Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa dengan menggunakan asas


pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak
guru dan belajar dilakukan oleh peserta. Pembelajaran mengandung arti setiap
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta
guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi
kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakangnya, akademisnya, latar
belakang ekonomisnya.

Dalam proses pembelajaran ada yang namanya proses Reflective Learning


(Pembelajaran Refleksi) yang mana proses pembelajaran refleksi ini merupakan
salah satu metode pembelajaran untuk meningkatkan kinerja, sehingga proses
pembelajaran refleksi  tidak  hanya digunakan pada proses pendidikan dan
pelatihan tetapi digunakan juga di lapangan baik di rumah sakit, puskesmas dan
praktek mandiri sebagai proses pembelajaran yang berkesinambungan. Keputusan
Menteri Kesehatan RI  nomor 836/2005 telah menetapkan Kebijakan
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Perawat dan Bidan,  pada keputusan
tersebut proses pembelajaran refleksi merupakan metode untuk meningkatkan
kinerja Perawat dan Bidan, khususnya dalam menganalisa dan mengambil
keputusan untuk melakukan pelayanan kepada pasiennya sesuai standar.

Dengan demikian proses pembelajaran lebih mengacu kepada bagaimana


peserta didik dalam belajar dan bukan lagi pada apa yang dipelajari. Berdasarkan
uraian diatas kepada seorang bidan yang mana salah satu tugas fungsinya adalah
melakukan pendidikan kesehatan pada mahasiswa., sekolah, umumnya msyarakat
harus mengetahui pendidikan itu sendiri dan makna belajar dan pembelajaran
supaya tercipta saling kesepahaman antara masyarakat dengan bidan.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, adapun rumusan masalah yang dikemukakan


dalam penulisan makalah ini adalah untuk membahas dan mengetahui metode
pembelajaran klinik Reflective Learning?

C. Tujuan Penulisan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Bimbingan Dalam Pembelajaran Klinik Reflective


Learning

Pembelajaran Refleksi merupakan proses mental yang menerapkan


kegiatan pembelajaran dengan mengaktifkan  peserta untuk menggunakan
pemikiran yang kritis (critical thinking) untuk menguji informasi yang didapat,
bertanya tentang kebenarannya dan menyimpulkan berdasarkan ide-ide yang
dihasilkannya. 

Proses yang dilakukan secara berkesinambungan mengarahkan individu


untuk mampu membuat alternatif  pemecahan dan kesimpulan akhir, sehingga
memiliki pemahaman yang lebih baik. Tanpa refleksi bembelajaran menjadi
berakhir,sedangkan pengelolaan cara berfikir yang dalam memerlukan proses
pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif  mensyaratkan  waktu bagi peserta untuk selalu


berfikir. Peserta  perlu merefleksikan apa yang mereka pelajari  dengan
mengevaluasi  proses berfikir yang digunakan dalam menentukan strategi kerja
yang terbaik. Kemudian menerapkan pengetahuan yang didapat dari proses
pembelajaran sebagai pendekatan yang akan digunakan pada pembelajaran
selanjutnya. Proses berfikir yang terus menerus tentang apa yang ditemukan dan
dikerjakan merupakan proses yang membangkitkan kreatifitas untuk selalu
melakukan perubahan dan inovasi, sportifitas untuk menilai kelemahan dan
kelebihan yang dimiliki.

Proses pembelajaran refleksi  ini merupakan salah satu metode


pembelajaran untuk meningkatkan kinerja, sehingga proses pembelajaran
refleksi  tidak  hanya digunakan pada proses pendidikan dan pelatihan tetapi
digunakan juga di lapangan baik di rumah sakit, puskesmas dan praktek mandiri
sebagai proses pembelajaran yang berkesinambungan. Keputusan Menteri
Kesehatan RI  nomor 836/2005 telah menetapkan Kebijakan Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinik Perawat dan Bidan,  pada keputusan tersebut proses

3
pembelajaran refleksi merupakan metoda untuk meningkatkan kinerja Perawat
dan Bidan, khususnya dalam menganalisa dan mengambil keputusan untuk
melakukan pelayanan kepada pasiennya sesuai standar.

