Menyetujui segala pemeriksaan dan tindakan akupunktur yang akan diberikan kepada*) diri saya
sendiri/ suami/ istri/ ayah/ ibu/ anak/ lainnya (sebutkan)___________________________ :
Nama Lengkap : Indah Rantyani
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Maret 2014
Nomor KTP : -31730544030000007
Alamat : Apartemen Kalibata Blok A No8/8
Jakarta Selatan
sesuai dengan standar dan etika profesi akupunktur terapis.
Saya mengerti sepenuhnya dan dapat menerima segala pemeriksaan dan tindakan yang akan
diberikan, beserta segala risiko dan efek samping yang mungkin muncul, yang telah dijelaskan oleh
pemeriksa; dan tidak akan mengajukan tuntutan hukum apabila risiko dan efek samping tersebut
terjadi.
Demikianlah surat persetujuan ini saya isi dan tanda tangani dengan penuh kesadaran, tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun.
Ditandatangani di Jakarta, tanggal 08 April 2021
Saksi 1, Yang membuat pernyataan,
8|Halaman
LAPORAN KASUS SISTEM ENDOKRIN
”GOUT ARTHRITIS ”
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Klinik Ini Telah Diperiksa, Dan Mendapatkan Persetujuan Dan
Pengesahan Dari Pembimbing Praktik Klinik Akupunktur IIAlih Jenjang Prodi
Sarjana Terapan Akupunktur Dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur
Politeknik Kesehatan Surakarta
1|Halaman
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kasus Gout
Arthristis ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada laporan kasus praktik II Alih Jenjang D4 Akupunktur. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang terapi
insomnia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Heni Nur Kusumawati,
SKM,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang telah membimbing tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terlaksananya praktik kerja lapangan ini
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2|Halaman
3
DAFTAR ISI
3|Halaman
4
5. Evaluasi Terapi………………………………………………………36
6. Kesimpulan…………………………………………………………..37
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………..... 38
4|Halaman
5
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gout, akibat hiperurisemia di atas 390 mmol / l (6,5 mg / dl), sering
dikaitkan dengan gangguan metabolisme lainnya. Karena mengubah pola makan
dan gaya hidup lainnya kebiasaan, setidaknya 12% dari semua orang dewasa di
negara industri sekarang terkena asam urat. Dalam Studi Framingham, 9,2% pria
dan 0,4% wanita mengalami hiperurisemia, dan 19% di antaranya menderita asam
urat . Pengelolaan penyakit asam urat umumnya membutuhkan penggunaan
kombinasi agen anti-inflamasi dan penurun urat, termasuk kolkisin, NSAID dan
glukokortikoid (antiinflamasi), serta probenesid dan allopurinol (penurun urat).
Sedangkan agen penurun urat ini
efektif secara fisiologis (dengan rekomendasi dari European League Against
Rheumatism menyarankan bahwa target serum urate 6.0 mg / dl adalah optimal
mengurangi serangan), penelitian menunjukkan bahwa kualitas asam urat
manajemen biasanya buruk, karena kesabaran dan masalah dokter. Meski ada
keuntungan jangka pendek pengobatan obat untuk asam urat, farmakologis jangka
panjang pengobatan seringkali menimbulkan efek samping.
Sebuah angka OAINS tersedia untuk mengobati gout akut yang kambuh.
Obat-obatan yang lebih baru, lebih baik dan lebih aman masih dibutuhkan. Oleh
karena itu, penelitian terbaru berfokus pada pengobatan komplementer dan
alternatif (CAM) sebagai pengobatan yang efektif untuk artritis gout tanpa efek
samping yang signifikan.
Akupunktur adalah fokus yang sangat berguna karena memang demikian
populer di kalangan pasien, terutama untuk kondisi yang berhubungan dengan
nyeri [4]. Pada banyak penyakit, preferensi untuk pengobatan non-farmakologis
telah menghasilkan peningkatan promosi
dan penyediaan pengobatan komplementer, dengan akupunktur menjadi salah satu
pilihan yang paling populer. Sebagai contoh, pada Mei 2009, Institut Kesehatan
Nasional Inggris dan
5|Halaman
6
6|Halaman
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
Gout arthritis tidak hanya pada Ibu Jari saja, namun dapat
juga mempengaruhi sendi lain termasuk, pergelangan kaki, lutut,
lengan, pergelangan tangan, siku, bahkan kadang di jaringan lunak
dan tendon. Seringnya terjadi pada satu sendi di suatu satu waktu
saja. Namun bisa menjadi semakin parah dari waktu ke waktu dan
dapat terjadi pada beberapa sendi sekaligus (Khanna D. 2012 A).
7|Halaman
8
8|Halaman
9
9|Halaman
10
10 | H a l a m a n
11
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu
tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang
waktu 1- 10 tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-2 tahun.
Panjangnya rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa
bahwa dirinya pernah menderita serangan gout arthritis akut. Atau
menyangka serangan pertama kali yang dialami tidak ada hubungannya
dengan penyakit gout arthritis.
c. Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten)
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun- tahun tanpa
gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yg ditandai dengan
serangan artritis yang khas seperti diatas.
Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang
jarak antara serangan yang satu dengan serangan berikutnya makin lama
makin rapat dan lama serangan makin lama makin panjang, dan
jumlah sendi yang terserang makin banyak. Misalnya seseorang yang
semula hanya kambuh setiap setahun sekali, namun bila tidak berobat
dengan benar dan teratur, maka serangan akan makin sering terjadi
biasanya tiap 6 bulan, tiap 3 bulan dan seterusnya, hingga pada suatu saat
penderita akan mendapat serangan setiap hari dan semakin banyak sendi
yang terserang.
d. Tahap 4 (tahap Gout Arthritis Kronik Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun
atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yg merupakan
deposit dari kristal monosodium urat. Thopi ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila ukuran thopi
semakin besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi.
11 | H a l a m a n
12
12 | H a l a m a n
13
7. Konsep Nyeri
Nyeri merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan dan
bersifat sangat subjektif. Tingkatan atau skala nyeri yang dirasakan
seseorang berbeda-beda. Nyeri hanya dapat dijelaskan atau dievaluasi oleh
orang yang merasakannya (Tetty, 2015).
Penting bagi para tenaga kesehatan untuk mengetahui tingkatan nyeri pada
pasien karena dapat membantu dalam mengetahui kuantitas nyeri, menuntun
menyusun pemilihan modalitas dan metode terapi nyeri, alat evaluasi dan
membantu menegakkan diagnosa.
Berikut skala nyeri yang dapat digunakan untuk menilai intensitas nyeri
pada pasien : Skala Nyeri 0-10 (Visual Analog Scale (VAS))
VAS merupakan metode pengukuran tingkatan nyeri yang sensitif dan
akurat. VAS mempunyai korelasi yang baik dengan pengukuran yang lain,
dapat diaplikasikan kepada semua pasien tidak tergantung bahasa.
13 | H a l a m a n
14
Keterangan :
1 : Tidak merasakan nyeri sama sekali/normal.
2 : Nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan semut.
2 : Nyeri ringan seperti dicubit pada kulit dengan ringan.
3 : Nyeri sangat terasa (bisa ditahan) seperti benturan pada hidung
atau disuntik.
4 : Kuat, nyeri yang dalam (nyeri menyedihkan) terasa nyut-nyut
seperti sakit gigi dan nyeri disengat lebah/tawon.
5 : Sangat menyedihkan (kuat, dalam, nyeri yang menusuk) seperti terkilir.
6 : Intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga
mengganggu panca indera) tidak bisa konsentrasi dan komunikasi tidak
lancar.
7 : Sangat intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat) sangat
mengganggu indera, sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan baik
dan tidak mampu melakukan perawatan sendiri.
8 : Nyeri yang mengerikan (nyeri yang begitu kuat). Jika nyeri datang
dan berlangsung lama penderita tidak mampu berfikir secara rasional
dan terjadi gangguan kepribadian.
9 : Nyeri begitu kuat hingga tidak dapat ditahan sampai-sampai harus
segera menghilangkan rasa nyeri tanpa peduli lagi efek samping dan
risikonya.
10 : Nyeri begitu kuat hingga tak sadarkan diri. Skala rasa sakit ini jarang
dirasakan oleh seseorang karena sudah tak sadarkan diri (nyeri yang
tidak bisa dibayangkan dan diungkapkan).
14 | H a l a m a n
15
15 | H a l a m a n
16
16 | H a l a m a n
17
17 | H a l a m a n
18
18 | H a l a m a n
19
perkembangan dari ketiga jenis Bi diatas. Cirinya rasa sakit dan panas
pada sendi ketika diraba, merah dan bengkak pada persendian diikuti
keterbatasan gerakan dan rasa sakit yang sangat berat.
Kasus akut bisa timbul haus dan demam yang tidak turun walaupun
berkeringat (Yandi, 2011). Menurut Sim (2012), penyebab dan
mekanisme terjadinya penyakit pada sindrom Bi adalah sebagai
berikut :
a. Perubahan cuaca yang drastis dari panas ke dingin, menyebabkan
orang yang lama bermukim di tempat lembab, atau bekerja dalam
air terserang patogen bersifat angin, lembab dan dingin. Lokasi
yang paling sering terserang patogen tersebut ialah Jing
Luo/meridian, otot dan sendi dan hal tersebut menyebabkan Qi
dan darah terhambat hingga terjadi Bi/rematik.
b. Tubuh berlatar lembab, apabila terserang patogen panas atau
tubuh berlatar panas terserang patogen lembab, maka hal
tersebut menyebabkan kedua macam patogen menimbulkan
Bi/rematik bersifat lembab panas. Bi/rematik bersifat lembab
panas juga dapat terjadi akibat dari terlalu lama menderita
Bi/rematik bersifat angin, dingin dan lembab.
c. Bi/rematik baik yang bersifat angin lembab dan dingin, atau
lembab panas, apabila tidak dapat disembuhkan dalam jangka
waktu lama maka hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam patogen, antara lain Tan/dahak dan darah stasis
dari dalam tubuh, kemudian hal tersebut juga menyebabkan
terkurasnya Qi, Xue/darah dan Jing, hingga berbagai organ dalam
terutama Shen/ginjal dan Pi/limpa mejadi lemah. Bi/pegal linu
yang menetap di dalam tubuh yang bersifat Xu/lemah susah
disembuhkan secara tuntas karena otot, sendi, tulang dan lainnya
telah berubah dan disebut sebagai Wan Bi/rematik yang menetap.
