Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

LINGKUNGAN TAMBANG (PTP 162)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. Sri Wulan Nur Auningsih (F1D117016)
2. Haechal Nuansa Fikry (F1D117017)
3. Alfauzi Ritonga (F1D117018)
4. Mhd. Joni (F1D117020)
5. Laila Nur Farihah (F1D117021)
6. Hestia Nuriar Oktariyanti (F1D117022)
7. Awalludin (F1D117024)
8. Zam Hasri (F1D117026)
9. M. Tri Widodo (F1D117027)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2020
HUKUM dan TEORI REKLAMASI TAMBANG
a) Hukum – hukum terkait dengan reklamasi tambang
1. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup pasal 1 ayat 2, dijelaskan bahwa Pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang
meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan
hidup.
2. Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 tentang reklamasi dan
pascatambang pasal 4 ayat 1 sebagai berikut Prinsip perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1)huruf a dan ayat (2) huruf a, paling sedikit meliputi :
a. Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut,
dan tanah serta udara berdasarkan standar bakumutu atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati;
c. Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan
penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan struktur buatan
lainnya;
d. Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai denganperuntukannya;
e. Memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat;
f. Perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai denganketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Peraturan Menteri NO 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Reklamasi Dan
Pascatambang Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
pasal 4 sebagai berikut: (1) Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK
Eksplorasi sebelum melakukan kegiatan Eksplorasi wajib menyusun
rencana Reklamasi tahap Eksplorasi berdasarkan Dokumen Lingkungan
Hidup yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
b) Teori terkait dengan reklamasi tambang
Masalah lingkungan dan keselamatan kerja dalam usaha pertambangan di
dunia ini selalu menjadi isu yang paling penting.Masalah utama yang timbul pada
wilayah bekas tambang antaraberupa perubahan lingkungan, yang meliputi
perubahan kimiawi, perubahan fisik dan perubahan biologi. Perubahan kimiawi
berdampak terhadap keberadaan air tanah dan air permukaan, berlanjut secara
fisik yaitu mengakibatkan perubahan morfologi dan topografi lahan. Lebih jauh
lagi adalah perubahan iklim mikro yang disebabkan oleh perubahan kecepatan
angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, serta adanya penurunan
produktivitas tanah dengan akibat tanah menjadi tandus atau gundul
A. Permasalahan Reklamasi Tambang
Perusahaan penambangan dituntut untuk mampu mengembalikan lahan bekas
tambang ke kondisi yang sesuai dengan persyaratan tata guna lahan berdasarkan
tata ruang daerah. Artinya, setelah penambangan selesai, harus terjadi
transformasi manfaat atau mengembalikan lahan yang ditambang ke kondisi awal,
sehingga selaras dengan azas manfaat dan bersifat berkelanjutan. Namun, kedua
hal tersebut sulit dicapai, karena umumnya perencanaan penutupan tambang
(termasuk reklamasinya) tidak terintegrasi dengan operasi pertambangan sejak
awal sampai penutupan, sehingga pasca penambangan timbul berbagai
permasalahan.
B. Pengertian Reklamasi Tambang
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuanmemperbaiki atau menata kegunaan
lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Pembangunan berwawasan
lingkungan menjadi suatu kebutuhan penting bagi setiap bangsa dan negara yang
menginginkan kelestarian sumberdaya alam. Oleh sebab itu, sumberdaya alam
perlu dijaga dan dipertahankan untuk kelangsungan hidup manusia kini, maupun
untuk generasi yang akan datang.
C. Tujuan Reklamasi Tambang
a) bertujuan untuk mencegah timbulnya erosi atau mengurangi
kecepatan aliran air limpasan.
b) Reklamasi dilakukan untuk menjaga lahan agar tidak labil dan
lebih produktif. Reklamasi diharapkan akan dapat menghasilkan
nilai tambah bagi lingkungan.
c) Menciptakan keadaan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
keadaan lingkungan sebelumnya.