Begitu pula dalam upaya peningkatan kualitas asuhan kebidanan dalam


menunjang terciptanya pelayanan PONEK di Rumah Sakit, pelayanan PONED di
Puskesmas dan pelayanan kebidanan esensial di semua jenjang pelayanan dasar
dan rujukan telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 938/2007
tentang Standar Asuhan Kebidanan, dalam proses bimbingan teknis yang
dilakukan oleh para manajer kebidanan kepada para bidan pelaksana,
menggunakan proses refleksi kasus dalam rangka meningkatkan kemampuan
analisa dan penerapan standar pada pelayanan yang diberikan. Proses ini
dirasakan sangat membantu meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
keputusan dan pemberian pelayanan kepada klien, sehingga pelayanan yang cepat
dan tepat dapat diberikan.

B. Manfaat Reflective Learning


Banyak manfaat yang bisa didapat dari proses pembelajaran dengan
menggunakan proses refleksi ini diantaranya
1.  Meningkatkan praktek dimasa yang akan  datang
2. Jujur terhadap diri dan penampilan yang dimiliki
3. Selalu mencari pertolongan/bantuan kepada teman (Tim) jika diperlukan
4. Meyakini  bahwa praktek yang dilakukan berdasarkan penelitian yang up to
date
5. Dengan menggunakan critical thinking meningkatkan diri  untuk menghadapi
tantangan.
6. Meningkatkan kepercayaan
7. Selalu berusaha menggali dan mencari pembenaran yang rasional dari
tindakan yang dilakukan

C. Keuntungan Reflective Learning (Pembelajaran Refleksi)


1. Pembelajaran reflektif membantu untuk mengembangkan pemikiran kritis,
kesadaran diri dan kemampuan analisis dan penting untuk staf dan
mahasiswa. Ini melibatkan keterlibatan individu dalam proses reflektif. Hal ini

4
dapat membantu untuk menginformasikan tentang apa yang bekerja atau tidak
bekerja, apa yang perlu dilakukan secara berbeda, atau bagaimana individu
mungkin perlu untuk mengembangkan perilaku atau praktek mereka. Untuk
siswa dapat membantu mereka untuk memahami lebih baik bagaimana teori
dapat diterapkan dalam praktek atau di mana praktek konsisten dengan konsep
dan teori.
2. Pembelajaran reflektif dapat ditangkap (dan dinilai) melalui kerja dalam
berbagai bentuk yang meliputi misalnya, reflektif Portofolio , esai, buku
harian, log atau jurnal. Ini memberikan struktur di mana untuk menangkap
pikiran dan ingatan, membentuk catatan permanen yang kemudian dapat
ditinjau untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut atau untuk merekam
pembelajaran baru, memberikan bukti pengembangan pribadi.
D. Critical Incident

Proses refleksi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satu
cara yang sering digunakan dalam praktik klinik kesehatan adalah menggunakan
analisa kasus nyata (critical incident). Dengan critical incident ini individu dapat
melakukan pembelajaran yang nyata dari kasus yang ada dan telah diberikan
pelayanan langsung. Sehingga dapat dilakukan pembelajaran dalam setiap
tindakan yang telah dilakukan, diantaranya;
a. Apakah anamnesa/pemeriksaan yang dilakukan sudah lengkap dan tepat?
b. Apakah diagnosa yang dirumuskan sudah tepat sesuai kondisi klien?
c. Apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dan efektif?
d. Apakah penanganan yang dilakukan menyelesaikan masalah yang ada?
e. Bagaimana kondisi klien setelah diberikan tindakan?
f. Bagaimana respon klien/ kepuasan klien?
Proses refleksi dengan menganalisa kasus ini membandingkan dan
menginvestigasi dengan dasar standar pelayanan, kajian teori dan bukti
penelitian /evidence based practice. Kesuksesan proses refleksi dengan
menggunakan analisa kasus nyata dengan kejadian yang kritis (critical
incident), akan mempengaruhi individu untuk mampu :
a.  Mengembangkan opini-opini nya
b. Melihat kemungkinan kemungkinan yang terjadi