Pada mulanya penyakit ini berada pada otot, tendon atau
Luo/meridian, kemudian baru menyerang sendi dan tulang dan
19 | H a l a m a n
20
20 | H a l a m a n
21
21 | H a l a m a n
22
22 | H a l a m a n
23
23 | H a l a m a n
24
24 | H a l a m a n
25
25 | H a l a m a n
26
26 | H a l a m a n
27
27 | H a l a m a n
28
28 | H a l a m a n
29
9. Evidend Based
Judul: Acupuncture for gouty arthritis A PRISMA-compliant protocol
for a systematic review and meta-analysis of randomized
controlled trials
Tahun : 2020
Peneliti: Gamseong Lee, KMDa , Foo Young Cho, KMDa , Bonhyuk
Goo, KMD, PhDb , Yeon-Cheol Park, KMD, PhDc.
DOI : 10.1097/MD.0000000000023527
Tujuan Penelitian: Bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh akupunktur
pada pasien gout arthritis dengan melakukan tinjauan sistematis
dan meta-analisis.
Metode: Pencarian komprehensif 8 database elektronik akan dilakukan,
termasuk MEDLINE, Embase, Cochrane Central Register of
Controlled Trials, 4 database Korea (KoreaMed, Sistem
Layanan Informasi Studi Korea, PenelitianSistem Layanan
Informasi, dan Sistem Terpadu Pencarian Lanjutan Pengobatan
Oriental), dan 1 database Cina (CinaInfrastruktur Pengetahuan
Nasional). Hanya uji coba terkontrol secara acak yang
membandingkan akupunktur dengan pengobatan konvensional
danakupunktur dengan pengobatan konvensional hingga
pengobatan konvensional saja untuk artritis gout akan
disertakan. Intensitas nyeri akan menjadi dianggap sebagai hasil
utama. Hasil sekunder akan mencakup durasi pereda nyeri,
tingkat efektif total, asam urat darahtingkat, penanda inflamasi,
dan kejadian efek samping. Dua peneliti independen akan
melakukan seleksi studi, data ekstraksi, dan penilaian kualitas.
Kualitas metodologis dari studi yang dimasukkan individu akan
dinilai menggunakan Cochrane risiko alat bias. Dalam meta-
analisis, untuk data dikotomis dan kontinu, rasio risiko dan
29 | H a l a m a n
30
30 | H a l a m a n
31
BAB III
RESUME KASUS
1. Pengkajian
a. Data Umum
Dari pengkajian didapatkan data identitas pasien sebagai berikut nama Tn
R berusia 40 tahun sudah menikah, agama islam, dengan keluhan tangan
dan kaki bagian kanan teraba pembangkakan di persendian ± sudah 3 hari
yang lalu. Ketika di tekan terasa sakit dan terdapat pembengkakan di
tangan kanan. diperberat dengan kondisi dingin, mereda apabila
dihangatkan yang dilaksanakan pada tanggal 16 April 2021 di MAC
Klinik.
b. Pemeriksaan Vital Sign
Pada pemeriksaan vital sign pada Tn R didapatkan hasil sebagai berikut
tekanan darah 120/80 mmHg, pemeriksaan respirasi 19 kali/menit,
pemeriksaan denyut nadi 80 kali/menit, suhu tubuh 36° C dengan berat
badan 65 kilogram dan tinggi badan 170 centimeter. Pada pemeriksaan
lidah didapatkan bahwa otot lidah pucat, ukuran lidah tipis, dengan
selaput putih tebal permukaan basah, tidak mengelupas, ada tapak gigi,
tidak ada fisura, tidak ada bercak sianotik.
c. 4 Cara Pemeriksaan
1) Wang (Penglihatan)
Pada pengkajian Wang Tn. R didapatkan pemeriksaan Shen terlihat
lemas, tampak kurang bersemangat, sinar mata sayu , ekspresi umum
lesu, kesadaran sadar penuh, posisi tubuh pasien tegak. Pada
pengamatan kulit tubuh, hidung, mata, bibir tidak ada kelainan
anatomis. Sedangkan keadaan keringat pada saat dilakukan
berkeringat biasa. Pasien Tn. R dapat berjalan bebas pergerakannya,
tidak terdapat gangguan gerak lain.
31 | H a l a m a n
32
32 | H a l a m a n
33
dalam, dan chi kiri teraba lemah, sedangkan cun kanan teraba kuat
normal, guan kanan teraba dalam, chi kanan teraba lemah
Kiri Kanan
Cun Lambat
Superfisial
寸
Guan Dalam
Dalam
关
Chi
Lemah Lemah
尺
d. Pemeriksaan Tambahan
Pasien Tn. R tidak mencantumkan hasil pemeriksaan tambahan.
2. Diagnosis Akupunktur
a. Analisis
33 | H a l a m a n
34
34 | H a l a m a n
35
semalam 3x. Dari nafsu makan pasien Tn. R baik. Kebiasaan makan
pedas dan asin. Suka minum hangat, sering haus tetapi tidak suka
minum.
5) Analisis Data Cie (palpasi atau perabaan)
Berdasarkan data Cie (palpasi) pada nadi didapatkan nadi secara
umum Dalam, Lemah, lambat yang menunjukkan Defisiensi Terapi
pada kasus Tn. R dilakukan pada area Ashe Point, dan titik
akupunktur. Pada palpasi (Cie) didapatkan area Ashe Point yaitu di
tangan
b. Kalimat Diagnosis
Tn. R, usia 40 tahun dengan keluhan keluhan tangan dan kaki bagian
kanan teraba pembangkakan di persendian ± sudah 3 hari yang lalu.
Ketika di tekan terasa sakit dan terdapat pembengkakan di tangan kanan.
diperberat dengan kondisi dingin, mereda apabila dihangatkan
disimpulkan Sindrom Defisiensi Yang Ginjal.
3. Perencanaan Akupunktur
Rencana tindakan pada tanggal 16 April 2021 adalah sebagai berikut :
1) Prinsip Terapi
Prinsip terapi pada Tn. R adalah :
a) Tonifikasi Yang
b) Menghangatkan meredian Ginjal
2) Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi : stetoskop,
sphygnomanometer, termometer, bengkok, kom+ tutup, safety box,
jarum halus (filiform needle) ukuran 1 cun dan 1,5 cun, kapas, alkohol
70%, elektrostimulator.
3) Titik Akupunktur
Titik akupunktur yang digunakan: BL 18 (Ganshu), BL 20 (Pishu), BL 23
(Shenshu), LV 3 (Thaizhong), SP 3 (Taibai), KI 3 (Taixi). Dan titik
35 | H a l a m a n
36
4. Pelaksanaan Akupunktur
Setelah pasien bersedia menandatangani lembar persetujuan tindakan,
terapi akupunktur dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati. Terapi
dilakukan selama 1 minggu 2x terapi diharapkan dapat mengurangi keluhan
yang dirasakan pasien Tn. R. keluhan tangan dan kaki bagian kanan teraba
pembangkakan di persendian ± sudah 3 hari yang lalu. Ketika di tekan terasa
sakit dan terdapat pembengkakan di tangan kanan. diperberat dengan kondisi
dingin, mereda apabila dihangatkan. Pelaksanaan terapi akupunktur
dilakukan dengan berbagai tahapan seperti menyiapkan peralatan, kemudian
melakukan vital sign dan menanyakan seputar keluhan Tn. R Setelah
anamnesa selesai terapis mempersilahkan Tn. R berbaring di bed yang telah
disediakan dan memposisikan pasien dalam keadaan terlentang dan pasien
merasa nyaman saat dilakukan terapi akupunktur. Pertama dilakukan
penusukan pada titik . Titik akupunktur yang digunakan yaitu titik utama BL
18 (Ganshu), BL 20 (Pishu), BL 23 (Shenshu), LV 3 (Thaizhong), SP 3 (Taibai), KI
3 (Taixi). Dan titik diferensial yaitu ST 25 (Tianshu), CV 4 (Guanyuan).
Frekuensi. Terapi ini dilakukan selama 15 menit menggunakan
elektrostimultor dengan frekuensi 10 Hz metode tonifikasi, dengan
menggunakan intermitten wave dan Saran dan anjuran yang dapat diberikan
kepada pasien hindari makan asin, minum yang teratur kurang lebih 8 gelas
perhari, dan istirahat yang cukup.
5. Evaluasi
a. Sabtu/16 April 2021: pasien Tn. R menyatakan sudah ada perubahan
dimana tangan dan kaki bagian kanan teraba pembangkakan di persendian
± sudah 3 hari yang lalu. Ketika di tekan terasa sakit dan terdapat
36 | H a l a m a n
37
6. Kesimpulan
1. Tn. R Berusia 40 tahun dengan keluhan tangan dan kaki bagian kanan
teraba pembangkakan di persendian ± sudah 3 hari yang lalu. Ketika di
tekan terasa sakit dan terdapat pembengkakan di tangan kanan. diperberat
37 | H a l a m a n
38
38 | H a l a m a n
39
DAFTAR PUSTAKA
Azari RA. (2014). Journal Reading: Artritis Gout. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung.
Cheng, M., Paul F. R., Gang Z. (2014). Chinese Medical Classics Volume 16.
USA: PMPH-USA.
Fauci et al., (2012). Harrison manual kedokteran. Jilid dua. Jakarta: Charisma
Publishing Group.
Fields, Theodore. (2017). Rheumatoid Arthritis and Gout: What’s the Difference?.
CreakyJoints and the clinical of the Inflammatory Arthritis Center's Early
Arthritis Initiative at the Hospital for Special Surgery in New York City
Fitria, F. (2015).Penambahan Latihan Stabilitas Lutut Lebih Baik daripada
39 | H a l a m a n
40
Flaws Bob and Phillipe Sionneau. (2005). The Treatment of Modern Western
Medical Disease with Chinese Medicine. Blue Poppy Press: Beijing.
Gongwang, L., Liya, C., & Goto, S. (1996). Clinical acupuncture & moxibustion.
Tianjin: Tianjin Science & Technology Translation & Publishing
Corporation.
Haryanto JT, Pradina YG, Estuningsih. (2017). Pengaruh Terapi Akupunktur Jin’s
3 Needle Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Nyeri Lutut Di
Dusun Sidorejo Desa Ngargorejo Kecamatan Ngemplak Boyolali .Jurnal
Keterapian Fisik, Volume 2, No 1,Mei 2017, hlm 01- 61
Krisnatuti, D. MS, Rina. Dan Vera, Y (1997). Perencanaan Menu Untuk Penderita
Gangguan Asam Urat, edisi 12. Jakarta: PS.
40 | H a l a m a n
41
Nierengarten, Mary Beth. (2019). The ACR’s & EULAR’s Gout Guidelines
Include Treatment Approaches.www.the-rheumatologist.org. American
College of Rheumatology. ISSN 1931-3268 (print). ISSN 1931-3209
(online)
Peng Bo dan Xie Jianqun. (2007). Traditional Chinese Internal Medicine. China:
People’s Medical Publishing House.
Rochat, E. (2012). Shen (Spirit, Soul) in Chinese Religion and Medicine. Paper
Charles Strong Trust Lecture.
41 | H a l a m a n
42
Schumacher HR, Chen LX. (2008). Gout and Others Crystal Associated
Arthropathies in Harrison’s Principle of Internal Medicine 17th Edition,
The McGraw Hill, USA pp. 2165.
Setter S.M, Sonnet T.S. (2005). New Treatment Option in the Management of
Gouty Arthritis, US. Pharmacist.
Sim KJ. (2008). Ilmu Terapi Akupunktur. Singapore: TCM Publication. Sim KJ.
(2012). Dasar Teori Ilmu Herbal dan Akupunktur. Singapore: TCM
Publication. Sinaga E., Nonon S., Suprihatin N. S., Ummu S., Yulia A.
M., Agusniar T., Santa L. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi.
Jakarta: Universitas Nasional IWWASH Global One.
Tehupeiory E.S. (2009). Artritis Pirai (Artritis Gout), Dalam: Buku Ajar Penyakit
Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: FKUI hal. 25, 56-60 .
42 | H a l a m a n
43
Wei-wei Lu, Jin-ming Zhang, Zheng-tao Lv, An-min Chen. (2016). Update on the
Clinical Effect of Acupuncture Therapy in Patients with Gouty Arthritis:
Systematic Review and Meta-Analysis. Journal Evid Based Complement
Alternat Med. doi: 10.1155/2016/9451670
Wenxin Chai, Yan Tai, Xiaomei Shao, Yi Liang, Guo-qing Zheng, Ping Wang,
Jianqiao Fang, and Boyi Liu . (2018). Electroacupuncture Alleviates Pain
Responses and Inflammation in a Rat Model of Acute Gout Arthritis.
Journal Evid Based Complement Alternat Med. doi:
10.1155/2018/2598975
43 | H a l a m a n
44
Zhu Bing dan Wang Hongcai. (2011). Acupuncture Therapeutics. USA: Singing
Dragon
44 | H a l a m a n
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
Jurusan Akupunktur
FORMULIR
PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR
Identitas Pasien Form 0-1
Nama Pemeriksa/ Lenny Dwinijanti
Terapis
Tempat Periksa MAC Klinik
No. telepon 0 8 5 3 7 4 2 1 7 5 1 3
Agama Islam Pendidikan Terakhir S1
Pekerjaan Karyawan Swsta Status Pernikahan* Sudah Belum
Rujukan dari
Status Emosi
Marah Ada
Khawatir Tidak terlihat
Berpikir Ada
Sedih Tidak terlihat
Gembira Tidak terlihat
Takut & Terkejut Tidak terlihat
Merenung Tidak terlihat
Status Diet Form 3-1
Makanan Nafsu makan )* Tidak ada/ Kurang/ Sedikit/ Baik/ Berlebihan
Frekuensi makan ) 1x 2x 3x 4x >5x / hari
*
Jenis makanan Keringan
Porsi makan Satu centong
Kecenderungan manis/ asam/ pahit/ asin/ pedas/ tawar/ tidak ada
rasa
Camilan Kripik
1|Halaman
Minuman Frekuensi minum ) 2x 3x 4x 5x ≥8x gelas/ hari
*
Jenis minuman Air putih
Panas/dingin Panas
Status BAB-BAK Form 3-2
Buang Air Besar Frekuensi 1x 2x 3x 4x >5x / hari
Konsistensi Lembek Darah* Ada Tidak
Bentuk Lojong Warna Coklat
Mengejan/tidak Tidak
Buang Air Kecil Frekuensi 1x 2x 3x 4x >5x / hari
Jumlah Bening
Warna Putih kekuningan Darah* Ada Tidak
Kepekatan Tidak pekat Nanah* Ada Tidak
BAK malam hari Tidak
Status Lokalis(jika ada) Form 3-3
Lokasi Tangan bagian kanan
Skala Nyeri)* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar skematis
(jika perlu)
L. DIAGNOSIS AKUPUNKTUR
V. ANALISIS DATA
optional
Hari/ Tanggal Data Fokus Masalah/Problem
/Jam
4|Halaman
Jumat, 16 April DO. Pasien tampak normal dengan badan agak Sindrom Bioleh karena Defisiensi
2021 tegak. composmentis, tidak ada obat yang
Yang Ginjal
dikonsumsi.
Jumat, 16 April Tn. R Berusia 40 tahun dengan keluhan tangan dan kaki bagian kanan teraba
2021 pembangkakan di persendian± sudah 3 hari yang lalu. Ketika di tekan terasa sakit
dan terdapat pembengkakan di tangan kanan. diperberat dengan kondisi dingin,
mereda dengan penghangatan. Sensasi nyeri yaitu hilang timbul disertai rasa dingin
pada sendi, dengan skala nyeri yaitu 6.
M. PERENCANAAN TERAPI AKUPUNKTUR
Tn. R Berusia 40 tahun dengan keluhan tangan dan kaki bagian kanan teraba pembangkakan di
persendian± sudah 3 hari yang lalu. Ketika di tekan terasa sakit dan terdapat pembengkakan di tangan
kanan. diperberat dengan kondisi dingin, mereda denganpenghangatan. Sensasi nyeri yaitu hilang
timbul disertai rasa dinginpada sendi, dengan skala nyeri yaitu 6.Akan dilakukan terapi akupunktur
dengan prinsip terapi tonifikasi Yang tubuh dan menghangatkan meridian. Dengan sindrom Bi oleh
karena defisiensiYang Ginjal, kemudian dilakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk. Alat dan
bahan yang digunakan terapi akupunktur yaitu elektrostimulator, TDP, jarum akupunktur berukuran
1½, dan 1, kapas, bengkok, tempat jarum bekas, thermometer, tensi meter, hand sanitizer dan alkohol
70%. Posisi pasien saat diterapi adalah terlentangkemudian tengkurap. Posisi ini disesuaikan dengan
kenyamanan pasien saat dilakukan terapi akupunktur serta disesuaikan dengan lokasi penusukan. Titik
akupunktur yang digunakan yaitu titik utama BL 18 (Ganshu), BL 20 (Pishu), BL 23 (Shenshu), LV 3
(Thaizhong), SP 3 (Taibai), KI 3 (Taixi). Dan titik diferensial yaitu ST 25 (Tianshu), CV 4 (Guanyuan).
Frekuensi terapi 2 hari sekali sebanyak 5 kali terapi.
RENCANA TINDAKAN
Hari/Tanggal Rencana Tindakan Nama, TTD
Jumat, 16 April Tn. R Berusia 40 tahun.
2021 vital sign TD: 120/80 mmHg, R: 19
kali/menit, F: 85 kali/menit, BB: 65 kg,
TB: 170 cm. Dengan keluhan tangan dan
kaki bagian kanan teraba pembengkakan
di persendian± sudah 3 hari yang lalu.
Ketika di tekan terasa sakit dan terdapat
pembengkakan di tangan dan kaki kanan. Lenny Dwinijanti
diperberat dengan kondisi dingin, mereda
denganpenghangatan. Sensasi nyeri yaitu
hilang timbul disertai rasa dinginpada
sendi, dengan skala nyeri yaitu 6.
Dilakukan penusukan pada titik
akupunktur: BL 18 (Ganshu), BL 20
(Pishu), BL 23 (Shenshu), LV 3
(Thaizhong), SP 3 (Taibai), KI 3 (Taixi),
ST 25 (Tianshu), CV 4 (Guanyuan).
N. PELAKSANAAN TERAPI AKUPUNKTUR
5|Halaman
Hari/ Tanggal Tindakan Akupunktur Nama, TTD
Jumat/16 April Tn. R Berusia 40 tahun.
2021 vital sign TD: 120/80 mmHg, R: 19
kali/menit, F: 85 kali/menit, BB: 65 kg,
TB: 170 cm. Dengan keluhan tangan dan
kaki bagian kanan teraba pembangkakan
di persendian ± sudah 3 hari yang lalu.
Ketika di tekan terasa sakit dan terdapat
pembengkakan di tangan dan kaki kanan.
diperberat dengan kondisi dingin, mereda
denganpenghangatan. Sensasi nyeri yaitu
hilang timbul disertai rasa dinginpada Lenny Dwinijanti
sendi, dengan skala nyeri yaitu 6.
Dilakukan penusukan pada titik
akupunktur: BL 18 (Ganshu), BL 20
(Pishu), BL 23 (Shenshu), LV 3
(Thaizhong), SP 3 (Taibai), KI 3 (Taixi),
ST 25 (Tianshu), CV 4 (Guanyuan).
Dengan modalitas terapi
elektrostimulator dan TDP sebagai alat
bantu terapi.
O. EVALUASI AKUPUNKTUR
EVALUASI AKUPUNKTUR
Hari /Tanggal Hasil Tindakan / Evaluasi / Rencana Nama, TTD
Tindak Lanjut
Selasa/20 April Tn. R Berusia 40 tahun, Dengan keluhan
2021 tangan dan kaki bagian kanan teraba
pembangkakan di persendian ± sudah 3
hari yang lalu. Ketika di tekan terasa
sakit dan terdapat pembengkakan di
tangan dan kaki kanan. diperberat dengan Lenny Dwinijanti
kondisi dingin, mereda dengan
penghangatan. Sensasi nyeri yaitu hilang
timbul disertai rasa dingin pada sendi,
dengan skala nyeri yaitu 6 Setelah
dilakukan terapi yang kedua pasien
merasakan ada perubahan nyeri dari skala
6 menjadi 4 dan terasa nyaman. Pasien
akan di jadwalkan untuk terapi
selanjutnya.
7|Halaman
EVALUASI AKUPUNKTUR
Jumat/23 April Tn. R Berusia 40 tahun, Dengan keluhan
2021 tangan dan kaki bagian kanan teraba
pembangkakan di persendian ± sudah 3
hari yang lalu. Ketika di tekan terasa
sakit dan terdapat pembengkakan di Lenny Dwinijanti
tangan dan kaki kanan. diperberat dengan
kondisi dingin, mereda dengan
penghangatan. Sensasi nyeri yaitu hilang
timbul disertai rasa dingin pada sendi,
dengan skala nyeri yaitu 6 Setelah
dilakukan terapi yang ketiga pasien
merasakan ada perubahan nyeri dari skala
2 menjadi 0 dan terasa nyaman.
Pengesahan Status Klien
Akupunktur Terapis Pembimbing Lapangan
8|Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN
(Informed Consent)
Menyetujui segala pemeriksaan dan tindakan akupunktur yang akan diberikan kepada*) diri saya
sendiri/ suami/ istri/ ayah/ ibu/ anak/ lainnya(sebutkan)___________________________ :
Nama Lengkap Rano Rachestyo
Tempat/Tanggal Lahir Surabaya, 11-11-1981
Nomor KTP 31705111181026
Alamat JL. Palayu 5 No 10, Kota Bogor Utara
Demikianlah surat persetujuan ini saya isi dan tanda tangani dengan penuh kesadaran, tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun.
Ditandatangani di Jakarta, tanggal 16 April 2021
Saksi 1, Yang membuat pernyataan,
Lenny Dwinijanti
*) pilih salah satu
9|Halaman
LAPORAN KASUS SISTEM RESPIRO KARDIOVASKULAR
”HIPERTENSI”
Laporan Praktik Klinik Ini Telah Diperiksa, Dan Mendapatkan Persetujuan Dan
Pengesahan Dari Pembimbing Praktik Klinik Akupunktur II Alih Jenjang Prodi
Sarjana Terapan Akupunktur Dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur
Politeknik Kesehatan Surakarta
1|Halaman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kasus
Hipertensi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada laporan kasus praktik II Alih Jenjang D4 Akupunktur. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang terapi
insomnia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Heni Nur Kusumawati,
SKM,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang telah membimbing tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terlaksananya praktik kerja lapangan ini
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2|Halaman
DAFTAR ISI
3|Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gaya hidup global, baik secara sosial dan ekonomi memegang hal yang
sangat besar dalam terjadinya transisi epidemiologis di negara maju dan
berkembang, sehingga semakin menggambarkan penyakit menular yang
cenderung berkurang menjadi penyakit tidak menular yang semakin meningkat.
Pergeseran epidemiologis ini disebabkan oleh perubahan dalam perubahan sosio-
ekonomi, lingkungan dan populasi, ketika orang-orang telah mengadopsi gaya
hidup yang tidak sehat, seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, makanan yang
tinggi lemak dan kalori, dan konsumsi alkohol yang diperkirakan sebagai risiko
terjadinya faktor penyakit tidak menular. Pada abad ke-21 diperkirakan akan ada
peningkatan insiden dan prevalensi cepat penyakit tidak menular, yang merupakan
tantangan utama untuk masalah kesehatan di masa depan. WHO (World Health
Organization) memperkirakan bahwa pada tahun 2020 penyakit tidak menular
akan menyebabkan 73% kematian dan 60% dari seluruh kesakitan di dunia.
Indonesia menjadi salah satu negara yang merasakan dampak peningkatan angka
kesakitan ini. 1,2 Hipertensi adalah salah satu contoh penyakit tidak menular,
menjadi hipertensi masalah kesehatan sangat serius. Penyakit ini dikenal juga
silent killer. Penyakit ini akan menyerang berbagai organ dan menyebabkan
penyakit lain, misalnya, stroke, penyakit ginjal, serangan jantung, dan juga
kebutaan. Menurut hasil beberapa penelitian diketahui bahwa hipertensi yang
tidak terkontrol akan meningkatkan risiko stroke hingga tujuh kali lipat dan tiga
kali lipat risiko serangan jantung. Menurut WHO dan International Society of
Hypertension (ISH) 2012, saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh
dunia, dan tiga juta meninggal setiap tahun, tujuh dari sepuluh penderita tidak
menerima pengobatan yang memadai.2 Hipertensi adalah penyakit kardiovaskular
yang paling banyak, mempengaruhi sekitar sepertiga dari populasi orang dewasa
di Amerika Utara dan Eropa. Hipertensi adalah faktor risiko untuk terjadinya
infark miokard dan stroke, penyebab kematian pertama dan ketiga yang paling
sering terjadi di Amerika. negara-negara ini, masing-masing, dan berkorelasi erat
dengan morbiditas akibat gangguan vaskuler. Tekanan darah dapat diturunkan
dengan beberapa jenis obat dan dengan perubahan gaya hidup seperti penurunan
berat badan, pembatasan asupan garam, dan olahraga. Namun intervensi gaya
4|Halaman
hidup sulit untuk dicapai dan bahkan lebih sulit untuk dipertahankan, dan terapi
obat mahal, bermasalah kepatuhan, dan disertai dengan efek samping yang tidak
diinginkan sehingga terapi komplementer menjadi alternatif atau terapi
pendamping yang diharapkan mampu menangani kasus hipertensi. Prevalensi
penderita hipertensi diperkirakan mencapai 15 juta orang Indonesia tetapi hanya
4% mengendalikan mereka yang menderita hipertensi dan mengetahui bahwa
mereka menderita hipertensi, dinyatakan bahwa 50% pasien tidak menyadari diri
mereka sebagai pasien hipertensi karena itu mereka cenderung menderita
hipertensi yang lebih berat karena tidak merubah gaya hidup dan menghindari
faktor risiko. 3 Akupunktur menurut pengobatan tradisional Tiongkok. Terapi
akupunktur secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah setelah 6 minggu
terapi. 4 Penanganan kasus hipertensi mengalami perkembangan. Berbagai terapi
komplementar (pendamping) menjadi terapi tambahan yang telah diberikan pada
penderita hipertensi selain terapi perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Salah
satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengobati hipertensi
adalah Akupunktur.
5|Halaman
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi primer atau hipertensi esensial yang diderita
sekitar 95% individu secara umum tidak dapat diidentifikasi. Hipertensi
primer biasanya menyerang orang dewasa dan berhubungan dengan faktor
genetik. Sedangkan pada hipertensi sekunder, penyebabnya sudah dapat
diidentifikasi atau diketahui. Penyebab dari hipertensi sekunder meliputi
penggunaan esterogen, penyakit ginjal, dan hipertensi vaskular ginjal
(Marrelli, 2008) Penyebab hipertensi menurut Ardiansyah (2012):
1) Hipertensi primer Hipertensi primer disebabkan oleh faktor genetik,
jenis kelamin, usia, diet yang tidak tepat, berat badan berlebih atau
obesitas, dan gaya hidup yang tidak sehat (konsumsi alkohol dan
merokok),
2) Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder disebabkan oleh coarctation
aorta, penyakit parenkim dan vaskular ginjal, penggunaan kontrasepsi
hormonal (estrogen), gangguan endokrin, kegemukan, gaya hidup yang
tidak sehat (kurang olahraga), stres, kehamilan, dan peningkatan volume
intravascular
3. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Jitowiyono
(2018) menyatakan beberapa klasifikasi hipertensi, antara lain:
1) Hipertensi berdasarkan faktor penyebab Berdasarkan penyebabnya,
hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
6|Halaman
hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer atau esensial
merupakan tekanan darah tinggi yang tidak disebabkan oleh suatu
penyakit. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti
stres dan kurang olahraga.
2) Hipertensi berdasarkan bentuknya
Selain berdasarkan penyebabnya, hipertensi juga dibedakan berdasarkan
bentuknya, yakni hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi
campuran. Selain itu, ada juga yang disebut hipertensi pulmonal, yaitu
suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas,
pusing, bahkan pingsan pada saat melakukan aktivitas tertentu. 3)
Hipertensi pada kehamilan Jenis hipertensi yang terakhir adalah
hipertensi pada kehamilan. Kementerian Kesehatan RI (2014)
menyebutkan bahwa pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang
umumnya terdapat pada saat kehamilan, antara lain:
a) Preeklampsia-eklampsia atau hipertensi yang diakibatkan kehamilan
(selain tekanan darah meningkat, juga didapat kelainan lain pada air
kencingnya). Preeklamsi adalah penyakit yang timbul dengan tanda-
tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan.
b) Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
c) Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan
preeklampsia dengan hipertensi kronik.
d) Hipertensi gastrointestinal atau hipertensi yang sifatnya sesaat.
Hipertensi juga dapat diklasifikasikan menurut tingkatan derajat
tekanan darah tinggi. Seventh Report of The Joint national Committee
VII (JNC VII) on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Pressure memberikan klasifikasi tekanan darah bagi dewasa
usia 18 tahun keatas yang tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah
tinggi dan tidak menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu.
JNC VII (2003) mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut:
7|Halaman
Selain JNC VII, World Healt Organization (WHO) juga
mengklasifikasikan hipertensi dalam beberapa tingkatan. Klasifikasi
Hipertensi menurut WHO (2015) adalah sebagai berikut:
4. Patofisiologi Hipertensi
Tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi terjadi melalui mekanisme
tertentu. Beberapa mekanisme yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara
lain:
1) Curah jantung dan tahanan perifer Keseimbangan curah jantung dan tahanan
perifer berpengaruh terhadap skala pengukuran tekanan darah. Sebagian besar
kasus hipertensi esensial, terjadi peningkatan pada tahanan perifer tanpa diikuti
peningkatan curah jantung. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada kondisi
tersebut tubuh akan kekurangan untuk suplai oksigen dan nutrisi sehingga
mengakibatkan daya kontraksi jantung menurun dan menyebabkan terjadinya
penurunan curah jantung. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh
8|Halaman
konsentrasi kelotot halus yang terdapat pada arteriol. Apabila terjadi
peningkatan konsentrasi otot halus yang semakin lama, maka akan
mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol yang diperantarai oleh
angiotensin sehingga terjadi peningkatan tahanan perifer yang bersifat
irreversible (Gray et al., 2005).
2) Sistem Renin Angiotensin Aldosteron Renin-angiostensin merupakan sistem
endokrin yang berperan dalam mengontrol tekanan darah. Hipertensi terjadi
melalui mekanisme terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh ACE
(Angiotensin I-Converting Enzyme).Hati memproduksi angiostensinogen yang
terkandung di dalam darah. Hormon renin yang diproduksi ginjal akan
mengubah angiostensinogen menjadi angiostensin I (dekapeptida tidak aktif).
ACE yang diproduksi di paru-paru mengubah angiostensin I menjadi
angiostensin II. Angiostensin II sangat berpotensi meningkatkan tekanan darah
dengan cara meningkatkan sekresi ADH (Antidiuretic Hormon) dan
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal (Fauci et al., 2008;
Nuraini, 2015).
3) Sistem Saraf Otonom Sirkulasi sistem saraf otonom akan menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi dan dilatasiarteriol. Sistem saraf otonom memiliki
peran dalam mempertahankan tekanan darah. Padahal ini, hipertensi terjadi
karena adanya interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin
angiotensin aldosteron sehingga akan memengaruhi keseimbangan natrium dan
volume sirkulasi (Gray et al., 2005).
e. Manifestasi Klinis
Hipertensi Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita
hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal
hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung,
sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat,
berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi
yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi
ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan
gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).
5. Penatalaksanaan Hipertensi
9|Halaman
Tujuan Penatalaksanaan medis pada seseorang yang menderita hipertensi
adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan
mencapai atau mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg
(Muttaqin, 2009). Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan atau dengan cara memodifikasi gaya hidup.
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak
lebih dari ½ sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari
minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga
dianjurkan untuk penderita hipertensi, dapat berupa jalan, jogging, bersepeda
selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Penting juga untuk
beristirahat dengan waktu yang cukup (6-8 jam) dan mengendalikan stress.
Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter keluarga terpercaya (Kemenkes, 2014).
10 | H a l a m a n
penyakit yang merusak Yin ginjal, menyebabkan hiperaktivitas dari Yang
hati (Xinghua, 1996 ; Ren 2006).
3. Diferensiasi Sindrom
Hipertensi Zhang dan Xu (2007) menjelaskan diferensiasi sindrom pada
kasus hipertensi meliputi :
1) Sindrom Hiperaktivitas Yang Hati Manifestasi utama pada sindrom
Hiperaktivitas Yang Hati berupa dizziness, nyeri distensi di kepala,
pandangan mata kabur, kemerahan pada wajah, mata merah, tinnitus,
mudah marah, insomnia, urin kuning, konstipasi, lidah merah kering
dengan sedikit selaput, nadi cepat seperti benang dan tegang. Titik yang
digunakan: Taixi (KI 3), Taichong (LV 3), Sanyinjiao (SP 6), Shensu
(BL 23), Fengchi (GB 20), Xiaxi (GB 43) dengan metode reinforcing
untuk menguatkan Yin Ginjal.
2) Sindrom Defisiensi Yin Hati dan Ginjal Manifestasi utama pada
sindrom Defisiensi Yin Hati dan Ginjal berupa dizziness, palpitasi,
pandangan mata kabur, tinnitus, sensasi panas di lima titik, sakit dan
lemah di lutut dan pinggang, sering buang air kecil pada malam hari,
keringat malam, lidah merah, nadi dalam lemah dan seperti benang.
Titik yang digunakan: Taixi (KI 3), Sanyinjiao (SP 6), Ganshu (BL 18),
Yanglingquan (GB 34), Shensu (BL 23) untuk meningkatkan Hati dan
ginjal.
3) Sindrom Berkobarnya Api Hati Manifestasi utama pada sindrom
Berkobarnya Api Hati berupa sakit kepala, dizziness, wajah dan mata
merah, mudah marah, tinnitus, ketulian, konstipasi, kering dan rasa
pahit dimulut, kelelahan, gelisah, urin kuning, lidah merah dengan
selaput kuning, nadi tegang dan cepat. Titik yang digunakan: Xingjian
(LV 2), Quchi (LI 11), Baihui (GV 20), Fengchi (GB 20), dengan
metode sedasi, dan melakukan pricking pada titik Taiyang (EX-HN 5).
4) Sindrom Akumulasi Fleghma Lembab di Jiao Tengah Manifestasi
utama pada sindrom Akumulasi Fleghma Lembab di Jiao Tengah
berupa pusing berputar-putar, sensasi berat di kepala, mudah ngantuk,
sensasi penuh dan rasa tertekan di dada, lidah gemuk, terdapat tapak
gigi dan berminyak dengan selaput keputihan, nadi licin atau tegang.
Titik yang digunakan: Fenglong (ST 40), Zhongwan (CV 12), Zusanli
11 | H a l a m a n
(ST 36), Neiguan (PC 6), Yinlingquan (SP 9) dengan metode
menghilangkan lembab.
12 | H a l a m a n
Metode: Penanganan hipertensi dengan metode terapi akupunktur dan
herbal. Terapi akupunktur dilakukan pada titik Fengchi (GB20), Taichong
(LR3), Hegu (LI4) dengan prinsip sedasi api hati dan titik Xuehai (SP10)
dan Chize (LU5) dengan prinsip tonifikasi. Pada terapi herbal pasien
diberikan herbal seledri segar (Apium graveolens L.) dan wortel (Daucus
carota L.) yangmemiliki efek hipotensif.
Hasil: Penanganan hipertensi dengan terapi akupunktur yang diberikan
sebanyak 12 kali, 3 kali dalam seminggu. Terapi herbal diberikan selama 4
minggu, diminum 1 kali sehari pada sore hari dengan dosis 200 ml. Terapi
ini dapat menurunkan tekanan darah pasien.
Kesimpulan: Terapi akupuntur pada titik Fengchi (GB20), Taichong
(LR3), Hegu (LI4) dengan prinsip sedasi api hati dan titik Xuehai (SP10)
dan Chize (LU5) dan herbal seledri segar (Apium graveolens L.) dan
wortel (Daucus carota L.) dapat menurunkan tekanan darah dan keluhan
tambahan lainnya pada pasien hipertensi.
13 | H a l a m a n
BAB III
RESUME KASUS
1. Pengkajian
a. Data Umum
Dari pengkajian didapatkan data identitas pasien sebagai berikut nama Tn
H berusia 44 tahun sudah menikah, agama islam, dengan keluhan
tekanan darah tinggi,yang dilaksanakan pada tanggal 09 April 2021 di
MAC Klinik.
b. Pemeriksaan Vital Sign
Pada pemeriksaan vital sign pada Tn. H didapatkan hasil sebagai berikut
tekanan darah 170/100 mmHg, pemeriksaan respirasi 18 kali/menit,
pemeriksaan denyut nadi 80 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C dengan berat
badan 78 kilogram dan tinggi badan 170 centimeter. Pada pemeriksaan
lidah didapatkan bahwa otot lidah merah, ukuran lidah gemuk, dengan
selaput kuning tebal permukaan basah, tidak mengelupas, ada tapak gigi,
tidak ada fisura, tidak ada bercak sianotik.
c. 4 Cara Pemeriksaan
1) Wang (Penglihatan)
Pada pengkajian Wang Tn. H didapatkan pemeriksaan Shen terlihat
lemas, tampak kurang bersemangat, sinar mata merah , ekspresi
umum lesu, kesadaran sadar penuh, posisi tubuh pasien tegak. Pada
pengamatan kulit tubuh, hidung, mata, bibir tidak ada kelainan
anatomis. Sedangkan keadaan keringat pada saat dilakukan
berkeringat biasa. Pasien Tn. H dapat berjalan bebas pergerakannya,
tidak terdapat gangguan gerak lain.
Pada pemeriksaan lidah didapatkan data warna otot lidah merah ada
selaput kuning tebal, otot lidah gemuk, pergerakan ototnya tidak
tremor.
2) Wen (pendengaran dan penciuman)
Pada pengamatan dengan cara pendengaran didapatkan hasil suara
Tn. H terdengar jelas, namun lemas, tidak ada suara nafas, tidak ada
suara batuk. Pada pemeriksaan penciuman, tidak terdapat bau badan,
bau keringat, dan tidak ada bau mulut pada pasien.
3) Wun (Anamnesa)
14 | H a l a m a n
Pengkajian dilakukan pada tanggal 09 April 2021dengan cara auto –
anamnesa. Dari pengkajian didapatkan data Tn . Husia 44 tahun
datang dengan Keluhan pusing kepala sampai ke leher. Tn. H
memiliki kencenderungan menyukai jenis makanan gorengan, asin
dan pedas. Frekuensi minum Tn. H yaitu kurang lebih 5 kali sehari
dengan volume kurang lebih 1,5 liter dalam sehari, cenderung
menyukai air mineral dengan suhu hangat. Pada pemeriksaan BAK
didapatkan data bahwa buang air kecil (BAK) frekuensinya 4 – 5
kali sehari dengan jumlah sedang, warnanya kekuningan dan jernih,
tidak terdapat darah dan nanah pada urinnya, serta 3x buang air pada
malam harinya. Pada pemeriksaan BAB didapatkan data bahwa
buang air besar (BAB) frekuensinya 1 kali dalam sehari di pagi hari
dengan konsistensi padat, berbentuk, berwarna kekuningan,
mengejan normal dan tidak terdapat darah.. Pada organ jantung dan
usus kecil terdapat mudah marah. Perabaan dan Palpasi (Cie)
Pada hasil pemeriksaan nadi pada Tn. H didapatkan hasil
kedalaman nadi dalam, kecepatan nadi lambat, ukuran nadi normal,
kekuatan nadi lemah dan benang. Deferensiasi cun kiri teraba
superfisial, guan kiri teraba dalam, dan chi kiri teraba lemah, sedangkan
cun kanan teraba kuat normal, guan kanan teraba dalam, chi kanan
teraba lemah
Kiri Kanan
Cun Kuat Normal
Superfisial
寸
Guan Dalam
Dalam
关
Chi
Lemah Lemah
尺
d. Pemeriksaan Tambahan
Pasien Tn. H tidak mencantumkan hasil pemeriksaan tambahan.
2. Diagnosis Akupunktur
a. Analisis
1) Analisa Data Umum
15 | H a l a m a n
Pada pemeriksaan vital sign pada Tn. H didapatkan hasil sebagai berikut
tekanan darah 160/90 mmHg, tekanan darah tersebut menandakan
tekanan darah tinggi. Menurut American Heart Assosiaciation tekanan
darah sistolik secara konsisten berkisar antara 120 – 129 mmHg dan
diastolik <60 mmHg. Pemeriksaan respirasi 18 kali/menit. Menurut
WHO, pengukuran respirasi normal pada dewasa, yaitu 16 – 20
kali/menit. Pemeriksaan denyut nadi 80 kali/menit. Menurut WHO,
pemeriksaan denyut nadi normal pada orang dewasa, yaitu 70 – 80
kali/menit. Suhu tubuh 36,5° C. Menurut hasil penelitian dari dokter
berkebangsaan Jerman bernama Carl Wunderlich, suhu tubuh normal
orang dewasa: 36,5-37,5° C. Berat badan 78 kilogram dan tinggi badan
170 centimeter. Berdasarkan perhitungan Body Mass Index (BMI),
tergolong memiliki status berat badan yang cukup. Tn. H tidak memiliki
alergi.
2) Analisa data pengamatan (Wang)
Berdasarkan data Wang (pengamatan) keadaan semangat dari Tn.H
tampak kurang bersemangat, sinar mata merah, ekspresi umum lesu,
kesadaran sadar penuh dan dapat dianalisa bahwa pasien itu mempunyai
defisisien Qi. Pada Sing Tay terdapat data posisi tubuh pasien tegak
menunjukkan Panas . Pada pengamatan kulit tubuh, hidung, mata, bibir
tidak ada kelainan anatomis. Sedangkan keadaan keringat pada saat
dilakukan anamnesa pasien Tn.H berkeringat biasa. Pada pengamatan
lidah didapatkan data warna otot lidah merah muda ada selaput kuning
tebal menunjukkan adanya lembab dan panas. Otot lidah gemuk
menunjukkan Lembab. Selain itu kebasahan cukup lembab menandakan
keadaan cairan tubuh, dan pergerakan ototnya tidak tremor.
3) Analisa data pendengaran dan Penciuman (Wen)
Pada pengamatan dengan cara pendengaran didapatkan hasil suara Tn. H
terdengar lemah, tidak ada suara nafas, tidak ada suara batuk. Pada
pemeriksaan penciuman, tidak terdapat bau badan, bau keringat, dan
tidak ada bau mulut pada pasien. Menurut Saputra (2017), suara yang
lemah menunjukkan sindrom defisien. Pada pemeriksaan Tn.H
didapatkan suara keras dan tidak ada bau mulut.
4) Analisa data Wun (anamnesa)
16 | H a l a m a n
Berdasarkan data Wun (anamnesa) pasien Tn. H 44 tahun datang dengan
keluhan utama Kepala pusing sampai leher. Pasien merasakan enak saat
dilakukan penekanan. Riwayat penyakit pasien Tn. H memiliki riwayat
sakit keturunan dari bawaan atau dari orang tua yaitu jantung coroner.
Dari pertanyaan khusus kepada pasien Tn .H didapatkan data pasien
menyatakan sering marah, merasakan panas yang menunjukkan adanya
faktor panas. Keadaan BAB (Buang Air Besar) sehari 1x dan tinja yang
keras dan berbentuk menunjukkan adanya Lembab panas, dan keadaan
BAK (Buang Air Kecil) urin banyak yaitu semalam 3x. Dari nafsu
makan pasien Tn. H baik. Kebiasaan makan pedas dan asin. Suka minum
hangat, sering haus tetapi tidak suka minum.
5) Analisis Data Cie (palpasi atau perabaan)
Berdasarkan data Cie (palpasi) pada nadi didapatkan nadi secara umum
tenggelam, Cepat, licin yang menunjukkan Lembab panas. Terapi pada
kasus Tn. H dilakukan pada area Ashe Point, dan titik akupunktur. Pada
palpasi (Cie) didapatkan area Ashe Point yaitu di abdomen.
b. Kalimat Diagnosis
Tn. H, usia 44 tahun dengan keluhan Kepala pusing sampai leher sindrom
Lembab panas di Limpa dan Jantung.
3. Perencanaan Akupunktur
Rencana tindakan pada tanggal 09 April 2021adalah sebagai berikut :
1) Prinsip Terapi
Prinsip terapi pada Tn. H adalah :
c) Menguatkan limpa dan menghilangkan kelembapan,
d) Tonifikasi Limpa,
e) Membuang panas dan menyelaraskan Jantung
2) Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi : stetoskop,
sphygnomanometer, termometer, bengkok, kom+ tutup, safety box,
jarum halus (filiform needle) ukuran 1 cun dan 1,5 cun, kapas, alkohol
70%, elektrostimulator.
3) Titik Akupunktur
17 | H a l a m a n
Titik akupunktur yang digunakan: Baihui (GV20), Shenting (GV24),
Yintang (EX-HN3), Fengchi (GB20), Jianjing (GB 21), Quchi (LI11),
Sanyinjiau (SP6), Taixi (KI3), Neiguan (PC 6). Dengan modalitas terapi
elektrostimulator, jarum akupunktur.
4) Jadwal terapi
Melakukan terapi 1-2 kali dalam seminggu.
4. Pelaksanaan Akupunktur
Setelah pasien bersedia menandatangani lembar persetujuan tindakan,
terapi akupunktur dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati. Terapi
dilakukan selama 1 minggu 2x terapi diharapkan dapat mengurangi keluhan
yang dirasakan pasien Tn. H. Pelaksanaan terapi akupunktur dilakukan
dengan berbagai tahapan seperti menyiapkan peralatan, kemudian melakukan
vital sign dan menanyakan seputar keluhan Tn. H. Setelah anamnesa selesai
terapis mempersilahkan Tn. H berbaring di bed yang telah disediakan dan
memposisikan pasien dalam keadaan terlentang dan pasien merasa nyaman
saat dilakukan terapi akupunktur. Pertama dilakukan penusukan pada titik
Baihui (GV20), Shenting (GV24), Yintang (EX-HN3), Fengchi (GB20),
Jianjing (GB21), Quchi (LI11), Sanyinjiau (SP 6), Taixi (KI3), Neiguan
(PC6) .Terapi ini dilakukan selama 15 menit menggunakan elektrostimultor
dengan frekuensi 10 Hz metode tonifikasi, dengan menggunakan intermitten
wave dan Saran dan anjuran yang dapat diberikan kepada pasien hindari
makan pedas, jangan terlalu banyak berfikir. minum yang teratur kurang lebih
8 gelas perhari, dan istirahat yang cukup.
5. Evaluasi
a) Sabtu/09 April 2021: pasien Tn. H menyatakan sudah ada perubahan
dimana sakit kepala sudah berkurang frekuensinya. Skala nyeri 5 ke 3.
Pada area Ashe Point sudah tidak terasa sakit saat ditekan..
b) Selasa/13 April 2021: dilakukan penusukkan seperti pada titik-titik
akupunktur sebelumnya, ditambah dengan penusukkan untuk titik
penenang. Modalitas terapi yang digunakan yaitu Elektro stimulator
dengan frekuensi 4 Hz selama 15 menit, hal ini sesuai dengan prinsip
terapi yaitu tonifikasi.
18 | H a l a m a n
c) Selasa/13 April 2021: Pada pemeriksaan akhir sesudah melakukan terapi
akupunktur didapatkan anamnese data: kondisi pasien yang sudah
mengalami perubahan, sakit kepala sampai leher skala nyeri 3 ke 1. Dari
pengamatan lidah: warna merah muda, selaput tipis putih, kelembapan
cukup. Dari pemeriksaan lidah sudah ada perubahan. Dari pengamatan
SHEN (keadaan jiwa): pasien bersemangat, ceria.
6. Kesimpulan
1. Tn. H berusia 44 tahun dengan keluhan Sakit kepala sampai leher dari
seminggu yang lalu, kesimpulan sindrom yaitu Lembab panas di Limpa
dan Jantung.
2. Prinip Terapi yang akan dilakukan: Tonifikasi limpa dan menghilangkan
kelembapan, Membuang panas menenangkan Jantung.
19 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
Gray, et al., 2005. Lecturer Notes Kardiologi, Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
Jitowiyono S., 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS.
JNC VII, 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.
JAMA, 289, p. 2560 – 2571.
KementrianKesehatanRepublik Indonesia, 2014.Pusat Data dan Informasi. Jakarta
Selatan:KementrianKesehatanRepublik Indonesia.
Marrelli, T.M., 2008. Nursing Documentation Handbook,
Jakarta:BukuKedokteran EGC.
Mary, B., Mary, W., &Yakobus, S., 2008.Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri
Asuhan Keperawatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Muttaqin, A. Editor Nurachmach, E. 2009. Asuhan Keperawatan Klien
GangguanSistemKardiovaskuler. Jakarta: SalembaMedika.
Ren, Z., 2007. Chinese-English Edition of Acupuncture Treatment for
Hypertension. Shanghai Scientific and Technical Publishers.
World Health Organization, 2015. A global brief on hypertension: silent killer,
global public health crisis. WHO.
Xinghua, Bai, 1996. Acupuncture in Clinical Practice, London: Reed Education
&ProffesionalPublishin Ltd.
Zhang, R., &Zu, H., 2007. Acupuncture Treatment for Hypertension. Shanghai:
Shanghai Scientific and Technical Publisher.
20 | H a l a m a n
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
Jurusan Akupunktur
FORMULIR
PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR
Identitas Pasien Form 0-1
Nama Pemeriksa/ Lenny Dwinijanti
Terapis
Tempat Periksa MAC Klinik
No. telepon 0 8 1 9 2 0 9 6 0 1 5
Agama Islam Pendidikan Terakhir S2
Pekerjaan PNS Status Pernikahan* Sudah Belum
Rujukan dari
Status Emosi
Marah Ada
Khawatir Tidak terlihat
Berpikir Ada
Sedih Tidak terlihat
Gembira Tidak terlihat
Takut & Terkejut Tidak terlihat
Merenung Tidak terlihat
Status Diet Form 3-1
Makanan Nafsu makan )* Tidak ada/ Kurang/ Sedikit/ Baik/ Berlebihan
Frekuensi makan ) 1x 2x 3x 4x >5x / hari
*
Jenis makanan Keringan
Porsi makan Satu centong
Kecenderungan manis/ asam/ pahit/ asin/ pedas/ tawar/ tidak ada
rasa
Camilan Gorengan
Minuman Frekuensi minum ) 2x 3x 4x 5x ≥8x gelas/ hari
*
Jenis minuman Manis
1|Halaman
Panas/dingin Dingin
Status BAB-BAK Form 3-2
Buang Air Besar Frekuensi 1x 2x 3x 4x >5x / hari
Konsistensi Keras Darah* Ada Tidak
Bentuk Patah-patah Warna kuning
Mengejan/tidak Tidak mengejan
Buang Air Kecil Frekuensi 1x 2x 3x 4x >5x / hari
Jumlah Sedang
Warna Bening kekuningan Darah* Ada Tidak
Kepekatan Tidak pekat Nanah* Ada Tidak
BAK malam hari 2x
Status Lokalis(jika ada) Form 3-3
Lokasi Kepala
Skala Nyeri)* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar skematis
(jika perlu)
Q. DIAGNOSIS AKUPUNKTUR
Sabtu/09 April 2021 Tn. H berusia 44 tahun dengan keluhan sakit kepala sampai ke leher ± 1 minggu ,
sakit bertambah berat saat digunakan untuk beraktifitas, nyeri dengan skala nyeri 5.
RENCANA TINDAKAN
Hari/Tanggal Rencana Tindakan Nama, TTD
Sabtu/09 April 2021 Tn. H berusia 44 tahun,
vital sign TD: 160/90mmHg, R:18
kali/menit, F: 80 kali/menit, BB: 78 kg,
TB: 170 cm. Dengan keluhan sakit
kepala sampai ke leher ± 1 minggu , sakit Lenny Dwinijanti
bertambah berat saat digunakan untuk
beraktifitas, nyeri dengan skala nyeri
5.Dilakukan penusukan pada titik
akupunktur:Baihui (GV 20),
Shenting(GV 24), Yintang(EX-HN
3),Fengchi (GB 20), Jianjing (GB 21),
Quchi (LI 11), SP 6 (Sanyinjiau), KI 3
(Taixi),Neiguan(PC 6)
S. PELAKSANAAN TERAPI AKUPUNKTUR
7|Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN
(Informed Consent)
Menyetujui segala pemeriksaan dan tindakan akupunktur yang akan diberikan kepada*) diri saya
sendiri/ suami/ istri/ ayah/ ibu/ anak/ lainnya(sebutkan)___________________________ :
Nama Lengkap Hari Kartana
Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 17 Juni 1977
Nomor KTP 3173050907700011
Alamat JL Persatuan No 4 Jakarta Barat
Lenny Dwinijanti
8|Halaman
LAPORAN KASUS MICRO AKUPUNKTUR
”INSOMNIA”
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Klinik Ini Telah Diperiksa, Dan Mendapatkan Persetujuan Dan
Pengesahan Dari Pembimbing Praktik Klinik Akupunktur II Alih JenjangProdi
Sarjana Terapan Akupunktur Dan Pengobatan HerbalJurusan Akupunktur
Politeknik Kesehatan Surakarta
1|Halaman
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kasus
insomnia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada laporan kasus praktik II Alih Jenjang D4 Akupunktur. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang terapi
insomnia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Heni Nur Kusumawati,
SKM,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang telah membimbing tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terlaksananya praktik kerja lapangan ini
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2|Halaman
3
DAFTAR ISI
3|Halaman
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tidur merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia seperti yang
telah di firmankan oleh Allah SWT dalam QS. Ar-Ruum: 23 yang artinya, “Dan
diantara tanda–tanda kekuasaannya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari
dan usahamu mencari sebagian dari karunianya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda–tanda bagi kaum yang mendengarkan“.Dan pada
QS.An-Naba’ ayat 9 Allah SWT.Menjelaskan “Dan kami jadikan tidurmu untuk
istirahat” Dari firman Allah SWT. Tersebut telah menjelaskan pentingnya tidur,
dimana pada saat kita tidur akan terjadi proses pemulihan, dapat mengembalikan
kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu tubuh yang tadinya
mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses pemulihan yang
terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,
akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan
konsentrasi. Akan tetapi tidak jarang kita menemukan orang dengan keluhan yang
tidak bisa tidur pada malam hari atau lebih biasa kita sebut dengan insomnia.
Secara umum insomnia dapat diartikan sebagai keluhan kurangnya akan tidur
pada malam hari. Sekitar 9 – 15% populasi umum di seluruh 2 dunia menderita
gejala insomnia.Insomnia dapat menyebabkan kelelahan, mudah tersinggung, dan
aktifitas siang hari yang terganggu, stress atau depresi berat, gangguan
kecemasan, dan penyalahgunaan obat (Yeung et al., 2012). Sebuah studi
mengungkapkan bahwa sekitar 25 % kasus insomnia dialami pada usia 65 – 79
tahun dan 14 % terjadi pada usia 18 – 34 tahun (Abd Allah, Abdel-Aziz, & Abo
El-Seoud, 2014). Insomnia dapat menyerang semua usia mulai dari anak–anak,
remaja, dewasa, dan lansia. (Adeleyna dalam Rizqia & Hartati, 2012).
4|Halaman
5
sampai 90 tahun, dan usia sangat tua ((very old) di atas usia 90 tahun.
Penambahan usia atau usia lanjut juga merupakan salah satu factor terjadinya
insomnia, karena secara normal kualitas dan kuantitas tidur akan berkurang
seiring bertambahnya usia. Salah satu terapi yang dilakukan untuk mengurangi
insomnia yaitu dengan terapi akupunktur.
5|Halaman
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
6|Halaman
7
3. Klasifikasi Insomnia
1) Insomnia Akut Insomnia akut sering dijumpai dan sebagian besar
individu sering mengalami insomnia akut ini, dimana insomnia ini
ditandai dengan keadaan stress terhadap pekerjaan maupun masalah
hidup atau gagal ujian, tetapi tidak disertai komplikasi yang dapat
mengganggu aktivitas sehari – hari.
2) Insomnia Kronik 7 Insomnia kronik yaitu insomnia yang dapat
mengganggu kualitas hidup, gangguan mental maupun fisik.Dimana
penderita insomnia kronik ini rawan mengalami kecelakaan akibat
dari insomnia yang mengganggu aktivitas sehari–hari. 3) Salah
Persepsi Keadaan Tidur (Misperception Sleep State) Penderita
insomnia banyak yang mempunyai persepsi yang buruk terhadap
lamanya kualitas tidur. Dimana persepsi yang muncul pada diri
mereka yaitu kualitas tidur selama 3 – 4 jam semalam (Imadudin,
2012).
4. Komplikasi Insomnia
Komplikasi akibat dari insomnia dapat mempengaruhi fungsi otak yang
tepat. Otak menggunakan tidur sebagai proses aktif dimana pada saat
seseorang tidur otak akan melatih semua sel saraf dengan melewatkan
sinyal aktivitas listrik melalui semua sel saraf. Ketika sel saraf otak tidak
mendapatkan jumlah tidur yang cukup maka kerja fungsi otak dalam hal
menyimpan atau mengambil informasi dan kemampuan untuk
mentoleransi situasi stress dan berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi
dapat terganggu dan tidak optimal (Driver et al., 2012).
7|Halaman
8
Efek fisik imsomnia kurang jelas sampai saat ini. Sekarang diketahui
bahwa sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh insomnia. Kekurangan
tidur juga terbukti dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan
obesitas.
8|Halaman
9
9|Halaman
10
10 | H a l a m a n
11
11 | H a l a m a n
12
12 | H a l a m a n
13
13 | H a l a m a n
BAB III
RESUME KASUS
1. Pengkajian
a. Data Umum
Dari pengkajian didapatkan data identitas pasien sebagai berikut nama Ny.
S berusia 55 tahun, agama Katolik, dengan keluhan susah tidur malam hari
sejak ± 5 hari yang lalu, dilaksanakan pemeriksaan pada tanggal 26 April
2021 di MAC Klinik.
b. Pemeriksaan Vital Sign
Pada pemeriksaan vital sign pada Ny. S didapatkan hasil sebagai berikut
tekanan darah 120/80 mmHg, pemeriksaan respirasi 18 kali/menit,
pemeriksaan denyut nadi 80 kali/menit, suhu tubuh 36,5° C dengan berat
badan 67 kilogram dan tinggi badan 161 centimeter. Pada pemeriksaan
lidah didapatkan bahwa otot lidah merah, ukuran lidah gemuk, dengan
selaput putih tipis permukaan basah, tidak mengelupas, ada tapak gigi, ada
fisura di tengah, tidak ada bercak sianotik.
c. 4 Cara Pemeriksaan
1) Wang (Penglihatan)
Pada pengkajian Wang Ny. S didapatkan pemeriksaan Shen terlihat
lemas, tampak kurang bersemangat, sinar mata sayu, ekspresi umum
sayu dan lesu, kesadaran sadar penuh, posisi tubuh pasien tegak.Pada
pengamatan kulit tubuh, hidung, mata, bibir tidak ada kelainan
anatomis.Sedangkan keadaan keringat pada saat dilakukan berkeringat
biasa. Pasien Ny. S dapat berjalan bebas pergeraannya, tidak terdapat
gangguan gerak lain.
Pada pemeriksaan lidah didapatkan data warna otot lidah merah muda
ada selaput putih, otot lidah gemuk, pergerakan ototnya tidak tremor.
2) Wen (pendengaran dan penciuman)
Pada pengamatan dengan cara pendengaran didapatkan hasil suara
Ny.S terdengar jelas, namun lemas, tidak ada suara nafas, tidak ada
1
Kiri Kanan
Kuat Normal
Cun
Superfisial
寸
Guan Dalam
Dalam
关
Chi
Lemah Lemah
尺
1|Halaman
2
d. Pemeriksaan Tambahan
Pasien Ny. S tidak mencantumkan hasil pemeriksaan tambahan.
2. Diagnosis
a. Analisis
1) Analisa Data Umum
Pada pemeriksaan vital sign pada Ny. S didapatkan hasil sebagai berikut
tekanan darah 120/80 mmHg, tekanan darah tersebut menandakan
tekanan darah rendah.Menurut American Heart Assosiaciation tekanan
darah sistolik secara konsisten berkisar antara 120 – 129 mmHg dan
diastolik <60 mmHg.Pemeriksaan respirasi 18 kali/menit. Menurut
WHO, pengukuran respirasi normal pada anak-anak, yaitu 16 – 20
kali/menit. Pemeriksaan denyut nadi 80 kali/menit. Menurut WHO,
pemeriksaan denyut nadi normal pada anak-anak, yaitu 70 – 80
kali/menit. Suhu tubuh 36,5° C. Menurut hasil penelitian dari dokter
berkebangsaan Jerman bernama Carl Wunderlich, suhu tubuh normal
orang dewasa: 36,5-37,5° C. Berat badan 67 kilogram dan tinggi badan
161 centimeter. Berdasarkan perhitungan Body Mass Index (BMI),
tergolong memiliki status berat badan yang berlebih. Ny. S tidak
memiliki alergi.
2) Analisa data pengamatan (Wang)
Berdasarkan data Wang (pengamatan) keadaan semangat dari Ny. S
tampak kurang bersemangat, sinar mata sayu, ekspresi umum sayu dan
lesu, kesadaran sadar penuh dan dapat dianalisa bahwa pasien itu
mempunyai defisisien Qi.Pada Sing Tay terdapat data posisi tubuh pasien
tegak.Pada pengamatan kulit tubuh, hidung, mata, bibir tidak ada
kelainan anatomis. Sedangkan keadaan keringat pada saat dilakukan
anamnesa pasien Ny. S berkeringat biasa.Pada pengamatan lidah
didapatkan data warna otot lidah merah muda ada selaput putih
menunjukkan adanya defisiensi dan dingin.Otot lidah gemuk
2|Halaman
3
b. Diagnosis Sindrom
Ny. S, usia 55 tahun dengan keluhan susah tidur malam hari sejak ± 5 hari
yang lalu dengan sindrom Defisiensi Yin Ginjal.
3|Halaman
4
1) Prinsip Terapi
Prinsip terapi pada Ny. S adalah :
a) Menguatkan Ginjal.
b) Tonifikasi Yin Ginjal,
2) Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi : stetoskop, sphygnomanometer,
termometer, bengkok, kom+ tutup, safety box, jarum halus (filiform
needle) ukuran 1 cun dan 0,5 cun, kapas, alkohol 70%, TDP.
3) Titik Akupunktur
4|Halaman
5
5. Evaluasi
a) Senin/26 April 2021 : pasien Ny. S menyatakan sudah ada perubahan
dimana sudahdapat tidur teratur malam hari. Pada area Ashe Point sudah
tidak terasa sakit saat ditekan..
b) Kamis/29 April 2021 : dilakukan penusukkan seperti pada titik-titik
akupunktur sebelumnya, ditambah dengan penusukkan untuk titik
penenang. Modalitas terapi yang digunakan berupa TDP (Termal Deep
Penetration) selama 15 menit, hal ini sesuai dengan prinsip terapi yaitu
tonifikasi.
c) Senin/03 Mei2021 : Pada pemeriksaan akhir sesudah melakukan terapi
akupunktur didapatkan anamnese data: kondisi pasien yang sudah
mengalami perubahan, BAB lancar, nafsu makan normal 3x sehari,mulai
dapat tidur malam teratur. Dari pengamatan lidah: warna merah muda,
selaput tipis agak putih, kelembapan cukup. Dari pemeriksaan lidah sudah
ada perubahan. Dari pengamatan SHEN (keadaan jiwa): pasien
bersemangat, ceria.
6. KESIMPULAN
1. Ny. S berusia 55 tahun dengan keluhan susah tidur malam hari Bila kepala
ditekan atau dikompres air hangat terasa nyaman, di dapatkan kesimpulan
sindrom yaitu defisiensi Yin Ginjal.
2. Prinip Terapi yang akan dilakukan : Menguatkan Ginjal dan Tonifikasi
Yin Ginjal
5|Halaman
6
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, A., & Videnovic, A. (2016). Chronic sleep disturbance and neural injury:
links to neurodegenerative disease. Journal Insomnia Pubmed. Availeble
at: DOI: 10.1247 / NSS.S78947
Abd Allah, E. S., Abdel-Aziz, H. R., & Abo El-Seoud, A. R. (2014). Insomnia:
Prevalence, risk factors, and its effect on quality of life among elderly in
Zagazig City, Egypt. Journal of Nursing Education and
Practice.https://doi.org/10.5430/jnep.v4n8p52
Artioli, D.P. 2018 Yamamoto New Scalp Acupuncture: it’s aplications and result
in painfull conditions. J Pain. São Paulo. Availeble at : DOI:
10.5935/2595-0118.20180035
Driver, H., Gottschalk, R., Hussain, M., Morin, C. M., Shapiro, C., & Zyl, L. Van.
(2012). The Youthdale Series 1 insomnia in adults and children.
Epriliawati, M., Setiati, S., & Rumende, C. (2014). Universitas indonesia, 83.
Erwani,& Nofriandi. (2017). faktor-faktor yang berhubungan dengan insomnia
pada lansia di puskesmas belimbing padang. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1
nomor 1.
Feisal, boby. (2014). pengaruh akupunktur terhadap penurunan skor the pittsburgh
sleep quality index (psqi) pada penderita depresi dengan insomnia.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008).Buku ajar fisiologi kedokteran (edisi 11).
Jakarta: EGC Medical Publisher.
6|Halaman
7
Lee, M. S., Shin, B. C., Suen, L. K. P., Park, T. Y., & Ernst, E. (2008). Auricular
acupuncture for insomnia: A systematic review. International Journal of
Clinical Practice. https://doi.org/10.1111/j.1742-1241.2008.01876.x
Lee, S.-H., & Lim, S. M. (2016). Acupuncture for insomnia after stroke: a
systematic review and meta-analysis. BMC Complementary and
Alternative Medicine. 35 https://doi.org/10.1186/s12906-016-1220-z
Li, D.-Z., Zhou, Y., Yang, Y.-N., Ma, Y.-T., Li, X.-M., Yu, J., … Lao, L. (2014).
Acupuncture for Essential Hypertension: A Meta-Analysis of Randomized
Sham-Controlled Clinical Trials. https://doi.org/10.1155/2014/279478
Saputra, K., & Idayanti, A. (2002). Akupunktur Klinik. ( koosnadi Saputra, Ed.).
surabaya: Airlangga university press.
7|Halaman
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
Jurusan Akupunktur
FORMULIR
PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR
Identitas Pasien Form 0-1
Nama Pemeriksa/ Lenny Dwinijanti
Terapis
Tempat Periksa MAC Klinik
No. telepon 0 8 1 2 9 4 0 0 0 1 1
Agama Katolik Pendidikan Terakhir S1
Pekerjaan Karyawan swasta Status Pernikahan* Sudah Belum
Rujukan dari
Riwayat Penyakit (menjelaskan secara rinci riwayat keluhan utama yang saat ini dirasakan)
Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan susah tidur malam hari ± sudah 5 hari yang lalu.
Ketika di tekan dibagian kepala terasa enak . diperberat apabila rasa kuatir timbul.
Status Emosi
Marah Tidak terlihat
Khawatir Ada
Berpikir Ada
Sedih Tidak terlihat
Gembira Tidak terlihat
Takut & Terkejut Tidak terlihat
Merenung Tidak terlihat
Status Diet Form 3-1
Makanan Nafsu makan )* Tidak ada/ Kurang/ Sedikit/ Baik/ Berlebihan
Frekuensi makan ) 1x 2x 3x 4x >5x / hari
*
Jenis makanan Keringan
Porsi makan Satu centong
Kecenderungan manis/ asam/ pahit/ asin/ pedas/ tawar/ tidak ada
rasa
1|Halaman
2
Camilan Kripik
Minuman Frekuensi minum ) 2x 3x 4x 5x ≥8x gelas/ hari
*
Jenis minuman Air putih
Panas/dingin Panas
Status BAB-BAK Form 3-2
Buang Air Besar Frekuensi 1x 2x 3x 4x >5x / hari
Konsistensi padat Darah* Ada Tidak
Bentuk Lojong Warna Coklat
Mengejan/tidak Tidak
Buang Air Kecil Frekuensi 1x 2x 3x 4x >5x / hari
Jumlah Bening
Warna Putih kekuningan Darah* Ada Tidak
Kepekatan Tidak pekat Nanah* Ada Tidak
BAK malam hari Ada 2x
Status Lokalis(jika ada) Form 3-3
Lokasi kepala
Skala Nyeri)* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar skematis
(jika perlu)
Bercak Ada
sianotik
Fisura Tidak ada
Selaput Lidah Warna Putih
Tebal/tipis Tipis
Permukaan Kasar
Mengelupas Tidak
Bawah Lidah Kondisi vena Baik
Nadi(lingkari yang ditemukan) Form 5-2
Kedalaman* Superfisial (Fu) Normal Dalam/Tenggelam (Chen)
Kecepatan* Cepat (Shu) Normal Lambat (Huan)
Ukuran* Besar (Hong) Normal Tipis (Xi)
Kekuatan* Sangat Kuat (Shi) Kuat Normal Lemah (Xu)
Diferensiasi Lokasi Kiri Kanan
Cun Cun Dalam
Dalam
寸 寸
Guan Guan Lemah
Lemah
关 关
Chi Chi Lemah
Lemah
尺 尺
Pemeriksaan Tambahan (jika perlu) Form 5-3
Mencakup pemeriksaan panca indera, pemeriksaan fisik (head to toe),pemeriksaan spesifik: neurologi, dermatologi, penyakit dalam,
genetik, obstetri-ginekologi, dsb.
V. DIAGNOSIS AKUPUNKTUR
4|Halaman
5
optional
Hari/ Tanggal Data Fokus Masalah/Problem
/Jam
Jumat, 16 April DO. Pasien tampak normal dengan badan agak Sindrom Bioleh karena Defisiensi
2021 tegak. composmentis, tidak ada obat yang
Yin Ginjal
dikonsumsi.
X. Diagnosis Akupunktur
Hari/ Tanggal Rumusan Diagnosis Akupunktur ( PES)
Jumat, 16 April Ny. S Berusia 55 tahun dengan keluhan susah tidur malam hari sejak ± 5 hari yang
2021 lalu. diperberat dengan timbul pikiran kuatir
RENCANA TINDAKAN
Hari/Tanggal Rencana Tindakan Nama, TTD
Senin, 26 April Ny. S Berusia 455tahun.
2021 vital sign TD: 120/80 mmHg, R: 18
kali/menit, F: 80 kali/menit, BB: 67 kg,
TB: 161 cm. Dengan keluhan susah tidur
pada malam hari sejak ± 5 hari yang
lalu. Dilakukan penusukan pada titik
akupunktur: Dengan scalp YNSA
akupunktur pada point A1-8. Lenny Dwinijanti
X. PELAKSANAAN TERAPI AKUPUNKTUR
Gambar Lidah :
EVALUASI AKUPUNKTUR
Hari /Tanggal Hasil Tindakan / Evaluasi / Rencana Nama, TTD
Tindak Lanjut
Kamis/29 April Ny. S Berusia 55 tahun, Dengan
2021 keluhan. susah tidur pada malam hari
sejak ± 5 hari yang lalu. diperberat
dengan timbul pikiran kuatir Setelah
dilakukan terapi yang pertama pasien
merasakan ada perubahan nyaman pada Lenny Dwinijanti
pasien dan waktu terapi bisa tertidur.
Setelah dilakukan terapi yang kedua
pasien merasa pikiran kuatir mulai
berkurang dan mulai ada rasa mengantuk
malam hari. Pasien akan di jadwalkan
untuk terapi selanjutnya.
Hari/ Tanggal Tindakan Akupunktur Nama, TTD
Senin/03 Mei Ny. S Berusia 55 tahun.
2021 vital sign TD: 120/80 mmHg, R: 18
kali/menit, F: 85 kali/menit, BB: 67 kg,
TB: 161 cm. Dengan keluhan susah tidur
pada malam hari sejak ± 5 hari yang
lalu. diperberat dengan timbul pikiran Lenny Dwinijanti
kuatir . sudah lebih tenang dan mulai
timbul rasa ngantuk Dilakukan
6|Halaman
7
EVALUASI AKUPUNKTUR
Senin/03 Mei Ny. S Berusia 55 tahun, Dengan
2021 keluhan keluhan susah tidur pada malam
hari sejak ± 5 hari yang lalu. diperberat
dengan timbul pikiran kuatir Setelah
dilakukan terapi yang ketiga pasien Lenny Dwinijanti
merasakan ada perubahan menjadi
nyaman dan sudah mulai bisa tidur
malam hari .
Pengesahan Status Klien
Akupunktur Terapis Pembimbing Lapangan
7|Halaman
8
Menyetujui segala pemeriksaan dan tindakan akupunktur yang akan diberikan kepada*) diri saya
sendiri/ suami/ istri/ ayah/ ibu/ anak/ lainnya(sebutkan)___________________________ :
Nama Lengkap Rano Rachestyo
Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 10-12-1966
Nomor KTP 31705111181026
Alamat Jl. Asyrot No. 6 Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Lenny Dwinijanti
*) pilih salah satu
8|Halaman