D. Pengaruh pertambangan Pada lingkungan
Pengaruh pertambangan pada aspek lingkungan terutama berasal dari tahapan
ekstraksi dan pembuangan limbah batuan, dan pengolahan bijih serta operasional
pabrik pengolahan. Selain itu, kegiatan pertambangan mempunyai daya ubah
lingkungan yang besar, sehingga memerlukan perencanaan total yang matang
sejak tahap awal sampai pasca tambang. Pada saat membuka tambang, sudahharus
difahami bagaimana menutup tambang. Rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat
progresif, sesuai rencana tata guna lahan pasca tambang. Selain itu dampak
lingkungan akibat kegiatan pertambangan antara lain adalah:
a. Penurunan produktivitas tanah
b. Terjadinya erosi dan sedimentasi
c. Pencemaran air
d. Penurunan muka air tanah
e. Terganggunya flora dan fauna
f. Terganggunya keamanan dan kesehatan penduduk
g. Perubahan iklim mikro
E. Ketentuan reklamasi tambang
Program reklamasi lahan bekas tambang merupakan program wajib yang
harus dilakukan oleh setiap perusahaan baik swasta maupun non swasta, dimana
peraturan kewajiban reklamasi tambang sudah di atur oleh UU No. 4 Tahun 2009
pasal 96 dan diikat oleh Perpu No. 78 Tahun 2010 pasal 2 ayat 1 tentang
Reklamasi Pasca Tambang. Kewajiban melakukan reklamasi untuk lahan bekas
tambang telah berjalan di beberapa daerah di Indonesia, beberapa diantaranya
adalah di Provinsi Jambi, Kabupaten Bangka dan Kalimantan Selatan. Daerah-
daerah tersebut merupakan daerah yang telah melaksanakan program reklamasi.
F. Penyebab reklamasi tambang tidak efektif
a) Tidak ada partisipasi dari masyarakat.Partisipasi masyarakat dalam
kegiatan reklamasi menjadi hal yang sangat penting, dikarenakan
dengan partisipasi tersebut kegiatan reklamasi diharapkan berhasil.
Partisipasi masyarakat yang diharapkan berupa tidak adanya
masyarakat yang melakukan penambangan di sekitar lokasi
reklamasi selama proses reklamasi berlangsung.
b) Kesalahan teknologi dalam melakukan reklamasi. Pemilihan
teknologi yang tepat guna perlu dilakukan sebelum melakukan
reklamasi. Pengamatan terhadap kondisi pertambangan harus
dilakukan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui
teknologi yang cocok untuk digunakan reklamasi sesuai dengan
kondisi di lapangan sehingga reklamasi berjalan sesuai dengan
yang direncanakan dan tidak ada kerugian baik kerugian materi
maupun non materi.
G. Proses revegetasi dalam melakukan reklamasi.
 Persiapan lahan
Dalam persiapan lahan terdapat tiga hal yang dilakukan:pengolahan tanah,
pembuatan drainase, dan perbaikantanah. Yang menjadi perhatian utama pada saat
pengolahantanah adalah keberadaan tanah pucuk (topsoil) dan tingkat kepadatan
tanah (bulk density). Perlakuan dalam mengelola tanah pucuk pada saat proses
penambangan sangat menentukan keberhasilan revegetasi. Tanah pucuk
merupakan elemen paling penting pada saat pelaksanaan reklamasi area bekas
tambang. Tanah pucuk yang tecampur dengan tanah penutup (overburden), yang
biasanya bersifatasam, dapat menyebabkan tanah pucuk kehilangan
kesuburannya.Kemerataan penaburan tanah pucuk denganketebalan yang baik (70
cm) akan memudahkan dan meminimalkan biaya pada saat proses penanaman
kembali.
 Pelaksanaan penanaman
Idealnya, pelaksanaan penanaman pohon dilakukan di awal atau selama
musim penghujan. Pada kondisi iklim saat ini,dimana musim penghujan dan
kemarau tidak lagi teratur, maka penanaman harus memperhatikan perkiraan
cuaca dari BMKG. Pada saat ini, BMKG memberikan informasi kecenderungan
musim tergantung dari adanya El Nino atau LaNina. Tahun 2016 dan 2017 adalah
musim yang basah, karenahadirnya La Nina. Sedangkan tahun 2015 dan prediksi
untuktahun 2018 merupakan musim kering yang disebabkan oleh El Nino.
 Pemeliharaan
Untuk mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pengawasan, dan
evaluasi, pemasangan papan informasi di lokasi tanam harus dilakukan. Paling
tidak, papan informasi tersebut berisi tentang luasan area tanam, jarak tanam,
daftar jenis pohon yang ditanam, dan rasio jenis pohon yang ditanam (pionir,
klimaks, MPTS). Pada periode pemeliharaan, petugas lapangan hendaknya juga
melakukan identifikasi jenis-jenis tanaman yang tumbuh alami di area
penanaman. Identifikasi ini berguna untuk mengetahui tanaman apa saja yang
dapat beradaptasi dengan baik pada lahan tersebut. Pelaksanaan identifikasi ini
juga berguna untuk mendapatkan bibit-bibit tanaman hasil permudaan alami yang
nantinya bisa dipakai untuk penanaman di area.
H. Potensi Ekonomi Reklamasi Lahan Bekas Tambang
 Kehutanan : Revegetasi Lahan Bekas Tambang
Penambangan, khususnya penambangan terbuka menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya adalah terbukanya tanah
pucuk, hilangnya bahan organik tanah, hilangnya mikroorganisme,
menurunnya status biodiversitas organisme baik flora maupun fauna,
meningkatnya laju erosi, aliran permukaan (run-off), sedimentasi dan
rusaknya wilayah penangkap air serta terganggunya tingkat stabilitas
lahan.
 Tanaman Pangan dan Perkebunan : Reklamasi Tambang untuk
menunjang Pengusahaan Tanaman Pangan dan Perkebunan
Pengusahaan tanaman pertanian sangat tergantung pada ketersediaan lahan
yang sesuai dengan persyaratan tumbuh masing-masing tanaman yang akan
diusahakan. Pada tanaman pangan kebutuhan media pada zona perakaran sangat
menentukan, karena penyebaran perakaran tanaman pangan paling dominan
adalah pada kedalaman 20-30 cm. Selain itu tanaman pangan umumnya
menghendaki tanah dengan reaksi tanah netral (pH antara 5-6,5). Tanaman pangan
dengan siklus hidup sekitar 3 - 4 bulan menghendaki jumlah air yang terdistribusi
merata sepanjang fase pertumbuhan dan perkembangannya.
 Peternakan Reklamasi Tambang untuk menunjang kegiatan Peternakan
 Perikanan : Reklamasi Tambang untuk menunjang kegiatan Perikanan
 Ekowisata : Reklamasi Tambang untuk menunjang kegiatan Ekowisata
Konsep umum dalam pengembangan lanskap bekas pertambangan adalah
tersedianya keragaman lanskap baik bersifat terrestrial maupun akuatik. Sehingga
pemanfaatan kubangan besar dijadikan lanskap danau, situ atau kolam besar
sebagai badan air yang dikombinasikan dengan RTH. Pemanfaatan lanskap
tersebut untuk fungsi perlindungan tanah & air, konservasi biodiversity,
penyimpanan Carbon dan keindahan lanskap bagi fungsi kenyamanan & estetika
lingkungan. Oleh karena itu diperlukan desain lanskap dengan basis pengelolaan
yang berkelanjutan.
Secara teknis usaha reklamasi lahan tambang terdiri dari recontouring/
regrading/resloping lubang bekas tambang dan pembuatan saluran-saluran
drainase untuk memperoleh bentuk wilayah dengan kemiringan stabil, top soil
spreading agar memenuhi syarat sebagai media pertumbuhan tanaman, untuk
memperbaiki tanah sebagai media tanam, revegetasi dengan tanaman cepat
tumbuh, tanaman asli lokal dan tanaman kehutanan introduksi. Perlu juga
direncanakan pengembangan tanaman pangan, tanaman perkebunan dan atau
tanaman hutan industri, jika perencanaan penggunaan lahan memungkinkan untuk
itu
 Menata (Melakukan penataan terkait tata ruang area pertambangan)
 Memulihkan (Melakukan pemulihan kembali keadan tanah pada daerah
bekas pertambangan, seperti pengurukan dan pengairan. Agar kembali
seperti semula)
 Memperbaiki kualitas lingkungan (memperbaiki kembali kualitas tanah
dan lingkungan disekitar daerah pertambangan) agar dapat berfungsi
kembali sesuai peruntukannya.
Reklamasi lahan bekas tambang selain merupakan upaya untuk
memperbaiki kondisi lingkungan pasca tambang, agar menghasilkan lingkungan
ekosistem yang baik dan juga diupayakan menjadi lebih baik dibandingkan rona
awalnya, dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan galian yang masih
tertinggal. Kegiatan reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan
usaha pertambangan untuk Menata, Memulihkan, Memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi sesuai peruntukanya.Kegiatan
reklamasi meliputi pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan
yang terganggu ekologinya dan mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah
diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya. Sasaran akhir dari
reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisinya aman,
stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali.

Anda mungkin juga menyukai