5
c. Melatih ketajaman berfikir
d. Menjadi kreatif  
e. Meningkatkan Komunikasi yang baik & empati

E. Metode Bimbingan Reflective Learning Menurut Jurnal Nasional

Menurut Penelitian Rosyidah, M dan Sofyan, H. pada tahun 2017 dalam


jurnalnya yang berjudul “Penerapan Reflective Learning untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar dan Karakter Kerja Kompetensi Membuat Busana Wanita”yang
menyatakan bahwa Pembelajaran Reflesi (Reflective Learning) merupakan
proses mental yang menerapkan kegiatan pembelajaran dengan mengaktifkan
peserta untuk menggunakan pemikiran yang kritis (critical thinking) untuk
menguji informasi yang didapat, bertanya tentang kebenarannyaa dan
menyimpulkan berdasarkan ide-ide yang dihasilkan. Dijelaskan juga bahwa
Reflective Learning memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan
analisa atau pengalaman individual yang dialami dan memfasilitasi pembelajaran
dari pengalaman tersebut (Suriatno, 2009). Demikian juga disebutkan oleh
Saptono tahun 2011 bahwa pembelajaran reflektif merupakan pembelajaran
tingkat tinggi atau pembelajaran mendalam dapat dijelaskan melalui tempat
hierarki pembelajaran yaitu :
a. Tindakan atau pembelajaran rutin (Habitual action /learning)
b. Pengertian (Understanding)
c. Refleksi (Reflection)
d. Refleksi kritis (Critical Reflection)
Empat hierarki pembelajaran tersebut dapat diartikan bahwa
pembelajaran reflektif diawali dari pembelajaran rutin yang diulang-ulang baik
disebkolah maupun diluar sekolah. Selanjutnya tahap pengetian dapat diartikan
memahami pengetahuan dari ilmu yang didapatkannya. Dari pengertian diatas
maka pengetian reflective merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan cara
siswa melakukan dan memberikan pengalaman individu yang telah didapat
kepada siswa yang lain, dan pengalaman tersebut dapat diterima, sehingga dapat
mengambil makna yang positif dari pengalaman itu. Pembelajaran reflektif juga

6
mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif dan reflektif, mempertanyakan
sikap dan mendorong kemandirian belajar.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Proses pembelajaran refleksi ini merupakan salah satu metode
pembelajaran untuk meningkatkan kinerja, sehingga proses pembelajaran
refleksi  tidak  hanya digunakan pada proses pendidikan dan pelatihan tetapi
digunakan juga di lapangan baik di rumah sakit, puskesmas dan praktek
mandiri sebagai proses pembelajaran yang berkesinambungan.
Banyak manfaat yang bisa didapat dari proses pembelajaran dengan
menggunakan proses refleksi ini salah satunya meningkatkan praktek
dimasa yang akan datang
Macam cara dalam proses pembelajaran refleksi, salah satu cara yang
sering digunakan dalam praktik klinik kesehatan adalah menggunakan analisa
kasus nyata (critical incident)
Keuntungan dari pembelajaran refleksi ialah membantu untuk
mengembangkan pemikiran kritis, kesadaran diri dan kemampuan analisis dan
penting untuk staf dan mahasiswa

B. Saran
Bagi penulis:
Dengan adanya makalah ini, diharapkan bisa menambah, dan memberikan
pengalaman serta mengembangkan kemampuan ilmiah dalam belajar bagi
penulis yang nantinya dapat dijadikan modal untuk melaksanakan
pembelajaran dan perkuliahan baik sekarang maupun dimasa yang akan
datang.
Bagi pembaca:

7
Dengan adanya makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar dapat
dijadikan sebagai bahan dalam pembelajaran dan perkuliahan dan agar
pembaca lebih memiliki pengalaman dan mengembangkan kemampuan
ilmiahnya.
Bagi institusi pendidikan:
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat digunakan sebagai indikator
dalam mengevaluasi proses akademik yang sedang berlangsung dan
memberikan masukan pengetahuan dalam ilmu kebidanan tentang metode
pembelajaran klinik reflective learning sehingga makalah ini dapat lebih
dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai